Anda di halaman 1dari 7

EKONOMI

PENILAIAN KINERJA DAN KOMITMEN DALAM ETIKA


PEMERINTAHAN

Ponijan
Universitas Satyagama

ABSTRACT
The performance appraisal is a formal system to check, periodically review and evaluate one’s performance, which is used to
improve performance, compensation adjustment, placement decisions, training, and development needs, career planning and
development. The purpose of this paper is to discuss the way how to improve quality and quantity of the human resources in order
to achieve the corporate maximum performance. The method used is the library research and tha collected data is analyzed descriptively.
It can be concluded that the assessment of performance and ethics is a doctrine of government administration in the form of Good
Governance, especially on the use of power or authority in accordance with the values associated with the virtue of human nature.

PENDAHULUAN meningkatkan sumber daya manusia untuk meningkatkan


Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan kualitas dan kuantitas guna mencapai kinerja yang
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maksima. Metoda dalam penulisan ini digunakan adalah
yang serba cepat dan canggih serta adanya perubahan studi kepustakaan dan dianalisis secara deskriptif.
yang semakin kompleks membuat pemerintah harus
mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan yang PEMBAHASAN
semakin sulit. Pemerintah Indonesia sebagai salah satu Kinerja
negara yang berkembang, harus lebih kompetitif Pengertian kinerja atau performance, adalah hasil
menghadapi persaingan serta tuntutan yang lebih berat kerja atau prestasi kerja. Menurut Armstrong dan Baron
dari masa sebelumnya. Dengan kata lain, seluruh (dalam Wibowo, 2009:7), kinerja merupakan hasil
aparatur negara haras berusaha untuk meningkatkan pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan
kinerjanya atau organisasi kerjanya masing-masing. tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan
Menurut Sedarmayanti (2009:265) manfaat penilaian memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian,
kinerja adalah untuk: perbaikan kinerja, penyesuaian kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil
kompensasi, keputusan penempatan, kebutuhan yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah
pelatihan dan pengembangan, perencanaan dan tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara
pengembangan karier, kekurangan dalam proses mengerjakannya.
penyusunan pegawai, kesempatan kerja yang sama, Soeprihanto dalam Anita Carolina dan Yuni
tantangan dari luar, umpan balik terhadap sumber daya Rimawati (2007:34) mengemukakan bahwa kinerja atau
manusia. Manfaat penilaian kinerja adalah untuk: prestasi kerja seorang karyawan pada dasamya adalah
perbaikan kinerja, penyesuaian kompensasi, keputusan hasil kerja seorang karyawan selama periode waktu
penempatan, kebutuhan pelatihan dan pengembangan, tertentu dibanding dengan berbagai kemungkinan,
perencanaan dan pengembangan karier, kekurangan misalnya standar/target atau kriteria lain yang telah
dalam proses penyusunan pegawai, kesempatan kerja ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
yang sama, tantangan dari luar, umpan balik terhadap Sedangkan menurut Schermerhorn, Hunt, dan Osborn
sumber daya manusia. dalam Veithzal Rivai, dkk, (2008:15), kinerja adalah
Tujuan dari penulisan ini adalah bagaimana kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik

WIDYA 34 Tahun 29 Nomor 320 Mei 2012


EKONOMI
yang dilakukan individu, kelompok, maupun organisasi. 3. Kurangnya pengetahuan atau kemampuan. Hubungan
Menurut Schermerhorn, Hunt, dan Osborn dalam kompetensi dengan kinerja sudah jelas bahwa kompetensi
Veithzal Rivai, dkk (2008:14-15), kinerja adalah hasil adalah prasyaf at yang dituntut.
atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan 4. Alat, perlengkapan, kelompok kerja, kepemimpinan
selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas yang tidak tepat atau hambatan / lingkungan lainnya.
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti 5. Tugas atau tindakan tidak dapat diterima karyawan.
standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang Konflik nilai terjadi di tempat kerja dan karyawan berhenti
telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati melakukan sesuatu, secara keseluruhan atau sebagian.
bersama. Kinerja adalah kualitas dan kuantitas dari Karena konsep dirinya mengenai "apa yang benar".
pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan individu, 6. Pekerjaan itu menyangkut tugas atau tanggung jawab
kelompok, maupun organisasi. yang seseorang tidak sukai. Preferensi mempengaruhi
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja penerapan, usaha dan kinerja.
Menurut model partner-lawyer yang dikemukakan 7. Pekerjaan sedemikian terstruktur sehingga memberikan
oleh Donnelly, Gibson dan Ivancevich (Veithzal Rivai, sedikit sekali penghargaan instrinsik yang sesuai dengan
dkk, 2008:16), kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi pribadi itu atau harapannya akan penghargaan nyata
oleh faktor-faktor: harapan mengenai imbalan, dorongan, tidak terpenuhi dan orang itu tidak mendapatkan insentif
kemampuan, kebutuhan dan sifat, persepsi terhadap untuk berusaha lebih keras.
tugas, imbalan internal dan eksternal, persepsi terhadap 8. Umpan balik tidak memadai atau tidak tepat sepanjang
tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Faktor-raktor yang tahun pada semua atau beberapa factor kinerja.
mempengaruhi kinerja, menurut Armstrong dan Baron Akibatnya, orang tidak tahu bahwa organisasi
tahun 1998 dalam Wibowo, (2009:99) yaitu: mengharapkan usaha yang lebih banyak atau kontribusi
a. Personal factors, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, yang berbeda, atau orang tidak tahu adanya kekurangan
kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu. kinerja pada dirinya.
b. Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, Penilaian Kinerja
bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan Veithzal Rivai, dkk (2008:18) mengemukakan
team leader. bahwa penilaian kinerja merupakan kajian sistematis
c. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang tentang kondisi kerja pegawai yang dilaksanakan secara
diberikan oleh rekan sekerja. formal yang dikaitkan dengan standar kerja yang telah
d. System factors, diiunjukkan oleh adanya sistem kerja ditentukan perusahaan atau organisasi. Penilaian kerja
dan fasilitas yang diberikan organisasi. dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil
e. Contextual/situasional factors, ditunjukkan oleh pekerjaan pegawai dan kinerja organisasi. Di samping
tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan itu, juga untuk menentukan kebutuhan pelatihan kerja
internal dan eksternal. secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai
Faktor-faktor Penyebab Kemerosotan Kinerja kepada pegawai sehingga dapat melaksanakan pekerjaan
Menurut Ainsworth, Smith dan Millership dalam yang lebih baik di masa mendatang dan sebagai dasar
Widya Hayu Atmani, (2008:24-25) beberapa faktor yang untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi jabatan
mempengaruhi kinerja secara khusus dapat menurunkan atau penentuan imbalan.
kinerja karyawan, berupa: Maier dalam Moh. As'ad (2004:63) mengatakan
1. Rencana kinerja yang tidak sesuai. Sasaran yang kriteria umum yang sering digunakan sebagai kriteria
terlalu tinggi atau tidak relevan jelas dapat menyebabkan pengukuran kineria antara lain ialah: (1), kualitas, (2),
kinerja yang tidak memuaskan. kuantitas, (3), waktu yang dipakai, (4), jabatan yang
2. Rencana kinerja yang tidak jelas. Kurangnya kejelasan dipegang, (5), absensi, dan (6), keselamatan dalam
peran, kebingungan mengenai prioritas atau sasaran menjalankan tugas pekerjaan. Sedahgkan menurut
dapat memberikan implikasi negatif pada kinerja. Gomes (2003:142) kriteria penilaian kineria meliputi:

WIDYA 35 Tahun 29 Nomor 320 Mei 2012


EKONOMI
1. Quantity of work; jurnlah kerja yang dilakukan dalam 3. Harus mempunyai kekuatan finansial atau kemampuan
suaru periode waktu yang ditentukan. untuk mencukupi keuangan masyarakat dalam rangka
2. Quality of work; kualitas kerja yang dicapai berdasarkan membiayai ongkos keberadaan negara dalam
syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.................. menyelenggarakan peraturan. Hal tersebut dalam rangka
3. Job knowledge; luasnya pengetahuan mengenai penyelenggaraan kepentingan negara. Sedangkan
pekerjaan dan ketrampilannya. menurut Bayu Surianingrat (1990:11), pemerintahan
4. Creativeness; keaslian gagasan-gagasan yang adalah perbuatan atau cara urusan memerintah, misalnya
dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan pemerintahan yang adil, pemerintahan demokrasi,
persoalan-persoalan yang timbul. pemerintahan dictator dan lain sebagainya....................
5. Cooperation; kesediaan untuk bekerjasama dengan Etika pemerintahan merupakan ajaran untuk
orang lain (sesama anggota organisasi). berperilaku yang baik dan benar sesuai dengan nilai-
6. Dependability; kesadaran dan dapat dipercaya dalam nilai keutamaan yang berhubungan dengan hakikat
hal kehadiran dan penyelesaian kerja. manusia. Etika membahas keutamaan yang harus
7. Initiative; semangat untuk melaksanakan tugas-tugas dilaksanakan oleh pejabat (dalam.http://www.elearning-
baru dan dalam memperbesar tanggungjawabnya. rri.net/teripimiv/etika_pemerintahan.ppt) .
8. Personal qualities; menyangkut kepribadian, Etika pemerintahan berhubungan dengan keutamaan
kepemimpinan, keramah-tamahan, dan integritas pribadi. yang harus dilaksanakan oleh para elit pejabat publik
Etika Pemerintahan dan staf pegawai pemerintahan. Oleh karena itu dalam
Kata etika berasal dari kata Yunani kuno "ethikos" etika pemerintahan membahas perilaku penyelenggaraan
yang berarti timbul dari kebiasaan. Etika mempelajari pemerintahan, terutama penggunaan kekuasaan,
nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar kewenangan teraiasuk legitimasi kekuasaan dalam
dan penilaian moral yang mencakup analisis dan kaitannya dengan tingkah laku yang baik dan buruk.
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, Wujud etika pemerintahan tersebut adalah aturan-aturan
tanggung jawab. ideal yang dinyatakan dalam / UUD baik yang dikatakan
Ada dua jenis etika yaitu etika yaitu: oleh dasar negara (Pancasila) maupun dasar-dasar
1. Etika Filosofis, dengan dua sifat yakni non-empiris perjuangan Negara
dan praktis. Etika filosofis berisi studi mengenai apa yang Ciri-ciri Pemerintahan yang Baik
seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan oleh manusia. Menurut Sadu Wasistiono (2012,) ada beberapa
Nilai tersebut bersifat universal, ada pula yang bersifat ciri-ciri pemerintahan yang baik yaitu:
partikular karena terikat ruang dan waktu. (Etika 1. Mengikutsertakan semua
pemerintahan termasuk kategori etika filosofis). 2. Transparan dan bertanggung jawab
2. Etika Teologis, yakni etika yang bertitik tolak dari 3. Efektifdanadil
presuposisi-presuposisi teologis yang bersifat umum, 4. Menjamin adanya supremasi hukum
buksn menurut agama tertentu saja. (Surnber: 5. Menjamin bahwa prioritas-prioritas politik, sosial dan
id.wikipedia.org/wiki/Etika) ekonomi didasarkan pada konsensus masyarakat.......
Menurut C.F.Strong dalam Inu Kencana Safiie 6. Memperhatikan kepentingan masyarakat yang paling
(2011:22), pemerintahan dalam arti luas mempunyai miskin dan lemah dalam proses pengambilan keputusan
kewenangan untuk memelihara kedamaian dan menyangkut alokasi sumber daya pembangunan
keamanan negara, ke dalam dan ke luar. Oleh karena Landasan Etika Pemeritahan Indonesia................
itu pemerintah: Landasan etika pemerintahan Indonesia antara
1. Harus mempunyai kekuatan militer atau kemampuan lain:
untuk mengendalikan angkatan perang 1. Falsafah Pancasila dan Konstitusi/UUD 1945
2. Harus mempunyai kekuatan legislatif atau dalam arti Negara RI
pembuatan undang-undang 2. TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

WIDYA 36 Tahun 29 Nomor 320 Mei 2012


EKONOMI
Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Komitmen
Nepotisme Tjokroamidjojo (2001:48) mendefinisikan komitmen
3. UU No. 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan sebagai situasi dimana seseorang ingin menyatu pada
Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan posisi "cocok", walaupun kadang bertentangan dengan
Nepotisme hati nurani. Ketika seseorang membuat suatu komitmen
4. UU No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU dengan publik, ada kecenderungan akan menjadi lebih
No. 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian ekstrim pada dirinya sendiri dan berfikir tentang rancangan
( LN No. 169 dan Tambahan LN No. 3090)..................... implikasi perilaku diri yang ingin ditampilkan. Artinya,
5. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah komitmen membuat orang lebih responsif dan mempunyai
yang dirubah dengan UU No. 3 Tahun 2005 dan UU No. pesan yang mengandung harapan reputasi positif
12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah terhadap diri mereka sendiri. Dengan kata lain, adanya
6. PP No. 60 tentnag Disiplin Pegawai Negeri. keinginan untuk lebih mendapatkan kepercayaan diri
(sumber:http://www.eleaimng-rri.net/materipnniv pendapat orang lain yang berbeda-beda. Konsep
/etika_pmrintahan.ppt) mengenai komitmen pada intinya mengarahkan
Patologi Etika Birokrasi Pemerintahan seseorang untuk mengategorikan perbedaan-perbedaan
1. Patologi berupa hambatan atau penyakit dalam individu dalam masalah nilai dan motif secara lebih
birokrasi pemerintahan sifatnya politis ekonomis, sosio- sederhana.
kulrural, dan teknologikal. Menurut Blumberg dkk (1983:366) komitmen adalah
2. Patologi birokrasi dalam etika pemerintahan berupa: keterlibatan aktif pada suatu usaha untuk membangun
a. Patologi akibat persepsi, perilaku dan gaya manajeriai dan menjaga hubungan terhadap seseorang atau
berupa : penyalah-gunaan wewenang, statusquo, terhadap organisasi. Komitmen dimaksud sebagai tujuan
menerima sogok, takut perubahan dan inovasi, sombong seseorang untuk menjaga suatu hubungan, ketertarikan
menghindari kritik, nopoteisme, arogan, tidak adil, terhadap tujuan-tujuan nilai-nilai dan sasaran organisasi.
paranoia, otoriter, patronase, xenopobia dsb................ Toha (2000:89), mendefinisikan komitmen adalah
b. Patologi akibat pengetahuan dan keterampilan kemampuan untuk memegang teguh prinsip berdasarkan
berupa: puas din, tidak teliti, bertindak tanpa berpikir, undang-undang yang berlaku. Berkata dusta berarti tidak
counter produktif, tidak mau berkembang/belajar, pasif, komit dan akan merasa ketakutan karena dianggap
kurang prakarsa/inisiatif, tidak produktif, stagnasi dan berdusta dan akan berurusan dengan Tuhan. Bagi orang
sebagainya. yang dewasa, komit berarti membina kepercayaan menuju
c. Patologi karena tindakan melanggar hukum berupa: kepada konsep yang lebih realistis dan dapat:
markup, menerima suap, tidak jujur, korupsi, penipuan, 1. Dipahami (realistic understanding);
kriminal, sabotase, dan sebagainya. 2. Mengapa (why);
d. Patologi akibat keprilakukan berupa: kesewenangan, 3. Bagaimana (how). Bertujuan untuk mencari
pemaksaan, konspirasi, diskriminasi, tidak sopan, kerja kepercayaan kepada orang lain.
legalistik, dramatisiasi, indisipliner, inersia, tidak 4. Tanggungjawab (irresponsibility). Terhadap
melakukan pemborosan dan sebagainya kesalahannya dan bertanya "what did I do wrong" setiap
e. Patologi akibat sitasi internal berupa: tujuan dan kesalahan yang telah dibuatnya. Semua abligasi dan
sasaran tidak efektif dan efisien,kewajiban sebagai komitmen harus ditulis dalam kontrak
beban, eksploitasi, eksstrosi/pemerasan, pengangguran Menurut Yuki dan Udaya (2004:138) komitmen
terselubung, kondisi kerja yang tidak nyaman, tidak adalah bagian dari pembangunan identitas yang terjadi
adan kinerja, miskomunikasi dan informasi, spoil pada manusia sejak dia beranjak dewasa, kemudian
konsisten, over personil dan sebagainya. (sumber: menampakkan diri sebagai investasi pribadi yang akan
http://.eleaming-ni.net/materipiniiv/etikaipmrintahan. mendasari apa yang akan dilakukannya. Setiap pegawai
ppt) memiliki dasar dan tingkah laku yang berbeda

WIDYA 37 Tahun 29 Nomor 320 Mei 2012


EKONOMI
berdasarkan komitmen organisasi yang dimiliki. Pegawai dari organisasi.
yang memiliki komitmen organisasi dengan dasar afektif b. Keterlibatan pegawai sesuai dengan peran dan
memiliki tingkah laku berbeda dengan pegawai yang tanggungjawabnya di dalam organisasi. Pegawai yang
berdasarkan continuance. Pegawai yang berkeinginan memiliki komitmen tinggi akan menerima hampir semua
untuk tetap menjadi anggota akan melakukan usaha tugas dan tanggung jawab yang diberikannya.
yang maksimal sesuai dengan tujuan organisasi. c. Kehangatan, afeksi dan loyalitas serta adanya ikatan
Sebaliknya, pegawai yang terpaksa menjadi anggota emosional dan keterikatan antara organisasi dengan
akan berusaha untuk menghindari kerugian finansial dan pegawai. Pegawai yang memiliki komitmen tinggi akan
kerugian lain bagi dirinya, sehingga mungkin hanya menunjukkan loyalitas dan rasa memiliki yang tinggi
melakukan usaha yang tidak maksimal. Sementara itu terhadap organisasi.
pegawai dengan dasar komitmen normatif akan 2. Komponen kehendak untuk bertingkah laku mencakup
melakukan usaha tergantung dari sebesar apa perasaan dua hal, yaitu:
kewajiban yang dimiliki pegawai tersebut terhadap a. Kesediaan pegawai untuk menampilkan usaha yang
organisasi. Semakin besar perasaan kewajiban pada maksimal. Hal ini tampak melalui kesediaan bekerja
pegawai untuk memberi balasan atas apa yang telah melebihi apa yang diharapkan agar organisasi dapat
ditcrimanya dari organisasi maka semakin besar pula lebih maju. Pegawai dengan komitmen tinggi akan
komitmennya. komitmen organisasi adalah kekuatan menunjukkan tingkah laku yang memperhatikan nasib
yang bersifat relatif dari individu mengenai rasa organisasi.
kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, kesediaan b. Keinginan pegawai untuk tetap berada dalam
untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi. Pada pegawai yang memiliki komitmen tinggi
organisasi, keinginan untuk tetap menjadi anggota akan menunjukkan keinginan untuk bergabung dengan
organisasi yang bersangkutan, dan ketertarikan terhadap organisasi dalam jangka waktu yang lama karena ia
