Anda di halaman 1dari 63

PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA BUKIT LAWANG

KABUPATEN LANGKAT DALAM MENINGKATKAN


JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN

KERTAS KARYA

OLEH

AFRIDAYANI BR SEMBIRING

142204002

PROGRAM STUDI DIII PERJALANAN WISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

2017

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA BTIKIT LAWANG KABT]PATEN

LANGKAT DALAM MEI\IINGKATKA}I JUMI"AH KUNJT]NGAN

WISATAWAN

OLEH

AFRIDAYANI BR SEMBIRING

t42204,W7

Dosen Pembimbing

Arwina Sufika, SE.. M. Si.


NIP. 19640821 199802 2 001

Universitas Sumatera Utara

t
LEMBAR PENGESAHAN DEPARTEMEN

Disetujui Oleh Program Studi Diploma III Perjalanan Wisata Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara (USU) Medan Sebagai Tugas Akhir Untuk Diploma.

Ketua, Sekertaris,

Drs. Jhonson Pasrdosi, M.Si., Ph. D Mukhtar, S.Sos, S.Par. M.A.

NIP. 19660420 199203 1 003 NIP. 19580615 198703 1 001

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

PENGESAHAN

Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan untuk

melengkapi salah satu syarat ujian Diploma Fakultas Ilmu Budaya dalam bidang

Perjalanan Wisata pada Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada :

Hari/Tanggal : Selasa, 10 Oktober2017

Pukul : 13.30 WIB

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Budi Agustono, M.S


NIP. 196008051987031001

PanitiaUjian

No Nama TandaTangan

1. Arwina Sufika S.E., M. Si ( )

2. Drs. Jhonson Pasrdosi, M.Si., Ph. D ( )

3. Dr. Asmyta Surbakti, M.Si. ( )

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat

ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelah Ahli

Madya yang saya peroleh.

Medan, 26 Oktober 2017

Penulis,

Afridayani Br Sembiring
142204002

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

Kabupaten Langkat memiliki potensi wisata alam yang relatif besar dan sangat cocok
bagi pecinta alam salah satu diantaranya adalah destinasi wisata Bukit Lawang di
Kecamatan Bahorok yang terkenal dengan daya tarik pusat pengamatan orangutan
Sumatera. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan
dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang dalam meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan, faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam
pengembangannya dan bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut dan peran
pemandu wisata dalam memberikan pelayanan terbaik kepada wisatawan. Metode
pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara langsung oleh
kepala bidang informasi dan promosi destinasi wisata Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Langkat. Hasil penulisan kertas karya ini yaitu mengetahui
upaya yang dilakukan dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang dalam
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, faktor yang menjadi penghambat dan
cara mengatasinya serta mengetahui peran dari pemandu wisata.

Kata kunci: Daya tarik, pengembangan, hambatan

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat dan

karunianya penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini tepat pada

waktunya. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk

menyelesaikan program Diploma III jurusan Perjalanan Wisata Universitas Sumatera

Utara. Adapun kertas karya ini berjudul “Pengembangan Destinasi Wisata Bukit

Lawang Kabupaten Langkat dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan

Wisatawan”. Selama mengikuti pendidikan D III Perjalanan Wisata sampai dengan

proses penyelesaian tugas akhir, berbagai pihak telah memberikan fasilitas,

membantu, membina dan membimbing penulis untuk itu khususnya kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Jhonson Pardosi, M.Si, Ph. D., selaku ketua program studi D III

Perjalanan Wisata yang telah banyak memberikan kemudahan dalam

menyelesaikan pendidikan.

3. Ibu Arwina Sufika, SE, M. Si., s

4. elaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga

untuk membimbing penulis selama penyusunan tugas akhir ini.

5. Bapak/Ibu dosen khususnya jurusan Diploma III Perjalanan Wisata yang telah

membekali penulis dengan beberapa disiplin ilmu yang berguna.

6. Orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan material selama masa

pendidikan sampai dengan proses penyelesaian tuga akhir.

ii

Universitas Sumatera Utara


7. Sahabat penulis Anggi, Putri, Deby, Tasya, Nisa yang telah banyak membantu,

berdiskusi, dan bekerjasama selama masa pendidikan sampai dengan proses

penyelesai tugas akhir.

8. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Diploma III Perjalanan Wisata Angkatan

2014 yang telah banyak berdiskusi dan bekerjasama dengan penulis selama masa

pendidikan.

Penulis menyadari Tugas akhir ini banyak kelemahan dan kekurangan

nya. Karena itu kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan senang hati,

mudah-mudahan keberadaan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah

wawasan kita khususnya tentang destinasi wisata Bukit Lawang.

Medan, September 2017

Penulis,

Afridayani Br Sembiring

142204002

iii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................ ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR. ............................................................................. v

DAFTAR TABEL ................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar belakang masalah ....................................................... 1

1.2 Batasan masalah .................................................................. 2

1.3 Rumusan masalah................................................................ 2

1.4 Tujuan penulisan.................................................................. 2

1.5 Manfaat penulisan............................................................... 3

1.6 Metode penulisan ................................................................ 3

1.7 Sistematika penulisan .......................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................. 6

2.1 Pengertian pariwisata ......................................................... 6

2.2 Pengembangan pariwisata ................................................... 7

2.3 Pengertian destinasi wisata dan daya tarik wisata............... 9

2.1.1 Destinasi wisata........................................................ 9

2.1.2 Daya tarik wisata................................................... 11

2.4 Pengertian wisatawan dan prilaku wisatawan.................... 12

iv

Universitas Sumatera Utara


Halaman

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG DESTINASI WISATA

BUKIT LAWANG ............................................................... 15

3.1 Letak geografis dan demografi............................................. 15

3.2 Sarana dan prasarana destinasi wisata Bukit Lawang.......... 16

3.2.1 Sarana .................................................................... 16

3.2.2 Prasarana............................................................... 33

3.3 Jumlah kunjungan wisatawan................................................. 34

BAB IV PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA BUKIT LAWANG

KABUPATEN LANGKAT DALAM MENINGKATKAN

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN................................... 36

4.1 Pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang dalam

Meningkatkan kunjungan Wisatawan.................................. 36

4.2 Faktor penghambat dan cara mengatasinya dalam

mengembangkan destinasi wisata Bukit lawang................ 40

4.3 Peran pemandu wisata (Guide) dalam memberikan

pelayanan terbaik kepada wisatawan................................ 45

BAB V PENUTUP................................................................................ 48

5.1 Kesimpulan......................................................................... 48

5.2 Saran................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 50

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Penginapan Jungle Inn bagian depan ............................... 18

Gambar 3.2 Penginapan Jungle Inn bagian belakang .......................... 18

Gambar 3.3 Penginapa Bugis Inn ........................................................ 19

Gambar 3.4 Penginapan Rain Forest .................................................... 20

Gambar 3.5 Jembatan milik masyarakat .............................................. 21

Gambar 3.6 Jembatan milik Pemerintah Kabupaten Langkat .............. 21

Gambar 3.7 Jembatan milik Wisma Leuser Sibayak ........................... 22

Gambar 3.8 Jembatan milik Ecolodge ................................................. 22

Gambar 3.9 Restoran Kapal Bambu .................................................... 23

Gambar 3.10 Restoran Kapal Bambu bagian atas.................................. 24

Gambar 3:11 Camping ground................................................................ 24

Gambar 3:12 Pusat pengamatan orangutan............................................. 26

Gambar 3:13 Jungle trekking................................................................... 27

Gambar 3:14 Tube rafting........................................................................ 28

Gambar 3:15 Pintu masuk bat cave......................................................... 30

Gambar 3:16 Gubuk penjaga bat cave.................................................... 30

Gambar 3:17 Bagian luar bat cave.......................................................... 31

Gambar 3:18 Bagian dalam bat cave....................................................... 31

Gambar 3:19 Bagian pintu masuk restoran gua...................................... 32

Gambar 3:20 Bagian dalam restoran gua............................................... 32

Gambar 3:21 Bagian dalam restoran gua................................................ 33

Gambar 3:22 Panti asuhan....................................................................... 34

vi

Universitas Sumatera Utara


Halaman

Gambar 4:1 Festival seni dan Budaya..................................................... 37

Gambar 4:2 Akses jalan menuju Bukit Lawang..................................... 42

Gambar 4:3 Akses jalan menuju Bukit Lawang...................................... 42

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Data jumlah penduduk perkebunan Bukit lawang ................ 15

Tabel 3.2 Penginapan destinasi wisata Bukit Lawang .......................... 16

Tabel 3.3 Restaurant destinasi wisata Bukit Lawang............................ 23

Tabel 3.4 Harga arum jeram destinasi wisata Bukit lawang ................. 24

Tabel 3.5 Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ... 32

Tabel 3.6 Jumlah kunjungan wisatawan ke pusat pengamatan

orangutan................................................................................ 33

viii

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebupaten Langkat memiliki potensi wisata alam yang relatif besar. Potensi

wisata alam tersebut menyangkut beberapa potensi destinasi wisata, yaitu: air terjun

pemandian sungai arung jeram, trekking hutan, gua alam (seperti kawasan Bukit

Lawang dan Tangkahan). Kabupaten Langkat memiliki pesona alam dan budaya

yang sangat luar biasa serta daerah ini merupakan daerah yang sangat cocok bagi

pecinta alam karena tempat ini merupakan tempat yang tepat untuk melihat

ekosistem yang luar biasa dan dengan jaraknya yang dekat dari kota Medan menjadi

nilai tambah untuk destinasi wisata di Kabupaten Langkat ini.

Bukit Lawang adalah sebuah desa kecil yang terletak 90 kilometer barat laut

Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Bukit Lawang juga merupakan tempat wisata

alam yang memiliki bebagai daya tarik wisata di kecamatan Bahorok Kabupaten

Langkat, Provinsi Sumatrera Utara. Tempat yang terkenal dengan arus sungainya

yang deras dan jernih serta merupakan tempat pengamatan orangutan Sumatera liar

di kawasan hutan lindung Taman Nasional Gunung Leuser. Selain tempat

pengamatan orangutan, Bukit Lawang juga memiliki berbagai daya tarik lainya yang

dapat terus dikembangkan seperti Trekking in the jungle yaitu menelusuri atau

menjelajah hutan Gunung Leuser, Tube rafting yaitu kegiatan arum jeram dengan

menggunakan ban, Caving yaitu gua kelelawar dimana dalam gua tersebut terdapat

beribu kelelawar.

Universitas Sumatera Utara


2

1.2 Batasan Masalah

Untuk mempermudah penulisan kertas karya ini agar lebih terarah dan

berjalan dengan baik maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah. Adapun

ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan kertas karya ini

yaitu :

Penulis hanya membahas tentang pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang

dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Masalah pokok dalam penulisan

ini yaitu apa saja yang dapat dikembangkan di destinasi wisata Bukit Lawang, Faktor

apa saja yang menghambat dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang

serta bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut, dan peran pemandu

wisata dalam pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang.

1.3 Rumusan Masalah

1. Upaya apa saja yang dilakukan dalam pengembangan destinasi wisata Bukit

Lawang guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan?

2. Apa saja yang menjadi faktor penghambat dan bagaimana cara mengatasi

hambatan tersebut?

3. Apa saja peran pemandu wisata dalam dalam memberikan pelayanan terbaik

kepada wisatawan?

1.4 Tujuan Penulisan

Kertas karya ini memiliki tujuan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


3

1. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan dalam pengembangan

destinasi wisata Bukit Lawang guna meningkatkan jumlah kunjungan

wisatawan.

2. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam pengembangan destinasi wisata

Bukit Lawang dan bagaimana cara mengatasi hambatan tersebut.

3. Untuk mengetahui peran dari pemandu wisata (Guide) dalam memberikan

pelayanan terbaik kepada wisatawan.

1.5 Manfaat penulisan

Penulisan kertas karya memberikan manfaat yang besar sekali baik bagi penulis

maupun pembacanya. Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut,

manfaat bagi penulis yaitu penulis dapat berkenalan dengan kegiatan kepustakaan

seperti mencari bahan bacaan, penulis dapat meningkatkan keterampilan dan

menyajikan fakta dan data secara jelas.

Manfaat bagi pembaca kertas karya ini yaitu dapat di manfaatkan sebagai

penambah pengetahuan dan pemahaman tentang destinasi wisata Bukit Lawang,

kertas karya ini dapat dijadikan refrensi atau acuan penulisan bagi penulis

selanjutnya.

1.6 Metode penelitian

Metode penulisan dari kertas karya ini adalah :

1. Data primer

Data yang diperoleh langsung dari lapangan, melalui observasi

(penelitian daerah destinasi wisata) dan penelitian langsung yang dilakukan di

Universitas Sumatera Utara


4

lapangan, sehingga penulis mengetahui pengembangan destinasi wisata Bukit

Lawang dan melalui interview (wawancara) yaitu penelitian yang dilakukan

dengan mengadakan tanya jawab dengan kepala bagian informasi dan promosi

objek wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat.

2. Data skunder

Data yang dimuat dari penelitian kepustakaan yaitu penelitian dimana

informasi di peroleh dari buku-buku dan sumber pustaka lainya yang di

pertanggungjawabkan.

1.7 Sistematika penulisan

Agar penulisan kertas karya ini tersusun secara sistematis, penulis

membaginya dalam lima bab yang bertujuan untuk memperoleh suatu susunan yang

lebih mudah diikuti dan dipahami. Masing-masing bab menjelaskan topik yang

berbeda-beda sesuai dengan judul yang tercantum pada setiap bab yang akan

diuraikan. Adapun sistematika penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini di uraikan tentang latar belakang masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,

metode penulisan, sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Mencakup tentang uraian kepariwisataan yang meliputi pengertian

pariwisata, pengembangan pariwisata, pengertian destinasi wisata dan

daya tarik wisata, pengertian wisatawan dan prilaku wisatawan.

Universitas Sumatera Utara


5

BAB III GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini di bahas tentang letak geografis dan demografi, sarana

dan prasarana destinasi wisata Bukit Lawang.

BAB II TINJAUAN TEORI

Dalam bab ini dibahas tentang pengembangan destinasi wisata Bukit

Lawang, faktor penghambat pengembangan destinasi wisata Bukit

Lawang beserta cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut, dan

peran pemandu wisata (Guide) dalam memberikan pelayanan terbaik

kepada wisatawan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata dalam arti modern merupakan salah satu kebutuhan seseorang

untuk menambah pergaulan antar bangsa dan kelas dengan memanfaatkan

perkembangan, perniagaan, industri dan alat transportasi untuk menumbuhkan rasa

keperdulian dan ketertarikan terhadap keindahan alam, Freuler dalam yoeti

(1996:115) mengatakan:

Pariwisata dalam arti modern adalah fenomena dari zaman sekarang yang
didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian
yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan alam pada khusunya
disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas manusia
sebagai hasil dari perkembangan perniagaan, industri serta penyempurnaan
dari alat-alat pengangkutan.

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang ditandai dengan adanya orang-orang

asing keluar masuk kota, daerah dan negara atau bisa juga dikaitkan dengan kegiatan

perekonomian disuatu negara, Schulalard dalam Yoeti (1996:114) mengatakan: “ ...

Pariwisata adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan

perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan adanya orang-orang asing

masuk kesuatu kota, daerah dan negara.

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan sementara waktu oleh

seseorang atau sekelompok orang untuk berlibur serta mencari ketenangan, Buchli

dalam Yoeti (1996:117) mengatakan: “ ... Pariwisata adalah setiap peralihan tempat

yang bersifat sementara waktu dari seseorang atau sekelompok orang, dengan

Universitas Sumatera Utara


7

maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukan bagi kepariwisataan itu oleh

lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut”.

Pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan wisata yang dilakukan seseorang

atau sekelompok orang dengan tujuan untuk mencari kepuasan suasana yang berbeda

dari rutinitas kehidupan sehari-hari, Wahab dalam Yoeti (1982:107) mengatakan:

Pariwisata adalah suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar yang
mendapatkan pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu
negara itu sendiri atau diluar negeri (meliputi pendiaman orang-orang dari
daerah lain) untuk mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dari
apa yang dialaminya dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.

Pariwisata adalah suatu kegiatan yang hanya menyediakan tempat untuk

tinggal sementara bukan untuk menetap disuatu kota, daerah, atau negara, Krapt

dalam Yoeti (1996:115) mengatakan: “ ... Pariwisata adalah keseluruhan dari gejala-

gejala yang ditimbulkan dari perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta

menyedikan tempat tinggal sementara, asalkan orang asing itu tidak tinggal menetap

dan tidak menerima penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara”.

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 pada pasal 1 poin ke 3,

mengatakan: “ ... Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan

pemerintah daerah”

2.2 Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata adalah suatu cara untuk menjadikan suatu destinasi

wisata menarik dimata wisatawan sehingga membuat wisatawan ingin mengunjungi

destinasi tersebut, Yoeti (1987:2) mengatakan: “ ... Pengembangan pariwisata adalah

Universitas Sumatera Utara


8

suatu cara untuk menjadikan suatu destinasi wisata menjadi menarik dan dapat

membuat para pengunjung tertarik untuk mengunjungi destinasi wisata tersebut”.

Untuk mengembangkan pariwisata harus dapat menyiapkan hal-hal berikut :

1. Sesuatu yang dapat di lihat, artinya tempat tersebut harus mempunyai daya
tarik atau destinasi wisata yang berbeda dengan daerah lain, daerah itu harus
mempunyai daya tarik dan atraksi wisata yang hanya dapat di saksikan di
daerah itu. Pengembangan pariwisata harus memperhatikan dengan cermat
pengadaan destinasi dan daya tarik wisata. Destinasi yang ada harus benar-
benar orisional, unik dan esklusif.
2. Sesuatu yang dapat dibeli, artinya tempat tersebut harus tersedia fasilitas
untuk berbelanja, terutama barang souvenir dan kerajinan rakyat yang dapat
menjadi kenangan sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ketempat asal
wisatawan. Ketersediaan souvenir sangat membantu pengenalan destinasi dan
daya tarik wisata kepada masyarakat luas karena souvenir yang dibeli
wisatawan akan dibawa pulang ketempat tinggal nya. Oleh karena itu
pengembangan pariwisata perlu mengusahakan supaya souvenir yang dijual
benar-benar dapat menimbulkan kesan yang menyenangkan bagi yang
mendapatkanya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata menurut Yoeti


(1987-3):

1. Wisatawan (tourism)
Karakteristik wisatawan harus diketahui, dari mana mereka datang, usia, hobi,
status sosial, mata pencahrian dan pada musim apa mereka melakukan
perjalanan. Kujungan wisata sendiri dipengaruhi oleh beberapa motif wisata,
seperti: motif fisik dan budaya.
2. Transportasi
Transportasi merupakan salah satu faktor untuk kemudahan bergerak dari
suatu tempat ke tempat yang lain. Unsur-unsur yang mempengaruhi
pergerakan tersebut adalah konektifitas antar daerah, tidak ada penghalang
serta tersedianya sarana angkutan.
3. Atraksi/destinasi wisata
Merupakan daya tarik yang membuat wisatawan datang berkunjung. Atraksi
wisata tersebut antara lain: fasilitas olahraga, tempat hiburan, museum, dan
peninggalan sejarah.
4. Fasilitas pelayanan
Fasilitas yang mendukung destinasi wisata adalah ketersediaan hotel,
restoran, prasarana perhubungan, fasilitas telekomunikasi, bank, petugas
penerangan dan jaminan keselamatan.
5. Informasi dan promosi

Universitas Sumatera Utara


9

Agar pemasaran wisata dapat menarik banyak wisatawan, maka diperlukan


publikasi dan promosi, kapan iklan dipasang, kemana brosur disebarkan
sehingga wisatawan mengetahui setiap paket wisata dan wisatawan cepat
mengambil keputusan.

2.3 Pengertian Destinasi Wisata dan Daya Tarik Wisata

Dalam dunia kepariwisataan destinasi wisata dan daya tarik wisata memiliki

peranan penting yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi seseorang atau calon

wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Pengertian destinasi dan

daya tarik wisata adalah unsur-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya

alam, sumber daya manusia, sumber daya buatan yang dapat dikembangkan dan

dimanfaatkan sebagai daya tarik untuk menjadi sarana wisata atau destinasi wisata

yaitu semua hal yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang

disediakan atau bersumber pada alam saja. Destinasi dan daya tarik wisata

merupakan dasar bagi kepariwisataan, tanpa adanya daya tarik di disuatu daerah atau

tempat tertentu kepariwisataan sulit untuk dikembangkan.

2.1.1 Destinasi Wisata

Destinasi wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang

merupakan daya tarik agar wisatawan memiliki niat untuk mengunjungi suatu tempat

wisata, destinasi wisata dapat berupa wisata alam seperti gunung, danau, sungai,

pantai, laut atau berupa destinasi bangunan seperti museum, benteng, situs

peninggalan sejarah dan lain-lain. Menurut Ridwan dalam Yoeti (2012:5)

mengatakan: “... Destinasi wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,

Universitas Sumatera Utara


10

keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil

buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisata”.

Menurut SK Menparpostel No. KM 98 PW 102 MPPT-87 mengatakan: “...

Destinasi wisata adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya

alam yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik yang

diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”.

Suatu tempat atau daerah dapat dikatakan sebagai destinasi wisata harus

memenuhi hal pokok sebagai berikut:

1. Adanya Sesuatu yang menarik untuk dilihat.

2. Adanya sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli.

3. Adanya sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat wisata..

Layaknya suatu destinasi wisata dapat dikembangkan, apabila memiliki

syarat-syarat sebagai berikut yaitu :

1. Attraction adalah segala sesuatu yang menjadi ciri khas atau keunikan dan
menjadi daya tarik wisatawan agar mau datang berkunjung ketempat wisata
tersebut. Atraksi wisata terdiri dari 2 yaitu :
1. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh destinasi wisata
semenjak objek itu ada.
2. Event Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu destinasi
wisata setelah dibuat manusia.
2. Accessbility, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut.
3. Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia didaerah destinasi wisata seperti
akomodasi dan restoran.
4. Institution, yaitu lembaga atau organisasi yang mengolah destinasi wisata
tersebut.

Universitas Sumatera Utara


11

2.1.2 Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang mempunyai keunikan dan nilai

yang tinggi yang menjadi tujuan wisatawan datang ke suatu daerah tertentu, Yoeti

(1985:23) mengatakan: “ ... Daya tarik wisata atau Tourst atraction istilah yang lebih

sering digunakan yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk

mengunjungi suatu daerah tertentu”.

Daya tarik wisata adalah temapt wisata yang memiliki keunikan serta nilai

yang tinggi sehingga wisatawan tertarik untuk mengunjungi daerah tujuan wisata

tersebut, Pendit (1994:34) mengatakan: “ ... Daya tarik wisata sebagai sesuatu yang

menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat”.

Menurut Yoeti (2002:5) menagatakan daya tarik adalah segala sesuatu yang

dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata,

seperti:

1. Natural attraction: landscape, seascape, beaches, climate and other


geographical features of the destinations.
2. Cultural attraction: history and falklore, religion, art and special events,
festivals.
3. Social attractions: the way of life, the resident populations, languages,
opportunities for social encounters.
4. Built attraction: building, historic and modern architecture monument, partk,
gardens,

Daya tarik wisata harus memiliki 4 hal, Damanik dan Weber dalam Pendit

(2006:20) mengatakan:

1. Keunikan
Keunikan merupakan kombinasi kelangkaan dan daya tarik yang khas
melekat pada suatu destinasi wisata. Hal ini merupakan keunggulan produk
dalam persaingan pasar.
2. Otensitas

Universitas Sumatera Utara


12

Otensitas merupakan sebuah kategori nilai yang memadukan sifat alamiah,


eksotis, dan bersahaja dari suatu daya tarik ekowisata.
3. Originalitas
Originalitas mencerminkan keaslian atau kemurnian, yakni seberapa jauh
suatu produk tidak terkontaminasi oleh atau tidaknya mengadopsi nilai atau
model dengan nilai aslinya.
4. Keragaman
Keragaman/diversitas produk adalah keanekaragaman produk dan jasa yang
ditawarkan.

2.4 Pengertian Wisatawan dan Prilaku Wisatawan

Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata jadi

berdasarkan pengertian ini, semua orang yang melakukan perjalanan wisata di

namakan wistawan, wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah biasanya benar-

benar ingin mengahabiskan waktunya untuk bersantai, menyegarkan fikiran dan

benar-benar ingin melepaskan diri dari rutinitas kehidupan sehari-hari, Sugiama

dalam Yoeti (2011:11) mengatakan: “... Wisatawan adalah orang yang melakukan

perjalanan wisata untuk maksud beristirahat/berlibur, berbisnis, atau untuk

perjalanan lainya seperti: berobat, kunjungan keagamaan dan untuk perjalanan

studi”.

Menurut panitia Statistik Liga Bangsa-Bangsa dalam sidang dewan yang

diselenggarakan pada tanggal 22 januari 1973 (1996:137) mengatakan: “...

Wisatawan adalah setiap orang yang mengadakan perjalanan selama 24 jam atau

lebih dalam suatu negara yang lain dari negara di mana ia biasanya tinggal”.

Menurut instruksi Presiden RI No.9 Tahun 1969 dalam Marpaung (2000:16)

mengatakan: “ ... Wisatawan yaitu setiap orang yang berpergian dari tempat

Universitas Sumatera Utara


13

tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan

kunjungan itu”.

Wisatawan adalah setiap orang yang melakukan perjalanan lebih dari 24 jam

diluar tempat tinggalnya hanya untuk bersenang-senang tidak untuk mencari nafkah,

Ogilive dalam Yoeti (1996:141) mengatakan: “ ... Wisatawan adalah semua orang

yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka meninggalkan rumah

kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa sementara

mereka pergi, mereka mengeluarkan uang ditempat yang mereka kunjungi tidak

dengan mencari nafkah di tempat tersebut”.

Wisatawan adalah seseorang yang berada di negara bukan tempat asalnya

dengan tujuan tidak untuk membuka usaha melainkan untuk bersenang-senang

dengan uang yang didapatnya dari negara lain, Norwal dalam Yoeti (1996:142)

mengatakan:

Seorang wisatawan adalah seseorang yang memasuki wilayah negeri asing


dengan maksud tujuan apapun, asalkan bukan untuk tinggal permanen atau
untuk usaha-usaha yang teratur melintasi perbatasan dan yang mengeluarkan
uangnya di negeri yang dikunjungi, uang mana telah diperolehnya bukan di
negeri tersebut, tetapi dinegeri lain.

Wisatawan dapat digolongkan dalam dua kategori, International Union off

Official Travel Organization (1994:39) mengatakan:

1. Wisatawan (tourist) adalah pengunjung yang tinggal sekurang-kurangnya selama


24 jam dari negara yang dikunjunginya dan tujuan perjalanan nya dapat
digolongkan kedalam klasifikasi sebagai berikut:
1. Pesiar (Leisure), untuk keperluan rekreasi, liburan, kesehatan, studi,
keagamaan dan olahraga.
2. Hubungan dagang (Businnes), keluarga, konfrensi misi dan lain nya.
2. Pelancong (Exursionist) adalah pengunjung sementara yang tinggal disuatu
negara yang dikunjungi dalam waktu kurang dari 24 jam.

Universitas Sumatera Utara


14

Menurut Undang-Undang No 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan,

mengatakan:

Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan kegiatan wisata, sedangkan


pengertian wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata
yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Terdapat tiga bagian wisatawan, World Tourism Organization dalam


Marpaung (2009:11) mengatakan:

1. Pengunjung adalah setiap orang yang berhubungan ke suatu negara lain


dimana ia mempunyai tempat kediaman dengan alasan melakukan pekerjaan
yang diberikan oleh negara yang di kunjunginya.
2. Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal di suatu negara tanpa
memandang kewarganegaraanya, berkunjung kesuatu tempat pada negara
yang sama waktu lebih 24 jam yang tujuan perjalananya untuk memanfaatkan
waktu luang untuk rekreasi, liburan, kesehatan, pendidikan dan bisnis atau
mengunjungi kaum keluarga.
3. Darmawisata atau excursionist adalah pengunjung sementara yang menetap
kurang dari 24 jam di Negara yang di kunjungi, termasuk orang yang
berkeliling dengan kapal pesiar.

Yoeti (1996:277) mengatakan, pada umumnya seorang yang melakukan

perjalanan wisata itu dapat dikatakan sebagai “wisatawan” internasional

(international tourist) bilamana dalam perjalanannya melakukan tindakan-tindakan

seperti:

1. Mereka meninggalkan tempat dimana ia biasanya tinggal dan melewati


perbatasan wilayah negaranya sendiri.
2. Dalam melakukan pembayaran untuk keperluan perjalanan wisata itu, orang
tersebut menukarkan mata uangnya sendiri dengan mata uang negara yang
akan dikunjunginya.
3. Dalam menggunakan waktunya di negara yang dikunjunginya lebih dari 24
jam dan mendapat pelayanan dari negara yang dikunjunginya.
4. Dalam melakukan perjalanan wisata yang ia lakukan, ia semata-mata sebagai
konsumen dari hasil aktivitas perekonomian megara yang dikunjunginya
tanpa mencari nafka di tempat tersebut.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

TINJAUAN UMUM DESTINASI WISATA BUKIT LAWANG

3.1 Letak Geografis dan Demografi

Berikut adalah letak geografis dan demografi destinasi wisata Bukit Lawang :

1. Letak geografis

Bukit lawang merupakan desa sekitar hutan yang membukit. Letak

geografis Bukit Lawang adal h - U n T, dengan luas desa

192660 Ha. Ketinggian desa Bukit Lawang adalah 108 dml. Secara umum desa

Bukit Lawang berbatasan dengan kabupaten lain dan berbatasan dengan provinsi

lain. Untuk mencapai desa Bukit Lawang jarak yang harus ditempuh adalah 11

km dari ibu kota kecamatan atau 30 menit perjalanan.

2. Demografi

Berikut adalah demografi Desa Perkebunan Bukit Lawang tahun 2016 :

Tabel 3.1
Jumlah penduduk Desa Perkebunan Timbang Jaya Bukit Lawang

JUMLAH
DUSUN KEPALA L P JUMLAH
KELUARGA JIWA
I 75 140 146 286
II 93 163 147 310
III 41 77 72 149
IV 70 134 120 254
V 128 201 215 416
VI 65 112 90 208
VII 211 390 363 753
JUMLAH 682 1.217 1.158 2.375
Sumber:Kantor Kepala Desa Bukit Lawang, tahun 2016

15

Universitas Sumatera Utara


16

3.2 Sarana dan Prasarana Destinasi Wisata Bukit Lawang

Menurut Prof.Salah Wahab dan Lothar A.Kreck (2002:38) mengatakan:

Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas yang kemungkinan agar sarana


kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan
pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang
beraneka ragam. Sedangkan yang dimaksud sarana pariwisata adalah
perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik
secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupanya banyak
bergantung pada kedatangan wisatawan

Destinasi wisata Bukit Lawang sendiri memiliki berbagai macam sarana dan

prasaranan untuk menunjung agar destinasi wisata dapat berkembang serta untuk

memberikan pelayanan langsung dan tidak langsung kepada wisatawan yang

berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang.

3.2.1 Sarana

Sarana yang terdapat pada destinasi wisata Bukit Lawang yaitu sebagai berikut:

1. Travel Agent

2. Penginapan

Di destinasi wisata Bukit Lawang terdapat 34 penginapan dengan harga

mulai dari Rp.100.000 permalam nya, 34 penginapan yang dimaksud bisa dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2
Penginapan destinasi wisata Bukit Lawang

No Nama penginapan No Nama penginapan

1. Batu Mandi Guest House 3, Ecolodge

2. Rindu Alam 4. Mutiara Guest House

Universitas Sumatera Utara


17

No. Nama penginapan No. Nama penginapan

5. Wisma Leuser Sibayak 20. Green Hill

6. Yusman Guest House 21. YA’AHOWU Room

7. Bukit Lawang Indah Guest House 22. Indra Valerry Inn

8. Junia Guest House 23. Garden Inn

9. Fido Dido Guest House 24. Sinar Accomodation

10. Lucky Bamboo 25. Jungle Trible Guest House

11. Jungle Boundry Guest House 26. Maliki Hill

12. On the Rock’s ung low 27. Penginapan Batu Alam

13. Harmony Losmen 28. Lawang Inn Room

14. Pengin p n P ti’s 29. Bugis Inn

15. Anugerah Sibaba Guest House 30. Kupu-kupu Garden

16. Ida Guest House 31. S m’s ung low

17. Eden Inn 32 Jungle Inn

18. Rain Forest Guest House 33. Back Inn Touch

19. Farina 53 Guest House Guest House

Sumber: Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat, tahun 2017

Selanjutnya akan dijelaskan secara singkat 3 penginapan beserta fasilitas

dan harga penginapan yang terdapat di destinasi wisata Bukit Lawang yaitu

sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


18

1. Jungle Inn

Fasilitas di penginapan ini yaitu: teras berjemur dan pemandangan

sungai, serta restoran, semua kamar memiliki kamar mandi pribadi. Penginapan

ini juga menawarkan layanan penyewaan mobil, sepeda dan area sekitarnya

populer untuk bersepeda. Daerah ini juga populer untuk aktivitas memancing

dan mendaki. Harga Rp. 200.000-600.000 untuk permalamnya.

Gambar 3.1
Penginapan Jungle Inn bagian depan

Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

Gambar 3.2
Penginapan Jungle Inn bagian belakang

Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

Universitas Sumatera Utara


19

2. Bugis Inn

Fasilitas di penginapan Bugis Inn yaitu: akomodasi, Wi-Fi, fasilitas

barbeque, arena bermain anak-anak, restoran. Kamar menampilkan pemandangan

gunung, sungai, atau taman, setiap kamar menyediakan kamar mandi pribadi

dengan bathtub atau shower. Harga Rp.100.000-200.000 permalamnya.

Gambar 3.3
Penginapan Bugin Inn

Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

3. Rain Forest Guest House

Fasilitas di penginapan Rain Forest Guest House yaitu: Wi-Fi gratis,

barbeque, bar, balkon, dan fasilitas olahraga air. Penginapan ini juga

menyediakan area tempat duduk untuk bersantai setelah beraktivitas. Harga

Rp.100.000-200.000 permalamnya.

Universitas Sumatera Utara


20

Gambar 3.4
Penginapan Rain Forest

Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

3. Mushola

4. Jembatan penyeberangan

Terdapat 4 jembatan gantung yang ada di destinasi wisata Bukit Lawang,

jembatan yang pertama adalah milik masyarakat untuk menyeberangi jembatan

ini akan di kenakan biaya Rp. 2000 perorang, jembatan ke dua milik Pemerintah

Kabupaten Langkat, jembatan ini adalah jembatan yang baru di bangun kembali

setelah banjir bandang pada tahun 2003, jembatan ke tiga milik Wisma Leuser

Sibayak dan yang ke empat milik Ecolodge. Berikut adalah gambar dari ke

empat jembatan tersebut yaitu:

Universitas Sumatera Utara


21

Gambar 3.5
Jembatan milik masyarakat

Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

Gambar 3.6
Jembatan milik pemerintah Kabupaten Langkat

Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

Universitas Sumatera Utara


22

Gambar 3.7
Jembatan milik Wisma Leuser Sibayak

Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

Gambar 3.8
Jembatan milik Ecolodge

Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

5. Restaurant dan rumah makan

Di destinasi wisata Bukit Lawang terdapat ± 12 Restaurant yaitu sebagai


berikut:

Universitas Sumatera Utara


23

Tabel 3.3
Restaurant destinasi wisata Bukit Lawang

No Nama Restaurant No Nama Restaurant


1. Junia Brando Resto 7. Inong Resto
2. Yusri Cafe 8. Rossa Cafe
3. Dandyla Restauran 9. Ida Restaurant
4. Rock Inn Bar 10. Eden Restaurant
5. Rumah makan Kelana 11. Brown Bambu Resto
6. Tonny’s C ffe 12. View Resto
Sumber: Kantor Dinas Pariwisata Langkat, tahun 2017

Selanjutnya akan dijelaskan secara singkat salah satu Restaurant yang

terdapat di Bukit Lawang yaitu sebagai berikut:

1. Brown Bambu Resto

Pada tahun 2016, Restoran Kapal Bambu adalah sesuatu yang baru dari

Ecolodge Bukit Lawang. Restoran ini dibangun dari bambu dan terdapat area

makan di lantai dasar dengan tempat duduk untuk 150 orang dan di lantai atas

memberikan ruang untuk pendidikan konservasi, relaksasi sederhana dan

hiburan.

Gambar 3.9
Restoran Kapal Bambu Bukit Lawang

Sumber :www.ecolodges.id, 9 September 2017

Universitas Sumatera Utara


24

Gambar 3.10
Restoran kapal bambu di lantai atas

Sumber : Dokumentasi pribadi, 2 November 2016

6. Camping ground

Gambar 3.11
Camping Ground

Sumber : Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

7. WC umum

Universitas Sumatera Utara


25

8. Parking area

9. Money changer

10. Daya tarik wisata

Bukit Lawang memiliki berbagai macam destinasi dan daya tarik wisata

yang dapat di kembangkan dan di nikmati oleh setiap wisatawan. Daya tarik

wisata yang terdapat pada destinasi wisata Bukit Lawang antara lain :

1. Pusat pengamatan orangutan

Wisata alam Bukit Lawang menjadi tujuan wisata andalan di Leuser

dikarenakan memiliki daya tarik satwa langka orangutan Sumatera semi liar

dan panorama hutan hujan tropis. Dulunya, Bukit Lawang merupakan pusat

rehabilitasi orangutan jinak untuk dilepas liarkan kembali ke alam. Sejarah

keberadaan pusat rehabilitasi orangutan berawal dari program yang

dijalankan oleh WWF dan Frankfurd Zoologycal Society pada tahun 1973.

Selanjutnya untuk tujuan keselarasan dengan konsep wisata alam dalam

kawasan konservasi maka di kembangkan tempat pengamatan orangutan

(viewing site).

Semula kawasan ini terkenal dengan atraksi orangutan yang sedang

diberi makan oleh petugas, hal ini seharusnya tidak boleh di lakukan di

kawasan konservasi. Namun aktivitas ini tidak diubah secara langsung,

petugas akan secara bertahap mengurangi pemberian makan kepada

orangutan liar di pusat penelitian orangutan Sumatera (PPOS). Pada awalnya

pusat rehabilitasi ini hanya dikunjungi oleh para peneliti maupun

Universitas Sumatera Utara


26

konservasionis. Pada perkembangannya kemudian, daerah ini berkembang

menjadi pusat pengamatan orangutan Sumatera (Viewing site) dan menjadi

salah satu destinasi wisata andalan di Sumatera Utara yang ramai dikunjungi

wisatawan nusantara dan mancanegara. Tercatat sejak tahun 1972 hingga

2001, Bukit Lawang merupakan tempat rehabilitasi orangutan, dalam kurun

waktu ini, 229 orangutan bekas peliharaan yang disita dari perdagangan satwa

sudah di rehabilitasi di lokasi ini.

Viewing site ini terletak di atas bukit yang berjarak kurang dari 2 km

dari kantor pos pusat penelitan orangutan Sumatera (PPOS). Wisatawan dapat

mengunjungi viewing site hanya pada waktu tertentu saja yaitu pukul 08.30-

09.30 dan 15.00-16.00 wib tiap harinya, pada saat itulah orangutan di Bukit

Lawang kerap datang mengunjungi viewing site.

Gambar 3.12
Pusat pengamatan orangutan

Sumber :www.topwisatasumut.blogspot.com, 9 September 2017

Universitas Sumatera Utara


27

2. Jungle Trekking Bukit Lawang

Trekking di dalam hutan mencari keberadaan orangutan, kegiatan

trekking di dalam hutan ini bisa dilakukan hanya sehari, ataupun bisa sampai

3 hari 3 malam dan menginap di tengah hutan pada pos yang telah disediakan

oleh pengelola. Di akhir kegiatan trekking ini bisa berarum jeram untuk

kembali ke bawah. Untuk melakukan kegiatan ini sebaiknya dipandu oleh

Dinas Kehutaan sebagai pengelola resmi, wisatawan akan dipandu dan

mendapat surat izin memasuki ruang terbatas. Banyak juga pemuda lokal

yang bekerja menawarkan jasa sebagai pemandu trekking di hutan.

Gambar 3.13
Jungle trekking

Sumber :www.funsumatera.com, 9 September 2017

3. Tube Rafting (Arung jeram)

Tube rafting atau arung jeram adalah kegiatan mengarungi sungai

dengan ban bersama pemandu. Arung jeram yang dipandu ini adalah rafting,

Universitas Sumatera Utara


28

dan masih menggunakan ban, disini ban digunakan tidak individu, melainkan

beberapa ban akan diikat menjadi satu.

Rafting ini melibatkan 2 pemandu, pemandu pertama akan

mengemudi didepan dan pemandu yang satunya menyeimbangkan dibagian

belakang. Dengan begitu, wisatawan tidak perlu lagi merasa takut, karena

pemandu-pemandu ini akan terus menjaga setiap wisatawan sampai aktivitas

selesai.

Tabel 3.4
Harga arum jeram destinasi wisata Bukit Lawang

HARGA JUMLAH ORANG


Rp. 250.000 2-4 Orang
Rp. 300.000 5-7 Orang
Rp.350.000 8-9 Orang
Rp. 400.000 10-11 Orang
Sumber: www.aktifitasbukitlawang.blogspot.com

Gambar 3.14
Tube rafting

Sumber :www.aktivitasbukitlawang.blogspot.com, 9 september 2017

Universitas Sumatera Utara


29

4. Bat Cave

Penduduk sekitar menamakan gua tersembunyi yang berada di area

perkebunan karet dan sawit masyarakat ini dengan nama gua kelelawar.

Pasalnya, destinasi wisata gua sepanjang kurang lebih 500 meter yang

menarik dan seru ini memang menjadi tempat tinggal ribuan kelelawar yang

membuat sarangnya di langit-langit gua, dari Ecolodge Bukit Lawang, gua ini

berjarak kurang lebih 2 kilometer. Sebelum memasuki gua, di pintu masuk

wisatawan akan menemui gubuk tidak berdinding yang atapnya dari rumbia

dan terpal biru, disitu akan di temui para penjaga gua yang akan mengutip

biaya masuk gua sebesar Rp 10.000 per orang, ternyata gua ini bukan milik

Pemda Langkat, Sumatera Utara, atau masuk di kawasan Taman Nasional

Gunung Leuser (TNGL) namun milik pribadi. Pintu masuk gua adalah dua

buah batu besar yang menyisakan celah seukuran badan orang dewasa, ada

tangga kayu dan akar-akar kayu yang membantu wisatawan memanjat batu

licin dan berlumut itu, kemudian wisatawan masuk di pintu besar dengan

ruangan yang luas penuh cahaya di celah-celah atapnya, beberapa batu mirip

altar di temui, pada awalnya gua ini menjadi tempat pemujaan dan

persembunyian para gerilyawan.

Universitas Sumatera Utara


30

Gambar 3.15
Pintu masuk bat cave

Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

Gambar 3.16
Gubuk penjaga bat cave

Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

Universitas Sumatera Utara


31

Gambar 3.17
Bagian luar bat cave

Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

Gambar 3.18
Bagian dalam bat cave

Sumber :www.Tribunnews.com

Selain bat cave di destinasi wisata Bukit Lawang juga terdapat

restoran yang berada didalam gua, namun di restoran ini sudah tidak ada lagi

aktifitas berjualan, berikut gambar dari restoran tersebut:

Universitas Sumatera Utara


32

Gambar 3.19
Pintu masuk restoran

Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

Gambar 3.20
Bagian dalam restoran

Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

Universitas Sumatera Utara


33

Gambar 3.20
Bagian dalam restoran

Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

3.2.2 Prasarana

Prasarana yang terdapat pada destinasi wisata Bukit lawang adalah sebagai
berikut:

1. Terminal Bus
2. Islamic school
3. Paud Rosana
4. Panti asuhan
Gambar 3.21
Panti asuhan

Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 201

Universitas Sumatera Utara


34

5. Tourist information centre

3.3 Jumlah Kunjungan Wisatawan

Berikut adalah jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Bukit

Lawang:

Tabel 3.5
Jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara

TAHUN JUMLAH KUNJUNGAN

2013 7.091

2014 10.262

2015 7.240

Sumber :Dinas pariwisata dan kebudayaan, tahun 2016

Tabel 3.6
Jumlah kunjungan wisatawan ke pusat pengamatan orangutan

BULAN TAHUN
2014 2015 2016
Januari 814 659 468
Februari 537 563 219
Maret 707 497 428
April 1.289 589 298
Mei 1.254 707 248
Juni 822 612 227
Juli 1.752 1.097 647
Agustus 1.551 808 508
September 321 744 380
Oktober 450 488 166
November 367 230 628
Desember 398 246 260
JUMLAH 10.262 7.240 5.203
Sumber:Dinas pariwisata dan kebudayaan

Universitas Sumatera Utara


35

Berdasarkan tabel di atas, jumlah wisatawan yang berkunjung ke destinasi

wisata Bukit Lawang mengalami peningkatan jumlah kunjungan pada tahun 2014,

kemudian pada tahun 2015 kembali mengalami penuruan, hal tersebut dapat di

lihat pada tabel diatas.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

PENGEMBANGAN DESTINASI WISATA BUKIT LAWANG KABUPATEN

LANGKAT DALAM MENINGKATKAN JUMLAH KUNJUNGAN

WISATAWAN

4.1 Pengembangan Destinasi Wisata Bukit Lawang dalam Meningkatkan

Jumlah Kunjungan Wisatawan

Pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang dalam meningkatkan jumlah

kunjungan wisatawan tidak lepas dari usaha pemerintah melalui Dinas Pariwisata

dan Kebudayan Kabupaten Langkat sebagai instansi pemerintah yang memegang

kendali dalam pengembangan destinasi wisata yang bertujuan menarik minat

wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang maupun datang

kembali dan menambah waktu kunjungan (long of stay) di destinasi wisata Bukit

Lawang.

Upaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam pengembangan destinasi wisata

Bukit Lawang guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan adalah sebagai

berikut :

1. Melakukan promosi sekali dalam setahun. Pemerintah Kabupaten Langkat

menyelenggarakan pameran di dalam dan di luar daerah dan juga memasukan

informasi seputara destinasi wisata Bukit Lawang ke dalam DVD dan Booklet

guna mempermudah wisatawan dalam mengetahui informasi baik daya tarik

maupun sarana dan prasarana destinasi wisata Bukit Lawang.

36

Universitas Sumatera Utara


37

2. Menyelenggarakan pestaseni dan budaya tradisional tiap tahunnya selama

dua hari di destinasi wisata Bukit Lawang. Pesta seni dan budaya ini dibuat

di lapangan parkir destinasi wisata Bukit Lawang. Kegiatan ini sudah

dilakukan sejak tahun 2011.Pesta seni dan budaya ini dibuat dalam rangka

melestarikan kesenian dan budaya tradisional sekaligus sebagai ajang

promosi wisata alam destinasi wisata Bukit Lawang kecamatan Bahorok.

Acara yang ditampilkan yaitu pegelaran seni dan budaya etnis-etnis seperti

jawa, Batak, Karo, Melayau dan Thionghoa, serta perlombaan tradisional

seperti enggrang, layang-layang, gebuk bantal dan tubing. Hal ini dilakukan

sebagai daya tarik untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara

untuk berkunjung ke destinasi wisata Bukit lawang guna mendongkrak

jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Bukit Lawang.

Gambar 4.1
Pesta seni dan budaya destinasi wisata Bukit Lawang

Sumber: www.hariananalisadaily.com, 15 september 2017

Universitas Sumatera Utara


38

3. Membangun infrastruktur untuk mendukung kegiatan kepariwisataan di

destinasiwisata Bukit Lawang, seperti jalan stapak. Jalan setapak sangat

penting yaitu sebagai akses wisatawan dalam melakukan trekking untuk

menuju pusat pengamatan orangutan di destinasi wisata Bukit Lawang,

menuju gua kelelawar dan tempat lainya,karena setiap destinasi wisata alam

pasti membutuhkan dan memiliki jalan setapak untuk menelusuri atau

menjelajahi destinasi wisata tersebut.

4. Pembenahan aspek fundamental pariwisata yaitu keamanan, kebersihan,

ketertiban umum, keindahan dan sosial budaya. Aspek keamanan,

kebersihan, ketertiban umum, keindahan dan sosial budaya merupakan aspek

yang memiliki pengaruh dominan terhadap pengembangan destinasi wisata.

Aspek-aspek tersebut merupakan cerminan cara hidup masyarakat lokal,

hingga saat ini semua aspek fundamental pariwisata tersebut dirasakan masih

perlu ditingkatkan agar benar-benar mampu mendukung program

pengembangan destinasi wisata yang dalam bentuk nyata berupa pembinaan

masyarakat sadar wisata.

5. Memanfaatkan teknologi komunikasi ( internet ) sebagai sumber informasi

dan sarana promosi. Kemajuan teknologi informasi khususnya internet

memungkinkan terlaksananya proses yang cepat, akurat dan murah baik

pengiriman maupun penerimaan data. Pemanfaatan teknologi internet

dibidang kepariwisataan akan memberikan banyak kemudahan dan

penghematan yang dulunya sulit dilakukan serta membutuhkan biaya besar.

Universitas Sumatera Utara


39

Untuk sektor pariwisata, internet dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas

booking (pemesanan) kamar hotel dan restoran, informasi destinasi wisata

dan daya tarik wisata yang tersedia.

6. Meningkatkan aksesibilitas di destinasi wisata Bukit Lawang, tujuan utama

dari kunjungan wisatawan ke suatu daerah adalah untuk menikmati destinasi

wisata dan daya tarik wisata. Semakin banyak jumlah dan variasi daya tarik

wisata yang dapat dinikmati, maka semakin kuat pengaruhnya terhadap

keinginan wisatawan mengunjungi daerah tersebut. Aksesibilitas merupakan

faktor kunci yang perlu dibenahi dan ditingkatkan untuk memberikan

kesempatan kepada wisatawan menikmati sebanyak-banyaknya daya tarik

wisata yang tersedia. Untuk itu aksesibilitas yang lancar dan baik menuju

destinasi wisata harus jadi prioritas pembangunan dalam menarik wisatawan

ke destinasi wisata Bukit Lawang.

7. Peningkatan mutu dan pelayanan destinasi wisata sangat perlu diperhatikan,

dengan cara memperbaharui dan menjaga fasilitas umum di tempat destinasi

wisata, penataan pondok-pondok di bantaran sungai destinasi wisata Bukit

Lawang, pembinaan sadar wisata pada masyarakat sekitar destinasi wisata

agar destinasi wisata dapat lebih berkembang dan meningkatkan mutu

destinasi wisata tersebut dan tentunya hal ini juga bertujuan dalam

meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Bukit

Lawang.

8. Melakukan promosi seperti pemasaran paket wisata untuk destinasi wisata

Bukit Lawang melalui badan perjalanan wisata (BPW), meningkatkan

Universitas Sumatera Utara


40

distribusi informasi melalui penyebaran leaflet, brosur dan booklet destinasi

wisata Bukit Lawang, pembinaan masyarakat sadar wisata untuk destinasi

wisata Bukit Lawang hal ini juga sangat berpengaruh dalam pengembangan

destinasi wisata Bukit Lawang tentunya bertujuan meningkatkan jumlah

kunjungan wisatawan.

4.3 Faktor Penghambat dan Cara Mengatasinya dalam Pengembangan

Destinasi Wisata Bukit Lawang.

Pencapaian segala sesuatu tujuan pastinya akan mengalami atau menemui sebuah

hambatan dalam pelaksanaan upaya yang menjadi salah satu faktor penghambat

dalam sebuah program yang akan dilaksanakan. Begitu juga dengan Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Kabupaten Langkat yang menemui hambatan dalam pengembangan

untuk meningkatkan minat wisatawan agar meningkatkan kunjugan wisatawan ke

destinasi wisata Bukit Lawang yaitu:

1. Faktor penghambat

Ada beberapa faktor penghambat dalam pengembangan destinasi wisata Bukit

Lawang:

1. Infrastruktur jalan yang menuju destinasi wisata Bukit Lawang yang

merupakan jalan Provinsi bukan milik Kabupaten Langkat. Jalan merupakan

faktor utama yang menjadi penghambat dalam meningkatkan jumlah

kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Bukit Lawang. Hampir sepanjang

perjalanan menuju destinasi wisata Bukit Lawang rusak dan berlubang,

apabila musim kemarau akan membuat jalan berabu sehingga sering

Universitas Sumatera Utara


41

membuat wisatawan mengeluh terutama wisatawan lokal. Kurangnya minat

wisatawan lokal berkunjung dan berlibur ke destinasi wisata Bukit Lawang

karena faktor jalan terutama wisatawan lokal yang mengendarai sepeda motor

untuk menuju destinasi wisata Bukit Lawang. Hambatan yang lain yaitu di

karenakan jalan menuju destinasi wisata Bukit Lawang bukan milik

pemerintah Kabupaten Langkat melainkan jalan pemerintah provinsi

sehingga untuk melakukan perbaikan harus membuat proposal agar

pemerintah provinsi dapat mengeluarkan anggaran dana untuk perbaikan

jalan menuju destinasi wisata Bukit Lawang dan hal ini biasanya

membutuhkan waktu yang lama.

2. Seperti yang diketahui pusat rehabilitasi orangutan di destinasi wisata Bukit

Lawang sudah berganti menjadi pusat pengamatan orangutan, awalnya pusat

rehabilitasi ini bertujuan untuk merehabilitasi orangutan yang dilepaskan dari

penangkaran, para penjaga mengajarkan semua keterampilan yang diperlukan

untuk bertahan hidup di alam liar setelah priode intens karantina, penyesuaian

kembali ke habitat alami orangutan kembali dilepaskan kehutan, kemudian

pusat rehabilitasi ini berubah menjadi pusat pengamatan orangutan.

Orangutan di bebas lepaskan sehingga wisatawan sudah tidak bisa memberi

makan orangutan secara bebas harus sesuai dengan waktu yang sudah di

tentukan.

3. Akses jalan menuju destinasi wisata Bukit Lawang yang rusak.Akses jalan

yang rusak juga menjadi salah satu faktor penghambat dalam

mengembangkan destinasi wisata Bukit Lawang. Akibatnya minat wisatawan

Universitas Sumatera Utara


42

untuk berlibur ke destinasi wisata Bukit Lawang berkurang. Terkadang

walaupun sudah dilakukan perbaikan jalan tetapi tetap saja akan ditemui

jalan-jalan yang rusak, dalam hal ini diperlukanya pemberian batasan-

batasan kendaraan yang melintasi jalan menuju destinasi wisata Bukit

Lawang seperti kendaraan truk yang mengangkut beban melebihi kapasitas

yang menjadi faktor utama rusak atau berlubang nya akses jalan menuju

destinasi wisata Bukit Lawang.

Gambar 4.2
Akses jalan menuju destinasi wisata Bukit lawang yang rusak

Sumber : Dokumentasi pribadi, 2 November 2016

Universitas Sumatera Utara


43

Gambar 4.3
Akses jalan menuju destinasi wisata Bukit Lawang yg rusak

Sumber: Dokumentasi pribadi, 14 oktober 2017

4. Sikap masyarakat dan pengunjung, semangat pemerintah dalam membangun

dan memperindah tempat wisata wisata yang tersedia tidak diikuti dengan

masyarakat sekitar destinasi wisata yang semangat dalam menjaganya. Sikap

masyarakat yang tidak perduli dalam menjaga segala sesuatu yang telah

dibangun oleh pemerintah dapat menjadi salah satu faktor rusaknya tempat

yang telah dibangun atau diperbaharui tersebut. Masyarakat cendrung lebih

suka merusak dari pada menjaga. Hal ini menjadi salah satu kendala yang

sering kali dihadapi karena hanya sedikit masyarakat lokal yang sadar akan

menjaga keindahan destinasi wisata di sekitar mereka. Sama halnya dengan

pengunjung yang datang. Wajarjika seorang pengunjung yang datang

berwisata tidak mensia-siakan momen yang ada dengan berfoto, tetapi

wisatawan yang datang cendrung tidak memperhatikan dimana tempat

semestinya untuk mengabadikan momen tersebut, tidak sedikit wisatawan

yang menginjak taman hanya demi berfoto. Terkadang wisatawan juga

Universitas Sumatera Utara


44

meninggalkan coretan-coretan nama di bangunan yang berada di tempat

destinasi wisata tersebut dan membuang sampah tidak pada tempatnya, hal

ini menjadikan banyak destinasi wisata yang tidak terjaga keindahan dan

kebersihannya serta

2.Cara mengatasi hambatan

Berikut adalah cara mengatasi hambatan-hambatan dalam mengembangkan objek

wisata Bukit Lawang yaitu sebagai berikut :

1. Melakukan musrenbang(musyawarah, perencanaan dan pembangunan)

Kabupaten. Musrenbang adalah forum perencanaan (program) yang

dilaksanakan oleh lembaga publik yaitu pemerintah dengan tujuan untuk

mendapatkan masukan, konfirmasi, klarifikasi dan untuk mencapai

kesepakatan tentang final rencana kerja pemerintah daerah, musrenbang yang

bermakna akan mampu membangun kesepahaman tentang kepentingan dan

kemajuan sebuah destinasi wisata. Musrenbang biasanya diselenggarakan

setiap tahun, pemerintah kabupaten (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Langkat ) membuat proposal anggaran pendapatan dan jasa guna

mendapatkan persetujuan anggaran untuk melakukan perbaikan jalan menuju

destinasi wisata Bukit Lawang.

2. Membuat jadwal seperti kapan waktunya agar wisatawan bisa memberi

makan orangutan walaupun dengan waktu yang terbatas, sehingga wisatawan

tetap tertarik untuk berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang. Karena

kegiatan memberi makan orangutan di destinasi wisata Bukit Lawang

merupakan salah satu daya tarik yang unggul atau bisa dikatakan sebagai

Universitas Sumatera Utara


45

faktor utama wisatawan banyak berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang

terutama wisatawan mancanegara.

3. Mengadakan sosialisasi sadar wisata kepada masyarakat. Ketidak pedulian

masyarakat terhadap destinasi wisata disekitar mereka maka perlu diadakan

sosialisasi sadar wisata kepada masyarakat. Agar mereka lebih memahami

mengenai pariwisata dan dapat ikut serta dalam memajukan daerah tempat

tinggal mereka. Menumbuhkan kepedulian terhadap keindahan lingkungan

sekitar destinasi wisata Bukit Lawang dan ikut menjaga segala fasilitas

pendukung yang telah dibangun oleh pemerintah serta memberikan

pengawasan dan peringatan yang tegas di destinasi wisata. Kurang perdulinya

pengunjung yang datang ke destinasi wisatawan menimbulkan sering

rusaknya fasilitas umum dan pelengkap didestinasi wisata, petugas penjaga

tempat wisata diharapkan bisa lebih tegas dalam mengawasi fasilitas-fasilitas

yang terdapat di area destinasi wisata. Selain itu, mebuat papan peringatan

untuk lebih menjaga tempat ataupun fasilitas yang terdapat di destinasi

wisata.

4.4 Peran Pemandu Wisata (Guide) dalam Memberikan Pelayanan Terbaik

kepada Wisatawan

Dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan,pemandu wisata berperan

penting dalam memberikan pelayanan terbaik untuk setiap wisatawan yang

berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang. Adapun peran dari pemandu wisata

adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


46

1. Membantu setiap wisatawan memasuki hutan dalam melakukan aktivitas

trekking. Pemandu wisata harus melakukan pelatihan terlebih dahulu , seperti

pelatihan Interpreneur jasa dan harus mempunyai lisensi dari pihak

himpunan pramuwisata Indonesia pada destinasi wisata Bukit Lawang.

Interpreneur jasa adalah pelatihan yang dilakukan oleh pihak Non Goverment

Organization (NGO) dan lisensi adalah kartu Guide yang bertujuan agar

pemandu wisata tersebut dapat membawa wisatawan asing untuk Jungle

trekking dengan kualitas pemandu yang baik.

2. Pramuwisata dapat membantu wisatawan dalam memilih akomodasi dan

restaurant yang cocok dengan selera wisatawan.Pada umunya destinasi wisata

Bukit Lawang yang menggunakan jasa pemandu wisata(Guide) adalah

wisatawan asing,sedangkan untuk wisatwan lokal biasanya kurang memakai

jasa pemandu wisata ketika berkunjung ke destinasi wisata Bukit Lawang.

3. Membantu wisatawan dalam memberikan informasi-informasi seputaran

destinasiwisata Bukit Lawang. Dalam peran-peran pemandu wisata yang di

sebutkan di atas kepuasan wisatawan terhadap pemandu wisata menjadi salah

satu hal penting dalam mengembangkan destinasi wisata Bukit Lawang

tentunya dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.Oleh karena itu

setiap pemandu wisata (Guide) pada destinasi wisata Bukit Lawang harus

melakukan pelatihan-pelatihan khusus. Hal ini dilakukan agar setiap pemandu

wisata berkualitas baik dalam pelayanan memberikan informasi-informasi

seputaran destinasi wisata Bukit Lawang. Semakin bagus dan baik kualitas

pelayanan yang di berikan pemandu wisata kepada wisatawan, akan membuat

Universitas Sumatera Utara


47

wisatawan merasa senang dan tentunya membuat kesan yang baik sehingga

wisatawan merasa puas atas pelayanan yang diberikan.Hal ini juga sangat

mempengaruhi minat wistawan untuk berlibur, berkunjung ke destinasi

wisata Bukit Lawang.

Universitas Sumatera Utara


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penulisan yang telah penulis sampaikan diatas, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengembangan destinasi wisata Bukit Lawang yang dilakukan Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat yaitu: melakukan promosi,

menyelenggarakn pesta seni dan budaya, membangun infrastruktur untuk

kegiatan kepariwisataan, pembenahan aspek fundamental pariwisata,

memanfaatkan teknologi komunikasi (internet), meningkatkan aksesibilitas dan

mutu pelayanan serta melakukan promosi.

2. Faktor yang menjadi hambatan terbesar dalam pengembangan guna

meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Bukit Lawang

yaitu Infrastruktur jalan yang rusak sehingga diperlukan musrenbang

(musyawarah, perencanaan dan pembangunan).

3. Pemandu wisata berperan penting dalam memberikan kepuasan terhadap

wisatawan yang berkunjung ke destinasi Bukit Lawang seperti membantu

wisatawan dalam memilih akomodasi dan restoran, pelayanan yang baik dari

pemandu wisatawan dapat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah

kunjungan wisatawan ke destinasi wisata Bukit Lawang.

48

Universitas Sumatera Utara


49

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan dari kertas karya ini, penulis

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat yang membuka usaha di destinasi wisata Bukit Lawang

untuk lebih menjaga kebersihan dan keindahan destinasi wisata Bukit

Lawang, dan pengelola juga agar tetap menjaga keunikan tersendiri dari

destinasi wisata Bukit Lawang untuk terus mengembangkan destinasi wisata

Bukit Lawang terkhusus pada pusat pengamatan orangutan yang ada di

destinasi wisata Bukit Lawang untuk terus di kembangkan.

2. Untuk aktivitas wisata arung jeram diperlukan pembenahan terhadap

perlengkapan alat-alatnya karena jenis arung jeram yang terdapat di destinasi

Bukit Lawang hanya menggunakan ban bukan perahu karet.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Baiquni M. Wardiyanto. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata.


Bandung: Lubuk Agung

Marpaung. Happy. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta

Pendit. Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengatar Perdana. Jakarta:


PT. Pradaya Paramita

Yoeti. Oka. A.1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa

http://assharrefdino.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-pariwisata.html, 08.30 wib,


12 september 2017
https://id.m.wikipedia.org.wiki/pariwisata_di_indonesia

https://duniapengetahuan2627.blogspot.co.id/2003/02/pengertian-destinasi-dan-

daya-tarik-wisata.html?m=1

50

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai