Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KKN DESA PULOMULYA

LEMBAR PENGESAHAN

ii
LEMBAR PERNYATAAN

iii
KATA PENGANTAR

Tri dharma Perguruan Tinggi merupakan kewajiban bagi seluruh Perguruan Tinggi di
Indonesia. Ketiga dharma tersebut adalah pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Salah satu bentuk Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) yang dilaksakan oleh mahasiswa didampingi oleh para dosen. Kegiatan KKN
pada kondisi normal, biasanya dengan menerjunkan mahasiswa langsung ke desa-desa
sasaran sehingga dapat langsung berinteraksi dengan masyarakat. Pada awal tahun 2020,
Indonesia dilanda pandemi Covid-19 sehingga tahun lalu KKN dilaksanakan full secara
daring/online. Tahun 2021, wabah Covid-19 khususnya di Kab. Karawang masih belum
terkendali, sehingga pemerintah masih memberlakukan pembatasan-pembatasan sosial
namun juga memberikan ruang agar aktivitas perekonomian tetap berjalan. Kondisi ini
mendorong kita semua untuk masuk ke dalam masa yang disebut new normal. Oleh karena
itu, pada pelaksanaan KKN tahun 2021 diperlukan beberapa penyesuaian agar kegiatan KKN
dapat berjalan dengan maksimal namun juga tetap menjaga agar tidak ada penyebaran
Covid-19 di masyarakat.

iv
ABSTRAK

v
DAFTAR ISI

vi
DAFTAR TABEL

vii
DAFTAR GAMBAR

viii
DAFTAR LAMPIRAN

ix
x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini Pandemi Covid-19 sangat berdampak dan mempengaruhi banyak sektor
di Indonesia terutama pada sektor perekonomian, salah satunya pada usaha mikro
kecil menengah (UMKM). Banyak UMKM yang harus mencoba berbagai cara untuk
bisa terus bertahan di tengah masa pandemi Covid-19 disertai dengan penyesuain diri
kepada pola hidup dan gaya hidup yang mulai berubah pada masyarakat Indonesia
yaitu dengan membiasakan hidup sehat, menggunakan masker dan menjaga jarak
secara sosial dan fisik. Upaya penyebaran Covid-19 yang dicanangkan Pemerintah ini
ternyata berdampak nyata kepada perekonomian Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM).
Pada Undang-undang Pasal 1 No 20 Tahun 2008 menjelaskan tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dimana Usaha Mikro merupakan usaha
produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria. Usaha Kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar
yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
tersebut. Sedangkan Usaha Menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan. Jurnal
Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Hal. 1286-1295 |).
Berdasarkan latar belakang dari fenomena yang terjadi saat ini, pengaruh
pandemi Covid-19 sangat membawa dampak buruk terhadap keberlangsungan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tidak hanya terjadi pada bidang industri saja,

1
tetapi juga terjadi pada UMKM yang bergerak di berbagai sektor seperti sektor
produksi rumahan, sektor di bidang jasa serta sektor produk-produk makanan yang
mengalami penurunan omset yang signifikan salah satunya pada Desa Pulomulya
Kecamatan Lemah Abang. Desa PuloMulya merupakan desa yang memiliki 4 dusun
diantaranya dusun ABCD dan memiliki luas sawah sekitar ±369 Ha dan memiliki
jumlah penduduk ±2.599 jiwa dan sebagian penduduknya merupakan petani. Saat ini,
Desa pulomulya merupakan desa yang menjadi salah satu tempat pengabdian
mahasiswa UBP karawang, yang dilaksanakan secara online. Pada program KKN
tahun ini kami mahasiswa UBP Karawang melakukan pengabdian di desa PuloMulya
guna untuk membangkitkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan
memberikan ilmu juga pengetahuan kepada masyarakat sekitar di desa Pulomulya
pada era pandemi Covid-19 saat ini.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, di desa PuloMulya saat ini dapat
dilihat hampir seluruh warganya menggantungkan sektor ekonominya pada sektor
produksi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai dari terdapat UMKM
Makanan Ringan dan UMKM bidang jasa. Dimana para pelaku UMKM didesa
PuloMulya Sebagian besar berperan sebagai penjual makanan ringan, penjual Toko
Kelontong dan juga berperan sebagai Jasa penggilingan padi. Meski sebelumnya
penghasilan telah berjalan dengan cukup lancar dengan mengandalkan pelanggan
tetap yang terbatas, namun pemanfaatan cara promosi dengan ide ide kreatif yang
berbasis digital tersebut masih belum maksimal. Di desa pulomulya ini terdapat
beberapa pelaku UMKM yakni
Teh Tarik kusuka yang dipelopori oleh bapak Ahmad Roma dalam wawancara yang
dilakukan oleh mahasiswa, sebelum adanya pandemi covid19, dimana modal awal
dari pembuatan minuman Teh Tarik kusuka ini sebesar Rp. 200.000-500.000. dengan
jumlah omset Rp. 9.000.000 per bulan. Namun, setelah adanya covid19 penghasilan
menurun hampir 50% dari yang awalnya modal pembuatan minuman Teh Tarik
Kusuka sebesar Rp 200.000-Rp500.000 menjadi Rp 100.000-Rp300.000 dengan
jumlah omset yang didapat berkisar ±4.500.000-Rp5.000.000 persetiap bulannya.

2
Aneka jenis keripik yang dipelopori oleh Mak Ane dalam wawancara yang dilakukan
oleh mahasiswa, sebelum adanya covid-19 dimana modal awal Rp 1.200.000 dengan
jumlah omset yang didapat Rp 2.400.000 dalam sebulan. Namun, setelah adanya
covid19 penghasilan menurun hampir 50% dari yang awalnya modal pembuatan
aneka jenis keripik Rp 1.200.000 menjadi ±Rp500.000-700.000 dengan jumlah omset
yang didapat berkisar ±1.000.000-1.500.000 persetiap bulannya.
Ditinjau dari persoalan tersebut, setelah adanya pandemi Covid-19 dan adanya
PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) saat ini, para pelaku
UMKM yang memiliki usaha kecil tersebut banyak mengeluhkan omset penjualan
yang mungkin dikarenakan daya beli konsumen yang menurun hingga 50%. Oleh
karena itu, kehadiran mahasiswa diharapkan menjadi sebuah dorongan untuk
mengembangkan beberapa produk UMKM di desa pulomulya diantranya produk Teh
Tarik Kusuka dan produk Keripik Sukun Ma Ane.

1.2. Tujuan
Tujuan adanya Program Pengembangan UMKM ini untuk melayani
pengembangan keterampilan kewirausahaan dan kemampuan untuk menjalankan
usaha kecil dan menengah. Program ini melatih para peserta untuk menerapkan
ketrampilan kewirausahaan mereka, dengan mengidentifikasi dan memilih proyek
bisnis yang layak atau memperluas usaha yang ada.
Dalam pelaksanaan KKN tahun ini mahasiswa melakukan observasi di desa
pulomulya untuk mendapatkan pelaku UMKM tersebut, ada beberapa Pelaku UMKM
di desa pulomulya, banyak pelaku UMKM di desa Pulomulya ini pada bidang jasa
penggilingan padi, dan ada dua pelaku UMKM yang memiliki potensi untuk
dikembangkan, yaitu Teh Tarik kusuka yang di pelopori oleh Pak Ahmad roma
selaku pembuat minuman dengan konsep kekinian, dan Kripik sukun Ma Ane yang
memproduksi macam-macam kripik mulai dari ciri khasnya kripik sukun, kue gabus,
kue cincin, keripik pisang, singkong. Kedua UMKM ini memiliki potensi untuk
dikembangkan disisi lain teh Tarik kusuka memproduksi minumanya dan
memasarkan produknya sampai di lima kecamatan, kec, tempuran, telagasari,

3
lemahabang, Cilebar, cilamaya kulon, Karna situasi saat ini Teh Tarik kusuka
menjadi menurun dalam produksi dan pemasaran yang sebelumnya menjadi pemasok
ke warung-warung dan distributor hingga lima kecamatan 100pcs setiap harinya
namun saat ini berkurang dan cangkupan untuk jadi pemasok pun terhalang karna
adanya PPKM ini, begitupun dengan kripik Sukun Ma Ane karena pemberlakuan
PPKM ini Ma Ane tidak mampu berjualan keliling dan produksi bahan-bahan kripik
pun mulai berkurang dari petani setempat untuk mengirim bahan. Namun setelah di
kaji oleh mahasiswa KKN mengenai kedua UMKM, yaitu terhalang oleh kondisi dan
Solusi untuk menstabilkan pemasaran Produk dari Kedua UMKM tersebut,
mahasiswa melakukan dan memasarkan produk melalui Sosial media/ Digital
Marketing. Ali Hasan (2013) mendeskripsikan bahwa pemasaran digital mempunyai
sejumlah karakteristik sebagai berikut:
1. Upaya meningkatkan interaktivitas bisnis dengan pelanggan yang bergantung
pada teknologi.
2. Sebuah dialog elektronik (teknologi interaktif) untuk memberikan akses
informasi kepada pelanggan (komunitas, individu), dan sebaliknya.
3. Upaya melakukan semua kegiatan bisnis melalui internet untuk tujuan
penelitian, analisis dan perencanaan untuk menemukan, menarik, dan
mempertahankan pelanggan.
4. Upaya meningkatkan akselarasi jual beli barang dan jasa (tertentu), informasi
dan ide melalui internet.

