Anda di halaman 1dari 39

BAB II

KONSEP PROGRAMATIK

2.1.Model Tipologi Botanical Centre dengan Pendekatan Eco-Organic


2.1.1. Tipologi Botanical Centre

Perancangan Botanical Centre yang berlokasi di kawasan wisata l

Anco Jakarta Utara ini bermaksud untuk merancang fasilitas- g

fasilitas yan menampung kegiatan utama untuk pendidikan dan wisataa


seputar duni tumbuhan dan lingkungan dari seluruh dunia. Terdapat s
beberapa fasilita berupa bangunan dan ruang terbuka yang terdapat e

dalam Botanical Centr yang menjadi satu kesatuan rangkaian wisata


tumbuhan dan lingkungan. gi

Perancangan Botanical Centre ini terdiri dari empat jenis tipoloat


bangunan dan ruang terbuka hijau dengan taman tematik. Pembagian empm
jenis tipologi bangunan berdasarkan kebutuhan dan fungsi yang dilayani a

dala Botanical Centre. Adapun keempat jenis bangunan yang terdapat


pad perancangan Botanical Centre adalah:

1. Tipologi bangunan Konservatori / Biome


2. Tipologi bangunan Education Centre
4. Tipologi bangunan Visitor Centre

Perancangan Botanical Centre berlokasi tepatnya di lahan bekas


lapangan golf ancol dengan luasan 32 Ha. Dengan luasan tersebut, koefisien
bangunan maksimal hanya 30% dari seluruh luasan lahan Botanical Centre.
Hal ini dikarenakan fokus dari Botanical Centre adalah salah satu tipologi
yang merangkum bangunan dan ruang tersebut menjadi satu kesatuan sebagai
pusat pendidikan dan wisata tentang tumbuhan dan lingkungan. Hal ini juga
didasari dibutuhkannya sebuah tipologi pada sebuah kawasan wisata yang
ramah lingkungan dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan
sekitar dengan menyediakan ruang yang alami dan berkontribusi baik
terhadap

13
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
pengetahuan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan
keragaman tumbuhan.

Empat tipologi yang terdapat didalam Botanical Centre memiliki


fungsinya masing-masing dengan tujuan yang sama. Keempat fungsi
bangunan
tersebut ditunjang dengan ruang luar yang menjadi salah satu fungsi utama i
d e
dalam Botanical Centre. Fungsi-fungsi penunjang dalam Botanical
Centr adalah plaza, playground, danau tampungan, area parkir dan lain-lain.
i
Botanical Centre juga menjadi salah satu fungsi yang n
melengkap kawasan wisata Ancol sebagai kawasan wisata yang eco /ta
berwawasa lingkungan. Dengan hadirnya Botanical Centre pengunjung si
kawasan wisa ancol akan secara menyeluruh mendapatkan pengalaman ai
wisata dan eduka yang bervariasi mulai dari pengalaman dengan wisata g
wahana, wisata pant dan wisata kebun/hutan. Botanical Centre juga n
menjadi fungsi yan menunjang dari segi lingkungan karena telah
mengkonservasi sebagian laha yang memang difokuskan sebagai ruang
terbuka hijau.
l

2.1.2 Tipologi Bangunan Konservatori pada Perancangan n


Botanica
salah satu fungsi utama dimana fungsinya adalah untuk memberikan ruangan
yang ideal bagi tumbuhan yang bukan berasal dari kondisi dimana bangunan
konservatori tersebut berada. Terdapat dua bangunan konservatori yang
terdapat didalam Botanical Centre yaitu untuk tumbuhan Tropis dan
tumbuhan Subtropis. Karena letak posisi kawasan wisata Ancol berada pada
wilayah tropis dengan karakter waterfront hal ini meningkatkan suhu dan
perbedaan lingkungan seperti tingkat kelembapan, intensitas cahaya,
intensitas air dan lain-lain. Oleh karena itu, bangunan konserkbvatori untuk
tumbuhan tropis dikhususkan untuk tumbuhan yang berasal dari daratan
tropis yang berasal pada pegunungan dengan suhu yang relative lebih rendah
dibanding kawasan

14
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
Ancol, tingkat kelembapan yang cukup tinggi serta intensitas cahaya yang
besar. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan untuk mendesain bangunan
konservatori untuk tumbuhan tropis dengan spesifikasi tersebut. Lalu
tumbuhan jenis tropis lain diletakan pada luar bangunan konservatori.
Bangunan konservatori yang kedua adalah untuk tumbuhan subtropis

yang berasal dari daerah dengan suhu yang relative rendah dengan tingkat
kelembapan rendah dan intensitas cahaya yang cukup besar. Jenis n

tumbuha ini berasal dari beberapa belahan dunia seperti Australia, a

Spanyol, Amerik Utara, Chile, Afrika Selatan, Perancis dan lain-lain. g

Karakter lanskap yan didominasi oleh banyak lembah juga menjadi salah n
satu pertimbangan desai bentuk bangunan konservatori tersebut. m

Tumbuhan yang ditampung didala konservatori subtropis salah satunya al


adalah Baboas, Olive, Sub-tropic Flower, Australian Garden dan lain-
lain.

Gambar 2.1. (kiri) peta tumbuhan pada konservatori tropis, (kanan) peta tumbuhan pada
Sumber: https://www.google.com/search?
q=fancy+underline+png&client=opera&hs=qPm&source=lnms&tbm=
isch&sa=X&ved=0ahUKEwjFi6Lz9c_OAhUFTo8KHZtkDSUQ_AUICCgB&biw=942&bih=946#tbm
=isch&q=subtropic+and+tropic+maps&imgrc=QgMk943EK4TBtM%3A, 10 juli 2016

Kedua bangunan konservatori tersebut dihubungkan dengan bangunan


konektor sehingga menjadikan kedua bangunan konservatori menjadi satu
kesatuan. Bangunan konektor atau penghubung menghadirkan fungsi seperti
pusat administrasi konservatori, tiket box, retail dan lounge. Bangunan
penghubung ini juga berfungsi sebagai penghubung langsung yang memiliki
zona sendiri sehingga pengunjung yang berasal dari salah satu konservatori
dapat mengunjungi konservatori lainnya secara langsung.

15
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
Bangunan konservatori dilengkapi dengan dua zona secara terpisah.
Zona yang pertama adalah zona pengunjung dimana zona ini terdapat
berbagai macam tumbuhan yang dipajang didalam konservatori. Zona
yang kedua adalah zona perawatan/service yang difokuskan untuk
perawatan tumbuhan serta pengaturan energi yang digunakan untuk
bangunanyaitu
tiga pilihan untuk meletakan zona service tersebut koservatori.
dibawah Terdapat
permukaan,
diatas permukaan dan keduanya. Pemilihan zonasi tersebut bergantung a

kepad seberapa besar massa bangunan konservatori dan seberapa besar k

usaha untu meminimalisir perubahan pada lingkungan alamiah. Oleh a

karena itu, pad kasus perancangan Botanical Centre ini dipilih dengan e

membagi zona servic dengan diatas permukaan dan dibawah e

permukaan. Kedua zona servic tersebut dihubungkan dengan akses at

langsung terowongan menuju pus pengendalian energy yang terdapat


dalam tipologi energy centre. n

Luasan dari bangunan konservatori tropis adalah 9.376m², banguna al


konservatori subtropis 13.536m² dan bangunan penghubung 843m².
Tot seluruh luasan untuk tipologi bangunan penghubung adalah 23.817m².
n

2.1.3. Tipologi Bangunan Education Centre pada Perancanga


Botanical Centre
Tipologi bangunan education centre pada perancangan Botanical
Centre adalah suatu ruang yang mewadahi kegiatan edukasi serta hiburan
yang berbasiskan kepada informasi dan pengetahuan mengenai tumbuhan
secara literature dan visual. Fasilitas ini merupakan fungsi utama yang
menjadi fungsi pusat edukasi tentang tumbuhan dan lingkungan dimana
terdapat di dalamnya fungsi seperti galeri, perpustakaan, ruang multimedia,
4dx auditorium, workshop, ruang serbaguna dan lain-lain.
Fungsi tipologi education centre menunjang kegiatan edukasi
pengunjung yang tidak hanya mempelajari tumbuhan dari dunianya langsung
namun pengunjung juga berkesempatan untuk mempelajari tumbuhan dan
lingkungan dengan buku serta secara visual dengan performa film 4D (empat

16
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
dimensi) dan galeri yang memajang berbagai macam bentuk informasi
terkait dengan tumbuhan dan lingkungan. Ruang galeri juga dapat
dimanfaatkan sebagai ruang untuk melaksanakan berbagai macam event
tertentu dengan
desain yang dinamis di pusat bangunan education centre.
Tidak hanya sebagai edukasi dan hiburan, education

menyediakan ruang bagi peneliti dan pelajar untuk mempelajari lebih dala
dunia tumbuhan dan lingkungan pada fasilitas ruang workshop dan
serb guna. Ruang workshop dapat menampung hingga 300 orang yang
dap digunakan sewaktu-waktu terdapat acara seminar mengenai
lingkungan da tumbuhan maupun bentuk penelitian temporer.
Dalam education centre juga terdapat fasilitas bagi pusat kanto
pengelola Botanical Centre. Zona ini tentu menjadi privat dimana hanya
yan berkepentingan yang dapat mengakses zona kantor pengelola tersebut.
Pad lantai atas juga dilengkapi dengan zona 4dx auditorium dan zona
retail.

2.1.4. Tipologi Bangunan Energy Centre pada perancangan


Botanical Centre al
Tipologi bangunan energy centre pada perancangan n
Botanic n
Centre merupakan
pengunjung sebuah ruang
dapat menikmati yang tersebut
fasilitas mewadahi berbagai
dengan macam ruang
menyediakan
fasilitas yang dapat melihat langsung proses pengolahan energy tersebut
dilaksanakan. Fasilitas ini merupakan salah satu fasilitas utama yang
menyediakan dan mengelola energy yang dibutuhkan oleh fungsi education
centre dan konservatori. Hal ini didasari oleh pemanfaatan kondisi
lingkungan seperti memanfaatkan limbah daun dan tumbuhan sebagai bahan
utama pembakaran yang menghasilkan listrik, serta untuk mengurangi beban
penggunaan pada listrik yang tidak dapat didaur ulang (PLN).
Fasilitas ini bertujuan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar
pembangkit tenaga listrik yang tidak berkelanjutan. Dengan memanfaatkan

17
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
sejumlah limbah yang didapat dari seluruh luasan Botanical Centre maka
dapat digunakan untuk mengurangi beban yang berkisar antara 30-40%.
Bangunan yang paling banyak mengonsumsi listrik adalah bangunan
konservatori karena bangunan tersebut memerlukan sejumlah energi yang
besar untuk menciptakan kondisi lingkungan alamiah yang ditiru. Oleh
karena n
itu, tipologi ini penting hadir sebagai fungsi yang dapat menunjang
da mewujudkan konsep keberlanjutan dan konservasi terhadap penggunaa n
energi.
Dalam bangunan energy centre, tidak hanya pengelola yang dapat
mengakses bangunan tersebut namun juga pengunjung dapat melihat ai

berbag macam proses pengelolahan energi didalam energi centre tersebut.s


Fasilita ini juga menambah pengetahuan kepada wisatawan yang g
berkunjun bagaimana pengelola berusaha untuk menciptakan suatu g

bangunan yan berdampak baik kepada lingkungan sekitar. Dengan n

begitu wisatawan aka lebih memahami proses pengelolahan energi n

tersebut secara menyeluruh da diharapkan akan menjadi suatu memori n

bahwa bangunan juga dapat berpera secara aktif untuk mengurangi r

konsumsi bahan bakar yang tidak dapat didau ulang.

2.1.5. Tiplogi Bangunan Visitor Centre pada Perancanganal


Centre

Tipologi bangunan visitor centre pada perancangan Botanical


Centre merupakan sebuah pusat informasi seputar wisata yang ada di
Botanical centre dan menjadi bangunan pertama bagi pengunjung untuk
berwisata pada Botanical Centre. Dalam visitor centre terdapat fungsi
berupa tiket box, information centre, retail, café, ruang tamu VIP,
musholah serta service.
Fungsi visitor centre menjadi point pertama pengunjung saat
berkunjung di Botanical Centre dan menjadi bangunan yang berada dekat

18
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
dengan drop off kendaraan. Melalui visitor centre pengunjung akan
mengetahui bagaimana alur maupun informasi awal tentang Botanical
Centre. Bangunan visitor centre terintegrasi dengan keempat bangunan
utama lainnya dengan koridor yang memusat pada plaza utama dalam
Botanical Centre. Koridor ini menghubungkan kelima bangunan menjadi

kedalam satu ikatan yang menerus dan memusat untuk memudahkan s

akse pengunjung dari satu bangunan menuju bangunan lainnya.

2.1.6. Pendekatan Eco-Organic pada Perancangan Botanical


Centre
n
Pendekatan eco-organic merupakan gabungan dari dua n
pendekata arsitektur yaitu ecotech dan arsitektur organic. Penggabungan n
ini didasarka pada kebutuhan bangunan dimana bangunan ini harus s
menghasilka performa yang efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutana
serta sekaligu menghadirkan kesan alam atau selaras/harmony dengan ri
alam sekitar. Kedu hal tersebut merupakan hal yang berbeda yang h
merupakan inti da pendekatan berbeda, namum membicarakan hal n
yang sama. Ecotec berbicara tentang desain bangunan yang k
berkelanjutan denga memanfaatkan teknologi berdasarkan aspek k
tertentu, sedangkan organi berbicara tentang bagaimana sebuah
Botanical Centre didesain dengan tujuan keduanya dimana
semuanya menjadi satu kesatuan antara teknologi dan keindahan alam.
Berdasarkan tujuan tersebut, penggabungan kedua pendekatan ini dianggap
perlu karena akan menambah nilai dari suatu projek serta yang paling
utama adalah menambah keindahan dan kegunaan dari sebuah bangunan
yang berkelanjutan dan indah. Kedua aspek tersebut diterapkan pada
semua elemen perancangan (9 aspek perancangan) dimana semuanya
saling mengisi satu sama lain pada tiap aspeknya.
Ecotech difokuskan diterapkan pada bagaimana bangunan tersebut
bekerja seperti penerapan teknologi pada utilitas bangunan, pemilihan

19
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
material, pemilihan struktur, pemilihan gubahan massa yang optimal (yang
nantinya akan digabung bersama pendekatan organic) serta aspek lainnya
terkait dengan performa bangunan. Aspek-aspek didalam pendekatan
ecotech diantaranya adalah civic symbolism, energy matters, structural
expression, sculpting with light, making connection, dan urban responses.

Civic symbolism berbicara bagaimana sebuah bangunan a

berusah untuk menyimbolkan suatu budaya, lingkungan atau proses n

dari kawasa maupun site tertentu. Energy matter merupakan usaha- n

usaha dalam desai untuk mengkonservasi dan memanfaatkan a.

sejumlah energi yang ad Structural expression merupakan sebuah cara r


untuk memanfaatkan struktu bagian dari estetikda dalam desain. n

Sculpting with light yaitu mendesai bangunan yang terkesan ringan, u

terbuka dan transparan sebagai salah sat usaha untuk memanfaatkan g

potensi alam yang ada pada site. Dan yan terakhir adalah urban si

responses yaitu usaha untuk merespon kondi lingkungan yang ada h

pada desain agar menghasilkan lingkungan yang lebi biak.


Selain pendekatan ecotech pendekatan lainnya yang berperanh
adala organic. Pendekatan organic lebih difokuskan kepada bagaimanan
desai bangunan berusaha merespon lingkungan sekitar agar bangunanu
menyat dengan alam sekitar. Aspek yang berasal dari pendekatang
diterapkan
organic yanpada elemen perancangan lebih kepada bagaimana mencari
gubahan massa yang harmoni dengan lingkungan sekitar, gubahan massa
dengan memanfaatkan aspek kawasan yang ada, serta penerapan aspek
pada sirkulasi untuk menghadirkan kesan alam. Aspek-aspek didalam
pendekatan organic diantaranya adalah nature as model, harmony,
continuous present, building as nature, form follow flow, integration dan
simplicity.
Nature as model berbicara bagaimana mengambil esensi dari alam
berupa fungsi, bentuk, struktur maupun pola-pola tertentu untuk diterapkan
kedalam desain. Harmony mengedepankan hubungan yang selaras antara
desain buatan dan alami. Continuous present mengedepankan konsep

20
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
keberlanjutan yang merupakan salah satu karakter bangunan organic.
Building as nature merupakan bangunan suatu usaha untuk menyatukan
bangunan dan alam agar terlihat menyatu. Form follow flow merupakan
suatu cara mendesain dengan mengikuti suatu aliran tertentu yang
menghadirkan desain bangunan dengan bentuk yang mengalir. Integration

adalah suatu cara untuk mengintegrasi suatu bentuk, fungsi, n

lingkunga ataupun budaya kedalam suatu desain. Biasanya didalam n

aspek integratio terdapat metode generative modeling dimana bentuk n

dihasilkan berdasarka integrasi tertentu yang menghasilkan bentuk u

desain yang menyatu sat komponen dengan komponen lainnya. Dan y

yang terakhir adalah simplicit yaitu untuk menampilkan n.

kesederhanaan didalam desain banguna Keragaman yang diraih g

berdasarkan pola maupun bentuk alam yan menjadi tujuan maupun u


inspirasi desain namun tetap menyimbolkan suat kesederhanaan.
Penerapan kedua aspek berdasarkan pendekatan yang a

berbed tersebut meghasilkan sebuah pendekatan baru yang diterapkanm


kedala perancangan Botanical Centre. Kedua pendekatan itu gi

berjalan siner didalam membangun sebuah sistem, membentuk a

gubahan masa, sert menghasilkan performa yang baik dan h

tentunya menjadikan sebua bangunan yang indah untuk dinikmati oleh


semua Point selanjut akan menjelaskan bagaimana proses penggabungan
kalangan.
kedua tema ini dilakukan berdasarkan studi banding yang dilakukan. Studi
banding menunjukan berbagi macam karakter bangunan dengan
pendekatan yang menerapkan salah satunya dan yang menerapkan kedua
pendekatan tersebut.

21
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
2.1.7. Lokasi Perancangan Botanical Centre dengan Pendekatan Eco-
Organic

2.1.7.1. Deskripsi Lokasi


Perancangan Botanical Centre dengan pendekatan Eco-Organic ini

berlokasi di wilayah wisata Taman Impian Jaya Ancol di jalan Lodanur


Tim No.7, kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. e
Lokasi sit Botanical Centre tepatnya berada di lokasi bekas l
lapangan golf Anco (sekarang Ecopark).
Berdasarkan hasil data sekunder, total keseluruhan kelurahan yang
terdapat pada kecamatan pademangan adalah tiga kelurahan yaitu
Pademangan Timur, Pademangan Barat dan Ancol. Terdapat 9 RW dan6
6 a

RT yang terdapat dalam kelurahan Ancol dengan total jumlah


keluarg
(KK) mencapai 4.448
KK.
2.1.7.2. Gambaran Lokasi

Gambar 2.2 Peta lokasi dari Jakarta – Jakarta utara – Kecamatan Pademangan – Kelurahan Ancol
Sumber: http://sp.beritasatu.com/media/images/original/20130909144016826.jpg,
15 juli 2016

22
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
2.1.7.3. Batasan-batasan lokasi
Lokasi tapak perancangan Botanical Centre dengan pendekatan
Eco-Organic berada dalam kompleks wisata Taman Impian Jaya Ancol.
Secara lokasi, tapak Botanical Centre ini sangat strategis karena berada
dekat dengan pintu masuk utama. Lokasi tersebut juga berada di pusat

hirarki wahana yang menjadi pusat dari kelompok hirarki tersebut.

Gambar 2.3 Peta lokasi dan batasan tapak


Sumber: Google earth

2.1.7.4. Peruntukan Zonasi Lahan Lokasi


Dalam lokasi atau tapak perancangan Botanical Centre dengan
pendekatan Eco-Organic terdapat dua peruntukan zonasi yaitu zona hijau
dan zona perdagangan jasa. Zona yang paling mendominasi adalah zona
hijau dimana zona tersebut berada di tengah tapak dan pinggir selatan
tapak. Dan pada tapak sudah terdapat fungsi hall serbaguna yang bernama

23
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
Ecovention. Fungsi ini nantinya akan kembali didesain dan menjadi
bagian dari Botanical Centre.

Gambar 2.4 Peta zonasi eksisting Taman Impian Jaya Ancol


Sumber: RDTR 2020

2.1.7.5. Karakter Fisik Kawasan Taman Impian Jaya Ancol


 Kondisi kanal eksisting air tidak mengalir. Hal ini
menyebabkan pengeruhan air serta tidak berjalannya konsep
irigasi yang berasal dari air setempat.
 Kepadatan bangunan sekitar berada pada kisaran 50 -60%
floor aspect ratio.
 Ketinggian bangunan relative rendah. Beberapa bangunan
seperti hotel dengan ketinggian cukup tinggi.

24
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
 Kondisi ruang terbuka hijau pada tapak kurang mendapatkan
perawatan. Hal ini terlihat dari luasnya tapak tidak sebanding
dengan total pekerja yang terdapat pada tapak.

2.1.7.6. Aspek Geologi


Karakter tanah pada site merupakan salah satu jenis tanah lumpur
yang sifatnya keras, tidak subur, dan mengandung kadar garam a

karen berdekatan dengan laut sehingga pada kondisi ini tidak ada g

tanaman yan dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, pihak pengelolaa
menyiasatiny dengan mengurug tanah merah dengan ketinggian ni
10-20m. Hal i dilakukan agar tanaman dapat tumbuh pada kawasan
tersebut.

2.1.7.7. Aspek Hidrologi a

Pada awal perencanaannya, pihak manajemen Taman Impian h

Jay Ancol telah menyiapkan pembangunan kanal sebesar 20% sebagaig,


sala satu cara meningkatkan water management untuk antisipasi air t.
pasan gelombang laut, dan curah hujan yang tinggi pada kawasan n
tersebu Konsep ini juga diterapkan sebagai salah satu cara untuk
irigasi tanama sekitar yang membutuhkan banyak air tanah. li
Ancol dan limbah pembuangan air Atlantis yang layak digunakan untuk
mengisi sejumlah air yang hilang. Saluran ini juga dibuka untuk
mengalirkan sejumlah air yang ditampung untuk disalurkan ke kali Ancol
saat terjadi hujan besar. Sumber air bersih lainnya berasal dari RO. Air ini
dibersihkan dengan sistem reverse osmosis yang mengelola air laut
menjadi air bersih.

2.1.7.8. Aspek Klimatologi


Perancangan Botanical Centre berada pada Jakarta Utara dengan
iklim panas. Tapak tersebut berada pada ketinggian empat meter diatas
ketinggian air laut yang memliki suhu rata-rata 28.4°C, dengan suhu

25
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
minimum pada bulan Februari 27°C dan suhu maksimum pada bulan
Oktober 29°C.
Curah hujan rata-rata adalah 159.98mm/bulan, curah hujan tertinggi
adalah 387.33mm/bulan pada bulan Februari dan curah hujan terendah
adalah 43.6mm/bulan pada bulan Agustus. Kelembapan udara berkisar

antara 74.59%, penyinaran matahari rata-rata adalah 57.89 dan n

kecepata angin rata-rata adalah 5km/jam.

2.1.8. Konteks Perancangan


Perancangan Botanical Centre dengan pendekatan Eco-Organic i
d kawasan wisata Ancol adalah sebagai salah satu cara k

untu mengkonservasi RTH, meningkatkan kualitas lingkungan r,


sekita meningkatkan kulaitas wahana yang sifatnya sebagai salah at
satu pus tumbuhan dan tanaman terlengkap serta meningkatkan kualitasn
pendidika terhadap masyarakat agar lebih sadar dan bertindak secara m
aktif didala menjaga lingkungan dimasa sekarang dan mendatang.

2.1.8.1. Jangkauan Pelayanan


Jangkauan pelayanan pada perancangan Botanical Centre n
denga pendekatan Eco-Organic dikawasan wisata Ancol adalah la
keseluruhan dan maksimal jangkauan skala Jakarta. Hal ini terlihat dari
mencakup ska
segi kawasan wisata Ancol merupakan salah satu kawasan wisata terbesar
se-Jakarta bahkan se-Indonesia. Dengan itu jangkauan pelayanan yang
luas harus tersedianya beberapa fasilitas berstandart nasional untuk
memenuhi kuota pengunjung nantinya.

2.1.8.2. Kapasitas/ Luasan dan Pemilik


Total luasan tapak untuk perancangan Botanical Centre dengan
pendekatan Eco-Organic adalah 320.000m² atau 32Ha dengan KDB 30%
dan KLB 1,2. Total lahan yang terbangun untuk bangunan adalah ±
77.000 m² dimana bangunan konservatori 23.817 m², bangunan
education centre

26
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
25.832 m², bangunan energy centre 25.225 m², dan visitor centre 2.527
m². toal ruang terbuka yang terjadi adalah ± 243.000 m² dimana terdapat
kanal, danau reservoir, parkir, plaza dan taman tematik.
Pemilik projek ini merupakan pengelola Taman Impian Jaya Ancol
dimana Botanical Centre merupakan salah satu dari macam wahana

hiburan yang ada di kawasan wisata Ancol yang berbasiskan a

kepad rekreasi dan edukasi.

27
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
2.2. Konsep Programatik Perancangan Botanical Centre dengan Pendekatan
Eco-Organic di Kawasan Ancol Jakarta Utara

2.2.1. Konsep Programatik Perancangan Block Plan


A. Konsep Programatik Land Use
Konsep Programatik Fungsional
1. Dikelilingi oleh pusat kegiatan
a. Zona perdagangan dan jasa dengan fungsi Hotel/resort n
da mall
b. Zona perkantoran dengan fungsi Kantor
c. Zona campuran dengan fungsi MICE, Bangunan Mixed e
us d. Zona terbuka hijau dengan fungsi Taman
kota/lingkungan
e. Zona terbuka biru dengan fungsi Pantai n
f. Zona pelayanan umum dan sosial dengan fungsi
Stasiu transit atau halte
g. Terletak pada kawasan pusat wisata
h. Fungsi
Konsep Programatik lahan diperuntukan sebagai fungsi hijau
Tematik
1. Terletak pada daerah dengan fitur air dengan tujuan
memanfaatkan fungsi air sebagai fungsi penunjang Botanical
Centre
2. Integration – memanfaatkan air yang ada sebagai irigasi alami
3. Continous Present – dengan memanfaatkan air yang ada, maka
akan menghemat pengadaan air untuk keberlanjutan kawasan

B. Konsep Programatik Circulation and Parking


Konsep Porgramatik Fungsional
1. Sistem sirkulasi berbagai jenis kendaraan
a. Umum – bis kota, trans Jakarta, KRL, MRT dan LRT

28
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
b. Kendaraan pribadi – mobil, motor, dan kapal
2. Terdapat penambahan jenis angkutan umum berupa moda
transportasi LRT
Konsep Programatik Tematik
1. Akses langsung terhadap infrastruktur kota
a. Jalan
utama b.
Jalan tol
c. Jalan
kereta d. T
Jalan kapal
2. Terdapat penambahan akses infrastruktur berupa jalur g
MRT/LR
yang melewati kawasan wisata Ancol a
3. Making Connection – akses infrastruktur sebagai k
penghubun untuk kawasan ancol dengan kawasan sekitarnya
4. Integration – dengan menghubungkan semua moda pada
semu akses infrastruktur berupa interchange station di
beberapa titi pertemuan moda
5. Sistem transit

6. dengan a.
Integration Halte
– penambahan sistem transit berupa stasiun LRT
yang diintegrasikan dengan moda lain
7. Making Connection – menambah sistem moda LRT untuk
meningkatkan intensitas pengunjung di kawasan wisata Ancol
8. Sistem parkir yang memadai (menyediakan berbagai macam
parkir untuk semua pelaku)
9. Menyediakan parkir untuk kendaraan:
a. Roda dua
b. Roda empat
c. Diatas roda empat

29
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
10. Integration – beberapa bangunan dilayani oleh satu zona parkir
yang diintegrasikan dengan pedestrian

C. Konsep Programatik Building Form and Massing

Konsep Programatik Fungsional


1. Bangunan bersifat permanen
2. Pengaturan terhadap blok lingkungan
3. Pemenuhan izin dasar (KDB, KLB dan Set Back)
4. Pengaturan bangunan (orientasi ekspresi, tekstur,warna) g
yan sama
5. Membentuk suatu Skyline yang teratur.
6. Memberikan suatu ciri khas pada Skyline kawasan Ancol

D. Konsep Programatik Open Space


Konsep Programatik Fungsional
1. RTH harus berfungsi ekologis yaitu:
a. Sebagai resapan air
b. Menghasilkan
oksigen c. Meredam
d.kebisingan
Filter dari partikel yang mencemari udara.
e. Menyerap gas-gas yang menyebabkan hujan asam.
f. Penahan angin
g. Mencegah intrusi air laut
h. Amelorasi iklim serta konservasi air tanah.
2. Aktif – adalah jenis RTH yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang:
a. Taman Bermain anak
b. Rekreasi
c. Tempat olahraga
3. Pasif adalah ruang terbuka yang tidak mengandung unsur-unsur
kegiatan seperti:

30
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
a. Tepian jalan
b. Tepian jalan tol
c. Tepian jalan kereta
d. Tepian sungai, dll

Konsep Programatik Tematik


1. Luasan minimal RTH adalah 30% dari total luas kawasan l.
Anco
2. Penambahan RTH pada tepi teluk. (-15%) n
3. Urban Responses: mendesain RTH pada pusat kawasan
da tepian teluk untuk menjaga kualitas lingkungan
4. RTH berfungsi arsitektural:
a. Meningkatkan estetika kota
b. Meningkatkan kenyamanan tinggal di kota g
5. Civic Symbolism: RTH dapat dijadikan sebagai symbol n.
yan mencitrakan kenyamanan, keindahan dan kemajuan
pengetahua

E. Konsep Programatik Pedestrian Ways


Konsep Programatik Fungsional
1. Jalur
b. pejalan kaki terdiri
Penyebrangan atas:
sebidang
i. Penyebrangan zebra
ii. Penyebrangan pelikan
c. Penyebrangan tak sebidang
i. jembatan penyebrangan dan trotoar.
2. Lapak tugu
3. Lampu penerangan
4. Rambu
5. Pagar pembatas
6. Marka jalan
7. Pelindung dan peneduh

31
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
8. Tempat duduk
Konsep Programatik Tematik
1. Aksesbilitasi
2. Harus dapat diakses oleh semua pejalan kaki termasuk yang
memiliki keterbatasan fisik.

3. Keselamatan
4. Ruang pejalan kaki terpisah dari jalur lalu lintas kendaraan n
da memiliki ketinggian berbeda.
5. Keindahan
6. Ruang pejalan kaki memiliki material penutup tanah yang a
berpol dan memiliki daya serap tinggi.
7. Kemudahan
8. Jalur mudah dicapai dan tidak terhalangi oleh apapun
9. Making Connection - Jalur pedestrian menghubungkan a
secar langsung beberapa spot atau bangunan yang strategism
dala blokplan Ancol yang berdekatan dengan Botanical a
Centre tanp Cross Circulation dengan sirkulasi kendaraan
10. Integration - Mengintegrasikan sirkulasi pejalan kaki g
yan terdapat di sekitar Botanical Centre (Tapak Ecopark).

2.2.2. Konsep Programatik Perancangan Site Development


A. Konsep Programatik Building Massing and Composition On the Site
Konsep Programatik Tematik
1. Massa bangunan konservatori/biome merupakan pusat dari
Botanical Centre.
2. Building As Nature – bangunan konservatori merupakan induk
maupun sarang bagi ruang-ruang di dalam Botanical Centre
yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
3. Structural Expression – Biome menjadi pusat secara visual
dengan ciri eskpresi struktur

32
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
4. Organisasi komposisi perletakan massa bangunan gabungan dari
konfigurasi radial dan linear.
5. Form Follow Flow-bentuk konfigurasi massa bangunan
mengikuti pola sirkulasi yang dinamis
6. Integration-mengintegrasikan fungsi antar bangunan dengan pola

linear dan
radial n
7. Making Connection-menghubungkan setiap massa banguna
dengan pedestrian yang mengikuti pola konfigurasi bangunan
8. Bentuk bangunan bermassa majemuk n
9. Mengintegrasikan sirkulasi antar bangunan/ruang denga
pedestrian dan taman

B. Konsep Programatik Exterior Space


Konsep Programatik Fungsional k
1. Terdapat fungsi taman tematik yang bertujuan
untu memberikan informasi kepada pengunjung sekitar n
tumbuhan ,
2. Informasi yang diberikan kepada pengunjung
melaluin
tama tematik mengenai permasalahan lingkungan terkait
tumbuhan keragaman tumbuhan dan fungsi tumbuhan bagi

Konsep Programatik Tematik


1. Fungsi ruang luar dari Botanical Centre adalah:
a. sebagai taman tematik
b. public space
c. taman bermain bagi anak
d. parkir
e. ruang terbuka bagi event tertentu
2. Nature As Model – menghadirkan kesan hutan dan taman secara
alami pada ruang luar

33
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
3. Urban Responses – menetapkan fungsi RTH pada ruang luar
sebagai salah satu cara menjaga kualitas lingkungan pada
kawasan tersebut.
4. Taman terletak di area semipublic, yang merupakan taman
terbuka dalam tapak (vegetasi).

5. Harmony – menerapkan konsep ruang luar dan bangunan g


yan menyatu sebagai sebuah habitat bagi tumbuhan, n
manusia da hewan

C. Konsep Programatik Easy Indification of Entry


Konsep Programatik Fungsional
1. Pemisahan pintu masuk oleh pengunjung, pengelola dan e.
servic k
2. Bangunan merupakan bangunan publik. Kesan bangunan
publi harus tampak melalui entrance.

D. Konsep Programatik Drop Off and Parking


Konsep Programatik Tematik a
1. Ruang drop off merupakan ruang utama pengunjung n
pad Taman yang memiliki view langsung kepada banguna
utama/konservatori.
2. Making Connection –mendesain hubungan drop off (Visitor
Centre) dengan akses langsung menuju bangunan utama Biome.
3. Area parkir terbagi 2 menurut pengguna: parkir pengunjung dan
parkir pengelola.

E. Konsep Programatik Service


Konsep Programatik Fungsional
1. Pemisahan akses sirkulasi bagi pengunjung, pengelola dan
service.

34
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
2. Service dalam Botanical Centre meliputi perawatan tumbuhan,
pengelolaan energi, serta perawatan bangunan agar terus
beroperasi.
3. Service yang berkaitan dengan energy memiliki zona sendiri
yaitu di pusat taman dan dibawah permukaan tanah taman

(basement) dan pada bangunan Energy Centre.


F. Konsep Programatik Pedestrian Path
Konsep Programatik Fungsional
1.Klasifikasi pengguna pedestrian:
a. Pengunjung umum &
Servis b. Pengunjung difabel
Dapat mengakses
pedestrian

Gambar 2.5 Pedestrian untuk


difabel
Sumber: Google
Image
b. Lampu
c. Tempat duduk
d. Tempat sampah
e. Signage.
f. Lampu jalan
g. Jalur sepeda
h. Lebar minimum jalur pejalan kaki adalah 1.5m

35
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
Konsep Programatik Tematik
1. Tipologi :
a. Sidewalk dan green pathway
b. Skywalk
2. Form Follow Flow -sirkulasi pedestrian yang dinamis dengan

permaninan lika-liku yang mempresentasikan kondisi alami n

huta untuk menambah kesan ruang pada pedestrian


3. Structural Expression – menonjolkan penggunaan ur

strukt gantung atau rangka baja pada tipologi pedestrian


skywalk

2.2.3. Konsep Programatik Perancangan Functional Planning


A. Konsep Programatik Organization
Konsep Programatik Tematik r
1. Menyusun bangunan konservatori dengan pola organisasi n
linea
2. Terdapat bangunan sebagai perantara ruang antar a
banguna konservatori tersebut. si
3. Integration-terdapat fungsi bangunan sebagai penghubung n
antar kedua bangunan Biome. Bangunan penghubung
berfung
4. Form sebagai
Follow ruang tiket kedua
Flow-organisasi dan galeri Biome.
bangunan Jikamengikuti
Biome massa

aliran yang dinamis yang disusun secara linear.


5. Terdapat pola organisasi klaster (pengelompokan tumbuhan
sejenis) pada ruang dalam konservatori dengan pembagian
berdasarkan tema tumbuhan (Tropis atau Sub Tropis).
6. Nature as Model-penataan lanskap Botanical Centre dalam
Biome mempresentasikan kondisi alamiah asli sesuai dengan
tema tumbuhan (Tropis atau Subtropis)

B. Konsep Programatik Activity Zoning


Konsep Programatik Fungsional

36
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
1.Zona dalam tapak dan bangunan dibagi kedalam 3 zona, zona
publik, zona semi publik, zona privat.
a. Zona publik – area dengan aktifitas utama pada taman
tematik, museum, food court, taman bermain,
konservatori.

b. Zona semi publik – auditorium, perpustakaan, i,

galer administrasi
c. Zona privat – area service, kantor pengelola, al

centr power plant.

C. Konsep Programatik Circulation


onsep Programatik Tematik
1. Memainkan naik turun dan berkelok pada sirkulasi manusia
(skywalk) untuk mendapatkan view lanskap sertan
pengalama yang berbeda pada bangunan konservatori secara
keseluruhan. a
ut
2. Form Follow Flow – mendesain sirkulasi berkelok-kelok
padview dari atas Biome
3. Structural Expression-mendesain ekspose struktur pada Skywalk
pada keseluruhan bagian meliputi kolom penyangga hingga
platform tempat pengunjung berjalan kaki
4. Menciptakan sirkulasi yang bekelok dengan tujuan untuk
menghadirkan kesan alam liar sungguhan, mengikuti kontur tanah
tapak, serta meniru kondisi lanskap yang dituju.
5. Selubung konservatorium sebagai bidang penutup atas, dengan
material yang transparant untuk view keluar konservatori serta
pencahayaan alami untuk tumbuhan

37
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
6. Building as Nature – mendesain pola sirkulasi yang berkelok-
kelok menelusuri kumpulan tumbuhan yang menghadirkan kesan
alamiah.
7. Sclupting with Light – mendesian material yang transparan pada
selubung Biome untuk menambah view keluar serta cahaya alami

yang dibutuhkan tumbuhan

D. Konsep Programatik Flow


onsep Programatik
Fungsional n
1. Sistem flow Biome pada Botanical Centre adalah
denga membaginya kedalam dua bagian sirkulasi yaitu untuk:
a. Umum (pengunjung),
b. sirkulasi pengelola dan sirkualsi service.
E. Konsep Programatik
Entry
g
onsep Programatik
Fungsional
1. Botanical Centre memiliki pintu dua akses masuk
yan berbeda/terpisah pada bangunannya yang terdiri dari:
a. Pintu masuk pengunjung
F. Konsep Programatik Level
b. Pintu Change
masuk pengelola dan service
Konsep Programatik Tematik
1. Membagi zona rekreasi edukasi dan service utilitas dalam zoning
vertical.
2. Zoning service atau utilitas dikhususkan pada bawah tanah
(basement) dan atas pada bangunan Education Centre
3. Zoning rekreasi edukasi dikhususkan pada atas permukaan tanah.
4. Energy Matter – zona service/utilitas diletakkan di bawah
permukaan pada bangunan Biome dengan pertimbangan efisiensi
energi yang digunakan untuk mengatur udara dan air

38
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
2.2.4. Konsep Programatik Perancangan Spatial Quality
A. Konsep Programatik Hirarki
Konsep Programatik Fungsional
1. Hirarki oleh penempatan yaitu dengan menjadikan bangunan
fungsi utama dalam Botanical Centre menjadi pusat/sumbu atau

berada dalam posisi pada pusat sirkulasi(sebagai pusat a

utam tujuan sirkulasi).

Konsep Programatik Tematik


1. Hirarki oleh ukuran yaitu dengan menjadikan ruangg
yan berfungsi sebagai fungsi utama dalam Botanical Centrei
menjad paling besar dalam tapak dan menjadi tujuan utamag
pengunjun dalam Botanical Centre
2. Biome menjadi fungsi utama dalam Botanical Centre
3. Integration – menggunakan metode Generative Modelingk
untu menghasilkan beberapa alternative bentuk massasi
terintegra yaitu Generative Form dengan parameter tertentu.e
Generativ Modeling membantu untuk menentukan ki
pembentukan hirar berdasarkan besaran atau ukuran bangunan.
4. Hirarki oleh bentuk yaitu dengan bentuk yang mencolok atau
iconic agar pengunjung dapat dengan mudah mengenali dan
mengingat bangunan yang menjadi fungsi utama dalam
Botanical Centre
5. Energy Matter-bentuk bangunan Biome yang iconic berasal dari
pencarian bentuk yang dapat memaksimalkan sumber daya pasif
seperti udara, cahaya dan air serta dapat menunjang kehidupan
tumbuhan dan aktivitas manusia dengan kondisi ideal.
6. Continuous Present-dengan desain bangunan yang dapat
memaksimalkan potensi sumber daya pasif dari alam, maka
bangunan biome mengedepankan keberlanjutan sumber daya
fosil untuk digunakan dimasa mendatang

39
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
2.2.5. Konsep Programatik Perancangan Building Form
A. Konsep Programatik
Konsep Programatik Tematik
1. Pertimbangan fungsi dan sifat ruang yang berpengaruh pada
ukuran dan bentuk. Untuk fungsi konservatori

pertimbangan tumbuhan seperti, pengairan, pencahayaan, suh


udara bersih dan kotor, ukuran maksimal tumbuh, masa
gugu dan tumbuh serta pengaturan energy yang digunakan
didalamny dan unsur alam yang akan dimanfaatkan secara
optimal dala Botanical Centre sebagai salah satu sumber
energi.
2. Energy Matter – bentuk bangunan didasari oleh
pemanfaata sumberdaya pasif yang tersedia sangat banyak
pada tapa Sumber daya tersebut digunakan untuk menunjang
aktivitas da pertumbuhan seluruh mahluk hidup dalam biome.
3. Building As Nature – bentuk bangunan Biome dibentuk
untu menghadirkan kesan hutan alami ataupun lanskap yang
dituju.
4. Simplicity – kesederhanaan tampilan harus terwujud
walaupu struktur biome yang rumit.

5. Gambar 2.6 Distribusi rangka pada struktur grid shel


6. Sumber: Google Image

7. Bentuk bangunan untuk fungsi selain Biome (bangunan


penunjang):
a. visitor centre
b. Auditorium
c. Perpustakaan

40
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
d. Galery/museum
8. Harus memiliki kesamaan konsep dengan bangunan Biome
dengan tetap memperhatikan faktor alam seperti cahaya dan
udara alami.
9. Energy Matter-bentuk bangunan penunjang yang dapat

memanfaatkan sumber daya pasif seperti udara, air dan cahaya


10. Harmony-bentuk bangunan penunjang yang selaras n
denga lanskap dan lingkungan
11. Integration-bentuk massa bangunan yang dihasilkan ri
da generative form untuk menghasilkan bentuk massa yan g
terintegrasi
12. Pertimbangan penggunaan lahan yang terbangun dan k
tida terbangun untuk efisiensi penggunaan lahan yang ada n
(denga kofisien 30% terbangun atau jika lahan sempita
mak menyatukannya ke dalam satu bangunan)
13. Continuous present - mendesain bentuk n
banguna meminimalisasi penggunaan lahan dengan k

tujuan untu melestarikan koefisien hijau pada tapak tersebut.


14. Urban Responses - bentuk bangunan yang efisien dalam
penggunaan foot print merespon kebutuhan kota akan n
hijau yang lebih banyak
koefisie
15. Building As Nature – mendesain bentuk bangunan yang
menghadirkan kesan alam dan merupakan bagian dari alam
Botanical Centre

2.2.6. Konsep Programatik Perancangan Aesthetic Design


A. Konsep Programatik
Konsep Programatik Tematik
1. Proporsi – mendesain ruang yang proporsi dengan fungsi
didalamnya, mendesain proporsi dengan kesan yang luas dan
lega dengan menghadirkan kesan alam

41
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
a. Building as Nature – mendesain proporsi ruang dengan
menghadirkan kesan alamiah.
b. Sclupting with Light – pencahayaan alami menjadi
pencahayaan utama (Biome) dimana memperkuat konsep
alamiah didalam ruang tersebut.
2. Irama – pola pada elemen arsitektur berupa struktur, k

bentu bangunan, organisasi bangunan, dan sirkulasi


a. Structural Expression – mendesain ekspose struktur
menjadi irama utama yang mencolok pada banguna n
utama Biome
b. Simplicity – mendesain sebuah penyelesaian desain g

yan dapat menampilkan kesederhanaan untuk m

merangku pola struktur yang rumit.


3. Balance – mendesain dengan keseimbangan simetris n

maupu asimetris.
a. Integration – mengintegrasikan bangunan denga n
bangunan perantara atau menyatukan bangunan denga n
podium.

4. Point of interest – menciptakan sebuah aksen dapat a


berup
bangunan maupun pengolahan tapak/lanskap. Mendesain
bangunan utama (biome) sebagai aksen.
a. Structural Expression – mendesain Pont Of Interest
dengan ekspresi struktur sebagai aksen utama pada
bangunan Biome.
b. Nature as Model – menerapkan ekspresi struktur dengan
mengambil pola dari alam
5. Warna – mendesain bangunan maupun tapak dengan warna
yang harmonis dengan kondisi alam dan memberikan
pengalaman yang berbeda pada pengunjung.

42
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
a. Harmony – mendesain warna yang netral atau warna
yang dominan pada lingkungan sekitarnya
b. Nature as Model – mengambil warna pada alam untuk
diterapkan pada bangunan
6. Skala – mendesain skala ruang yang monumental pada biome

dengan tujuan menghadirkan suasana alam yang a

sebenarny serta skala manusia pada bangunan lainnya.


a. Building as Nature – mendesain bangunan dengan skala
monumental yang menghadirkan kesan alam a

terbuk atau hutan.


7. Unity – desain bangunan dalam Botanical Centre s

haru menyatu dengan ruang luar yang sehingga n

menghadirka desain yang harmonis.


a. Nature as Model – mendesain bangunan g

yan mengambil pola dari alam yang unity


b. Integration – mendesain integrase antar bangunan g

yan unity
c. Harmony – mendesain penataan bangunan serta n

desai yang selaras dengan lingkungan.


8. Lanskap – desain lanskap merupakan penambah nilai k
esteti
dan berfungsi (taman tematik) dalam Botanical Centre
a. Form Follow Flow – bentuk penataan lanskap yang
menjadi taman ruang luar mengikuti topografi tapak dan
menghubungkan tiap fungsi ruang luar

2.2.7. Konsep Programatik Perancangan Structural System


A. Konsep Programatik Struktur
Konsep Programatik Fungsional
1. Penggunaan struktur pada bangunan penunjang dalam Botanical
Centre (Visitor Centre, bangunan penunjang (auditorium,

43
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
galeri/museum dan perpurtakaan (Pusat pengelolaan energi)
dengan mempertimbangkan :
2. Struktur Atas
a. Jenis struktur untuk bangunan rendah 1-5 (rigid frame,
bentang lebar atau ganbungan)

b. Jenis struktur untuk bangunan berlantai banyak

Gambar 2.7 Gaya dan


momen
Sumber: Google
Image

3. Strutur Bawah:
a. Pondasi
dangkal b.
Pondasi setempat
c. Tiang Pancang
a. Atap plana & jurai
b. Atap rata & green roof
c. Atap tidak rata
d. Atap rangka

Konsep Programatik Tematik


1. Bentang Lebar – penggunaan struktur untuk mampu
menampung volume yang besar pada bangunan biome/
konservatori dengan tetap mempertimbangkan faktor alamiah

44
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
serta penggunaan struktur yang ramah lingkungan dan
dampak lingkungan didalamnya.
2. Structural Expression – mendesain struktur pada bangunan
Biome dengan struktur bentang lebar yang dapat menopang
selubung Biome dengan baik serta berdampak baik pada

lingkungan didalam biome.


3. Sclupting with Light – mendesain struktur Biome denga n
struktur bentang lebar yang dapat menambah fitur n
pengolaha terhadap pencahayaan alami yang dinamis.

2.2.8. Konsep Programatik Perancangan Use of Material


A. Konsep Programatik Material
Konsep Programatik Tematik
1. Continuous Present – mendesain bangunan n
denga menggunakan material yang dapat didaur ulang.
2. Energy matter – mendesain bangunan dengan material g
yan memberikan dampak positif pada bangunan m
dala pengurangan konsumsi sumber daya fosil seperti gi
menguran penggunaan untuk pendingin ruangan dan n
buatan.
pencahayaa
3. Dinding luar atau selubung – mendesain dengan panel
Alucobond dengan karakteristik material yang dapat di daur
ulang, ringan, tahan terhadap air, kaku dan dapat dibentuk
sesuai dengan design bangunan karena proses pembuatan
fabrikasi yang diproduksi setelah memiliki desain bangunan.
4. Atap – mendesain atap dengan material softscape atau green
roof dengan karakteristik material yang dapat mengurangi
panas ruangan akibat radiasi matahari dan memungkinkan
untuk terjadinya aktivitas pada atap tersebut.

45
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
5. Lantai – mendesain lantai dengan material dengan marmer
karena perawatan yang mudah, tidak licin dan memiliki pola
yang alamiah.
6. Struktur – mendesain bangunan dengan material struktur baja
karena memiliki koefisien 30% yang dapat digunakan kembali

setelah daur ulang.

7. Gambar 2.8 Panel Alucobond


8. Sumber: http://www.archdaily.com/catalog/us/products/1562/wall-
panels- alucobond-pe-alucobond 22 juli 2016

9. Menggunakan material yang dapat memasukan cahaya


matahari dengan optimal dengan menolak suhu yang
dibawanya agar hemat didalam penggunan pendingin n
dalam
ruangabiome.
10. Sclupting with Light – mendesain bangunan Biome dengan
menggunakan material yang transparant untuk memperoleh
pencahayaan alami yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebesar
4.500Lux.
11. Energy Matter – mendesain bangunan Biome dengan
selubung yang transparant yang memiliki kualitas yang baik
dengan karakteristik dapat mengurangi atau menolak radiasi
panas yang dibawa oleh cahaya matahari.

46
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
Gambar 2.9 Skema EFTE

Sumber: http://files.archinect.com/uploads/ai/aiu_etfe_intent.jpg 7 juli


2016

2.2.9. Konsep Programatik Perancangan Environment Control


System
A. Konsep Programatik Pencahayaan
Konsep Programatik Fungsional h

1. Pencahayaan buatan dengan menggunakan lampu yang


rama lingkungan (LED) a

2. Perletakan lampu yang menarik dan terutama pada


semu akses pengunjung a

3. Menggunakan lampu dengan cahaya yang menarik


pad bangunan publik

Konsep Programatik Tematik g

1. Pencahayaan alami dengan memanfaatkan kondisi alam a


yan ada sebagai pencahayaan dalam ruangan terutama
pad konservatori/biome dan bangunan penunjang a
alami.
3. Energy Matter – mendesain pemanfaatan sumber daya
berupa cahaya alami yang melimpah pada site dengan tujuan
untuk mengurangi konsumsi penggunaan listrik buatan untuk
pencahayaan.
4. Sclupting With Light – mendesain pencahayaan alami
dengan penggunaan material transparant pada selubung
bangunan terutama pada bangunan Biome.
B. Konsep Programatik Penghawaan
Konsep Programatik Tematik

47
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
1. Terdapat penghawaan yang berorientasi pada lingkungan
yaitu dengan cara:
a. Radiant Cooling System
b. Passive Cooling
c. Unsur alami pada bangunan (Green Roof, Inner

Courtyard dan Vertical Garden)


2. Energy Matter – mendesain bangunan dengan n

penggunaa penghawaan yang berorientasi pada alam e


seperti Pasiv Cooling (desain bentuk bangunan passive), g
Radiant Coolin System dan terdapat inner Court sebagai n
penghasil oksige alami dalam ruang

C. Konsep Programatik Sumber Daya Air


Konsep Programatik Tematik
1. Memanfaatkan sumber daya air sebagai:
a. Irigasi untuk tumbuhan di luar bangunan e
Biom
(sumber daya air pada site yang ada) k
b. Daur ulang air yang berasal dari air hujan n
untu pendingin ruangan dan air untuk irigasi
tumbuha
c. Air yang dalam
berasalbangunan Biome
dari aliran air bersih nasional
sebagai penyedia air untuk keperluan pengunjung
dan semua pengelola (air minum dan sanitasi)
dengan mengelolanya kembali menjadi water
grey
2. Nature As Model – mendesain sistem bangunan yang dapat
menciptakan embun buatan untuk keperluan irigasi dalam
bangunan Biome.
3. Integration – mendesain sistem pengolahan air yang berasal
dari aliran air dalam tapak (marina reservoir) dan air hujan
untuk keperluan irigasi tumbuhan luar.

48
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
4. Energy Matter – mendesain pemanfaatan teknik dan sistem
pengolahan air yang berkelanjutan.
D. Konsep Programatik Sumber Daya Listrik
Konsep Programatik Fungsional
1. Terdapat dua sumber listrik dalam Botanical Centre yaitu:

2. Dengan memanfaatkan sumber listrik yang telah ada el

(dies dan PLN – Konvensional)


Konsep Programatik Tematik
1. Energy Matter - Dengan memanfaatkan sumber k

listri terbarukan (Biomass, Cahaya Matahari Angin)


2. Integration – mendesain bangunan parkir sebagai salah u

sat penghasil listrik pembangkit tenaga matahari.

E. Konsep Programatik Pengelolahan Lanskap


Konsep Programatik Tematik
1. Memanfaatkan lanskap sebagai salah satu alat k
untu mengelola sumber daya dengan aktif dengan:
a. Tumbuhan untuk filter air pada saluran air g
yan menerus (linear) dengan sifat terbuka
b. Hewan pada ekosistem air (burung, ikan, kupu-
kupu, capung, katak)
2. Nature as Model – mendesain pengolahan lanskap dengan
meniru cara alam memfilter kandungan zat hara yang
terkandung didalam air laut yaitu dengan membuat drainase
terbuka yang ditanami oleh tumbuhan air
3. Building as Nature – mendesain lanskap pada Botanical
Centre didesain dengan meghadirkan kesan alamiah dengan
desian drainase seperti rawa yang ditumbuhi oleh tumbuhan
air dan hewan.
4. Urban Responses – mendesain sebuah pengolahan lanskap
yang dapat memanfaatkan potensi air yang berlimpah yang

49
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
berasal dari laut sebagai bagian untuk menciptakan
lingkungan yang berkelanjutan

F. Konsep Programatik Pengelolahan Limbah


Konsep Programatik Tematik

1. Memanfaatkan limbah yang di olehal


hasilkan
Botanic Centre sebagai salah satu sumber energi yang n
terbaruka yaitu dengan:
a. Memanfaatkan limbah
organis b. Limbah hasil
biomass
c. Limbah air hujan maupun
reservoir d. Limbah panas n

2. Energy matter –mendesain sistem pengolahan u

denga menggunakan limbah tumbuhan sebagai al

salah sat pembangkit tenaga listrik yang diperlukan


oleh Botanic Centre. n

3. Continuous Present –mendesain sistem pengolahan il

denga menggunakan konsep berkelanjutan gi

dimana has pembakaran biomass dapat digunakan g


berputar
sebagai dan berkelanjutan
pupuk ba tumbuhan itu sendiri. Hal ini

G. Konsep Programatik Energy Centre


Konsep Programatik Tematik
1. Terdapat pusat yang menjadi kontrol semua penggunaan
dan pengelolaan energi dalam Botanical Centre. Pusat ini
dapat berupa bangunan maupun sebuah ruang yang
memiliki zoning khusus yang akses langsung kepada
bangunan- bangunan utama dalam Botanical Centre
2. Terdapat sebuah bangunan untuk publik yang menampilkan
proses pengolahan energi dalam Botanical Centre

50
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego
3. Energy Matter – mendesain bangunan pusat pengolahan
energy yang menjadi control semua bentuk pengolahan
energi dalam Botanical Centre.
4. Integration – mengintegrasikan semua proses pengolahan
energi pada satu pusat yaitu energy centre.

51
Perancangan Botanical Centre Dengan Pendekatan Eco-Organic Di Kawasan Ancol Jakarta
Utara_Diego

Anda mungkin juga menyukai