TUGAS AKHIR
SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MENYELESAIKAN PROGRAM STRATA SATU (S1)
DISUSUN OLEH :
TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH :
DIPERIKSA :
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
DISETUJUI DISAHKAN
KETUA PRODI ARSITEKTUR DEKAN FAKULTAS TEKNIK
UNIKA WIDYA MANDIRA UNIKA WIDYA MANDIRA
TUGAS AKHIR
DISUSUN OLEH :
PENGUJI I PENGUJI II
PENGUJI III
Wisata alam di Indonesia seperti pantai, pegunungan, danau, sudah menjadi pokok
destinasi wisata, namun untuk menunjang wisatawan yang datang maka negara Indonesia
memiliki tempat-tempat wisata buatan yang melengkapi wisata alam di Indonesia, seperti
tempat-tempat bersejarah, taman, tempat pemandian, safari, kebun binatang, yang menjadi
pusat wisata keluarga. Khususnya safari dan kebun binatang yang menjadi tempat wisata
keluarga untuk memperkenalkan anak-anak terhadap satwa yang dilindungi maupun tidak
dilindungi sebagai edukasi dan rekreasi dan Kebun binatang juga berfungsi sebagai tempat
penangkaran hewan yang dilindungi.
Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki salah satu satwa liar
yang dilindungi yakni Komodo. Nusa Tenggara Timur memiliki satu tempat penangkaran
hewan untuk hewan tersebut yakni Pulau Komodo di Labuan Bajo. Labuan Bajo merupakan
salah satu destinasi wisata yang paling diminati oleh wisatawan baik dalam walaupun luar
negeri, namun kini diberlakukan skema keanggotan untuk wisatawan yang mana untuk
dapat memasuki Pulau Komodo wisatawan harus memiliki kartu premium terlebih dahulu
yang mana hal ini membatasi jumlah wisatawan yang bisa mendatangi Pulau Komodo.
Perencanaan Kebun Binatang ini dibuat dengan maksud memberikan sarana lain bagi
wisatawan untuk menikmati dan mempelajari keindahan hewan lain terutama Komodo yang
menjadi ciri khas Nusa Tenggara Timur.
Kajian Konseptual Kebun Binatang ini diharapkan bisa menjadi panduan dalam
perencanaan Kawasan Kebun Binatang ini. Kawasan Kebun Binatang yang akan
direncanakan dibagi menjadi jalur binatang herbivora dan karnivora, untuk memisahkan
hewan pemakan daging (yang tidak bisa didekati oleh manusia) dan hewan pemakan
tumbuhan (area dimana pengunjung bisa memberi makan binatang). Kebun Binatang ini
juga akan dilengkapi dengan tempat dimana pengunjung bisa membeli souvenir atau
melakukan kegiatan menyenangkan seperti mengambil produk dari binatang ternak dan
menikmati hasil produk yang diambil tadi.
Selain fasilitas yang ditawarkan, secara arsitektural pun ditawarkan keistimewaan berupa
pendekatan rancangan arsitektur ekologi dengan maksud agar dapat terciptanya Kawasan
kebun binatang yang dapat mendukung fasilitas-fasilitas untuk menampung hewan.
Pendekatan yang dipilih, yaitu pendekatan arsitektur ekologi. Pendekatan ini dipilih karena
dari segi arsitektural, pendekatan ini cocok untuk desain sebuah kebun binatang yang mana
Kawasan membutuhkan desain yang terbuka dan lebih memanfaatkan alam dan mendukung
ekosistem mahkluk hidup.
Tidak ada sarana pembelajaran atau edukasi seperti kebun binatang di wilayah Nusa
Tenggara Timur
Terbatasnya jumlah cagar alam yang dapat melindungi hewan langka di wilayah Nusa
Tenggara Timur
Terbatasnya akses wisatawan untuk melihat hewan langka di beberapa wilayah Nusa
Tenggara Timur
I.3 Rumusan Masalah
Sesuai permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana merencanakan kehadiran wadah yaitu sebuah Kawasan Kebun Binatang yang
sesuai dengan tema arsitektur ekologi dan bagaiman menata Kawasan tersebut agar dapat
menampung hewan dan fasilitas-fasilitas yang ada di Kawasan nanti?
I.4.1 Tujuan
Terwujudnya sebuah hasil studi berupa perencanaan penataan Kawasan kebun binatang
di Kota Kupang yang ramah lingkungan dan sebisa mungkin menerapkan prinsip-prinsip
arsitektur Organik diantaranya arsitektur ramah lingkungan yang tidak menimbulkan
pencemaran, pembagian area Kawasan yang teratur, serta menyediakan fasilitas
penunjang yang mendukung kegiatan yang ada di kebun binatang.
I.4.2 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya kajian konsep Kawasan kebun binatang di
Kota Kupang yang dapat berfungsi sebagai tempat rekreasi dan wahana Pendidikan bagi
masyarakat Kota Kupang.
Pada studi kali ini metoda pengumpulan data primer dilakukan dengan cara turun
langsung ke lokasi Kawasan dan mengambil data berupa foto sedangkan data sekunder
didapatkan dengan cara mengambil materi dari literatur dan dokumen yang
berhubungan dengan objek kajian.
Analisa kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan
apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dalam hal ini analisis kualitatif yang diteliti adalah hubungan sebab akibat,
penentuan masalah, penentuan dan konsep para ahli yang relevan dalam kaitan dengan
studi penataan dan konsep penataan serta pemahaman tentang pendekatan ekologi
arsitektur yang berhubungan dengan arsitektur ekologi dan kebun binatang.
Analisa kuantitatif adalah menghasilkan output berupa angka statistik, baik dalam
penelitian yang menghasilkan keluaran data deskriptif atau pun inferensial. Analisis
kuantitatif digunakan jika peneliti ingin membedah topik dengan melakukan
pengukuran.
Dalam hal ini Analisa dilakukan untuk mengetahui jumlah fasilitas pada kebun
binatang dan jumlah wisatawan yang ada di Kota Kupang.
Bab 2 merupakan tinjauan Pustaka yang berisi tentang pemahaman judul, pemahaman objek
studi, dan studi kasus.
Bab 3 merupakan bab karakteristik atau gambaran lokasi perencanaan yang berisi kajian
makro wilayah dan karakteristik kawasan
Bab 4 merupakan bab Analisa yang berisi Analisa tapak, aktivitas, kebutuhan ruang,
fasilitas, struktur, bentuk dan utilitas
Bab 5 merupakan bab konsep yang berisi kesimpulan dari Analisa yang mengacu pada tema
II.1.1 Pengertian
Judul dari penulisan ini yaitu “Perencanaan dan Perancangan Kawasan Kebun Binatang
Di Kota Kupang Dengan Pendekatan Arsitektur Organik dan Tema Arsitektur Ekologi”
Perencanaan sendiri memiliki arti sebagai berikut: suatu proses menentukan hal-hal yang
ingin dicapai (tujuan) di masa depan serta menentukan berbagai tahapan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan tersebut
Jika disimpulkan, Perencanaan dan Perancangan berarti Menentukan hal-hal yang ingin
dicapai agar dapat merancang sesuatu
Kawasan memiliki arti: daerah tertentu yg mempunyai ciri tertentu, spt tempat
tinggal, pertokoan, industri, dsb.
Tema Arsitektur Ekologi memiliki arti sebagai berikut: Tema berarti suatu
gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal sementara, sementara arsitektur ekologi
berarti; penciptaan lingkungan yang lebih sedikit mengkonsumsi dan lebih banyak
menghasilkan kekayaan alam. Jadi Tema Arsitektur Ekologi berarti sesuatu yang
memiliki gagasan pokok atau ide pikiran yang berhubungan dengan arsitektur ekologi
yaitu penciptaan lingkungan yang lebih sedikit mengkonsumsi dan lebih banyak
menghasilkan kekayaan alam.
Pendekatan Arsitektur Organik berarti: Pendekatan Proses, cara, perbuatan
mendekati sementara arsitektur organic berarti: pendekatan perancangan arsitektur yang
diaplikasikan sebagian atau keseluruhan pada bangunan, yang konsepnya berakar pada
bentuk-bentuk atau prinsip-prinsip alam. Jadi pendekatan arsitektur organic berarti
sebuah perancangan arsitektur yang konsepnya menggunakan proses, cara, atau
perbuatan mendekati prinsip-prinsip alam
Konservasi
Sebagai lembaga konservasi ex-Situ (tempat penangkaran satwa langka diluar
habitatnya) dan menjadi benteng terakhir penyelamatan satwa
Sebagai upaya menyelamatkan satwa yang terancam punah akibat rusaknya
habitat alami
Menjaga dan melestarikan kemurnian genetik
Tempat penitipan satwa-satwa langka yang dilindungi oleh negara
Pendidikan
Sebagai sarana pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi
Memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada masyarakat luas akan
pentingnya konservasi alam dan lingkungan melalui ragam satwa di kebun
binatang
Menumbuhkan rasa cinta terhadap satwa dan alam sejak dini kepada masyarakat
umum serta siswa melalui program pengenalan satwa liar & lingkungan
Melakukan penyuluhan mengenai konservasi sumber daya alam secara
berkelanjutan kepada masyarakat
Rekreasi
Sebagai sarana hiburan layak dan terjangkau bagi masyarakat
Menjadi tempat rekreasi yang sehat dan mendidik untuk masyarakat
Konsep taman safari adalah kebun binatang dengan luas lahan luar
ruangan yang sangat luas. Batasan pada taman safari umumnya berupa parit dan
pagar. Disini, pengujung dimungkinkan untuk melewati koleksi satwa secara
lebih dekat. Bahkan, pengunjung juga dapat memberi makan hewan melalui
jendela mobil.
Aquaria
Taman satwa pinggir jalan adalah arena rekreasi yang ditujukan untuk
menarik pengunjung dengan koleksi hewan yang dimilikinya. Mungkin kta
dapat menyebut kebun binatang jenis serupa dengan sirkus.
Taman Hewan
Taman hewan adalah gabungan dari taman bermain dan kebun binatang,
tujuannya adalah untuk hiburan dan komersial. Di tempat ini banyak
ditampilkan hiburan berupa atraksi dari para satwa.
Petting Zoo
Petting Zoo dikenal pula dengan sebutan peternakan atau kebun binatang
bagi anak-anak. Koleksi hewan yang ada sebagian besar merupakan hewan
domestik dengan beberapa spesies liar yang jinak.
Gajah
Gajah Adalah hewan social yang mengatur diri mereka sendiri secara natural ke
dalam asosiasi keluarga yang terdiri dari satu gajah betina (pemimpin), gajah dewasa
lain, dan keturunan mereka. Gajah betina jantan hidup sendiri atau dalam kelompok.
Karena itu, dibutuhkan grup dengan jumlah minimal untuk gajah betina dari
empat hewan diatas 2 tahun. Grup seperti itu – terdiri dari gajah berina dan
keturunannya – juga dicari di kebun binatang
Terlebih, kombinasi dari grup kecil yang berasal dari kebun binatang yang
berbeda harus sudah dipastikan. Di beberapa kasus yang bisa dijustifikasikan,
contohnya, jika struktur grup berevolusi setelah beberapa tahun, ada pilihan untuk
menyatukan gajah Asia dan Afrika untuk melengkapi jumlah minimal sebuah grup.
Gajah jantan harus ada dalam tiap kebun binatang yang ingin mendapatkan gajah,
untuk memastikan adanya reproduksi alami. Jika tidak memungkinkan, stoknya akan
terbatas pada hewan yang sudah ada dan tidak bisa berkembang biak. Contohnya,
secara biologis dalam sebuah kasus, jika gajah jantan yang memenuhi syarat tidak
ditemukan atau tidak cocok dengan gajah betina, atau dalam kasus sepsifik kebun
binatang lain ingin berbagi gajah jantan, inseminasi artifisial atau mentransportasi gajah
dapat dilakukan untuk berkembang biak.
Gajah Betina
Ruang Indoor
Sebuah kendang dimana gajah dapat bergerak bebas sangat dibutuhkan. Durasi
maksimal untuk perantaian, agar pemeriksaan dokter hewan dapat berjalan,
mungkin tidak akan lebih dari 3 jam perhari. Pada beberapa kasus special, hal ini
bisa diperpanjang.
Setiap gajah berina, termasuk yang masih muda, harus memiliki kendang sendiri,
sekurang-kurangnya 33m2. Harus diadakan pula kendang yang lebih besar untuk
“kebutuhan khusus” sebesar 50m2.
Tapak yang bisa digunakan pada kendang indoor harus setidaknya 200m 2 untuk
empat hewan, ditambah 50m2 untuk setiap hewan tambahan diatas 2 tahun (bayi
hewan dibawah 2 tahun tidak dihitung). Area ini juga bisa didapatkan jika kotak
individual saling berhubungan. Bayi-bayi yang akan lahir juga harus diperhitungkan
dalam perencanaan dan hitungan. Untuk keamanan, pemeriksaan dari dokter hewan
harus diadakan tanpa kontak langsung antara hewan dan manusia.
Ukuran tinggi pagar minimal 1,8m untuk ruang indoor sudah mencukupi, parit
yang mengelilingi harus ada pelindung agar hewan tidak jatuh.
Lantai untuk kandng dapat menggunakan berbagai macam material (aspal, kayu,
dsb) perlu adanya isolasi termal. Tempat untuk tidur diletakkan dalam kendang.
Ruang Outdoor
Secara umum, gajah harus bisa bergerak bebas – selama mungkin – di ruang luar,
yang harus memiliki ukuran minimum tertentu untuk memastikan perilaku spesies
yang sesuai. Dalam hal ini, kendang sangat penting dan harus dipertimbangkan
dengan hati-hati. Tanah ruang luar harus mempunyai jenis tanah yang bervariasi,
termasuk pasir, penting untuk Kesehatan kaki dan kuku gajah. Perawatan kulit
meliputi kolom untuk menggosok, batang pohon dan sebagainya menjadi bagian
dari ruang luar, juga untuk tempat berteduh.
Jika jeruji besar dipilih sebagai pembatas kandang dari area outdoor, mereka
harus memiliki tinggi minimum 2,5m, jika gajah jantan juga ada disana. Jika hanya
ada gajah betina di area outdoor, cukup dengan tinggi minimal 1,8m. Jika ada parit
kering, parit tersebut harus cukup lebar agar gajah dewasa dapar bergerak dengan
leluasa, berjaga-jaga jika seandainya hewan terjatuh. Parit ada sebagai penengah.
Agar hewan tidak luka saat jatuh ke parit kecil, bagian bawah parit harus terbuat
dari material yang lembut.
Gajah Jantan
Ruang Indoor
Untuk gajah jantan, kandang ruang indoor harus berukuran 50 m2 untuk tiap gajah
dan tambahan 30 m2 hutch. Kandang harus aman dioperasikan dari luar. Tinggi
minimum harus mencapi setidaknya 2,5m untuk gajah jantan.
Area Outdoor
Area outdoor untuk gajah jantan harus berukuran setidaknya 500 m2 yang harus
terhubung ke ruang outdoor gajah betina. Gajah jantan harus – jika memungkinkan –
berada di luar pagar dengan kawanan betina (untuk mencari pasangan). Saat memelihara
2 gajah jantan yang sudah dewasa secara sexual, area luar kedua untuk gajah jantan
hanya dibutuhkan jika gajah jantan takbisa berada dengan kawanan betina.
Kolam renang
Harus ada setidaknya satu tempat air di kandang indoor yang mana – termasuk eentry
ramps atau entry ramps – tidak boleh kurang dari 60m3 (40m2 luas lantai dengan
kedalaman 1,5 m). Jalan masuk ke kolam harus datar. Permukaan kolam tidak boleh
dihitung seabgai tapak yang dapat digunakan pada bagian indoor. Kolam harus dipenuhi
dengan air yang dipanaskan (sekitar 20 c). Selain itu, kolam luar harus ada untuk
digunakan gajah pada saat cuaca sejuk.
Gambar: Tapak habitat gajah pada sebuah kebun binatang
Sumber: Makalah seminar Landscape Immersion – Understanding Zoo designs oleh
Amrita Slatch
Habitat untuk gajah pada sebuah kebun binatang memiliki regulasi sebagai berikut:
1. Dry Rest Area (Area peristirahatan yang kering): Indoor: 400 kaki persegi (kira-kira
37.1612 m2), Outdoor Yard: 1800 kaki persegi untuk satu gajah dewasa dan 900 kaki
persegi untuk untuk hewan tambahanA
2. Pemisah: Parit basah dengan jarak 3 meter (parit kering tidak diterima)
3. Temperatur air: 60 F
4. Harus ada akses ke Outdoor yard dengan Substrat alami termasuk tanah, rumput, dan
pasir
5. Harus ada akses untuk benda yang besar dan kuat seperti batu sebagai tempat
menggosok
6. Kebun biantang baru harus memiliki kapasitas untuk setidaknya 3 gajah betina.
Kolam Renang
Setidaknya ada satu baskom bagian dalam, yang termasuk -- tangga masuk atau jalur
masuk – yang tidak kuring dari 60m3 (dengan luas lantai 40m2 dengan kedalaman 1,5m).
jalan masuk kek kolam harus datar. Permukaan kolam tidak boleh dihitung sebagai tapak
yang bisa digunakan di ruang indoor. Kolam harus diisi dengan air yang dipanaskan
(sekitar 20 derajat celcius). Sebagai tambahan, kolam luar harus ada untuk digunakan
oleh gajah di musim sejuk.
Keadaan Lingkungan
Temperatur minimum harus setidaknya 15 derajat celcius, dan secara optimal berada
pada 20 derajat celcius. Pada musim dingin, gajah harus digiring, setidaknya sebentar
saja, untuk menggunakan area outdoor. Saat temperature udara sangat dingin, pastikan
tidak terkena radang dingin pada gading dan telinga.
Singa, Harimau
Area Outdoor: Setidaknya 200 meter persegi untuk satu hewan atau pasangan, dapat
dibagi secara sementara menjadi satu enclosure yang terhubung. Untuk sebuah enclosure
yang dibagi secara sementara atau pemisahan seekor hewan, setidaknya harus ada 100
meter persegi untuk tiap hewan dewasa tambahan.
Area Indoor: setidaknya 20 meter persegi dan tinggi 2,5 meter atau 50 meter kubik untuk
tiap hewan.
Cheetah
Area Outdoor: Setidaknya luasan 200 meter persegi untuk satu hewan atau sepasang
hewan, , dapat dibagi secara sementara menjadi satu enclosure yang terhubung. Untuk
sebuah enclosure yang dibagi secara sementara atau pemisahan seekor hewan, setidaknya
harus ada 100 meter persegi untuk tiap hewan dewasa tambahan
Aviary
Aviary adalah tempat tertutup untuk burung, namun berbeda dari sangkar, Aviary jauh
lebih besar dan burung bebas terbang di dalam Aviary. Di dalam Aviary biasanya
terdapat kolam dan tumbuhan untuk menstimulasi keadaan lingkungan yang alami.
Sumber: www.sir.stikom.edu.com (sumber gambar dari makalah penelitian Kawasan Kebun Binatang
di Puncak Maros oleh Isnaeni Passamula)
d) Struktur Organisasi Departmen Kesehatan
Sumber: www.sir.stikom.edu.com (sumber gambar dari makalah penelitian Kawasan Kebun Binatang
di Puncak Maros oleh Isnaeni Passamula)
e) Struktur Organisasi Departmen Human Resource & General Affair
Sumber: www.sir.stikom.edu.com (sumber gambar dari makalah penelitian Kawasan Kebun Binatang
di Puncak Maros oleh Isnaeni Passamula)
2.1 Standarisasi Kebun binatang
No Fasilitas Standar
No Fasilitas Standar
No Fasilitas Standar
Sumber: Nativeindonesia.com
SUMBER:
Keterangan:
Publik:
Servis:
Privat:
II.4.3 Aktifitas
Banyak aktifitas yang bisa dilakukan oleh pengunjung di kebun binatang
Surabaya, beberapa di antaranya adalah menikmati atraksi special dari beberapa satwa,
menunggangi satwa, ada juga kegiatan petting zoo dimana pengunjung dapat
memegang hewan-hewan jinak berukuran kecil seperti kelinci atau tupai. Pengunjung
juga dapat membaca di perpustakaan selain itu disediakan pula jogging track yang bisa
digunakan oleh pengunjung untuk olahraga pagi. Ada pula arena rekreasi seperti tempat
outbond dan wisata perahu agar pengunjung bisa melakukan aktifitas menyenangkan
lain selain melihat hewan.
BAB III
GAMBARAN LOKASI PERENCANANAAN
Sebagai kota terbesar di provinsi Nusa Tenggara Timur, Kota Kupang dipenuhi oleh
berbagai suku bangsa. Suku yang signifikan jumlahnya di "Kota Kupang" adalah suku
Timor, Rote, Sabu, Tionghoa, Flores dan sebagian kecil pendatang dari Bugis dan Jawa.
Luas wilayah Kota Kupang adalah 180,27 km² dengan jumlah penduduk sekitar 423.800
jiwa (2018). Daerah ini terbagi menjadi 6 kecamatan dan 51 kelurahan.
Juni 0 3 31.1 2 2
Juli 3.2 16 33 - -
Oktober 0 8 33.4 - 13
Tahunan - 80 32.03 - -
Tabel 3.3. Rata-Rata Curah Hujan (mm)
Januari 26 24 24.9 27 23
Februari 24 13 23.7 20 11
Maret 14 15 24.6 10 19
April 8 - 24 5 6
Mei 4 7 24.7 - 2
Juni 0 1 23 1 1
Juli 2 2 24 - -
Agustus 0 - 22.6 2 1
September 0 6 22.4 1 -
Oktober 0 3 25.1 - 1
November 2 6 24.7 15 2
Desember 23 24 24.9 14 12
Batas Wilayah Utara Kota Kupang berbatasan dengan Teluk Kupang, Timur
berbatasan dengan Kabupaten Kupang, Barat berbatasan dengan Selat Semau dan
Kabupaten Kupang, sedangkan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kupang.
III.1.3 Penduduk
Gambar 3.5. Peta Penduduk Kota Kupang
Sumber: Kota Kupang dalam Angka 2020
Kota Kupang adalah kota yang multi etnis dari suku Timor, Rote, Sabu,
Flores,Alor, Lembata, Tionghoa sebagian kecil suku pendatang dari Ambon dan beberapa
suku bangsa lainnya seperti Bugis, Jawa dan Bali. Tetapi terlepas dari keragaman suku
bangsa yang ada, penduduk Kota Kupang akan menyebut diri mereka sebagai "Beta
orang Kupang".
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Kupang tahun 2013, penduduk Kota
Kupang berjumlah 378.425 yang terbagi atas 192.966 jiwa laki-laki dan 185.429 jiwa
perempuan.
Gambar 3.6. Grafik Jumlah Penduduk
III.1.4 Pariwisata
Kota Kupang memiliki banyak tempat pariwisata yang dapat dikunjungi oleh
masyarakat
Pantai Lasiana
Pantai Lasiana mulai dibuka untuk umum sekitar tahun 1970-an.
Sejak Dinas Pariwisata NTT memoles dengan membangun berbagai
fasilitas pada tahun 1986, Pantai Lasiana ramai dikunjungi turis asing.
Sesuai rencana pengembangan Pemkot Kupang, Pantai Lasiana akan
dijadikan Taman Budaya Flobamora, yakni sebutan yang mengacu pada
keseluruhan suku bangsa di dekat Pantai Lasiana, antara lain, Flores,
Sumba, Timor dan Alor.
Di pantai Lasiana ini terdapat sebuah Cafe, dan banyak didapati
Lopo-lopo dan tempat makanan ringan seperti pisang bakar dan jagung
bakar yang berderet. Lopo-lopo adalah sebutan lokal untuk pondok yang
dibangun menyerupai payung dengan tiang dari batang pohon kelapa atau
kayu dan beratapkan ijuk, pelepah kelapa atau lontar, alang-alang, dan
yang berbahan semen, Bisa juga beratapkan seng yang bagian luarnya
dilapisi ijuk, pelepah kelapa atau lontar dan alang-alang.
Taman Nostalgia
Berlokasi di Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Taman
Nostalgia dirancang sebagai taman kota. Dengan fasilitas jogging track,
arena olah raga dan wisata kuliner. Di Taman Nostalgia terdapat Gong
Perdamaian Nusantara. Gong Perdamaian Nusantara (GPN) merupakan
sarana persaudaraan dan pemersatu bangsa. Berasal dari Desa Pakis Aji,
Kecamatan Plajan, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Gong yang
berusia 450 tahun itu milik Ibu Musrini, yang adalah ahli waris generasi
ketujuh dari pencetus gong. GPN terbuat dari bahan campuran kuningan
(bronze) dan perunggu, berdiameter 2 meter dengan berat ± 100 kg. GPN
bermakna keseimbangan kehidupan dan memberi nilai lebih, kebanggaan,
citra baik dan sumber pendapatan sepanjang masa bagi daerah yang
menerimanya. Struktur GPN menampilkan :
Lingkaran luar : Logo 444 Kabupaten/Kota se-Indonesia.
Lingkaran tengah : Logo 33 Provinsi se-Indonesia.
Lingkaran dalam : Tulisan “Gong Perdamaian Nusantara”, sepasang
bunga pada kiri-kanan, tulisan ”sarana persaudaraan” dan “Pemersatu
Bangsa”.
Lingkaran isi : Simbol 5 Agama besar yang diakui Bangsa Indonesia.
Lingkaran puncak : Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Logo Daerah Kota Kupang diletakan dibagian tengah atas berdampingan
dengan Kabupaten Jepara, Kedua Logo Kota dan Kabupaten tersebut
berlatar hitam sehingga membedakannya dengan Kabupaten/Kota lainnya.
Pada sisi kanan Gong ditulis Hak Cipta Oleh Djuyoto Suntani (Presiden
Komite Perdamaian Dunia) didukung oleh Bambang Herry Purnomo,
Susianty Kawira, Frans Lebu Raya dan Daniel Adoe.
Contoh Tempat pariwisata yang lain
• Pantai Batunona
• Gua Kristal
• Gua Monyet Tenau
• Gua Monyet Sasando
• Namosain Beach
• Pantai Teddy's
• Pantai Pasir Panjang
• Pantai Paradiso
• Tugu Jepang Penfui
• Makam Raja-Raja Taebenu
• Bunker Kolakaha
• Gua Meriam Jepang
• Gua Jepang
• Mata Air Amnesi
• Benteng Fort Concordia
• Taman Budaya NTT
• Museum NTT
III.1.5 Hewan
Karena wilayah Indonesia termasuk dalam daerah sub-tropis, tidak semua hewan
dapat bertahan di iklim daerah sub-tropis. Karena itu perlu dipilah hewan apa saja yang
dapat bertahan di daerah sub-tropis seperti Indonesia, terutama Nusa Tenggara Timur
Sumber: http://spasial.data.kemdikbud.go.id/
Batas wilayah:
Kelurahan Alak berada di area BWK IV. BWK IV memiliki arah pengembangan sebagai
kawasan pengembangan industri, pergudangan, kawasan strategis Monapolitan, pelabuhan
perikanan, pariwisata, reklamasi pantai, permukiman, dan Pusat Listrik Tenaga Diesel
Tenau serta tempat pembuangan akhir sampah;
Potensi:
Topografi
Topografi/ kontur lahan pada lokasi perencanaan secara umum memliki keadaan
topografi yang miring dan curam sehingga harus bisa dimaanfaatkan agar dapat
menunjang fasilitas-fasilitas yang akan dibangun di sana atau penataan Kawasan harus
diperhatikan agar topografi dan kontur dapat dimanfaatkan dengan baik.
Geologi
Pembentukan tanah terdiri dari tanah yang keras dan subur. Permukaannya relative
miring dan kondisi lahan yang ditumbuhi rumput dan pohon
Hidrologi
Sumber air didapatkan dari Embung yang berada di sekitar tapak.
View
Site mempunyai posisi ketinggian yang dapat menikmati view kea rah lautan yang luas.
Vegetasi
Vegetasi pada lokasi site berupa Pohon Asam dan beberapa pohon lainnya. Pada lokasi
site juga banyak terdapat rumput liar.
BAB IV
Analisa
IV.1Data Analisis
Dasar analisis dan tujuan dari sasaran penulisan ini adalah bagaimana merencanakan
sebuah konsep Kawasan kebun binatang dengan pendekatan Arsitektur Ekologi yang dapat
memberikan suasana rekreatif dan fungsional dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang
memadai serta memperhatikan aspek-aspek iklim untuk menghasilkan Kawasan kebun
binatang yang bersifat ekologis yang dapat mendukung aktivitas pengguna
Lokasi 1 Lokasi 2
2 Mudah dikenal 1 2
5 Mudah dijangkau 3 3
6 Tempat kebisingan 3 3
Total Bobot 13 9
Potensi:
Bersebelahan dengan tempat wisata gua monyet, yang mana, perencanaan kebun
binatang dapat menguntungkan karena kebun binatang dapat menjadi tempat
pelestarian monyet-monyet tersebut
Lokasi studi berdekatan dengan area perkotaan sehingga perencanaan kebun
binatang di lokasi ini dapat menarik pengunjung
Topografi
Topografi/ kontur lahan pada lokasi perencanaan secara umum memliki keadaan
topografi yang miring dan curam sehingga harus dimodifikasi agar bisa menunjang
fasilitas-fasilitas yang akan dibangun di sana atau penataan Kawasan harus
diperhatikan agar topografi dan kontur dapat dimanfaatkan dengan baik.
Geologi
Pembentukan tanah terdiri dari tanah yang keras dan batu putih. Permukaannya
relative miring dan kondisi lahan dengan batuan padat
Struktur Tanah
Struktur tanah yang terkandung pada lokasi pada umumnya dapat dikatakan jenis
struktur tanah yang baik dan dapat ditumbuhi oleh beberapa jenis tanaman.
View
Site mempunyai posisi ketinggian yang dapat menikmati view kea rah lautan yang
luas.
Vegetasi
Vegetasi pada lokasi site berupa Pohon Reo (Lannea coromandelica) atau dikenal
juga sebagai pohon kuda kuda atau pohon jawa. Pada lokasi site juga banyak
terdapat rumput liar
Kekurangan:
Alternatif 2
Topografi
Topografi/ kontur lahan pada lokasi perencanaan secara umum memliki keadaan
topografi yang miring dan curam sehingga harus bisa dimaanfaatkan agar dapat
menunjang fasilitas-fasilitas yang akan dibangun di sana atau penataan Kawasan harus
diperhatikan agar topografi dan kontur dapat dimanfaatkan dengan baik.
Geologi
Pembentukan tanah terdiri dari tanah yang keras dan subur. Permukaannya relative
miring dan kondisi lahan yang ditumbuhi rumput dan pohon
Hidrologi
Sumber air didapatkan dari Embung yang berada di sekitar tapak.
View
Site mempunyai posisi ketinggian yang dapat menikmati view kea rah lautan yang luas.
Vegetasi
Vegetasi pada lokasi site berupa Pohon Asam dan beberapa pohon lainnya. Pada lokasi
site juga banyak terdapat rumput liar.
Kekurangan:
Akses menuju area site jauh
Kontur site yang curam sehingga pemanfaatan lahan harus direncanakan sebaik-
baiknya.
Lokasi yang terpilih adalah alternatif 2 dengan pertimbangan lokasinya lebih luas,
mudah dijangkau oleh pengunjung dan ukurannya sesuai dengan standar ukuran sebuah
kebun binatang, juga dengan pertimbangan adanya sumber air berupa embung
IV.3Analisa Tapak
IV.3.1 Penzoningan
Yang menjadi dasar penentuan zona-zona dalam site adalah sifat dan kegunaan fasilitas
yang berbeda sesuai dengan perencanaan dalam tapak dari entrance hingga ke
bangunan.
Zona public
Zona ini berupa zona yang dapat diakses oleh semua pengguna dan juga pengelola
dan paling dekat dengan sumber kebisingan jalan.
Zona Semi public
Merupakan area yang dapat di akses secara khusus, area ini memiliki kebisingan
dan lalu lintas kegiatan sedang. Biasanya Perancang memilih area ini berada di
tengah-tengah lahan perencanaan.
Zona Privat
Merupakan area yang tidak bisa di akses oleh umum, hanya orang-orang tertentu
yang dapat memasukinya. Area ini yang paling terhindar dari kebisingan jalan dan
lingkungan sekitar. Zona Privat di pilih area yang jauh dari kebisingan jalan
umum.
Zona Servis
Merupakan area zona yang bersifat umum namun sengaja difungsikan untuk
kegiatan penunjang.
Alternatif Penzoningan
Alternatif 1
Zona penerima diletakkan dekat dengan jalan raya/jalan masuk. Zona penerima bersifat
public dan mencakup tempat parkir dan entrance yang memiliki gerbang masuk, ticket
booth, dan information booth. Zona pengelola dan pendukung berada di antara zona
penerima dan habitat. Zona pendukung mencakup toko souvenir dan restoran juga stall
makanan sedangkan zona pengelola merupakan zona servis yang mencakup keeper’s
hut, tempat karantina, klinik hewan, mess karyawan, dan tempat teknisi. Zona habitat
mencakup habitat hewan-hewan kebun binatang.
Kelebihan:
Area pengelola berdekatan dengan area penerima sehingga memudahkan staff yang
bertugas menerima hewan untuk dikarantina
Pencapaian dari satu zona ke zona lain lebih mudah
Perletakan zona mengikuti pola tapak
Memiliki kesan penerima
Kekurangan:
Alternatif 2
Zona penerima diletakkan dekat dengan jalan raya/jalan masuk. Zona penerima bersifat
public dan mencakup tempat parkir dan entrance yang memiliki gerbang masuk, ticket
booth, dan information booth. Zona habitat berada di antara zona pendukung dan zona
pengelola. Zona pendukung mencakup toko souvenir dan restoran juga stall makanan
sedangkan zona pengelola merupakan zona servis yang mencakup keeper’s hut, tempat
karantina, klinik hewan, mess karyawan, dan tempat teknisi. Zona habitat mencakup
habitat hewan-hewan kebun binatang.
Kelebihan
Kekurangan
Alternatif 3
Zona penerima berada tepat berseberangan dengan Jalan raya dan dekat dengan Zona
pendukung yang bersifat semi-publik. Zona Habitat berada di antara zona pengelola
dan pendukung, Zona pendukung diletakkan di area belakang, tepat setelah zona
habitat.
Kelebihan:
IV.3.2 Pencapaian/Entrance
Alternatif 1
ME dan SE berada di bagian barat tapak dan SE berada di bagian timur tapak
ME Mudah dicapai
ME berada dekat jalan arteri sehingga memudahkan akses masuk
kendaraan
Kekurangan
Alternatif 2
ME dan SE dipisahkan. ME diletakkan di bagian barat dan side entrance
diletakkan di bagian timur.
Kelebihan:
Kekurangan
Terjadi crossing saat keluar masuk pada pintu masuk main entrance
Pada main entrance konturnya berbatu dan tidak rata sehingga dapat
menyulitkan pengguna jika tidak dilakukan modifikasi pada kontur
tersebut.
Kebisingan terjadi di dua sisi
Alternatif 3
ME diletakkan di sisi barat site dengan satu jalur
Kelebihan
IV.3.3 Sirkulasi
Sirkulasi pejalan kaki
Sistem pejalan kaki dicirikan oleh kelonggaran (looseness) dan fleksibilitas
dari gerakan, berkecepatan rendah, menggunakan skala manusia, dan relatif kecil
jalan-jalannya.
Dibandingkan sistem sirkulasi lainnya, sistem sirkulasi pejalan kaki
memberikan kebebasan paling banyak dalam perancangan. Hal ini disebabkan oleh
kemampuan manusia untuk memanjat tanjakan-tanjakan yang curam, membelok di
sudut-sudut yang tajam, dan berubah arah atau berhenti semaunya. Meskipun ada
kebebasan semacam itu, tetap harus ada kendali yang cukup dalam perancangan
sistem sirkulasi pejalan kaki.
Terlalu sedikit kendali akan menyebabkan munculnya jalan-jalan pintas
yang merusak penampilan tapak, sementara terlalu banyak kekakuan akan
menyebabkan pejalan kaki merasa terhambat.
Dalam perencanaan sirkulasi ada tiga pilihan permukaan perkerasan yaitu
paving block, batu pecah dan pelat beton.
Alternatif 1
Perkerasan paving block
Keuntungan:
Memiliki daya serap air melalui sedikit celah yang dari susunannya untuk
menjaga keseimbangan air tanah
Beratnya lebih ringan dibandingkan dengan pengerasan jalan lainnya
Pemeliharaannya lebih mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar
Memiliki tekstur, warna dan dapat dipasang dengna motif yang menarik
Panas yang dihasilkan akibat penyinaran lebih rendah dari jenis perkerasan
beton dan aspal
Kerugian
Permukaan pemasangan paving block yang mudah bergelombang bila pondasi
atau struktur dasar perlevelnya tidak cukup padat dan kuat
Sering terjadi pemasangan yang kurang cocok sehingga mudah bergeser dari
susunan pemasangannya sehingga menjadi renggang dan tidak rata
Membutuhkan biaya yang besar
Alternatif 2
Kayu
Keuntungan:
Biaya pengadaan relative murah
Lebih menunjukkan kesan alami
Memiliki kesan estetik
Mudah dikerjakan
Tahan terhadap Gempa, karena struktur kayu tidak sekaku struktur beton dan
relative ringan
Kerugian:
Rentan terhadap bahaya kebakaran
Penyerapan air lebih kecil dari perkerasan yang menggunakan paving blok.
permukaan cukup kasar.
Mudah diserang rayap, serangga dan sejenis pengrusak kayu yang lainnya,
Pemuaian dan susut yang relative besar.
Alternatif 3
Pelat Beton
Keuntungan:
Biaya pengadaan relative murah
Pengerjaannya lebih mudah
Kerugian
Permukaan yang ditumbuhi rumput hanya pada celah masing-masing batu
Penyerapan air lebih kecil dari perkerasan lain
Alternatif yang terpilih adalah alternatif 1, tapi ada penggunaan alternatif 2 dan 3 di
beberapa area tapak.
Alur sirkulasi
Alur sirkulasi pada kebun binatang harus memperhatikan beberapa hal berikut:
Lebih baik membuat alur yang melalui area exhibit denga habitat yang serupa
ketimbang alur sepanjang area exhibit dengan habitat yang berbeda-beda.
Membuat alur yang memungkinkan pengunjung dapat melihat hewan dari jarak
yang lebih dekat.
Menciptakan alur dimana pengunjung dapat focus ke satu hewan saja.
IV.3.4 Parkiran
A. Penentuan Lahan tapak Parkir
Alternatif 1
Tempat parkir berada di bagian barat tapak, di area penerima.
Kelebihan:
Kebisingan hanya terjadi di sisi barat tapak apalagi didukung dengan
perletakan masa bangunan yang di letakkan di tengah site
Sesuai Analisa pencapaian pada alternative 1 dengan entrance sisi selatan
Pencapaian ke tapak lebih muda
Mudah dalam pengontrolan
Kekurangan:
Jika menggunakan alternative ini beberapa vegetasi yang berada pada
tapak bagian barat harus dikorbankan
Alternatif 2
Termpat parkir diletakkan di sebelah barat tapak atau bagian depan tapak dan
pada sisi timur diletakkan area parkiran untuk service.
Kelebihan:
Jarak entrance ke tempat parkir dekat
Sesuai Analisa pencapaian pada alternative 1 dengan entrance sisi selatan
Pencapaian ke tapak lebih muda
Terhindar terjadinya crossing antara kendaraan pengunjung dan kendaraan
service
Kekurangan
Sumber kebisingan semakin tinggi karena berasal dari dua arah
Butuh tenaga ekstra dalam pengawasan
C. Perkerasan Parkir
Untuk perkerasan parkir digunakan paving blok dikarenakan memiliki kelebihan sebagai
berikut:
Pagar sangat berguna sebagai pembatas antara hewan dan manusia, ada beberapa jenis
pembatas selain pagar, yakni:
Parit kering
Kawat Vertikal
Kaca
Elektrikal
Parit basah
- Sculpture
Merupakan elemen pendukung yang berfungsi sebagai titik utama dalam site. Biasanya
sculpture berupa patung, dan sebagainya yang diletakan ditengah plaza, atau pada
depan bangunan sebagai vocal point sehingga dapat menarik perhatian pengunjung
pada tapak.
Fungsi Sculpture:
Menghiasi sebuah ruangan (interior maupun eksterior)
Melambangkan sebuah kesan ciri khas dari suatu wilayah; bangunan, ruangan, taman,
tempat-tempat bersejarah, dll.
Memberikan petunjuk sebuah perjalanan sejarah dari suatu wilayah.
- Plaza
Berfungsi sebagai tempat bersosialisasi para pengunjung dapat pula berfungsi sebagai
titik berkumpul pengunjung. Dan pemisah antara zona habitat dan zona penunjang.
- Kolam/Sumber Air
Kolam/Sumber air merupakan salah satu elemen landscape yang dibutuhkan dalam
sebuah kebun binatang. Selain digunakan untuk keindahan tapak, pada sebuah kebun
binatang sumber air dan kolam berperan penting dalam habitat hewan sebab hewan
membutuhkan sumber air dalam habitat mereka terutama bagi reptile dan amfibi yang
dapat hidup di darat dan di perairan.
- Tata Hijau
Tata hijau sangat penting untuk landscape karena mempengaruhi penataan ruang luar
pada tapak. Pada kebun binatang tata hijau sangatlah penting untuk memastikan
kenyamanan hewan yang berada di setiap habitat karena hewan akan merasa lebih
nyaman berada dalam lingkungan yang mereka kenal.
- Pergola
Pergola adalah elemen lansekap yang berfungsi sebagai tempat berteduh dari sinar mata
hari bagi pejalan kaki
- Jalan Setapak
Berupa jalan dengan berbagai bentuk yang berukuran kecil dan resifat rekreatif
Kelebihan:
Kekurangan
Alternatif 2
Kekurangan
Yang terpilih adalah alternatif 1 tapi cut and fill juga dibutuhkan
Topografi yang ada pada lokasi site akan dibiarkan apa adanya dengan
memanfaatkan kontur dan bebatuan yang ada di sana untuk tempat exhibit/habitat
hewan.
Exhibit hewan baiknya diletakkan sedikit lebih tinggi daripada pengunjung. Hal ini
agar pengunjung dapat melihat hewan-hewan lebih baik. Ini adalah salah satu alasan
mengapa bebatuan pada site dan kontur dipertahankan.
IV.3.8 Pola Tata Massa/Gubah Massa
Letak massa bangunan pada tapak sesuai dengan zonasi yang telah terpilih.
Untuk bangunan kebanyakan berbentuk persegi dan dimodifikasikan untuk
menciptakan bentuk yang menarik. Ada pula Bentuk lingkaran dan segi delapan
diaplikasikan untuk fasilitas seperti lopo atau gazebo dan beberapa fasilitas pendukung
lain seperti restoran. Sementara bentuk persegi diperuntukkan bagi fasilitas kesehatan
satwa dan fasilitas-fasilitas yang diperuntukkan bagi pengelola seperti kantor pengelola
dan sebagainya.
Bangunan yang membutuhkan luasan paling besar yakni yang terdapat di bagian
depan kebun binatang yang memiliki fungsi sebagai loket, food court, tempat parkir,
serta stand souvenir dan juga open space berupa taman. Lalu area di antara area food
court dan pengelola terdapat taman dan beberapa habitat untuk hewan berukuran kecil
yang berlanjut terus ke bagian belakang site dengan variasi habitat-habitat hewan yang
beragam.
Pengoptimalan ruang terbuka hijau pada massa bangunan diwujudkan dengan
mengupayakan massa bangunan agar tidak masif, lebih banyak bukaan agar bangunan
mendapat sinar matahari dan penghawaan secara alami untuk mengurangi pemakaian
lampu dan AC. Selain itu penggunaan barang bekas seperti besi yang dapat digunakan
sebagai bangku juga dapat mengurangi limbah yang ada.
IV.3.9 Vegetasi
Pada tapak mayoritas vegetasi berada di sisi selatan tapak dan ada beberapa yang
berada di bagian timur, barat dan utara. Vegetasi yang ada dapat dimanfaatkan hal ini
merupakan potensi bagi tapak. Penambahan vegatasi yang mampu menciptakan habitat
buatan seperti habitat aslinya. Beberapa jenis vegetasi itu antara lain:
b. Pohon peneduh
Pohon Reo yang berada di tapak dapat dimanfaatkan sebagai pohon peneduh. Selain
pohon Reo pohon kersen dan pohon Ketapang juga dapat digunakan sebagai pohon
peneduh
c. Pohon semak/Rerumputan
Rumput gajah selain sebagai penghias juga dapat berfungsi sebagai makanan hewan.
Penambahan bunga-bunga juga dapat menambahkan estetika pada tapak
IV.4Analisa Bangunan
b. Pengunjung
Pengunjung merupakan seseorang atau sekelompok orang yang dating berkunjung
ke suatu tempat, dalam hal ini kebun binatang. Alur aktivitas pengunjung adalah
sebagai berikut
Berfoto
Bertanya
Pengelola Memberi
makan satwa
Membersihkan
kendang
Merawat satwa
Memberi
Informasi
Pengelola Memberi
makan satwa
Membersihkan
kandant
Merwat satwa
Memberi
Informasi
Membersihkan
kendang
Merawat satwa
Member
Informasi
Membersihkan
kendang
Merawat satwa
Memberi
informasi
Pengelola Memberi
makan satwa
Merawat satwa
Memberi
informasi
MCK
Pengelola Memasak
makanan
Melayani
pengunjung
Mencuci piring
Menyiapkan
bahan makanan
dan minuman
Makan dan
minum
Mengambil
foto
Bersantai
Pengelola Melayani
pengunjung
Menjaga
keamanan
pengunjung
Menjaga
kebersihan area
Merawat
peralatan
Menjaga
kebersihan
MCK
Merawat
barang
Menjaga
kebersihan
Pengelola Menjaga
kebersihan
Istirahat
Bersantai
MCK
Makan/Minum
Pengelola Menjaga
kebersihan
Melayani
pengunjung
MCK
Mengatur
persediaan
makanan
hewan
Mendapatkan Toilet
perawatan
medis Penanggulan
an kebakaran
MCK
Toilet:
Direncanakan pengguna 1 orang
= 1 x 1,2 = 1,2
Keb. Perabot =
Total:
220,03 + 2,11 +14,87 = 237,01
5 Toilet Umum
- Perpustakaan (30)
- Kantor (72)
- R. Serbaguna (100)
- Pantry (12)
Total: 214
Sirkulasi 40%
14,4 + 214 = 228,4
228,4 x 40% = 91,36
91,36 + 228,4 = 319,76
- Loker (90)
- Gudang (20)
- Pantry (12)
Total: 122
Sirkulasi 40%
72 + 122 = 194
194 x 40% = 77,6
77,6 + 194 = 271,6
- Loker (60)
- Toilet (18)
- Pantry (12)
Total: 90
Sirkulasi 40%
48 + 90 = 138
138 x 40% = 55,2
55,2 + 138 = 193,2
Dapat berinteraksi
dengan pengunjung Flying
animals
Fasilitas utama pada tapak yakni habitat satwa yang dibagi berdasarkan system
behaviorial atau dibagi berdasarkan perilaku mereka/habitat mereka. Hewan-hewan
yang berada di habitat darat diletakkan berdekatan, lalu hewan reptile dan karnivora
juga diletakkan berdekatan karena beberapa hewan kategori ini berbahaya bagi
pengunjung. Petting Zoo diletakkan dekat dengan hewan-hewan unggas karena hewan-
hewan ini dapat berinteraksi dengan pengunjung (dapat dipegang atau dapat melakukan
aktivitas lainnya dengan hewan tersebut).
2. Fasilitas Penunjang
A. Tempat parkir dan Hall Penerima
Pembeli Stall Toko
an tiket pembelian Souvenir
Tempat Pusat
parkir informasi
Entranc
e
Keterangan:
Publik:
Semi public:
Pada hall penerima Entrance, tempat parkir dan Lobby terhubung dengan tempat
pembelian tiket, took souvenir dan pusat informas
B. Fasilitas Pendukung
Kebun
Binata Food
ng Court
ATM
Center
Keterangan:
Publik:
Semi public
Privat:
Pada fasilitas pendukung klinik hewan dan guest house tidak berhubungan langsung
dengan fasilitas lain yang bersifat public kecuali hall/lobby dan kebun binatang (untuk
klinik hewan) hal ini dikarenakan fasilitas tersebut bersifat privat sementara ruangan
lain salin berhubungan.
C. Fasilitas Pengelola
Mess
Karyawan
Ruang
penanggun Ruang
g jawab rapat
Ruang
staff
Ruang Toilet
sekretaris
Lobby
Ruang
Ruang
Kantor tunggu
direktur Pengelola
Keterangan:
Publik:
Semi public
Privat:
Servis:
Pada fasilitas pengelola kantor pengelola berhubungan dengan ruang rapat, staff,
penanggung jawab, sekretaris dan ruang direktur juga berhubungan dengan lobby,
ruang tunggu, dan toilet dan mess karyawan
D. Servis
Ruang Toilet
elektrikal dan
sound system Instalasi
Biogas
Ruang Ruang
Genset pompa
Mekanik
al
Elektrikal
Ruang Ruang
CCTV panel
Keterangan:
Publik:
Semi public
Privat:
Servis:
Pada bagian servis ruang-ruang ditata sebagai berikut, bagian mekanikal dan elektrikal
berhubungan dengan ruang elektrikal dan sound system, ruang genset, ruang cctv,
instalasi biogas, ruang pompa, dan ruang panel juga toilet.
Berdasarkan pola tata letak bangunan di atas, maka didapatkan bentuk tapak sebagai
berikut:
Klinik hewan
Kantor Pendidikan
Kantor kehewanan
Fungsi atap:
o Struktur palat
o Struktur rangka ruang
o Struktur rangka batang
o Struktur kubah
o Struktur cangkang
IV.7Analisa Utilitas
Sistem Jaringan utilitas dibedakan menjadi:
Sistem drainase air hujan, berkaitan dengan kontur dan posisi lingkungan seperti:
sungai, danau, embung, kolam, dsb
Sistem plumbing meliputi pengadaan air bersih, system pembuangan kotoran
manusia dan hewan baik padat maupun cair.
Sistem jaringan listrik dan peneranagan, berkaitan langsung dengan lingkungan
sekitar dan sumber pengadaan listrik
Sistem jaringan informasi, meliputi jaringan telpon, alarm, pemberitahuan, dll
Sistem pembuangan sampah
Sistem Fire protection meliputi system pencegahan kebakaran: fire alarm, dsb
Ground
PAM Reservoir Bangunan
Tank
Tower
Sumur Bangunan
Tank
Kotoran Septik
Peresapan
Padat Tank
Kotoran
Cair
Pengolahan air hujan:
Saluran/pipa
Hujan Bak Kontrol Embung
air
Keuntungan:
Area servis berdekatan dengan area utama dan, sehingga pencapaian pengguna
ke fasilitas penunjang lebih mudah
Pencapaian dari satu zona ke zona lain lebih mudah
Zona privat berada jauh dari area kebisingan
Perletakan zona mengikuti pola tapak
- Entrance
ME dan SE diletakkan berdekatan pada sisi barat tapak namun dipisahkan
Kelebihan
V.2.2 Landscape
Dilihat dari Analisa yang telah dibuat, maka konsep Landscape yang didapatkan
adalah:
Lahan parkir
Sesuai dengan Analisa parkiran Tempat parkir diletakkan di sebelah barat tapak
atau bagian depan tapak dan pada sisi timur diletakkan area parkiran untuk
service.
Kelebihan:
Jarak entrance ke tempat parkir dekat
Sesuai Analisa pencapaian pada alternative 1 dengan entrance sisi selatan
Pencapaian ke tapak lebih muda
Terhindar terjadinya crossing antara kendaraan pengunjung dan kendaraan
service
Pola parkiran yang dipilih adalah pola parkiran 90 derajat dan Perkerasan lahan
parkir yang dipilih adalaj paving block karena kelebihan sebagai berikut:
- Memiliki daya serap air melalui sedikit celah yang dari susunannya untuk
menjaga keseimbangan air tanah
- Beratnya lebih ringan dibandingkan dengan pengerasan jalan lainnya
- Pemeliharaannya lebih mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar
- Memiliki tekstur, warna dan dapat dipasang dengna motif yang menarik
- Panas yang dihasilkan akibat penyinaran lebih rendah dari jenis perkerasan
beton dan aspal
Konsep penempatan elemen landscape
- Aktifitas Pengunjung
Pada umumnya aktifitas pengunjung meliputi:
- Aktifitas Pengelola mencakup aktifitas dari staf harian, staf pengurus hewan, staf
ahli, staf pelaksana, staf administrasi, staf humas, dan staf Kesehatan satwa
o Staf Harian
o Staff Ahli
o Staff Pelaksana
o Staff administrasi
o Staff Humas
o Staff Kesehatan Satwa
6 Restoran 1 237,01
10 Klinik 792,32
Total
3. Rumah Predator
4.
5. Klinik Hewan
6. Kantor Pengelola
7. Tempat penyimpanan makanan
8. Kantor Kehewanan