SKRIPSI
OLEH
SITI FADILLAH
140306012
SKRIPSI
Oleh:
SITI FADILLAH
140306012
Disetujui oleh:
Komisi Pembimbing
Mengetahui,
ABSTRAK
4i
ABSTRACT
SITI FADILLAH, 2018 “Analyze the Marketing of Ras Chicken Eggs in the
Traditional Market of Tebing Tinggi Municipality”. Guided by ISKANDAR
SEMBIRING and YUNILAS.
This study aims to identify the characteristics of ras chicken egg
marketing institutions, and ras chicken egg marketing channels, analyze
marketing margins, farmer share, profit ratio, and cost of ras chicken egg, as well
as analyze the marketing efficiency of ras chicken eggs in Tebing Tinggi
Municipality. This research was conducted in June 2018 - August 2018. The
method used in data collection is the delivery of retailer's sample by using the
Slovin formula, while the sample of breeders and other marketing institutions with
snowball sampling. Data collection was carried out using interview questionnaire
techniques.
Data analysis includes marketing costs, marketing margins, farmer
share and cost benefit ratio of each marketing channel. The results of this study
indicate that there are two marketing channels. The smallest marketing marketing
margin is obtained by marketing channel I, therefore marketing channel I has the
largest ratio of profit to cost. Farmer’s biggest share is obtained in marketing
channel I. So it can be concluded that the first channel is the most efficient
channel because it has the smallest cost and a large profit. The need for ras
chicken eggs in the Municipality of Tebing Tinggi (100%) is supplied from outside
the city.
ii5
RIWAYAT HIDUP
Achmad Yani dan Ibu Erni Sahari. Penulis merupakan putri pertama dari empat
bersaudara.
Islam Indonesia pada tahun 2011 dan dilanjutkan ke pendidikan menengah atas
yang diselesaikan pada tahun 2014 di SMA Negeri 6 Medan. Pada tahun 2014
Sei Suka Kabupaten Batubara dari tanggal 24 Juli 2017 sampai 3 September 2017.
iii
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik yang
Tebing Tinggi”.
dan pengorbanan materil maupun moril yang telah diberikan selama ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Iskandar Sembiring, MM selaku
ketua komisi pembimbing dan Ibu Dr. Ir. Yunilas, MP selaku anggota komisi
menyelesaikan penulisan skripsi ini dan semua pihak yang ikut membantu.
Utara, serta semua rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu persatu
guna kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat membantu memberikan
informasi yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta pelaku usaha bidang
peternakan.
iv
7
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK ................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................. 1
Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ............................................................ 6
Product (Produk) .......................................................................................... 6
Telur Ayam Ras ....................................................................................... 6
Karakteristik Telur Ayam Ras ................................................................. 7
Price (Harga) ................................................................................................ 8
Promotion (Promosi) .................................................................................... 8
Place (Tempat) ............................................................................................. 8
Pasar ......................................................................................................... 9
Pemasaran ................................................................................................ 9
Fungsi-fungsi Pemasaran ......................................................................... 10
Distribusi Produk dari Produsen ke Konsumen ....................................... 11
Margin Pemasaran ....................................................................................... 13
Efisiensi Pemasaran ..................................................................................... 14
Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 15
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu ........................................................................................ 16
Metode Penelitian ......................................................................................... 16
Metode Penentuan Daerah Penelitian .......................................................... 16
Populasi dan Sampel .................................................................................... 17
Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 18
Metode Analisis Data ................................................................................... 18
Defenisi dan Batasan Operasional ............................................................... 20
Defenisi ................................................................................................... 20
Batasan Operasional ................................................................................ 22
v8
DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Komposisi Kimia Telur Ayam Ras ........................................................ 7
17. Biaya Pemasaran Telur Ayam Ras pada Saluran Pemasaran I .............. 37
18. Biaya Pemasaran Telur Ayam Ras pada Saluran Pemasaran IIa ........... 38
19. Biaya Pemasaran Telur Ayam Ras pada Saluran Pemasaran IIb ........... 39
21. Analisis Farmer’s Share pada Saluran Pemasaran Telur Ayam Ras ..... 42
vii
10
23. Efisiensi Pemasaran Telur Ayam Ras pada setiap Saluran Pemasaran
dan Lembaga Pemasaran ........................................................................ 44
11
DAFTAR GAMBAR
No. Hal.
1. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 14
2. Skema Saluran Pemasaran I .................................................................... 35
3. Skema Saluran Pemasaran II ................................................................... 35
ix
12
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
1. Profil Pedagang Pengecer Telur Ayam Ras ........................................... 49
13
x
PENDAHULUAN
Latar Belakang
masyarakat dan ada kecendrungan dari waktu ke waktu permintaan telur selalu
meningkat karena adanya kebiasaan masyarakat kita yang gemar makan telur,
bahkan setiap ada perayaan hari besar selalu menghadirkan telur sebagai menu
lauk dalam hidangan mereka. Sikap masyarakat ini tentunya berimplikasi positif
pada perkembangan peternakan ayam ras petelur baik skala besar maupun skala
kecil. Kecenderungan selera masyarakat yang semakin menyukai telur ayam ras
masyarakat terhadap telur ayam ras fluktuatif, tetapi pada saat-saat tertentu
permintaan masyarakat terhadap telur ayam ras sangat tinggi, misalnya untuk
keperluan hajatan, hari-hari besar dan sebagainya, karena adanya budaya dalam
konsumsi produk telur ayam ras per kapita per tahun di Indonesia mengalami
peningkatan pada tahun 2015 sebesar 97.398 butir dan pada tahun 2016 sebanyak
99.796 butir.
konsumsi hasil ternak lain, karena mudah diperoleh dan harganya relatif murah.
14
1
dan berlanjut secara kontinu hingga sekarang. Produksi telur dipengaruhi oleh
beberapa faktor terutama yang berkaitan langsung dan tidak langsung dengan
pendukung pengembangannya.
Dari data BPS Kota Tebing Tinggi tahun 2016 diketahui bahwa
Kotamadya Tebing Tinggi merupakan salah satu dari delapan kota yang ada di
Gambir, Pasar Inpres, dan Pasar Sakti) untuk memasarkan setiap produk pangan.
produk peternakan seperti telur ayam ras atau biasa disebut telur ayam Eropa.
bahwa pada tahun 2010 hingga tahun 2015 Kotamadya Tebing Tinggi tidak
memiliki produksi telur ayam ras dikarenakan tidak adanya populasi ayam ras
Kotamadya Tebing Tinggi mensuplai telur ayam ras dari luar kota untuk
15
memenuhi kebutuhan akan konsumsi telur ayam ras bagi masyarakat dengan
peternakan telur ayam ras dimana peternak atau produsen menyampaikan hasil
satu atau lebih dari lembaga pemasaran yang terlibat, dimana setiap lembaga
pemasaran sangat dibutuhkan oleh produsen agar produk yang dihasilkan oleh
produsen cepat sampai ke tangan konsumen. Saluran pemasaran akan terjadi pada
dimana pada kegiatan ini tujuannya adalah menyalurkan produk berupa telur
ayam ras dari peternak sampai ke tangan konsumen akhir yang melibatkan
telur. Pemeran penting yang dapat mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu
pemasaran adalah pihak penentu harga yang menerima harga yang dapat diartikan
bahwa orang tersebut adalah sebagai pelaku penting dalam pasar yang dapat
mempengaruhi harga telur ayam ras, apabila seorang investor hanya bertindak
sendiri maka tetap tidak bisa menentukan harga dari suatu sekuritas sehingga
Hal ini menyebabkan telur ayam ras memiliki potensi untuk terus
baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi telur ayam ras di wilayah Kotamadya
16
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
ras, dan saluran pemasaran telur ayam ras, menganalisis margin pemasaran,
farmer share, rasio keuntungan, dan biaya telur ayam ras, serta menganalisis
efisiensi pemasaran telur ayam ras di pasar tradisional Kotamadya Tebing Tinggi.
Manfaat Penelitian
1. Bahan informasi bagi para pelaku bisnis atau para pedagang mengenai
17
TINJAUAN PUSTAKA
menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran (Kotler dan Amstrong, 2012).
Product (Produk)
perencanaan dan pengembagan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan
(Bagus, 2002). Dalam hal ini produk yang akan diteliti adalah telur ayam ras.
Telur ayam ras adalah salah satu sumber pangan protein hewani yang
protein hewani. Hal ini karena telur ayam ras relatif murah dan mudah diperoleh
Telur jenis ini diproduksi dari ayam ras petelur yang diternakkan dalam
jumlah besar dengan cara budidaya dan pemberian pakan yang modern dan
teratur, serta dengan produktivitas telur yang tinggi. Hampir setiap bagian telur
mempunyai unsur yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Bahan makan ini
protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Disamping itu, telur
5
18
juga mengandung 10 macam asam amio esensial dari 18 macam asam amino yang
Telur ayam ras adalah salah satu sumber pangan protein hewani yang
populer dan sangat diminati oleh masyarakat. Telur merupakan salah satu bahan
pangan yang paling lengkap gizinya. Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat
terdiri dari 11% kulit telur, 58% putih telur, dan 31% kuning telur. Telur
mudah diperoleh dan tersedia dalam jumlah yang cukup adalah ayam petelur
yang tinggi dalam komposisi telur mencapai 60% dari total berat telur. Presentasi
putih telur pada ayam dan umur dari telur. Kuning telur merupakan bagian paling
penting bagi isi telur, sebab pada bagian inilah terdapat dan tempat tumbuh
embrio hewan, khususnya pada telur yang telah dibuahi. Bagian kuning telur ini
terbungkus semacam selaput tipis yang sangat kuat dan elastis yang disebut
19
membrane vetelina, kuning telur memiliki komposisi gizi yang lebih lengkap
daripada putih telur dan terdiri dari air lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin.
Price (Harga)
Price sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau
mengganti hak milik produk. Harga meliputi last price, discount, payment period,
Tabel 2. Daftar harga telur ayam ras tahun 2018 di tingkat pedagang pengecer
Kotamadya Tebing Tinggi
Bulan Harga (Rp) Perubahan Harga Hari Satuan
Sebelumnya
Januari 1.250 - Butir
Februari 1.250 - Butir
Maret 1.250 - Butir
April 1.300 - Butir
Mei 1.350 - Butir
Juni 1.400 - Butir
Sumber: Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara
(2018)
Promotion (Promosi)
promosi meliputi antara lain sales promotion, advertising, sales force, public
langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan
penjualan.
Place (Tempat)
yang dihasilkan atau dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran
(Bagus, 2002).
20
a. Pasar
Pasar diartikan sebagai tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk
memungkinkan pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan transaksi jual beli
penawaran pada suatu jenis barang atau jasa tertentu. Jadi, pasar merupakan
permintaan dan penawaran secara keseluruhan untuk barang dan jasa tertentu
ditandai dengan transaksi penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya
transaksi penjual dan pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar
seperti bahanbahan makanan berupa ikan, sayuran, buah, telur, daging, kain,
b. Pemasaran
atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa
sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang
21
mereka inginkan dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai
c. Fungsi-fungsi Pemasaran
memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk dan harga yang
tepat, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah pada barang yang ditawarkan.
pemindahan hak milik barang atau jasa (pembelian dan penjualan). Fungsi fisik
dari fungsi penjualan dan pembelian. Fungsi fisik meliputi kegiatan-kegiatan yang
mengalami tambahan guna tempat dan guna waktu. Berdasarkan definisi fungsi
fisik di atas, maka fungsi fisik ini meliputi pengangkutan dan penyimpanan.
22
produsen akan kesulitan untuk memasarkan produknya dan konsumen pun harus
Warren J. Keegan (2003) Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh
merupakan salah satu keputusan yang paling kritis yang dihadapi manajemen.
lainnya. Dalam rangka untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada
Kotler dan Keller (2007), membagi saluran distribusi produk atas empat
jalur, yaitu:
23
Bentuk saluran ini adalah bentuk yang paling pendek dan sederhana sebab
Jenis saluran distribusi ini dilaksanakan oleh produsen yang tidak ingin
Jenis saluran distribusi lainnya yang sering dipakai para produsen adalah
konsumen.
24
Dalam saluran distribusi ini produsen memilih agen yang akan dipertemukan
pemasaran maka marjin pemasaran akan semakin besar. Semakin panjang tata
niaga semakin besar pula marjin pemasaran, dan akan mengindikasikan saluran
(Daniel, 2002).
Margin Pemasaran
yang diterima oleh peternak penghasil dengan harga yang dibayarkan oleh
oleh konsumen akhir dengan harga yang diterima oleh lembaga pemasaran dan
(biaya dari jasa-jasa pemasaran yang dibutuhkan sebagai akibat permintaan dan
penawaran jasa-jasa pemasaran. Biaya dari jasa-jasa tersebut terdiri atas biaya
melakukan fungsi pemasaran dan keuntungan yang diperoleh sebagai imbalan jasa
melakukan fungsi pemasaran tersebut. Jadi komponen marjin pemasaran terdiri atas
biaya pemasaran dan keuntungan pemasaran, sehingga secara sistematis margin dapat
25
Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran adalah nisbah antara total biaya dengan total nilai
harga yang wajar dan biaya pemasaran minimal. Menurut Downey dan Erickson
26
Kerangka Pemikiran
27
METODE PENELITIAN
provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai
Agustus 2018.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan
responden pedagang pengecer yang menjual telur ayam ras di pasar tradisional,
Tebing Tinggi, dimana daerah ini merupakan salah satu tempat pemasaran telur
ayam ras yang ada di Sumatera Utara. Lokasi penelitian ditentukan secara
Tinggi. Pasar tradisional yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah Pasar
Gambir di Kecamatan Padang Hulu, Pasar Sakti di Kecamatan Bajenis, dan Pasar
Inpres di Kecamatan Tebing Tinggi Kota. Alasan memilih ketiga pasar tradisional
menjual komoditi yang akan diteliti dan merupakan pasar besar di Kotamadya
Tebing Tinggi.
15
28
pasar Gambir, pasar Kain, pasar Sakti, dan pasar Baru. Diantara kelima pasar
tradisional tersebut hanya ada 3 pasar tradisional yang menjual komoditi yang
diteliti, sementara 2 pasar lainnya hanya menjual berbagai jenis barang tekstil
yang terlibat pada pemasaran telur ayam ras di pasar tradisional Kotamadya
Tebing Tinggi, seperti pedagang pengecer telur ayam ras di pasar tradisional,
N
n=
1 + N (e)2
Dimana :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
29
pedagang besar dan agen ditentukan dengan snowball sampling dengan cara
sekunder dikumpulkan dari data BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Tebing Tinggi dan
dari instansi lain yang terkait dengan penelitian serta dari literatur, buku atau jurnal.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah secara kualitatif dan
kuantitatif, dan disajikan dalam bentuk uraian dan tabulasi angka. Pengolahan
digunakan rumus :
Mp = Pr - Pf
Keterangan:
30
Spf = Pf x 100 %
Pr
Keterangan :
Ski = Kpi
x 100 %
(Pr – Pf)
Kbi
Sbi = x 100 %
(Pr – Pf)
Keterangan :
4. Efisiensi Pemasaran
31
sebagai berikut :
1. Margin pemasaran
besar dari margin pemasaran yang dierima oleh lembaga pemasaran secara
Pemasaran dikatakan efisien jika share keuntungan > dari share biaya dan
sebaliknya.
32
Defenisi
1. Telur ayam ras adalah telur yang diproduksi dari ayam ras petelur yang
diternakkan dalam jumlah besar dengan cara budidaya dan pemberian pakan
yang modern dan teratur, serta dengan produktivitas telur yang tinggi.
2. Produsen/Peternak adalah orang yang menghasilkan produk telur ayam ras dan
3. Pedagang pengumpul adalah lembaga pemasaran yang membeli telur ayam ras
dari peternak dan menjual nya kembali dengan tingkat keuntungan tertentu.
4. Pedagang pengecer adalah lembaga pemasaran yang membeli telur ayam ras
dari pedagang pengumpul, pedagang besar dan menjual nya kembali dengan
5. Konsumen akhir adalah seseorang atau kelompok yang membeli telur ayam ras
7. Lembaga pemasaran adalah orang atau badan usaha yang terlibat dalam proses
9. Margin pemasaran adalah selisih harga jual telur ayam ke lembaga pemasaran
10. Harga jual peternak (Rp/butir) adalah harga rata-rata produk per butir yang
diterima peternak.
33
11. Harga beli ditingkat pedagang (Rp/Butir) adalah harga rata-rata produk per
butir yang dibeli dari peternak atau dari pedagang perantara sebelumnya.
12. Farmer’s share adalah persentase harga telur ayam yang diterima oleh
peternak yaitu dengan membandingkan harga telur ayam dari peternak dengan
13. Efisiensi pemasaran adalah suatu ukuran dimana pembagian antar biaya yang
dikeluarkan untuk memasarkan tiap unit produk dengan harga produk yang
Batasan operasional
terlibat dalam pemasaran telur ayam ras di pasar tradisional Kotamadya Tebing
Tinggi.
4. Ruang lingkup penelitian ini adalah analisis pemasaran telur ayam ras di pasar
34
km dari Kota Medan, diapit oleh empat perkebunan besar, yaitu PTPN III
Rambutan di sebelah Utara, PT. Socfindo Kebun Tanah Besi di sebelah Timur,
PTPN III Kebun Pabatu di sebelah Selatan, dan PTPN III Kebun Bandar Bejambu
di sebelah Barat.
Kotamadya Tebing Tinggi merupakan salah satu dari delapan kota yang
luas 38,438 km² dan yang terletak pada daerah dataran rendah Pulau Sumatera
Lintang Utara dan 98⁰11’ - 98⁰21’ Bujur Timur. Luas wilayah Kotamadya Tebing
Tinggi sebesar 0,05 persen dari luas wilayah provinsi Sumatera Utara. Curah
hujan tertinggi di Kotamadya Tebing Tinggi tahun 2016 tercatat 229 mm dan hari
hujan sebanyak 14 hari. Waktu dengan curah hujan terendah terjadi pada bulan
22
35
15 Tahun 2006 tanggal 9 November 2006. Jumlah kecamatan bertambah dari tiga
Lokasi Penelitian
a. Pasar Inpres
Pasar Inpres merupakan salah satu pasar yang ada di Kotamadya Tebing
Tinggi. Pasar ini terletak di Kecamatan Tebing Tinggi Kota, pasar ini terletak di
sebelah sungai. Luas pasar ini yaitu 25.000 m². Dikelola oleh Perusahaan Daerah
Tebing Tinggi Kota. Pasar ini berdiri pada tahun 1997 sebagai tempat bertransaksi
ekonomi masayarakat kecamatan Tebing Tinggi Kota. Pasar ini tidak memiliki
gedung dengan beberapa lantai, tetapi hanya berupa kios-kios kecil yang yang
36
b. Pasar Sakti
Pasar Sakti berdiri pada tahun 1977 yang merupakan Pasar Daerah yang
dikelola oleh Pemko Tebing Tinggi. Pasar ini terletak di jalan F. Tandean
Kelurahan Bandar Sakti, Kecamatan Bajenis, Kotamadya Tebing Tinggi. Pasar ini
memiliki bangunan yang terdiri dari beberapa kios/stan. Ada bebrapa pedagang
yang berjualan dengan menggunakan tenda disekitar bangunan pasar yang ada.
c. Pasar Gambir
Pasar ini berdiri dari tahun 1970, dimana rata-rata pedagang yang
berjualan merupakan suku Thionghoa, sehingga dulunya pasar ini dikenal dengan
nama Pasar Thionghoa. Pasar ini terletak ini di jalan Iskandar Muda kecamatan
Padang Hulu. Bangunan berlantai tiga terdiri dari Pasar Gambir A, B, dan C,
tetapi masih banyak pedagang yang berjualan di badan jalan sehingga membuat
macet arus lalu lintas. Pasar Gambir dikelola oleh Dinas Pendapatan dan Dinas
memperoleh telur ayam ras dari luar kota untuk memenuhi kebutuhan akan
konsumsi telur. Di pasar Sakti ada 11 pedagang pengecer telur ayam ras yang
setiap harinya melakukan kegiatan pemasaran telur ayam ras, pedagang pengecer
telur ayam ras di pasar Gambir sebanyak 18 orang, sementara pedagang pengecer
37
Profil Responden
orang pria (54,28%) dan 16 orang wanita (45,71%). Banyaknya jumlah pria
daripada wanita yang berkaitan dengan aktivitas fisik seperti pemesanan dan
pengangkutan yang dilakukan pedagang dengan tenaga yang lebih besar. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fachri (2017) yang menyatakan
pemotongan yang dilakukan pedagang memerlukan waktu dan tenaga yang lebih
besar.
38
laki dan perempuan. Rata-rata umur responden adalah berumur 38 tahun dengan
pedagang termuda adalah berumur 20 tahun dan pedagang yang tertua adalah
Pedagang responden pada umur produktif yaitu pada umur 36-50 tahun
adalah sebanyak 22 orang (62,85%) dan pedagang dengan umur dibawah 35 tahun
adalah sebanyak 12 orang (34,28%), sementara itu pada tingkat umur lebih besar
dari 51 tahun adalah sebanyak 1 orang (2,85%). Hal ini mengindikasikan bahwa
pedagang sebagian besar termasuk dalam umur yang produktif dan sudah cukup
berpengalaman.
D3, dan 1 orang (2,85%) responden tamat dari S1 perguruan tinggi. Hal ini
39
pendidikan yang cukup tinggi (di atas SLTA). Tingkat pendidikan menentukan
d. Pengalaman Usaha
pengalaman berusaha lebih kecil dari 10 tahun adalah sebesar 17 orang (48,57%),
dan pengalaman berusaha 10-20 tahun adalah sebesar 18 orang (51,42). Jadi hal
pelaku pemasaran telur ayam ras karena membutuhkan pengetahuan dan informasi
mengenai pemasaran telur ayam ras dan juga membutuhkan relasi. Dari
hubungan kerja yang terjalin diantara sesama pedagang. Semakin lama dia
40
berusaha maka akan semakin mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari pihak
Karakteristik Agen
Agen telur ayam ras dalam penelitian ini adalah pedagang yang berperan
sebagai penyalur telur ayam ras dari peternak hingga sampai ke pedagang
pengecer. Agen yang terlibat dalam pemasaran telur ayam ras ini adalah sebanyak
2 orang.
kelamin pria. Hal ini disebabkan pengangkutan telur ayam ras hendaklah
menggunakan tenaga yang maksimal dan menggunakan kecekatan dalam hal fisik
untuk mengurangi resiko dalam hal kerusakan produk pada masa pengangkutan.
b. Umur Agen
Berdasarkan tabel di atas agen telur ayam ras yang berjumlah 2 orang,
termasuk dalam golongan umur yang masih produktif (36-50 tahun) dan masih
41
dalam kondisi yang bugar untuk melakukan proses pengangkutan telur ayam ras
jumlah dan persentasi sebanyak 2 orang (100%) agen tamat SMA. Hal ini
menunjukkan bahwa agen telur ayam ras memiliki tingkat pendidikan yang
informasi dalam memasarkan telur ayam ras yang diperoleh dari peternak.
usaha antara 10-20 tahun dan > 20 tahun sebesar 50%. Jadi hal ini menunjukkan
sangat dibutuhkan oleh pelaku pemasaran telur ayam ras karena membutuhkan
pengetahuan dan informasi mengenai pemasaran telur ayam ras dan juga
setiap pelaku pasar membangun hubungan kerja yang didasarkan atas kepercayaan
Karakteristik Peternak
Tebing Tinggi yaitu di Kecamatan Pantai Labu. Peternak dari Kecamatan Pantai
kelamin pria, sedangkan 33,33% peternak (1 orang) berjenis kelamin wanita. Hal
ini menunjukkan bahwa peternak berjenis kelamin pria lebih unggul dalam hal
tenaga fisik yang berhubungan dengan proses produksi telur ayam dan dalam hal
b. Umur Peternak
> 60 tahun adalah sebesar 33,3%. Hal ini menunjukkan bahwa umur peternak
43
tersebut dikatakan produktif (15-64 tahun) yang artinya tidak ada batasan umur
dalam beternak ayam ras petelur. Jumlah ternak yang diusahakan merupakan skala
tamatan SMA yaitu sebanyak 2 orang (66,6%), dan diikuti dengan pendidikan S1
peternak, tingkat penerimaan mereka terhadap informasi mengenai telur ayam ras
adalah cepat.
d. Pengalaman Beternak
peternak responden memiliki pengalaman lebih besar dari 15 tahun. Hal ini
beternak ayam ras, sehingga dapat menjalankan usaha dengan manajemen yang
44
Lembaga Pemasaran
tidak adanya peternakan ayam ras di daerah ini. Untuk memenuhi telur kebutuhan
akan konsumsi telur ayam ras di Kotamadya Tebing ini, telur ayam ras
didatangkan dari luar daerah yaitu Kecamatan Pantai Labu dari Kabupaten Deli
Serdang. Jadi, pemasaran telur ayam ras dalam jumlah besar berasal dari luar kota.
adalah pedagang yang berada di Pasar Gambir, Pasar Sakti, dan Pasar Inpres yang
ada di Kotamadya Tebing Tinggi. Pedagang pengecer pasar Gambir dan pasar
Sakti memperoleh telur dari agen, sedangkan pedagang pengecer pasar Inpres
Frekuensi pembelian telur ayam ras oleh pedagang pengecer di pasar Sakti
sebanyak dua kali dalam seminggu, dengan jumlah telur yang masuk sebanyak
24.300 butir telur ayam ras dengan harga jual rata-rata Rp. 1.309,-/butir.
Frekuensi pembelian telur ayam ras oleh pedagang di pasar Gambir sebanyak
empat kali dalam seminggu, dengan jumlah telur yang masuk sebanyak 71.700
pembelian telur para pedagang pengecer di pasar Inpres sebanyak dua kali dalam
seminggu dengan jumlah telur yang masuk ke pasar sebanyak 15.900 butir dengan
membeli telur ayam ras dari peternak dan menjual ke pedagang pengecer.
Pedagang pengumpul atau agen dalam penelitian ini adalah sebanyak 2 orang
yang membeli telur dari peternak langung. Agen mengambil telur dari peternak
45
yang berada di Kecamatan Pantai Labu dengan menggunakan Pick up. Agen yang
menjual telur di pasar Sakti melakukan pengangkutan sebanyak dua kali dalam
seminggu dengan jumlah telur yang dijual sebanyak 48.000 butir dengan harga
jual Rp. 1.180,-/butir, tidak semua telur yang diangkut dalam pick up masuk ke
pasar Sakti, sebagian lagi telur dijual ke daerah lain. Sementara agen yang
menjual telur ayam ras ke pasar Gambir melakukan pengangkutan dengan pick up
sebanyak empat kali dalam seminggu, jumlah telur yang diangkut sebanyak
96.000 butir dengan harga jual Rp. 1.200,-/butir, telur yang diangkut tidak semua
dijual di pasar ini, karen sebagian lagi dijual ke pengecer kecil di luar pasar
Gambir.
Tinggi berasal dari peternak ayam ras petelur di Kecamatan Pantai Labu. Peternak
adalah produsen dari telur ayam ras yang memasarkan atau menjual telur ke
melakukan penyortiran. Peternak ayam ras petelur menjual telur rata-rata Rp.
Pantai Labu. Jadi peternak skala usaha menengah dan besar berada di Kecamatan
Pantai Labu dan merekalah yang mensuplai sebagian besar kebutuhan telur.
langganan sendiri. Hasil penelitian menunjukkan telur yang berasal dari peternak-
46
ayam ras yang terdiri dari dua jenis yaitu konsumen yang mengkonsumsi
langsung dan konsumen yang membeli telur untuk dijual kembali setelah diolah
Labu. Jadi peternak skala usaha menengah dan besar berada di Kecamatan Pantai
Labu dan merekalah yang mensuplai sebagian esar kebutuhan telur. Dalam
langganan sendiri. Hasil penelitian menunjukkan telur yang berasal dari peternak-
pengecer di pasar tradional berada di Pasar Gambir, Pasar Sakti, dan Pasar Inpres.
bakso, dll.
Saluran Pemasaran
47
Saluran Pemasaran I
pemasaran satu tingkat karena saluran ini hanya menggunakan satu lembaga
perantara yaitu pedagang pengecer. Peternak telur ayam ras pada saluran ini
berasal dari Kecamatan Pantai Labu yang memproduksi telur dalam skala kecil
pick up.
Saluran Pemasaran II
pemasaran dua tingkat karena pemasaran telur dari peternak ke konsumen melalui
pengecer. Peternak berasal dari Kecamatan Pantai Labu dan menjual telur ayam
ras kepada agen yang datang ke peternak. Agen mengangkut telur menggunakan
pemasaran II ini dibagi atas pemasaran IIa dan IIb. Kedua pemasaran tersebut
dibedakan dikarenakan ada dua pasar tradisional yang berada dalam satu saluran
48
Margin Pemasaran
telur ayam ras dengan harga ayang dikeluarkan oleh konsumen yang membeli
telur ayam ras. Margin pemasaran suatu komoditas terdiri dari biaya pemasaran
diterima oleh peternak telur ayam ras dan lembaga-lembaga pemasaran. Untuk
dapat mengetahui besarnya keuntungan yang didapatkan pelaku pemasaran serta biaya-
biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran maka perlu dilakukan
Saluran pertama yaitu melibatkan satu lembaga pemasaran, yaitu agen. Saluran
dari biaya tray karton sebesar Rp. 1.280.000,- per bulan, tali sebesar Rp. 32.000,-
per bulan, dan biaya pengangkutan sebesar Rp. 1.200.000,- per bulan, sehingga
biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh peternak adalah sebesar Rp. 2.512.000,-
per bulan.
49
Tabel 17. Biaya pemasaran telur ayam ras yang dikeluarkan oleh setiap
lembaga pemasaran pada saluran pemasaran I
Biaya Saluran Pemasaran I
pemasaran I ini adalah sebesar Rp. 373.000,- per bulan meliputi biaya tenaga
kerja sebesar Rp. 166.000,- per bulan, biaya tali dan plastik sebesar Rp. 62.000,-
per bulan, biaya sewa toko sebesar Rp. 85.000,- per bulan, dan biaya kebersihan
sebesar Rp. 60.000,- per bulan dan jumlah telur yang diperoleh adalah sebesar
15.900 butir sehingga biaya rata-rata perbutir adalah sebesar Rp. 5,86 per butir.
Biaya saluran pemasaran IIa yang dikeluarkan oleh peternak antara lain
biaya tray karton sebesar Rp. 2.560.000,- per bulan dan biaya tali plastik sebesar
Rp. 30.000,- per bulan. Biaya pemasaran oleh agen terdiri dari biaya bensin
50
sebesar Rp. 1.200.000,- per bulan, biaya konsumsi sebesar Rp. 320.000,- per
bulan, dan biaya tenaga kerja untuk 2 orag agen sebesar Rp. 2.000.000,- per
bulan. Total biaya adalah sebesar Rp. 3.520.000,- per bulan dan dengan jumlah
telur yang dipasarkan 192.000 butir maka biaya per butir adalah sebesar Rp.
18,33.
Tabel 18. Biaya pemasaran telur ayam ras yang dikeluarkan oleh setiap lembaga
pemasaran pada saluran pemasaran IIa
Biaya Saluran Pemasaran II
dengan jumlah penjualan adalah sebesar Rp. 97.200 butir maka biaya rata-rata per
butir adalah Rp. 4,17. Biaya pemasaran pedagang pengecer meliputi biaya tenaga
kerja sebesar Rp. 162.000,- per bulan, biaya sewa toko sebesar Rp. 152.000, per
bulan, biaya kebersihan sebesar Rp. 28.000,- per bulan, biaya tali sebesar Rp.
51
24.000,- per bulan, biaya plastik sebesar Rp. 40.000,- per bulan. Total biaya
pemasaran untuk saluran pemasaran II adalah sebesar Rp. 6.516.000,- per bulan
Tabel 19. Biaya pemasaran telur ayam ras yang dikeluarkan oleh setiap lembaga
pemasaran pada saluran pemasaran IIb
Biaya Saluran Pemasaran IIb
Biaya Biaya
Jumlah Telur
No. Jenis Pemasaran Rata-Rata
(Butir/Bulan)
(Rp) (Rp)
1. Peternak (96.000) 384.000
a. Tray Karton @400 5.120.000
b.Tali @7.500 30.000
Jumlah 5.150.000 13,41
2. Agen (96.000) 384.000
a. Bensin 2.400.000
b. Konsumsi 640.000
c. Tenaga Kerja (2) 3.000.000
Jumlah 6.040.000 15,72
3. Pedagang Pengecer (71.700) 286.800
a. Tenaga Kerja 174.000
b. Sewa Toko 100.000
c. Kebersihan 40.000
d. Tali 22.000
e. Plastik 40.000
Jumlah 376.000 1,31
Total Biaya Pemasaran 11.566.000 30,45
Sumber: Hasil survei data diolah (2018)
Biaya pemasaran IIb yang dikeluarkan oleh peternak antara lain biaya tray
karton adalah sebesar Rp. 5.120.000,- per bulan, dan biaya tali plastik sebesar Rp.
30.000,- per bulan, maka total biaya pemasaran peternak adalah sebesar
Rp. 5.150.000,- per bulan dengan jumlah telur yang dipasarkan 384.000 butir
maka jumlah biaya rata-rata adalah sebesar Rp. 13,41. Biaya yang dikeluarkan
oleh agen meliputi biaya bensin sebesar Rp. 2.400.000,- per bulan, biaya
konsumsi sebesar Rp. 640.000,- per bulan, dan biaya tenaga kerja untuk dua orang
52
adalah sebesar Rp. 3.000.000,-per bulan. Total biaya pemasaran yang dikeluarkan
oleh agen adalah sebesar Rp. 6.040.000,- per bulan dengan jumlah penjualan
384.000 butir maka biaya rata-rata per butir adalah sebesar Rp. 15,72.
Biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer antara lain biaya tenaga kerja
sebesar Rp. 174.000,- per bulan, biaya sewa toko sebesar Rp. 100.000,- per bulan,
biaya kebersihan adalah sebesar Rp. 40.000,- per bulan, biaya tali sebesar Rp.
22.000,- per bulan, dan biaya plastik sebesar Rp. 10.000,- per bulan. Sehingga
biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer adalah sebesar Rp. 376.000,- per
bulan dengan jumlah penjualan 286.800 butir maka biaya pemasaran rata-rata
Margin pemasaran terbesar terdapat pada jalur pemasaran IIb yaitu sebesar
Rp. 337 karena jalur IIb merupakan rantai terpanjang dari pada jalur pemasaran I,
meskipun jalur pemasaran IIb memiliki rantai pemasaran yang sama dengan jalur
IIa tetapi margin keduanya memiliki perbedaan, hal ini dikarenakan pada jalur IIb
adanya perbedaan harga jual yang lebih tinggi mulai dari agen hingga pedagang
pengecer, serta konsumen akhir pada jalur IIb bukan hanya untuk dikonsumsi
langsung tetapi sebagian besar telur ayam ras dijual kembali dalam bentuk olahan
Rp. 178 dimana pada jalur ini peternak langsung menjual telur ayam ras kepada
pedagang pengecer. Selain itu pedagang pengecer menjual telur ayam ras hanya
dalam jumlah sedikit dan rata-rata konsumen yang membeli telur ayam ras adalah
untuk dikonsumsi secara langsung. Pada jalur ini terjalin hubungan yang sangat
dekat dan saling mempercayai sehingga peternak selalu menjaga kualitas telurnya
53
yang dijual. Pada jalur I, IIa, dan IIb besar margin pemasaran ditentukan oleh
Peternak
Harga Jual 1.150 1.000 1.000
Biaya Pemasaran 26,16 13,48 13,41
Agen
Harga Beli 1.000 1.000
Biaya Pemasaran 18,33 15,72
Keuntungan 161,67 184,28
Harga Jual 1.180 1.200
Margin 180 200
Pedagang Pengecer
Harga Beli 1.150 1.180 1.200
Biaya Pemasaran 5,86 4,17 1,31
Keuntungan 172,14 124,83 135,69
Harga Jual 1.328 1.309 1.337
Margin 178 129 137
Total Biaya Pemasaran 32,03 35,98 30,44
Total Keuntungan 172,14 286,5 319,97
Total Margin 178 309 337
R/C Ratio 5,37 7,96 10,51
Sumber: Hasil survei data diolah (2018)
Pada ketiga jalur pemasaran telur ayam ras, biaya terbesar ditanggung oleh
jalur pemasaran IIa yaitu Rp. 35,99. Hal ini karena rantai pemasaran yang melalui
Sementara biaya terkecil terdapat pada pemasaran IIb, meskipun jalur pemasaran
IIb memiliki rantai yang sama dengan jalur pemasaran IIa, hal ini dikarenakan
pada jalur IIb biaya pemasaran pada pedagang pengecer lebih sedikit yang
disebabkan oleh biaya untuk sewa toko yang sedikit lebih murah. Sementara biaya
54
yang ditanggung oleh jalur pemasaran I yaitu sebesar Rp. 32,03 yang merupakan
konsumen yang membeli sebagian besar telur ayam ras dijual kembali dalam
bentuk olahan makanan dalam jumlah besar. Keuntungan terkecil terdapat pada
jalur pemasaran I yaitu sebesar Rp. 172,14, hal ini karena jumlah telur yang
disalurkan pada jalur ini hanya sedikit, walaupun harga jual yang diberikan
Farmer’s Share
Tabel 21. Analisis famer’s share pada saluran pemasaran telur ayam ras di
Kotamadya Tebing Tinggi
Harga di Tingkat
Saluran Harga di Tingkat Farmer's Share
Konsumen
Pemasaran Peternak (Rp/butir) (%)
(Rp/butir)
I 1.150 1.328 86,59
IIa 1.000 1.309 76,39
IIb 1.000 1.337 74,79
Sumber: Hasil survei data diolah (2018)
peternak dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen, dan pada umumnya
margin pemasaran, artinya semakin tinggi margin pemasaran maka akan semakin
lebih rendah farmer’s share. Besarnya bagian yang diterima peternak telur ayam
86,59%, artinya peternak menerima harga 86,59%, dari harga yang dibayarkan
55
konsumen. Selain itu saluran pemasaran IIb memperoleh nilai farmer’s share
dalam menyalurkan telur ayam ras dari peternak ke konsumen akhir yang
selama proses pemasaran. Analisis rasio keuntugan per biaya dapat digunakan
Saluran I
Peternak 1.150
Pedagang Pengecer 172,14 5,86 29,37
Total 172,14 5,86 29,37
Saluran II a
Peternak 1.000
Agen 161,67 18,33 8,81
Pedagang Pengecer 124,83 4,17 29,93
Total 286,5 22,5 12,73
Saluran II b
Peternak 1.000
Agen 184,28 15,72 11,72
Pedagang Pengecer 135,69 1,31 103,58
Total 319,97 17,03 18,78
Sumber: Hasil survei data diolah (2018)
Pada saluran I total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer adalah
sebesar Rp. 5,86 per butir sedangkan keuntungan adalah sebesar Rp. 172,14 per
butir. Maka rasio keuntungan biaya adalah sebesar Rp. 29,37 per butir.
56
Pada saluran IIa total biaya yang dikeluarkan per butir telur adalah sebesar
Rp. 22,5. Biaya terbesar ditanggung oleh agen yaitu sebesar Rp. 18,33 per butir,
biaya pemasaran terendah ditanggung ole pedagang pengecer adalah sebesar Rp.
4,17 per butir. Keuntungan terbesar diperoleh agen yaitu sebesar Rp. 161,67 per
Pada saluran IIb biaya total yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 17,03 per
butir. Sedangkan biaya terbesar ditanggung oleh agen yaitu sebesar Rp. 15,72 per
butir,dan biaya terkecil diperoleh pedagang pengecer yaitu sebesar Rp. 1,31 per
butir. Keuntungan terbesar diperoleh agen sebesar Rp. 184,28 per butir sedangkan
Tabel 23. Efisiensi pemasaran telur ayam ras pada setiap saluran pemasaran dan
lembaga pemasaran
Nilai Produk Nilai Efisiensi
Lembaga Pemasaran Biaya (Rp/Buitr)
(Rp/Butir) (Rp/Butir)
Saluran I
Peternak 26,16 1.150 0,022
Pedagang Pengecer 5,86 1.328 0,004
Saluran II a
Peternak 13,48 1.000 0,013
Agen 18,33 1.180 0,015
Pedagang Pengecer 3,86 1.309 0,002
Saluran II b
Peternak 13,41 1.000 0,013
Agen 12,7 1.200 0,012
Pedagang Pengecer 1,2 1.337 0,003
Sumber: Hasil survei data diolah (2018)
dikatakan efisien apabila nilai efisiensi pemasarannya adalah < 1, dengan melihat
57
hasil analisis yang ada pada tabel 23, bahwa nilai efisiensi dari semua lembaga
pemasaran yang terlibat dalam kegiatan pemasaran telur ayam ras di pasar
tradisional Kotamadya Tebing Tinggi adalah < 1 yang artinya efisien. Jadi dari
tiga lembaga pemasaran tersebut, maka lembaga pemasaran yang paling efisien
oleh biaya pemasaran yang kecil, sedangkan nilai produk yang dipasarkan paling
besar.
58
Kesimpulan
terdiri dari 2 saluran pemasaran yaitu saluran pemasaran yang melibatkan satu
pemasaran terkecil diperoleh oleh saluran I yaitu Rp. 178,- per butir. Rasio
keuntungan biaya terbesar adalah saluran pemasaran I, dari segi farmer’s share
maka saluran I menempati nilai tertinggi yaitu sebesar 86,59%, dan dilihat dari
efisiensi pemasarannya bahwa setiap saluran pemasaran sudah efisien dengan nilai
< 1.
Saran
bagi peternak dan pelaku pasar telur ayam ras lainnya agar lebih jeli dalam
memahami informasi pasar untuk memahami aspek harga, jumlah, dan kualitas
produk.
46
59
DAFTAR PUSTAKA
Ahman, E., dan Rohmana, Y. 2007. Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung:
Lab. Ekonomi dan Koperasi.
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Daerah Kota Tebing Tinggi. Badan Pusat
Statistik Kota Tebing Tinggi.
Badan Pusat Statistik. 2017. Kota Tebing Tinggi dalam Angka. Badan Pusat
Statistik Kota Tebing Tinggi.
Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan. 2018. Harga Komoditas Pertanian dan
Peternakan Provinsi Sumatera Utara. Dinas Peternakan dan Ketahanan
Pangan Provinsi Sumatera Utara.
Erlina. 2011. Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Fakultas
Ekonomi. USU. Medan.
Kohls, R. L., and Uhls, J. N. 1985. Marketing of Agricultural Products. 9th Ed.
Mac Milan Co. New York.
Kotler, P., dan Keller, 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1, PT.Indeks,
Jakarta.
Lestari, T. 2009. Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi Taraf Hidup Petani.
Skripsi. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
47
60
Marlina, Y. 2013. Analisis Strategi Pemasaran Telur pada Peternakan Ayam Ras
di Kecamatan Bermani Ulu Raya Kabupaten Rejang Lebong.
Pinto, R. M., Hapsari, T. D., dan Hartadi, R. 2016. Kajian Pemasaran Telur Ayam
Ras dan Prospek Pengembangannya di Perusahaan Gracia Farm Timor-
Leste. Jurnal Ilmiah. Universitas Jember.
Rudianto. 2006. Pola Aliran Koleksi dan Distribusi Komoditas di Kota Tebing
Tinggi dan Wilayah Belakangnya. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang
61
LAMPIRAN
Lampiran 1. Profil Pedagang Pengecer Telur Ayam Ras di Pasar Tradisonal Kotamadya Tebing Tinggi
Pengalaman Usaha
No Nama Jenis Kelamin Umur (Tahun) Pendidikan Sumber Telur
(Tahun)
1. Nining W 39 SMA 5 Agen
2. Sinambela W 46 SMA 5 Agen
3. Rodesli W 37 SMA 12 Agen
4. Ani W 50 SMP 10 Agen
5. Yudi P 20 SMA 2 Agen
6. Erna W 54 SMP 16 Agen
7. Rudi P 28 SMP 2 Agen
8. Dewi W 43 SMA 12 Agen
9. Ramli P 35 SMA 8 Agen
10. Muis P 43 SMA 10 Agen
11. Richo P 28 SMA 9 Agen
12. Suryani W 40 SMA 10 Agen
13. Wetnes P 35 SMA 10 Agen
14. Iman P 39 SMA 6 Agen
15. Suratman P 37 D3 10 Agen
16. Ita W 42 SMA 17 Agen
17. Bu Ahong W 37 SMA 10 Agen
18. Dede P 35 SMA 5 Agen
19. M. Fadli P 30 SMA 5 Agen
20. Salim P 40 D3 6 Agen
21. Johan P 41 SMA 10 Agen
49
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
I. Biodata
1. No. Responden :
2. Lokasi :
3. Nama Toko :
4. Pemilik :
5. Umur :
6. Jlh Tanggungan :
7. Pendidikan Terakhir :
8. Lama Usaha :
II. Pertanyaan
1. Biaya Pemasaran
Keterangan Jumlah Biaya (Rp)
Sewa Toko
Tenaga Kerja
Transportasi
Kebersihan
Perlengakapan:
Tali
PROGRAM STUDI PETERNAKAN Papan Telur
FAKULTAS PERTANIAN Plastik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Total
2018
63
64
II. Pertanyaan
1. Sejak kapan memulai usaha
2. Berapa jumlah ternak
3. Apakah punya perusahaan mitra
4. Kalau ada mitra, apa jenis kemitraan
a. agen b. dagang c. inti plasma d. bentuk lain
5. Apakah pernah menerima bantuan kredit
6. Jika pernah berapa dan dari siapa
7. Berapa bunganya
PROGRAM STUDI PETERNAKAN 8. Berapa banyak jumlah ayam yang dimiliki
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 9. Berapa luas kandang
2018
65
10. Apa status lahan yang diusahakan (sewa / milik sendiri / c. berapa jumlah penjualan
d. berapa harganya
garapan):
e. bagaimana sistem pembayaran (utang/cash)
11. Apakah menggunakan tenaga kerja :
16.5. Siapa yang menentukan harga jual :
12. Berapa upah tenaga kerja : Rp(per hari/bulan)
16.6.Apakah dilakukan penyortiran berdasarkan besar kecil:
13. Berapa produksi telur : butir/(hari/minggu)
16.7.Apakah pekerjaan sampingan lain yang anda lakukan :
14. Apakah saudara selalu mengikuti informasi mengenai
16.8.Berapa pendapatan dari hasil sampingan :
cara meningkatkan produksi telur ayam :
16.9.Apa hambatan dalam mengembangkan produksi :
15. jika pernah dari mana mendapatkannya :
16.10.Apa dukungan dalam mengembangkan produksi :
16. Aspek pemasaran
16.1. Kemana hasil produksi dijual :
Dengan ini saya menyatakan bahwa data yang diisikan di atas
a. pedagang pengumpul c. melalui kelompok peternak
adalah benar.
b. pengusaha makanan d. lainnya
16.2. Biaya pemasaran yang ditanggung
Kotamadya Tebing tinggi, 2018
a. pengangkutan c. pungutan
Disetujui Oleh :
b. transportasi d. lainnya
16.3.Apakah saudara mengalami kesulitan dalam
memasarkan telur:
( ) ya, mengapa ................... ( )
( ) tidak, mengapa ...............
16.4. Kegiatan penjualan
a. berapa harga jual
b. kemana dijual
66
67