Anda di halaman 1dari 21

Presiding Seminar Nasional dan Pameran Perkembangan Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik

Bogor. 6 September 2007

MENATA TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)


DI PEKARANGAN RUMAH
Anton Gunarto
Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi
Badan Pengkajian Penerapan Teknologi
RINGKASAN
Scbagian bcsar orami rncn,inginkan lahan pekarar.gan rumahnya ditanami tumbuhan agar
suasananva mciiiadi Iebih asrl dan alami. Narnun menata taman dengan tanaman hias/bunga yang
berkhasiat obat masih iarang dilakukan orang atau meskipun ada masih terbatas pada asal tanam
Baja. Melalui Taman Obat Kcluarga (TOGA) akan dicoba memadukan antara konsep taman bunga
dengan taman apotik hidup di many disainnya tetap mengikuti pada kaidah-kaidah tata
pertamanan. I>isaln TOGA yang baik dan berhasil apabila memiliki nilai-nilai estetika dan
fungsional atau ada prinsip disainnya berupa tema, gradasi, kontras dan kontrol.

Kata kunci : i'rinsip desain. TOGA, Pekarangan rumah

PENDAHULUAN
Di kota-kota besar di Indonesia pada umumnya lahan-lahan pekarangan
rumahnya dihias, taman yang asri dengan berbagai tanaman hias daun, bunga-
bungaan dan tajuk yang indah dan unik. Bahkan lahan-lahan pekarangan yang
sempit nun hiasanya diisi dengan berbagai tanaman hias dalam pot, baik yang
diietakkan di atas tanuh maupun yang digantung. Pemanfaatan pekarangan rumah
dengan hijauan tanaman dalam bentuk taman merupakan prinsip hidup yang telah
membudaya bagi masyarakat untuk kembali ke alam (Back to nature), sehingga
suasana rumahnya menjadi asri dan alami seakan berada di hutan atau di desa.
Sebenarnya sudah sejak lama masyarakat Indonesia mengenal berbagai taman di
pekarangan atau halaman rumahnya seperti taman bunga, taman gizi dan
karangkitri atau apotik hidup. Taman bunga umumnya banyak dijumpai di kota-
kota besar dan dibuat mengikuti kaidah-kaidah tata pertamanan. Sementara taman
gizi dan karangkitri (apotik hidup) banyak dijumpai di desa-desa dan dibuat tanpa
terikat kaidah-kaidah tata pertamanan, meskipun kadangkala pengaturannya juga
cukup baik. Perbedaan keduanya yaitu pada taman gizi elemen tanaman adalah
tanaman pangan cumber karbohidrat, protein, vitamineral dan bumbu dapur,
sedangkan pada taman apotik hidup elemen tanamannya adalah tanaman-tanaman
berkhasiat obat.
Taman karangkitri atau taman apotik hidup sebenarnya merupakan cikal
bakal dari apa yang dikenal saat ini yaitu Taman Obat Keluarga (TOGA). TOGA
yang merupakan salah satu program pemerintah di bidang kesehatan bertujuan
untuk menjaga, membudidayakan dan melestarikan tanaman obat Indonesia dari
kemungkinan kepunahannya, sekaligus memotivasi masyarakat dalam meman-
faatkan lahan pekarangannya dengan menanam tanaman obat untuk digunakan
sendiri dan untuk dijual guna menambah penghasilan. Adanya program TOGA
bisa memberikan salah.satu alternatif dalam mensiasati mahalnya harga-harga
obat modern, apalagi obat-obatan impor.

720
Ananto Guna to

1'crmasalahan yang timbal di masyarakat terhadap program TOGA adalah


masih terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang tanaman obat itu sendiri,
seperti jenis jenis tanaman yang dikatagorikan sebagai tanaman obat, bentuk fisik
tanaman, kandungan aktif, keamanan (toksisitas) dan khasiatnya, bahkan cara
budidaya dan penanganan pasca panemnya. Selain itu masyarakat juga masih
belum banyak Nang tahu bahwa ada beberapa tanaman hias/btmga yang biasanva
dipakai sebagai elemen taman ternyata merupakan tanaman yang berkhasiat
sebagai obat.
Taman-taman pekarangan rumah yang banyak ditanami berbagai tanaman
hia:;/bunga sudah lazim dijumpai sehingga pemandangannya monoton dan kurang
"unik". Upaya merubah suasana tersebut perlu ide mendisain taman yang
uniklkhas dantampil beda" dengan taman taman pada umumnya. TOGA
sebenarnya sudah merupakan taman khas/unik karena elemen tanamannya adalah
ta'taman obat. tetapi penanamannya terkesan tidak menggunakan kaidah arsitektur
lansekap, sehingga kurang rapih, tertib dan tidak punya pola.
I'OGA merupakan suatu usahatani yang memanfaatkan lahan
pekaranganikebunladang dengan budidaya tanaman berkhasiat obat guna
memenuhi kebutuhan obat bagi dirinya sendiri dan keluarganya, maupun sebagai
pensuplai bahan simplisia obat dalam bentuk usaha agromedicine berskala
komersial. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan adanya TOGA, yaitu
dapat memenuhi kebutuhan keluarga akan obat, menambah penghasilan keluarga,
memberikan suasana asri pada lahan pekarangan, menjaga kelestarian lingkungan,
mempertahaunkan kelestarian tanaman obat yang langka, dan lebih jauh secara
nasional akan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan mendatangkan
devisa dengan nilai tambah yang makin besar.
Studi Ml bertujuan menyusun suatu konsep penataan Taman Obat
Kelttarga (TOGA) pada lahan pekarangan rumah di mana elemen-elemen
tamannva dititikberatkan pada penggunaan tanaman-tanaman hias/bunga
Indonesia yang teridentifikasi berkhasiat obat. Konsep penataan tersebut mencoba
memadukan antara konsep taman bunga dan taman apotik hidup yang diupayakan
berpedoman pada kaidah-kaidah estetika (keindahan) dan fungsional (kegunaan)
suatu taman.
Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis yaitu suatu
pendekatan untuk menggambarkan tentang potensi tanaman hias/bunga Indonesia
yang berkhasiat obat, yang selanjutnya dipelajari guna dapat disusun suatu konsep
penataan tanaman-tanamannya, khususnya dalam lingkup TOGA. Kajian yang
dilakukan bersifat eksploratif dengan harapan akan memperoleh masukan yang
dapat menambah wawasan tentang tanaman hias/bunga Indonesia berkhasiat obat
dan cara mendayagunakannya. Selain itu, sebagai pendukung juga dilakukan
kajian pustaka dan penelusuran informasi sebagai bahan yang diperlukan untuk
melengkapi hasil studi.

721
Menata Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di pekarangan Rumah

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Penataan 'Taman Obat Keluarga (TOGA)
Banyak orang menilai bahwa membuat taman adalah pekerjaan mahal dan
mewah, padahal nilai-nilai penentu taman selain nilai-nilai keindahan (estetika)
juga adalah iiilai-nilai kesederhanaan, kemurnian, keaslian dan kewajaran.
Artinya taman dikatakan bagus tidak mesti ditentukan oleh gaya tamannya, luas
sempitnya areal atau mahal murahnya elemen-elemen taman yang digunakan,
tetapi bagaimana cara tnenatanya. Penataan taman yang baik yaitu yang dapat
menggugah perasaan, menyenangkan hat], menimbulkan keakraban dan yang
dapat menciptakan suasana santai bagi pemilik atau pemakai atau penikmatnya.
Artinya taman yang berhasil lebih ditentukan oleh kualitasnya dan kualitas taman
sangat ditentukan oleh kualitas desainnya. Sedangkan kualitas desain dikatakan
bagus jika memiliki atau ada prinsip-prinsip desainnya.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mendisain taman rumah
adalah : (1) prinsip kegunaan (utility) dan keindahan (beauty), artinya taman yang
uerguna adalah tan-,an yang dapat memenuhi fungsinya dan taman yang indah
adalah taman yang dapat memberikan perasaan senang, menimbulkan inspirasi
dan betah tinggal di dalamnya, (2) prinsip hubungan antara rumah dan taman
(relations), artinya harus ada kesan kesatuan antara ruang dalam (indoor) dan
ruang luarnya (outdoor). Artinya dalam proses mendisain pembangunan rumah
sebaiknya dilakukan secara simultan antara disain bangunan rumah dan disain
tamannya, sehingga terjadi harmonisasi antara ruang dalam (rumah) dengan ruang
luarnya (taman).
Menurut Eckbo (1955) bahwa perencanaan rumah yang ideal bila area
rumah dibagi ke dalam empat fungsi utama (Lihat la.mpiran Gambar 1), yaitu :
(1) Daerah umun1 (public area), rang outdoor meliputi halaman/pekarangan
depan, jalan masuk orang atau mobil, teras depan, carport dan ruang indoor-
nya adalah ruang tamu.
(2) Daerah pribadi (private area), ruang indoor-nya meliputi kamar tidur, kamar
mandi, kaniar pakaian/rias dan outdoor-nya adalah halaman istirahat pribadi.
(3) Daerah kehidupan (living area), ruang indoor-nya meliputi ruang makan,
ruang duduk keluarga, perpustakaan, ruang kerja/studio, mushola, ruang
musik. Sementara ruang outdoor-nya meliputi patio, teras belakang, kolam
ikan bias, ruang bermain anak, ruang olah raga , kolam renang dan lain-lain.
(4) Daerah kegiatan (worklservice area), ruang indoor-nya meliputi dapur, tempat
mencuci , tempat setrika, garasi , gudang, dan kamar pembantu. Selanjutnya
ruang outdoor terdiri dari sumur, tempat jemuran, kebun sayuran/bumbu
dapur, kandang ternak, kandang hewan peliharaan, kolam ikan produksi,
rumah kaca mini dan tempat sampah (kompos).
Pembagian tata ruang (zoning) di atas akan sangat membantu dalam
menata bentuk tamannya , baik dalam menentukan elemen soft material-nya
terutama dalam memilih jenis-jenis tanamannya maupun elemen hard material-
nya seperti lampu hias, jalan setapak, batu bias, teras, kolam ikan , bangku taman,

722
Ananto Gunarto

sating santai (gcr_eho), patio, pergola, patting dan lain-lain. Penentuan elemen-
elemen taman sebaiknya perlu disesuaikan dengan karakter dari fungsi utama
setiap area tersebut sehingga tercipta keserasian antara elemen taman dengan
sistem tata ruangnya.
Pada daerah umum yang lebih banyak ditujukan untuk kegiatan menerima
tamu, maka penataan tamannya seyogyanya mengikuti karakter sebagai daerah
umum dan bisa dinikmati oleh tamu, tetangga atau orang di luar rumah. Pada
daerah pribadi. tamannya harus dapat memberikan suasana tenang, sehingga
elkmen-elemen tamannya yang dipilih sebaiknya yang bisa memberikan nuansa
ketenangan, keteduhan dan dapat menjaga suasana pribadi. Sedangkan pada
daerah kehidupan, tamannya dirancang untuk bisa melayani aktivitas keluarga
atau yang dapat memberikan suasana santai/rekreasi, kesan dekat dart akrab. Pada
daerah kegiatan yang lebih banyak meliputi kegiatan rumah tangga sehari-hari,
maka penataan tamannya yang dapat menciptakan suasana yang menuniang
kegiatan rutin tersebut.
Dalam menata TOGA di pekarangan rumah maka konsep utama tata
tanamannya adalah mendisain ruang outdoor dengan menggunakan seliiruh atau
sebagian besar elemen tanarnannya dengan tanaman berkhasiat obat, mulai dari
tanaman penutup tanahnya (ground cover), tanaman pembatas (border), tanaman
Bias/bunga ternaisemaklherba/perdu, tanaman merambatlpergola, tanaman pager,
tanarnan air. tanarnan buah-buahan/sayuran/bumbu dapur, tanaman langka,
sampai pada pohon peneduhnya. Untuk lebih mempermudah dalam menata
TOGAnya. diperlukan daftar tanaman obat yang banyak tumbuh di daerah tropis,
khususnya di Indonesia. Berdasarkan informasi dari Balai Penelitian Tanaman
Obat dan Arornatik (Balittro) Bogor, sudah ada 1000 jenis tanaman yang telah
teridentifikasi berkhasiat obat, namun baru setengahnya yang dimanfaatkan oleh
industri jamu, sisanya ma:,ih merupakan tanarnan liar. Sementara Badan Litbang
Kesehatan Departemen Kesehatan RI telah menginventaris tanaman obat
Indonesia sebanyak 800 lebih jenis tanaman. Dari sekian daftar tanaman tersebut
ternyata banyak pula tanaman yang bisa dijadikan sebagai tanaman hias yang
memiliki keindahan bunga, daun, batang dan tajuknya. Dari hasil pengamatan di
lapangan terutama di Kebun Raya Bogor dan penelusuran beberapa literatur,
penulis telah mengidentifikasi tanaman hias/bunga yang berkhasiat obat sebanyak
200 lebih jenis tanaman.
B. Disain Taman Obat Keluarga
Disain (Design) atau perancangan taman merupakan pekerjaan seni yang
memadukan antara fungsi, ekspresi dan pengalaman estetis secara harmonis.
Salah satu panduan dalam penataan TOGA sehingga tetap mengacu pada kaidah-
kaidah Beni, fungsi dan estetika suatu taman adalah melalui disain. Keberrhasilan
suatu disain taman apabila mengacu pada prinsip desain, yaitu :
a. Memiliki terra (pola) sebagai unsur penyatu, pengikat atau identik coraklgaya.
Misalnya bertema taman obat keluarga dengan menata berbagai jenis
tanamannya yang berkhasiat obat.

723
Menata Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di pekarangan Rumah

b. Terdapat gradasi (tahapan) sebagai unsur pencipta variasi tenang, penjenjang,


identik nuansa. irama atau ritme. Misalnya menata tanaman obatnya dari
tanaman yang berdaun lebar/besar hingga berdaun sempit/kecil, atau dengan
menata tinggi rendahnya tanaman, yaitu dari tanaman yang rendah di depan
sampai tanaman yang lebih tinggi dibelakang.
c. Diberi kontras (bumbu) sebagai unsur variasi semarak, identik penyedap,
aksen, kejutan atau titik perhatian. Misalnya meletakkan satu jenis tanaman
bestir yang betpenampilan beda (unik) dibandingkan dengan sebagian besar
tanaman kecil di sekitarnya
d. Dan dari ketiga unsur tersebut di atas, tetap ada pengendali (kontrol) sebagai
unsur penyeimbang atau pencipta keseimbangan agar tidak kurang dan tidak
berkelebihan, tetapi terkesan proporsional dan serasi. Misalnya taman tanpa
kontrol apabila taman berlahan sempit ditanami pohon yang besar-besar.
Dari keempat prinsip disain tersebut, elemen tanaman memiliki ciri-ciri
sendiri, baik dalam nikuran, bentuk, tekstur, aroma maupun warna yang biasanya
disebut sebagai e!emen desain. Tanaman ada yang berukuran besar (pohon) dan
berukuran kecil (herba, rumputan), beragam bentuk kanopi seperti bentuk kerucut,
bulat, lonjong tegak dan lain-lain, beraneka tajuk tanaman bertekstur halus
(ukuran daun kecil dan rapat) atau bertekstur kasar (ukuran daun besar dan
jarang), bermacam aroma wangi, menyengat atau tidak berbau, serta berbagai
warna tanaman yang berasal dari warna dawn, bunga atau bagian organ lainnya.
Terdapat tiga karakter disain taman yaitu : (a) disain formal yang biasanya
penataan tamannya dibuat secara simetris/teratur/rapihlseragam, terkesan formal
dan kaku disesuaikan dengan karakter ruangannya, misalnya taman di sekitar
perkantoran atau taman rumah dekat ruang tamu dan ruang kerja, (b) disain
informal penataan tamannya lebih menggnnakan pola-pola alami dan lebih
bebas/tidak teratur/tidak kaku atau terkesan ramah dan santai, misalnya taman
yang dibuat di tempat-tempat rekreasi (peristirahatan) atau taman rumah dekat
ruang keluarga dan ruang santai/istirahat/rekreasi, (c) disain semiformal
merupakan gaya taman perpaduan antara disain taman formal dan informal,
artinya penataan tamannya memadukan antara keteraituran dan ketidakteraturan.
Gaya-gaya taman lainnya yang cukup populer antara lain Taman Tropis, Taman
Mediterania, Taman Keying dan Taman Air. Gaya taman tersebut lebih
berdasarkan pada kondisi iklim dan lingkungan setempat. Di Indonesia umumnya
Iebih menyukai taman tropis seperti gaya taman Bali, sementara taman
mediterania lebih mengarah pada lingkungan subtropis. Taman kering lebih
mengarah ke lingkungan gurun pasir yang kering sehingga gaya tamannya lebih
dikenal dengan taman kaktus. Taman air dirancang pada kondisi lingkungan
sekitar air seperti sungai, kolam, danau darn sebagainya.
C. Hasil Disain Taman Obat Keluarga
Salah satu hasil disain TOGA yang diaplikasikan pada lahan pekarangan
rumah ideal, dapat dilihat pada Lampiran Gambar 2, di mana disain tersebut
rencananya akan diaplikasikan pada rumah peristirahatan (villa) yang berlokasi di

724
Ananto Gunarto

kawasan Puncak Bogor. Disain hipotetis tersebut dibuat berdasarkan


pertimbangan Ttta ruang (Zoning) fungsi utama sebuah rumah tempat tinggal ideal.
Kondisi awal lahan adalah bekas lahan kebun dengan luas 350 m2'(20 m x
17,5 m), agak mendatar yang berlokasi di salah satu jalan lingkungan (jalan desa).
Ruang indoor yang akin dibangun terdiri dari : I ruang tamu (3 x 3 m), 2 kamar
tidur anak (3 x 3 m ), I kamar tidur utama (3 x 5 m), I kamar mandi utama (2 x 3
m). I kamar mancli anak (2 x 2 m), 1 ruang keluarga (5 x 6 m), 1 ruang
kerja/studio (3 x 3 m). I ruang baca/mushola (2 x 3 m), I ruang makan (3,5 x 3
m), 1 ruang dapur (3 x 3 m), I ruang garasi (5 x 4,5 m), I ruang gudang (3 x 2 m))
dan I ruang cuci (2 x 2 m), sehingga total Was bangunan indoor sekitar 150 In
atau sekitar 40 % dari keseluruhan luas lahan. Sisa Was outdoor-nya (termasuk
terns, carport dan ruang femur pakaian) sekitar 200 m2 atau sekitar 60 % dari
keseluruhan Was lahan.
Adapun pola tata tanaman pada lahan outdoor tersebut yang dirancang
berdasarkan pada sistem zonasinya, diuraikait sebagai berikut :

1. Tata Tanaman pada Zona Umum


Agar TOGA tidak terkesan asal jadi saja, perlu berpedoman pada prinsip-
prinsip desain (tema, gradasi, kontras dan kontrol) yang biasanya dinyatakan
dalarn elemen desain (bentuk, wama, tekstur, garis dan ukuran). Tema (pola)
adalah unsur pemersatu (unity) yang mencerminkan suatu karakter taman yang
akan dibuat atau suatu pengertian yang hendak ditonjolkan melalui desain
tersebut. Adanya terra maka taman menjadi beridentitas.
Secara fisik, terra pada zona ini yang dinyatakan dalam bentuk adalah
bentuk serba bulat, pada warna serba hijau kemerahan, pada tekstur serba halus,
dalam garis serba lengkung. dalam ukuran serba sedang. Tema yang diambil dari
komposisi tanaman yang bertemakan serba bulat, dipilih jenis-jenis tanaman yang
berkanopi bulat, daunnya berbentuk bulat dan disusun/diatur dalam bentuk garis
yang p!astis meliuk melengkung bernuansa bulat. Luas lahan outdoor pada zona
ini sekitar 70 m2 (17,5 x 4 m). Tema utama penggunaan tanaman sebagai elemen
lunaknya (soji material) seluruhnya adalah tanaman hias/nunga berkhasiat obat.
Pada zona umum yang lebih terfokus pada aktifitas kunjungan tamu, maka
penataan TOGAnya sesuai dengan karakter sebagai daerah umum di mana tamu,
tetangga atau orang lain bisa ikut menikmati suasana tamannya . Zona ini bisa
dikatakan juga sebagai ruang pameran (etalase) rumah kepada tamu, sehingga
harus terkesan asri, nyaman dan bersih. Untuk pagar halaman digunakan pagar
hidup yaitu melati (4), tanaman selanjutnya dengan mengikuti pola gradasi yaitu
jengger ayam (2) dan sutra bombay (1). Tanaman perhiasan taman lainnya adalah
bunga knop (5), salvia (6), lili pans (7), kalatea batik ( 8), soka (9), tapak darn
(10), bunga pukul empat (11), bunga pukul delapan ( 12). Sebagai tanaman
kontrasnya digunakan sikas (3), dan cemara kipas (41). Sedangkan penutup
tanahnya digunakan kacang-kacangan (42) meskipun tanaman ini belum
teridentifikasi sebagai tanaman obat, melainkan sebagai tanaman penyubur lahan.
Sementara pada n^ang carport di antara sela-sela jalan setapak mobil bisa

725
Menata Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di pekarangan Rumah

ditanami dengan rutnput mutiara (43). Kemudian pohon peneduhnya digunakan


tanaman buah langka seperti jatmrblang (44), lobi-lobi (45) dan buah nona (46)
yang sekaligus bisa sebagai buah makanan burung. Apabila pergola di atas
carport ingin ditutup dengan tanaman merambat berbunga indah bisa digunakan
bogenvil atau kenrbang tenang. Jika ingin ditanami dengan tanaman merambat
buah bisa digunakan markisa. Demikian pula apabila pagar besi/kawat ingin
ditutup dengan tanaman bisa digunakan tanaman merambat sirih atau brotowali.
Elenren kerns (hard material) pada zona ini terdiri dari : lampu taman bulat (a),
jalan setapak (h). bate hias (c), jalan mobil, (d), .eras depan (n), tempat sampah (e)
dan pergola apabila dianggap perlu ada (tidak tergambar).
2. Tata Tanaman pada Zona Pribadi :

Pada zona pribadi. TOGA yang dibuat harus memberikan suasana tenang,
teduh dan bersifat pribadi. Lahan taman pada zona ini hanya seluas 16 m2 (8 x 2
in) dan menyatu dengan kamar tidur utama. Sebagai pembatas antara taman
pribadi dengan zona kehidupan dipisahkan oleh tanaman bambu kuning (16).
Taman pribadi it:i dirancang beigaya taman keying, tetapi ada nuansa aimya
sebagai kontrasnya. Tanaman yang digunakan pada taman kering antara lain :
patah tulang (13) atau susudu, duri tentong (14) dan nanas karang ( 15) atau nanas-
nanasan. Sementara penutup tanahnya bisa digunakan rumput mutiara (43) yang
ditanam disela-sela Data-batu hias (c) atau kacang-kacangan. Elemen kerasnya
meliputi air pancuran (f), gentong (g), dan batu-batu hias kerikil (h).
3. Tata Tanaman pada Zona Kehidupan :
Pada zona kehidupan, TOGA dirancang untuk dapat menampung segala
aktivitas rekreasi seluruh anggota keluarga, sehingga tercipta suasana dekat dar.
akrab. Untuk itu, tanaman yang dipilih adalah tanaman obat hias/bunga langka
(hampir punah), atau tanaman yang belum banyak dibudidayakan (masih tumbuh
liar), maupun tanaman yang dianggap paling disayangi oleh pemilik rumah. Luas
lahan outdoor pada zona ini sekitar 40 m2 (8 x 5 m).
Secara fisik, tema pada zona in] yang dinyatakan dalam bentuk adalah
bentuk serba segitiga dan atau persegi , pada warna serba merah-kuning, pada
tekstur serba agak Icasar, dalam garis serba patah , dalam ukuran serba sedang.
Tema yang diambil dari komposisi tanaman yang bertemakan serba kasar, maka
dipilih jenis jenis tanaman yang berkanopi agak kasar, daunnya berbentuk segitiga
dan disusun/diatur dalam bentuk garis patah-patah bernuansa segitiga dan atau
persegi.
Tanaman yang dipakai meliputi bunga tasbih (17), paku sepat ( 18), greget
otot (19), mawar ( 20), nanas-nanasan (21), bunga altea (22), begonia (23), bayam
rnerah (24), pisang hias (25), sosor bebek (26). Sebagai penut-up tanah bisa
dipakai kacang-kacangan (42). Upaya memilih tanaman tersebut diharapkan dapat
memberi tantangan dan kesenangan tersendiri bagi seluruh anggota keluarga
dalam membudidayakan tanaman langka/liar maupun dalam menyalurkan hobi
dan kecintaannya terhadap tanaman.

726
Ananto Gunarto

Elemen kerasnya terdiri dari : lampu bias persegi (a), jalan setapak (b),
teras belakang atau patio (n), kolam ikan bias (i), air terjun water fall (j), air
dinding water Iv(/// (k). Untuk tanaman di sekitar kolam bisa digantung simbar
menjangan. paku sarang burung, atau simbar layangan. Sementara dalam kolam
bisa dilengkapi teratai, tunjung atau kiambang. Agar tembok pada latar belakang
kolam bias terlihat alami, bisa ditempel tanaman memanjat/menjalar seperti
picisan, dawn dolar. krokot cina atau sisik naga (Tidak tergambar).
4. Tata Tanaman pada Zona Kegiatan :
1'adn zona kegiatan yang banyak terfokus pada aktifitas rumah tangga
sehari-hari, terutama memasak, maka penataan TOGAnya sebaiknya yang dapat
memberikan suasana keseharian tersebut. Oleh karenanya, dipilih tanaman_ yang
selain bermanfaat sebagai obat keluarga sekaligus juga yang dapat digunakan
sebagai bumbu dapur dan somber pangan. Luas lahan outdoor pada zona ini
sekitar 94 m`'. Tema pada zona ini adalah Taman Dapur atau Taman Gizi. Oleh
karenanya, tanaman yang ditanarn pada zona ini diutamakan tanaman sayuran
semusim, seperti toniat (27), cabe merah (28), lobak (30), sawi (31) dan atau
tanaman sayuran semusim iainnya. Sebagai tanaman pagarnya bisa digunakan
tanaman yang dikonsumsi sebagai lalapan seperti katuk (29) atau jenis tanaman
lalapan lain seperti mangkokan, kedondong laut, atau beluntas. Selanjutnya untuk
Masan taman dapurnya bisa menggunakan tanaman lidah buaya (32), lengkuas
merah (33), sereh (34), daun dewa (35) atau bawang-bawangan, daun sendok (36),
kemangi (38) atau selasih, tempuh wiyang (39) dan sebagai penutup tanahnya
digunakan pegagan (37). Tanaman bumbu dapur lainnya bisa ditanam pandan
wangi (40) atau suji atau tanaman buah pepaya. Sementara pohon perdunya bisa
ditanam jeruk nipis (47) atau jeruk purut dan belimbing wuluh (4R). Untuk pohon
peneduhnya bisa ditanam kelapa hijau (49) dan saiam (50) atau pohon lainnya
seperti pinang, aren, melinjo, pete, dan kemiri. Tanaman penutupnya
menggunakan kacang-kacangan (42). Elemen kerasnya terdiri dari : jalan setapak
(b), tempat membuat pupuk kompos (1), kandang ternak atau hewan peiiharaan
seperti unggas hias (m), teras dapur (n), dan sumur (o).
Adapun daftar nama lokal, nama botani ((latin) dan khasiat obatnya dari
tanaman bias/bunga/hortikultura yang diaplikasikan sebagai TOGA pada lahan
pekarangan nimah tersebut di atas, dapat dilihat pada Tabel 1.

727
Menata Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di pekarangan Rumah

Tabel 1. Dafiar Nama Tanaman dan khasiat obatnya pada Aplikasi TOGA Rumah

No. >yama Lokal •, Nama Botani (Latin) Khasiat Obat


I 1. Sutra Bombas (Portulcrcca -randi ora Anti nyeri, radang dan ben kak
2. Jengger ay am (,elosia erectala Keputihan, nyeri haid, kencing nanah
? Sikas C•treas reroluta Sakit perut, batuk dan mencret
4. llelati .JasInirnunr sanrbac Nyeri haid dan balian kosmetika
5. Bunga knop Gonrphrena globosa Penarnbah nafsu makan
6. Bahia Salvia splendens Pelega perut dan mulas
7. Lili pan Oplriopoion japanicus Paru, batuk darah, panas, lancar air seni
S. Kal:uc., haul; ('c,/atccr /ietzei Luka bakar
9. Soka Lrora stric•ra Hipotensi, pereda nyeri, larut beku darah
10. Tapak darn ('atharcrnthus roseus Anti kanker, turun gula darah, penenang
11. ! BunL'a pukul entpat Mirabilisjalcrpa Bisul, sembelit dan bengkak, kosmetika
12. Bunga pukul delapan Turnera subulam Bisul dan stimulant
13. Patah ntlant) Pedilanthus prin.-lei Luka bare, sakit tulang dan persendian
14. Duri W1110111-1 Opuntia elcrtior Bisul, luka bakar, urus-urus, segar badan
i 5. Nanaa kurang Rlroe o spathacea Batuk
16. Bambu kunm`g Ban"busa vulgaris Sakit kuning daii bengkak
17. Bunga tasbih C'curna indica Hepatitis, keputihan, perdarahan
18. Paku sepal Nephrolepis cordifolia Disentri, infeksi saluran kemih, demam
19. Greget 0tot Equisetum debile Peluruh air seni dan rnencret
aias\ ar Rosa chinerrsis Nyeri haid dan tidak teratur, radang
sendi
21. Nanas-nanasan Billbergia nutans Peluruh air seni
22. Bunga altca Altlrcrea rosea Demam dan mencret
23. Begonia 1 Begonia fimbristipulata Turun anas bersih darah, tekan batuk
24. Bayam Mcrah h-esine herbsti; Hb rendah, perdarahan, hipotensi
25. Pisang bias Heliconia colisicrna Sakit mencret
26. Sosor bebok Kctlanchoe pinnata Wasir, nyeri lambung, rematik, bisul
27. Tomat Solanum Ivvcopersicum Demam, jerawat, wasir, sembelit,
lambung
28. Cabe mcrah Capsicum annum Rematik, sariawan, pilek , nafsu makan
29. Katuk Sauropus andr•og•nus Lancar ASI, demam, lancar air seni
30. Lobak . Raplranus sativus Peluruh air seni, dipteri, batuk
31. Sawi Brassica juncea Peluruh air susu, batuk, sakit kepala
32. Lidah buaya Aloe vera Subur rambut, sakit perut, diabetes,
batuk
33. Lengkuas merah Alpirria purpurata Panu (jamur kulit) dan pelega perut
34. Sereh Andropogon nardus Penghangat badan, peluruh keringat,
kumur
35. Daun dews Gvnura procumbens Hi pertensi, perdarahan, tumor
36. Daun sendok Plantago major Demam, batu ginjal , bekas Luka, bisul
37. Pegagan-Antanan C'entella asiatica Bronchitis , diabetes, kuat daya in gat
38. Kemangi'Lampes Ocinuum .sanctum Lancar ASI , turun panas, pencemaan
39. Tempuh ss•iyang Emilia sonchhi olia Peluruh air seni dan untuk lalapan
40. Pandan wangi Pandanus teclorius Mual dan pewangi masakan
41. Cemara kipas Thu ja orientalis Demam, batuk, mencret
42. Kacang-kacangan Arachis pinta! Penyubur lahan, kurang erosi dan gulma
43. Rum put mutiara Hedyotis corymbosa Anti kanker dan hipertensi
44. Jamblans Eugenia cutnini Diabetes, asma , diare, batuk, disentri

728
Ananto Gunarto

Tabel 1. Lanjutan

No. v'anr.^ I o kal Nama Botani ( Latin) Khasiat Obat


45. L.obi- lobi_ Flaucortia inermis Anti diare, nyeri haid, makanan (rujak)
4G. I3uah nona 1 Annona reticulata Bisul, encok, sakit kulit dan mencret
47 Ici
er ul. ni ii, Citrus crnrallfifolia Batuk, radang mulct, sakit kulit, disentri
r48. BclimbmL vv uluh Aveerhou hilimbi Batuk rejan, gusi berdarah, hipertensi
49 Kclapa hiiau Cocos nue//era Penawar racun, deniam, diare, cacingan
SU. j Salam , Sl_ t,^iumlx)lt'antlumr Diare dan astringen
Somber .
IIutapea...R. ci of. /nrrnturi.^ 7anamun Q1 Indonesia. Jilid I s.d_ V. 1993-2001. Balitbang
Keschatan. Dcparten'en Kcschatan RI. Jakarta.
2. Bcrbagai somber pustaka lainnya.

Dalam ,nerancang taman TOGA, unsur tata hijau atau tanaman merupakan
salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan, karena tanaman adalah benda
hidup yang selalu iumbuh dan berkembang dipengaruhi oleh faktor alam dan
tempat tumbuhnya. Adanya sifat-sifat kehidupan tersebut maka bentuk dan ukuran
tnnan',an pun okan berubah mengikuti bertambahitya umur tanaman. Perubahan itu
akan sangat mempengaruhi desain dan segi keindahannya. Untuk memper-
tahankan desain dan keindahan taman seyogyanya perlu dirawat secara teliti,
tekun dan teratur dart xraktu ke waktu selarna desain dan tujuan yang ditetapkan
masih ingin dipertahankan keharmonisannya.
Hal penting lainnya dart tanaman yang perlu diperhatikan yaitu tentang
sifat-sifat tanaman yang akan dipakai untuk mengisi taman. Sifat-sifat yang
dimaksud yaitu : (1) segi botanis/morfologisnya seperti ukuran tanaman dewasa,
kecepatan tumbuh, umur tanaman, perbanyakan, (2) segi ekologisnya seperti
tempat hidup, agroklimat, kesesuaian lahan, ketahanan terhadap hama dan
penyakit, kctahanan terhadap gas beracun, ketahanan terhadap pemangkasan, sifat
adaptasi, pemindahan, gugur daun, (3) efek visual tanarnan seperti bentuk, tinggi,
tekstur, warna, aroma, aksen, skala, kesatuan, bayangan dan nilai estetisnya, (4)
persyaratan budidayanya. Pengenalan sifat atau karakter tanaman tersebut
diperlukan untuk mempermudah dalam memilih tanaman yang tepat sehingga
sesuai dengan desain taman yang diinginkan. Karena itu, dalam memilih jenis
tanaman untuk desain perlu apresiasi seni dan iptek.

KESIMPULAN
Taman Obat Keluarga atau TOGA dibuat pada lahan pekarangan rumah
dengan tujuan sebagai penghubung antara manusia dan alam lingkungannya yang
dikreasikan untuuk memenuhi kebutuhan rohaniah (suasana indah, aman, damai,
santai, rekreasi pasif, sebagai sarana sosial dan pendidikan) dan kebutuhan
jasmaniah (sebagai bahan obat, aneka guna, rekreasi aktif) bagi para penghuni
rumah atau pemilik TOGA.
TOGA dapat dikatakan berhasil apabila pemilik TOGA menyukainya
sejauh mana nilai fungsi dan estetikanya sesuai dengan prinsip -prinsip desain
(terra, gradasi , kontras, kontrol ) yang dinyatakan dalam elemen -elemen desain

729
Menata Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di pekarangan Rumah

(ukuran, bentuk. tekstur. warna).


Selain prinsip desain perlu dikenali faktor elemen pembentuk tman, baik
soft material (terutama sifat tanaman) maupun hard material-nya, agar
niempermudah dalani memilih elemen dengan tepat sesuai desain yang
diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Daliniartha. Setiawan. 1999-2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid I s.d. 4.
I rtibus Agriwidya, Puspa Swara, Sehat Keluarga. Jakarta.
Eckbo, Garrett. 1995. The Art of Home Landscaping. Mc. Graw Hill Book
Company. New York. 250 halaman.
Hutapea. J.R. et al, 1993-2001. Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid I s.d. V.
Balitbang Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Hariana, Arief. 2004-2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri I s.d. 3. Seri
Agriseitat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Hembing W., Setiawan Dalimartha, Agustinus Setiawan Wirian, 1992-1996.
Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jilid ke-1 s.d. ke-4. Pustaka
Kartini. Jakarta.
Laurie. Michael. 1984. An Introduction to Landscape Architecture. Department of
Landscape Architecture, University of Caiifernia, Berkeley. 230 halaman.
Rachman. Zain. 1977. Aspek Estetika dan Fungsi Dalarn Pekarangan (Mutiara di
Halanian Kita). Kumpulan Bahan Penataran/Lokakarya Intensifikasi
Pekarangan Penunjang Usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Bogor, 9-20
Nopember 1977. Unicef-IPB, Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman
Pangan Departemen Pertanian, Jakarta.
Simonds, J.O. 1961. Landscape Architecture. Mc.Graw Hill Book Company. New
York. 244 Halaman.
Sumarsono, H.R. Muhibat, Mirna Lei, dan J.R. Hutapea, 1995. Taman Obat
Keluarga (TOGA). Departemen Kesehatan RI, Direktorat Pengawasan
Obat Tradisional, Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta. 65
halaman.

RIWAYAT PENULIS
ANTON GUNARTO. Lahir di Ciamis, 5 Agustus 1953. Lulus sarjana pertanian
(SI) Bidang Arsitektur Lansekap dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Tabun 1978. Lulus pendidikan program Magister Sains (S2) Bidang Teknologi
Pertanian dari Fakultas Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor Tahun 1990. Bekerja di
BPP Teknologi sejak Tahun 1979 sampai Tahun 1998 pada Deputi Bidang Analisis
Sistem dan saat ini bekerja sebagai Peneliti Utama pada Pusat Pengkajian dan Penerapan
Teknologi Budidaya Pertanian, Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, BPP
Teknologi. Jakarta.

730
Ananto Gunarto

KETERANGAN GAMBAR :
I. Sutra 13umbar a. Lampe taman bulat
2. Jcnggcr avam b. Jalan setapak
3. Sikas C. Bate bias
4. Mclati d. Jalan mobil
5. Bunga I:nop c. Tempat sampah
6. Salsia f. Air pancuran
7. Lili Paris g. Gentong
S. Kalatca batik h. Batu-batu bias kcrikil
9. Soka i. Kolam ikan bias
10. i apal: data j. Air terjun water ^rrli
11. Bunga pukul cmpat k. Air dinding water wall
12. Bunga pukul delapan i. Tempat membuat pupuk kompos
13. Patch ntlang M. Kandang tcrnak/hcwan peliharaan
14. Dun tcntong n. Teras
15. Nanas karang c. Sut„t:r
16. Bambu kuning
17. Bunga tar:bih
18. Paku sepat
19 GrLgct orot
20. Mawar
21. Nanas-nanasan
22. Bunga altca
23. lac gon to
24. Ba vam Mcrah
25. Pisan, bias
26. Sosor bcbcl.
27. Tomat
28. Cabe merah
29. Katuk
30. Lobak
31. Sawi
32. LidaL buaya
33. Lengkuas mcrah
34 Scrch
35. Daun dewa
36. Daun sendok
37. Pegagan/Antanan
38. Kemangi/Lampes
39. T empuh wiyang
40. Pandan wangi
41. Cemara kipas
42. Kacang-kacangan
43. Rumput mutiara
44. Jamblang
45. Lobi-lobi
46. Buah nona
47. Jeruk nipis
48. Belimbing wuluh
49. Kelapa hijau
50. Salam

731
Menata Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di pekarangan Rumah

141-9PIRAr! GAMBAR I.

"',NA Kr_HIUUPAN ZONA KEGIATAN


111I ,, ARC A,

ZONA PRIBADI 1 I
(PRIVATE AREA) u IA-

ZONA UMUM
(PUOLIC AREA)

JALAN UMUM

SKALA
ZONING RUMAH IDEAL
UTARA

SKALA DISAIN HIPOTETIS TOGA


PEKARANGAN RUMAH IDEAL
UTARA

732
Pros rduig Seminar Na5ional jail llameran Nerrtemuangan I eknologi Ianaman Obat clan Aromatik
Bogor, 6 September 2007

Lampiran

SUSUNAN PANITIA

Penasehat Kepala Badan Litbang Pertanian


Pengarah Kepala Puslitbang Perkebunan
Penanggung .lawab Kepala Balittro
Ketua I Dr. Sukamto
Ketua II Drs. Taryono
Sekcrtaris I Ir. Agus Ruhnayat
Sekertaris 11 Tri Eko Wahyuno, SP.
Bendahara I Femmi Wizati, BA
Bendahara II Suyanti, SH.
Tim Perumus Dr. Nurliani Bermawie
Dr. Supriadi, APU.
Dra. Endang Hadipoentyanti, MS.
Dr. Dono Wahyuno
Seksi-Seksi :
Persidangan dan Materi Dr. Otih Rostiana
In Rodiah Balfas, MSc.
Dr. Joko Pitono
Ir. Rosita SMD, MS.
Dr. Rosihan Rosman
Drs. Mono Rahaijo, MS.
Dra. Natalini Nova Kristina
Siti Aisyah
Perlengkapan Sri Very Hastuti
Supriyanto
Transportasi/ Akomodasi Syafruddin Bulhasan, SIP.
Endang Suherman
Konsumsi Jr. Tri Lestari Mardiningsih, MSc.
Dede Rochayati
Penyiapan produk Dr. Molide Rizal
Ir. M. Januwati, MS., APU.
Ir. Agus Kardinan, MSc., APU.
Penyiapan produk Tatang Sutarjo, SP.
Embing Bunyamin
Rushendi, A.Md.
Muchtar
Ujang Kohar
Dokumentasi/Publikasi Eko Hamidi
Zulhisnain

733
Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Perkembangan Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik

SUSUNAN ACARA

08.3(1. 09.00 Pendaftaran Peserta


09.00 10.15 cmhukaan
I. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
2. Laporan Panitia Penyelenggara
A"eyno/e Speech : "Kebijakan Mendukung Ketersediaan Teknologi Penyediaan
Bahan Baku Tanaman Obat dan Aromatik Terstandar untuk Industri" (Menteri
Pertanian RI.)
4. Pcnandatanganan Nota Kesepakatan (MoU) : antara Balai Penelitian Tanaman Obat
dan Aromatik dengan Petani Pencngakar benih'varietus Unggul Tanaman Obat dan
Aronruik (oleh Kcpala Balittro dan P tra Petani, disaksikan oleh Merited Pertanian
RI dan Kapuslitbang Perkebunan)
5. Launching Varietas dan Produk : Teknologi Hasil penelitian anaman Obat dan
.-\romatik (Penekanan tontbol oleh iMenteri Pertanian RI)
(t. Do' a

W'Vaktu M ater) Pemakalah Moderator/Sekretaris


Sid;tn
10.15- 10.45 REHAT
10.45 - 12.15 Penyajian Makalah dan Diskusi:
S'ssi I
I. Sinkronisasi Program Nasianal Dr. Bayu Krishnamurti (Deputi Dr. Nurliani Bermawie/
Pengembangan Tanaman Obat Menko Perekonomian Bidang Dr. Dono Wahyuno
dan Atsiri Meudukung Pertanian dan Kelantan)
Keman lirian Penyediaan
i)airan Baku Teistandar
2. Regulasi Pengembangan dan Dra. Nani Sukasediati . MS., Apt.
I'cmanlaatan Obat Bahan Alam (Dir. Pembiraan Obat Tiadis*anal,
dalam Pelayanan Kesehatan Dep. Kesehatan)
3. Kendala Utama Dr. In A. Dimyati (Dirjen
Pengembangan Hortikultura di Hortikultura, Dep. Pertanian
Indonesia
12.15- 13.00 1SHOMA
13.00 - 14.30 Penyajian Makalah dan Diskusr
Sessi 11
I. Strateg; Pengembangan Dir. Seno Hartono (Dir. Kimia dan Dr. Molide Rizal/
Industri Tanaman Atsiri Bahan Bangunan, Dep. Dr. Joko Pitono
lerstandar('ntuk Perindustrian)
Mleningkatkan Pendapatan
Pelam
2. Status Teknologi Tanaman Dr. Bambang Prastowo ( Kepala
Obat dan Aromatik Puslitban g Perkebunan)
3. Strategi Sektor Untuk Akses Kapuslitbang Perdagangan Luar
Pasardan Fasilitas Negeri , Departem'en Perdagangan
Perdagangan Bagi Tanaman
Obat dan Aromatik
14.30 - 14.45 REHAT
14.45 - 15 . 15 Diskusi Makalah Penunjang (Poster ) Peserta Pembawa Makalah Dr. Supriadi/ Dra
Natalini Nova K.
15.15 - 15.30 Perumusar. Hasil Seminar dan Tim Perumus
Pembacaan Rumusan
15.30- 16.00 PENUTUPAN
Menyanvikan Lau Padamu Negeri

734
Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Perkembangan Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik

PESERTA SEMINAR NASIONAL DAN PAMERAN

No Nama Instansi
I A. Promosiana Direktur Budidaya Tanaman Sayuran
dan Biofarmaka
2 Abdul Ariz Direktorat Jenderal Perkebunan
3 Abdul Kadir UIM
4 Achmad Rachma Balit Tanah
5 Adi Cahyono Universitas Gajah Mada
6 Add Achmad Universitas Gajah Ivlada
7 Agnes Verawaty Silalahi Universitas Gajah Mada
8 Agung Adi Candra Politehnik Negeri Lampung
9 Agus Hartono Direktur Budidaya Tanaman Tahunan
10 Agus Kardinan Balittro
1I Agus Ruhnayat. Balittro
12 Agus Wahyudi Puslitbang Perkebunan
13 Ahsol Hasyim Puslitbang Tanaman Pangan
14 Amalia Balittro
15 Annisa Farida Mahasiswi Unair
16 Anton Gunarto BPPT
17 Arianto Mulyadi PT. Indesso Aroma
18 Arief A. Budiman PT. Oktama
19 Arief Arianta: BPPT Jakarta
20 Arsiah Universitas Gajah Mada
21 B. Sarwono Forum Kerjasama Agribisnis
22 Bagem B. Sembiring Balittro
23 Bambang D. Badan Pelaksana DRI
24 Bambang Prastowo Puslitbang Perkebunan
25 Bambang Sulistiyono Badan Peiaksana DRI
26 Basuno BPTP Jawa Barat
27 Bayu Krishnamurti Deputi Menko Perekonomian Bidang
Pertanian dan Kelautan
28 Bintoro Djoepri Asosiasi Masyarakat Kompos
Indonesia
29 Budi Flona
30 Budi Martono Balittro
31 Charloq FP USU Medan
32 D. Sitepu Balittro
33 Dahlia Poliwali
34 Dede Rochayati Balittro
35 Dedi Surachman Balittro
36 Deliah Seswita Balittro
37 Deny Puriyani STFI Bandung

735
Presiding Seminar Nasional dan Pameran Perkembangan Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik

No Nama Instansi
38 Desi Mulyawati Universitas Gajah Mada
39 Devi Rusmin Balittro
40 Didick 1 ladjar Goenadi LRPI
41 Diky Radar Bogor
42 Djajeng Sumangat BB Pascapanen Pertanian
43 Dow Wahyuno Balittro
44 Dorio Nl. All, Peramu
45 D-,vi Raiwyu BPEN - Dep. Perdagangan
46 Dyah lswantini Institut Pertanian Bogor
47 Dyah Manohara Balittro
48 E. Rini Pribadi Balittro
49 Ebi Rulianti Universitas Gajah Mada
50 Edy Mulyono BB Pasca Panen Pertanian
51 Eko I-lamidi Balittro
52 Eli Tresnacati Direktur Kirnia Farma
53 Elisa Julianti FP USU Medan
54 Elna Karmawati Puslitbang Perkebunan
55 Embing Bunyamin Balittro
56 Emmyzar Balittro
57 Endang Hadipoentyanti Balittro
58 Endang Suherman Balittro
59 Endy Pranoto Universitas Gajah Mada
60 Ermi Sukasih BB Pasca Panen Pertanian
61 Ermiati Balittro
62 Erni Sadaralarn Institut Pertanian Bogoi
63 Etty Herawati Puslitbang Perkebunan
64 Femmi Wizati Balittro
65 Feri Manoi Balittro
66 Gusmaini Balittro
67 Hafiza Direktorat Jenderal Perkebunan
68 Hapsoh Fak. Pertanian Univ. Sumatera Utara
69 Hera Nurhayati Balittro
70 Herman Supriadi PSE - KP.
71 Hernani BB Pascapanen Pertanian
72 Husodo. S. Ditjen Perkebunan
73 I. Agustinisari BB Pasca Panen Pertanian
74 Ida Yunia S. Direktur Budidaya Tanaman Semusim
75 Ika Mariska BB Biogen
76 Ika Mustika Balittro
77 Indra M. Roesli Wakil Walikota Bogor
78 Indra Suari Direktur Perbenihan dan Sarana
79 Ireng Danvati Balittro

736
Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Perkembangan Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik

No Nama Instansi
80 Ismail Kassam CorporatebModel Sdn Bhd. 26, 1st
Floor, Malaysia
81 Jayaperi Dinas Per. Kehutanan Kab. Bogor
82 Joko I'itono Balittro
83 JT. Yuhono Balittro
84 Jusniarti Puslitbang Perkebunan
85 Kemas Akhmad Farid Zakki Pusat Perlindungan Varietas Tanarnan
86 K"1.Dc'vandari Ji. Tentara Pelajar No. 12 Bogor
87 Kurnia Agustini Pusat Teknologi Fam asi dan Medina,
BPPT, Jakarta
88 Latifah Kadarusman Ketua Pusat Stud] Biofarmaka - IPB
89 Lestari Sri Wardhani Ditjen Perkebunan. Dir. Budidaya
Tanaman Rempah dan Penyegar
90 Lill Diana Setiawati Direktorat Jenderal Perkebunan
91 Linus Sisman Siswoyo Direktur PT. Silva Tropika Cultura
92 Lucky Lukmana Sukriya Universitas Gajah Mada
93 Luthfi Aziz Mahmud Siregar Fak. Pertanian - Univ. Sumatera Utara
94 M. Djazuli Balittro
95 M. Januwati Balittro
96 M. Syakir Balittro
97 Ma'mun Balittro
98 Mamat I-IS. BBSDLP
99 Madam Allah Poliwali
100 Masriani Direktorat Jenderal Perkebunan
101 Maya Novariyanthy Universitas Gajah Mada
102 Mel Rochjat Pusat Perpustakaan dan Penycbaran
Teknologi Pertanian
103 Melati Balittro
104 MHD Yusuf Pulungan Institut Pertanian Bogor
105 Miftakhurohmah Balittro
106 Mirna Badan Pengawas Obat dan Makanan
107 Mohd Fuad Ujang Corporateb Model Sdn Bhd. 26, 1st
Floor, Malaysia
108 Molide Rizal Balittro
109 Mono Rahardjo Balittro
110 Was Djunaedi Bogor
111 Muchamad Yusron Balittro
112 Muchidin Rachmat Direktur Tanaman Sayuran dan
Hortikultura, Dep. Pertanian
113 Muchtar Balittro
114 Muhamad Yusuf Swasta (0852 42 064 084)
115 Muhammad Kahfi Ditjen Perkebunan

737
Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Perkembangan Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik

No Nama lnstansi
117 Mujil, Institut Pertanian Bogor
118 Mukhlis Sinar Tani
119 Mula Patera Universitas Gajah Mada
120 Musdaliiah Ass. Deputi II, Menko Perekonomian
Bidang Pertanian dan Kelautan
121 Nana Laksana Direktur Perbenihan
121 Nasrun KP. Laing - Solok
122 Natal ml Nova Kristina Balittro
123 Noes SudiofO Kadin Indonesia
124 Nur Ajijah Balittro
125 Nur Vlaslahah Balittro
126 Nur'aini Susilowati Direktorat Jenderal Perkebunan
127 Nuri Karyani Balittro
128 Nurlelasari BB Biogen
129 Nurliani Bermawie Balittro
130 Nursalam Balittro
131 Octivia Trisilawati Balittro
132 Otih Rostiana Balittro
i33 Pasril Wahid Puslitbang Perkebunan
134 Patar Hotma Rotua Universitas Gajah Mada
135 Peni Soeprijasto Himpunan Kerukunan Tani Indonesia
136 Pertamawati Pusat Teknologi Farmasi dan Medika -
BPPT
137 Prasetyo Djati Direktorat Jenderal Perkebunan
138 R. Rudi Taryadi PT. Martina Berto
139 Ragapadmi Purnamaningsih BB Biogen
140 Rahmi Setyorini Direktur Standarisasi Obat Tradisional,
Kosmetik dais Produk Komponen -
BPOM
141 Ratna Rubandiah Direktorat-Jenderal Perkebunan
142 Retno Agustarini Institut Pertanian Bogor
143 Rio Menko
144 Rita Harni Balittro
145 Rita Megia Fak. MIPA - IPB
146 Rita Ningsih Institut Pertanian Bogor
147 Rita Noveriza Balittro
148 Riza Zainudin Ahmad Balai Besar Penelitian Veteriner
149 Rodiah Balfas Balittro
150 Romauli Siagian Universitas Gajah Mada
151 Ronald E Zibler. T Universitas Gajah Mada
152 Rosihan Rosman Balittro
153 Rosita SMD. Balittro

738
No Nama Instansi
154 Rossa Yunita BB Biogen
155 Rr. Noorwitri Utami BPPT Jakarta
156 Rushendi Balittro
157 S. .1011i Munarso BPTP Jawa Tengah
158 S. Retno 1)jiwanti Balittro
159 Sa'roni Balai Besar Penelitian Tanaman Obat,
Puslitbang Farmasi, Dep . Kesehatan
160 Saharman 1)amanik Puslitbang Perkebunan
161 Sadjim I.cndri Balittro
162 Sangkan Universitas Gajah Mada
163 Sari Intan K. A. Tentara Pelajar No . 12 Bogor
164 Sari Intan Kailaku BB Pascapanen Pertanian
165 Setiadi FKA
166 Setiaw an Balittro
167 Sintha Suhirman Balittro
16S Sin Aisyah Balittro
169 Sit] Bibah Incirajati Direktorat Jenderal Perkebunan
170 Sit) Nuraini Badan Pelaksana DRI
171 Sjafril Kemala Puslitbang Perkebunan
172 Slamet Riyanto Agrina (Pers)
173 Sofyan Rusli Balittro
174 Sri Hutami BB Biogen
175 Sri Indrawaty Direktur OAI - BPOM
176 Sri Utami Dinas Pertanian Kab. Kebumen
177 Sri Very Hastuti Balittro
178 Sri Yuliani BB Pasca Panen Pertanian
179 Sri Yuni Hartati BB Pasca Panen Pertanian
180 Sriningsih BB Pasca Panen Pertanian
181 Suhirman M. Badan Pelaksana DRI
182 Sukarman Balittro
183 Sukamto Balittro
184 Sultoni A. Gapkindo
185 Sunarmani Jl. Tentara Pelajar No . 12 Bogor
186 Suparwati Direktorat Jenderal Perkebunan
187 Supriadi Balittro
188 Supriyanto Balittro
189 Suryadarma Institut Pertanian Bogor
190 Suryaningsih PT. Martina Berto
191 Sutrasman Balittro
192 Sutrisno BB Biogen
193 Suyanti Balittro
194 Svafruddin Bulhasan Balittro
195 Syarifuddi S. Sekertaris Badan Litbang

739
Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Perkembangan Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik

No Nama Instansi
196 Tahlim Sudaryanto PSE - KP
197 fam/ill.inrung Anggota Komisi IV DPR - RI
198 Tait-1 Sig'`-i Saptani Direktorat Jenderal Perkebunan
199 Tarvono Balittro
200 Tatang I Iidayat BB Pasca Panen Pertanian
201 Tatang Sutaijo Balittro
202 Tolibitj lskandar Balai Besar Pene'.itian Veteriiier
203 Tri Lko \Vahyuno Balittro
204 Tri L.estari M. B al ittro
205 I rl Martini BPTP Yogyakarta
206 Tri Sunar Prasetyanti Direktorat Jenderal Perkebunan
207 Ujang Kohar Balittro
208 Unii I-Ij Ilumar FNZ Marketing dan Supply
209 W. Doa na Tarigan Direktur Budidaya Tanaman Rempah
dan Penyegar - Dirjen Perkebunan
210 W. Haryudin Balittro
211 Wahyu Gumelar Balittro
212 Waluyo Balittro
213 Wars] R. Atmadja Balittro
214 Warta Doana Tarigan Ditjenbun-Ditremgar Deptan
215 Wawan Lukman Balittro
216 Winiati Kepala Pusat Riset dan Makanan
Badan Pengawas Obat dan Makanan
217 Winitasari Balittro
218 Yang Nuryani Balittro
219 Yaya Hasmah FP USU Medan
220 Yusdar Halman Puslitbang Hortikultura
221 Yufniati,ZA. BPTP NAD
222 Fenty Ferayanti BPTP NAD
223 Idawani BPTP NAD
224 Zulhisnain Balittro
225 Ermi Sukasih BB Pasca Panen Pertanian
226 Iceu Agustinisari BB Pasca Panen Pertanian

740

Anda mungkin juga menyukai