DISUSUN OLEH:
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah
memberikan banyak kenikmatannya kepada saya sehingga saya mampu menyelesaikan
makalah ini sesuai dengan waktu yang direncanakan. Makalah ini saya buat untuk
menambah pengetahuan dan memenuhi tugas dalam pelajaran ekonomi bisnis. Saya
sebagai penyusun makalah pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula dalam
penyusunan makalah ini,yang mempunyai banyak kesalahan. Oleh karena itu, kami
memohon maaf atas segala kekurangannya.
Laporan ini kami susun tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Ahmad Murwanto, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMK N 1 Cilacap
2. Ibu Dinda Trisna Paramita selaku pembimbing mata pelajaran Ekonomi Bisnis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................... i
BAB I MATERI
iii
7. SURAT KETERANGAN/SERTIFIKASI.................................................... 14
BAB II PENUTUP
KESIMPULAN .............................................................................................................. 16
iv
BAB I
PEMBAHASAN
2. Izin Ekspor :
1
a. APE (Angka Pengenal Ekspor) untuk eksportir umum, berlaku untuk
jangka 5 tahun dan dapat diperpanjang.
b. APES (Angka Pengenal Ekspor Sementara), berlaku untuk jangka waktu
2 tahun dan tidak dapat diperpanjang.
c. APE maupun APES dikeluarkan oleh Kanwil, Departemen Perdagangan.
d. APET (Angka Pengenal Ekspor Terbatas),untuk perusahaan Penanaman
Modal Asing/Penanaman Modal Dalam Negeri (PMA/PMDN).
e. APETS (Angka Pengenal Ekspor Terbatas Sementara).
f. APET maupun APETS dikeluarkan oleh BKPM.
g. APES Produsen diberikan kepada perusahaan yang selain melakukan
kegiatan produksi juga melakukan kegiatan ekspor bahan baku /
penolong untuk proses produksi industri di luar negeri.
Setiap eksportir yang melakukan ekspor barang yang diatur ekspornya harus
memenuhi persyaratan dan telah mendapat pengakuan sebagai Eksportir Terdaftar dari
Menteri Perindustrian dan Perdagangan, dalam hal ini Direktur Jendral Perdagangan
Internasional.
2
Barang yang diatur ekspornya, diawasi ekspornya dan dilarang ekspornya
adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini sebagaimana telah
dirubah dengan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor :
57/MPP/Kep/I/2002 Tentang Perubahan Atas Lampiran Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 558/MPP/Kep/12/1998 Tentang Ketentuan
Umum dibidang ekspor sebagaimana telah diubah beberapa kali Terakhir dengan
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 294/MPP/Kep/10/2001
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia.
3
d. Impor hanya dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah emiliki Angka
Pengenal Importir (API), Angka Pengenal Importir Sementara (APIS)
atau Angka Pengenal Importir Terbatas (APIT)
2. Angka Pengenal Importir (API)
a. Ketentuan API
4
Setiap Perusahaan Industri di luar PMA/PMDN yang melakukan impor
wajib memiliki API-U.
Perusahaan pemilik API-P hanya dapat mengimpor barang modal dan bahan
buku/ penolong untuk keperluan proses produksinya sendiri, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
5
8. Surat keterangan domisili kantor pusat yang masih berlaku dari
Kantor Kecamatan apabila milik sendiri atau dari pemilik gedung
apabila sewa/kontrak (asli);
9. Copy perjanjian sewa/kontrak tempat berusaha yang masa waktu
sewa/kontaknya minimal 2(dua) tahun;
10. Referensi Bank Devisa (asli);
11. Pas foto pengurus 2 (dua) lembar ukuran 2 x 3
12. Copy KTP pengurus.
6
c. Masa Berlaku API
API-U, API-P, APIS Umum dan APIS Produsen yang telah diterbitkan
sebelumdan atau pada tanggal ditetapakannya keputusan ini wajib diperbaharui dalam
jangka waktu selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak ditetapkannya keputusan ini.
APIS Umum dan APIS Produsen diperbaharui menjadi API-U dan API-P.
f. Sanksi
7
2. Dinyatakan tidak bersalah/dibebaskan dari segala tuntutan hukum yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dengan melampirkan amar
pengadilan;atau
3. Telah melaksanakan kewajibannya melaporkan kepada Kepala Kanwil
mengenai kegiatan usaha selama 1 (satu) tahun; setiap perubahan nama,
bentuk badan usaha, pengurus dan alamat perusahaan.
Dalam hal ini tidak ada HPE, Pajak Ekspor dihitung berdasarkan harga FOB
yang tercantum dalam Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Kurs sebagaimana
dimaksud adalah kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan secara berkala.
L/C merupakan janji bayar dari Bank Pembuka kepada pihak eksportir
sepanjang mampu menyerahkan dokumen yang sesuai dengan syarat dan kondisi L/C.
bagi para nasabah importir, BCA menyediakan jasa layanan untuk penerbitan berbagai
jenis L/C, mulai dari Sight L/C (atas unjuk), Usance L/C (berjangka), Red Clause L/C
(pembayaran di muka), hingga Standby L/C. penerbitan L/C dapat dilayani dalam 22
mata uang asing ke berbagai penjuru dunia di mana Anda bermitra bisnis.
Suatu instrumen (dapat berupa telex, swift, surat) dikeluarkan oleh bank
penerbit L/C atas permintaan nasabahnya (importir/ buyer/ applicant) yang memberikan
8
kuasa kepada penjual ( eksportir/ seller/ beneficiary ) untuk menarik dengan sehelai
wesel/draft sejumlah uang jika telah memenuhi syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam instrumen tersebut.
Irrevocable L/C
Adalah L/C yang tidak bisa dibatalkan selama jangka berwaktu (validity) yang
ditentukan dalam L/C tersebut dan opening bank tetap menjamin untuk menerima
wesel-wesel yang ditarik atas L/C tersebut. Pembatalan mungkin juga dilakukan, tetapi
harus atas persetujuan semua pihak yang bersangkutan dengan L/C tersebut.
9
L/C ini dianggap paling sempurna dan paling aman dari sudut penerima L/C
(beneficiary) karena pembayaran atau pelunasan wesel yang ditarik atas L/C ini dijamin
sepenuhnya oleh opening bank maupun oleh advising bank, bila segala syarat-syarat
dipenuhi, serta tidak mudah dibatalkan karena sifatnya irrevocable.
Clean L/C
Dalam L/C ini tidak dicantumkan syarat-syarat lain untuk penarikan suatu
wesel. Artinya, tidak diperlukan dokumen-dokumen lainnya, bahkan pengambilan uang
dari kredit yang tersedia dapat dilakukan dengan kuitansi biasa.
Documentary L/C
Penarikan uang atau kredit yang tersedia harus dilengkapi dengan dokumen-
dokumen lain sebagaimana disebut dalam syarat-syarat dari L/C.
Jenis L/C ini, penerima L/C (beneficiary) diberi hak untuk menarik
sejumlah L/C yang tersedia dengan penyerahan kuitansi biasa atau dengan penarikan
wesel tanpa memerlukan dokumen lainnya, sedangkan sisanya dilaksanakan seperti
dalam hal hal documentary L/C. L/C ini merupakan kombinasi open L/C dengan
documentary L/C.
Revolving L/C
Jenis lainnya:
Back to Back
10
Dalam L/C ini, penerima (beneficiary) biasanya bukan pemilik barang,
tetapi hanya perantara. Oleh karena itu, penerima L/C ini terpaksa meminta bantuan
banknya untuk membuka L/C untuk pemilik barang-barang yang sebenarnya dengan
menjaminkan L/C yang diterimanya di luar negeri.
Transferable L/C
Standby by L/C
Suatu jaminan khusus yang biasanya dipakai sebagai “ stand by “ oleh pihak
beneficiary atau bank atas nama nasabahnya. Dalam hal ini apabila pihak applicant
gagal untuk melaksanakan suatu kontrak/gagal membayar pinjaman/memenuhi
pinjamannya, maka bank yang bersangkutan akan membayar kepada pihak beneficiary
atas penyerahan selembar sight draft dan surat pernyataan dari pihak beneficiary yang
menyatakan bahwa applicant atau kontraktor tidak dapat melaksanakan kontrak yang
disetujui/membayar pinjaman/memenuhi kewajibannya.
4. L/C Impor
a. Copy API.
b. SIUP/NPWP/TDP/Akte Pendirian Perusahaan.
c. Copy KTP pejabat perusahaan.
d. Copy tanda tangan pejabat yang berwenang menandatangani dokumen
impor.
e. Mengisi dan menandatangani formulir syarat-syarat umum L/C.
f. Mengisi dan menandatangani formulir penggunaan fasilitas L/C
Sight/Usance.
g. Membuka rekening di Bank (untuk memudahkan pemotongan biaya-biaya
yang timbul dalam proses L/C Impor).
SKBDN (Surat Berdokumen Dalam Negeri )
a. SIUP/ NPWP/ TDP/ Akte Pendirian Perusahaan.
11
b. Copy KTP pejabat perusahaan.
c. Copy tanda tangan pejabat yang berwenang menandatangani dokumen
SKBDN.
d. Mengisi dan menandatangani formulir syarat-syarat umum SKBDN.
e. Membuka rekening di bank.
5. L/C Ekspor
a. SIUP/ NPWP/ TDP/ Akte Pendirian Perusahaan.
b. Copy KTP pejabat perusahaan.
c. Mengisi dan menandatangani formulir syarat-syarat umum pengoperan
wesel ekspor.
d. Menyerahkan L/C asli untuk negosiasi ( jika L/C tidak melalui Bank
Pelaksana Negosiasi ).
e. Membuka rekening di bank.
D. PROSEDUR EKSPOR
1. Syarat Ekspor
a. Memiliki Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), untuk mendapatkannya
perusahaan dapat mengajukan permohonan melalui Kantor Departemen
Perdagangan (Kandepdag).
b. Memiliki Surat Ijin Usaha dari Departemen Teknis atau Lembaga
Pemerintah non Teknis lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Kelompok Perdagangan Ekspor
a. Barang yang diatur tataniaga ekspornya, dan dilakukan oleh eksportir
terdaftar yang telah mendapatkan pengakuan dari Menperindag. Komoditas
pertanian yang temasuk kelompok ini antara lain komositi: maniok, kopi.
b. Barang yang diawasi ekspornya, dilakukan oleh eksportir yang mendapat
persetujuan dari Meperindag/ pejabat yang ditunjuk berdasarkan
rekomendasi instansi teknis yang terkait. Komoditas yang termasuk
kelompok ini antara lain: tepung terigu, kedelai, beras, biji karet, inti kelapa
sawit, nener.
c. Barang yang dilarang ekspornya, komoditas yang termasuk kelompok ini
antara lain: kulit mentah, karet bongkah, biji kapok, induk udang, ikan hias.
12
d. Barang yang bebas ekspornya.
3. Kode HS / The Harmonized System
a. Mengetahui status kelayakan dari calon importir melalui Bank Eksportir atau
perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri.
b. Mengecek status bank yang mengeluarkan L/C.
c. Guna mengatasi resiko pembayaran dalam mengekspor disarankan untuk
menghubungi PT. Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI ).
13
Pembeli diluar negeri dalam transaksi pasar sering lebih menginginkan
untuk therms penjualnya menggunakan C&F atau CIF agar terjamin pengepakannya
sampai tangan importir/pembeli. Informasi tentang jasa yang tersedia dan
perusahaanekspedisi yang terpercaya dapat diperoleh dari Cargo Tariff and Packing
Departement dengan alamat sebagai berikut:
7. Surat Keterangan/Sertifikasi
a. Surat Pernyataan Mutu (SPM), yaitu surat pernyataan dari eksportir bahwa
komoditiyang diekspor memenuhi standarnya.
14
b. Sertifikasi Mutu (SM), yaitu surat pernyataan yang diterbitkan oleh
Laboratorium Penguji Mutu bahwa partai komoditi yang bersangkutan telah
memenuhi standar berdasarkan uji contoh.
15
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Modul Ekonomi Bisnis SMK 2017, hal. 96 – 112. Menerapkan Prosedur Kelengkapan
Dokumen Perdagangan Dalam dan Luar Negeri.
https://destyanarahmah.wordpress.com/2017/11/24/menerapkan-prosedur-kelengkapan-
dokumen-perdagangan-dalam-dan-luar-negeri/
https://wahyuawaludinblog.worpress.com/2017/11/24/prosedur-kelengkapan-dokumen-
perdagangan-dalam-dan-luar-negeri/
17