Anda di halaman 1dari 10

Equilibrium Volume 9. No. 1.

Tahun 2020 eISSN 2684-9313


Hal 19 - 26 pISSN 2088-7485

KOMPENSASI, MOTIVASI, PELATIHAN, DAN


LINGKUNGAN KERJA PADA KUALITAS KINERJA
PEGAWAI

Yuli Tri Cahyono1), Eskasari Putri2)


1,2)
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: 1) ytc115@ums.ac.id 2) ep122@ums.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh kompensasi, motivasi, pelatihan,
dan lingkungan kerja pada kualitas kinerja pegawai. Pengumpulan data dilakukan melalui
penyebaran kuesioner. Analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS. Metode analisis
yang digunakan adalah regresi liner berganda untuk menguji dan membuktikan hipotesis penelitian.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pelatihan berpenaruh terhadap kualitas kinerja pegawai,
sedangkan kompensasi, motivasi, dan lingkungan kerja tidak berpengaruh.
Kata Kunci: pelatihan, lingkungan kerja, motivasi, kinerja pegawai

Abstract
This study aims to examine and analyze the effect of compensation, motivation, training, and work
environment on the quality of employee performance. Data collection was carried out through
questionnaires. Analysis of the data in this study using SPSS. The analytical method used is multiple
linear regression to test and prove the research hypothesis. The results of the analysis show that
training affects the quality of employee performance, while compensation, motivation, and work
environment have no effect.
Keywords: training, work environment, motivation, employee performance
PENDAHULUAN organisasi diperlukan SDM yang mampu
SDM merupakan aset perusahaan yang
paling mahal dibanding dengan aset-aset
lain, karena merupakan penggerak utama
organisasi perusahaan. SDM harus
dikelola secara optimal, continue, dan
diberi ekstra perhatian serta memenuhi
hak-haknya. Selain itu SDM adalah
partner pengusaha untuk mencapai tujuan
organisasi. SDM juga harus senantiasa
meningkatkan kompetensinya seiring
dengan perkembangan era globalisasi
(Ambarita, 2012:5-8). Agar dapat bersaing
dalam bisnis, perusahaan dituntut untuk
memperoleh, mengembangkan, dan
mempertahankan SDM yang berkualitas.
SDM sebagai penggerak organisasi banyak
dipengaruhi oleh pelaku pesertanya serta
fungsinya sangat mendukung keberhasilan
organisasi. Untuk mewujudkan tujuan

1
Equilibrium Volume 9. No. 1. Tahun 2020 eISSN 2684-9313
Hal 19 - 26 pISSN 2088-7485

menunjang tercapainya organisasi yang


baik.
Pemerintah merupakan salah satu sektor
publik dalam organisasi yang memiliki
dua orang atau lebih yang berinteraksi
dan saling bergantungan bergabung untuk
mencapai tujuan organisasi. SDM dalam
organisasi pemerintah sering disebut
Aparatur Sipil Negara (ASN). ASN
dituntut agar mengeluarkan tenaga,
pikiran, bakat, dan kreativitasnya untuk
mewujudkan tujuan organisasi.
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah (DPPKAD) adalah
sebuah unit organisasi yang merupakan
hasil perubahan dari BPKD (Badan
Pengelola Keuangan Daerah). Unit
DPPKAD ini berasal dari penyatuan tiga
bidang unit kerja, yaitu Dinas Pendapatan,
Bagian Kas Daerah Setda, dan Bagian
Keuangan Setda. Tugas dari BPPKAD

2
Equilibrium Volume 9. No. 1. Tahun 2020 eISSN 2684-9313
Hal 19 - 26 pISSN 2088-7485

adalah melaksanakan fungsi administrasi dalam meningkatkan produktivitas


untuk internal yang dulunya dilaksanakan karyawan tersebut. Dalam meningkatkan
oleh Tata Usaha. Selain itu, DPPKAD juga kinerja karyawan, perusahaan harus dapat
memiliki fungsi sebagai konsolidator mengetahui faktor-faktor yang dapat
dalam Bidang Pendapatan, Bendahara mempengaruhi kinerja. Faktor-faktor yang
Umum Daerah, Anggaran, Aset, dan dimaksud adalah pelatihan dan motivasi
Akuntansi termasuk dalam pengelolaan terhadap karyawan. Untuk memecahkan
gaji PNS. DPPKAD juga masih memiliki masalah terkait dengan peningkatan
fungsi khusus lain dengan resiko pekerjaan kinerja karyawan, ada beberapa
serta beban yang lebih berat, yaitu kemungkinan yang dapat dilakukan oleh
pengelolaan dana hibah dan dana bantuan perusahaan, antara lain melalui pemberian
keuangan. motivasi dan pelatihan kerja.
Pelatihan yang dibahas dalam penelitian Mengacu pada latar belakang dan rumusan
ini adalah pelatihan yang dilaksanakan masalah tersebut, maka tujuan dari
oleh DPPKAD. Pelatihan adalah usaha penelitan ini adalah untuk memperoleh
untuk memperbaiki perfomansi pekerja bukti empiris dan mengkaji pengaruh
pada suatu pekerjaan yang sedang menjadi kompensasi, motivasi, pelatihan, dan
tanggung jawabnya atau satu pekerjaan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai
yang ada kaitannya dengan pekerjaannya
(Gomes, 2003:197). TINJAUAN PUSTAKA
Lingkungan kerja merupakan salah satu Kinerja Pegawai
faktor yang mempengaruhi kinerja Setiap manusia mempunyai potensi untuk
pegawai. Kondisi lingkungan kerja bertindak dalam berbagai bentuk aktivitas.
dikatakan baik atau sesuai apabila manusia Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh
dapat melaksanakan kegiatan secara dari manusia, baik secara alami atau
optimal, sehat, dan nyaman (Sedarmayanti, dipelajari. Walaupun manusia mempunyai
2003:12). potensi untuk berperilaku tertentu, tetapi
perilaku ini hanya diterapkan pada saat-
Dalam penelitian Ana (2012), salah satu saat tertentu saja. Potensi untuk
faktor yang dianggap penting bagi berperilaku tertentu itu disebut kinerja
peningkatan kinerja yaitu adanya motivasi. (performance ability).
Motivasi kerja adalah jiwa pendorong
yang kuat bagi manusia untuk melakukan Secara etimologi, kinerja berasal dari kata
suatu pekerjaan yang berkaitan dengan prestasi kerja. Mangkunegara (2005:67)
tujuan dan kebutuhan yang ingin menyatakan bahwa kinerja berasal dari
dicapainya. Pentingnya motivasi kerja bagi kata job perfomance atau actual
perusahaan yaitu sebagai faktor pendorong perfomance (prestasi kerja atau prestasi
kinerja karyawan. Setiap aktivitas yang sesungguhnya yang dicapai seseorang).
dilakukan seseorang pasti memiliki faktor Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas
yang mendorong aktivitas tersebut. dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya
Dengan memperlakukan karyawan sebagai sesuai dengan tanggung jawab yang
aset, secara otomatis ada peningkatan diberikan kepadanya. Pada umumnya
individual capacity, organizational kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu
competitive, employee engagement, dan kinerja individu dan kinerja organisasi.
peningkatan kinerja (Wijanarko, 2012:3). Kinerja individu adalah hasil kerja
Menurut penelitian Raymond (2010), karyawan baik dari segi kualitas maupun
kinerja karyawan merupakan hal penting kuantitas berdasarkan standar kerja yang

3
Equilibrium Volume 9. No. 1. Tahun 2020 eISSN 2684-9313
Hal 19 - 26 pISSN 2088-7485

telah ditentukan, sedangkan kinerja seperti posisi/jabatan, lama pengabdian,


organisasi adalah gabungan dari kinerja tingkat pendidikan, tingkat resiko dan
individu dengan kinerja kelompok. kesulitan tugas.
Handoko (2000:135) mengemukakan Motivasi
bahwa kinerja pada dasarnya adalah Kebutuhan seseorang merupakan dasar
kegiatan dan hasil yang dapat dicapai atau untuk model motivasi. Kebutuhan adalah
dilanjutkan seseorang atau sekelompok kekurangan yang dirasakan oleh seseorang
orang di dalam pelaksanakan tugas dan pada saat tertentu dan menimbulkan
pekerjaan yang baik. Pencapaian sasaran tegangan serta menyebabkan timbulnya
atau standar kerja yang telah diterapkan keinginan. Karyawan akan berusaha untuk
dapat melebihi standar yamg telah menutupi kekurangannya dengan
ditentukan oleh organisasi pada periode melakukan suatu aktivitas yang lebih baik
tertentu. dalam melaksanakan pekerjaannya.
Kompensasi Dengan melakukan aktivitas yang lebih
Kompensasi didefinisikan oleh Simamora banyak dan baik, karyawan akan
(2004:541) merupakan istilah luas memperoleh hasil yang lebih baik pula.
berkaitan dengan imbalan-imbalan Keinginan yang timbul dalam diri
finansial (financial reward) yang diterima karyawan dapat berasal dari dalam diri
oleh orang-orang melalui hubungan sendiri maupun berasal dari luar dirinya,
kepegawaian mereka dengan sebuah baik yang berasal dari lingkungan kerja
organisasi. Menurut Rivai (2004:357), maupun dari luar lingkungan kerjanya.
kompensasi merupakan sesuatu yang Motivasi bukanlah merupakan sesuatu
diterima pegawai sebagai pengganti yang berdiri sendiri, melainkan ada
kontribusi jasa mereka pada perusahaan. beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan pemberian kompensasi menurut Arep (2003:51) menjelaskan ada beberapa
Rivai (2004:359) adalah untuk membantu faktor motivasi yang dirangkum dalam
perusahaan dan menjamin terciptanya enam faktor secara garis besar, yaitu faktor
keadilan internal dan eksternal. kebutuhan manusia, kompensasi,
komunikasi, kepemimpinan, dan faktor
Jackson dan Mathis (2002:118) pelatihan.
berpendapat bahwa pada dasarnya
kompensasi dapat dikelompokkan dalam Pelatihan
dua kelompok, yaitu kompensasi langsung Pelatihan adalah proses secara sistematis
dan kompensasi tidak langsung. mengubah tingkah laku pegawai untuk
Kompensasi langsung adalah berupa gaji mencapai tujuan organisasi. Pelatihan
pokok dan gaji variabel, sedangkan memiliki orientasi saat ini dan membantu
kompensasi tidak langsung berupa pegawai untuk mencapai keahlian dan
tunjangan. kemampuan tertentu agar berhasil dalam
melaksanakan pekerjaannya.
Menurut Hasibuan (2003:122) asas
kompensasi meliputi adil dan layak/wajar. Penelitian Kusmayadi (2008)
Adil berkaitan dengan jabatan, yaitu mendenifisikan perencanaan strategi
bahwa semua pegawai di semua jenjang sebagai suatu proses manajemen yang
manajemen harus mendapatkannya, sistematis yang dapat diartikan sebagai
sedangkan layak/wajar berkaian dengan suatu proses pengambilan keputusan atas
besar/kecilnya imbalan yang diterimakan program-program yang akan dilaksanakan
kepada pegawai dengan oleh organisasi dan perkiraan sumber daya
mempertimbangkan faktor-faktor tertentu, yang akan dialokasikan dalam setiap
program selama beberapa tahun ke depan.
4
Equilibrium Volume 9. No. 1. Tahun 2020 eISSN 2684-9313
Hal 19 - 26 pISSN 2088-7485

Keberhasilan organisasi dapat dicapai mempunyai kualitas dan karakteristik


apabila terdapat kombinasi perencanaan tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
strategis yang baik dengan pelaksanaan untuk dipelajari dan kemudian ditarik
strategi yang baik pula. simpulannya (Sugiyono, 2010:115).
Lingkungan Kerja Adapun sampel dalam penelitian ini adalah
Lingkungan kerja adalah tempat di mana 50 orang pegawai pada DPPKAD Jawa
pegawai melakukan aktivitas setiap Tengah yang diambil dengan metode
harinya. Lingkungan kerja yang kondusif convenience sampling.
memberikan rasa aman dan Data primer dikumpulkan menggunakan
memungkinkan pegawai untuk dapat metode survei, yaitu metode penelitian
bekerja optimal. Jika pegawai menyenangi yang dilakukan melalui pengambilan
lingkungan kerja di mana dia bekerja, sampel dari suatu populasi dengan
maka ia akan betah di tempat kerjanya menggunakan kuesioner sebagai alat
dengan melakukan aktivitasnya, sehingga pengumpulan data yang utama, yaitu
waktu kerja dapat dipergunakan secara sejumlah pertanyaan tertulis yang
efektif. Lingkungan kerja yang ada di digunakan untuk memperoleh informasi
sekitar pegawai pada saat bekerja baik dari responden mengenai pribadi, sikap,
berupa fisik atau non fisik, langsung dan pendapatnya terhadap beberapa
maupun tidak langsung, dapat variabel yang menjadi topik penelitian
mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya (Indriantoro dan Supomo, 2002:152).
dalam bekerja. Pegawai yang berada pada
lingkungan kerja yang baik akan merasa Definisi Operasional Variabel
nyaman dan optimal dalam menyelesaikan Variabel Independen
tugasnya.
Variabel independen adalah variabel yang
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu menjelaskan atau memengaruhi variabel
yang ada di sekitar para pekerja yang dapat lainnya. Adapun variabel independen
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan dalam penelitian ini ada empat, yaitu
tugas-tugas yang diembankan. Tanpa kompensasi, motivasi, pelatihan, dan
adanya lingkungan kerja yang memadai di lingkungan kerja.
dalam suatu perusahaan, maka tingkat
produktivitas perusahaan pada umumnya Variabel Dependen
akan sulit untuk berada pada tingkat level Variabel dependen merupakan variabel
yang tinggi. Lingkungan kerja yang baik yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
akan membawa dampak yang baik bagi variabel independen. Adapun variabel
para pekerjanya, demikian pula dependen dalam penelitian ini adalah
sebaliknya, apabila lingkungan kerja kinerja pegawai.
buruk, maka tidak menutup kemungkinan
Sesuai dengan pernyataan tersebut,
akan berdampak buruk juga kepada para
pengukuran kuesioner pada penelitian ini
karyawan. Semua aspek yang dibutuhkan
menggunakan data Likert Scale yang berisi
dalam lingkungan kerja haruslah ada,
lima tingkat preferensi jawaban dengan
sebab hal ini akan menentukan bagaimana
pilihan sebagai berikut:
pegawai dapat bekerja secara maksimal SS = Sangat Setuju diberi skor 5
METODE PENELITIAN S = Setuju diberi skor 4
Populasi dalam penelitian ini adalah N = Netral diberi skor 3
seluruh pegawai DPPKAD Jawa Tengah. TS = Tidak Setuju diberi skor 2
Populasi mengacu pada generalisasi yang STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
terdiri atas obyek atau subyek yang
5
Equilibrium Volume 9. No. 1. Tahun 2020 eISSN 2684-9313
Hal 19 - 26 pISSN 2088-7485

Metode Analisis Data Uji Multikolinieritas


Uji Instrumen Penelitian Uji ini digunakan untuk menunjukkan
Uji instrumen penelitian dilakukan untuk apakah ada korelasi di antara variabel
mengetahui kualitas data penelitian yang independen. Deteksi ada/tidak terjadinya
terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas. multikolinearitas dapat dilihat pada
collinearity statistics, dengan ketentuan:
Uji Validitas apabila tolerance value masing-masing
Uji ini dilakukan untuk mengetahui variabel independen berada di atas 0,1 dan
validitas kuesioner, yaitu sejauh mana variance inflation factor (VIF) berada di
tigkat ketetapan dan kecermatan suatu alat bawah 10, maka tidak terjadi
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. multikolinearitas. Hasil sebaliknya untuk
Pengujian dilakukan menggunakan kundisi yang berkebalikan.
Pearson Bivariate, dengan kriteria: apabila
Uji Heteroskedastisitas
rhitung > rtabel, berarti instrumen yang
digunakan adalah valid, dan hasil Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah
sebaliknya berlaku untuk kondisi yang dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
berkebalikan. variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Pengujian menggunakan
Uji Reliabilitas uji Glejser yang mana apabila probabilitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui signifikansinya > 0,05, maka dapat
apakah jawaban responden yang disimpulkan bahwa model regresi tidak
digunakan dapat dipercaya atau andal mengandung adanya heteroskedastisitas
sebagai alat ukur variabel. Dalam hal ini (Ghozali, 2011:139-142).
digunakan Cronbach’s Alpha (α), yang Uji Hipotesis
kriterianya: apabila α suatu variabel >
0,60, maka indikator yang digunakan oleh Regresi Linier Berganda
variabel tersebut aalah reliabel, dan hasil Regresi linier berganda digunakan untuk
sebaliknya untuk kondisi yang melihat pengaruh antara kompensasi,
berkebalikan. motivasi, pelatihan, dan lingkungan kerja
Uji Asumsi Klasik terhadap kinerja pegawai. Dalam
penelitian ini model yang digunakan
Uji asumsi klasik digunakan untuk adalah dengan formula:
mengetahui ada/tidaknya penyimpangan
dalam model regresi. Pada uji asumsi KP=a+b1KO+b2MO+b3PL+b4LK+e
klasik terdapat tiga metode pengujian, Keterangan:
yaitu: KP = variabel kinerja pegawai
Uji Normalitas a = konstanta
b1-4 = koefisien regresi
Uji ini digunakan untuk mengetahui
KO = variabel kompensasi
apakah data yang digunakan berdistribusi
MO = variabel motivasi kerja
normal atau tidak. Data yang baik adalah
PL = variabel pelatihan
memiliki distribusi normal. Pengujian
LK = variabel lingkungan kerja
dilakukan dengan Uji Kolmogorov-
e = faktor pengganggu (error)
Smirnov yang kriterianya: apabila nilai
signifikansi > 0,05, maka data Uji t
berdistribusi normal. Hasil sebaliknya Pengujian koefisien regresi parsial (uji t)
untuk kondisi yang berkebalikan. digunakan untuk mengetahui apakah
secara individu variabel independen
6
Equilibrium Volume 9. No. 1. Tahun 2020 eISSN 2684-9313
Hal 19 - 26 pISSN 2088-7485

mempunyai pengaruh secara signifikan Dari uji realiabilitas didapatkan semua


terhadap variabel dependen, dengan instrumen variabel independen
asumsi variabel lainya konstan. Uji t menunjukkan nilai Cronbach α sebesar
dilakukan dengan membandingkan antara 0,70 (> 0,60), sehingga dapat disebutkan
thitung dan ttabel. Kriterianya adalah, apabila bahwa instrumen yang digunakan dalam
nilai thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan penelitian ini adalah reliabel.
bahwa variabel independen berpengaruh
Dari uji normalitas diperoleh nilai
terhadap variabel dependen. Sebaliknya,
signifikansi 0.134 (> 0,05), sehingga dapat
apabila thitung < ttabel, berarti variabel
dinyatakan bahwa data terdistribusi
independen tidak berpengaruh terhadap
normal.
variabel dependen (Ghozali, 2011:99).
Pada hasil uji multikolinearitas
Uji F
menunjukkan nilai VIF untuk kompensasi
Uji-F digunakan untuk melihat hubungan 6,914; motivasi 1,829; pelatihan 1,584;
antara variabel bebas terhadap variabel dan lingkungan kerja 7,957. Oleh karena
terikat secara simultan, yaitu dengan nilainya < 10, maka dapat disebutkan
melihat nilai signifikansi dan/atau bahwa antar variabel independen dalam
membandingkan antara Fhitung dan Ftabel. penelitian ini tidak terjadi
Uji ini juga dimaksudkan untuk multikolinearitas.
mengetahui kelayakan model regresi yang
Dari uji heteroskedastisitas menemukan
digunakan (goodness of fit). Adapun
angka probabilitas signifikansi variabel
kriterianya adalah, apabila Fhitung < Ftabel,
kompensasi sebesar 0,271; motivasi 0,195;
maka model regresi layak digunakan, pelatihan 0,631; dan lingkungan kerja
sedangkan hasil sebaliknya untuk kondisi 0,447. Oleh karena nilainya > 0,05, maka
yang berkebalikan. dapat dikatakan bahwa semua variabel
Uji Koefisien Determinasi (R2) tersebut tidak terjadi masalah
Uji ini dilakukan untuk mengetahui heteroskedastisitas.
seberapa besar pengaruh variabel Berdasarkan tabel Anova diperoleh nilai
independen terhadap naik/turunnya signifikansi 0,000 (< 0,05), sehingga dapat
variabel dependen. Dalam persamaan dikatakan bahwa semua variabel
regresi yang menggunakan lebih dari satu independen (secara bersama-sama)
variabel independen, maka nilai R2 yang mempengaruhi variabel dependen. Hal ini
tepat digunakan untuk menjelaskan mengindikasikan juga bahwa model yang
persamaan regresi adalah koefisien digunakan dalam penelitian ini adalah
determinasi yang disesuaikan (Adjusted- layak (fit of goodness).
R2), karena telah memperhitungkan jumlah
variabel independen dalam suatu model Berdasarkan hasil uji koefisien
regresi (Ghozali, 2005:108). determinasi diperoleh nilai adjusted R2
sebesar 0,575. Hal ini berarti bahwa
HASIL PENELITIAN variabel kompensasi, motivasi, pelatihan,
Berdasarkan uji validitas dihasilkan bahwa dan lingkungan kerja mempengaruhi
semua instrumen dari variabel independen variabel kinerja pegawai sebesar 57,5%,
(kompensasi, motivasi, pelatihan, dan sedangkan sisanya (42,5%) dipengaruhi
lingkungan kerja) menunjukkan nilai rhitung oleh variabel lain di luar model penelitian.
> rtabel dan variabel dependen (kinerja
pegawai) menunjukkan rhitung > rtabel juga.
Hal ini mengindikasikan bahwa instrumen
dari semua variabel tersebut adalah valid.
7
Equilibrium Volume 9. No. 1. Tahun 2020 eISSN 2684-9313
Hal 19 - 26 pISSN 2088-7485

Tabel 1 Organisasi, dan Motivasi Terhadap


Hasil Analisis Regresi Kinerja Tenaga Akademik pada
Model Unstandardize Standardized t Sig.
d Coefficients Coefficients
B Std. Beta
Erro
r
(Constant) 6,510 1,668 3,90 ,000
4
Kompensasi
,167 ,124 ,236 1,34 ,184
(KO)
0
Motivasi
-,090 ,064 -,127 - ,164
(MO)
1,404
Pelatihan (PL) ,518 ,076 ,572 6,79 ,000
5
Lingkungan
,118 ,153 ,146 ,77 ,441
kerja (LK)
3

SIMPULAN
Dari hasil analisis data diperoleh simpulan
bahwa hanya pelatihan yang berpengaruh
(secara statistik) signifikan terhadap
kinerja pegawai, sedangkan kompensasi,
motivasi, dan lingkungan kerja
berpengaruh (secara statistik) tidak
signifikan. Simpulan ini didasarkan pada
nilai signifikansi untuk variabel pelatihan
< 0,05, sedangkan nilai signifikansi
variabel kompensasi, motivasi, dan
lingkungan kerja > 0,05. Dapat juga dilihat
dari nilai t, yang mana untuk variabel
pelatihan thitung > ttabel, sedangkan variabel
kompensasi, motivasi, dan lingkungan
kerja thitung < ttabel.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Sutanto, 2012. “Pengaruh
Pelatihan dan Motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan CV
HARAGON Surabaya.” Jurnal
Ekonomi. Universitas Kristen
Petra, Surabaya.
Ardana, I Komang, Ni Wayan Mujiati, I
Wayan Mudiartha Utama, 2012.
Manajemen Sumber Daya
Manusia. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Danang, Artinto Saputra, 2012. “Pengaruh
Gaya Kepemimpinan, Komunikasi

8
Equilibrium Volume 9. No. 1. Tahun 2020 eISSN 2684-9313
Hal 19 - 26 pISSN 2088-7485

Akademi Keperawatan Rumah Jurnal Akuntansi. Fakultas


Sakit Pusat Angkatan Darat
(RSPAD) Gatot Soebroto
Jakarta.” Jurnal Falkutas
Ekonomi. Universitas Gunadarma.
Jakarta.
Ekaningsih, et, al. 2012. “Pengaruh
Motivasi Kerja terhadap kinerja
dengan persepsi Lingkungan kerja
sebagai variabel pemoderasi pada
satuan polisi pamong praja kota
Surakarta.” Jurnal Akuntansi.
Fakultas Ekonomi STIE
Bulungan, Tarakan.
Halim, et, al. 2012. “Analisis Pengaruh
Motivasi dan Lingkungan kerja
terhadap Kinerja Karyawan pada
PT Sinar Galesong Pratama
Makasar.” Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Hassanuddin, Makasar.
Marjani, 2005. “Hubungan Motivasi
Kerja dengan Kinerja Pegawai
pada Unit Pelaksanaan Teknis
Dinas Perhubungan Propinsi DKI
Jakarta.” Skripsi. Institut
Pertanian Bogor.
Marpaung, Iga Mawarni, Djamhur
Hamid, dan Mohammad Iqbal,
2015. “Pengaruh Motivasi dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Pada Karyawan
Rumah Sakit Reksa Waluya
Mojokerto).” Jurnal Ekonomi.
Fakultas Ilmu Administrasi .
Universitas Brawijaya. Malang.
Mathis Robert L & Jackson John H,
2002. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Mallisa, et, al, 2014. “Pengaruh
Pelatihan, Lingkungan kerja dan
Motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai pada Dinas
Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kota Tanjungpinang.”
9
Equilibrium Volume 9. No. 1. Tahun 2020 eISSN 2684-9313
Hal 19 - 26 pISSN 2088-7485

Ekonomi, Universitas Maritim Sari, Dyan R, 2012. “Pengaruh Budaya


Raja Ali Haji. Organisasi dan Motivasi Kerja
Megawati, Erlly, 2012. “Pengaruh terhadap Kinerja Karyawan Bagian
Kompensasi Financial, Gaya Marketing Koperasi Jasa Keuangan
Kepemimpnan, dan Motivasi Kerja Syari’ah Baitul Maal Wat
terhadap Kinerja Karyawan pada Tamwill.” Skripsi. Fakultas
PT Asia Marco di Karanganyar.” Keguruan dan ilmu pendidikan,
Skripsi. Fakultas Ekonomi, UMS, Universitas Sebelas Maret
tidak dipublikasikan. Surakarta.
Nugrahanto, Faizal Dwi, 2015. “Pengaruh Sugiyono, 2010. ”Metode Penelitian
Kepemimpinan dan Lingkungan Bisnis.” Cetakan Ke-15. Bandung:
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV Alfabeta.
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Suryoadi, et. al, 2012. “Pengaruh
Soeharso Surakarta.” Skripsi. Pelatihan dan kepuasan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Kompensasi terhadap Kinerja
Universitas Muhammadiyah Karyawan pada PT Bank
Surakarta. Muamalat Indonesia Cabang
Reza, Regina, 2010. “Pengaruh Gaya Semarang.” Skripsi. Fakultas
Kepemimpinan, Motivasi dan Ekonomika dan Bisnis, Universitas
Disiplin Kerja terhadap kinerja Diponegoro Semarang.
karyawan PT. Sinar Santosa Wahyuningtyas, et al, 2013. “Lingkungan
Perkasa Banjarnegara.” Skripsi. Kerja dan Kompensasi terhadap
Fakultas Ekonomi , Universitas Kinerja Karyawan.” Skripsi.
Diponegoro Semarang. Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Rivai, Veithzal, 2004. Manajemen Sumber Universitas Diponegoro Semarang
Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Edisi Pertama. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Simamora, Henry, 2004. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: SIE YKPN.
Suadi, Arief, Ph.D. 1995. Sistem
Pengendalian Manajemen.
Cetakan Pertama. Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suwondo, Diah Indriani dan Sutanto,
Eddy Madiono. 2015. “Hubungan
Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja,
dan Kinerja Karyawan.” Jurnal
Manajemen dan Bisnis. Vol. 17 No.
2 September 2015. Universitas
Kristen Petra Surabaya.
1

Anda mungkin juga menyukai