Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Kebakaran Hutan dan Lahan Medan, Desember 2020

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP PERILAKU API

Dosen Penanggung Jawab Dr.


Ir. Yunasfi, MP

Disusun Oleh:
Theonesco B Ginting
171201166
MNH 7

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Kebakaran Hutan dan Lahan ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun Tujuan dari
penulisan laporan ini yaitu sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Praktikum
Kebakaran Hutan dan Lahan, di Departemen Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan,
Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Laporan ini adalah “Pengaruh Jenis Bahan
Bakar Terhadap perilaku Api”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen penanggung jawab praktikum
Kebakaran Hutan dan Lahan Dr. Ir. Yunasfi, MP, yang telah memberikan materi
dengan baik dan benar Sehingga membantu dalam menyelesaikan laporan ini dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu penulis memohon maaf dan mengharapkan
kritik dan saran yang membangun.

Medan, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii

PENDAHULUAN ...........................................................................................................
Tujuan.....................................................................................................................2
BAHAN DAN METODE ...............................................................................................
Waktu dan Tempat..................................................................................................3
Bahan dan Alat........................................................................................................3
Prosedur Praktikum.................................................................................................3
HASIL DAN
PEMBAHASAN .............................................................................................................
Hasil........................................................................................................................4
Pembahasan.............................................................................................................5
KESIMPULAN DAN
SARAN ............................................................................................................................
Kesimpulan.............................................................................................................6
Saran.......................................................................................................................6

Latar Balakang ............................................................................................. 1


DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

1
PENDAHULUAN

Latar belakang
Penyebab kebakaran hutan dan lahan didefinisikan sebagai sesuatu yang
bersifat alami maupun perbuatan manusiayang menyebabkan terjadinya proses
penyalaan serta pembakaran bahan bakar hutan dan lahan, dilihat dari faktor kebkaran
hutan dan lahan. faktor alam tampaknya hanya memegang peranan kecil, sedangkan
faktor manusia menyebabkan hampir 100% dari kejadian kebakaran hutan dan lahan,
baik sengaja maaupun tidak disengaja, contohnya api digunakan dalam pembukaan
lahan. Kebakaran hutan dan lahan merupakan malapetaka yang sangat hebat, sampai
pemerintah Indonesia menyatakan sebagai Bencana Nasional (Zulkifli.,dkk. 2017).
Deforestasi dan degradasi hutan yang terjadi di Indonesia mendorong
munculnya isusebagai penyumbang emisi karbon yang cukup besar. Di Indonesia,
kebakaran hutan telah menjadi masalah serius yang sampai saat ini masih belum
dapat diatasi dengan baik, sehingga kebakaran hutan dan lahan telah menjadi ciri khas
hutan Indonesia. Kegiatan penyiapan lahanyang tidak benar, pertambahan jumlah
penduduk serta kondisi iklim yang tidak menentu merupakan salah satu penyebab
tingginya masalah kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Kandungan CO2 diudara
meningkat dengan adanya kebakaran hutan dan lahan. Peningkatan CO2 memberikan
kontribusi terhadap peningkatan suhu rata-rata dan pemanasan global. Upaya
pemadaman kebakaran hutan dan lahan sangat terbatas, saat ini pemadaman
kebakaran hutan dan lahan di Indonesia menggunakan air, dimana air yang dijatuhkan
dari atas pada suhu yang panas akan menguap ke udara sehingga tidak sampai pada
titik kebakaran (Saharjo dan Ibah, 2019).
Terdapat perbedaan data yang sangat mencolok antara kedua laporan tersebut
diatas, namun tanpa meniadakan perlunya informasi tentang luas areal hutan dan
lahan yang terbakar, satu hal yang sangat penting adalah bahwa kebakaran ini telah
merugikan banyak pihak. Dampak kebakaran hutan dan lahan yang paling menonjol
adalah terjadinya kabut asap yang sangat mengganggu kesehatan masyarakat dan
sistem transportasi sungai, darat, laut, dan udara. Secara sektoral dampak kebakaran
ini
2

mencakup sektor perhubungan, kesehatan, ekonomi, ekologi dan sosial, termasuk


citra bangsa di mata negara tetangga dan dunia (Hermawan, 2006).
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi 2 dekade terakhir merupakan
fenomena kebakaran hutan tetap tidak bisa di atasi meskipun pemerintah telah
mengeluarkan berbagai aturan, hal ini dikarenakan masih minimnya penegakan
hukum atas pelaku kebakaran hutan dan sulitnya melacak pelaku pembakaram hutan.
Kebakaran hutan yang terjadi akhir-akhir ini bukanlah bencana alam melainkan akibat
ulah tangan manusia yang serakah akan harta. Faktanya pelaku pembakaran hutan
adalah para pengusaha besar seperti pengusaha sawit, karet, properti, dll. (Agustiar.,
dkk. 2019).
Dampak kebakaran terhadap produksi di sektor pertanian diduga tidak terlalu
besar karena pembakaran dilakukan untuk penyiapan/pembersihan lahan, bukan
dalam masa pertanaman, kecuali jika kebakaran menjalar secara tidak terkendali pada
lahan yang sedang berproduksi. penyebab kebakaran hutan dan lahan berhubungan
langsung dengan perilaku manusia yang menginginkan percepatan penyiapan lahan
(land clearing) untuk persiapan penanaman komoditas perkebunan. Kebakaran hutan
dan lahan terjadi setiap tahun dengan luas cakupan dan jumlah titik api (hot spot)
yang bervariasi. Kejadian ini sebenarnya telah diantisipasi, namun tidak berdaya
melakukan pencegahan. Menurut berbagai hasil kajian dan analisis (CIFOR, 2006 dan
Walhi, 2006)

Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bahan bakar
terhadap perilaku api.
3

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat


Praktikum Kebakaran Hutan dan Lahan yang berjudul “Pengaruh Jenis Bahan
Bakar Terhadap Perilaku Api” dilaksanakan pada hari Selasa, 24 November 2020
pukul 14:00 – 16:30 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di Lubuk Dalam, Kecamatan
Lubuk Dalam, Kabupaten Siak, Riau

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah buku data, korek api, stopwatch,
busur, penggaris, dan kamera.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Daun lebar kering, Daun Jarum
Kering dan ranting berukuran kecil.

Prosedur Praktikum
1. siapkan alat & bahan
2. kemudian buat menjadi 3 tumpukan dengan ukuran 30*30 cm,
3. kemudian diukur masing2 menggunakan penggaris dan diphoto,
4. selanjutnya daun dibakar menggunakan korek api diamati pengaruh oksigen
terhadap perilaku api dan amati proses pembakaran nya mulai dari awal hingga
pemadamannya dan diukur tinggi api tertinggi menggunakan penggaris dan
diphoto saat api tertinggi, dan dihitung berapa lama waktu terbakarnya
menggunakan stopwatch.
5. kemudian diukur luas bekas areal bahan yang terbakar pada masing-masing
tumpukkan daun & diphoto. Mahasiswa yg prakttik harus terlihat didlm photo.
4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3

No

1 Tinggi awal 30 30 30
2 Luas Awal 30×30 cm 30×30 cm 30×30
cm
3 Tinggi api 8 cm 11 cm 5 cm
4 Luas terbakar 24cm 27cm 15 cm
5 Tinggi akhir 8cm 3cm 16cm
6 Waktu terbakar 125 detik 103 detik 180
(satuan detik detik

Pembahasan
Jenis bahan bakar yang berasal dari tumbuhan berdaun jarum umumya lebih
mudah terbakar daripada tumbuhan berdaun lebar, hal ini dikarenakan pada tumbuhan
berdaun jarum lebih banyak mengandung resin (zat ekstraktif) sehingga mudah
terbakar. Sementara pada tumbuhan berdaun lebar biasanya memiliki zat ekstraktif
yang meyebabkan tumbuhan tersebut sulit terbakar. Ketebalan bahan bakar
berhubungan erat dengan susunan bahan bakar, hal inilah yang membuat adanya
variasi tinggi api dari berbagai jenis bahan bakar yang digunakan. Susunan bahan
bakar merupakan faktor utama dalam perilaku api, karena transfer panas yang
dihasilkan dengan radiasi, konduksi maupun konveksi berhubungan dengan variabel
jarak bahan bakar. (Saharjo, 2019).
5

Dari table diatas dapat kita ketahui bahwa ranting mempunyai waktu
pembakaran paling lama yaitu 180 detik, hal tersebut dikarenakan ranting
memiliki tingkat ketebalan yang lebih tinggi dibanding daun jarum dan daun lebar,
semakin tinggi tingkat ketebalan suatu bahan bakar, maka semakin lama juga
tingkat pembakarannya, begitu pula sebaliknya, daun lebar mempunyai waktu
pembakaran yang paling singkat, karena daun lebar bentuk senyawanya lebih tipis
dibading daun jarum dan ranting. Laju pembakaran suatu bahan bakar bergantung
pada bentuk dan senyawa kimia pembentuk bahan bakar tersebut. Bentuk dari
suatu bahan bakar akan berpengaruh terhadap laju pembakaran. Faktor utama yang
sangat penting adalah luas permukaan bahan bakar terhadap rasio massa dari
bahan bakar yaitu luasnya permukaan bahan bakar yang dapat terbakar
dibandingkan dengan massa total dari bahan bakar. Pengukuran terhadap waktu
pembakaran merupakan suatu cara untuk menentukan bahaya yang ditimbulkan
oleh kebakaran dalam ruangan. Lamanya waktu pembakaran dari suatu bahan
bakar dalam ruangan dapat diperkirakan dengan melihat banyaknya material yang
mungkin terbakar dan udara dalam ruangan yang terbakar.

Dari pembakaran yang dilakukan pada daun pinus (pinus merkusi) tersebut
mendapat data yang berbeda pula mulai dari tinggi, luas, dan lamanya waktu
pembakaran. Kelerengan pada api mempengaruhi pada perilaku api pada 90° waktu
yang dibutuhkan dalam pembakaran lebih lama dari waktu 20° dan 45°. Dari tabel
diatas dapat kita ketahui bahwa semakin banyak bahan bakar (daun kering) maka
semakin lama juga waktu terbakarnya. Laju pembakaran suatu bahan bakar
bergantung pada bentuk dan senyawa kimia pembentuk bahan bakar tersebut. Bentuk
dari suatu bahan bakar akan berpengaruh terhadap laju pembakaran. Faktor utama
yang sangat penting adalah luas permukaan bahan bakar terhadap rasio massa dari
bahan bakar yaitu luasnya permukaan bahan bakar yang dapat terbakar dibandingkan
dengan massa total dari bahan bakar.
Api yang timbul akibat proses pembakaran dimana terjadi oksidasi dan reaksi
kimia kompleks antara oksigen, bahan bakar, dan panas akan disertai dengan
6

munculnya asap dan gas sisa hasil pembakaran seperti karbon dioksida dan air.
Sedangkan bahan bakar adalah semua zat yang dapat melepaskan energi ketika
dioksidasi. Bahan bakar dapat berbentuk fase padat, cair dan gas. Oksigen, bahan
bakar, sumber –sumber ignition, dan reaksi –reaksi kimia yang terjadi merupakan
elemen primer dari api. Kesetimbangan api akan terganggu apabila salah satu dari
elemen penting tersebut mulai tidakseimbang (Gottuk dkk., 2002).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Perilaku api dipengaruhi oleh bahan bakar, semakin tinggi tingkat ketebalan
seuatu bahan bakar, semakin lama pula proses pembakarannya
2. Ranting proses terbakarnya paling lama yaitu 180 detik
3. Daun jarum proses terbakarnya paling cepat yaitu 103 detik
Saran
Pada praktikum Kebakaran hutan dan lahan sebaiknya dilakukan sebanyak 5
ulangan supaya data yang didapatkan lebih banyak dan lebih dimengerti
perbandingan kelerengannya.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiar.,dkk. 2019. Kebakaran Hutan Dan Lahan Perspektif Etika Lingkungan.


Jurnal Studi Islam, Vol. 20, No. 2. Halaman : 124-132.

Gottuk. 2002. Analisis Pencegahan Kebakaran Sebagai Upaya Pengendalian


Kebakaran PT. PJB UBJ O&M Pembangkit Listrik Tenaga Uap Paiton
Kabupaten Probolinggo.
7

Hermawan. 2006. Analisis Tingkat Pemenuhan Sistem Tanggap Darurat Kebakaran


pada Fabrikasi Distribution Transformers di PT. Unindo Tahun 2006.

Saharjo, Bambang hero dan Irbah Imtinan. 2019. Upaya Pemadaman Kebakaran
Hutan Dan Lahan Menggunakan Gel Pemadam (Gel Pack Extinguishing
Agent). Jurnal Silvikultur Tropika Vol. 10 No. 01, April 2019, Hal 45-50
ISSN: 20868227.

Walhi. 2006. Analisis Manajemen dan Sistem Proteksi Kebakaran di PT. Bridgestone
Tire Indonesia.

Zulkifli, Ismail, dan Legowo Kamarubayana. 2017. Studi Pengendalian Kebakaran


Hutan Di Wilayah Kelurahan Merdeka Kecamatan Samboja Kalimantan
Timur. Jurnal Agrifor Volume Xvi Nomor 1. Samarinda.

LAMPIRAN
8
9

Anda mungkin juga menyukai