Anda di halaman 1dari 103

EFEKTIVITAS DISEMINASI INFORMASI REPOSITORY

DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG (UNP)

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi
untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang
Ilmu Perpustakaan dan Informasi

OLEH:

Tri Bery Ariani


130723016

DEPARTEMAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2015
LEMBARAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Efektivitas Diseminasi Informasi Repository di


Perpustakaan Universitas Negeri Padang
Oleh : Tri Bery Ariani
NIM : 130723016

Pembimbing I : Abdul Hafiz Harahap, S.Sos.,M.I.Kom.

Tanda Tangan :

Tanggal :

Pembimbing II : Laila Hadri Nasution, S.Sos.,M.P.

Tanda Tangan :

Tanggal :
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Efektivitas Diseminasi Informasi Repository di


Perpustakaan Universitas Negeri Padang
Oleh : Tri Bery Ariani
NIM : 130723016

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd.

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A.

Tanda Tangan :

Tanggal :
PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu
tulisan untuk memperoleh suatu klasifikasi tertentu atau dimuat pada media
publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan
pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan
tanda kutip.
ABSTRAK

Tri Bery Ariani. 2015. “Efektivitas Diseminasi Informasi Repository di


Perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP)”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas diseminasi


informasi repository di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP). Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik sampling
bola salju (snowball). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada
kepala perpustakaan UNP, ketua bagian IT dan pustakawan bagian IT serta
pemustaka.

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa diseminasi informasi repository di


Perpustakaan UNP belum efektif. Hal tersebut terlihat dari kurangnya sarana
komputer yang dimiliki dan jumlah staf ahli yang tidak memadai sehingga
diseminasi informasi tidak terlaksana dengan baik. Selain itu, pada bagian UNP
repository yang masih mengalami kendala dari segi isi dokumen yang disebarkan
hanya dalam bentuk abstrak saja, koleksi yang ada pada website UNP repository
kurang up to date, dan pada saat melakukan penelusuran melalui website UNP
repository sering mengalami error.

Kata kunci: Diseminasi informasi, repository

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Efektivitas Diseminasi Informasi Repository di

Perpustakaan Universitas Negeri Padang”. Skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat kelengkapan studi untuk menyelesaikan Program Sarjana Departemen

Studi Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda

tercinta Ir. Bakti Effendi dan Ibunda tercinta Rita Yulia S.Pd. yang telah

memberikan kasih sayang yang tiada akhir serta dukungan moril, doa, dan

semangat sehingga penulis memiliki semangat untuk menyelesaikan skripsi

sebagai tugas akhir.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena

itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty Kahar, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara.

ii
3. Bapak Abdul Hafiz Harahap, S.Sos.,M.I.Kom. selaku dosen

pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktu, serta penuh

kesabaran dalam memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.

4. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos.,M.P. selaku dosen pembimbing II,

yang telah banyak meluangkan waktu, serta penuh kesabaran dalam

memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.

5. Ibu Himma Dewiyana, S.T.,M.Hum. selaku dosen penguji I, yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Ishak, S.S, M.Hum. sebagai dosen penguji II, yang telah

memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh staff pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis

dan pegawai administrasi di Departemen Studi Perpustakaan dan

Informasi.

8. Bapak Pimpinan, ketua bagian IT, dan pustakawan perpustakaan

Universitas Negeri Padang (UNP).

9. Teristimewa untuk kakak-kakak, adik-adik dan sahabat-sahabat saya

yang telah banyak memberikan dukungan, semangat, dan senantiasa

mendoakan penulis selama ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat, dukungan,

bantuan dan doa selama ini.

iii
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua

pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2015
Penulis

Tri Bery Ariani


Nim: 130723016

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ..iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. ..vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ..vii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................5
1.5 Ruang Lingkup .............................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi ...................................................................6
2.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ..............................................7
2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi...............................................8
2.1.3 Pustakawan ........................................................................................10
2.1.4 Pemustaka..........................................................................................12
2.2 Pengertian Efektivitas ................................................................................13
2.3 Informasi ....................................................................................................13
2.3.1 Kebutuhan Informasi .........................................................................14
2.3.2 Sumber-sumber Informasi .................................................................16
2.4 Diseminasi Informasi .................................................................................18
2.4.1 Tujuan Diseminasi Informasi ............................................................19
2.4.2 Dasar-Dasar Diseminasi Informasi ...................................................19
2.4.3 Layanan Diseminasi Informasi ..........................................................20
2.4.4 Masalah dalam Diseminasi Informasi ...............................................22
2.4.5 Efektivitas Diseminasi Informasi ......................................................23
2.5 Grey Literature ...........................................................................................24
2.5.1 Jenis Grey Literature .........................................................................25
2.6 Repository ..................................................................................................26
2.6.1 Tujuan Repository .............................................................................27
2.6.2 Manfaat dan Fungsi Repository.........................................................28
2.6.3 Pengolahan dan Pengembangan Repository ......................................29
2.6.4 Proses Digitalisasi .............................................................................32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Metode Penelitian .......................................................................................34
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................34
3.3 Data dan Sumber Data................................................................................35
3.4 Teknik Pengumpulan Data .........................................................................36

v
3.5 Teknik Analisis Data ..................................................................................38
3.6 Pemeriksaan dan pengecekan keabsahan data ...........................................39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Karakteristik Informan ...............................................................................40
4.2 Kategori ......................................................................................................41
4.2.1 Diseminasi Informasi ......................................................................41
4.2.2 Koleksi yang di Diseminasi.............................................................42
4.2.3 Tujuan Diseminasi Informasi ..........................................................43
4.2.4 Masalah dalam Diseminasi Informasi .............................................44
4.2.5 Latar Belakang di Bangun UNP Repository....................................45
4.2.6 Kebijakan UNP Repository .............................................................46
4.2.7 Manfaat UNP Repository ................................................................47
4.2.8 Persiapan Pengolahan UNP Repository ..........................................48
4.2.9 Prosedur Kerja .................................................................................49
4.2.10 Isi Dokumen UNP Repository .........................................................51
4.2.11 Format File UNP Repository ...........................................................52
4.2.12 Langkah-langkah penelusuran.........................................................52
4.2.13 Kata Kunci dalam Menelusuri UNP Repository .............................55
4.2.14 Koleksi UNP Repository .................................................................56
4.2.15 Sistem ..............................................................................................56
4.2.16 Efektivitas Diseminasi Informasi Repository ..................................57
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian ......................................................................59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan.................................................................................................34
5.2 Saran ...........................................................................................................34

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

vi
DAFTAR TABEL

4.1 Karakteristik Informan ....................................................................................40


4.3 Rangkuman Hasil Penelitian ...........................................................................59

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Pedoman Wawancara ............................................................................


Lampiran 2: Pedoman Wawancara ............................................................................
Lampiran 3: Pedoman Wawancara ............................................................................
Lampiran 4: Transkip Wawancara ...........................................................................

viii
ABSTRAK

Tri Bery Ariani. 2015. “Efektivitas Diseminasi Informasi Repository di


Perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP)”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas diseminasi


informasi repository di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP). Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik sampling
bola salju (snowball). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kepada
kepala perpustakaan UNP, ketua bagian IT dan pustakawan bagian IT serta
pemustaka.

Hasil penelitian yang diperoleh bahwa diseminasi informasi repository di


Perpustakaan UNP belum efektif. Hal tersebut terlihat dari kurangnya sarana
komputer yang dimiliki dan jumlah staf ahli yang tidak memadai sehingga
diseminasi informasi tidak terlaksana dengan baik. Selain itu, pada bagian UNP
repository yang masih mengalami kendala dari segi isi dokumen yang disebarkan
hanya dalam bentuk abstrak saja, koleksi yang ada pada website UNP repository
kurang up to date, dan pada saat melakukan penelusuran melalui website UNP
repository sering mengalami error.

Kata kunci: Diseminasi informasi, repository

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,

dan karya rekam guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian,

informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, dan pelestarian khazanah budaya

bangsa. Begitupun dengan perpustakaan perguruan tinggi yang menjadi bagian

integral lembaga induk atau universitas. Selain itu, Perpustakaan perguruan tinggi

sebagai sumber informasi yang merupakan salah satu tempat acuan sivitas

akademika yang berperan sebagai perpustakaan perguruan tinggi yang

melaksanakan Tri Dharma, yaitu menyediakan dan memenuhi kebutuhan

informasi yang dibutuhkan sivitas akademika atau pemustaka, khususnya dalam

pelaksanaan kegiatan pendidikan, pengajaran, penelitian, pengabdian pada

masyarakat dan rekreasi intelektual.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika

pemustaka, maka perpustakaan berusaha untuk selalu memenuhi keinginan

pemustaka (dalam hal ini sivitas akademika). Sesuai dengan pelaksanaan Tri

Dharma perguruan tinggi, maka informasi yang disajikan berhubungan dengan

pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Selain itu, dalam

memenuhi kebutuhan informasi pemustaka maka perpustakaan perguruan tinggi

harus menyediakan koleksi dan informasi yang relevan, adanya pembaharuan dan

berkualitas.

1
Informasi adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga

berupa keputusan-keputusan. Informasi menjadi kebutuhan bagi siapapun karena

informasi mempunyai manfaat dan nilai guna untuk ilmu pengetahuan, wawasan

dan referensi bagi pemustaka. Informasi ada yang berbentuk lisan, tercetak

maupun elektronik.

Perpustakaan perguruan tinggi menerapkan sistem informasi yang di

dalamnya terdapat aktifitas pengumpulan, pengelolahan, pengawetan, pelestarian,

penyajian, dan diseminasi informasi. Diseminasi informasi adalah suatu kegiatan

proses penyebaran informasi terencana, diarahkan, dan dikelola yang ditujukan

kepada pemustaka atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul

kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut.

Perpustakaan perguruan tinggi penting mengutamakan diseminasi informasi

(penyebaran informasi) karena memberikan manfaat bagi pemustaka yang

membutuhkan informasi. Jika diseminasi informasi diutamakan dalam kegiatan

perpustakaan dan dibantu teknologi yang mendukung, maka akan memberikan

keuntungan bagi pemustaka dalam mencari informasi atau pengetahuan yang

dibutuhkan

Setiap perpustakaan perguruan tinggi berkewajiban melakukan diseminasi

informasi kepada pemustaka baik pemustaka aktual maupun pemustaka potensial

sebagaimana juga dilakukan oleh perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP).

Pada perpustakaan UNP, melakukan diseminasi informasi pada koleksi tugas

akhir, skripsi, tesis, disertasi, karya ilmiah dosen atau karyawan, dan laporan

penelitian. Koleksi tesebut didiseminasikan secara online oleh pustakawan untuk

2
pemustaka melalui UNP repository. Repository adalah tempat dimana data

disimpan atau dirawat, suatu tempat tertentu yang secara spesifik digunakan untuk

menyimpan data digital, untuk kemudian dapat digunakan kembali. Repository

juga dapat diartikan sebagai lokasi berbagai file atau database ditempatkan yang

kemudian digunakan untuk didistribusikan melalui suatu jaringan spesifik.

UNP repository memiliki koleksi sumber informasi elektronik yang

terdapat 19.034 dokumen (tahun 2010-2013) yang dipublikasikan melalui UNP

Repository. Dokumen tersebut terdiri dari karya ilmiah tugas akhir (3.971

dokumen), skripsi (13.371 dokumen), tesis (1.585 dokumen), disertasi (7

dokumen), karya ilmiah dosen atau karyawan (80 dokumen), laporan penelitian

(100 dokumen). Proses pengelolahan koleksi tersebut dilaksanakan oleh 2 orang

dengan menerima langsung koleksi berbentuk elektronik dan ditempatkan di

database perpustakaan yang dapat diakses dan didownload melalui internet.

Koleksi tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, karya ilmiah dosen dan

laporan penelitian didiseminasikan dalam bentuk elektronik melalui repository

sesungguhnya sangat bermanfaat bagi pemustaka atau mahasiswa semester akhir

yang akan menyelesaikan perkuliahannya. Akan tetapi saat ini pemustaka banyak

yang mengeluhkan ketidaktersediaan koleksi tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi,

laporan penelitian terbaru atau tidak up to date-nya koleksi tersebut melalui

layanan UNP repository sementara sumber informasi itu tetap diadakan oleh

perpustakaan. Masalah lainnya, dalam mendownload file atau koleksi di UNP

repository sistemnya sering error dan untuk koleksi tugas akhir, skripsi, tesis, dan

disertasi hanya bisa di download abstraknya saja. Padahal diseminasi informasi

3
repository menjadi bagian yang penting sebagai acuan atau rujukan dan

menambah ilmu pengetahuan bagi pemustaka serta dapat meningkatkan mutu

sumber daya manusia yang berada di lingkungan perguruan tinggi maupun di luar

lingkungannya. Diseminasi informasi repository berkaitan erat dengan publikasi.

Mempublikasikan karya ilmiah atau hasil penelitian melalui website perpustakaan

dan media publikasi lainnya akan memberikan keterbukaan informasi dalam

mengakses informasi dan meningkatkan kualitas perpustakaan perguruan tinggi.

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut untuk mengetahui

efektivitas diseminasi informasi repository hingga dimanfaatkan oleh pemustaka,

maka peneliti tertarik meneliti lebih lanjut lagi tentang “Efektivitas Diseminasi

Informasi Repository di Perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP).”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukan, maka perumusan

masalahnya adalah bagaimana efektivitas diseminasi informasi repository di

Perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian adalah

mengetahui efektivitas diseminasi informasi repository di Perpustakaan

Universitas Negeri Padang (UNP).

4
1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan memberi manfaat

antara lain:

1. Secara Teoritis. Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui efektivitas

diseminasi informasi repository di Perpustakaan Negeri Padang (UNP).

2. Secara Praktis. Penelitian ini bertujuan untuk data dan informasi yang berguna

bagi semua kalangan terutama bagi mereka yang secara serius mengamati

mengaplikasikan aktifitas diseminasi informasi repository.

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini membahas tentang diseminasi informasi, dan

repository pada website Perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP).

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruaan tinggi adalah sarana penunjang kegiatan

akademik dalam rangka membantu pelaksanaan Tri Dharma Perguruaan Tinggi

bersangkutan. Menurut Hermawan (2006, 33) “perpustakaan perguruan tinggi

adalah perpustakaan yang terdapat di lingkungan lembaga pendidikan seperti,

universitas, institusi, sekolah tinggi, akademi dan lembaga perguruan lainnya”.

Undang-undang No. tahun 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan mendefinisikan

sebagai berikut:

“Perpustakaan perguruan tinggi adalah institusi pengelola koleksi karya


tulis, karya cetak dan karya rekam secara profesional dengan sistem baku
guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi
dan rekreasi para pemustaka”.

Selanjutnya, Soedibyo (1987, 1) menyatakan pendapatnya bahwa

“perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian

integral dari suatu lembaga induknya yang bersama-sama unit lainnya bertugas

membantu perguruan tinggi yang bersangkutan melaksanakan Tri Dharmanya”.

Senada dengan hal itu, Sutarno (2006, 36) juga mengemukan sebagai berikut:

“Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di


lingkungan kampus yang pemustakanya adalah sivitas akademika
perguruan tinggi yang tugas dang fungsi utamanya adalah menunjang
proses pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat (Tri Dharma
Perguruan Tinggi) yang pengelola dan penanggungjawabnya adalah
perguruan yang bersangkutan”.

6
Pendapat lainnya juga dikemukan oleh Qalyubi (2003, 10) sebagai

berikut:

“Perpustakaan perguruan tinggi merupakan suatu unit pelaksana


teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain
turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara
memilih, menghimpun, mengolah, merawat, dan melayankan sumber
informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat
akademis pada umumnya”.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat dipahami bahwa perpustakaan

perguruan tinggi merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari suatu

lembaga induknya, yang bersama-sama dengan unit lain membantu perguruan tinggi

dalam mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk

menunjang pelaksanaan program perguruan tinggi sesuai dengan Tri Dharma

Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat. Menurut Sulistyo-Basuki (1993, 52) tujuan perpustakaan

perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi keperluan informasi pengguna perpustakaan perguruan


tinggi.
2. Menyediakan bahan pustaka rujuan pada semua tingkat akademis.
3. Menyediakan ruang belajar untuk pengguna perpustakaan
4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna berbagai jenis
pengguna.
5. Menyediakan dan menyebarkan jasa informasi aktif yang tidak saja
terbatas pada lingkungan perguruan tinggi.

7
Selain itu, Hermawan (2006, 34) juga mengemukan pendapatnya tentang

fungsi perpustakaan sebagai berikut:

“Fungsi perpustakaan perguruan tinggi yaitu penyelenggaraan pendidikan,


penelitian dan pengabdian kepada pemustaka. Secara khusus untuk
membantu para dosen dan mahasiswa, serta tenaga kependidikan di
peguuan tinggi itu dalam proses pembelajaran”.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa perpustakaan perguruan

tinggi bertujuan untuk menyediakan, memenuhi dan menyebarkan kebutuhan

informasi bagi sivitas akademika pergruran tinggi dalam menunjang program

perguruaan tinggi sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi yang merupakan sumber informasi tidak

hanya memiliki tujuan tetapi juga memliki fungsi yang akan mendukung dalam

memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan. Dalam Buku Pedoman Umum

Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979, 3) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan

perguruan tinggi dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:

1. Ditinjau dari proses pelayanan sesuai dengan tujuan, perpustakaan


perguruan tinggi mempunya lima macam fungsi, yaitu:
a. Sebagai pusat pengumpulan informasi.
b. Sebagai pusat pelestarian informasi.
c. Sebagai pusat pengolahan informasi.
d. Sebagai pusat pemanfaatan informasi.
e. Sebagai pusat penyebaran informasi.
2. Ditinjau dari segi program kegiatan perpustakaan perguruan tinggi
yang didukung sesuai peranannya, perpustakaan perguruan tinggi
mempunyai tiga macam fungsi yaitu:
a. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pendidikan dan
pengajaran.
b. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program penelitian
c. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pengabdian
masyarakat.

8
3. Ditinjau dari segi pelaksanaan, pada setiap fungsi perpustakaan
perguruan tinggi dibedakan dua macam sifat fungsi:
a. Fungsi yang bersifat akademi edukatif.
b. Fungsi yang bersifat administrative teknis.

Undang-undang no.43 tahun 2007 menyatakan bahwa fungsi perpustakaan


perguruan tinggi antara lain:
1. Pusat Sumber Belajar
Sebagai salah satu pusat sumber belajar maka perpustakaan perguruan
tinggi harus dilengkapi oleh koleksi bahan perpustakaan.
2. Pusat Penelitian
Sebagai sumber informasi untuk penelitian dan sebagai tempat
penelitian bagi pemustaka maka perpustakaan perguruan tinggi harus
menyediakan sumber informasi.
3. Pusat Deposit Internal
Perpustakaan perguruan tinggi menghasilkan ratusan bahkan ribuan
karya ilmiah sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan oleh dosen
atau mahasiswanya. Sebagai penghasil karya ilmiah maka
perpustakaan perguruan tinggi harus melakukan penyimpanan dan
pemeliharaan terhadap karya-karya ilmiah. LIPI yang diserahi sebagai
pusat deposit nasional untuk karya-karya ilmiah yang tidak dipublikasi
atau dipublikasi secara terbatas. Karya ilmiah yang demikian disebuat
dengan istilah pustaka abu-abu (grey literature).
4. Pusat Pelestarian Informasi
Untuk memelihara informasi maka perpustakaan perguruan tinggi
memelihara atau melestarikan informasi ilmiah dan melakukan alih
media dari koleksi tercetak menjadi koleksi digital.
5. Pusat Jejaring bagi Civitas Akademika di Lingkungan Perguruan
Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi harus menjalin kerjasama dengan
perpustakaan lain atau bahkan dengan lembaga untuk membantu
pemustaka dalam memenuhi kebutuhan informasi.

Sedangkan Menurut Sulistyo-Basuki (1991, 107) fungsi utama

perpustakaan perguruan tinggi antara lain:

1. Fungsi edukatif, perpustakaan membantu mengembangkan potensi


mahasiswa dengan sistem pembelajaran yang terdapat dalam
kurikulum pendidikan.
2. Fungsi informasi, perpustakaan membantu mahasiswa dalam
memperoleh informasi sebanyak-banyaknya melalui penelusuran
informasi yang ada di perpustakaan.
3. Menunjang kegiatan penelitian, dalam hal ini perpustakaan
menyediakan sejumlah informasi yang diperlukan agar proses

9
penelitian dosen, mahasiswa, dan staf non edukatif dapat dilakukan
berdasar data data yang diperoleh dari perpustakaan.
4. Tempat rekreasi atau hiburan, mahasiswa dapat mengandalkan
perpustakaan untuk mengurangi ketegangan setelah lelah belajar
dengan bahan bacaan ringan dan menghiburkan yang ada di
perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa fungsi perpustakaan

perguruan tinggi adalah sebagai tempat mengumpul, mengolah, melestarikan

bahan pustaka dan menyebarkan informasi, yang tujuannya untuk menunjang

program atau kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian perpustakaan

kepada pemustaka.

2.1.3 Pustakawan

Kata pustakawan berasal dari kata “pustaka” yang ditambah dengan kata

“wan” yang artinya sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya terkait erat

dengan dunia pustaka atau bahan pustaka. Dalam bahasa inggris pustakawan

disebut sebagai “librarian” yaitu pekerjaannya mengelola informasi, pakar

dokumentasi, manajer pengetahuan dan sebagainya. Hasugian (2010, 138)

mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

“Pustakawan adalah person atau orang yang bekerja di perpustakaan, akan


tetapi tidak semua orang yang bekerja di perpustakaan, melainkan hanya
mereka yang memiliki keahlian dan keterampilan yang diperoleh melalui
pendidikan dalam bidang perpustakaan dan informasi”.

Menurut Suwarno (2009, 62) “pustakawan adalah seorang tenaga kerja di

bidang perpustakaan yang telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan, baik

memalui pelatihan, kursus, seminar maupun dengan kegiatan sekolah formal”.

Selain itu, Hermawan (2006, 45-46) mengemukan sebagai berikut:

10
“Pustakawan adalah seseorang yang berkarya secara profesional dibidang
perpustakaan dan informasi serta melaksanakan kegiatan perpustakaan
dengan jalan memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
tugas lembaga induknya berdasarkan ilmu pengetahuan, dokumentasi dan
informasi yang dimilikinya melalui pendidikan”.

Uraian diatas dapat dipahami bahwa pustakawan adalah seseorang yang

berkarya secara profesional dan bekerja di perpustakaan yang memiliki keahlian,

kemampuan atau kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan untuk

melaksanakan kegiatan perpustakaan dan memberikan pelayanan kepada

pemustaka.

1.1.4 Pemustaka

Salah satu faktor pendorong berdirinya sebuah perpustakaan adalah

pemustaka. Perpustakaan didirikan adalah untuk memenuhi kebutuhan informasi

bagi pemustaka. Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 9

“pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang,

masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan”.

Suwarno (2010, 80) mengemukan bahwa “pemustaka adalah pengguna failitas

yang disedikan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun

fasilitas lainnya)”. Selain itu, hal senanda juga dikemukan oleh Hermawan (2006,

13-15) “pengguna adalah orang atau badan akan menggunakan perpustakaan”.

Terdapat berbagai istilah dalam “pemustaka” ini yang masing-masingnya

mempengaruhi hubungan antara perpustakaan atau pustakawan dengan

penggunanya. Berbagai istilah yang digunakan dalam kaitannya dengan

pemustaka, antara lain sebagai:

11
1. Anggota (members)
Dalam hal ini yang dianggap sebagai pemustaka adalah mereka yang
telah menjadi anggota perpustakaan.
2. Pembaca (readers)
Dalam hal ini menunjukan bahwa tugas utama perpustakaan adalah
menyediakan bahan bacaan bagi pemustaka atau tempat dimana orang
dapat membaca berbagai jenis bahan pustaka.
2. Pelanggan (customers)
Dalam hal ini hubungan antara perpustakaan dengan pemustaka sudah
seperti hubungan antara penjual dengan pembeli.
3. Klien (clien)
Dalam hal ini hubungan perpustakaan dengan pemustaka sudah seperti
hubungan antara seorang pengacara dengan orang yang dibela.
4. Patron (Patrons)
Dalam banyak hal para pemerhati, pembina, dan penyantun
perpustakaan merupakan bagian dari pemustaka yang harus menjadi
perhatian perpustakaan.

Hermawan (2006, 16) mengemukan bahwa secara umum pengguna

perpustakaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Pengguna Potensial (potential users)


Pengguna potensial adalah pengguna yang ditargetkan dan seharusnya
menjadi pengguna. Misalnya pada perpustakaan sekolah sebagai
pengguna potensialnya adalah semua guru dan siswa, pada
perpustakaan perguruan tinggi pengguna potensialnya adalah dosen
dan mahasiswa, sedangkan pada perpustakaan umum pengguna
potensialnya adalah warga masyarakat yang tinggal di wilayah dimana
perpustakaan tersebut berada.
2. Pengguna Aktual (actual users)
Pengguna aktual adalah mereka yang telah menggunakan
perpustakaan, baik pengguna aktual aktif yaitu pengguna yang secara
teratur (reguler) berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan,
maupun pengguna aktual pasif yaitu pengguna yang menggunakan
perpustakaan ketika ada kebutuhan atau mendapat tugas dari guru,
dosen ataupun pihak lain.

Dari pendapat para ahli di atas dapat dipahami bahwa pemustaka adalah

pengguna perpustakaan baik perorangan maupun kelompok yang memanfaatkan

segala fasilitas, layanan, koleksi yang ada di perpustakaan demi terpenuhinya

kebutuhan informasi dan pengetahuan yang diinginkannya.

12
2.2 Pengertian Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti berhasil

aau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Efektivitas merupakan unsur

pokok untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan di dalam organisasi, kegiatan

maupun program. Disebut efektivitas apabila tercapai tujuan ataupun sasaran

seperti yang telah ditentukan. Menurut Handoko (2001, 7) “efektivitas adalah

merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat

atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, menyangkut bagaimana melakukan

pekerjaan yang benar”. Yamit (2003, 14) mengemukan bahwa “efektivitas

merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh tujuan

tercapai, baik secara kualitas maupun waktu, orientasinya pada keluaran yang

dihasilkan”.

Dari pendapat beberapa para ahli dapat dipahami efektivitas yaitu

keberhasilan suatu aktivitas atau kegiatan dalam mencapai tujuan (sasaran) tepat

yang telah ditentukan sebelumnya, kualitas pekerjaan atau program kerja.

2.3 Informasi

Kata informasi adalah berarti pengetahuan atau ilmu yang

dikomunikasikan atau disebarluaskan. Menurut Yusuf (2010, 1) ”informasi adalah

suatu rekaman fenomena yan diamati, atau bisa juga berupa putusan putusan yang

dibuat”. Hasugian (2009, 95), mengemukan “informasi adalah data terpilih,

terorganisasi dan teranalisis (data yang sudah diolah) dan hasil pengolahan data

dan telah diberikan rumusan makna padanya”. Menurut Shannon dikutip Maryam

13
(2009, 4) “informasi adalah simbol-simbol yang dipertukarkan dalam

komunikasi antar manusia, dimana alat atau saluran komunikasi mengirim

simbol-simbol itu dari satu titik ke titik lain di tempat lainnya”. Pendit

dikutip Maryam (2009, 4) menyatakan bahwa “informasi sesuatu yang dibawa

oleh bahasa manusia dalam komunikasi sebagai bagian tak terpisahkan dari

pesan (message), atau sebagai isi dari sebuah pesan”.

Dari uraian di atas dapat dipahami informasi adalah pristiwa, pengetahuan,

rekaman, data, fakta, keterangan, dan dokumen yang dikomunikasikan baik secara

lisan maupun dalam bentuk rekaman yg mempunyai makna.

2.3.1 Kebutuhan Informasi

Setiap orang memerlukan atau membutuhkan informasi baik seorang

akdemika, ilmuan, peneliti, dan masyarakat umumnya untuk keperluan tugas-

tugas akademika dan menambah pengetahuan serta memperkaya pembahasan

terhadap masalah yang diteliti. Menurut Tan dikutip oleh Yusuf (1995, 3-4)

kebutuhan akan informasi berkaitan dengan seseorang yang dihadapkan pada

berbagai media penampung informasi, maka kebutuhan informasi kemukan

sebagai berikut:

1. Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat
atau menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang.
Kebutuhan kognitif ini dapat memberi kepuasaan atas hasrat
keingintahuan dan penyelidikan seseorang
2. Kebutuhan Afektif
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat
menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Berbagai
media, baik media cetak maupun media elektronik, sering dijadikan
alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Orang membeli radio,

14
televisi, menonton film, dan membaca buku-buku bacaan ringan
dengan tujuan untuk mencari hiburan.
3. Kebutuhan Integrasi Personal (Personal Integrative Needs).
Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan kreadibilitas,
kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan ini berasal dari
hasrat seseorang mencari harga diri.
4. Kebutuhan Integrasi Sosial
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan
kekeluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasarkan
oleh seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain.
5. Kebutuhan Berkhayal
Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk mencari
hiburan atau pengalihan. kultau yang dikutip dari agus mengemukan
bahwa kebutuhan informasi terjadinya karena kesenjangan dalam diri
manusia, yaitu antara pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan
yang dibuthkan.

Menurut Sudarsono (2006, 280-282) kebutuhan informasi yang perlu

diperhatikan oleh perpustakaan yaitu:

1. Pengumpulkan dan pelestarian dokumen yang terdiri atas


a. Dokumen yang diterbitkn termasuk literatur kelabu (gray literature)
dan materi audio-visual.
b. Dokumen yang tidk diterbitkan seperti manuskrip dan rekaman
audio maupun visual.
2. Kebutuhan bibliografis: pembuatan dan akses rekaman publikasi
3. Penyediaan dokumen atau koleksi.
4. Akses pada publikasi.
5. Pertukaran publikasi
6. Akses informasi.
7. Pendidikan dan pelatihan bagi pustakawan.

Uraian diatas dapat dipahami perpustakaan memegang peran penting

dalam rangka menyajikan dan memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka,

sehingga pemustaka merasa puas karena kebutuhan informasinya terpenuhi dan

kebutuhan informasi juga sebagai bagian dari tuntutan kehidupan dan penunjang.

15
2.3.2 Sumber-sumber Informasi

Perpustakaan sebagai pusat sumber informasi bagi seluruh pengguna

perpustakaan. Sumber informasi merupakan segala macam informasi yang bisa

diawasi, dikendalikan, diolah, dan dikelola oleh perpustakaan untuk seluruh

pengguna dalam memenuhi kebutuhan informasi.

Menurut Ida (2005, 68-83) bentuk sumber-sumber informasi yaitu:

1. Print Resources (sumber-sumber tercetak)


a. Buku/Monograf
Buku didefinisikan sebagai kumpulan dari sebuah karya tulis yang
paling tidak memiliki minimal lebih dari 48 halaman yang
mempunyai judul khusus tersendiri yang diikat satu ikatan yang
sama dalam sebuah jilidan. Buku bisa terdiri dari satu jilidan atau
volume bahkan bisa juga lebih. Sebuah buku dalam format cetakan
terkadang disebut dengan istilah “Monograf”. Monograf ada
kaitannya antara satu dengan lainnya mungkin memiliki set atau
series. Kopian atau eksemplar dari sebuah buku yang dicetak dari
naskah atau pelat cetakan yang sama yang mempunyai edisi yang
sama.
b. Buku Referensi
Buku referensi (rujukan) adalah buku yang isinya disusun dan
diolah dengan metode tertentu (misalnya menurut abjad). Jenis
buku referensi ini biasanya digunakan sebagai temapat merujuk
informasi tertentu. Jenis-jenis buku referensi seperti kamus,
ensiklopedi, buku tahunan (yearbook), buku panduan (handbook),
direktori, alamanak, bibliografi, indeks, abstrak, atlas, dokumen
pemerintah.
c. Serial
Serial adalah penerbitan yang diterbit secara kronologis untuk
periode waktu yang tidak terbatas. Serial mencakup periodikal,
surat kabar, laporan tahunan, majalah, yearbook, dan jurnal ilmiah.
d. Grey literature
Grey literature biasanya merujuk kepada beberapa penerbitan yang
diterbitkan oleh pihak-pihak tertentu seperti pemerintah, akademis
baik dalam bentuk cetakan maupun bentuk elektronik. Grey
literature terdiri dari laporan-laporan, dokumen pemerintah,
bulletin, lembaran fakta, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi,
proseding, konferensi dan segala publikasian yang didistribusikan
secara gratis.

16
2. Non-Print Resources (Sumber-sumber Non Tercetak)
a. Microform
Microform adalah isitilah yang biasa digunakan untuk menunjukan
bahan media sumber informasi yang brisi imej data yang
diperkecil. Microform yang umumnya diproduksi adalah dalam
bentuk rol dan lembaran film.
b. CD-ROM
CD-ROM adalah singkatan dari “Compact Disc Read-Only-
Memory” adalah medium penyimpanan data optic yang tidak
mudah hilang , menggunakan format fisik yang sama sebagai audio
CDs. CD-ROM ini dapat dibaca pada komputer dengan
meggunakan CD-ROM drive.
c. E-BOOK
Elektronik buku (e-book) disebut bentuk digital dari buku biasa
(tercetak) yang membutukan personal computers, mobile phone,
atau alat khusus untuk membacanya yang disebut ebook reader
atau ebook devices.
d. E-JOURNAL
Elektronik journal (e-journal) adalah bentuk digital dari journal
biasa. E-journal menyediakan seperangkat alat yang memperkaya
nilai suatu jornal konvensial (terbitan atau kajian secara mendalam)
sehingga dapat menjawab tantangan globalisasi.
3. Audio Visual
a. Bagan
Lembaran kertas, cardboard, atau bahan sejenisnya dimana
informasi digambarkan dalam bentuk tabel, diagram, skema atau
berupa gambar.
b. Peta
Gambaran letak geografis dari bagian dunia serta gambaran
pertanian di dunia atau dapat juga merupakan peta potensi sumber
alam.
c. Realia
Istilah yang digunakan untuk objek yang sebenarnya misalnya fosil
tengkorak manusia purba.
d. Foto
Gambar hasil pemotretan suatu objek.
e. Film
Bahan yang berbentuk lembaran tipis dan transparan, dilapisi
dengan emulsi yang sangat peka terhadap cahaya. Film ada dua
macam yaitu yang berwarna ada yang hitam putih.
f. Piringan hitam
Plat bundar yang permukaanya dilapisi dengan asetat yang bila
diputar dengan alat pemutar (player) dapat menghasilkan suara.

17
g. Slide
Merupakan bahan atau gambar grafis dari hasil pemotretan dengan
film 35 mm diberi bingkai pada keempat sisinya dan dapat
diproyeksikan pada layar dengan menggunakan proyektor slide.
h. Transparansi
Bahan tembus cahaya yang diisi dengan gambar atau tulisan,
terbuat dari asetat atau sejenisnya.
i. Rekaman Video
Rekaman gambar pita video yang kmudian diperlihatkan pada
layar televisi. Pita video ini adalah berupa pita magnet. Suara dan
gambar direkam secara bersama-sama dalam pita video tersebut.
Gulungan pita video ditempatkan dalam kotak (casette).
j. Pita Suara (Kaset)
Pita magnetik tempat merekam suara. Pita ini dpaat berbentuk
gulungan (real-to-reel) dan ada pula yang berbentuk kaset. Untuk
mendengarkan suara yang terekam pada pita ini diperlukan alat
player atau casette player.

2.4 Diseminasi Informasi

Perpustakaan penting melakukan diseminasi informasi guna memberi

manfaat bagi pengguna yang membutuhkan informasi. Menurut Hamidi yang

dikutip oleh Tulung (2011, 6) diseminasi informasi adalah penyebarluasan

informasi dan sebuah penyampaian pesan komunikasi yang dapat terjadi jika

pengguna mengalami internalisasi yaitu pengguna menerima pesan atau

memerlukan informasi yang sesuai dengan harapan dan kebutuhannya sehingga

memberikan manfaat baginya.

Prtherch (1990, 202) menyatakan bahwa “dissemination of information is

the distribution or sending of information whether specifically requested or not to

members of an organization by a librarian or information officer”. (diseminasi

informasi merupakan sebuah proses distribusi atau pengiriman informasi tertentu

kepada pemustaka di sebuah organisasi atau instusi oleh pustakawan atau petugas

informasi).

18
Pendapat lainnya, Rohanda (1995, 7) menyatakan bahwa “diseminasi

informasi adalah proses kerja tentang bagaimana agar informasi tersebut dapat

sampai kepada pemustaka”. Menurut Rubin (1998, 10) diseminasi informasi

memiliki cara dan proses terjadinya yaitu melalui penyaluran informasi, saluran

informasi dalam proses penyebaran informasi yakni perpustakaan, industri cetak,

internet, website, telepon dan sebagainya.

2.4.1 Tujuan Diseminasi Informasi


Menurut Prasher yang dikutip Suryantini (2010, 52) tujuan diseminasi

informasi adalah:

1. Menyediakan informasi terbaru dalam subjek tertentu.


2. Mengumpulkan dan menyediakan literatur kepada pengguna target.
3. Memberitahukan informasi terkini mengenai subjek tertentu secara jelas.
4. Menggunakan teknik berbasis komputer untuk menyusun profil informasi
terkini untuk memenuhi kebutuhan informasi sesuai minat atau spesialisasi
pemustaka.
5. Mendapatkan informasi terbaru melalui jurnal, tugasakhir, skripsi, tesisi,
disertasi, buletin dan sumber daya informasi penting lainnya.
6. Layanan hemat waktu.

2.4.2 Dasar-dasar Diseminasi Informasi

Perlunya mengetahui dasar-dasar dalam mendiseminasi informasi agar

mengetahui kegunaan dan kebutuhan pengguna. Menurut Philipps (1992, 119)

beberapa kaidah atau dasar-dasar diterapkan dalam diseminasi informasi yaitu:

1. Kenalilah pengguna dan kebutuhannya dan sediakan serta sebarkan


informasi yang mereka butuhkan.
Hal ini dapat dilakukan dengan bebicara dengan pengguna, berusaha
mengetahui apa yang sedang mereka kerjakan, mengetahui apa yang
mereka butuhkan atau minati. Hubungan yang baik antara pustakawan
dan pengguna perpustakaan akan menguntungkan kedua pihak.
2. Perpustakaan harus dikelola sedemikian rupa sehingga pengguna mau
menggunakan koleksi.
Denah perpustakaan harus mudah dipahami, label untuk rak mudah
dilihat, daftar nomor klas disediakan dan ruang belajar harus ada

19
sehingga tercipta suasana yang mengundang. Pada waktu masuk
perpustakaan, pengguna harus merasa ia disambut dan bukan merasa
bahwa kedatangannya tidak diharapkan. Pustakawan seharusnya
membantu memberikan penjelasan secara pribadi kepada pengunjung
baru atau membuat selembaran yang menerangkan tata kerja
perpustakaan dan jasa yang diberikan, misalnya bagaimana
menggunakan opac, mencari objek melalui daftar klasifikasi, koleksi
apa saja yang ada diprpustakaan dan kebijakan peminjaman.
3. Menyediakan jasa referensi yang baik. Usahakan koleksi tetap baru.
Usahakan agar buku-buku yang sering diperlukan tersedia, misalnya
buku referensi, peta, buku pegangan dasar dan lain-lain tidak
dipinjamkan. Daftar tambahan koleksi harus dibuat secara teratur
(sebaiknya setiap tiga bulan) agar pengguna mengetahui buku-buku
baru dibeli perpustakaan. Pustakawan adalah orang yang paling tahu
mengenai apa yang terdapat diperpustakaan karena ia yang membuat
katalog dan menentukan nomor klas dari koleksi. Tugas pustakawan
adalah memberi tahu pengguna informasi apa yang terdapat dalam
buku atau koleksi yang mereka butuhkan dan di mana letak buku atau
koleksinya.

2.4.3 Layanan Diseminasi Informasi

Diseminasi informasi adalah kegiatan memberikan informasi yang

diperlukan pemustaka atau memberikan kesempatan kepada pemustaka untuk

akses informasi. Menurut Sulistyo-Basuki (2004, 368) diseminasi informasi

terbagi menjadi dua yaitu penyebaran aktif dan penyebaran pasif. Penyebaran

aktif adalah unit informasi yang secara aktif berusaha mengantisipasi kebutuhan

informasi pemustaka dengan berbagai cara dan berusaha memenuhinya

semaksimal mungkin. Penyebaran pasif adalah ketika pengguna mendatangi unit

informasi untuk memenuhi kebutuhan infomasinya.

Menurut Sulistyo-Basuki (1992, 170-178) ada beberapa layanan dalam

layanan diseminasi informasi sekunder yaitu:

a. Jasa Referal
Jasa referal tidak disediakan bagi pengguna dokumen atau
informasi yang aktual yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
tetapi memandunya ke sumbersumber sekunder seperti terbitan-

20
terbitan sekunder, unit-unit informasi, organisasi-organisasi
profesional, lembaga-lembaga riset atau para spesialis sebagai
individu sehingga ia dapat memperoleh jawabannya.
b. Jasa Informasi Kilat
Jasa ini dirancang untuk memberitahu pengguna informasi
mengenai apa sajakah yang baru diterima atau diperoleh unit
informasi. Jasa ini memegang peranan penting dalam hal
memperbaharui teknik-teknik, ilmu pengetahuan, dan seluk beluk
managemen langgannya.
c. Daftar Pengadaan
Daftar pengadaan ini diterbitkan oleh unit informasi secara reguler
pada kurun waktu tertentu. Daftar ini menunjukan dokumen-
dokumen apa saja yang telah diterima sejak yang terakhir. Pada
umumnya daftar ini menyebutkan judul, pengarang dan
menyebutkan daftar pustaka referens serta mengatur informasi
secara alfabetis menurut tipe dukumen atau menurut beberapa
kategori subyek secara umum. Daftar ini dapat mencapai jumlah
yang secara terbatas dn kemudian akan menjadi efektif
penggunaannya apabila tidak terlalu lama digunakan.
d. Buletin Daftar Isi
Buletin daftar isi adalah terbitan berkala yang pada umumnya
diproduksikan dengan cara memfotokopi daftar isi terbitan berkala
yang sudah diseleksi atau yang sering ditanyakan.
e. Buletin Bibliografi
Buletin ini terbit secara teratur dan pada umumny setiap bulan dan
berdasarkan deskripsi bibligrafis yang diterima oleh unit informasi
atau perpustakaan sejak terbitan yang terakhir. Tujuan utama
buletin bibliografi adalah menarik perhatian pengguna kepad
terbitan-terbitan
terbaru dan setiap enam bulan atau setiap tahun menyediakan
penelusuran retrospektif.
f. Indeks
Indeks adalah daftar isitilah yang disusun secara alfabetis atau
dalam bentu lain (kata, konsep, formula, nomor) ang menerangkan
tentang dokumen-dokumen.

2. Diseminasi Informasi Terpilih

Diseminasi informasi terpilih adalah suatu prosedur untuk

memberikan kepada pengguna atau kelompok pengguna sebagai acuan

dari dokumen-dokumen atau koleksi yang berhubungan dengan

21
kebutuhan atau diminati. Keefektifan suatu penyebaran informasi

terpilih tergantung kualitas abstrak dan penelusurannya yaitu:

a. Pelayanan penelusuran retrospektif


Tujuan pelayanan penelusuran retrospektif adalah menyediakan
pengguna dengan acuaan-acuan dari koleksi atau dokumen-
dokumen.
b. Pelayanan referensi
Pelayanan referensi mempunyai tugas membantu pengguna untuk
memanfaatkan informasi.
c. Pengemasan kembali informasi
Tujuannya adalah mengumpukan informasi yang didapat dari
berbagai bentuk dari berbagai sumber dan menampilkan dalam
bentuk yang lain, misalnya bermacam-macam referensi, abstrak
dan sitiran, tabel-tabel, tugas akhir dan thesis dapat ditampilkan
melalui audio visual atau website.
d. Media Massa
Surat kabar, majalah, radio, dan televisi adalah hal-hal yang
penting sebgai media untuk mempromosi informasi dan
penyebaran informasi.

2.4.4 Masalah dalam Diseminasi Informasi

Dalam melakukan diseminasi informasi sering sekali timbul sejumlah


masalah yang mengakibatkan penyebaran tidak dilakukan dengan sempurna.
Sulistyo-Basuki (2004, 368) mengemukan bahwa beberapa masalah yang sering
dihadapi itu umumnya berasal dari:
1. Keragaman Keperluan Pemustaka
Hal ini berasal dari cara komunikasi yang digunakan pemustaka,
kebutuhan informasi pemustaka, taraf kepuasaan yang berbeda,
keacuhan pemustaka terhadap aktivitas informasi serta apa yang
dilakukan unit informasi.
2. Keterbatasan Keuangan
karena keterbatasan dana, maka perpustakaan atau unit informasi
harus bekerja sama dengan sumber terbatas dan memungut biaya
untuk jasa khusus atau membatasi pemakai tertentu.
3. Keterbatasan Institusi
Kemungkinan jarak lokasi yang berlainan, jarak yang terentang antara
sumber informasi dengan jasa informasi serta adanya dokumen yang
bersifat rahasia maka berimbas membatasi jasaserta mepersempit
cakupan jasa.

22
4. Keterbatasan Teknik
Misalnya keterbatasan, dalam mengolah dokumen, kurangnya
peralatan tertentu, dan staf yang tidak memadai yang semuanya
merugikan kualitas jasa informasi.
5. Keterbatasan akibat Kekurangan Manajerial
Misalnya kurangny kontak antara unit informasi dengan pemustaka,
kurangnya pengetahuana akan jasa informasi dan kurangnya
mengetahui keperluan sebenarnya dari pemustaka atau pemakai
informasi.

2.4.5 Efektivitas Diseminasi Informasi

Efektivitas diseminasi informasi menjadi bagian perpustakaan dalam


mengetahui seberapa besar perpustakaan memberi manfaatnya bagi pengguna
peprustakaan. Menurut Maryam (2009, 70) menyatakan bahwa efektivitas
diseminasi informasi dapat dilihat dari:
1. Kinerja layanan.
2. Ketersediaan databases hasil penelitian.
3. Ketersediaan fasilitas akses informasi.
4. Jumlah fasilitas penelusuran.
5. Kesesuaian informasi yang dicari.
6. Kepuasaan terhadap hasil yang dicapai.

Selanjutnya, Menurut Tulung dikutip Schramm (2011, 6-7) diseminasi


informasi dapat disebut efektif apabila:
1. Informasi yang disampaikan dapat dipahami oleh pemustaka.
2. Pemustaka berperilaku sesuai dengan aturan yang ada.
3. Adanya kesesuaian antara isi informasi dengan pemustaka
Dengan demikian informasi dapat efektif apabila isi informasi atau
pesan yang dikemas sedemikian rupa menarik dan sesuai dengan
kebutuhan pemustaka.

Pendapat lainnya, Sastropoetra (2012) diseminasi informasi yang efektif


apabila:
1. Informasi yang disebarluaskan haruslah jelas.
2. Lambang-lambang atau bahasa yang digunakan dapat dengan mudah
dipahami dan dimengerti oleh pemustaka.
3. Informasi yang disebarkan sesuai dengan kebutuhan pemustaka dan
dapat memecahkan masalah.

23
2.5 Grey Literature

Grey literature (literatur abu-abu) merupakan salah satu jenis koleksi di

perpustakaan tinggi yang terdiri dari laporan penelitian atau dokumen-dokumen

yang merupakan hasil karya ilmiah, makalah seminar, terbitan pemerintah. Anger

dikutip Adi (2008, 65) mengemukan bahwa “grey literature adalah bahan pustaka

yang tidak tersedia di deretan buku untuk dijual, dibuat untuk keperluan khusus

atau untuk kalangan terbatas, misalnya prosiding, tugas akhir, disertasi, laporan

dan sebagainya”. Hirtle dikutip Mason (2000, 1) mengemukan sebagai berikut:

grey literature adalah the quasi-printed reports, unpublished but


circulated papers, unpublished proceedding of conferences, printed
programs from conferences, and the other non-unique materials which
seems to constitute the bulk of our modern manuscript collection. (Grey
literature adalah laporan dalam bentuk cetak, tidak dipublikasi namun
dalam bentuk kertas beredar seperti prosiding suatu konferensi, program
tercetak dari konferensi dan bahan non-unik lainnya yang digunakan untuk
menyusun koleksi manuskrip modern).

Sedangkan menurut Virginia Institut of Marine Science (VIMS) (2003, 1)

pengertian adalah:

Grey literature adalah this refers to papers, report, technical notes or


other documents produced and published by governmental agencies,
academic institutions and other groups that are not distributed or indexed
by commercial publishers. (Grey literature adalah suatu istilah yang
merujuk pada laporan, catatan penelitian, atau dokumen-dokumen yang
merupakan hasil atau terbitan badan pemerintah, institusi akademik dan
kelompok lainnya tyang tidak didistribusikan atau diindeks oleh penerbit
komersial).

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa grey literature adalah

suatu istilah yang digunakan untuk kumpulan bahan pustaka yang diterbitkan

oleh lembaga pemerintah, institusi akdemik, pusat penelitian, dan lembaga

lainnya berupa makalah seminar penelitian, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi,

24
terbitan pemerintah, dan lain-lain yang dibuat untuk keperluan khusus atau untuk

kalangan terbatas sehingga tidak tersedia di pasaran atau penerbit komersial.

1.5.1 Jenis Grey Literature

Pada umumnya dokumen grey literature tidak dapat dipinjamkan dan yang

tercetak hanya boleh di baca di tempat saja. Tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi,

laporan penelitian dan pidato pengukuhan merupakan contoh jenis grey literature.

Rompas dikutip oleh Huda (2007, 19) menggolongkan jenis literatur abu-abu

(grey literature) yaitu:

1. Karya tulis ilmiah yang dapat berupa penelitin, survey dan evaluasi.
2. Karya persyatan akdemika dapat berupa skripsi, tesis, dan disertasi.
3. Buku pedoman dan petunjuk yang dibuat mengiringi sebuah produk
barang baru berupa alat, metode atau suatu peraturan dan undang-
undang, laporan-laporan penelitian, liputan pristiwa, organisasi atau
instansi, perkembangan bidang ilmu tertentu dan sebagainya,
bibliografi, katalog dan daftar.

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004, 55)

disebutkan bahwa literatur abu-abu (grey literature) meliputi semua karya ilmiah

dan non ilmiah yang dihasilkan oleh suatu perguruan tinggi.

Literatur abu-abu (grey literature) yang dimaksud adalah :


1. Tugas akhir, Skripsi, tesis, disertasi.
2. Makalah seminar, simposium, konferensi, dan sebagainya.
3. Laporan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
4. Laporan lain-lain, pidato pengukuhan, dan sebagainya.
5. Artikel yang dipublikasikan oleh media massa.
6. Publikasi internal kampus.
7. Majalah atau bulletin kampus.

Dari kedua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dokumen literatur abu-

abu (grey literature) terdiri dari karya ilmiah dan non ilmiah yang dihasilkan

oleh suatu institusi akademik, lembaga pemerintah, pusat penelitian,

25
perhimpunan, lembaga atau asosiasi lainnya berupa makalah seminar, laporan

penelitian, tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, terbitan pemerintah, pidato

pengukuhan guru besar dan lain sebagainya.

2.6 Repository

Menurut Sutedjo (2014) “repository adalah sebuah arsip online untuk

mengumpulkan, melestarikan, dan menyebarluaskan salinan digital karya ilmiah

digital-intelektual dari sebuah lembaga”. Dalam Freedom Foundation USA (2007,

1) dinyatakan bahwa: A repository is a place where data or specimens are stored

and maintained for future retrieval. A repository can be :

1. A place where data are stored.


2. A place where specifically digital data are stored.
3. A site where eprints are located.
4. A place where multiple databases or files are located for distribution over
a network.
5. A computer location that is directly accessible to the user without having
to travel across a network.
6. A place to store specimens, including serum or other biological fractions.
7. A place where anything is stored for probable reuse.

Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa repository adalah suatu tempat dimana
data atau spesimen disimpan dan dipelihara untuk ditemukan kembali dimasa
yang akan datang. Suatu repository dapat berupa :
1. Tempat data disimpan.
2. Tempat data digital disimpan.
3. Tempat e-print diletakkan.
4. Tempat beberapa file atau database diletakkan untuk didistribusikan
melalui suatu jaringan.
5. Penempatan komputer yang secara langsung memberi akses kepada
pengguna tanpa keharusan masuk dalam suatu jaringan.
6. Tempat untuk menyimpan spesimen, mencakup serum atau pecahan
biologi lainnya.
7. Tempat sesuatu disimpan untuk kemungkinan digunakan kembali.

26
2.6.1 Tujuan Repository

Repository merupakan hal yang penting bagi suatu perguruan tinggi yang

membantu dalam pengelolaan aset kelembagaan sebagai bagian dari strategi

informasi mereka. Repository membantu institusi untuk mengembangkan

pendekatan yang terkoordinir dan logis untuk mengumpulkan, mengidentifikasi,

menyimpan, menyebarkan dan temu kembali aset intelektualnya.

Adapun tujuan utama sebuah perpustakaan perguruan tinggi memiliki

repository menurut Jain dan Anurag (2008, 4) adalah :

1. To create global visibility for an institution’s scholarly research.


2. To collect content in a single location.
3. To provide open access to institutional research output by self-archiving
it.
4. To store and preserve other institutional digital assets, including
unplublished or otherwise easily lost (“grey”) literature (e.g. theses or
technical reports).

Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa tujuan utama repository adalah

sebagai berikut :

1. Menciptakan visibilitas secara global untuk penelitian ilmiah sebuah


lembaga pendidikan atau institusi.
2. Mengumpulkan konten atau isi dalam satu lokasi.
3. Memberikan akses terbuka untuk hasil penelitian institusional.
4. Menyimpan dan melestarikan aset digital kelembagaan lainnya, termasuk
literatur yang tidak dipublikasikan atau mudah hilang ("grey literature”
misalnya tesis atau laporan teknis).

2.6.2 Manfaat dan Fungsi Repository

Repository pada sebuah institusi adalah sebuah tempat online untuk

mengumpulkan, mengatur dan menyebarkan data dalam bentuk digital, yang

merupakan output dari institusi khususnya hasil riset. Menurut Sutedjo (2014)

adapun manfaat repository adalah sebagai berikut:

27
1. Untuk mengumpulkan karya ilmiah-intelektual sivitas akademika dalam
satu lokasi agar mudah ditemukan kembali baik melalui Google maupun
mesin pencari lainnya.
2. Untuk menyediakan akses terbuka terhadap karya ilmiah-intelektual yang
dihasilkan sivitas akademika dan menjangkau khalayak lebih luas lagi
dengan tempat dan waktu yang tak terbatas.
3. Untuk meningkatkan dampak dari karya ilmiah-intelektual yang dihasilkan
sivitas akademika.
4. Untuk mempromosikan karya ilmiah-intelektual yang dihasilkan sivitas
akdemika.
5. Sebagai etalase dan tempat penyimpan yang aman untuk hasil penelitian
sivitas akademika.
6. Untuk menyediakan URL jangka panjang bagi karya ilmiah-intelektual
hasil penelitian sivitas akademika.
7. Apabila terjadi plagiasi terhadap karya ilmiah-intelektual yang dipublish di
Repositori Institusi akan mudah diketahui dan ditemukan.
8. Untuk menghubungkan publikasi sivitas akademika atau peneliti dari
halaman web mereka (web personal dosen atau peneliti).

Adapun fungsi dari repository menurut Joaquin (1996, 1-3), yaitu sebagai berikut:

1. Storage function: The storage function stores data.


2. Information organization function: The information organization function
manages a repository of information described by an information schema
and includes some or all of the following elements:
a. Modifying and updating the information schema.
b. Querying the repository, using a query language.
c. Modifying and updating the repository.
3. Relocation function: The relocation function manages a repository of
locations for interfaces, including locations of management functions for the
cluster supporting those interfaces.
4. Type repository function: The type repository function manages a repository
of type specifications and type relationships. It has an interface for each
type specification it stores.
5. Trading function: The trading function mediates advertisement and
discovery of interfaces.

Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa fungsi utama repository adalah

sebagai berikut :

1. Fungsi penyimpanan: menyimpan data.


2. Fungsi organisasi informasi: mengelola repository informasi yang
dijelaskan dengan skema informasi yang mencakup beberapa unsur berikut:
a. Modifikasi dan pembaruan skema informasi.
b. Peng-query-an repository dengan menggunakan bahasa query.

28
c. Modifikasi dan pembaruan repository.
3. Fungsi relokasi: mengelola lokasi repository untuk antarmuka, termasuk
lokasi dari fungsi-fungsi manajemen yang mendukung.
4. Fungsi jenis repository: mengelola spesifikasi jenis repository dan tipe
hubungan.
5. Fungsi perdagangan: menangani iklan dan penemuan antarmuka.

Pendapat lainnya, Menurut Wicaksono (2005, 5) fungsi repository adalah :

1. Tempat menyimpan Structured Information yang dikumpulkan dari


berbagai sumber informasi.
2. Sumber referensi bagi proses pembelajaran di Discussion Forum dan
Structured Knowledge Creation.
3. Tempat menyimpan pengetahuan yang dihasilkan pada proses
pembelajaran di Discussion Forum dan Structured Knowledge Creation.

Dari kedua pendapat para ahli dapat dipahami bahwa fungsi repository adalah

sebagai tempat menyimpan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber

informasi, mengorganisasikan data dengan skema informasi, mengelola lokasi

informasi untuk antarmuka, sebagai sumber referensi bagi proses pembelajaran

dan sebagai tempat menyimpan pengetahuan yang dihasilkan pada proses

pembelajaran.

2.6.3 Pengolahan dan Pengembangan Repository

Menurut Sutedjo (2014) hal-hal yang perlu disiapkan dalam pengelolaan

dan pengembangan repository adalah sebagai berikut:

1. Benchmarking atau Studi Banding

Benchmarking atau studi banding perlu dilakukan, tujuannya agar kita


mengetahui kondisi repository institusi yang dimiliki oleh pihak lain
(eksternal). Selanjutnya kita perlu juga mengetahui kondisi internal
Repositori Institusi kita. Dalam manajemen tindakan mempelajari
situasi eksternal dan internal dikenal sebagai analisis SWOT. Analisis
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan
untukmengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek
atau suatu spekulasi bisnis. Sasaran benchmarking adalah

29
Perpustakaan yang telah mempunyai repository yang sudah mapan.
Bisa dilakukan dengan jalan berkunjung ke Perpustakaan yang
repositorynya sudah eksis atau dengan jalan mempelajari portalnya
melalui akses online. Dari hasil benchmarking dan analisis SWOT
akan dapat ditentukan strategi perencanaan seperti apa yang akan
diambil untuk membangun dan mengembangkan repository yang dicita
citakan.
2. Sumberdaya Manusia
Mengelola dan mengembangkan repository institusi diperlukan tenaga
yang berkompeten baik di bidang IT dan kepustakwanan, serta
terampil secara teknis dan non teknis. Untuk itu perlu dilakukan
pembinaan secara rutin dan terus menerus untuk menjaga performa dan
hati melalui outbond training-team building, olah raga bersama, serta
pembinaan rokhani. Dengan pembinaan tersebut staf perpustakaan
maupun pustakawan diharapkan akan selalu siap, ada chemistry antar
staf atau pustakawan, bisa menjaga komitmen untuk mengelola dan
mengembangkan repository institusi. Untuk mengelola dan
mengembangkan sistem repository perlu sumberdaya manusia dengan
kualifikasi sebagai berikut:
a. Pustakawan
Tenaga pustakawan sebagai tenaga yang mampu mendiskripsikan,
menganalisis subjek dokumen, mengklasifikasikan dan lainnya
untuk keperluan temu kembali dokumen yang tersimpan di
repository institusi. Pustakawan juga bisa bertindak sebagai analis
sistem. Kualifikasi pendidikan yang diperlukan D3 dan S1 bidang
ilmu perpustakaan.
b. Tenaga Teknis untuk Pemprosesan Data
Tenaga yang mampu untuk melakukan alih bentuk atau media serta
pengolahan data lanjutan pasca alih media (seperti watermark,
viewer dan proteksi) dan melakukan entry data serta unggah karya
ilmiah-intelektual ke dalam sistem. Dengan kata lain tenaga teknis
lebih terfokus pada pekerjaan yang sifatnya teknis dalam
pengolahan bahan yang akan diunggah dan di terbitkan (publish)
ke dalam sistem. Kualifikasi tidak harus pustakawan, namun
tenaga administrasi, D1 komputer, atau siswa atau mahasiswa yang
magang kerja dan tenaga praktek kerja.
c. Tenaga Teknologi Informasi (IT)
Tenaga teknologi informasi yang dimaksud disini adalah tenaga
yang mempunyai kemampuan tentang hardware dan software
(pemrograman), tidak harus sarjana bidang komputer. Asal
mempunyai kemampuan di bidang hardware dan software.
Tugasnya adalah untuk mengelola dan mengembangkan sistem
sesuai kebutuhan repository institusi, sekalipun perangkat
lunaknya berasal dari opensource. Disamping itu ada tugas lain
yang tidak kalah penting yaitu 1) merawat sistem dari gangguan
teknis yang terjadi sewaktu waktu. 2) melakukan backup data

30
secara periodik untuk menghindari kehilangan data akibat suatu hal
yang tidak terduga. 3) memperbaiki dan merawat komputer dan
alat kerja yang digunakan tenaga pustakawan dan tenaga teknis
untuk pemrosesan data. Minimal ada 2 orang tenaga, satu orang
untuk hardware dan satu orang untuk software.
3. Perangkat Keras dan Lunak (Hardware dan Software)
Membangun sistem repository institusi tidak akan terlepas dari
kebutuhan yang disebut perangkat keras dan lunak. Kebutuhan
minimal akan perangkat keras dan lunak yang harus tersedia untuk
membangun, mengelola dan mengembangkan repository institusi
sebagai berikut:
a. Komputer Server
Seperti diketahui komputer merupakan alat utama untuk
melakukan pemrosesan data. Pada implementasi diperlukan sebuah
komputer yang berfungsi sebagai server repository institusi. Di
dalam server inilah di install perangkat lunak repository Institusi
dan sekaligus sebagai tempat menyimpan informasi muatan lokal
yang sudah dialih bentuk atau mediakan. Oleh karenanya komputer
server harus mempunyai spesifikasi yang bagus dan handal,
sehingga ketika diakses oleh pemustaka tidak menimbulkan
masalah.
b. Alat Bantu Alih Media
Koleksi dalam bentuk tercetak dialihkan dalam bentuk digital,
untuk itu diperlukan perangkat bantu berupa hardware dan
software.
c. Jaringan Internet Komputer
Server repositori institusi harus senantiasa terhubung dengan
jaringan internet sepanjang 24 jam. Harus stabil terutama terhadap
pasokan listrik untuk menjamin pengakses informasi yang
disimpan di repository institusi. repository institusi juga harus
dilengkapi dengan security system agar tidak mudah diganggu atau
bahkan dibobol pihak pihak yang tidak bertanggungjawab yang
berniat buruk terhadap keberadaan repository institusi. Pasokan
kebutuhan bandwith koneksi harus mencukupi sesuai dengan
jumlah pengakses setiap harinya. Hal ini juga terkait dengan
bentuk dokumen digital yang rata rata memiliki ukuran besar, akan
dapat menghabiskan bandwith jika jumlah pengunjungnya banyak.
Oleh karena itudalam kondisi seperti ini bila Perpustakaan
bertindak sebagai pengelola repository institusi harus
berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Pusat Komputer
ataulembaga sejenis.
d. Software Repository
Untuk menjalankan repository institusi diperlukan software atau
perangkat lunak. Pilihan perangkat lunak tergantung kebutuhan dan
ada 3 jalur yang bisa ditempuh yaitu membangun sendiri, membeli
produk yang sudah jadi dan memanfaatkan aplikasi opensource.

31
Membangun sendiri berarti harus mempunyai staf yang
mempunyai pengetahuan tentang pemrograman atau menyewa
tenaga outsourcing dan mempunyai tenaga pustakawan yang
bertindak sebagai analis system. Sementara itu bisa juga
menggunakan paket perangkat lunak (software) yang tersedia
gratis untuk menjalankan repository yaitu: Dspace (dikembangkan
MITUS), Eprints (University of Southampton UK), Fedora,
Inveno, Sobek CM dan GDL KMRG-ITB. Pemilihan penggunaan
perangkat lunak yang tepat akan sangat membantu mempermudah
pustakawan untuk mengorganisasi informasi muatan lokal yang
akan di publish atau diterbitkan.
e. Format Metadata
Seperti diketahui metadata merupakan struktur data yang berisi
hal-hal yang menjelaskan tentang sebuah file, informasi bibliografi
atau data itu sendiri seperti: judul, pengarang, abstrak dan lainnya.
Jenis metadata yang tersedia juga cukup banyak dan bervariasi.
Pertimbangan yang dipakai dalam memilih format metadata adalah
memiliki kompatibilitas dengan sistem yang lain, untuk itu
sebaiknya pilih format metadata yang standar yang sudah banyak
dipakai oleh berbagai sistem repository. Dengan memiliki
metadata koleksi yang sama, maka sebuah sistem repositori akan
mudah melakukan proses interoperability dengan sistem yang lain.
Salah satu jenis metadata standar yang populer digunakan di
berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia adalah Dublin Core
Metadata.

2.7 Proses Digitalisasi Repository

Proses digitalisasi dokumen melalui layanan repository merupakan suatu

proses perubahan dari dokumen tercetak menjadi dokumen elektronik atau

pemakaian sistem digital. Proses digitalisasi dokumen melalui layanan

repository ini dapat bertujuan pendidikan, diseminasi informasi atau

penyebaran ilmu pengetahuan maupun tujuan konversi, yaitu melestarikan

peninggalan sejarah. Melalui digitalisasi yang di muat melalui website maka

perpustakaan dapat menyimpan ribuan bahkan jutaan karya tulis atau karya

ilmiah serta dapat diakses oleh banyak orang dalam waktu bersamaan dengan

cepat, tepat dan akurat. Repository merupakan kumpulan karya ilmiah yang

32
digitalisasikan. Menurut Pendit (2007, 244-245) proses digitalisasi dibedakan

menjadi tiga kegiatan utama, yaitu:

1. Scanning, yaitu proses memindai (men-scan) dokumen dalam bentuk


cetak dan mengubahnya ke dalam bentuk berkas digital. Berkas yang
dihasilkan adalah berkas PDF. Alat yang digunakan untuk mmindai
dokumen adalah Canon IR2200. Mesin lain dikapasitasnya lebih kecil
dapat digunakan sesuai dengan kemampuan perpustakaan.
2. Editing, adalah proses mengolah berkas PDF di dalam komputer
dengan cara memberikan password, watermark, catatan kaki, daftar isi,
hyperlink, dan sebagainya. Proses OCR (Optical Character
Recognition) dikategorikan pula kedalam editing. OCR adalah proses
yang mengubah gambar menjadi teks.
3. Uploading, adalah proses pengisian (input) metadata dan meng-upload
berkas dokumen tersebut ke digital library.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa proses digitalisasi terdiri dari 3

tahap yaitu scanning yaitu perubahan format dari bentuk tercetak kebentuk berkas

digital, editing yaitu proses mengolah berkas digital didalam komputer dengan

cara memberikan password, watermark, catatan kaki, daftar isi, hyperlink, dan

sebagainya dan uploading yaitu proses pengisian (input) metadata dan meng-

upload berkas atau dokumen tersebut ke repository.

33
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah yang

dipergunakan dalam penelitian sehingga memperoleh data dan informasi yang

dibutuhkan. Menurut Sugiyono (2013, 13) “metode penelitian adalah cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Menurut Azwar (2004, 6) “penelitian deskriptif dilakukan dengan

menganalisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan

menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan

disimpulkan”. Sedangkan penelitian dengan pendekatan kualitatif menurut

Bodgan dan Taylor yang dikutip Basrowi (2008, 21) “merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati”.

“Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang

sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan” Basrowi

(2008, 23). Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini diharapkan dapat

menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau prilaku

yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok atau suatu organisasi.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perpustakaan Universitas Negeri Padang

(UNP) yang beralamat Jl. Prof. Hamka No. 76 Air Tawar Padang Sumatera Barat.

34
3.3 Data dan Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Hasil penelitian

didapatkan melalui dua sumber data, yaitu:

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara

yang diperoleh dari narasumber atau informan yang dianggap berpotensi

dalam memberikan informasi yang relevan dan sebenarnya di lapangan.

2. Data sekunder adalah sebagai data pendukung data primer dari literatur

dan dokumen serta data yang diambil dari website dan perpustakaan UNP.

3. Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang, 1 orang kepala

perpustakaan UNP, 2 orang di bagian IT dan 7 orang pemustaka semester

akhir yang merupakan masing-masing dari berbagai fakultas. Informan

dalam penelitian ini diperoleh melaui teknik bola salju (snowball).

Menurut Hasan (2002, 68) teknik sampling bola salju (snowball), yaitu

dimana pengumpulan data dimulai dari beberapa orang yang memenuhi

kriteria untuk dijadikan anggota sampel. Tahap pertaman dalam penelitian

ditetapkan key informant (informan kunci) adalah kepala perpustakaan

UNP. Informan kunci yaitu seseorang yang secara lengkap dan mendalam

mengetahui informasi yang akan menjadi permasalahan dalam penelitian.

35
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2005, 100) “teknik pengumpulan data adalah cara-cara

yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan tiga pokok pengumpulan data, yaitu:

1. Wawancara

Menurut Bungin (2008, 108) “wawancara secara umum adalah proses

memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara”.

“Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam

(in-depht interview) terhadap beberapa informan. Tujuan wawancara dalam

hal ini adalah mengumpulkan informasi yang kompleks, sebagian besar berisi

pendapat, sikap dan pengalaman pribadi” (Sulistyo-Basuki 2006, 173).

Sasaran wawancara mendalam adalah memungkinkan para responden atau

informan membahas secara mendalam mengenai sebuah subjek.

Menurut Faisal yang dikutip oleh Lestari (2013, 1) kriteria untuk dijadikan

informan sebaiknya memenuhi:

1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses


enkulturasi sehingga situasi itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga
dihayatinya.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan yang tengah diteliti.
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk diminta
informasi.
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil
“kemasnya” sendiri.

36
5. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan peneliti
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau
narasumber.

2. Observasi

Menurut Basrowi (2008, 99) “observasi merupakan upaya yang dilakukan

oleh pelaksana penelitian kualitatif untuk merekam segala peristiwa dan

kegiatan yang terjadi dengan menggunakan alat bantu atau tidak”. Observasi

yang peneliti lakukan adalah mengenai eferktivitas diseminasi informasi

repository di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP). Disini penulis

juga mengamati diseminasi informasi repository di perpustakaan UNP.

3. Dokumentasi

Menurut Basrowi (2008, 158) "metode dokumentasi merupakan suatu

cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang

lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraaan”. Sebagian besar data yang

tersedia di website dan perpustakaan UNP adalah jumlah koleksi, laporan dan

sebagainya.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang sudah diperoleh dari hasil wawancara berupa jawaban dari

informan akan disortir terlebih dahulu untuk mempermudah dalam analisis data

dan dihubungkan serta dibandingkan satu dengan yang lainnya. Analisis data

dalam penelitian kualitatif terdiri dari beberapa alur kegiatan antara lain adalah:

37
1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses memfokuskan dan mengabstraksikan data

menjadi informasi yang bermakna. Menurut Bungin (2007, 70) “reduksi data

dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data secara kasar yang

timbul dalam catatan-catatan tertulis dilapangan”.

2. Penyajian Data

Penyajian data yang akan digunakan dalam penelitian dapat berbentuk teks

naratif, tabel dan sebagainya. Untuk mempermudah pemahaman terhadap

informasi yang besar jumlahnya, maka dalam penyajian data akan dilakukan

penyederhanaan informasi. Penyajian data dalam penelitian ini adalah

menggunakan teks naratif dan gambar.

4. Verifikasi Data

Tahapan selanjutnya adalah verifikasi dari kegiatan sebelumnya dan

dilanjutkan ke penarikan kesimpulan. Pada tahap ini peneliti akan melakukan

proses menginterprestasi data-data yang telah dikumpulkan dengan metode

wawancara serta observasi sambil melakukan pencocokan terhadap

kesimpulan yang akan dibuat.

3.5 Pemeriksaan dan Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis

menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan

38
meminta penjelasan lebih lanjut. Adapun teknik triangulasi yang digunakan

adalah:

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti hasil wawancara, hasil

observasi dan dokumen.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa

data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini,

berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan

menguji terkumpulnya data tersebut.

3. Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode

wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi

pada saat wawancara dilakukan.

39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini adalah kepala perpustakaan UNP, ketua dan

pustakawan bagian IT serta 7 orang pemustaka. Adapun karakteristik dari para

informan tersebut sebagai berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Informan

Kode Nama Status

I1 Yunaldi Kepala Perpustakaan UNP

I2 Idrizon Ketua bagian IT

I3 Wiwik Pustakawan bagian IT

I4 Yelfita Sari Pemustaka

I5 Risa Pemustaka

I6 Lillah Fitri Pemustaka

I7 Danil Syam Pemustaka

I8 Rahmi Pemustaka

I9 Abrar Yudi Pemustaka

I10 Windy Pemustaka

Informan pertama (I1) adalah responden yang berhasil diwawancarai

dengan perkenalan pendekatan terlebih dahulu, begitu juga dengan responden I2, I3

serta informasn I4, I5 , I6, I7, I8, I9 dan I10. Kemudian diminta waktu dan kesediannya

40
untuk diwawancarai, dengan menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan pada

penelitian dan yang dilakukan melalui wawancara. Wawancara berlangsung

secara informal, dimana wawancara dilakukan dengan pedoman wawancara dan

wawancara mendalam. Suasana dan kondisi wawancara bersifat alamiah artinya

apa adanya dan tidak dibuat-buat atau tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan

tertentu.

4.2 Kategori

Setelah melakukan wawancara peneliti menyusun kerangka awal analisis

sebagai acuan atau pedoman dalam melakukan coding, memilih data yang relevan

dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori.

4.2.1 Diseminasi Informasi

Perpustakaan perlu melakukan diseminasi informasi guna memberi

manfaat bagi pengguna perpustakaan yang membutuhkan informasi. Diseminasi

informasi merupakan sebuah proses distribusi atau pengiriman informasi tertentu

kepada pemustaka di sebuah organisasi atau institusi oleh pustakawan atau

petugas informasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Informan 2 (I2) yang

menyatakan bahwa perpustakaan UNP telah melakukan diseminasi informasi.

Berikut pernyataannya: .

I2: Ya perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi seperti


diseminasi tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, karya dosen dan
laporan penelitian melalui UNP repository.

41
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Informan 1 (I1) dan

Informan 3 (I3) bahwa perpustakaan UNP telah melakukan diseminasi informasi

seperti tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, karya dosen dan laporan penelitian

agar memberikan manfaat bagi pemustaka yang membutuhkan informasi.

Diseminasi informasi yang dilakukan oleh perpustakaan UNP juga

dirasakan oleh pemustaka. Hal ini terungkap dari pernyataan pemustaka yang

menjadi informan pada penelitian ini. Informan I4, I5, I6, I7, I8, I9, dan I10

menyatakan bahwa perpustakaan benar telah melakukan diseminasi informasi

kepada pemustaka, seperti tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan koleksi-koleksi

terbaru.

Berdasarkan semua pernyataan informan, diketahui bahwa perpustakaan

UNP melakukan diseminasi informasi seperti tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi,

dan koleksi-koleksi terbaru.

4.2.2 Koleksi yang di Diseminasi

Diseminasi informasi adalah kegiatan memberikan informasi yang

diperlukan pemustaka atau memberikan kesempatan kepada pemustaka untuk

akses informasi. Salah satu yang di diseminasikan di perpustakaan UNP adalah

koleksi perpustakaannya. Dengan dilakukannya diseminasi pada koleksi yang ada

di perpustakaan dapat membantu pemustaka menemukan informasi yang

dibutuhkan. berikut ini pernyataan dari Informan 1(I1) tentang koleksi yang

diseminasikan:

42
I1: Konten atau koleksi yang di diseminasikan yaitu buku-buku teks, tugas
akhir, skripsi, tesis, disertasi, karya ilmiah dosen atau karyawan dan
laporan penelitian.

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh I2, I3, I4, I5, I6, I7, I8, I9, dan

I10 bahwa konten atau koleksi yang di diseminasikan perpustakaan UNP adalah

tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, karya ilmiah dosen dan laporan penelitian dan

koleksi-koleksi terbaru.

Berdasarkan semua pernyataan informan dapat diketahui konten atau

koleksi yang di diseminasikan adalah koleksi-koleksi terbaru seperti buku teks

dan koleksi grey literature seperti tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, karya dosen

dan laporan penelitian. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa konten atau koleksi

yang di diseminasikan dapat berupa koleksi-koleksi terbaru, koleksi tugas akhir,

skripsi, tesis, disertasi, karya dosen dan laporan penelitian, surat kabar, majalah,

bulletin, dan koleksi referensi.

4.2.3 Tujuan Diseminasi Informasi

Diseminasi informasi perlu dilakukan di perpustakaan, karena dapat

membantu pemustaka dalam menemukan informasi atau koleksi terbaru yang

sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dengan pendapat Prasher yang dikutip

Suryantini (2010, 52) tentang tujuan diseminasi informasi adalah:

7. Menyediakan informasi terbaru.


8. Mengumpulkan dan menyediakan literatur kepada pemustaka.
9. Memberitahukan informasi terkini mengenai subjek tertentu secara jelas.
10. Menggunakan teknik berbasis komputer untuk menyusun profil informasi
terkini untuk memenuhi kebutuhan informasi sesuai minat atau spesialisasi
pemustaka.
11. Mendapatkan informasi terbaru melalui jurnal, tugasakhir, skripsi, tesis,
disertasi, buletin dan sumber daya informasi penting lainnya.
12. Layanan hemat waktu.

43
Perpustakaan UNP dalam melakukan diseminasi informasi juga memiliki

tujuan tertentu yang difokuskan kepada pemustaka, seperti yang diungkapkan oleh

Informan (I1) sebagai berikut:

I1: Tujuan dilakukan diseminasi informasi adalah agar pengguna


perpustakaan atau masyarakat mendapatkan informasi terbaru dan
tahu informasi apa saja yang ada di perpustakaan UNP.

Berdasarkan pernyataan informan tersebut dapat diketahui bahwa tujuan

diseminasi informasi yaitu meyediakan informasi terbaru sehingga pengguna

perpustakaan atau masyarakat mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan tahu

informasi apa saja yang disediakan oleh perpustakaan UNP. Tetapi dari hasil

pengamatan atau observasi di perpustakaan UNP jarang menyediakan koleksi atau

informasi terbaru seperti pada UNP repository tidak up to date informasi yang

disediakan. Hal ini tidak sesuai dengan visi perpustakaan UNP yaitu menjadi

pusat sumber informasi unggulan, modern, up to date, dan berfungsi sebagai salah

satu sarana utama akademik dalam proses transformasi ilmu pengetahuan.

4.2.4 Masalah dalam Diseminasi Informasi

Dalam melakukan diseminasi informasi ada beberapa masalah yang

dihadapi perpustakaan UNP yang mengakibatkan diseminasi informasi tidak

dilakukan dengan sempurna. Menurut Sulistyo-Basuki (2004, 368) masalah dalam

diseminasi informasi seperti keragaman keperluan pemustaka, keterbatasan dana,

keterbatasan institusi, keterbatasan teknik dan keterbatasan kurangnya manajerial.

Berikut ini pernyataan dari Informan:

44
I1: Masalah dalam melakukan diseminasi informasi di perpustakaan
UNP adalah kurangnya sumberdaya manusia (sdm), kurangnya
jumlah komputer dan komputer harus diperbaharui.

Pernyataan yang sama juga di ungkapkan oleh Informan 2 (I2) dan

Informan 3 (I3) masalah dalam melakukan diseminasi informasi adalah

kurangnya sumber daya manusia, kurangnya jumlah komputer dan perlu di

perbaharui.

Berdasarkan beberapa pernyataan informan maka diketahui bahwa dalam

melakukan diseminasi informasi ada masalah yang dihadapi dari segi keterbatasan

teknik seperti kurangnya sumber daya manusia, kurangnya jumlah komputer yang

mengakibatkan kualitas jasa informasi. Seharusnya perpustakaan UNP menambah

jumlah komputer baru dan merekrut pegawai atau pustakawan baru yang

profesional kemudian mengikuti sertakan dalam pelatihan atau seminar agar

menambah pengetahuan dan wawasan bagi pustakawan.

4.2.5 Latar Belakang di Bangun UNP Repository

Repository adalah sebuah arsip online untuk mengumpulkan, melestarikan,

dan menyebarluaskan salinan digital karya ilmiah digital-intelektual dari sebuah

lembaga. Repository merupakan tempat menyimpan data yang dikumpulkan dari

berbagai sumber informasi, mengorganisasikan data dengan skema informasi,

sebagai sumber referensi bagi proses pembelajaran dan sebagai tempat

menyimpan pengetahuan yang dihasilkan pada proses pembelajaran. Berikut

pernyataan informan tentang latar belakang di bangunnya UNP repository:

45
I1: Melatarbelakangi dibangunannya UNP repository karena mengikuti
perkembangan laju pengetahuan dan perkembangan zaman sehingga
perpustakaan tidak menoton.

Berdasarkan pernyataan informan 1 (I1) yang melatarbelakangi dibangunnya

UNP repository adalah mengikuti perkembangan laju pengetahuan dan zaman

sehingga perpustakaan tidak menoton. Pernyataan lainnya juga diungkapkan oleh

Informan 2 (I2)dan Informan 3 (I3)

I2: Latarbelakang pembangunan UNP repository untuk mengikuti


perkembangan teknologi informasi dan mempermudah pemustaka
mendapat informasi yang dibutuhkan.

I3: Pembangunan UNP repository dilakukan untuk menambah pengetahuan


dan memberikan kemudahan kepada pemustaka dalam menemukan
koleksi yang dibutuhkan.

Berdasarkan pernyataan beberapa informan tersebut dapat diketahui bahwa

latar belakang dibangunnya UNP repository karena mengikuti laju pengetahuan,

perkembangan teknologi informasi dan memberi informasi serta kemudahan bagi

pemustaka.

4,2.6 Kebijakan UNP Repository

Dalam pelaksanaannya, UNP repository membuat suatu kebijakan.

Kebijakan yang telah dbuat untuk UNP repository adalah kebijakan deposit.

Berikut pendapat kepala perpustakaan UNP.

I1: Kebijakan yang telah diambil untuk UNP repository adalah


kebijakan deposit, karya sivitas akademika akan di deposit di
perpustakaan seperti tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi dan laporan
penelitian.

46
Berdasarkan pernyataan informan tersebut dapat diketahui bahwa

kebijakan yang telah diambil adalah kebijakan deposit karya sivitas akademika

seperti tugas akhir, skripsi, disertasi dan laporan penelitian dosen kalau tidak

menyerahkan karya ilmiahnya maka mahasiswa tersebut tidak bisa mengambil

ijazah dan kalau dosen tidak menyerahkan laporan penelitian atau makalah maka

tidak bisa naik pangkat.

4.2.7 Manfaat UNP Repository

Repository pada sebuah institusi bermanfaat sebagai tempat online untuk

mengumpulkan, mengatur dan menyebarkan data dalam bentuk digital, yang

merupakan output dari institusi khususnya hasil riset sehingga bisa dimanfaatkan

oleh pemustaka. Berikut ini pendapat informan:

I1: Manfaat UNP repository itu agar pemustaka potensial tahu informasi
yang ada di perpustakaaan UNP repository serta sebagai referensi
literature.

I2: Manfaat UNP repository untuk mengumpulkan karya ilmiah dalam satu
tempat sehingga mudah ditemukan kembali dan mnyediakan akses
terbuka terhadap informasi.

I3: Manfaat dari pembuatan UNP repository dapat dijadikan sebagai


promosi terhadap karya ilmiah yang dihasilkan UNP.

Berdasarkan pernyataan beberapa informan manfaat dari adanya UNP

repository sebagai referensi untuk penelitian, menyediakan akses terbukanya

terhadap informasi dan sebagai promosi terhadap karya ilmiah yang dihasilkan

UNP.

47
Pernyataan yang lain juga diungkapan oleh informan I4, I5, I6, I7, I8, I9, I10

bahwa manfaat dengan adanya UNP repository adalah sebagai bahan rujukan pada

saat membuat tugas akhir, menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan.

Pernyataan yang diungkapkan oleh semua informan sesuai dengan manfaat

adanya repository yang dinyatakan oleh Sutedjo (2014):

1. Agar mudah ditemukan kembali karya ilmiah.


2. Menyediakan akses terbuka terhadap karya ilmiah.
3. Untuk mempromosikan karya ilmiah yang dihasilkan sivitas
akademika.
4. Sebagai referensi atau rujukan dalam melakukan penelitian.

4.2.8 Persiapan dalam Pengolahan UNP Repository

Persiapan dalam pengolahan repository sangat diperlukan agar nantinya bisa

memberikan manfaat yang maksimal bagi pemustaka. Menurut Sutedjo (2014)

persiapan dalam pengolahan repository seperti mengadakan studi banding,

menyediakan sumber daya manusia yang berkompeten baik dibidang IT maupun

kepustakawanan, dan menyediakan kebutuhan akan perangkat keras dan lunak

tersedia untuk membangun, mengelola dan mengembangkan repository institusi.

Berikut ini pernyataan yang diungkapkan oleh Informan 3 (I3):

I3: Hal yang perlu dipersiapkan dalam pengelohan UNP Repository


adalah data yang akan diolah, sistem atau program untuk pengolahaan
data, komputer dan jaringan.

Pernyataan yang sama juga dikemukan oleh Informan 2 (I2) yakni hal-hal

yang perlu dipersiapkan dalam pengelohan UNP repository adalah

mengumpulkan karya sivitas akademika, sistem atau program untuk pengolahaan

data, komputer dan jaringan.

48
4.2.9 Prosedur Kerja UNP Repository

Repository merupakan kumpulan karya ilmiah yang digitalisasikan. Proses

digitalisasi dokumen melalui layanan repository merupakan suatu proses

perubahan dari dokumen tercetak menjadi dokumen elektronik atau pemakaian

sistem digital. Berikut ini pernyataan yang sama tentang prosedur kerja UNP

repository yang dikemukan oleh Informan I (I2) dan Informan 3 (I3) yang

menyatakan bahwa prosedur kerja dalam diseminasikan informasi di UNP

repository adalah koleksi karya civitas akademika diinventaris, lalu koleksi

tersebut di scan, selanjutnya koleksi di edit dan dijadikan dalam bentuk pdf,

setelah itu, koleksi dientrikan ke program repository lalu di upload.

Pernyataan yang diungkapkan I2 dan I3 sejalan dengan prosedur kerja dalam

mendigitalisasikan dokumen yang dinyatakan oleh Pendit (2007, 244-245)

sebagai berikut:

4. Scanning, yaitu proses memindai (men-scan) dokumen dalam bentuk


cetak dan mengubahnya ke dalam bentuk berkas digital. Berkas yang
dihasilkan adalah berkas PDF.
5. Editing, adalah proses mengolah berkas PDF di dalam komputer
dengan cara memberikan password, watermark, catatan kaki, daftar isi,
hyperlink, dan sebagainya. Proses OCR (Optical Character
Recognition) dikategorikan pula kedalam editing. OCR adalah proses
yang mengubah gambar menjadi teks.
6. Uploading, adalah proses pengisian (input) metadata dan meng-upload
berkas dokumen tersebut ke digital library.

Hal ini menjelaskan bahwa prosedur yang dilakukan oleh perpustakaan

UNP dinilai sudah jalan dengan ketentuan proses digitalisasi.

Dokumen-dokumen yang telah digitalisasi kemudian diinput ke dalam

database repository perpustakaan UNP agar dapat di diseminasikan kepada

49
pemustaka melalui website perpustakaan UNP. Berikut adalah langkah-langkah

penginputan dokumen kedalam database:

1. Melakukan login ke sistem dengan cara browsing ke alamat

www.pustaka.unp.ac.id/adm, kemudian nanti akan keluar layar login

seperti berikut :

Selanjutnya masukan userid dan password yang diberikan administrator


dan klik login.
2. Setelah di klik login akan mucul layar utama sistem sebagai berikut :

Pada layar utama klik KKI, maka akan muncul layar untuk menginputkan
data repositori ke sistem. Disamping judul dan jenis, petugas juga bisa
mengupload file abstrak atau full teks dari repository yang bersangkutan.
Full teks hanya diperuntukan untuk makalah dan jurnal, sedangkan yang
lainnya hanya akan diupload abstrak.

50
Setelah diinputkan data repositori, kemudian diklik simpan untuk
menyimpan data ke database. Setelah itu karya repositori telah dapat
ditelusuri lewat web perpustakaan Universitas Negeri Padang
(www.pustaka.unp.ac.id).

4.2.10 Isi Dokumen UNP Repository

Isi dokumen yang dilayankan di UNP repository kepada pemustaka pada

saat berada di perpustakaan berupa full teks, jika di luar perpustakaan atau

melalui website isi dokumen dalam bentuk abstrak. Hal ini sesuai dengan

pernyataan informan I3 sebagai berikut:

I3 : Isi dokumen UNP repository disebarkan dalam bentuk full teks untuk
dalam lingkup perpustakaan, tapi akses diluar perpustakaan melalui
website UNP repository hanya dapat melihat abstraknya saja.

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh I2, I4, I5, I6, I7, I8, I9, dan I10 yang

menyatakan bahwa Isi dokumen UNP repository adalah bentuk full teks untuk

dalam lingkup perpustakaan UNP, tapi akses diluar perpustakaan melalui website

UNP repository hanya dapat melihat abstraknya saja.

Berdasarkan pernyataan semua informan tersebut maka dapat diketahui isi

dokumen UNP repository yang dilayankan untuk pemustaka adalah full teks jika

51
mengaksesnya di perpustakaan UNP sedangkan akses diluar perpustakaan atau

melalui website UNP repository yang disediakan abstraknya saja.

4.2.11 Format File UNP Repository

Format file elektronik yang dilayankan dalam bentuk Hypertexk Mark-up

Language (HTML), Portable Document Format (PDF), Microsoft Work (Doc),

Microsoft Power Poin (PPT) dan sebagainya. Berikut ini format file UNP

repository yang diungkapkan oleh semua informan yaitu I2, I3, I4, I5, I6, I7, I8, I9,

dan I10 adalah dalam bentuk PDF karena penggunaan format PDF lebih mudah

dan sudah sering digunakan oleh pemustaka.

Berdasarkan pernyataan semua informan tersebut dapat diketahui bahwa

format file yang dilayankan UNP repository adalah Portable Document Format

(PDF ) karena lebih mudah dan sudah sering digunakan oleh pemustaka.

4.2.12 Langkah-langkah Penelusuran

Untuk menelusuri informasi melalui website UNP repository dapat

dilakukan dengan beberapa langkah-langkah penelusuran. Berikut ini langkah-

langkah penelusuran dari informan sebagai berikut:

I3 : Pada saat menelusuri UNP repository langkah-langkah yang dilakukan


yaitu dengan membuka alamat pustaka.unp.ac.id, selanjunya
mengetikan kata kunci dan memilih karya repository, setelah
mengetikkan kata kunci untuk menampilkan abstrak dapat menekan
unduh.
Berdasarkan pernyataan beberapa para informan maka dapat kita ketahui

Langkah-langkah dalam penelusuran UNP repository:

1. Langkah pertama buka internet, ketikan alamat pustaka.unp.ac.id

52
2. Pilih item KKI Digital, maka akan muncul layar sebagai berikut:

3. Selanjutnya tinggal memberikan kata kunci dan pilih jenis karya repositori
yang mau dicari.

53
4. Apabila kata kunci yang mau dicari telah diketikan, maka akan tampil
seperti layar di bawah ini:

54
5. Kemudian klik unduh untuk melihat abstraknya.

Jadi dapat diketahui langkah-langkah yang dilakukan dalam penelusuran UNP

repository adalah dengan terlebih dahulu membuka internet lalu ketikkan alamat

pustaka.unp.ac.id selanjutnya pilih koleksi karya ilmiah (kki) kemudian ketik kata

kunci yang dicari dengan judul atau pengarang lalu unduh.

4.2.13 Kata Kunci dalam Menelusuri UNP Repository

Penelusuran koleksi dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya

dengan mengetikkan kata kunci berdasarkan judul atau pengarang. Berikut ini

pendapat yang sama dikemukakan oleh informan:

I2 : kata kunci dalam menelusuri informasi atau koleksi di UNP repository


adalah judul atau pengarang.

I3 : Pada saat menelusuri informasi atau koleksi UNP repository dengan


mengetikan judul atau pengarang.

Berdasarkan pernyataan informan tersebut maka yang menjadi kata kunci

dalam menelusuri informasi atau koleksi UNP repository adalah judul atau

pengarang.

55
4.2.14 Koleksi UNP Repository

Pada UNP repository harus selalu menyediakan koleksi terbaru yang dapat

dimanfaatkan oleh pemustaka. Dengan disediakannya koleksi-koleksi yang up to

date melalui layanan UNP repository menjadi bagian penting untuk menambah

pengetahuan dan sebagai referensi. Berikut ini pendapat informan 5 (I5) tentang

koleksi UNP repository:

I5 : Koleksi UNP repository tidak up to date, karena hanya mengupload


koleksi sampai tahun 2013 dan itu juga hanya sedikit.

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh I2, I3, I4, I6, I7, I8, I9, I10 koleksi

atau informasi yang ada di UNP repository tidak up to date padahal mahasiswa

selalu menyerahkan tugas akhir sebagai syarat untuk wisuda.

Berdasarkan pernyataan informan tersebut maka diketahui bahwa koleksi

atau informasi yang disediakan di UNP repository tidak up to date. Tidak up to

date-nya koleksi UNP repository disebabkan masih kurangnya sarana komputer

yang dimiliki perpustakaan. Selain itu, sumber daya manusia dalam mengelola

koleksi UNP repository juga masih kurang. Seharusnya, perpustakaan menambah

sarana computer dan menambah sumber daya manusia.

4.2.15 Sistem

Pada saat menelusuri koleksi atau file UNP file UNP repository yang

dibutuhkan ada masalah yang sering dihadapi pemustaka. Masalah yang dihadapi

adalah pada sistem UNP repository yang sering error. Sistem UNP repository

error pada saat pemustaka ingin mendownload koleksi atau file yang dibutuhkan.

Sesuai dengan pendapat informan 4 (I4) sebagai berikut:

56
I4: Dalam mendowload koleksi atau informasi yang dibutuhkan di UNP
repository sistemnya sering error.

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh I5, I6, I7, I8, I9, I10 yang dalam

penelitian bahwa dalam mengunduh informasi yang dibutuhkan di UNP

repository sistemnya sering error. Maka dapat diketahui dalam mengunduh

informasi yang dibutuhkan di UNP repository sistemnya sering error.

4.2.16 Efektivitas Diseminasi Informasi Repository

Efektivitas diseminasi informasi menjadi bagian perpustakaan dalam

mengetahui seberapa besar perpustakaan memberi manfaatnya bagi pengguna

peprustakaan. Efektivitas diseminasi informasi dapat dilihat dari kinerja layanan,

ketersediaan databases hasil penelitian, ketersediaan fasilitas, jumlah sumber daya

manusia, kesesuaian informasi yang dicari, kepuasaan terhadap hasil yang dicapai.

Berikut ini diungkapan oleh informan tentang efektivitas diseminasi informasi

UNP repository yaitu:

I1: Sudah cukup efektif dalam diseminasi informasi repository karena


perpustakaan telah mendiseminasikan informasi kepada pemustaka
bahwa perpustakaan telah menyediakan sarana untuk mempermudah
pemusktaka mendapatkan informasi yang dibutuhkan contohnya UNP
repository.

57
Dari pernyataan informan 1( I1) berlawanan dengan apa yang diungkapan

oleh I2, I3, I4, I5, I6, I7, I8, I9, I10. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan

yaitu I4 sebagai berikut:

I4: Diseminasi informasi UNP repository masih belum efektif karena


koleksi yang disebarkan masih belum up to date dan sistemnya sering
eror.

Berdasarkan beberapa pernyataan informan tersebut yang menyatakan

diseminasi informasi UNP sudah cukup efektif hanya 1 informan, yaitu kepala

perpustakaan. 9 informan lainnya menyatakan bahwa belum efektifnya diseminasi

UNP repository karena masih ada masalah atau kendala yang dihadapi seperti

kurangnya fasilitas, kurangnya sumber daya manusia dalam mengelola informasi

UNP repository, koleksi yang disebarkan masih belum up to date. Pada saat

mengunduh sistem sering mengalami error, dan pada saat menelusuri website

hanya dapat melihat abstraknya saja. Seharusnya diseminasi informasi UNP

repository bisa dikatakan sudah efektif jika fasilitasnya memadai, jumlah

pustakawannya ditambah lagi, pustakawan mengikuti pelatihan atau seminar

tentang diseminasi informasi dan repository, koleksi atau informasi yang di

diseminasikan up to date dan sistemnya tidak error dalam mendownload dan

membuka akses informasi bagi pemustaka atau masyarakat luar yang

membutuhkan informasi.

4.3 Rangkuman Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan, melalui proses

analisis data yang menjaga keabsahan data serta melakukan triangulasi, maka

diperoleh beberapa kategori. Kategori sebagai berikut:

58
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Penelitian

No Kategori Indikator

1 Diseminasi Informasi Perpustakaan UNP sudah melakukan

diseminasi informasi.

2 Koleksi yang di Diseminasi koleksi-koleksi terbaru, tugas akhir, skripsi,

tesis, disertasi, karya dosen dan laporan

penelitian.

3 Tujuan Diseminasi Informasi Belum sejalan dengan visi perpustakaan UNP.

4 Masalah dalam Diseminasi Kurangnya sumber daya manusia dan

Informasi komputer.

5 Latar Belakang di Bangun Mengikuti laju pengetahuan, perkembangan

UNP Repository teknologi informasi dan memberi informasi

serta kemudahan bagi pemustaka.

6 Kebijakan UNP Repository Kebijakan deposit

7 Manfaat UNP Repository sebagai referensi, menambah pengetahuan dan

wawasan.

8 Persiapan Pengolahan UNP Belum dikelola dengan maksimal

Repository

9 Prosedur Kerja Koleksi di Inventaris, scanning, editting, dan

kemudian uploding

10 Isi Dokumen UNP Repository Abstrak Saja

11 Format File UNP Repository PDF

12 Langkah-langkah penelusuran Buka internet, ketik alamat pustaka.unp.ac.id,

59
pilih koleksi karya ilmiah (kki).

13 Kata kunci dalam menelusuri Judul dan pengarang

UNP Repository

14 Koleksi UNP Repository Tidak up to date

15 Sistem Sering error saat mengunduh informasi

60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan pembahasan yang telah dilakukan,

maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa diseminasi informasi repository

di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP) efektif. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Dalam melakukan diseminasi informasi timbul masalah kurangnya

sarana komputer yang dimiliki, umlah tenaga ahli yang tidak

memadai, sehingga untuk mengolah data ke dalam website tidak

terlaksana dengan baik dan membutuhkan waktu yang lama.

2. Pada bagian repository, isi dokumen yang disebarkan hanya dalam

bentuk abstrak saja, selain itu koleksi UNP repository kurang up to

date, dan pada saat melakukan penelusuran melalui website UNP

repository sering mengalami error.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dari hasil wawancara yang telah dilakukan,

maka peneliti mencoba untuk mengemukakan saran. Penelitian ini diharapkan

dapat menjadi masukan dan solusi pada Perpustakaan Universitas Negeri Padang

(UNP) agar lebih berusaha untuk mengefektifkan diseminasi informasi repository.

61
Adapun saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Perpustakaan UNP diharapkan lebih berusaha dalam melakukan

diseminasi informasi dari segi menimbah fasilitas computer untuk

membantu pemustaka menelusuri koleksi yang dibutuhkan. Selain itu,

menambah sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan

sesuai dengan bidang pekerjaannya. Hal tersebut dapat dilakukan

dengan merekrut atau melakukan pelatihan. Dengan kelengkapan

fasilitas dan adanya SDM yang ahli, maka informasi dapat

tersampaikan dengan baik kepada pemustaka.

2. Pada website UNP repository diharapkan pemustaka dapat melihat

penyajian full teks, diharapkan pustakawan menyajikan koleksi yang

up to date, dan pustakawan bagian IT memperbaiki sistem

perpustakaan. Sehingga pemustaka memperoleh informasi terbaru

yang dibutuhkan setiap saat tanpa mengalami kendala pada saat

mengunduh data.

62
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka


Cipta.

Bungin, Burhan M. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan


Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

−−−−−−. 2007. Analisis Data Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.

Chalil, Diana dan Riantri Barus. 2014. Analisis Data Kualitatif. Medan: USU
Press.

Depdikbud. 1979. Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi. Edisi I.


Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jenderal
Pendidikan Nasional.

−−−−−−−. 2004. Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi. Edisi 3.


Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jenderal
Pendidikan Nasional.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya.


Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hasanah, Nanan. 2009. Implementasi Perpustakaan Digital di Institut Teknologi


Bandung. Jurnal Pustakawan Indonesia vol. 6 No. 1
hhtp://www.akdemik.unsri.ac.id/download/journal/files/bai-journal/
(diakses 6 Desember 2014)

Hasugian, Joner. 2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan:


USU Press.

Hermawan, Rachman dan Zulfikar Zen. 2006. Etika Kepustakawanan. Jakarta:


Sagung Seto.

Ida, Farida, et al. 2005. Informasion Literacy Skill: Dasar Pembelajaran Seumur
Hidup. Jakarta: UIN Press.

Jain, Sanjeev Kumar dan Anurag Shrivasta. Acedemia Intitusional Repository in


India. 2008.
http://drct.isibang.ac.in/bitstream/handle/1849/413/AIR%20%India.pdf?se
quence=1> (diakses 15 Maret 2015).

Joaquin. Open Distributed Processing Reference Model: Architecture. 1996


<http://www.joaquin.net/ODP/Part3/14.html> (diakses 15 Maret 2015).

Lasa, Hs. 1994. Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press.

Lestari, Qoriah Putri. 2013. Populasi dan Sampel Penelitian Kualitatif.


http://qoriahputrilestari.blogspot.com/2013/12/populasi-dan-sampel
penelitian.html (diakses 15 Maret 2015)

Maryam, S. 2009. Efektivitas Penyebaran Informasi di Bidang Pertanian melalui


Perpustakaan Digital. Jurnal Komunikasi Pembangunan.
Vol 7, no.1 (februari)
http//journal.ipb.ac.id/index.php./jurnalkmp/article/download/5682/4311
(diakses 15 November, 2014)

Pendit, et al. 2007. Perpustakan Digital: Perspektif Perpustakaan Perguruan


Tinggi. Jakarta: Sagung Seto.

Philipps, Eva. 1992. Membina Perpustakaan. Jakarta: LIPI.

Purwono. 2010. Kerja Sama dan Jaringan Perpustakaan. Jakarta: Universitas


Terbuka.
Prytherch, Ray. 1990. Harrods Librarians Glosarry. Hants: Gower Publishing.

Qalyubi, Syihabuddin, et al. 2003. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan


Informasi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Rubin, Richard E. 1998. Foundations of Library and Information Science. New


York: Neal-Schuman Publisher, Inc.

Rohanda. 1995. Analisis Pola Penyebaran Informasi pada Jaringan Dekinfo


Teknologi Tepat Guna (TTG). Tesis., Uniersitas Indonesia.

Soedibyo, Noerhayati. 1987. Pengelolahan Perpustakaan Jilid I. Bandung:


Alumni.

−−−−−−−−−−−−−−−. 1988. Pengelolahan Perpustakaan Jilid II. Bandung:


Alumni.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia.


−−−−−−−−−−−. 1992. Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia.

−−−−−−−−−−−. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia.

−−−−−−−−−−−. 2001. Local Content: Harta Karun yang Tersembunyi. Makalah


untuk seminar, diselenggrakan oleh Universitas Kristen Putra. Surabaya.
http://digilib.petra.ac.id
(diakses 6 Desember 2014)

−−−−−−−−−−−. 2004. Pengantar Dokumentasi. Bandung. Rekayasa Sains.

−−−−−−−−−−−. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Suranto, Hanif. 2005. Media Sadar Publik. Jakarta: LSPP.

Sutarno. 2006. Manajemen Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.

Sutedjo, Mansur. 2014. “Digital Local Content: Strategi Membangun Repository


Karya seni.” Makalah disampaikan pada seminar Pengelolahan Repository
Perguruan Tinggi dan Pengembangan Repository Karya Seni, Mei 2014,
Universitas GKU FRS ISI Yogyakarta.

Suwarno, Wiji. 2007. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media.

Suryantini, Heryati. Efektivitas Layanan Penyebaran Informasi Terseleksi. Jurnal


Perpustakaan Pertanian VOL 19, no.2 (agustus)
(diakses 10 Maret, 2015)

Tulung, H. Freddy. 2011. Wayang sebagai Media Komunikasi Tradisional dalam


Diseminasi Informasi. Jakarta: Direktorat Pengolahan dan Penyediaan
Informasi.

Umar, Husein. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Bumi Aksara.

Yusuf, M Pawit. 1991. Mengenal Dunia Perpustakaan dan Informasi. Bandung:


Rinekacipta.

−−−−−−−−−−−. 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

−−−−−−−−−−−. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta:


Bumi Aksara.
LAMPIRAN I
PEDOMAN WAWANCARA

Informan: Kepala Perpustakaan UNP

1. Apakah di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi?

2. Koleksi apa saja yang di diseminasikan perpustakaan UNP?

3. Apa yang menjadi tujuan dari diseminasi informasi itu?

4. Cara atau bentuk apa saja dalam melakukan diseminasi informasi

perpustakaan UNP?

5. Masalah apa saja dalam melakukan diseminasi informasi di perpustakaan

UNP?

6. Apa yang melatabelakangi dibangunannya UNP repository?

7. Kebijakan-kebijakan apa saja yang telah diambil dalam pengelolaan UNP

repository?

8. Apa manfaat atau fungsinya UNP repository?

9. Apakah diseminasi informasi UNP repository sudah efektif?


LAMPIRAN 2

PEDOMAN WAWANCARA

Informan: Ketua dan Pustakawan bagian IT

1. Apakah di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi?

2. Konten atau koleksi apa yang termasuk dalam UNP repository?

3. Masalah apa saja dalam melakukan diseminasi informasi di perpustakaan

UNP?

4. Apa yang melatabelakangi dibangunannya UNP repository?

5. Apa manfaat atau fungsinya UNP repository?

6. Hal apa saja yang dipersiapkan dalam pengelolahan UNP repository?

7. Bagaimana prosedur kerja dalam pengolahan koleksi untuk

didiseminasikan di UNP repository?

8. Bagaimana isi dokumen UNP Repository yang dilayankan untuk

pemustaka?(apakah dalam betuk fulltext atau abstrak saja).

9. Bagaimana format file UNP Repository yang dilayankan untuk

pemustaka? (Apakah dalam bentuk HTML, PDF, DOC).

10. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam penelusuran di UNP

repository?

11. Apa saja yang menjadi kata kunci dalam menelusuri UNP Repository?

12. Apakah koleksi UNP repository uptodate?

13. Apakah diseminasi informasi UNP repository sudah efektif?


LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA

Informan: Pemustaka

1. Apakah di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi?

2. Konten atau koleksi apa saja yang ada di website UNP repository?

3. Apa manfaat dengan adanya UNP repository?

4. Bagaimana isi dokumen UNP repository?(apakah dalam betuk fulltext

atau abstrak saja).

5. Bagaimana format file UNP Repository yang dilayankan untuk

pemustaka? (Apakah dalam bentuk HTML, PDF, DOC).

6. Apa saja yang menjadi kata kunci dalam menelusuri UNP Repository?

7. Apakah koleksi di website UNP repository up to date?

8. Pada saat mengunduh koleksi atau file, apakah saudara mengalami

masalah?

9. Menurut saudara, apakah sudah efektif diseminasi informasi UNP

repository?
LAMPIRAN 4
HASIL TRANSKRIP WAWANCARA

A. Informan I

Wawancara ini diambil pada tanggal 1 April 2015 pada pukul 10.00 wib.
Bertempat di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP). Berikut adalah
hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan pertama
disimbolkan dengan I1.
P: Assalamualaikum pak, selamat pagi?
I1: Walaikum salam, ya selamat pagi juga.

P: Sebelumnya maaf pak saya mengganggu waktunya sebentar pak.


I1: Oh ya tidak apa-apa.

P: Nama saya tri bery, saya mau tanya jawab atau mau melakukan
wawancara dengan bapak disini, apakah boleh pak?
I1: Boleh, silahkan saja.

P: Jadi begini pak, maksud kedatangan saya kemari mau bertanya tentang
diseminasi informasi dan UNP repository untuk penelitian skripsi saya.
I1: Oh gitu, ya boleh silahkan aja.

P: Pak, apakah di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi?


I1: Ya, di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi karena
diseminasi informasi itu penting guna memberikan manfaat bagi
pemustaka yang membutuhkan informasi.

P: Pak, koleksi apa saja yang di diseminasikan pada perpustakaan UNP?


I1: Konten atau koleksi yang di diseminasikan yaitu buku-buku teks, tugas
akhir, skripsi, tesis, disertasi, karya ilmiah dosen atau karyawan dan
laporan penelitian.

P: Apa yang menjadi tujuan dari diseminasi informasi itu pak?


I1:Tujuan dilakukan diseminasi informasi adalah agar pengguna
perpustakaan atau masyarakat mendapatkan informasi terbaru dan tahu
informasi apa saja yang ada di perpustakaan UNP.
P:Masalah apa saja dalam melakukan diseminasi informasi di
perpustakaan UNP?
I1: Masalah dalam melakukan diseminasi informasi di perpustakaan UNP
adalah kurangnya sumberdaya manusia (sdm), jumlah komputer kurang
dan harus diperbaharui.

P: Apa yang melatabelakangi dibangunannya UNP repository?


I1: Melatarbelakangi dibangunannya UNP repository karena mengikuti
perkembangan laju pengetahuan dan perkembangan zaman sehingga
perpustakaan tidak menoton.

P: Kebijakan-kebijakan apa saja yang telah diambil dalam pengelolaan


UNP repository?
I1: Kebijakan yang telah diambil untuk UNP repository adalah kebijakan
deposit, karya sivitas akademika akan di deposit di perpustakaan seperti
tugas akhir, sktipsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian.

P: Apa manfaat atau fungsinya UNP repository?


I1: Manfaat UNP repository itu banyak salah satunya agar pemustaka
potensial tahu informasi yang ada di perpustakaaan UNP repository
serta sebagai referensi literature.

P: Bagaimana dengan SDM yang ada, apakah sudah cukup atau kurang?
I1: Kalau SDM di perpustakaan UNP ini masih kurang karena banyak
pustakawan yang pensiun.

P: Apakah sudah efektif diseminasi informasi UNP repository?


I1: Sudah cukup efektif dalam diseminasi informasi repository karena
perpustakaan telah mendiseminasikan informasi kepada pemustaka
bahwa perpustakaan telah menyediakan sarana untuk mempermudah
pemusktaka mendapatkan informasi yang dibutuhkan contohnya UNP
repository.
B. Informan II
Wawancara ini diambil pada tanggal 2 April 2015 pada pukul 10.00 wib.
Bertempat di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP). Berikut adalah
hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan kedua
disimbolkan dengan I2.
P: Assalamualaikum bapak selamat pagi?
I2: Walaikum salam, ya selamat pagi juga.

P: Sebelumnya maaf bapak saya mengganggu waktunya sebentar.


I2: Oh ya tidak apa-apa.

P: Nama saya tri bery, saya mau tanya jawab atau mau melakukan
wawancara dengan bapak disini, apakah boleh bapak?
I2: Boleh, silahkan saja.

P: Jadi begini, maksud kedatangan saya kemari mau bertanya tentang


diseminasi informasi dan UNP repository untuk penelitian skripsi saya.
I2:Oh gitu, ya boleh silahkan aja.

P: Pak, apakah di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi?


I2:Ya, perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi seperti
diseminasi tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, karya dosen dan laporan
penelitian melalui UNP repository.

P: Konten atau koleksi apa yang termasuk dalam UNP repository?


I2:Konten atau koleksi yang didiseminasikan adalah karya sivitas
akademika UNP yang terdiri dari tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi,
karya ilmiah dosen dan laporan penelitian.

P:Masalah apa saja dalam melakukan diseminasi informasi di


perpustakaan UNP?
I2: Masalah dalam melakukan diseminasi informasi di perpustakaan UNP
adalah masih kurangnya komputer dan kurangnya sumberdaya manusia.

P: Apa yang melatabelakangi dibangunannya UNP repository?


I2:Latarbelakang pembangunan UNP repository untuk mengikuti
perkembangan teknologi informasi dan mempermudah pemustaka
mendapat informasi yang dibutuhkan.
P: Apa manfaat atau fungsinya UNP repository?
I2: Manfaat UNP repository untuk mengumpulkan karya ilmiah dalam satu
tempat sehingga mudah ditemukan kembali dan mnyediakan akses
terbuka terhadap informasi.

P: Hal apa saja yang dipersiapkan dalam pengelolahan UNP repository?


I2:Hal yang perlu dipersiapkan dalam pengolahan UNP repository
mengumpulkan karya sivitas akademika dalam bentuk elektronik,
sistem atau program untuk pengolahaan data, komputer dan jaringan.

P:Bagaimana prosedur kerja dalam pengolahan koleksi untuk


didiseminasikan di UNP repository?
I2:Prosedur kerja dalam diseminasikan informasi di UNP repository adalah
koleksi karya civitas diinventasris, lalu koleksi tersebut di
scan,selanjutnya koleksi di edit dan dijadikan dalam bentuk pdf, setelah
itu, koleksi dientrikan ke program repository lalu di upload.

P:Bagaimana isi dokumen UNP Repository yang dilayankan untuk


pemustaka?(apakah dalam betuk fulltext atau abstrak saja).
I2: Isi dokumen UNP Repository yang dilayankan untuk pemustaka adalah
full teks sedangkan akses diluar perpustakaan atau melalui website
UNP repository yang disediakan abstraknya saja.

P:Bagaimana format file UNP Repository yang dilayankan untuk


pemustaka? (Apakah dalam bentuk HTML, PDF, DOC).
I2:Format file UNP Repository adalah dalam bentuk PDF, karena lebih
format PDF lebih mudah dan sudah sering digunakan oleh pemustaka

P: Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam penelusuran di UNP


repository?
I2 : Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelusuran UNP repository
adalah buka internet lalu ketika alamat pustaka.unp.ac.id lalu ketik kata
kunci yang dicari atau subjek atau nama pengarang lalu unduh.

P :Apa saja yang menjadi kata kunci dalam menelusuri UNP Repository?
I2: kata kunci dalam menelusuri informasi atau koleksi di UNP repository
adalah judul atau pengarang
P: Apakah koleksi UNP repository uptodate?
I2: Koleksi yang ada di UNP repository belum up to date. Karena sarana
komputer dan jumlah SDM yang sedikit sehingga butuh waktu yang
lama untuk mengelola koleksi UNP repository

P: Apakah sudah efektif diseminasi informasi UNP repository?


I2:Diseminasi informasi UNP repository masih belum efektif karena masih
ada kekurangan yaitu pada bagian SDM dan fasilitas yang dimiliki
C. Informan III

Wawancara ini diambil pada tanggal 2 April 2015 pada pukul 10.00 wib.
Bertempat di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP). Berikut adalah
hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan ketiga
disimbolkan dengan I3.
P: Assalamualaikum buk, selamat pagi?
I3: Walaikum salam, ya selamat pagi juga.

P:Sebelumnya maaf saya mengganggu waktunya sebentar.


I3:Oh ya tidak apa-apa.

P:Nama saya tri bery, saya mau tanya jawab atau mau melakukan
wawancara dengan ibu disini, apakah boleh buk?
I3:Boleh, silahkan saja.

P: Jadi begini, maksud kedatangan saya kemari mau bertanya tentang


diseminasi informasi dan UNP repository untuk penelitian skripsi saya.
I3: Oh gitu, ya boleh silahkan aja.

P: Buk, apakah di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi?


I3:Ya, betul perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi seperti
koleksi terbaru dan koleksi grey literature.

P : Konten atau koleksi apa saja yang ada di website UNP repository?
I3: Konten atau koleksi yang didiseminasikan adalah karya sivitas
akademika UNP yang terdiri dari tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi
karya ilmiah dosen dan laporan penelitian.

P: Masalah apa saja dalam melakukan diseminasi informasi di


perpustakaan UNP?
I3: Masalah dalam melakukan diseminasi informasi di perpustakaan UNP
adalah masih kurangnya komputer dan kurangnya sumberdaya
manusia serta ruangan yang tidak memadai.

P: Apa yang melatabelakangi dibangunannya UNP repository?


I3:Pembangunan UNP repository dilakukan untuk menambah pengetahuan
dan memberikan kemudahan kepada pemustaka dalam menemukan
koleksi yang dibutuhkan.
P: Apa manfaat dengan adanya UNP repository?
I3:Manfaat dari pembuatan UNP repository dapat dijadikan sebagai
promosi terhadap karya ilmiah yang dihasilkan UNP.

P: Hal apa saja yang dipersiapkan dalam pengelolahan UNP repository?


I3: Hal yang perlu dipersiapkan dalam pengelohan UNP Repository adalah
data yang akan diolah, sistem atau program untuk pengolahaan data,
komputer dan jaringan.

