Anda di halaman 1dari 70

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL

BERDASARKAN HUMANISTIC MODELS

PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi


untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Informasi (S.S.I)
dalam Bidang Studi Perpustakaan dan Sains Informasi

Oleh:

Lorafina Br Padang

NIM : 170723020

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN SAINS INFORMASI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai suatu

tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada publikasi

media lain. Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan

penulisan dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan

mencantumkan tanda kutip.

Medan, Juli 2019


Penulis

Lorafina Br Padang
170723020

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
Padang, Lorafina, 2019. Efektivitas Komunikasi Interpersonal Berdasarkan
Humanistic Models pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan. Program
Studi Perpustakaan dan Sains Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas
Sumatera Utara.
Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui proses komunikasi interpersonal
berdasarkan humanistic models pada perpustakaan Politeknik Negeri Medan.
Metode penelitian yang digunakan adalah Metode deskriptif kuantitatif.
Populasi pada penlitian ini adalah Anggota perpustakaan Politeknik Negeri
Medan sebanya 6.020 orang. Penentuan sample pada penelitian ini menggunakan
rumus slovin dengan jumlah sample penelitian 98 orang. Teknik pengambilan
sample menggunakan teknik sampling accidental. Teknik pengumpulan data
dengan menggunakan angket.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pustakawan di Perpustakaan
Politeknik Negeri Medan memiliki sikap keterbukaan, sikap positif dan kesetaraan
yang baik. Perolehan nilai tertinggi pustakawan pada Politeknik Negeri Medan
dari responden memiliki keterbukaan dan sikap positif. Pada umumnya atau rata-
rata di atas 90% setuju bahwa pustakawan pada perpustakaan Politeknik Negeri
Medan memiliki keterbukaan dan sikap positif. Namun berdasarkan penilaian
responden, pustakawan Politeknik Negeri Medan masih perlu meningkatkan rasa
empati dan sikap mendukungnya terhadap pengguna dalam berkomunikasi, guna
meningkatkan kualitas pelayanan di perpustakaan Politeknik Negeri Medan
supaya kepuasan pengguna dapat tercapai.

Kata kunci : Komunikasi Interpersonal, Humanistik Models

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmatNya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas akhir

untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Perpustakaan dan Sains

Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, dengan judul

“Efektivitas Komunikasi Interpersonal Berdasarkan Humanistic models Pada

Perpustakaan Politeknik Negeri Medan”.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada keluarga tercinta, khususnya kepada ayahanda S. Padang, ibunda S. Br

Ginting, suami tercinta F. Sinulingga dan ananda tersayang Syifa Sauqiyah

Sinulingga yang tiada henti-hentinya memberikan do’a, dukungan dan

semangatnya kepada peneliti hingga terselesaikannya skripsi ini.

Selanjutnya ucapan terimakasih peneliti sampaikan kepada pihak-pihak

yang telah banyak membantu dan memberi dukungan dalam menyelesaikan

skripsi ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Eva Rabita, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera

Utara sekaligus sebagai penguji I yang telah memberikan masukan dan

saran dalam menyelesaikan skripsi.

ii

Universitas Sumatera Utara


3. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos., M.Ikom., selaku pembimbing yang telah

membimbing, memberi saran dan dukungannya kepada peneliti dalam

menyusun skripsi ini.

4. Ibu Zurni Zahara Samosir, M.Si selaku dosen penguji II yang telah

memberikan masukan dan saran dalam menyelesaikan skripsi.

5. Seluruh staf pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmu

pengetahuan selama dalam perkuliahan.

6. Kepala Perpustakaan Politeknik Negeri Medan, Bapak M. Dalim, S.Sos.

yang telah memberi izin tempat penelitian kepada peneliti dalam

menyusun skripsi dan seluruh pegawai Perpustakaan Politeknik Negeri

Medan yang telah bersedia membantu peneliti dalam menyusun skripsi.

7. Mahasiswa Politeknik Negeri Medan yang telah bersedia meluangkan

waktu menjadi responden dalam penelitian.

8. Sahabat seperjuangan Edward Sijabat, Dewi Kartini Pohan dan dinna

yang selalu memberi semangat dan dukungannya

9. Seluruh teman-teman seperjuangan stambuk 2017 program studi

perpustakaan ekstensi yang saling memotivasi dan memberi semangatnya

selama perkuliahan.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi masih belum sempurna dan

banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun untuk meyempurnakan skripsi ini. Akhir kata,

iii

Universitas Sumatera Utara


peneliti harap skripsi ini dapat bermanfaat, menambah wawasan bagi pembaca

dan bagi peneliti selanjutnya.

Medan, Juli 2019

Lorafina Br Padang
170723020

iv

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6
2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal ........................................................... 6
2.2 Komponen-komponen Komunikasi Interpersonal ........................................ 9
2.3 Pengertian Humanistic Models.................................................................... 11
2.4 Efektivitas Komunikasi Interpersonal Berdasarkan Humanistic Models .... 12
2.5 Karakteristik komunikasi interpersonal ....................................................... 16
2.6. Tujuan Komunikasi Interpersonal .............................................................. 17
2.7. Keterampilan Komunikasi Interpersonal bagi Pustakawan ........................ 18
2.8. Hambatan Dalam Komunikasi Interpersonal ............................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 22
3.1 Metode Penelitian ........................................................................................ 22
3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 22
3.3 Populasi dan Sampel.................................................................................... 22
3.3.1 Populasi................................................................................................. 23
3.3.2 Sampel .................................................................................................. 23
3.4 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 24
3.5. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 25
3.6 Analisis Data ............................................................................................... 25

Universitas Sumatera Utara


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 27
4.1 Pengumpulan Data....................................................................................... 27
4.2 Efektivitas Komunikasi Interpersonal Pustakawan Berdasarkan Humanistic
Models Pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan ....................................... 27
4.2.1 Keterbukaan (Openness) ....................................................................... 27
4.2.2 Empati (empathy) ................................................................................. 31
4.2.3 Sikap Mendukung (Suportiveness) ....................................................... 34
4.2.4 Sikap Positif (Positiveness) .................................................................. 38
4.2.5 Kesetaraan (equality) ............................................................................ 41
4.3 Rangkuman Penelitian ................................................................................. 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 50
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 50
5.2 Saran ............................................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 52
LAMPIRAN ......................................................................................................... 54
Lampiran 1......................................................................................................... 54
Lampiran 2......................................................................................................... 58

vi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Pustakawan menerima dengan terbuka masukan yang diberikan pengguna ....28

Tabel 4. 2 Pustakawan menerima kritik dan saran ...........................................................29

Tabel 4. 3 Pustakawan bersikap jujur kepada pengguna dalam berkomunikasi ...............29

Tabel 4.4 Pustakawan bertanggung jawab dengan pesan yang disampaikan saat
berkomunikasi ................................................................................................30

Tabel 4. 5 Pustakawan merasakan apa yang dirasakan pengguna saat berkomunikasi .....31

Tabel 4. 6 Pustakawan memahami baik secara emosi maupun secara intelektual apa yang
dialami pengguna ...........................................................................................32

Tabel 4.7 Pustakawan mampu memahami perasaan dan sikap pengguna dalam
berkomunikasi ................................................................................................33

Tabel 4. 8 Pustakawan mampu mengekpresikan rasa empatinya kepada pengguna dalam


berkomunikasi ................................................................................................34

Tabel 4. 9 Pustakawan mampu membuat suasana akrab dan bersahabat dengan pengguna
dalam berkomunikasi .....................................................................................35

Tabel 4.10 Pustakawan menggunakan kata-kata atau kalimat yang deskriptif dan tidak
memberi penilaian kepada pengguna saat berkomunikasi ............................36

Tabel 4.11 Pegawai fleksibel dan tidak kaku dalam berkomunikasi ................................37

Tabel 4.12 Pustakawan memberikan dukungan kepada pengguna untuk terus berkunjung
ke perpustakaan ...........................................................................................37

Tabel 4.13 Pustakawan mampu menunjukkan sikap yang positif kepada pengguna saat
berkomunikasi .............................................................................................38

Tabel 4. 14 Pustakawan menghargai pengguna dalam berkomunikasi .............................39

Tabel 4. 15 Pustakawan menjalin kerjasama yang baik dengan pengguna dalam


berkomunikasi .............................................................................................40

Tabel 4. 16 Pustakawan tidak memaksakan kehendak terhadap pengguna ......................41

Tabel 4. 17 Pustakawan tidak membedakan pengguna yang berbeda gender dan status
sosial ............................................................................................................42

Tabel 4.18 Pustakawan mampu meyakinkan pengguna bahwa kehadiran mereka di


perpustakaan sangat penting ........................................................................43

vii

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi adalah penyampaian pesan dari komunikator (pengirim

pesan) kepada komunikan (penerima pesan) melalui media tertentu dan

menyebabkan efek. Komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting agar tidak

terjadi salah penyampaian informasi antar anggota dalam suatu organisasi dan

agar tercapainya tujuan tertentu, termasuk perpustakaan.Tanpa adanya komunikasi

dalam organisasi, mungkintidak semua pihak dapat bekerjasama satu dengan yang

lainnya.Hubungan yang baik dalam sebuah organisasi dapat terjalin apabila orang-

orang dalam organisasi tersebut dapat mengkomunikasikan perasaan dan

kebutuhannya kepada orang lain. Misalnya di perpustakaan tidak ada peraturan

yang harus di taati dan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan pengguna, tidak

ada pembagian tugas yang jelas terhadap pegawai, maka kegiatan di perpustakaan

tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Hal tersebut menunjukkan betapa

pentingnya komunikasi di perpustakaan sebagai penyedia informasi kepada

penggunanya.

Pelayanan yang prima merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan

kegiatan perpustakaan. Pelayanan prima tidak terjadi begitu saja, pelayanan prima

tidak terlepas dari kemampuan pustakawan dalam berkomunikasi, dalam hal ini

komunikasi interpersonal.

Keterampilan komunikasi harus dimiliki oleh pustakawan untuk

meningkatkan kepuasan para pengguna jasa perpustakaaan. Karena perpustakaan

Universitas Sumatera Utara


harus menciptakan pelayanan prima yang pada akhirnya tercipta citra yang positif

pada perpustakaan dan pustakawannya. Pustakawan dapat dinyatakan berhasil

dalam pelayanannya, apabila pengguna mendapat kepuasan dari pelayanan yang

diberikan pustakawan tersebut.

Kegiatan pelayanan di perpustakaan, memerlukan peran pegawai yang

optimal dalam menjalankan semua kegiatan yang telah dijadwalkan sehingga

tujuan pelayanan tercapai. Peran pegawai yang optimal harus didukung oleh

komunikasi interpersonal yang efektif. Komunikasi efektif merupakan hal yang

diinginkan oleh setiap pelaku komunikasi, dimana apa yang mereka sampaikan

diterima sesuai dengan yang mereka inginkan. Misalnya, pengguna mengerti

peraturan dan tatatertib yang telah ditetapkan di perpustakaan dan tidak akan

melanggar aturan tersebut. Sebagai contoh, pengguna tidak merokok di dalam

ruangan perpustakaan.

Pegawai di Perpustakaan Politeknik Negeri Medan sebanyak 12 orang

dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, 6 orang yang berlatar belakang

pendidikan pustakawan, 2 orang dengan latar belakang pendidikan ilmu komputer

dan 4 orang dengan latar belakang pendidikan SMA. Pegawai yang berhubungan

langsung dengan pengguna ada 6 orang yaitu pegawai dibagian layanan sirkulasi,

layanan terbitan berseri dan refrensi, layanan deposit, keanggotaan, dan visitor

counter.

Dalam proses kegiatan di perpustakaan perlu adanya hubungan yang

harmonis antara pustakawan dan pengguna agar kepuasan pengguna yang menjadi

tujuan utama perpustakaan dapat tercapai. Komunikasi interpersonal memiliki

Universitas Sumatera Utara


peran penting dalam pekerjaan yang dilakukan oleh sekelompok orang termasuk

pustakawan, tanpa komunikasi interpersonal yang baik akan terdapat banyak

hambatan dan rintangan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan khususnya

pekerjaan yang menyangkut layanan kepada pengguna.

Melalui observasi dan wawancara dengan beberapa mahasiswa,

pustakawan tidak melayani dengan sepenuhnya pengguna yang ingin mencari

buku di perpustakaan Politeknik Negeri Medan. Sebagian besar pengguna belum

mengetahui adanya OPAC sebagai sarana pencarian buku yang ada di

perpustakaan, sehingga banyak pengguna yang kebingungan mencari sumber

informasi yang dibutuhkannya.

Selain permasalahan di atas, bebarapa mahasiswa yang baru pertama kali

datang ke Perpustakaan Politeknik Negeri Medan, terlihat bingung apa yang harus

dia lakukan,yang seharusnya pengguna memasukkan tasnya ke dalam loker dan

menscan kartu tanda anggota sebelum masuk ke perpustakaan. Karena

ketidaktahuannya, pengguna langsung masuk ke dalam perpustakaan dengan

membawa tas dan tidak menscan kartu tanda anggota. Tiba-tiba pustakawan

menegur dengan nada suara yang tinggi dan terkesan membentak. Sikap tersebut

seharusnya tidak terjadi di sebuah perpustakaan karena pustakawan tugasnya

melayani pengguna dengan ramah. Hal tersebut menimbulkan penilaian negatif

dari pengguna, karena dianggap pustakawan tidak mendukung pengguna dalam

mencari informasi yang dibutuhkan, tidak ramah terhadap pengguna,kurang

tanggap dalam mendengar dan merespon keluhan pengguna. Hal ini disebabkan

kurangnya komunikasi antara pustakawan dan pengguna sehingga pustakawan

Universitas Sumatera Utara


tidak mengerti apa yang dibutuhkan dan diinginkan pengguna, yang

mempengaruhi kualitas pelayanan di perpustakaan.

Komunikasi interpersonal yang baik akan menentukan kualitas pelayanan

di sebuah perpustakaan, jika komunikasi interpersonalpustakawannya baik maka

kepuasan pengguna yang menjadi tujuan utama perpustakaan dapat tercapai.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk menulis

tentang “Efektivitas Komunikasi Interpersonal Berdasarkan Humanistic

Models pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang yang sudah dijelaskan,rumusan masalah

pada penelitian ini adalah “bagaimana proses komunikasi interpersonal

berdasarkan humanistic models pada perpustakaan Politeknik Negeri Medan?.”

1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses komunikasi

interpersonal berdasarkan humanistic models pada perpustakaan Politeknik Negeri

Medan.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi:

a. Perpustakaan Politeknik Negeri Medan, sebagai masukan atau sumbangan

pemikiran untuk keefektifan komunikasi interpersonal pegawai;

b. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan bacaan dan referensi dalam penelitian

selanjutnya tentang komunikasi interpersonal;

c. Penulis, menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang komunikasi

interpersonal pegawai di perpustakaan.

Universitas Sumatera Utara


1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penulis memberikan batasan ruang lingkup penelitian pada komunikasi

interpersonal pustakawan dalam melayani pengguna untuk menciptakan

efektivitas komunikasi interpersonal berdasarkan humanistic modelsyaitu

keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness),

sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality).

Universitas Sumatera Utara


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal merupakan suatu proses sosial dimana orang-

orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi.Pada hakikatnya

komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara komunikator dan komunikan.

Komunikasi ini paling efektif mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.

Seperti pendapat beberapa para ahli, bahwa komunikasi adalah proses mengubah

tingkah laku. Hovland dikutip oleh Effendy (2011, 10) menyatakan “komunikasi

adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to

modify the behavior of other individuals)”.Everett M. Rogers (1985) dikutip oleh

Cangara (2014) menyatakan “komunikasi adalah proses dimana suatu ide

dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk

mengubah tingkah laku mereka”. (Cangara, 2014: 35).

Komunikasi interpersonal bersifat dialogis artinya arus balik terjadi

langsung. Komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga.

Komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif, negatif,

berhasil atau tidak. Jika tidak berhasil maka komunikator dapat memberi

kesempatan komunikan untuk bertanya seluas-luasnya. Komunikasi interpersonal

sering disebut dengan dyadic communication maksudnya yaitu “komunikasi

antara dua orang”, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan.

Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara tatap muka (face to face) ataupun

Universitas Sumatera Utara


bisa juga melalui media seperti telepon. Ciri khas dari komunikasi interpersonal

adalah sifatnya yang dua arah atau timbal balik (two ways communication).

Menurut sifatnya, komunikasi antar pribadi dapat dibedakan atas dua

macam, yakni komunikasi diadik (dyadic Communication) yaitu proses

komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka dan

komunikasi kelompok kecil ( Small group communication) yaitu proses

komunikasi yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka,

dimana anggota-anggotanya saling berinterkasi satu sama lain.(Cangara, 2008;

32-33). Komunikasi secara tatap muka membuat manusia merasa lebih akrab

dengan sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat

kabar dan televisi atau lewat teknologi komunikasi tercanggih sekalipun seperti

telepon genggam, e-mail, atau telekonfrensi yang membuat manusia merasa

terasing. (Mulyana, 2000:81).

Pengertian komunikasi interpersonal dari beberapa ahli, DeVito (1995)

menyatakan

interpersonal communication is communication that takes place between


two persons who have an enstablised relationship; the people are in some
way “connected”.Interpesonal communication would thus include what
takes place between a son and her father, an employer and employee, two
sisters, a teacher and a student, two lovers, two friends, and so on.
(Devito, 1995:7)

Dari defenisi diatas dapat diartikan komunikasi interpersonal menurut

DeVito adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang yang sudah memiliki

hubungan yang jelas, yang terhubung dengan beberapa cara. Dengan demikian

komunikasi interpesonal meliputi apa yang terjadi antara seorang putra dan

Universitas Sumatera Utara


ayahnya, seorang majikan dan karyawan, dua saudara perempuan, seorang guru

dan seorang siswa, dua kekasih, dua teman, dan sebagainya.

DeVito (2013) menyatakan “Interpersonal communication is the verbal

and nonverbal interaction between two (or sometimes more than two)

interdependent people.” Dapat diartikan komunikasi interpersonal menurut

DeVito adalah interaksi verbal dan nonverbal antara dua (atau kadang-kadang

lebih dari dua) orang yang saling tergantung satu sama lain . (DeVito, 2013: 5)

Menurut R. Wayne Pace (1997) dikutip dari Cangara (2008: 32) bahwa

“interpersonal communication is communicaton involving two or more people in

a face to face setting.” Dapat diartikan komunikasi interpersonal menurut R.

Wayne Pace adalah Proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau

lebih secara tatap muka.Arni Muhammad (2005:159) menyatakan bahwa

“komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara

seseorangdengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara duaorang

yang dapat langsung diketahui balikannya”.Irwansyah (2017, 14) menyatakan

bahwa “komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah

komunikasi yang dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam suatu

masyarakat maupun organisasi (Bisnis atau non bisnis), dengan menggunakan

media komunikasi tertentu dan bahasa yang mudah dipahami (informal) untuk

mencapai suatu tujuan tertentu”.

Sedangkan Mulyana (2000) menyatakan bahwa “komunikasi antarpribadi

(interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara

tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain

Universitas Sumatera Utara


secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal”. Bentuk khusus dari

komunikasi antarpribadi adalah komunikasi diadik (diadyc communication) yang

melibatkan hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat,

guru murid dan sebagainya. (Mulyana, 2000: 81).

Dengan melihat seluruh definisi komunikasi interpersonal yang

dikemukakan oleh beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa komunikasi

interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung antara pengirim dan penerima

pesan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menyampaikan

informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih. Dikatakan terjadi

secara langsung apabila komunikasi ini dilakukan secara tatap muka dan

dikatakan tidak terjadi secara langsung apabila komunikasi ini dilakukan dengan

menggunakan media tertentu. Jadi komunikasi interpersonal tidak semata-mata

terjadi hanya diantara dua orang saja, bisa terjadi antara seseorang dengan

sekelompok kecil orang.

2.2 Komponen-komponen Komunikasi Interpersonal

Dari pengertian komunikasi interpersonal yang telah diuraikan di atas

dapat diidentifikasikan beberapa komponen yang harus ada dalam komunikasi

interpersonal. Menurut Suranto A. W (2011: 9) komponen-komponen komunikasi

interpersonal yaitu:

1. Sumber/komunikator merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk


berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri,
baik yang bersifat emosional maupun informasional dengan orang lain.
Dalam konteks komunikasi interpersonal komunikator adalah individu
yang menciptakan, memformulasikan, dan menyampaikan pesan.
2. Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam
menciptakan pesan melalui pemilihan simbol-simbol verbal dan non

Universitas Sumatera Utara


verbal yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa serta
disesuaikan dengan karakteristik komunikan.
3. Pesan merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-simbol
baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya, yang mewakili
keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain. Pesan
merupakan unsur yang sangat penting. Pesan itulah disampaikan oleh
komunikator untuk diterima dan diinterpretasi oleh komunikan.
4. Saluran merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke
penerima atau yang menghubungkan orang ke orang lain secara umum.
Dalam konteks komunikasi interpersonal, penggunaan saluran atau media
semata-mata karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan dilakukan
komunikasi secara tatap muka.
5. Penerima/ komunikan adalah seseorang yang menerima, memahami, dan
menginterpretasi pesan. Dalam proses komunikasi interpersonal, penerima
bersifat aktif, selain menerima pesan melakukan pula proses interpretasi
dan memberikan umpan balik. Berdasarkan umpan balik dari komunikan
inilah seorang komunikator akan dapat mengetahui keefektifan
komunikasi yang telah dilakukan, apakah makna pesan dapat dipahami
secara bersama oleh kedua belah.
6. Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Melaui
indera, penerima mendapatkan macam-macam data dalam bentuk
“mentah”, berupa kata-kata dan simbol-simbol yang harus diubah kedalam
pengalaman-pengalamanyang mengandung makna. Secara bertahap
dimulai dari proses sensasi yaitu proses dimana indera menangkap stimuli.
7. Respon adalah apa yang telah diputuskan oleh penerima untuk dijadikan
sebagai sebuah tanggapan terhadap pesan. Respon dapat bersifat positif,
netral, maupun negatif. Respon positif apabila sesuai dengan yang
dikehendaki komunikator. Netral berarti respon itu tidak menerima
ataupun menolak keinginan komunikator. Dikatakan respon negatif
apabila tanggapan yang diberikan bertentangan dengan yang diinginkan
oleh komunikator.
8. Gangguan atau noise atau barier beraneka ragam, untuk itu harus di
definisikan dan dianalisis. Noise dapat terjadi di dalam komponen-
komponen manapun dari sistem komunikasi. Noise merupakan apa saja
yang mengganggu atau membuat kacau penyampaian dan penerimaan
pesan termasuk yang bersifat fisik dan phsikis.
9. Konteks komunikasi selalu terjadi dalam suatu konteks tertentu, paling
tidak ada tiga dimensi yaitu ruang, waktu, dan nilai. Konteks ruang
menunjuk pada lingkungan konkrit dan nyata tempat terjadinya
komunikasi seperti ruangan,halaman dan jalanan. Konteks waktu
menunjuk pada waktu kapan komunikasi tersebut dilaksanakan, misalnya
pagi, siang, sore, malam. Konteks nilai, meliputi nilai sosial dan budaya
yang mempengaruhi suasana komunikasi, seperti adat istiadat, situasi
rumah, norma pergaulan, etika, tata krama, dan sebagainya.

10

Universitas Sumatera Utara


Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal

merupakan suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling

berkomunikasi. Orang yang saling berkomunikasi tersebut adalah sumber dan

penerima. Sumber melakukan encoding untuk menciptakan dan memformulasikan

menggunakan saluran. Penerima melakukan decoding untuk memahami pesan,

dan selanjutnya menyampaikan respon atau umpan balik. Tidak dapat dihindarkan

bahwa proses komunikasi senantiasa terkait dengan konteks tertentu, misalnya

konteks waktu. Hambatan dapat terjadi pada sumber, encoding, pesan, saluran,

decoding, maupun pada diri penerima.

2.3 Pengertian Humanistic Models


Humanistic model atau pendekatan humanistik sama dengan paradigma

kemanusiaan dan paradigma humanistik. Dalam pandangan humanistik, manusia

bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan

dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka. Paradigma

humanistik memandang bahwa manusia adalah makhluk khas, unik, yang harus

dipahami secara holistik. Manusia memiliki raga, jiwa, dan spiritual, dan

eksistensinya sebagai manusia memiliki karakteristik spirituality, freedom, dan

responsibility.”

DeVito (2011), meyatakan dalam pendekatan humanistis (ada kalanya

dinamai “pendekatan lunak”), ada lima kualitas umum yang dipertimbangkan

yaitu: keterbukaan (openess), empati (empathy), sikap mendukung

(supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality). (DeVito,

2011: 285).

11

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa pendekatan

humanistik adalah sebuah pendekatan yang mengkaji tentang psikologis

manusia.Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun

dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif, yang disebut sebagai potensi

manusia dan para pendidik yang beraliran humanism biasanya memfokuskan

pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Pendekatan humanistik

lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini

melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan

hal – hal yang positif.

2.4 Efektivitas Komunikasi Interpersonal Berdasarkan Humanistic Models


Komunikasi interpersonal akan memiliki efektivitas jika sebuah informasi atau

pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan.

Pengirim pesan juga harus mampu untuk menciptakan sebuah hubungan yang

baik dengan lawan komunikasinya.

Menurut DeVito (1995) , ada 5 faktor atau cara berkomunikasi yang baik

untuk menciptakan efektivitas komunikasi interpersonal berdasarkan Humanistic

models yaitu sebagai berikut:

1. Openess
Openess refers to at least three aspects of interpersonal communication.
First, it refers to your willingness to self-disclose to reveal information
about yourself that might normally be kept hidden provided that such
disclosure is appropriate.second, opennes refear to a willingness to react
honestly to the messages of others.Third, openness refear to the “owning”
of feelings and thoughts.
2. Empathy
Perhaps the most difficult communication quality to achieve is the ability
to empathize with another person. To empathize with someone is to feel as
that person feels, to experience what the other is experiencing from that

12

Universitas Sumatera Utara


person’s point of view without losing your own identity. To sympathize, in
contrast, is to feel for the person to feel sorry for the person.
3. Supportiveness
Supportiveness a concept that owes muchis fostered by your being (1)
descriptive rather than evaluative and (2) privisional rather than certain.
4. Positiveness
You can communicate positiveness in interpersonal communication in at
least two ways : (1) stating positive attitudes and (2) complimenting the
person with whom you interact.
5. Equality
Equality is a peculiar characteristic. In any situation, there is probably
some inequality. One person will be smarter, richer, better looking or
more athletic. No two people are absolutely equal in all respects.(Devito,
1995:106-117).

Menurut DeVito (2011),karakteristik efektivitas komunikasi interpersonal

berdasarkan pendekatan humanistis menunjukkan bahwa kualitas komunikasi

interpersonal yang efektif ditentukan oleh 5 faktor, sebagai berikut:

1. Keterbukaan
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
antarpribadi. Pertama, komunikator antarpribadi yang efektif harus terbuka
kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang
harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini
mungkin menarik, tetapi biasanya tidak membantu komunikasi. Aspek
keterbukaan yang kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk
bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam,
tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta
percakapan yang menjemukan. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan”
perasaan dan pikiran (Bochner & Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian
ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang dilontarkan adalah
memang “milik” Anda dan Anda bertanggung jawab atasnya. Cara terbaik
untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang
menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
2. Empati
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai “kemampuan
seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada
suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata
orang lain itu. “Bersimpati, di pihak lain, adalah merasakan bagi orang lain
merasa ikut bersedih, misalnya. Berempati adalah merasakan sesuatu
seperti orang yang mengalaminya berada di kapal yang sama dan
merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama.Langkah pertama
dalam mencapai empati adalah menahan godaan untuk mengevaluasi,

13

Universitas Sumatera Utara


menilai, menafsirkan, dan mengkritik. Bukan karena reaksi ini “salah”,
melainkan semata – mata karena reaksi – reaksi seperti ini sering kali
menghambat pemahaman. Fokusnya adalah pada pemahaman. Kedua,
makin banyak Anda mengenal seseorang keinginannya, pengalamannya,
kemampuannya, ketakutannya, dan sebagainya makin mampu Anda
melihat apa yang dilihat orang itu dan merasakan seperti apa yang
dirasakannya. Cobalah mengerti alasan yang membuat orang itu merasa
seperti yang dirasakannya. Jika Anda mengalami kesulitan dalam
memahami sudut pandang orang lain, ajukanlah pertanyaan, carilah
kejelasan, dan doronglah orang itu untuk berbicara.Ketiga, cobalah
merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain dari sudut pandangnya.
Mainkanlah peran orang lain itu dalam pikiran Anda (atau bahkan
mengungkapkannya keras – keras). Ini dapat membantu Anda melihat
dunia lebih dekat dengan apa yang dilihat orang itu.
3. Sikap Mendukung
Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat
sikap mendukung (supportiveness) suatu konsep perumusannya dilakukan
berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak
dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita
memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan
evaluatif, (2) spontan, bukan strategik, dan (3) provisional, bukan sangat
yakin.
 Deskriptif, Suasana yang bersifat deskriptif dan bukan evaluatif
membantu terciptanya sikap yang mendukung.
 Spontanitas, Gaya spontan yang membantu menciptakan suasana
mendukung. Orang yang spontan dalam komunikasinya dan terus
terang serta terbuka dalam mengutarakan pikirannya biasanya
bereaksi dengan cara yang sama terus terang dan terbuka,
Sebaliknya, bila kita merasa bahwa seseorang menyembunyikan
perasaannya yang sebenarnya bahwa dia mempunyai rencana atau
strategi tersembunyi kita bereaksi secara defensif.
 Provosionalisme, Bersikap provisional artinya bersikap tentatif dan
berpikiran terbuka serta bersedia mendengar pandangan yang
berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika keadaan
mengharuskan. Provosionalisme seperti itulah, bukan keyakinan
yang tak tergoyahkan, yang membantu menciptakan suasana
mendukung (supportif).
4. Sikap Positif
Kita mengomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi
dengan sedikitnya dua cara : (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara
positif mendorong orang yang terjadi teman kita berinteraksi.
 Sikap, Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari
komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikasi antarpribadi terbina
jika orang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
Orang yang merasa negatif terhadap diri sendiri selalu
mengomunikasikan perasaan ini kepada orang lain, yang

14

Universitas Sumatera Utara


selanjutnya barangkali akan mengembangkan perasaan negatif
yang sama. Sebaliknya, orang yang merasa positif terhadap diri
sendiri mengisyaratkan perasaan ini kepada orang lain, yang
selanjutnya juga akan merefleksikan perasaan positif ini.
 Dorongan (Stroking), Sikap positif dapat dijelaskan lebih jauh
dengan istilah stroking (dorongan). Dorongan adalah istilah yang
berasal dari kosa kata umum, yang dipandang sangat penting dalam
analisis transaksional dan dalam interaksi antarmanusia secara
umum. Perilaku mendorong menghargai keberadaan dan
pentingnya orang lain perilaku ini bertentangan dengan
ketidakacuhan.
5. Kesetaraan
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang
mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih
atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar – benar
setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi
antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada
pengakuan secara diam – diam bahwa kedua pihak sama – sama bernilai
dan berharga, dan bahwa masing – masing pihak mempunyai sesuatu yang
penting untuk disumbangkan.Salah satu yang paling sering kita lakukan
dalam mengabaikan kesetaraan adalah pada cara kita mengajukan
pertanyaan. Bandingkanlah dua contoh ini :
 “Kapan kamu mau belajar menelepon untuk memesan tempat?
Apakah harus saya yang melakukan segalanya?”
 “Salah satu dari kita harus menelepon untuk memesan tempat.
Apakah kamu menghendaki saya yang melakukannya, atau kamu
mau melakukannya sendiri?” (DeVito, 2011: 286-291).
Butir-butir di atas menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki agar suatu

proses komunikasi interpersonal berjalan efektif. Komunikasi dapat dikatakan

efektif apabila pesan diterima dan dimengerti penerima pesan sebagaimana

dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindak lanjuti dengan sebuah perbuatan

secara suka rela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas hubungan

interpersonal, dan tidak ada hambatan. Dengan adanya hal tersebut yang harus

dimiliki oleh para pelaku komunikasi interpersonal dalam setiap situasi

komunikasi, dan aspek budaya yang berbeda pada pelaku komunikasi, maka

15

Universitas Sumatera Utara


komunikasi yang efektif dapat berjalan dengan baik. Jadi aturan-aturan

komunikasi interpersonal yang efektif tersebut harus diterapkan secara fleksibel.

2.5 Karakteristik komunikasi interpersonal


Komunikasi interpersonal bersifat dialogis, dalam arti arus balik antara

komunikator dengan komunikan terjadi langsung, sehingga komunikator dapat

mengetahui secara langsung tanggapan dari komunikan, dan secara pasti akan

mengetahui apakah komunikasinya efektif atau tidak.

Richard L. Weaver II (1993) dikutip oleh Budyatna & Ganiem (2011)

menyatakan ada delapan karakteristik dalam komunikasi antarpribadi yaitu:

1. Melibatkan paling sedikit dua orang


Komunnikasi antarpribadi melibatkan paling sedikit dua orang. Menurut
Weaver, apabila kita mendefenisikan komunikasi antarpribadi dalam arti
jumlah orang yang terlibat, haruslah diingat bahwa komunikasi
antarpribadi sebetulnya terjadi antara dua orang yang merupakan bagian
dari kelompok yang lebih besar. Apabila dua orang dalam kelompok yang
lebih besar sepakat mengenai hal tertentu atau sesuatu, maka kedua orang
itu nyata-nyata terlibat dalam komunikasi antarpribadi
2. Adanya umpan balik atau feedback
Komunikasi antarpribadi melibatkan umpan balik. Umpan balik
merupakan pesan yang dikirim kembali oleh penerima kepada pembicara.
Dalam komunikasi antarpribadi hampir selalu melibatkan umpan balik
langsung. Sering kali bersifat segera, nyata, dan
berkesinambungan.Hubungan yang langsung antara sumber dan penerima
merupakan bentuk yang unik bagi komunikasi interpersonal.
3. Tidak harus tatap muka
Komunikasi antarpribadi tidak harus tatap muka. Bagi komunikasi
interpersonal yang sudah terbentuk, adanya saling pengertian antar dua
individu, kehadiran fisik dalam berkomunikasi tidak terlalu penting. Tetapi
menurut Weaver bahwa komunikasi tanpa interaksi tatap muka tidaklah
ideal walaupun tidak harus dalam komunikasi antarpribadi.
4. Tidak harus bertujuan
Komunikasi antarpribadi tidak selalu disengaja atau dengan kesadaran.
Orang-orang mungkin mengkomunikasikan segala sesuatunya itu tanpa
disengaja atau sadar, tetapi apa yang dilakukannya merupakan pesan-pesan
sebagai isyarat yang mempengaruhi.
5. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect

16

Universitas Sumatera Utara


Untuk dapat dianggap sebagai komunikasi antarpribadi yang benar, maka
sebuah pesan harus mengahsilkan atau memiliki efek atau pengaruh. Efek
tidak harus segera dan nyata, tetapi harus terjadi.
6. Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata
Bahwa kita dapat berkomunikasi tanpa kata-kata seperti menggunakan
nonverbal.
7. Dipengaruhi oleh konteks
Konteks merupakan tempat dimana pertemuan komunikasi terjadi,
termasuk apa yang mendahului dan mengikuti apa yang dikatakan.
Konteks mempengaruhi harapan-harapan para partisipan, makna yang
diperoleh para partisipan, dan perilaku mereka selanjutnya.
8. Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise
Kegaduhan atau noise ialah setiap rangsangan atau stimulus yang
menganggu dalam proses pembuatan pesan. (Budyatna & Ganiem, 2011:
15-21).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi

interpersonal mempunyai karakteristik yang melibatkan paling sedikit dua orang

dan dapat memberikan umpan balik antara komunikator dan komunikan.

Komunikasi interpersonal dapat dilakukan secaralangsung (tatap muka) maupun

tidak langsung, tidak harus menggunakan katakata tetapi juga bisa dilakukan

dalam bentuk komunikasi non-verbal sehingga menghasilkan pengaruh (effect)

bagi masing-masing individu yang terlibat.

2.6. Tujuan Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal merupakan action oriented, ialah suatu tindakan

yang berorientasi pada tujuan tertentu. Menurut Devito (1992), dikutip oleh

Suryanto, tujuan komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai objek, peristiwa
dan orang lain.
2. Memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau keakraban.
3. Mempengaruhi sikap-sikap dan perilaku orang lain
4. Menghibur diri atau bermain.
Menghibur pendengar, mengutarakan lelucon dan menceritakan kisah-
kisah menarik penting ketika orang lain sedang serius dan beranjak stres
dalam melaksanakan pekerjaan. (Suryanto, 2015:120-121)

17

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan menurut Suranto (2011) tujuan komunikasi interpersonal
adalah sebagai berikut:
1. Mengungkapkan perhatian kepada orang lain
2. Menemukan diri sendiri
3. Menemukan dunia luar
4. Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis
5. Mempengaruhi sikap dan tingkah laku
6. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu
7. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi
8. Memberikan bantuan (konseling). (Suranto, 2011:19).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari komunikasi

interpersonal adalah untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain dan dapat

membangun hubungan kerjasama yang harmonis.

2.7. Keterampilan Komunikasi Interpersonal bagi Pustakawan

Dalam dunia perpustakaan, pelayanan yang diberikan pustakawan

merupakan ujung tombak perpustakaan. Eastabrook (1977) dikutip oleh Yusup

(2009) menggambarkan model pelayanan informasi dengan mengibaratkan bahwa

pustakawan diibaratkan sebagai operator telpon yang setiap saat bertugas

menghubungkan antara sumber-sumber informasi dengan pemanggilnya.

Sedangkan masyarakat pengguna diibaratkan sebagai pemanggil yang mencoba

memperoleh kemungkinan terbaik yang dihubungkan dengan lingkungan item

informasi secara khusus. Papan tombol (switchboard) pustakawan adalah tombol-

tombol, garis-garis dan stop kontak yang mewakili pilihan-pilihan yang harus

dibuat dalam rangka menyediakan informasi yang bernilai. (Yusup, 2009: 357-

358).

Baik tidaknya suatu perpustakaan bergantung pada bagaimana pelayanannya,

karena bagian layanan inilah yang berhubungan langsung dengan para pengguna

18

Universitas Sumatera Utara


perpustakaan. Di sisi lain, pustakawan adalah pelaku langsung kegiatan layanan,

sehingga kualitas pustakawan akan berpengaruh pada kualitas layanan

perpustakaan.Kualitas pustakawan ditentukan oleh beberapa faktor antara lain

latar belakang pendidikan yang akan menentukan keahliannya, kepribadiannya,

dan kemampuan berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi dalam hal ini

komunikasi interpersonal sangat penting, karena dalam pekerjaannya pustakawan

akan berhadapan langsung dengan para pengguna perpustakaan. Keterampilan

pustakawan dalam melakukankomunikasi interpersonal yang efektif akan

menentukan keberhasilan pustakawan tersebut dalam melaksanakan

tugasnya.Komunikasi interpersonal akan berjalan dengan baik apabila dilakukan

dengan beberapa keterampilan. Suranto AW (2011:94) menyatakan ada beberapa

keterampilan yang harus dikuasai dalam komunikasi interpersonaldiantaranya :

1. Keterampilan Berbicara
2. Keterampilan Bertanya
3. Keterampilan Membuka Pintu Komunikasi
4. Keterampilan Menjaga Sopan Santun
5. Keterampilan Meminta Maaf Pada Saat Merasa Bersalah
6. Cepat Tanggap dan Bertanggung Jawab
7. Perhatian dan Kepedulian
8. Memiliki Empati
9. Mendengarkan. (Suranto AW, 2011:94)

Kepuasan pengguna akan tercapai apabila seorang pustakawan memiliki

keterampilan komunikasi seperti yang di sebutkan diatas dan pustakawan

dinyatakan berhasil dalam pelayannanya apabila pengguna mendapatkan kepuasan

dalam pelayanan yang di berikan pustakawan tersebut.

19

Universitas Sumatera Utara


2.8. Hambatan Dalam Komunikasi Interpersonal
Meskipun kita sudah berusaha untuk berkomunikasi dengan sebaik-

baiknya, namun komunikasi dapat menjadi gagal karena berbagai alasan. Usaha

untuk berkomunikasi secara efektif kadang diganggu oleh hambatan tertentu.

Einsberg (2010) dikutip oleh Liliweri menjelakan bahwa ada empat hambatan

komunikasi efektif, yaitu sebagai berikut:

1. Hambatan proses
Setiap langkah dalam proses komunikasi memang diperlukan untuk
menghasilkan komunikasi yang efektif meskipun sangat sering kita
berhadapan dengan komunikasi yang tidak efektif.
2. Hambatan fisik
Salah satu hambatan utama komunikasi antarpersonal adalah penghalang
lingkungan fisik. Hambatan fisik ini terjadi karena jarak geografis atau
ruang antara pengirim dan penerima yang jauh (meskipun dapat di atasi
dengan media) yang membuat orang tidak bisa berkomunikasi dengan
cepat dan leluasa.
3. Hambatan Semantik
Hambatan semantik ini berumber dari bahasa yang digunakan anatara
pengirim dan penerima pesan. Kata-kata yang kita pilih mungkin tidak
cocok secara denotatif namun tidak sesuai menurut ruang sosial,
psikologis atau waktu sehingga penerima memeberikan konotasi yang
berbeda dari apa yang dimaksudkan oleh pengirim.
4. Hambatan Psikologis
Sekurang-kurangnya kita mengenal tiga konsep penting yang berhubungan
dengan hambatan psikologis dan sosial, yaitu bidang pengalaman,
penyaringan dan jarak psikologis. (Antos, 2011). Hambatan psikologis lain
adalah emosi. Setiap orang mempunyai emosi, tinggi atau rendahnya
emosi tergantung dari pengaruh faktor internal maupun ekxternal terhadap
individu. (Liliweri, 2015: 459-461).
Sedangkan Suranto (2011) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menghambat

efektivitas komunikasi interpersonal adalah sebagai berikut:

1. Kredibilitas komunikator rendah


Komunikator yang tidak berwibawa di hadapan komunikan, menyebabkan
berkurangnya perhatian komunikan terhadapt komunikator.
2. Kurang memahami latar belakang sosial dan budaya, nilai-nilai sosial,
budaya yang berlaku di suatu komunitas atau di masyarakat harus
diperhatikan, sehingga komunikator dapat menyampaikan pesan dengan

20

Universitas Sumatera Utara


baik, tidak bertentangan dengan nilai-nalai sosial budaya yang berlaku.
Sebaliknya, antara pihak-pihak yang berkomunikasi perlu menyesuaikan
diri dengan kebiasaan yang berlaku.
3. Kurang memahami karakteristik komunikan.
Karakteristik komunikan meliputi tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin,
dan sebagainya perlu dipahami oleh komunikator. Apabila komunikator
kurang memahami, cara komunikasi yang dipilih mungkin tidak sesuai
dengan karakteristik komunikan dan hal ini dapat menghambat
komunikasi karena dapat menimbulkan kesalah pahaman.
4. Prasangka buruk dan prasangka negatif antara pihak-pihak yang terlibat
komunikasi harus dihindari, karena dapat mendorong ke arah sikap apatis
dan penolakan.
5. Komunikasi satu arah yang dimaksud komunikasi berjalan satu arah, dari
komunikator kepada komunikan terus-menerus dari awal sampai akhir,
menyebabkan hilangnya kesempatan komunikan untuk meminta
penjelasan terhadap hal-hal yang belum dimengerti.
6. Tidak digunakan media yang tepat maksudnya pilihan penggunaan media
yang tidak tepat dapat menyebabkan pesan yang disampaikan sukar
dipahami oleh komunikan.
7. Perbedaan persepsi
Apabila pesan yang dikirimkan oleh komunikator dipersepsi sama oleh
komunikan, maka keberhasilan komunikasi menjadi lebih baik. Namun,
perbedaan latar belakang sosial budaya, sering kali mengakibatkan
perbedaan persepsi, karena semakin besar perbedaan latar belakang
budaya, semakin besar pula pengalaman bersama.(Suranto, 2011: 86-87).
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa ada berbagai macam

hambatan dalam komunikasi interpersonal. Hambatan tersebut akan berpengaruh

dalam penerimaan pesan yang dapat mengakibatkan komunikasi interpersonal

tidak berjalan dengan baik, oleh karena itu dalam melakukan komunikasi

interpersonal harus menghindari atau mengantisipasi hambata-hambatan tersebut

agar komunikasi interpersonal dapat berjalan baik dan tujuan yang ingin dicapai

dapat terwujud.

21

Universitas Sumatera Utara


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan

efektivitas komunikasi interpersonal berdasarkan humanistic models di

perpustakaan Politeknik Negeri Medan. Tujuan dari penelitian deskriptif untuk

menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai fakta-fakta dan

karakteristik dari populasi atau mengenai bidang yang diteliti.

Menurut sugiyono (2016, 35) Metode penelitian deskriptif adalah metode

yang dilakukan pada nilai variabel mandiri, baik pada satu variabel atau lebih

tanpa membuat perbandingan variabel yang satu dengan yang lain”. Sedangkan

menurut Hikmawati (2017, 89) penelitian deskriptif merupakan penelitian bukan

eksperimen, karena tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi

hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala, atau

keadaan. Memang ada kalanya dalam penelitian mungkin juga membuktikan

dugaan tetapi tidak terlalu lazim. Umumya bahwa penelitian deskriptif tidak

dimaksudkan untuk menguji hipotesis.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Politeknik Negeri Medan, yang

beralamat di Jl. Almamater No. 1 Kampus USU Medan

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi dan sampel merupakan sumber utama untuk memperoleh data

dalam suatu penelitian, populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah:

22

Universitas Sumatera Utara


3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian.(Arikunto, 2010:

173). Populasi pada penelitian adalah seluruh anggota aktif di perpustakaan

Politeknik Negeri Medan yang terdaftar aktif sebanyak 6.020 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi, tidak akan ada sampel jika tidak ada

populasi. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik pengambilan

sampel (Nonprobability sampling). Menurut Hikmawati, (2017,

62)“Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberipeluang/kesempatan sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk

dipilihmenjadi anggota sampel.”

Sumber data sampel dipilih dengan menggunakan teknik

SamplingInsidental. Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel

berdasarkankebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu

denganpeneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulanditemui itu cocok sebagai sumber data. Populasi dalam penelitian yang

besar,maka peneliti membatasi populasi untuk di jadikan sampel. Penentuan

jumlahsampel dari populasi peneliti menggunakan rumus Slovin yaitu:

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = populasi

23

Universitas Sumatera Utara


e = taraf kesalahan sebesar 10%

Sesuai dengan rumus Slovin, maka dapat diperoleh sampel penelitian

sebagai berikut:

Berdasarkan rumus Slovin dapat diketahui jumlah sampel penelitian

adalah sebanyak 98 orang. Karena populasi bersumber dari jumlah pengguna

perpustakaan, maka teknik yang digunakan untuk menentukan individu sampel

adalah dengan menggunakan teknik Sampling accidental..

3.4 Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui pengisian

angket yang dijadikan sebagai instrumen penelitian.

2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer yang bersumber

dari buku, jurnal, serta dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan

masalah penelitian.

24

Universitas Sumatera Utara


3.5. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Angket

Yaitu dengan menyebarkan angket kepada para responden yang dalam

adalah pegawai Perpustakaan Politeknik Negeri Medan. Angket dibuat

dalam bentuk pernyataan yang bersifat tertutup dan setiap responden

diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang ditentukan.

2. Study Kepustakaan (Library Research)

Study kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data skunder, diperoleh

dari bahan pustaka yang memuat teori tentang komunikasi interpersonal.

3.6 Analisis Data


Data yang dikumpul dari penyebaran angket dianalisis dengan

menggunakan metode deskriptif. Data yang diperoleh ditabulasi dengan

menyusun ke dalam teks kemudian dihitung persentasenya selanjutnya dianalisis

dan diinterpretasikan. Menurut (Arikunto, 2000, 349) untuk menghitung

persentase jumlah dari responden penelitian ini menggunakan rumus sebagai

berikut:

p= f/n x 100 %

Keterangan:

p : persentase

f : jumlah jawaban yang diperoleh

n : jumlah responden

25

Universitas Sumatera Utara


Untuk menafsirkan besarnya persentase yang didapatkan dari tabulasi data,

penulis menggunakan metode penafsiran yang dikemukan oleh (Arikunto, 2000,

349) sebagai acuan interpretasi. Interpretasi yang dikemukakan adalah sebagai

berikut:

1. 1-25 % : Sebagian kecil

2. 26-49 % : Hampir setengah

3. 50 % : Setengah

4. 51-75 % : Sebagian besar

5. 76-99 % : Pada umumnya

6. 100 % : Seluruhnya

26

Universitas Sumatera Utara


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan angket yang

ditujukan bagi pengguna Perpustakaan Politeknik Negeri Medan. Angket

disebarkan kepada 98 orang responden. Melalui angket tersebut dapat diketahui

mengenai efektivitas komunikasi interpersonal pustakawan berdasarkan

humanistic models dalam melayani penggunadi Perpustakaan Politeknik Negeri

Medan.

Analisis deskriptif dalam pembahasan ini berdasarkan indikator - indikator

yang diukur antara lain:

1. Keterbukaan (openness),

2. Sikap positif (positiveness),

3. Empati (empathy),

4. Sikap mendukung (suportiveness),

5. Kesetaraan (equality).

4.2 Efektivitas Komunikasi Interpersonal Pustakawan Berdasarkan


Humanistic Models Pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan

4.2.1 Keterbukaan (Openness)

Indikator mengenai keterbukaan (openness) pada penelitian ini diukur

dengan angket yang berjumlah 4 item pernyataan yaitu sebagai berikut :

27

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4. 1 Pustakawan menerima dengan terbuka masukan yang diberikan
pengguna

JAWABAN
PILIHAN RESPONDEN
NO PERNYATAAN
JAWABAN
f %
Pustakawan menerima Sangat Setuju 17 17,4
dengan terbuka masukan Setuju 75 76,5
yang diberikan pengguna Kurang Setuju 6 6,1
Tidak Setuju 0 0
1
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa 17 responden atau

17,4% menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan menerima dengan terbuka

masukan yang diberikan pengguna, 75 responden atau 76,5 % menyatakan setuju,

6 responden atau 6,1% menyatakan kurang setuju, tidak ada atau 0% yang

menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pada umumnya (76,5 %)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (6,1%) menyatakan kurang

setuju bahwa pustakawan menerima dengan terbuka masukan yang diberikan

pengguna yang berkunjung dan membaca di Perpustakaan Politeknik Negeri

Medan. Apabila pustakawan terbuka dalam menerima masukan dari pemustaka

yang berkunjung maka komunikasi interpersonal yang terjadi juga berjalan baik

dan pengguna merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh pustakawan di

Perpustakaan Politeknik Negeri Medan.

28

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4. 2 Pustakawan menerima kritik dan saran

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Sangat Setuju 23 23,5
Pustakawan menerima Setuju 67 68,4
kritik dan saran Kurang Setuju 6 6,1
2
Tidak Setuju 2 2
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa 23 responden atau

23,5% menyatakan sangat setuju bahwa Pustakawan menerima kritik dan saran

dari pengguna, 67 responden atau 68,4% menyatakan setuju, 6 responden atau

6,1% menyatakan kurang setuju, 2 responden atau 2,0%, tidak ada atau 0% yang

menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (68,4%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (2%) menyatakan tidak setuju

bahwa pustakawan menerima kritik dan saran dari pengguna yang berkunjung dan

membaca di Perpustakaan Politeknik Negeri Medan.

Tabel 4. 3 Pustakawan bersikap jujur kepada pengguna dalam


berkomunikasi

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawan bersikap Sangat Setuju 30 30,6
jujur kepada pengguna Setuju 63 64,3
dalam berkomunikasi Kurang Setuju 5 5,1
3
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 98 100

29

Universitas Sumatera Utara


Dari data pada tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa 30 responden atau

30,6% menyatakan sangat setuju bahwa Pustakawan bersikap jujur kepada

pengguna dalam berkomunikasi, 63 responden atau 64,3% menyatakan setuju, 5

responden atau 5,1% menyatakan kurang setuju, tidak ada atau 0% yang

menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (64,3 %)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (5,1%) menyatakan kurang

setuju bahwa Pustakawan bersikap jujur kepada pengguna yang berkunjung ke

Perpustakaan Politeknik Negeri Medan.

Tabel 4. 4 Pustakawan bertanggung jawab dengan pesan yang disampaikan


saat berkomunikasi

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawanbertanggun Sangat Setuju 30 30,6
g jawab dengan pesan Setuju 67 68,4
yang disampaikan saat Kurang Setuju 1 1,0
4 berkomunikasi Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa 30 responden atau

30,6% menyatakan sangat setuju bahwa Pustakawanbertanggung jawab dengan

pesan yang disampaikan saat berkomunikasi, 67 responden atau 68,4%

menyatakan setuju, 1 responden atau 1% menyatakan kurang setuju, tidak ada

responden atau 0%, yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (68,4%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (1%) menyatakan kurang setuju

30

Universitas Sumatera Utara


bahwa pustakawan bertanggung jawab dengan pesan yang disampaikan saat

berkomunikasi kepada pengguna yang berkunjung dan membaca di Perpustakaan

Politeknik Negeri Medan.

4.2.2 Empati (empathy)

Indikator mengenai Empati (empathy)pada penelitian ini diukur dengan

angket yang berjumlah 4 item pernyataan yaitu sebagai berikut :

Tabel 4. 5 Pustakawan merasakan apa yang dirasakan pengguna saat


berkomunikasi

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawan merasakan Sangat Setuju 14 14,3
apa yang dirasakan Setuju 65 66,4
pengguna saat Kurang Setuju 16 16,3
5 berkomunikasi Tidak Setuju 2 2
Sangat Tidak Setuju 1 1
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa 14 responden atau

14,3% menyatakan sangat setuju bahwa Pustakawan merasakan apa yang

dirasakan pengguna saat berkomunikasi, 65 responden atau 66,4% menyatakan

setuju, 16 responden atau 16,3% menyatakan kurang setuju, 2 responden atau 2%,

yang menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 1% menyatakan sangat tidak

setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (66,4 %)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (1%) menyatakan sangat tidak

setuju bahwa pustakawan merasakan apa yang dirasakan pengguna saat

31

Universitas Sumatera Utara


berkomunikasi dengan pengguna yang berkunjung ke perpustakaan Politeknik

Negeri Medan.

Tabel 4. 6 Pustakawan memahami baik secara emosi maupun secara


intelektual apa yang dialami pengguna

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawan memahami Sangat Setuju 13 13,3
baik secara emosi Setuju 55 56,1
maupun secara Kurang Setuju 20 20,4
6 intelektual apa yang Tidak Setuju 7 7,1
pernah dialami Sangat Tidak Setuju
pengguna. 3 3,1
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa 13 responden atau

13,3% menyatakan sangat setuju bahwa Pustakawan memahami baik secara emosi

maupun secara intelektual apa yang pernah dialami pengguna, 55 responden atau

56,1% menyatakan setuju, 20 responden atau 20,4% menyatakan kurang setuju, 7

responden atau 7,1% yang menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 3,1%

menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (56,1%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (3,1%) menyatakan sangat tidak

setuju bahwa pustakawan memahami baik secara emosi maupun secara intelektual

apa yang dialami pengguna yang berkunjung ke perpustakaan Politeknik Negeri

Medan.

32

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4. 7 Pustakawan mampu memahami perasaan dan sikap pengguna
dalam berkomunikasi

JAWABAN
PILIHAN RESPONDEN
NO PERNYATAAN
JAWABAN
f %
Pustakawan mampu
memahami perasaan dan Sangat Setuju 7 7,1
sikap pengguna dalam
berkomunikasi Setuju 72 73,5

Kurang Setuju 16 16,3


7
Tidak Setuju 3 3,1

Sangat Tidak Setuju 0 0

Total 98 100

Dari data pada tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa 7 responden atau

7,1% menyatakan sangat setuju bahwa Pustakawan mampu memahami perasaan

dan sikap pengguna dalam berkomunikasi, 72 responden atau 73,5% menyatakan

setuju, 16 responden atau 16,3% menyatakan kurang setuju, 3 responden atau

3,1% yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden atau 0% menyatakan

sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa Sebagian besar (73,5%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (3,1%) menyatakan tidak setuju

bahwa pustakawan mampu memahami perasaan dan sikap pengguna yang

berkunjung ke perpustakaan Politeknik Negeri Medan.

33

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4. 8 Pustakawan mampu mengekpresikan rasa empatinya kepada
pengguna dalam berkomunikasi

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawan mampu Sangat Setuju 17 17,4
mengekpresikan rasa Setuju 59 60,2
empatinya kepada Kurang Setuju 21 21,4
8 pengguna dalam Tidak Setuju 1 1
berkomunikasi Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa 17 responden atau

17,4% menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan mampu mengekpresikan rasa

empatinya kepada pengguna dalam berkomunikasi, 59 responden atau 60,2%

menyatakan setuju, 21 responden atau 21,4% menyatakan kurang setuju, 1

responden atau 1% yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada responde

n atau 0% menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (60,2%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (1%) menyatakan tidak setuju

bahwa pustakawan mampu mengekpresikan rasa empatinya kepada pengguna

yang berkunjung ke perpustakaan Politeknik Negeri Medan.

4.2.3 Sikap Mendukung (Suportiveness)

Indikator mengenai Sikap mendukung (suportiveness)pada penelitian ini

diukur dengan angket yang berjumlah 4 item pernyataan yaitu sebagai berikut :

34

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4. 9 Pustakawan mampu membuat suasana akrab dan bersahabat
dengan pengguna dalam berkomunikasi

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawan mampu
membuat suasana Sangat Setuju 15 15,3
akrab dan bersahabat
dengan pengguna Setuju 49 50
dalam berkomunikasi
Kurang Setuju 21 21,4
9
Tidak Setuju 10 10,2

Sangat Tidak Setuju 3 3,1

Total 98 100

Dari data pada tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa 15 responden atau

15,3% menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan mampu membuat suasana

akrab dan bersahabat dengan pengguna dalam berkomunikasi, 49 responden atau

50% menyatakan setuju, 21 responden atau 21,4% menyatakan kurang setuju, 10

responden atau 10,2% yang menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 3,1%

menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa setengah (50%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (3,1%) menyatakan sangat tidak

setuju bahwa pustakawan mampu membuat suasana akrab dan bersahabat dengan

pengguna yang berkunjung ke perpustakaan Politeknik Negeri Medan.

35

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4. 10 Pustakawan menggunakan kata-kata atau kalimat yang
deskriptif dan tidak memberi penilaian kepada pengguna saat
berkomunikasi

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawan Sangat Setuju 21 21,4
menggunakan kata-
kata atau kalimat yang Setuju 62 63,3
deskriptif dan tidak Kurang Setuju 12 12,2
10 memberi penilaian
kepada pengguna saat Tidak Setuju 3 3,1
berkomunikasi Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa 21 responden atau

21,4% menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan menggunakan kata-kata atau

kalimat yang deskriptif dan tidak memberi penilaian kepada pengguna saat

berkomunikasi, 62 responden atau 63,3% menyatakan setuju, 12 responden atau

12,2% menyatakan kurang setuju, 3 responden atau 3,1% yang menyatakan tidak

setuju dan tidak ada responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (63,3%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (3,1%) menyatakan tidak setuju

bahwa pustakawan menggunakan kata-kata atau kalimat yang deskriptif dan tidak

memberi penilaian kepada pengguna saat berkomunikasi dengan pengguna yang

berkunjung ke perpustakaan Politeknik Negeri Medan.

36

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4. 11 Pegawai fleksibel dan tidak kaku dalam berkomunikasi

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawan fleksibel Sangat Setuju 26 26,5
dan tidak kaku dalam Setuju 61 62,3
berkomunikasi Kurang Setuju 10 10,2
11
Tidak Setuju 1 1
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa 26 responden atau

26,5% menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan fleksibel dan tidak kaku

dalam berkomunikasi, 61 responden atau 62,3% menyatakan setuju, 10 responden

atau 10,2% menyatakan kurang setuju, 1 responden atau 1% yang menyatakan

tidak setuju dan tidak ada responden atau 0% menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (62,3%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (1%) menyatakan tidak setuju

bahwa pustakawan fleksibel dan tidak kaku dalam berkomunikasi dengan

pengguna yang berkunjung ke perpustakaan Politeknik Negeri Medan.

Tabel 4. 12 Pustakawan memberikan dukungan kepada pengguna untuk


terus berkunjung ke perpustakaan

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Sangat Setuju 23 23,5
Pustakawan Setuju 54 55,1
memberikan dukungan Kurang Setuju 16 16,3
12 kepada pengguna untuk Tidak Setuju 4 4,1
terus berkunjung ke Sangat Tidak Setuju 1 1
perpustakaan
Total 98 100

37

Universitas Sumatera Utara


Dari data pada tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa 23 responden atau

23,5% menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan memberikan dukungan

kepada pengguna untuk terus berkunjung ke perpustakaan, 54 responden atau

55,1% menyatakan setuju, 16 responden atau 16,3% menyatakan kurang setuju, 4

responden atau 4,1% yang menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 1%

menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (55,1%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (1%) menyatakan sangat tidak

setuju bahwa pustakawan memberikan dukungan kepada pengguna untuk terus

berkunjung ke perpustakaan Politeknik Negeri Medan.

4.2.4 Sikap Positif (Positiveness)

Indikator mengenai Sikap positif (positiveness)pada penelitian ini diukur

dengan angket yang berjumlah 3 item pernyataan yaitu sebagai berikut :

Tabel 4. 13 Pustakawan mampu menunjukkan sikap yang positif kepada


pengguna saat berkomunikasi

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawan mampu Sangat Setuju 23 23,5
menunjukkan sikap Setuju 66 67,4
yang positif kepada Kurang Setuju 6 6,1
pengguna saat Tidak Setuju 2 2
13 berkomunikasi Sangat Tidak Setuju 1 1
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa 23 responden atau

23,5% menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan mampu menunjukkan sikap

38

Universitas Sumatera Utara


yang positif kepada pengguna saat berkomunikasi, 66 responden atau 67,5%

menyatakan setuju, 6 responden atau 6,1% menyatakan kurang setuju, 2

responden atau 2% yang menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 1%

menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (67,4%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (1%) menyatakan sangat tidak

setuju bahwa pustakawan mampu menunjukkan sikap yang positif kepada

pengguna saat berkomunikasi dengan pengguna yang berkunjung ke perpustakaan

Politeknik Negeri Medan.

Tabel 4. 14 Pustakawan menghargai pengguna dalam berkomunikasi

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawan Sangat Setuju 16 16,3
menghargai pengguna Setuju 76 77,6
dalam berkomunikasi Kurang Setuju 6 6,1
14
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa 16 responden atau

16,3% menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan menghargai pengguna dalam

berkomunikasi, 76 responden atau 77,6% menyatakan setuju, 6 responden atau

6,1% menyatakan kurang setuju, tidak ada responden atau 0% yang menyatakan

tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa pada umumnya (77,6%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (6,1%) menyatakan kurang

39

Universitas Sumatera Utara


setuju bahwa pustakawan menghargai pengguna dalam berkomunikasi dengan

pengguna yang berkunjung ke perpustakaan Politeknik Negeri Medan.

Tabel 4. 15 Pustakawan menjalin kerjasama yang baik dengan pengguna


dalam berkomunikasi

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawan menjalin Sangat Setuju 20 20,4
kerjasama yang baik
Setuju 72 73,5
dengan pengguna
dalam berkomunikasi Kurang Setuju 6 6,1
15
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.15 di atas dapat diketahui bahwa 20 responden atau

20,4% menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan menjalin kerjasama yang

baik dengan pengguna dalam berkomunikasi, 72 responden atau 73,5%

menyatakan setuju, 6 responden atau 6,1% menyatakan kurang setuju, tidak ada

responden atau 0% yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (73,5%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (6,1%) menyatakan kurang

setuju bahwa pustakawan menjalin kerjasama yang baik dengan pengguna dalam

berkomunikasi dengan pengguna yang berkunjung ke perpustakaan Politeknik

Negeri Medan.

40

Universitas Sumatera Utara


4.2.5 Kesetaraan (equality)

Indikator mengenai kesetaraan (equality)pada penelitian ini diukur dengan

angket yang berjumlah 3 item pernyataan yaitu sebagai berikut :

Tabel 4. 16 Pustakawan tidak memaksakan kehendak terhadap pengguna

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawan tidak Sangat Setuju 20 20,4
memaksakan kehendak Setuju 72 73,5
terhadap pengguna Kurang Setuju 6 6,1
16
Tidak Setuju 0 0
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa 20 responden atau

20,4% menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan tidak memaksakan kehendak

terhadap pengguna, 72 responden atau 73,5% menyatakan setuju, 6 responden

atau 6,1% menyatakan kurang setuju, tidak ada responden atau 0% yang

menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (73,5%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (6,1%) menyatakan kurang

setuju bahwa pustakawan tidak memaksakan kehendak terhadap pengguna dalam

berkomunikasi dengan pengguna yang berkunjung ke perpustakaan Politeknik

Negeri Medan.

41

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4. 17 Pustakawan tidak membedakan pengguna yang berbeda gender
dan status sosial

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawan tidak
Sangat Setuju 37 37,8
membedakan pengguna
yang berbeda gender Setuju 60 61,2
dan status sosial
Kurang Setuju 0 0
17
Tidak Setuju 1 1
Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.17 di atas dapat diketahui bahwa 37 responden atau

37,8% menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan tidak membedakan pengguna

yang berbeda gender dan status sosial, 60 responden atau 61,2% menyatakan

setuju, tidak ada responden atau 0% menyatakan kurang setuju, 1 responden atau

1% yang menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden atau 0% yang

menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (61,2%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (1%) menyatakan tidak setuju

bahwa pustakawan tidak membedakan pengguna yang berbeda gender dan status

sosialdalam berkomunikasi dengan pengguna yang berkunjung ke perpustakaan

Politeknik Negeri Medan.

42

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4. 18 Pustakawan mampu meyakinkan pengguna bahwa kehadiran
mereka di perpustakaan sangat penting

JAWABAN
NO PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN RESPONDEN
f %
Pustakawan mampu Sangat Setuju 20 20,4
meyakinkan pengguna Setuju 58 59,2
bahwa kehadiran Kurang Setuju 18 18,4
18 mereka di perpustakaan Tidak Setuju 1 1
sangat penting Sangat Tidak Setuju 1 1
Total 98 100

Dari data pada tabel 4.18 di atas dapat diketahui bahwa 20 responden atau

20,4% menyatakan sangat setuju bahwa pustakawan mampu meyakinkan

pengguna bahwa kehadiran mereka di perpustakaan sangat penting 58 responden

atau 59,2% menyatakan setuju, 18 responden atau 18,4% menyatakan kurang

setuju, 1 responden atau 1% yang menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau

1% yang menyatakan sangat tidak setuju.

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar (59,2%)

responden menyatakan setuju dan sebagian kecil (1%) menyatakan tidak setuju

dan sangat tidak setuju bahwa pustakawan mampu meyakinkan pengguna bahwa

kehadiran mereka di perpustakaan sangat penting dalam berkomunikasi dengan

pengguna yang berkunjung ke perpustakaan Politeknik Negeri Medan.

43

Universitas Sumatera Utara


4.3 Rangkuman Penelitian
Adapun rangkuman hasil penelitian berdasarkan hasil perhitungan data

yang telah dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut:

NO. Indikator Sub Indikator Hasil Penelitian


1 Keterbukaan (Openness) Pustakawan Pada umumnya
menerima dengan (76,5 %) responden
terbuka masukan menyatakan setuju
yang diberikan bahwa pustakawan
pengguna menerima dengan
terbuka masukan
yang diberikan
pengguna yang
berkunjung dan
membaca di
Perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan
Pustakawan Sebagian besar
menerima kritik (68,4%) responden
dan saran menyatakan setuju
bahwa pustakawan
menerima kritik
dan saran dari
pengguna yang
berkunjung dan
membaca di
Perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.
Pustakawan Sebagian besar
bersikap jujur (64,3 %) responden
kepada pengguna menyatakan setuju
dalam bahwa Pustakawan
berkomunikasi bersikap jujur
kepada pengguna
yang berkunjung ke
Perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.
Pustakawan Sebagian besar
bertanggung jawab (68,4%) responden
dengan pesan yang menyatakan setuju

44

Universitas Sumatera Utara


NO. Indikator Sub Indikator Hasil Penelitian
disampaikan saat bahwa pustakawan
berkomunikasi bertanggung jawab
dengan pesan yang
disampaikan saat
berkomunikasi
kepada pengguna
yang berkunjung
dan membaca di
Perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan
2 Empati (empathy) Pustakawan sebagian besar
merasakan apa (66,4 %)
yang dirasakan responden
penggunasaat menyatakan setuju
berkomunikasi bahwa pustakawan
merasakan apa
yang dirasakan
pengguna saat
berkomunikasi
dengan pengguna
yang berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan
Pustakawan Sebagian besar
memahami baik (56,1%) responden
secara emosi menyatakan setuju
maupun secara bahwa pustakawan
intelektual apa memahami baik
yang dialami secara emosi
pengguna. maupun secara
intelektual apa
yang dialami
pengguna yang
berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.

Pustakawan Sebagian besar


mampu memahami (73,5%) responden
perasaan dan sikap menyatakan setuju
pengguna dalam dan bahwa

45

Universitas Sumatera Utara


NO. Indikator Sub Indikator Hasil Penelitian
berkomunikasi pustakawan
mampu memahami
perasaan dan sikap
pengguna yang
berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.
Pustakawan Sebagian besar
mampu (60,2%) responden
mengekpresikan menyatakan setuju
rasa empatinya bahwa pustakawan
kepada pengguna mampu
dalam mengekpresikan
berkomunikasi rasa empatinya
kepada pengguna
yang berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.
3 Sikap mendukung Pustakawan Setengah (50%)
(suportiveness) mampu membuat responden
suasana akrab dan menyatakan setuju
bersahabat dengan bahwa pustakawan
pengguna dalam mampu membuat
berkomunikasi suasana akrab dan
bersahabat dengan
pengguna yang
berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.
Pustakawan Sebagian besar
menggunakan kata- (63,3%) responden
kata atau kalimat menyatakan setuju
yang deskriptif dan bahwa pustakawan
tidak memberi menggunakan kata-
penilaian kepada kata atau kalimat
pengguna saat yang deskriptif dan
berkomunikasi tidak memberi
penilaian kepada
pengguna saat
berkomunikasi
dengan pengguna

46

Universitas Sumatera Utara


NO. Indikator Sub Indikator Hasil Penelitian
yang berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.

Pustakawan sebagian besar


fleksibel dan tidak (62,3%) responden
kaku dalam menyatakan setuju
berkomunikasi bahwa pustakawan
fleksibel dan tidak
kaku dalam
berkomunikasi
dengan pengguna
yang berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.
Pustakawan Sebagian besar
memberikan (55,1%) responden
dukungan kepada menyatakan setuju
pengguna untuk bahwa pustakawan
terus berkunjung ke memberikan
perpustakaan dukungan kepada
pengguna untuk
terus berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.
4 Sikap positif (positiveness) Pustakawan sebagian besar
mampu (67,4%) responden
menunjukkan sikap menyatakan setuju
yang positif kepada bahwa pustakawan
pengguna saat mampu
berkomunikasi menunjukkan sikap
yang positif kepada
pengguna saat
berkomunikasi
dengan pengguna
yang berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.
Pustakawan Pada umumnya
menghargai (77,6%) responden

47

Universitas Sumatera Utara


NO. Indikator Sub Indikator Hasil Penelitian
pengguna dalam menyatakan setuju
berkomunikasi bahwa pustakawan
menghargai
pengguna dalam
berkomunikasi
dengan pengguna
yang berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.
Pustakawan Sebagian besar
menjalin kerjasama (73,5%) responden
yang baik dengan menyatakan setuju
pengguna dalam bahwa pustakawan
berkomunikasi menjalin kerjasama
yang baik dengan
pengguna dalam
berkomunikasi
dengan pengguna
yang berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.

5 Kesetaraan (equality) Pustakawan tidak Sebagian besar


memaksakan (73,5%) responden
kehendak terhadap menyatakan setuju
pengguna bahwa pustakawan
tidak memaksakan
kehendak terhadap
pengguna dalam
berkomunikasi
dengan pengguna
yang berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.
Pustakawan tidak sebagian besar
membedakan (61,2%) responden
pengguna yang menyatakan setuju
berbeda gender dan bahwa pustakawan
status sosial tidak membedakan
pengguna yang
berbeda gender dan

48

Universitas Sumatera Utara


NO. Indikator Sub Indikator Hasil Penelitian
status sosialdalam
berkomunikasi
dengan pengguna
yang berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.
Pustakawan Sebagian besar
mampu (59,2%) responden
meyakinkan menyatakan setuju
pengguna bahwa bahwa pustakawan
kehadiran mereka mampu
di perpustakaan meyakinkan
sangat penting pengguna bahwa
kehadiran mereka
di perpustakaan
sangat penting
dalam
berkomunikasi
dengan pengguna
yang berkunjung ke
perpustakaan
Politeknik Negeri
Medan.

49

Universitas Sumatera Utara


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Dilihat dari indikator keterbukaan (openness), responden menilai

pustakawan pada perpustakaan Politeknik Negeri Medan mampu

menerima masukan dari pengguna, menerima kritik dan saran dari

pengguna, bersikap jujur dan bertanggung jawab dengan pesan yang

disampaikan kepada pengguna.

2. Dilihat dari indikator sikap empati (empathy), pustakawan dinilai kurang

mampu memahami apa yang dirasakan pengguna baik secara emosi

maupun secara intelektual.

3. Dilihat dari indikator mendukung (suportiveness), pustakawan dinilai

belum sepenuhnya mendukung pengguna, dimana terlihat dari hasil

penelitian, responden menilai pustakawan belum mampu membuat

suasana akrab dan bersahabat dengan pengguna dan kurangnya dukungan

yang diberikan pustakawan kepada pengguna yang berkunjung ke

perpustakaan Politeknik Negeri Medan.

4. Dilihat dari indikator sikap positif (Positiveness), pustakawan di

perpustakaan Politeknik Negeri Medan dinilai mampu menunjukkan sikap

yang positif kepada pengguna, menghargai pengguna dan dapat menjalin

50

Universitas Sumatera Utara


kerjasama dengan pengguna yang berkunjung ke perpustakaan Politeknik

Negeri Medan.

5. Dilihat dari indikator kesetaraan (equality), pustakawan dinilai tidak

memaksakan kehendak terhadap pengguna, tidak membedakan pengguna

yang berbeda gender dan mampu dalam meyakinkan bahwa kehadiran

pengguna di perpustakaan Politeknik Negeri Medan sangat penting.

5.2 Saran
Dari kesimpulan di atas, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Pustakawan harus meningkat rasa empatinya kepada pengguna,

memahami pengguna baik secara emosi maupun secara intelektual, yakni

memahami apa yang menjadi motivasi dan tujuan pengguna berkunjung ke

perpustakaan agar pustakawan dapat memahami apa yang menjadi harapan

dan keinginan pengguna berkunjung ke perpustakaan Politeknik Negeri

Medan

2. Pustakawan harus memberikan dukungan kepada pengguna, menciptakan

suasana akrab dan bersahabat dengan pengguna, supaya tercipta hubungan

yang baik antara pustakawan dan pengguna dan senantiasa meningkatkan

minat pengguna berkunjung ke perpustakaan Politeknik Negeri Medan

51

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian Suatu pendekatan praktik.Edisi

Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.

Arni, Muhammad. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

AW Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Budyatna, Muhammad & Leila Mona Ganiem. 2011. Teori Komunikasi

Antarpribadi. Jakarta: Kencana

Cangara, Hafied. 2008.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo.

Cangara, Hafied. 2014. Perencanaan & Strategi Komunikasi. Edisi Revisi.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

DeVito, Joshep A. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Edisi Kelima. Jakarta:

Karisma Publising Group.

DeVito, Joshep A. 1995. The Interpersonal Communication Book.Sevent Edition.

New York: Harper Collins College Publishers.

DeVito, Joseph A. 2013. The Interpersonal Communication Book. 13th Edition.

Newyork: Pearson.

Effendy, Onong Uchjana. 2011. Ilmu Komunikasi teori dan praktek. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Hikmawati, Fenti. 2017. Metodologi penelitian. Depok: Rajawali Pers.

Irwansyah. 2017. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media

Liliweri, Alo. 2015. Komunikasi Antarpersonal.Jakarta: Kencana

52

Universitas Sumatera Utara


Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosda Karya

Sugiyono. 2016. Metode Penenlitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Yusup, Pawit M.. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta:

Bumi Aksara

53

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Lampiran 1
SURAT PENGANTAR

Yth. Saudara

Di Tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka penelitian untuk menyusun skripsi, bersama ini saya mohon

bantuan Saudara agar bersedia menjadi responden dalam penelitian yang saya

lakukan (angket terlampir). Angket ini ditujukan untuk diisi oleh Saudara dengan

menjawab seluruh pernyataan yang telah disediakan, perlu diketahui bahwa

jawaban yang diberikan tidak akan mempengaruhi nilai perkuliahan Saudara.

Saya mengharapkan jawaban yang Saudara berikan nantinya adalah jawaban yang

obyektif agar diperoleh hasil maksimal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui bagaimana efektivitas komunikasi interpersonal pustakawan

pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan. Judul dari penelitian ini adalah

“Efektivitas Komunikasi Interpersonal Berdasarkan Humanistic Models

Pada Perpustakaan Politeknik Negeri Medan”. Demikian surat pengantar ini

disampaikan, atas perhatian dan partisipasi yang diberikan saya ucapkan terima

kasih.

Medan,
Hormat Saya

Lorafina Br Padang
NIM 170723020

54

Universitas Sumatera Utara


I. Identitas Responden

1. No. Responden : (diisi oleh peneliti)

II. Petunjuk Pengisian

Berdasarkan atas pengalaman saudara, berilah tanda centang (√) pada salah

satu altenatif jawaban yang merefleksikan persepsi saudara pada setiap

pernyataan. Ada lima alternatif jawaban yang dapat saudara pilih, yaitu sebagai

berikut:

Sangat Setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia

JAWABAN
NO PERNYATAAN
SS S KS TS STS

A Keterbukaan (openness)

Pustakawan menerima dengan terbuka


1
masukan yang diberikan pengguna

2 Pustakawan menerima kritik dan saran

Pustakawan bersikap jujur kepada pengguna


3
dalam berkomunikasi

Pustakawan bertanggung jawab dengan pesan


4
yang disampaikan saat berkomunikasi

55

Universitas Sumatera Utara


B Empati (empathy)

Pustakawan merasakan apa yang dirasakan


5
penggunasaat berkomunikasi

Pustakawan memahami baik secara emosi

6 maupun secara intelektual apa yang dialami

pengguna.

Pustakawan mampu memahami perasaan dan


7
sikap pengguna dalam berkomunikasi

Pustakawan mampu mengekpresikan rasa

8 empatinya kepada pengguna dalam

berkomunikasi

C Sikap mendukung (suportiveness)

Pustakawan mampu membuat suasana akrab

9 dan bersahabat dengan pengguna dalam

berkomunikasi

Pustakawan menggunakan kata-kata atau

kalimat yang deskriptif dan tidak memberi


10
penilaian kepada pengguna saat

berkomunikasi

Pustakawan fleksibel dan tidak kaku dalam


11
berkomunikasi

Pustakawan memberikan dukungan kepada


12
pengguna untuk terus berkunjung ke

56

Universitas Sumatera Utara


perpustakaan

D Sikap positif (positiveness)

Pustakawan mampu menunjukkan sikap yang


13
positif kepada pengguna saat berkomunikasi

Pustakawan menghargai pengguna dalam


14
berkomunikasi

Pustakawan menjalin kerjasama yang baik


15
dengan pengguna dalam berkomunikasi

E Kesetaraan (equality)

Pustakawan tidak memaksakan kehendak


16
terhadap pengguna

Pustakawan tidak membedakan pengguna


17
yang berbeda gender dan status sosial

Pustakawan mampu meyakinkan pengguna

18 bahwa kehadiran mereka di perpustakaan

sangat penting

57

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2
TABULASI JAWABAN RESPONDEN

PILIHAN JAWABAN
NO.
SANGAT SETUJU SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
ANGKET
f % f % f % f % f %

1 17 17,4 75 76,5 6 6,1 0 0 0 0

2 23 23,5 67 68,4 6 6,1 2 2 0 0

3 30 30,6 63 64,3 5 5,1 0 0 0 0

4 30 30,6 67 68,4 1 1 0 0 0 0

5 14 14,3 65 66,4 16 16,3 2 2 1 1

6 13 13,3 55 56,1 20 18,4 7 5,1 3 1

7 7 7,1 72 73,5 16 16,3 3 3,1 0 0

8 17 17,4 59 60,2 21 21,4 1 1 0 0

58

Universitas Sumatera Utara


PILIHAN JAWABAN
NO.
SANGAT SETUJU SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU SANGAT TIDAK SETUJU
ANGKET
f % f % f % f % f %

9 15 15,3 49 50 21 21,4 10 10,2 3 3,1

10 21 21,4 62 63,3 12 12,2 3 3,1 0 0

11 26 26,5 61 62,3 10 10,2 1 1 0 0

12 23 23,5 54 55,1 16 16,3 4 4,1 1 1

13 23 23,5 66 67,4 6 6,1 2 2 1 1

14 16 16,3 76 77,6 6 6,1 0 0 0 0

15 20 20,4 72 73,5 6 6,1 0 0 0 0

16 20 20,4 72 73,5 6 6,1 0 0 0 0

17 37 37,8 60 61,2 0 0 1 1 0 0

18 20 20,4 58 59,2 18 18,4 1 1 1 1

59

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai