Anda di halaman 1dari 17

A.

Pembayaran Terhadap Eksportir

Perlu diperhatikan bahwa pada hakikatnya dalam sebuah L/C impor, importir yang
bersangkutan menguasakan issuing bank untuk membayar lebih dahulu atau mengaksep
wesel yang ditarik eksportir kepadanya asalkan wesel dan dokumen-dokumen L/C yang
menyertainya sesuai dengan syarat-syarat L/C dan selanjutnya issuing bank tersebut
mengusahakan bank korespondennya ditempat eksportir, yakni advising bank, untuk membeli
atau mengaksep wesel L/C tersebut sesuai dengan syarat-syarat L/C.

Hal-hal apa yang dapat dilakukan oleh advising bank/negotiating bank atas wesel L/C yang
diajukan oleh eksportir yang bersangkutan, apakah membayar, menegoisasi atau mengaksep
wesel yang ditarik, adalah tergantung kepada instruksi atau kuasa yang diberikan oleh issuing
bank atau dinyatakan dalam L/C yang bersangkutan, kuasa mana dapat berupa :

1. Pembayaran (payment) wesel atas dasar “sight” terhadap:


a. Wesel sight yang ditarik pada advising bank.
b. Wesel sight yang ditarik pada issuing bank.
c. Wesel sight yang ditarik pada applicant (importir)
d. Wesel tenor (usance) yang ditarik pada advising bank.
e. Wesel tenor (usance) yang ditarik pada issuing bank.
f. Wesel tenor (usance) yang ditarik pada applicant (importir).

2. Negosiasi wesel (negotiation) atas:


a. Wesel sight yang ditarik atas issuing bank
b. Wesel sight yang ditarik atas applicant (importir)
c. Wesel tenor (usance) yang ditarik atas issuing bank
d. Wesel tenor (usance) yang ditarik atas applicant (importir).

3. Akseptasi (acceptance) atas:


a. Wesel tenor (usance) yang ditarik atas advising bank.
Ketiga jenis penyelesaian pembayaran wesel ini akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

1. Payment (pembayaran)

Semua L/C dan wesel dapat dibagi dalam dua golongan, yakni:

- Sight
- Time (usance)

Dalam hal yang umum maka pada sight L/C beneficiary (eksportir) yakni segera setelah
yang bersangkutan mengajukan dokumen-dokumen ekspor dan wesel yang ditarik. Wesel
sight tersebut dapat ditarik kepada advising bank, issuing bank atau applicant (importir),
tergantung pada syarat-syarat yang ditetapkan dalam L/C.

Hal yang lazim pula bahwa wesel yang ditarik usance (berjangka) adalah L/C berjangka
(time/usance L/C). Namun demikian perlu diperhatikan bahwa dalam melakukan
pembayaran atas wesel tenor (usance) tersebut dapat terjadi bahwa L/C mengizinkan bank
melakukan pembayaran at sight. Bank pembayar tersebut akan di reimburse oleh bank
koresponden diluar negeri juga “at sight”. Wesel tenor (usance) tersebut dapat ditarik
kepada advising bank, issuing bank applicant (importir) tergantung pada syarat-syarat
L/C.

2. Negotiation (negoisasi)

Negotiation atau negoisasi adalah istilah umum yang berlaku untuk mengatur sebuah kontrak
atau merundingkan syarat-syarat dan pembayaran atas sebuah kontrak.

Oleh karena itu beberapa pertimbangan pokok bagi sebuah bank dalam menegosiasi wesel
adalah

a. menilai integritas issuing bank/paying bank di luar negeri.

b. memeriksa dokumen-dokumen yang diserahkan untuk dinegosiasi ada "right of recourse'


(hak regres) terhadap eksportir. penarikan wesel benar. dokumen-dokumen yang diajukan di-
endorse sebagai yang disyaratkan.

c. pengamanan dari segi integritas dan kesanggupan keuangan (bonafiditas) eksportir


d. status report (laporan keadaan perusahaan) eksportir. Beberapa cara pelaksanaan negosiasi
Sebagaimana dinyatakan pada titik 2 di atas, ada berbagai jenis penarikan wesel yang dapat
dinegosiasi, baik atas wesel sight maupun weselusanceltenor.

Ada beberapa alasan mengapa negosiasi wesel dilakukan menunut kondisi yang berbeda beda
a. Negosiasi dilakukan oleh advising bank karena advising bank tersebut diminta oleh issuing
bank untuk menegosiasi LC, syarat mana dicantumkan dalam L/C yang bersangkutan

b. Negosiasi dapat dilakukan oleh advising bank atas dasar sight atau usance apabila
advising bank tersebut tidak secara tegas diharuskan membayar sight sebuah L/C yang
bersifat sight maupun usance, wesel mana ditarik atas importir atau issuing bank.

c. Dokumen-dokumen dan wesel dibawa oleh eksportir kepada banknya sendiri untuk
dinegosiasi, karena advising bank bukanlah bank eksportir tetapi dipilih oleh bank/importir

d. Negosiasi diminta oleh eksportir dilakukan oleh bank lain yang bukan bank- nya sendiri
atau bukan advising bank, yang kadang kadang terjadi apabila eksportir tersebut kurang puas
dengaa kecepatan-kecepatan pelayanan dali banknya, atau karena adanya fasilitas fasilitas
yang menguntungkan di bank lain tersebut Dalam berbagai cara negosiasi tersebut di atas
yang perlu diperhatikan adalah bahwa ada perbedaan yang pokok dalam hal tanggung jawab
bilamana tidak terjadi pembayaran, yakni Negosiasi atas wesel yang dilakukan oleh issuing
bank atau confirming bank adalah "without recourse to the beneficiary" (tanpa hak regres ke
pada beneficiary) Negosiasi atas wesel yang damkukan oleh dvising bank da oleh bank-bank
lain adalah "with recourse to the beneficiary" (dengan hak regres kepada beneficiary)
perhitungan-perhitungan negosiasi wesel.

3. Acceptance (akseptasi)

- Berbagai jenis acceptance

Acceptance (akseptasi) atas sebuah wesel L/C lazim dilakukan bilamana issuing bank L/C
yang bersangkutan memberikan kuasa kepada advising bank untuk mengaksep wesel
tenor/usance yang ditarik kepada advising bank.

Jadi pada dasarnya wesel tenor dapat ditarik atas:


a) Importir (applicant) bila mana wesel tenor ditarik atas importir (applicant) maka
issuing bank setelah menerima dokumen dan wesel dari advising bank akan
memperoleh acceptance dari importir.
b) Issuing bank , bilamana wesel tenor ditarik atas issuing bank, maka issuing bank
dalam L/C yang bersangkutan dapat memberikan kuasa kepada advising bank untuk
membayar ekportir atas dasar sight.
c) Advising bank dalam hal L/C dimana wesel ditarik atas advising bank, maka pada
hakikatnya fasilitas pembayaran untuk importir disediakan di negara eksportir.
Exportir dapat memilih apakah akan menunggu wesel tersebut hingga jatuh tempo
yang dengan demikian memberi fasilitas kepada importir, atau akan mendiskonto
wesel tersebut.
- Pelaksanaan acceptance
Acceptance (akseptasi) dalam sebuah wesel ditandai dengan membubuhi tulisan
“Accepted” dan tanda tangan di bagian depan wesel tersebut. Dengan melakukan
acceptance atas sebuah wesel maka yang menandatanganinya menyatakan ikatan dan
kewajiban untuk membayar nilai nominal wesel tersebut pada saat jatuh tempo. Oleh
karena itu pada hakikatnya eksportir yang weselnya diaksep baru boleh mendapat
pembayaran setelah wesel tersebut jatuh tempo untuk dibayar, yakni bisa 30, 60
sampai 180 hari kemudian.
Sebagaimana diketahui tenor dari wesel tersebut dapat dinyatakan dengan x days date,
yang berarti pembayaran x hari sejak tanggal wessel yang bersangkutan ( = after
draft’s date ). Bilamana tanggal tersebut dikaitkan dengan B/L , ada kalanya
disyaratkan wesel dengan istilah : after B/L date, yakni pembayaran beberapa hari
sejak tanggal penerbitan B/L. Apabila tenor wesel tersebut adalah x days right, maka
tanggal pembayaran adalah x hari sejak tanggal wesel tersebut diaksep (after sight).
Contoh : - Tenor sebuah wesel adalah 30 days after B/L date. B/L tersebut bertanggal
1 Februari. Wesel diserahkan kepada bank pada tanggal 4 Februari. Maka payee akan
menerima pembayaran tanggal 2 Maret, yakni 30 hari setelah tanggal 1 Februari.
- Tenor sebuah wesel adalah 60 days sight. Wesel tersebut bertanggal 1 Maret. Bank
menerima pengajuan wesel tersebut tanggal 5 Maret. Maka payee (penerima wesel)
akan dibayarkan 60 hari setelah 5 Maret.
- Tenor sebuah wesel adalah 90 days date. Wesel tersebut bertanggal 15 Agustus. Bank
menerima pengajuan wesel pada tanggal 1 September, maka payee akan menerima
pembayaran 90 hari setelah tanggal 15 Agustus.
Dalam praktek eksportir menginginkan pembayaran yang diaksep tersebut didiskonto
kepada bank atau pada pasar diskonto setempat untuk memperoleh pembayaran tunai.
Nilai wesel yang diterima akan berkurang dari nilai nominal wesel tersebut,
pengurangan mana tergantung pada biaya diskonto yang disebut “discounting
rate/charge”.
Bagi sebuah bank yang akan mendiskonto sebuah wesel L/C yang diaksep oleh
eksportir perlu diperhatikan benar syarat-syarat L/C yang bersangkutan apakah biaya
diskonto akan dibebankan pada importir dengan pencantuman “discount charges are
for applicant’s account,” karena bilamana tidak maka beneficiary (eksportir)-lah yang
akan membayanya (beneficiary’s account).
Bilamana L/C tidak menyebutkan apa-apa mengenai “discounting” maka beneficiary
tersebut diharuskan membayar biaya diskonto wesel dimaksud. Biaya
diskonto(discounting charge/rate) tersebut dinyatakan dalam persentase per tahun
(%p.a). sebagai contoh sederhana berikut ini adalah perhitungan diskonto wesel pada
sebuah bank di luar negeri.

Nilai wesel = US$20,000.00


Diskonto = 10% p.a.
Tenor = 90 days dat (kira-kira ¼ tahun)
Maka wesel yang diaksep oleh bank tersebut ekan dijual oleh payee menjadi sebesar:

US$20,000-(US$20,000 X 0,10 X ¼)
US$20,000-US$500=US$19,500

Perlu dicatac bahwa perhitungan tersebut di atas adalah kelaziman di luar negeri yang
umumnya jumlah hari bunga sejak negosiasi wesel adalah tepat sesuai dengan tenor wesel
yang bersangkutan. Dalam hal perhitungan diskonto wesel di indonesia dalam prakteknya
hari bunga negosiasi wesel tersebut tidaklah tepat sama dengan tenor wesel oleh karena
waktu yang diperlukan untuk penyiapan dokumen-dokumen pengapalan yang akan diajukan
ke bank.
Khususnya wesel yang ditarik after B/L date, misalkan tenor wesel adalah 60 days after B/L
date, apabila tanggal B/L misalnya tanggal 20 augusts, negosiasi wesel dilakukan tanggal 57
hari. Selanjutnya diskonto akan dihitung berdasarkan jumlah hari bunga 57 hari tersebut, jadi
bukan 60 hari. [Lihat con toh perhitungan dalam Bab 9.A.b.2(16) a].

Dalam bubungan kemungkinan kerugian perhitungan hari bunga pada rekening bank devisa
di koresponden luar negeri maka bank-bank devisa di indonesia yang memberidiskonto pada
eksportir tersebut mengadakan kebijaksanaan masing-masing dalm akseptasi/diskonto wesel-
wesel yang diajukan eksportir, antara lain:

- Mengajukan akseptasi/diskonto wesel nanya yang ditarik after diaft’s date atau B/L
date.
- Bilamana wesel ditarik after sight (x day’s sight), maka penghitungan hari bungan
adalah tanggai setelah wesel tersebut diaksep di luar negeri (jangan mendahului
pembayaran sebelum ada akseptasi bank luar negeri).
- Perhitungan diskonto wesel after B/L date harus memperhatikan tanggal negosiasi
wesel.

Untuk maksud diskonto tersebut maka kepada eksportir oleh bank pemberi diskonto akan
diminta membuat surat pernyataan dalam rangkap 3 yang bermetarai: 1 lembar untuk
eksportir dan 2 lembar untuk bank.

Perlu diketahui bahwa “discount rate” tersebut dapat berubah-udah tergantung pada keadaan
pasar. Di indonesia diumunkan oleh bank indonesia pada waktu-waktu terten tu, yang saat
ini adalah 6% per tahun. Wesel yang didiskonto oleh namk devisa di indonesia di rediskonto
(didiskonto kembali) ke bank indonesia dengan tingkat bunga diskonto bank indonesia yang
sama.

Peranan wesel yang diaksep atau di “diskonto” oleh bank-bank ini lebih lanjut akan dibahas
dalam bad 8.
Untuk lebih mendalami arti dari discounting dan negotiation yang berkaitan dengan wesel
yang ditarik oleh eksportir dalam sebuah L/C, berikut ini dicantumkan perbedaan-perbedaan
fasilitas tersebut:

DISCOUNTING(DISKONTO)

1. Harus ada sebuah wesel.


2. Wesel harus bersifat usance/term
3. Wesel harus ditarik atas bank.
4. Wesel harus diaksep.

NEGOTIATION (NEGOSIASI)

1. Tidak diharuskan adanya sebuah wesel, adalah mungkin untuk menegosiasi dokumen-
dokumen pengapalan.
2. Wesel boleh bersifat sight atau usance/term.
3. Wesel, kalau ada, dapat ditarik atas bank atau importir.
4. Sangat tidak mungkin bahwa wesel akan diaksep.

DISCOUNTING (DISKONTO) NEGOTIATION (NEGOSIASI)


Harus ada pasar untuk merediskonto wesel Tidak ada pasar untuk dokumen – dokumen
yang dinegosiasi
Issuing bank atau advising bank dapat Advising bank biasanya menegosiasi
mendiskonto wesel yang ditarik kepadanya dokumen – dokumen, sedang issuing bank
tipernah
Wesel dapat ditahan dalam portofolio atu Wesel akan dikirim ke luar negeri untuk
rediskonto setelah diskonto dilakukan pembayaran dan tidak ditahan oleh bank
yang menegosiasi
Sitertarik/ yang mengaksep harus mempunyai Sitertarik/yang mengaksep adalah pihak
nama yang dapat dipasarkan sekitar tempat tertentu diluar negeri
bank yang mendiskontokan tersebut
Wesel akan dibayarkan ditempat bank yang Wesel dibayarkan di luar negeri
mendiskonto
SCHEDULE OF REMITTANCE, REIMBURSEMENT REQUEST, DAN
REIMBURSEMENT AUTHORIZATION

1. Schedule Of Remittance (S. R.)

Setelah melaksanakan pembayaran tertentu, maka bank akan mengambil langkah –


langkah, yaitu dengan segera menagih pembayaran issuing bank, paying bak, atau
reimbursing bank sesuai dengan intruksi yang dicantumkan dalam syarat L/C yang
bersangkutan. Caranya adalah dengan meneruskan dokumen serta wesel L/C yang telah
dinegosier tersebut dengan formulir yang brtupa Surat Pengantar Dokumen. Di Indonesia
formulir itu sering disebut dengan “Schedule of Remittance” atau “Remitting Schedule”.

Schedule of Remittance atau yang sering disebut dengan S. R. berbentuk kolom yang
menguraikan keterangan seperti L/C, wesel, jenis, dan jumlah dokumen – dokumen
pengapalan yang dikirimkan dan cara pengiriman dokuman tersebut. Selain itu, bagian
terpenting adalah kolom atau ruangan yang disediakan dibawah untuk instruksi khusus
kepada bank importer tentang pelepasan dokumen dan cara pembayaran, yang sering
disebut dengan “Special Instructions” atau “Disposal Instruction”.

Dalam kolom ini dapat dicantumkan pernyataan bahwa syarat L/C telah dipenuhi.
Selanjutnya dalam kaitan pembayaran, apabila pembayaran akan dilakukan oleh opening
bank/paying bank sendiri, yang merupakan “Depository Correspondent” negotiating
bank, maka bunyi intruksi negotiating bank dapat sebagai berikut :

 Bila draft (wesel) at sight:


For the proceedsamounting to …………………. Please credit our Bank XYZ
Head Office Account No. ………………….. with you (nama Depository
Correspondent) quoting our reference No. BP ………. Under advice to our
Head Office Account and copy to us, charges if any, to be collected from
drawee.
 Bila draft (wesel) usance/tenor:
The draft(s) after being accepted by yourselves, please return by registered
mail to X Bank Head Office and a copy to us (Cabang Bank X pelaksana
ekspor)
Atau:
The draft(s) after being accepted by yourselves, please retain until maturitu
date upon which payment should be effected by crediting our account no
…………………. With you. A letter of advice to our Head Office and a copy
to our branch (Cabang Bank X Pelaksana Ekspor)

Bunyi intruksi-intruksi tentang penyelesaian pembayaran/reimbursement dalam


“Disposal Instruction” tersebut dapat bervariasi dan disesuaikan juga dengan
reimbuserment instruction dari issuing bank pada setiap L/C yang dibuka, yang antara
lain menginstruksikan kepada negotiating bank sebagai berikut:

1. Mendebit rekening issuing bank (bila adahubungan rekening)


2. Memberikan instruksi kepada issuing bank untuk mengkredit “Nostro
Account” dalalm Valuta Asing (bila ada hubungan rekening)
3. Menunjuk bank kepada siapa pembayaran akan dilakukan
4. Menarik wesel kepada sebuah bank yang akan diinstruksikan oleh issuing
bank untuk melakukan pembayaran atas L/C yang disamapaikan oleh advising
bank (contoh wesel lihat Form 7.8 dan form 7.9)
5. Dalam keadaan tertentu, advising bank menerima ganti pembayaran tunai dari
issuing bank pada saat bank tersebut diminta meneruskan L/C yang
bersangkutan
6. Bila tidak ada instruksi reimbursesement maka bagi advising bank tidak ada
pilihan lain kecuali meneruskan dokumen-dokumen tersebut atas dasar
collection untuk dibayar (pembayaran baru dilakukan setelah diterima tagihan
pembayarannya)

Atas wesel sightdan B/L yang dinegoisasi dan disertakandalam dokumen-dokumen


pengapalan pada “Schedule of Reimbursement”, maka “negotiating bank” akan
mengendorsenya kepada issuing bank/paying bank dengan cara membubuhkan
klausula serta tanda tangan pada punggung wesel dan B/L sebagai berikut:

Pada Wesel : Pay to the order of ……. (koresponden)


………… (tempat) ………. (tanggal)
Pada B/L : Deliver to the order of ……. (koresponden)
………… (tempat) ………. (tanggal)
Negotiating Bank yang bersangkutan

Dalam hal wesel usance maka wesel setelah diaksep oleh bank koresponden
akan di terima kembali oleh advising bank (bank devisa pelaksana) dan pada tanggal
jatuh temponya akan ditagih kembali pada bank koresponden yang mengaksep wesel
tersebut. Dapat pula wesel tersebut setelah diaksep tetap ditahan oleh accepting bank
sampai pada jatuh tempo nanti dilakukan pembayaran. Atau bila eksportir
menghendaki, tergantung pada syarat L/C maka wesel tersebut dapat dinegosier oleh
bank devisa pelaksana dan bank tersebut selanjutnya akan menarik wesel (banker’s
draft) yang akan dikirimkan ke bank koresponden untuk diaksep/diskonto oleh bank
koresponden tersebut atau dibayar pada waktu jatuh tempo.
Sekedar informasi dijelaskan bahwa hubungan antara dua buah bank di
tempat/di nedarayang berbeda dapat bersifat hubungan rekening dimana salah satu
atau masing-masing merupakan “depository correspondent“ dari yang lain.

Dalam kaitan pemeliharaan rekening ini, dibedakan istilah berikut yang berasal
dari bahasa latin:

“NOSTRO” : our money with you


“VOSTRO” : your money with us
“LORO” : their money with us

Pada Umumnya bank lebih banyak memelihara “NOSTRO ACCOUNT” dalam


mata uang US$, karena mata uang tersebut masih tersmasuk yang paling kuat dipasar
uang internasional, dan terutama di Indonesia karena umumnya pembayaran dalam
transaksi luar negeri lebih banyak dilakukan dalam mata uang US$ . Namun untuk
melancarkan transaksi luar negeri dengan berbagai negara – negara lain, maka setiap
bank dengan kebijaksanaan masing – masing secara selektif dan terbatas memelihara
juga “NOSTRO ACCOUNT” dalam mata uang (valuta) negara tertentu, seperti
Deutsche Mark (DM) – Germany, French Franc (Fr. F) – Prancis, English Pound
Streling(£) – Inggris, Yen (¥) – Jepang, dsb.
Oleh karena banyak mata uang negara – negara lain digolongkan
“inconvertible”, termasuk Rupiah Indonesia, maka antar bank – bank di Indonesia dan
bank korespondennya jarang sekali ada hubungan rekening yang timbale balik yaknik
“NOSTRO dan VOSTRO ACCOUNT”. Itulah sebabnya reimburshing bank itu
diperlukan. Reimburshing bank tersebut tidak jarang adalah “Jepository
Correspondent” dari kedua bank yang terlibat, yakni dari issuingdan negosiating
bank, dimana kedua bank tersebut memelihara rekening pada bank yang sama dalam
valuta yang sama, yang tentu saja lebih mudah penyelesaiannya.
Schedule of Remitance diisi dengan data-datayang diperlukan saja padaformulir
masing-masing bank.
1.Schedule of Remitance dibuat atau ditebitkan bank untuk pelaksanaan pengiriman
dokumen ekspor dan atau meminta reimburcement hasil ekspor bersangkutan kepada
koresponden.
2. schedule of REmitance dibuat dalam beberapa rangkap sesuai keperluan masing-
masing bank devisa antara lain:
o Lembar 1 & 2 dan 3 & 4 untuk koresponden
o Lembar ke-5 untuk file bank atau cabang pelaksana
o Lembar ke-6 untuk kantor pusat bank devisa
o Lembar ke 7&8 untuk koresponden selain paying bank
o Lembar ke 9 & 11 ekstra copy untuk Bank Indonesia dan instansi lain yang
memerlukan
o Lembar-lembar ekstra, tergantung keperluan, untuk administrasi pembukuan,
dll.
3. Coret/matikan salah satu sesui keperluan:
a. ………………………..this BP/BC No……………………………..
b. ……………………negotiated bills/bills for collection
4. Isi dalam kotak/kolom ytang telah disediakan hal-hal sebagai berikut:
 Nama dan alamat koresponden kemana dokumen ekspor bersangkutan dikirim
 Nama kota dan tanggal penerbitan schedule of remittance
 Nomor registrasi BP/BC bersangkutan
 Nomor registrasi PEB bersangkutan
 Nomor referensi kawat atau surat atau opening bank
5. Kolom kotak 5 hanya diisi jika schedule of remmitance dipergunakan untuk
melaksanakan permintaan reimburce hasil ekspor kepada salah satu bank koresponden
yang ditunjuk dalam L/C. Schedule of Remmitance berfungsi sebagai Reimbursement
Request dan L/C meminta agar dalam pelaksanaan reimburse dimaksud (cabang) bank
harus menunjuk nomor surat/kawat referensi mereka.
6. Nama eksportir
7. Nomor daftar eksportir
8. Tanggal draft eksportir
9. “at sight”
10.Jumlah draft yang ditarik eksportir
11. Nomor dan tanggal L/C serta nama issuing bank bersangkutan
12. a. Jumlah pecahan lembaran set lengkap (Negotiable B/L).
B/L diterbitkab maskapai pelayaran – 1 (Satu) Lembar Pemngiriman Kedua
(Second Mail), misalnya 2/3, 3/4, …………………….. 7/8 dan sebagainya.
Dalam hal L/C meminta pengiriman beberapa lembar extra copy B/L yang nn-
negotiable maka dapat ditambahkan/dipenuhi dangan catatan …………… extra
copy.
c. 1/……………… diisi dengan angka jumlah lembaran B/L (full set B/L) yang
diterbitkan oleh maskapai pelayaran, misalnya 1/3, 1/4 ……………. 1/8 dan
sebagainya.
13. s/d 20
a. Jumlah perincian lembaran dokumen bersangkutan yang diterbitkan/dikirimkan
kepada koresponden misalnya 1/3, 1/4, ……………. 1/8 dan sebagainya.
b. 1/…………….. diisi dengan angka jumlah lembaran dokumen bersangkutan
diterbitkan/dikirimkan kepada koresponden misal 1/3, 1/4 ……… 1/8 dan
sebagainnya.
Catatan : Kotak 19 dan 20 diperuntukkan bagi dokumen lain yang diminta dalam
L/C misalnya measurement list, log list, dan sebagainya.
14. Jumlah (tonage) dan nama barang yang di ekspor
15. Pelabuhan pengiriman/pemuatan ke pelabuhan tujuan, misalnya: “Form Ujung
padang, Indonesia port to Yokohama or Tokyo, Japan.”
16. Namakapal pengangkutan dan tanggal pemuatan/tanggal B/L
17. Klausula reimbursement atau instruksi lainnya sesuai keperluan
18. Nama cabang dan tanda tangan serta nama jelas pejabat yang berwenang atas S. R
yang dikirim kepada bank koresponden, lembar ke-2 dimaksud sebagai tanda tangan
terima bank koresponden
2. Reimbursement Request
Disposal instruction dalam Schedule of Remmitance akan segera efekif apabila bank
yang menerimanya bertindak sebagai paying bank. Apabila yang akan melakukan
pembayaran atau reimbursement tersebut adalah bank ketiga yang ditunjuk oleh issuing
bank sebagai bank pembayar yang disebut “Reimbursing Bank”, maka secara khusus
negotiationg bank harus membuat permintaan reimbursement kepada bank ketiga dalam
bentuk sebuah formulir, yang bisa diberi judul “Reimbursement Request” atau
“Reimbursement Claim”. Formulir tersebut menggunakan kepala surat negotiating bank
yang bersangkutan yang biasanya telah dicetak kalimat-kalimat standarnya dan tinggal
mengisi kolom-kolom yang kosong.
Formulir disiapkan dalam beberapa rangkap menurut keperluannya, diantaranya 2
lembar dikirim kepada issuing bank dengan maksud 1 lembar akan dikirim kembali oleh
bank tersebut sebagai tanda terima. Lembar-lembar lainnya adalah untuk bank
koresponden yang lain dari paying/reimbursing bank, bila diperlukan, serta untuk
keperluan negotiationg bank itu sendiri, kantor pusat serta unit-unitnya guna pengawasan
dan arsip.
Umumnya contoh formulir Reimbursement Request tersebut mencantumkan
keterangan-keterangan tentang L/C tersebut serta petunjuk pengkreditan hasil
reimbursement. Apabila diperlukan, sebagaimana halnya dalam Schedule of
Remmitance, maka dalam reimbursement request ini dapat dicantumkan keterangan
bahwa negosiasi telah sesuai dengan syarat-syarat L/C (Negotiated in compliance with
the terms and conditions of the L/C).
Perlu diperhatikan bahwa nomor registrasi Reimbursement Request ini haruslah sama
dengan Schedule of Remmitance. Selanjutnya juga harus diperiksa syarat-syarat L/C
apakah Reimbursement Request perlu dilampiri dengan wesel. Form Reimbursement
Request adalah wesel bank luar negeri yang ditarik sight sebgai reimbursement sebesar
nilai wesel L/C yang dinegosiernya. Wesel ini ditarik oleh negotiating bank, jadi
merupakan banker’s draft dan menyertai reimbursement claim atau reimbursement
request. Hasilnya kemudian akan dikreditkan kedalam rekeing bank pada paying atau
reimbursing bank sesuai dengan petunjuk dalam reimbursement request. Reimbursement
request adalah wesel yang diterbitkan oleh bank devisa di Indonesia dalam rangkap dua
dengan dibubuhi materai secukupnya dan diendorse kepada order koresponden.
Kata Resimbursement berasal dari kata kerja “to reimburse” dengan arti mengganti
pembayaran. Jadi dalam negotiating bank tadi meminta reimbursement adalah meminta
pengganti pembayaran atas pembayaran yang telah dilakukannya untuk kepentingan
issuing bank. Meminta reimbursement sering dinyatakan dengan “to claim
reimbursement” sedang reimburshing bank dalam melunasi permintaan reimbursement
tersebut sering disebut “to honour reimbursement claim” atau disebut “to honour
reimbursement drawing”

Petunjuk pengisian formulir “Reimbursement Request”


1. Reimbursement Request dibuat/diterbitkan oleh (cabang) bank untuk melaksanakan
permintaan reimbursement proceeds ekspor kepada paying bank yang ditunjuk oleh
opening bank dalam L/C. kepada formulir menggunakan nama dan alamat (cabang)
bank.
2. Reimbursement Request dibuat dalam beberapa rangkap sesuai keperluan bank devisa
yang bersangkutan, yang antara lain adalah:
 Lembar ke-1,2 : Untuk koresponden (paying bank) dan lembar ke-2 akan
dikirim kembali sebagai tanda terima.
 Lembar ke-3 : untuk file (cabang) bank devisa
 Lembar ke-4 : untuk Kantor Pusat bank devisa
 Lembar ke-5 & 6 : untuk korespondensi selain paying/reimbursing bank (jika
perlu)
 Lembar ke-7 : untuk unit bank lainnya, sesuai keperluan.
 Lembar ke-8 s/d 10 : extra copy
3. Isi kolom yang telah disediakan dengan Nomor Registri BP/BC yang bersangkutan

3. Reimbursement Authorization

Perlu diketahui bahwa tidak selamanya bank-bank yang terlibat dalam penyelesaian
sebuah transaksi ekspor impordengan L/C memiliki hubungan rekening, dan kendati pun
mempunyai hubungan rekening kemungkinan tidaklah dalam valuta L/C yang sedang
direalisir. Oleh karena itulah harus menggunakan bank ketiga yang merupakan bank
koresponden pada bank mana issuing bank tersebut mempunyai rekening dalam valuta L/C
yang bersangkutan dan bank ketiga teersebut ditugaskan untuk me-re imburse dengan kuasa
yang disebut “Authorization to Debit”, Authority for reimbursement on letter of credit, atau
“reimbursment authorization”, yang maksutnya sama.
Sebuah reimbursment authorization yang diberikan sebuah bank kepada
korespondenya akan mencantumkan keterangan-keterangan sebagai berikut:

1. Nomor L/C
2. Jumlah yang dikuasakan untuk dibayar
3. Tanggal berakhirnya kuasa
4. Tenor (pembayaran “sight” atau “term”/”usance”)
5. Instruksi-instruksi khusus tentang pembebanan-pembebanan kawat dan lain-lain.

C. PENGAWASAN PEMBAYARAN HASIL EKSPOR DAN KLAIM “OFFER DO


INTEREST” OLEH ADVISING/ NEGOTIATING BANK

Setelah dokumen-dokumen dan wesel eksportir dinegosiasi oleh bank ditempat


eksportir maka selanjutnya dokumen-dokumen dan wesel tersebut diteruskan kepada bank
untuk meminta pembayaran. Berapa lama waktunya diterima pembayaran dr bank
koresponden tersebut tergantung pada cara pengiriman dan negara tuhjuan serta ada atay
tridaknya permasalah-permasalahan dalam dokumen atau wesel tersebut. Oleh karena itu
advising /negotiating bank ditempat ekspor wajib mengadakan pengawasan pelaksanaan
pembayaran tersebut dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut ;

1. Kelayakan waktu pembayaran oleh koresponden / hasil ekspor yang normal di


indonesia
2. Mengawasi apakah pembayaran oleh koresponden dilaksanakan dalam waktu
yang wajar / layak
3. Untuk dapat mengetahui berapa lama suatu hasirv ekspor ditunda pembayarannya
oleh koresponden, diperlukan adanya data yang kongkrit sebagai pembanding
4. Berdasarkan penelitian data titik 2 dan 3 akan dapat ditarik suatu kesimpulan
apakah ada penundaan pembayaran yang dilakukan koresponden atau tidak
5. Dalam hal tertentu kelambatan pembayaran dapat pula disebabkan oleh kesalahan
pihak dalam negeri (ekportir atau bank)
6. Setelah dilaksanakan penelitian data bersangkutan maka bank akan mengajukan
klaim overdue interest kepada korespnden dan dilampiri kopi data
7. Besarnya suku bunga claim overdue interest adalah 9% p.a. (tergantung rate yang
berlaku saat itu)
8. Jumlah hari bunga yang diperhitungkan adalah terhitung sejak diterimanya
dokumen oleh koresponden yang dapat terlihat dari tanggal penerimaan dalam hal
tidak terdapat tanggal penerimaan dan menurut penelitian cabang ternyata
pengiriman dokumen baik oleh cabang maupun penerusnya
9. Dalam hal keterlambatan pembayaran atas seatu hasil ekspor dilakukan oleh
beberapa bank koresponden, misalnya disamping dari opening bank juga boleh
depository koresponden, maka pengajuan klaim overdue interest ditunjukkan
kepada bank bank bersangkutan secara proposional, yaitu berdasarkan
keterlambatan waktu pembayaran masing masing
10. Dalam hal bank koresponden menganggap jangka waktu pembayaran adalah
wajar, sehingga klaim overdue interest ditolak pembayarannya oleh mereka
11. Claim overdue interest lazim dilakukan bank hanya apabila claim tersebut tidak
kurang dari US $25 atu nilai yang sama dengan valuta asing lainnya
12. Dalam hal kelambatan karena kesalah eksporir, berdasarkan penelitian yang
seksama bank membebankan klaim overdue interest kepada nasabah yang
bersangkutan itu
13. Dalam hal terjadi pertikaian antara bank dengan eksportir atau apabila eksportir
mengajukan keberatan atau meminta keringanan, maka bank dapat
memopertimbangkannya sesuai kebijakan bank tersebut

D. PENYELESAIAN OEH ISSUING BANK / PAYING BANK / REINDURSING BANK

Tergantung pada syarat – syarat L/C dan penarikan wesel serta reindursment, maka
bank bank yang bersangkutan, issuing bank / paying bank / reindursing bank,
mereimbursment negotiating bank sebagaimana mestinya, dengan catatan bahwa dokumen-
dokumen sesuai dengan persyaratan L/C

Perlu diingat bahwa issuing bank tidak dapat menolak permintaan reindursment dari
advising / negotiating bank atas dokumen dokumen yang telah sesuai dengan syarat syarat
L/C tersebut, hanya karena importir tidak mau membayar.

Dalam hal “acceptance” maka wesel tersebut di accept oleh issuing bank / paying
bank dan dikembalikan pada advising bank dengan kuasa mendebit rekening yang
bersangkutan.

E. PENYELESAIAN OLEH IMOPORTIR

Atas dokumen – dokumen pengapalan tersebut importir melakukan penelitian-


penelitian apakah sama dengan syarat – syarat L/C. Apabila ternyata ada penyimpangan –
penyimpangan dari syarat syarat L/C maka importir berhak menolak untuk mengadakan
pembayaran atau membayar ”on collectioan basis” (atas dasar tagihan).

Dalam kondisi tertentu importir dapata meminta fasilitas pembiayaan untuk fasilitas
penebusan dokumen-dokumen pengapalan tersebut sepertiu “trust recipeted” “guarantee
missing” B/L dan sebagainya (lihat BAB 8). Selanjutnya dengan pembayaran yang telah
dilakukan atau fasilitas bank yang telah diterima, importir dapat memperoleh dokumen-
dokumen pengapalan dan selajutnya dfapat mengambil barangnya sendiri atau melalui
forwarding agent dari maskapai pelayaran.

F.SEKILAS TENTRANG BILLS OF COLLECTION

Pembayaran atau pembelian wesel dilaksanakan hanya atas dasar kepastian bahawa
syarat- syarat L/C telah dipenuhi. Namun adakalanya negotiating bank harus menerima
dokumen-dokumen yang diserahkan oleh eksportir yang didalamnya terdapat penyimpangan
syarat-syarat L/C (discrepancies). Untuk itu pembayaran terhadap eksportir terhadap bank
tersebut di syaratjan hanya setelah dilakukan tagihan bank diluar negeri (importie) dan
tagihan tersebut disetujui dan dibayarkan kepada negotiating bank. Pengiriman dokumen
ekspor dan wesel dengan tagihan dapat dilakukan dengan form S.R. (lihat form 7.3) dengan
mencoret kata “negotiated BILLS” apabula terdapata penyimpangan (discrepancies) dalam
dokumen L/C atau apabila negotiating bank belum mengenal atau percaya akan issuing
bank/paying bank atau impor diluar negeri.

ada dua jenis dokumentari bills for collection ( wesel dengan tagihan ):

1. Documents against payment (D/P)


Dalam hal ini eksportir menarik wesel sight atas pembeli diluar negeri.
Dokumen-dokumen pengapalan diserahkan eksportir kepada banknya dengan
instruksi bahwa doumen-dokumen tersebut akan diserahkan kepada pembeli
hanya setelah diadakan pembayaran.
2. Documents against acceptansu (D/A)
Dalam hal ini eksportie menarik wesel usance/tenor atas pembeli diluar negeri.
Dokumen-dokumen pengapalan disertakan pada wesel tersebut. Dokumen
tersebut diserahkan pada eksportir kepada banknya dengan instruksi bahwa
dokumen- dokuemn akan diserahkan kepada pembeli setelah wesel di accept
yang bersangkutan dang akan menerima pembayaran sejumlah wesel tersebut
dari importir pada tanggal jatuh waktu.

Anda mungkin juga menyukai