Anda di halaman 1dari 8

Pola Pembayaran Dalam Perdagangan Internasional

Kesalahan teknis pembayaran perdagangan Internasional dapat menjadi


salah satu penyebab kebangkrutan bisnis dan konglomerasi di samping
tidak dikelolanya risiko valas. Kebangkrutan tersebut mengakibatkan
krisis ekonomi di kawasan Asia mulai 1997. Walaupun, sebenarnya
krisis juga memberi keuntungan besar bagi eksportir.

Lima alat pembayaran utama:


1. Cash in advance.
2. L/C.
3. Draft atau Bill of Exchage.
4. Consignment.
5. Open account.
6. Counter Trade.

1. Cash Advance atau Advance Payment


Pembayaran dilakukan sebelum barang dikirim, artinya sama saja
importir memberikan kredit kepada eksportir untuk mempersiapkan
barang.
Dalam sistem pembayaran ini pembeli (Importir) membayar dimuka
(pay in advance) kepada penjual (Eksportir) sebelum barang-barang
dikirim oleh penjual tersebut.
Faktor pertimbangan dilakukannya sistem ini antara lain:
a. Importir percaya bahwa eksportir akan mengirim barang.
b. Importir yakin bahwa negara eksportir tidak melarang ekspor
setelah barang dibayar.
c. Negara importir tidak melarang pembayaran di muka.
d. Importir mempunyai likuiditas yang cukup atau memperoleh modal
kerja melalui fasilitas ekspor.
Pembayaran di muka dapat dilakukan dengan:
a. Cek / Bilyet Giro
b. Banker’s Draft.
c. Mail Payment Order.
d. Cable Payment Order.
e. International Money Order.

Dengan cara ini resiko ditangani importer, oleh karena itu hanya
dilakukan:
 Sesama grup perusahaan
 Antara induk dan cabang di luar negeri
 100% percaya
2. Letter of Credit
Suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan
importir yang ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi
relasi importir tersebut, dan memberikan hak kepada eksportir untuk
menarik wesel-wesel atas importir bersangkutan.
Sistem pembayaran dengan L/C merupakan cara yang paling aman
bagi eksportir untuk memperoleh hasil dari penjualan barangnya dari
importir, sepanjang eksportir dapat menyerahkan dokumen-dokumen
sesuai dengan yang disyaratkan dalam L/C.
Kepastian akan amannya kepentingan kedua belah pihak
(eksportir dan importir) dengan menggunaan L/C antara lain:
a. Kepada penjual dipastikan akan adanya pembayaran bilamana
dokumen-dokumen pengapalan lengkap sesuai dengan syarat L/C
b. Kepada importir dipastikan bahwa pembayaran hanya dapat
dilakukan oleh bank bila sesuai dengan persyaratan L/C.
Keuntungan bagi eksportir:
a. Menghilangkan risiko kredit.
b. Mengurangi bahaya penundaan pembayaran karena pengendalian
nilai tukar atau tindakan politik lainnya.
c. Mengurangi ketidakpastian.
d. Terlindung dari risiko sebelum pengiriman.
e. Memastikan pembayaran atas produk.

Keuntungan bagi importir:


a. Pembayaran dilakukan jika kondisi yang ditetapkan dalam L/C
terpenuhi.
b. Setiap dokumen yang diperlukan telah diinspeksi secara teliti oleh
orang yang berpengalaman.
c. Importir dapat meminta jangka waktu pembayaran kredit yang
lebih baik.
d. Tidak ada pembekuan dana jika L/C diubah menjadi cash in
advance.
e. Dalam hal dana sudah dibayarkan (melalui bank), lebih mudah
menarik kembali dananya jika eksportir tidak mampu melakukan
pengiriman yang pantas.

Kerugian bagi importir:


a. Syarat dan ketentuan yang berlaku di bank mungkin memberatkan
importir, misalnya karena importir dianggap belum bonafide atau
nilai transaksi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
b. Tidak banyak bank yang dapat mengeluarkan L/C, terutama di
masa krisis ekonomi.

Jenis-jenis L/C:
a. Documentary dan Non-documentary L/C:
1). Documentary L/C. Sebagian besar L/C berjenis ini, yaitu L/C
yang berhubungan dengan transaksi komersial. Biasanya
terdapat kata-kata “accompanied by” di dalamnya.
Surat wesel (draft) dari eksportir harus disertai dengan:
a). Semua faktur.
b). Surat asuransi.
c). Invoice atau surat tagihan dan sejenisnya.
2) Non-documentary L/C atau Clean L/C, biasanya untuk
transaksi nonkomersial.
b. Revocable dan Irrevocable L/C:
1). Revocable L/C, yaitu L/C yang dapat dibatalkan oleh eksportir
tanpa persetujuan.
2). Irrevocable L/C, yaitu L/C yang tidak dapat dibatalkan oleh
kecuali dengan persetujuan oleh pihak-pihak terkait.
c. Dilihat dari cara pembayarannya:
1). Payment L/C: Pembayaran sebesar 100% dari nilai transaksi.
2). Acceptance L/C: Pembayarannya melalui akseptasi atau
accepting bank yang ditunjuk oleh issuing bank untuk
mengakseptasi draft atau bill of exchange yang diajukan oleh
drawer.
3). Negotiation L/C: Pembayarannya melalui negosiasi dengan
bank lain yang diberi kuasa untuk negosiasi dokumen ekspor.
Negotiating bank disebut dalam dokumen L/C.
4). Restricted L/C: L/C ini membatasi pengambilalihan dokumen
ekspor (Export Dokuments Negotiation) hanya kepada bank
yang ditujukan dalam L/C. Hal ini berarti Pihak esportir hanya
dapat menegosiasi atau menjual dokumen Ekspor kepada
bank yang tertera dalam L/C tersebut dan menutup
kemungkinan untuk menegosiasi kepada bank lain untuk
mendapatkan keuntungan berupa selisih bunga harga provisi
dan komisi atau tingkat suku bunga. Kondidi ini lazim terjadi
karena adanya fasilitas kredit ekspor yang diterima oleh
eksportir, dimana bank pemberi kredit mensyaratkan bahwa
seluruh aktivitas
perbankan untuk kegiatan eksportnya harus disalurkan melalui
bank pemberi kredit.
5). Unrestricted L/C: yaitu LC yang tidak membatasi bank tempat
pencairan dana oleh eksportir pada bank tertentu (biasanya di
dalam LC disebutkan klausula “any bank”). Bentuk LC seperti
ini juga biasa disebut dengan negotiable LC.

d. Confirmed dan unconfirmed L/C:


1). Confirmed L/C: L/C yang harus dikonfirmasikan terlebih dahulu
oleh pihak ketiga yang disebut dengan confirming bank.
Confirmed L/C diperlukan jika antara issuing bank dan advising
bank belum saling mengenal satu lainnya.
2). Unconfirmed L/C: L/C yang kewajiban untuk memenuhinya
hanya oleh issuing bank.
e. Sight dan Usance L/C:
1). Sight L/C: L/C yang menggunakan sight draft, yaitu draft yang
harus dibayar pada saat ditandatangani.
2). Usance L/C: L/C yang menggunakan usance draft, yaitu draft
yang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
f. Transferable L/C:
L/C yang dapat ditransfer kepada pihak penerima yang kedua.
Dalam hal ini eksportir bertindak sebagai perantara dari supplier-
nya. Transfer hanya dapat dilakukan sekali.

Prosedur Umum Dengan Transaksi L/C


Pihak-pihak yang terkait L/C:
a. Eksportir.
b. Importir.
c. Issuing bank atau opening bank.
d. Advising / Confirming / negotiating / paying bank.
e. Carrier (pengangkut)

Tahap-tahap pelaksanaan ekspor-impor dengan L/C:


a. Kontrak penjualan (sales contract).
b. Importir mengajukan permohonan kepada issuing bank untuk
menerbitkan L/C yang ditujukan kepada eksportir.
c. Issuing bank membuka mengirimkan L/C kepada bank
koresponden di tempat eksportir (advising bank).
d. Advising bank meneruskan L/C kepada eksportir.
e. Eksportir menyiapkan dan mengapalkan barang-barang yang akan
dikirimkan kepada importir.
f. Dokumen pengapalan serta wesel diserahkan oleh eksportir
kepada negotiating bank (bank yang menegosiasi wesel).
Negotiating bank bisa sama atau tidak sama dengan advising
bank, tergantung syarat dalam L/C.
Negotiating bank menegosiasi (membeli) wesel yang diajukan oleh
eksportir.
g. Dokumen pengapalan dikirim oleh negotiating bank kepada issuing
bank untuk mendapat ganti pembayaran (reimbursement).
h. Issuing bank memeriksa dokumen apakah sesuai dengan syarat-
syarat L./C.
Jika ya, maka Issuing bank meminta importir untuk membayar
dengan cara yang disyaratkan dalam L/C.
i. Importir membayar atau meminta issuing bank untuk mendebet
rekeningnya pada bank tersebut.
Importir juga membayar kepada negotiating bank.
Jika L/C merupakan confirmed L/C yang mana memerlukan bank
ketiga sebagai confirming bank, maka confirming bank akan
memberikan konfirmasi sehingga L/C yang diterima dari issuing bank
akan diberikan oleh confirming bank kepada advising bank.

3. Bill of Exchange atau Draft


Draft adalah perintah tertulis tanpa syarat yang ditandatangani dan
dikirim oleh eksportir kepada importir untuk membayar sesuai dengan
permintaan atau pada waktu dan jumlah yang tertulis.
Tiga fungsi utama draft:
a. Menyediakan bukti tertulis dalam bentuk yang sederhana dan jelas
dari suatu kewajiban finansial.
b. Memungkinkan kedua pihak untuk mengurangi biaya modal dari
total pembiayaan.
c. Menyediakan suatu instrumen tanpa syarat dan dapat
dinegosiasikan.
Syarat draft dapat dinegosiasikan:
a. Tertulis.
b. Ditandatangani oleh pihak yang mengeluarkan.
c. Tanpa syarat.
d. Terdapat jumlah uang tertentu.
e. Dapat dibayar pada saat diminta.
f. Dapat dibayar kepada pembawa perintah.
Pihak-pihak yang terlibat dalam draft:
a. Drawer: pendanda tangan dan pengirim draft.
b. Payee: pihak ketiga yang membayar draft.
c. Drawee: pihak yang menerima draft.
Jenis-jenis draft:
a. Sight dan time draft:
1). Sight draft: Harus dibayar pada saat diajukan.
2). Time draft atau usance draft: Harus dibayar pada waktu
tertentu yang akan datang.
Acceptance adalah draft yang telah diterima oleh drawee.
Banker’s acceptance (B/A) adalah acceptance yang diterima
oleh pihak bank yang disebut accepting bank.
b. Clean dan documentary draft:
1). Clean draft: Disertai dengan dokumen lain.
2). Documentary draft: Disertai dokumen seperti: Bill of lading,
faktur komersial, sertifikat asuransi, dan surat-surat konsular
(bila diperlukan). Jenis-jenisnya:
Document against payment (D/P) = Documentary sight draft.
Document against acceptance (D/A) = Documentary usance draft,
dokumen disampaikan jika pembeli sudah mengakseptasi wesel
yang diterbitkan oleh penjual.

4. Consignment
Consignment adalah suatu keadaan di mana barang yang diterima
importir hanya berupa titipan dari eksportir. Importir sebagai agen
yang menjual kepada pihak ketiga.
Eksportir tetap menjadi pemilik dan menanggung penuh risiko-risiko
berikut:
a. Modal terlalu lama tertimbun.
b. Tidak ada kepastian menerima pembayaran.
c. Dapat menjadi korban kenakalan importir.
d. Jika importir tidak membayar, maka tidak ada bukti untuk
menuntutnya di pengadilan.

5. Open Account
Open account selling merupakan kebalikan dari advance payment,
yaitu barang dikirim dahulu, baru kemudian importir ditagih. Disebut
Open account karena belum dilakukan pembayaran selagi barang
belum diterima atau belum jatuh tempo.
Open account terjadi apabila:
a. Ada kepercayaan antara eksportir dengan importir.
b. Barang-barang dan dokumen dikirim langsung kepada importer
(pembeli) tanpa melalui bank.
c. Eksportir mempunyai kelebihan dana (bonafide).
d. Eksportir yakin tidak ada peraturan di negara importir yang
melarang
/ menghalangi transfer dana.
Risiko-risiko:
a. Eksportir tidak mendapat kepastian apakah importir akan
membayar.
b. Karena tidak ada bukti yang kuat jika terjadi perselisihan eksportir
dengan importir di pengadilan.
c. Penyelesaian perselisihan akan menimbulkan ongkos bagi
eksportir, terutama bila harus datang ke negara importir.
Jaminan yang diperlukan eksportir untuk melakukan transaksi:
a. Pengetahuan bahwa importer (pembeli) memiliki reputasi yang
baik.
b. Pengetahuan bahwa keadaan ekonomi negara importer (pembeli)
adalah stabil. Laporan stabilitas dapat diperoleh dari bank.
c. Asuransi kredit yang ada.

Collection Draft (Wesel Inkaso)


Collection draft adalah sistem pembayaran yang merupakan
modifikasi dari open account dimana eksportir mempunyai
pengawasan barang sampai draft / wesselnya dibayar. Sementara
barang dikirim, dokumen kepemilikan masih menjadi milik eksportir
dan baru diserahkan setelah terjadi pembayaran.
Dasar-dasar penyerahan dokumen:
a. D/P: Penyerahan dokumen dilakukan setelah importir membayar.
b. D/A: Penyerahan dokumen dilakukan setelah wesel diterima.
Bagaimanapun, eksportir tetap menanggung risiko:
a. Importir tidak memberi jaminan.
b. Importir tidak perlu biaya bank yang besar
c. Importir tidak harus membayar sebelum barang diterima.
d. Importir bisa mengulur waktu pembayaran.
e. Importir tidak ambil alih dokumen.
f. Importir tidak membayar.
g. Demmurage (lewat waktu untuk membongkar muatan kapal).
h. Ongkos pengapalan dan pengapalan kembali.
i. Izin impor jatuh tempo.
j. Tidak tersedia foreign exchange (devisa) di negara tersebut.
6. Counter-trade (Imbal-beli)”
Counter-trade adalah pola perdagangan luar negeri yang dilakukan
dengan mengekspor sejumlah barang tertentu dan sebagai
imbalannya memperoleh sejumlah barang tertentu pula.
Kelemahan:
a. Kurang efisien dibandingkan pembayaran kontan atau kredit.
b. Perusahaan yang melakukan counter-trade kesulitan
mendapatkan uang tunai di pasar internasional.
Bentuk-bentuk counter-trade:
a. Barter: Pertukaran secara langsung, barang dengan barang.
b. Counter-purchase atau barter paralel: Penjualan dan pembelian
dari barang yang tidak berhubungan.
c. Buyback: Membayar kembali barang yang dibeli dengan menjual
produk yang berhubungan.
d. Offset (kompensasi)
e. Counter Purchase
Alasan counter-trade:
a. Counter-trade memungkinkan anggota suatu kartel seperti OPEC
untuk menurunkan harga dari yang disepakati.
b. Counter-trade mengurangi risiko yang dihadapi suatu negara yang
melakukan kontrak baru fasilitas manufaktur.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam counter-trade:
a. Nilai jual kembali produk pertanian di futures market. Sepanjang
perusahaan telah memperhitungkan nilai jual kembali, maka tidak
masalah jika harus dipertukarkan antara dua barang yang tidak
sederajat dalam teknologi.
b. Tingkat keuntungan yang dipersyaratkan dalam counter-trade
harus benar-benar fair.
c. Dengan counter-trade, biaya broker dapat dihemat.
d. Counter-trade menjadi alternatif di saat cadangan devisa tidak
memadai.

Anda mungkin juga menyukai