SKRIPSI
OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
2019
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK KANDANG TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DUA VARIETAS BAYAM
SKRIPSI
OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
2019
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul
dan Produksi Dua Varietas Bayam” yang merupakan salah satu syarat untuk
Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah
mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Ir. Jonatan Ginting, MS., selaku
ketua komisi pembimbing dan Ibu Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum,MS., selaku
berbagai pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produki dua varietas bayam.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat
Andika Ari
Purnama Sinaga
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................................1
Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
Hipotesis Penelitian .......................................................................... 3
Kegunaan Penulisan ......................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Bayam ..................................................................................................... 4
Syarat Tumbuh .................................................................................................... 5
Bayam Hijau dan Bayam Merah ......................................................................... 6
Pupuk Kandang ................................................................................................... 8
Pupuk Kandang Ayam .................................................................................. 9
Pupuk Kandang Kambing ..............................................................................10
Pupuk Kandang Sapi ......................................................................................11
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Bobot Segar Tanaman ........................................................................18
Volume Akar ......................................................................................18
Bobot Kering Akar .............................................................................18
Bobot Kering Tajuk...........................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
12. Daftar sidik ragam rataan diameter batang pada pemberian berbagai
pupuk kandang terhadap 2 varietas bayam pada 4 MST............................................58
14. Daftar sidik ragam rataan jumlah daun pada pemberian berbagai
pupuk kandang terhadap 2 varietas bayam pada 3 MST............................................59
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16. Daftar sidik ragam rataan jumlah daun pada pemberian berbagai
pupuk kandang terhadap 2 varietas bayam pada 4 MST............................................60
18. Daftar sidik ragam rataan luas daun pada pemberian berbagai
pupuk kandang terhadap 2 varietas bayam pada 4 MST............................................61
20. Daftar sidik ragam rataan bobot segar tanaman pada pemberian
berbagai pupuk kandang terhadap 2 varietas bayam pada 4 MST .............................62
22. Daftar sidik ragam rataan volume akar pada pemberian berbagai
pupuk kandang terhadap 2 varietas bayam pada 4 MST ............................................... 63
24. Daftar sidik ragam rataan bobot kering akar pada pemberian
berbagai pupuk kandang terhadap 2 varietas bayam pada 4 MST ............................... 64
26. Daftar sidik ragam rataan bobot kering tajuk pada pemberian
berbagai pupuk kandang terhadap 2 varietas bayam pada 4 MST ............................... 65
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENDAHULUAN
Latar belakang
Bayam merupakan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh
semua lapisan masyarakat. Bayam adalah sumber vitamin dan mineral yang dapat
Pusat Statistik Republik Indonesia produksi bayam tahun 2017 mencapai angka
produksi tahun 2016 (160.248 ton) dan produksi tahun 2015 (150.093 ton)
pupuk anorganik secara terus menerus memberikan efek negatif terhadap tanah,
tanah menjadi padat dan terjadi polusi lingkungan (Sharma dan Mitra, 1991).
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
Pupuk organik yang dikenal salah satunya adalah pupuk kandang. Pupuk
kandang sebagai pupuk sangat baik karena dapat memberikan manfaat antara lain
struktur dan tekstur tanah, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air,
mencegah lapisan kering pada tanah, mencegah beberapa penyakit akar, harganya
bersifat multi lahan karena bisa digunakan di lahan pertanian, perkebunan dan
campuran antara kotoran hewan dengan sisa makanan dan alas tidur hewan.
Campuran ini mengalami pembusukan hingga tidak berbentuk seperti aslinya lagi
dan memiliki kandungan unsur hara yang cukup untuk menunjang pertumbuhan
tanaman.
kambing, sapi, kuda, dan babi, masing-masing kotoran ternak tersebut memiliki
Kotoran yang dimanfaatkan bisa berupa kotoran padat atau cair yang digunakan
pupuk organik seperti pupuk kandang ayam, kambing dan sapi dapat
berbagai pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi dua varietas bayam.
Tujuan Penelitian
Hipotesis Penelitian
Kegunaan Penelitian
Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Serta sebagai bahan informasi bagi
Botani Bayam
tinggi tanaman dapat mencapai 1,5 sampai 2 m, berumur semusim atau lebih.
Sistem perakaran menyebar dangkal pada kedalaman antara 20-40 cm dan berakar
tunggang. Batang tumbuh tegak, tebal, berdaging dan banyak mengandung air,
tumbuh tinggi diatas permukaan tanah. Bayam tahunan mempunyai batang yang
keras berkayu dan bercabang banyak. Bayam kadang- kadang berkayu dan
bercabang banyak.
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat- urat
daun yang jelas. Warna daun bervariasi, mulai dari hijau muda, hijau tua, hijau
keputih- putihan, sampai berwarna merah. Daun bayam liar umumnya kasap
(kasar) dan kadang berduri. Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak
terdiri dari daun bunga 4-5 buah, benang sari 1-5, dan bakal buah 2-3 buah. Bunga
keluar dari ujung-ujung tanaman atau ketiak daun yang tersusun seperti malai
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna coklat tua sampai
mengkilap sampai hitam kelam. Namun ada beberapa jenis bayam yang
mempunyai warna biji putih sampai merah, misalnya bayam maksi yang bijinya
merah.
meruncing, lunak, dan lebar. Batangnya lunak dan berwarna putih kemerah-
merahan. Bunga bayam merah ukurannya kecil muncil dari ketiak daun dan ujung
batang pada rangkaian tandan. Buahnya tidak berdaging, tetapi bijinya banyak,
sangat kecil, bulat, dan mudah pecah. Tanaman ini memilki akar tunggang dan
berakar samping. Akar sampingnya kuat dan agak dalam. Tanaman ini berbentuk
perdu atau semak. Bayam merah memiliki banyak manfaat karena mengandung
vitamin A dan C, sedikit vitamin B, kalsium, fospor, dan besi (Sunarjono, 2014).
Syarat Tumbuh
maupun tinggi. Oleh karena itu, tanaman ini dapat ditaman di kebun dan
pekarangan rumah. Bayam merah biasa ditanam di tegalan. Waktu tanam yang
baik ialah awal musim hujan atau pada awal musim kemarau. Bayam merah akan
tumbuh dengan baik bila ditanam pada tanah dengan derajat keasaman (pH tanah)
sekitar 6-7. Bila pH kurang dari 6, tanaman bayam merah akan merana. Sementara
itu, pada pH di atas 7, tanaman bayam merah akan mengalami klorosis, yaitu
muda(Saparinto, 2013).
memerlukan banyak air, sehingga paling tepat ditanam pada awal musim
penghujan. Dapat ditanam pada awal musim kemarau pada tanah yang gembur
dan subur. Dan dapat tumbuh pada tanah liat asalkan tanah tersebut diberi pupuk
kandang yang cukup. Untuk penanaman bayam merah di lahan yang luas,
pengadaan air dapat dilakukan dengan mengalirkan air lewat parit yang ada di
antara bedengan. Untuk tanaman bayam merah di halaman rumah atau pekarangan
yang sempit, apalagi di dalam pot, pemenuhan air dapat dilakukan dengan cara
faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman antara lain:
ketinggian tempat, sinar matahari, suhu, dan kelembaban. Bayam dapat tumbuh di
dataran tinggi dan dataran rendah. Ketinggian tempat yang optimum untuk
pertumbuhan bayam yaitu kurang dari 1400 m dpl. Kondisi iklim yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan bayam adalah curah hujan yang mencapai lebih dari 1500
Benih bayam hijau unggul varietas kol produk benih mutiara. Benih ini
memiliki pertumbuhan seragam dan kuat, bentuk daun membulat dengan warna
Makanan yang mengandung zat gizi seperti zat besi ini, masyarakat bisa
mengkonsumsi makanan seperti daging, kuning telur, kacang- kacangan dan sayuran
hijau, salah satu sayuran hijau yang mengandung Fe yaitu sayuran bayam. Bayam
merupakan sejenis tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai
sayuran hijau. Bayam banyak mengandung Vitamin A, B dan C. selain itu bayam banyak
mengandung garam-garam mineral yang penting seperti kalsium, fosfor dan Besi. Bayam
mengandung zat mineral tinggi yaitu Zat besi untuk mendorong pertumbuhan badan dan
Benih bayam merah unggul varietas clara produk benih mutiara. Benih ini
memiliki pertumbuhan seragam dan kuat, bentuk daun membulat dengan warna
menjadi berbagai jenis makanan, antara lain sayur bening, sayur lodeh, pecel,
rempeyek bayam dan lalap (Supriati, 2014). Dibandingkan dengan bayam hijau,
bayam merah kurang populer, namun, bayam merah mengandung banyak zat gizi
merah dapat mencegah penyakit kuning, alergi terhadap cat, osteoporosis, sakit
karena sengatan lipan atau kena gigitan ulat bulu. Batang dan daun bayam merah
dan mengobati kepala pusing. Akar bayam merah bermanfaat sebagai obat
disentri. Infus darurat bayam merah 30 persen per oral dapat meningkatkan kadar
besi serum, haemoglobin dan hematokrit pada penderita anemia (Astawan, 2008)
Pupuk Kandang
ternak, urine, serta sisa-sisa makanan ternak tersebut. Pupuk kandang ada yang
berupa cair dan ada pula yang berupa padat, tiap jenis pupuk kandang memiliki
jumlah dan komposisi yang beragam. Kandungan hara pada pupuk kandang dapat
dipengaruhi oleh jenis ternak, umur ternak, bentuk fisik ternak, pakan dan air
(Pranata, 2010).
mendapat perhatian khusus dalam penggunaan pukan adalah kadar haranya yang
sangat bervariasi. Komposisi hara ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti jenis dan umur hewan, jenis makanannya, alas kandang, dan
tergantung dari jenis ternak, tetapi juga tergantung dari makanan dan air yang
diberikan, umur dan fisik dari ternak (Hartatik dan Widowati, 2005).
Salah satu pupuk organik yang biasa digunakan adalah pupuk kandang
ayam. Menurut Ade (2008), kotoran ayam memiliki kadar nitrogen dan fosfor
yang lebih tinggi dibanding pupuk kandang lainnya. Kandungan nitrogen yang
dibandingkan dengan pemberian pupuk kandang sapi, kuda dan domba, kotoran
tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena pukan ayam
relatif lebih cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula
jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pukan lainnya. Selain itu
pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur sisa-sisa makanan ayam serta sekam
sebagai alas kandang yang dapat menyumbangkan tambahan hara ke dalam pukan
Menurut Zakaria dan Vimala (2002) pupuk organik yang cukup baik yaitu
pupuk kandang ayam karena memiliki kandungan N yang cukup tinggi sebesar
2.6 %, unsur P sebesar 2.9 %, dan unsur K sebesar 3.4 % dengan perbandingan
C/N rasio yaitu 8.3. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Sutejo (2002) yang
mengemukakan bahwa pupuk kandang ayam mengandung nitrogen tiga kali lebih
besar dari pada pupuk kandang yang lainnya. Penggunaan pupuk kandang ayam
cocok untuk tanaman kemangi karena tanaman ini juga membutuhkan unsur
kandungan unsur kalium dan nitrogen yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
kotoran sapi. Kotoran kambing dapat digunakan sebagai pupuk setelah mengalami
Rangkutil dan Rahmawati (2017), Pupuk kompos kotoran kambing 100 g telah
kambing memberikan hasil yang tertinggi untuk tinggi tanaman, jumlah daun,
berat segar dan berat kering tanaman. Pupuk kandang kambing secara umum
memikili kandungan hara N dan P yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
pupuk kandang yang lainnya. Unsur ini sangat dibutuhkan tanaman dalam proses
dikonsumsi, tingkat kelarutan protein kasar pakan, serta kemampuan ternak untuk
memanfaatkan nitrogen asal pakan. Kotoran kambing dan domba yang tersusun
dari feses, urin dan sisa pakan mengandung nitrogen lebih tinggi daripada yang
Jumlah nitrogen yang dapat diperoleh dari kotoran kambing dan domba
dengan total bobot badan ± 120 kg dan dengan periode pengumpulan kotoran
selama tiga bulan sekali mencapai 7,4 kg. Jumlah ini dapat disetarakan dengan
butiran yang sukar dipecah secara fisik sehingga berpengaruh terhadap proses
dekomposisi dan proses penyediaan haranya. Kandungan hara dari pupuk kandang
kambing mengandung rasio yaitu C/N ± 20-50 (Hartatik dan Widowati, 2009).
pupuk organik lokal yang cukup besar. Selama ini kotoran sapi tersebut belum
dimanfaatkan, dan hanya dibuang atau dibakar. Dengan proses sederhana yaitu
pupuk organik dari kotoran sapi dapat ditingkatkan, se-hingga diharapkan pupuk
ternak baik berupa kotoran padat, cair dan sisa‐sisa makanan yang bercampur
menjadi satu. Salah satu contoh jenis pupuk kandang yaitu pupuk kandang dari
kotoran sapi. Menurut Novizan (2005) kandungan unsur hara di dalam pupuk
kandang sapi yaitu : 0,3% N; 0,2% P2O5; 0,3% K2O. Namun, hara dalam pupuk
kandang tersebut tidak mudah tersedia bagi tanaman. Tingginya C/N rasio pupuk
kandang sapi menyebabkan proses penguraian hara berjalan lambat dan kurang
pengomposan agar menjadi kompos pupuk kandang kotoran sapi dengan rasio
C/N di bawah 20. Selain masalah rasio C/N, pemanfaatan pupuk kandang kotoran
sapi secara langsung juga berkaitan dengan kadar air yang tinggi. Bila pupuk
kandang dengan kadar air yang tinggi diaplikasikan secara langsung akan
memerlukan tenaga yang lebih banyak serta proses pelepasan amoniak masih
berlangsung. Hal ini diperkuat oleh Mayadewi (2007) pupuk kandang yang tidak
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bayam hijau varietas
Kol dan bayam merah varietas Clara, pupuk kandang ayam, pupuk kandang
kambing, dan pupuk kandang sapi dengan dosis 10 ton/Ha, herbisida Round Up,
Alat yang digunakan adalah cangkol , polybag ukuran 7,5 kg, semprotan
jenis solo, gembor, penggaris, timbangan analitik, oven, gelas ukur, amplop
Metode Penelitian
B1 = Bayam Hijau
B2 = Bayam Merah
P0 = Topsoil
13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
Dimana :
βk = Pengaruh pengaruh pemberian pupuk kandang ayam, kambing dan sapi ke-k
ɛijk = Pengaruh galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan varietas ke j dan
Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata,
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Lahan
dengan menggunakan pestisida Round Up 486 SL, setelah lahan penelitian telah
bersih kemudian disiapkan media tanam top soil, pupuk kandang ayam, kambing
serta sapi. Dimasukkan top soil ke dalam polybag yang telah disiapkan sebanyak
5 kg. Pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi
disebar sebanyak 71 gram di atas permukaan top soil kemudian diaduk pupuk
kandang dengan top soil hingga merata. Selanjutnya disusun sesuai bagan
penelitian pada lahan percobaan, kemudian disiram setelah itu dibiarkan selama 1
Persiapan Benih
Benih yang disiapkan adalah bayam hijau varietas Kol dan bayam merah
varietas Clara.
Penanaman
Benih bayam hijau dan bayam merah yang telah disiapkan kemudian
ditanam pada media tanam sesuai dengan polybag perlakuan. Benih bayam di
tebar secara merata di atas permukaan media tanam kemudian ditutup tipis dengan
media tanam. Setelah berumur 1 MST pada tiap polybag perlakuan di pertahankan
5 tanaman.
Pemeliharaan Tanaman
Pemupukan
diberikan dengan cara disebar di atas permukaan media tanam dengan jarak 5 cm
Penyiraman
Pada saat penelitian jumlah hari hujan sebanyak 8 hari dengan intensitas
sedang dan 4 hari dengan intensitas tinggi. Oleh karena itu jumlah penyiraman
menggunakan gembor.
Penyiangan
Pengendalian Hama
pestisida nabati daun sirih. Penyemprotan dilakukan hanya 1 kali pada pagi hari.
Pemanenan
Parameter Penelitian
Tinggi tanaman
setiap minggu mulai dari 2 minggu setelah tanam sampai 4 minggu setelah tanam
Diameter batang
setiap minggu mulai dari 2 minggu setelah tanam sampai 4 minggu setelah tanam
pada tanaman sampel yang tela diberi tanda setinggi 5 cm dari pangkal batang.
Jumlah Daun
dengan cara menghitung daun yang telah membuka sempurna pada setiap
tanaman sampel.
Luas daun
Pengukuran luas daun dilakukan setelah panen, luas daun diukur dengan
milimeter dan selanjutnya menghitung kotak yang ada dalam gambar. Tanaman
yang diukur hanya 1 tanaman per perlakuan yang dianggap sama pertumbuhannya
dari tiap perlakuan dan dari tanaman tersebut diambil 1 daun yang urutannya
berada di tengah-tengah dari seluruh daun. Hasil pengukuran luas daun kemudian
Perhitungan ini dilakukan pada saat panen, diambil tanaman sampel dari
yang ditimbang yaitu semua sampel tanaman pada setiap unit percobaan. Hasil
Volume akar
tanaman yang utuh kemudian dilakukan pemisahan antara akar dengan tajuk
setelah itu kita ambil akar untuk menghitung volume akar dengan menggunakan
gelas ukur 100 ml. Volume akar dihitung adalah dengan cara memasukkan air
terlebih dahulu ke dalam gelas ukur sampai berisi 80 ml selanjutnya akar yang
sudah dibersihkan dari tanah dimasukkan ke dalam gelas ukur tersebut, kemudian
dihitung volume akar dengan melihat tinggi air mula-mula dikurangkan dengan
tinggi air akhir. Hasil perhitungan volume akar selanjutnya dibagi dengan 5
tanaman sampel.
kedalam amplop coklat yang sudah dilubangi dan diberi tanda, lalu dimasukkan
kedalam oven dan dikeringkan pada suhu 70-80 0C selama 24 jam. Kemudian
akar. Hasil perhitungan bobot kering akar selanjutnya dibagi 5 anaman sampel.
dalam amplop coklat kemudian dikeringkan pada oven dengan suhu 70-800C
sampel.
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwa pemberian
berbagai pupuk kandang berpengaruh nyata pada semua parameter amatan yaitu
tinggi tanaman umur 2-4 MST, diameter batang umur 2-4 MST, jumlah daun
umur 3-4 MST, luas daun, bobot segar tanaman, volume akar, bobot kering akar,
bobot kering pucuk. Perlakuan dua varietas bayam berbeda nyata pada paramater
amatan yaitu tinggi tanaman umur 2-4 MST, diameter batang umur 2-4 MST, luas
daun, jumlah daun umur 4 MST, bobot segar tanaman, bobot kering pucuk.
Interaksi pemberian berbagai pupuk kandang dan dua varietas bayam berbeda
nyata pada parameter amatan yaitu tinggi tanaman pada umur 2 MST dan
Tinggi Tanaman
Data pengamatan tinggi tanaman dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 1-
berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada umur 2-4 MST dan
perlakuan dua varietas bayam berbeda nyata pada umur 2-4 MST terhadap
parameter tinggi tanaman sedangkan interaksi antara berbagai pupuk kandang dan
dua varietas bayam berpengaruh nyata terhadap pada umur pengamatan 2 MST.
Tabel 3.Tinggi dua varietas bayam dengan perlakuan pemberian berbagai pupuk
kandang pada umur 2-4 MST.
Umur Perlakuan Varietas Rataan
20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
nyata terhadap tinggi tanaman. Sedangkan umur 3-4 MST berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman, pukan ayam menghasilkan tinggi tanaman tertinggi dan
Pada umur 2 MST perlakuan bayam hijau tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
Pada 2 MST varietas bayam hijau dan bayam merah menghasilkan rataan tertinggi
jika ditanam dengan perlakuan pukan ayam terhadap tinggi tanaman. Sedangkan
varietas bayam hijau menghasilkan rataan terendah jika diberi perlakuan topsoil
Diameter Batang
Data Data pengamatan diameter batang dan sidik ragam dapat dilihat pada
pada umur 2-4 MST dan perlakuan dua varietas bayam berbeda nyata pada umur
2-4 MST sedangkan interaksi antara berbagai pupuk kandang dan dua varietas
berbagai pupuk kandang pada umur 2-4 MST dapat dilihat pada Tabel 4.
Perlakuan Varietas
Umur Rataan
Pupuk Kandang Bayam Hijau (B1) Bayam Merah (B2)
................mm..................
Topsoil (P0) 0,8 0,7 0,7 c
Pukan Ayam (P1) 2,4 1,7 2,1 a
2 MST Pukan Kambing (P2) 2,0 1,5 1,7ab
Pukan Sapi (P3) 1,6 1,3 1,5 b
Rataan 1,7a 1,3b 1,5
Topsoil (P0) 1,3 f 1,4f 1,33
Pukan Ayam (P1) 4,9 a 3,2c 4,07
3 MST Pukan Kambing (P2) 3,5 b 2,8d 3,15
Pukan Sapi (P3) 2,7de 2,5e 2,57
Rataan 3,1 2,5 2,8
4 MST Topsoil (P0) 2,5 2,3 2,4 d
Pukan Ayam (P1) 7,6 5,8 6,7 a
Pukan Kambing (P2) 6,1 4,9 5,5 b
Pukan Sapi (P3) 5,2 4,3 4,7 c
Rataan 5,3a 4,3b 4,8
Pada Tabel 4. penanaman bayam dengan menggunakan pukan ayam
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris dan kolom
yang sama pada minggu pengamatan yang sama menunjukkan pengaruh yang
menghasilkan rataan diameter batang tertinggi namun hasil berimbang jika
berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.
Pada Tabel 4 penananaman bayam dengan menggunakan pukan ayam
diberikan pukan kambing. Namun berbeda nyata jika dibandingkan dengan pukan
Pada umur tanaman 3 MST bayam hijau dan bayam merah menghasilkan
diameter batang tertinggi jika ditanam menggunakan pukan ayam namun berbeda
nyata apabila memberikan pukan kambing dan pukan sapi sedangkan rataan
Rataan diameter batang bayam hijau adalah yang tertinggi daripada bayam merah
pada umur 4 MST dan penanaman terbaik untuk menghasilkan rataan tertinggi
Jumlah Daun
Data pengamatan jumlah daun dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 13-
16. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian berbagai pupuk
kandang menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 3-4 MST
sedangkan perlakuan dua varietas bayam berbeda nyata terhadap jumlah daun
pada umur 3 MST dan interaksi antara perlakuan berbagai pupuk kandang dengan
Rataan jumlah daun dua varietas bayam dengan pemberian berbagai pupuk
Tabel 5. Jumlah daun dua varietas bayam dengan perlakuan pemberian berbagai
pupuk kandang pada umur 3-4 MST.
Perlakuan Varietas
Umur Rataan
Pupuk Kandang Bayam Hijau (B1) Bayam Merah (B2)
Topsoil (P0) 2,7 2,9 2,8 c
Pukan Ayam (P1) 5,3 4,5 4,9 a
3 MST
Pukan Kambing (P2) 4,1 4,2 4,1ab
Pukan Sapi (P3) 4,3 3,3 3,8 b
pada umur 3 dan 4 MST varietas bayam hijau dan bayam merah yang ditanam
pada media tanam pukan ayam menghasilkan rataan jumlah daun tertinggi,
Luas Daun
Data pengamatan luas daun dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 17-18.
perlakuan dua varietas bayam dan interaksi perlakuan berbagai pupuk kandang
Rataan luas daun dua varietas bayam dengan perlakuan pemberian berbagai pupuk
Tabel 6. Luas daun dua varietas bayam dengan perlakuan pemberian berbagai
pupuk kandang.
Perlakuan Varietas
Rataan
Pupuk Kandang Bayam Hijau (B1) Bayam Merah (B2)
........................gr...........................
Top soil (P0) 71,50 80,80 152,30 c
Pukan Ayam (P1) 832,16 620,65 1452,81a
Pukan Kambing (P2) 490,81 291,62 782,43 b
Pukan Sapi (P3) 358,26 253,39 611,65 b
Rataan 1752,73 1246,46 2999,19
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang
sama pada minggu pengamatan yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.
Data pengamatan bobot segar tanaman dan sidik ragam dapat dilihat pada
segar tanaman dan perlakuan dua varietas bayam berbeda nyata terhadap
kandang dan dua varietas bayam tidak berpengaruh nyata terhadap parameter
Rataan bobot segar dua varietas bayam dengan perlakuan pemberian berbagai
Tabel 7. Bobot segar dua varietas bayam dengan perlakuan pemberian berbagai
pupuk kandang.
Perlakuan Varietas
Rataan
Pupuk Kandang Bayam Hijau (B1) Bayam Merah (B2)
.............gr..............
Topsoil (P0) 3,5 3,5 3,5c
Pukan Ayam (P1) 36,8 21,8 29,3a
Pukan Kambing (P2) 32,1 17,5 24,8a
Pukan Sapi (P3) 19,5 13,4 16,4b
Rataan 22,9a 14,1b 18,5
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris dan kolom
yang sama pada minggu pengamatan yang sama menunjukkan pengaruh yang
berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa perlakuan pukan ayam menghasilkan rataan
dua varietas bayam. Varietas bayam hijau manghasilkan rataan bobot segar
Volume Akar
Data pengamatan volume akar dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran 21-
22. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian berbagai pupuk
perlakuan dua varietas bayam dan interaksi perlakuan pupuk kandang dan varietas
Rataan volume akar dua varietas bayam dengan perlakuan pemberian berbagai
Tabel 8. Volume akar dua varietas bayam dengan perlakuan pemberian berbagai
pupuk kandang.
Perlakuan Varietas
Rataan
Pupuk Kandang Bayam Hijau (B1) Bayam Merah (B2)
.............ml..............
Topsoil (P0) 0,8 1,0 0,9 c
Pukan Ayam (P1) 18,0 11,3 14,7 a
Pukan Kambing (P2) 10,3 7,7 9,0ab
Pukan Sapi (P3) 7,3 5,3 6,3bc
Rataan 9,1a 6,3b 7,7
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris dan kolom
yang sama pada minggu pengamatan yang sama menunjukkan pengaruh yang
berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.
Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa perlakuan pukan ayam menghasilkan rataan
dua varietas bayam. Varietas bayam hijau manghasilkan rataan volume akar
Data pengamatan bobot kering akar dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran
perlakuan dua varietas bayam dan interaksi perlakuan berbagai pupuk kandang
Rataan bobot kering akar dua varietas bayam dengan perlakuan pemberian
Tabel 9. Bobot kering akar dua varietas bayam dengan perlakuan pemberian
berbagai pupuk kandang.
Perlakuan Varietas
Rataan
Pupuk Kandang Bayam Hijau (B1) Bayam Merah (B2)
.............gr..............
Topsoil (P0) 0,1 0,1 0,1 c
Pukan Ayam (P1) 1,8 0,8 1,3 a
Pukan Kambing (P2) 0,8 0,7 0,8ab
Pukan Sapi (P3) 0,6 0,4 0,5bc
Rataan 0,8 0,5 0,7
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang
sama pada minggu pengamatan yang sama menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.
bobot kering akar tertinggi sedangkan rataan terendah terdapat pada topsoil.
Data pengamatan bobot kering tajuk dan sidik ragam dapat dilihat pada Lampiran
tajuk sedangkan perlakuan dua varietas bayam dan interaksi perlakuan pupuk
Tabel 10. Bobot kering tajuk dua varietas bayam dengan perlakuan pemberian
berbagai pupuk kandang.
Perlakuan Varietas
Rataan
Pupuk Kandang Bayam Hijau (B1) Bayam Merah (B2)
.............gr..............
Topsoil (P0) 1,4 1,4 1,4c
Pukan Ayam (P1) 24,3 11,0 17,6a
Pukan Kambing (P2) 10,9 6,8 8,8b
Pukan Sapi (P3) 7,7 4,7 6,2bc
Rataan 11,1a 5,9b 8,5
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris dan kolom
yang sama pada minggu pengamatan yang sama menunjukkan pengaruh yang
berbeda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α = 5%.
Pembahasan
pada parameter tinggi tanaman (Tabel 3) umur 3 dan 4 MST, diameter batang 4
MST (Tabel 4) umur 2 dan 4 MST, bobot segar tanaman (Tabel 7), volume akar
(Tabel 8). Sedangkan pada parameter tinggi tanaman umur 2 MST, jumlah daun
(Tabel 5), luas daun ( Tabel 6), bobot kering akar ( Tabel 9) tidak menghasilkan
pengaruh nyata.
bayam merah pada umur 3 dan 4 MST. Varietas tanaman bayam yang berbeda
lingkungan yang sama serta perlakuan penambahan unsur hara yang sama.
Terlihat bahwa adanya perbedaan yang nyata antara bayam hijau dengan bayam
merah pada setiap minggu pengamatan. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Marliah et al., 2012) bahwa adanya perbedaan daya tumbuh antar varietas
bahwa varietas tanaman yang berbeda akan menunjukkan pertumbuhan dan hasil
yang berbeda walaupun ditanam pada kondisi lingkungan yang sama. Sedangkan
pada umur 2 MST perlakuan varietas bayam menghasilkan pengaruh yang tidak
nyata terhadap tinggi tanaman. Hal ini diduga karena pertumbuhan bayam masih
dalam fase awal dimana tanaman masih dalam masa adaptasi. Hal ini sesuai
literatur Gardner et al. (1991) menyatakan bahwa ciri-ciri tertentu dari suatu
lingkungan.
meningkatkan diameter batang lebih besar dibandingkan bayam merah pada umur
2 dan 4 MST. Hal ini menunjukkan perbedaan susunan genetik antara varietas
bayam hijau dan bayam merah yang digunakan, mengakibatkan setiap varietas
memiliki ciri yang berbeda satu sama lain. Perbedaan secara fisik yang jelas dapat
dilihat pada fase vegetatif, namun pada fase generatif perbedaan semakin sedikit.
Hal ini sesuai dengan Sitompul dan Guritno (1995) yang mengatakan perbedaan
pengaruh yang nyata meningkatkan pertambahan diameter batang bayam. Hal ini
Sesuai dengan Darliah et al. (2001), bahwa respon genotip terhadap faktor
adanya faktor gen yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan tempat
tumbuhnya. Hal ini sesuai dengan literatur (Gardner et al., 1991) jumlah dan
ukuran daun dipengaruhi juga oleh genotip yang merupakan faktor internal dari
yang dimilikinya.
daun. Hal ini dikarenakan faktor internal varietas bayam tidak mampu
pertumbuhan akar, batang dan daun. Hal ini sesuai dengan Welsh (2005) yang
tumbuh tajuk, selain itu fotosintat tersebut akan digunakan untuk proses
merah. Hal ini diduga ada perbedaan kemapuan dalam menyerap unsur hara untuk
adalah faktor genetik tanaman itu sendiri yang dipengaruhi oleh lingkungan
sehing tampak sifat fenotip yang berbeda. Hal ini sesuai dengan literatur
akar. Kondisi media tanam yang baik sebagai tempat tumbuh akar akan sangat
mempengaruhi luasan area penyerapan nya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Allard (2005) yang menyatakan bahwa gen-gen dari tanaman tidak dapat
menghasilkan pengaruh yang nyata terhadap parameter bobot kering akar. Hal ini
berkaitan dengan adanya kondisi pertumbuhan tanaman yang lebih baik bagi
tanaman dalam mengambil unsur hara dari media tanam untuk menunjang
pertumbuhannya.
kandang berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman (Tabel 3) umur 3 dan 4
MST, diameter batang (Tabel 4) umur 2 dan 4 MST, jumlah daun (Tabel 5), luas
daun (Tabel 6), bobot segar tanaman (Tabel 7), volume akar (Tabel 8), bobot
kering akar (Tabel 9), dan bobot kering tajuk (Tabel 10). Sedangkkan perlakuan
pemberian berbagai pupuk kandang tidak berbeda nyata pada parameter tinggi
parameter tinggi tanaman pada 3 dan 4 MST. Hal ini diduga perlakuan pemberian
pupuk kandang ayam pada topsoil dapat membuat keadaan media tanam lebih
Hara yang telah diserap selanjutnya dibawa ke seluruh jaringan sehingga bayam
Syahputra, et al., (2014), media tanam berfungsi sebagai tempat melekatnya akar,
juga sebagai penyedia hara bagi tanaman. Campuran beberapa bahan untuk media
tanam harus menghasilkan tekstur yang sesuai karena setiap jenis media
mempunyai pengaruh yang berbeda bagi tanaman. Tanah yang berstruktur remah
yang berasal dari pupuk kandang untuk mendorong populasi mikrobia di dalam
tanah menjadi jauh lebih banyak dibandingkan jika yang diberikan pupuk kimia
buatan.
Sedangkan pada umur 2 MST perlakuan pupuk kandang tidak berpengaruh nyata
meningkatkan tinggi tanaman. Hal ini diduga pada fase awal tanaman belum dapat
menyerap unsur hara dalam jumlah yang banyak. Pada fase awal tanaman lebih
dari bahan cadangan yang tersimpan dalam endosperm, keping biji, dan
perisperm, dan sebelum bahan cadangan habis terurai, akar dan daun yang
terbentuk mulai berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara, serta mensintesis
air maupun unsur hara belum maksimal. Selain itu, nitrogen di dalam tanah pun
tanaman.
pupuk kandang menyebabkan sifat fisik tanah semakin baik dalam meningkatkan
ketersediaan unsur hara serta pergerakan akar dalam menyerap unsur hara
S, k, Mg, Ca, Zn, dan Mn. Unsur hara inilah yang dibutuhkan tanaman dalam
meningkatan diameter batang. Hal ini disebabkan genotipe- genotipe bayam dapat
tumbuh optimal pada lingkungan yang spesifik, sehingga dalam penelitian ini
dilakukan uji pada lokasi yang berbeda. Faktor genetik, lingkungan dan tempat
Media tanam top soil dengan penambahan pupuk kandang ayam menghasilkan
jumlah daun terbanyak dibandingkan penambahan pupuk kandang lainnya. Hal ini
perubahan struktur tanah menjadi lebih gembur sehingga sangat baik untuk media
pertumbuhan bayam. Kondisi media yang baik akan menjadikan pergerakan akar
dalam menyerap unsur hara lebih luas. Hal ini sesuai dengan pendapat Sarief
menambah zat hara, mempertinggi kadar humus, memperbaiki struktur tanah dan
mendorong aktivitas jasad renik. Dijelaskan pula bahwa struktur tanah yang baik
bahwa unsur hara N, P dan K yang terkandung di dalam pupuk organik dapat
tersedia bagi tanaman tetapi harus mengalami proses dekomposisi terlebih dahulu
di dalam tanah. Pupuk organik merupakan sumber utama hara makro seperti N, P,
K dan S serta unsur hara mikro esensial untuk pertumbuhan dan perkembangan
ayam pada media tanam top soil lebih baik meningkatkan pertambahan luas daun
peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun. Hal ini mengindikasikan
adanya pengaruh pupuk kandang ayam yang mengandung unsur hara makro dan
mikro yang lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang sapi maupun kambing. Oleh
unsur hara yang diberikan, maka dapat dimanfaatkan untuk proses fisiologi
tanaman tersebut seperti jumlah daun dan luas daun. Lanjut oleh pendapat
Wijaya (2008) tanaman yang cukup mendapat suplai N akan membentuk helai
daun yang luas dengan kandungan klorofil yang tinggi, sehingga tanaman dapat
vegetatifnya. Jika unsur N dalam tanah lebih banyak dibandingkan dengan unsur-
unsur lainnya, maka pertumbuhan tanaman akan mengarah pada besarnya laju
pertumbuhan vegetatif, dimana permukaan daun menjadi lebih besar dan memacu
Penanaman pada media top soil dengan penambahan pupuk kandang ayam
menghasilkan bobot segar tanaman yang lebih berat dibandingkan pupuk kandang
lainnya. Hal ini diduga penambahan pupuk kandang ayam pada top soil akan
menambah unsur hara tanah sehingga media lebih subur. Unsur hara akan
mempunyai sifat alami, tidak merusak tanah, menyediakan unsur hara makro
(N, P, K, Ca, Mg dan S) dan mikro (Fe, Zn, Br, Co, dan Mo). Sutejo dan
mana unsur hara ini sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman secara umum
pada fase vegetatif. Unsur utama N, P dan K dan unsur hara lainnya dalam pupuk
diubah dalam bentuk ATP saat berlangsungnya respirasi, selanjutnya ATP ini
meningkat.
penambahan pukan ayam menyebabkan struktur dan tekstur toposil menjadi lebih
baik dan ketersediaan hara menjadi lebih tersedia, selain dari pada itu tanah
menjadi lebih berpori dan mampu menyerap dan menyimpan air, sehingga
dapat tumbuh dengan optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutanto (2002),
paling baik. Setiawan (2005) menyatakan bahwa, peran utama pupuk kandang
adalah dapat memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah dan menambah unsur hara.
Bahan organik memiliki peran penting di dalam tanah karena membantu menahan
air, sehingga ketersediaan air lebih terjaga, meningkatkan kapasitas tukar ion atau
tanahmenjadi lebih gembur atau remah, yang akan memperbaiki aerasi tanah dan
menghasilkan bobot kering akar yang lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang
kambing dan sapi. Bobot kering akar sangat terggantung pada volume akar dan
jumlah akar tanaman itu sendiri, sehingga banyak tidaknya volume dan jumlah
jumlah besar yang kemudian dikirim melalui floem sebagai sumber energi untuk
perkembangan zona apikal akar yang dapat membantu proses pertumbuhan akar
(Taiz dan Zeiger, 2002). Semakin banyak daun semakin tinggi fotosintesis yang
terjadi. Wahida et al. (2011) daun berfungsi sebagai organ utama fotosintesis pada
tumbuhan, efektif dalam penyerapan cahaya dan cepat dalam pengambilan CO2.
sempurna akibat dari kurangnya bahan organik yang dihasilkan, sehingga secara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot kering tajuk lebih tinggi jika
bayam ditanam pada media topsoil dengan penambahan pupuk kandang ayam.
Hal ini diduga pemberian pupuk kandang ayam mempengaruhi secara nyata
media menjadi lebih baik. Kondisi media yang baik dalam hal ini struktur dan
tekstur nya yang gembur akan menguntungkan untuk akar bergerak lebih luas.
pertumbuhan yang lebih tinggi dan juga berat kering yang lebih tinggi. Selain itu,
rendahnya kadar air menyebabkan kandungan hara yang ada di dalam tanah sulit
untuk diserap oleh akar tanaman. Unsur hara dan mineral merupakan bahan
penyusun bahan organik tanaman. Berkurangnya suplai hara yang larut bersama
berbagai pupuk kandang dan varietas bayam berbeda nyata pada parameter tinggi
tanaman (Tabel 3) umur 2 MST dan diameter batang (Tabel 4) umur 3 MST
sedangakan pada parameter jumlah daun (Tabel 5), luas daun (Tabel 6), bobot
segar tanaman (Tabel 7), volume akar (Tabel 8), bobot kering akar (Tabel 9), dan
hijau maupun bayam merah dengan pemberian top soil menghasilkan tinggi
tanaman terendah sedangkan interaksi bayam hijau maupun bayam merah dengan
berbeda nyata dengan pukan kambing dan dengan pukan sapi berbeda nyata. Hal
ini dikarenakan unsur hara yang terkandung pada toposil belum mencukupi
dalam hal ini tinggi tanaman. Marliah dan Jumin (2010) menyatakan bahwa suatu
tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila unsur hara yang
dibutuhkan berada dalam jumlah yang cukup dan siap diabsorbsi. pupuk kandang
ayam maupun kambing sudah memberikan unsur hara yang cukup bagi bayam
ditunjukkan tidak berbeda nyata. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian
Supriyanto dan Fiona (2010) yang menyatakan bahwa selain faktor genetis,
pertumbuhan semai jabon dapat dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan seperti
media tumbuh dan ketersediaan unsur hara. Unsur hara sangat diperlukan untuk
menyatakan bahwa kebutuhan akan unsur hara N yang terdapat pada kotoran
dengan pemberian pukan ayam berbeda nyata dengan pukan sapi. Hal ini
dikarenakan pukan ayam memiliki kandungan hara yang lebih tinggi daripada
pukan sapi, C/N yang rendah sehingga cepat terdekomposisi dan mudah diserap
tanaman. Hal ini dipertegas oleh hasil penelitian Adil et al. (2006) yang
menjelaskan bahwa pupuk yang berasal dari kotoran ayam lebih baik dari kotoran
sapi (mudah terurai didalam tanah sehingga dapat lebih mudah diserap oleh
yang lebih tinggi dibandingkan bayam merah pada semua taraf perlakuan pupuk
kandang. Hal ini diduga varietas bayam hijau memiliki kemampuan adaptasi lebih
baik dibandingkan bayam merah. Hal ini sesuai dengan literatur Harjadi (1996)
pada umur 3 dan 4 MST (Tabel 3). Hal ini diduga kemampuan tanaman dalam
pemberian setiap taraf pemberian pupuk kandang. Hal ini sesuai dengan literatur
sutedjo (2002) yang menyatakan bahwa serapan unsur hara nitrogen (N) yang
Pada Tabel 4. umur tanaman 3 MST menunjukkan bahwa interaksi bayam hijau
berbeda nyata dengan pupuk kandang kambing maupun sapi. Hal ini dikarenakan
varietas bayam akan tumbuh dengan baik apabila tersedianya unsur hara yang
cukup. Hal ini sesuai dengan literatur Fahmi (2013) yang menyatakan berbagai
jenis media tanam dapat kita gunakan, tetapi pada prinsipnya kita menggunakan
media tanam yang mampu menyediakan nutrisi, air, dan oksigen bagi tanaman.
pukan kambing maupun sapi. Hal ini dikarenakan pupuk kandang ayam
mengandung unsur hara N (1,5 %), P2O5 (1,3 %), K2O (0,8 %), Rasio C/N (9-11
%). Unsur hara pada pupuk kandang ayam lebih tinggi dibandingkan pupuk
kandang kambing dan sapi serta rasio C/N yang lebih rendah artinya cepat
tersedia untuk tanaman (Pinus Lingga, 1991). pernyataan ini sesuai dengan hasil
penelitian Buckman dan Brady (Indah Megahwati, 2009), bahwa pupuk kandang
ayam merupakan bahan organik yang berkualitas tinggi dan cepat terdekomposisi
atau cepat tersedia bagi tanaman bila dibandingkan dengan pupuk organik yang
berasal dari sapi atau hewan lain. Selanjutnya Sutedjo (2008), menyatakan bahwa
pengunaan pupuk kandang ayam berfungsi untuk memperbaiki struktur fisik dan
pupuk kandang dengan varietas bayam hijau menghasilkan tanaman yang lebih
tinggi dibandingkan bayam merah pada semua taraf perlakuan pupuk kandang.
Diameter batang varietas tanaman bayam hijau dengan bayam merah yang
berbeda menunjukkan respon pertumbuhan dan hasil yang berbeda walau ditanam
pada lingkungan yang sama serta perlakuan nutrisi yang sama, hal ini sesuai
perbedaan daya tumbuh antar varietas tanaman ditentukan oleh faktor genetiknya.
jumlah dan luas daun. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan varietas
memperlihatkan pertumbuhan jumlah daun dan luas daun yang sama, ini terjadi
kemampuan yang sma. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sitompul dan Guritno
terjadi sekalipun bahan tanaman yang digunakan berasal dari jenis yang sama.
bobot segar tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pemberian pupuk
kandang terhadap pertumbuhan dan produksi varietas bayam. Hal ini diduga
kemampuan varietas dalam memanfaatkan unsur hara yang tersedia pada setiap
taraf pupuk kandang belum dapat menghsilkan metabolisme yang baik unutk
dengan varietas terhadap volume akar, ini diduga ketersediaan hara dalam tanah
belum ideal untuk perkembangan akar yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat
bobot kering akar. Hal ini berhubung dengan banyaknya volume akar yang
dihasilkan oleh tanaman tersebut. Semakin besar volume akar maka semakin
besar juga bobot kering akar dan sebaliknya. Banyaknya volue akar dipengaruhi
oleh kondisi ligkungan atau tanah tempat tumbuhanya, semakin baik struktur dan
kandungan haranya maka efektivitas akar dalam menyerap hara lebih luas
bobot kering tajuk. Hal ini berarti bahwa faktor gen dan faktor luar tanaman tidak
Selain itu tinggi rendahnya pertumbuhan serta hasil tanaman dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor
yang dipengaruhi oleh sifat genetik atau sifat turunan seperti umur tanaman,
Kesimpulan
semua parameter.
diameter batang, luas daun, jumlah daun, bobot segar tanaman, dan bobot kering
tajuk.
Saran
Dalam budidaya tanaman bayam perlu menggunakan pupuk kandang yang berasal
dari kotoran ayam karena mengandung unsur hara yang lebih tinggi.
46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
DAFTAR PUSTAKA
Adil, W. H., N. Sunarlim, dan I. Roostika. 2006. Pengaruh tiga jenis pupuk
nitrogen terhadap tanaman sayuran. Biodiversitas, 7(1) : 77-80
Allard, R. W. 2005. Principles of Plant Breeding. Jhon Willey and Sons, New
York
Ashri, K. 2006. Akumulasi Enzim Antioksidan dan Prolin Pada Beberapa Varietas
Kedelai Toleran dan Peka Cekaman Kekeringan. Thesis. Program Pasca
Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Dhani, H., Wardati, dan Rosmimi. 2013. Pengaruh Pupuk Vermikompos Pada
Tanah Inceptisol Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Hijau (Brassica
juncea L.). Riau: Universitas Riau. Jurnal Sains dan Teknologi 18 (2),
2013, ISSN: 1412:2391
Ding, G., J.M. Novak, D. Amarasiriwardena, P.G. Hunt, and B. Xing. 2002. Soil
Organic Matter Characteristics as Affected by Tillage Management. Soil
Science Society of America Journal 66:421-429.
Gerson, ND., 2007. Kondisi Tanah Pada Sistem Kaliwu dan Mawar. Info Hutan
Vol. 5, No. 1, Hal 45-51.
Hartatik, W. dan Widowati, L.R., 2009, Pupuk Kandang, Jurnal Pupuk Organik
dan Pupuk Hayati.
Irwan, H.H., Wahyudi, I. & Isrun 2015. Pengaruh Beberapa Jenis Bokashi
Terhadap Serapan Nitrogen Tanaman Jagung Manis (Zeamays saccarata)
Pada Entisols Sidera. Agrotekbis, 3(2): 141–148.
Jumin, H.B. 2010. Dasar-Dasar Agronomi. Edisi Revisi. Rajawali Pers, Jakarta.
250h.
Kozlowsky, T.T. 1991. Water Deficit and Plant Growth. vol. VI. Woody Plant
Communities. Academy Press. New York.
Lestari, T. 2009. Dampak Konversi Lahan Pertanian Bagi Taraf Hidup Petani. IPB. Bogor
Lingga dalam Marliani, V.P. 2011. Analisis Kandungan Hara N dan P Serta
Klorofil Tebu Transgenik IPB 1 Yang Ditanam Di Kebun Percobaan PG
Djatiroto, Jawa Timur. Instititu Pertanian Bogor. Bogor
Lingga, P. 1991. Jenis Kandungan Hara pada Beberapa Kotoran Ternak. Pusat
Penelitian Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S). ANTANAN. Bogor.
Marliah, A., dan Jumini. 2009. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung Akibat
Pemberian Pupuk Daun Gandasil D dan Zat Pengatur Tumbuh Harmonik
(Skripsi). Fakultas Pertanian Unsyiah, Darussalam Banda Aceh.
Marliah, A., T. Hidayat., dan N. Husna. 2012. Pengaruh Varietas dan Jarak
Tanam Terhadap Pertumbuhan Kedelai (Glycine max). Jurnal
Agrista16(1): 22-28.
Marsono dan Paulus, S. 2002. Pupuk Akar: Jenis dan Aplikasi. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Martajaya M. 2002. Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays Saccharata
Stury) yang Dipupuk dengan Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik Pada
Saat yang Berbeda. Program Studi Hortikultura Fakultas Pertanian
Universitas Mataram. Mataram.
Megahwati I. 2009. Pengaruh Waktu Pemberian dan Dosis Pupuk Kandang Ayam
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung pada Berbagai Dosis
Pupuk.Urea.http://www.google.co.id/pengaruh-waktu-pemberian-dan-
dosis-pupuk-kandang-ayam terhadap-pertumbuhan-dan-produksi-jagung-
pada-berbagai-dosis-pupuk-urea-indah megahwati.com. [25 september
2019]
Persatuan Ahli Gizi Indonesia. 2009. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. PT.
Elex Media Komputindo. Kompas Gramedia. Jakarta.
Puslitbanghorti,2014.http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/index.php?bawaan=te
knologi/isi_teknologi&id_menu=4&id_submenu=19&id=44 (diakses 24
april 2014).
Sarief, S. 1986. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Bagian Ilmu Tanah. Fakultas
Pertanian Universitas Padjajaran Bandung. 127 hlm.
Setiawan, B.S. 2005. Cara Tepat Membuat Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta.
74 hlm.
Smith, J.L., R.I. Rapendick, D.F. Bezdicek, and J.M. Lynch. 1993. Soil organic
matter dynamics and crop residue management [editorial]. Soil Microbial
Ecology. Marcel Dekker Inc. p: 65-94.
Sutedjo, M.M. dan Kartasapoetra. 1990. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka
Cipta Jakarta.
Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 110 hal.
Taiz, L. dan Zeiger, E. 2002. Plant Physiology – Third edition. Sinaue associaties
Inc. Publisher. Massachussetts. 609
Tisdale, S. and W. Nelson. 1975. Soil Fertility and Fertilizers. 3rd edition. Coller
Mc Millan Intern.. Inc. New York
Utami, S.N. dan Handayani, S. 2003. Sifat kimia Entisol pada sistem pertanian
organik. Ilmu Pertanian 10 ( 2), 63-69.
Wahida, Nadira R. S. dan Hernusye HL. 2011. Aplikasi Pupuk Kandang Ayam
Pada Tiga Varietas Sorgum (Sorghum Bicolor L. Moench.
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/d2d881d09802af860dd274c7b731740d.
pdf. [26 september 2019].
Waksman, S.A. and R.L. Starkey. 1981. The Soil and The Microbe. John Wiley and
Sons, Inc. New York.
Welsh JR. 2005. Fundamentals of Plant Genetics and Breeding. John Wiley and
Sons, New York.
Yusrianti, 2012. Pengaruh Pupuk Kandang dan Kadar Air Tanah Terhadap
Produksi Selada (Lactuca Sativa L.) J. Agroteknologi Universitas Riau
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2. Daftar sidik ragam rataan tinggi dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang pada 2 MST
SK db JK KT F hitung 0,05 Ket
Blok 2 1,61 0,80 0,87 3,74 tn
Perlakuan 7 195,79 27,97 30,23 2,76 *
B 1 46,09 46,09 49,82 4,60 *
P 3 136,10 45,37 49,03 3,34 *
BXP 3 13,60 4,53 4,90 3,34 *
Galat 14 12,95 0,93
Total 23 210,35
KK = 13 %
Lampiran 4. Daftar sidik ragam rataan tinggi dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang pada 3 MST
SK db JK KT F hitung 0,05 Ket
Blok 2 4,00 2,00 0,56 3,74 tn
Perlakuan 7 433,50 61,93 17,28 2,76 *
B 1 71,76 71,76 20,02 4,60 *
P 3 333,21 111,07 30,99 3,34 *
BXP 3 28,53 9,51 2,65 3,34 tn
Galat 14 50,17 3,58
Total 23 487,68
KK = 17 %
Lampiran 6. Daftar sidik ragam rataan tinggi dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang pada 4 MST
SK db JK KT F hitung 0,05 ket
Blok 2 25,26 12,63 1,19 3,74 tn
Perlakuan 7 1304,78 186,40 17,55 2,76 *
B 1 186,82 186,82 17,59 4,60 *
P 3 1021,46 340,49 32,07 3,34 *
BXP 3 96,51 32,17 3,03 3,34 tn
Galat 14 148,65 10,62
Total 23 1478,70
KK = 16 %
Lampiran 8. Daftar sidik ragam rataan diameter batang dua varietas bayam
dengan pemberian berbagai pupuk kandang pada 2 MST
SK db JK KT F hitung 0,05 Ket
Blok 2 0,080 0,040 0,589 3,739 tn
Perlakuan 7 7,226 1,032 15,265 2,764 *
B 1 0,897 0,897 13,265 4,600 *
P 3 6,049 2,016 29,816 3,344 *
PXB 3 0,280 0,093 1,381 3,344 tn
Galat 14 0,947 0,068
Total 23 8,253
KK = 17 %
Lampiran 10. Daftar sidik ragam rataan diameter batang dua varietas bayam
dengan pemberian berbagai pupuk kandang pada 3 MST
SK db JK KT F hitung 0,05 Ket
Blok 2 0,42 0,21 1,08 3,74 tn
Perlakuan 7 29,00 4,14 21,25 2,76 *
B 1 2,42 2,42 12,41 4,60 *
P 3 23,74 7,91 40,61 3,34 *
BXP 3 2,83 0,94 4,85 3,34 *
Galat 14 2,73 0,19
Total 23 32,15
KK = 16 %
Lampiran 11. Data pengamatan diameter batang dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang pada 4 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
P0B1 2,5 2,7 2,3 7,4 2,5
P1B1 7,9 8,2 6,6 22,8 7,6
P2B1 5,6 6,4 6,4 18,4 6,1
P3B1 5,2 5,4 4,8 15,5 5,2
P0B2 2,4 2,3 2,3 7,0 2,3
P1B2 5,3 5,4 6,6 17,3 5,8
P2B2 4,7 5,5 4,6 14,8 4,9
P3B2 3,7 5,3 3,9 12,9 4,3
Total 37,2 41,2 37,6 116,0
Rataan 4,6 5,2 4,7 4,8
Lampiran 12. Daftar sidik ragam rataan diameter batang dua varietas bayam
dengan pemberian berbagai pupuk kandang pada 4 MST
SK db JK KT F hitung 0,05 Ket
Blok 2 1,24 0,62 2,14 3,74 tn
Perlakuan 7 67,34 9,62 33,10 2,76 *
B 1 6,16 6,16 21,20 4,60 *
P 3 58,86 19,62 67,50 3,34 *
BXP 3 2,32 0,77 2,66 3,34 tn
Galat 14 4,07 0,29
Total 23 72,65
KK = 11 %
Lampiran 13. Data pengamatan jumlah daun dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang pada 3 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
P0B1 2,4 3,0 2,6 8,0 2,7
P1B1 6,0 6,0 3,8 15,8 5,3
P2B1 4,4 3,6 4,2 12,2 4,1
P3B1 4,0 3,8 5,0 12,8 4,3
P0B2 2,6 3,8 2,4 8,8 2,9
P1B2 5,0 4,2 4,2 13,4 4,5
P2B2 4,8 3,8 4,0 12,6 4,2
P3B2 2,6 3,6 3,8 10,0 3,3
Total 31,8 31,8 30,0 93,6
Rataan 4,0 4,0 3,8 3,9
Lampiran 14. Daftar sidik ragam rataan jumlah daun dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang pada 3 MST
SK db JK KT F hitung 0,05 Ket
Blok 2 0,27 0,14 0,26 3,74 tn
Perlakuan 7 15,65 2,24 4,30 2,76 *
B 1 0,67 0,67 1,28 4,60 tn
P 3 13,25 4,42 8,50 3,34 *
BXP 3 1,73 0,58 1,11 3,34 tn
Galat 14 7,28 0,52
Total 23 23,20
KK = 18 %
Lampiran 15. Data pengamatan jumlah daun dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang pada 4 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
P0B1 3,4 4,4 4,6 12,4 4,1
P1B1 8,8 9,6 7,6 26,0 8,7
P2B1 5,8 6,8 7,8 20,4 6,8
P3B1 6,0 6,2 6,6 18,8 6,3
P0B2 3,2 4,0 4,4 11,6 3,9
P1B2 6,6 6,8 8,6 22,0 7,3
P2B2 6,0 6,6 6,6 19,2 6,4
P3B2 4,8 6,6 6,2 17,6 5,9
Total 44,6 51,0 52,4 148,0
Rataan 5,6 6,4 6,6 6,2
Lampiran 16. Daftar sidik ragam rataan jumlah daun dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang pada 4 MST
SK db JK KT F hitung 0,05 Ket
Blok 2 4,32 2,16 5,11 3,74 *
Perlakuan 7 52,77 7,54 17,84 2,76 *
B 1 2,16 2,16 5,11 4,60 *
P 3 49,52 16,51 39,06 3,34 *
BXP 3 1,09 0,36 0,86 3,34 tn
Galat 14 5,92 0,42
Total 23 63,01
KK = 11 %
Lampiran 17. Data pengamatan luas daun dua varietas bayam dengan pemberian
berbagai pupuk kandang.
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
P0B1 65,6 64,2 84,6 214,5 71,5
P1B1 1010,2 735,4 750,9 2496,5 832,2
P2B1 426,3 486,9 559,3 1472,4 490,8
P3B1 333,0 461,3 280,5 1074,8 358,3
P0B2 88,6 86,0 67,8 242,4 80,8
P1B2 683,8 338,0 840,2 1861,9 620,6
P2B2 362,7 264,0 248,2 874,9 291,6
P3B2 225,1 257,9 277,1 760,2 253,4
Total 3195,4 2693,6 3108,6 8997,6
Rataan 399,4 336,7 388,6 374,9
Lampiran 18. Daftar sidik ragam rataan luas daun dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang.
SK db JK KT F Hitung 0,05 Ket
Blok 2 17976,64 8988,32 0,64 3,74 tn
Perlakuan 7 1450310,16 207187,17 14,68 2,76 *
B 1 96117,26 96117,26 6,81 4,60 *
P 3 1307061,09 435687,03 30,87 3,34 *
BXP 3 47131,81 15710,60 1,11 3,34 tn
Galat 14 197586,48 14113,32
KK = 32 %
Lampiran 20. Daftar sidik ragam rataan bobot segar dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang.
SK db JK KT F hitung 0,05 Ket
Blok 2 37,64 18,82 0,76 3,74 tn
Perlakuan 7 3029,81 432,83 17,46 2,76 *
B 1 476,86 476,86 19,24 4,60 *
P 3 2316,20 772,07 31,15 3,34 *
BXP 3 236,75 78,92 3,18 3,34 tn
Galat 14 347,00 24,79
Total 23 3414,45
KK = 27 %
Lampiran 21. Data pengamatan volume akar dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang.
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
P0B1 1,0 1,0 0,5 2,5 0,8
P1B1 26,0 22,0 6,0 54,0 18,0
P2B1 9,0 15,0 7,0 31,0 10,3
P3B1 6,0 10,0 6,0 22,0 7,3
P0B2 1,0 1,0 1,0 3,0 1,0
P1B2 13,0 8,0 13,0 34,0 11,3
P2B2 8,0 4,0 11,0 23,0 7,7
P3B2 4,0 8,0 4,0 16,0 5,3
Total 68,0 69,0 48,5 185,5
Rataan 8,5 8,6 6,1 7,7
Lampiran 22. Daftar sidik ragam rataan volume akar dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang.
SK db JK KT F hitung 0,05 Ket
Blok 2 33,40 16,70 0,81 3,74 tn
Perlakuan 7 671,99 96,00 4,66 2,76 *
B 1 46,76 46,76 2,27 4,60 tn
P 3 588,61 196,20 9,53 3,34 *
BXP 3 36,61 12,20 0,59 3,34 tn
Galat 14 288,10 20,58
Total 23 993,49
KK = 59 %
Lampiran 23. Data pengamatan bobot kering akar dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang.
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
P0B1 0,08 0,11 0,05 0,2 0,1
P1B1 2,71 2,11 0,64 5,5 1,8
P2B1 0,74 1,24 0,48 2,5 0,8
P3B1 0,66 0,60 0,54 1,8 0,6
P0B2 0,09 0,10 0,09 0,3 0,1
P1B2 0,82 0,52 1,13 2,5 0,8
P2B2 0,69 0,71 0,79 2,2 0,7
P3B2 0,32 0,55 0,32 1,2 0,4
Total 6,1 5,9 4,0 16,1
Rataan 0,8 0,7 0,5 0,7
Lampiran 24. Daftar sidik ragam rataan bobot kering akar dua varietas bayam
dengan pemberian berbagai pupuk kandang.
SK db JK KT F Hitung 0,05 Ket
Blok 2 0,33016 0,16508 0,9346 3,73889 tn
Perlakuan 7 6,3971 0,91387 5,17388 2,7642 *
B 1 0,6112 0,6112 3,46033 4,60011 tn
P 3 4,83265 1,61088 9,12001 3,34389 *
BXP 3 0,95325 0,31775 1,79893 3,34389 tn
Galat 14 2,47 0,17663
Total 23 9,20
KK = 63 %
Lampiran 25. Data pengamatan bobot kering tajuk dua varietas bayam dengan
pemberian berbagai pupuk kandang.
Ulangan Rataan
Perlakuan Total
I II III
P0B1 1,30 1,62 1,42 4,34 1,45
P1B1 27,14 33,35 12,31 72,80 24,27
P2B1 8,17 11,45 13,18 32,80 10,93
P3B1 8,00 7,64 7,52 23,16 7,72
P0B2 1,30 1,42 1,37 4,09 1,36
P1B2 10,72 10,41 11,78 32,91 10,97
P2B2 6,05 6,75 7,68 20,48 6,83
P3B2 3,17 6,73 4,33 14,23 4,74
Total 65,85 79,37 59,59 204,81
Rataan 8,23 9,92 7,45 8,53
Lampiran 26. Daftar sidik ragam rataan bobot kering tajuk dua varietas bayam
dengan pemberian berbagai pupuk kandang.
SK db JK KT F Hitung 0,05 Ket
Blok 2 25,5511 12,7756 0,77673 3,73889 tn
Perlakuan 7 1136,41 162,344 9,87019 2,7642 *
B 1 157,031 157,031 9,54713 4,60011 *
P 3 832,609 277,536 16,8736 3,34389 *
BXP 3 146,77 48,9233 2,97443 3,34389 tn
Galat 14 230,27 16,4479
Total 23 1392,23
KK = 48 %
B T
Penyiraman benih
Penyeleksian tanaman
Minggu Ke-
No Jadwal Kegiatan
1 2 3 4
1 Pengolahan tanah X
2 Penanaman X
3 Pemilihan tanaman X
4 Pemupukan X
5 Pemeliharaan
Tanaman
Penyiraman X X X
Penyiangan gulma X X
Pengendalian Hama X X
6 Pengamatan
Parameter
Tinggi tanaman X X X
Diameter batang X X X
Luas daun X
Jumlah daun X X
Berat segar tanaman X
Berat kering akar X
Berat kering pucuk X