1.3. Ruang Lingkup


Ruang Lingkup mengenai pelaku UMKM di desa pulomulya.
1. Mewawancarai pelaku UMKM mengenai cangkupan pemasaran.
2. Memberikan inovasi dan memberikan pelatihan melalui media online
3. Mengembangkan pemasaran produk UMKM melalui jenjaring social media,
memberikan ke distributor.

4
1.4. Manfaat
Adapun manfaat dilaksanakannya kajian terhadap sasaran Unit Usaha/UMKM
tersebut:
1. Meningkatkan UMKM dalam penciptaan lapangan kerja, pemerataan
pendapatan dan pertumbuhan ekonomi
2. Mengurangi angka pengangguran akibat efek dari pandemic covid-19
3. Meningkatkan produktifitas dalam keterampilan dalam pemasaran produk ke
media online.

5
BAB II
Gambaran Umum
2.1 Deskripsi Umum Desa/Kelurahan

Gambar 2.1 Kantor Desa Pulomulya


Sumber: Penulis, 2021
Pulomulya adalah salah satu desa di Kecamatan Lemahabang, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat. Dengan jumlah penduduk 2.717 jiwa diantaranya 1.375 jiwa
berjenis kelamin laki-laki dan 1.342 jiwa berjenis kelamin perempuan. Desa
pulomulya memiliki luas wilayah dengan total 402,65 Ha diantaranya luas sawah
33,65 Ha dan darat 369,00 Ha. Batas wilayah utara Desa Pulomulya yaitu Desa
Jayanegara, batas wilayah timur yaitu Desa Sukamulya Cikul, batas wilayah selatan
Desa Pulokalapa dan batas wilayah darat yaitu Desa Lemahmukti.
2.2 Potensi Desa/Kelurahan
Desa pulomulya adalah salah satu desa yang memiliki banyak potensi untuk
dikembangkan. Salah satu dari potensi Desa Pulomulya yang kami temuin adalah
produk produk pertanian. Hal tersebut di dominasi oleh hampir 80% penduduk desa
pulomulya bekerja di bidang pertanian. sehingga potensi yang kami analisis dalam
hal ini adalah pengelolaan hasil pertanian yang didukung inovasi-inovasi serta

6
support pemerintah di tingkat desa. Salah satu potensi yang ada di desa pulomulya
adalah olahan minuman herbal yang selanjutanya akan kami buat sebagai potensi
umkm di desa pulomulya.

7
BAB II
Gambaran Umum

2.3 Perkembangan Desa/Kelurahan


2.3.1. Daerah
Daerah dalam hal ini adalah perkembangan tanah produktif dan non produktif
serta penggunaan,lokasi dan luas dan batas lingkupan geografi. Desa pulomulya
memiliki luas wilayah dengan total 402,65 Ha. Dari total 402,65 Ha semua
merupakan tanah produktif adapun perubahan dari tanah serta penggunaan dan jenis
tanah antara lain. Data yang diambil pada 17/07/2021 penggunaan tanah sawah seluas
369,0000 Ha , pengggunaan tanah kering 20,8000 Ha , Penggunaan Tanah Fasilitas
Umum 12,8500 Ha Sedangkan pada tahun 19/07/18 penggunaan tanah sawah seluas
369,0000 Ha, penggunaan tanah kering 32,3000 Ha dari tahun 2018 sampai tahun
2021 terjadi perubahan pada penggunaan tanah kering menjadi fasilitas umum
Seluas 12,8500 Ha, dan adapun batas batas adalah sebagai berikut Batas wilayah
utara Desa Pulomulya yaitu Desa Jayanegara, batas wilayah timur yaitu Desa
Sukamulya Cikul, batas wilayah selatan Desa Pulokalapa dan batas wilayah darat
yaitu Desa Lemahmukti.
2.3.2. Penduduk
Perkembangan penduduk di desa Pulomulya antara lain pada 12/07/2021
jumlah penduduk Laki-Laki 1,294 jiwa, Jumlahh penduduk Perempuan 1,305 jiwa.
Jumlah penduduk laki-laki sebagai kepala keluarga 619 jiwa jumlah penduduk
perempuan sebagai kepala keluarga 219 jiwa. Dan seperti data yang ada pada
prodeskel tidak ada perubahan bila dilihat data pada 05/07/2020 datanya antara lain
jumlah penduduk Laki-Laki 1,294 jiwa, Jumlahh penduduk Perempuan 1,305 jiwa,
Jumlah penduduk laki-laki sebagai kepala keluarga 619 jiwa jumlah penduduk
perempuan sebagai kepala keluarga 219 jiwa
2.3.3. Tata Kehidupan
Tata kehidupan masyarakat desa merupakan suatu pembahasaan mengenai
pola prilaku yang berkenaan dengan agrikultur dan persoalan kebudayaan yang

8
tentunya di setiap desa memiliki bentuk social yang berbeda hal hal tersebut
dipengengaruhi dan oleh beberapa hal yang pertama sekali mengenai Agrikultur
a. Agrikultur di bidang pertanian yang dimana proses penggarapan serta
lapangan pekerjaan yang berkenaan dengan bidang pertanian. Bidang
pertanian ini hamper di geluti 80% persen jumlah penduduk Desa pulo
mulya. Ada juga yang membidangi sebagai tukang kayu, pedagang, dan
penggilingan padi.
b. Tradisional yang ada pada desa pulomulya memuat kebudayaan kesundaan
yang mana hal tersebut dilihat dan dibenarkan dari letak geografis desa
pulomulya.Desa pulomulya merupakan suatu tempat yang berada di wilayah
tanah sunda yang dimana dulu merupakan Kerajaan padjajaran.
c. Adat dan Tradisi yang ada pada desa pulomulya mrupakan suatu entitas yang
komunal, atau dalam terjemahan kedaerahan di sebut paguyuban segala
sesuatu yang berkaitan dengan adat istiadat masih di pegang teguh yang
mana hal ini di jaga dan di pegang khususnya oleh kaum tua. Adat Hajat
bumi, upacara ini dilaksakan kapan selesai panen. Hajat bumi dilaksanakan
yang dimana para pertani makan bersama. Warga di kumpulkan dengan
membawa masakan masing masing untuk dibagikan kepada warga lainnya,
atau sekedar bertukar masakan.
d. Seni Budaya yang ada pada masyarakat desa pulomulya tidak melepaskan
letak geografis desa pulo mulya ada beberapa kesenian yang sampai saat ini
masih di pertahankan dan terus menjadi identitas pulomulya. Tari jaipong,
tarian jaipon merupakan gabungan dari beberapa kesenian tradisional seperti
wayang golek, pencak silat, dan ketuk tilu.seni tari jaipong sering di;akukan
pada saat acara pernikahan. Seni sisingaan sering sekali di tampilkan pada
saat khitanan.

9
BAB III
KAJIAN UMKM

3.1 Deskripsi UMKM


Nayla (2014: 12) secara umum, UKM atau yang biasa dikenal dengan usaha
kecil menengah merupakan sebuah istilah yang mengacu pada suatu suatu jenis usaha
yang didirikan oleh pribadi dan memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp200.000.000. (Nayla, 2014).
Mahasiswa KKN Universitas Buana Perjuangan Karawang mengambil 2 unit
UMKM yang ada di Desa Pulomulya Kecamatan Lemahabang, yaitu Teh Tarik
Kusuka dan Aneka Cemilan Mak Ane.
3.1.1 Teh Tarik Kusuka

Gambar 3.1 Teh Tarik Kusuka


Sumber: Dokumen Pribadi, 2021

Pemilik usaha ini adalah Bapak Rohman yang sudah berjalan selama 3 tahun,
Pak Rohman memproduksi sendiri di rumahnya dan memiliki 3 karyawan. Teh Tarik
Kusuka ini hanya memiliki 1 varian rasa yaitu teh, bahan utama dari teh Tarik kusuka
ini adalah teh, gula murni, dan jelly. Harga normal dari teh Tarik kusuka ini adalah
Rp. 5.000, tetapi jika distributor dengan minimal pembelian 100 Pcs diberikan harga
Rp 3.500 dan di bawah 50 Pcs diberikan harga Rp.4.000. Untuk kekuatan dari the
Tarik ini adalah jika disimpan di freezer akan bertahan selama 1 bulan jika di tempat

10
biasa hanya 1 minggu. Teh Tarik kusuka ini sudah dipasarkan di 5 Kecamatan
dengan disimpan di warung-warung yaitu Kecamatan Lemahabang, Telagasari,
Tempuran, Cilamaya Kulon dan Cilebar. Pak Rohman sudah mencoba memasarkan
produknya dengan media online tetapi kurang efektif. Dengan menghadapi pesaing-
pesaing pak Rohman ini sering sekali memberikan bonus terhadap distributor atau
warung-warung. Di pandemi Covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap usaha pak
Rohman karena pak rohman juga berjualan dengan target pasar yaitu anak-anak
sekolah, dan sekarang sekolah pun berbasis daring.
3.1.2 Aneka Cemilan Mak Ane

Gambar 3.2 Aneka Cemilan Mak Ane


Sumber: Penulis, 2021

Pemilik usaha ini adalah Mak Ane yang sudah berjalan selama 10 tahun, mak
ane memproduksi aneka cemilan yaitu keripik sukun, kripik pisang, kue cincin,
peyek, gabus, dan juga ranginang. Cemilan ini semuanya di kasih harga yaitu Rp
5.000, mak Ane juga terkadang sistem pembayarannya dengan sistem barter, yaitu
dengan beras. untuk kekuatanya dari cemilan ini yaitu selama 1 minggu. Untuk varian
rasa bermacam-macam mulai dari asin, balado, original, dan juga pedas. Sistem
pemasarannya mak Ane tidak menggunakan media online hanya keliling ke desa
pulomulya. Di pandemi Covid-19 sangat berpengarung terhadap usaha mak Ane

11
karena sebelum Covid-19 mak ane juga berjualan di desa Pulokapala yaitu di makam
Syech Quro , berjualan di desa Pulokalapa ini omzetnya cukup tinggi apalagi di sabtu
kliwon karena banyak penziarah yang mengunjungi desa Pulokalapa ini.

3.2 Permasalahan dan Solusi


3.2.1 Teh Tarik Kusuka
Dari hasil observasi kami di UMKM Teh Tarik Kusuka menunjukkan bahwa
pandemic covid-19 memberikan dampak negatif bagi UMKM dengan dampak
terbesar pada penurunan penjualan sehingga perlu adanya perubahan perilaku
pemasaran produk UMKM yaitu dengan menggunakan pemasaran digital/Digital
Marketing baik pemanfaatan medsos maupun memasarkan produk melalui
marketplace seperti Tokopedia, bukalapak, shopee, grabfood, dan gofood.
3.2.2 Aneka Cemilan Mak Ane
Sama seperti UMKM The Tarik Kusuka, UMKM Mak ane pun memiliki
kendala yang sama di masa Pandemi covid-19. Karena, sebelum adanya covid-19
mak ane berjualan di Syekh Quro yang menjadi objek wisata utama di kota
Karawang. Selain itu, usia pemilik pun UMKM ini terbilang sudah tidak produktif
untuk menjalankan usaha milikinya.
3.3 Pengembangan Potensi UMKM
3.3.1 Teh Tarik Kusuka
a. Mampu membuka Franchise agar teh Tarik kusuka lebih dikenal dan
memperluas pangsa pasarnya.
b. Melakukan inovasi, baik inovasi proses maupun inovasi produk. Inovasi
produk merupakan salah satu dampak dari perubahan teknologi dan salah satu
tindakan improvisasi pada masa covid-19 ini.
c. Melakukan perubahan perilaku pemasaran dengan menggunakan Digital
Marketing seperti Tokoku, Tokopedia, Grabfood, Gofood dll.

12
3.3.2 Aneka Cemilan Mak Ane
a. Menambah beberaspa Man Power, Penambahan atau penggunaan tenaga
manusia tambahan guna mempersingkat proses produksi dan proses
pemasarannya.
b. Perubahan perilaku pemasarasan dengan menggunakan metode Dropship
atau Mendistribusikan produk pada agen/toko kue kering.
c. Melakukan perubahan perilaku pemasaran dengan menggunakan Digital
Marketing seperti Tokoku, Tokopedia, Grabfood, Gofood dll

3.4 Program – Program Kerja Lain


3.4.1 Membuat Handsanitizer

Gambar 3.3 Proses Pembuatan Handsanitizer


Sumber: Dokumen Pribadi, 2021
Mahasiswa KKN Universitas Buana Perjuangan Karawang di Desa
Pulomulya membuat Hand Sanitizer, untuk digunakan warga desa pulomulya agar
menumbuhkan kesadaran akan mencuci tangan. Bahan dan alat yang digunakan
sebagai berikut:
Bahan-bahan:
a. Etanol 70%
b. Glyserin 1Kg

13
c. Pewangi 10ml
Alat-alat :
a. Sarung tangan
b. Masker
c. Teko literan
d. Ember
e. Pengaduk
f. Corong
g. 2 Botol 500ml untuk tempat Hand Sanitizer

3.4.2 Pembuatan Kerangka Handsanitizer


Mahasiswa KKN Universitas Buana Perjuangan Karawang di Desa
Pulomulya membuat tempat cuci tangan dari paralon, tempat cuci tangan tersebut
kita buat dengan penggunaannya tanpa dipegang karena untuk mengeluarkan
handsanitezer nya dengan cara menginjak paralon paling bawah agar tidak disentuh
oleh tangan langsung karena untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Alasan mahasiswa KKN membuat tempat cuci tangan adalah karena
kebanyakan warga malas untuk mencuci tangan karena harus pergi ke kamar mandi,

Gambar 3.4 Kerangka Handsanitizer


Sumber: Dokumen pribadi, 2021

14
BAB IV

4.1 Kesimpulan
1. Pulomulya adalah salah satu desa di Kecamatan Lemahabang, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat. Dengan jumlah penduduk 2.717 jiwa diantaranya
1.375 jiwa.
2. Di desa Pulomulya ada beberapa UMKM, diantaranya UMKM dengan nama
merk Teh Tarik Kusuka dan Aneka Keripik Ma Ane.
3. Teh Tarik Kusuka merupakan sebuah UMKM waralaba yang berfokus pada
minuman teh tarik. Teh Tarik Kusuka ini memiliki satu varian rasa yaitu teh
Tarik original. Masa kadaluarsa untuk teh Tarik ini akan bertahan selama satu
bulan jika disimpan di lemari pendingin dan akan kadaluarsa dalam waktu
satu minggu jika tidak berada pada lemari pendingin. Di pandemi Covid-19
ini sangat berpengaruh terhadap usaha pak Rohman karena pak rohman juga
berjualan dengan target pasar yaitu anak-anak sekolah, dan sekarang sekolah
pun berbasis daring.
4. Aneka Keripik Ma Ane telah berjalan kurang lebih selama 10 tahun. mak ane
memproduksi berbagai macam aneka cemilan yang terdiri dari keripik sukun,
kripik pisang, kue cincin, peyek, gabus, dan juga ranginang. Di masa pandemi
Covid-19 sangat berpengarung terhadap usaha keripik mak Ane, dikarenakan
sebelum Covid-19 mak ane juga berjualan pada situs wisata rohani yaiut di
makam Syech Quro.
5. Mahasiswa KKN di Desa Pulomulya membuat handsanitaizer yang dapat
digunakan warga desa Pulomulya yang diharapkan dapat menumbuhkan
kesadaran mencuci tangan dimasa pandemi dan memutus rantai penularan
virus Covid-19.
6. Selain membuat handsanitaizer, Mahasiswa KKN Universitas Buana
Perjuangan Karawang di Desa Pulomulya membuat tempat cuci tangan dari
paralon.

15
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari peran UMKM yang ada di desa Pulomulya yang
di ambil oleh mahasiswa KKN, maka mahasiswa dapat memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi mahasiswa KKN
a. Meningkatkan hubungan dengan para perangkay desa.
b. Lebih meningkatkan disiplin diri dalam kegiatan KKN.
c. Setiap konflik yang muncul harap diselesaikan secara damai dan
kekeluargaan.
2. Bagi Universitas
a. Diharapkan untuk KKN periode selanjutnya konsisten dalam memberikan
metode KKN secara hybrid atau online.
b. Diharapkan untuk tidak memberikan informasi yang mendadak, terutama
informasi yang memiliki batas waktu.
3. Bagi Masyarakat
Masyarakat hendaknya mengerti bahwa kegiatan KKN ini bukan
hanya untuk kepentingan mahasiswa KKN, melainkan untuk kepentingan
bersama demi kemajuan desa Pulomulya. Masyarakat seharusnya antusias dan
terbuka terhadap mahasiswa KKN, karena mahasiswa hanya sebagai
motivator untuk memecahkan masalah dan membangun desa, bukan sebagai
pembawa dana. Perlu di tingkatkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam
menjalankan program pengembangan desa.

16

Anda mungkin juga menyukai