Anda di halaman 1dari 108

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR


BAGI SISWA KELAS V SDK CEWONIKIT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng


Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH:
PATRIA KANISIA TONDA
NPM: 19103020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
2023

i
PERSETUJUAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR
BAGI SISWA KELAS V SDK CEWONIKIT

SKRIPSI

OLEH
PATRIA KANISIA TONDA
NPM: 19103020

Telah dikoreksi dan diajukan pada tanggal……………2023

Pembimbing I Pembimbing II

Heronimus E. A. Wejang, S.Fil., M.Pd Dr. Tapung Marianus, S.Fil., M.Pd


NIDN: 08-0802-7901 NIDN: 08-2710-7401

Mengetahui
Ketua Program Studi PGSD

Mikael Nardi, M.Pd


NIDN: 08-0810-830

ii
PENGESAHAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR
BAGI SISWA KELAS V SDK CEWONIKIT

SKRIPSI

OLEH
PATRIA KANISIA TONDA
NPM: 19103020

Telah dipertahankan didepan dewan penguji pada tanggal……………2023


di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Susunan Dewan Penguji


Penguji Utama/1

Penguji 2 Penguji 3

Heronimus E. A. Wejang, S.Fil., M.Pd Dr. Tapung Marianus, S.Fil., M.Pd


NIDN: 08-0802-7901 NIDN: 08-2710-7401
Disahkan
Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Katolik Indinesia Santu Paulus Ruteng

Dr.Maksimus Regus, S.Fil., M.Si


NIDN: 08-2309-7304

iii
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Patria Kanisia Tonda

NPM : 19103020

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Bagi Siswa Kelas V SDK

Cewonikit

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan hasil jiplakan karya orang lain. Karya

tulis ini bukan pendapat atau temuan orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip

dan dirujuk dalam skripsi ini dan dituliskan dalam daftar kepustakaan.

Jika kemudian hari tulisan ini terbukti hasil jiplak dari karya orang lain,

maka penulis akan bertanggung jawab penuh atas hal tersebut.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipertanggungjawabkan.

Rutang,

Patria Kanisia Tonda

iv
MOTTO

“Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah
dilupakan orang. Tapi bagaimanapun berbuat baiklah dan berikan yang
terbaik dari dirimu”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua tercinta Bapak Theodorus Tonda dan Mama

Marta Yoli Bili yang telah mendukung dan mendokan penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Kakaku Rolin dan adik-adikku Aris dan Vino yang selalu

mendukung dan mendoakan penulis sehingga bisa menyelesaikan

skripsi ini.

3. Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu setia bersamaku dan

memberikusemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

v
PRAKATA

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,

rahmat dan bimbingan-Nya, penulis dapat menyelesaikan tulisan ini dengan judul

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Bagi Siswa Kelas V SDK Cewonikit Kecamatan Langke

Rembong, Kabupaten Manggarai dengan baik. Dalam menyelesaikan tulisan ini,

begitu banyak bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung. Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa hormat, dari hati yang paling

dalam penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Yohanes Servatinus Lon, M.A selaku Rektor Universitas Katolik

Indonesia Santu Paulus Ruteng yang telah memberikan kesempatan dan

mengizinkan penulis untuk menempuh kulia Sarjana Pendidikan di

Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng.

2. Dr. Maksimus Regus, S. Fil., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, atas segala

kebijakan, pehatian dan dorongan berprestasi.

3. Mikael Nardi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, atas perhatian,

motivasi dan dorongan untuk belajar dengan fasilitas yang memadai dan

situasi akademik yang terus mengedepankan pelayanan prima dan mutu.

4. Heronimus E. A. Wejang, S.Fil., M.Pd selaku pembimbing I yang telah rela

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan skipsi ini.


vi
5. Dr. Tapung Marianus, S.Fil., M.Pd selaku pembimbing II yang telah rela

meluangkan waktu dan tenaganya untuk membimbing penulis dalam proses

menyempurnakan skripsi ini.

6. Lembaga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Katolik

Indonesia Santu Paulus Ruteng yang telah menyiapkan berbagai saran dan

prasarana dalam menyelesaikan tulisan ini.

7. Orang tua tercinta yang telah membiayai, mendukung, membimbing dan

mendoakan penulis untuk menyelesaikan tulisan ini.

8. Saudara saya yang dengan setia dan penuh semangat telah memberikan

dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan ini.

9. Sahabat seperjuangan khususnya kelas 2019 A yang telah membantu dan

memberikan inspirasi dalam menyelesaikan tulisan ini.

10. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis

dalam tulisan ini.

Semoga kasih dan cinta Tuhan sebagai imbalan untuk membalas budi

baik dari semua pihak yang telah turut mendukung dan membantu penulis tulisan

ini. Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini belum mencapai titik

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi penyempurnaan tulisan ini.

Penulis

Patria Kanisia Tonda

NPM: 19103020

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

PENGESAHAN ................................................................................................. iii

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

PRAKATA ......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii

ABSTRAK ......................................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 4

1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 4

1.4 Rumusan Masalah..................................................................................... 5

1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................ 7

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ........................................... 7

2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ............. 7

2.1.2 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD................... 8

viii
2.2 Penjabaran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .......................... 9

2.2.1 Komponen Utama Model Pembelajaran Tipe STAD ................. 9

2.2.2 Persiapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ............. 11

2.2.3 Jadwal kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ...... 12

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD ................................................................................................. 17

2.4 Hasil Belajar ............................................................................................... 18

2.4.1 Pengertian Belajar........................................................................... 18

2.4.2 Pengertian Hasil Belajar .................................................................. 19

2.4.3 Bentuk-Bentuk Hasil Belajar ........................................................... 21

2.4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......................... 22

2.5 Kajian Penelitian Yang Relevan ............................................................... 23

2.6 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 25

2.7 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 26

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 27

3.1 Jenis Dan Desain Penelitian ....................................................................... 27

3.1.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 27

3.1.2 Dasian Penelitian ............................................................................... 27

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................... 28

3.2.1 Tempat Penelitian ........................................................................... 28

3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................. 28

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian ............................................................... 28

3.3.1 Populasi Penelitian ........................................................................... 28

ix
3.3.2 Sampel Penelitian .............................................................................. 29

3.4 Variabel Penelitian ..................................................................................... 29

3.5 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 30

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 30

3.5.2 Intrumen Pengumpulan Data............................................................. 30

3.6 Validasi Dan Reliabilitasi Instrumen ......................................................... 31

3.6.1 Validitas Instrumen ........................................................................... 31

3.6.2 Reliabilitas Instrumen ....................................................................... 33

3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 38

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 43

4.1 Deskripsi SDK Cewonikit............................................................................ 43

4.2 Hasil Penelitian ........................................................................................... 44

4.2.1 Pelaksanaan Penelitian............................................................................... 44

4.2.2 Pengumpulan data hasil belajar ................................................................. 45

4.2.3 Deskripsi Statistik ...................................................................................... 46

4.2.4 Pengujian Persyaratan Analisis ................................................................. 47

4.2.5 Analisis Data .............................................................................................. 49

4.2.6 Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 53

BAB 5 PENUTUP.............................................................................................. 56

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 56

5.2 Implikasi ........................................................................................................ 56

5.3 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 57

x
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59

LAMPIRAN ....................................................................................................... 65

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Poin Kemajuan .............................................................................. 16

Tabel 2.2 Tingkatan Penghargaan Nilai Rata-Rata ....................................... 17

Tabel 4.1 Hasil Pretes Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ......... 45

Tabel 4.2 Statistic Deskriptif Data Pretest Posttest Kelas Eksperimen Dan

Kelas Kontrol ................................................................................ 46

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi posstest Kelas Kontrol ................................. 47

lTabel 4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ............................. 48

Tabel 4.5 Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .......................................................................................... 50

Tabel 4.6 Uji Homogen Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol .................... 51

Tabel 4.7 Uji Hipotesis Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol .................... 52

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrument ........................................................................... 65

Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen ....................................................................... 73

Lampiran 3 RPP Kelas Kontrol ............................................................................. 79

Lampiran 4 soal-soal tes......................................................................................... 85

Lampiran 5 kunci jawaban ..................................................................................... 89

Lampiran 6 Uji Validasi intrumen ......................................................................... 90

Lampiran 7 Uji Reliabilitas .................................................................................... 91

Lampiran 8 Foto-Foto Waktu Penelitian................................................................ 92

Lampiran 9 Surat Rekomendasi Penelitian ........................................................... 95

Lampiran 10 Surat Balasan Penelitian ................................................................... 96

Lampiran 11 Surat Balasan Validasi / Uji Coba Soal ............................................ 97

xiii
ABSTRAK

TONDA, PATRIA KANISIA. 2023. Pengaruh penggunaan model pembelajaran


kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar bagi siswa kelas V SDK Cewonikit.
Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Katolik
Indonesia Santu Paulus Ruteng. Pembimbing: (1) Heronimus E. A. Wejang, S.Fil.,
M.Pd (2) Dr. Tapung Marianus, S.Fil., M.Pd
Rancangan proses pembelajaran yang aktif, inovatif, efektif dan
menyenangkan menjadi prioritas utama bagi guru dalam mengembangkan proses
pembelajaran di kelas. Namun untuk sampai pada tujuan tersebut masih banyak
ditemukan masalah yang menghambat pelaksanaan pembelajaran di kelas
diantaranya (1) Pembelajaran berpusat pada guru (2) Guru kurang kreatif dalam
mengembangkan dan menggunakan model pembelajaran pada proses pembelajaran
(3) Metode pembelajaran yang kurang efektif (4) hasil belajar kelas V SDK
Cewonikit masih rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran apa yang
lebih tinggi metode tipe STAD atau model pembelajaran konvensional pada siswa
kelas V di SDK Cewonikit. Dalam penelitian ini teknik pengambilan datanya
dengan menggunakan instrument test. Teknik analisis data yang digunakan peneliti
dengan menggunakan uji t-independen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-
siswi kelas V SDK Cewonikit yang berjumlah 63 orang. Penentuan populasi untuk
kelas V A sebagai kelas eksperimen dan kelas V B sebagai kelas kontrol. Penelitian
ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode design post test-only control
group desaign. Desain penelitian yang digunakan adalah Posstest-Only Control
Design.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan menggunakan metode tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan metode konvensional, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada
kelas eksperimen 83,32 sedangkan pada kelas kontrol 61,61 dan perbedaan hasil
analisis dengan menggunakan uji t-independen diperoleh thitung =11, 245 dan ttabel=2,
045 pada taraf signifikan a= 0,05 dan derajat df ( 31+31-2=60), karena thitung
=11,245 > ttabel = 2,045, maka keputusannya Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas yang
memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan
hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode konvensional. Artinya
hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe STAD pada kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan metode
konvensional pada kelas kontrol.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Hasil Belajar

xiv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,

dilaksanakan, dinilai dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efesien. Guru

memegang peranan yang sangat penting dalam mengefektifkan proses

pembelajaran. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang

memungkinkan siswa bisa belajar dengan mudah dan menyenangkan, serta dapat

tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan.

Menurut Sulistyo & Sceisarriya (2021:31), pembelajaran yang efektif dapat

didefinisikan sebagai pembelajaran yang berhasil mencapai tujuan belajar siswa

sebagaimana yang diharapkan oleh guru. Sedikitidaknya ada dua unsur pokok

dalam pembelajaran efektif, yaitu guru harus memiliki suatu gagasan jelas tentang

tujuan belajar yang diharapkan dan pengalaman belajar yang direncanakan dan

disampaikan dapat tercapai.

Dalam Pembelajaran yang ideal merupakan pembelajaran yang mampu

mendorong kreativitas anak secara keseluruhan, membuat siswa aktif, mencapai

tujuan pembelajaran secara efektif dan berlangsung dalam kondisi menyenangkan.

Menurut Ikhsani (2023:292), tujuan pembelajaran yang ideal adalah agar

siswa mampu mewujudkan perilaku belajar yang efektif diantaranya sebagai

berikut:

1. Perhatian siswa yang aktif dan terfokus kepada pembelajaran.

1
2. Berupaya dan menyelesaikan tugas dengan benar.

3. Siswa mampu menjelaskan hasil belajarnya.

4. Siswa difasilitasi untuk berani menyatakan kepada guru apa-apa yang belum

dipahami.

5. Siswa berani menyatakan ketidaksetujuan.

6. Siswa dimotivasi untuk berani meminta informasi yang relevan dengan topik

bahasan lebih lanjut.

Berdasarkan hasil observasi di SDK Cewonikit, selama proses pembelajaran

di kelas belum terlaksana secara maksimal. Model pembelajaran yang digunakan

guru juga belum mkasimal, guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan

penugasan sehingga kegiatan lebih terpusat pada guru. Guru masih menggunakan

metode pembelajaran konvensional seperti ceramah dan penugasan. Sehingga

mengakibatkan kurangnya keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung, baik

dalam bertanya, mencatat materi yang disajikan guru maupun saat diskusi. Siswa

terlihat ramai sendiri dan bosan karena pembelajaran terpusat pada guru.

Solusi untuk meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran agar lebih

maksimal dan meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik, maka

diperlukan penggunaan model pembelajaran yang efektif dan efisien serta inovatif

dan kreatif, maka penulis menawarkan model pembelajaran yang cocok untuk

pembelajaran dikelas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Menurut Sumarni & Mansurdin (2020:1316), bahwa model Kooperatif tipe

STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya

aktivitas dan interaksi anggota kelompok belajar yang terdiri dari 4-6 siswa dengan

2
tingkat kemampuan dan jenis kelaming yang berbeda untuk saling memotivasi dan

membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai tujuan potensi belajar

yang maksimal. pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model kooperatif yang

menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-

5 siswa secara heterogen yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis

kelamin, dan suku.

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

Kooperatif tipe STAD dapat memotivasi siswa supaya bisa saling membantu dan

mendukung satu sama lain di dalam kelompok untuk meningkat aktivitas belajar

dan pada akhirnya hasil belajar pun meningkat. Pada penelitian ini, penulis

menggunakan model koperatif tipe STAD yang terdiri dari 6 langkah yaitu : 1).

Penyampaian tujuan dan motivasi, 2) Pembagian kelompok, 3) Presentasi dari guru,

4) Kegiatan belajar dalam tim, 5) Kuis/ evaluasi, 6) Penghargaan prestasi tim.

Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk mencapai

suatu keberhasilan dalam kelompok dengan cara bekerja sama dalam tim. Model

pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu

siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-

norma kelompok, siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil

bersama, interaksi antara siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka

dalam berpendapat, meningkatkan kecakapan kelompok, tidak bersifat kompetitif,

dan tidak memiliki rasa dendam.

3
Berdasarkan hal ini, penulis akan melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran kooperatif Tipe STAD Terhadap hasil

belajar bagi siswa kelas V SDK Cewonikit”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah penelitian, penulis

mendapatkan beberapa identifikasi masalah diantaranya:

1. Selama proses belajar mengajar berlangsung, gurulah yang banyak

berbicara dan menyampaikan informasi.

2. Siswa dalam proses pembelajaran masih pasif sebagai penerima informasi.

3. Semangat belajar siswa rendah siswa jenuh dan banyak bermain saat proses

pembelajaran berlangsung.

4. Kurangnya peran guru dalam mengarahkan siswa sepanjang aktivitas

pembelajaran berlangsung, sehingga dapat menyebabkan siswa kurang

memahami pelajaran yang telah dilakukan.

5. Kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran

6. Hasil belajar siswa masih rendah.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan indentifikasi masalah yang ada, maka peneliti

melakukan pembatasan masalah agar permasalahan tidak meluas. Masalah dibatasi

dengan penggunaan model pembelajaran koperatif tipe STAD dan hasil belajar

siswa kelas V SDK Cewonikit.

4
1.4 Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat

dirumusakan permasalahan yaitu apakah penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V SDK

Cewonikit?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

terhadap hasil belajar bagi siswa kelas V SDK Cewonikit.

1.6 Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, memberikan infromasi dan pemahaman kepada siswa untuk

dapat mengembangkan potensi dirinya menjadi lebih aktif, banyak

mengeksplorasikan materi bersama guru, maupun diskusi bersama teman

selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Bagi guru, dapat dijadikan suatu alternatif dalam meningkatkan kualitas

belajar mengajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk

meningkatkan kemampuan berdiskusi dalam kelompok, bekerja sama dan

tanggung jawab sehingga dapat mengingkatkan hasil belajar.

3. Bagi sekolah, sebagai salah satu masukan dalam perencanaan, pelaksanaan

dan mengembangkan serta mengambil kebijakan terutama mengenai model

yang tepat, sebagai sarana dalam kerja sama dan diskusi dalam pembinaan

5
dan pengelolaan proses pembelajaran sehingga dapat mengingkatkan hasil

belajar siswa kelas V SDK Cewonikit.

4. Bagi peneliti, hasil peneliti ini dapat landasan berpijak, bahan referensi dan

sumber informasi dalam rangka menindak lanjuti penelitian ini atau

penelitian selanjutnya dalam ruangan yang lebih luas.

6
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Wulandari ( 2022:19), pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

model pembelajaran untuk tempat siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri

dari 4-5 siswa dengan tingkatan kemampuan siswa yang berbeda, untuk menguasai

materi dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama

secara kolaboratif dan membantu memahami materi, serta membantu teman untuk

menguasai bahan pembelajaran. STAD berarti mengerjakan sesuatu secara

bersama-sama dengan saling membantu satu dengan yang lain sebagai satu tim.

Menurut Sumarni & Mansurdin (2020:1316), model kooperatif tipe STAD

merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan

interaksi anggota kelompok belajar yang terdiri dari 4-6 siswa dengan tingkat

kemampuan dan jenis kelamin yang berbeda untuk saling memotivasi dan

membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai tujuan potensi belajar

yang maksimal. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model kooperatif yang

menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-

5 siswa secara heterogen yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis

kelamin, dan suku.

Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang

menggunakan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa dalam satu

7
kelompok yang saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi

pembelajaran untuk mencapai tujuan potensi belajar.

Menurut Wulandari (2022:20), Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

mengembangkan potensi kognitif dan efektif antara lain:

1. relatif mudah menyelenggarakannya,

2. mampu memotivasi siswa dalam mengembangkan potensi individu, terutama

kreatifitas dan tanggung jawab dalam mengangkat citra kelompoknya,

3. melatih siswa untuk bekerja sama dan saling tolong menolong dalam

kelompok,

4. siswa mampu menyakinkan dirinya dan orang lain bahwa tujuan yang ingin

dicapai bergantung pada cara kerja mereka, bukan karena keberuntungan,

5. siswa mampu berkomunikasi verbal dan nonverbal dalam bekerja sama,

6. meningkatkan keakraban antar siswa.

2.1.2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Hanun (2019: 85), tujuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah mengubah perilaku belajar siswa dari individualistik menjadi kerja sama tim

yang mendorong siswa untuk saling membantu satu dengan yang lainnya. Selain

itu, untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab, baik individu maupun kelompok

sehingga memperoleh hasil yang memuaskan untuk mendapatkan penghargaan

kelompok.

Menurut Asmedy (2021:207), tujuan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD memungkinkan terciptanya situasi belajar yang menyenangkan,

meningkatkan interaksi dan kerjasama siswa baik terhadap kelompoknya maupun

8
terhadap guru, serta menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif. Adanya

kompetisi dalam kelompok juga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa yang

nantinya berpengaruh terhadap hasil beajar dalam kelompok.

Diskusi memfasilitasi siswa untuk dapat berpikir kritis saling menyampaikan

pendapat, menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman yang lain,

yang mampu menerima perbedaan dan menyumbangkan pikiran untuk

memecahkan masalah bersama. Dalam diskusi kelompok peserta didik akan banyak

menemukan perbedaan pandangan yang justru akan melatih mereka menyatukan,

meluruskan pendapat yang pada akhirnya akan menemukan konsep yang sama.

Dengan demikian dapat membantu peserta didik untuk lebih memahami materi.

Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah untuk mencapai suatu keberhasilan

dalam kelompok dengan cara bekerja sama dalam tim demi mencapai tujuan

pembelajaran di kelas.

2.2 Penjabaran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

2.2.1 Komponen Utama Model Pembelajaran Tipe STAD

Menurut Slavin (2005: 143-146), komponen utama model pembelajaran tipe

STAD terdiri atas lima yaitu sebagai berikut:

a. Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di

dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering dilakukan

atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapin bisa juga memasukan

presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa

9
hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit

STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-

benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan

demikian akan membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka

menentukan skor tim mereka.

b. Tim

Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari

kelas dalam kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama

dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggotanya untuk bisa

mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim

berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya.

Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya,

yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk

membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi

kinerja akademik penting dalam pembelajaran dan itu adalah untuk memberikan

perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan

seperti hubungan antarkelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-

siswa.

c. Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi

dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis

individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam

10
mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual

untuk memahami materinya.

d. Skor Kemajuan Individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan

kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja

lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap

siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam

sistem skor ini, tetapi tidak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa

memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor awal, yang

diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnyadalam mengerjakan

kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka

berdasarkan tingkat kenaikan skorkuis mereka dibandingkan dengan skor awal

mereka.

e. Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain

apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat

juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

2.2.2 Persiapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Slavin (2005:147-151), dalam model pembelajaran tipe STAD

terdapat beberapa persiapan dalam penerapan model pembelajaran di dalam kelas

yaitu sebagai berikut:

11
a. Materi

Materi dalam STAD yang mencakup lembar-kegiatan, sebuah lembar jawaban

dan sebuah kuis untuk setiap unit yang direncanakan untuk diajarkan.

b. Membagi Siswa Ke Dalam Tim

Tim-tim STAD mewakili seluruh bagian di dalam kelas. Di dalam kelas yang

terdiri dari separuh laki-laki, separuh perempuan, tiga perempat kulit putih, dan

seperempat minoritas boleh saja dua laki-laki dua perempuan dan tiga siswa

kulit putih serta satu siswa minoritas. Tim tersebut juga harus terdiri dari

seorang siswa berprestasi tinggi, seorang siswa berprestasi rendah dan dua

lainnya berprestasi sedang.

c. Menentukan Skor Awal Pertama

Skor awal mewakili skor rata-rata siswa pada kuis-kuis sebelumnya. Dalam

memulai STAD guru memberikan tiga kali atau lebih kuis, gunakan rata-rata

skor kuis siswa sebagai skor awal. Atau jika tidak, gunakan hasil nilai terakhir

siswa dari tahun lalu.

2.2.3 Jadwal Kegiatan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Slavin (2005: 153-163), kegiatan model pembelajaran tipe STAD

yaitu sebagai berikut:

a. Pengajaran

Tiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi pembelajaran

tersebut di dalam kelas. Presentasi tersebut haruslah mencakup pembukaan,

pengembangan, dan pengarahan-praktis tiap komponen dari keseluruhan

pembelajaran. Kegiatan-kegiatan tim dan kuisnya mencakup latihan dan

12
penilaian yang independen, secara berturut-turut. Dalam pembelajaran yang

ditekankan sebagai berikut:

1. Pembukaan

 Sampaikan pada siswa yang akan mereka pelajari dan mengapa hal itu

penting. Tumbuhkan rasa ingin tahu para siswa dengan cara

penyampaian yang berputar-putar, masalah dalam kehidupan nyata dan

sarana-sarana lainnya.

 Guru bisa membuat para siswa bekerja dalam tim mereka untuk

menentukan konsep-konsep atau untuk membangkitkan minat mereka

terhadap pelajaran.

 Ulangi tiap prasyarat atau informasi secara singkat.

2. Pengembangan

 Fokus pada pemaknaan, bukan penghafalan.

 Demonstrasikan secara aktif konsep-konsep atau skil-skil, dengan

menggunakan alat bantuan visual, cara-cara cerdik, dan contoh yang

banyak.

 Nilailah siswa sesering mungkin dengan memberi banyak pertanyaan.

 Jelaskan mengapa sebuah jawaban bisa salah atau benar, kecuali jika

memang sudah sangat jelas.

 Berpindahlah pada konsep begitu para siswa telah menangkap gagasan

utamanya.

13
3. Pedoman pelaksanaan

 Buatlah agar para siswa mengerjakan tiap persoalan atau contoh, atau

mempersiapkan jawaban terhadap pertanyaan yang guru berikan.

 Panggil siswa secara acak. Ini akan membuat para siswa selalu

mempersiakan diri mereka untuk menjawab.

 Pada saat ini jangan memberikan tugas-tugas kelas yang memakan

waktu lama. Buatlah agar siswa mengerjakan satu atau dua

permasalahan atau contoh atau mempersiapkan satu atau dua jawaban

lalu berikan umpan balik.

b. Belajar tim

Selama belajar tim, tugas para anggota tim adalah menguasai materi yang guru

sampaikan di dalam kelas dan membantu teman sekelasnya untuk menguasai

materi tersebut. Para siswa mempunyai lembar-kegiatan dan lembar jawaban

yang dapat mereka gunakan untuk melatih kemampuan selama proses

pengajaran dan untuk menilai diri mereka sendiri dan teman sekelasnya. Hanya

dua kopian dari lembar-kegiatan dan lembar jawaban yang diberikan kepada

tiap tim, ini akan mendorong teman satu tim untuk bekerja sama tetapi bila ada

siswa yang ingin punya kopian sendiri, guru bisa menyediakan kopian

tambahan.

Adapun aturan dalam tim yaitu sebagai berikut:

 Para siswa punya tanggung jawab untuk memastikan bahwa satu tim mereka

telah mempelajari materinya.

14
 Tidak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu tim

menguasai pembelajaran tersebut.

 Mintalah bantuan dari semua teman satu tim untuk membantu temannya

sebelum teman mereka bertanya kepada guru.

 Teman satu tim boleh saling berbicara satu sama lain dengan suara pelan.

c. Tes

Gagasan utama dalam tes yaitu kuis individual dan materi yang dibutuhkan satu

kuis tiap anak. Dalam tes terdapat perincian sebagai berikut:

 Bagikan kuisnya dan berikan waktu yang sesuai kepada para siswa untuk

menyelesaikannya. Jangan biarkan siswa bekerja sama mengerjakan kuis

tersebut. Para siswa harus memperlihatkan apa yang telah mereka pelajari

secara individual.

 Biarkan siswa saling bertukar kertas dengan anggota tim lain ataupun

mengumpukan kuisnya untuk dinilai setelah kelas selesai. Pastikan skir kuis

dan skor tim dihitung tepat pada waktunya untuk digunakan pada kelas

selanjutnya.

d. Rekognisi tim

Gagasan utama dalam rekognisi tim adalah menghitung skor kemajuan

individual dan skor tim dan memberikan sertifikat atau bentuk penghargaan tim

lainnya.

15
Dalam rekognisi tim dapat dirincihkan sebagai berikut:

 Menghitung Skor Individual dan Tim

Setelah melakukan tiap kuis hitunglah skor kemajuan individual dan skor

tim dan berilah penghargaan lainnya kepada tim dengan skor tertinggi. Jika

memungkinkan, umumkanlah skor tim pada periode pertama setelah

mengerjakan kuis. Ini akan membuat jelas hubungan antara melakukan tugas

dengan baik dan menerima rekognisi, pada akhirnya akan meningkatkan

motivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.

Poin kemajuan. Para siswa mengumpulkan poin untuk tim mereka

berdasarkan tingkat di mana skor kuis mereka (presentase yang benar)

melampaui skor awal mereka:

Tabel 2.1 Poin Kemajuan

Skor kuis Poin kemajuan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

10-1 poin di bawah skor awal 10

Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20

Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30

Kertas jawaban sempurna ( terlepas dari skor awal) 30

Tujuan dibuatnya skor awal dan poin kemajuan adalah untuk

memungkinkan semua siswa memberikan poin maksimum bagi kelompok

mereka, beberapa pun tingkat kinerja mereka sebelumnya.

16
Skor tim. Untuk menghitung skor tim, catatlah tiap poin kemajuan semua

anggota tim pada lembar rangkuman tim dan bagilah jumlah total poin

kemajuan seluruh anggota tim dengan jumlah anggota tim yang hadir.

e. Merekognisi prestasi tim

Tiga macam tingkatan penghargaan diberikan di sini. Ketiganya

didasarkan pada rata-rata skor tim, sebagai berikut:

Tabel 2.2 Tingkatan Penghargaan Nilai Rata-Rata

Kriteria (Rata- rata tim) Penghargaan

15 TIM BAIK

16 TIM SANGAT BAIK

17 TIM SUPER

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Sumarni & Mansurdin (2020:1317), kelebihan model STAD yaitu

sebagai berikut:

a. siswa bekerja sama dengan mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-

norma kelompok;

b. siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama;

c. aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan

kelompok;

d. interaksi antarsiswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam

beradaptasi;

e. meningkatkan kecakapan individu;

17
f. meningkatkan kecakapan kelompok;

g. tidak bersifat kompetitif;

Selain berbagai kelebihan, model pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Division (STAD) ini juga memiliki kekurangan, seperti yang di

paparkan di bawah ini:

a. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division

(STAD) membutuhkan waktu yang relatif lama.

b. Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division

(STAD) ini memerlukan kemampuan khusus dari guru, guru dituntut sebagai

fasiliator, mediator, motivator dan evaluator.

2.4 Hasil Belajar

2.4.1 Pengertian Belajar

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku

akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam arti luas mencakup

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Setiap perilaku ada

yang tampak atau dapat diamati, dan dapat pula yang tidak diamati.

Belajar adalah perubahan kemampuan dan di posisi seseorang yang dapat

dipertahankan dalam suatu periode tertentu dan bukan merupakan hasil dari proses

pertumbuhan.

Menurut teori Behavioristik belajar merupakan perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain,

belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya

18
untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus

dan respon.

Menurut Ahmadiyanto (2016:982), belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi

dengan lingkunganya. Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat

progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, baik mencakup aspek

pengetahuan (cognitif domain), aspek afektif (afektive domain maupun aspek

psikomotorik (psychomotoric domain).

Menurut Ahmadiyanto (2016:983), belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku yang meliputi perubahan kencendrungan manusi, seperti sikap, minat,

atau nilai dan perubahan kemampuanya. Belajar merupakan kegiatan fisik dan

mental, sehingga perubahan yang ada harus tergambar pada perkembangan fisik

dan mental siswa. Keberhasilan belajar siswa dapat diukur berdasarkan pada

besarnya rentang perubahan sebelum dan sesudah siswa mengikuti kegiatan belajar.

Dari proses belajar mengajar tersebut diharapkan terjadi perubahan-perubahan yang

terjadi dan perubahan itulah yang dinamakan dengan hasil belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah perubahan tingkah laku hasil dari proses interaksi dan stimulus dengan

mengamati, mendengar, membaca, meniru, dan lain sebagainya.

2.4.2 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Ahmadiyanto (2016:983), hasil belajar merupakan hal yang dapat

dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil

19
belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan

pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada

jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil

belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran. Disisi lain hasil belajar

adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang

tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi

mengerti.

Menurut Ahmadiyanto (2016:984), teori Taksonomi Bloom hasil belajar

dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif,

psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual terdiri dari 6 aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan

karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

c. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih

dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil

belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian

dalam proses pembelajaran di sekolah.

20
Menurut Ahmadiyanto ( 2016:984), hasil belajar merupakan kombinasi

perkalian antara kemampuan, usaha, keterampilan dan kejelasan tugas tanggung

jawab (role perceptions). Hasil belajar siswa akan tergambar dari tanggung

jawabnya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban yang di bebanka kepadanya.

Pada bagian lain dijelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

oleh siswa setelah pengalaman belajar.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan

berulang-ulang serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak

akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk

pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan

merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

2.4.3 Bentuk-bentuk Hasil Belajar

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu:

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Secara ekplesit ketiga ranah tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Berkaitan dengan ketiga ranah tersebut yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotorik akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual ranah kognitif terdiri dari 6 aspek,

yaitu:

a. Pengetahuan hafalan (knowedge) adalah tingkat kemampuan untuk

mengenal atau mengetahui adanya respon, fakta, atau istilah-istilah tanpa

harus mengerti, atau dapat menilai dan menggunakannya.

21
b. Pemahaman adalah kemampuan memahami arti konsep, situasi serta

fakta yang diketahuinya. Pemahaman dibedakan menjadi 3 yaitu:

pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, pemahaman eksplorasi.

c. Aplikasi atau penerapan adalah penggunaaan abstraksi pada situasi

konkrit yang dapat berupa ide, teori atau petunjuk teknis.

d. Analisis adalah kemampuan menguraikan suatu intregasi atau situasi

tertentu kedalam komponenkomponen atau unsur-unsur pembentuknya.

e. Sisntesis yaitu penyatuan unsur-unsur atau bagianbagian kedalam suatu

bentuk menyeluruh.

f. Evaluasi adalah membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan,

konsep, situasi, dan lain sebagainya.

2.4.4 Faktor–faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Daryanto (2010: 55) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

peserta didik adalah sebagai berikut:

1. Faktor yang berasal dari dalam peserta didik (internal)

Faktor dari dalam diri siswa yang utama adalah kemampuan dimilikinya.

Faktor kemampuan siswa sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar

yang diperoleh siswa. Selain kemampuan, faktor lain yang mempengaruhi

hasil belajar adalah motivasi, minat belajar dan perhatian, sikap dan kebiasaan

belajar, ketekuna, faktor fisik dan psikis.

2. Faktor yang berasal dari luar peserta didik (eksternal)

Faktor dari dalam yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah faktor

lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling mempegaruhi hasil

22
belajar disekolah adalah pengajaran yang dikelola oleh guru. Hasil belajar

disekolah dipengaruhi oleh kapasitas peserta didik dan kualitas pengajaran.

3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning)

Faktor pendekatan juga berpengaruh terhadap keberhasilan hasil belajar.

Karena pendekata belajar ini dapat menunjang keefektifan dan efesiensi proses

pembelajaran.

2.5 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh N. M. Sri Adnyani, I. N. Natajaya, dan I. G.

K. Arya Sunu 2014 yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang

dilakukan dengan teknik statistik uji-t ditemukan bahwa perbedaan hasil belajar

bahasa indonesia yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD terbimbing dengan siswa yang

dibelajarkan dengan menggunakan metode konvensional. Dari uji-t diperoleh

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =7,234 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3,96. Hal ini berarti 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑜 di tolak dan

𝐻1 diterima. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan

hasil belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran tipe STAD dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan metode pembelajaran konvensional dalam pelajaran Bahasa

Indonesia.

Penelitian yang dilakukan Fikri Nur Samsyu, Intan Rahmawati, dan Suyitno,

yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran STAD Terhadap Hasil Belajar

Matematika Materi Bagun Ruang” tahun 2019. Berdasarkan hasil analisis uji

23
normalitas dengan Ltabel = 1,701 diperoleh normalitas akhir dengan L0 = 0, 0056

karena L0 < Ltabel maka hasil HO diterima dan data berasal dari data berdistribusi

normal. Berdasarkan uji t hasil belajar thitung lebih besar dari ttabel (12,751 >

1,701) maka H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan nilai hasil belajar lebih baik

antara sebelum (pretest) dan sesudah (post-test) yang menggunakan model STAD.

Jadi model STAD efektif terhadap hasil belajar Matematika materi bangun ruang

siswa kelas V SDN 01 Doplang. Persamaan yang terletak pada penelitian ini adalah

sama-sama menggunakan model pembelajaran STAD. Sedangkan Perbedaan pada

penelitian ini meneliti tentang keefektifan model STAD terhadap hasil belajar dan

penelitian yang dilakukan peneliti yaitu meneliti tentang pengaruh model STAD

terhadap hasil belajar.

Penelitian yang dilakukan Esminarto, Sukuwati, Nur Suryowati, dan Khoirul

Anam, yang berjudul “Implementasi Model STAD dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa” tahun 2016. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa

implementasi model STAD yang telah dilakukan dapat berhasil dalam

meningkatkan hasil belajar siswa. Persamaan dalam penelitian ini yaitu membahas

model STAD dalam meningkatkan hasil belajar. Sedangkan perbedaanya terletak

pada objek dan subjeknya.

Penelitian yang dilakukan Iyan Nurdiyan Haris yang berjudul “Pengaruh

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Sikap Tanggung Jawab”

pada siswa kelas V, VI SD Negeri 6 Watampone tahun 2016. Hasil analisis data

yang digunakan adalah Uji Paired Sampel T-test dan Independent Sampel T-test

Post-test. Hasil yang di peroleh yaitu terdapat pengaruh model pembelajaran

24
kooperatif tipe STAD terhadap sikap tanggung jawab siswa, dan pengaruh model

STAD lebih baik dibandingkan model konvensional. Persamaan yang yang terdapat

padaa penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan model STAD. Sedangkan

perbedaanya yaitu pengaruhnya terhadap sikap tanggung jawab dan pada penelitian

yang peneliti teliti yaitu pada hasil belajar.

Penelitian yang dilakukan Muhammad Sahdan, Wayan Lasmawan dan

Sariyasa, Penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD Terhadap Hasil Belajar IPS dan Keterampilan Sosial Siswa Kelas V SD

Negeri Jerowaru Lombok Timur” tahun 2013. Hasil yang didapatkan dalam

penelitian ini menyatakan bahwa hasil belajar dan keterampilan sosial siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih

baik terhadap model pembelajaran konvensional. Persamaan yang terletak pada

penelitian ini adalah penggunaan model yaitu model pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Sedangkan perbedaanya terletak pada materi dan lokasi pada penelitian.

2.6 Kerangka Berpikir

Selama ini masih banyak guru yang mendesain siswa untuk menghafal apa

yang disampaikan oleh guru seolah-olah guru sebagai sumbar utama dalam proses

belajar mengajar di dalam kelas. Umumnya metode yang digunakan adalah metode

ceramah sehingga proses pembelajaran siswa cenderung pasif atau kurang terlibat

pada proses belajar berlangsung. Hal ini mengakibatkan berpengaruh kurangnya

partisipasi dalam belajar yang dapat berpengaruh pada rendahnya hasil belajar

siswa. Supaya dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa, guru harus

dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Maka penulis mencoba

25
menerapkan model pembelajatan kooperatif tipe STAD yang merupakan salah satu

metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model

pembelajaran paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan

pendekatan kooperatif.

Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe STAD model

pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

yang berjumlah 4-5 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa

untuk bersosialisasi, berkerjasama dan lebih bergairah dalam belajar. Sehingga

dapat meningkatkan hasil belajar kerena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses

pembelajaran. Maka dari pernyataan tersebut penulis menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teori, kerangka berfikir dan penelitian yang relevan

maka dapat dirumuskan hipotesis

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada

kelas V SDK Cewonikit.

Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil

belajar siswa pada kelas V SDK Cewonikit.

26
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Nurfajarni (2022:2717), metode

eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan. Menurut Saswa (2014:14), eksperimen adalah suatu cara untuk

mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh

peneliti dengan mengurangifaktor-faktor lain yang mengganggu.

3.1.2 Desain Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan design post test-only control group desaign.

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Posstest-Only Control Design.

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang di pilih secara random.

Sugiono (2015: 140) menyatakan melalui desain ini subjek terdiri dari dua

kelas, yaitu kelas pertama diberi perlakuan (X) sebagai kelas eksperimen dan kelas

yang kedua bertindak sebagai kelas kontrol.

27
Rancangan penelitiannya digambarkan sebagai berikut:

R 𝑂1

R 𝑂2

Keterangan:

𝑶𝟏 = Hasil posttest kelompok eksperimen

R = Random

𝑶𝟐 = Hasil posttest kelompok kontrol

X= Perlakuan terhadap kelompok eksperimen, yang diajarkan dengan

menggunakan metode pembelajaran tipe STAD

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di SDK Cewonikit Kecamatan Langke

Rembong Kabupaten Manggarai Tahun Ajaran 2022/2023.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu dalam penelitian ini akan disesuaikan pada saat penelitian

dilaksanakan

3.3 Populasi dan Subjek Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini

28
adalah siswa kelas V SDK Cewonikit Tahun Ajaran 2022/2023 yang berjumlah 63

orang.

3.3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V. Kelas V terdapat dua kelas

yaitu kelas VA berjumlah 32 orang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 17 siswa

laki-laki sebagai kelas eksperimen kelas VB berjumlah 31 siswa terdiri dari 21

siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki sebagai kelas kontrol.

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Asri Arifatul Haniah, Rosnita (2019:2), bahwa variabel penelitian

merupakan suatu atribut seseorang, atau sifat, atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

Menurut Asri Arifatul Haniah, Rosnita, (2019:3), variabel dalam penelitian

ini terdiri dari dua, diantaranya adalah :

1. Variabel bebas (independen) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran koperatif tipe STAD.

2. Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel terikat adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar ialah kemampuan dan

perubahan yang diperoleh siswa melalui semua kegiatan belajar. Dalam

penelitian ini hasil belajar difokuskan pada perolehan nilai siswa setelah

29
mendapat perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data ini bertujuan untuk

mengetahui data-data yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes.

Tes adalah pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes digunakan untuk mengumpulkan data

tentang kemampuan menyelesaikan soal pilihan ganda setelah diberi perlakuan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Soal pilihan ganda merupakan bentuk tes yang setiap butirnya menyediakan

pilihan jawaban dan salah satu opsinya merupakan jawaban yang benar, sedangkan

opsi yang lainnya berfungsi sebagai pengecoh. Soal pilihan ganda yang akan

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 soal. Soal-soal tersebut diberikan pada

kegiatan pretest dan postest pada kelas kontol dan kelas eksperimen.

3.5.2 Instrumen pengumpulan data

Dalam penelitian ini instrumen yang akan digunakan adalah tes. Sugiyono

(2015:148), mengemukakan tes adalah alat pengukuran. Jadi, instrumen yang

digunakan oleh peneliti dalam meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam

kelompok berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 4 option atau pilihan jawaban

30
yaitu a, b, c, dan d yang diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran.

3.6 Validitas dan Reliabilitas Instumen

3.6.1 Validitas instrumen

Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya

apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan

di ukur.

Menurut Kuswari ( 2019:329), instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan tes. Tes memiliki validitas baik itu validitas konstrak maupun isi.

Untuk menguji validitas konstrak (construct validity), dapat digunakan pendapat

dari ahli. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang

akan di ukur dengan berlandasan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan

dengan ahli.

Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi

instrumen dengan materi yang telah diajarkan. Kemudian pengujian validitas

konstrak dan validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen,

atau matrik pengembangan instrumen. dalam kisi-kisi tersebut terdapat variabel

yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau

pertanyaan yang telah dijabarkan dari indikator.

Langkah-langkah menyusun butir tes dalam penelitian ini agar memiliki

validitas sebagai berikut:

a) Membuat table kisi-kisi soal

b) Menyusun butir soal berdasarkan kisi-kisinya.

c) Membuat kunci jawaban dari butir soal.

31
d) Mengvalidasi butir soal kepada ahli (validator internal, guru)

e) Merevisi butir soal berdasarkan masukan dari ahli (guru), merevisi butir soal

yang jelek berdasarkan hasil analisis.

Untuk menguji validitas butir-butir instrument lebih lanjut, maka setelah

dikonsultasikan dengan ahli (dosen), maka selanjutnya ujicoba. Uji coba tersebut

dilaksanakan terhadap kelas V SDI Lao, setelah dilakukan pengujian validitas

instrument dengan menggunakan analisis korelasi point biserial.

