Anda di halaman 1dari 10

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)

Seminar dan Lokakarya Nasional


Konservasi Kodok Merah di Indonesia

2014

i
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)
SEMINAR DAN LOKAKARYA NASIONAL
KONSERVASI KODOK MERAH DI INDONESIA

Disusun oleh:
Direktorat KKH, Ditjen PHKA
Yayasan Pusat Informasi Lingkungan Indonesia
(PILI-Green Network)
Perhimpunan Herpetologi Indonesia (PHI)

Tahun 2014

ii
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Maksud dan Tujuan ................................................................................................ 1
1.3. Sasaran dan Keluaran ............................................................................................. 2
1.4. Rangkaian Kegiatan ................................................................................................ 2
II. PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................................................. 2
2.1. Waktu dan Lokasi Kegiatan.................................................................................... 2
2.2. Tahapan Kegiatan ................................................................................................... 2
2.3. Pelaksana Kegiatan ................................................................................................. 3
2.4. Jadwal Pelaksanaan ................................................................................................ 3
PENUTUP ......................................................................................................................... 4
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 5
REFERENSI ...................................................................................................................... 7

iii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia dikenal memiliki banyak sumber daya keanekaragaman hayati. Dari sekian
banyak, ada beberapa spesies flora dan fauna yang kurang mendapatkan perhatian, namun
kondisi populasi di alamnya sudah sangat mengkhwatirkan. Salah satunya adalah Kodok
merah (Leptophryne cruentata) yang merupakan spesies kodok endemik di Jawa. Spesies
ini dideskripsi pertama kali pada tahun 1838 oleh Tschudi dari dua contoh koleksi
spesimen yang kemungkinannya didapat dari Cibodas. Kodok berukuran 2,5 – 4 cm,
dengan status keterancamannya dikategorikan ke dalam Critically Endangered oleh IUCN
sejak tahun 2004 (Iskandar & Mumpuni2004). Status ini mengindikasikan bahwa spesies
ini menghadapi resiko kepunahan dalam waktu dekat, bila tidak ada intervensi dengan
tindakan aksi konservasi.

Dalam kurun 10 tahun terakhir, keberadaan kodok merah banyak diinformasikan dari
kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Lokasi favorit yang sangat
terkenal dan mudah dijumpai di kawasan TNGGP adalah Curug Cibeureum, Rawa Denok
dan Situ Gunung (Kusrini, 2013). Selain di kawasan TNGGP, keberadaan spesies ini juga
dijumpai di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) sekitar tahun
2002 di blok Cikeris (Kurniati, 2003) dan area di dekat Taman Safari Indonesia (TSI)
(Kusrini, 2013). Selama kurun waktu 2013-2014 ini terdapat beberapa lokasi baru
dijumpainya Kodok merah yaitu Curug Ceret, Sungai Citirilik di wilayah kerja Resort
Tegalega (survey tim CWMBC/ICWRMIP, September 2013), Hasil survey bulan
November 2013 dijumpai pula Kodok merah di area Curug Cisurian dan Cilutung wilayah
kerja Resort Cigugur, Taman Nasional Gunung Ciremai (PILI – Green Network, TNGC
dan PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field, unpublished). Lokasi terbaru Kodok merah
dijumpai pula di kawasan Gunung Slamet oleh Mumpuni (Puslit Biologi LIPI).

Sejauh ini, kegiatan penelitian Kodok merah hanya sebatas persebarannya saja. Adapun
pengetahuan mengenai bioekologi Kodok merah belum banyak dilakukan. Di sisi lain,
kepentingan aksi konservasi dirasa sangat mendesak untuk segera dilakukan, dikarenakan
status keterancamannya. Keadaan ini tentunya membutuhkan data dan informasi yang
sangat memadai dalam upaya melakukan intervensi dengan program aksi konservasinya.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan Semiloka Konservasi Kodok Merah di Indonesia adalah untuk
menyebarluaskan berbagai data dan informasi hasil survey dan penelitian Kodok
merah yang akan menjadi landasan dalam merancang Rencana Aksi Konservasi
Kodok merah di Indonesia.

Adapun tujuan kegiatan Semiloka Konservasi Kodok Merah di Indonesia sebagai


berikut:

1
1. Tersebarluaskannya berbagai hasil survey dan penelitian berkenaan dengan
Kodok merah yang dilakukan para pihak;
2. Tergalinya berbagai gagasan dan usulan yang menjadi prioritas dalam
kegiatan konservasi Kodok merah di Indonesia.

1.3. Sasaran dan Keluaran

Sasaran kegiatan Semiloka Konservasi Kodok Merah di Indonesia adalah para


akademisi, Management Authority (Ditjen PHKA), Scientific Auhtority (LIPI), Unit
Pelaksana Teknis di Tingkat Balai KSDA dan Taman Nasional, Lembaga Konservasi,
dan LSM, Dinas terkait di Pemerintah Daerah. Adapun sasaran kegiatan tersebut
adalah untuk menyebarluaskan informasi (hasil survey dan penelitian) mengenai
Kodok merah serta mempromosikan Rencana Aksi Konservasi Kodok merah yang
akan dilakukan oleh para pihak.

Keluaran yang direncanakan dari kegiatan ini adalah terbangunya kesadaran kritis
para pihak akan pentingnya pengetahuan mengenai Kodok merah serta komitmen
dengan Rencana Aksi Konservasi Kodok merah di Indonesia. Adapun kemasannya
berupa:
 Dokumen kumpulan paper dan poster berkenaan dengan hasil survey dan
penelitian Kodok merah;
 Dokumen Rencana Aksi Konservasi Kodok merah di Indonesia.

1.4. Rangkaian Kegiatan

Rangkaian kegiatan Semiloka Konservasi Kodok Merah di Indonesia terdiri dari :


1. Seminar umum;
2. Lokakarya Rencana Aksi Konservasi .

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. Waktu dan Lokasi Kegiatan

Waktu pelaksanaan kegiatan Semiloka Konservasi Kodok merah di Indonesia


direncanakan pada tanggal 1-2 Oktober 2014. Adapun lokasi pelaksanaan
kegiatannya di CICO Resort, Cimahpar, Bogor Utara, Jawa Barat.:

2.2. Tahapan Kegiatan

Pelaksanaan kegiatan Semiloka Konservasi Kodok merah di Indonesia terdiri dari


beberapa tahapan kegiatan yaitu:

2
1. Perencanaan
Kegiatan dalam tahap perencanaan meliputi proses diskusi pelaksanaan kegiatan
Semiloka Konservasi Kodok merah di Indonesia, pembentukan tim pelaksana,
ketersediaan dana, daftar undangan dan rencana teknis pelaksana kegiatan.

2. Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut:
- Persiapan lokasi dan agenda kegiatan,
- Alokasi kebutuhan transportasi dan akomodasi
- Penentuan nara sumber dan berbagai tema serta paper yang akan
disampaikan dalam acara seminar;
- Penentuan Fasilitator dalam merancang Rencana Aksi Konservasi Kodok
merah di Indonesia .

3. Evaluasi dan pelaporan


Evaluasi dan pelaporan dilakukan setelah dilaksanakannya kegiatan Semiloka
Konservasi Kodok Merah di Indonesia.

2.3. Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kegiatan Semiloka Konservasi Kodok merah di Indonesia dilakukan oleh


Direktorat KKH, Ditjen PHKA, PILI-Green Network dan Perhimpunan Herpetologi
Indonesia (PHI). Dukungan pelaksanaan kegiatannya berasal dari berbagai pihak.

Adapun susunan panitia pelaksana kegiatan sebagai berikut:


1. Ketua Pelaksana : 1. Iwan Setiawan
2. Dr. Amir Hamidy
2. Sekretaris : Anwar Muzakkir, Annisa Yanuar, Mila Rahmania
3. Bendahara : Rully Agus,
4. Akomodasi : Zaini Rakhman, Novi, Luna Khairun
5. Transportasi : Pramitama Bayu Saputro,, Fata Habibur Rahmanfaz

Dukungan pelaksanaan kegiatannya diupayakan dari berbagai pihak yang tidak


mengikat.

2.4. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan kegiatan dan daftar peserta Semiloka Nasional disajikan pada
Lampiran 1 dan Lampiran 2.

3
PENUTUP

Demikian kerangka acuan kegiatan (KAK) ini disusun agar dapat menjadi
pertimbangan bagi pelaksana kegiatan, dengan harapan kegiatan ini dapat berjalan
sesuai dengan rencana dan dapat menghasilkan keluaran yang maksimal.

4
LAMPIRAN

Lampiran.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Semiloka Konservasi Kodok merah di


Indonesia

Hari 1 (Pertama), Rabu, 1 Oktober 2014


Seminar
07.00 – 08.00 Registrasi peserta
08.00 – 09.00 Sambutan Direktur KKH;
09.00 –09.30 Rehat Kopi
09.30 – 1200 Presentasi Sesi I
1. Bioekologi Kodok merah di kawasan Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango - TNGGP) (Narasumber: Dr.
Mirza Dikari Kusrini-IPB)
2. Kodok merah di kawasan Taman Nasional Gunung
Halimun Salak – TNGHS (Narasumber: Dr. Helen Kurniati,
P2Biologi-LIPI));
12.00 – 13.30 ISHOMA
13.30 – 16.00 Presentasi Sesi II
1. Kodok merah di kawasan Taman Nasional Gunung
Ciremai – TNGC (Narasumber: Ir. Mufti Ginanjar, MSc.-
TNGC;
2. Kodok merah di kawasan Gunung Slamet (Narasumber:
Dra Mumpuni, MSc. P2Biologi-LIPI).
3. Prediksi Potensi Persebaran Kodok merah di Pulau Jawa
menggunakan Model MaXent (Narasumber: Pramitama
Bayu Saputro, PILI)
16.00 – 17.00 Rehat Kopi & Penutupan
19.00 – 21.00 Ramah Tamah dan Makan Malam

Hari 2 (Kedua), Kamis, 2 Oktober 2014


Lokakarya
07.00 – 08.00 Registrasi peserta
08.00 – 09.00 Teknis Proses Fasilitasi
09.00 – 09.30 Rehat Kopi
09.00 – 1200 Diskusi Kelompok (FGD)
1. Isu-isu Penting Untuk Konservasi Kodok Merah
2. Program dan kegiatan Prioritas Untuk Konservasi Kodok
Merah di Indonesia
12.00 – 13.30 ISHOMA
13.30 – 16.00 Presentasi Hasil FGD
16.00 – 16.30 Rehat Kopi & Penutupan

5
Lampiran.2. Daftar Peserta Kegiatan Semiloka Konservasi Kodok merah di
Indonesia

1. Direktorat KKH, Ditjen PHKA (2 orang);


1. Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (2 orang);
2. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam, Provinsi Jawa Barat (2 orang);
3. Balai Taman Nasional Gunung Halimun–Salak (2 orang);
4. Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (2 orang);
5. Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Provinsi Jawa Tengah (1 orang);
6. Puslit Biologi – LIPI (3 orang);
7. Institut Pertanian Bogor (2 orang);
8. Jurusan Biologi Universtas Indonesia (2 orang);
9. Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Pakuan (2 orang);
10. Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Padjadjaran (2 orang);
11. Jurusan Biologi, FMIPA, Institut Teknologi Bandung (1 orang);
12. Jurusan Kehutanan, Universitas Kuningan (1 orang);
13. Jurusan Biologi, Universitas Diponegoro (1 orang);
14. Balai Lingkungan Hidup Dinas Kab. Kuningan (1 orang);
15. Balai Lingkungan Hidup Dinas Kab. Majalengka(1 orang);
16. Balai Lingkungan Hidup Dinas Kab. Cianjur (1 orang);
17. PT Pertamina EP Asset 3 Field Subang (2 orang);
18. PT Chevron Indonesia (1 orang);
19. PT Aqua Danone (1 orang);
20. PT Indonesia Power (1 orang);
21. PT Aneka Tambang (1 orang);
22. Taman Safari Indonesia (1 orang);
23. Yayasan Gibon Indonesia (YGI) (2 orang)
24. Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (2 orang);
25. IAR (1 orang);
26. ASTI (1 orang)
27. WWF (1 orang)
28. Wetland International (1 orang)
29. WCS (1 orang);
30. HIMBIO (2 orang);
31. HIMAKOVA (2 orang);
32. Peserta OKS (15 orang)

6
REFERENSI

[CWBMC-ICRWMIP]. 2014. Laporan Kajian Flora dan Fauna di Taman Nasional


Gunung Gede Pangrango, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Iskandar. D., Mumpuni 2004. Leptophryne cruentata. The IUCN Red List of
Threatened Species. Version 2014.2. <www.iucnredlist.org>. Downloaded on
16 August 2014.
Kurniati H. 2003. Kodok merah Leptophryne cruentata ditemukan di Taman Nasional
Gunung Halimun, Jawa Barat. Fauna Indonesia 5: 71-74.

Kusrini MD. 2013. Panduan Bergambar Identifikasi Amfibi, Jawa Barat. Fakultas
Kehutanan, IPB dan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati. Bogor,
Indonesia

[PILI-Green Network, TNGC dan PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field] 2013. Kajian
Biodiversitas di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten
Kuningan dan Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat (unpublished).

Anda mungkin juga menyukai