P:Bagaimana prosedur kerja dalam pengolahan koleksi untuk


didiseminasikan di UNP repository?
I3:Prosedur kerja dalam diseminasikan informasi di UNP repository adalah
koleksi karya civitas diinventasris, lalu koleksi di scan,di edit dan
dijadikan dalam bentuk pdf, koleksi dientrikan ke program repository
lalu di upload.

P: Bagaimana isi dokumen UNP repository? (apakah dalam betuk fulltext


atau abstrak saja).
I3:Isi dokumen UNP repository disebarkan dalam bentuk full teks untuk
dalam lingkup perpustakaan, tapi akses diluar perpustakaan melalui
website UNP repository hanya dapat melihat abstraknya saja.

P:Bagaimana format file UNP Repository yang dilayankan untuk


pemustaka? (Apakah dalam bentuk HTML, PDF, DOC).
I3:Format file UNP repository dalam bentuk PDF

P: Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan dalam penelusuran di UNP


repository?
I3: Pada saat menelusuri UNP repository langkah-langkah yang dilakukan
yaitu dengan membuka alamat pustaka.unp.ac.id, selanjunya
mengetikan kata kunci dan memilih karya repository, setelah
mengetikkan kata kunci untuk menampilkan abstrak dapat menekan
unduh.

P: Apa saja yang menjadi kata kunci dalam menelusuri UNP Repository?
I3: Pada saat menelusuri informasi atau koleksi UNP repository dengan
mengetikan judul atau pengarang.
P: Apakah koleksi di website UNP repository up to date?
I3: Koleksi UNP repository belum up to date karena masih terbatas sarana
yang dimiliki perpustakaan dan kurangnya SDM

P:Menurut saudara, apakah sudah efektif diseminasi informasi UNP


repository?
I3:Diseminasi informasi UNP repository masih belum efektif karena masih
kurangnya fasilitas dan SDM yang ada di perpustakaan
D. Informan IV

Wawancara ini diambil pada tanggal 6 April 2015 pada pukul 10.00 wib.
Bertempat di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP). Berikut adalah
hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan keempat
disimbolkan dengan I4.
P: Assalamualaikum, selamat pagi?
I4: Walaikum salam, ya selamat pagi juga.

P: Sebelumnya maaf saya mengganggu waktunya sebentar.


I4: Oh ya tidak apa-apa.

P:Nama saya tri bery, saya mau tanya jawab atau mau melakukan
wawancara dengan disini, apakah boleh?
I4:Boleh, silahkan saja.

P:Jadi begini, maksud kedatangan saya kemari mau bertanya tentang


diseminasi informasi dan UNP repository untuk penelitian skripsi saya.
I4:Oh gitu, ya boleh silahkan aja.

P:Apakah di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi?


I4:Ya, Perpustakaan melakukan diseminasi informasi seperti diseminasi
informasi seperti koleksi atau bahan pustaka terbaru.

P:Konten atau koleksi apa saja yang ada di website UNP repository?
I4:Konten atau koleksi yang diseminasikan adalah koleksi terbaru, tugas
akhir, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian.

P:Apa manfaat dengan adanya UNP repository?


I4:Manfaat dengan adanya UNP repository mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dan sebagai rujukan atau referensi.

P:Bagaimana isi dokumen UNP repository?(apakah dalam betuk fulltext


atau abstrak saja).
I4:Isi dokumen UNP repository ada dua dalam betuk full teks untuk di
perpustakaan, dalam bentuk abstrak pada website UNP repository.

P:Bagaimana format file UNP Repository yang dilayankan untuk


pemustaka? (Apakah dalam bentuk HTML, PDF, DOC).
I4:Bentuk PDF
P : Apakah koleksi di website UNP repository up to date?
I4 : Koleksi UNP repository kurang up to date

P:Pada saat mengunduh koleksi atau file, apakah saudara mengalami


masalah?
I4:Dalam mendowload koleksi atau informasi yang dibutuhkan di UNP
repository sistemnya sering error.

P:Menurut saudara, apakah sudah efektif diseminasi informasi UNP


repository?
I4:Diseminasi informasi UNP repository masih belum efektif karena
koleksi yang disebrkan masih belum up to date.
E. Informan V

Wawancara ini diambil pada tanggal 6 April 2015 pada pukul 10.00 wib.
Bertempat di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP). Berikut adalah
hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan kelima
disimbolkan dengan I5.
P: Assalamualaikum, selamat pagi?
I5: Walaikum salam, ya selamat pagi juga.

P: Sebelumnya maaf saya mengganggu waktunya sebentar.


I5:Oh ya tidak apa-apa.

P:Nama saya tri bery, saya mau tanya jawab atau mau melakukan
wawancara dengan disini, apakah boleh?
I5: Boleh, silahkan saja.

P: Jadi begini, maksud kedatangan saya kemari mau bertanya tentang


diseminasi informasi dan UNP repository untuk penelitian skripsi saya.
I5:Oh gitu, ya boleh silahkan aja.

P:Apakah di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi?


I5:Ya, perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi

P:Konten atau koleksi apa saja yang ada di website UNP repository?
I5:Konten atau koleksi yang diseminasikan adalah tugas akhir, skripsi,
tesis, disertasi, karya ilmiah dosen seperti modul dan laporan penelitian

P:Apa manfaat dengan adanya UNP repository?


I5:Manfaat UNP repository dapat menambah bahan rujukan pada saat
membuat tugas akhir

P:Bagaimana isi dokumen UNP repository?(apakah dalam betuk fulltext


atau abstrak saja).
I5:Isi dokumen UNP repository pada saat ditelusri di perpustakaan dalam
bentuk full teks dan jika itelusuri di website dalam bentuk abstrak.

P:Bagaimana format file UNP Repository yang dilayankan untuk


pemustaka? (Apakah dalam bentuk HTML, PDF, DOC).
I5:Format UNP repository ditampilkan dalam bentuk PDF
P:Apakah koleksi di website UNP repository up to date?
I5:Koleksi UNP repository tidak up to date, karena hanya mengupload
koleksi sampai tahun2013 dan itu juga hanya sedikit

P:Pada saat mengunduh koleksi atau file, apakah saudara mengalami


masalah?
I5:Pada saat mengunduh koleksi atau informasi melalui website UNP
repository sering mengalami error

P:Menurut saudara, apakah sudah efektif diseminasi informasi UNP


repository?
I5:Diseminasi informasi UNP repository belum efektif karena padasaat
mengunduh sistem sering mengalami error
F. Informan VI

Wawancara ini diambil pada tanggal 6 April 2015 pada pukul 10.00 wib.
Bertempat di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP). Berikut adalah
hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan keenam
disimbolkan dengan I6.
P: Assalamualaikum, selamat pagi?
I6: Walaikum salam, ya selamat pagi juga.

P: Sebelumnya maaf saya mengganggu waktunya sebentar.


I6: Oh ya tidak apa-apa.

P:Nama saya tri bery, saya mau tanya jawab atau mau melakukan
wawancara dengan disini, apakah boleh?
I6:Boleh, silahkan saja.

P:Jadi begini, maksud kedatangan saya kemari mau bertanya tentang


diseminasi informasi dan UNP repository untuk penelitian skripsi saya.
I6:Oh gitu, ya boleh silahkan aja.

P: Apakah di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi?


I6:Ya melakukan diseminasi informasi seperti tugas akhir, skripsi, tesis,
disertasi.

P:Konten atau koleksi apa saja yang ada di website UNP repository?
I6:Tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi dan laporan penelitian.

P:Apa manfaat dengan adanya UNP repository?


I6:Manfaat dibuatnya UNP repository untuk memberikan informasi
dibutuhkan.

P:Bagaimana isi dokumen UNP repository?(apakah dalam betuk fulltext


atau abstrak saja).
I6:Isi dokumen UNP repository, dalam bentuk full teks jika berada di
perpustakaan,bentuk abstraknya saja saat di telusuri diluar perpustakaan
atau mellui website UNP repository.

P:Bagaimana format file UNP Repository yang dilayankan untuk


pemustaka? (Apakah dalam bentuk HTML, PDF, DOC).
I6:File UNP repository disebarkan dalam bentuk PDF

P:Apakah koleksi di website UNP repository up to date?


I6:Koleksi yang ada di UNP repository masih kurang up to date, karena
hanya mengupload data lama. Padahal maasiswa selalu menyerahkan
tugas akhir sebagai syarat untuk wisuda

P:Pada saat mengunduh koleksi atau file, apakah saudara mengalami


masalah?
I6:Website UNP repository sering mengalami error pada saat mengunduh
abstrak

P:Menurut saudara, apakah sudah efektif diseminasi informasi UNP


repository?
I8:Belum efektifnya diseminasi informasi UNP repository.
G. Informan VII

Wawancara ini diambil pada tanggal 6 April 2015 pada pukul 10.00 wib.
Bertempat di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP). Berikut adalah
hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan ketujuh
disimbolkan dengan I7.
P: Assalamualaikum, selamat pagi?
I7: Walaikum salam, ya selamat pagi juga.

P: Sebelumnya maaf saya mengganggu waktunya sebentar.


I7: Oh ya tidak apa-apa.

P:Nama saya tri bery, saya mau tanya jawab atau mau melakukan
wawancara dengan disini, apakah boleh?
I7: Boleh, silahkan saja.

P:Jadi begini, maksud kedatangan saya kemari mau bertanya tentang


diseminasi informasi dan UNP repository untuk penelitian skripsi saya.
I7:Oh gitu, ya boleh silahkan aja.

P:Apakah di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi?


I7:Benar perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi.

P:Konten atau koleksi apa saja yang ada di website UNP repository?
I7:Konten atau koleksi yang diseminasikan adalah tugas akhir, skripsi,
tesis, disertasi dan laporan penelitian.

P:Apa manfaat dengan adanya UNP repository?


I7:Dengan adanya UNP repository dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.

P:Bagaimana isi dokumen UNP repository?(apakah dalam betuk fulltext


atau abstrak saja).
I7:Pada saat ditelusuri melalui website isi dokumen UNP reposditory
hanya dapat dilihat abstraknya saja, tapiada saat di telusuri di
perpustakaan kita dapat melihat dalam bentuk full teksnya.

P:Bagaimana format file UNP Repository yang dilayankan untuk


pemustaka? (Apakah dalam bentuk HTML, PDF, DOC).
I7:Format file UNP repository dalam bentuk PDF

P:Apakah koleksi di website UNP repository up to date?


I7:Koleksi UNP repository tidak up to date

P:Pada saat mengunduh koleksi atau file, apakah saudara mengalami


masalah?
I7:Ketika ingin mengunduh abstrak pada website UNP repository sering
terjadi error

P:Menurut saudara, apakah sudah efektif diseminasi informasi UNP


repository?
I7:Belum efektifnya diseminasi informasi UNP repository karena masih
kurangnya fasilitas yang digunakan untuk mengakses UNP repository
H. Informan VIII

Wawancara ini diambil pada tanggal 7 April 2015 pada pukul 10.00 wib.
Bertempat di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP). Berikut adalah
hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan Delapan
disimbolkan dengan I8.
P: Assalamualaikum, selamat pagi?
I8:Walaikum salam, ya selamat pagi juga.

P: Sebelumnya maaf saya mengganggu waktunya sebentar.


I8:Oh ya tidak apa-apa.

P:Nama saya tri bery, saya mau tanya jawab atau mau melakukan
wawancara dengan disini, apakah boleh?
I8:Boleh, silahkan saja.

P:Jadi begini, maksud kedatangan saya kemari mau bertanya tentang


diseminasi informasi dan UNP repository untuk penelitian skripsi saya.
I8:Oh gitu, ya boleh silahkan aja.

P:Apakah di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi?


I8:Ya, Benar melakukan diseminasi informasi.

P:Konten atau koleksi apa saja yang ada di website UNP repository?
I8:Konten atau koleksi yang diseminasikan adalah tugas akhir, skripsi,
tesis, disertasi dan laporan penelitian.

P:Apa manfaat dengan adanya UNP repository?


I8:Manfaat UNP repository sebagai rujukan atau referensi pada saat
melakukan penelitian.

P: Bagaimana isi dokumen UNP repository?(apakah dalam betuk fulltext


atau abstrak saja).
I8:Isi dokumen UNP repository, abstraknya saja jika dilihat melalui
website dan full teks jika dilihat di perpustakaan.

P:Bagaimana format file UNP Repository yang dilayankan untuk


pemustaka? (Apakah dalam bentuk HTML, PDF, DOC).
I8:Bentuk tampilan file UNP repository adalah bentuk PDF
P:Apakah koleksi di website UNP repository up to date?
I8:Koleksi UNP repository kurang up to date, karena koleksinya tidak ada
yang terbaru

P:Pada saat mengunduh koleksi atau file, apakah saudara mengalami


masalah?
I8:Pada saat menelusuri website UNP repository, ketika ingin mengunduh
terkadang mengalami error, sehingga informasi yang yang dibutuhkan
tidak didapatkan

P:Menurut saudara, apakah sudah efektif diseminasi informasi UNP


repository?
I8:Diseminasi informasi UNP repository dapat dikatakan masih belum
efektif karena pada saat menelusuri website hanya dapat melihat
abstraknya saja. Sehingga informasi yang dibutuhkan belum
didapatkan.
I. Informan IX

Wawancara ini diambil pada tanggal 7 April 2015 pada pukul 10.00 wib.
Bertempat di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP). Berikut adalah
hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan sembilan
disimbolkan dengan I9.
P: Assalamualaikum, selamat pagi?
I9: Walaikum salam, ya selamat pagi juga.

P: Sebelumnya maaf saya mengganggu waktunya sebentar.


I9: Oh ya tidak apa-apa.

P:Nama saya tri bery, saya mau tanya jawab atau mau melakukan
wawancara dengan disini, apakah boleh?
I9: Boleh, silahkan saja.

P:Jadi begini, maksud kedatangan saya kemari mau bertanya tentang


diseminasi informasi dan UNP repository untuk penelitian skripsi saya.
I9:Oh gitu, ya boleh silahkan aja.

P:Apakah di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi?


I9:Ya, betul perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi.

P:Konten atau koleksi apa saja yang ada di website UNP repository?
I9:Tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian.

P:Apa manfaat dengan adanya UNP repository?


I9:UNP repository mempermudah pada saat mencari karya ilmiah yang
dibutuhkan.

P:Bagaimana isi dokumen UNP repository?(apakah dalam betuk fulltext


atau abstrak saja).
I9: Pada saat melihat melalui website UNP repository hanya dapat melihat
abstraknya saja

P:Bagaimana format file UNP Repository yang dilayankan untuk


pemustaka? (Apakah dalam bentuk HTML, PDF, DOC).
I9: PDF
P:Apakah koleksi di website UNP repository up to date?
I9:Koleksi yang ada di UNP repository kurang up to date

P:Pada saat mengunduh koleksi atau file, apakah saudara mengalami


masalah?
I9:Website UNP repository sering mengalami error pada saat mengunduh

P:Menurut saudara, apakah sudah efektif diseminasi informasi UNP


repository?
I9: Diseminasi informasi UNP repository belums efektif.
J. Informan X

Wawancara ini diambil pada tanggal 6 April 2015 pada pukul 10.00 wib.
Bertempat di perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP). Berikut adalah
hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan sepuluh
disimbolkan dengan I10.
P: Assalamualaikum, selamat pagi?
I10:Walaikum salam, ya selamat pagi juga.

P: Sebelumnya maaf saya mengganggu waktunya sebentar.


I10:Oh ya tidak apa-apa.

P: Nama saya tri bery, saya mau tanya jawab atau mau melakukan
wawancara dengan disini, apakah boleh?
I10:Boleh, silahkan saja.

P: Jadi begini, maksud kedatangan saya kemari mau bertanya tentang


diseminasi informasi dan UNP repository untuk penelitian skripsi saya.
I10:Oh gitu, ya boleh silahkan aja.

P: Apakah di perpustakaan UNP melakukan diseminasi informasi?


110:Ya, melakukan.

P: Konten atau koleksi apa saja yang ada di website UNP repository?
110:Tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi, karya dosen dan laporan
penelitian.

P: Apa manfaat dengan adanya UNP repository?


I10:UNP repository menambah pemahaman dan pengetahuan tentang
penelitian terdahulu untuk dijadikan rujukan pada saat melakukan
penelitian selanjutnya.

P: Bagaimana isi dokumen UNP repository?(apakah dalam betuk fulltext


atau abstrak saja).
I10:Isi dokumen UNP repository dalam bentuk full teks pada saat ditelusuri
di perpustakaan.

P:Bagaimana format file UNP Repository yang dilayankan untuk


pemustaka? (Apakah dalam bentuk HTML, PDF, DOC).
I10:File UNP repository dalam bentuk PDF

P: Apakah koleksi di website UNP repository up to date?


I10:Koleksi yang ada pada UNP repository tidak up to date

P: Pada saat mengunduh koleksi atau file, apakah saudara mengalami


masalah?
I10:Website UNP repository sering error

P: Menurut saudara, apakah sudah efektif diseminasi informasi UNP


repository?
I10:Diseminasi informasi UNP repository masih kurang efektif karena
informasi belum tersampaikan sepenuhny kepada pemustaka.

Anda mungkin juga menyukai