Anda di halaman 1dari 146

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KEBUN BINATANG DI KOTA KUPANG


(PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK)

TUGAS AKHIR
SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM STRATA SATU (S1)

DISUSUN OLEH :

GIANTI MARIA ANGELA PARIDY MAN

NO.REG : 221 16 005

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR – FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDIRA
KUPANG
2021
LEMBARAN PENGESAHAN

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


KEBUN BINATANG DI KOTA KUPANG
(TEMA ARSITEKTUR EKOLOGI DAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK)

TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH :

GIANTI MARIA ANGELA PARIDY MAN


NO.REGIS : 221 16 005

DIPERIKSA :

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

BENEDIKTUS BOLI ST.MT YULIANA B. MBERU, ST.MT

DISETUJUI DISAHKAN
KETUA PRODI ARSITEKTUR DEKAN FAKULTAS TEKNIK
UNIKA WIDYA MANDIRA UNIKA WIDYA MANDIRA

BENEDIKTUS BOLI, ST. MT PATRISIUS BATARIUS, ST.MT


LEMBARAN PERSETUJUAN

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


KEBUN BINATANG DI KOTA KUPANG
( TEMA ARSITEKTUR EKOLOGI DAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK)

TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH :

NATACHYA ELMA PUTRY APLUGI


NO.REGIS : 221 16 078

TELAH DIPERTAHANKAN DIHADAPAN PENGUJI


TANGGAL :

PENGUJI I PENGUJI II

RIA R. BHADJOWAWO, ST. MT BUDHI B. LILY, ST. MT

PENGUJI III

KRISTIANA BEBHE, ST. MT

KETUA PELAKSANA SEKERTARIS PELAKSANA

KRISTIANA BEBHE, ST. MT APRIDUS K. LAPENANGGA, ST. MT


ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
BAB I
I.1 Latar Belakang
Negara Indonesia memiliki ragam budaya dan menjadi salah satu negara dengan budaya
terbanyak di dunia. Indonesia memiliki 33 provinsi dan tiap provinsi memiliki kebudayaan
dan keunikannya tersendiri, yang merupakan salah satu potensi alam di Indonesia.

Keragaman budaya Indonesia bermacam-macam, berupa suku yang beragam, adat


istiadat, kerajinan tangan, tarian, dan lain-lain merupakan salah satu alasan mengapa
wisatawan dari luar melirik Indonesia sebagai tujuan wisata.

Wisata alam di Indonesia seperti pantai, pegunungan, danau, sudah menjadi pokok
destinasi wisata, namun untuk menunjang wisatawan yang datang maka negara Indonesia
memiliki tempat-tempat wisata buatan yang melengkapi wisata alam di Indonesia, seperti
tempat-tempat bersejarah, taman, tempat pemandian, safari, kebun binatang, yang menjadi
pusat wisata keluarga. Khususnya safari dan kebun binatang yang menjadi tempat wisata
keluarga untuk memperkenalkan anak-anak terhadap satwa yang dilindungi maupun tidak
dilindungi sebagai edukasi dan rekreasi dan Kebun binatang juga berfungsi sebagai tempat
penangkaran hewan yang dilindungi.

Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki salah satu satwa liar
yang dilindungi yakni Komodo. Nusa Tenggara Timur memiliki satu tempat penangkaran
hewan untuk hewan tersebut yakni Pulau Komodo di Labuan Bajo. Labuan Bajo merupakan
salah satu destinasi wisata yang paling diminati oleh wisatawan baik dalam walaupun luar
negeri, namun kini diberlakukan skema keanggotan untuk wisatawan yang mana untuk
dapat memasuki Pulau Komodo wisatawan harus memiliki kartu premium terlebih dahulu
yang mana hal ini membatasi jumlah wisatawan yang bisa mendatangi Pulau Komodo.
Perencanaan Kebun Binatang ini dibuat dengan maksud memberikan sarana lain bagi
wisatawan untuk menikmati dan mempelajari keindahan hewan lain terutama Komodo yang
menjadi ciri khas Nusa Tenggara Timur.

Perencanaan kebun biantang ini juga diusulkan karena kurangnya pengetahuan


masyarakat tentang satwa-satwa yang dilindungi di Indonesia sehingga masyarakat belum
begitu menyadari betapa pentingnya kita melindungi hewan-hewan tersebut. Perencanaan
ini juga diusulkan untuk menambah tempat wisata di Kota Kupang, selain kebun binatang
dapat berfungsi sebagai tempat untuk mengedukasi masyarakat akan bermacam-macam
hewan baik yang dilindungi ataupun tidak, kebun binatang dapat berfungsi sebagai tempat
hiburan dan tempat perlindungan hewan yang dilindungi, bertambahnya tempat wisata di
Kota Kupang juga dapat meningkatkan pendapatan daerah.

Kajian Konseptual Kebun Binatang ini diharapkan bisa menjadi panduan dalam
perencanaan Kawasan Kebun Binatang ini. Kawasan Kebun Binatang yang akan
direncanakan dibagi menjadi jalur binatang herbivora dan karnivora, untuk memisahkan
hewan pemakan daging (yang tidak bisa didekati oleh manusia) dan hewan pemakan
tumbuhan (area dimana pengunjung bisa memberi makan binatang). Kebun Binatang ini
juga akan dilengkapi dengan tempat dimana pengunjung bisa membeli souvenir atau
melakukan kegiatan menyenangkan seperti mengambil produk dari binatang ternak dan
menikmati hasil produk yang diambil tadi.

Selain fasilitas yang ditawarkan, secara arsitektural pun ditawarkan keistimewaan berupa
pendekatan rancangan arsitektur ekologi dengan maksud agar dapat terciptanya Kawasan
kebun binatang yang dapat mendukung fasilitas-fasilitas untuk menampung hewan.
Pendekatan yang dipilih, yaitu pendekatan arsitektur ekologi. Pendekatan ini dipilih karena
dari segi arsitektural, pendekatan ini cocok untuk desain sebuah kebun binatang yang mana
Kawasan membutuhkan desain yang terbuka dan lebih memanfaatkan alam dan mendukung
ekosistem mahkluk hidup.

I.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemukan adalah sebagai berikut:

 Tidak ada sarana pembelajaran atau edukasi seperti kebun binatang di wilayah Nusa
Tenggara Timur
 Terbatasnya jumlah cagar alam yang dapat melindungi hewan langka di wilayah Nusa
Tenggara Timur
 Terbatasnya akses wisatawan untuk melihat hewan langka di beberapa wilayah Nusa
Tenggara Timur
I.3 Rumusan Masalah
Sesuai permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana merencanakan kehadiran wadah yaitu sebuah Kawasan Kebun Binatang yang
sesuai dengan tema arsitektur ekologi dan bagaiman menata Kawasan tersebut agar dapat
menampung hewan dan fasilitas-fasilitas yang ada di Kawasan nanti?

I.4 Tujuan dan Sasaran

I.4.1 Tujuan
Terwujudnya sebuah hasil studi berupa perencanaan penataan Kawasan kebun binatang
di Kota Kupang yang ramah lingkungan dan sebisa mungkin menerapkan prinsip-prinsip
arsitektur Organik diantaranya arsitektur ramah lingkungan yang tidak menimbulkan
pencemaran, pembagian area Kawasan yang teratur, serta menyediakan fasilitas
penunjang yang mendukung kegiatan yang ada di kebun binatang.

I.4.2 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya kajian konsep Kawasan kebun binatang di
Kota Kupang yang dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi dan wahana Pendidikan bagi
masyarakat Kota Kupang.

I.5 Metodologi Penelitian

I.5.1 Metodologi Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian
maupun dari studi literatur. Data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu data primer dan
sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan dengan cara melakukan
pengamatan langsung, data ini bisa didapatkan melalui survey dan observasi dan
wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan, dan pengambilan gambar pada
lokasi survey, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi literatur
dan dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan objek kajian.

Pada studi kali ini metoda pengumpulan data primer dilakukan dengan cara turun
langsung ke lokasi Kawasan dan mengambil data berupa foto sedangkan data sekunder
didapatkan dengan cara mengambil materi dari literatur dan dokumen yang
berhubungan dengan objek kajian.

I.5.2 Metodologi Analisa Data


Dari data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisa untuk memperoleh suatu
penyelesaian. Adapun analisa tersebut terdiri atas analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif.

Analisa kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan
apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam hal ini analisis kualitatif yang diteliti adalah hubungan sebab akibat,
penentuan masalah, penentuan dan konsep para ahli yang relevan dalam kaitan dengan
studi penataan dan konsep penataan serta pemahaman tentang pendekatan ekologi
arsitektur yang berhubungan dengan arsitektur ekologi dan kebun binatang.

Analisa kuantitatif adalah menghasilkan output berupa angka statistik, baik dalam
penelitian yang menghasilkan keluaran data deskriptif atau pun inferensial. Analisis
kuantitatif digunakan jika peneliti ingin membedah topik dengan melakukan
pengukuran.

Dalam hal ini Analisa dilakukan untuk mengetahui jumlah fasilitas pada kebun
binatang dan jumlah wisatawan yang ada di Kota Kupang.

I.6 Lingkup dan Batasan


 Lingkup Spasial: Studi dilakukan di daerah Kota Kupang, lebih tepatnya di daerah
kelurahan Alak
 Lingkup Substansial: Pinsip dan konsep arsitektur ekologi dan Kawasan kebun binatang
itu sendiri difokuskan pada pola penataan, pembagian penzoningan serta sarana dan
prasarana yang digunakan.
I.7 Sistematika Penulisan
Bab 1 merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang, identifikasi masalah,
rumusan masalah, tujuan dan sasaran, lingkup dan Batasan serta sistematika penulisan

Bab 2 merupakan tinjauan Pustaka yang berisi tentang pemahaman judul, pemahaman objek
studi, dan studi kasus.

Bab 3 merupakan bab karakteristik atau gambaran lokasi perencanaan yang berisi kajian
makro wilayah dan karakteristik kawasan

Bab 4 merupakan bab Analisa yang berisi Analisa tapak, aktivitas, kebutuhan ruang,
fasilitas, struktur, bentuk dan utilitas

Bab 5 merupakan bab konsep yang berisi kesimpulan dari Analisa yang mengacu pada tema

Bab 6 merupakan bab penutup


BAB II

II.1 Pemahaman Judul

II.1.1 Pengertian
Judul dari penulisan ini yaitu “Perencanaan dan Perancangan Kawasan Kebun Binatang
Di Kota Kupang Dengan Pendekatan Arsitektur Organik dan Tema Arsitektur Ekologi”

Perencanaan sendiri memiliki arti sebagai berikut: suatu proses menentukan hal-hal yang
ingin dicapai (tujuan) di masa depan serta menentukan berbagai tahapan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut

Perancangan berarti proses, cara, perbuatan merancang

Jika disimpulkan, Perencanaan dan Perancangan berarti Menentukan hal-hal yang ingin
dicapai agar dapat merancang sesuatu

Kawasan memiliki arti: daerah tertentu yg mempunyai ciri tertentu, spt tempat
tinggal, pertokoan, industri, dsb.

Pengertian Kebun Binatang adalah sebagai berikut: Tempat hewan dipelihara


dalam lingkungan buatan, dan dipertunjukkan kepada publik. Selain sebagai tempat
rekreasi, kebun binatang berfungsi sebagai tempat pendidikan, riset, dan tempat
konservasi untuk satwa terancam punah.

Tema Arsitektur Ekologi memiliki arti sebagai berikut: Tema berarti suatu
gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal sementara, sementara arsitektur ekologi
berarti; penciptaan lingkungan yang lebih sedikit mengkonsumsi dan lebih banyak
menghasilkan kekayaan alam. Jadi Tema Arsitektur Ekologi berarti sesuatu yang
memiliki gagasan pokok atau ide pikiran yang berhubungan dengan arsitektur ekologi
yaitu penciptaan lingkungan yang lebih sedikit mengkonsumsi dan lebih banyak
menghasilkan kekayaan alam.
Pendekatan Arsitektur Organik berarti: Pendekatan Proses, cara, perbuatan
mendekati sementara arsitektur organic berarti: pendekatan perancangan arsitektur yang
diaplikasikan sebagian atau keseluruhan pada bangunan, yang konsepnya berakar pada
bentuk-bentuk atau prinsip-prinsip alam. Jadi pendekatan arsitektur organic berarti
sebuah perancangan arsitektur yang konsepnya menggunakan proses, cara, atau
perbuatan mendekati prinsip-prinsip alam

II.1.2 Interpretasi Judul


Dari uraian pengertian di atas dapat diambil suatu kesimpulan pengertian yaitu,
“Suatu proses meneliti dan menata Kawasan kebun binatang yang berfungsi sebagai
tempat rekreasi dan Pendidikan dengan fasilitas yang memadai di Kota Kupang dengan
menggunakan tema arsitektur yang memanfaatkan alam namun tidak merusak alam itu
sendiri dengan menggunakan proses atau cara yang mendekati prinsip-prinsip alam.”

II.2 Pemahaman Objek Studi

II.2.1 Pengertian Kebun Binatang


Kebun binatang adalah salah satu pilihan rekreasi publik yang mudah dijangkau.
Obyek wisata ini umumnya ramai dikunjungi bersama keluar dan anak-anak ketika
liburan atau weekend. Selain sebagai sarana hiburan, kebun binatang juga memberikan
manfaat edukatif mengenai keanekaragaman satwa.

II.2.2 Tujuan Kebun Binatang


Berdasarkan pengertiannya, tujuan kebun binatang adalah untuk memberikan
kesejahteraan terhadap satwa (animal welfare) dalam setiap pengelolaannya. Selain itu,
taman satwa juga dibangun untuk tujuan hiburan, pendidikan, konservasi penelitian dan
pelestarian satwa-satwa liar.

Fungsi dan Manfaat:

 Konservasi
 Sebagai lembaga konservasi ex-Situ (tempat penangkaran satwa langka diluar
habitatnya) dan menjadi benteng terakhir penyelamatan satwa
 Sebagai upaya menyelamatkan satwa yang terancam punah akibat rusaknya
habitat alami
 Menjaga dan melestarikan kemurnian genetik
 Tempat penitipan satwa-satwa langka yang dilindungi oleh negara

 Pendidikan
 Sebagai sarana pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi
 Memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada masyarakat luas akan
pentingnya konservasi alam dan lingkungan melalui ragam satwa di kebun
binatang
 Menumbuhkan rasa cinta terhadap satwa dan alam sejak dini kepada masyarakat
umum serta siswa melalui program pengenalan satwa liar & lingkungan
 Melakukan penyuluhan mengenai konservasi sumber daya alam secara
berkelanjutan kepada masyarakat

 Rekreasi
 Sebagai sarana hiburan layak dan terjangkau bagi masyarakat
 Menjadi tempat rekreasi yang sehat dan mendidik untuk masyarakat

II.2.3 Tipe Kebun Binatang


Kandang hewan di kebun binatang dibangun semirip mungkin dengan habitat
alami binatang penghuninya. Misalnya kandang hewan nokturnal dibuat dengan siklus
terang-gelap terbalik, yaitu hanya meredupkan lampu putih atau merah pada siang hari
sehingga hewan-hewan malam akan aktif selama pengnjung datang. Kemudian
sebaliknya, ketika malam hari lampu terang akan dinyalakan agar binatang tersebut
tidur.

Kondisi iklim pun dapat dibangun menyesuaikan lingkungan yang ekstrem.


Misalnya habitat pinguin dan beruang kutub yang berada di kutub es. Selain itu,
kandang burung juga dibangun dengan luas dan ketinggian yang cukup agar burung
dapat beterbangan seperti di alam liar.
 Taman Safari

Konsep taman safari adalah kebun binatang dengan luas lahan luar
ruangan yang sangat luas. Batasan pada taman safari umumnya berupa parit dan
pagar. Disini, pengujung dimungkinkan untuk melewati koleksi satwa secara
lebih dekat. Bahkan, pengunjung juga dapat memberi makan hewan melalui
jendela mobil.

 Aquaria

Aquaria adalah konsep taman satwa air. Akuarium publik pertama di


dunia di buka di Londoon Zoo pada tahun 1853. Sedangkan di Indonesia, taman
satwa aquaria berada di Sea World – Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.
 Kebun Binatang Pinggir Jalan

Taman satwa pinggir jalan adalah arena rekreasi yang ditujukan untuk
menarik pengunjung dengan koleksi hewan yang dimilikinya. Mungkin kta
dapat menyebut kebun binatang jenis serupa dengan sirkus.

 Taman Hewan

Taman hewan adalah gabungan dari taman bermain dan kebun binatang,
tujuannya adalah untuk hiburan dan komersial. Di tempat ini banyak
ditampilkan hiburan berupa atraksi dari para satwa.

 Petting Zoo
Petting Zoo dikenal pula dengan sebutan peternakan atau kebun binatang
bagi anak-anak. Koleksi hewan yang ada sebagian besar merupakan hewan
domestik dengan beberapa spesies liar yang jinak.

II.2.4 Habitat Hewan


Habitat satwa adalah salah satu unsur penting yang ada dalam sebuah kebun binatang.
Setiap hewan memiliki habitat satwa yang berbeda-beda, dan ada yang harus
diperhatikan dalam menciptakan habitat tersebut. Berikut adalah perencanaan mendasar
untuk membuat sebuah habitat:
Space Enclosure Size Retreats Refuge
Requirements
(kebutuhan
(Ukuran (Tempat (Tempat
ruang) kandang) Perlindungan) Perlindungan)

Feeding Ground Scratching posts & Faeces post


Breeding
(Tempat wallows (tempat (tempat
grounds (tempat
pemberian menggaruk dan pembuangan
makan) kubangan) melahirkan)
kotoran)

UV light & shade


Surface quality
(cahaya UV & Vegetation Bodies of water
(kualitas
permukaan)
tempat (vegetasi) (perairan)
berteduh)

Hewan-hewan memiliki standar tertentu untuk habitat/exhibit mereka juga kendang


indoor mereka. Berikut beberapa dasar perencanaan/standar kendang indoor dan
outdoor gajah, hewan primate, dan hewan kucing besar (big cats)

Gajah
Gajah Adalah hewan social yang mengatur diri mereka sendiri secara natural ke
dalam asosiasi keluarga yang terdiri dari satu gajah betina (pemimpin), gajah dewasa
lain, dan keturunan mereka. Gajah betina jantan hidup sendiri atau dalam kelompok.
Karena itu, dibutuhkan grup dengan jumlah minimal untuk gajah betina dari
empat hewan diatas 2 tahun. Grup seperti itu – terdiri dari gajah berina dan
keturunannya – juga dicari di kebun binatang
Terlebih, kombinasi dari grup kecil yang berasal dari kebun binatang yang
berbeda harus sudah dipastikan. Di beberapa kasus yang bisa dijustifikasikan,
contohnya, jika struktur grup berevolusi setelah beberapa tahun, ada pilihan untuk
menyatukan gajah Asia dan Afrika untuk melengkapi jumlah minimal sebuah grup.
Gajah jantan harus ada dalam tiap kebun binatang yang ingin mendapatkan gajah,
untuk memastikan adanya reproduksi alami. Jika tidak memungkinkan, stoknya akan
terbatas pada hewan yang sudah ada dan tidak bisa berkembang biak. Contohnya,
secara biologis dalam sebuah kasus, jika gajah jantan yang memenuhi syarat tidak
ditemukan atau tidak cocok dengan gajah betina, atau dalam kasus sepsifik kebun
binatang lain ingin berbagi gajah jantan, inseminasi artifisial atau mentransportasi gajah
dapat dilakukan untuk berkembang biak.

Gajah Betina
 Ruang Indoor
Sebuah kendang dimana gajah dapat bergerak bebas sangat dibutuhkan. Durasi
maksimal untuk perantaian, agar pemeriksaan dokter hewan dapat berjalan,
mungkin tidak akan lebih dari 3 jam perhari. Pada beberapa kasus special, hal ini
bisa diperpanjang.
Setiap gajah berina, termasuk yang masih muda, harus memiliki kendang sendiri,
sekurang-kurangnya 33m2. Harus diadakan pula kendang yang lebih besar untuk
“kebutuhan khusus” sebesar 50m2.
Tapak yang bisa digunakan pada kendang indoor harus setidaknya 200m 2 untuk
empat hewan, ditambah 50m2 untuk setiap hewan tambahan diatas 2 tahun (bayi
hewan dibawah 2 tahun tidak dihitung). Area ini juga bisa didapatkan jika kotak
individual saling berhubungan. Bayi-bayi yang akan lahir juga harus diperhitungkan
dalam perencanaan dan hitungan. Untuk keamanan, pemeriksaan dari dokter hewan
harus diadakan tanpa kontak langsung antara hewan dan manusia.
Ukuran tinggi pagar minimal 1,8m untuk ruang indoor sudah mencukupi, parit
yang mengelilingi harus ada pelindung agar hewan tidak jatuh.
Lantai untuk kandng dapat menggunakan berbagai macam material (aspal, kayu,
dsb) perlu adanya isolasi termal. Tempat untuk tidur diletakkan dalam kendang.

 Ruang Outdoor
Secara umum, gajah harus bisa bergerak bebas – selama mungkin – di ruang luar,
yang harus memiliki ukuran minimum tertentu untuk memastikan perilaku spesies
yang sesuai. Dalam hal ini, kendang sangat penting dan harus dipertimbangkan
dengan hati-hati. Tanah ruang luar harus mempunyai jenis tanah yang bervariasi,
termasuk pasir, penting untuk Kesehatan kaki dan kuku gajah. Perawatan kulit
meliputi kolom untuk menggosok, batang pohon dan sebagainya menjadi bagian
dari ruang luar, juga untuk tempat berteduh.
Jika jeruji besar dipilih sebagai pembatas kandang dari area outdoor, mereka
harus memiliki tinggi minimum 2,5m, jika gajah jantan juga ada disana. Jika hanya
ada gajah betina di area outdoor, cukup dengan tinggi minimal 1,8m. Jika ada parit
kering, parit tersebut harus cukup lebar agar gajah dewasa dapar bergerak dengan
leluasa, berjaga-jaga jika seandainya hewan terjatuh. Parit ada sebagai penengah.
Agar hewan tidak luka saat jatuh ke parit kecil, bagian bawah parit harus terbuat
dari material yang lembut.
Gajah Jantan
 Ruang Indoor
Untuk gajah jantan, kandang ruang indoor harus berukuran 50 m2 untuk tiap gajah
dan tambahan 30 m2 hutch. Kandang harus aman dioperasikan dari luar. Tinggi
minimum harus mencapi setidaknya 2,5m untuk gajah jantan.

Minimum Group Size 4 hewan (lebih dari 2 tahun)

Ruang Indoor Kandang


Kandang tiap hewan min, 33m2
Kandang tambahan min. 50m2
Tapak yang bisa digunakan min 200m2
Setiap hewan tambahan + 50m2
(tanpa hewan dibawah 2 tahun)
Gajah jantan: tiap gajah 50m2 dan
kandang kecil berukuran 30m2

Penghalang (barrier) Tinggi min. 1,80


Parit harus memiliki pelindung (fall
protection)

Pengeras lantai (floor covering) Aspal, papan kayu, dll


isolasi termal
tempat tidur

Peralatan Min. 1 kolam dengan anak tangga atau


tanjakan datar; min 60m3
Temperatur air 20 derajat celcius

Ruang Luar Tapak yang bisa digunakan min 2000


m2 untuk 8 gajah betina, tiap hewan
tambahan +200m2
Total permukaan min. 3000m2 (dapat
dibagi)
Gajah jantan: tapak yang
bisadigunakan minimal 500m2

Penghalang (barrier) Pagar: min tinggi = 2.5m (gajah jantan)


Pagar: min tinggi = 1,8m (gajah betina)
Parit kering: cukup lebar untuk gajah
bergerak (panjangnya sekitar 7m) pintu
keluar parit wajib, bahan lembut wajib
untuk dasar parit
Pengeras lantai (floor covering) Pengeras bervariasi, termasuk pasir
halus

Peralatan Post penggosok, batang pohon, area


kolam yang teduh

Iklim Temperature sekeliling: 15-20 celcius

 Area Outdoor
Area outdoor untuk gajah jantan harus berukuran setidaknya 500 m2 yang harus
terhubung ke ruang outdoor gajah betina. Gajah jantan harus – jika memungkinkan –
berada di luar pagar dengan kawanan betina (untuk mencari pasangan). Saat memelihara
2 gajah jantan yang sudah dewasa secara sexual, area luar kedua untuk gajah jantan
hanya dibutuhkan jika gajah jantan takbisa berada dengan kawanan betina.
 Kolam renang
Harus ada setidaknya satu tempat air di kandang indoor yang mana – termasuk eentry
ramps atau entry ramps – tidak boleh kurang dari 60m3 (40m2 luas lantai dengan
kedalaman 1,5 m). Jalan masuk ke kolam harus datar. Permukaan kolam tidak boleh
dihitung seabgai tapak yang dapat digunakan pada bagian indoor. Kolam harus dipenuhi
dengan air yang dipanaskan (sekitar 20 c). Selain itu, kolam luar harus ada untuk
digunakan gajah pada saat cuaca sejuk.
Gambar: Tapak habitat gajah pada sebuah kebun binatang
Sumber: Makalah seminar Landscape Immersion – Understanding Zoo designs oleh
Amrita Slatch
Habitat untuk gajah pada sebuah kebun binatang memiliki regulasi sebagai berikut:
1. Dry Rest Area (Area peristirahatan yang kering): Indoor: 400 kaki persegi (kira-kira
37.1612 m2), Outdoor Yard: 1800 kaki persegi untuk satu gajah dewasa dan 900 kaki
persegi untuk untuk hewan tambahanA
2. Pemisah: Parit basah dengan jarak 3 meter (parit kering tidak diterima)
3. Temperatur air: 60 F
4. Harus ada akses ke Outdoor yard dengan Substrat alami termasuk tanah, rumput, dan
pasir
5. Harus ada akses untuk benda yang besar dan kuat seperti batu sebagai tempat
menggosok
6. Kebun biantang baru harus memiliki kapasitas untuk setidaknya 3 gajah betina.
 Kolam Renang
Setidaknya ada satu baskom bagian dalam, yang termasuk -- tangga masuk atau jalur
masuk – yang tidak kuring dari 60m3 (dengan luas lantai 40m2 dengan kedalaman 1,5m).
jalan masuk kek kolam harus datar. Permukaan kolam tidak boleh dihitung sebagai tapak
yang bisa digunakan di ruang indoor. Kolam harus diisi dengan air yang dipanaskan
(sekitar 20 derajat celcius). Sebagai tambahan, kolam luar harus ada untuk digunakan
oleh gajah di musim sejuk.
 Keadaan Lingkungan
Temperatur minimum harus setidaknya 15 derajat celcius, dan secara optimal berada
pada 20 derajat celcius. Pada musim dingin, gajah harus digiring, setidaknya sebentar
saja, untuk menggunakan area outdoor. Saat temperature udara sangat dingin, pastikan
tidak terkena radang dingin pada gading dan telinga.

Habitat Pantherinae/Kucing besar

 Syarat ukuran habitat


Ukuran ini hanya diaplikasikan untuk habitat dengan lantai yang beraspal, dikeringkan,
atau sudah dirawat. Dalam habitat dengan tanah alami (tanah yang bisa tanam),
deminsinya dikali tiga. Habitat yang lebih besar membiarkan spesies berinteraksi dalam
group kecil, selama kemungkinan pemisahan tercukupi. Hewan betina harus bisa diisolasi
selama proses melahirkan dan membesarkan anak- anak mereka

Puma, Jaguar, Macan Tutul, dan Macan Tutul Salju


Area Outdoor: Setidaknya seluas 100 meter persegi dan ketinggian 3 meter atau 300
meter kubik untuk sebuah hewan atau pasangan, yang untuk sementara dapat dibagi
menjadi selungkup individu yang saling berhubungan. Dalam kasus enclosure sementara
yang dapat dibagi atau pemisahan hewan, setidaknya 50 meter persegi dan 3,0 meter
tingginya harus ada untuk seekor hewan, untuk setiap hewan dewasa tambahan, 50 meter
persegi dan 3,0 meter tingginya atau 150 meter kubik harus ditambahkan.
Area Indoor: (Tidak diharuskan untuk hewan dari klimatologi dingin). Setidaknya 15
meter persegi dan 2,5 meter tingginya atau 37,5 meter kubik per hewan.

Singa, Harimau
Area Outdoor: Setidaknya 200 meter persegi untuk satu hewan atau pasangan, dapat
dibagi secara sementara menjadi satu enclosure yang terhubung. Untuk sebuah enclosure
yang dibagi secara sementara atau pemisahan seekor hewan, setidaknya harus ada 100
meter persegi untuk tiap hewan dewasa tambahan.
Area Indoor: setidaknya 20 meter persegi dan tinggi 2,5 meter atau 50 meter kubik untuk
tiap hewan.

Cheetah
Area Outdoor: Setidaknya luasan 200 meter persegi untuk satu hewan atau sepasang
hewan, , dapat dibagi secara sementara menjadi satu enclosure yang terhubung. Untuk
sebuah enclosure yang dibagi secara sementara atau pemisahan seekor hewan, setidaknya
harus ada 100 meter persegi untuk tiap hewan dewasa tambahan

Gambar: Tapak habitat harimau pada sebuah kebun binatang


Sumber: Makalah seminar Landsc, ape Immersion – Understanding Zoo designs oleh
Amrita Slatch

Habitat untuk harimau memiliki regulasi dan rekomendasi sebagai berikut:


1. Memiliki kolam
2. Pembatas; Dinding setinggi 16 kaki (kira-kira 4 meter)
3. Parit: lebar 25 ft (kira-kira 7 meter) dengan kedalaman 15 ft (kira-kira 4 meter)
4. Tempat tidur atau tempat istirahat yang tinggi yang sejajar dengan jarak penglihatan
pengunjung. Tambahkan batang kayu besar pada habitat untuk claw sharpening.
 Rumah Reptil
Rumah reptile adalah tempat yang memuat hewan reptile. Biasanya hewan-hewan
tersebut dimasukkan dalam sebuah tanki yang biasanya dilapisi kaca.
Gambar: Rumah Reptil pada Kebun Binatang Chhatbir
Sumber: www.worldarchitecture.org

 Aviary
Aviary adalah tempat tertutup untuk burung, namun berbeda dari sangkar, Aviary jauh
lebih besar dan burung bebas terbang di dalam Aviary. Di dalam Aviary biasanya
terdapat kolam dan tumbuhan untuk menstimulasi keadaan lingkungan yang alami.

II.2.5 Struktur Organisasi Kebun Binatang


a) Struktur Organisasi Dewan Direksi
Sumber: www.sir.stikom.edu.com (sumber gambar dari makalah penelitian Kawasan Kebun Binatang
di Puncak Maros oleh Isnaeni Passamula)

b) Struktur Organisasi Departmen Konservasi


Sumber: www.sir.stikom.edu.com (sumber gambar dari makalah penelitian Kawasan Kebun Binatang
di Puncak Maros oleh Isnaeni Passamula)

c) Struktur Organisasi Departmen Keuangan dan Akuntansi

Sumber: www.sir.stikom.edu.com (sumber gambar dari makalah penelitian Kawasan Kebun Binatang
di Puncak Maros oleh Isnaeni Passamula)
d) Struktur Organisasi Departmen Kesehatan

Sumber: www.sir.stikom.edu.com (sumber gambar dari makalah penelitian Kawasan Kebun Binatang
di Puncak Maros oleh Isnaeni Passamula)
e) Struktur Organisasi Departmen Human Resource & General Affair

Sumber: www.sir.stikom.edu.com (sumber gambar dari makalah penelitian Kawasan Kebun Binatang
di Puncak Maros oleh Isnaeni Passamula)
2.1 Standarisasi Kebun binatang

No Fasilitas Standar

1 Ruang Terbuka Hijau Memiliki luas area sekurang-


kurangnya 10-15 hektar
 Perbandingan komposisi tanaman
dan perkerasan ialah : 70% : 30%
 Ekodrainase yakni tapak yang
dapat menyerap air sebanyak-
banyaknya
 Tersedianya trotoar/Jogging Track
untuk pengunjung
 Memiliki naungan sederhana
 Desain dan bahan ramah
lingkungan
2 Fasilitas pemeliharaan dan perawatan Terdiri dari:
satwa
 Kandang pemeliharaan
 Kendang perawatan
 Kandang pengembangbiakkan
 Kandang peragaan
 Area bermain satwa
 Naungan untuk satwa
(Sumber: Peraturan Menteri kehutanan
Indonesia bagian ketiga kriteria Lembaga
konservasi, pasal 9)

3 Fasilitas Primer Terdiri dari:


 Ruang Instalasi Karantina Hewan
 Ruang pakan hewan
 Ruang pengelola
 Laboratorium
 Sarana Utilitas
Sumber: Jurnal Kebun Binatang Surabaya, Perancangan Ulang dengan Pengoptimalan Ruang
Terbuka Hijau, Devi Ariani Putri. D, Subhan Ramdlani, Indyah Martiningrum

Tabel Standar Fasilitas Kebun binatang

No Fasilitas Standar

1 Instalasi karantina Lokasi IKH


Hewan  IKH harus memperhatikan biosecurity, biosafety alat
angkut dan rute perjalanan dijamin aman tidak
menularkan penyakit serta memenuhi prinsip
kesejahteraan hewan.
 Jarak IKH dari lalu lintas umum, pemeliharaan hewan
sejenis dan pemukiman penduduk dipertimbangkan
dengan memperhatikan desain dari fasilitas IKH
 Lokasi harus dilengkapi dengan pagar keliling terbuat
dari bahan yang kuat (antara lain tembok, besi galvanis,
kawat)
Sarana Utama IKH
1. Loading Dock
 Loading dock sebaiknya tidak menggunakan
pintu yang digunakan untuk lalu lintas personil.
 Jarak antara loading dock dengan ruang
karantina hewan sebaiknya tidak terlalu jauh
2. Ruang Karantina/Isolasi
 Merupakan fasilitas dalam ruangan tertutup/
indoor.
 Harus dipisahkan dari ruang pengobatan/
tindakan/ bedah/ nekropsi, ruang penyimpanan
pakan jangka panjang, ruang penyimpanan alat
dan logistik, serta ruang penanganan limbah.
 Harus terpisah dari ruang hewan untuk kegiatan
koloni lainnya (penangkaran, pemeliharaan/
holding, penelitian, dan lain-lain).
 Hanya hewan yang memiliki spesies, sumber,
dan kedatangan yang sama yang dapat di
kandangkan dalam ruang yang sama
 Ruang hewan dilengkapi dengan ante-room di
mana disediakan alat pelindung diri yang harus
dipakai sebelum masuk ke dalam ruang hewan.
 Ruang hewan:
 Koridor dibuat cukup lebar, antara 180
cm - 250 cm
 Dinding, lantai, langit langit, jendela,
pintu (tinggi 215 cm dan lebar 110 cm),
Dibuat dari material yang tahan lama,
tidak mudah korosi, mudah dibersihkan
dan tahan air.
 Pipa pembuangan dalam fasilitas hewan
disarankan dengan ukuran sekurang-
kurangnya 4 inchi (10.2 cm), atau
disarankan lebih besar.
 Suhu ruangan yang direkomendasikan
untuk satwa primata adalah 18o - 29o C.
 Kelembaban yang disarankan untuk
ruangan hewan adalah 30-70%.
 Siklus cahaya yang direkomendasikan
untuk ruangan hewan adalah dengan
rasio 12 : 12 jam terang dan gelap.
 Untuk hewan berpigmentasi termasuk
satwa primata, pencahayaan dengan
kisar antara 800-110 lux (75-100 foot
candle) masih dapat digunakan.
 Kandang Hewan
 Harus terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan, tahan air, dan tidak
beracun (non-toxic)
 Kebiasaan dan tingkah laku tertentu
beberapa jenis satwa perlu
dipertimbangkandalam rancangan
kandang
 Rekomendasi ukuran kandang menurut
berat badan
3. Ruang Tindakan Medis
 Dianjurkan berada berdekatan dengan ruang
isolasi, dan harus terpisah dari ruang tindakan
medis untuk koloni lainnya
 Direkomendasikan merupakan fasilitas dalam
ruang (indoor)
 Direkomendasikan berada dalam koridor yang
terpisah dari ruang lainnya, dan pembatasan
lalu lintas kegiatan dibatasi secara fisik,
maupun diatur oleh Standard Operating
Procedure (SOP)
 Permukaannya rata, mudah dibersihkan, tahan
air, tidak mengandung komponen beracun (non-
toxic), kuat dan mudah dibersihkan
4. Sumber Air Minum
 Syarat utama air minum bagi hewan adalah
layak untuk diminum (dari segi kesehatan)
 Sumber air minum dilakukan berdasarkan
monitoring secara berkala
 Standar lokasi sumber air minum dan jarak
antara sumber air minum dengan septik tank
diatur sesuai dengan amdal
 Air minum dapat diberikan secara otomatis
melalui lixit, maupun botol atau mangkok yang
kuat menampung air minum dalam waktu yang
panjang.
 Cadangan sumber air direkomendasikan untuk
tersedia setiap saat.
5. Ruang Pakan
 Dirancang dan dipelihara dengan prinsip untuk
mudah dibersihkan
 Pemisahan ruang pakan dari ruang lainnya
 Fasilitas yang tersedia di ruang pakan
tergantung pada jenis pakan yang digunakan
 Ukuran ruang pakan disesuaikan dengan jumlah
hewan yang dipelihara
 Ruang Pakan kering:
 Disediakan rak/ palet atau perabot
lainnya untuk meletakkan pakan kering
 Penyimpanan pakan yang sudah terbuka
harus dalam kontainer tertutup rapat
 Suhu penyimpanan pakan yang
direkomendasikan adalah tidak melebihi
21oC
 Penyimpanan pakan komersial satwa
primata adalah tidak melebihi 90 hari
sejak tanggal pembuatan
 Pakan Buah dan Sayur
 Suhu tempat penyimpanan pakan yang
dapat membusuk disesuaikan dengan
lamanya penyimpanan
 Penyimpanan dalam lemari pendingin
 Pakan Lainnya
 Pakan semi murni memerlukan
penyimpanan dengan suhu tidak
melebihi 4oC.
 Disimpan dengan prinsip mencegah/
meminimalkan kontaminasi hama,
mikroba, dan proses kerusakan.
6. Ruang Perlengkapan
a. Terdiri dari ruang penyimpanan perlengkapan
medis, perlengkapan sanitasi, perlengkapan
kandang bersih/ cadangan, dan lainnya.
b. Ruang perlengkapan medis dilengkapi oleh lemari
penyimpanan obat, bahan medis dan alat
pemeriksaan.
c. Perlengkapan sanitasi (sikat, pel, dll) dan bahan
sanitasi dapat disimpan dalam ruang khusus atau
lemari khusus yang tidak bersatu dengan
perlengkapan lain.
d. Perlengkapan kandang dapat disimpan dalam ruang
khusus atau lemari khusus yang tidak bersatu
dengan bahan yang terkontaminasi.
e. Perlengkapan kandang yang aktif digunakan harus
dalam keadaan digantung dan dalam keadaan
bersih.
7. Sarana Suci Hama
a. Sarana suci hama sekurang-kurangnya berupa
penyemprot air (power sprayer) dengan kekuatan
mesin 2 PK
b. Perlu disediakan tempat pencucian kandang dan
peralatan yang terpisah dari ruang hewan.
c. Disediakan sumber air yang mencukupi utk
kegiatan pencucian suci hama.
8. Tempat Bedah Bangkai
a. dalam ruang tersendiri,
b. terpisah dari ruang dimana hewan lain
c. tidak memiliki akses melalui indera visual maupun
penciuman (olfactory).
9. Sarana Penampungan Limbah
a. Pengumpulan limbah perlu dilakukan degan sering
dan teratur
b. Pembuangan limbah dilakukan dengan sistem
septic tank
c. Pemusnahan atau pemindahan limbah tinak
mengkontaminasi area lain dan personil
d. Kaskas tidak boleh disimpan di dalam ruang
hewan, penyimpanan pakan, atau lemari pendingin
makanan.
10. Sarana Pengolahan Limbah
Menggunakan sistem bak penampungan yang berlokasi
cukup jauh dari tempat pengandangan hewan
11. Sarana Pemusnahan Limbah
a. Limbah padat dibakar menggunakan incinerator
b. Apa bila tidak tersedia incinerator, pemusnahan
limbah bisa dikirim untuk pemusnahan di tempat
lain dengan mengikuti prosedur operasi baku
(standard operating procedure)
c. Menyediakan lahan khusus untuk penguburan
bangkai dengan lokasi relative dekat dengan
tempat bedah bangkai, relative jauh dari kandang
pengamatan dengan kedalaman 2 meter (tidak
untuk bangkai yang bisa mencemari tanah)
Sarana Penunjang IKH
1. PLN dan atau Back-Up Generator Set
2. MCK untuk petugas
3. Ruang istirahat untuk petugas
4. Jalan khusus menuju instalasi
5. Papan nama
6. Area parkir kendaraan
7. Pos satpam
8. Kantor
9. MCK dan musholla untuk umum
10. Rumah jaga/mess
11. Peralatan angkut pakan, peralatan kebersihan kendang
(sumber : Persyaratan Teknis Badan Karantina
Pertanian, www.karantina.deptan.go.id).

2 Ruang Pengelola Kantor Pengelola:


1. Lobby
2. Ruang tunggu
3. Ruang kepala pengelola
4. Ruang sekretaris
5. Ruang rapat
6. Ruang kabag pendidikan
7. Ruang pemeliharaan satwa
8. Ruang staff
9. Toilet
(sumber : www.etheses.uin-malang.ac.id).

3 Fasilitas Terdiri dari:


Penunjang 1. pusat informasi;
2. toilet;
3. tempat sampah;
4. petunjuk arah;
5. peta dan informasi satwa;
6. parkir;
7. kantin/restoran;
8. toko cindera mata;
9. shelter;
10. loket; dan
11. pelayanan umum
(Sumber : Peraturan Menteri Kehutanan Indonesia,
Bagian Ketiga Kriteria Lembaga Konservasi, Pasal 9)

Standar Fasilitas Pendukung

No Fasilitas Standar

1 Café/Restoran Terdiri dari:


1. Area Makan
2. Bar
3. Ruang persiapan
4. Dapur
5. Pantry
6. Washing area
7. Storage
8. Toilet
2 Perpustakaan Terdiri dari:
1. Lobby
2. Ruang baca
3. Ruang koleksi
4. Toilet
3 Klinik Terdiri dari:
1. Lobby
2. Ruang perawatan
3. Ruang obat
4. Pantry
4 Diorama Terdiri dari:
1. Lobby
2. Ruang pameran
3. storage
5 Masjid/Musholla Terdiri dari:
1. Tempat wudhu
2. Ruang shalat
3. Teras
4. Toilet
5. Gudang peralatan
6 Souvenir Shop Terdiri dari:
1. Kasir
2. Ruang Display
7 ATM Center Terdiri dari:
1. Ruang ATM

II.3 Arsitektur Organik


Arsitektur Organik adalah sebuah pendekatan perancangan arsitektur yang diaplikasikan
sebagian atau keseluruhan pada bangunan, yang konsepnya berakar pada bentuk-bentuk atau
prinsip-prinsip alam. Arsitektur Organik memperhatikan lingkungan dan harmoni dengan
tapaknya. Pelopor-pelopor arsitektur organik antara lain Frank Lloyd Wright, Antonio
Gaudi, dan Rudolf Steiner, menggambarkan inspirasi prinsip-prinsip organic dengan
caranya masing-masing yang sering kali kesan organic yang dimunculkan mengantarkan
pada bentuk-bentuk bebas dan ekspresif.
 Building as nature, bangunan bersifat alami dimana alam menjadi pokok dan inspirasi
dari arsitektur organik.
 Continous present, arsitektur organik merupakan sebuah desain arsitektur yang terus
berlanjut, dimana tidak pernah berhenti dan selalu dalam keadaan dinamis yang selalu
berkembang mengikuti zaman tanpa menghilangkan unsure keasliannya.
 Form Follows Flow, Arsitektur organik harus mengikuti aliran energi alam sekitarnya
secara dinamis. Alam dalam hal ini dapat berupa kekuatan struktural, angin, panas dan
arus air, energi bumi, dan medan magnet.
 Of the people, Perancangan bentuk dan struktur bangunan, didesain berdasarkan
kebutuhan pemakai bangunan. Perancangan untuk kenyamanan pemakai bangunan juga
sangat penting.
 Of the hill, idealnya dalam suatu bangunan organik akan terlihat tumbuh dan terlihat unik
dalam sebuah lokasi. Lokasi yang buruk dan tidak biasa akan menjadi tantangan bagi
arsitektur organik untuk memberikan solusi tak terduga dan imajinatif.
 Of the materials, bentuk organik terpancar dari kualitas bahan bangunan yang dipilih.
Arsitektur organik selalu memiliki material baru dan terkadang menggunakan material
yang tidak biasa di tempat yang tidak biasa.
 Youthful and unexpected, arsitektur organik biasanya memiliki karakter yang sangat
individu. Arsitektur organik dapat terlihat muda, menarik, dan mengandung keceriaan
anak-anak. Desain tersebut kadang-kadang dibuat dengan penuh aksen dan memberi
kejutan yang tidak terduga.
 Living music, arsitektur organik mengandung unsur musik modern, dimana mengandung
keselarasan irama, dari segi struktur dan proporsi bangunan yang tidak simetris.
Arsitektur organik selalu futuristik dan modern.

II.4 Studi Kasus


Kawasan kebun binatang yang dipilih untuk studi kasus adalah Kebun Binatang
Surabaya. Pertama kali dibangun, kebun binatang ini bertempat di Kaliondo. Lalu, pada
tanggal 28 September 1917, lokasi kebun binatang dipindahkan ke Jalan Groedo. Selang
tiga tahun kemudian, pindah lagi ke kawasan Darmo untuk areal kebun binatang yang baru
atas jasa Oost-Java Stoomtram Maatschappij atau maskapai kereta api yang mengusahakan
lokasi seluas 30.500 meter persegi. Tahun 1939 sampai sekarang, luas Kebun Binatang
Surabaya meningkat menjadi 15 hektare dan pada tahun 1940, pembuatan taman yang
luasnya 85.000 meter persegi pun rampung.

Gambar 1.3: Gambaran Kawasan Kebun Binatang Surabaya

Sumber: Nativeindonesia.com

Gambar 1.4: Kebun Binatang Surabaya (Sumber: Nativeindonesia.com)


Gambar 1.5 Penzoningan Kebun Binatang Surabaya

SUMBER:

Keterangan:

Publik:

Servis:

Privat:

II.4.1 Penzoningan Kebun Binatang Surabaya


Dilihat dari peta kebun binatang, loket dan pintu masuk diletakkan berbatasan
dengan pembatas jalan agar pencapaiannya mudah. Kantor pengelola diletakkan dekat
dengan pintu masuk dengan tujuan memudahkan pengunjung mendapatkan informasi.
Hewan-hewan ditempatkan sesuai dengan spesies dan jenis makanan lalu area servis
dan privat diletakkan di bagian selatan dan terpisah dari zona public.

II.4.2 Ruang-ruang di Kebun Binatang Surabaya


Semua hewan di kebun binatang Surabaya Setiap kandangnya dikelompokkan ke
dalam kategori, misalnya, unggas atau burung (Aves), di mana ada pelikan Australia,
burung merak, jalak Bali, dan burung unta. Juga ada, harimau sumatera, macan tutul,
harimau putih, singa, dan beruang. Di Kebun Binatang Surabaya juga terdapat Aviary
yaitu tempat penangkaran burung yang berbeda dari sangkar burung. Tempat ini lebih
besar dan memungkinkan burung untuk terbang. Di kebun binatang tersebut juga
terdapat kantor pengelola, rumah sakit khusus hewan, tempat karantina untuk hewan
yang sakit, guesthouse untuk pengunjung, restoran, toilet umum, ada nursery yang
merupakan tempat perawatan bayi satwa, perpustakaan, area tunggang onta dan gajah,
area outbond, Aquarium, kantor observasi, Menara pantau, panggung terbuka, wisata
perahu, kantor secretariat, serta taman bermain/Kids Zoo.

II.4.3 Aktifitas
Banyak aktifitas yang bisa dilakukan oleh pengunjung di kebun binatang
Surabaya, beberapa di antaranya adalah menikmati atraksi special dari beberapa satwa,
menunggangi satwa, ada juga kegiatan petting zoo dimana pengunjung dapat
memegang hewan-hewan jinak berukuran kecil seperti kelinci atau tupai. Pengunjung
juga dapat membaca di perpustakaan selain itu disediakan pula jogging track yang bisa
digunakan oleh pengunjung untuk olahraga pagi. Ada pula arena rekreasi seperti tempat
outbond dan wisata perahu agar pengunjung bisa melakukan aktifitas menyenangkan
lain selain melihat hewan.
BAB III
GAMBARAN LOKASI PERENCANANAAN

III.1 Kajian Makro Wilayah

III.1.1 Tinjauan Umum Kota Kupang

Gambar 3.1. Peta Kota Kupang


Sumber: Google Peta Kota Kupang

Gambar 3.2. Peta Luas Kota Kupang


Sumber: Kota Kupang dalam Angka 2020
Kota Kupang adalah sebuah kotamadya dan sekaligus ibu kota provinsi Nusa
Tenggara Timur, Indonesia. Kotamadya ini adalah kota yang terbesar di Pulau Timor yang
terletak di pesisir Teluk Kupang, bagian barat laut pulau Timor.

Sebagai kota terbesar di provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang dipenuhi oleh
berbagai suku bangsa. Suku yang signifikan jumlahnya di "Kota Kupang" adalah suku
Timor, Rote, Sabu, Tionghoa, Flores dan sebagian kecil pendatang dari Bugis dan Jawa.

Luas wilayah Kota Kupang adalah 180,27 km² dengan jumlah penduduk sekitar 423.800
jiwa (2018). Daerah ini terbagi menjadi 6 kecamatan dan 51 kelurahan.

Gambar 3.3. Grafik Luas Daerah menurut Kecamatan


Sumber: Kota Kupang dalam Angka 2020

III.1.2 Administratif dan Geografis


Terletak pada 10°36’14”-10°39’58” LS dan 123°32’23”–123°37’01”BT; Luas
wilayah 180,27 Km2, dengan peruntukan Kawasan Industri 735,57 Ha, permukiman
10.127,40 Ha, Jalur Hijau 5.090,05 Ha, perdagangan 219,70 Ha, pergudangan 112,50 Ha,
pertambangan 480 Ha, pelabuhan laut/udara 670,1 Ha, pendidikan 275,67 Ha,
pemerintahan/perkantoran 209,47 Ha, lain-lain 106,54 Ha;
Suhu rata-rata di Kota Kupang berkisar antara 23,8 °C sampai dengan 31,6 °C.
Tempat-tempat yang letaknya dekat dengan pantai memiliki suhu udara yang rata-rata
relatif lebih tinggi. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 73 persen sampai dengan
99 persen.
Curah hujan selama tahun 2010 tercatat 1.720,4 mm dan hari hujan sebanyak 152
hari. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu tercatat 598,3 mm, sedangkan
hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dengan 28 hari hujan.
Berikut adalah data iklim Kota Kupang dari tahun 2015 hingga tahun 2019

Bulan Rata-rata Temperatur Udara Maksimum

2015 2016 2017 2018 2019

Januari 30.5 32.5 31 30.5 31

Februari 31 32.1 29.8 31.1 31.4

Maret 31.2 32.9 31 31.5 31.7

April 33.1 34.6 32.1 33.5 32.7

Mei 32.2 33.1 33.2 32.2 33.1

Juni 31.6 33.6 31.1 32.6 32

Juli 31.4 33.1 33 32.5 32.5

Agustus 32 32.8 33.5 32.1 32

September 33.2 32.9 32.7 33.2 32.1

Oktober 33.7 34.4 33.4 33 32.4

November 34.8 34.1 31.9 32.9 33.6

Desember 32 32.2 31.7 31.7 33.1

Tahunan 29.8 33.19 32.03 - -


Tabel 3.1. Rata-Rata Temperatur Udara Maksimum Kota Kupang

Sumber: Situs BPS Kupang

Bulan Rata-Rata Temperatur Udara Minimum

2015 2016 2017 2018 2019


Januari 24.2 25.5 24.9 25.1 24.8

Februari 23.6 25.6 23.7 24.6 25.1

Maret 23.6 25.3 24.6 24.4 24.2

April 23.6 24.8 24 24 24

Mei 22.5 24.7 24.7 24.5 23.6

Juni 22.7 24.2 23 22.8 22.6

taJuli 21.6 23.8 24 22 21.5

Agustus 20.5 22.7 22.6 22.1 21.7

September 21.1 23.9 22.4 21.7 21.6

Oktober 21.2 24.9 25.1 23 24.6

November 24 25.7 24.7 24.7 24.4

Desember 24.8 25.4 24.9 25.2 25.7

Tahunan 22.8 24.71 24.05 - -


Tabel 3.2. Rata-Rata Temperatur Udara Minimum Kota Kupang

Sumber: Situs BPS Kupang

Bulan Rata-Rata Curah Hujan (mm)

2015 2016 2017 2018 2019

Januari 469.7 204 31 499.4 412

Februari 208.1 107 29.8 230 134

Maret 332.9 171 31 91.4 203

April 72.9 0 32.1 56.2 30

Mei 9.8 84 33.2 - 18.6

Juni 0 3 31.1 2 2

Juli 3.2 16 33 - -

Agustus 0 0 33.5 4.1 6


September 0 33 32.7 1 -

Oktober 0 8 33.4 - 13

November 7.1 26 31.9 179 17

Desember 186.5 308 31.7 310 179

Tahunan - 80 32.03 - -
Tabel 3.3. Rata-Rata Curah Hujan (mm)

Sumber: Situs BPS Kupang

Bulan Rata-Rata Curah Hujan (hari)

2015 2016 2017 2018 2019

Januari 26 24 24.9 27 23

Februari 24 13 23.7 20 11

Maret 14 15 24.6 10 19

April 8 - 24 5 6

Mei 4 7 24.7 - 2

Juni 0 1 23 1 1

Juli 2 2 24 - -

Agustus 0 - 22.6 2 1

September 0 6 22.4 1 -

Oktober 0 3 25.1 - 1

November 2 6 24.7 15 2

Desember 23 24 24.9 14 12

Tahunan - 10.1 24.05 - -


Tabel 3.4. Rata-Rata Curah Hujan (hari)

Sumber: Situs BPS Kupang

Tabel 3.5. Rata-rata Suhu Udara (Derajat Celcius)

Sumber: Situs BPS Kupang


Tabel 3.6. Rata-rata Penyiaran Matahari (Persen)

Sumber: Situs BPS Kupang

Tabel 3.7. Rata-rata Kelembaban Udara (Persen)

Sumber: Situs BPS Kupang

Batas Wilayah Utara Kota Kupang berbatasan dengan Teluk Kupang, Timur
berbatasan dengan Kabupaten Kupang, Barat berbatasan dengan Selat Semau dan
Kabupaten Kupang, sedangkan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kupang.

III.1.3 Penduduk
Gambar 3.5. Peta Penduduk Kota Kupang
Sumber: Kota Kupang dalam Angka 2020

Kota Kupang adalah kota yang multi etnis dari suku Timor, Rote, Sabu,
Flores,Alor, Lembata, Tionghoa sebagian kecil suku pendatang dari Ambon dan beberapa
suku bangsa lainnya seperti Bugis, Jawa dan Bali. Tetapi terlepas dari keragaman suku
bangsa yang ada, penduduk Kota Kupang akan menyebut diri mereka sebagai "Beta
orang Kupang".

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Kupang tahun 2013, penduduk Kota
Kupang berjumlah 378.425 yang terbagi atas 192.966 jiwa laki-laki dan 185.429 jiwa
perempuan.
Gambar 3.6. Grafik Jumlah Penduduk

Sumber: Kota Kupang dalam Angka 2020

Gambar 3.6. Tabel Jumlah Penduduk

Sumber: Kota Kupang dalam Angka 2020


Gambar 3.7. Tabel Jumlah Penduduk

Sumber: Kota Kupang dalam Angka 2020

III.1.4 Pariwisata
Kota Kupang memiliki banyak tempat pariwisata yang dapat dikunjungi oleh
masyarakat
 Pantai Lasiana
Pantai Lasiana mulai dibuka untuk umum sekitar tahun 1970-an.
Sejak Dinas Pariwisata NTT memoles dengan membangun berbagai
fasilitas pada tahun 1986, Pantai Lasiana ramai dikunjungi turis asing.
Sesuai rencana pengembangan Pemkot Kupang, Pantai Lasiana akan
dijadikan Taman Budaya Flobamora, yakni sebutan yang mengacu pada
keseluruhan suku bangsa di dekat Pantai Lasiana, antara lain, Flores,
Sumba, Timor dan Alor.
Di pantai Lasiana ini terdapat sebuah Cafe, dan banyak didapati
Lopo-lopo dan tempat makanan ringan seperti pisang bakar dan jagung
bakar yang berderet. Lopo-lopo adalah sebutan lokal untuk pondok yang
dibangun menyerupai payung dengan tiang dari batang pohon kelapa atau
kayu dan beratapkan ijuk, pelepah kelapa atau lontar, alang-alang, dan
yang berbahan semen, Bisa juga beratapkan seng yang bagian luarnya
dilapisi ijuk, pelepah kelapa atau lontar dan alang-alang.
 Taman Nostalgia
Berlokasi di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Taman
Nostalgia dirancang sebagai taman kota. Dengan fasilitas jogging track,
arena olah raga dan wisata kuliner. Di Taman Nostalgia terdapat Gong
Perdamaian Nusantara. Gong Perdamaian Nusantara (GPN) merupakan
sarana persaudaraan dan pemersatu bangsa. Berasal dari Desa Pakis Aji,
Kecamatan Plajan, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Gong yang
berusia 450 tahun itu milik Ibu Musrini, yang adalah ahli waris generasi
ketujuh dari pencetus gong. GPN terbuat dari bahan campuran kuningan
(bronze) dan perunggu, berdiameter 2 meter dengan berat ± 100 kg. GPN
bermakna keseimbangan kehidupan dan memberi nilai lebih, kebanggaan,
citra baik dan sumber pendapatan sepanjang masa bagi daerah yang
menerimanya. Struktur GPN menampilkan :
 Lingkaran luar : Logo 444 Kabupaten/Kota se-Indonesia.
 Lingkaran tengah : Logo 33 Provinsi se-Indonesia.
 Lingkaran dalam : Tulisan “Gong Perdamaian Nusantara”, sepasang
bunga pada kiri-kanan, tulisan ”sarana persaudaraan” dan “Pemersatu
Bangsa”.
 Lingkaran isi : Simbol 5 Agama besar yang diakui Bangsa Indonesia.
 Lingkaran puncak : Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 Logo Daerah Kota Kupang diletakan dibagian tengah atas berdampingan
dengan Kabupaten Jepara, Kedua Logo Kota dan Kabupaten tersebut
berlatar hitam sehingga membedakannya dengan Kabupaten/Kota lainnya.
 Pada sisi kanan Gong ditulis Hak Cipta Oleh Djuyoto Suntani (Presiden
Komite Perdamaian Dunia) didukung oleh Bambang Herry Purnomo,
Susianty Kawira, Frans Lebu Raya dan Daniel Adoe.
Contoh Tempat pariwisata yang lain

• Pantai Batunona
• Gua Kristal
• Gua Monyet Tenau
• Gua Monyet Sasando
• Namosain Beach
• Pantai Teddy's
• Pantai Pasir Panjang
• Pantai Paradiso
• Tugu Jepang Penfui
• Makam Raja-Raja Taebenu
• Bunker Kolakaha
• Gua Meriam Jepang
• Gua Jepang
• Mata Air Amnesi
• Benteng Fort Concordia
• Taman Budaya NTT
• Museum NTT

III.1.5 Hewan
Karena wilayah Indonesia termasuk dalam daerah sub-tropis, tidak semua hewan
dapat bertahan di iklim daerah sub-tropis. Karena itu perlu dipilah hewan apa saja yang
dapat bertahan di daerah sub-tropis seperti Indonesia, terutama Nusa Tenggara Timur

Hewan-hewan yang didata, di pilih berdasarkan habitat mereka. Hewan yang


dipilih adalah hewan yang bisa bertahan di iklim tropis dan kering.

No Hewan Jenis Bioma Zona Iklim Gambar


1 Gajah Mamalia/ Hutan tropis Tropis
Herbivora kering, Savanna
Tropis, Hutan
Tropis lembap,
hutan jenis
konifera tropis

2 Singa Mamalia/ Hutan tropis Kering


Karnivora kering

3 Jerapah Mamalia/ Savanna Tropis, Tropis,


Herbivora gurun dan semak Kering,
belukar xeric Sedang

4 Komodo Reptil/ Hutan tropis Tropis


Karnivora kering, Savanna
tropis

5 Kera ekor Mamalia/ Hutan tropis Tropis


panjang Ominivora kering, hutan
tropis, hutan
mangroove

6 Rusa Mamalia/ Hutan tropis Tropis


Herbivora kering, savanna
tropis, padang
rumput
pegunungan dan
semak belukar

7 Macan Mamalia/ Savanna Tropis, Kering,


Tutul Karnivora Hutan tropis sedang,
lembab, gurun dan tropis
semak belukar
xeric, hutan
campur dengan
daun lebar bersuhu
sedang
8 Burung Aves/ Hutan tropis Tropis
Kasuari Herbivora lembab, savanna
tropis, hutan
mangroove

9 Wupih Mamalia/ Hutan tropis Tropis,


sirsik Omnivora lembab, savanna kering,
tropis, Padang sedang
rumput suhu
sendang, hutan dan
padang
mediteranian

10 Kakatua Aves/ Hutan tropis Tropis,


Jambul Granivora lembab, savanna kering,
kuning tropis, Padang sedang
rumput suhu
sendang, hutan dan
padang
mediteranian

11 Kadal Reptil/ Savanna Tropis Tropis,


leher Karnivora Kering,
berjumba sedang
i

12 Banteng Mamalia/ Hutan tropis Tropis


Herbivora lembab, hutan
tropis kering,
padang rumput dan
savanna berair

13 Buaya Reptil/ Sungai, muara, Tropis


Air Asin Karnivora danau, hutan tropis
lembab, savanna
tropis

14 King Reptil/ Hutan tropis Tropis


Cobra Karnivora lembab, savanna
tropis, padang
rumput
pegunungan dan
semak belukar,
mangrove, danau,
dan sungai
15 Sambar Mamalia/ Hutan tropical Tropis,
herbivora lembab, hutan kering
tropical kering

16 Carpet Reptil/ Hutan tropis Tropis,


Python Karnivora lembab, savanna Sedang
tropis, padang
rumput
pegunungan dan
semak belukar,
mangrove, danau,
dan sungai

17 Sun Bear Mamalia/ Hutan tropis Tropis


(Beruang Omnivora lembab, hutan
) tropis kering,
Mangrove

18 Binturon Mamalia/ Hutan tropis Tropis,


g Frugivora lembab dan hutan Sedang
(pemakan tropis kering
buah)

19 Orang Mamalia/ Hutan Tropis Tropis


Utan Frugivora lembab

20 Harimau Mamalia/ Hutan Tropis Tropis,


Karnivora lembab sedang

21 Anoa Mamalia/ Hutan Tropis Tropis


Herbivora Lembab

22 Wilson's Aves/ Hutan Tropis Tropis


bird-of- Omnivora Lembab
paradise
23 Barn Owl Aves/ Padang rumput Tropis,
Karnivora sedang, Savanna sedang
tropis, Hutan
mediteranian,
tanah basah

24 Victoria Aves/ Hutan tropis tropis


crowned Herbivora lembab
pigeon

25 Barking Aves/ Hutan tropis Sedang,


Owl Karnivora lembab, savanna Tropis
tropis, tanah basah
III.2 Tinjauan Umum Lokasi

III.2.1 Tinjauan Administrasi


a. Kelurahan Alak

Gambar 3.8: Kawasan Kelurahan Alak

Sumber: http://spasial.data.kemdikbud.go.id/

Tahun Berdiri: 1958

Jumlah RT/RW: 29 RT & 6 RW

Jumlah Penduduk: 5. 332 Jiwa

Batas wilayah:

Utara: Laut Kupang

Selatan: Kelurahan Manulai II dan Desa Ntneo Kabupaten Kupang

Timur: Kelurahan Namosain & Kelurahan Penkase Oeleta

Barat: Desa Nitneo Kabupaten Kupang


b. Lokasi Perancangan

Gambar 3.9: Gambaran Kawasan yang dipilih

Sumber: Google Earth

Secara administrasi, lokasi perencanaan berada di Kecamatan Alak, Kelurahan


Batuplat yang merupakan bagian dari kota Kupang yang berbatasan:

Sebelah Utara: Perkebunan dan Embung

Sebelah Selatan: Perkebunan dan Embung

Sebelah Timur: Lahan kosong

Sebelah Barat: Perumahan Warga

III.2.2 Tinjauan Geografis


a. Kondisi Geografis
Lokasi perancangan berada pada 10°177489 lintang selatan hingga 123°532180
Bujur timur. Lokasi perancangan merupakan area yang berada di Kecamatan Alak
di Kota Kupang pada wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Total luas area
adalah ± 10 ha.
b. Iklim
Suhu rata-rata di Kota Kupang berkisar antara 23,8 °C sampai dengan 31,6 °C.
Tempat-tempat yang letaknya dekat dengan pantai memiliki suhu udara yang rata-
rata relatif lebih tinggi. Kelembaban udara rata-rata berkisar antara 73 persen
sampai dengan 99 persen.

III.3 Lokasi Studi


Kelurahan Alak

Kelurahan Alak berada di area BWK IV. BWK IV memiliki arah pengembangan sebagai
kawasan pengembangan industri, pergudangan, kawasan strategis Monapolitan, pelabuhan
perikanan, pariwisata, reklamasi pantai, permukiman, dan Pusat Listrik Tenaga Diesel
Tenau serta tempat pembuangan akhir sampah;

Potensi:

 Lokasi berdekatan dengan Pelabuhan sehingga memudahkan transportasi binatang yang


datang dari kota lain
 Lokasi studi berdekatan dengan sumber mata air (Embung)
 Lokasi studi memiliki arah view yang bagus
 Lokasi studi memiliki kontur dinamis yang bisa dimanfaatkan dalam perancangan kebun
binatang (memungkinkan perancangan underwater viewing)
 Karena berada di daerah tinggi, udaranya lebih sejuk
III.4 Keadaan fisik lokasi

Gambar: Kondisi umum Fisik alamiah lokasi

Sumber: Dokumentasi Pribadi

 Topografi

Gambar: Kondisi topografi lokasi

Sumber: Google Earth

Topografi/ kontur lahan pada lokasi perencanaan secara umum memliki keadaan
topografi yang miring dan curam sehingga harus bisa dimaanfaatkan agar dapat
menunjang fasilitas-fasilitas yang akan dibangun di sana atau penataan Kawasan harus
diperhatikan agar topografi dan kontur dapat dimanfaatkan dengan baik.
 Geologi
Pembentukan tanah terdiri dari tanah yang keras dan subur. Permukaannya relative
miring dan kondisi lahan yang ditumbuhi rumput dan pohon
 Hidrologi
Sumber air didapatkan dari Embung yang berada di sekitar tapak.

 View
Site mempunyai posisi ketinggian yang dapat menikmati view kea rah lautan yang luas.

 Vegetasi

Vegetasi pada lokasi site berupa Pohon Asam dan beberapa pohon lainnya. Pada lokasi
site juga banyak terdapat rumput liar.
BAB IV
Analisa

IV.1Data Analisis
Dasar analisis dan tujuan dari sasaran penulisan ini adalah bagaimana merencanakan
sebuah konsep Kawasan kebun binatang dengan pendekatan Arsitektur Ekologi yang dapat
memberikan suasana rekreatif dan fungsional dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang
memadai serta memperhatikan aspek-aspek iklim untuk menghasilkan Kawasan kebun
binatang yang bersifat ekologis yang dapat mendukung aktivitas pengguna

IV.2Analisa Lokasi Perencanaan

IV.2.1 Dasar Pemilihan Lokasi


Pemilihan lokasi didasarkan oleh beberapa kriteria agar dapat menciptakan konsep
yang tepat. Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi tersebut adalah:
 Lokasi Kawasan harus luas minimal 10ha
 Lokasinya strategis
o Lokasi berada dekat beberapa jalur angkutan umum yang penting.
o Lokasi harus mudah dikenal sehingga mudah dijangkau.
o Lokasi berada pada jalur infra-struktur kota (jaringan listrik, jaringan air
bersih, jaringan telekomunikasi, draenase, dan lain-lain)
 Dekat dengan pusat kota

IV.2.2 Proses Pemilihan Lokasi


No Kriteria Bobot

Lokasi 1 Lokasi 2

1 Wilayah pelayanan kota 1 1


kupang

2 Mudah dikenal 1 2

3 Dilalui beberapa jalur 2 2


angkutan kota

4 Dilalui infrastruktur kota 2 3

5 Mudah dijangkau 3 3

6 Tempat kebisingan 3 3

Total Bobot 13 9

Proses Penilaian tapak: nilai 1 (buruk, 2 (sedang), 3 (baik) 4 (amat baik)

IV.2.3 Alternatif Pemilihan Lokasi


Alternatif 1

Lokasi perencanaan berada di Kecamatan Namosain, Kelurahan Alak yang merupakan


bagian dari kota Kupang yang berbatasan:

Sebelah Utara: Laut

Sebelah Selatan: Kawasan Perumahan

Sebelah Timur: Pabrik Cat

Sebelah Barat: Gua Monyet

Potensi:
 Bersebelahan dengan tempat wisata gua monyet, yang mana, perencanaan kebun
binatang dapat menguntungkan karena kebun binatang dapat menjadi tempat
pelestarian monyet-monyet tersebut
 Lokasi studi berdekatan dengan area perkotaan sehingga perencanaan kebun
binatang di lokasi ini dapat menarik pengunjung

Gambar: Kondisi umum Fisik alamiah lokasi

 Topografi
Topografi/ kontur lahan pada lokasi perencanaan secara umum memliki keadaan
topografi yang miring dan curam sehingga harus dimodifikasi agar bisa menunjang
fasilitas-fasilitas yang akan dibangun di sana atau penataan Kawasan harus
diperhatikan agar topografi dan kontur dapat dimanfaatkan dengan baik.

 Geologi
Pembentukan tanah terdiri dari tanah yang keras dan batu putih. Permukaannya
relative miring dan kondisi lahan dengan batuan padat

 Struktur Tanah
Struktur tanah yang terkandung pada lokasi pada umumnya dapat dikatakan jenis
struktur tanah yang baik dan dapat ditumbuhi oleh beberapa jenis tanaman.
 View
Site mempunyai posisi ketinggian yang dapat menikmati view kea rah lautan yang
luas.

 Vegetasi

Vegetasi pada lokasi site berupa Pohon Reo (Lannea coromandelica) atau dikenal
juga sebagai pohon kuda kuda atau pohon jawa. Pada lokasi site juga banyak
terdapat rumput liar

Kekurangan:

 Tanah berkontur dan banyak batu karang


 Karena site berada di daerah pantai, udara sekitar area lebih panas dan mungkin
tidak cocok untuk hewan yang berhabitat di tempat lembab

Alternatif 2

Lokasi perencanaan berada di Kelurahan Alak, tepatnya di sekitar Batuplat yang


berbatasan:

Sebelah Utara: Perkebunan dan Embung

Sebelah Selatan: Perkebunan dan Embung

Sebelah Timur: Lahan kosong

Sebelah Barat: Perumahan Warga

 Topografi
Topografi/ kontur lahan pada lokasi perencanaan secara umum memliki keadaan
topografi yang miring dan curam sehingga harus bisa dimaanfaatkan agar dapat
menunjang fasilitas-fasilitas yang akan dibangun di sana atau penataan Kawasan harus
diperhatikan agar topografi dan kontur dapat dimanfaatkan dengan baik.
 Geologi
Pembentukan tanah terdiri dari tanah yang keras dan subur. Permukaannya relative
miring dan kondisi lahan yang ditumbuhi rumput dan pohon

 Hidrologi
Sumber air didapatkan dari Embung yang berada di sekitar tapak.

 View
Site mempunyai posisi ketinggian yang dapat menikmati view kea rah lautan yang luas.

 Vegetasi
Vegetasi pada lokasi site berupa Pohon Asam dan beberapa pohon lainnya. Pada lokasi
site juga banyak terdapat rumput liar.

Kekurangan:
 Akses menuju area site jauh
 Kontur site yang curam sehingga pemanfaatan lahan harus direncanakan sebaik-
baiknya.

Lokasi yang terpilih adalah alternatif 2 dengan pertimbangan lokasinya lebih luas,
mudah dijangkau oleh pengunjung dan ukurannya sesuai dengan standar ukuran sebuah
kebun binatang, juga dengan pertimbangan adanya sumber air berupa embung

IV.3Analisa Tapak

IV.3.1 Penzoningan
Yang menjadi dasar penentuan zona-zona dalam site adalah sifat dan kegunaan fasilitas
yang berbeda sesuai dengan perencanaan dalam tapak dari entrance hingga ke
bangunan.

Tapak yang direncanakan terbagi menjadi beberapa zona :

 Zona public
Zona ini berupa zona yang dapat diakses oleh semua pengguna dan juga pengelola
dan paling dekat dengan sumber kebisingan jalan.
 Zona Semi public
Merupakan area yang dapat di akses secara khusus, area ini memiliki kebisingan
dan lalu lintas kegiatan sedang. Biasanya Perancang memilih area ini berada di
tengah-tengah lahan perencanaan.

 Zona Privat
Merupakan area yang tidak bisa di akses oleh umum, hanya orang-orang tertentu
yang dapat memasukinya. Area ini yang paling terhindar dari kebisingan jalan dan
lingkungan sekitar. Zona Privat di pilih area yang jauh dari kebisingan jalan
umum.

 Zona Servis
Merupakan area zona yang bersifat umum namun sengaja difungsikan untuk
kegiatan penunjang.

Alternatif Penzoningan

Alternatif 1

Zona penerima diletakkan dekat dengan jalan raya/jalan masuk. Zona penerima bersifat
public dan mencakup tempat parkir dan entrance yang memiliki gerbang masuk, ticket
booth, dan information booth. Zona pengelola dan pendukung berada di antara zona
penerima dan habitat. Zona pendukung mencakup toko souvenir dan restoran juga stall
makanan sedangkan zona pengelola merupakan zona servis yang mencakup keeper’s
hut, tempat karantina, klinik hewan, mess karyawan, dan tempat teknisi. Zona habitat
mencakup habitat hewan-hewan kebun binatang.

Kelebihan:

 Area pengelola berdekatan dengan area penerima sehingga memudahkan staff yang
bertugas menerima hewan untuk dikarantina
 Pencapaian dari satu zona ke zona lain lebih mudah
 Perletakan zona mengikuti pola tapak
 Memiliki kesan penerima

Kekurangan:

 Area pengelola dapat tertangkap pandangan mata pengunjung sehingga dapat


merusak kesan estetika

Alternatif 2

Zona penerima diletakkan dekat dengan jalan raya/jalan masuk. Zona penerima bersifat
public dan mencakup tempat parkir dan entrance yang memiliki gerbang masuk, ticket
booth, dan information booth. Zona habitat berada di antara zona pendukung dan zona
pengelola. Zona pendukung mencakup toko souvenir dan restoran juga stall makanan
sedangkan zona pengelola merupakan zona servis yang mencakup keeper’s hut, tempat
karantina, klinik hewan, mess karyawan, dan tempat teknisi. Zona habitat mencakup
habitat hewan-hewan kebun binatang.
Kelebihan

 Area pengelola lebih mudah ditutupi dengan memanfaatkan habitat hewan


 Sirkulasi pengelola dan habitat lebih dekat dan lebih mudah diatur
 Pencapaian dari satu zona ke zona lain lebih mudah
 Perletakan zona mengikuti pola tapak
 Memiliki kesan penerima

Kekurangan

 Area servis berada dekat dengan area kebisingan

Alternatif 3

Zona penerima berada tepat berseberangan dengan Jalan raya dan dekat dengan Zona
pendukung yang bersifat semi-publik. Zona Habitat berada di antara zona pengelola
dan pendukung, Zona pendukung diletakkan di area belakang, tepat setelah zona
habitat.

Kelebihan:

 Memiliki kesan penerima


 Penzoningan lebih terkesan terbuka
 Memiliki keterkaitan tiap zona
 Pengunjung mudah menjangkau kegiatan dalam tapak.
Kekurangan:

 Terjadi crossing antara zona semi-publik dan zona service


Alternatif yang terpilih adalah Alternatif 2

IV.3.2 Pencapaian/Entrance
Alternatif 1

ME dan SE berada di bagian barat tapak dan SE berada di bagian timur tapak
 ME Mudah dicapai
 ME berada dekat jalan arteri sehingga memudahkan akses masuk
kendaraan

Kekurangan

 Kebisingan terjadi di dua sisi


 Terjadi crossing saat keluar-masuk pada pintu masuk main entrance
 Kontur pada bagian main entrance berbatu dan tidak rata sehingga harus
dilakukan modifikasi pada tanah berkontur tersebut agar tidak
menyulitkan pengguna
 Akses terlalu jauh untuk pengelola jika menggunakan zona alternatif 2

Alternatif 2
ME dan SE dipisahkan. ME diletakkan di bagian barat dan side entrance
diletakkan di bagian timur.

Kelebihan:

 Berada dekat dengan jalan arteri sehingga memudahkan akses memasuki


tapak
 Memudahkan pengontrolan masuk pengunjung oleh petugas di pos jaga
yang terletak di pintu masuk
 Mudah dalam masuk keluar kendaraan pengunjung maupun kendaraan
service

Kekurangan

 Terjadi crossing saat keluar masuk pada pintu masuk main entrance
 Pada main entrance konturnya berbatu dan tidak rata sehingga dapat
menyulitkan pengguna jika tidak dilakukan modifikasi pada kontur
tersebut.
 Kebisingan terjadi di dua sisi

Alternatif 3
ME diletakkan di sisi barat site dengan satu jalur

Kelebihan

 Berada dekat jalan arteri sehingga memudahkan akses masuk kendaraan


 Sirkulasi kendaraan segaris dengan parkiran dan lebih mudah diatur
 Memudahkan pengontrolan masuk-keluar pengunjung oleh petugas di pos
jaga yang terletak di pintu masuk.
 Kebisingan terjadi hanya pada satu sisi
Kekurangan
 Terjadi crossing saat keluar masuk kendaraan

Yang terpilih adalah alternatif 2

IV.3.3 Sirkulasi
 Sirkulasi pejalan kaki
Sistem pejalan kaki dicirikan oleh kelonggaran (looseness) dan fleksibilitas
dari gerakan, berkecepatan rendah, menggunakan skala manusia, dan relatif kecil
jalan-jalannya.
Dibandingkan sistem sirkulasi lainnya, sistem sirkulasi pejalan kaki
memberikan kebebasan paling banyak dalam perancangan. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan manusia untuk memanjat tanjakan-tanjakan yang curam, membelok di
sudut-sudut yang tajam, dan berubah arah atau berhenti semaunya. Meskipun ada
kebebasan semacam itu, tetap harus ada kendali yang cukup dalam perancangan
sistem sirkulasi pejalan kaki.
Terlalu sedikit kendali akan menyebabkan munculnya jalan-jalan pintas
yang merusak penampilan tapak, sementara terlalu banyak kekakuan akan
menyebabkan pejalan kaki merasa terhambat.
Dalam perencanaan sirkulasi ada tiga pilihan permukaan perkerasan yaitu
paving block, batu pecah dan pelat beton.

Alternatif 1
Perkerasan paving block

Keuntungan:
 Memiliki daya serap air melalui sedikit celah yang dari susunannya untuk
menjaga keseimbangan air tanah
 Beratnya lebih ringan dibandingkan dengan pengerasan jalan lainnya
 Pemeliharaannya lebih mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar
 Memiliki tekstur, warna dan dapat dipasang dengna motif yang menarik
 Panas yang dihasilkan akibat penyinaran lebih rendah dari jenis perkerasan
beton dan aspal
Kerugian
 Permukaan pemasangan paving block yang mudah bergelombang bila pondasi
atau struktur dasar perlevelnya tidak cukup padat dan kuat
 Sering terjadi pemasangan yang kurang cocok sehingga mudah bergeser dari
susunan pemasangannya sehingga menjadi renggang dan tidak rata
 Membutuhkan biaya yang besar

Alternatif 2
Kayu
Keuntungan:
 Biaya pengadaan relative murah
 Lebih menunjukkan kesan alami
 Memiliki kesan estetik
 Mudah dikerjakan
 Tahan terhadap Gempa, karena struktur kayu tidak sekaku struktur beton dan
relative ringan
Kerugian:
 Rentan terhadap bahaya kebakaran
 Penyerapan air lebih kecil dari perkerasan yang menggunakan paving blok.
 permukaan cukup kasar.
 Mudah diserang rayap, serangga dan sejenis pengrusak kayu yang lainnya,
 Pemuaian dan susut yang relative besar.
Alternatif 3
Pelat Beton
Keuntungan:
 Biaya pengadaan relative murah
 Pengerjaannya lebih mudah
Kerugian
 Permukaan yang ditumbuhi rumput hanya pada celah masing-masing batu
 Penyerapan air lebih kecil dari perkerasan lain

Alternatif yang terpilih adalah alternatif 1, tapi ada penggunaan alternatif 2 dan 3 di
beberapa area tapak.
 Alur sirkulasi
Alur sirkulasi pada kebun binatang harus memperhatikan beberapa hal berikut:

Lebih baik membuat alur yang melalui area exhibit denga habitat yang serupa
ketimbang alur sepanjang area exhibit dengan habitat yang berbeda-beda.

Membuat alur yang memungkinkan pengunjung dapat melihat hewan dari jarak
yang lebih dekat.
Menciptakan alur dimana pengunjung dapat focus ke satu hewan saja.

Menghindari terjadinya cross viewing


Berikut adalah 3 macam sirkulasi pengamatan:
- Melewati bagian laur exhibit/kandang
- Mengelilingi exhibit satwa
- Menembus Exhibit
Gambar: Tipe sirkulasi
Sumber:
 Sirkulasi Kendaraan
Secara hierarki sirkulasi kendaraan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sirkulasi
pengunjung, servis, dan pengelola. Ketiga sirkulasi ini harus jelas pembagiannya
agar kelancaran lalu lintas terjamin dengan baik dan aman.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sirkulasi kendaraan


 Memiliki akses langsung ke parkiran.
 Memiliki batasan ruang yang jelas
 Permukaannya juga menggunakan perkerasan dari paving blok (panas
yang dihasilkan lebih rendah dibanding aspal).
 Lebar jalan disesuaikan dengan ukuran kendaraan

IV.3.4 Parkiran
A. Penentuan Lahan tapak Parkir

Alternatif 1
Tempat parkir berada di bagian barat tapak, di area penerima.
Kelebihan:
 Kebisingan hanya terjadi di sisi barat tapak apalagi didukung dengan
perletakan masa bangunan yang di letakkan di tengah site
 Sesuai Analisa pencapaian pada alternative 1 dengan entrance sisi selatan
 Pencapaian ke tapak lebih muda
 Mudah dalam pengontrolan
Kekurangan:
 Jika menggunakan alternative ini beberapa vegetasi yang berada pada
tapak bagian barat harus dikorbankan

Alternatif 2
Termpat parkir diletakkan di sebelah barat tapak atau bagian depan tapak dan
pada sisi timur diletakkan area parkiran untuk service.
Kelebihan:
 Jarak entrance ke tempat parkir dekat
 Sesuai Analisa pencapaian pada alternative 1 dengan entrance sisi selatan
 Pencapaian ke tapak lebih muda
 Terhindar terjadinya crossing antara kendaraan pengunjung dan kendaraan
service
Kekurangan
 Sumber kebisingan semakin tinggi karena berasal dari dua arah
 Butuh tenaga ekstra dalam pengawasan

Alternatif yang terpilih adalah alternative 2


B. Pola Parkir

a. Pola parkir tegak lurus 90 kendaraan roda 4


Keuntungan:
Menghemat luasan Parkiran
Kerugian:
Keluar masuk kendaraan terganggu
b. Pola parkir 45 derajat kendaraan roda empat
Keuntungan:
Keluar masuk kendaraan lebih muda dan tidak terganggu
Kerugian:
Luasan tempat parkir harus lebih luas

C. Perkerasan Parkir
Untuk perkerasan parkir digunakan paving blok dikarenakan memiliki kelebihan sebagai
berikut:

 Beratnya lebih ringan dibandingkan dengan pengerasan jalan lainnya


 Pemeliharaannya lebih mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar
 Memiliki tekstur, warna dan dapat dipasang dengna motif yang menarik
 Panas yang dihasilkan akibat penyinaran lebih rendah dari jenis perkerasan
beton dan aspal
 Sesuai dengan tema dan pendekatan arsitektur yang diambil: Arsitektur
Organik
D. Peneduh Parkir
Untuk peneduh parkir disesuaikan dengan permukaan sirkulasi kendaraan
IV.3.5 Penentuan Elemen Landscape
Salah satu unsur penting pada sebuah penataan tapak adalah elemen-elemen landscape.
Elemen-elemen itu antara lain:
- Pagar
Fungsi Pagar:
 Menambah keindahan.
 Pembatas tapak antara lingkungan didalam tapak dengan lingkungan diluarnya
 Pembatas antara hewan dan pengunjung pada exhibit

Pagar sangat berguna sebagai pembatas antara hewan dan manusia, ada beberapa jenis
pembatas selain pagar, yakni:
 Parit kering

 Kawat Vertikal
 Kaca

 Psychological (Pemanfaatan/manipulasi pencahayaan)

 Elektrikal

 Parit basah
- Sculpture
Merupakan elemen pendukung yang berfungsi sebagai titik utama dalam site. Biasanya
sculpture berupa patung, dan sebagainya yang diletakan ditengah plaza, atau pada
depan bangunan sebagai vocal point sehingga dapat menarik perhatian pengunjung
pada tapak.
Fungsi Sculpture:
 Menghiasi sebuah ruangan (interior maupun eksterior)
 Melambangkan sebuah kesan ciri khas dari suatu wilayah; bangunan, ruangan, taman,
tempat-tempat bersejarah, dll.
 Memberikan petunjuk sebuah perjalanan sejarah dari suatu wilayah.

- Plaza
Berfungsi sebagai tempat bersosialisasi para pengunjung dapat pula berfungsi sebagai
titik berkumpul pengunjung. Dan pemisah antara zona habitat dan zona penunjang.
- Kolam/Sumber Air
Kolam/Sumber air merupakan salah satu elemen landscape yang dibutuhkan dalam
sebuah kebun binatang. Selain digunakan untuk keindahan tapak, pada sebuah kebun
binatang sumber air dan kolam berperan penting dalam habitat hewan sebab hewan
membutuhkan sumber air dalam habitat mereka terutama bagi reptile dan amfibi yang
dapat hidup di darat dan di perairan.

- Tata Hijau
Tata hijau sangat penting untuk landscape karena mempengaruhi penataan ruang luar
pada tapak. Pada kebun binatang tata hijau sangatlah penting untuk memastikan
kenyamanan hewan yang berada di setiap habitat karena hewan akan merasa lebih
nyaman berada dalam lingkungan yang mereka kenal.

Gambar : Hutan tropis lembab dan savanna


Sumber: Google
- Gazebo
Elemen lansekap yang berfungsi Sebagai tempat duduk – duduk dan tempat berteduh
sejenak.

- Pergola
Pergola adalah elemen lansekap yang berfungsi sebagai tempat berteduh dari sinar mata
hari bagi pejalan kaki

- Jalan Setapak
Berupa jalan dengan berbagai bentuk yang berukuran kecil dan resifat rekreatif

IV.3.6 Teknik Perwadahan Hewan


Dasar pertimbangan perwadahan hewan yaitu:
- Keamanan bagi hewan dan pengunjung
- Kenyamanan bagi hewan dan pengunjung yang mengamati
- Wadah hewan dibuat sesuai habitatnya, sehingga tidak menganggu psikologis
hewan
- Wadah hewan dibuat sesuai dengan perilaku dan ukuran tubuhnya

No Jenis Karakteristik Teknik Pewadahan Pembatas


Binatang Kandang

1 Burung Terbang Dikumpulkan Jeruji


(Burung dalam sebuah
Kecil) Aviary yang bersar
agar bisa terbang
bebas namun
disediakan juga
kandang kecil
sebagai tempat
bertelur/Rumahnya

2 Rusa Herbivora, hidup Dalam Pagar


bebas, tidak terlalu kandang/Exhibit
berbahaya

3 Gajah Herbivora, tubuh Dalam Parit dan pinggir


besar, agak kandang/Exhibit kandang diberi
berbahaya, intensitas dinding sebesar
pergerakan kecil, 1m
berkomunal

4 Jerapah Herbivora, intensitas Dalam Pagar


pergerakan kecil kandag/Exhibit

5 Primata Herbivora, Dalam Parit dan Pagar


memanjat,
melompat, intensitas kandang/Exhibit
pergerakan tinggi

6 Ular dan Karnivora, intensitas Dalam rumah Kaca


reptil lain pergerakan kecil, reptile, di dalam
berbahaya terdapat kandang
yang terdapat
kolam di dalamnya

7 Buaya Intensitas Dalam kandang Pagar ganda atau


pergerakan sedang, kaca
buas dan berbahaya,
memerlukan air

8 Komodo Karnivora, agak Dalam kandang Pagar atau kaca


berbahaya, intensitas
pergerakan sedang,
bisa memanjat

9 Harimau dan Karnivora, buas, Dalam kandang Jeruji ganda


Singa intensitas pergerakan yang di dalamnya ketinggian 3m
sedang terdapat kolam

10 Banteng Herbivora, intensitas Dalam kandang Pagar


pergerakan sedang,
berkomunal, tidak
berbahaya

11 Tupai dan Omnivora, intensitas Dalam Parit dan pagar


Wupih Sirik pergerakan besar, kandang/exhibit
tidak berbahaya
IV.3.7 Topografi
Alternatif 1:

Kelebihan:

 Tidak memakan biaya


 Memanfaatkan topografi dan memberi kesan estetik pada tapak

Kekurangan

 Pekerjaan yang rumit


 Perencanaan tapak harus diperhatikan karena pada lokasi site terdapat banyak batu
karang

Alternatif 2

Melakukan cut and fill


Kelebihan:

 Mudah dalam mengelolah tapak dan bangunan.


 Mudah dalam pengerjaan.
 Pengkondisian bidang yang ditinggikan serta bidang yang direndahkan bisa
diatur dan ditata sesuai estetika

Kekurangan

 Membutuhkan biaya yang mahal


 Tidak sesuai dengan tema yang dipilih yakni tema arsitektur organik

Yang terpilih adalah alternatif 1 tapi cut and fill juga dibutuhkan

Topografi yang ada pada lokasi site akan dibiarkan apa adanya dengan
memanfaatkan kontur dan bebatuan yang ada di sana untuk tempat exhibit/habitat
hewan.

Gambar: Perletakkan penghalang pada sebuah exhibit hewan


Sumber: Zoo designing and landscape architecture oleh Prof. Dr. Surinder Suneja

Exhibit hewan baiknya diletakkan sedikit lebih tinggi daripada pengunjung. Hal ini
agar pengunjung dapat melihat hewan-hewan lebih baik. Ini adalah salah satu alasan
mengapa bebatuan pada site dan kontur dipertahankan.
IV.3.8 Pola Tata Massa/Gubah Massa

Letak massa bangunan pada tapak sesuai dengan zonasi yang telah terpilih.
Untuk bangunan kebanyakan berbentuk persegi dan dimodifikasikan untuk
menciptakan bentuk yang menarik. Ada pula Bentuk lingkaran dan segi delapan
diaplikasikan untuk fasilitas seperti lopo atau gazebo dan beberapa fasilitas pendukung
lain seperti restoran. Sementara bentuk persegi diperuntukkan bagi fasilitas kesehatan
satwa dan fasilitas-fasilitas yang diperuntukkan bagi pengelola seperti kantor pengelola
dan sebagainya.
Bangunan yang membutuhkan luasan paling besar yakni yang terdapat di bagian
depan kebun binatang yang memiliki fungsi sebagai loket, food court, tempat parkir,
serta stand souvenir dan juga open space berupa taman. Lalu area di antara area food
court dan pengelola terdapat taman dan beberapa habitat untuk hewan berukuran kecil
yang berlanjut terus ke bagian belakang site dengan variasi habitat-habitat hewan yang
beragam.
Pengoptimalan ruang terbuka hijau pada massa bangunan diwujudkan dengan
mengupayakan massa bangunan agar tidak masif, lebih banyak bukaan agar bangunan
mendapat sinar matahari dan penghawaan secara alami untuk mengurangi pemakaian
lampu dan AC. Selain itu penggunaan barang bekas seperti besi yang dapat digunakan
sebagai bangku juga dapat mengurangi limbah yang ada.

IV.3.9 Vegetasi
Pada tapak mayoritas vegetasi berada di sisi selatan tapak dan ada beberapa yang
berada di bagian timur, barat dan utara. Vegetasi yang ada dapat dimanfaatkan hal ini
merupakan potensi bagi tapak. Penambahan vegatasi yang mampu menciptakan habitat
buatan seperti habitat aslinya. Beberapa jenis vegetasi itu antara lain:
b. Pohon peneduh
Pohon Reo yang berada di tapak dapat dimanfaatkan sebagai pohon peneduh. Selain
pohon Reo pohon kersen dan pohon Ketapang juga dapat digunakan sebagai pohon
peneduh
c. Pohon semak/Rerumputan
Rumput gajah selain sebagai penghias juga dapat berfungsi sebagai makanan hewan.
Penambahan bunga-bunga juga dapat menambahkan estetika pada tapak

IV.4Analisa Bangunan

IV.4.1 Analisa Aktifitas


Analisa aktifitas yang terjadi di Kebun Binatang ada dua yaitu Analisa aktifitas
pengunjung dan pengelola kebun binatang.
a. Pengelola
Pengelola merupakan orang atau sekelompok orang yang termasuk dalam
organisasi pelayanan pengunjung dan mememlihara kebun binatang. Aktivitas
pengelola adalah aktivitas structural kelembagaan yang terkait secara langsung
maupun tidak langsung dengan bangunan dan pengunjung. Aktivitas pengelola
adalah:
ii. Aktivitas pengurus harian
- Datang
- Bekerja
- Pulang

Ruang kerja sesuai Kegiantan dalam bangunan


Datang Entrance bagian masing- (bekerja, mengontrol kinerja Pulang
masing bagian-bagian di bawahnya)

iii. Aktivitas Staff/ahli


- Datang
- Bekerja
- Pulang

Ruang kerja sesuai Kegiantan dalam bangunan


Datang Entrance bagian masing- (bekerja, mengontrol kinerja Pulang
masing bagian-bagian di bawahnya)

iv. Aktivitas staff pelaksana


- Datang
- Bekerja
- Pulang

Kegiantan dalam bangunan


Ruang kerja sesuai (memberi laporan kepada
Datang Entrance bagian masing- petugas harian, mengontrol Pulang
masing kinerja bagian-bagian di
bawahnya)

v. Aktivitas Pendidikan humas


- Datang
- Bekerja
- Pulang

Kegiantan dalam bangunan


Ruang kerja sesuai (Bekerja sama dengan staff
Datang Entrance bagian masing- untuk mengembangkan Pulang
masing pengetahuan pengelola
tentang kebun binatang )

vi. Aktivitas bagian administrasi


- Datang
- Bekerja
- Pulang
Kegiantan dalam bangunan
Ruang kerja sesuai (Memberi laporan kepada staff
Datang Entrance bagian masing- pelaksana, dan melakukan Pulang
masing kegiatan masing-masing sesuai
bidangnya)

vii. Aktivitas bagian Kesehatan satwa


- Datang
- Bekerja
- Pulang

viii. Aktivitas pemeliharaan satwa


- Datang
- Bekerja
- Pulang
ix. Aktivitas pemeliharaan bangunan dan taman
- Datang
- Bekerja
- Pulang

Kegiantan dalam bangunan


(Memberi laporan kepada
staff pelaksana, mengontrol
Datang Entrance Ruang Peralatan dan memperbaiki kerusakan Pulang
pada bangunan, merawat
vegetasi dan menjaga
kebersihan kebun binatang)

b. Pengunjung
Pengunjung merupakan seseorang atau sekelompok orang yang dating berkunjung
ke suatu tempat, dalam hal ini kebun binatang. Alur aktivitas pengunjung adalah
sebagai berikut

IV.4.2 Analisa Kebutuhan Ruang


Fungsi Fasilitas Pengguna Kegiatan Kebutuhan
Ruang

Area Ticketing Area Pengunjung Membeli Loket


Penerima pembelian
Menanyakan tiket masuk
informasi

Pengelola Menjual tiket


Memberi
informasi

Fasilitas Area Petting Pengunjung Melihat-lihat Ruang servis


Utama Zoo Ruang
Memberi penyimpanan
makan hewan Kandang
hewan
Berinteraksi
dengan hewan

Berfoto

Bertanya

Pengelola Memberi
makan satwa

Membersihkan
kendang

Merawat satwa

Memberi
Informasi

Area hewan Pengunjung Melihat-lihat Ruang Servis


Karnivora Ruang
Berfoto penyimpanan
Kandang
Menanyakan
hewan
informasi

Pengelola Memberi
makan satwa

Membersihkan
kandant

Merwat satwa

Memberi
Informasi

Area Pengunjung Melihat-lihat Ruang Servis


Herbivora Ruang
Berfoto penyimpanan
Kandang
Menanyakan
hewan
informasi
Pengelola Memberi
makan satwa

Membersihkan
kendang

Merawat satwa

Member
Informasi

Area Aves Pengunjung Melihat-lihat Ruang Servis


(Area Ruang
ungags/Burung Berfoto penyimpanan
) Kandang
Menanyakan
hewan
Informasi
Aviary
Pengelola Memberi
makan satwa

Membersihkan
kendang

Merawat satwa

Memberi
informasi

Area Reptil Pengunjung Melihat-lihat Ruang


Penyimpanan
Berfoto Kandang
hewan
Menanyakan
Ruang Servis
informasi

Pengelola Memberi
makan satwa

Merawat satwa

Memberi
informasi

Fasilitas Food Pengunjung Memesan Area makan


Penunjang Court/Café makanan dan Dapur
minuman Ruang
penyajian
Bersantai Toilet/
Makan dan
minum Lavatory

MCK

Pengelola Memasak
makanan

Melayani
pengunjung

Mencuci piring

Menyiapkan
bahan makanan
dan minuman

Plaza Pengunjung Berinteraksi Plaza

Makan dan
minum

Mengambil
foto

Bersantai

Pengelola Melayani
pengunjung

Menjaga
keamanan
pengunjung

Menjaga
kebersihan area

Merawat
peralatan

Instalasi Pengunjung Menanyakan Lobby


Karantina informasi Ruang
Hewan/ Klinik Karantina
hewan Staff/Ahli Merawat Ruang
Kesehatan Tindakan
hewan medis
Ruang
Menjaga
perlengkapan
kebersihan
Ruang pakan
Memeriksa Sarana suci
penyakit hewan hama
Tempat
Mencuci alat- bedah
alat praktek bangkai
Sarana
Menyimpan
penampung
obat
limbah
MCK Sarana
pengolahan
Menjaga limbah
keamanan Security post

Musholla Pengunjung Shalat Tempat


berwudhu
Istirahat Ruang shalat
Teras
MCK
Toilet
Pengelola Shalat

Menjaga
kebersihan

MCK

Toko Souvenir Pengunjung Membeli Kasir


souvenir Ruang
display
Melihat-lihat Toilet
Pengelola Menjual barang

Merawat
barang

Menjaga
kebersihan

ATM Center Pengunjung Mengambil Ruang ATM


uang

Pengelola Menjaga
kebersihan

Istirahat

Bersantai

MCK
Makan/Minum

Pengelola Menjaga
kebersihan

Melayani
pengunjung

MCK

Fasilitas Kantor Pengunjung Menunggu Lobby


Pengelola Pengelola berinteraksi Ruang
dengan tunggu
pengelola
Ruang kepala
Pengelola Menerima tamu pengelola
Ruang
Meninjau
sekretaris
kegiatan kebun
Ruang rapat
binatang
Ruang kepala
Mengatur bagian
kesekretaritan Ruang
pemeliharaan
Mengatur satwa
fasilitas Ruang staff
Pendidikan Toilet

Mengatur
persediaan
makanan
hewan

Fasilitas Servis Pengunjung Memarkir Parkir


kendaraan
Ruang
Berinteraksi keamanan
dengan dan CCTV
pengelola
Gudang
Pengelola Mengawasi
keamanan Mess
Karyawan
Menjaga
keamanan Ruang ME
Mengawasi
Ruang
mechanical
Plumbing
dan elektrikal
Memantau Pelayanan
sanitasi Kesehatan

Mendapatkan Toilet
perawatan
medis Penanggulan
an kebakaran
MCK

IV.4.3 Besaran Runag


No Kebutuhan Ruang Perhitungan Sumber

1 Gift Shop 1 Direncanakan pengguna 12 orang


= 12 x 1,2 = 14,4
Keb, Perabot =

- 4 rak (0,05 x 0,05) = 0,01


- 1 kursi (0,45 x 0,5) = 0,225
- 1 meja kasir (0,8 x 1,4) = 1,12
1,315
Sirkulasi 60%
14,4 + 1,355 = 15,755
15,755 x 60% = 9,453
15,755 + 9,453 = 25,208

2 Gift Shop 2 Direncanakan pengguna 20 orang


= 20 x 1,2 =24
Keb. Perabot =

- 6 rak (0,05 x 0,05) = 0,015


- 1 kursi (0,45 x 0,5) = 0,225
- 1 meja kasir (0,8 x 1,4) = 1,12
1.36
Sirkulasi 60%
24 + 1,36 = 25,36
25,36 x 60% = 15,216
25,36 + 15,216 =40,576
3 Restoran 1 Tempat Makan
Direncanakan pengguna 80 irang
= 80 x 1,2 = 96
Keb. Perabot =

- 20 meja (0,8 x 1,4) = 22,4


- 80 kursi (0,45 x 0,5) = 18
- 1 meja kasir (0,8 x 1,4) = 1,12
41,52
Sirkulasi 60%
41,52 + 96 = 137,52
137,52 x 60% = 82,512
132,52 + 82,512 = 220,03

Toilet:
Direncanakan pengguna 1 orang
= 1 x 1,2 = 1,2
Keb. Perabot =

- 1 wastafel (0,5 x 0,6) = 0,3


- 1 WC (0,38 x 0,7) = 0,266
0,566
Sirkulasi 20%
1,2 + 0,566 = 1,766
1,766 x 20% = 0,35
0,35 + 1,766 = 2,11
Dapur
Direncanakan untuk 10 orang
=10 x 1,2 = 12
Keb. Perabot:

- 1 tempat cuci piring (0,6 x 1,5)


= 0,9
- Penerimaan barang (0,06)
- Limbah/Sampah (0,05)
- Bongkar/Muat (0,15)
- Gudang untuk makanan kering
(0,15)
- Gudang sayur (0,1)
- Dapur hangat (0,26)
- Dapur dingin (0,13)
- Praproses sayuran (0,08)
- Praproses daging (0,06)
- Pencucian wadah (0,05)
- Penyajian/kantorpelayan
(0,06)
2,05
Sirkulasi 40%
12 + 2,05 = 14,05
14,05 x 40% = 0,82
0,82 + 14,05 = 14,87

Total:
220,03 + 2,11 +14,87 = 237,01

Food Court (16 Asumsi ukuran: 1486 m2


stalls)

4 Cafe Direncanakan pengguna 20 orang


= 20 x 1,2 =24
Keb. Perabot =

- 5 meja (0,8 x 1,4) = 5,6


- 20 kursi (0,45 x 0,5) = 4,5
- Dapur café
- 1 meja kasir (0,8 x 1,4) = 1,12
11,22
Sirkulasi 60%
24 + 11,22 = 35,22
35,22 x 60% = 21,132
35,22 + 21,132 = 56,532

5 Toilet Umum

No Kebutuhan Ruang Perhitungan Sumber

1 Booth Informasi Direncanakan pengguna 1 orang


dan Tiket
= 1 x 1,2 = 1,2
Keb, Perabot =

- 1 kursi (0,45 x 0,5) = 0,225


- 1 meja kasir (0,8 x 1,4) = 1,12
1,345
Sirkulasi 40%
1,2 + 1,345 = 2,545
2,545 x 40% = 1,018
2,545 + 1,018 = 3,563

2 Kantor Pengelola Ruang kepala pengelola - NAD Jilid II


Edisi 33:7
Direncanakan pengguna 3 orang - Ambrasari,
= 3 x 1,2 = 3,6 Efii. 2002.
Gembira
Keb. Perabot = Loka’s
Botanical and
- 1 meja tulis (0,8 x 1,5) = 1,2 Zoological
- 1 kursi (0,45 x 0,5) = 0,225 Garden
- 2 rak buku (0,8 x 2,2) = 1,76 Jogjakarta Re-
3,185 arrangement to
unite the zoo,
Sirkulasi 60% playground
3,6 + 3,185 = 6,785 and its
facilities.
6,785 x 60% = 4,071 Tugas Akhir.
Jogjakarta
6,785 + 4,071 =10,946 - Akhter, Wafa.
2014. Re-
Ruang Tunggu
designing
Direncanakan pengguna 8 orang Dhaka Zoo.
= 8 x 1,2 = 9,6 Bangladesh
Keb. Perabot =

- 1 meja (0,85 x 0,85) = 0,7225


- 2 sofa panjang (0,85 x 1,75) =
1,4
- 2 sofa pendek (0,7 x 0,85) =
1,19
3,3125
Sirkulasi 60%
9,6 + 3,3125 = 17,7125
17,7125 x 60% = 10,6275
17,7125 + 10,6275 = 28,34
Lobby
Direncanakan pengguna 20 orang
= 20 x 1,2 = 24
Keb. Perabot =

- 1 meja panjang (3,18 x 1,35) =


4,293
- 3 kursi (0,45 x 0,5) = 0,675
- 4 sofa kecil (0,7 x 0,85) = 2,38
- 2 sofa (0,85 x 1,75) = 2,8
10,148
Sirkulasi 60%
24 + 10,148 = 34,148
34,148 x 60% = 20,4888
34,148 + 20,4888= 54,6368
Toilet
Kapasitas: 4 toilet

- 4 (0,9 x1,25) manusia


- 4 (0,8 x 0,8) bak air
- 4 (0,38 x 0,7) closet
Total:11,76
Resepsi
Asumsi luas ruang: 9,2m
Bagian hewan karnivora
Asumsi luas ruang: 14m2
Bagian hewan aves/burung
Asumsi luar ruang: 14 m2
Bagian hewan herbivora dan hewan-
hewan besar:
Asumsi luas ruang 14m2
Kantor arboriculture:
Asumsi luas ruang: 9,2m2
Research and education
Asumsi luas ruang: 9,2m2
Kepala bagian hukum dan estate
kebun binatang:
Asumsi luas ruang: 9,2

Total: 11 + 28,34 + 54,6 + 11,76 +


9,2 + 9,2 + 9,2 + 9,2 + 14 + 14 + 14
= 184,5

Klinik Dengan kapasitas: 6 orang


1,2 x 6 = 7,2

- R. Karantina besar (160)


- R. Karantina kecil (20)
- R. Cadangan (4) (80)
- R. Pengobatan besar (40)
- R. Pengobatan kecil (20)
- Laboratorium (24)
- R. Pemeriksaan mayat (20)
- Kandang 4 buah (108)
- Kantor 16
Total: 488
Sirkulasi 60%
7,2 + 488 = 495,2
495,2 x 60% = 297,12
297,12 + 495,2 = 792,32

3 Bidang Pendidikan Dengan jumlah pengguna 12 orang


1,2 x 12 = 14,4

- Perpustakaan (30)
- Kantor (72)
- R. Serbaguna (100)
- Pantry (12)
Total: 214
Sirkulasi 40%
14,4 + 214 = 228,4
228,4 x 40% = 91,36
91,36 + 228,4 = 319,76

4 Pekerja Lapangan Dengan jumlah pengguna 60 orang


(Zoo Keeper)
1,2 x 60 = 72

- Loker (90)
- Gudang (20)
- Pantry (12)
Total: 122
Sirkulasi 40%
72 + 122 = 194
194 x 40% = 77,6
77,6 + 194 = 271,6

5 Bagian Dengan asumsi pegawai 40 orang


Kehewanan
1,2 x 40 = 48
Kebutuhan ruang:

- Loker (60)
- Toilet (18)
- Pantry (12)
Total: 90
Sirkulasi 40%
48 + 90 = 138
138 x 40% = 55,2
55,2 + 138 = 193,2

Bagian Penyedia Bagian Penyedia Pangan


Pangan
Dengan asumsi pengguna: 10 orang
=1,2 x 10 = 12

- R. Pendingin daging dan


sayuran (9)
- Dapur (40)
- Gudang (36)
- R. Penyembelihan hewan (22)
- R. Pembakaran (6)
- R. Cuci (6)
- R. Duduk (40)
- Kantor (4)
- Pantry (12)
Total: 175
Sirkulasi 40%
12 + 175 = 197
197 x 40% = 78,8
78,8 + 175 = 253,8

No Kebutuhan Ruang Perhitungan Sumber


1 Kandang/Exhibit Singa - Ambrasari,
Singa, Macan tutul, Efii. 2002.
Harimau Dengan jumlah hewan: 8 ekor Gembira
Keb. ruang: Loka’s
Botanical and
Indoor: Zoological
Garden
- Min. 50 m2 per hewan = Jogjakarta Re-
20 x 8 = 160 arrangement to
unite the zoo,
=160 m2 playground
Outdoor: and its
facilities.
- Tapak (200 m2 per Tugas Akhir.
hewan) = 200 x 8 = 1600 Jogjakarta
- Akhter, Wafa.
Total: 1760 m2 2014. Re-
designing
Macan Tutul
Dhaka Zoo.
Dengan jumlah hewan: 4 ekor Bangladesh
- Meuser,
Keb. ruang: Natascha.
2019.
Indoor: Constructions
- Min. 37,5 m2 per hewan = and Design
37,5 x 4 = 150 Manual, Zoo
Buildings.
= 150 m2
Outdoor:

- Tapak (300 m2 per


hewan) = 300 x 4 = 1200
Total: 1350 m2
Harimau
Dengan jumlah hewan: 6 ekor
Keb. ruang:
Indoor:

- Min. 20 m2 per hewan =


20 x 6 = 120
= 120 m2
Outdoor:

- Tapak (300 m2 per


hewan) = 200 x 6 = 1200
Total: 1320 m2
Total 4.430 m2

2 Rumah Reptil Standar kandang/Exhibit:


1928.9

3 Jerapah Standar area pemeliharaan:


2167.7

4 Gajah Dengan jumlah hewan: 8 ekor


hewan betina dan 4 ekor
jantan
Keb. ruang:
Indoor:

- 8 Stall (33m2) = 264


- Tapak (200 m2) = 1600
= 1864 m2
Outdoor:

- Tapak (5000 m2)


Total: 6864 m2

5 Aviary burung Standar ukuran: 603.8698

6 Primata Dengan jumlah hewan: 16


ekor
Keb. ruang:
Indoor:

- Tapak dalam (200) = 3200


= 200 m2 (dengan perabot
tempat tidur tempat panjat,
dan tempat istirahat)
Outdoor:
- Tapak (200) = 3200
= 3200
Total: 6400m2

7 Binturong Standar area pemeliharaan:


557.4182

8 Komodo Standar area pemeliharaan:


1200 (asumsi jumlah satwa
12)

9 Buaya Standar area pemeliharaan:


100
Jumlah satwa: 5
Total: 500m2

11 Burung Kasuari Standar area pemeliharaan:


1393.5456 M2

12 Wupih Sirsik Standar area pemeliharaan:


278 m2

13 Anoa Standar area pemelilharaan:


(dengan jumlah 6 hewan) 16
x 6 = 96 m2

14 Beruang Madu Standar area pemelilharaan:


(dengan jumlah 4 hewan)
1650

15 Rusa Standar area pemelilharaan:


(dengan jumlah 6 hewan) 16
x 6 = 96 m2

16 Orang Utan Standar area pemeliharaan


(dengan jumlah hewan 8) =
30 x 8 = 240

IV.4.4 Analisa Bentuk Tapak


Bentuk Kawasan diatur berdasarkan zona yang telah ditentukan pada Analisa
penzoningan. Penataan penzoningan dilakukan untuk mengatur kegiatan dalam tapak
dengan baik sehingga memenuhi fungsi tapak tersebut yaitu sebagai kebun binatang.
Untuk membentuk susunan bangunan digunakan diagram bubble untuk
memperlihatkan hubungan antar fasilitas dan pola bentuk tapak berdasarkan karakter
ruang.
1. Fasilitas Utama
Berbahaya
Karnivora Reptil bagi
(Singa, (Komod pengunjung
Herbivora harimau,
o,
(Zebra, unta, macan
tutul, Iguana,
jerapah, kuda, beruang) ular
rusa)
Reptil dan
Petting
Amfibi
Zoo Aves
(Domba, (aneka
sapi, macam
kelinci, burung)
tupai,
dsb)
darat

Dapat berinteraksi
dengan pengunjung Flying
animals

Fasilitas utama pada tapak yakni habitat satwa yang dibagi berdasarkan system
behaviorial atau dibagi berdasarkan perilaku mereka/habitat mereka. Hewan-hewan
yang berada di habitat darat diletakkan berdekatan, lalu hewan reptile dan karnivora
juga diletakkan berdekatan karena beberapa hewan kategori ini berbahaya bagi
pengunjung. Petting Zoo diletakkan dekat dengan hewan-hewan unggas karena hewan-
hewan ini dapat berinteraksi dengan pengunjung (dapat dipegang atau dapat melakukan
aktivitas lainnya dengan hewan tersebut).

2. Fasilitas Penunjang
A. Tempat parkir dan Hall Penerima
Pembeli Stall Toko
an tiket pembelian Souvenir

Tempat Pusat
parkir informasi

Entranc
e

Keterangan:
Publik:
Semi public:
Pada hall penerima Entrance, tempat parkir dan Lobby terhubung dengan tempat
pembelian tiket, took souvenir dan pusat informas

B. Fasilitas Pendukung

Klinik Kantor Tempat


hewan pengelola makanan

Kebun
Binata Food
ng Court

ATM
Center

Keterangan:
Publik:
Semi public
Privat:
Pada fasilitas pendukung klinik hewan dan guest house tidak berhubungan langsung
dengan fasilitas lain yang bersifat public kecuali hall/lobby dan kebun binatang (untuk
klinik hewan) hal ini dikarenakan fasilitas tersebut bersifat privat sementara ruangan
lain salin berhubungan.
C. Fasilitas Pengelola

Mess
Karyawan
Ruang
penanggun Ruang
g jawab rapat
Ruang
staff
Ruang Toilet
sekretaris

Lobby
Ruang
Ruang
Kantor tunggu
direktur Pengelola

Keterangan:
Publik:
Semi public
Privat:
Servis:
Pada fasilitas pengelola kantor pengelola berhubungan dengan ruang rapat, staff,
penanggung jawab, sekretaris dan ruang direktur juga berhubungan dengan lobby,
ruang tunggu, dan toilet dan mess karyawan
D. Servis
Ruang Toilet
elektrikal dan
sound system Instalasi
Biogas

Ruang Ruang
Genset pompa
Mekanik
al
Elektrikal
Ruang Ruang
CCTV panel

Keterangan:
Publik:
Semi public
Privat:
Servis:
Pada bagian servis ruang-ruang ditata sebagai berikut, bagian mekanikal dan elektrikal
berhubungan dengan ruang elektrikal dan sound system, ruang genset, ruang cctv,
instalasi biogas, ruang pompa, dan ruang panel juga toilet.

Berdasarkan pola tata letak bangunan di atas, maka didapatkan bentuk tapak sebagai
berikut:

IV.4.5 Analisa Bentuk bangunan


- Orientasi Bangunan
Orientasi perencanaan bangunan diusahakan agar dapat mengikuti pola tapak yang
telah terbentuk dan disesuaikan dengan tema dan pendekatan arsitektur yang telah
dipilih (Ekologi dan Organik) yang prinsipnya berkaitan erat dengan alam. Karena
perencanaan kebun binatang lebih mengutamakan ke perencanaan tapak dan exhibit
yang harus disesuaikan dengan bioma (tempat adaptasi) hewan-hewan tersebut,
- Layout Bangunan
Bentuk bangunan yang dihadirkan harus disesuaikan dengan tema dan pendekatan
yang telah terpilih (ekologi dan organic) dan bentuknya harus menarik agar dapat
menarik perhatian pengunjung.
Bentuk dapat dibedakan menjadi bentuk dua dimensi dan tiga dimensi
 Bentuk 2 dimensi adalah bentuk yang terbentuk dari unsur garis yang
menghasilkan dimensi panjang dan lebar saja (tanpa dimensi ruang).
o Bentuk beraturan
Bersifat stabil dan simetris
o Bentuk tidak beraturan
Bersifat dinamis, mengalir, dan asimetris
 Bentuk 3 dimensi yaitu bentuk yang terbentuk dari gabungan beberapa bentuk 2
dimensi yang menghasilkan dimensi ruang.
 Bentuk fasilitas utama (Exhibit dan Kandang Indoor dan Pet House)
o Bentuk Denah
Bentuk denah bervariasi untuk menyesuaikan bentuk tapak, tapi
kabanyakan mengambil bentuk dasar lingkaran
o Tanggapan terhadap pengaruh Iklim
 Exhibit Gajah
 Exhibit Primata

 Bentuk Fasilitas Pendukung


 Restoran
 Kantor Pengelola

 Tempat penyimpanan makanan

 Klinik hewan
 Kantor Pendidikan

 Kantor kehewanan

 Kantor pekerja lapangan


IV.5Penentuan Sistem Struktur
- Sistem sub-struktur
Merupakan komponen struktur yang berada di bawah permukaan tanah yang
berfungsi menyalurkan beban bangunan ke tanah. Struktur ini juga disebut pondasi.
Sistem sub-struktur biasanya direncanakan berdasarkan beban bangunan dan jenis
tanah pada lokasi. Pada lokasi jenis tanah disana adalah tanah subur yang ditumbuhi
rerumputan.
Alternatif pondasi yang digunakan adalah:
- Pondasi Menerus Kayu
Digunakan untuk dinding bangunan bermaterial kayu
- Pondasi tiang Kayu
Digunakan untuk bangunan bermaterial kayu
\
- Pondasi Umpak
- Pondasi Menerus

Pondasi menerus biasanya digunakan untuk mendukung beban memanjang


atau beban garis, baik untuk mendukung beban dinding atau kolom dengan
jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban berat.
Pondasi menerus dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi
ataupun trapesium.
- Sistem upper-structure
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di
atas muka tanah (SNI 2002). Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat,
balok,dinding geser dan tangga, yang masing-masing mempunyai peran yang
sangat penting. Komponen upper structure adalah sebagai berikut:
o Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan. Pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai
yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.
o Balok
Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang. Balok merupakan
bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom
lantai atas.Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal
o Lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung dan
didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.
- Sistem Supper Struktur
Sistem struktur yang terdiri dari struktur atap dan penutupnya.
Jenis-jenis atap:
o Atap datar
o Atap pelana
o Atap Kubah
o Atap prisma
o Atap kerucut

Fungsi atap:

o melindungi ruang yang ada di bawahnya.


o Menyalurkan air hujan
o Menghindari sinar matahari
o Penambah elemen estetis

Material Penutup atap:

o Material alami: alang-alang, , ijuk, bambu.


o Material fabrikasi : beon, seng gelombang, asbes gelombang, genteng dan
lain-lain.

Jenis Struktur Atap:

o Struktur palat
o Struktur rangka ruang
o Struktur rangka batang
o Struktur kubah
o Struktur cangkang

IV.6Analisa Bahan Bangunan


 Batu Alam
Jenis-jenis batuan alam:
- Batuan sedimen
Merupakan salah satu jenis batuan yang terbentuk di atas permukaan bumi dan
terjadi proses pembekuan pada suhu tekanan udara rendah. Batuan ini merupakan
batuan yang sudah ada sebelumnya dan terkena berbagai jenis pelapukan, yang mana
hasil dari proses pelapukan dan erosi tersebut mengendap di dalam cekungan dan
menjadi satu. Seiring berjalannya waktu endapat kumpulan endapan tersebut
menjadi sebuah batu yang baru. Aada beberapa jenis batuan sedimen seperti batu
konglomerat, batu pasir, batu serpih, batu gamping, batu breksi, batu lempung serta
batu stalaktit dan stalagmit.
- Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk karena proses pembentukannya terjadi
dari magma yang telah mengalami pendinginan atau pembekuan. Biasanya batuan
ini berada di dalam mantel atau kerak bumi. Contoh-contoh batuan beku adalah:
Batu Andesit, Batu Curi, Batu Templek Salagedang, Batu Templek Purwakarta dan
Batu Candi (Lavastone).
- Batuan Metamorf
Batuan metamorf merupakan batuan yang mengalami proses metamorfosis. Batuan
metamorf juga memiliki berbagai macam jenis, yaitu
 Batuan metamorf kontak
Merupakan jenis batuan yang mengalami proses metamorfisis akibat adanya
suhu yang sangat tinggi. Suhu ini berasal dari aktivitas magma yang
menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan. Beberapa
contoh dari batuan metamorf ini yaitu batu marmer, batolit, lakolit dan batual
sill.
 Batuan metamorf dinamo
Ialah batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya tekanan
yang tinggi dan berasal dari tenaga endogen dalam waktu yang lama, serta
dihasilkan dalam proses pembentukan kulit bumi dan dipengaruhi tenaga
endogen.
 Batuan metamorf kontak pneumatolistis
Merupakan jenis batuan yang mengalami proses metamorfose sebagai akibat dari
adanya pengaruh dari gas-gas yang ada pada magma. Hal ini menyebabkan
perubahan komposisi kimiawi mineral dari batuan ini.

IV.7Analisa Utilitas
Sistem Jaringan utilitas dibedakan menjadi:

 Sistem drainase air hujan, berkaitan dengan kontur dan posisi lingkungan seperti:
sungai, danau, embung, kolam, dsb
 Sistem plumbing meliputi pengadaan air bersih, system pembuangan kotoran
manusia dan hewan baik padat maupun cair.
 Sistem jaringan listrik dan peneranagan, berkaitan langsung dengan lingkungan
sekitar dan sumber pengadaan listrik
 Sistem jaringan informasi, meliputi jaringan telpon, alarm, pemberitahuan, dll
 Sistem pembuangan sampah
 Sistem Fire protection meliputi system pencegahan kebakaran: fire alarm, dsb

IV.7.1 Analisa Sanitasi dan Drainase


Sumber air bersih untuk keperluan bangunan baik bangunan penunjang atau pengelola.
Sumber penyediaan air bersih di ambil dari PDAM. Sumur di buat pada beberapa titik
agar bisa memenuhi kebutuhan semua bangunan.

Ground
PAM Reservoir Bangunan
Tank

Tower
Sumur Bangunan
Tank

Pengolahan air kotor bangunan:

Kotoran Septik
Peresapan
Padat Tank

Kotoran
Cair
Pengolahan air hujan:

Saluran/pipa
Hujan Bak Kontrol Embung
air

IV.7.2 Analisa Pembuangan Sampah


Akan disediakan beberapa bak sampah sebagai tempat penampungan sampah
sementara lalu sampah-sampah itu akan diangkut dan dibuang ke TPA oleh petugas
kebersihan dari dinas kota

IV.7.3 Analisa Fire Protection


Sistem pemadam kebakaran meliputi: Smoke and Fire detector, dan unit proteksi
kebakaran (hydrant box, sprinkler, fire extinguisher hydrant pillar, dan pintu darurat)
BAB V
KONSEP

V.1 Konsep Dasar


Konsep Dasar perencanaan dan perancangan Kebun Binatang di Kota Kupang ini adalah
merencanakan sebuah kebun binatang yang mengikuti tema arsitektur ekologi dan
pendekatan arsitektur Organik. Hal ini dilakukan agar dapat menciptakan lingkungan dan
habitat yang baik bagi hewan yang akan didatangkan pada kebun binatang tersebut serta
memberi kenyamanan tersendiri pada para pengunjung

V.2 Konsep Tapak

V.2.1 Konsep Penzoningan Tapak


- Penzoningan
Tapak yang direncanakan memiliki beberapa zoning, yaitu public, semi-public,
privat, dan servis.
 Zona Public
Zona ini bersifat public yakni untuk pengunjung yang meliputi fasilitas utama
yaitu exhibit hewan dan petting house
 Zona semi public
Zona ini bersifat semi public yang berfungsi sebagai penunjang zona utama.
Pada area ini hanya terdapat fasilitas penunjang berupa area makan dan rumah
sakit hewan
 Zona Privat
Zone bersifat Privat yang berfungsi sebagai area privat yang terdiri dari
fasilitas penginapan bagi karyawan dan pengunjung yaitu mess karyawan dan
guest house
 Zona servis
Zona bersifat servis yang berfungsi sebagai area untuk para karyawan, terdiri
dari Ruang keamanan dan CCTV, Gudang, Mess Karyawan, Ruang ME,
Ruang Plumbing, Pelayanan Kesehatan
Zona penerima diletakkan dekat dengan jalan raya/jalan masuk. Zona penerima bersifat
public dan mencakup tempat parkir dan entrance yang memiliki gerbang masuk, ticket
booth, dan information booth. Zona habitat berada di antara zona pendukung dan zona
pengelola. Zona pendukung mencakup toko souvenir dan restoran juga stall makanan
sedangkan zona pengelola merupakan zona servis yang mencakup keeper’s hut, tempat
karantina, klinik hewan, mess karyawan, dan tempat teknisi. Zona habitat mencakup
habitat hewan-hewan kebun binatang.

Keuntungan:

 Area servis berdekatan dengan area utama dan, sehingga pencapaian pengguna
ke fasilitas penunjang lebih mudah
 Pencapaian dari satu zona ke zona lain lebih mudah
 Zona privat berada jauh dari area kebisingan
 Perletakan zona mengikuti pola tapak
- Entrance
ME dan SE diletakkan berdekatan pada sisi barat tapak namun dipisahkan
Kelebihan

 Berada dekat dengan jalan arteri sehingga memudahkan akses memasuki


tapak
 Memudahkan pengontrolan masuk pengunjung oleh petugas di pos jaga
yang terletak di pintu masuk
 Mudah dalam masuk keluar kendaraan pengunjung maupun kendaraan
service

V.2.2 Landscape
Dilihat dari Analisa yang telah dibuat, maka konsep Landscape yang didapatkan
adalah:

 Bahan penutup perkerasan sirkulasi


Alternatif 1 Paving Block
Keuntungan:
 Memiliki daya serap air melalui sedikit celah yang dari susunannya untuk
menjaga keseimbangan air tanah
 Beratnya lebih ringan dibandingkan dengan pengerasan jalan lainnya
 Pemeliharaannya lebih mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar
 Memiliki tekstur, warna dan dapat dipasang dengna motif yang menarik
 Panas yang dihasilkan akibat penyinaran lebih rendah dari jenis perkerasan
beton dan aspal
Alternatif 2 Kayu
Keuntungan:
 Biaya pengadaan relative murah
 Lebih menunjukkan kesan alami
 Memiliki kesan estetik
 Mudah dikerjakan
 Tahan terhadap Gempa, karena struktur kayu tidak sekaku struktur beton dan
relative ringan

 Lahan parkir

Sesuai dengan Analisa parkiran Tempat parkir diletakkan di sebelah barat tapak
atau bagian depan tapak dan pada sisi timur diletakkan area parkiran untuk
service.
Kelebihan:
 Jarak entrance ke tempat parkir dekat
 Sesuai Analisa pencapaian pada alternative 1 dengan entrance sisi selatan
 Pencapaian ke tapak lebih muda
 Terhindar terjadinya crossing antara kendaraan pengunjung dan kendaraan
service
Pola parkiran yang dipilih adalah pola parkiran 90 derajat dan Perkerasan lahan
parkir yang dipilih adalaj paving block karena kelebihan sebagai berikut:

- Memiliki daya serap air melalui sedikit celah yang dari susunannya untuk
menjaga keseimbangan air tanah
- Beratnya lebih ringan dibandingkan dengan pengerasan jalan lainnya
- Pemeliharaannya lebih mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar
- Memiliki tekstur, warna dan dapat dipasang dengna motif yang menarik
- Panas yang dihasilkan akibat penyinaran lebih rendah dari jenis perkerasan
beton dan aspal
 Konsep penempatan elemen landscape

V.3 Konsep Perancangan Bangunan

V.3.1 Aktifitas Pada Bangunan


Aktifitas pada bangunan dilakukan oleh 2 pihak yaitu pihak pengunjung dan pengelola

- Aktifitas Pengunjung
Pada umumnya aktifitas pengunjung meliputi:
- Aktifitas Pengelola mencakup aktifitas dari staf harian, staf pengurus hewan, staf
ahli, staf pelaksana, staf administrasi, staf humas, dan staf Kesehatan satwa
o Staf Harian

Ruang kerja sesuai Kegiantan dalam bangunan


Datang Entrance bagian masing- (bekerja, mengontrol kinerja Pulang
masing bagian-bagian di bawahnya)

o Staff Pengurus Hewan

o Staff Ahli

o Staff Pelaksana
o Staff administrasi
o Staff Humas
o Staff Kesehatan Satwa

V.3.2 Konsep Luasan Ruang


- Zona Publik

No Nama Ruang Luasan Ruang

1 Parkir pengelola 159,8

2 Parkir pengunjung 252


3 Gift Shop 1 25,208

4 Information Booth 3,563

5 Ticket Booth 3,563

6 Restoran 1 237,01

7 Gift Shop 2 40,567

8 Cafe 56, 532

9 Kantor Pengelola 184,5

10 Klinik 792,32

11 Bagian pendidikan 319,76

12 Kantor pekerja 271,6


lapangan

13 Bagian kehewanan 193,2

14 Bagian penyediaan 253,8


pangan

15 Habitat Hewan 15.473,3735

Total

V.3.3 Tata Bangunan


Orientasi Bangunan menggunakan pola sirkulasi grid, untuk menghubungkan beberapa
titik pusat kegiatan. Bangunan diatur sesuai sirkulasi yang sudah dianalisa untuk
memberikan kenyamanan pada pangunjung, juga untuk menyesuaikan tema dan
pendekatan perancangan ayng mensyaratkan pencahayaan dan penghawaan alami
digunakan bukaan untuk sirkulasi udara dengan memperhatikan orientasi matahari.
Gambar di atas merupakan hasil penataan bangunan pada perencanaan kebun binatang.

V.3.4 Bentuk dan Tampilan bangunan


1. Kandang gajah
2. Rumah Primata

3. Rumah Predator
4.
5. Klinik Hewan

6. Kantor Pengelola
7. Tempat penyimpanan makanan
8. Kantor Kehewanan

9. Kantor Pekerja Lapangan


10. Kantor bagian Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai