kumpulan vegetasi yang menghiasi taman). kemerdekaannya. Bila dilihat dari fungsi
Ditinjau sebagi fungsinya sebagai fungsi estetika, disadari atau tidak, keberadaan
simbolik, taman ini dapat mencerminkan taman ini sebagai salah satu taman kota di
sebuah keindahan kota serta adanya Pekalongan telah membentuk dan
penghargaan terhadap perjuangan yang telah membangun citra dari kota tersebut.
dilakukan oleh warga sekitar pada masa
VEGETASI
VEGE
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Gambar 4
Kondisi Taman Monumen 45 Kota Pekalongan
Dari keempat sisi kawasan, pengaruh pengisi taman merupakan titik sentral dalam
yang cukup besar terhadap taman ini adalah taman ini. Kota Pekalongan sebagai kota yang
sisi timur taman, karena dari sisi inilah Taman berada pada kawasan pesisir Utara laut Jawa
Monumen ini dapat dilihat secara lebih jelas tentu saja memiliki iklim yang tropis dan suhu
terutama bagian monumen bersejarahnya, udara yang panas. Oleh karenanya
selain bangunan tua yang ada didepannya. keberadaan vegetasi pada RTH taman sangat
Jalur pantura mempunyai fungsi yang sangat bermanfaat untuk mengurangi suhu udara
penting. yang panas dan memberikan kesejukan yang
dapat mendukung aktivitas masyarakatnya,
Analisis Vegetasi Taman begitu pula keberadaan vegetasi pada Taman
Dilihat dari sisi sejarahnya, Taman Monumen 45. Menurut beberapa masyarakat
Monumen 45 merupakan salah satu ruang pengguna taman, keberadaan vegetasi pada
publik berupa bangunan monumen bersejarah taman dianggap perlu untuk penghijauan
yang kemudian diabadikan dengan keindahan kota, dengan adanya vegetasi pada taman
sebuah taman. Pada Taman Monumen 45 nantinya akan membuat taman menjadi sejuk,
selain patung monumen, tanaman‐tanaman indah, rindang, mengurangi polusi karena lalu
lintas kendaraan, menambah kenyamanan publik digunakan beberapa variabel dan data
yang akan menarik banyak pengunjung. didapatkan dari obeservasi. Berdasarkan
Tanaman pengisi Taman Monumen 45 analisis site/tapak pada Taman Monumen 45
terdiri dari tiga jenis, yaitu pohon, didapatkan beberapa hasil mengenai
perdu/semak dan penutup tanah. Vegetasi ketentuan dalam peletakan beberapa jenis
yang dominan pada Taman Monumen 45 vegetasi, misalnya untuk vegetasi pohon,
adalah tanaman pohon seperti Glodok Pecut vegetasi dalam pot dan beberapa vegetasi
dan Tanjung yang berfungsi sebagai peneduh yang menunjang fungsi taman. Untuk lebih
dan pengurang polusi akibat kendaraan yang jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
melintasi taman. Sebagian jenis tanaman
pohon yang ada di taman Monumen 45 adalah
pohon‐pohon tua yang representatif dan akan
sangat disayangkan sekali bila pohon‐pohon
tersebut ditiadakan.
Sumber: Survei Primer, 2013 Sumber: Hasil Analisis, 2013
Gambar 5 Gambar 6
Vegetasi Pengisi Taman Monumen 45 Peletakan Vegetasi Taman Monumen 45
Secara garis besar dalam melakukan Pada taman Monumen 45 ini ditemukan
pemilihan vegetasi pengisi taman publik di tanaman Bambu Kuning dengan ukuran yang
Kota Pekalongan ini tidak memiliki kriteria cukup besar dan terlihat tidak terawat.
tertentu. Hal tersebut dikarenakan semua Tanaman ini merupakan tanaman yang
lokasi yang dijadikan ruang terbuka hijau memiliki tingkat pertumbuhan tinggi itu
merupakan lokasi dengan tanah yang bebas artinya tanaman ini akan terus menerus
banjir/rob, sehingga pemilihan vegetasi pun tumbuh. Namun disisi lain tanaman bambu
tidak dilakukan secara mendetail. kuning merupakan salah satu tanaman
monumental yang dijadikan simbol
Analisis Penetapan Fungsi Dan Kesesuaian perjuangan. Walaupun keberadaannya
Vegetasi Taman memang tidak sesuai dengan kriteria namun
Jenis dan pola vegetasi merupakan makna dari tanaman tersebut yang
sumber daya rekreasi, visual dan ekologi mendukung fungsi pembangunan taman yang
(Chiara dan Lee E. Koppelman, 1997: 3). Untuk memang didedikasikan dan dijadikan simbol
mengetahui kesesuaian vegetasi pada taman untuk mengenang masa perjuangan.
Estetika
Penilaian estetika dilihat berdasarkan kesesuaian vegetasi terhadap beberapa variabel yaitu
1 = tema
2 = keseimbangan (simetri, komposisi warna dan tekstur)
3 = titik perhatian
4 = irama (pengulangan, variasi dan gradasi ketinggian)
5 = skala
KESIMPULAN keberadaan tanaman ini bisa dikatakan
1. Taman Monumen 45 Kota Pekalongan sesuai namun untuk menjaga agar taman
yang dijadikan lokasi studi merupakan tetap indah perlu perawatan yang
salah satu taman aktif yang digunakan intensif.
untuk berbagai kegiatan masyarakat 6. Perpaduan warna, bentuk, tekstur, skala
secara langsung. Tujuan pembangunan dan komposisi tanaman pada Taman
taman adalah mengabadikan semangat Monumen 45 mampu membentuk
perjuangan masyarakat Kota Pekalongan gradasi yang mampu memberikan kesan
dengan keindahan sebuah taman. indah selain itu juga mampu memberikan
2. Bila dilihat dari tujuan pembangunan kesan teduh dan rimbun serta hangat dan
yang dikaitkan dengan bagaimana ceria. Komposisi vegetasi yang beragam
penggunaan dan pemanfaatan Taman terlihat sangat menarik karena telah
Monumen 45 ini, maka dapat dikatakan tertata membentuk gradasi dari perdu
bahwa taman ini memiliki dua fungsi yang rendah di bagian depan dan perdu
yaitu fungsi simbolik dan fungsi estetika. tinggi dibagian belakang, sehingga
3. Secara garis besar dalam melakukan komposisi vegetasi pengisi taman juga
pemilihan vegetasi pengisi Taman bisa dikatakan sesuai.
Monumen 45 Kota Pekalongan belum 7. Pohon‐pohon yang ada pada taman bisa
memiliki kriteria tertentu. Hal tersebut dijadikan tempat hidup satwa dan
dikarenakan semua lokasi yang dijadikan sebagian besar vegetasi pengisi taman
ruang terbuka hijau di Kota Pekalongan adalah pohon peneduh. Umumnya jenis
merupakan lokasi dengan tanah yang tanaman yang ada adalah tanaman yang
bebas banjir/rob. mampu beradaptasi dengan media tanam
4. Taman Monumen 45 sudah sesuai bila apapun. Berbagai jenis tanaman yang
dikaitkan dengan estetika. Sudah dapat mengisi Taman Monumen 45 adalah
kesatuan tema pembuatan taman dengan tanaman‐tanaman yang cocok tumbuh
elemen pendukung taman seperti untuk iklim tropis. Pemeliharaan taman
vegetasi. Sudah terdapat keseimbangan menyangkut penyiraman, pemangkasan,
yang didapat dari bentuk simetri, pemupukan dan pengendalian terhadap
komposisi warna dan tekstur dengan gangguan pada tanaman oleh petugas
focal point taman. Serta sudah terdapat kebersihan taman. Sebagian besar
irama yang dilihat dari pengulangan, vegetasi yang dipilih untuk mengisi taman
peletakan yang variatif dan gradasi Monumen 45 ini adalah tanaman yang
ketinggian pada vegetasi. memiliki karakter menarik, baik dari
5. Tanaman dengan tingkat pertumbuhan fungsi vegetasi sebagai tanaman hias
tinggi secara terus menerus akan tumbuh maupun sebagai tanaman pelindung.
dan mengakibatkan perumahan ruang Selain itu tanaman pengisi taman sesuai
yang sudah di desain sebelumnya. Namun dengan syarat tumbuh tanaman. Dari
keberadaan tanaman Bambu yang beberapa kriteria tersebut dapat
memiliki tingkat pertumbuhan tinggi dikatakan bahwa vegetasi pengisi taman
pada taman berfungsi sebagai tanaman sudah sesuai.
monumental yang mencirikan simbol
perjuangan warga. Oleh karena itu
DAFTAR PUSTAKA Dirjen Penataan Ruang Departemen Pekerjaan
Anonim, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Wilayah Umum. 2006. Ruang Terbuka Hijau
Perkotaan. Makalah Lokakarya Sebagai Unsur Utama Tata Ruang
Pengembangan Sistem RTH di Kota. Jakarta: Departemen Pekerjaan
Perkotaan dalam rangkaian acara Umum.
Hari Bakti Pekerjaan Umum ke 60
Direktorat Jenderal Penataan Ruang Hakim, Rustam & Hardi Utomo. 2004.
Departemen Pekerjaan Umum. Komponen Perancangan Arsitektur
Bogor: Lab. Perencanaan Lansekap Lansekap: Prinsip‐Unsur dan Aplikasi
Departemen Arsitektur Lansekap Desain. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Fakultas Pertanian IPB.
Haryanti, Dini Tri. 2008. Kajian Pola
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Pemanfaatab Ruang Terbuka Publik
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Kawasan Bundaran Simpang Lima
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Semarang. Ringkasan Tesis Tidak
Diterbitkan. Program Pascasarjana
BPS. 2011. Kota Pekalongan Dalam Angka Magister Teknik Pembangunan
Tahun 2010‐2011. Pekalongan: BPS Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik
Kota Pekalongan. Universitas Diponegoro, Semarang.
Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif: Husna, Kartika Alfa. 2008. Studi Pemanfaatan
Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Taman Aktif dan Lapangan Olahraga
Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Di Perumnas Banyumanik Kota
Jakarta: Kencana Prenada Media Semarang. Tugas Akhir Tidak
Group. Diterbitkan, Program Studi
Perencanaan Wilayah dan Kota,
Carr, Stephen et al. 1992. Public Space. Fakultas Teknik Universitas
Australia: Press Syndicate of Diponegoro, Semarang.
Cambridge.
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14
Chiara, Joseph De & Lee E. Koppelman. 1997. Tahun 1988 Tentang Penataan
Standar Perencanaan Tapak. Jakarta: Ruang Terbuka Hijau Di Wilayah
Penerbit Erlangga. Perkotaan.
Joga, Nirwono dan Iwan Ismaun. 2011. RTH
Danisworo, Muh. 1991. Perancangan Urban: 30% ! Resolusi (Kota) Hijau. Jakarta:
AR‐741. Bandung: Institut Teknologi PT. Gramedia Pustaka Utama.
Bandung.
Karyono, Tri Haryono, 2010. Green
Darmawan, Edy, 2003. Teori dan Implementasi Architecture: Pengantar Pemahaman
Perancangan Kota. Badan Penerbit Arsitektur Hijau Di Indonesia.
Universitas Diponegoro: Semarang. Jakarta: Rajawali Pers PT Raja
Grafindo Persada.
Darmawan, Edy. 2009. Ruang Publik Dalam
Arsitektur Kota. Semarang: Badan Laurie, Michael. 1986. Pengantar Kepada
Penerbit Universitas Dipengoro. Arsitektur Pertamanan. Bandung: PT.
Intermatra.
Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan
Umum. 1977. Kamus Tata Ruang. Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian
Jakarta: Departemen Pekerjaan Kualitatif. Bandung: PT.Remaja
Umum. Rosdakarya.
Oetoyo et al. 1997. Monumen Perjuangan 3 Subadyo, A Tutut. 2008. Prosiding Volume II:
Oktober 1945. Pekalongan: Humas Seminar Nasional Pascasarjana VIII –
dan Protokol Pemerintah Kota ITS, Mengembangkan Research
Pekalongan. Univerity Melalui Peningkatan
Kualitas Penelitian Pascasarjana
Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 3 “Evaluasi Vegetasi Lansekap Koridor
Tahun 2010 Tentang Perlindungan Jalan di Kota Malang”. Surabaya:
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Program Pascasarjana Institut
Kota Pekalongan. Teknologi Sepuluh Nopember.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 1 Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif,
Tahun 2007 Tentang Penataan Kualitatif dan R & D. Bandung: CV.
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Alfabeta.
Perkotaan.
Surendro, E. W. Djati et al. 2008. Majalah
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: Flona Serial 25 Ragam Ide Tata
05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Ulang Taman. Jakarta: PT. Gramedia
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang
Terbuka Hijau Di Kawasan Tim Departemen Pekerjaan Umum. 2008.
Perkotaan. Pedoman Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan. Jakarta:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Departemen Pekerjaan Umum.
Nomor 34 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Pengelolaan Kawasan Undang‐Undang Nomor 26 Tahun 2007
Perkotaan. Tentang Penataan Ruang.
Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 24 A Werdiningsih, Hermin. 2007. Studi Pola Ruang
Tahun 2011 Tentang Pelestarian Terbuka Hijau Di Lingkungan
Pohon di Ruang Terbuka Hijau (RTH). Perumahan Semarang Studi Kasus
Lingkungan Perumahan Graha
Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Taman Bunga BSB. Jurnal Ilmiah
Kualitatif dalam Perspektif Perancangan Kota dan Permukiman,
Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Vol. 6 no. 2, Juni, hal 87–96.
Ar‐Ruzz Media.
Wijaya, Avia Uviriana. 2011. Studi Efektifitas
Pratiwi, Dwi Yuniandini. 2011. Pemanfaatan Penyediaan dan Pemanfaatan Hutan
Taman Publik Di Kecamatan Brebes. Kota sebagai Ruang Terbuka Publik
Proyek Akhir Tidak Diterbitkan, di Kota Pati. Tugas Akhir Tidak
Program Studi Perencanaan Wilayah Diterbitkan, Program Studi
dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Perencanaan Wilayah dan Kota,
Diponegoro, Semarang. Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro, Semarang.
Steenis, C.G.G.J. van. 1997. Flora: Untuk
Sekolah Di Indonesia. Jakarta: PT. WS. Don et al. 2005. Taman Panduan Praktis
Pradnya Paramita. Memeiliki Taman Idaman: Seri
Rumah Asri dan Nyaman. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.