Anda di halaman 1dari 7

Taman Trunojoyo Kota Malang merupakan salah satu taman kota yang mempunyai predikat

sebagai taman terbaik. Pemerintah kota Malang mendukung taman ini menjadi taman kota
yang wajib dikunjungi oleh para wisatawan. Permasalahannya taman trunojoyo memerlukan
arah pengembangan ke depan dengan melihat persepsi pengunjung yang berkunjung ke
taman tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui arah desain baru untuk
menemukan kriteria desain yang sesuai dalam kaitannya dengan respon seseorang dari
persepsi yang dilihat. Intervensi arsitektural pada lanskap merupakan salah satu pendekatan
bagaimana memandang persepsi dalam ranah desain arsitektur. Dalam dua cara: intervensi
sementara dan intervensi permanen, metode ini melihat bagaimana respon seseorang
mempersepsikan elemen arsitektur sebagai elemen estetika yang di dalamnya terdapat
ornamen Islami sebagai salah satu objek yang diterapkan. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif melalui observasi lapangan dengan memberikan kuesioner secara acak
yang dibagi menjadi laki-laki dan perempuan. Analisis dan pembahasan dilakukan dengan
memilah dan menghitung setiap variabel pilihan responden (kuantitatif). Selanjutnya
dilakukan evaluasi untuk mengetahui faktor-faktor penilaian persepsi pengunjung terhadap
estetika Taman Kota. Penelitian ini menunjukkan bahwa tatanan dan keanekaragaman
vegetasi, kelengkapan fasilitas, keamanan, dan kenyamanan Taman Kota menjadi faktor
penilaian pengunjung terhadap estetika Taman Kota. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
munculnya teori-teori baru mengenai penilaian pengunjung terhadap estetika Taman Kota.

