A. PENDAHULUAN
Kegiatan pembelajaran memiliki metode dan sumber yang beragam. Jika secara
konvensional yang dipahami orang tentang pembelajaran adalah saat siswa
mendengarkan guru menyampaikan materi pelajaran di depan kelas, maka dengan
berkembangnya ilmu kependidikan, semua orang mulai mengembangkan metode
mengajar sendiri yang kadang bersifat revolusioner dan inkonvensional. Salah satunya
adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan di luar ruangan, tanpa terikat pada sebuah
sarana gedung dan alat-alat kantor tertentu. Kegiatan pembelajaran seperti ini
memindahkan kelas ke luar ruangan, dan menggunakan berbagai macam bentuk yang
ada di alam terbuka untuk menjelaskan teori-teori yang tertulis di dalam buku. Kegiatan
seperti ini justru membuat proses pembelajaran menjadi lebih sederhana, namun sangat
visual. Hal ini karena siswa tidak sekedar membayangkan teori yang dituliskan dalam
buku dalam angan-angannya, namun justru langsung mengamati proses yang terjadi
langsung di alam yang berkaitan dengan berbagai teori yang dijelaskan secara formal
dalam pembelajaran konvensional.
Pada bidang sains, kegiatan di luar ruangan bisanya lebih menyenangkan,
sehingga sangat potensial untuk dapat menjelaskan teori-teori yang cukup rumit
dimengerti jika dibandingkan dengan pembelajaran yang hanya dilakukan di dalam
ruangan. Selain menyenangkan, tingkat interaksi fisik dengan lingkungan terjadi cukup
tinggi, sehingga kegiatan lapangan akan memberi kebugaran pada peserta didik baik
kebugaran fisik maupun mental.
Pembelajaran sains, baik biologi, fisika maupun kimia dapat dilakukan di mana
saja. Untuk di alam bebas dengan kondisi habitat yang baik dan alamiah, seperti di
pegunungan dan taman nasional, banyak keuntungan yang dapat diambil, terutama
bentuk bentang alam dan faktor-faktor fisik unik seperti tipe habitat dan ciri abiotik tertentu,
maupun jenis-jenis hewan dan tumbuhan yang lebih banyak, lebih menarik dan tidak biasa
ditemui di sekitar sekolah.
B. NAMA KEGIATAN
Pelatihan Riset Dasar Sains di Alam Terbuka (Berguru pada Alam) bagi Siswa
kelas VII MTs Negeri 1 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Memberikan wawasan pada siswa mengenai fenomena-fenomena di alam yang dapat
dijadikan sebagai media pembelajaran.
2. Melatih siswa berpikir ilmiah melalui kegiatan riset dasar dan percobaan sederhana
menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah cara-cara pemecahan masalah
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Merumuskan masalah
b. Mengumpulkan data
c. Menyusun hipotesis / dugaan
d. Melakukan eksperimen
e. Menarik kesimpulan
3. Membiasakan siswa mengamati fenomena alam untuk memperoleh informasi tentang
gejala alam biotik dan abiotik. Gejala alam biotic adalah gejala alam yang
berhubungan dengan makhluk hidup, sedangkan gejala abiotik adalah gejala alam
yang berhubungan dengan lingkungan misalnya suhu udara, kelembaban udara dan
curah hujan.
4. Melatih sikap ilmiah pada siswa. Sikap ilmiah ini meliputi rasa ingin tahu, jujur, tekun,
teliti, obyektif dan terbuka.
D. BENTUK KEGIATAN
Kegiatan berupa pelatihan di lokasi yang dekat dengan alam, dan menggunakan
alam tersebut untuk kegiatan-kegiatan penelitian sains sederhana. Kegiatan berupa:
a. Kegiatan kelas, saat narasumber memberi pembekalan dengan menjelaskan teori
sederhana yang akan diamati di alam, dan bagaimana peserta mengamati fenomena
sains tersebut dengan baik.
b. Pengamatan langsung di alam. Peserta langsung mengamati obyek-obyek yang
ditentukan dalam lembar kerja, kemudian menyimpulkannya dalam kerangka teori-
teori sains tertentu.
c. Diskusi di luar kelas. Peserta berdiskusi dengan sesamanya, dengan pembimbing dan
narasumber maupun dengan dengan asisten kegiatan, untuk membantu
menyimpulkan fenomena-fenomena yang telah diamati. Kegiatan ini dapat
dilaksanakan saat melakukan pengamatan di lapangan.
d. Pembuatan laporan.
H. KEPANITIAAN
I. JADWAL KEGIATAN
WAKTU KEGIATAN
J. ANGGARAN
1. Pemasukan
Sumber dana : BPP MTs Negeri 1 Semarang
2. Pengeluaran
a. Narasumber dan pembimbing riset Rp. 2.500.000,-
b. ATK Peserta : 80 orang @ Rp. 10.000,- Rp. 800.000,-
c. Penggandaan makalah : 30 lb x Rp. 200,- x 80 org Rp. 480.000,-
d. Dokumentasi Rp. 250.000,-
e. Laporan : 3 bh @ Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
f. Transportasi bis besar : 2 bh x Rp. 2.750.000,- Rp. 5.500.000,
g. Konsumsi :
1) Snack Peserta : 80 org x Rp.8.000,- x 2 hari Rp. 1.280.000,-
2) Makan Siang peserta : 80 org x Rp.16.000,- x 2 hari Rp. 2.560.000,-
3) Snack Panitia : 15 org x Rp.8.000,- x 2 hari Rp. 240.000,-
4) Makan Siang Panitia : 15 org x Rp. 16.000,- x 2 hari Rp. 480.000,-
5) Snack Sopir + kenek : 6 org x Rp.8.000,- Rp. 48.000,-
6) Makan siang sopir + kenek : 6 org x Rp 16.000,- Rp. 96.000,-
h. Alat dan bahan kebutuhan riset + survey lokasi Rp. 1.000.000,-
i. Tips sopir dan kenek : 2 bis x Rp. 75.000,- Rp. 150.000,-
j. Retribusi masuk lokasi hutan wisata Nglimut
95 orang x Rp. 10.000,- Rp. 950.000,-
k. Kepanitiaan Rp. 3.000.000,-
K. JENIS KEGIATAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah berupa Kegiatan Penelitian Umum (dalam
kelompok) dan kegiatan lanjutan berupa penyusunan laporan dengan materi sebagai
berikut :
KEGIATAN 1
PEMBUATAN FIELD GUIDE / BUKU PANDUAN
RAGAM FLORA DAN BATUAN
HUTAN WISATA NGLIMUT, GONOHARJO
TUJUAN
Kegiatan pengamatan outdoor membutuhkan alat bantu, biasanya berupa buku
petunjuk (field-guide). Dalam kegiatan ini peserta diharapkan mampu menghasilkan
sebuah produk field guide jenis-jenis tumbuhan alami di TN Gede pangrango dan
berbagai bentuk batuan yang dituangkan dalam wujud album flora tumbuhan dan batuan.
Rangkaian kegiatan ini baik hiking, pengenalan jenis-jenis tumbuhan dan batuan
serta pembuatan album flora & batuan diharapkan memberikan dasar-dasar terhadap
kecintaan kepada lingkungan dan pengenalan konsep konservasi alam, hutan dan
lingkungan, terutama ragam tumbuhan dan batuan, yang dapat diterapkan di sekolah.
Konsep-konsep sederhana seperti tidak merusak pohon, tidak membuang sampah
sembarangan, tidak berteriak-teriak mengganggu satwa selama hiking adalah konsep
sederhana yang dapat diterapkan dan dicontohkan kepada siswa.
Selain itu, produk yang dihasilkan akan dapat dimanfaatkan di sekolah masing-
masing saat siswa melaksanakan pembelajaran di alam terbuka dalam menyebarkan
konsep konservasi hutan/alam/lingkungan di sekolah.
BENTUK KEGIATAN
1. Pra-survei, mempelajari dan jika perlu browsing internet gambar jenis tumbuhan yang
menjadi sasaran di hutan Wisata Nglimut, Gonoharjo
2. Hiking dan pengambilan foto ( jika tidak ada kamera, diperbolehkan mengambil
sampel dengan catatan hanya satu lembar daun per jenis dan 1 jenis batuan serta
tidak diperbolehkan mencabut / merusak habitat lingkungan)
3. Penyusunan laporan
METODOLOGI
1. Alat
a. Kamera digital / kamera hp
b. Perlengkapan hiking
c. Plastik
d. Catatan lapangan
2. Cara kerja
a. Setiap kelompok mendapat daftar jenis tumbuhan dan bentuk batuan yang
akan dijadikan target dari instruktur.
b. Browse internet untuk mengetahui bentuk dari tumbuhan dan bentuk batuan
tersebut. Simpan catatannya.
c. Selama hiking, cari jenis tumbuhan tersebut, ambil fotonya. Foto yang baik
terdiri dari bagian-bagian yang lengkap, terutama bentuk umum (arsitektur
tumbuhan), batang, daun, bunga dan buah (atau spora jika paku dan lumut).
Sedangkan pemotretan bentuk batuan dilakukan di areal sekitar perjalanan.
d. Pada tumbuhan yang difoto, catat lokasi (nomor HM), dan habitat spesifik
tumbuhan tersebut (tepi jalan/dalam hutan, tempat terlindung/cahaya matahari
langsung, daerah kering/tepi airan sungai, dll).
e. Buat laporan kelompok mengikuti format di lampiran
f. Ketua-ketua kelompok menentukan koordinator kelompok untuk membuat
laporan. Koordinator-koordinator kelompok berkumpul untuk menggabungkan
laporan kelompok sebagai sebuah album kelas. Usahakan foto dalam ukuran
tidak terlalu besar
g. Lengkapi laporan dengan data-data eksternal (sumber internet): distribusi
global, ekologi, manfaat (penggunaan ekonomis), dll (ikuti format lampiran 2).
DISKUSI
Diskusikan dalam kelompok: (1) apakah jenis-jenis tumbuhan tertentu menempati
habitat-habitat yang spesifik? (2) pada jenis-jenis tersebut apa kira-kira faktor abiotik yang
paling penting dibutuhkan oleh tumbuhan tersebut. (3) batuan bentuk apa saja yang
terdapat di lingkunganhutan wisata Nglimut, gonoharjo? (4) faktor-faktor fisik apa saja
yang mendukung tersedianya bentuk-bentuk batuan tersebut di lingkungan tersebut?
Masukkan juga hasil diskusi ini dalam laporan.
KEGIATAN 2
PENGUKURAN FAKTOR FISIS LINGKUNGAN
I. TEORI SINGKAT
A. Pengukuran Kelembaban
II. TUJUAN
HASIL PENGAMATAN
NO Tempat Skala AVO meter Keterangan
1. Terang 1 1,2
2. Terang 2 1,7
3. Terang 3 2
4. Gelap 1 3,1
5. Gelap 2 3,0
6. Gelap 3 3,2
DISKUSI
Diskusikan dengan teman kelompok kemudian jawab pertanyaan berikut :
1. Apakah kelembaban udara di setiap tempat sama ? Jelaskan !
2. Tentukan kelembaban udara rata-rata di sekolahmu !
3. Apa yang menyebabkan perbedaan kelembaban udara di tiap tempat berbeda-
beda
4. Bagaimana nyala LDR pada saat di tempat terang dan di tempat gelap ?
Jelaskan !
5. Mengapa LDR redup jika berada di tempat terang , sedangkan terang di tempat
gelap ? Jelaskan !
KEGIATAN 3:
HABITAT DAN TIPE DIET Planaria
TUJUAN
Peserta dapat menganalisis preferensi habitat dan makanan hewan, terutama
Planaria. Materi yang hendak di-cover adalah ekologi hewan.
METODOLOGI
1. Alat
a. Botol/gelas akua bekas, tali
b. pH indikator
c. termometer
d. bola pingpong yang diisi air
e. timer (HP)
f. Lup / kaca pembesar
2. Bahan
a. Empat jenis bahan makanan (daging sapi/ayam, sayur, buah, tempe/tahu)
3. Cara Kerja
a. Tiap kelompok mencari satu lokasi dengan tipe perairan yang unik, misalnya
perairan tenang, perairan mengalir deras, mengalir lambat, berlumpur, berbatu
dst.
b. Ukur faktor-faktor abiotik tiap lokasi, catat.
c. Atur empat tipe umpan pada jarak yang konstan, misalnya masing-masing
berjarak 1 m.
d. Masukkan umpan dalam air, catat waktu pertama umpan dimasukkan.
e. Cek umpan tiap 5 menit. Umpan jenis apa yang pertama kali didatangi
Planaria.
f. Setelah 30 menit angkat semua umpan dan hitung, berapa jumlah planaria
yang tertarik pada tiap jenis umpan, masukkan dalam catatan
g. Buat grafik yang menggambarkan perbedaan faktor-faktor abiotik tiap habitat.
Kemudian juga gambarkan perbedaan waktu individu pertama Planaria datang
pada tiap umpan, dan Planaria total yang didapat pada tiap tipe umpan.
h. Perhitungkan perbedaan jumlah Planaria yang tertangkap pada tiap tipe
habitat (jumlah Planaria pada tipe umpan yang menghasilkan Planaria
terbanyak)
i. Tuangkan dalam bentuk laporan (format lampiran 1)
DISKUSI
1. Tipe umpan jenis apa yang paling diminati Planaria. Apakah Planaria termasuk hewan
herbivora, karnivora atau omnivora?
2. Tipe perairan apa yang menjadi habitat paling favorit dari Planaria
3. Bagaimana karakter abiotik habitat favorit Planaria tersebut?
KEGIATAN 4
DAYA REGENERASI Planaria
TUJUAN
Peserta dapat mengamati peristiwa regenerasi organ tubuh pada cacing pipih
Planaria dan kecepatan regenerasinya. Selain itu peserta diharapkan dapat memahami
kondisi ekologis habitat Planaria dan fungsi Planaria di alam. Materi dasar yang hendak di-
cover adalah: Keanekaragaman hewan avertebrata, Fisiologi hewan dan Ekologi.
METODOLOGI
1. Alat
a. Gelas akua bekas
b. Baki plastik
c. Penggaris
d. pisau/silet/cutter
e. Alat tulis
f. benang untuk mengikat umpan
g. Lup / kaca pembesar
2. Bahan
Planaria yang tertangkap pada kegiatan 1.
3. Cara Kerja
a. Preparasi sampel Planaria
Planaria yang tertangkap diukur panjang dan lebarnya dengan penggaris.
Usahakan sedetil mungkin, tanpa terlalu mengusik Planaria tersebut.
b. Potong Planaria:
Secara transversal bagian tubuh, buang bagian ekor
Secara transversal bagian tubuh, buang bagian ekor
Secara longitudinal tepat di tengah tubuh
c. Masukkan Planaria yang telah terpotong ke dalam baki berisi air segar,
usahakan air selalu segar dan bersih pada saat pengamatan
d. Pengamatan kecepatan regenerasi Planaria
e. Setiap 2 jam amati kecepatan regenerasi Planaria. Berapa lama bagian tubuh
yang terpotong kembali ke ukuran sebelumnya; apakah ada kejanggalan dari
bagian tubuh yang mengalami regenerasi?
f. Akhiri pengamatan setelah 1-2 jam.
CATATAN
Eksperimen ini akan sukses jika:
1. Siswa berhasil menangkap Planaria dengan jumlah cukup banyak
2. Tidak ada Planaria yang mati selama eksperimen.
DISKUSI
Diskusikan dengan anggota kelompok masing-masing dan dengan kelompok lain:
Berapa persen dari planaria yang dipotong dalam berbagai ukuran ( dan dan
longitudinal) kembali ke ukuran semula? Berapa persen yang wafat? Mengapa?
Diskusikan dan tuangkan dalam laporan kelompok (format lampiran 1)!
KEGIATAN 5
MENGUJI ADA TIDAKNYA KADAR VITAMIN C
DALAM BEBERAPA JENIS MINUMAN KEMASAN
TUJUAN
Sering kali dijumpai bahwa produsen minuman kemasan mengklaim produknya
mengandung kadar vitamin C. Akankah kita mempercayai klaim tersebut begitu saja? Sudah
saatnya kita ajarkan sikap kritis anak didik dengan mengajarkan kepada mereka bagaimana
menguji ada tidaknya kadar vitamin C pada minuman kemasan yang biasa mereka minum,
karena prosedur pengujiannya sangat mudah dan hasilnya pun dapat terindera langsung
secara visual tanpa menggunakan alat bantu analisis di laboratorium yang menyulitkan.
METODOLOGI
1. Alat
a. 1 buah pipet tetes
b. 12 gelas bekas aqua
2. Bahan
a. 4 jenis minuman kemasan yang mencantumkan kandungan vitamin C pada
kemasannya (sedapat mungkin keempatnya dari merek yang berbeda-beda)
b. Betadine (obat luka)
c. Mercurochrom (obat merah luka)
d. Sepuhan cair makanan warna merah
3. Cara kerja
a. Bacalah pada kotak kemasan masing-masing minuman kemasan kadar
masing-masing vitamin C-nya.
b. Lakukan dugaan dalam kelompok Anda, jenis minuman kemasan yang
manakah yang diyakini benar-benar akan mengandung vitamin C lebih banyak
c. Lakukanlah pengujian, caranya: isilah ke dalam 4 gelas bekas aqua masing-
masing 2 tetes betadine, 4 gelas bekas aqua masing-masing 2 tetes
mercurochrom, dan 4 gelas lainnya dengan masing-masing 2 tetes sepuhan
cair makanan.
d. Ingatlah bahwa setiap kali setelah meneteskan jenis cairan yang berbeda,
pipet harus dicuci bersih dengan air.
e. Beri label pada kedua belas gelas bekas aqua tersebut dengan penamaan:
B1, B2, B3 dan B4 untuk betadine; M1, M2, M3 dan M4 untuk mercurochrom;
serta S1, S2, S3 dan S4 untuk sepuhan cair makanan.
f. Gelas-gelas yang telah berlabel tadi merupakan indikator bagi 4 jenis
minuman kemasan yang ingin diuji.
g. Terhadap 12 gelas aqua berlabel tersebut lakukanlah penetesan minuman
kemasan bervitamin C jenis A masing-masing 1 tetes. Amati apa yang terjadi.
Pada gelas berlabel yang manakah terjadi perubahan warna indikator
sehingga warnanya menjadi bening?
h. Dengan cara yang sama, lakukanlah untuk tiga jenis minuman kemasan
bervitan C yang lainnya dengan sebelumnya mencuci pipet dengan air.
i. Bandingkan, jenis minuman kemasan yang manakah yang dapat menetralisir
warna indikator dengan jumlah tetesan paling sedikit? Apakah kelompok Anda
telah menduga dengan benar mana jenis minuman yang mengandung kadar
vitamin Cnya paling tinggi?
DISKUSI
Diskusikan dengan kelompok masing-masing, mengapa hanya pada satu jenis
indikator saja yang mengalami perubahan warna? apa yang menyebabkan terjadinya
perubahan warna pada indikator tersebut saat ditetesi minuman yang mengandung vitamin
C? Tuangkanlah hasil pengamatan dan diskusi kelompok Anda ke dalam laporan.
Menyetujui
Kepala MTs Negeri 1 Semarang