tujuan, nilai-nilai, dan sasaran organisasi. merasa tidak ada alasan untuk keluar dari organisasi.
Hasim (2003:28) mengatakan bahwa komitmen Alien dan Meyer yang dikutip Luthans (2002:237)
sangat penting untuk menunjang kesuksesan individu berpendapat bahwa setiap komponen komitmen memiliki
maupun pribadi. Seseorang yang komit berarti mampu dasar yang berbeda. Pegawai dengan komponen afektif
mewujudkan impian pribadi maupun orang lain menuju tinggi, masih bergabung dengan organisasi karena
kegiatan. Komitmen yang tinggi dari seorang pimpinan keinginannya untuk tetap menjadi anggota organisasi
atau inovator akan mengakibatkan kepemilikan karisma tinggi. Sementara itu pegawai dengan komponen
yang tinggi dan dianggap sebagai tokoh yang karismatik, continuance tinggi, tetap bergabung dengan organisasi
sebab memiliki kepercayaan diri, mampu menangkap tersebut karena mereka membutuhkan organisasi.
jalinan kalimat demi kalimat secara cepat, antusias Selanjutnya, pegawai yang memiliki komponen normatif
terhadap kebenaran dan berupaya keras untuk yang tinggi, tetap menjadi anggota organisasi karena
mewujudkan kebenaran tersebut. Untuk memiliki suatu mereka merasa harus melakukannya. Tingginya komitmen
komitmen yang tinggi diperlukan suatu sumber dan pegawai dalam sebuah organisasi antara lain terdiri dari
rencana yang jelas. indikator-indikator nilai-nilai organisasi, kesediaan sebaik
Komitmen memiliki dua komponen, yaitu: mungkin demi kepentingan organisasi, keinginan untuk
1. Komponen sikap, komponen sikap mencakup tiga hal tetap menjadi anggota organisasi, minat terhadap nilai-
yaitu: nilai, tujuan dan sasaran organisasi.
a. Identifikasi dengan organisasi, yaitu penerimaan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen
pegawai atas tujuan organisasi sebagai dasar komitmen. Pimpinan
Identifikasi pegawai tampak melalui sikap menyetujui Komitmen pimpinan sangat terkait dengan faktor
kebijaksanaan organisasi, kesamaan nilai pribadi dengan individu dan juga faktor organisasi. Individu yang telah
nilai-nilai organisasi dan rasa bangga menjadi bagian berada dalam suatu organisasi lebih dari dua tahun, dan

WIDYA 38 Tahun 29 Nomor 320 Mei 2012


EKONOMI
individu yang memiliki keinginan untuk berkembang, menghadapi persaingan serta tuntutan yang lebih berat
memiliki komitmen organisasi yang tinggi dibanding dari masa sebelumnya. Dengan kata lain, seluruh pekerja/
dengan individu yang baru masuk di dalam suatu pegawai dan pejabat pemerintahan harus berusaha
organisasi. untuk meningkatkan kinerja di bidang kerja atau
Schultz dan Ellen (1994) memberikan asumsi organisasi kerjanya masing-masing. Kinerja berkaitan
bahwa "individual commitment to organization represent erat dengan sumber daya manusia.
important shares in course of individual in organization Menurut Sadu Wasistiono (2012;123), berdasarkan
itself". Ada hubungan yang sangat signifikan antara praktek pemerintahan di berbagai negara ditengarai
motivasi dan kepuasan kerja yang bisa meningkatkan adanya "bad government", yang ditandai dengan
komitmen pada organisasi. Meskipun demikian, komitmen banyaknya korupsi, kolusi, nepotisme, yang membuat
organisasi dapat memberikan konsekuensi yang negatif negara mengarah ke kebangkrutan. Oleh karena itu,
terhadap mobilitas pegawai dan perasaan kebebasan diperlukan konsep baru mengenai cara berpemerintahan
individu untuk mencari pekerjaan lain. yang baik (good government). Situasi seperti ini
Beberapa faktor yang mempengaruhi komitmen mencerminkan bahwa kinerja pemerintah kurang baik.
organisasi seseorang, yaitu karakteristik personal dan Prawiro Suntoro (Pabundu Tika, 2008:121) mengemuka
karakteristik organisasi. Dessler (1995:115) kan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai
mengemukakan bahwa tingginya komitmen pegawai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh: organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi
1. Nilai-nilai kemanusiaan; Pondasi yang utama dalam dalam periode waktu tertentu.
membangun komitmen pegawai adalah adanya Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan
kesungguhan dari organisasi untuk bisa memprioritaskan untuk suatu organisasi mempunyai kinerja yang baik,
nilai-nilai kemanusiaan. yaitu menyangkut pernyataan tentang maksud dan nilai-
2. Komunikasi dua arah yang komprehensif; Komitmen nilai, manajemen strategis, manajemen sumber daya
organisasi dibangun atas dasar kepercayaan, dan manusia, pengembangan organisasi, konteks organisasi,
kepercayaan pasti membutuhkan komunikasi dua arah. desain kerja, fungsionalisasi, budaya organisasi, dan
Tanpa adanya komunikasi dua arah mustahil komitmen kerjasama (Wibowo, 2009:79). Dengan berfungsinya
organisasi dapat dibangun dengan baik nilai-nilai atau etika pemerintahan maka akan memiliki
3. Rasa kebersamaan dan kerukunan; Penelitian yang dampak positif yang kuat terhadap perilaku para
dilakukan oleh Kantar dalam Dessler (1995:115) anggotanya dalam menjalankan pekerjaan sehingga
menemukan bahwa seperti dalam masyarakat utopis, menghasilkan kinerja yang baik. Selain itu, untuk dapat
organisasi yang ingin meraih kebersamaan, seluruh menciptakan good government maka etika pemerintahan
faktor mi bersama-sama menciptakan rasa senasip dan harus diterapkan. Pengalaman menunjukkan begitu
kerukunan, yang pada tahap selanjutnya memberi banyak pelanggaran etika yang dilakukan oleh aparatur
kontribusi pada komitmen pegawai. negara seperti penggunaan fasilitas kedinasan untuk
4. Nilai sebagai dasar perekrutan; Nilai personal kepentingan pribadi atau golongan. Etika pemerintahan
merupakan dasar kesesuaian seseorang untuk berhubungan dengan keutamaan yang harus
menunjukkan kesesuaian dengan organisasi. dilaksanakan oleh para elit pejabat publik dan staf
5. Kestabilan kerja; Pegawai dengan kestabilan yang pegawai pemerintahan.
tinggi akan memperoleh komitmen organisasi yang tinggi Komitmen juga memegang peranan dalam
pula. menegakkan etika pemerintahan yang dapat
Hubungan Antara Etika Pemerintahan dan Komitmen meningkatkan kinerja. Komitmen organisasi adalah
dengan Kinerja semua perasaan dan sikap pegawai terhadap segala
Indonesia sebagai salah satu negara yang sesuatu yang berkaitan dengan organisasi dimana
berkembang, pemerintah harus lebih kompetitif mereka bekerja termasuk pada pekerjaan mereka.

WIDYA 39 Tahun 29 Nomor 320 Mei 2012


EKONOMI
Senada dengan yang diungkapkan oleh Blumberg dkk lainnya. Sebagai pusat penggerak seluruh kegiatan
(1983:366) yaitu komitmen adalah keterlibatan aktif pada manusia dituntut menjadi tenaga kerja yang memiliki
suatu usaha untuk membangun dan menjaga hubungan kinerja yang baik.
terhadap seseorang atau terhadap organisasi. Komitmen 2. Untuk meningkatkan kinerja, bagi pemerintah bukanlah
dimaksud sebagai tujuan seseorang untuk menjaga hal yang mudah. Oleh karena itu, pemerintah maupun
suatu hubungan, ketertarikan terhadap tujuan-tujuan para pejabat pemerintahan dituntut untuk lebih peka
nilai-nilai dan sasaran organisasi. Sedangkan menurut terhadap kejadian-kejadian yang terjadi setiap harinya
Toha (2000:89), komitmen adalah kemampuan untuk terutama yang berhubungan dengan masyarakat,
memegang teguh prinsip berdasarkan undang-undang denganmengurangi tingginya angka pengangguran dan
yang berlaku. kemiskinan di Indonesia.
Para pejabat pemerintahan yang tidak mempunyai
DAFTAR PUSTAKA
komitmen untuk menerapkan etika pemerintahan, maka
Anita Carolina dan Yuni Rimawati. Analisis Etos Kerja Spiritual
kinerjanya akan kurang maksimal. Armstrong dan Baron Sebagai Variabel Moderating Terhadap Hubungan Antara
Motivasi Kerja Dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Studi
tahun 1998 dalam Wibowo (2009:99) mengemukakan Empiris Pada Pemda Bangkalan). Universitas Trunojoyo.
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, Bangkalan,2007.
A.S. Munandar. Psikologi Industri dan Organisasi. Universitas
salah satunya adalah personal factors; ditunjukkan oleh Indonesia Press.Jakarta,2001.
tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi, Blumberg, Herbert H. Dkk, Small Groups and Social Interaction,
John Wiley and Sons. Singapore,1983.
dan komitmen individu. Bayu Surianingrat. Pamong Praja dan kepala wilayah. Rineka
Cipta, Jakarta,1990.
Dessler Garry, Manajemen Sumber Daya Manusia, Benyamin
PENUTUP Molan,Preshalindo.Jakarta,1995
Faustino Cardoso Gomes. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Kesimpulan Andi Offset Yogyakarta.2003.
1. Penilaian penilaian kinerja adalah penilaian yang HasimManajemen Personalia,Liberty,Yogyakarta,2003.
Hersey Paul, Blanchard Kenneth. Management Of Organizational
dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil kerja Behavior Utilizing Human Resources Fifth Edition. Prentice-
pegawai dan kinerja organisasi yang dikaitkan dengan Hall International, Inc.london,1998.
Inu Kencana Syafiie.Pengantar Ilmu Pemerintahan. Refika Aditama,
standar kerja yang telah ditentukan oleh organisasi. Bandung,2011
Pabundu Tika, Moh.Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja
2. Pemimpin dapat memberikan inspirasi bagi tumbuhnya Perusahaan. Bumi Aksara.Jakarta. 2008
performansi dan komitmen pegawai yang tinggi dengan Schultz dan Ellen, Organizational Culture and Leadership", Jossey-
Bass Publication, San Fransisco.1994.
cara memberi kesempatan pada pegawai untuk dapat Sedarmayanti.Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi
mengerti dan memahami visi dan misi bersama dalam Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri SipiL, Refika
Aditama.Jakarta,2009
sebuah organisasi atau pemerintahan Siagian, Sondang, P.Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi
Aksara,Jakarta,2002
Widya Hayu Atmani.Hubungan Keadilan Organisasi dan Stres
Saran-saran Kerja dengan Kinerja Fungsional Auditor Deputi Bagian
Investigasi pada Badan Pengawasan Keuangan dan
1. Manusia sebagai tenaga kerja merupakan sumber Pembangunan (BPKP) Jakarta. Skripsi. Fakultas Psikolcgi
daya yang paling utama dalam suatu organisasi kerja. Universitas Persada Indonesia Y.A.I. Jakarta,2008.
Yuki, Gary A. dan Jusuf Udaya, Kepemimpinan Dalam Organisasi,
Keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan terletak Victory Jaya Abadi, Jakarta.2004
pada manusia di samping alat-alat ataupun sumber daya http://anci. web.id/wp/?p=81
http.V/www.elearning-rri.net/materipimiv/erikajomrintahan.ppt
id.wikipedia.org/wiki/Etika

TATA KELOLA PEMERINTAHAN


YANG BAIK DAPAT SEGERA MENWUJUDKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAN

WIDYA 40 Tahun 29 Nomor 320 Mei 2012

Anda mungkin juga menyukai