PERKENALAN
Perkembangan kota Malang sudah banyak keluar dari rencana awal. Kota Malang juga
mengalami gejala yang sama yaitu perubahan fungsi lahan yang semula direncanakan sebagai
ruang terbuka hijau atau taman kota menjadi kawasan terbangun [1]. Ruang publik
merupakan ruang yang dapat diakses oleh masyarakat dalam waktu yang terbatas atau tidak
pasti. Ruang terbuka hijau dapat dibentuk melalui jalan, trotoar, taman kota, dan hutan kota
[2]. Kota Malang terkenal dengan udaranya yang segar serta kotanya yang bersih dan indah.
Untuk menunjang aktivitas warga kota Malang dan pengunjung kota Malang di alam terbuka,
maka dibangunlah beberapa taman yang tersebar di berbagai penjuru kota [3]. Taman-taman
ini memiliki konsep yang unik; salah satunya adalah taman merbabu, taman trunojoyo, taman
merjosari, dan yang terbesar adalah alun-alun kota malang.
Taman yang terletak di kota Malang ini merupakan ruang terbuka hijau dengan luas minimal
3o%, persentase tersebut merupakan luas minimal vegetasi untuk menjamin keseimbangan
ekosistem kawasan tersebut [4]. Keseimbangan ekosistem yang terjaga adalah fungsi
hidrologi, iklim mikro, terjaminnya ketersediaan udara bersih bagi kebutuhan warganya, dan
penyerapan karbon dioksida. Selain itu, kawasan yang bervegetasi dapat meningkatkan nilai
estetika kota [5]. Menurunnya kualitas permukiman perkotaan terlihat dari kemacetan yang
semakin parah, berkembangnya kawasan kumuh yang rentan terhadap Wooding, serta
semakin hilangnya ruang terbuka hijau untuk artikulasi dan kesehatan masyarakat. Taman
kota dapat dikategorikan sebagai ruang tempat tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat, dan jenis
tanaman yang ditanam di taman kota adalah tanaman pohon, perdu, perdu, tanaman
merambat, dan tanaman herba. Taman Kota mempunyai kekuatan untuk membentuk karakter
kota dan menjaga kualitas lingkungannya [7]. Lanskap kota merupakan buatan manusia
sebagai hasil kegiatan manusia dalam mengelola lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
hidup [8].
Lanskap ruang hijau merupakan suatu inovasi konsep taman kota tentang bagaimana
menjadikan taman kota mempunyai fungsi sebagai paru-paru kota dan sebagai tempat yang
nyaman melalui penyediaan fasilitas pendukung untuk menjaga kelestarian lingkungan [9].
Kawasan pinggir jalan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi keselamatan dan
kenyamanan pengguna jalan, lahan untuk pengembangan jalan, kawasan penyangga, jalur
hijau, pengembangan fasilitas pelayanan.
situs, dan perlindungan formasi alam [1o].
Keterbatasan ruang hijau memerlukan adanya peraturan daerah tersendiri yang mengatur
kebijakan seperti penggantian bangunan masif bertingkat dengan pepohonan dan taman
peneduh yang dapat menyatu dengan trotoar di tepi jalan. Pengelolaan bentang alam
merupakan upaya terpadu dalam penataan dan pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian,
pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup untuk mewujudkan bentang alam yang
bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Manajemen adalah suatu proses
konseptualisasi, teori, dan analisis objektif, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, dan
menjalankan tujuan melalui upaya sistematis, koordinatif, dan kooperatif manusia [13].
Intervensi lanskap bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui faktor-faktor yang menjadi
penilaian terhadap persepsi remaja terhadap estetika Taman Kota. Metode intervensi
dilakukan dengan cara deskriptif, observasi langsung di lapangan, dengan melibatkan unsur
intervensi yang terbagi dalam dua tahap yaitu intervensi interim dan intervensi permanen.
Intervensi sementara ditentukan oleh waktu cuaca; tujuannya adalah untuk mendorong orang
untuk terlibat dengan air, angin, dan tanaman. Intervensi permanen ditentukan berdasarkan
objek yang ada di taman dengan menempatkan pot tanaman, material, dan ornamen Islami
yang mendukung desain lanskap [15]. Pengumpulan data dilakukan dengan cara random
sampling. Analisis dan pembahasan dilakukan dengan menggunakan unsur-unsur pendukung,
sehingga peneliti berusaha mendorong lebih banyak perkembangan ke arah sosial, emosional,
dan kognitif. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penilaian
persepsi pengunjung terhadap estetika taman trunojoyo, bahwa selama ini taman trunojoyo
sebagai salah satu taman kota di Malang lebih berfungsi sebagai tempat interaksi sosial.

METODE
Pemilihan kawasan Trunojoyo sebagai lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan
bahwa kawasan tersebut merupakan bagian dari pusat kota bersejarah dan mempunyai
beragam fungsi mulai dari fasilitas pemerintahan, perumahan, komersial, dan umum.
Letaknya yang strategis dan berkumpulnya fasilitas umum penting seperti stasiun kereta api,
sekolah, dan beberapa kantor pemerintahan menjadikan kawasan ini memiliki potensi
vitalitas yang tinggi. Namun perkembangan wilayah menunjukkan kondisi sebaliknya dimana
kondisi kesehatan masyarakat terus mengalami penurunan baik secara fisik, sosial, dan
ekonomi.
Taman terbuka ini letaknya strategis di pusat kota, tepat di depan Stasiun New Town.
Berdampingan dengan Alun-Alun Tugu dan Balai Kota Malang. Diresmikan pada tanggal 1
Juni 2014 oleh Walikota Malang Moch Anton, taman kota ini diberi nama Taman Bentoel
Trunojoyo atau Taman Cerdas Trunojoyo. Potensi yang ada di taman ini adalah kawasan
taman hijau yang didominasi rerumputan yang mulai tertata. Di bawah pohon trembesi
raksasa di samping gazebo, beberapa Wowers jauh lebih tertata cukup rapi. Diantaranya
lampu taman dan keran penyiraman otomatis sprinkler. Saat diamati
Lebih detailnya, terdapat pembuatan tempat resapan air (Biopori) di banyak titik taman,
sumur resapan, dan juga tempat sampah. Hal ini merupakan upaya ‘hijau’ yang dilakukan
Pemerintah Kota Malang untuk ramah terhadap lingkungan, Gambar 1.
Gambar 1. Lokasi taman trunojoyo terhadap lingkungan sekitar.

Taman Trunojoyo terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian utara dan selatan. Di bagian utara
fasilitas yang disediakan adalah ruang air mancur untuk anak-anak, arena bermain ayunan,
dan lain-lain, arena bermain pasir untuk anak-anak, perpustakaan untuk membaca, arena batu
sehat atau batu kesehatan, toilet, tempat sampah, anak-anak, tempat duduk yang diatur untuk
bersantai atau ngobrol. , parkir, dan wifi juga disediakan gambar 2. Kemudian di sisi selatan
juga terdapat gazebo atau ruang santai untuk bersantai dan ngobrol, area food court, instalasi
seni, area teater terbuka, dan tempat parkir.
Gambar 2 menunjukkan tata letak taman trunojoyo bagian utara. Taman Trunojoyo termasuk
indikator taman yang baik karena didesain dengan suasana yang menarik, asri, letaknya
strategis mudah dilalui kendaraan angkutan kota, dekat dengan pertokoan, angka 3 dan 4.
Terkait dengan preferensi masyarakat terhadap ruang hijau di taman, terdapat pemahaman
mengenai persepsi dan sikap masyarakat terhadap kondisi lingkungan sekitar. Pengetahuan
diartikan sebagai pengorganisasian dan penerjemahan stimulus yang menghasilkan perilaku
dan sikap. Tindakan merupakan suatu proses interaksi antara kepribadian dan suasana yang
mengandung rangsangan (stimulus), kemudian direspon dalam bentuk respon. Respons ini
disebut perilaku. Perilaku ditentukan oleh persepsi dan kepribadian, sedangkan pengalaman
memotivasi sikap dan kepribadian.
Persepsi mempunyai peranan penting dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan
didefinisikan sebagai fungsi psikologis yang memungkinkan individu mengamati rangsangan
sensorik dan mengubahnya menjadi perjalanan yang terorganisir. Respon manusia terhadap
lingkungan tergantung pada bagaimana individu mempersepsikan lingkungannya. Persepsi
terhadap lingkungan mempengaruhi hubungan individu dengan lingkungannya.

Gambar 2. Tata letak taman trunojoyo bagian utara


Gambar 3. Air mancur untuk segala usia
Gambar 4. Area pijakan untuk terapi kesehatan

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif analitis yang bertujuan untuk menjelaskan
secara deduktif berupa gambaran permasalahan yang ada pada kualitas taman kota Malang
dari aspek preferensi masyarakat. Parameter preferensi masyarakat akan fokus pada metode
praktis, yaitu pendekatan dengan menentukan kriteria desain yang akan dicapai dengan
menggunakan data yang ada untuk mendapatkan arah desain yang diharapkan.
Prosesnya adalah a) Menentukan variabel faktor apa saja yang menjadi penilaian persepsi
pengunjung terhadap bagian estetika Taman Kota, dengan menjaring 100 responden (tabel 1),
dan b) Menyebarkan kuesioner dengan mencantumkan variabel-variabel yang telah
ditemukan sebelumnya melakukan penghitungan suara berdasarkan Tingkat pendidikan,
umur, dan tingkat jenis kelamin, untuk menentukan variabel mana yang paling sampai pada
urutan ketiga, dengan penilaian persepsi remaja [16]. Melakukan intervensi arsitektur berupa
intervensi sementara berupa waktu[cuaca, dan intervensi permanen berupa tanaman pot,
ornamen Islami, gambar 5 [15].

Tabel 1. Voting pengunjung taman kota.


Tabel 1 menggambarkan respon pengunjung yang paling signifikan ada pada nomor 3,
berkaitan dengan penataan dan keanekaragaman tanaman di taman kota. Dapat disimpulkan
bahwa kehadiran tanaman untuk melakukan intervensi arsitektur dapat tercipta dengan
menghadirkan suasana nyaman dan menyenangkan.
Ornamen adalah komponen hasil seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk dekorasi.
Sebagai penghias yang tersirat menyangkut aspek keindahan, masyarakat seringkali
menemukan nilai-nilai simbolik pada ornamen-ornamen yang ada hubungannya dengan
pandangan hidup (filsafat hidup) manusia atau masyarakat pembuatnya, sehingga benda-
benda yang dihasilkannya mempunyai makna yang mendalam. dan makna, serta harapan-
harapan tertentu pula [17].
Penerapan ornamen Islami pada intervensi arsitektur merupakan bagaimana persepsi
masyarakat menyadari bahwa konsep keagungan Allah SWT dapat dilihat sebagai penguat
keimanan. Ornamen-ornamen tersebut akan disusun dan ditempatkan berdasarkan fungsi dan
fungsinya.
Para seniman ubin Islam awal terinspirasi oleh karya-karya Euclid, Pythagoras, dan ahli
matematika jaman dahulu lainnya. Islam melarang penggunaan manusia dan hewan dalam
karya seni keagamaan, sehingga mereka menggunakan bentuk geometris. Desain ubin Islami
hadir dalam berbagai bentuk dan bentuk. Mereka juga dapat dibuat dengan berbagai cara.
Salah satu metode standarnya adalah Zillij, seni menggunakan ubin berlapis kaca untuk
membentuk pola geometris [18].
Seniman yang menggunakan gaya ini meletakkan bentuk-bentuk dari iklan tanah liat dan
menempatkannya menghadap permukaan tempat mereka bekerja
ke dalam garis desain mereka. Setelah selesai memasang ubin, para seniman menuangkan
beton di atas ubin untuk membentuk lempengan. Mereka mengangkat seluruh mosaik ketika
beton mengeras. Kemudian mereka menempelkan karya seni yang indah itu pada sebuah
bangunan atau struktur lainnya. Ada banyak ornamen desain Islami yang berbeda seperti
kaligrafi, geometris (pentomino persegi, persegi panjang, segitiga, bintang berujung 8, segi
enam, efek 3D), dan arabesque [19], gambar 6.
DISKUSI

Taman Kota bagi masyarakat pada umumnya banyak dimanfaatkan sebagai pemenuhan
estetika, pemenuhan udara segar, rekreasi, relaksasi, tempat menghilangkan kejenuhan,
tempat bercengkrama bersama keluarga atau teman, dan berbagai aktivitas lainnya [2o].
Pemerintah Kota Malang telah membangun puluhan Taman Kota Aktif. Masyarakat sangat
membutuhkan Taman Kota sebagai alternatif pemenuhan estetika, rekreasi, dan relaksasi, hal
ini ditandai dengan Taman Kota yang ramai sekali dikunjungi oleh para pengunjung.
Penelitian ini mengambil studi kasus Taman Trunojoyo karena Taman Kota mempunyai
fasilitas yang lengkap sebagai Taman Kota, mempunyai nilai estetika, rekreasi, dan relaksasi.
Taman ini, merupakan Taman Kota aktif yang telah dikenal banyak orang, sebagai warga
kota Malang Provinsi Jawa Timur Indonesia. Taman ini dikunjungi ribuan pengunjung setiap
hari libur yang didominasi wisatawan.
Taman Trunojoyo merupakan taman yang berkonsep sebagai tempat rekreasi, relaksasi dan
kegiatan rekreasi serta olah raga bagi anak-anak, dan masyarakat umum. Selain itu, taman
trunojoyo juga berfungsi sebagai wadah kegiatan keagamaan masyarakat [21].
Dengan memberikan intervensi arsitektural yang bersifat sementara dan permanen terhadap
konsep taman Islami berdasarkan syariat Islam, dengan memperhatikan hubungan dengan
Sang Pencipta Allah Subhanahuwata'ala dan hubungan dengan sesama manusia serta
kepedulian terhadap lingkungan. Taman Trunojoyo tidak hanya sebagai tempat rekreasi tetapi
juga tempat memperhatikan ciptaan Tuhan dan merenunginya.
Dasar dari intervensi arsitektur ini adalah dengan menekankan pendekatan ornamen Islami
yang akan ditempatkan di beberapa tempat di dalam taman. Variabel persepsi masyarakat
akan menunjukkan bagaimana intervensi arsitektur ini memberikan arah desain baru.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan hasil respon pengunjung dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada responden; Hal ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa
saja yang menjadi penilaian persepsi pengunjung terhadap estetika Taman Kota. Prosesnya
adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada 15o (seratus lima puluh) responden
berdasarkan jenis kelamin dengan pembagian masing-masing 75 (tujuh puluh lima) survei
setiap jenis kelamin, dengan menggunakan metode
persepsi aksi pengunjung terhadap variabel penilaian estetika, tabel 2.

Tabel 2. Pemungutan suara pengunjung taman kota berdasarkan gender

Tabel 2 menunjukkan bahwa pemilihan kelima variabel yang dilakukan oleh laki-laki dan
perempuan, hampir berimbang, dan jumlahnya tidak mencolok, bahkan nama variabel satu
dan nomor dua, masing-masing berjumlah 31 responden. Jumlah tertinggi berada pada
variabel nomor tiga, yakni urutan [keanekaragaman vegetasi di Taman Kota, sebanyak 35
responden, dengan rincian 18 dipilih laki-laki dan 17 dipilih laki-laki.

responden laki-laki dipilih oleh responden remaja perempuan. Sedangkan variabel nomor
empat yaitu Interaksi Sosial di Taman Kota berada pada jumlah terkecil hanya dipilih oleh 25
responden dengan rincian dipilih 13 responden laki-laki dan 12 responden remaja.
Pengamatan langsung di Taman Kota Trunojoyo membuktikan bahwa responden baik laki-
laki maupun perempuan memilih variabel penataan vegetasi pada Taman Kota (nomor 3)
sebagai faktor pendukung penilaian persepsi terhadap estetika Taman Kota. Berdasarkan
tabel 1 dan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa variabel penataan dan keragaman berpengaruh
signifikan terhadap persepsi pengunjung terhadap taman trunojoyo. Persepsi ini menguatkan
bahwa intervensi arsitektur dapat dilakukan dengan memberikan intervensi sementara dan
intervensi permanen pada bangunan kembali.

di dalam taman kota. Arahan baru perancangan ini menunjukkan bahwa intervensi arsitektur
memberikan wawasan unik terhadap taman kota, khususnya taman trunojoyo, agar menjadi
taman yang lebih indah dan nyaman.
Selanjutnya intervensi permanen yang terfokus pada objek taman yang akan diteliti
berdasarkan variabel tertinggi taman kota ditunjukkan pada tabel 5.
Tabel 5 menjelaskan bahwa intervensi permanen memberikan pedoman desain Islami dimana
terdapat nilai belas kasihan terhadap alam (rahmatan Lil Alamin). Dalam perancangan perlu
memperhatikan dampak kehidupan setelahnya atau dampaknya terhadap lingkungan. Selain
memanusiakan manusia, manusia adalah desainer; lalu, prioritas utamanya adalah sosial
sebagai pengguna. Penataan tata ruang penghijauan menjadi dominan pada tapak sebagai
wujud menjaga ciptaan Allah dan mengingatkan manusia akan kebutuhan alam.
Dengan memanfaatkan unsur-unsur arsitektur sebagai salah satu cara intervensi terhadap
taman trunojoyo, maka kedepannya pengembangan taman trunojoyo akan memiliki ciri khas
sebagai taman yang indah dan nyaman digunakan oleh pengunjung baik dari dalam negeri
maupun luar negeri. Intervensi ini juga dapat digunakan pada taman kota lainnya untuk
menciptakan integrasi taman dalam suatu kota.
Gambar 6 menjelaskan bahwa Intervensi sementara adalah warna hijau yang ditempatkan
pada bagian luar taman karena pertimbangan waktu, cuaca, dan sensorik lebih
mengedepankan unsur rasa. Sebaliknya, intervensi permanen adalah warna kuning yang
ditempatkan pada bagian dalam taman karena peninjauan objek taman, dan ornamen islami
yang mengedepankan aktivitas ruang di taman.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian dan observasi lapangan terhadap responden dapat disimpulkan
bahwa penilaian persepsi pengunjung terhadap estetika Taman Kota, tatanan, dan
keanekaragaman vegetasi yang ada, khususnya vegetasi yang berfungsi sebagai vegetasi hias
dan vegetasi. pengkondisian. Kelengkapan fasilitas yang dimiliki Taman Kota juga menjadi
faktor yang menjadi penilaian terhadap persepsi estetika Taman Kota. Keamanan dan
kenyamanan yang dirasakan pengunjung Taman Kota, juga menjadi salah satu faktor
penilaian persepsi terhadap estetika Taman Kota.
Fenomena ini telah menggeser persepsi umum bahwa Taman Kota paling dominan dianggap
sebagai tempat interaksi sosial. Ternyata Taman Kota merupakan tempat untuk mendapatkan
estetika penataan dan keanekaragaman tumbuh-tumbuhan, berbagai fasilitas, keamanan dan
ketenangan bagi para pengunjung Taman, Remaja. Taman Kota yang dipenuhi dengan
beragam tanaman juga mempunyai fungsi untuk menunjang kualitas ruang terbuka perkotaan,
seperti kualitas estetika, sehingga remaja dapat mengabadikan dan memberikan sikap positif
sebagai wujud persepsi terhadap Taman Kota.
Selain itu penelitian ini juga menciptakan wadah kegiatan yang berkaitan dengan rekreasi,
pendidikan, dan olah raga, pembuatan desain taman berkonsep islami serta penentuan
kebutuhan ruang pada suatu area taman dan peletakan vegetasi sesuai konsep islami dengan
penerapan ornamen islami.

PERMASALAHAN
Perkembangan kota Malang sudah banyak keluar dari rencana awal. Kota Malang juga
mengalami gejala yang sama yaitu perubahan fungsi lahan yang semula direncanakan sebagai
ruang terbuka hijau atau taman kota menjadi kawasan terbangun.
Taman yang terletak di kota Malang ini merupakan ruang terbuka hijau dengan luas minimal
3o%, persentase tersebut merupakan luas minimal vegetasi untuk menjamin keseimbangan
ekosistem kawasan tersebut. Keseimbangan ekosistem yang terjaga adalah fungsi hidrologi,
iklim mikro, terjaminnya ketersediaan udara bersih bagi kebutuhan warganya, dan
penyerapan karbon dioksida. Selain itu, kawasan yang bervegetasi dapat meningkatkan nilai
estetika kota. Menurunnya kualitas permukiman perkotaan terlihat dari kemacetan yang
semakin parah, berkembangnya kawasan kumuh yang rentan terhadap Wooding, serta
semakin hilangnya ruang terbuka hijau untuk artikulasi dan kesehatan masyarakat.
Keterbatasan ruang hijau memerlukan adanya peraturan daerah tersendiri yang mengatur
kebijakan seperti penggantian bangunan masif bertingkat dengan pepohonan dan taman
peneduh yang dapat menyatu dengan trotoar di tepi jalan. Pengelolaan bentang alam
merupakan upaya terpadu dalam penataan dan pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian,
pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup untuk mewujudkan bentang alam yang
bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

Anda mungkin juga menyukai