Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AKHIR

RESORT DAN WISATA KULINER DANAU TEMPE


DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR
DI KABUPATEN WAJO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Dalam Rangka


Menyelesaikan Studi Pada Program Sarjana Arsitektur
Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Disusun Oleh :
ANDI PUTRI ALIFIA SALSABIELA
( 60100119057 )

PROGRAM SARJANA ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata telah mengambil peran penting dalam pembangunan perekonomian


bangsa-bangsa di dunia dalam perspektif pembangunan sumber daya manusia.
Pariwisata mempunyai potensi untuk dijadikan instrument dalam meningkatkan
kualitas hidup masyarakat baik itu secara material, spiritual, kultural maupun
intelektual. Sejalan dengan meningkatnya jumlah wisatawan internasional di
Indonesia, sehingga Indonesia dihadapkan pada persoalan untuk menata produk-
produk wisata sehingga banyak diminati oleh para wisatawan. Untuk itu perlunya
mengembangkan sector pariwisata di tingkat daerah.

Kabupaten Wajo dikenal sebagai daerah yang memiliki kekayaan sumber daya
perairan daratan. Danau tempe merupakan salah satu danau yang mempunyai potensi
yang cukup besar. Secara administrative terletak dalam 3 wilayah administrative
Kabupaten yang berbeda, yaitu Kabupaten Wajo, Kabupaten Sidrap dan Kabupaten
Soppeng. Keberadaan Danau Tempe dan Kawasan sekitarnya memiliki arti penting
bagi masyarakat Kabupaten Wajo umumnya dan masyarakat yang berada dalam
Kawasan tersebut khususnya. Selain sebagai sumber air bersih, Kawasan Danau
Tempe juga menjadi tempat masyarakat mencari penghidupan seperti, Bertani dan
berkebun serta mencari ikan yang merupakan mata pencaharian penduduk yang
tinggal dalam Kawasan tersebut. Selain fungsi diatas Danau Tempe juga berfungsi
sebagai objek wisata utama di Kabupaten Wajo.

Kedatangan pengunjung adalah dalam rangka menikmati potensi utama


tersebut. Namun akibat penangannya yang belum optimal membuat potensi wisata
Danau Tempe belum banyak mendatangkan pemasukan bagi Pemerintah dan
Masyarakat Kabupaten Wajo. Pengelolaan potensi pariwisata pada umumnya terjadi
karena kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata serta sarana
dan prasarana yang tidak mendukung pariwisata hal ini akan menjadikan menurunnya
daya Tarik wisatawan untuk berkunjung. Potensi yang dimiliki oleh Danau Tempe
apabila dikelola dengan baik akan mampu bersaing dengan destinasi wisata lain yang
sudah menjadi unggulan di Sulawesi Selatan. Oleh karena itu,. dibutuhkan
pengembangan pada fasilitas publik untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan
memberikan kenyamanan bagi wisatawan.

Untuk dapat mendukung berbagai kegiatan yang dapat dilakukan di tempat-


tempat di atas, maka diperlukan suatu wadah yang berisi fasilitas yang dapat
menunjangnya, diantaranya adalah fasilitas penginapan yang lebih dikenal dengan
sebutan resort dan tempat untuk wisata kuliner/pusat kuliner. Resort merupakan salah
satu faktor yang dapat menarik minat pengunjung untuk berlibur dan berekreasi. Dan
juga dengan adanya wisata kuliner lokal dapat mengoptimalkan potensi daya tarik
wisatawan lokal maupun asing untuk berkunjung ke danau tempe.

Agar dapat mewujudkan hasil rancangan resort dan wisata kuliner lokal yang
dapat diterima dan diminati semua kalangan khususnya masyarakat Kabupaten Wajo,
maka perlu strategi khusus seperti pemilihan pendekatan yang tepat sasaran. Adapun
pendekatan yang akan digunakan dalam perancangan resort dan wisata kuliner danau
tempe di Kabupaten Wajo ini adalah pendekatan Neo-Vernakular. Istilah Vernakular
berkaitan erat dengan warisan budaya yang orisinal, namun dalam konsep Neo-
Vernakular orisinilitas ini mengalami pembaruan sehingga tampak lebih modern.
Tujuannya adalah tetap melestarikan unsur local tanpa mengabaikan tren yang
berkembang di Masyarakat khususnya masyarakat di Kabupaten Wajo.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka dirumuskan


permasalahannya, yaitu bagaimana merancang kawasan agar dapat menjadi objek
wisata yang semakin menarik perhatian wisatawan dengan Pendekatan Arsitektur Neo
Vernakular di Kabupaten Wajo?

C. Tujuan dan Sasaran Perancangan

1. Tujuan

Menghasilkan acuan perancangan tentang strategi dalam pengembangan


Resort dan Wisata Kuliner Danau Tempe sebagai salah satu wisata di
Sulawesi Selatan yang dapat menarik perhatian para wisatawan. Strategi
pengembangan kawasan Danau Tempe yang berbasis 3E (Education,
Environment and Entrepreneur).

2. Sasaran Perancangan

a. Pengolahan Tapak
b. Penataan Tata Massa Bangunan
c. Pengolahan Bentuk
d. Sarana dan Prasarana
e. Pendekatan Arsitektur Neo Vernakular

D. Lingkup dan Batasan Pembahasan

1. Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan difokuskan pada suatu Perancangan Resort dan


Wisata Kuliner yang berlokasi di Kabupaten Wajo. Dengan pendekatan
Arsitektur Neo Vernakular yang berorientasi pada sarana prasarana untuk
pengembangan Kawasan tersebut. Konsep dari Strategi pengembangan
kawasan Danau Tempe yang berbasis 3E (Education, Environment and
Entrepreneur) yaitu melalui penyediaan sarana yang akan memberikan
pendidikan kepada masyarakat maupun wisastawan yang berkunjung,
seperti penyediaan balai pertemuan. Sedangkan strategi pengembangan
pariwisata berbasis lingkungan di danau tempe disediakan infrastruktur
seperti resort dengan konsep rumah panggung dan dermaga yang kental
dengan unsur alam dengan pendekatan vernakular. Serta strategi
pengembangan pariwisata berbasis usaha dengan penyediaan sentral usaha
bagi masyarakat. Sentral usaha yang dimaksud dirancang menjadi
pusat kuliner dan cenderamata di Danau Tempe.

2. Batasan Pembahasan

Pembahasan terbatas pada perancangan mengenai konsep bangunan


berupa desain tata letak bangunan, tampilan bangunan dan kebutuhan
ruang dengan konsep perancangan arsitektur neo vernacular

E. Metode Pembahasan

1. Metode Pengumpulan Data

a. Studi Literatur
Studi literatur atau kepustakaan dilakukan untuk memperoleh landasan
teori, standar perancangan dan kebijaksaan perencanaan dan
perancangan melalui buku dan bahan-bahan tertulis lain yg bisa
dipertanggung jawabkan

b. Studi Lapangan
Pada tahap ini dilakukan survey lapangan untuk mengetahui dan
mengamati serta mengumpulkan informasi mengenai potensi-potensi
fisik sehingga dapat tersusun suatu perencanaan dan perancangan

c. Studi Banding
Melakukan perbandingan terhadap hasil-hasil observasi yg dilakukan
pada beberapa bangunan yang berfungsi sama untuk kepentingan
analisis dan kriteria yang akan diterapkan pada Kawasan Danau Tempe

2. Metode Analisis Data

a. Metode analisis deskriptif, mengolah data yang diperolah dari hasil


survey dan literatur untuk menemukan gagasan awal desain
berdasarkan kriteria kondisi tapak, ruang, pelaku yang sesau dengan
fungsi dari pendekatan yang digunakan.
b. Metode sintesa terhadap hasil analisis berupa gagasan awal bentuk
konsep desain

c. Metode eksplorasi terhadap hasil konsep pendekatan desain dalam


bentuk gambar desain berupa gambar kerja, 3D, animasi, banner dan
maket.

Anda mungkin juga menyukai