Anda di halaman 1dari 31

BAB VI

RANCANGAN PERCOBAAN FAKTORIAL


Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa memahami dan mampu


merencanakan penelitian dengan rancangan
percobaan faktorial, mampu menganalisis
data, uji lanjut dan menginterpretasikan hasil
analisis dengan rancangan percobaan
faktorial
Materi
• Prinsip-prinsip Rancangan Percobaan
Faktorial
• Pengaruh Faktorial
• Pengacakan, Kelebihan dan Kekurangan
Rancangan Percobaan Faktorial
• Model Analisis, Uji Lanjut dan Interpretasi
dalam Percobaan Faktorial
Pendahuluan
 Pada pembahasan disain RAL, RAK dan RBSL
hanya terdapat satu faktor / perlakuan atau
disebut dengan percobaan faktor tunggal
 Percobaan faktorial adalah percobaan yang
menggunakan lebih dari satu faktor,
 Perlakuan merupakan kombinasi dari level-
level/taraf dari satu faktor dengan level-
level/taraf faktor yang lain.
 Percobaan faktorial juga dapat diartikan suatu
percobaan tentang sekumpulan perlakuan yang
terdiri atas semua kombinasi yang mungkin dari
taraf/level beberapa faktor.
 Sekumpulan kombinasi perlakuan tersebut sama
dengan faktorial.
 Cara pencatatan percobaan faktorial yaitu :
1) Faktorial A x B dimana: Faktor A terdiri dari : a0,
a1, a2 sedangkan Faktor B terdiri dari: b1, b2, b3
maka kombinasi perlakuannya adalah : aob1, a0b2,
a0b3, a1b1, a1b2, a1b3, a2b1, a2b2, a2b3
2) Faktoraial 3 x 3.
 Jadi pada percobaan faktorial yang dirancang
adalah kombinasi perlakuannya atau disebut
dengan “Treatment Design”.
PENGARUH FAKTORIAL
Pada percobaan faktorial terdapat tiga macam
pengaruh, yaitu :
(1)pengaruh sederhana,
(2) pengaruh utama
(3) pengaruh interaksi.
Perlakuan Kombinasi Level-level Faktor A dengang
Level-level Faktor B

Faktor A Faktor B
b0 b1
a0 a0b0 a0b1
(10) (20)
a1 a1b0 a1b1
(20) (50)
Pengaruh Sederhana (Faktor A)
Pengaruh sederhana adalah pengaruh A pada
level B terendah dan tertinggi berturut-turut, yaitu :
a1b0 –a0b0
a 1b 1 – a 0b 1
(selisih level A tertinggi dengan level faktor A
terendah pada suatu level B) yang berarti
mengukur pengaruh faktor A pada suatu level B.
Pengaruh Utama (A)
Pengaruh utama merupakan rata-rata pengaruh
sederhana, maka terdapat dua pengaruh
sederhana yaitu pada b0 dan b1.
Rata-rata dari ke dua pengaruh sederhana yaitu :
• A = ½ {(a1b0 – a0b0) + (a1b1 – a0b1)} disebut
pengaruh utama A = A
• B = ½ {(a0b1 – a0b0) + (a1b1 – a1b0)}disebut
pengaruh utama B = B
Dalam bentuk sederhana :
• A = ½ (a1 + a0) (b1 – b0)
• B = ½ (a1 – a0) (b1 + b0)
Pengaruh Interaksi
Pengaruh interaksi merupakan rata-rata selisih
respon diantara pengaruh sederhana suatu
faktor atau rata-rata selisih dari pengaruh
sederhana A pada b1 dengan pengaruh
sederhana A pada b0, yaitu :
AB = ½ {(a1b1 – a0b1) - (a1b0 – a0b0)}
= ½ (a1 – a0) (b1- b0)

• Jika nilai AB = 0 berarti tidak ada interaksi.


