(L/C)
Letter of Credit (L/C) adalah jaminan kepastian membayar dari bank penerbit/issuing bank
atas permintaan nasabahnya/importir/applicant terhadap pihak beneficiary / eksportir, dengan
ketentuan bahwa pihak beneficiary / eksportir dapat menghadirkan / mempresentasikan
dokumen-dokumen yang sesuai dengan persyaratan L/C yang telah diterbitkan tersebut. Atas
dasar pengertian tersebut maka L/C merupakan sistem pembayaran dalam perdagangan
internasional yang paling aman karena ada pihak bank yaitu bank penerbit/issuing bank yang
menjamin pembayarannya, di samping itu juga pihak eksportir atau importir juga bisa
mendapatkan pembiayaan (hutang) dari Bank terkait jika menggunakan L/C dalam transaksi
ekspor impor nya, untuk menjaga cash flow keuangan perusahaan, jika dibutuhkan.
Ada berapa jenis sih Letter of Credit (L/C) tersebut? Secara umum dapat dibagi menjadi 3
kategori yaitu :
1. Sight L/C (pembayaran segera / atas unjuk) yaitu pembayaran oleh importir/issuing bank
kepada eksportir dilakukan segera setelah dokumen yang disyaratkan dalam L/C telah
dipenuhi semua dan telah dipresentasikan oleh eksportir secara benar dan lengkap.
2. Usance L/C (L/C dengan pembayaran berjangka) yaitu pembayaran oleh importir/issuing
bank dengan jangka waktu tertentu sejak penyerahan dokumen – dokumen yang sesuai
disyaratkan dalam L/C oleh eksportir. Jangka waktu pembayaran disini bermacam –
macam disesuaikan dengan perjanjian awal yang juga tercantum di dalam L/C tersebut.
Jangka waktu pembayarannya bisa bermacam – macam antara lain 60 hari, 90 hari, 120
hari, 180 hari setelah dokumen diterima secara lengkap dan benar oleh issuing bank.
3. Deffered Payment. Jenis L/C ini mirip dengan usance dimana pembayarannya akan
dilakukan oleh issuing Bank atau Bank yang ditunjuk (Reimbursing Bank) pada suatu
waktu tertentu yang telah ditentukan (“payment on dd/mm/yy”).
4. Usance Payable at Sight Basis (UPAS). L/C jenis ini merupakan L/C berjangka (Usance
L/C) yang pembayaran kepada eksportir/beneficiarynya dilakukan oleh issuing bank
secara sight yaitu pada saat dokumen telah dipresentasikan dan sesuai dengan persyaratan
dalam L/C. Dalam hal ini, ketentuan pembayaran berjangkanya berlaku antara
Importir/applicant dengan issuing bank.
Revocable L/C merupakan L/C yang dapat dirubah isinya / dibatalkan sepihak oleh importir
tanpa meminta persetujuan eksportir, selama eksportir belum memperoleh pembayaran dari
bank. Melihat sifatnya, L/C ini tidak menguntungkan bagi eksportir maka semenjak
diberlakukannya UCP 600 – Unitited Custom Practice for Domentary Credit- ( berlaku efektif
sejak 1 Juli 2007) maka revocable L/C ini tidak berlaku lagi.
2. Irrevocable L/C
Irrevocable LC merupakan kebalikan dari revocable /LC dimana isinya tidak dapat dirubah
secara sepihak, kecuali atas sepengetahuan dan persetujuan para pihak yang terlibat
(importir/applicant, issuing bank, confirming bank (jika ada), negotiating bank,
eksportir/beneficiary).
Irrevocable Confirmed L/C adalah L/C yang tidak dapat dirubah oleh sepihak dan dikuatkan oleh
Confirming Bank. Dengan demikian ada 2 penjamin yakni issuing bank dan confirming bank.
Untuk eksportir L/C jenis ini lebih aman, karena bila issuing bank gagal membayar, maka masih
ada confirming bank sebagai penjamin kedua. Kenapa bisa terjadi L/C confirmed ini?
Dikarenekan si eksportir/beneficiary ragu atas reputasi atau kredibilitas dari issuing bank
sehingga biasanya bank yang menjadi pengkonfirmasi adalah bank-bank besar dan ternama
reputasinya.
4. Transferable L/C
Jenis LC ini mulai ada berdasarkan atas pasal 54.a Uniform Customs and Practice For
Documentary Credit (UCP) ICC No.400. Dalam hal ini L/C memberi hak kepada eksportir
(beneficiary pertama) untuk menginstruksikan pada bank yang diamanatkan untuk membayar
atau akseptasi atau kepada setiap bank yang berhak melakukan negosiasi, untuk menyerahkan
hak atas kredit itu seluruhnya atau sebagian kepada satu atau lebih pihak ketiga (beneficiary
kedua). L/C ini digunakan bila eksportir (beneficiary pertama) sebenarnya adalah perantara,
sedangkan barangnya ada pada supplier yang dalam hal ini disebut “second
beneficiary/beneficiary kedua”. Transferable L/C hanya dapat dipindahkan/ditransfer sekali saja,
berarti second beneficiary tidak boleh memindahkan lagi L/C tersebut pada pihak lain. Kita
dapat mengetahui bahwa suatu L/C adalah transferable bila pada L/C dengan tegas disebut
“transferable”.
Back to back L/C biasanya digunakan dalam kondisi eksportir sebagai perantara (trader) dan
eksportir tersebut tidak menghendaki importir tahu dari mana sumber barang tersebut (supplier
sebenarnya). Oleh karena itu hal yang memungkinkan untuk dilakukan sebagai solusinya ialah
dengan menggunakan 2 (dua) L/C. L/C pertama (disebut master L/C) dibuka antara importir dan
si perantara (eksportir), sedangkan L/C kedua (disebut baby L/C) antara perantara (eksportir)
dan supplier sebenarnya. Beda master L/C dan baby LC adalah :
1. Beneficiary kedua (pada baby L/C) adalah supplier sebenarnya, sedangkan beneficiary
pertama (pada master L/C) adalah si perantara, kemudian, pada L/C pertama (master L/C)
importir adalah applicant, sedangkan pada L/C kedua (Baby L/C) applicantnya adalah si
perantara.
2. Jumlah harga pada L/C kedua (baby LC/) lebih rendah dari L/C pertama (master L/C),
selisihnya merupakan keuntungan si perantara.
3. Masa berlaku L/C kedua (baby L/C) lebih pendek dari L/C pertama (master L/C).
4. Tanggal pengapalan L/C kedua (baby L/C) lebih pendek dari L/C pertama (master L/C).
Resiko terbesar dari back to back L/C ini bagi si perantara/trader dan bank perantara tersebut
adalah jika master L/C dinyatakan discrepancy sedangkan baby L/C dinyatakan clean, dan terjadi
master L/C tak tertagih karena discrepancy sedangkan baby L/C wajib bayar karena clean.
Jenis L/C ini biasanya digunakan jika eksportir memerlukan modal untuk produksi atau
pengadaan barang yang akan diekspornya, jadi kondisi dalam red clause L/C adalah advising
bank atau confirming bank diberi kuasa oleh issuing bank untuk memberi uang muka pada
eksportir sebelum dokumen – dokumen perdagangan internasional (yang disyaratkan dalam
L/C) diserahkan kepada bank tersebut. Klausula tersebut dicantumkan dalam L/C atas
permintaan khusus dari importir dan kata-katanya tergantung pada permintaan importir.
L/C tersebut dinamakan red-clause, karena klausula tersebut ditulis dengan “tinta-merah”
agar menarik perhatian mengenai kekhususan L/C tersebut. L/C ini digunakan untuk
memberi “modal” dalam bentuk uang muka guna
membeli barang atau sebagian “prefinancing”. Sebelum menerima uang muka, eksportir
(beneficiary) harus membuat pernyataan / jaminan tertulis bahwa yaitu:
b. Akan menyerahkan dokumen-dokumen tepat pada waktunya & sesuai dengan persyaratan LC
c. Pembayaran uang muka yang telah dibayarkan di awal + bunga akan dipotong langsung
pada saat eksportir mendapat pembayaran dari bank Jadi disini dengan kata lain eksportir
berhutang terlebih dahulu ke bank dengan ”uang muka” tersebut & konsekuensinya wajib
mengembalikan ”hutang” ditambah dengan pembebanan bunga. Mengenai besarnya uang
muka harus disebut dengan jelas pada LC bersangkutan. Bagaimana bila eksportir setelah
menerima uang muka , gagal mengapalkan barang ? Jika hal tersebut terjadi maka advising
bank yang sudah memberi uang muka berhak untuk menagih pada issuing bank (uang
muka + bunga) dan issuing bank kemudian akan menagih pada importir . Importirlah
pada akhirnya yang akan menanggung semua beban. Oleh karena itu jenis LC ini
digunakan bila tingkat kepercayaan antara importir dan eksportir “tinggi”.
7. Revolving LC
Adakalanya importir memesan barang dengan nilai tertentu dalam jangka waktu tertentu
(misalnya 6 bulan). Nilai total misal USD 90,000 dan setiap bulannya melakukan transaksi
sebesar USD 15,000. Jika setiap bulan harus dibuka LC tertentu memerlukan biaya dan
waktu (kurang efektif dan efisien). Untuk itu salah satu solusinya adalah menggunakan
Revolving LC, yaitu LC yang dibuka sekali namun bisa digunakan untuk transaksi yang berulang
– ulang. Contoh Case: Berdasarkan contoh sebelumnya diatas bila pada suatu bulan
eksportir hanya dapat mengekspor barang senilai USD 10,000 sedangkan berdasarkan LC
ia seharusnya mengekspor barang sebesar USD 15,000 , maka sisa USD 5,000 yang tidak
terpenuhi pada bulan tersebut dapat ditambahkan pada bulan berikutnya sehingga pada bulan
berikutnya ekspor yang dilakukan eksportir tersebut sebesar USD 20,000. Namun harus diingat
bahwa jumlah keseluruhan selama 6 bulan tetap tidak boleh melebihi USD 90, 000
(kumulatif). *Note : Dalam hal kondisi LC menyebutkan non kumulatif, maka sisa yang tidak
digunakan pada bulan sebelumnya (USD 5,000) tidak boleh ditambahkan pada bulan
berikutnya. Jadi dalam kondisi non kumulatif tersebut setelah 6 bulan jumlah yang terealisir
bisa jadi kurang dari USD 90,000.
8. Standby LC
LC jenis ini digunakan untuk menjamin pembayaran bila suatu badan hukum (misal
perusahaan kontraktor) tidak dapat menyelesaikan suatu pekerjaan atas suatu kewajiban.
Dalam hal ini applicant mengajukan permohonan pada bank untuk membuka standby LC.
Bila kontraktor tersebut ternyata tidak mampu melaksanakan kewajibannya , maka pimpinan
proyek sebagai beneficiary akan menuntut pembayaran pada issuing bank sejumlah uang
sebegaimana ditetapkan dalam LC tersebut. Untuk mendapatkan pembayaran, maka
pimpinan proyek tersebut harus membuat “pernyataan” tertulis bahwa kontraktor tidak dapat
melaksanakan kewajibannya atau wanprestasi.
1. Restricted LC
Yaitu LC yang membatasi bank tempat pencairan (negosiasi wesel dan dokumen) dana yang
dilakukan oleh eksportir hanya pada bank yang disebut dalam LC.
2. Unrestricted LC
Adalah LC yang tidak membatasi bank tempat pencairan dana oleh eksportir pada bank tertentu
(biasanya di dalam LC disebutkan klausula “any bank”). Bentuk LC seperti ini juga biasa
disebut dengan negotiable LC.