Anda di halaman 1dari 11

GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN : 2503-3344)

KAWASAN WISATA DANAU BIRU MATANDAHI DENGAN PENDEKATAN


ARSITEKTUR ORGANIK
1
Lisdayanti, 2Ishak kadir, *3Muhammad Zakaria Umar
1,2,3
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo Kendari
1
lisdayanti.bolla@gmail.com; 2ishakkasdir@uho.ac.id; *3zakariaumar@uho.ac.id

ABSTRAK

Kawasan wisata danau biru di Kabupaten Kolaka Utara menggunakan pendekatan arsitektur organik penting didesain
sebagai berikut: (1) penulis ikut mensukseskan visi misi BUMDeS (2) bangunan-bangunan pada kawasan danau biru belum
mewadahi semua aktifitas dalam kawasan wisata; (3) Fasilitas penginapan pada kawasan danau biru belum tersedia; (4)
potensi perbukitan, pantai, dan goa belum terintegrasikan dengan baik; (5) jaringan utilitas belum tersedia serta; (6)
kawasan danau biru tampak kurang terurus. Tulisan ini menggunakan metode analisis desktiptif kualitatif dengan
menguraikan berbagai permasalahan dan kebutuhan kawasan wisata. Data primer dikumpulakn melalui observasi dan
wawancara. Sedangkan untuk data sekunder berasal dari beberapa buku referensi, dokumen perencaan tata ruang, studi
kasus dan literatur lainnya. Penelitian ini ditujukan sebagai berikut: (1) untuk mengolah tapak pada kawasan wisata dengan
pendekatan arsitektur organik di Kabupaten Kolaka Utara; (2) untuk mengolah kebutuhan ruang pada kawasan dengan
pendekatan arsitektur organik di Kabupaten Kolaka Utara; (3) untuk menerapkan prinsip-prinsip arsitektur organic pada
kawasan wisata di Kabupaten Kolaka Utara. Penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: Pertama Tapak memperhatikan
aspek klimatologi, aspek topografi, aspek Sirkulasi, aspek vegetasi, aspek view, serta aspek utilitas pada tapak. Kedua
Wadah yang tersedia memperhatikan aspek bentuk, aspek sirkulasi dan penataan, aspek struktur, aspek kebutuhan ruang,
persyartan ruang, hubungan ruang yang sesuai perkembangan tren Kawasan wisata. Ketiga Prinsip-prinsip Arsitektur
Organik yang diterapkan pada bangunan - bangunan dikawasan danau biru adalah sebagai berikut: Building as nature,
Continous present, Form Follows Flow, Of the people, Of the hill, Of the materials, Youthful and unexpected dan Living
music. Konsep perencanaan yang di aplikasikan pada tapak, fasad ataupun interior bangunan, terlihat dari penggunaan
material dan bangunan yang menyesuaikan bentuk dari tapak.

Kata Kunci: Kawasan wisata danau , arsitektur organik.

ABSTRACT

The blue lake tourism area in North Kolaka Regency uses an important organic architectural approach which is
designed as follows: (1) the author participates in the success of the vision and mission of BUMDes (2) the building in the
blue lake area has not accommodated all activities in the tourist area; (3) Lodging facilities in the blue lake area are not
yet available; (4) the potential for hills, beaches, and caves has not been well integrated; (5) utility network is also not yet
available; (6) the blue lake area looks neglected. This paper uses a qualitative descriptive analysis method by describing
various problems and needs of tourist areas. Primary data were collected through observation and interviews. While
secondary data comes from several reference books, spatial planning documents, case studies and other literature. This
study aims as follows: (1) cultivate the site in a tourist area with an organic architectural approach in North Kolaka
Regency; (2) processing space requirements in the area with an organic architectural approach in North Kolaka Regency;
(3) apply the principles of organic architecture in tourist areas in North Kolaka Regency. This study concludes as follows:
First, the site pays attention to climatological aspects, topographic aspects, circulation aspects, vegetation aspects,
appearance aspects, and utility aspects at the site. The two available containers pay attention to aspects of form, aspects of
circulation and arrangement, aspects of structure, aspects of space requirements, space requirements, spatial relations in
accordance with the development of tourism trends. The three principles of Organic Architecture which are applied to the
buildings in the blue lake area are as follows: Building as nature, Sustainable Presence, Form goes with the flow, Human,
Hill, Material, Young and unpredictable, and Live music. The planning concept that is applied to the site, facade or interior
of the building, can be seen from the use of materials and buildings that adapt to the shape of the site.

Keywords: Lake Tourism Area, Organic Architecture.

PENDAHULUAN unik. Potensi suatu kawasan wisata akan lebih tepat bila
A. Latar Belakang didesain dengan konsep alam yaitu konsep arsitektur
Potensi suatu kawasan mempunyai ciri khas tertentu organis. Arsitektur organis mempunyai filosofi arsitektur
yang dapat membedakannya dengan yang lain sehingga tentang keselarasan antara tempat tinggal manusia dan
bila dikembangkan dapat menjadi destinasi wisata yang dunia alam yang ditujukan untuk menciptakan
Volume 7 No. 1 | April 2022 153
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN ::)2503-3344)

keselarasan antara alam serta manusia (Organic


architecture, 2010). Arsitektur organik disebut juga B. Tujuan Penulisan
sebagai konsep arsitektur yang berakar dari prinsip- Adapun yang menjadi tujuan dalam proses
prinsip alam yang memperhatikan lingkungan sehingga perancangan ini adalah sebagai berikut:
dapat selaras dengan tapaknya (Ndari Dkk, 2017). 1. Untuk mengolah tapak yang tepat dalam rangka
Arsitektur Organik mempunyai beberapa kelebihan pembangunan kawasan wisata danau biru.
seperti memperhatikan lingkungan dan harmoni dengan 2. Untuk merencanakan wadah kegiatan yang ada di
tapaknya secara dinamis (Azhar, 2018), material yang kawasan danau biru yang mampu menjawab
digunakan selaras dengan alam, struktur dalam kebutuhan akan ruang pada bangunan di kawasan
arsitektur organik terintegrasi dengan baik pada objeknya wisata dan perkembangan tren bangunan wisata
(Rukayah, 2003). danau biru.
Kabupaten Kolaka Utara adalah salah satu Kabupaten 3. Untuk menerapkan prinsip-prisip arsitektur organik
di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kabuoaten pada bangunan-bangunan di kawasan danau biru.
Kolaka Utara beribu Kota Lasusua dan merupakan hasil
pemekaran dari Kabupaten Kolaka yang disahkan KAJIAN LITERATUR
dengan Undang Undang Nomor 29 tahun 2003 tanggal A. Tinjauan Kawasan Wisata
18 Desember 2003 (Badan Pusat Statistik, 2019). Kawasan wisata menurut undang-undang No 5
Kabupaten Kolaka Utara memiliki wilayah perairan yang Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati
sangat luas yaitu ± 12.376 km2. Karakteristik dasar dan ekosistemnya adalah kawasan pelestarian yang
perairan yang landai, terjal, sangat terjal, pesisir pantai terutama di manfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi
dengan paparan batuan, teluk, dan muara sungai. Kondisi alam.kawasan wisata merupakan kawasan dengan ciri
ini sangat menjanjikan untuk kegiatan pariwisata (Badan khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang
Pusat Statistik, 2019). mempunyai sistem penyangga kehidupan, pengawetan
Sektor pariwisata di Kabupaten Kolaka Utara keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta
merupakan sektor yang cukup memiliki potensi dalam pemamfaatan secara lestari alam hayati dan
menghasilkan pendapatan daerah bila di kelola dengan ekosistemnya (Ningsih, 2013).
baik. Objek wisata tersebut didominasi oleh objek wisata Berdasarkan UU No.9 tahun 1990 di jelaskan bahwa
bahari/pantai, goa, danau, air terjun, dan wisata pengertian kawasan wisata adalah suatu kawasan yang