Menurut Sudiyono (2003:13), berikut rumus korelasi point biserial:

𝑝
𝑀𝑝 − 𝑀𝑡
𝑅𝑝𝑏𝑖𝑠= √−
𝑆𝐷𝑡 𝑞

Keterangan:

𝑅𝑝𝑏𝑖𝑠 :koefisien korelasi point biserial yang melambangkan

kekuatan variabel I dan variabel II.

𝑀𝑝 :rata-rata yang dicapai oleh peserta tes yang menjawab betul

𝑀𝑡 : rata-rata skor total yang dicapai oleh seluruh peserta tes

𝑆𝐷𝑡 : simpangan baku atau deviasi standar dari skor total

p: : proporsi peserta tes yang menjawab betul pada butir item

yang sedang diuji validitas itemnya.

q : proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir

item yang sedang diuji validitas itemnya.

Jika dalam perhitungan didapat 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan (a) 0,05

dengan n= dicocokan dengan r tabel= maka nomor butir soal tersebut valid.

32
Berdasarkan hasil uji coba di SDI Lao maka adapun hasil uji validasi dari

instrumen soal yang berjumlah 20 pertanyaan, dari 20 pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Hasil tersebut dapat di lihat pada lampiran

3.6.2 Reliabilitas Instrumen

Menurut Sukmaditana (2011: 209), reliabilitas instrumen menunjukan tingkat

ketepatan hasil pengukuran. Teknik dilakukan dengan cara mencoba instrumen

sekali saja kemudian dianalisis dengan teknik tertentu.

Menurut Arikunto (2012:115), pengujian reliabilitas instrumen dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara yang digunakan untuk menunjukan reabilitas

suatu instrumen tes dengan menggunakan rumus KR-20 atau Kuder Richardson.

𝑘 𝑣𝑡−∑ 𝑝𝑞
𝑟11= ( )( )
𝑘−1 𝑣𝑡

keterangan:

𝑅11 = reliabilitas intrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

𝑣𝑡 = varians total

p = proporsi subjek yang menjawab benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

∑ 𝑝𝑞 = jumlah hasil perkalian antara p dan q

Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

1. jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka instrumen dinyatakan reliabel.

2. jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka instrumen penelitian dinyatakan tidak reliabel.

33
Pengujian reliabilitas intrumen menggunakan bantuan amplikasi SPSS

Stastistik 24. Instrumen dinyatakan reliabel jika 𝑟11 > 0,05.

3.7 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyo𝑟no (2010: 335), teknik analisis data merupakan proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang dipelajari, dan membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian

ini, uji analisis data yang digunakan adalah:

1. Uji normalitas

Menurut Zuriah (2009: 201), uji normalitas dalam penelitian ini digunakan

untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran

inkuiri terbimbing. Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji atau melihat

normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Uji normalitas ini dilakukan

untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak.

Menurut Gunawan, (2015: 68) apabila data yang disajikan secara individu,

maka uji normalitas data sebaiknya dilakukan dengan Kolmogrov – Smirnov.

Kriteria pengujiannya adalah jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka

data terrsebut berdistribusi normal. Sebaliknaya, jika nilai signifikansi lebih

kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

34
2. Uji Homogenis

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok

mempunyai varians yang sama atau tidak. Pengujian atau uji homogenitas

bertujuan untuk meyakinkan bahwa sekumpulan data yang akan diukur

memang berasal dari populasi yang homogen (sama). Penghitungan

homogenitas dilakukan peneliti saat ingin membandingkan antara dau model

yaitu, diantarnya model pembelajaran berbasis masalah dan model inkuiri

terbimbing. Kelompok populasi tersebut memiliki ciri dan karakteristik sendiri

seperti hasil data pada pretest dan posttest. Hasil pengambilan keputusan dalam

uji homogenitas dapat di lihat apabila keputusan jika koefisien sig>0,05, maka

data tersebut dinyatakan homogen. Jika signifikansi < 0,05maka data

dinyatakan tidak homogen.

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
Rumus : 𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

(Riduwan, 2012: 120)

Setelah nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 diperoleh ,bandingkan dengan nilai

𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan 𝑑𝑘 = 𝑛 − 1, untuk varian terbesar 𝑑𝑘2 = n-1, untuk varian

terkecil, dengan taraf signifikan 𝛼 = 5%. Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti tidak homogen

Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti homogen

3. Uji Hipotesis (Uji t)

Pembuktian hipotesis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan uji

statistik parsial (uji t) untuk pengujian hipotesis.

35
Dengan rumus sebagai berikut:

Hipotesis statistik:

H0 = μ1 < μ2

Ha = μ1 > μ2

Keterangan:

μ1 = Hasil Proses Eksperimen

μ2 = Hasil Proses Kontrol

Adapun uji ini adalah untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

bebas dan variabel terikat. pengujian dilakukan dengan membandingkan antara

nilai “t hitung” masing-masing variabel bebas dengan nilai “ t tabel” dengan

derajat kesalahan 5% dalam arti (0,05). Apabila nilai sig > 0,05 maka variabel

bebasnya memberikan pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat atau

Ho ditolak dan Ha diterima.

Rumus uji t independen atau dua kelompok adalah sebagai berikut:

Keterangan:

̅̅̅1= mean pada kelompok eksperimen


𝑋

̅̅̅2= mean pada kelompok kontrol


𝑋

𝑠12 = jumlah deviasi kuadrat pada kelompok eksperimen

𝑠22 = jumlah deviasi kuadrat pada kelas kontrol

𝑛1 = jumlah subjek penelitian pada kelompok eksperimen

𝑛2 = jumlah subjek penelitian pada kelompok kontrol


36
Kriteria pengujian hipotesisnini jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑎 diterima dan

𝐻𝑂 ditolak. Sedangkan jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑎 ditolak dan 𝐻𝑜 diterima

pada taraf signifikan dengan dk = 𝑛1 + 𝑛2− 2.

Ho : Tidak terdapat pengaruh dari penggunaan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD terhadap hasil belajar siswa.

Ha : Terdapat pengaruh dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD terhadap hasil belajar siswa.

37
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadiyanto, A. (2016). Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal


Pendidikan Kewarganegaraan, 6(2), 980-993., 6(2), 980–993.
http://ppjp.ulm.ac.id/jpournal/index.php/pkn/article/view/2326/2034

Asmedy, A. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Ainara Journal (Jurnal
Penelitian Dan PKM Bidang Ilmu Pendidikan), 2(2), 108–113.
https://doi.org/10.54371/ainj.v2i2.41

Asri Arifatul Haniah, Rosnita, S. (2019). Pengaruh Penggunaan Model Inkuiri


Terhadap. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 4(12), 1–8.

Hanun, A. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

STAD dalam Pembelajaran Insya’. Studi Arab, 10(1), 83–100.


https://doi.org/10.35891/sa.v10i1.1769

Ikhsani, S. R., Tangawunisma, A., Sholeha, A., Divanka, P., & Setiabudi, D. I.
(2023). Karakteristik Pembelajaran Tematik Yang Ideal Pada Sekolah
Dasar. 1(1), 1–6.

Ikhsani, Siti Rahimah, et al. "Karakteristik Pembelajaran Tematik Yang Ideal Pada
Sekolah Dasar." Student Scientific Creativity Journal 1.1 (2023): 290-
295Media.

Jumrawarsi, Jumrawarsi. "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Find


Someone Who terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa." Jurnal
Gantang 2.2 (2017): 123-129.

Jumrawarsi, Jumrawarsi. "Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Find


Someone Who terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa." Jurnal
Gantang 2.2 (2017): 123-129.

Kuswari, R., & . R. (2019). Keefektifan Model Make a Match Dengan Media
Rorumat Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa. Mimbar Ilmu, 24(1), 20.
https://doi.org/10.23887/mi.v24i1.17406

Muakhirin, Binti. "Peningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan pembelajaran


inkuiri pada siswa SD." Jurnal ilmiah guru caraka olah pikir edukatif 1
38
(2014).

Muakhirin, B. (2014). Peningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan


pembelajaran inkuiri pada siswa SD. Jurnal ilmiah guru caraka olah pikir
edukatif, (1).

MUAKHIRIN, Binti. Peningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan


pembelajaran inkuiri pada siswa SD. Jurnal ilmiah guru caraka olah pikir
edukatif, 2014, 1.

Nurfajarni, M., Gutji, N., & Wahyuni, H. (2022). Layanan Bimbingan Kelompok
dengan Teknik Role Playing untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa SMP
Negeri 8 Kota Jambi. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4(6), 2715–2721.

Slavin, Robert.(2005).Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.,147-151

Slavin, Robert.(2005).Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.,143-146

Siswa, P., Viii, K., Padang, S. M. P. N., & Pd, S. (n.d.). Armiati, M.Pd ) ( Yulna
Dewita Hia, S.Pd, MM ). April 2014, 0–5.

Sulistyo, B., & Sceisarriya, V. M. (2021). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor


Pendukung Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Sepak Sila Cabang
Olahraga Takraw. PENJAGA : Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 1(2), 30–
35. https://doi.org/10.55933/pjga.v1i2.84

Reinita, Reinita. "Peningkatan Hasil Belajar Tematik Terpadu dengan Model


Problem Based Learning di Sekolah Dasar." Journal of Moral and Civic
Education 4.2 (2020): 88-96. Reinita, R. (2020). Peningkatan Hasil Belajar
Tematik Terpadu dengan Model Problem Based Learning di Sekolah
Dasar. Journal of Moral and Civic Education, 4(2), 88-96.

REINITA, Reinita. Peningkatan Hasil Belajar Tematik Terpadu dengan Model


Problem Based Learning di Sekolah Dasar. Journal of Moral and Civic
Education, 2020, 4.2: 88-96.

Slavin, Robert.(2005).Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media., 153-163

Sumarni, E. titi&, & Mansurdin, M. (2020). Model Kooperative Learning Tipe


STAD pada Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan

Tambusai, 4, 1309–1319. https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/598

39
Siregar, Yulia Pratiwi. "Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah di Semester II-B
STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan." Jurnal Education and
Development STKIP Tapanuli selatan 1.1 (2016): 17-23.

Siregar, Y. P. (2016). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


STAD Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah di Semester II-B STKIP
Tapanuli Selatan Padangsidimpuan. Jurnal Education and Development
STKIP Tapanuli selatan, 1(1), 17-23

SIREGAR, Yulia Pratiwi. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe STAD Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah di Semester II-B
STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan. Jurnal Education and
Development STKIP Tapanuli selatan, 2016, 1.1: 17-23..

Syihabuddin, Muhammad Arif, and Rizky Amalia. "Pengaruh Penggunaan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Siswa Mts.
Ma’ Arif Sidomukti

Syihabuddin, M. A., & Amalia, R. (2022). Pengaruh Penggunaan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Siswa Mts.
Ma’ Arif Sidomukti Gresik. Miyah: Jurnal Studi Islam, 18(1), 75-84.
GRESIK." MIYAH: Jurnal Studi Islam 18.1 (2022): 75-84

SYIHABUDDIN, Muhammad Arif; AMALIA, Rizky. Pengaruh Penggunaan


Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Siswa
Mts. Ma’ Arif Sidomukti Gresik. Miyah: Jurnal Studi Islam, 2022, 18.1:
75-84..

Syafi'i, Ahmad, Tri Marfiyanto, and Siti Kholidatur Rodiyah. "Studi tentang
prestasi belajar siswa dalam berbagai aspek dan faktor yang
mempengaruhi." Jurnal Komunikasi Pendidikan 2.2 (2018): 115-123.

Syafi'i, A., Marfiyanto, T., & Rodiyah, S. K. (2018). Studi tentang prestasi belajar
siswa dalam berbagai aspek dan faktor yang mempengaruhi. Jurnal
Komunikasi Pendidikan, 2(2), 115-123.

SYAFI'I, Ahmad; MARFIYANTO, Tri; RODIYAH, Siti Kholidatur. Studi tentang


prestasi belajar siswa dalam berbagai aspek dan faktor yang
mempengaruhi. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 2018, 2.2: 115-123.

Wulandari, I. (2022). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ( Student Teams


Achievement Division) dalam Pembelajaran MI. Jurnal Papeda: Jurnal
PublikasiPendidikanDasar,4(1),17–23.
https://doi.org/10.36232/jurnalpendidikandasar.v4i1.1754

40
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi SDK Cewonikit

Sekolah Dasar Katolik Cewonikit adalah sala satu satuan pendidikan dengan

jenjeng SD yang beralamat di Jln, Anggrek Cewonikit, Kecamatan Langke

Rembong, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. SDK Cewonikit

didirikan oleh Pater Nikolaus Both pada tanggal 01 Januari 1969.

SDK Cewonikit memiliki visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi

Berdasarkan iman dan taqwa SDK Cewonikit berprestasi dan sukses program

wajib belajar pendidikan dasar.

b. Misi

1. Meningkatkan kedisiplinan di segala bidang.

2. Melaksanakan proses belajar mengajar PAIKEM (Pendidikan Aktif Kreatif

Inovatif dan Menyenangkan).

3. Meningkatkan profesi guru melalui KKG ( Kelompok Kerja Guru)/

DIKLAT.

4. Menanamkan nilai-nilai budaya melalui kegiatan ekstrakurikuler.

5. Meningkatkan peran serta kegiatan keagamaan.

6. Membuka hubungan kerja sama yang kondusif dengan instansi terkait.

7. Menciptakan lingkungan yang ramah dan asri.

41
SDK Cewonikit menyediakan listrik untuk membantu proses kegiatan belajar

mengajar. Sumber listrik yang digunakan di SDK Cewonikit berasal dari PLN. SDK

Cewonikit berakreditasi A dan menyediakan akses internet yang dapat digunakan

untuk mendukung kegiatan belajar menjadi lebih mudah.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukam di SDK Cewonikit, Kecamatan Langke Rembong

pada tanggal 19 Mei 2023 sampai tanggal 2 Juni 2023. Sebelum peneliti melakukan

proses pelaksanaan pembelajaran peneliti memilih dua kelas untuk dijadikan subjek

peneliti yakni kelas V Adan V B, dari dua kelas tersebut dikelompokan menjadi dua

kelas eksperimen yakni kelas V A, sedangkan kelas kontrol yakni kelas V B.

Kegiatan pembelajaran ini dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan. Pada proses

pembelajaran, kedua kelas memperoleh perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen

dalam pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran tipe STAD (Student

Teams Achievement Division). Sedangkan kelas kontrol dalam pembelajarannya

menggunanakn model pembelajaran konvesional. Oleh karena itu, perubahan yang

yang terjadi pada tiap kelas setelah perlakukan disebabkan oleh perbedaan

perlakuan dalam proses pembelajaran tersebut. Variabel yang di teliti adalah hasil

belajar siswa SDK Cewonikit kelas V Adan kelas V B.

42
4.2.2 Pengumpulan data hasil belajar

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah skor pretest dan posttest

pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Berikut tabel hasil pretest posttes

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.1

Hasil pretest posttes kelas eksperimen dan kelas kontrol

Kelas Nama
Kelas Kontrol
Eksperimen Siswa
Nama
No
Siswa
Pretest Posstest Pretest Posstest

1 F 75 85 D 42 50
2 O 72 88 F 52 70
3 A 73 80 K 40 60
4 O 74 80 I 44 70
5 R 75 90 A 48 65
6 R 70 85 A 52 55
7 T 60 85 S 64 60
8 R 66 75 G 52 75
9 J 52 90 V 40 70
10 D 70 80 A 42 65
11 M 74 85 V 44 50
12 F 74 90 D 48 55
13 A 69 80 M 46 60
14 N 69 75 G 40 60
15 R 62 70 M 42 55
16 B 60 70 R 45 55
17 N 72 85 M 44 60
18 C 60 80 G 46 50
19 N 72 80 F 46 75
20 R 68 85 M 42 60
21 P 66 75 C 40 50
22 A 60 90 K 55 60
23 A 55 75 J 45 55
24 R 50 70 N 55 60
43
25 A 75 95 C 56 75
26 S 70 95 A 50 70
27 B 70 90 J 40 55
28 N 60 95 K 55 75
29 K 65 85 S 46 65
30 S 66 90 T 45 60
31 A 75 85 E 50 65

4.2.3 Deskripsi Statistik

Deskripsi data dalam penelitian ini mencakup mean, modus, varians dan

standar daviasi. Berikut adalah statistic deskriptif data posttest dari penelitian baik

kelas eksperimen maupun control dengan menggunakan bantuan SPSS 24.

Tabel 4.2
Statistic Deskriptif Data Pretest Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas
Kontrol

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pre-Test Eksperimen 31 50 75 67.06 7.057
Post-Test Ekperimen 31 70 95 83.32 7.296
Pre-Test Kontrol 31 40 64 46.97 5.902
Post-Test Kontrol 31 50 75 61.61 7.894
Valid N (listwise) 31

Tabel di atas merupakan tabel deskriptif statistik, di mana di dalam tabel deskriptif

tersebut mencakup nilai minimum, maksimum, mean, serta standar daviasi. Tabel tersebut

di peroleh dari data atau nilai posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta

perolehan nilai maksimum, minimum, mean dan standar daviasi melalui bantuan SPSS 24.

44
4.2.4 Pengujian Persyaratan Analisis

4.2.4.1 Distribusi Frekuensi

Di bawah ini merupakan deskripsi data posttest kelas eksperimen dan

kontrol.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi posstest Kelas Kontrol

Interval Nilai Batas Batas Frekuensi Frekuensi Fr %


tengah bawah atas absolut kumulatif (fk)

F< F>

46-50 48 45,5 50,5 4 4 31 12,9%


51-55 53 50,5 55,5 6 10 27 19,4%
56-60 58 55,5 60,5 9 19 21 29,0%
61-65 63 60,5 65,5 4 23 12 12,9%
66-70 68 65,5 70,5 4 27 8 12,9%
71-75 73 70,5 75,5 4 31 4 12,9%

31

Tabel di atas adalah tabel distribusi frekuensi data posttest kontrol yang

mencakup nilai, nilai tengah, batas bawah, batas atas, frekuensi absolut, frekuensi

kumulatif dan frekuensi relatif. Perolehan data dalam distribusi frekuensi di atas

dilakukan dengan cara manual.

Dari tabel diatas dapat disajikan dalam bentuk histogram yaitu seperti di

bawahini:

45
Histogram 4.1

Distribusi Nilai Hasil


Belajar Kelas Kontrol
10
8
6
4
2
0
46-50 51-55 56-60 61-65 66-70 71-75

Perolehan histogram di atas, di lihat dari tabel distribusi frekuensi pada nilai

dan frekuensi absolut. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan

microsoft excel.

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Tabel di atas adalah tabel distribusi frekuensi data posttest eksperimen. Tabel
Interval Nilai Batas Batas Frekuensi Frekuensi kumulatif Fr %
tengah bawah atas absolut (fk)

Frekuensi Frekuensi
< >

66-70 68 65,5 70,5 3 3 31 9,7%


71-75 73 70,5 75,5 4 7 28 12,9%
76-80 78 75,5 80,5 6 13 24 19,4%
81-85 83 80,5 85,5 8 21 18 25,8%
86-90 88 85,5 90,5 7 28 10 22,6%
91-95 93 90,5 95,5 3 31 7 9,7%

31 100%

di atas mencakup nilai, nilai tengah, batas bawah, batas atas, frekuensi absolut,

46
frekuensi kumulatif dan frekuensi relatif. Perolehan data dalam distribusifrekuensi di

atas dilakukan dengan cara manual.

Dari tabel di atas dapat di sajikan dengan bentuk histogram, yaitu sebagai

berikut.

Histogram 4.2

Distribusi Nilai Hasil Belajar Kelas


Ekeperimen
8
6
4
2
0
66-70 71-75 76-80 81-85 86-90 91-95

Perolehan histogram di atas, di lihat dari tabel distribusi frekuensi pada nilai

dan frekuensi absolut. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan

microsoft excel.

4.2.5 Analisis Data

Data yang diuji dalam penelitian ini adalah data hasil posttest. Sebelum

melakukan pengujian hipotesis, yang dilakukan terlebih dahulu adalah uji persyarat

analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas data denganmenggunakan

bantuan SPSS 24.

47
4.2.5.1 Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan rumus Kolmogorov-

Smirnov dengan bantuan SPSS 24. Data kelas eksperimen dan kontrol dinyatakan

berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 atau sama dengan 0,05.

Hasil perhitungan uji normalitas data seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.5

Uji Normalitas Pretest dan Postest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasil Pre-Test .156 31 .051 .901 31 .007

Belajar Eksperimen

siswa (STAD)

Post-Test .172 31 .021 .938 31 .071

Eksperimen

(STAD)

Pre-Test Kontrol .178 31 .014 .913 31 .015

(Konvensional)

Post-Test Kontrol .194 31 .004 .919 31 .022

(Konvensional)

Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan bantuan SPSS 24. Data

kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan berdistribusi normal jika signifikan

lebih besar dari 0,05 atau sama dengan 0,05. Berdasarkan hasil dari perhitungan

diatas, dinyatakan data berdistribusi normal karena nilai signifikannya lebih dari

0,05.
48
4.2.5.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelompok

mempunyai varians yang sama ( homogen) atau tidak. Hipotesis yang di ajukan

dalam homogenitas dalam penelitian ini, yaitu :

a. Menentukan Hipotesis

Ho : kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama

H1 : kedua kelompok sampel mempunyai varians yang berbeda

b. Mencari Fhitung dengan rumus

𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
f=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

c. Menentukan taraf signifikansi

d. Membandingkan Fhitung dan Ftabel

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut

Jika Fhitung >Ftabel, berarti tidak homogeny danJika Fhitung ≤ Ftabel, berarti

homogeny. Hasil uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol di

sajikan padatabel berikut.

Tabel 4.6
Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test of Homogeneity of Variance


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Belajar Based on Mean .207 1 60 .651
Siswa Based on Median .096 1 60 .757
Based on Median and .096 1 59.566 .757
with adjusted df
Based on trimmed .198 1 60 .658
mean

49
Berdasarkan tabel di atas, diketahui nilai signifikansi variabel hasil belajar

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebesar 0,658. Karena nilai

signifikansinya adalah 0,658>0,05, maka sebagaimana dasar pengambilan

keputusan dalam uji homogenitas di atas, dapat disimpulkan bahwa varians data

hasil belajar pada kelas eksperimen dan kontrol sama atau homogen.

4.2.5.3 Uji Hipotetis

Setelah melakukan uji normalitas dan homogen, langkah selanjutnya adalah

menentukan hasil hipotesis dengan menggunakan uji t. Uji hipotesis yang

digunakan pengolahan datanya menggunakan aplikasi SPSS 24.

Tabel 4.7 Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Independent Samples Test


Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Sig. Std. Interval of the
(2- Mean Error Difference
tailed Differe Differe Low
F Sig. t df ) nce nce er Upper
Hasil Equal .207 .651 11.24 60 .000 21.710 1.931 17.8 25.571
Belajar variances 5 48
Siswa assumed
Equal 11.24 59.63 .000 21.710 1.931 17.8 25.572
variances not 5 1 48
assumed

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

perhitungan thitung =11, 245 dan ttabel=2, 045 pada taraf signifikan a= 0,05 dan derajat

df ( 31+31-2=60), karena thitung =11,245 > ttabel = 2,045, maka keputusannya Ho

50
ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar siswa pada kelas yang memperoleh pembelajaran menggunakan model

pembelajaran tipe Student Team-Achievement Division (STAD) dengan hasil

belajar siswa pada kelas yang menggunakan metode konvensional. Artinya hasil

belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran tipe Student Team-

Achievement Division (STAD) pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada hasil

belajar siswa yang menggunakan metode konvensional pada kelas kontrol.

4.2.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Student Teams-Achievemen Divisioan (STAD) merupakan salah satu tipe

kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk

saling memotivasi dan saling membantu menguasai materi pembelajaran guna

mencapai prestasi yang maksimal. Hal ini dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran, siswa di beri kesempatan untuk terlibat aktif dalam memprediksi dan

mengamati kemudian menjelaskan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya dengan

penuh percaya diri.

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Student Teams-Achievemen Division (STAD), gagasan utama di balik STAD

adalah untuk memotivasi para siswa, mendorong dan membantu satu sama lain, dan

untuk menguasai keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika siswa

menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka harus

membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan. Mereka

harus mendorong teman mereka untuk melakukan yang terbaik dan menyatakan

suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting, berharga dan

51
menyenangkan (Shoimin, 2009: 188).

Dalam penelitian ini memperlihatkan adanya perubahan hasil belajar siswa

pada kelas eksperimen di kelas VA dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD kerena adanya keterlibatan individu dalam kerja kelompok

yang saling membantu anggota timnya, tanggung jawab individual dan tanggung

jawab kelompok. Setiap anggota kelompok harus meningkatkan nilai individunya

agar skor predikat yang didapatkan anggota kelompoknya juga meningkat dan

mendapat penghargaan kepada kelompoknya.

Selama belajar tim, tugas para anggota tim adalah menguasai materi yang

guru sampaikan di dalam kelas dan membantu teman sekelasnya untuk menguasai

materi tersebut. Para siswa mempunyai lembar-kegiatan dan lembar jawaban yang

dapat mereka gunakan untuk melatih kemampuan selama proses pengajaran dan

untuk menilai diri mereka sendiri dan teman sekelasnya. Hanya dua kopian dari

lembar-kegiatan dan lembar jawaban yang diberikan kepada tiap tim, ini akan

mendorong teman satu tim untuk bekerja sama tetapi bila ada siswa yang ingin

punya kopian sendiri, guru bisa menyediakan kopian tambahan.

Gagasan utama dalam rekognisi tim adalah menghitung skor kemajuan

individual dan skor tim dan memberikan sertifikat atau bentuk penghargaan tim

lainnya.

Menghitung Skor Individual dan Tim. Setelah melakukan tiap kuis

hitunglah skor kemajuan individual dan skor tim dan berilah penghargaan lainnya

kepada tim dengan skor tertinggi. Jika memungkinkan, umumkanlah skor tim pada

periode pertama setelah mengerjakan kuis. Ini akan membuat jelas hubungan antara

52
melakukan tugas dengan baik dan menerima rekognisi, pada akhirnya akan

meningkatkan motivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.

Poin kemajuan. Para siswa mengumpulkan poin untuk tim mereka

berdasarkan tingkat di mana skor kuis mereka (presentase yang benar)

melampaui skor awal mereka. Tujuan dibuatnya skor awal dan poin kemajuan

adalah untuk memungkinkan semua siswa memberikan poin maksimum bagi

kelompok mereka, beberapa pun tingkat kinerja mereka sebelumnya.

Skor tim. Untuk menghitung skor tim, catatlah tiap poin kemajuan semua

anggota tim pada lembar rangkuman tim dan bagilah jumlah total poin

kemajuan seluruh anggota tim dengan jumlah anggota tim yang hadir. Tiga

macam tingkatan penghargaan diberikan yaitu dengan rata-rata 15 merupakan

tim baik, rata-rata 16 tim sangat baik dan rata-rata 17 tim super. Ketiganya

didasarkan pada rata-rata skor tim.

Efektifitas pembelajaran dapat di ukur dari tinggi rendahnya hasil Posstest

setelah pembelajaran, dengan melihat manakah yang lebih baik dari hasil

belajar kedua kelompok kelas tersebut. Untuk mengetahui manakah yang lebih

baik dari hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol di lihat dari

hasil posstest dengan nilai rata-rata kelas eksperimen 83,32 dan kelas kontrol

61,61 yang diuji dengan menggunakan uji t-independen. Selanjutnya

berdasarkan hasil perhitungan analisis data posttest dengan menggunakan uji-t

untuk kelas eksperimen dan kelas control diperoleh bahwa hasil perhitungan

thitung = 11,245 dan ttabel= 2,045 pada taraf signifikan 5% atau 0,05 dan derajat

kebebasan 31+31-2=60. Karena thitung = 11,245>ttabel = 2,045 maka Ho ditolak

53
dan H1 diterima yang berarti rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih

tinggi dari rata-rata hasil belajar kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas

yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe

Student Teams-Achievement Division (STAD) dengan hasil belajar siswa pada

kelas yang menggunakan metode konvensional.

Hal ini juga diperkuat oleh penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh

N. M. Sri Adnyani, I. N. Natajaya, dan I. G. K. Arya Sunu 2014 yang berjudul

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap hasil belajar

Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan teknik

statistik uji-t ditemukan bahwa perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia yang

signifikan antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD terbimbing dengan siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan metode konvensional. Dari uji-t diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =7,234 dan

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3,96. Hal ini berarti 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑜 di tolak dan 𝐻1 diterima.

Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran tipe STAD dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan

menggunakan metode pembelajaran konvensional dalam pelajaran Bahasa

Indonesia. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa penggunaan model

pembelajara kooperatif tipe STAD efektif terhadap hasil belajar siswa pada

proses pembelajaran, sehingga hipotesis diterima.

54
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan metode konvensional

. Terbuki nilai thitung =11,245 dan ttabel=2,045 pada taraf signifikan 5% atau 0,05 dan

derajat kebebasan 31+31-2=60. Karena thitung>ttabel maka Ho ditolak dan H1

diterima.

Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan hasil

belajar siswa yang menggunakan metode konvensional terlihat pada nilai rata-rata

dari kedua kelas. Pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD lebih tinggi yakni 83,32 sedangkan pada kelas kontrol yang

menggunakan metode konvensional yakni 61,61.

5.2 Implikasi

Berdasarkan temuan peneliti dan hasil penelitian. Maka dapat diuraikan

implikasinya sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD terbukti lebih baik untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu upaya untuk meningkatkan hasil

belajar siswa perlu dilakukan secara continu dengan siswa sebagai peran utama

dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Mencapai harapan itu, peran guru

hendaklah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai

55
pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa, meningkatkan kerja sama dan

meningkatkan pengetahuan yang berkaitan dengan materi dan konteks dunia

nyata dalam menyelesaikan permasalahan sebagai upaya meningkatkan hasil

belajar siswa.

2. Hasil belajar siswa tidak terlepas dari pengetahuan dan kemampuan, serta tidak

terlepas dari upaya-upaya lain yang dimilikisiswa sendiri. Adapun indikator

dalam hasil belajar siswa yaitu pertama, kognitif (pengetahuan, pemahaman,

analisis dan evaluasi). Kedua afektif (penerimaan, menanggapi/merespon dan

nilai ). Ketiga psikomotorik (pengamatan dan penyesuaian).

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, berbagai upaya

telah dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini agar di peroleh hasil yang optimal.

Namun demikian, masih ada faktor yang sulit dikendalikan sehingga membuat

penelitian ini memiliki beberapa kesulitan diantaranya:

1. Siswa masih dalam tahap adaptasi terhadap proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang menuntut

mereka untuk menemukan dan menghubungkan materi yang akan di bahas

dalam kelompok namun di berikan nilai individu kerena kegiatan diskusi atau

kelompok yang mereka lakukan masih kegiatan kelompok biasa dan nilai

yang diberikan bukan nilai individu tetapi nilai kelompok.

2. Penelitian yang di batasi pada tes hasil belajar siswa saja, dengan soal-soal

yang di buat oleh peneliti adalah soal-soal yang berkaitan dengan indikator

56
hasil belajar siswa saja, sedangkan kemampuan lain tidak diukur dalam

penelitian ini.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan hasil belajar siswa merupakan

variabel dalam penelitian ini, sehingga di kontrol secara menyeluruh dari

subjek penelitian sedangkan variabel lain sperti minat, motivasi dan

lingkungan belajar tidak di kontrol.

5.4 Saran

Dari hasil analisis data mengenai pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD terhadap peningkatan hasil belajar bagi siswa kelas V SDK

Cewonikit peneliti memiliki saran sebagai berikut:

1. Hendaknya guru menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan sesuai dengan karakter siswa.

2. Sebaiknya dalam proses belajar mengajar guru tidak hanya menggunakan

model pembelajaran yang bersifat menonton seperti halnya model

pembelajaran berlangsung, tetapi guru memiliki alternatif lain dalam proses

pembelajaran salah satunya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

57
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, M., & Irawan, D. (2013). Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division di Sekoah Dasar. In Unissula Press (Cet ke1).
Unissula Press.

Alfabeta Suryani, Setyawan. dkk. 2018. Media Pembelajara Inovatif dan


Pengembangannya. Surakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Amin, A. F. (2015). Metode & Model Pembelajaran Agama Islam (M. Iqbal (ed.);
Cet. Ke 1, p. 116). IAIN Bengkulu Press.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara

Asdiqoh, G. C. dan S. (2020). Metodelogi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam;


Kajian Teori-Teori Metode Pembelajaran (Purnomo (ed.); 1st ed., p. 2).
Oase Pustaka.

Asmedy. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap


Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Dan PKM Bidang
Ilmu Pendidikan), 2(2), 108–113.

Azis, R. (2019). Ilmu Pendidikan Islam (Baharuddin (ed.); Cetakan ke, pp. 26–27).
SIBUKU.

Dorong H. C, Guna S, Jem H.Y, & Niman E.M. 2022. Pendamping AssesmentFor
Learning (AFL) Guru Bahasa Inggris SMPN 9 Ruteng . jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat. Vol. 5. No.2.

Dorong H. C, Niman E. M, Fatmawati, Nendi F. 2022. Implementasi Penilaian


Otentik oleh Guru Bahasa Inggris di Flores. Jurnal pendidikan dan
kebudayaan. Vol. 57 No. 1.

Gio, S. dan P. U. (2017). Statistika Nonparametrik dengan SPSS, Minitab, dan R


(Vol. 4, Issue 1). USU Press.

Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami, E. F.,
Sukmana, D. J., & Istiqomah, R. R. (2020). Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif (H. Abadi (ed.); Cet. ke 1, Issue March, pp. 342–343). Pustaka
Ilmu.

Hardani, Auliya, N. H., Andriani, H., Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami, E. F.,
Sukmana, D. J., & Istiqomah, R. R. (2020). Metode Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif (H. Abadi (ed.); Cet. ke 1, Issue March, pp. 342–343). Pustaka
Ilmu.
58
Intan Okta Yurisma, Bukman Lian, C. K. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran
Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Basicedu, 6(1), 591–601.

Intan Okta Yurisma, Bukman Lian, C. K. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran


Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap Hasil Belajar
Siswa. Jurnal Basicedu, 6(1), 591–601.

io, S. dan P. U. (2017). Statistika Nonparametrik dengan SPSS, Minitab, dan R


(Vol. 4, Issue 1). USU Press.

Margono, 2009. Metodologi penelitian pendidikan . Jakarta: PT Renika Cipta.

Ngailo, D. W., Muliadi, A., Adawiyah, S. R., Samsuri, T., & Armansyah, A. (2021).
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap
Keterampilan Sosial dan Hasil Belajar Kognitif Siswa. Empiricism Journal,
2(1), 19–28.

Ngailo, D. W., Muliadi, A., Adawiyah, S. R., Samsuri, T., & Armansyah, A. (2021).
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap
Keterampilan Sosial dan Hasil Belajar Kognitif Siswa. Empiricism Journal,
2(1), 19–28.

Nuryadi, Astuti, T. D., Utami, E. S., & Budiantara, M. (2017). Dasar-Dasar Statistik
Penelitian. In Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
(Cet. Ke1). SIBUKU MEDIA.

Nuryadi, Astuti, T. D., Utami, E. S., & Budiantara, M. (2017). Dasar-Dasar Statistik
Penelitian. In Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
(Cet. Ke1). SIBUKU MEDIA.

Prihatmojo, A., & Rohmani. (2020). Pengembangan Model Pembelajaran WHO


AM I (P. B. Nugroho (ed.); Cetakan Pe, pp. 12–13). Universitas
Muhammadiyah Kotabumi.

Prihatmojo, A., & Rohmani. (2020). Pengembangan Model Pembelajaran WHO


AM I (P. B. Nugroho (ed.); Cetakan Pe, pp. 12–13). Universitas
Muhammadiyah Kotabumi.

Ramadhani, A. S., & Alfurqan, A. (2022). Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif


Tipe STAD terhadap Hasil Belajar PAI di SDN 16 Kota Padang. Manazhim:
Jurnal Manajemen Dan Ilmu Pendidikan, 4(1), 133–
144. https://doi.org/10.36088/manazhim.v4i1.1636

Ramadhani, A. S., & Alfurqan, A. (2022). Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif


Tipe STAD terhadap Hasil Belajar PAI di SDN 16 Kota Padang. Manazhim:

59
Jurnal Manajemen Dan Ilmu Pendidikan, 4(1), 133–
144. https://doi.org/10.36088/manazhim.v4i1.1636

Rila, A., Arifmiboy, & Zakir, S. (2021). Pembelajaran PAI Menggunakan


Pendekatan Konstruktivisme di SMPN 2 Tilatang Kamang. Jurnal Kajian
Dan Pengembangan Umat, 4(2), 23–35.

Rila, A., Arifmiboy, & Zakir, S. (2021). Pembelajaran PAI Menggunakan


Pendekatan Konstruktivisme di SMPN 2 Tilatang Kamang. Jurnal Kajian
Dan Pengembangan Umat, 4(2), 23–35.

Shoimin, A. (2014). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz


Media.

Shoimin, A. (2014). Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz


Media.

Siregar, Y. P. (2016). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


STAD Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah di Semester II-B STKIP
Tapanuli Selatan Padangsidimpuan. Jurnal Education and Development
STKIP Tapanuli selatan, 1(1), 17-23

Siregar, Yulia Pratiwi. "Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe STAD Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah di Semester II-B
STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan." Jurnal Education and
Development STKIP Tapanuli selatan 1.1 (2016): 17-23.

SIREGAR, Yulia Pratiwi. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe STAD Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah di Semester II-B
STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan. Jurnal Education and
Development STKIP Tapanuli selatan, 2016, 1.1: 17-23..

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cet.18, 2014.

Sugiyono . 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. MetodePenelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&B.Bandung:Alfabeta,Cet. 15, 2012.

Sumarni, E. titi&, & Mansurdin, M. (2020). Model Kooperative Learning Tipe


STAD pada Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan

Suryabrata, S. (2015). Metodologi Penelitian (Cet. ke 26, p. 104). Rajawali Pers.

Suryabrata, S. (2015). Metodologi Penelitian (Cet. ke 26, p. 104). Rajawali Pers.

60
Syihabuddin, M. A. (2022). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa MTs. Ma’arif Sidomukti Gresik.
MIYAH: Jurnal Studi Islam, 18(1), 75–84

Syihabuddin, M. A. (2022). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif


Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa MTs. Ma’arif Sidomukti Gresik.
MIYAH: Jurnal Studi Islam, 18(1), 75–84.

Syihabuddin, Muhammad Arif, and Rizky Amalia. "Pengaruh Penggunaan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Terhadap Hasil Belajar Siswa Mts.
Ma’ Arif Sidomukti

Tambusai, 4, 1309–1319. https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/598

Utami, P., Basri, W., & Aisiah. (2019). Pengaruh Model Stad Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Indonesia. Pakar Pendidikan,
17(1), 13–25.

Wahyuni, R. (2013). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model


Kooperatif Tipe Stad Berbasis Macromedia Flash Dan Pembelajaran
Konvensional Pada Materi Pokok Impuls Dan Momentum Di Smk Negeri
1 Stabat Tp 2012/2013. In Skripsi. UNIMED.

61
Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN

TEMA : 8 LINGKUNGANSAHABAT KITA

SUBTEMA : 1 MANUSIA DAN LINGKUNGAN

KELAS/SEMESTER : V/2

No Muatan Kompetensi Indikator Pertanyaan

Dasar
1. Bahasa 3.8 Menguraikan 3.8.1 Membaca
Indonesia
urutan peristiwa teks narasi

atau tindakan peristiwa atau

yang terdapat tindakan yang

pada teks terdapat pada teks

nonfiksi. nonfiksi.

4.8 Menyajikan 4.8.1 Menceritakan 1. Amati gambar di atas!


Berdasarkan gambar di
kembali peristiwa kembali peristiwa samping fakta-fakta apa
yang ditunjukkan
atau tindakan atau tindakan gambar-gambar tersebut?
a. lingkungan yang indah
dengan dengan berupa areal
persawahan yang
memperhatikan memperhatikan subur dan anak-anak
usia SD sedang
latar cerita yang latar cerita.
menanam bibit
terdapat pada teks . tanaman.
b. Lingkungan yang
fiksi tercemar
c. Anak SD yang sedang
membersihkan sampah
disekolah

62
d. Lingkungan sekolah
yang indah dengan
adanya bunga di taman
2. Mengapa lingkungan
berguna bagi
manusia….
a. karena linkungan
sumber kematian
b. karena lingkungan
menyediakan semua
kebutuhan hidup
manusia.
c. Karena lingkungan
dapat membantu
manusia sebagai alat
transportasi
d. Karena lingkungan
merupakan sumber
ketenagan bagi
manusia

3. Keuntungan apa yang


diperoleh manusia jika
menjaga lingkungan…..
a. Jika manusia
menjaga lingkungan,
semua kebutuhan
hidup manusia dapat
tercukupi.
b. Manusia dapat
mencerna makanan
c. Manusia mendapat
kehidupan yang baik
d. Manusia dapat hidup
dengan hewan sekitar

4. Apa akibatnya jika


manusia tidak menjaga
lingkungan……
a. Lingkungan akan
bersih

63
b. Lingkungan dapat
marah kepada
manusia
c. Lingkungan
menghasilkan
makanan bagi
manusia
d. Lingkungan menjadi
rusak dan tidak
memberikan
manfaat bahkan
dapat menimbulkan
kerugian dan
bencana bagi
manusia
5. Amati gambar di bawah
ini!

Peristiwa yang terjadi


pada gambar di atas
ialah .......
a. Mebersihkan
sampah di
lingkungan sekitar
b. Kelangkaan air
bersih
c. Memjaga
kebersihan
lingkungan
d. Banjir yang terjadi
di masyarakat

Amati gambar di bawah ini


untuk menjawab soal nomor
6!

64
6. Urutan gambar yang
benar yaitu ......
a. 1-3-4-2
b. 4-3-2-1
c. 2-1-4-3
d. 2-1-3-4

2. IPA 3.8 Menganalisis 3.8.1 Melakukan 7. Apa fungsi air bagi


siklus air dan percobaan tahap- manusia…..
dampaknya pada tahap dalam a. Menbentuk sel dan
peristiwa di bumi siklus air seperti cairan tubuh,
serta evaporasi, mengatur suhu
kelangsungan kondensasi, dan tubuh, sebagai
makhluk hidup. presipitasi. pelarut dan
4.8 Membuat 4.8.1 mencegah dehidrasi
karya tentang Mendiskusikan b. Sebagai alat
skema siklus air siklus air dan transportasi
berdasarkan dampaknya bagi c. Sebagai bahan
informasi dari peristiwa di bumi untuk membuat
berbagai sumber. serta kayu
kelangsungan d. Sebagai alat untuk
makhluk hidup. berjalan
8. Apa fungsi air bagi
hewan….
a. Sebagai bahan
makanan
b. Melancarkan
pencernaan,
menjaga suhu
tubuh, produksi
susu, minum dan
tempat tinggal
c. Sebagai sumber
makanan
d. Sebagai alat bantuk
mencari makanan
9. Apa fungsi air bagi
tumbuhan…
a. Sebagai komponen
utama dalam
proses fotosintesis
serta transpirasi
pada tumbuhan
65
b. Sebagai alat
trasportasi
c. Sebagai sumber
makanan
d. Sebagai alat
mencari makanan
10. Amati gambar di bawah
ini!

Berdasarkan gambar di
atas, salah satu manfaat air
bagi kehidupan hewan
yaitu ........
a. Sebagai alat
trasportasi
b. Sebagai tempat
tinggal
c. Sebagai sumber
mata air
d. Semua jawaban
benar
11. Bu Rani mengambil air
di sumur untuk mencuci
baju keluarganya yang
kotor, hal ini merupakan
contoh bahwa air
mempunyai fungsi bagi
manusia dalam ….
a. Menjaga kebersihan
b. Menjaga kemananan
c. Mencegah kekeringan
d. Membunuh penyakit
12. Kegiatan manusia di
bawah ini yang
memanfaatkan air
dalam bidang pertanian
adalah ….
a. Pak Jaya mencuci
mobil dengan air sumur
66
b. Pak Budi
memelihara ikan di
tambak
c. Bu Dwi
menggunakan air
untuk mencuci
piring
d. Pak Jayus mengairi
sawahnya dengan
air sungai
13. Unsur yang paling
penting dalam
kehidupan yaitu air.
Salah satu contoh
pemanfaatan air dalam
bidang peternakan
yaitu…
a. Budi menyiram
sayur di kebun
b. Ani menggunakan
air untuk
membersihkan
kotoran babi di
kandang
c. Boni memelihara
ternak sapi
d. Doni dan lisa
membersihkan
motor di pekarangan
rumah
14. Pak Arya
memlihara ikan
dikolam. Kegiatan yang
di lakukan pak arya
merupakan kegiatan
pemanfaatan air di
bidang….
a. Peternakan
b. Pertanian
c. Pertambangan
d. Rumah tangga
15. Kegiatan manusia
yang dapat
67
mencemarkan air
yaitu….
a. Membersihkan kolam
yang kotor
b. Membuang limbah
plastik di laut atau
sungai
c. Membuang sampah
pada tempatnya
d. Melestarikan
lingkungan dengan
menanam pohon
16. Andi dan
keluaganya berlibur di
Pantai. Mereka
membawah banyak
sekali snack yang akan
mereka makan di
pinggir pantai, akan
tetapi sampah dari
Snack yang mereka
makan di buang saja di
pinggir pantai.
Berdasarkan cerita di
atas tindakan yang di
lakukan Andi bersama
keluarganya dapat
merusak pemanfaatan
air sebagai…..
a. Sumber makanan
b. Tempat tinggal
c. Tempat usaha
d. Peternakan

17. Walaupun air


senantiasa digunakan
namun tidak pernah
habis karena adanya…
a. waduk
b. lautan
c. daur air
d. hujan

68
18. Lapisan bumi yang
berupa air sering
disebut…
a. atmosfer
b. litosfer
c. hidrosfer
d. higrosfer
19. Dalam daur air
yang dapat merugikan
kegiatan manusia
adalah ketika…
a. penguapan
b. peresapam
c. hujan deras
d. pengembunan
20. Berikut ini yang
bukan termasuk
tindakan pelestarian
sumber daya alam
berupa air adalah…
a. menggunakan
sehemat mungkin
b. membuat sumur
resapan
c. membuat waduk atau
bendungan
d. membuang sampah
dan limbah ke aliran
sungai

69
Lampiran 2
KELAS EKSPERIMEN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SDK CEWONIKIT


Kelas /Semester : V/2 (dua )
Tema 8 : Lingkungan Sahabat Kita
Subtema 1 : Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran ke- :1
Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA,
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (1 kali pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8 Menguraikan urutan peristiwa 3.8.1 Membaca teks narasi peristiwa
atau tindakan yang terdapat pada atau tindakan yang terdapat pada
teks nonfiksi teks nonfiksi
4.8 Menyajikan kembali peristiwa 4.8.1 Menceritakan kembali peristiwa
atau tindakan dengan atau tindakan dengan
memperhatikan latar cerita yang memperhatikan latar cerita
terdapat pada teks fiksi

70
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8 Menganalisis siklus air dan 3.8.1 Melakukan percobaan tahap-
dampaknya pada peristiwa di tahap dalam siklus air seperti
bumi serta kelangsungan evaporasi, kondensasi, dan
makhluk hidup presipitasi
4.8 Membuat karya tentang skema 4.8.1 Mendiskusikan siklus air dan
siklus air berdasarkan informasi dampaknya bagi peristiwa di bumi
dari berbagai sumber serta kelangsungan makhluk
hidup

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi dalam kelompok siswa mampu
menyebutkan peristiwa-peristiwa atau tindakan pada teks nonfiksi dengan
benar.
2. Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi
manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman dengan baik.
3. Melalui kegiatan berdiskusi dalam kelompok, siswa mampu membuat peta
pikiran mengenai manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman dengan
benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia
2. peta pikiran, mengenai manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman
3. teks, tentang mengenai manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman)..

E. METODE PEMBELAJARAN DAN MODEL PEMBELAJARAN


Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.
Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab,
penugasan, dan ceramah.
Model pembelajaran : STAD
F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
Media/Alat : 1. Teks bacaan.
2. Alat musik tradisional daerah masing-masing.
3. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar.
Bahan :-
Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 6: Panas dan
Perpindahannya. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
(Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

71
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, 15
dan mengecek kehadiran siswa. menit
2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah
seorang siswa.
3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab
pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan
doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan
penguatan tentang sikap syukur.
4. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat kebangsaan.
5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan
kebersihan kelas.
6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang
akan dilakukan.
7. Siswa menyimak penjelasan guru tentang
pentingnya sikap disiplin yang akan
dikembangkan dalam pembelajaran.
8. Pembiasaan membaca. Siswa dan guru
mendiskusikan perkembangan kegiatan literasi
yang telah dilakukan.
9. Siswa diajak menyanyikan lagu daerah setempat
untuk menyegarkan suasana kembali.
Kegiatan Langkah-Langkah Pembelajaran :
inti Penyampaian materi dan pemberian stimulus
 Siswa menerima penjelasan guru aturan tentang
pembelajaran model Students Team Achievement
Divisions (STAD)
 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri
dari 5 orang.
 Siswa berdiskusi mengerjakan tugas kelompok tentang
berbagai jenis pekerjaan yang berkaitan dengan
pemanfaatan sumber daya laut dengan memberikan
LKPD yang telah disiapkan guru (LKPD 1)
 Guru berkeliling memantau dan membimbing siswa di
setiap kelompok
 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok, siswa
meminta pendapat dan tanggapan dari guru dan teman-
temannya.
 Siswa menyimak materi kekayaan sumber daya alam dan
manusia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia serta

72
pengaruh kondisi geografis Indonesia sebagai negara
maritim terhadap kehidupan ekonomi masyarakat.
Topik Manusia dan
Lingkungan.
Pertanyaan:
1. fakta-fakta apa
yang ditunjukkan
gambar-gambar
tersebut?
Jawaban: Gambar
atas menunjukkan
lingkungan yang
indah berupa areal
persawahan yang
subur. Gambar
bawah
menunjukkan
anak-anak usia SD
sedang menanam
bibit tanaman.
2. Apakah lingkungan berguna bagi manusia?
Mengapa?
Jawaban: Lingkungan berguna bagi manusia, karena
lingkungan
menyediakan semua kebutuhan hidup manusia.
3. Keuntungan apa yang diperoleh manusia jika
menjaga lingkungan?
Jawaban: Jika manusia menjaga lingkungan, semua
kebutuhan hidup manusia dapat tercukupi.
4. Apa akibatnya jika manusia tidak menjaga
lingkungan?
Jawaban: Jika manusia tidak menjaga lingkungan,
lingkungan
menjadi rusak dan tidak memberikan manfaat
bahkan dapat
menimbulkan kerugian dan bencana bagi manusia.
5. Bagaimana kondisi lingkungan di sekitarmu?
Jawaban: Siswa diminta menceritakan sesuai kondisi
lingkungannya

Hasil yang Diharapkan


Siswa dapat mengemukakan
pendapatnya mengenai hubungan
manusia dengan
. lingkungan.
Bersih, Warga Waborobo Rela Berjalan Sejauh
73
15 Kilometer” pada
buku siswa.
Kegiatan
membaca dapat
dilakukan secara
bergantian.
Salah seorang
siswa membaca
satu paragraf,
siswa lain
mendengarkan.
Paragraf
selanjutnya
dibaca oleh siswa
yang berbeda.
• Siswa
menuliskan
peristiwa-peristiwa yang terdapat pada teks dalam
bentuk peta pikiran. Kemudian, secara bergantian
siswa menunjukkan peta pikiran yang telah dibuatnya.
• Berikut alternatif jawaban untuk pola pikiran yang
telah dilengkapi
.
Guru mengondisikan siswa
untuk melakukan
kegiatan diskusi, dengan
membuat
kelompokkelompok
terdiri atas 4 – 5 siswa. Setiap
kelompok menjawab
pertanyaan-pertanyaan
berikut.
1. Apa fungsi air bagi manusia?
2. Apa fungsi air bagi hewan?
3. Apa fungsi air bagi tumbuhan?
• Siswa menyajikan hasil diskusinya dalam
bentuk peta pikiran. Selanjutnya siswa menyajikan
hasil diskusi kelompok kepada kelompok lain.
Hasil diskusi semua kelompok dapat digunakan
sebagai
bahan diskusi kelas.
• Siswa diberi nilai poin masing-masing kelompok
yang telah melakukan presentasi sesuai jumlah
benar dari kuis di LKPD dan ketepatan kelompok
dalam memberi tanggapan

74
• Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika ada
materi yang belum dipahami siswa
• Siswa mengerjakan tugas setiap kelompok untuk
mencari ide pokok tiap paragraf pada bacaan di
LKPD 3
• Guru berkeliling memantau dan membimbing
pekerjaan siswa
• Siswa mengumpulkan hasil kerja mandiri kepada
guru.

Poin Penghargaan Kelompok dan Individual


• Siswa mendapat tambahan nilai poin
individu untuk ditambahkan dalam nilai
kelompok
• Siswa menyimak pengumuman nilai kelompok dari
guru
• Siswa mendapatkan informasi nilai poin kelompok
akan diakumulasikan pada pertemuan berikutnya.
Penutup 1. Siswa mampu mengemukan hasil belajar hari ini 15
2. Guru memberikan penguatan dan kesimpulan menit
3. Siswa diberikan kesempatan
berbicara/bertanya dan menambahkan
informasi
4. Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan
5. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
6. Kegiatan pembelajaran diakhiri do’a penutup di
pimpin oleh salah
7. satu siswa, guru memberikan salam penutup.

H. PENILAIAN
a. Bentuk Tes: pilihan ganda
b. Jenis tes : tes tertulis

Guru kelas VA Peneliti

Victoria Lerrick, S.Pd Patria Kanisia Tonda


NIP: NPM:19103020

75
Lampiran 3
KELAS KONTROL
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SDK CEWONIKIT
Kelas /Semester : V/2 (dua )
Tema 8 : Lingkungan Sahabat Kita
Subtema 1 : Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran ke- :1
Fokus Pembelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA,
Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (1 kali pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis
dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8 Menguraikan urutan peristiwa 3.8.1 Membaca teks narasi peristiwa
atau tindakan yang terdapat pada atau tindakan yang terdapat pada
teks nonfiksi teks nonfiksi
4.8 Menyajikan kembali peristiwa 4.8.1 Menceritakan kembali peristiwa
atau tindakan dengan atau tindakan dengan
memperhatikan latar cerita yang memperhatikan latar cerita
terdapat pada teks fiksi
IPA
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.8 Menganalisis siklus air dan 3.8.1 Melakukan percobaan tahap-
dampaknya pada peristiwa di tahap dalam siklus air seperti
bumi serta kelangsungan evaporasi, kondensasi, dan
makhluk hidup presipitasi

76
4.8 Membuat karya tentang skema 4.8.1 Mendiskusikan siklus air dan
siklus air berdasarkan informasi dampaknya bagi peristiwa di bumi
dari berbagai sumber serta kelangsungan makhluk
hidup

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan mengamati dan berdiskusi, siswa mampu menyebutkan
peristiwa-peristiwa atau tindakan pada teks nonfiksi dengan benar.
2. Melalui kegiatan melakukan pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi
manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman dengan baik.
3. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat peta pikiran mengenai
manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. teks tentang peristiwa kedatangan bangsa barat di Indonesia
2. peta pikiran, mengenai manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman
3. teks, tentang mengenai manfaat air bagi manusia, hewan, dan tanaman)..

E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.
Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab,
penugasan, dan ceramah.
F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR
Media/Alat : 1. Teks bacaan.
2. Alat musik tradisional daerah masing-masing.
3. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar.
Bahan :-
Sumber Belajar : 1. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 6: Panas dan
Perpindahannya. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
(Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 10. Kelas dibuka dengan salam, menanyakan kabar, 15
dan mengecek kehadiran siswa. menit
11. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin oleh salah
seorang siswa.
12. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab
pentingnya mengawali setiap kegiatan dengan
doa. Selain berdoa, guru dapat memberikan
penguatan tentang sikap syukur.
13. Siswa diajak menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat kebangsaan.
77
14. Siswa diminta memeriksa kerapian diri dan
kebersihan kelas.
15. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
tujuan, manfaat, dan aktivitas pembelajaran yang
akan dilakukan.
16. Siswa menyimak penjelasan guru tentang
pentingnya sikap disiplin yang akan
dikembangkan dalam pembelajaran.
17. Pembiasaan membaca. Siswa dan guru
mendiskusikan perkembangan kegiatan literasi
yang telah dilakukan.
18. Siswa diajak menyanyikan lagu daerah setempat
untuk menyegarkan suasana kembali.
Kegiatan Proses KBM 180
inti Kegiatan Pembuka menit
• Siswa mengamati
gambar yang
terdapat pada
halaman 1 buku
siswa.
• Dengan bimbingan
guru, siswa
mengidentifikasi
berbagai kondisi
lingkungan
pada gambar. Guru
mengaitkan
kegiatan ini
dengan judul tema
Lingkungan Sahabat Kita serta judul subtema
Manusia dan Lingkungan.
• Guru dapat memberikan beberapa pertanyaan untuk
menstimulus ketertarika siswa tentang topik
Manusia dan Lingkungan. Pertanyaan:
1. Fakta-fakta apa yang ditunjukkan gambargambar
tersebut?
Jawaban: Gambar atas menunjukkan lingkungan
yang indah berupa areal persawahan yang subur.
Gambar bawah menunjukkan anakanak usia SD
sedang menanam bibit tanaman.
2. Apakah lingkungan berguna bagi manusia?
Mengapa?
Jawaban: Lingkungan berguna bagi manusia, karena
lingkungan
menyediakan semua kebutuhan hidup manusia.

78
3. Keuntungan apa yang diperoleh manusia jika
menjaga lingkungan?
Jawaban: Jika manusia menjaga lingkungan, semua
kebutuhan hidup manusia dapat tercukupi.
4. Apa akibatnya jika manusia tidak menjaga
lingkungan?
Jawaban: Jika manusia tidak menjaga lingkungan,
lingkungan
menjadi rusak dan tidak memberikan manfaat
bahkan dapat
menimbulkan kerugian dan bencana bagi manusia.
5. Bagaimana kondisi lingkungan di sekitarmu?
Jawaban: Siswa diminta menceritakan sesuai kondisi
lingkungannya

Hasil yang Diharapkan


Siswa dapat mengemukakan
pendapatnya mengenai hubungan
manusia dengan
. lingkungan.
• Siswa membaca pengantar mengenai air sebagai salah
satu unsur
penting dalam lingkungan. Air sangat diperlukan
bagi kehidupan di bumi.
• Siswa diajak bertanya jawab mengenai manfaat air.
Ayo Membaca
• Siswa membaca teks berjudul “Demi Air
Bersih, Warga Waborobo Rela Berjalan Sejauh
15 Kilometer” pada buku siswa. Kegiatan
membaca dapat dilakukan secara bergantian.
Salah seorang siswa membaca satu paragraf,
siswa lain mendengarkan. Paragraf selanjutnya
dibaca oleh siswa yang berbeda.
• Siswa menuliskan peristiwa-peristiwa yang terdapat
pada teks dalam bentuk peta pikiran. Kemudian,
secara bergantian
siswa menunjukkan peta pikiran yang telah dibuatnya.

79
• Berikut alternatif
jawaban untuk
pola pikiran yang
telah dilengkapi
.
Ayo Berdiskusi
• Guru
mengondisikan
siswa untuk
melakukan
kegiatan diskusi,
dengan
membuat

kelompokkelompok
terdiri atas 4 – 5 siswa. Setiap
kelompok menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut.
1. Apa fungsi air bagi manusia?
2. Apa fungsi air bagi hewan?
3. Apa fungsi air bagi tumbuhan?
• Siswa menyajikan hasil diskusinya dalam
bentuk peta pikiran. Selanjutnya siswa menyajikan
hasil diskusi kelompok kepada kelompok lain.
Hasil diskusi semua kelompok dapat digunakan
sebagai
bahan diskusi kelas. Alternatif jawaban sebagai
berikut.
Penutup 8. Siswa bersama guru melakukan refleksi atas 15
pembelajaran yang telah berlangsung: menit
 Apa saja yang telah dipelajari dari kegiatan hari
ini?
 Apa yang akan dilakukan untuk menghargai
perbedaan di sekitar?
9. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran pada hari ini.
10. Siswa menyimak penjelasan guru tentang aktivitas
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
Termasuk menyampaikan kegiatan bersama orang
tua yaitu: meminta orang tua untuk menceritakan
pengalamannya menghargai perbedaan di
lingkungan sekitar rumah lalu menceritakan
hasilnya kepada guru.
80
11. Siswa menyimak cerita motivasi tentang
pentingnya sikap disiplin.
12. Siswa melakukan operasi semut untuk menjaga
kebersihan kelas.
13. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah
seorang siswa.

H. PENILAIAN
1. Bentuk Tes: pilihan ganda
2. Jenis tes : tes tertulis

Guru kelas VB Peneliti

Yuliana J. Irma, S.Pd Patria Kanisia Tonda


NIP: 197107261993042001 NPM:19103020

81
Lampiran 4

Soal-soal Tes

Tema : 8. Lingkungan Sahabat Kita Nama : ………………………..


Subtema : 1. Manusia dan Kelas/Semester : V/II (Lima/Dua)
Lingkungan Hari/Tanggal : ………………………..
Pembelajaran ke- 1

1. Amati gambar di samping!


Berdasarkan gambar di samping fakta-fakta apa yang
ditunjukkan gambar-gambar tersebut?
a. Lingkungan yang indah berupa areal
persawahan yang subur dan anak-anak usia
SD sedang menanam bibit tanaman.
b. Lingkungan yang tercemar
c. Anak SD yang sedang membersihkan
sampah disekolah
d. Lingkungan sekolah yang indah dengan
adanya bunga di taman

2. Mengapa lingkungan berguna bagi manusia….


a. Karena linkungan sumber kematian
b. karena lingkungan menyediakan semua kebutuhan hidup manusia.
c. Karena lingkungan dapat membantu manusia sebagai alat transportasi
d. Karena lingkungan merupakan sumber ketenagan bagi manusia

3. Keuntungan apa yang diperoleh manusia jika menjaga lingkungan…..


a. Jika manusia menjaga lingkungan, semua kebutuhan hidup manusia
dapat tercukupi.
b. Manusia dapat mencerna makanan
c. Manusia mendapat kehidupan yang baik
d. Manusia dapat hidup dengan hewan sekitar

4. Apa akibatnya jika manusia tidak menjaga lingkungan……


a. Lingkungan akan bersih
b. Lingkungan dapat marah kepada manusia
c. Lingkungan menghasilkan makanan bagi manusia
d. Lingkungan menjadi rusak dan tidak memberikan manfaat bahkan dapat
menimbulkan kerugian dan bencana bagi manusia
5. Amati gambar di bawah ini!
82
Peristiwa yang terjadi pada gambar di atas ialah .......
a. Mebersihkan sampah di lingkungan sekitar
b. Kelangkaan air bersih
c. Memjaga kebersihan lingkungan
d. Banjir yang terjadi di masyarakat

Amati gambar di bawah ini untuk menjawab soal 6

6. Urutan gambar yang benar yaitu ......


a. 1-3-4-2
b. 4-3-2-1
c. 2-1-4-3
d. 2-1-3-4

7. Apa fungsi air bagi manusia…..


a. Menbentuk sel dan cairan tubuh, mengatur suhu tubuh, sebagai pelarut
dan mencegah dehidrasi
b. Sebagai alat transportasi
c. Sebagai bahan untuk membuat kayu
d. Sebagai alat untuk berjalan
8. Apa fungsi air bagi hewan….
a. Sebagai bahan makanan
b. Melancarkan pencernaan, menjaga suhu tubuh, produksi susu, minum
dan tempat tinggal
c. Sebagai sumber makanan
d. Sebagai alat bantuk mencari makanan

9. Apa fungsi air bagi tumbuhan…


a. Sebagai komponen utama dalam proses fotosintesis serta transpirasi pada
tumbuhan
b. Sebagai alat trasportasi
c. Sebagai sumber makanan
d. Sebagai alat mencari makanan
83
10. Amati gambar di bawah ini!

Berdasarkan gambar di atas, salah satu manfaat air bagi kehidupan


hewan yaitu ........
a. Sebagai alat trasportasi
b. Sebagai tempat tinggal
c. Sebagai sumber mata air
d. Semua jawaban benar
11. Bu Rani mengambil air di sumur untuk mencuci baju keluarganya yang
kotor, hal ini merupakan contoh bahwa air mempunyai fungsi bagi manusia
dalam ….
a. Menjaga kebersihan
b. Menjaga kemananan
c. Mencegah kekeringan
d. Membunuh penyakit
12. Kegiatan manusia di bawah ini yang memanfaatkan air dalam bidang
pertanian adalah ….
a. Pak Jaya mencuci mobil dengan air sumur
b. Pak Budi memelihara ikan di tambak
c. Bu Dwi menggunakan air untuk mencuci piring
d. Pak Jayus mengairi sawahnya dengan air sungai
13. Unsur yang paling penting dalam kehidupan yaitu air. Salah satu contoh
pemanfaatan air dalam bidang peternakan yaitu…
a. Budi menyiram sayur di kebun
b. Ani menggunakan air untuk membersihkan kotoran babi di kandang
c. Boni memelihara ternak sapi
d. Doni dan lisa membersihkan motor di pekarangan rumah

14. Pak Arya memlihara ikan di kolam. Kegiatan yang di lakukan pak arya
merupakan kegiatan pemanfaatan air di bidang….
a. Peternakan
b. Pertanian
c. Pertambangan
d. Rumah tangga
15. Kegiatan manusia yang dapat mencemarkan air yaitu….
84
a. Membersihkan kolam yang kotor
b. Membuang limbah plastik di laut atau sungai
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. Melestarikan lingkungan dengan menanam pohon
16. Andi dan keluaganya berlibur di Pantai. Mereka membawah banyak sekali
snack yang akan mereka makan di pinggir pantai, akan tetapi sampah dari
Snack yang mereka makan di buang saja di pinggir pantai.
Berdasarkan cerita di atas tindakan yang di lakukan Andi bersama
keluarganya dapat merusak pemanfaatan air sebagai…..
a. Sumber makanan
b. Tempat tinggal
c. Tempat usaha
d. Peternakan
17. Walaupun air senantiasa digunakan namun tidak pernah habis karena
adanya…
a. waduk
b. lautan
c. daur air
d. hujan
18. Lapisan bumi yang berupa air sering disebut…
a. atmosfer
b. litosfer
c. hidrosfer
d. higrosfer
19. Dalam daur air yang dapat merugikan kegiatan manusia adalah ketika…
a. penguapan
b. peresapam
c. hujan deras
d. pengembunan
20. Berikut ini yang bukan termasuk tindakan pelestarian sumber daya alam
berupa air adalah…
a. menggunakan sehemat mungkin
b. membuat sumur resapan
c. membuat waduk atau bendungan
d. membuang sampah dan limbah ke aliran sungai

85
Lampiran 5

KUNCI JAWABAN

1. A 11. A
2. B 12. D
3. A 13. B
4. D 14. A
5. B 15. B
6. C 16. B
7. A 17. C
8. B 18. C
9. A 19. B
10. B 20. D

86
Lampiran 6
TABEL UJI VALIDASI SOAL

SOAL INSTUMEN
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total
1 A 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 18
2 A 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 22
3 B 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
4 F 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 18
5 G 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 19
6 H 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 20
7 A 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 20
8 M 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 19
9 J 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 20
10 S 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 18
11 A 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 15
12 H 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 12
13 O 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
14 P 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 11
15 R 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 12
16 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
17 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
18 B 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
19 Y 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
20 B 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
21 N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
22 D 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 10
23 J 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 11
24 Y 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 14
K 30
pi 0,58 0,71 0,9 0,5 0,7 0,7 0,67 0,8 0,6 0,9 0,8 1 0,7 0,9 1 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,5 0,6 0,5 0,6 0,7 0,6 0,6 0,6 0,6
qi 0,42 0,29 0,1 0,5 0,3 0,3 0,33 0,3 0,2 0,4 0,1 0 0,4 0,3 0 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,5 0,4 0,5 0,4 0,3 0,4 0,4 0,4
pi.qi 0,21 0,11 0,2 0,2 0,2 0,2 0,26 0,1 0,3 0,1 0,14 0 0,3 0,2 0 0,2 0,3 0,2 0,2 0,2 0,2 0,3 0,2 0,3 0,3 0,2 0,2 0,2 0,2 0
∑pi .qi 6,25
Var. Total 50,7
Rata-rata benar 23 22,4 20 22 20 21 22,4 21 21 20 20 23 21 21 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 24 24
Rata-rata total 19,5 19,5 20 20 20 20 19,5 20 20 20 20 20 7,1 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Simpangan Baku 7,12 7,12 7,1 7,1 7,1 7,1 7,12 7,1 7,1 7,1 7,1 7 7,1 7,1 7 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1 7,1
r-point biserial 0,57 0,62 0 0,4 0,1 0,3 0,56 0,3 0,4 0,1 0 1 0,2 0,3 1 0,6 0,6 0,5 0,7 0,6 0,5 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,5 0,6 0,7 0,7
r-kritis 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0 0,4 0,4 0 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4
status v v d d D d v d d d d v d d v v v v v v v v v v v v v v v v
KR-20 0,91

87
Lampiran 7
TABEL RELIABILITAS
SOAL INSTUMEN
NO No Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total
1 A 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 13
2 A 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 15
3 B 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
4 F 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 12
5 G 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 13
6 H 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 14
7 A 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 14
8 M 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 13
9 J 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 13
10 S 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 13
11 A 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 13
12 H 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 11
13 O 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 8
14 P 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 9
15 R 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 10
16 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19
17 A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
18 B 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
19 Y 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
20 B 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
21 N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
22 D 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6
23 J 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 7
24 Y 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 10
K 20
pi 0,70 0,85 0,80 0,70 0,75 0,70 0,70 0,75 0,75 0,75 0,70 0,65 0,75 0,65 0,75 0,80 0,75 0,70 0,70 0,70
qi 0,30 0,15 0,20 0,30 0,25 0,30 0,30 0,30 0,25 0,25 0,25 0,30 0,35 0,25 0,35 0,25 0,20 0,25 0,30 0,30
pi.qi 0,21 0,13 0,16 0,21 0,19 0,21 0,21 0,23 0,19 0,19 0,18 0,20 0,26 0,16 0,26 0,20 0,15 0,18 0,21 0,21
∑pi.qi 3,92
Var. Total 50,69
Rata-rata benar 23,00 22,35 22,38 22,50 23,20 23,21 23,43 22,60 23,27 22,93 22,57 23,38 23,13 22,85 23,33 22,69 22,40 22,86 23,79 23,71
Rata-rata total 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54 19,54
Simpangan Baku 7.120 7.120 7.120 7.120 7.120 7.120 7.120 7.120 7.120 7.120 7.120 7.120 7.120 7.129 7.120 7.120 7.120 7.120 7.120 7.120
r-point biserial 0,742 0,940 0,796 0,635 0,635 0,788 8.834 0,679 0,906 0,825 0,712 0,794 0,738 0,748 0,780 0,790 0,777 0,779 0,911 0,895
r-kritis 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404 0,404
status valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
KR-20 0,971

88
Lampiran 8

FOTO PENELITIAN

Kelas Eksperimen

89
Kelas Kontol

kelas

ke

90
Kelas Uji Validitas/Uji Coba Soal di SDI Lao

91
Lampiran 9

SURAT REKOMENDASI PENELITIAN

92
Lampiran 10

SURAT BALASAN PENELITIAN

93
Lampiran 11

SURAT BALASAN VALIDASI / UJI COBA SOAL

94

Anda mungkin juga menyukai