Anda di halaman 1dari 10

KONSERVASI PENYU HIJAU (Chelonia mydas) DI PANTAI SUKAMADE, TAMAN

NASIONAL MERU BETIRI, KABUPATEN BANYUWANGI, JAWA TIMUR

USULAN PRAKTEK KERJA LAPANG

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh :

FRATAMA YUDHISTIRA

NIM. 0910860021

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012
USULAN PRAKTEK KERJA LAPANG

KONSERVASI PENYU HIJAU (Chelonia mydas) DI PANTAI SUKAMADE, TAMAN

NASIONAL MERU BETIRI, KABUPATEN BANYUWANGI, JAWA TIMUR

Oleh :

FRATAMA YUDHISTIRA

NIM. 0910860021

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing

Ir. Aida Sartimbul, M.Sc, Ph.D Dhira Khurniawan S, S.Kel, M.Sc

NIP. 19680901 199403 2 001 NIP.

Tanggal : Tanggal :
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyu hijau (Chelonia mydas) merupakan penyu laut berukuran pertengahan

sampai besar. Penyu hijau betina yang siap bertelur memiliki ukuran karapas 3 kaki

dengan bobot lebih dari 400 pon. Tukiknya berukuran 2 inch dan bobot kurang dari 1

ons. Karapas penyu dewasa licin sepanjang margin lateral dan posterior dengan sisik

yang tidak bersusun. Tukiknya memiliki karapas yang bundar. Warna penyu hijau

bervariasi dari hijau ke abu – abu ke coklat dan karapas seringkali ditandai dengan

titik – titik yang lebih gelap atau loreng – loreng. Nama penyu hijau diambil dari

warna jaringan lemaknya yang hijau, bukan dari warna eksternalnya. Bagian bawah

karapas biasanya berwarna putih atau kuning (Coles et al., 2002).

Menurut (Limpus et al.1992) dari tujuh penyu di dunia, tercatat enam jenis penyu

yang hidup di perairan Indonesia yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik

(Eretmochelys imbricata), penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea), penyu pipih

(Natator depressus), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), serta penyu

tempayan (Caretta caretta).

Kawasan Taman Nasional Meru Betiri, di Pantai Sukamade, Banyuwangi, Jawa

Timur, menjadi tempat yang nyaman bagi pendaratan penyu hijau. Di pantai

Sukamade, ada empat jenis penyu, selain penyu hijau, juga masih ada tiga jenis

lainnya, seperti penyu slengkrah, penyu sisik dan penyu blimbing. Tetapi yang paling

sering mendarat dan bertelur adalah penyu hijau. Pada bulan-bulan di luar Mei, Juni

dan Juli, di pantai Sukamade jarang ada penyu hijau yang bertelur. Dalam dua
sampai empat hari, atau bahkan terkadang sampai satu minggu, hanya dapat

dijumpai satu ekor penyu hijau yang bertelur (Marboen, 2011).

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah untuk mengetahui kegitan

konservasi penyu hijau di TN Meru Betiri, meliputi identifikasi jumlah dan kondisi

penyu hijau di TN Meru Betiri selama periode peneluran tahun 2012 .

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini yaitu untuk mengetahui :

1. Profil Taman Nasional Meru Betiri.

2. Kegiatan konservasi penyu hijau (Chelonia mydas) di Taman Nasional Meru

Betiri.

1.3 Kegunaan

Kegunaan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah sebagai bahan informasi

bagi:

1. Lembaga akademis ( Mahasiswa dan Perguruan Tinggi )

Sebagai informasi keilmuan untuk menambah wawasan pengetahuan dan

keterampilan serta sebagai bahan informasi dan pedoman untuk

mengadakan penelitian lebih lanjut.

2. Instansi

Sebagai bahan informasi dalam pengembangan Taman Nasional Meru Betiri.


3. Pemerintah

Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan yang terkait

dengan kegiatan konservasi penyu hijau di Taman Nasional Meru Betiri.

1.4. Tempat, Waktu/ Jadwal Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Taman Nasional Meru Betiri, Desa

Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada

bulan Juli sampai Agustus 2012. Jadwal pelaksanaan Praktek Kerja Lapang dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jadwal Praktek Kerja Lapang


Jenis Kegiatan Mei Juni Juli Agustus September
Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
PERSIAPAN
Survei Tempat
Penyusunan
Proposal
PELAKSANAAN
Pengumpulan
data:
 Partisipasi
Aktif
 Observasi
 Wawancara
 Dokumentasi
Pengolahan data
PEMBAHASAN
Analisa Hasil

PELAPORAN
Ujian
2. METODE PRAKTEK KERJA LAPANG

2.1 Metode Pelaksanan Praktek Kerja Lapang

Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapang ini, kegiatan yang dilakukan meliputi:

observasi, wawancara, partisipasi aktif dan dokumentasi.

a. Observasi

Menurut Usman, et al (2008), Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang

sistematis terhadap gejala – gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik

pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan

dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalannya (reliabilitas) dan

validitasnya. Dalam menggunakan teknik observasi yang terpenting ialah

mengandalkan pengamatan dan ingatan si peneliti. Pada Praktek Kerja Lapang ini

observasi dilakukan di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Observasi yang

dilakukan dalam Praktek Kerja Lapang ini meliputi:

 Keadaan umum Taman Nasional Meru Betiri.

 Struktur organisasi Taman Nasional Meru Betiri.

b. Wawancara (interview)

Menurut Usman et al., (2008), Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua

orang atau lebih secara langsung. Wawancara dalam istilah lain dikenal dengan

interview. Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan berita, data, atau

fakta di lapangan. Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka

langsung (face to face) dengan narasumber. Namun, bisa juga dilakukan dengan

tidak langsung seperti melalui telepon, internet atau surat (wawancara tertulis). Pada

Praktek Kerja Lapang ini proses wawancara dilakukan pada sejumlah tenaga kerja
di Taman Nasional Meru Betiri yang meliputi pengamatan proses penangkaran

dan rehabilitasi penyu hijau (Chelonia mydas) di Taman Nasional Meru Betiri.

c. Partisipasi Aktif

Menurut Sastropoetro (1995) dalam Turindra (2009), partisipasi adalah

keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkitan dengan keadaaan

lahiriahnya. Partisipasi yang dilakukan dalam Praktek Kerja Lapang adalah berupa

keikutsertaan secara aktif dalam kegiatan yang diadakan di Taman Nasional Meru

Betiri yang meliputi mengikuti proses kegiatan penangkaran dan rehabilitasi

penyu di Taman Nasional Meru Betiri.

d. Dokumentasi

Menurut Usman dan Akbar (2008), dokumentasi ialah pengambilan data yang

diperoleh melalui dokumen-dokumen. Dokumentasi dianggap sebagai materi yang

tertulis atau sesuatu yang menyediakan informasi tentang suatu subyek.

Dokumentasi dapat berisi tentang deskripsi – deskripsi, penjelasan – penjelasan,

bagan alir, daftar – daftar, cetakan hasil komputer, contoh – contoh obyek dari

sistem informasi (Gunadarma, 2012).


2.2. Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Daftar alat dan bahan

No Alat Fungsi
1. Dokumentasi (digital camera) Alat dokumentasi kegiatan

2. Alat ukur panjang (Roll meter) Alat mengukur panjang objek yang
diamati
3. Buku dan alat tulis Untuk mencatat hasil dari objek
yang diamati
4. Laptop Alat untuk mengolah data dari hasil
yang diamati

Materi yang digunakan dalam PKL ini adalah penyu, penyu hijau dan telur penyu.
DAFTAR PUSTAKA

Marboen, Ade.2011. Taman Nasional Meru Betiri.www.AntaraNews.com. Diakses


pada tanggal 31 Mei 2012.

Coles, W dan W. Toller. 2002. Green Sea Turtle (Chelonia mydas), Departement of
Planing and Natural Resources Division of Fish and Wildlife, U.S.V.I
www.vifishandwildlife.com. Diakses pada tanggal 31 Mei 2012.

Eckert, K.L.,K.A. Bjorndal, F.A. Abreu-Grobois, dan M. Donnely. 1999. Research and
Management Techniques for Conservation of Sea Turtle. IUCN/SSC
marine Turtle Specialist Group Publication No.4.

Gunadarma. 2012. Dokumentasi.


ymukhlis.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Dokumentasi.pdf.
Diakses pada tanggal 15 April 2012.

Limpus, C. And P.C. Reed . 1985. The Green Turtle, Chelonia mydas, in
Queensland,”A Premilinary Description of the Populatoin Structure in a
Coral Reef”. Feeding Ground, Reprinted from the Biology of Australian
Brogs and Reptiles pp 45-52.

Lohmann K.J., J.T. Hester, dan C.M.F. Lohmann.1999. Long-Distance Navigation In


Sea Turtle, Ethology Ecology & Evolution 11 : 1-23.

Murugan, A. 2007. The Effect of Tsunami on Sea Turtle Nesting Beaches Along The
Coast of India. Suganthi Devadson Marine Research Institute 44-Beach
Road, Tuticorin-628 001, Tamil Nadu, India. E-mail:
muruganrsa@yahoo.co.in.

Nuitja, I.N.S. 1989. Fisheries and Ecological Studies on the Marine Turtle in
Indonesia, Unpublished Doctoral dissertation University of Tokyo. Tokyo,
Japan.

Usman, Husaini dan Purnomo, Setiady Akbar. 2008. Metodologi Penelitian Sosial.
PT.Bumi Aksara. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai