Disusun Oleh:
Ikrar Maulana Muharram (60100119037)
KELAS II/B
Menurut Ernest Haeckle ekologi adalah “ilmu yang mempelajari seluk beluk
ekonomi alam, suatu kajian hubungan anorganik serta lingkungan organik di sekitarnya”.
Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan adalah metode deskriptif
analitik yang tertuju pada pemecahan masalah akomodasi di Sumbawa Barat.
Perancangan yang dilakukan menggunakan pendekatan metodologi problem solving
berdasarkan aspek ekologi kawasan, aspek sosial ekonomi, dan aspek sosial kultural yang
tertuju pada pemecahan masalah fasilitas wisata yang akan diwadahi, dimulai dari tahap
perumusan,pengumpulan data, analisa hingga sintesa dengan menggunakan teknik
survey, wawancara, studi literatur dan studi komparasi.
Site ini berada di Dusun Pakerum Desa Samapir Kecamatan Taliwang Kabupaten
Sumbawa Barat. Kriteria pemilihan lokasi ini berada pada area yang direncanakan oleh
pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat sebagai tempat rekreasi.
Batas tapak
ii. Konsep pola penataan ruang dan massa fasilitas waterfront resort
Zoning tapak Tapak dibagi menjadi 3 bagian zona yaitu
Zona rekreasi sebagai ruang publik dan zona utama. Pada zona ini
ditempatkan fasilitas hiburan.
Zona konservasi sebagai ruang semi publik untuk kegiatan pendidikan,
perlindungan dan penelitian.
Zona hunian sebagai ruang privat untuk pengunjung yang menginap terdiri
dari fasilitas cottage yangdibedakan menjadi dua cottage delux (Bala ode) 14
unit dengan ukuran 5x9 m dan suite (Bala rea) 12 unit dengan ukuran 5x12 m.
Perencanaan dan perancangan pusat penangkaran hewan langka Owa Jawa ini
dirancang menggunakan konsep arsitektur ekologi sebagai konsep paling sesuai dengan
keselarasan antara bangunan dan lingkungan. Metode penyusunan konsep yang
digunakan adalah dengan pengumpulan data dari landasan teori yang terkait dan
observasi lapangan, pengolahan data, dan analisis data untuk menyusun konsep
perencanaan dan perancangan “Pusat Penangkaran Arsitektur Ekologi dengan Pendekatan
Arsitektur Ekologi”.
1. Pembahasan
a. Data Lokasi
Lokasi desain perencanaan berada di Jl. Cifor, kel. Situgede, Bogor Barat.
b. Data Tapak
Kawasan Lokasi adalah kawasan Hutan lindung berikut data tapak
Lokasi : Jl. Cifor, Kel. Situgede, Bogor Barat, 16119
Luas Lahan ± 30.000m2 (3Ha) KDB : 40%
KB : 12 meter
Peruntukan zona kawasan hutan lindung.
Batas tapak :
Sisi utara : Jl. Cifor
Sisi Timur : Lahan kosong
Sisi Selatan : Danau Situ Gede
Sisi Barat : Penangkaran Rusa.
Kandang pembesaran yang mewakili dari kegiatan alamiah Owa Jawa yaitu
menjelajah sekitar 750m perhari serta kondisi di dalam kandang yang menyerupai
habitat aslinya karena menggunakan jarring agar matahari dan udara masuk secara
maksimal.
Kandang kawin yang berukuran 6x6m dengan furniture yang mendukung kegiatan
Owa Jawa di dalam kandang seperti tempat tidur tempat makan & minum dan tempat
untuk kawin yang posisinya ebrada di atas.
Sistem Air bersih yang dipakai adalah air hujan yang ditampung dan air danau yang
disaring dan disebarkan kesetiap kandang sebagai bahan minum dan area perairan di
sekitar site.
Saat ini taman hiburan yang ada saat ini semakin tidak ramah lingkungan dan
cenderung merusak ekosistem sekitar. Penelitian ini mempunyai 2 objek penelitian yaitu
Taman Wisata Alam Matahari dan Kebun Raya Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah
memahami penerapan ekologi arsitektur dalam hal topografi di Taman Wisata Matahari
dan Kebun Raya Bogor. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Ekologi
arsitektur dapat diterapkan dalam desain sebuah taman hiburan. Ekologi arsitektur dapat
diterapkan dalam beberapa hal salah satunya yaitu topografi. Arsitektur topografis yang
termasuk ke dalam salah satu prinsip ekologi merupakan suatu ide yang lahir dari
banyaknya lahan yang dipotong menjadi rata dan tidak alamiah sebagaimana alam itu
terbentuk.
1. Pembahasan
a. Topografi
b. Ekologi
Ekologi merupakan salah satu cabang dari ilmu biologi. Yaitu ilmu pengetahuan
tentang hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Atau ilmu yang mempelajari
faktor pengaruh lingkungan terhadap jasad hidup (Zoer’aini: 2010).
Dapat dilihat pada gambar 1 dan 2 bahwa topografi alami kawasan Taman Wisata
Matahari yang tidak rata masih dipertahankan dan ditata dengan baik guna menambah
kenyamanan wisatawan. Pemangkasan lahan pada taman wisata ini dilakukan secara
terbatas salah satunya yang dipangkas yaitu area yang digunakan untuk jalan dan
sirkulasi, tetapi bukan area hijau pada area sirkulasinya. Topografi pada area hijau
titik temu pengunjung Taman Wisata Matahari masih terlihat perbedaannya dengan
area jalan.
Jurnal Kedua
Pendekatan Arsitektur Ekologi merupakan konsep sebagai upaya pelestarian populasi
hewan langka Owa Jawa agar dapat meningat karena memiliki bangunan yang selaras
dengan lingkunganya dan kandang penangkaran yang menggukaan konsep 5
kesejahteraan hewan yaitu bebas dari rasa lapar dan haus, bebas beraktivitas biasa,
bebas dari rasa takut, bebas dari rasa sakit, bebas dari stres.
Jurnal Ketiga
Topografi kedua taman wisata yang penulis teliti tidak banyak diubah. Hal tersebut
sesuai dengan prinsip ekologi arsitektur yang disampaikan oleh Frick (2007) dkk
yaitu meningkatkan potensi lahan yang tersedia dan memelihara sumber daya yang
ada. Pemangkasan lahan pada kedua taman tersebut dilakukan secara terbatas salah
satunya yang dipangkas yaitu area yang digunakan untuk jalan dan sirkulasi, tetapi
bukan area hijau pada area sirkulasinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/191
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/purwarupa/article/view/3789
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/purwarupa/article/view/4085/3705