(Skripsi)
Oleh
JULIANTIKA
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
Oleh
JULIANTIKA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan sistem pertanian organik dan
anorganik dalam budidaya padi sawah, persepsi petani padi sawah, faktor-faktor
yang berhubungan dengan persepsi petani, perbedaan persepsi petani, dan
kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapannya di Desa Pajaresuk dan Desa
Pujodadi. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan November - Desember
2017. Metode penelitian yang digunakan adalah sensus. Jumlah sampel petani
padi organik dan anorganik adalah 35 petani. Analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif, metode korelasi rank spearman dan uji Mann-Whitney. Hasil
dari penelitian ini adalah keragaan sistem pertanian organik dan anorganik di Desa
Pajaresuk dan Desa Pujodadi cukup baik, persepsi petani padi terhadap usahatani
padi organik dan anorganik cukup baik, faktor-faktor yang berhubungan dengan
persepsi petani adalah interaksi sosial, dukungan masyarakat, dan minat petani,
tidak terdapat perbedaaan yang signifikan antara persepsi petani organik dengan
persepsi petani padi anorganik, kendala yang dihadapi dalam penerapan sistem
pertanian organik adalah kesulitan dalam penerapan budidaya, sedangkan dalam
penerapan sistem pertanian anorganik adalah petani membutuhkan biaya yang
cukup besar, namun harga jual relatif rendah.
Oleh
JULIANTIKA
The purposes of this research were to determine the performance of organic and
anorganic farming systems in wetland rice cultivation, rice farmers’ perception,
the related factors to farmers' perception, the differences in rice farmers’
perceptions, and the constraints faced in the applications in Pajaresuk and
Pujodadi Village. The data collection was conducted in November - December
2017. The research method used was census. The number of organic and
anorganic rice farmers sampled were 35 farmers. The data analyzes used were
descriptive analysis, Spearman rank correlation method and the Mann-Whitney
test. The results of this research were : the performance of organic and anorganic
rice farming were land processing, seeding, planting, pest and disease controlling,
fertilizating, irrigating, and harvesting. the differences from the performance of
organic and anorganic rice farming were in seeding, pests and diseases
controlling, and fertilizing, the rice farmers' perception to organic farming systems
was quite good, the related factors to farmers' perception were social interaction,
community support, and farmers' interests, there were no significant differences
between the organic farmers’ perceptions with the anorganic farmers’ perceptions,
the constraint faced in the application of organic farming systems was the
difficulty of maintenance in cultivation, while in the application of anorganic
farming systems is farmers needed substantial costs, but the selling price was
relatively low.
Oleh
JULIANTIKA
Skripsi
pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Juli 1991, dari pasangan Bapak Drs. Bastoni dan Ibu Ana
Gajah Mada Bandar Lampung pada tahun 2006, tingkat Sekolah Menengah Atas
di SMA Negeri 12 Bandar Lampung pada tahun 2009, dan melanjutkan kuliah di
2011 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Kebun Kelapa Sawit Rejosari Natar
Lampung Selatan selama 30 hari. Pada tahun 2015, penulis melaksanakan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di Desa Teladas Kecamatan Dente Teladas Kabupaten Tulang
Alhamdulillah, tiada kata terindah yang layak terucap selain rasa syukur kepada
Allah SWT, karena pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di
Universitas Lampung.
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
2. Dr. Ir. Tubagus Hasanuddin, M.S., selaku dosen pembimbing I, yang telah
3. Ir. Begem Viantimala, M. Si., selaku dosen pembimbing II, yang telah
4. Dr. Ir. Sumaryo, M.Si., selaku dosen pembahas yang telah memberikan kritik
5. Dr. Ir. Muhammad Irfan Affandi, M,Si., selaku pembimbing akademik yang
6. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis dan
seluruh dosen Jurusan Agribisnis atas motivasi dan ilmu yang telah diberikan
kepada penulis.
7. Keluarga tercinta, Ayahanda Bastoni dan Ibunda Ana Sopia yang selalu
8. Kepada kakakku Dedi Saputra, S.Kom., Destia Lisma Amd. Kep, Marta
Dinata, Aulia Septiana Amd. Keb, yang selalu memberikan dukungan dan
9. Staff jurusan Agribisnis Mba Iin, mba Ayi, mba Tunjung, mas Boim dan mas
10. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2011 Putri Maida, Frisca, Ayu, Evie,
May, Yeni, Novita, Emalia, Sonya, Silvia, Dila, Rafika, Yuda, Fadel, Graha,
Wiji, Bram, Didit, Kausar, Syafei, Gustam, Ade, dan teman lainnya, terima kasih
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah
diberikan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan, namun semoga karya kecil ini bermanfaat bagi semua pihak.
Juliantika
i
DAFTAR ISI
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 86
B. Saran............................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perkembangan luas lahan, produksi, dan produktivitas padi di
Provinsi Lampung 2015. ........................................................................... 4
2. Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas padi sawah di
Kabupaten Pringsewu tahun 2010-2015 ................................................... 5
3. Luas panen dan produksi padi sawah di kecamatan-kecamatan di
Kabupaten Pringsewu tahun 2014 ............................................................ 6
4. Nama Desa dan luas lahan di Kecamatan Pringsewu dan Kecamatan
Pardasuka Kabupaten Pringsewu ............................................................. 7
5. Luas lahan dan produktivitas padi organik berdasarkan kecamatan di
Kabupaten Pringsewu ............................................................................... 9
6. Penelitian terdahulu .................................................................................. 32
7. Jumlah Responden Petani Padi Organik dan Anorganik .......................... 52
8. Keadaan Responden Berdasarkan Umur di Desa Pajaresuk dan Desa
Pujodadi .................................................................................................... 53
9. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa
Pajaresuk dan Desa Pujodadi .................................................................... 54
10. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani
Organik di Desa Pajaresuk dan Desa Pujodadi menurut lama
berusahatani. ............................................................................................. 55
11. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani
Anorganik di Desa Pajaresuk dan Desa Pujodadi..................................... 56
12. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
petani padi organik di Desa Pajaresuk dan di Desa Pujodadi ................... 57
13. Keadaan umum responden berdasarkan jumlah anggota keluarga petani
anorganik di Desa Pajaresuk dan di Desa Pujodadi .................................. 58
14. Sebaran responden berdasarkan luas lahan garapan ................................. 59
15. Sebaran Petani responden berdasarkan interaksi sosial di Desa
Pajaresuk dan Desa Pujodadi terhadap persepsi petani padi
sawah organik dan anorganik.................................................................... 62
16. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat interaksi sosial dengan
persepsi petani dalam budidaya padi sawah organik di
Desa Pajaresuk dan Desa Pujodadi ........................................................... 64
17. Hasil uji statistik hubungan antara tingkat interaksi sosial dengan
persepsi petani dalam budidaya padi sawah anorganik di Desa Pajaresuk
dan Desa Pujodadi..................................................................................... 65
iv
Gambar Halaman
1. Proses terjadinya persepsi (Gibson, 1989)........................................... 15
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ....................................... 20
3. Kerangka pemikiran persepsi petani terhadap sistem pertanian
organik dan anorganik dalam budidaya padi sawah di kecamatan
Pringsewu kabupaten Pringsewu ......................................................... 38
I. PENDAHULUAN
jika terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi
Indonesia negara tropis dengan luas wilayah 5.193.250 km2 yang 2/3 terdiri
atas air, menjadikan Indonesia negara yang memiliki keragaman sumber daya
besar dari hasil pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDB dalam
perjalanannya terus menurun sampai dengan tahun 2002 (kurang dari 18%),
hal itu sedikit meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 1997, yaitu
sebesar 16%. Ironisnya saat ini kurang lebih 55% tenaga nasional berada di
langsung. Pendapat para pakar ekonomi adalah bahwa di era krisis ini,
pertanian masih mampu tumbuh positif meskipun hanya 0,26% pada tahun
1998. Artinya bahwa sektor ini mempunyai daya tahan yang kuat terhadap
krisis ekonomi dan kondisi ini berlanjut sampai tahun 2002 (Eva dan
Sriyanto, 2013).
pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan
yang sudah mati, menjadi faktor penting dalam proses produksi usahatani
3
pupuk organik (alami atau buatan) dan pupuk hayati serta pemberantasan
bahan kimia yang selama ini dikenal dengan revolusi hijau. Revolusi hijau
yang diterapkan dunia pertanian telah memberikan kontribusi yang besar bagi
tanaman pertanian yang memiliki produksi tinggi dan memiliki umur tanam
yang singkat,umur yang singkat membutuhkan suplai unsur hara yang cukup
fotosintesis.
Persedian unsur hara makro yang langung bisa digunakan oleh tanaman tanpa
mengalami dekomposisi adalah pupuk kimia, selain itu tanaman juga rentan
terhadap serangan hama dan penyakit, untuk mengatasi serangan hama dan
penyakit dibutuhkan pestisida kimia yang bisa mengatasi secara cepat, hal ini
Tanaman padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi
Kabupaten Lampung Tengah sebesar 5,51 yang merupakan salah satu sentra
padi sawah yang cukup luas. Selain itu, Kabupaten Pringsewu merupakan
Pringsewu dalam kurun waktu lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2010-2015
Produksi padi sawah tertinggi terjadi pada tahun 2015, sedangkan produksi
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa Produksi padi tertinggi terlihat pada
Hal tersebut tentu akan mempengaruhi tingkat produksi dan harga jualnya.
Menurut BPS Kabupaten Pringsewu (2014) total luas panen pertanian untuk
rata sekitar 7.592 ton dalam satu kali musim tanam. Kecamatan yang sudah
7
Tabel 4. Nama Desa dan luas lahan di Kecamatan Pringsewu dan Kecamatan
Pardasuka Kabupaten Pringsewu
di Desa Fajar Esuk yang tergabung dalam kelompok tani Fajar Tani
merupakan salah satu desa yang juga membudidayakan padi secara organik
dengan luas lahan sebesar 165 ha. Luas lahan tersebut menempati urutan
kedua terbesar setelah Desa Podomoro yang luasnya sebesar 178,75 ha.
8
Meskipun Desa Fajar Esuk mepunyai luas lahan terbesar kedua setelah Desa
Podomoro, akan tetapi menurut hasil pra survei hanya Desa Fajar Esuk saja
Pujodadi yang tergabung dalam kelompok tani Bina Tani juga melakukan
budidaya padi secara organik dengan luas lahan sebesar 335 ha. Luas lahan
tesebut merupakan luas lahan terbesar ketiga setelah Desa Sukorejo dan
Wargomulyo yaitu sebesar 380 ha dan 356 ha yang juga menurut hasil pra
survei hanya Desa Pujodadi saja yang melakukan budidaya padi organik di
Pagelaran memiliki luas lahan dan produktivitas yang sama dalam pertanian
padi organik, dibandingkan Pardasuka yang memiliki luas lahan lebih sedikit
Berdasarkan uraian yang ada pada tabel 1 hingga 5 dilihat dari jumlah
padi organik yang baik. Upaya peningkatan keberhasilan sektor padi organik
tentunya tidak terlepas dari persepsi petani terhadap sistem pertanian organik.
Hal ini karena persepsi sangat erat hubungannya dengan sikap, motif dan
respon seseorang terhadap objek tertentu yang dalam hal ini objek tersebut
bagi petani atau tidak dan apakah sistem pertanian tersebut berhasil dalam
Menurut hasil pra survei, petani di Desa Pajar Esuk dan Pujodadi di
sehingga masih banyak petani yang yang memilih melakukan budidaya padi
secara anorganik. Pada awalnya petani belum mau mencoba budidaya padi
organik, akan tetapi dengan adanya informasi yang didapat dari penyuluh
Dinas Pertanian, saat ini petani sudah mulai mencoba melakukan budidaya
padi secara organik, para petani membagi lahannya untuk menanam padi
organik dan anorganik. Saat ini petani sudah mulai menerima inovasi dan
pengetahuan baru tentang cara budidaya padi organik yang lebih alami tanpa
bahan kimia.
11
B. Rumusan Masalah
berikut :
organik dan anorganik dalam budidaya padi sawah di Desa Pajaresuk dan
Desa Pujodadi ?
organik dan anorganik dalam budidaya padi sawah di Desa Pajaresuk dan
Desa Pujodadi ?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
berwawasan lingkungan.
A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Persepsi
a. Pengertian Persepsi
yang ada disekitar dan juga tentang keadaan diri individu yang
Persepsi tidak hanya datang dari luar diri individu, tetapi juga dapat
intergrated, maka seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti
lainnya yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam persepsi
berpikir, kerangka acuan dan aspek-aspek lain ikut berperan aktif dalam
persepsi itu. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi
hasil persepsi antara individu satu dengan yang lain tidak sama.
15
melalui melalui alat penerima yaitu alat indra. Stimulus diteruskan oleh
dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia
memandang.
lingkungannya.
berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang
dari jenis atau bentuk stimuli, tetapi dari karakteristik orang yang
berasal dari sifat stimuli fisik dari efek-efek saraf yang ditimbulkan
individu.
tidak senang latar belakang atau tata nilai yang dianut oleh seseorang.
antar budaya.
terdiri atas dua faktor, yaitu faktor eksternal atau dari luar yakni
yang objektif, novelty atau hal baru, biasanya lebih menarik untuk
Pelaku Persepsi
a. Sikap
b. Motif
c. Kepentingan atau minat
d. Pengalaman
e. Pengharapan
Situasi
a. Waktu
b. Keadaan tempat kerja PERSEPSI
Interaksi sosial adalah proses sosial tentang cara berhubung yang bisa
Lama berusahatani adalah petani yang sudah lama berusahatani akan lebih
yang sebenarnya terjadi atau diberikan oleh orang lain kepada individu
2. Botani Padi
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan pokok yang vital bagi rakyat
dibajak, tanah dibiarkan selama 2-3 hari. Namun di beberapa tempat, tanah
cara dibajak lagi untuk kedua kalinya atau bahkan ketiga kalinya 3-5 hari
menjelang tanam. Setelah itu bibit hasil semaian ditanam dengan cara
a. oryza sativa L
dapat di bedakan dalam 2 tipe yaitu padi kering yang tumbuh di daratan
semua jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk residu dan
makanan untuk tanaman ( feeding the soil that feeds plants ), dan bukan
Dengan kata lain, unsur hara didaur ulang melalui satu atau lebih tahapan
bentuk senyawa organik sebelum diserap tanaman. Hal ini berbeda sama
cepat dan langsung dalam bentuk larutan sehingga segera diserap dengan
organik dan pupuk hayati bekerja memberi kesuburaan bagi tanah dan
2002)
kimiapertanian.
sumber air minum yang tidak baik bagi kesehatan manusia. Produk yang
a. Pencemaran air tanah dan air permukaan oleh bahan kimia sintetis dan
sedimen;
c. Pengaruh negatif aditif senyawa kimia sintetis tersebut pada mutu dan
kesehatan pangan;
e. Perusakan dan pembunuhan satwa liar, lebah madu dan jasad lainya;
terbaruhi;
pertanian.
alami yang ada di alam dalam pengelolaan usaha tani (Kasumbogo, 1997).
kearifan lokal oleh petani, yaitu dari cara pengolahan tanah yang semula
Menurut Andoko (2002), cara bertanam padi organik pada dasarnya tidak
penyakit.
a. Pemilihan Varietas
b. Pembenihan
c. Pengolahan Lahan
Setelah selasai lahan sawah dialiri dan rendam dengan air selama 1
(satu) hari. Kesokan harinya benih yang telah disemai sudah siap
ditanam, yakni sudah mencapai umur 7-12 hari.Bibit yang disemai tidak
melebihi umur 12 hari mengingat jika terlalu tua maka tanaman akan
d. Penanaman
baik adalah jarak tanam sesuai dengan metode SRI yakni tidak terlalu
dengan memasukkan satu bibit pada satu lubang tanam dan jangan
e. Perawatan
paling penting adalah menjaga aliran air supaya sawah tidak tergenang
terus menerus namun lebih pada pengaliran air saja. Untuk itu, setiap
setelah tebar, aliri sawah secara bergilir antara kering dan basah.
dan penyakit tidak datang, penggunaan bibit yang sehat, pengaturan air
yang baik, dan dengan melakukan sistem budidaya tanaman sehat yang
Hama lain yang sering menyerang adalah hama putih, thrips, wereng,
f. Panen
Padi mulai berbunga pada umur 2-3 bulan dan bisa dipanen rata-rata
pada umur sekitar 3,5 sampai 6 (enam) bulan, tergantung jenis dan
varietasnya. Pada luasan lahan 200 m2, untuk padi yang berumur
dipanen, padi bisa dijual langsung atau juga dijemur dulu sekitar 1-2
hari baru kemudian dijual, atau setelah dijemur digiling baru dijual
antaranya:
persegi
g. Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan
interval 10 hari.
organik.
terputus).
c. Hemat waktu, ditanam bibit muda 5–12 hari setelah semai, dan
hektar.
B. Penelitian Terdahulu
32
Intensification (SRI) Di Desa yang digunakan skala likert kegiatan usahatani.
Bukit Peninjauan, Kecamatan
Sukaraja, Kabupaten Seluma.
14
5. Mariman (2011) Persepsi petani terhadap Pengambilan data yang Persepsi petani terhadap usahatani cabai ramah
usahatani cabai (capsicum digunakan adalah metode survei lingkungan di Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu
annum) ramah lingkungan. sedangkan penggolahan data adalah baik dengan artian bahwa petani berpersepsi
yang digunakan adalah metode budidaya mudah, produktivitas tinggi, biaya rendah dan
tabulasi dan statistik, analisis keuntungan-keuntungan cukup menguntungkan.
data digunakan secara
kuantitatif.
6. Amalia Ritonga Persepsi Petani Perkebun Metode pemberian skor dan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyuluh perkebunan
(2013) Karet Rakyat Terhadap metode skala likert berjalan baik. Dengan kinerja atau tingkat keberhasilan
Kinerja Penyuluh Perkebunan yang tinggi.Sehingga petani pekebun karet rakyat
berpersepsi positif.
7. Aris Ardiansyah Persepsi petani terhadap Metode yang digunakan adalah Tingkat kinerja penyuluh di BP3K Metro Barat termasuk
(2014) kinerja penyuluh di BP3K metode survei. dalam klasifikasi sedang dengan pencapaian kinerja
sebagai model center of Penggolahan data dan analisi penyuluh sebesar 64,44%.
excellence (COE) Kecamatan data dilakukan dengan Faktor-faktor yang berhubungan nyata dengan persepsi
Metro Barat Kota Metro. menggunakan metode analis petani terhadap BP3K Metro Barat yaitu tingkat
tabulasi dan statistik. pendidikan petani, dan interaksi sosial petani, sedangkan
umur petani, lama berusahatani petani, tingkat pendidikan
petani dan jumlah anggota petani tidak berhubungan nyata
dengan persepsi petani terhadap kinerja BP3K di Metro
Barat.
8. Firuza Filardhi Persepsi Petani Terhadap Metode yang digunakan dalam Persepsi petani terhadap usahatani padi varietas Cilamaya
(2014) Usahatani Padi Varietas penelitian ini adalah metode Muncul di Desa Bumi Restu ialah lebih menguntungkan,
Cilamaya Muncul dan survei. Metode pengolahan sedangkan persepsi petani terhadap usahatani padi varietas
Ciherang Di Kecamatan Palas data menggunakan metode Ciherang Di Desa Bumi Daya ialah lebih menguntungkan.
Kabupaten Lampung Selatan. tabulasi dan komputerisasi. Terdapat perbedaan persepsi petani Di Desa Bumi Restu
terhadap usatani padi varietas Cilamaya Muncul dan
terdapat perbedaan persepsi petani padi di Desa Bumi
Daya terhadap usahatani padi varietas Ciherang.
Faktor-faktor yang paling berhubungan dengan persepsi
33
petani terhadap usahatani padi varietas Cilamaya Muncul
di Desa Bumi Restu dab di Desa Bumi Daya adalah
tingkat interaksi sosial, sedangkan faktor-faktor yang
15
34
35
C. Kerangka Pemikiran
komoditi pangan terutama padi, memiliki peluang yang cukup besar untuk
Pringsewu, hal ini disebabkan karena dua kemungkinan yakni karena petani
yang tidak mau berbudidaya padi organik atau karena minat petani yang
masih rendah dalam budidaya padi organik. Kondisi ini tentunya tidak
terlepas dari persepsi petani terhadap sistem pertanian organik dan anorganik
dalam mengembangkan padi organik dan anorganik apakah sudah baik atau
dirinya.
yakin dan percaya dengan manfaat yang dihasilkan oleh padi organik. Hal ini
interaksi sosial (X1) mengacu pada konsep Soerjono Soekanto (2010), lama
masyarakat (X3) mengacu pada konsep Kuntjoro Z (2002), dan minat petani
Pada penelitian ini persepsi petani terhadap sistem pertanian organik dan
anorganik dalam budidaya padi sawah mengacu pada konsep Moskowitz dan
dan anorganik dapat dilihat dari tiga indikator yaitu Budidaya, Produktivitas
Y.
Stimulus
D. Hipotesis
sawah.
penelitian.
variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel X dalam penelitian ini
pertanian organik dan anorganik dalam budidaya padi sawah dan variabel Y
dalam penelitian ini adalah persepsi petani dalam budidaya padi organik dan
anorganik.
1. Variabel (X)
budidaya padi sawah yang terdiri dari interaksi sosial (X1), lama berusahatani
petani dengan petani lainnya, (2) interaksi petani dengan kelompok tani, (3)
interaksi petani dengan penyuluh, (4) interaksi petani dengan media sosial.
Setiap jawaban atas pertanyaan yang diajukan diberi skor 1 sampai dengan
mendukung.
satuan tahun.
Setiap jawaban atas pertanyaan yang diajukan diberi skor 1 sampai dengan
mendukung.
42
d. Minat petani (X4) adalah kemauan, keinginan dan ketertarikan petani pada
dan anorganik, (3) tentang pengetahuan petani terhadap padi organik dan
anorganik, (4) tentang pengetahuan petani terhadap tujuan padi organik dan
anorganik. Setiap jawaban atas yang pertanyaan yang diajukan diberi skor
petani tinggi.
2. Variabel (Y)
Variabel Y dalam penelitian ini adalah persepsi petani terhadap budidaya padi
dan anorganik padi sawah diukur melalui tiga indikator yaitu : (Budidaya,
(1) Budidaya padi, adalah keberhasilan dan sistem pertanian yang dilakukan
dibagi dengan luas lahan (kg/ha). Produktivitas padi dalam budidaya padi
sawah dilihat dari 3 pertanyaan, yaitu : (1) berapa produksi padi yang
petani peroleh dalam usahatani padi organik dan anorganik, (2) apakah
(3) Pendapatan petani adalah total penerimaan yang didapat oleh petani padi
yang telah dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani padi
dalam usahatani yang dihitung dalam satuan rupiah (Rp). Setelah didapat
sudah ada.
Dasar klasifikasi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) mengacu
X Y
Z
k
Keterangan:
Z = interval kelas
X = nilai tertinggi
Y = nilai terendah
k = banyaknya kelas atau kategori
Banyaknya kelas dalam penelitian ini ditentukan secara sengaja menjadi tiga
Desa Pajar Esuk yang berada di Kecamatan Pringsewu dan Desa Pujodadi
kelompok tani yang berada di Desa Pajaresuk dan desa Pujodadi sudah
tergabung dalam anggota kelompok tani padi yang melakukan budidaya padi
dalam penelitian ini adalah sensus. Responden yang dijadikan sampel yaitu
Populasi petani padi organik dan anorganik yang berada di Desa Pajaresuk
jumlah petani padi organik dan anorganik yang dijadikan sampel yaitu 35
petani. Metode penentuan jumlah sampel yang digunakan untuk petani padi
Penentuan sampel tersebut juga mengacu pada teori Arikunto (2006) apabila
jumlah sampel lebih dari 100 orang, maka sampel yang diambil adalah 10-
45
15% dari total responden.Apabila jumlah sampel kurang dari 100 orang,
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Menurut Suryabarata (2012), studi kasus merupakan metode penelitian yang
sekarang dari suatu unit sosial baik individu, kelompok, lembaga, atau
a. Data primer
b. Data sekunder
Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari studi
dengan penelitian ini. Selain itu data juga diambil dari lembaga/instansi
dan lain-lain.
46
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif.
6 ∑ni-1 di²
rs = 1-
n³-n
Keterangan:
rs = Koefisien korelasi Rank Spearman
n = Jumlah responden
di = Perbedaan setiap pasangan rank
Jika terdapat peringkat yang sama atau kembar dalam variabel X maupun Y,
berikut:
2
∑ 2+∑ 2−∑
=
2 2 2
3−
2= −
12
3−
2= −
12
−
=
12
Keterangan:
2 = Jumlah kuadrat variabel X yang koreksi
2 = Jumlah kuadrat variabel Y yang koreksi
T = Faktor koreksi
t = Jumlah obsevasi yang mempunyai peringkat sama
Tx = Jumlah faktor koreksi variabel X
Ty = Jumlah faktor koreksi variabel Y
N = Jumlah responden
47
berikut:
t = rs n2
1 rs
hitung 2
1. Jika thitung ≥ ttabel, maka hipotesis diterima, pada (α) = 0,05 berarti
2. Jika thitung < ttabel, maka hipotesis ditolak, pada (α) = 0,05 berarti tidak
n1 (n1 1)
U n1n2 R1 atau ekuivalen dengan
2
n (n 1)
U n1n2 2 2 R2
2
Keterangan:
z = signifikasi harga U observasi
U = nilai statistik yang digunakan
n1 = jumlah responden petani padi organik
n2 = jumlah responden petani padi non organik
R = jumlah ranking masing-masing kelompok
Menurut Siegel (1997), apabila terdapat rangking yang sama maka digunakan
rumus berikut:
48
t3 t
U
n1n 2 T
z 2 12
n1n 2 N 3 N
T
N ( N 1 ) 12
Keterangan:
N = jumlah seluruh responden (n1+n2)
t = banyak observasi berangka sama untuk suatu ranking tertentu
Terdapat perbedaan antara persepsi petani padi organik dan petani padi
Jika harga ptabel pada = 0,01 atau = 0,05 maka H1 ditolak artinya
tidak ada perbedaan antara faktor dan persepsi petani padi organik dan petani
A. Kesimpulan
pemanenan.
2. Persepsi petani terhadap usahatani padi organik dan anorganik cukup baik,
pertanian organik dalam budidaya padi sawah di Desa Pajaresuk dan Desa
4. Tidak ada perbedaan persepsi petani padi sawah terhadap sistem pertanian
organik dan anorganik dalam budidaya padi sawah di Desa Pajaresuk dan
Desa Pujodadi.
anorganik yaitu besarnya biaya yang dibutuhkan, dan harga jual yang
rendah.
B. Saran
tanaman padi sawah seperti pengunaan benih, pemberian pupuk yang sesuai
maupun referensi yang terkait dengan persepsi petani padi sawah organik
dan anorganik.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2015. Lampung Dalam Angka 2015. Badan Pusat Statistik
Provinsi Lampung. Lampung.
Badan Pusat Statistik. 2014. Pringsewu Dalam Angka 2014. Badan Pusat
Statistik Provinsi Lampung. Pringsewu.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Pringsewu. 2016. Nama Desa dan Luas Lahan
Kabupaten Pringsewu. Dinas Pertanian Pringsewu. Lampung.
Eva Banowati dan Sriyanto. 2013. Geografi Pertanian. Ombak Barat. Yogyakarta
Ishak A, 2011. Persepsi Dan Tingkat Adopsi Petani Padi Terhadap Penerapan
System Of Rice Intensification (Sri) Di Desa Bukit Peninjauan, Kecamatan
Sukaraja, Kabupaten Seluma. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
Pertiwi P,R. dan Saleh, A. 2010. Persepsi Petani tentang Saluran Komunikasi
Usahatani Padi. Jurnal Komunikasi Pembangunan Vol 8 (2) :46-61
Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Jakrta Press. Jakarta. 110
Hlm.
Sugito, Y., Y. Nuraini, dan E. Nihayati. 1995. Sistem Pertanian Organik. Malang:
Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Von Uexkull, HR. 1984. Menggelola Akrisol Di Daerah Tropis Lembab : Ekologi
Dan Manajemen Tanah Soal Di Asia. Makanan Dan Pupuk Pusat
Teknologi. Taiwan.