Interaksi adalah kegagalan level-level sesuatu
faktor untuk berperilaku yang sama pada level-level
atau terhadap perubahan level-level faktor yang
lain.
Ada tiga macam bentuk interaksi, yaitu:
1) interaksi searah (interaksi positif),
2) tidak ada interaksi,
3) interaksi tidak searah (interaksi negatif).
Pengacakan, Kelebihan dan Kekurangan
Rancangan Percobaan Faktorial
Pengacakan
 Pada percobaan faktorial perlakuan merupakan
kombinasi dari level-level/taraf dari satu faktor
dengan level-level/taraf faktor yang lain,
 Penempatan kombinasi perlakuan tersebut ke
dalam satuan percobaan dapat menggunakan
RAL, RAK dan RBSL tergantung keadaan
tempat/media percobaan
 Cara pengacakan dapat dilakukan dengan
diundi/dilotre atau menggunakan bilangan
random/acak.
Kelebihan
Kelebihan menggunakan percobaan
faktorial adalah :
1)lebih efisien dalam menggunakan
sumber-sumber yang ada,
2) informasi yang didapat lebih
komprehensif karena yang dipelajari
berbagai interaksi yang ada,
3) hasil percobaan dapat diterapkan dalam
kondisi yang lebih luas karena yang
dipelajari kombinasi dari berbagai faktor.
Kekurangan
Kekurangan menggunakan percobaan faktorial
adalah :
1)analisis lebih kompleks,
2)kesulitan dalam menyediakan satuan percobaan
yang relatif homogen,
3)mungkin ada beberapa kombinasi perlakuan
tertentu tidak berarti sehingga menjadi
pemborosan sumber daya yang ada (misal
perlakuan kontrol lebih dari satu).
Model Analisis Ragam Rancangan Percobaan
Faktorial

Model analisi ragam pada percobaan faktorial


harus memperhatikan rancangan dasar yang
digunakan, RAL, RAK atau RBSL. Hal ini akan
memberikan konsekuensi yang berbeda didalam
analisis ragamnya.

Model Linier Aditif


Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij +εijk
Dimana :
Yijk= nilai pengamatan untuk faktor A level ke-i, faktor B level ke-j dan ulangan
ke-k
µ = nilai tengah umum
αi = pengaruh faktor A pada level ke-i
βj = pengaruh faktor B pada level ke-j
(αβ)ij = interaksi AB pada level A-ke i, level B ke-j
εijk = galat percobaan untuk level ke-i (A), level ke-j (B) ulangan ke-k
Anova dengan RAK

Sumber db JK
Keragaman
Kelompok (r-1) Σk(Σi.Σj.Yijk)2/ab -FK
Perlakuan (ab-1) Σi.Σj(Σk.Yijk)2/r -FK
Faktor A (a-1) Σi(Σj.Σk.Yijk)2/rb -FK
Faktor B (b-1) Σj(Σi.Σk.Yijk)2/ra -FK
InteraksiAB (a-1)(b-1) Σi.Σj(Σk.Yijk)2/r –FK – JKA – JKB
Galat (r-1)(ab-1) JKtotal – JK perlakuan – JK ulangan
2
Total (rab-1) (Σi.Σj.Σk.Yijk) - FK
Anova dengan RAL

Sumber
db JK
Keragaman
Perlakuan (ab-1) Σi.Σj(Σk.Yijk)2/r -FK
2
Faktor A (a-1) Σi(Σj.Σk.Yijk) /rb -FK
Faktor B (b-1) Σj(Σi.Σk.Yijk)2/ra -FK
2
InteraksiAB (a-1)(b-1) Σi.Σj(Σk.Yijk) /r –FK – JKA – JKB
Galat Ab(r-1) JKtotal – JK perlakuan
2
Total (rab-1) (Σi.Σj.Σk.Yijk) - FK
Uji Lanjut dalam Percobaan Faktorial
1. Jika pengaruh interaksi nyata
BNT BNJ DUNCAN/DMRT

2KTgalat KTgalat KTgalat


= t α/2 x = q.p.v. α/2x JNT = JNDx
n n n

2. Jika pengaruh faktor I (a) nyata


BNT BNJ DUNCAN/DMRT

2KTgalat KTgalat KTgalat


= t α/2 x = q.p.v. α/2x JNT = JNDx
n.b n.b n.b

3. Jika pengaruh faktor II (b) nyata


BNT BNJ DUNCAN/DMRT

2KTgalat KTgalat KTgalat


= t α/2 x = q.p.v. α/2x JNT = JNDx
n.a n.a n.a
Contoh Soal :
1. Suatu percobaan dalam pot dilakukan untuk
mempelajari pemberian kapur (CaCO3) dan phosphate
(P2O5) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
kacang tanah.
Sebagai faktor I adalah dosis kapur (Ca) per pot yang
terdiri dari 2 level :
Ca0 = 0 gram/pot
Ca1 = 4 gram/pot
Sedangkan faktor II adalah dosis phosphate (P) per pot
yang terdiri dari 3 level :
P0 = 0 gram/pot
P1 = 1,75 gram/pot
P2 = 3,50 gram/pot
Tabel 24. Hasil Biji Kering per Pot (gram)
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-
rata
1 2 3 4
Ca0P0 22,32 28,32 27,37 28,47 106,48 26,62
Ca0P1 19,10 23,46 27,35 19,37 89,28 22,32
Ca0P2 26,92 29,50 28,09 32,52 117,03 29,26
Ca1P0 27,32 21,89 24,89 21,72 95,82 23,26
Ca1P1 38,77 25,64 29,82 37,32 131,55 32,89
Ca1P2 40,32 34,13 27,12 22,59 124,16 31,04
Jumlah 174,75 162,94 164,64 161,99 664,32

Pertanyaan : buat anova taraf nyata 5% dengan menggunakan rancangan dasar


RAK dan RAL, uji dengan BNT dan DMRT taraf nyata 5% untuk
menentukan perlakuan terbaik serta interpretasikan hasil tersebut!
Penyelesaian :

FK =
Y 2 =
664,322 = 18388,3776
r..a.b 4.2.3

JK Total = . . .Y   FK
i j k ijk
2

= (22,32)2 + (28,32)2 + … + (22,59)2–FK


= 747,145

JK Perlakuan =
i. j  .Y 
k ijk
2

 FK
r
= (106,48)2 + (89,28)2 + ….. + (124,16)2 /4 – FK
= 338,49995

JK Ulangan =

k . i. j .Yijk  2

 FK
ab
= (174,75)2 + (162,94)2 + …… + (161,99)2/2.3 – FK
= 17,305033
Tabel Dua Arah
Ca P2O5 Total Rata-
rata
0 1 2
0 106,48 89,28 117,03 312,79 26,07
1 95,82 131,55 124,16 351,53 29,29
Total 202,30 220,83 241,19 664,32
Rata-rata 25,29 27,60 30,15

 . .  2
.Yijk
JK Ca = i j k
 FK
rb
= (312,79)2 + (351)2/4.3 – FK
= 62,532816

 . .  2
.Yijk
JK P2O5 = j i k
 FK
ra
= (202,3)2 + (220,83)2 + (241,19)2/4.2 – FK
= 94,596775

 .  
2
.Yijk
JK Ca.P2O5 = i j k
 FK -JKA – JKB
r
= JK Peralakuan - JK Ca - JK P2O5
= 338,49995 – 62,532816 – 94,596775 = 181,370359
JK galat = JK Total – JK Perlakuan – JK ulangan (untuk RAK)
= 747,145 – 338,49995 – 17,305033
= 391,340017
atau
JK galat = JK Total – JK Perlakuan (untuk RAL)
= 747,145 – 338,49995
= 408,64505
Setelah perhitungan komponen sumber keragaman selesai maka selanjutnya
dibuat tabel analisis ragam untuk percobaan faktorial sesuai dengan rancangan
dasar yang digunakan, seperti pada Tabel 25 dan 26 dibawah ini.
Tabel 25. Anova dengan RAK
SK db JK KT Fhitung Ftabel
5%
Ulangan 3 17,305033 5,7683 0,22 3,29
Perlakuan 5 338,49995 67,6700 2,59 2,90
Ca 1 62,532816 62,5328 2,40 4,54
P2O5 2 94,596775 47,2984 1,81 3,68
Ca. P2O5 2 181,370359 90,6852 3,48 3,68
Galat 15 391,340017 26,0893
Total 23 747,145
Kesimpulan : hasil analisis ragam menunjukkan bahwa belum terdapat pengaruh
interaksi yang nyata, demikian juga secara terpisah perlakuan Ca dan P2O5juga
belum menunjukkan pengaruh yang nyata karena Fhitung < Ftabel yang berarti
perlakuan (baik faktor I dan II serta kombinasinya) memberikan respon yang
sama.
Tabel 26. Anova dengan RAL
SK db JK KT Fhitung Ftabel
5%
Perlakuan 5 338,49995 67,6700 2,98 2,90
Ca 1 62,532816 62,5328 2,75 4,54
P2O5 2 94,596775 47,2984 2,08 3,68
Ca. P2O5 2 181,370359 90,6852 3,99* 3,68
Galat 18 408,64505 22,7025
Total 23 747,145
Kesimpulan : hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
interaksi yang nyata, karena Fhitung > Ftabel. Hal ini berarti
bahwa paling tidak terdapat satu perlakuan yang berbeda dengan
perlakuan yang lain (terdapat perbedaan diantara kombinasi
perlakuan yang dicoba).
Uji BNT dan DMRT.
* Uji BNT dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Nilai pembanding BNT dihitung sebagai berikut :

2xKTG
BNT = t α/2 (dg galat 18) x
n

2x 22,7025
= 2,101 x
4
= 7,08
2. Nilai rata-rata dari kombinasi perlakuan diurutkan dari nilai yang kecil ke nilai
yang besar, sebagai berikut :
a. Nilai rata-rata :
Perlakuan Nilai Notasi
Rata-rata
Ca0P0 26,62 abc
Ca0P1 22,32 a
Ca0P2 29,26 abc
Ca1P0 23,26 ab
Ca1P1 32,89 c
Ca1P2 31,04 bc
(b) Uji DMRT dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Nilai pembanding JNT dihitung sebagai berikut :

KTG 16,2877
JNT = JND (dg galat 18) x => = 2,02
n 4
2 3 4 5 6
JND 3,01 3,16 3,25 3,31 3,36
JNT 6,08 6,38 6,57 6,69 6,79

2. Nilai rata-rata dari kombinasi perlakuan diurutkan dari nilai yang kecil
ke nilai yang besar, sebagai berikut :
a. Nilai rata-rata :
Perlakuan Nilai Notasi
Rata-rata
v1p0 26,62 a
v1p1 33,57 bc
v1p2 29,26 ab
v2p0 23,96 a
v2p1 30,39 abc
v2p2 36,04 c
b. Nilai rata-rata yang sudah diurutkan :
Perlakuan Nilai Notasi
rata -rata
v2p0 23,96 a
v1p0 26,62 a
v1p2 29,26 ab
v2p1 30,39 abc
v1p1 33,57 bc
v2p2 36,04 c

3. Pemberian notasi pada nilai rata-rata (nilai tengah) yang telah diurutkan
dimana jika selisih dua nilai tengah perlakuan lebih besar dari nilai
pembanding DMRT maka diberi notasi yang berbeda sebaliknya jika
nilainya lebih kecil dari nilai DMRT maka diberi notasi yang sama.
Hasil pemberian notasi seperti pada butir (2b)
4. Nilai tengah yang telah diberi notasi diurutkan kembali sesuai dengan
urutan perlakuan. Hasilnya seperti pada butir (2a).
Cara penyajian uji DMRT dapat juga dilakukan secara parsial sebagai
berikut (Tabel 29) :
Tabel 29. Nilai Rata-rata setelah Diuji DMRT Ditampilkan secara Parsial
p0 p1 p2
v1 26,62 a 33,57 b 29,26 a
A B A
v2 23,96 a 30,39 b 36,04c
A A B
Keterangan : Angka yang didampingi huruf kecil yang berbeda secara
horisontal sedangkan angka yang didampingi huruf besar
yang berbeda secara vertikal adalah berbeda berdasarkan uji
DMRT 5%.

Dari Tabel 29 di atas diketahui bahwa pada level v 1maka perlakuan


p1 adalah yang terbaik, sedangkan pada level v 2 maka perlakuan p2
adalah yang terbaik. Pada level p1 dan p2 maka perlakuan yang baik
berturut-turut adalah :v1dan v2.
SELAMAT BELAJAR

MERDEKA BELAJAR
KAMPUS MERDEKA

Anda mungkin juga menyukai