Anda di halaman 1dari 11

KKN UNEJ : PENGEMBANGAN UMKM JAMUR CRISPY TERDAMPAK

COVID-19 DI DESA KEMIRI DENGAN MENINGKATKAN KUALITAS


DAN PEMASARAN PRODUK

Devi Dwi Mulyani1


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember1
Email : devidwimulyaniddm23@gmail.com

Abstrak : Kondisi Indonesia saat ini masih bergelut melawan virus Corona.
Jumlah kasus virus Corona yang terus bertambah menyebabkan pemerintah
menerapkan kebijakan baru yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM). Kebijakan tersebut menyebabkan kurangnya ruang gerak masyarakat
untuk bersosialisasi dan interaksi antar masyarakat juga dipersempit sehingga
kegiatan KKN UNEJ 2021 ini dilaksanakan secara mandiri. Menurut pendapat
beberapa pelaku UMKM adanya pembatasan ini sangat mengurangi mobilisasi
masyarakat terhadap sektor perekonomian khususnya UMKM di Kota Jember,
juga dianggap sebagai suatu ancaman karena penjualannya menjadi terhambat dan
menyebabkan usaha kecil milik mereka mengalami kerugian. Salah satunya
UMKM tedampak adanya pembatasan yaitu UMKM jamur crispy yang ada di
Desa Kemiri. Pelaksanaan KKN UNEJ Back to Village III 2021 dilakukan secara
bertahap, yakni dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
Kegiatan ini juga dilanjutkan dengan adanya program kerja dan pelatihan dari
mahasiswa yang dipraktekkan secara langsung kepada sasaran. Kegiatan tersebut
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan pemasaran dari produk jamur crispy
melalui inovasi produk dan pemasaran online.

Kata kunci : KKN Back To Village, Covid-19, UMKM, Digital Marketing

Abstrak : Indonesia is currently still struggling with the Corona virus. The
number of Corona virus cases that continues to grow has caused the government
to implement a new policy, namely the Implementation of Community Activity
Restrictions (PPKM). This policy causes a lack of space for the community to
socialize and interaction between communities is also narrowed so that the 2021
UNEJ KKN activities are carried out independently. In the opinion of several
MSME actors, this restriction greatly reduces community mobilization for the
economic sector, especially UMKM’s in the City of Jember, is also considered a
threat because sales are hampered and cause their small businesses to suffer
losses. One of them is MSMEs that are affected by restrictions, namely the
UMKM of crispy mushrooms in Kemiri Village. The implementation of the UNEJ
Back to Village III 2021 KKN is carried out in stages, starting from the planning,
implementation, and evaluation stages. This activity is also continued with work
programs and training from students that are practiced directly to the target. This
activity aims to improve the quality and marketing of crispy mushroom products
through product innovation and online marketing.

Keyword : KKN Back To Village, Covid-19, UMKM, Digital Marketing

PENDAHULUAN
Tahun 2021 akan selalu dikenang sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Bukan sebuah kenangan yang indah tetapi sebuah kenangan pahit keterbatasan
untuk beraktivitas yang diakibatkan oleh adanya pandemi Covid-19. Virus yang
pertama kali terindentifikasi di Kota Wuhan, Tiongkok pada tanggal 1 Desember
2019 ini kemudian masuk ke Indonesia pada bulan Maret 2020 (Agang, 2020).
Semenjak bulan tersebut multidimensi kehidupan masyarakat di Indonesia
khususnya kota Jember mulai dari kesehatan, sosial hingga ekonomi terkena
dampak Covid-19. Dilansir dari jember.info tercatat sudah 1937 jiwa positif
terpapar virus Covid-19 dengan angka kematian sebanyak 72 jiwa. Untuk
menghentikan penyebaran Covid-19 Pemerintah Kabupaten Jember
mengharuskan warganya untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan tidak
boleh berkumpul di luar dengan banyak orang.
Masa pandemi di Indonesia sendiri masih terus dirasakan. Semua kalangan
masyarakat dari pekerja, petani, pedagang dan lainnya juga terus bergelut
melawan virus Covid-19 yang kian meningkat. Jumlah kasus virus Corona yang
terus bertambah itu juga menyebabkan pemerintah Kabupaten Jember
menerapkan kebijakan baru yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM). Hal tersebut semakin memperburuk keadaan karena menyebabkan
kurangnya ruang gerak masyarakat untuk bersosial, sehingga interaksi antar
masyarakat juga dipersempit. Selain itu, menurut pendapat beberapa pelaku
UMKM hal ini sangat mengurangi mobilisasi masyarakat terhadap sektor
perekonomian khususnya UMKM di Kota Jember. Adapun bagi masyarakat yang
memiliki usaha mikro, diberlakukannya PPKM dianggap sebagai suatu ancaman
karena penjualannya menjadi terhambat dan menyebabkan usaha kecil milik
mereka mengalami kerugian (Rizal et al., 2021). UMKM mengalami penurunan
pendapatan yang signifikan hingga tidak bisa memasarkan produk – produknya.
Tidak hanya pelaku UMKM di sekitaran kota Jember yang terkena dampak dari
pandemi Covid-19, dampak dan kerugian-kerugian tersebut juga dirasakan oleh
UMKM yang berada di Desa Kemiri.
Desa Kemiri merupakan sebuah desa di bagian barat kota Jember tepatnya
di lereng Gunung Argopuro dan merupakan desa yang terkenal memiliki edukasi
wisata (eduwisata) serta UMKM yang menghasilkan produk makanan kemasan.
Desa Kemiri sudah memiliki sebuah agenda rutin untuk mengenalkan potensi
alam dan UMKM yang ada di desa melalui kegiatan Desa Wisata Kemiri. Salah
satu UMKM alah satunya dibidang produksi jamur tiram putih. Desa wisata
kemiri ini menyediakan tempat bagi UMKM tersebut untuk mempromosikan
produknya seperti olahan jamur tiram yang dikelola oleh rumah jamur yang ada
disana. Produk olahan jamur ini salah satunya berupa olahan menjadi jamur
crispy. Namun karena adanya PPKM tadi, usaha dari jamur crispy kian hari mulai
tidak dilirik oleh wisatawan maupun masyarakat luas.
Kegiatan KKN Universitas Jember Back to Village III 2021 kali ini,
memiliki suatu tujuan yaitu untuk mencari inovasi-inovasi baru dalam berjualan
dimasa pandemic covid-19 yang serba dibatasi ruang gerak masyarakat untuk
beraktivitas. Sehingga bukan hanya mencari jalan alternative berjualan namun
masyarakat juga mampu beradaptasi karena harus merubah pola kebiasaan lama
ke kondisi yang diharuskan untuk menguasai platform digital seperti website,
instagram, facebook dan market place. Lewat sebuah platform digital diharapkan
dapat mengembalikan ke kondisi sebelum gencarnya penyebaran virus Covid-19.
Kondisi dimana pembeli masih dapat melakukan kegiatan wisata dan melakukan
pembelian secara langsung kepada UMKM (Nur dan Pratama, 2020).

METODE
Kegiatan KKN UNEJ Back to Village III 2021 tematik Program
Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19 dilaksanakan
selama 30 hari dimulai dari tanggal 11 Agustus 2021 hingga 11 September 2021.
Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Kemiri, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember
dengan sasaran salah satu UMKM di Desa Kemiri tepatnya di Desa Wisata
Kemiri yaitu Rumah Jamur.
Pelaksanaan KKN UNEJ Back to Village III 2021 dilakukan secara
bertahap, yakni dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada
tahap perencanaan, kegiatan ini dimulai dengan mengkomunikasikan
permasalahan yang terjadi di daerah lokasi, dilanjut dengan pengurusan ijin baik
secara administrasi maupun secara tatap muka dilakukan dengan perangkat desa
dan sasaran. Selanjutnya masuk pada tahap identifikasi permasalahan yang terjadi
dan mengkomunikasikan segala hal mengenai pelaksanaan pengabdian berupa
konsep pelaksanaan kegiatan dengan perangkat sasaran. Sehingga didapatkan
beberapa kegiatan yang akan dilakukan antara lain adalah edukasi, pelatihan dan
pendampingan, dan evaluasi.
Pada tahap pelaksanaan, semua kegiatan diatas dilaksanakan secara tatap
muka langsung dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan seperti memakai
masker, menerapkan CTPS saat sebelum dan sesudah beraktivitas, dan menjaga
jarak. Tahapan pertama dari tahap pelaksanaan yaitu kegiatan edukasi,
menggunakan metode sharing dimana mahasiswa KKN berdiskusi bersama
sasaran secara langsung atau diskusi berupa kegiatan tanya jawab. Kemudian
tahap selanjutnya adalah tahap pelatihan dan pendampingan. Tahap pelatihan dan
pendampingan ini dilakukan ketika mahasiswa dan sasaran telah melakukan
tahapan edukasi, yaitu dengan cara mempraktikkan atau mengimplementasikan
materi atau pengetahuan yang sudah dipelajari dan di diskusikan bersama (Sabila
I, 2021).
Pada tahap akhir, dilakukan evaluasi kegiatan melalui program kerja
pemasaran produk dan pembukuan, dimana kita melihat jumlah ketertarikan atau
respon positif dari produk yang ditawarkan melalui sosial media instagram.
Keberhasilan penggunaan aplikasi pencatatan akuntansi keuangan oleh sasaran
dari hasil penjualan jamur crispy juga dapat dijadikan tahap evaluasi bahwa
kegiatan KKN Back to Village sudah berjalan dengan baik.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada minggu pertama setelah pengesahan untuk melepaskan mahasiswa
KKN Back to Village, maka saya sebagai mahasiswa KKN yang sudah
melengkapi surat perizinan kepada kepala Desa Kemiri, langsung melakukan
survey ditempat wirausaha. Bukan hanya sekedar survey, disana mahasiwa juga
melakukan perkenalan diri sekaligus wawancara dengan pengelola dan pihak yang
bersangkutan terhadap UMKM jamur crispy mengenai permasalahan yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sasaran UMKM didapatkan
beberapa informasi mengenai permasalahan yang di hadapi UMKM Jamur crispy.
Sejak pandemic COVID-19, penjualan UMKM ini menurun akibat kurangnya
pembeli. Beberapa penyebabnya antara lain yaitu kurangnya varian rasa dari
produk jamur crispy, kemasan produk yang berupa plastik mika yang kurang
inovatif serta memiliki pemasaran yang kurang merata, hal tersebut juga
disebabkan adanya lockdown pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat
(PPKM) atau peraturan dari pemerintah maupun dari WHO tentang menghindari
kerumunan sehingga pelanggan enggan untuk berjualan kecuali menerima
pesanan khusus saja. Dampaknya penjualan UMKM yang memiliki produk
makanan ini pun menurun. Bahkan pernah suatu kali tidak ada pembelian apapun
dari masyarakat sehingga menyebabkan penjualan hanya dilakukan dihari-hari
weekend seperti sabtu dan minggu.
Setelah mengetahui apa yang menjadi kendala UMKM jamur crispy ini,
selanjutnya mahasiswa KKN menjalankan rencana yaitu melakukan beberapa
program kerja dengan tujuan meningkatkan penjualan dari pelaku usaha ini agar
mampu berjualan seperti biasa di tengah pandemi. Program kerja diantaranya
yaitu menambah variasi rasa pada olahan jamur seperti rasa balado manis, pedas
dan barbeque. Variasi rasa tersebut dipilih karena telah menjadi rasa yang paling
banyak disukai apalagi dikalangan anak muda. Penambahan variasi rasa ini
bertujuan untuk menarik pelanggan supaya membeli produk jamur crispy tersebut.
Program kerja yang kedua untuk usaha jamur crispy yaitu memilih kemasan yang
manarik seperti kemasan resleting, hal ini dikarenakan pada usaha jamur hanya
tersedia kemasan mika plastik saja. Pemilihan kemasan resleting ini memiliki
alasan karena kemasan tersebut lebih praktis, kekinian dan lebih mudah dalam
proses pengemasannya.
Program kerja yang ketiga yaitu pembuatan design label untuk produk
jamur crispy, seperti yang diketahui usaha jamur crispy sendiri tidak memiliki
label untuk produknya sehingga tidak ada identitas dari produk itu sendiri.
Pembuatan label ini selain usaha jamur crispy agar memiliki branding yang baik
nantinya juga akan membawa banyak keuntungan karena produk jamur crispy
akan dikenal lebih luas dikalangan masyarakat. Program kerja yang keempat yaitu
pembuatan media sosial untuk usaha jamur crispy. Usaha jamur sendiri tidak
memiliki media sosial sehingga membuat usaha jamur crispy di Desa Kemiri
kurang diketahui oleh masyarakat luas. Media sosial ini adalah salah satu langkah
dari penerapan digital branding produk dari suatu usaha. Media sosial yang dibuat
yaitu instagram sebagai pengenalan awal dan penjualan online melalui instagram
sudah terjamin dapat menunjang penjualan produk semakin tinggi dikarenakan
rata-rata orang memiliki akun instagram, dengan adanya instagram ini juga maka
diharapkan pemasaran produk jamur crispy lebih luas dan akan meningkatkan
hasil penjualan. Program kerja selanjutnya yaitu pembuatan pembukuan praktis
menggunakan aplikasi sebagai sarana evaluasi sekaligus menyimpan segala data
penjualan, sehingga akan memudahkan pelaku usaha jamur crispy lebih mudah
dalam mencatat dan menghitung hasil penjualan.
Dilanjut minggu ke 2 dengan beberapa kegiatan yang pertama pembuatan
produk dari jamur crispy, disini mahasiswa mengetahui proses pembuatannya
langsung. Pembuatan jamur crispy terbilang sangat mudah, bahan yang dibuat
juga sudah tersedia disekitar,termasuk jamur tiram yang digunakan diambil
langsung dari rumah jamur. Namun setelah kegiatan pembuatan jamur crispy ini
dilaksanakan, saya jadi tahu permasalahan baru yaitu kurang awetnya “crispy”dari
jamur crispy yang dihasilkan. Sehingga pada kesempatan kelas kkn saya
melakukan pelatihan pada sasaran dengan mengangkat judul “Pembuatan Jamur
Crispy yang Baik dan Benar”. Kelas KKN ini selain berisi pelatihan juga sebagai
wadah sharing, sehingga pada akhir sesi, sasaran terinspirasi untuk memesan
pengering makanan agar jamur crispy yang diproduksi bertahan lebih lama. Tidak
hanya itu, pengenalan untuk penambahan variasi rasa juga dilakukan. Varian rasa
yang ditambahkan untuk menambah keberagaman adalah ras pedas, BBQ, dan
Balado Manis yang telah disesuaikan dengan rasa yang paling banyak disukai
dikalangan masyarakat.
Pada minggu ke 2 kegiatan pemilihan kemasan yang lebih inovatif juga
dilaksanakan. Kemasan yang dipilih adalah kemasan resleting, beda dengan
plastik mika yang tidak friendly untuk dikemas. Kemasan resleting sangat mudah
digunakan / praktis dan membuat produk terlihat lebih mahal.

Gambar 1. Hasil produksi dan inovasi varian rasa dari produk jamur Crispy

Selain itu kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah pembuatan design


label untuk kemasan jamur crispy. Pembuatan design label menurut sasaran
sedikit rumit sehingga selain didampingi pembuatannya oleh saya sebagai
mahasiswa kkn, saya juga melakukan pelatihan dengan judul “Pentingnya
Personal Branding Bagi UMKM” agar sasaran mengetahui pentingnya branding
itu sendiri demi kemenarikan, kemajuan serta identitas usahanya lebih dikenal
masyarakat, sehingga pada saat pembuatan design label kemasan, sasaran juga
menyumbangkan beberapa idenya. Setelah itu kegiatan selanjutnya ketika produk
sudah diberi label kemasan produk dan terkemas dengan rapi diadakan sesi
dokumentasi / foto produk untuk persiapan kegiatan digital marketing atau
pemasaran secara online melalui platform digital di minggu ketiga.

Gambar 3. Dokumentasi dari hasil inovasi produk dan design kemasan jamur crispy

Minggu ketiga, melakukan kegiatan tentang pemasaran produk melalui


instagram dan penjualan langsung. Sehingga sebagai tambahan ilmu untuk
sasaran, saya melakukan pelatihan dengan judul “Building Digital Marketing in
Pandemic Era” yaitu pentingya digital marketing sebagai strategi pemasaran.
Pelatihan tersebut memberi feedback positif terhadap kegiatan yang saya lakukan,
dimana sasaran mulai tahu bahwa Digital Marketing adalah strategi pemasaran
yang membantu bagi pelaku usaha UMKM terdampak covid-19. Pelatihan lain
dengan judul “Tren Pemasaran Media Sosial” dilakukan untuk membuat konten
online produk jamur crispy yang efektif dan relevan, di instagram. Maka ketika
instagram usaha jamur crispy @jampy_yummy dibuat, juga didalamnya telah diisi
oleh postingan dari produk jamur yang dibuat menarik hati pelanggan. Sedangkan
pemasaran offline dilakukan dengan cara menambah foto serta menaruh menu list
varian rasa produk jamur crispy dalam katalog milik Desa Wisata Kemiri,
sehingga masyarakat juga bisa membeli secara langsung ditempat.

Gambar 4. Instagram UMKM Jamur Crispy yang memiliki postingan yang unik dan
sesuai.

Pada minggu terakhir atau minggu ke 4 adalah kegiatan pembukuan


sebagai bentuk evaluasi dari usaha, dimana dibutuhkan pembukuan yang cerdas
dan tidak membingungkan pelaku usaha. Pengenalan serta pembutan pembukuan
online dengan cara mendownload aplikasi “Bukukas” yaitu Buku pencatatan
Keuangan serta Akuntasi untuk UMKM artinya aplikasi ini sangat relefan untuk
UMKM jamur crispy. Aplikasi ini menyediakan berbagai layanan pengatur
keuangan usaha UMKM, catatan pengeluaran dan Pemasukan warung juga bisa
diakses secara online tanpa khawatir lagi dengan buku pencatatan yang hilang,
basah, ataupun tidak balance. Dengan memperhatikan kelebihan tersebut saya
mengajak sasaran untuk menggunakannya.

KESIMPULAN
Penjualan jamur crispy meningkat dan banyak peminat. Hal tersebut
didasarkan, produk jamur crispy lebih dikenal oleh masyarakat luas karena
berjualan dengan media sosial instagram dan memiliki kemasan makanan yang
menarik juga semakin dikenali oleh konsumen. Seluruh item variabel, baik
kemasan, rasa, strategi penjualan, dan harga mendapatkan predikat memuaskan
dari pembeli. Selain itu pembukuan akuntansi keuangan menggunakan aplikasi
“Bukukas” terus dilakukan oleh pihak sasaran, hal ini dapat dijadikan landasan
untuk melihat peningkatan produksi dan keberhasilan proses penjualan dari jamur
crispy di Desa Kemiri.

SARAN
Promosi yang dilakukan harus lebih digiatkan dengan membuat konten-
konten menarik yang dibumbuhi dengan testi dari para pelanggan.

UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat , taufik
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan artikel yang berjudul
“KKN UNEJ : Pengembangan UMKM Jamur Crispy Terdampak Covid-19 di
Desa Kemiri dengan Meningkatkan Kualitas dan Pemasaran Produk”. Artikel ini
disusun untuk memenuhi tugas akhir kegiatan KKN UNEJ Back to Village tahun
2021. Penulis menyadari dan mengakui bahwa terselesaikannya artikel ini tidak
lepas dari doa, arahan, bimbingan, dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa,
dukungan, dan semangat dalam melaksanakan kegiatan KKN Back to
Village 3.
2. LP2M dan jajarannya yang telah memprogram KKN ini sehingga penulis
bisa mengabdi kepada masyarakat,
3. Bapak Drs. Partono, M.Si. selaku dosen pembimbing lapang yang telah
membimbing dan memberi saran serta arahan dalam pelaksanaan KKN
Back to Village.
4. Bapak Baidowi selaku Kepala Desa Kemiri yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan kegiatan KKN Back to Village di Desa
Kemiri, Panti.
5. Mas Ilham Felani selaku pengelola UMKM jamur crispy sekaligus
pengelola Desa Wisata Kemiri yang sudah berkenan menjadikan UMKM
Jmaur crispy sebagai tempat sasaran dalam program KKN ini.
6. Teman-teman KKN Back to Village kelompok 43 yang telah berjuang
bersama dan saling memberi dukungan dalam pelaksanaan KKN Back to
Village 3.

Referensi :
Agang, M. W. 2020. BERSERI DI TENGAH PANDEMI (MAKNA DIBALIK
COVID-19). Antologi dari Bumi Paguntaka: Covid-19: Dampak dan
Solusi, 17.
Nurpratama, M., & Anwar, S. 2020. Penerapan Digital Marketing Bagi Usaha
Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Di Kelurahan Karangmalang
Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu: Implementation Of Digital
Marketing For Micro, Small And Businesses Medium (UMKM) In
Kelurahan Karangmalang Kecamatan Indramayu, Kabupaten
Indramayu. Jurnal Investasi. Vol 6(2): 87-102.
Rizal, M., Afrianti, R. and Abdurahman, I., 2021. Dampak Kebijakan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bagi Pelaku
Bisnis Coffe shop pada Masa Pandemi Terdampak COVID-19 di
Kabupaten Purwakarta. Jurnal Inspirasi. Vol 12(1) : 96-105.
Sabila, I. 2021. Pengalaman dan Harapan Peserta KKN tematik UNSYIAH
tahun 2020 selama Masa Pandemi Covid-19 di Kabupaten Pidie. ETD
Unsyiah.

Anda mungkin juga menyukai