panorama alam yang tersebar di setiap kecamatan. Pada mempunyai luas tertentu yang dibangun dan di sediakan
tahun 2019 di kabupaten kolaka utara tercatat 38 objek untuk kegiatan pariwisata. Apabila dikaitkan dengan
wisata. Dari jumlah tersebut diketahui ada 8 objek wisata kawasan wisata pantai, pengertian tersebut berarti suatu
yang dikomersialkan yaitu danau biru, pasir putih danau kawasan yang disediakan untuk kegiatan pariwisata
biru, dan goa danau biru di kecamatan wawo (Badan dengan mengandalkan obyek atau daya tarik kawasan
Pusat Statistik, 2019). pantai.
Salah satu potensi kawasan wisata di Kabupaten
Kolaka Utara adalah Danau Biru. Danau biru terletak di B. Tinjauan Arsitektur Oraganik
desa Walasiho. Danau biru merupakan tempat wisata Arsitektur Organik yaitu arsitektur yang tumbuh
yang indah dengan perpaduan antara perbukitan, pantai, keluar dari dalam, dimana semua bagian yang terkait
dan goa. Air di danau biru berwarna biru jernih dan dengan keseluruhan terkait dengan bagian-bagian.
sering disebut kolam tersembunyi karena diselubungi
Arsitektur organik adalah hasil dari perasaan akan
oleh bebatuan dan pepohonan yang rindang. Pengunjung
di danau biru adalah wisatawan domestik dan kehidupan, seperti integritas, kebebasan, persaudaraan,
mancanegara. Jadwal kunjungan dibuka setiap hari dan harmoni, keindahan, kegembiraan dan cinta. Arsitektur
paling ramai pada hari libur. Berdasarkan hasil organik merupakan sebuah filosofi arsitektur yang
wawancara dengan petugas setempat bahwa jumlah menjunjung harmoni antara lingkungan hidup manusia
pengunjung kurang lebih 1000 (seribu) per hari. dan dunia alam melalui pendekatan desain. Arsitektur
Potensi pariwisata alam danau biru yang indah organik terintegrasi dengan baik dengan tapak dan
mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut: (1)
memiliki sebuah kesatuan, komposisi yang saling
bangunan-bangunan pada kawasan danau biru belum
mewadahi semua aktifitas dalam kawasan wisata; (2) berkaitan, berisi bangunan-bangunan dan lingkungan
Fasilitas penginapan pada kawasan danau biru belum sekitarnya (Azhar, 2018).
tersedia; (3) potensi perbukitan, pantai, dan goa belum Arsitektur Organik adalah sebuah pendekatan
terintegrasikan dengan baik; (4) jaringan utilitas belum perancangan arsitektur yang diaplikasikan sebagian atau
tersedia serta; (5) kawasan danau biru tampak kurang keseluruhan pada bangunan, yang konsepnya berakar
terurus. Oleh karena itu kawasan wisata danau biru perlu pada bentuk-bentuk atau prinsip-prinsip alam. Arsitektur
direncanakan dan dirancang sehingga bisa menjadi
Organik memperhatikan lingkungan dan harmoni dengan
destinasi wisata andalan Kabupaten Kolaka Utara.
Perencanaan dan perancangan kawasan wisata danau tapaknya. Pelopor-pelopor Arsitektur Organik antara
biru menggunakan pendekatan arsitektur organik karena lain Frank Lloyd Wright, Antonio Gaudi, dan Rudolf
paling sesuai dengan karakteristik tapak danau biru. Steiner, menggambarkan inspirasi prinip-prinsip organik
Volume 7 No. 1 April 2022 154
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN : 2503-3344)

dengan caranya masing masing yang sering kali kesan Tapak terletak di Jln.Poros Ranteangin, Desa
organik yang dimunculkan mengantarkan pada bentuk- Walasiho, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Utara,
bentuk bebas dan ekspresif (Ndari Dkk, 2017) Provinsi Sulawesi Tenggara dengan luas tapak yaitu ±
50.082 m². Memiliki potensi untuk dilakukan
Arsitektur organik adalah sebuah filosofi arsitektur
pengembangan pariwisata dengan pertimbangan
yang mengangkat keselarasan antara tempat tinggal kepadatan penduduk masih rendah serta tersedianya
manusia dan alam, melalui desain yang mendekatkan wisata-wisata alam yang secara alami.
dengan harmonis antara lokasi bangunan, perabot, dan 1. Gambaran Umum Tapak
lingkungan menjadi bagian dari satu komposisi, a. Peruntukan : Kawasan Konservasi, Kawasan
dipersaatukan dan saling berhubungan. Menurut David Budidaya, Kawasan Wisata Pantai, Kawasan Wisata
Pearson dalam bukunya David Pearson’s Gaia of Agro Dan Kawasan Wisata Alam.
b. Luas Tapak : 50.082 m²
Organic Architecture & design arsitektur organik
c. KDB : 30 %
memiliki strategi perancangan sebagai berikut: (Oranye
& Moniaga, 2013).

METODE
A. Metode Pembahasan Penulisan
Metode pembahasan dalam tulisan ini terdiri dari
sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik
analisis data. Sumber data terdiri dari Data primer, dan
data sekunder. Data primer terdiri dari data tapak dan Gambar 1. Tapak di Desa Walasiho
data lokasi. Data sekunder terdiri dari jumlah penduduk,
eksisting tapak, kajian pustaka, aturan-aturan a. Timur : Bukit
bangunan,standar-standar bangunan, rencana tata ruang b. Barat : laut
kabupaten kolaka uatara, rencana tata bangunan dan c. Utara : rumah warga
lingkungan Kabupaten Kolaka Utara, peta wilayah d. Selatan : Gunung
Kabupaten Kolaka Utara, letak petageografi, batas
wilayah, luas wilayah, dan peta danau biru. Teknik B. Pengolahan Tapak
pengumpulan data terdiri dari sebagai berikut: 1. Pengolahan Tapak Terhadap Matahari

1. Observasi
Pengumpulan data dengan observasi langsung atau
dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan
data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan
alat standar lain untuk keperluan tersebut.
2. Wawancara
Menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur,
yaitu wawancara bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan Gambar 2. Orientasi Tapak Terhadap Matahari
ditanyakan.
3. Dokumentasi Secara normal Matahari memiliki dampak positif
Yaitu eksisting tapak, kajian pustaka, aturan-aturan dan negatif terhadap keberlangsungan kegiatan dalam
bangunan,standar-standar bangunan, rencana tata ruang bangunan. Pemanfaatan dan pengendalian panas
kabupaten kolaka uatara, rencana tata bangunan dan matahari yang menerpa bangunan secara benar bisa
lingkungan Kabupaten Kolaka Utara, peta wilayah bermanfaat terhadap bangunan itu sendiri. Adapun
Kabupaten Kolaka Utara, letak petageografi, batas pengolahan tapak terhadap sinar matahari yaitu :
wilayah, luas wilayah, dan peta danau biru. a. Pengaturan orientasi bangunan pada Kawasan
Teknik analisis data dilakasanakan dengan cara dominan ke arah Barat menghadap Teluk Bone
pengumpulan data, pereduksian data, penyajian data, dan untuk mendapatkan view Matahri terbenam. Dengan
penarikan kesimpulan. memanfaatkan pencahayaan alami dapat mengurangi
penggunaan energi pada bangunan.

PEMBAHASAN DAN HASIL RANCANGAN


A. Lokasi Proyek
Volume 7 No. 1 | April 2022 155
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN ::)2503-3344)

Gambar 3. Orientasi bangunan Gambar 6. Penerapan Sekondary Skin Dan Vertical

b. Penggunaan atap kaca dan dinding kaca untuk Garden


memasukan cahaya kedalam bangunan sebagai
pencahayaan alami dan mengurangi penggunaan 2. Orientasi Bangunan terhadap Arah Angin
energi sesuai konsep yang di terapkan.

Gambar 4. Atap Dan Dinding Kaca Gambar 7. Orientasi Bangunan terhadap Arah Angin

c. Menggunakan media vertikal garden Secondary Angin berehembus cukup kencang dari Barat Teluk
Skin untuk tanaman rambat dan penggunaan Bone begitupun sebaliknya sehingga dapat
secondary skin material Aluminium Composit mempengaruhi kenyamanan termal di dalam maupun
Panel pada fasad bangunan untuk menghalangi luar bangunan. Untuk itu, dalam perancangannya
paparan sinar matahari secara langsung serta mempertimbangkan fungsi ruang luar sebagai filter pada
mereduksi panas yang masuk pada bangunan. arah laju angin. Adapun pengolahan tapak terhadap
terhadap orientasi arah angin adalah sebagai berikut:
a. Pengaturan konvigurasi bentuk dan fasad bangunan
yang dapat mengarahkan angin.

Gambar 5. Penerapan Sekondary Skin Dan Vertical Garden

d. Penggunaan tanaman juga dilakukan untuk


mengurangi panas berlebih pada sisi Barat
bangunan yang juga berfungsi sebagai peneduh di Gambar 8. Bangunan Pengarah
area parkir sekitar bangunan.
b. Penggunaan bukaan dan ventilasi udara pada
bangunan untuk pemanfaatan arah angin sebagai
penghawaan alami.

Volume 7 No. 1 April 2022 156


GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN : 2503-3344)

a. Pencapaian Ke Tapak

Gambar 12. Pencapaian


Gambar 9. Bangunan Pengarah

3. Kebisingan Tapak terdapat pada jalan utama lintas kabupaten


kota sehingga tapak memiliki potensi dilalui kendaraan
setiap saat. Untuk mendapatkan pencapaian terbaik
menuju tapak beberapa hal yang diperhatikan yaitu
pencapaian yang terdapat pada jalur utama dan jalur
khusus untuk masuk ke tapak.
b. Sirkulasi dan Parkir Pada Tapak

Gambar 10. Tanggapan Kebisingan

Terdapat beberapa sumber kebisingan yang memiliki


kebisingan tinggi, sedang hingga rendah. Untuk tingkat
kebisingan yang tinggi merupakan area jalan utama pintu
masuk yang dilalui banyak kendaraan dan area sisi barat Gambar 13. Sirkulasi dan Parkir
yaitu pantai , kebisingan sedang pada sisi timur dan
kebisingan rendah pada sisi selatan tapak. Terdapat pula
1) Pintu Masuk dan pintu keluar diletakan di sebelah
beberapa tanggapan yang dapat dilakukan dalam
meminimalisasi kebisingan pada tapak di antaranya yaitu Utara tapak dengan membuatkan akses jalan baru
penyesuaian orientasi bangunan, penzoningan dan area selebar 7 meter. Fungsi dari jalan baru ini adalah
fungsi bangunan, penempatan vegetasi guna meredam untuk akses masuk civitas pengelola dan akses
bunyi, serta penggunaan material kedap suara pada jalan keluar bagi pengunjung. Sistem lalu lintas
bangunan. satu arah untuk masuk dan keluar kendaraan,
bertujuan untuk menghindari kendaraan yang
4. Topografi Pada Tapak
Pada Existing Tapak, tapak merupakan Daerah bertumpuk.
perkebunan dan pegunungan. Berdasarkan hal tersebut
tapak memiliki karakteristik tanah yang bebatuan dan
memiliki perbedaan ketinggian. Gambar dibawah
merupakan tanggapan yang di berikan:

Gambar 14. Pintu Masuk Dan Pintu Keluar Tapak


Gambar 11. Kontur Tapak
5. Pencapaian dan Sirkulasi Pada Tapak
Volume 7 No. 1 | April 2022 157
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN ::)2503-3344)

2) Pemisahan jalur untuk kendaraan dan pejalan kaki


guna menghindari bahaya yang kemungkinan 5) Fasilitas parkir kendaraan yang di wadahi
terjadi.

Gambar 15. Pemisahan Sirkulasi Kendaraan dan Pejalan Kaki Gambar 18. Fasilitas Parkir

6. Penzoningan
3) Sirkulasi pejalan kaki pada tapak dibuat linear
dan jaringan agar sirkulasi dapat menghubungkan
beberapa titik pusat kegiatan .

Gambar 16. Sirkulasi Pejalan Kaki Gambar 19. Penzoningan

4) Terdapat beberapa jalur sirkulasi pada tapak yaitu a. Zona inti; dimana lokasi atraksi/daya tarik utama
sirkulasi kendaraan pengunjung dan kendaraan suatu kawasan wisata berada. Aktivitas utama
pengelola, dan sirkulasi servis. berwisata di daerah ini harus dilengkapi dengan
fasilitas utama.
b. Zona penyangga; area penyangga merupakan daerah
antara/buffer antara dua kegiatan berbeda, yaitu
aktivitas utama dan fasilitas pendukung. Fungsi
utama daerah ini adalah menjaga citra kawasan
wisata dan kenyamanan pengunjung.
c. Zona pelayanan; suatu area dimana seluruh aktivitas
dan fasilitas pendukung ditempatkan.

7. Panca Indera
a. View Keluar Tapak
Untuk view terbaik keluar tapak berada pada sisi
utara, barat, dan selatan tapak dimana dapat menjadi area
Gambar 17. Sirkulasi Kendaraan pandang pada ruang terbuka yang dapat menjadi area
Wisata bagi pengguna Bangunan.

Volume 7 No. 1 April 2022 158


GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN : 2503-3344)

Gambar 20. View Utara Keluar Tapak Gambar 23. View Barat Kedalam Tapak

Gambar 21. View Selatan Keluar Tapak Gambar 24. View Timur Kedalam Tapak

Gambar 22. View Barat Keluar Tapak Gambar 25. View Barat Keluar Tapak

b. View Kedalam Tapak 8. Besaran Ruang


View terbaik kedalam tapak berada pada sisi Utara a. Analisa Besaran Ruang Dan Perubahan Besaran
tapak yang mana menjadi jalur masuk dan jalur utama Ruang
menuju tapak. Sisi timur yang menampilkan arah Tabel I. Luas Total Besaran Ruang
pandang dari bukit mengarah ke sisi barat dengan
pemandangan Pantai dengan air Laut biru yang indah. Kelompok Ruang Acuan Laporan
Berdasarkan hal tersebut pengolahan tampilan bangunan Registrasi Dan Penerima 132,44 M2 360,92 M2
yang menggambarkan fungsi bangunan serta pendekatan Pengelola 639,08 M2 933,27 M2
bangunan dominan di tempatkan pada area depan
Kegiatan Akomodasi Dan 2.985,655
bangunan,. Untuk akses visual ke bangunan terdapat 4217,128
Atraksi M2
beberapa sisi yang dapat menghadirkan visual bangunan Kegiatan Servis 630,5 M2 805,142M2
yang menarik yaitu terletak pada sisi utara dan barat
1.621,62
karena pada area ini memiliki fungsi sebagai jalur Ruang Luar 2.887,5 M2
M2
sirkulasi pengunjung.
7.276,175 7.945,08
Total Luas Lantai
M2 M2
(Sumber : Analisis Penulis, 2022)

b. Deviasi Perancangan
Volume 7 No. 1 | April 2022 159
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN ::)2503-3344)

Selisih (deviasi) besaran ruang : Lingkaran membatasi apa yang ada di dalam dan
menjaga hal-hal lain tetap di luar.
= Sesudah Perancangan – Sebelum Perancangan x 100%
Sebelum Perancangan b. Tampilan Bangunan
= 7.945,08– 7.276,175 x 100% Tapilan bangunan mengikuti bentuk dasar bangunan
dengan memberi modifikasi pada fasad bangunan untuk
7.945,08 menarik perhatian pengunjung.
= 9,2%
Perubahan pada besaran ruang terjadi karena adanya
beberapa ruang yang pada saat penyusunan menjadi
denah harus dikurangi dan ditambah besarannya untuk
menyesuaikan pada bentuk dasar bangunan dan tapak
bangunan. Gambar 27. Transformasi Tampilan

c. Perbandingan Open Space (OS) dengan Building


Coverage (BC)
Diketahui : =Luas Lahan Terbangun = 7.945,08 m²
=Luas Lahan = 50.082 m²
Luas OS =Luas Site – Luas Lahan Terbangun
=50.082 m2 – 7.945,08 m2 Gambar 28. Tampilan Bangunan
= 42.136,92 m²
KBC =Luas Lahan Terbangun x 100% 10. Vegetasi dan Pendekatan Landscape
Luas Site
=7.945,08 x 100%
50.082
=15,86%
KOS =Luas OS x 100%
Luas Site
= 42.136,92 x 100%
50.082
=84,14% %
BC : KOS = 15,86% : 84,14%.

9. Bentuk Dasar Bangunan Dan Tampilan Bangunan


a. Bentuk Dasar Bangunan Gambar 29. Tanggapan Kebisingan

a. Area Depan Pada bangunan


Pada area depan bangunan terdapat plaza terbuka
yang ada pada tapak bersifat multifungsi menjadi tempat
untuk pengunjung untuk bersantai dan bersosialisasi.

Gambar 26. Bentuk Dasar Bangunan

Bentuk dasar menggunakan kosep dasar Building as


Nature & Continues Present. Lingkaran mewakilkan
kekekalan dan dalam setiap budaya biasanya
mewakilkan bentuk matahari, bulan, alam semesta.
Lingkaran memiliki pergerakan yang bebas dan anggun
dan terlihat feminin. Lingkaran juga memberikan rasa Gambar 30. Plaza Depan Gedung A
hangat, menenangkan dan memberikan rasa sensualitas
dan cinta. Pergerakannya memberikan energi dan
kekuatan. Kelengkapannya menunjukkan
ketakterbatasan, kesatuan dan harmoni. Lingkaran
melindungi, memberikan pertahanan dan membatasi.

Volume 7 No. 1 April 2022 160


GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN : 2503-3344)

Gambar 31. Plaza Depan Gedung B Gambar 35. Sirkulasi Menuju ke Danau

b. Area Samping Kanan bangunan


Pada area samping kanan bangunan terdapat 2 jalur,
yakni 1 jalur masuk dan 1 jalur keluar. Pada area ini
berfokus pada parkiran pengunjung dan pengelola serta
kegiatan servis lainnya.

Gambar 36. Suasana Danau

d. Area belakang bangunan


Pada area belakang bangunan difungsikan sebagai
Area penginapan dan resatauran outdoor pengunjung
yang memeiliki kontur tanah yang cukup tinggi sehingga
mendapat pandangan kearah pantai dengan view terbaik.
Gambar 32.. Area Parkir

c. Area Samping Kiri Banguan


Pada area samping kiri terdapat jalan setapak yang
menuju kearah Danau yang di damping hamparan pasir
pantai dan fasilitas pendukung untuk Pengunjung .

Gambar 37. Jalur Penginapan

Gambar 33. Taman Bermain

Gambar 38. Area Belakang Gedung

11. Konsep Ruang Dalam


Volume 7 No. 1 | April 2022 161
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN ::)2503-3344)

Penerapan Arsitektur Organik pada ruang dalam c. Restaurant Indoor


dengan konsep dasar of the people yaitu Memberikan
kebutuhan dan kenyamanan pada ruangan bagi pengguna
serta konsep Of the Material yaitu kualitas bahan
bangunan yang dipilih memiliki material baru, modern
dan terkadang menggunakan material yang tidak biasa di
tempat yang tidak biasa.
a. Penginapan Type A

Gambar 41. Restauran

d. Mushollah

Gambar 42. Interior Mushollah Outdoor

e. Coffee Shop

Gambar 39. Kamar Type A

b. Penginapan Type B

Gambar 43 . Ruang Coffee Shop

KESIMPULAN
Penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: Pertama
Tapak memperhatikan aspek klimatologi, aspek
topografi, aspek Sirkulasi, aspek vegetasi, aspek view,
serta aspek utilitas pada tapak. Kedua Wadah yang
tersedia memperhatikan aspek bentuk, aspek sirkulasi
dan penataan, aspek struktur, aspek kebutuhan ruang,
persyartan ruang, hubungan ruang yang sesuai
perkembangan tren Kawasan wisata. Ketiga Prinsip-
prinsip Arsitektur Organik yang diterapkan pada
bangunan - bangunan dikawasan danau biru adalah
sebagai berikut: Building as nature, Continous present,
Form Follows Flow, Of the people, Of the hill, Of the
materials, Youthful and unexpected dan Living music.
Gambar 40. Kamar Typ B DAFTAR REFERENSI
Aprilian, H. & Suryandari, P. 2019. Perencanaan
Kawasan Wisata Alam Dengan Penerapan Arsitektur
Volume 7 No. 1 April 2022 162
GARIS-Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur (E-ISSN : 2503-3344)

Organik Desa Sempor Kebumen Jawa Tengah.


Jurnal Universitas Budi Luhur, Vol.2, No.1, hlm. 81-
83.
Azhar, N., F. 2018. Perencanaan Terminal Terpadu
Cicaheum dan Pasar Modern Dengan Penerapan
Arsitektur Organik. Jurnal Tugas Akhir Arsitektur,
Vol. 3, No. 1, hlm. 1-2. (I,II)
Badan Pusat Statitik Kolaka Utara 2021. (online),
https://kolutkab.bps.go.id/, diakses 20 Juni 2021.(I,
II, III)
Ishak. 2013. Pengembangan Kawasan Wisata Alam
Tamborasi Di Kabupaten Kolaka Dengan Pendekatan
Konsep Arsitektur Organik. Skripsi, Universitas Halu
Oleo Kendari, hlm 42-92.
Joeshastanti, J. 2012. Strategi Pemasaran Wisata Alam
untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di
Kawasan Wisata Kabupaten Kediri. Jurnal Ilmu
Manajemen Revitalisasi, Vol. 1, No 2, hlm 61-62.
Ndari, P., A., Rondonuwu, D., M., & Tilaar, S. 2017.
Pasar Agro Di Manado “Arsitektur Organik”. Journal
article, hlm. 1-3.
Ningsih, S., R. 2013. Redesain Kawasan Wisata Gua
Lowo Di Kabupaten Trenggalek Tema Arsitektur
Organik. Skripsi, Universitas Islam Negeri (Uin)
Maulana Malik Ibrahim Malang, hlm. 63-65
Oranye, J., B., Moniaga, I., L. 2013. Arsitektur Organik
pada Perancangan Bangunan Religius. Jurnal Media
Matrasain, Vol.10, No.3, hlm. 56-60.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (Rpijm)
Bidang Cipta Karya Kabupaten Kolaka Utara RPIJM
Tahun 2015- 2019
Rukayah, S. 2003. Penekanan Desain Arsitektur Organik
Dan Green Architecture Pada Perancangan Pusat
Rekreasi Dan Klub Pemancingan Di Rawapening,
Kabupaten Semarang. Jurnal Jurusan Arsitektur, Vol.
1, hlm. 50-51.
Syukur. 2012. Perencanaan Kawasan Wisata Sampah di
Kota Kendari. Skripsi, Universitas Halu Oleo Kota
Kendari, hlm. 7-12.
Profil Kabupaten Kolaka Utara 2020. (online),
https://kolutkab.go.id/, diakses 12 Juli 2020.(I, II, III)
Way, I., H., Wuisang, C., E., V., & Supardjo, S. 2016.
Analisis Kebutuhan Prasarana dan Sarana Pariwisata
di Danau Uter Kecamatan Aitinyo Kabupaten
Maybrat Propinsis Papua Barat. Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota,Vol. 10, No.3, hlm. 29-30.
Yudistira. 2019. Makalah Pariwisata. (online),
https://www.academia.edu/9165702/Makalah_Pariwi
sata_BAB_I_PENDAHULUAN_BAB_II_PEMBAH
ASAN, diakses 5 November 2019.

Volume 7 No. 1 | April 2022 163

Anda mungkin juga menyukai