SKRIPSI
OLEH:
LILI ARIANTO
140308001
SKRIPSI
OLEH:
LILI ARIANTO
140308001/KETEKNIKAN PERTANIAN
LILI ARIANTO : Rancangan Irigasi Tetes untuk Tanaman Bawang Merah (Allium
ascalonicum L.) Sistem Vertical Agriculture (Verticulture), dibimbing oleh Nazif
Ichwan.
Irigasi dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan untuk pemberian air ke
tanah yang bertujuan untuk memberikan kelembaban tanah dan untuk memenuhi
kebutuhan air tanaman. Tujuan dari penelitian ini untuk merancang irigasi tetes
untuk tanaman bawang merah sistem vertikultur. Adapun hasil dari penelitian ini
didapat bahwa nilai permeabilitas yang didapatkan 9,823 cm/jam (19 2,914 ml/jam
atau 0,0535 ml/s), debit yang rata-rata 0,65079 ml/s dengan keseragaman emisi
sekitar 97 %. Kebutuhan air tananaman (ETc) pada 15, 30, 45, 60, 75 HST dengan
nilai, 1,52 mm/hari (2,520 ml/hari), 1,65 mm/hari (273,56 ml/hari), 2,23 mm/hari
(369,72 ml/hari), 3,11 mm/hari (515,61 ml/hari) dan 3,38 mm/hari (543,79 ml/hari)..
Kata kunci : irigasi tetes, vertikultur, bawang merah, debit, kebutuhan air tanaman.
ABSTRACT
LILI ARIANTO : Design of Drip Irrigation on Shallot Plants (Allium ascolanicum
L.) Using Vertical Agriculture (Verticulture) System, supervised by Nazif Ichwan.
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sei Bertung pada tanggal 18 Desember 1995 dari Ayah
Rusli Syahputra dan Ibu Sutinah. Penulis merupakan anak pertama dari 3 bersaudara.
Tahun 2014 penulis lulus dari SMA Muhammadiyah 4 P. Brandan dan pada
tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur Seleksi Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan lulus pada pilihan pertama di
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat,
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga penulis ucapkan kepada kedua orang tua telah memberikan perhatian, doa
dan dukungan materil maupun moril. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada
menyelesaikan skripsi ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisfka (BMKG) Deli Serdang yang telah
memberikan data iklim yang dapat menjadi data sekunder untuk menyelesaikan
skripsi ini.
kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
Penulis
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ............................................................................................................. i
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
Manfaat Penelitian ................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Irigasi ........................................................................................... 4
Metode Irigasi ................................................................................ 4
Irigasi Tetes ............................................................................................. 5
Kompnen-Komponen Irigasi Tetes ................................................ 6
Kelebihan dan Kekurangan Irigasi Tetes ....................................... 7
Efisiensi Keseragaman Penetes ...................................................... 7
Koefisien Variasi Penetes ............................................................... 8
Permeabilitas Tanah ................................................................................ 9
Sistem Tanaman Verticulure ................................................................... 10
Tanaman Bawang Merah ........................................................................ 11
Evpotranspirasi ........................................................................................ 12
Metode Pengukuran Evapotranspirasi............................................ 13
Kebutuhan Air Tanaman ................................................................ 15
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................. 16
Alat dan Bahan ........................................................................................ 16
MetodePenelitian ...................................................................................... 16
Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 16
Perancangan Model Vertikultur (Verticulture) .............................. 17
Perancangan Irigasi Tetes .............................................................. 17
Penggunaan Air .............................................................................. 18
Kebutuhan Air Tanaman ................................................................ 18
Parameter Penelitian....................................................................... 19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rancangan Bangunan Irigasi Tetes ............................................................ 20
Komponen-komponen Irigasi Tetes ............................................... 20
Bangunan Sistem Vertikultur ................................................................... 23
Permeabilits Tanah ................................................................................... 23
Evapotranspirasi ....................................................................................... 24
Kebutuhan Air Tanaman .......................................................................... 25
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pemberian Air pada Irigasi Tetes ............................................................. 26
Debit Pengukuran ..................................................................................... 27
Hubungan Pemberian Air dengan Kebutuhan Air Tanaman .................... 28
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .............................................................................................. 30
Saran ........................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
No. Hal.
13. Nilai Debit yang Diberikan Terhadap Kebutuhan Air Tanaman ................... 29
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
No. Hal.
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
7. Perhiungan Debit dan Volume Air yang Hilang (ETc) Perhari Setiap
Kontainer Vertikultur...................................................................................... 44
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air sangat penting bagi tanaman, karena dalam proses pengambilan unsur
hara dalam tanah dapat dilakukan apabila dalam zona perakaran ada air yang
cukup. Oleh karena itu maka dibutuhkan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan air
sumbernya langsung seperti air tanah dan juga curah hujan, ataupun dengan cara
pertanian yang bertujuan untuk menyediakan air melalui sarana yang dapat
menyalurkan air dari badan air ke tanaman yang ada dilahan pertanian selama
pada tanaman yang ada dilahan pertanian, dan juga untuk melakukan
Ada dua teknik yang digunakan melakukan penyaluran air irigasi yaitu
faktor, seperti jenis tanaman, jenis tanah, serta keadaan topografi. Teknik irigasi
bertekanan hanya dapat dilakukan pada pipa atau saluran tertutup. Teknik irigasi
bertekanan ini memiliki efisiensi penyaluran dan penggunaan air lebih tinggi
tinggi, teknik irigasi bertekanan ini masih jarang digunakan. Irigasi yang ada di
bertekanan seperti sistem curah atau pun tetesan masih terbatas penggunaannya
(Ginting, 2014).
terlebih dahulu berapa banyak air yang diperlukan tanaman. Banyak air yang
merupakan dasar untuk untuk menghitung besarnya air irigasi yang dibutukan
pada daerah irigasi yang ingin dirancang. Selain itu, diperlukan juga analisis
terhadap data iklim, curah hujan, jenis tanaman dan jarak tanam, serta data
alat aplikasi (applicator, emission device) yang dapat menyuplai air dengan debit
yang rendah dan dalam frekuensi secara terus–menerus pada zona perakaran
tanaman, irigasi tetes merupakan salah satu jenis dari sistem irigasi bertekanan
ini dapat dimanfaatkan pada daerah-daerah yang memiliki lahan pertanian yang
sempit atau pemukiman yang padat penduduk, sistem ini dapat menjadi cara
sekitaran industri.
Bawang merah adalah tanaman sayuran unggulan yang sejak lama sudah
dibudidayakan oleh petani. Tanaman ini memiliki fungsi yang sangat penting
tanaman ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi (Sumarni dan Hidayat, 2005).
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang sistem irigasi
tetes untuk tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) sistem vertical
agriculture (verticulture).
Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis, yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan
vertikultur.
Irigasi
Secara umum irigasi dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan untuk
pemberian air ke tanah yang bertujuan untuk memberikan kelembaban tanah dan
bidang pertanian yang bertujuan untuk menyediakan air melalui sarana dan
prasarana yang dapar menyalurkan air dari badan air ke tanaman yang ada dilahan
pengendalian kelebihan air pada tanaman yang ada dilahan pertanian, dan juga
irigasi.
irigasi yaitu metode irigasi permukaan (surface irrigation) dan irigasi bertekanan
(pressurized irrigation).
metode irigasi yang pengaplikasiannya dengan cara memberikan air pada tanaman
yang dilakukan dengan cara menggenangi permukaan tanah hingga waktu tertentu
untuk pengisi rongga zona perakaran tanaman sehingga memenuhi kebutuhan air
tanaman, ada tiga sistem dalam metode irigasi permukaan ini antara lain sistem
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
digunakan pada tanaman padi sawah dengan sistem basin (Ginting, 2014).
satu cara alternatif dalam teknologi sistem irigasi, yang memiliki nilai efisiensi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi permukaan, teknologi sistem ini
dapat diterapkan pada lahan-lahan kering yang memiliki air terbatas sehingga
penghematan dalam penggunaan air, irigasi bertekanan ini akan memiliki efisiensi
yang tinggi apabila dalam perancangan dengan baik dan benar serta cara
mengoperasikannya dengan benar, contoh dari irigasi bertekanan ini yaitu irigasi
Irigasi Tetes
alat aplikasi (applicator, emission device) yang dapat menyuplai air dengan debit
yang rendah dan dalam frekuensi secara terus–menerus pada zona perakaran
tanaman, irigasi tetes merupakan salah satu jenis dari sistem irigasi bertekanan
rendah (Sapei, 2006). Menurut Banks (2012), irigasi tetes merupakan salah satu
cara membiarkan air mengalir secara menetes perlahan menuju ke akar tanaman
yang dapat melalui permukaan tanah atau pun langsung ke zona perakaran, irigasi
tetes ini menyalurkan air ke tanaman melalui katup, pipa dan juga penetes
(emitter), ada banyak keuntungan dari irigasi tetes ini anatara lain menghemat air,
untuk dapat menyalurkan air ke tanaman. Unit komponen tersebut terdiri dari unit
utama (head unit), pipa utama, pipa pembagi (manifold), pipa lateral dan alat
dari:
1. Unit utama (head unit), terdiri dari pompa, tangki air, filter utama, dan katup
pengendali.
2. Pipa utama (main line), pipa ini berfungsi untuk menyalurkan air dari sumber
air ke pipa pembagi dan pada umumnya pipa ini terbuat dari pipa PVC
dialirkan dari pipa utama ke pipa-pipa lateral dan terdiri dari filter yang lebih
halus dan juga katup pengendali, umunya terbuat dari pipa PVC yang
4. Pipa lateral, pada umumnya pipa ini terbuat dai pipa PE yang berfungsi sebagai
tempat dipasangnya alat aplikasi yang terditi dari penetes (emitter), dan
5. Alat aplikasi, berfungsi sebagai penetes air ke tanaman yang dipasang pada
pipa lateral dan terdiri dari penetes (emitter), pipa kecil (small tube, bubbler)
Menurut Ekaputra dkk. (2017) debit merupakan besar kuantitas air yang
mengalir dalam satuan waktu yang keluar melalui emitter, dimana untuk
Q ...............................................................................................................(1)
t
merupakan parameter yang sangat penting diketahui dalam sistem irigasi tetes,
nilai EU ini akan menunjukkan nilai layaknya suatu sistem irigasi tetes, nilai
( ) .......................................................................(2)
√
Ne = jumlah penetes
Koefisien variasi penetes (CV) ialah salah satu dari parameter statistik
yang merupakan perbandingan nilai standar deviasi debit penetes dengan rataan
debit penetes dari sejumlah sampel penetes yang diuji pada jenis dan tekanan
operasi yang sama (Nakayama dan Bucks, 1986), koefisien variasi penetes
s
v ............................................................................................................ (3)
Q
Permeabilitas Tanah
karakteristik tanahuntuk media pori yang dapat memudahkan air mengalir dalam
permeabilitas tanah (k) dengan cara uji constant head test yang persamaan nya
sebagai berikut:
ql
k .......................................................................................................................... (4)
Dimana:
(Craig,1987).
beberapa kriteria atau kelas, seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut:
ini dapat dimanfaatkan pada daerah-daerah yang memiliki lahan pertanian yang
sempit atau pemukiman yang padat penduduk, sistem ini dapat menjadi cara
sekitaran industri, sistem vertikultur ini memiliki kelebihan dan kekurangan yang
daerah perkotaan ataupun daerah yang mempunyai lahan sempit, vertikultur ini
tidak hanya dinilai sebagai kebun yang bersusun melainkan dapat memberi
sistem vertikultur ini dapat memberikan nilai estetika yang sangat tinggi apabila
pipa paralon, bambu, ataupun barang-barang bekas seperti kaleng dan botol bekas
dengan kata lain sistem vertikultur ini dapat memanfaatkan benda-benda bekas
yang ada disekitar kita, selain itu syarat sistem vertikultur ini adalah kuat dan
mudah untuk dipindahkan, selain itu tanaman yang akan ditanam harus
disesuaikan terlebih dahulu dengan nilai ekonomis, berumur dan berakar pendek
serta memiliki nilai ekonomis yang tinggi, dan tanaman-tanaman yang dapat
Bawang merah adalah tanaman sayuran unggulan yang sejak lama sudah
bawang merah dapat tumbuh di lahan kering yang memiliki penyinaran matahari
yang maksimal, memiliki suhu udara 25-32% dan kelembaban nisbi 50-70%,
selain itu bawang merah dapat tumbuh diatas 1000 mdpl dan memerlukan tanah
Jarak tanam atau kerapatan tanaman bawang merah tergantung dari besar
umbinya menurut Erythrina (2011) untuk umbi yang berukuran sedang jarak
tanamnya berkisar 20x15 cm dan untuk ukuran umbi yang besar bekisar 20x20
cm.
nilainya akan terus meningkat selama masa pertumbuhan hingga masa panen,
menurut Dorenboos dan Pruit (1977), koefisien tanaman bawang merah dapat
Evapotranspirasi
evaporasi yang berarti penguapan air atau kehilangan air yang terjadi pada
permukaan tanah dan badan air, dan transpirasi merupakan penguapan air yang
vegetasi.
penting untuk dapat mengetahui besarnya kebutuhan air tanaman serta dapat
1. Metode Penman
o Rn (1 ) (u) (e e ) ...................................................(5)
mm/hari
2. Metode Penman-Monteith
untuk mencari kebutuhan air tanaman, persamaan ini dapat dilihat sebagai berikut:
9
, (Rn ) u (es e )
o ...........................................(6)
(1 , u )
3. Metode Blanney-Criddle
yang hanya mempunyai data temperatur saja Blanney dan Criddle (1962),
metode Makkink, merupakan metode yang diterapkan oleh Makkink pada tahun
1957, metode ini dianjurkan untuk digunakan pada lahan atau daerah yang
memiliki data iklim (berupa data temperatur, penyinaran matahari, data awan dan
radiasi) dan metode ini tidak memerlukan data angim serta data lengas tanah,
sebagai jumlah air yang dibutuhkan tanaman dalam suatu periode untuk dapat
tumbuh dengan baik, kebutuhan air tanaman juga sering disebut dengan proses
Kc = kofisien tanaman
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Oktober 2018 di
Adapun bahan yang digunakan dalam peneltiaan ini adalah baja ringan,
besi siku, pipa PVC, L bow, T bow, connector pipe, tangki air, selang infus
(emitter), bibit tanaman bawang, tanah, lem pipa dan air, serta data sekunder dari
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gergaji besi,
mesin gerinda, mesin bor tangan, gelas ukur, gelas plastik, pisau, gunting,
Metode Penelitian
mengetahui rancangan dan efisiensi dari irigasi tetes untuk tanaman bawang
Pelaksanaan Penelitian
16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
pembuatan naungan.
hingga padat.
sumber air untuk pipa utama, dan panjang 250 cm untuk pipa pembagi,
yang mana pipa ini akan dipotong kembali dengan ukuran 50 cm.
- Memotong pipa PVC ber i meter 1”sepanjang 800 cm untuk pipa lateral.
disambungkan.
ini dirancang 2 cabang yang mana cabang yang pendek akan di letakkan
diatas pipa vertikultur dan yang lebih panjang diletakkan dibagian tengan
pipa vertikultur.
- Membuka stop kran untuk mengalirkan air dari sumber air. Menyalakan
stopwatch untuk mengukur lama waktu air yang keluar dari penetes, dan
menampung air dengan gelas ukur untuk mengukur volume air yang
Persamaan 1, disini debit harus sama dengan atau lebih kecil dari nilai
- Mencatat semua data debit penetes untuk mencari nilai standar deviasi
2 dan 3.
- Menanam bawang merah lubang pipa vertikultur yang telah diisi tanah
Persamaan 7.
Parameter Penelitian
- Permeabilitas
- Debit Air
Menurut Sapei (2006) menjelaskan bahwa sistem irigasi tetes terdiri dari
beberapa komponen antara lain, bagian utama (head unit) pipa utama (main line),
pipa pembagi (manifold), pipa lateral, dan alat aplikasi (penetes). Bangunan irigasi
tetes dibangun di daerah Desa Semangat, Kec. Merdeka Kab Karo, pada ordinat
a. Unit utama
Unit utama merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem irigsi
tetes. Unit utama pada irigasi tetes pada penelitian ini terdiri dari menara
tangki air, tangki air, pipa pengatur tekanan, pompa air, pipa penyalur air
dari pompa ke tangki, katup atau kran air, dan pipa utama.
20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
b. Pipa utama
Pipa utama salah satu komponen yang terdapat pada bagian utama, pipa
utama ini berfungsi untuk mengalirkan air dari tangki ke pipa pembagi.
Dalam penelitian ini pipa utama terbuat dari pipa PVC dengan diameter 1
inchi dan panjang pipa utama dari tangki ke pipa pembagi sepanjang 600
cm. Hal ini berdasarkan Sapei (2006) bahwa ukuran diameter pipa untuk
c. Pipa pembagi
Sesuai dengan namanya pipa ini memiliki fungsi untuk membagi air dari
pipa utama ke pipa lateral, pada pipa ini juga terdapat kran air yang
Penelitin ini mengunakan pipa PVC berdiameter 1 inchi dan panjang pipa
pembagi ini 200 cm. Pipa pembagi ini dipotong menjadi 5 bagian dengan
d. Pipa lateral
dibandingkan pipa pembagi. Pada penelitian ini pipa lateral dibuat dari
pipa yang berdiameter ¾ inchi dan panjang 800 cm dan jarak antar lateral
e. Alat aplikasi
tanaman yang dipasang pada pipa lateral, yang mana alat aplikasi ini
terdiri dari penetes. Penetes yang digunakan pada penelitian ini yaitu
terlebih dahulu mengatur jumlah debit yang keluar. Penetes untuk setiap
media tanam terdiri dari 2 buah penetes yang berdekatan dan jarak untuk
Sistem vertikutur ini pada penelitian ini terbuat dari pipa PVC berdiameter
5 inchi dan tinggi 150 cm. Yang mana pada pipa vertikultur ini terdiri dari 33
buah lubang tanam dengan diaameter lubang tanan 8 cm, jarak tanam antara
lubang tanam bawah dan atas 15 cm, sedangkan jarak tanam yang bersebelahan
disesuaikan dengan diameter pipa dan jumlah lubang tanam yang diinginkan. Pipa
PVC digunakan berdasarkan Lukman (2018) bahwa bahan yang digunakan untuk
Permeabilitas Tanah
Pada pengukuran permeabilitas tanah yang dilakukan pada tiga titik dapat
dilihat pada Tabel 7, dapat dilihat pada sampel 3 memiliki nilai yang sangat kecil
dan memiliki nilai yang sangat berbeda dari sampel 1 dan 2, sehingga dalam
penelitian ini data permeabilitas yang dipakai adalah nilai rata-rata dari sampel 1
dan 2, yang nilainya 9,823 dan dikategorikan dalam kelas agak cepat sesuai
Evapotranspirasi
terakhir, yang mana nilai ETo terkecil terjadi pada bulan April sebesar 3,02
mm/hari dan terbesar pada bulan Oktober sebesar 3,58 mm/hari. Perbedaan nilai
evapotranspirasi potensial ini berbeda karena adanya perbedaan nilai suhu rata-
rata, jika dilihat dari nilai suhu seharusnya nilai evapotranspirasi potensial
tertinggi terjadi pada bulan Mei, namun pada perhitungan ini nilai
evapotranspirasi yang tertinggi terjadi pada bulan Oktober. Hal ini karena faktor
koreksi pada bulan Mei memiliki nilai yang rendah sebesar 0,70 dan juga nilai
(ETc), yang didapatkan dari hubungan koefisien tanaman (Kc) dengan nilai
dari 15 hari setelah tanam (HST) sampai 75 hari setelah tanam, hal ini sesuai
dengan Doorenbos dan Pruit (1977), yang menjelaskan nilai koefisien tanaman
karena semakin besar tumbuhan maka kebutuhan air tanaman akan semakin besar
juga.
Tabel 9 menunjukkan besar nilai ETc harian bawang merah yang tejadi
dalam satu tahun. Sedangkan nilai ETc yang digunakan dalam penelitian ini dapat
3,5 1
3,3
Koefisien Tanaman
0,9
Evapotranspirasi
3,1
2,9 0,8 Evapotrasnpirasi
(mm/hari) 2,7 potensial
2,5 0,7
2,3 evapotranspirasi
2,1 0,6 tanaman
1,9 0,5
1,7 Koefisien Tanaman
1,5 0,4
0 20 40 60
Hari Setelah Tanam (Hari)
Gambar 6. Hubungan nilai ETo dan Kc dengan nilai ETc tanaman bawang
merah.
Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa nilai ETo dan Kc berbanding lurus
terhadap nilai ETc, semakin besar nilai ETo dan Kc maka nilai ETc akan semakin
bawang merah dimulai pada pertengahan bulan Juli 2018 dan panen pada akhir
waktu. Dalam rancangan dalam penelitian ini besar debit yang harus diberikan
nilainya tidak boleh lebih besar daripada nilai permeabilitas, karena apabila
nilainya lebih besar dari permeabilitas maka akan terjadi genangan di dalam
lubang media tanam. Selain itu, debit yang diberikan harus lebih besar daripada
nilai evapotranspirasi, hal ini bertujuan agar tanaman tidak kekurangan air dalam
pertumbuhannya
Debit air yang diberikan harus dibawah atau sama nilai permeabiitas tanah,
dengan cara mengatur debit tetesan pada selang infus agar sesuai dengan nilai
yang lebih kecil atau sama dengan nilai permeabilitas yang telah didapatkan. Hal
ini bertujuan agar tidak terjadi limpasan air atau genangan air. Untuk mengetahui
debit air maksimum yang diberikan maka perlu dikonversikan nilai permeabilitas
tanah kedalam satuan debit dengan cara mengalikannya dengan luas penampang
ring sampel, dapat dilihat pada Tabel 10, menunjukkan bahwa nilai debit
maksimum yang diberikan pada sistem vertikultur lebih sama dengan atau lebih
kecil 192,914 cm3/jam (192,914 ml/jam), atau dalam detik sebesar 0,0535 ml/s.
Debit Pengukuran
Hasil pengukuran debit air pada irigasi tetes dapat dilihat pada Tabel 11.
dari masing-masing penetes. Dari pengukuran debit dapat dilihat bahwa nilai debit
setiap penetes memiliki nilai yang lebih kecil dari nilai permeabilitas tanah.
Sehingga tidak akan ada genangan air ataupun limpasan yang terjadi pada media
tanam.
jumlah debit penetes A dan B yang dapat dilihat pada Tabel 12.
Dari Tabel 12, dapat dilihat nilai rerata Cv sebesar 0,0087 yang mana nilai
Cv ini dapat diklasifikasikan dalam kelas sangat baik karena memiliki nilai yang
lebih kecil dari 0,05 (Keller dan Blienser, 1990). Keseragaman emisi atau emissi
tetesan air apakah baik atau tidaknya, keseragaman emisi ini harus sangat
diperhatikan agar air yang dikeluarkan seragam dengan tujuan agar tidak ada
Nilai keseragaman emisi (Eu) yang didapatkan dalam penelitian ini dengan
tipe emiter point source diatas 97%. Hasil ini dikategorikan sangat baik, karena
menurut Sapei (2006), menjelaskan bahwa nilai EU untuk tipe emiter point source
pada tanaman permanen dan kondisi lahan yang datar berkisar 90-95% atau lebih.
Nilai EU ini menggunakan data debit yang didapat dari jumlah debit penetes A
tanaman dapat tumbuh dengan baik. Pada penelitian ini nilai debit yang diberikan
adalah nilai debit rata-rata dari debit penetes dari dua buah penetes tersebut,
hubungan pemberian dengan volume air yang hilang akan mengalami prtbedaan
nilai disetiap hari setelah tanam, karena semakin besar tanaman maka kebutuhan
airnya akan meningkat yang menyebabkan banyaknya volume air yang meningkat
pula. Hubungan nilai ini dapat dilihat pada Tabel 13 dan Gambar 7 dibawah ini:
Tabel 13. Nilai debit yang diberikan terhadap kebutuhan air tanaman
HST (hari) Q (ml/hari) Kebutuhan air tanaman
(ml/hari)
15 511,16 252,00
30 511,16 273,56
45 511,16 369,72
60 511,16 515,61
75 511,16 543,79
597 543,79
515,61
Debit dan kebutuhana air
497,5
tanaman (ml/hari)
398 369,72
0
15 30 45 60 75
Hari Setelah Tanam (Hari)
Gambar 7. Hubungan debit dan kebutuhan air tanaman/volume air yang hilang
(ml/hari).
Dari Tabel 13 dan Gambar 7 dapat dilihat bahwa debit yang diberikan
pada 15 sampai 45 HST masih melebihi dari nilai kebutuhan air tanaman, namun
pada 60 sampai 75 HST debit yang diberikan memiliki nilai yang lebih kecil dari
nilai kebutuhan air tanaman. Yang mana grafik yang berwarna biru merupakan
debit air yang diberikan pada tanaman bawang merah pada 15 sampai dengan 75
HST dari tanman bawang merah, sedangkan grafik yang berwarna merah
menandakan nilai volume kebutuhan air/volume air yang hilang pada setiap
kontainer vertikultur.
Kesimpulan
1. Jaringan irigasi terdiri dari beberapa komponen yaitu, bagian utama, pipa
2. Pipa utama memiliki diameter 1 inchi dengan panjang 600 cm, pipa
pembagi memiliki diameter 1 inchi dengan panjang 200 cm, dan pipa
3. Sistem vertikultur terbuat dari pipa PVC yang berdiameter 5 inchi dengan
4. Debit rata-rata irigasi tetes sebesar 0,065079 ml/s (511,16 ml/hari) dengan
5. Kebutuhan air tananaman (ETc) pada 15, 30, 45, 60, 75 HST dengan nilai
yaitu, 1,52 mm/hari (252,00 ml/hari), 1,65 mm/hari (273,56 ml/hari), 2,23
(543,79 ml/hari).
Saran
yang berbeda.
operasi.
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA.
Allen R.G., R .S. Pereira, D. Raes, dan M. Smith, 1998. Crop evapotranspiration -
Guidelines for computing crop water-requirements - FAO Irrigation and
drainage paper 56. Food and Agriculture Organization of the United
Nations, Rome.
Banks J.E. 2012. Designing a Basic PVC Home Garden Drip Irrigation System.
Utah State University, Salt Lake City.
Doorenbos J., dan W. O. Pruit. 1977. Guidelines for Predicting Crop Water
Requirements. Food and Agriculture Organization of the United Nations,
Rome.
Ginting. M. 2014. Rekayasa Irigasi Teori dan Perencanaan. USU Press, Medan.
Gupta. P., J. Alam dan M. Muzzammil, 2016. Influence of thickness and position
of the individual layer on the permeability of the stratified Soil.
Perspectives in Science 8 :757-759.
James, L. G., 1988. Principles of Farm Irrigation System Design. John Wiley &
Sons, Inc., Kanada.
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
Keller J., dan R. D. Bliesner 1990. Sprinkle and Trickle Irrigation. Van Nostrand
Reinhold, New York.
Penman H.L. 1948. Natural Evaporation from Open Water, Bare Soil and
Grass.The Royal Society 193 : 120-146.
Ridwan D. 2013. Model Jaringan Irigasi Tetes Berbahan Lokal untuk Pertanian
Lahan Sempit. Jurnal Irigasi 8: 90-98.
Sumarni N., dan A. Hidayat. 2005. Budidaya Bawang Merah. Balai Penelitian
Tanaman Sayur, Bandung.
Tandi O. G., J. Pulus., dan A. Pinaria. 2015. Pertumbuhan dan Produksi Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.) Berbasis Aplikasi Biourine Sapi. Eugenia
21: 142-150.
Uhland R. E., dan . M. O’ne l. 1951. Soil Permeability Determination For Use
In Soil and Water Conservation. United States of Agriculture, Washington.
Yanto H., A. Tusi., dan S. Triyono. 2012.Aplikasi Sistem Irigasi Tetes pada
Tanaman Kembang KOL (Brassica oleracea var. iotrytis L. subvar.
cauliflora DC) dalam Greenhouse. Jurnal Teknik Pertanian Lampung 3:
141-154.
LAMPIRAN
a. Pembuatan vertikultur
Mulai
Pembuatan Sketsa
Vertikultur
Pembuatan Kontainer
Vertikultur
Pengukuran dan
Pembersihan Lahan
Pemasangan
Permeabilitas
Kontainer Vertikultur
Pengisian Tanah
Selesai
Mulai
Tidak
Debit Permeabilitas
Ya
ETo
Pengujian Sistem Irigasi Tetes ETc
EU
Selesai
Perhitungan:
Eto = c[p(0,46T+8)]mm/hari
= 3,24 mm/hari
Perhitungan:
= 2,23 mm/hari,
1. Cv
Cv = s/Qa
Cv = 0,0007444/0,065071
Cv = 0,011436
2. Eu
1, ,
u 1 (1 ( , 11 ))
, 5 1
√
1,
u 1 (1 ( , 11 )) .9 9 1
u 1 ( ( ))
Eu = 100 x 0,973626
Eu = 97,3626%
Eu = 97,36%
Perhitungan:
Tabel diatas menunjukkan nilai p pada titik ordinat. Pada penelitian ini
yang mana penelitian ini berada di LU 3,17O. , dari tabel tidak ada ordinat 3,17O
Lampiran 7. Perhitungan debit dan volume air yang hilang (Etc) perhari setiap
kontainer vertikultur
HST Q (ml/s) Q (ml/hari) Etc (mm/hari) V (ml/hari)
15 0,065079 511,16 1,52 252,00
30 0,065079 511,16 1,65 273,56
45 0,065079 511,16 2,23 369,72
60 0,065079 511,16 3,11 515,61
75 0,065079 511,16 3,28 543,79
Perhitungan:
Q (ml/s) ke Q (ml/hari)
= 511,16 ml/hari/kontainer
V = Etc X A
A =1/4ɳd2
= 50,24 cm2
= 252,00 ml/hari