Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI TUMBUHAN
Analisis Vegetasi dan Keanekaragaman Tumbuhan di Kawasan Hutan
Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari Wisata Alam Air Terjun
Benang Stokel dan Benang Kelambu Desa Aik Berik

NAMA KELOMPOK :
1. Dhuha Alief Khanda Saefudin (E1A017013)
2. Galuh Chandra Kirana (E1A018030)
3. Inda Wahyuni (E1A018034)
4. Kasulasil Anwari (E1A018042)
5. Lale Agiet Safitri (E1A018045)
6. Linda Apriliani (E1A018048)
7. Mega Safitri (E1A018054)
8. Melenia Lestari Putri (E1A018055)
9. Septia Arianti (E1A018088)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021

i
DAFTAR ISI

JUDUL..............................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktikum..............................................................1
1.2 Tujuan Praktikum............................................................................2
1.3 Manfaat Praktikum..........................................................................3
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
2.1 Lokasi dan Waktu...........................................................................4
2.2 Alat dan Bahan Penelitian..............................................................4
2.3 Langkah Kerja................................................................................5
2.4 Analisis Hasil..................................................................................6

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pengamatan...........................................................................8
3.2 Pembahasan....................................................................................9

KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan.....................................................................................14
4.2 Saran...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat
keanekaragaman hayati yang tinggi dan menempati urutan ke dua setelah
Brazil, baik flora maupun fauna dengan penyebaran yang sangat luas
(Heriyanto dan Garsetiasih, 2004). Saat ini keanekaragaman spesies,
ekosistem, dan sumberdaya genetik semakin menurun pada tingkat yang
cukup membahayakan akibat kerusakan lingkungan.
Pohon memegang peranan yang sangat penting sebagai penyususun
komunitas hutan dan berfungsi sebagai penyangga kehidupan, baik dalam
mencegah erosi, siklus hidrologi, menjaga stabilitas iklim global, dan sebagai
penyimpan karbon. Perubahan iklim global yang terjadi akhir-akhir ini
dikarenakan ketidakseimbangan antara konsentrasi CO2 di atmosfer dengan
ketersediaan vegetasi tanaman, yang dalam hal ini adalah pohon
(dbh/diameter breast high ³ 20 cm) (Daniel, et. al., 1979).
Undang No. 41 tahun 1999 pasal 1 ayat 8 mendefinisikan hutan lindung
sebagai kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan
kawasan penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan
tanah. Kawasan hutan lindung Gunung Rinjani yang ada di Dusun Pemotoh
desa Aik Berik Sepage, Kecamatan Batu Kliang Utara Kabupaten Lombok
Tengah Kabupaten Lombok Tengah terdapat potensi wisata alamnya yaitu Air
Terjun Benang Kelambu dan Air Terjun Benang Stokel, Air terjun Benang
Kelambu berada dibagian atas hulu sekitar 500 m dari air terjun Benang S
tokel. Air terjun benang Kelambu ini berasal dari mata air yang berada di
danau segara anak yang ada di gunung Rinjani, air terjun ini unik karena
berbeda dengan air terjun umumnya karena air ini keluar dari sela-sela pohon
gambung yang rindang dengan enam deret titik air tercurah dari atas bukit air
yang jatuh dari tebing tidak jatuh langsung ke bawah melainkan air yang jatuh
ini mengalir melalui celah -celah tanaman merambat yang tumbuh lebat
dibagian atas tebing dan kemudian jatuh berjajar bagaikan kelambu atau tirai
yang menggantung di udara, air terjun ini memiliki ketinggian kurang lebih 40
meter, air terjun ini diyakini oleh masyarakat sekitar dapat menyembuhkan
berbagai macam penyakit dan dapat membuat awet muda sedangkan air terjun
Benang Stokel mem iliki dua terjunan air yang mempunyai ketinggian 30
meter, air terjun ini berada pada ketinggian 552 m dari permukaan laut,
benang stokel memiliki arti benang yang tergulung, air terjun ini diyakini oleh
masyarakat sekitar dapat menghitamkan rambut dan menyuburkan rambut
( Anonim,2009)

1
Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh- tumbuhan, biasanya terdiri dari
beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam
mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik
diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan
organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh
serta dinamis. Analisis vegetasi merupakan suatu cara mempelajari susunan
dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-
tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi
dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data
jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari
penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh
informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas
tumbuhan (Syafei,1990).
Menentukan vegetasi suatu komu- nitas dapat dengan menggunakan
metode, transek garis. Transek adalah jalur sempit melintang lahan yang akan
dipelajari/diselidiki. Metode transek bertujuan untuk mengetahui hubungan
perubahan vegetasi dan perubahan lingkungan serta untuk mengetahui
hubungan vegeterasi yang ada disuatu lahan secara cepat. Dalam hal ini,
apabila vegetasi sederhana maka garis yang digunakan semakin pendek.
Untuk hutan, biasanya panjang garis yang digunakan sekitar 50m-100m,
sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis yang digunakan cukup 5m-
10m. Apabila metode ini digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka
garis yang digunakan cukup 1 m (Odum, 199).
Garis transek merupakan garis sampling yang ditarik menyilang pada
sebuah bentukan atau beberapa bentukan. Transek juga dapat dipakai dalam
studi altituide dan mengetahui perubahan komunitas yang ada (Heddy, 1996).
Metode garis transek, sistem analisis melalui variable-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (Indeks Nilai
Penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi.
Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati oleh
garis. Kerimbunan ditentukan berdasarkan panjang garis yang tertutup oleh
individu tumbuhan, dan dapat merupakan presentase perbandingan panjang
penutupan garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang
dibuat(Syafei,1990).

1.2 Tujuan Praktikum


Untuk menganalisa komposisi jenis, tumbuhan, peranan, penyebaran, dan
struktur pohon dari vegetasi di Kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKM)
Gapoktan Rimba Lestari, Wisata Alam Air Terjun Benang Kelambu, Desa Aik
Berik.

2
1.3 Manfaat Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui hasil analisa dari komposisi jenis, tumbuhan,
peranan, penyebaran, dan struktur pohon dari vegetasi di Kawasan Hutan
Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari, Wisata Alam Air Terjun
Benang Kelambu, Desa Aik Berik.

3
II. MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
2.1 Lokasi dan Waktu
Praktikum ini dilakukan di Kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKM)
Gapoktan Rimba Lestari, Wisata Alam Air Terjun Benang Kelambu, Desa
Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara pada tanggal 28 Maret 2021 pada
pukul 11.00 WITA – selesai.

Gambar 1. Peta lokasi penelitian di Kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKM)


Gapoktan Rimba Lestari, Wisata Alam Air Terjun Benang Kelambu, Desa Aik
Berik, Kecamatan Batukliang Utara
2.2 Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian vegetasi tumbuhan di
kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari, Wisata
Alam Air Benang Kelambu, Desa Aik Berik. Dapat dilihat pada tabel 1
dibawah ini
Tabel 1. Alat dan bahan praktikum vegetasi tumbuhan di Hutan Kemasyarakatan
(HKM) Gapoktan Rimba Lestari, Wisata Alam Air Terjun Benang Kelambu, Desa Aik
Berik.

NO Alat dan Bahan Fungsi


1 Alat Tulis Untuk Mencatat Data
2 Buku Identifikasi Untuk mengidentifikasi tumbuhan
3 Gunting Untuk mengambil sampel

4
4 Kamera HP Untuk mengambil sampel gambar
5 Kantung Plastik Untuk Mengumpulkan hasil pengambilan
sampel lapangan
6 Kertas Label Untuk menandai sampel
7 Lembaran data Untuk mencatat Data
8 Meteran Untuk mengukur tumbuhan
9 Patok petak Untuk tanda pembatas setiap petak
10 Soiltester Untuk mengukur PH dan kelembababn
tanah
11 Tali Rafia Untuk Menetukan luas petak
12 Termometer Untuk mengukur suhu dan temperatur

2.3 Langkah kerja


Pengambilan data primer:
1. Pengambilan data primer dilakukan dengan metode Line transect, yaitu
dengan berjalan menyusuri hutan di sepanjang garis transek yang telah
ditentukan.
2. Pembuatan transek sesuai dengan jalan yang dilalui pada vegetasi yang
diamati, dengan menggunakan alat dan bahan. yang sudah disediakaan.
Dalam penarikan transek tegak lurus dengan jalan yang dilewati .
3. Ukuran transek dengan pajang jalan 10 meter kedepan dan 6 m (3m ke
kanan dan 3m ke kiri, dilakukan pengamatan pada seluruh tiang dan
pohon yang ditemukan pada areal yang sudah ditentukan.
4. Parameter yang diukur adalah jumlah dan jenis pohon, Apabila terdapat
pohon yang tidak diketahui nama dan jenis pohon tersebut, maka kita
tempekan label, kemudian dipoto untuk diidentifikasi kemudian
mengukur keliling pohon (DBH), tinggi pohon dan dominansinya.
5. Dicari indeks nilai penting dan SDR nya.
6. Serta diperhatikan kondisi lingkungan hutan meliputi suhu udara,
kelembapan udara, intensitas cahaya, serta faktor-faktor edafik dan
topografi.

Data sekunder diambil melalui penelusuran kajian pustaka terhadap


berbagai literatur, baik jurnal, buku, makalah, mass media maupun informasi
dari internet yang berkaitan dengan tema.

5
Parameter yang dianalisa menurut Odum (dalam, Tania Serezova: 2015) meliputi:

 Kerapatan (Km)

KM=

 Kerapatan Relatif (KR)

KR X 100 %

 Frekuensi (F)

Fm =

 Frekuensi Relatif (FR)

Fr = x 100%

Dominansi (menurut Soerianegara, dalam Lily Ismaini, dkk: 2015)

 Dominansi Mutlak

Dm =

 Dominansi Relatif

DR = X 100%

 Nilai Penting NP = Kr + Fr + Dr
Keterangan:
- NP: Nilai penting
- Kr: Frekuensi relative

6
- Fr: Frekuensi relative
- Dr: Dominansi relatif.
Nilai indeks dominasi berkisar antara 0 – 1, dengan kriteria :

- Jika nilai D mendekati 1, maka keanekaragamannya rendah dan


kelimpahannya tinggi/ mendominasi dari jenis lain.

- Jika nilai D mendekati 0, maka keanekaragamannya tinggi dan


kelimpahannya rendah / tidak ada jenis yang mendominasi.

7
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Analisis Vegetasi Pohon


Tabel 1.1 Komposisi Spesies dan Vegetasi Tumbuhan (Frekuensi dan
Kerapatan)
Nama Jenis Jumlah Jumlah Basal
FR
No Terdapa Individ Area FM KM KR (%)
(%)
Nama Daerah Nama Ilmiah t u (m2)
Amphicarpaea
1 5 5 60 0,05 0,0554 0,08 8,77193
Anggur tahunan bracteata
2 Awar-awar Ficus septica 3 3 60 0,03 0,0332 0,05 5,26316
Solanum capsicoides
3 2 2 60 0,02 0,0222 0,03 3,50877
Beri kecoak All.
4 Bunga lilin Pachystachys coccinea 3 3 60 0,03 0,0332 0,05 5,26316
Bunga terompet Allamanda cathartica
5 1 1 60 0,01 0,0111 0,02 1,75439
emas L.
6 Durian Durio zibethinus 2 2 60 0,02 0,0222 0,03 3,50877
7 Jambu biji Psidium guajava L. 3 3 60 0,03 0,0332 0,05 5,26316
8 Lobi-lobi Flacourtia inermis 2 2 60 0,02 0,0222 0,03 3,50877
9 Markisa Passiflora edulis Sims. 1 1 60 0,01 0,0111 0,02 1,75439
10 Mahoni Trichilia dregeana 4 4 60 0,04 0,0443 0,07 7,01754
11 Pakis boston Nephrolepis 27 27 60 0,28 0,2992 0,45 47,36842
Nephrolepehis
12 23 23 60 0,24 0,2548 0,38 40,35088
Pakis hutan biseerata
Stachytarpheta
13 6 6 60 0,06 0,0665 0,10 10,52632
Pecut kuda jamaicensis L.
14 Salak Salacca zalacca 2 2 60 0,02 0,0222 0,03 3,50877
Xanthosoma
15 7 7 60 0,07 0,0776 0,12 12,28070
Talas kimpul sagittifolium L.
Tanaman
16 berbunga 4 4 60 0,04 0,0443 0,07 7,01754
tahunan Fallopia convolvulus L.
Jumlah Frekuensi Jumlah Kerapatan
Jumlah Plot : 16 95 1,58
Keseluruhan Mutlak

Tabel 1.2 Komposisi Spesies dan Vegetasi Tumbuhan (Dominansi, Indeks Nilai Penting)
Nama Jenis
No Total DM DR (%) INP
Nama Daerah Nama Ilmiah

8
1 Anggur tahunan Amphicarpaea bracteata 5 0,0833 5,26327 14,0906
2 Awar-awar Ficus septica 3 0,0500 3,15796 8,4544
3 Beri kecoak Solanum capsicoides All. 2 0,0333 2,10531 5,6362
4 Bunga lilin Pachystachys coccinea 3 0,0500 3,15796 8,4544
5 Bunga terompet emas Allamanda cathartica L. 1 0,0167 1,05265 2,8181
6 Durian Durio zibethinus 2 0,0333 2,10531 5,6362
7 Jambu biji Psidium guajava L. 3 0,0500 3,15796 8,4544
8 Lobi-lobi Flacourtia inermis 2 0,0333 2,10531 5,6362
9 Markisa Passiflora edulis Sims. 1 0,0167 1,05265 2,8181
10 Mahoni Trichilia dregeana 4 0,0667 4,21061 11,2725
11 Pakis boston Nephrolepis 27 0,4500 28,42165 76,0892
12 Pakis hutan Nephrolepehis biseerata 23 0,3833 24,21104 64,8168
13 Pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis L. 6 0,1000 6,31592 16,9087
14 Salak Salacca zalacca 2 0,0333 2,10531 5,6362
15 Talas kimpul Xanthosoma sagittifolium L. 7 0,1167 7,36858 19,7268
]16 Tanaman berbunga tahunan Fallopia convolvulus L. 4 0,0667 4,21061 11,2725
Jumlah Plot : 16 Jumlah Frekuensi Keseluruhan 95 1,5833

3.2 Pembahasan
3.2.1 Kondisi Lingkungan Hutan Kawasan Hutan Kemasyarakatan
(HKM) Gapoktan Rimba Lestari, Wisata Alam Air Terjun
Benang Kelambu, Desa Aik Berik
Kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba
Lestari, Wisata Alam Air Terjun Benang Kelambu, Desa Aik Berik
merupakan sumber air pulau Lombok berperan penting dalam siklus
geohidrologi di Lombok. Pada kawasan air terjun benang kelambu
berada pada kawasan hutan lindung, sebagian masih terdapat pada
hutan primer tetapi sebagian merupakan kawasan HKM, ini dapat
terlihat dari pengambilan plot petak ukur yang telah dilakukan,
sebagian besar vegetasinya adalah tanaman MPTS antara lain adalah
buah-buahan seperti durian, jambu biji, lobi-lobi dan lain-lain, ini
sesuai dengan program dari dinas kehutanan propinsi Nusa Tenggara
Barat yang mengutamakan hasil hutan non kayu, setelah ijin HKM
pada Tahun 2007. Benang kelambu berada di bagian atas hulu sekitar
500 m dari air terjun benang stokel. Air Terjun Benang Kelambu ini
berasal dari mata air yang berada di danau segara anak yang ada di
gunung Rinjani, air terjun ini unik karena berbeda dengan air terjun
umumnya karena air ini keluar dari sela-sela pohon gambung yang
rindang dengan enam deret titik air tercurah dari atas bukit air yang

9
jatuhdari tebing tidak jatuh langsung ke bawah melainkan air yang
jatuh ini mengalir melalui celah-celah tanaman merambat yang
tumbuh lebat dibagian atas tebing dan kemudian jatuh berjajar
bagaikan kelambu atau tirai yang menggantung diudara, air terjun ini
memiliki ketinggian kurang lebih 40 meter, air terjun ini diyakini oleh
masyarakat sekitar dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit
dan dapat membuat awet muda.
3.2.2 Komposisi dan Vegetasi Tumbuhan di Hutan Kawasan Hutan
Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari, Wisata Alam
Air Terjun Benang Kelambu, Desa Aik Berik
Komposisi spesies tumbuhan yang terdapat di Hutan Kawasan
Hutan Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari, Wisata
Alam Air terjun benang kelambu 16 spesies. Komposisi tumbuhan dan
analisis vegetasinya yang terdapat di hutan kemasyarakatan (HKM)
Gapoktan Rimba Lestari, WISATA Alam air terjun benang kelambu
dapat dilihat pada table 1.1.
3.2.3 Frekuensi
Frekuensi adalah jumlah kehadrian suatu spesies di petak
contoh tempat ditemukannya suatu spesies dari jumlah petak contoh
secara keseluruhan yang dilakukan. Penggolongan frekuensi
didasarkan menurut Indriyanto (2006), terdiri atas lima kelas yaitu:
kelas A (1-20%) sangat rendah, kelas B (21-40%) rendah, kelas C (41-
60%) sedang, kelas D (61-80%) tinggi, dan kelas E (81-100%) sangat
tinggi. Dari analisis di atas diketahui bahwa terdapat 2 spesies
tergolong tinggi dibandingkan spesies lain yaitu Pakis boston
(Nephrolepis) dengan nilai frekuensi relatif 0,2992% dan pakis hutan
(Nephrolepehis biseerat) dengan nilai frekuensi relatif 0,2548%.
Sedangkan frekuensi yang rendah terdiri dari banyak tumbuhan
dengan nilai frekuensi relative 0,02 % (Lihat Tabel 1.1). Hal tersebut
menunjukkan bahwa kedua spesies ini paling sering ditemukan di
Kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari,
Wisata Alam Air Terjun Benang Kelambu pada setiap plot
pengamatan. Secara keseluruhan frekuensi tumbuhan yang terdapat di
tergolong sangat rendah yaitu berada antara 1-20% (kelas A)
3.2.4 Kerapatan
Kerapatan merupakan jumlah suatu individu jenis per unit luas
atau per unit volume. Fandeli (1992) mengkategori kerapatan ke

10
dalam 4 kategori yaitu: kategori rendah dengan nilai 12-50, kategori
sedang dengan nilai 51- 100, kategori baik dengan nilai>201.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan di Kawasan
Hutan Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari, Wisata
Alam Air Terjun Benang Kelambu, Desa Aik Berik, vegetasi yang ada
di sana beraneka ragam jenisnya. Macam-macam vegetasi yang ada
disana antara lain pakis boston, pakis hutan, talas, mahoni, jambu,
durian, beberapa spesies rumput liar dan lainnya. Dari analisis
diketahui bahwa terdapat 2 spesies tergolong tinggi yaitu pakis boston
(Nephrolepehis) dengan nilai kerapatan (47,36842%) dan Pakis hutan
(Nephrolepehis biseerata) denga n nilai kerapatan (40,35088%).
Sedangkan kerapatan yang rendah terdiri dari tumbuhan Bunga
terompet emas (Allamanda cathartica L.) dan Markisa ( Passiflora
edulis Sims.) dengan nilai kerapatan relatif (1,75439% ). Berdasarkan
kategori kerapatan, maka secara umum kerapatan pohon di kawasan
Hutan Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari, Wisata
Alam Air Terjun Benang Kelambu, Desa Aik Berik tergolong rendah
yaitu berada di kategori rendah dengan nilai 12-50.
Vegetasi memiliki peran besar dalam menjaga ekosistem.
Semakin rapat vegetasi di suatu kawasan maka akan semakin nyaman
untuk ditinggali. Namun, Perubahan hutan/lahan akibat pembangunan
berbagai fasilitas maupun akibat aktivitas lainnya yang
menggunakan/mengubah bentang alam, dapat menyebabkan
terjadinya fragmentasi habitat, sehingga mengubah siklus ekologi dari
suatu ekosistem. Pertumbuhan penduduk menjadi salah satu faktor
dalam perkembangan pemukiman. Seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk selalu diikuti dengan meningkatnya alih fungsi
lahan untuk pemukiman yang berdampak kepada menyusutnya lahan
terbuka hijau.
3.2.5 Dominansi
Dominansi adalah proporsi antara luas tempat yang ditutupi
oleh spesies tumbuhan dengan luas total habitat. Dari analisis di atas
diketahui bahwa terdapat 1 spesies tergolong tinggi dibandingkan
spesies lain yaitu pakis boston (Nephrolepehis) dengan nilai
dominansi 28,42165 %. Sedangkan dominansi yang rendah adalah
Bunga terompet emas (Allamanda cathartica L.) dan Markisa
(Passiflora edulis Sims.) dengan nilai dominansi 1,05265%. Hal ini
dikarenakan tumbuhan pakis boston berjumlah paling banyak

11
sehingga menguasi ruang tumbuh per satuan luas (tajuk) yang
menempati ruang tumbuh yang baik.
3.2.6 Indeks Nilai Penting (INP)
Indeks Nilai Penting spesies tumbuhan pada suatu komunitas
merupakan salah satu parameter yang menunjukkan peranan spesies
tumbuhan tersebut dalam komunitasnya tersebut. Kehadiran suatu
spesies tumbuhan pada suatu daerah menunjukkan kemampuan
adaptasi dengan habitat dan toleransi yang lebar terhadap kondisi
lingkungan. Semakin besar nilai INP suatu spesies semakin besar
tingkat penguasaan terhadap komunitas dan sebaliknya. Penguasaan
spesies tertentu dalam suatu komunitas apabila spesies yang
bersangkutan berhasil menempatkan sebagian besar sumberdaya yang
ada dibandingkan dengan spesies yang lainnya
Indeks Nilai Penting (INP) merupakan nilai yang
menggambarkan peranan keberadaan suatu jenis dalam komunitas
tumbuhan. Jenis INP yang tinggi sangat mempengaruhi suatu
komunitas tumbuhan. Menurut Fakhrul (2007), kategorisasi INP
adalah sebagai berikut: INP > 42,66 dikategorikan tinggi, INP 21,96 –
42,66 dikategorikan sedang, INP< 21,96 dikategorikan rendah.
Berdasarkan analisis di atas diketahui bahwa terdapat 1 spesies
tergolong tinggi dibandingkan spesies lain yaitu pakis boston
(Nephrolepehis) dengan nilai INP 76,0892%. Sedangkan INP yang
rendah Bunga terompet emas (Allamanda cathartica L.) dan Markisa (
Passiflora edulis Sims.) dengan INP 2,8181%. Hasil analisis vegetasi
tumbuhan pada pakis boston (Nephrolepehis) menunjukkan peranan
penting terhadap komunitas tumbuhan di Kawasan Hutan
Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari, Wisata Alam Air
Terjun Benang Kelambu, Desa Aik Berik. Menurut Fakhrul (2007),
Besarnya INP ini menggambarkan tingkat pengaruh suatu jenis
vegetasi terhadap stabilitas suatu komunitas maupun ekosistem.
Berdasarkan kategori diatas, Indeks Nilai Penting (INP) di
Kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari,
Wisata Alam Air Terjun Benang Kelambu, Desa Aik Berik berada
pada kategori tinggi (INP > 42,66). Hasil pengamatan diperoleh
jumlah tumbuhan pada seluruh stasiun berjumlah 95. Nilai D
(dominasi) sebesar 64,99 maka keanekaragamannya tinggi dan
kelimpahannya rendah atau tidak ada jenis yang mendominasi.
Mencermati hasil penelitian ini, diharapkan di Kawasan Hutan

12
Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari, Wisata Alam Air
Terjun Benang Kelambu, Desa Aik Berik, memiliki tingkat
keanekaragam tumbuhan yang lebih banyak dan yang sangat penting
adalah perlunya pengelolaan yang lebih baik, karena kecepatan
pertumbuhan yang beranekaragaman tinggi dapat mempengaruhi
ekosistem.

13
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa komposisi spesies tumbuhan yang terdapat di Kawasan Hutan
Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari, Wisata Alam Air Terjun
Benang Kelambu, Desa Aik Berik terdiri dari 16 spesies. Spesies tumbuhan
yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) yang tingi adalah pakis boston
(Nephrolepehis) dengan nilai INP 76,0892%. Sedangkan spesies tumbuhan
yang memiliki Indeks Nilai Penting INP yang rendah adalah Bunga terompet
emas (Allamanda cathartica L.) dan Markisa ( Passiflora edulis Sims.)
dengan nilai INP 2,8181%. Berdasarkan katagori indeks, INP tumbuhan di
Kawasan Hutan Kemasyarakatan (HKM) Gapoktan Rimba Lestari, Wisata
Alam Air Terjun Benang Kelambu, Desa Aik Berik berada pada katagori
tinggi (INP > 42,66).
4.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum kedepan dilaksanakan dengan beberapa kali
pengamatan dan menggunakan alat yang sesuai dengan prosedur kerja
sehingga mendapatkan hasil yang lebih teliti dan data yang diperoleh lebih
akurat.

14
DAFTAR PUSTAKA

Daniel TW, Helm JA, Baker FS. 1979. Principles of Silviculture. New York:
McGraw Hill Company, Inc.
Heddy, S. (1996). Harmon Tumbuhan. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Heriyanto, N.M. dan Garsetiasih R. (2004). Potensi Pohon Kulim
(Scorodocarpus borneensis Becc.) di Kelompok Hutan Gelawan
Kampar, Riau. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan
Konservasi Alam. Bogor.
Odum, E.P. (1994). Dasar-Dasar Ekologi. Edisi 3. Terjemahan T.
Samingan.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Raden Roro Narwastu Dwi Rita dan Yulia Ratnaningsih. (2016) . Potensi struktur
dan kenekaragaman jenis pada wisata alam air terjun benang kelambu
dan benang stokel di kawasan hutan lindung gunung renjani di dusun
pemotoh desa aik berik seepage kecamatan batukeliang utara kabupaten
Lombok tengah. Jurnal sangkareang mataram. 2 (4). Hal. 37-40.
Syafei, E. S. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung : ITB.
Wawan sujarwo dan I Dewa Putu Darma. (2011). Analisis vegetasi dan
pendugaan karbon tersimpan pada pohon di kawasan di sekitar gunung
dan danau batur kintamani bali. Jurnal Bumi leatari. 11 (1).hal 85-92.

15
LAMPIRAN-LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai