Anda di halaman 1dari 11

EKO

ARSITEKTUR
BIOKLIMATIC
(Bangunan Pesisir)

Pendekatan bioklimatik yang digunakan


menghasilkan desain yang merespon lahan yang
berada di daerah tropis, khususnya di suhu yang
lebih tinggi seperti daerah pesisir. Penerapan
prinsip-prinsip bioklimatik juga sangat sesuai
meskipun orientasi lahan dominan menghadap ke
barat dan timur
Konsep gubahan bentuk menggunakan prinsip-prinsip arsitektur bioklimatik:

A. Ruang Transisional & Desain Pada Dinding Pada sisi barat dan timur bangunan utama diberi terasan yang cukup
lebar serta jalusi kayu sehingga sinar dan panas matahari tidak langsung terkena dinding ruangan. Juga terdarapat
ruang atap yang cukup lebar sebagai transisi panas matahari

B. Penentuan Orientasi & Hubungan Dengan Landscape Penataan bangunan tidak simetri supaya terjadi
penangkapan angin dari sisi utara dan selatan karena lahan yang dominan panjang ke arah timur dan barat.
Landscape yang berada di tengah dan sekitar bangunan berpenaruh besar terhadap tereduksinya suhu panas.

C. Penggunaan Alat Pembayang Pasif Penggunaan alat pembayang pasif tidak hanya berfungsi untuk menghambat
sinar matahari yang masuk tapi juga dapat dimanfaatkan menjadi pencahayaan alami berupa skylight
BIOPHILIC (Östra Psychiatry Hospital)

Sebuah rumah sakit psikiatri di Swedia yang didesain oleh White Architect.
Pola biofilik yang diterapkan pada rumah sakit ini adalah sebagai berikut:

1.Koneksi Visual dengan Alam

Untuk membantu mengalihkan pikiran traumatis korban saat melakukan


aktivitas pelayanan dan pemulihan, bangunan didesain dengan memberikan
akses view ke alam berupa healing garden. Pemandangan pada healing garden
dengan tanaman yang memiliki warna menarik dapat membantu mengatasi
kelelahan kognitif korban. Pola koneksi visual dengan alam mampu
mengurangi stress dengan mengurangi kelelahan atensi, kesedihan, kemarahan
dan agresi (Biederman & Vessel, 2006).
2.Koneksi Nonvisual dengan Alam

Aroma tanaman herbal pada healing garden, suara gemericik air, kicauan burung, serangga dan angin dapat membantu mengurangi stress, meningkatkan kesehatan fisik dan
mental korban selama melakukan aktivitas pelayanan dan pemulihan. Koneksi nonvisual dengan alam mampu meningkatkan ketenangan dan kesehatan mental (Li, Kobayashi,
Inagaki et al., 2012).

3. Stimulik sensori tidak berirama

Pola ini otomatis akan didapatkan pada desain saat melibatkan alam. Mengamati pergerakan stokastik benda alam dan terkena paparan sesaat terhadap suara dan aroma alami
terbukti membantu pemulihan fisiologis. Manfaat tersebut didapatkan melalui courtyard yang didesain agar pengguna dapat merasakan sentuhan angin, melihat pergerakan awan
dan mendengarkan kicauan burung dari dalam. Courtyard diperuntukan bagi pengguna yang ingin berinteraksi dengan alam namun dengan ruang yang bersifat lebih privasi.

4. Variabilitas Thermal dan Udara

Penghawaan dan kelembaban udara yang baik memiliki dampak positif terhadap kenyamanan, fungsi kognitif, serta memungkinkan peningkatan kemampuan untuk mengakses
memori jangka pendek (Wigö, 2005). Pola ini diterapkan melalui penerapan ventilasi silang di setiap ruangan.

5. Kehadiran Air

Suasana hati yang menurun dan merasa tidak berharga merupakan salah satu dampak psikologis akibat tindak kekerasan (Dharmono, 2010). Kehadiran air memiliki peningkatkan
lebih besar pada harga diri dan suasana hati dibandingkan dengan ruang hijau tanpa kehadiran air (Barton & Pretty, 2010). Maka dari itu pada healing garden disediakan kolam
yang memberikan suara gemericik air yang dapat menurunkan stress. Paparan suara air dan alam lainnya dapat mempercepat pemulihan psikis 37% lebih cepat (Alvarsson, Wiens
dan Nilson, 2010).
6.Cahaya Dinamis dan Difus

Untuk meningkatkan hormon serotonin, pada bangunan pelayanan didesain terbuka satu sisi memberikan view ke langit. Pada siang hari, cahaya matahari yang memberikan warna
biru pada langit dapat meningkatkan hormon serotonin pada tubuh manusia, sedangkan pada malam hari menghasilkan hormon melatonin. Menurut Kandel et al. (2013),

7. Koneksi dengan sistem alam

Penerapan pola ini didapatkan melalui courtyard yang dapat menunjukan perubahan sistem yang terjadi pada alam seperti hujan serta pergantian siang dan malam. Menurut
penelitian pola ini dapat meningkatkan kesehatan individu. Pada sistem yang lebih kompleks diterapkan melalui penangkap dan pengolahan air hujan ke dalam desain yang
merespon peristiwa hujan melalui Sistem Pemanfaatan Air Hujan (SPAH).

8.Pola dan Bentuk Biomorfik

Bentuk biomorfik diterapkan melalui atap tradisional Jawa Barat, julang ngapak yang merupakan biomorfik dari burung yang sedang mengepakkan sayapnya. Atap julang ngapak
memiliki filosofi agar manusia yang berada di bawah naungan julang ngapak dapat memiliki kehidupan yang lebih tinggi/baik seperti burung yang selalu terbang tinggi.

9. Koneksi material dengan alam

Perasaan tegang, gelisah, tidak percaya diri merupakan dampak psikis korban kekerasan (Dharmono, 2010). Untuk meminimalisir dampak tersebut, ruangan didesain dengan kesan
melakukan aktivitas pelayanan di taman. Hal ini diterapkan melalui living wall, yang sesuai dengan Barton & Pretty (2010) yaitu keterlibatan alam dapat meningkatkan suasana hati
dan harga diri. Selain itu, koneksi material dengan alam juga diterapkan melalui furnitur bertekstur alam seperti kayu dengan pemrosesan minimal. Dalam hal ini material alami
lebih disukai daripada material sintetis karena reseptor manusia dapat membedakan mana yang asli dan sintetis.
BIOMIMETIC

terlihat penggunaan struktur atap bangunan taman akuarium air tawar. Struktur atap
cangkang dengan material atap berupa kaca dapat diterjemahkan sebagai sifat keterbukaan
pada bangunan. Atap dapat menghadirkan keberadaan langit dan mendukung ruang
peragaan ekosistem sungai. Pengguna bangunan dapat merasakan kriteria keterbukaan di
bawah atap dengan memberikan imajinasi akan ekosistem sungai yang nyata.

denah bangunan SeaWorld Ancol dirancang hanya dengan membagi ruang berdasarkan
fungsi utama yaitu admin dan eksebisi. Pengunjung dapat menjelajahi ruang eksebisi setelah
mengakses zona ruang admin atau lobby dan kembali ke lobby setelah selesai menjelajah
ruang eksebisi. Ruang eksebisi sebagian besar dirancang tanpa adanya pembatas antar zona
objek yang dipamerkan. Hal ini membebaskan pengunjung dalam mengakses tiap objek
eksebisi tanpa berpindah ruang. Sehingga, pengguna bangunan dapat bersikulasi bebas
tanpa terarah di dalamnya.

Satu ruang yang mayoritas bangunan oseanarium miliki yaitu akuarium utama. Akuarium
utama juga menjadi daya tarik bangunan oseanarium yang paling tinggi
SeaWorld Ancol memiliki akuarium utama yang merupakan salah satu akuarium laut terbesar di Asia Tenggara. Akuarium ini dilengkapi dengan lorong
antasena sepanjang 80 meter. dari aspek struktur, bentuk arsitektural maupun zonasi ruang bangunan ini tidak memenuhi kriteria keteraturan. Struktur yang tak
berpola berdampak pada kesan bangunan yang tidak teratur. Terlihat jelas pada sirkulasi di dalam bangunan yang tidak terarah. Kriteria penyebaran pada
bangunan dapat ditemukan sesuai dengan fungsi ruang. Kelompok ruang berdasarkan fungsi bukan sengaja didesain pada bangunan Taman Akuarium Air
Tawar, melainkan didapati peneliti dari observasi fungsi tiap ruang pada bangunan. Bangunan SeaWorld Ancol merancang ruang eksebisi menjadi satu ruang
utama dengan
pelengkapnya. Setiap akuarium biota ditempatkan tanpa menggunakan zona pengelompokan tertentu.

Pada bangunan SeaWorld Ancol pun tidak didapati adanya perkembangan bangunan sejak didirikan. Dengan keberadaan bangunan di kawasan rekreasi seperti
bangunan Taman Akuarium Air Tawar, kedua bangunan ini memiliki satu tapak yang tetap.

Pertumbuhan (growth)

Bangunan Taman Akuarium Air Tawar sejak tahun pertama dibangunnya, denah dan bentuk arsitektural pada bangunan tidak ada yang diubah. Hal ini
membuktikan secara jelas bahwa bangunan ini tidak memiliki kriteria pertumbuhan. Dari observasi peneliti mengenai bentuk denah, bangunan dan tapaknya
pun terlihat tidak dapat dikembangkan.

Energi (energy)

Pada bangunan Taman Akuarium Air Tawar kriteria energi dapat ditemukan dari penggunaaan material kaca pada atap sentral bangunan. Pada ruang sentral
beratap kaca, tidak ditemukan penggunaan lampu pada siang hari karna cahaya masuk dari atap. Cahaya dari ruang sentral pun dapat memasuki ruang eksebisi
di sampingnya dari pintu kaca dan mampu mengurangi penggunaan lampu pada ruang eksebisi. Penggunaan material pada atap ini membuktikan bahwa
penggunaan material fasad memiliki peran penting dalam pengendalian limbah dan energi pada bangunan (López et al.
2017).

Reaksi (reaction)

Reaksi pada bangunan Taman Akuarium Air Tawar dapat dilihat pada gambar 15. Pada denah awal ruang perpustakaan ditambahkan ruang UKS berdasarkan
kebutuhan pasca huni. Ruang UKS didesain dengan satu brankar dan dibatasi oleh partisi-partisi rak buku perpustakaan
BIOMIMICRY
Theme Park Orchid Pavilion di Kota Baru Parahyangan

1.Konsep Zonasi dalam tapak

Secara garis besar zona tapak dibagi menjadi tiga bagian yaitu zona publik, privat dan servis. Bagian
samping kanan dan kiri menjadi zona privat dan servis bertujuan untuk kemudahan jalur masuk dan
keluar, sedangkan di bagian tengah hingga belakang fokus untuk zona publik bertujuan untuk
memaksimalkan lahan berkontur dan view yang indah untuk menunjang fasilitas di area rekreasi terbut.

2. Konsep Sirkulasi dalam Tapak Sirkulasi dalam tapak bagian zona publik didesain mengikuti garis
imajiner radial yaitu dengan main entrance berada di tengah tapak bertujuan untuk jalur sirkulasi publik,
sedangkan pada side entrance digunakan untuk jalur sirkulasi privat bertujuan untuk servis dan jalur
emergency. Pertama pengunjung akan diterima/ berkumpul di main entrance lalu masuk gerbang utama
dan diarahkan menuju banguna green house terlebih dahulu beralasan karena tujuan utama tempat
rekreasi ini adalah botanical/ perkebunan/ bunga-bunga.
3.Konsep Gubahan Masa

Konsep gubahan masa pada tempat rekreasi ini bersifat mengikuti desain alur garis imajiner pada tapak, hal ini bertujuan
untuk membentuk desain lebih tertata dan memiliki hierarki.

4.Konsep Zonasi dalam Bangunan

Orchid Pavilion memiliki 3 bangunan utama yaitu green house, digital art museum dan retail. Terdapat beberapa
bangunan penunjang lainnya seperti merchandise store, aromatic house, dark dome dan kantor pengelola. Dalam bangunan
green house zona privat berada di depan, zona publik berada di tengah dan zona servis berada di belakang. Alasan zona
privat berada di depan karena agar dekat dengan pintu masuk dan keluar hal ini bertujuan untuk mempermudah controlling
saat jam operasional. Zona publik dibuat terpusat kepada area tengah yaitu kolan dan gazebo.

5. Fasad Bangunan

Bangunan greenhouse dan digital art museum memiliki kesamaan pada bentuk dan material. Kedua bangunan tersebut
diadaptasi dari bentuk kelopak bunga anggrek yaitu dinamis hampir berbentuk segitiga dan memiliki material kaca serta
baja yang sama. Konsep yang diambil yaitu bertema biomimikri yang mengimitasi hal dari alam bisa dalam proses,
sistem, maupun bentuk. Konsep tersebut bisa terlihat kepada bentuk dua bangunan utama yaitu Greenhouse dan Digital
Art Museum yang menyerupai atau mengimitasi dari kelopak bunga anggek. Hal tersebut juga di aplikasikan pada pola
interior bangunan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai