JUDUL SKRIPSI
PERSEPSI MAHASISWA IPS TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN
KAMPUS FKIP UNIVERSITAS CENDRAWASIH
KOTA JAYAPURA
Disusun
Oleh
PRIBADI GIBAN
NIM : 2019011074057
JURUSAN PPKN
JAYAPURA 2023
1
Page
2
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 2019011074057
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
2
Page
3
Mengetahui,
HALAMAN PERSETUJUAN
Identitas penulis,
NIM : 2019011074057
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Mengetahui,
PERNYATAAN KEASLIAN
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat karya yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain,kecuali yang secara tertulis dirujuk dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.jika kemudian hari aa tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan ternyata
memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
menerima sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Pendidikan Pancasila Dan
Kewarkanegaraan Jurusan (PPKN)
Yang dinyatakan
Pribadi Giban
5
Page
6
ABSTRAK
terhadap kebersihan lingkungan sudah berjalan dengan baik dalam proses kegiatan
Page
kebersihan, sedangkan budaya hidup bersih selalu diterapkan mahasiswa baik itu dalam
7
kelas maupun di luar kelas. sarana prasarana, waktu dan pengawasan menjadi faktor
yang mendukung terbentuknya peran mahasiswa dalam menjaga kebersihan lingkungan,
adapun faktor yang menghambat siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan salah
satunya karekter mahasiswa yang berbeda-beda.
7
Page
8
KATA PENGANTAR
Serta semua pihak yang telah membantu dan bekerja sama dari awal
hingga selesainya penulis laporan baik secara langgsung maupun
tidak langsung yang penulis tidak bisa sebut-satu persatu selain itu
penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
banyak kekurangan,oleh Karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk
penyempurnakan Laporan ini.
Peneliti,
Page
10
Pribadi, Giban,
NIP. 2019011074057
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ABSTRAK.........................................................................................................................................I
DAFTAR ISI II
DAFTAR TABEL III
BAB I.....................................................................................................................................IV
A. Pendahuluan.........................................................................................................................1
Latar Belakang 8
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................8
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9
10
BAB I
PENDAHULUAN
B. Fokus Penelitian
Page
14
C. Rumusan Masalah
E. Manfaat Penelitian
bagi:
16
1. Rektor FKIP
Uncen Jayapura sebagai Pimpinan dan Pemberi Kebijakan tertinggi,
agar senantiasa membuat berbagai aturan yang mendukung
kebersihan lingkungan kampus, baik untuk dosen, pegawai dan
mahasiswa. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan
misalnya : pembuatan peraturan resmi tentang menjaga
kebersihan lingkungan kampus, pemasangan berbagai plang dan
spanduk yang berisikan dukungan untuk hidup bersih, pemberian
sanski bagi yang membuang sampah sembarangan di sekitar
lingkungan kampus, serta memberi berbagai penghargaan bagi yang
selalu menjaga kebersihan di lingkungan kampus.
2. Dekan setiap fakultas di IPS Uncen Jayapura, agar senantiasa
memberikan pengarahan kepada para mahasiswa dan dosen untuk
selalu menjaga lingkungan kampus sehingga menjadi
16
Page
17
bersih dan sehat. Hal ini dapat dilakukan minimal pada setiap awal semester
dengan cara mengundang dosen dan mahasiswa dalam acara pembekalan
perkuliahan semester awal bagi mahasiswa baru dan pembekalan semester awal
bagi dosen yang mengajar.
3. Para Ka. Prodi pada seluruh jajaran Fakultas IPS Jayapura,,agar
senantiasa memperhatikan kebersihan prodinya masing-masing.
Hal ini dapat dilakukan melalui pengarahan antar prodi dengan
dosen minimal setiap awal semester tahuan ajaran baru.
4. Para Dosen di lingkungan fakultas se-IPS Jayapura agar
senantiasa benar-benar menjaga lingkungan kampus agar
senantiasa bersih dan nyaman. Minimal lingkungan kelas ketika
perkuliahan berlangsung. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengajak para mahasiswa untuk selalu menjaga kebersihan kelas
sebelum dan selama serta setelah perkuliahan berlangsung.
Bila perlu untuk memotivasi mahasiswa tentang pentingnya
kebersihan dapat dilakukan dengan pemberian penilaian yang
tinggi bagi mahasiswa yang dapat menjaga kebersihan kelas.
5. Mahasiswa,agar senantiasa mendukung, melaksanakan dan
menjaga kebersihan kampus FKIP Uncen Jayapura. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara selalu membiasakan diri membuang
17
Page
18
sampah pada tempatnya, selalu memberihkan ruangan kelas dan menata suasana kelas
agar tetap nyaman, bersih, dan asri. Sekaligus, adanya motivasi sesama mahasiswa untuk
saling mengingatkan pentingnya hidup bersih di lingkungan kampus dengan cara saling
menegur dan mengingatkan satu sama lain. Sehingga dengan demikian, lingkungan
kampus akan selalu terjaga kebersihan, kerapihan dan keindahan.
E. Penjelasan Istilah Penelitian
Untuk dapat memudahkan penelitian dan menjelaskan beberapa istilah agar nantinya
tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami isi proposal penelitian ini, maka
diuraikan definisi istilah-istilah dalam penelitian ini adalah Sebagai berikut:
Civitas Akademika terdiri dari 2 (dua) kata yakni Civis dan Akademik dalah civitas
berasal dari bahasa lain berarti masyarakat.menurut besar bahasa (KBBI,2003), masyarakat
merupakan sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh kebudayaan yang
anggap sama
18
Page
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Persepsi
Terjadinya sikap seseorang berdasarkan pandangannya (persepsinya) terhadap
sesuatu. Kemudian, munculnya perilaku juga berhubungan dengan sikap yang dimiliki
seseorang. Jadi, antara persepsi, sikap dan perilaku ketiganya memiliki keterkaitan yang
saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Karena itu, dalam
landasan teori, penelti berupaya untuk mendudukkan ketiga konsep ini, yaitu persepsi,
sikap dan perilaku.
1. Factor eksternal
yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor- factor yang terdapat dalam
diri individu,yang mencakup beberapa hal antara lain:
Fisiologis.Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya
informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi
usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya.
Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-
beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat
berbeda.
Perhatian.Individu memerlukan sejumlah energy yang
dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada
bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek.
Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang
terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi
persepsi terhadap suatu obyek.
Minat Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada
seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang
digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan
kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari
stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
Kebutuhan yang searah Faktor ini dapat dilihat dari
bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek- obyek
atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan
dirinya.
Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada
ingatan dalam arti sejauh.
mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui
suatu rangsang dalam pengertian luas.
Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang,
mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang
dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi
dan mengingat.
2. Faktor Eksternal
Ketika seseorang telah diperingati untuk tidak terpengaruh dengan kesan pertama.
Maka primacy effect dapat dikurangi. Dengan adanya Manager atau profesi lainnya
yng mampu mempersepsi seseorang secara akurat dapat mengajarkan tentang
bahayanya primacy effect, sehingga mengurangi pentingnya primacy effect dalam
proses persepsi mereka.
b. Proximity (kedekatan geografis)
Ini merupakan sebuah hal penting, namun tidak romantis yang menyebabkan
ketertarikan Sangatlah susah untuk jatuh cinta dengan seseroang yang jarang kita temui.
Kedekatan fisik dan interpersonal yang dihasilkan sangat penting untuk perkembangan
ketertarikan. Sebagai contoh : kamu akan lebih ramah dengan tetangga yang tinggal
dekatmu daripada oranglain yang tinggal ditempat yang jauh darimu. Hal ini dikarenakan
Proximity meningkatkan ketertarikan, dan pertemuan yang berulang-ulang terhadap
seseorang akan meningkatkan rasa suka kita (Zajonc,1968).
c. Mutual liking
Manusia akan lebih tertarik pada orang yang menyukainya daripada
orang yang tidak. Menyukai seseorang biasanya akan mengarah pada balasan
perasaan yang sama. Mengapa demikian? Alasan pertamanya adalah ketika kita
menyukai seseorang, kita akan terlihat lebih menarik secara fisik, khususnya
apabila ada sedikit nafsu di dalamnya. Banyak orang yang berkata bahwa jatuh
cinta membuat kamu terlihat lebih cantik dan itu benar. Matamu akan lebih
menarik, pupil mata akan lebih terbuka ketika kamu melihat seseorang yang
kamu anggap menarik secara seksual, dan orang lain akan melihat bahwa
pupil yang terbuka sangat menarik secara seksual. Selain itu postur dan
gerakan tubuh akan lebih menarik juga.Dengan kata lain, kamu akan lebih
memikat secara fisik ketika kamu tertarik dengan seseorang.
Alasan yang lain adalah ketika kamu menyukai seseorang, kamu
akan bersikap lebih baik terhadap orang tersebut dan bersikap baik membuat
kamu kelihatan lebih menarik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kita
cenderung menyukai orang yang memuji kita atau orang yang banyak
membantu kita. Akan tetapi akan ada dampak negatif dari pujian dan
perhatian yang terlalu banyak. Apabila terlalu berlebihan, khususnya ketika
orang tersebut mengira kamu tidak ikhlas dan mempunyai motif yang egois dari
pemberian, pujian, dan bantuanmu, hal itu tidak akan mengarahkan perasaannya
ke rasa suka dan malah akan membencinya.
D. Jenis-jenis persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang
diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi
beberapa jenis.
a. Persepsi visual
e. Persepsi pengecapan
(kewarasan) yaitu:
1. Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan merupakan dari tahu
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap obyek tertentu, sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
pembentukan tindakan seseorang (over behavior).
2. Sikap (Attitude). Sikap merupakan reaksi atau respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau
objek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.
Sikap belum merupakan suatu tindakan akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan sikap perilaku.
3. Praktek atau tindakan (Practice). Setelah seseorang
mengetahui stimulasi atau objek kesehatan, kemudian
mengadakan penilaian atau pendapatan terhadap apa yang
diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan
atau mempraktekkan apa yang diketahuinya.
I. Domain Perilaku
1. Jenis penelitian
a) Populasi penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa dalam lingkungan IPS yang setiap
hari kerja aktif melakukan aktivitas di lingkungan kampus, dengan jumlah kurang lebih
7000 orang, yang tersebar pada beberapa Jurusan/Program Studi dalam lingkungan FKIP
Uncen Jayapura.
b) .Sampel Penelitian
Tabel 1. Kisi-kisi instrumen persepsi tentang kebersihan lingkungan kampus FKIP setelah di uji coba
Variabel/Kategori Indikator Nomor butir Jml
Persepsi tentang kebersihan kebersihan ruang kuliah 1. bebas debu atau kotoran lainnya 1,2,3,4,5,6,7,8 8
persepsi tentang kebersihan ruang laboratorium/Bengkel 9,10,11,12,13,14,15,16,17 9
persepsi tentang kebersihan 2.Tertata Rapi 18,19,20,21,22,23,24,25,26 9
Ruang workshop 27,28,29,30,31,32,33,34,35,36 10
persepsi tentang kebersihan ruang perpustakaan 3. Indah 37,38,39,40,41,42,43,44,45 9
Ruang Dosen 4. Nyaman 46,47,48,49,50,51,52,53,54,55 10
56,57,58,59,60,61,62,63,64 9
65,66,67,68,69,70,71,72,73,74,75 11
Jumlah 75
[{
7. Hasil Penelitian
Pada bagian ini, disajikan deskripsi data tentang Persepsi Mahasiswa FKIP
terhadap kebersihan lingkungan kampus
Uncen jayapura, sebagai berikut:
12 212 32 157 52 189 72 253 92 232
13 218 33 189 53 216 73 238 93 207
14 193 34 216 54 206 74 150 94 160
15 127 35 206 55 140 75 242 95 212
16 157 36 140 56 253 76 232 96 218
17 189 37 253 57 238 77 207 97 193
18 216 38 238 58 150 78 160 98 127
19 206 39 274 59 242 79 212 99 157
20 140 40 261 60 232 80 218 100 189
[=20418
Hasil penelitian tentang Persepsi
100 responden terhadap
kebersihan Lingkungan Kampus
Undana diukur dari
75 butir pernyataan, dengan
bantuan
SPSS (Statistical Product
Service
Solution) 23.0 for window,
diperoleh harga rerata (mean)
sebesar 206,87; nilai terendah
sebesar 131; nilai tertinggi
sebesar 295; dan range sebesar
164. Selanjutnya dengan Sturges
(1 + 3,3 log n) diperoleh jumlah
kelas interval (K) = 1
+ 3,3 log 100 = 7,6 dibulatkan
menjadi 8;
panjang kelas (P) = range:
jumlah kelas interval = 164 : 8 =
22, dan batas kelas interval di
kurangi 0,5. Distribusi frekuensi
data Persepsi Mahasiswa FKIP
terhadap kebersihan Lingkungan
Kampus Undana dapat dilihat
pada tabel berikut:
B. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong dalam penelitian diskriptif, yakni penelitian yang
hanya
menggambarkan fenomena tentang persepsi
Mahasiswa tentang kebersihan lingkungan kampus, dan hasilnya disajikan dalam
tabulasi,
dan diagram, kemudian dilakukan kajian melalui
pemaknaan dari setiap skor yang dihasilkan responden.
melalui
d) 2. Sampel Penelitian
Teknik sampling di lakukan dengan proporsional aksidental random sampling,
yakni pengambilan sampel secara acak dan proporsional pada mahasiwa dari
berbagai jurusan/program studi yang secara kebetulan sedang melakukan aktivitas
dilingkungan kampus dan dipandang cocok sebagai sumber data, dengan
pertimbangan karena jumlah populasi yang besar dan homgen, dan tidak setiap
saat berada di lingkungan kampus. Atas dasar tersebut ditetapkan jumlah sampel
sebagai responden penelitian sebanyak 100 Mahasiwa dengan jenis kelamin laki-
laki dan perempuan.
Tabel 1. Kisi-kisi instrumen persepsi tentang kebersihan lingkungan kampus FKIP setelah di uji coba
Variabel/Kategori Indikator Nomor butir Jml
Persepsi tentang kebersihan kebersihan ruang kuliah 1. bebas debu atau kotoran lainnya 1,2,3,4,5,6,7,8 8
persepsi tentang kebersihan ruang laboratorium/Bengkel 9,10,11,12,13,14,15,16,17 9
persepsi tentang kebersihan 2.Tertata Rapi 18,19,20,21,22,23,24,25,26 9
Ruang workshop 27,28,29,30,31,32,33,34,35,36 10
persepsi tentang kebersihan ruang perpustakaan 3. Indah 37,38,39,40,41,42,43,44,45 9
Ruang Dosen 4. Nyaman 46,47,48,49,50,51,52,53,54,55 10
56,57,58,59,60,61,62,63,64 9
65,66,67,68,69,70,71,72,73,74,75 11
Jumlah 75
[{
Data yang diperoleh dari jawaban responden terlebih dahulu di coding, dan
disajikan dalam
tabulasi bergolong, selanjutnya dianalisis dengan
statistik deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara
mendeskripsian atau menggambarkan data yang
telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku
untuk umum atau generalisasi, (Sugiyono:
2015). Dengan statistik deskriptif data yang terkumpul dianalisis dengan perhitungan
rata- rata, jumlah skore perolehan, dan persentase skore, dan selanjutnya disajikan dalam
diagram batang.
7. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian
Dari table 3. di atas terlihat bahwa nilai rata-rata Persepsi MahasiswaIPS terhadap
kebersihan Lingkungan Kampus FKIP terletak pada kelas interval 199-220 dan
berkontribusi sebesar 22%. Untuk memperjelas letak posisi sebaran data
tersebut, secara grafis diperlihatkan dalam hitagram berikut
GRAFIK
Total :
289-311 1 1 100 288,6
266-288 4 4 99 266,0
244-265 21 21 95 243,4
221-243 14 14 74 220,8
199-220 22 22 60 198,2
176-198 11 11 38 175,7
154-175 5 5 27 153,1
131-153 22 22 22 130,5
kelas Interval Frekuensi Frekuensi (%) Frekuensi komulatif Batas kelas
(%)
Grafik
Tabel 5. Nilai Rerata dan Standar Deviasi pada indikator intrument persepsi mahasiswa IPS Kampus FKIP.
Statistic
Rung_KuliLaborat
ah orium atau BengkelWorkshop Perpustakaan Ruang_Dosen Ruang_Juru_Prodi Toilet Ruang_Tentu_K_Umum
N Valid 100 100 100 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
mean 22.36 25,43 25,00 28,11 25,12 27,83 22,18 30,84
Std Deviabon 4.371 5,159 5,203 5,588 5,137 6,037 6,565 6,505
Hasil analisis masing-masing variable pada tabel 5. diperoleh bahwa nilai rerata
terendah terdapat pada variabel Toilet yaitu sebesar 22,18. Hal ini dapat dilihat
dari analisis masing-masing butir pernyataan pada variabel Toilet sebagai berikut:
Tabel 6. Nilai Rerata dan Standar Deviasi pada butir-butir Pernyataan intrument persep
Statistic
P,57 P,58 P,59 P,60 P,61 P,62 P,63 P,64
N Valid 100 100 100 100 100 100 100 100
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
mean 2.96 2,12 2,11 2,44 2,10 2,96 2,19 2,34
Std Deviabon ,777 ,998 ,931 ,998 ,937 ,777 ,907 ,855
Sehubungan dengan penetian ini penelitian terdahulu yaitu Ngabekti, S. (2013), dalam
jurnalnya mengatakan bahwa kebersihan toilet dan kelancaran persediaan air perlu dijaga,
sehingga pembangunan berkelanjutan di kampus dapat terjaga. Hal ini juga
didukung oleh hasil penelitian Nuryany, (2015) yang mengatakan bahwa toilet yang
kotor dikarenakan adanya pengelolaan yang kurang baik dari pihak kebersihan dan
kurangnya kesadaran mahasiswa untuk mencintai lingkungan yang bersih. Selain itu
terkait dengan persepsi kebersihan toilet kampus, Ainun (2012) salah satu penggerak
toilet hygienis mengemukakan sebuah fakta yaitu banyak anak di sekolah yang menahan
untuk tidak buang air kecil dengan alasan toilet di sekolahnya licin, kotor dan gelap,
akibatnya ada anak-anak yang terserang infeksi saluran air kecil. variable tersebut, yaitu
butir nomor 58 (ada 33 responden memilih jawaban tidak bersih), nomor 59 (ada 28
responden memilih jawaban tidak bersih), nomor 61 (ada 32 responden memilih jawaban
tidak bersih), dan nomor 63 (ada 27 responden memilih jawaban tidak bersih).
Oleh hasil penelitian Nuryany, (2015) yang mengatakan bahwa toilet yang kotor
dikarenakan adanya pengelolaan yang kurang baik dari pihak kebersihan dan kurangnya
kesadaran mahasiswa untuk mencintai lingkungan yang bersih. Selain itu terkait
dengan persepsi kebersihan toilet kampus, Ainun (2012) salah satu penggerak toilet
hygienis mengemukakan sebuah fakta yaitu banyak anak di sekolah yang menahan untuk
tidak buang air kecil dengan alasan toilet di sekolahnya licin, kotor dan gelap, akibatnya
ada anak-anak yang terserang infeksi saluran air kecil.
Sejalan dengan hasil penelitian ini, dalam Kemenbudpar 2004 menyatakan standar
minimal kebersihan toilet, yaitu toilet harus selalu dalam keadaan kering dan bersih,
tersedia bahan pembersih toilet, tersedia tempat sampah tertutup, tidak berbau, tidak
dapat dijamah oleh serangga dan tikus, lantai mudah dibersihkan, tidak menjadi
perindukkan serangga, dinding bersih berwarna terang, langit-langit bersih dan terang,
tersedia petugas khusus untuk menjaga kebersihan toilet, tersedia peralatan dan bahan
pembersih, serta penampungan sampah dilakukan minimal setiap hari.
akademika khususnya FKIP undana, agar dalam pengelolaan toilet perlu lebih aktif
dalam meningkatkan kepedulian secara individual, kelompok, maupun melalui
jasa cleaning service tentang kebersihan fasilitas toilet yang tersedia dalam
lingkungan kampus, sehingga layanan toilet menjadi semakin bersih, nyaman,
dan bebas bau.
BAB IV
1. Temuan umum
Gambaran Umum kampus FKIP Uncen
L. Luas Kota Jayapura adalah 940 Km2 atau 940.000 Ha, terdiri dari 5 distrik, terbagi
habis menjadi 25 kelurahan dan 14 kampung. Sedangkan untuk letak astronomis,
Kota Jayapura terletak pada 1°28”17,26”LS - 3°58’082”LS dan 137°34’10,6”BT -
141°0’8’22”BT.
Batas wilayah
Secara geografis, kampus uncen terletak di Area yang terpisah,yaitu kampus waena dan
kampus Abepura,meskipun berlokasi area yang berbeda,kedua kampus ini menawarkan
suanana yang sejuk dan nyaman bagi para mahasiswa.
Masa Persiapan
Berbeda dengan proses pendirian Universitas lain di Indonesia pada masa itu,
pada masa Irian Barat belum dikembalikan ke Indonesia, Universitas Cenderawasih
didirikan atas “Amanat Paduka yang Mulia Presiden / Panglima tertinggi yang
menginstruksikan melalui Wampa Urusan Man Barat dan Wampa Urusan
Kesejahteraan Rakyat supaya secepatnya didirikan suatu pendidikan tertinggi di Irian
Barat. Pada tanggal 1 Oktober 1962 dibentuk panitia persiapan Pendiri Universitas
Negeri di Jayapura (Hollandia) (Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu
Pengetahuan: P.T.I.P. No. 131, Tahun 1962 tanggal 9 Oktober 1962). Panitia
Persiapan itu bertugas mengadakan persiapan pendirian suatu Universitas Negeri di
Jayapura dan wajib melaporkan segala sesuatu tentang penyelenggaraan tugas dan
hasilnya Kepada Biro Pengajaran dan Pendidikan Departemen P.T.I.P. Boestaman
S.H. selambat-lambatnya tanggal 31 Oktober 1962. Adapun panitia persiapan itu
adalah Major Djenderal pensiun Prof. Dr. R. Moestopo sebagai Ketua merangkap
anggota, Prof. Soegarda Poerbakawatja dan Ismail Suny, S.H., M.C.L sebagai
anggota.
Penunjukan para pemimpin ini akan bertugas selama 7-10 hari dalam sebulan
dan telah terdaftar 23 orang yang bersedia menjadi dosen FKIP, 6 orang dosen
Fakultas Hukum. Penerimaan mahasiswa tingkat pertama berasal dari siswa-siswa
H.B.S atau yang sederajat. Selain itu berdasarkan UU perguruan tinggi akan dibuka
kesempatan untuk penerimaan mahasiswa dan pegawai berdasarkan colleqium
doctum dimana ujian diadakan setelah 4 bulan kuliah dimulai, dan gedung kuliah
yang digunakan adalah gedung milik Zending atau Missi.
Untuk memperkuat berdirinya Perguruan Tinggi di Irian Barat maka dibentuk panitia
Pendidikan Tinggi Irian Barat (PPTIB) yang diketua oleh E.J. Bonay dengan
anggotanya yaitu M. Indey; N.M. C. Tanggahma dan Frist M. Kirihio. Bonay dalam
surat kepada pemimpin UNTEA di Jayapura pada tanggal 23 Oktober 1962
menyatakan bahwa sudah saatnya dibuka perguruan tinggi di Papua. Pada tanggal 29
Oktober 1962, sekertaris PPTIB Frist M Kirihio mendesak UNTEA untuk
menyediakan fasilitas yang mendukung pendirian Uncen. Pada tahap kedua tanggal
27 Oktober 1962 pemimpin UNTEA Mr. Rotz Bennet seorang Guru Besar
mengadakan pertemuan yang dihadiri oelh Sudjarwo Tjondronegoro, SH; Prof. R.
Soegarda Poerbakawatja dan Ismail Suny, SH.,M.C.L.
Pada tanggal 9 November 1962, tiga kali diadakan pertemuan yaitu dengan Menteri
PTIP bertempat di rumah Menteri Jl. Imam Bonjol 24 Jakarta, kedua bertempat di
Press House, Jl Thamrin Jakarta dan ketiga pertemuan dengan Gabungan K.O.T.I di
Medan Merdeka Barat Jakarta. Ketiga pertemuan ini membahas ketiga pertemuan
dengan Gabungan K.O.T.I di Medan Merdeka Barat Jakarta. Ketiga pertemuan ini
membahas pemberangkatan tenaga dosen dan tenaga tata usaha.
Masa Pendirian
Pada tanggal 10 November 1962, diadakan pertemuan dengan Dr. Subandrio
di rumah Jln. Wampa Jakarta untuk menerima laporan FFC dan sekaligus
menyetujui pembukaan Universitas Cenderawasih. Pada kesempatan itu,
Wampa menandatangani Keputusan bersama Wakil Menteri Pertama
Koordinator Urusan Man Barat/Menteri P.T.L.P. No. 140/P.T.I.P. tahun 1962
tentang Pendirian Universitas Negeri Cenderawasih yang disaksikan oleh
Pemerintah RI di Jayapura.
Jam 20.00 dengan tanggal yang sama di Hollandia (sekarang Jayapura) dengan
resmi Universitas Cenderawasih dibuka oleh Wakil Kepala Perwakilan RI
yaitu Max Maramis, di lorong dekat kamar kecil dalam gedung OSIBA
(Opleiding Schoolvoor lheemsche Bestuursambtenaren, Sekolah Pangreh
Praja) Abepura di bekas gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam
upacara ini dihadiri oleh para mahasiswa, para pembesar Pemerintah Peralihan
UNTEA, anggota Dewan Irian Barat (sekarang Papua), Pejabat Perwakilan RI
semasa UNTEA, Perwakilan Belanda, Tokoh agama Protestan dan katholik,
para tokoh masyarakat Irian Barat. Pada saat itu diberikan kuliah umum
dengan judul “Dasar dan Tudjuan Pendidikan dalam Alam Indonesia
Merdeka” oleh Prof. Soegarda Poerbakawatja, Guru Besar Ilmu Mendidik.
Nama Universitas Cenderawasih ditentukan oleh Presiden Soekarno atas saran
Prof. Mr. Muhammad Yamin.
Pada tahun 1968, FKIP yang pernah menjadi cabang IKIP Jakarta berubah
menjadi 2 (dua) fakultas, yaitu: Fakultas Keguruan yang memiliki 5 jurusan
yakni:
(3) Sejarah,
(4) Geogra,
(1) Didaktik Kurikulum dan (2) Bimbingan Penyuluhan serta Jurusan Pendidikan
Sosial.
Sesuai dengan kebutuhan saat itu maka pada tahun 1965, Fakultas Hukum
Ketatanegaraan dan Ketataniagaan membuka jurusan di Sorong dan pada
tahun 1967, dibuka jurusan Ilmu Administrasi di Biak. Namun tahun 1970,
kedua jurusan ini diintegrasikan kembali ke FHKK di Jayapura.
Alumni (lulusan) Uncen kini telah mencapai 50.000-an orang tersebar di seluruh
Indonesia bahkan juga di luar Negeri. Terlebih khusus saat ini Papua banyak
dipimpin oleh lulusan Uncen.
1. LINGKUNGAN
Indicator lingkungan di lihat dari sikap mahasiswa dalam menciptakan
kebersihan Lingkungan,dan kita dapat melihat perilaku masyarakat di
lapangan.Lingkungan merupakan factor luar yang berpengaruhi padan
perilaku mahasiswa di kampus FKIP Uncen,dan perilaku juga bisa juga
akan membentuk pola sifat dan tabiat sebagai masyarakat dalam
lingkungan tersebut,dalam ucapan dan tindak-tanduknya dalam
menciptakan kebersihan lingkungan di kampus FKIP uncen
Dalam perilaku mahasiswa FKIP Uncen,memiliki tujuan guna terjalankan
masalah kebersihan lingkungan,social, pada seluruh mahasiswa uncen atau
mahasiswa papua berarti menyangkut kepada seluruh mahasiswa papua
khususnya mahasiswa FKIP uncen,yang nanti lingkungan mahasiswa juga akan
ikut serta untuk mensukseskan terlaksananya peraturan daerah Nomor 38 Tahun
2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan peraturan daerah
kampus cendrawasih jayapura,No 8 tahun 2008 tentang k3
2.BUDAYA
Budaya adalah Nilai-Nilai yang di anut bersama oleh masyarakat dan diwariskan
dari satu generasi ke generasi berikutnya culture budaya yang telah kuat dan
telah berakar dan dapat memberi pengaruh di dalam suatu budaya.budaya
memiliki pengaru yang sangat besar,dari usia,pendidikan, jenis kelamin,dan
masa jabatan.
M. Penutup
1. Simpulan