ABSTRAK
Syarat agar sinergitas dapat terbentuk ialah komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan. Adanya PKL di
kawasan taman aktif di Kota Malang merupakan larangan yang tertuang pada kebijakan pemerintah Kota Malang, tetapi
kebutuhan pengunjung akan PKL membuat hubungan PKL terhadap pengunjung taman aktif dapat menjadi suatu elemen-
elemen pendukung yang diharapkan dapat membentuk keserasian antara pengguna ruang public. Masalah tersebut tersebar di
3 taman aktif di Kota Malang diantaranya Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Singha Merjosari dan Taman Slamet. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif dilokasi tersebut.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode accindental sampling. Metode analisa data yang digunakan adalah metode statistik
deskriptif dan metode analisis model interaktif. Metode statistik deskriptif menguraikan persepi PKL dan pengunjung terhadap
sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif, metode analisi model interaktif Miles dan Huberman untuk menguraikan
bentuk sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung.
Berdasarkan hasil analisa, persepsi PKL dan pengunjung mengatakan bahwa komunikasi, feedback (umpan balik)
dan kepercayaan berpengaruh dalam sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif. Untuk bentuk sinergitas pemanfaatan
ruang publik aktif, berdasarkan hasil persepsi PKL dan pengunjung, pada 3 lokasi taman aktif ditemukan adanya sinergitas di
tiap lokasi taman aktif dan pembagian segmen taman aktif yang menunjukkan sinergitas tersebut terbentuk.
ABSTRACT
The requirement for synergy to be formed is communication, feedback and trust. The existence of hawkers in the
active park area in the city of Malang is a prohibition contained in the policies of the Malang City government, but the visitors'
need for PKL makes PKL relations to visitors of the active park can be a supporting element that is expected to form harmony
between public space users. These problems are spread in 3 active parks in Malang City including the Smart Trunojoyo Park,
Singha Merjosari Park and the Slamet Park. Therefore, this study aims to determine the form of synergy in the use of public
spaces for active parks in that location.
Data collection methods used in this study are observation, interviews, and questionnaires. The sampling technique
uses the accindental sampling method or accidental sample. Data analysis method used is descriptive statistical method and
interactivet analysis method. Descriptive statistical methods describe the hawkers 'and visitors' perceptions of the synergy of
the use of active park public spaces, the interactive analysis method describes the form of synergy in the use of active public
spaces between hawkers and visitors.
Based on the results of the analysis, the perception of street vendors and visitors said that communication, feedback
and trust affect the synergy of the use of active public spaces. For the form of synergy in the use of active public spaces, based
on the results of the perception of hawkers and visitors, in 3 active park locations synergies were found in each active park
location and the division of active park segments which indicated that synergy was formed
1.3.1. Tujuan
Dalam penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk merumuskan bentuk sinergitas pemanfaatan ruang publik taman
aktif berdasarkan persepsi Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pengunjung taman di Kota Malang.
1.3.2. Sasaran
Untuk mengetahui sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif berdasarkan persepsi PKL dan pengunjung
taman, maka sasaran dalam penilitian ini ialah sebagai berikut :
1. Mengetahui Persepsi PKL terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif
2. Mengetahui Persepsi pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif
3. Merumuskan bentuk Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif antara PKL dan Pengunjung Taman.
A. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini menjelaskan tentang manfaat yang akan didapat oleh peneliti, pembaca, pemerintah serta
masyarakat.
1. Bagi peneliti, penelitian ini memberi pengetahuan dan wawasan mengenai hubungan interaksi (sinergitas) antara
PKL dan pengunjung taman dalam pemanfaatan ruang publik taman aktif. Bentuk hubungan interaksi (sinergitas)
antara PKL dan pengunjung taman dapat dijadikan referensi bagi para peneliti selanjutnya yang akan melakukan
penelitian dengan tema yang sama ataupun dalam hal pengembangan dan penataan PKL pada taman aktif.
2. masukan atau rekomendasi bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait hubungan interaksi (sinergitas)
antara PKL dengan pengunjung taman aktif dalam pemanfaatan ruang publik taman aktif serta dapat melakukan
kebijakan peraturan kepada PKL dan penataan bagi para PKL pada taman aktif di Kota Malang.
3. Bagi Masyarakat, memberikan pemahaman pada masyarakat tentang hubungan interaksi (sinergitas) antara PKL
dengan pengunjung taman dalam pemanfaatan ruang publik taman aktif. Apabila pemerintah melibatkan
masyarakat dalam pengolahannya, kedepannya diharapkan masyarakat dapat memberi masukan dan saran serta
turut dalam berpartisipasi dalam mendukung tindakan tersebut.
4. Diharapkan dengan diketahuinya sinergitas antara PKL dengan pengunjung, pemerintah dapat mengambil sikap
tentang keberadaan PKL pada taman aktif di Kota Malang.
B. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian dibagi menjadi dua yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, penelitian ini diharapkan
berguna bagi kalangan teoirits maupun kalangan praktis.
a. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman terhadap perkembangan disiplin ilmu
Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) terkhusus untuk yang berkaitan dengan sinergitas pemanfaatan ruang publik
taman aktif berdasarkan persepsi PKL dengan pengunjung taman aktif di Kota Malang.
b. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang terkait
dengan hubungan interaksi (sinergitas) dalam pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dengan pengunjung
taman aktif. Hal ini berkaitan dengan sumbangsih pemerintah serta para pakar-pakar dalam memberikan kebijakan
peraturan kepada PKL dan penataan berkelanjutan untuk PKL pada taman aktif dalam melakukan keserasian dengan
pengunjung taman.
Latar Belakang
Ruang publik merupakan ruang yang mewadahi kepentingan publik atau masyarakat umum melakukan komunikasi dengan kolega, bermain, jalan-
jalan, melepas lelah, melihat lihat taman,, bisa jadi hanya nongkrong menyaksikan hiruk pikuk kota sambil makan makanan kecil dan minuman yang
dibawa sendiri atau beli dari Pedagang Kaki Lima didekatnya. (Edy, 2005)
Penggunaan ruang publik berupa taman aktif demi mendukung kegiatan para pengunjung taman diperlukan adanya sarana komersial seperti food
court (tempat makan) ataupun PKL.
Kebutuhan pengunjung taman di taman aktif Kota Malang akan PKL dapat membentuk suatu hubungan yang menjadi nilai positif dalam melakukan
pemanfaatan ruang, dalam memenuhi kebutuhan pengujung para PKL masih dibatasi oleh kebijakan yang menjadi hal waspada bagi mereka. Tujuan
penelitian ini dimaksudkan untuk mencari bentuk hubungan atau sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif berdasarkan persepsi PKL dan
pengunjung taman di Kota Malang
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Persepsi PKL terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif ?
2. Bagaimana Persepsi pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif ?
3. Bagaiamana bentuk Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL dan Pengunjung Taman ?
Sasaran 1 Sasaran 2
Mengetahui persepsi PKL terhadap sinergitas Mengetahui persepsi pengunjung taman terhadap
pemanfaatan ruang publik taman aktif sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif.
Metode Analisa
Sasaran 3
Analisa Model Interatif Miles & Huberman
KELUARAN
Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman
Aktif Antara PKL dan Pengunjung Taman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sinergitas
Pamudji (1985) dalam Bayu, dkk (2017) sinergitas pada hakikatnya merupakan sebuah interaksi dari dua pihak atau
lebih yang saling berinteraksi dan menjalin hubungan yang bersifat dinamis guna mencapai tujuan bersama. Menurut Cash
Man (2014) sinergi merupakan membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan
yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.
Indikator dalam menganalisis sinergitas dalam penelitian ini mengacu pada Doctoroff (1977), yakni syarat utama
bagi suatu sistem sinergi yang ideal adalah mencakup indikator komunikasi yang efektif, feedback (umpan balik) yang cepat,
kepercayaan dan kreativitas. Menurut Akbar (2017) sinergitas dapat terbangun melalui dua cara yaitu komunikasi dan
koordinasi. Disamping adanya komunikasi dalam menciptakan sinergitas juga memerlukan koordinasi. Menurut Silalahi
(2011) dalam Akbar (2017) menjelaskan bahwa koordinasi adalah integrasi dari kegiatan-kegiatan individual dan unit-unit ke
dalam satu usaha bersama yaitu bekerja kearah tujuan bersama.
Melalui sinergitas, kerjasama dari paradigma (pola pikir) yang berbeda akan mewujudkan hasil lebih besar dan
efektif sehubungan proses yang dijalani menunjukkan tujuan yang sama dan kesepakatan demi hasil positif. Sinergitas adalah
proses yang harus dilalui masing-masing pihak, yang mana perlu waktu dan konsistensi. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk
membangun rasa saling percaya sehingga sinergitas terbangun sebagai kerja sama kreatif. Sinergitas dalam penelitian ini
merupakan suatu hubungan yang diinginkan dengan melihat kondisi bahwa adanya PKL di kawasan taman aktif di Kota
Malang merupakan larangan yang tertuang pada PERDA Kota Malang tetapi kebutuhan pengunjung akan PKL membuat
hubungan PKL terhadap pengunjung taman aktif menjadi suatu elemen-elemen pendukung yang diharapkan dapat membentuk
keserasian antara pengguna ruang public serta memberikan kesan positif terhadap penggunaan ruang public dan menciptakan
hubungan baru yang memberi keharmonisan dalam suatu kawasan.
Tabel 2.1.
Hasil Sintesa Sinergitas
Sumber Kata Kunci
Berdasarkan hasil sintesa sinergitas diketahui bahwa sinergitas merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih
individu agar dapat menajalin serta membangun kerjasama yang ideal. Dalam hal membangun atau menjalin sinergitas terdapat
beberapa indikator yaitu komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan.
Tabel 2.5.
Hasil Sintesa Taman Aktif Sebagai Bagian Ruang Publik
Sumber Kata Kunci
Berdasarkan hasil sintesa taman aktif sebagai ruang public, ditarik kesimpulan bahwa taman aktif berdasarkan ruang
public menurut sifatnya dibedakan menjadi dua yaitu ruang public terbuka dan ruang public tertutup. Ruang public terbuka
didalamnya terdapat taman kota dan pada taman kota terdapat 2 jenis taman yaitu taman aktif dan taman pasif. Maka taman
aktif merupakan bagian dari ruang public. Dalam pengertiannya taman aktif merupakan taman yang didalamnya terdapat
pemakai taman yang dimana menggunakan fasilitas didalamnya secara aktif dan terdapat interaksi kegiatan di dalam taman
tersebut.
Tabel 2.6.
Hasil Sintesa Pengertian Pedagang Kaki Lima (PKL)
Sumber Kata Kunci
PERDA Kota Malang No.1 Tahun 2000 - Pedagang yang melakukan usaha perdagangan non formal
- menggunakan lahan terbuka dan/atau tertutup
Haryono (1986) dalam Raditya dan Dian - Orang dengan modal relative sedikit
(2016)
Sumber : Hasil kajian peneliti, 2018
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Pedagang Kaki Lima merupakan kegiatan sektor
informal yang melakukan kegiatan usaha berdagang pada lahan terbuka ataupun tertutup dan cenderung berpindah-pindah
tempat dengan menggunakan sarana perdagangan sebagai alat untuk membantu kelancaran dalam berdagang. Biasanya PKL
melakukan usaha berdagang di tempat-tempat umum seperti taman dan trotoar.
Tabel 2.7.
Hasil Sintesa Jenis Dagangan PKL
Sumber Kata Kunci
Berdasarkan hasil sintesa didapat bahwa jenis dagangan PKL berupa makanan, minuman, barang dan jasa.
Waworoentoe (1973) dalam - Kios, jenis sarana ini secara fisik tidak dapat dipindah‐pindahkan
Widjajanti (2000: 39) - Warung semi permanen, sarana fisik PKL ini berupa gerobak yang diatur berderet
ditambah meja dan bangku Panjang
- Gerobak/kereta dorong, sarana ini ada dua jenis lagi yaitu yang beratap dan tidak
beratap.
- Jongkol/meja, bentuk sarana ini ada yang beratap dan ada yang tidak beratap
- Gelaran/alas
- Pikulan/keranjang, biasanya digunakan oleh pedagang keliling (mobile hawkers)
Sumber : Hasil kajian peneliti, 2018
Berdasarkan hasil sintesa didapat bahwa bentuk sarana PKL berupa kios,warung semi permanen,gerobak,jongkol/
meja, gelaran, dan pikulan.
Berdasarkan hasil sintesa pola pelayanan aktifitas PKL memiliki 3 sifat yaitu pedagang menetap, pedagang semi
menetap, dan keliling.
3
Ibid.
Dalam pengertiannya taman aktif merupakan taman yang didalamnya terdapat pemakai taman yang dimana
menggunakan fasilitas didalamnya secara aktif dan terdapat interaksi kegiatan pada taman tersebut.
2.6.5 Sinergitas Pemanfaaatan Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL dan Pengunjung Taman
Penelitian dilakukan untuk melihat keterhubungan antara PKL dan pengunjung taman sehingga bisa diketahui
seberapa besar tingkat kebutuhan pengunjung terhadap PKL begitupun sebaliknya, untuk itu perlu dilakukan identifikasi PKL
berdasarkan persepsi pengunjung dan identifikasi pengunjung berdasarkan PKL, diharapkan hasil penelitian dapat mengetahui
tingkat kepentingan PKL bagi pengunjung dan sebaliknya serta melihat sinergitas yang terbentuk dari tiap-tiap pembagian
segmen taman aktif.
Sinergitas merupakan bentuk hubungan antara PKL dan pengunjung yang diwujudkan dengan komunikasi, feedback
(umpan balik), dan kepercayaan agar dapat membangun kerjasama yang ideal. Dalam hal membangun atau menjalin sinergitas
pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman terdapat beberapa indikator yaitu komunikasi (suatu
proses seseorang atau beberapa orang untuk melakukan interaksi secara lisan sehingga terjadi hubungan baik diantaranya
kesopanan, keramahan dan kemudahan) antara PKL dan pengunjung taman apakah terjadi komunikasi yang baik dalam
memanfaatkan ruang publik taman aktif , feedback (umpan balik) antara PKL dan pengunjung taman diantaranya kesukaan,
kepuasan dan kesenangan terhadap para PKL melakukan usaha berdagang pada taman aktif dan para pengunjung yang menjadi
calon pembelinya, dan kepercayaan antara PKL dan pengunjung taman ialah adanya kedekatan dan reliabilitas (hal-hal yang
diinginkan). Hal-hal tersebut yang perlu dilakukan untuk membangun rasa saling percaya sehingga sinergitas terbangun
sebagai kerja sama kreatif. Dari bentuk sinergitas yang akan dicapai kemudian dilakukan pembagian segmen taman yang
menjadi tempat terbentuknya sinergitas tersebut. Dalam mewujudkan sinergitas antara PKL dan pengunjung taman dibutuhkan
ruang untuk berinteraksi dalam mendukung sinergitas tersebut. Diharapkan studi ini dapat menjawab kebutuhan ruang dan
penataan PKL pada taman aktif di kota malang serta dilakukan revisi kebijakan tentang aturan para PKL.
Jadi, dalam penelitian ini akan digunakan 3 variabel dalam mengukur terbentuknya sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif, yaitu komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan.
BAB III
METODOLOGI
3.1.4 Analisa
Analisa merupakan proses lanjutan setelah dilakukannya pengumpulan data yang digunakan untuk menganalisis data
yang telah diperoleh untuk menjawab masalah penelitian serta mencapai tujuan dan sasaran dari penelitian tersebut. Analisa
yang dilakukan adalah analisa statistic deskriptif dan analisa deskriptif korelasi untuk mengetahui Sinergitas Pemanfaatan
Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL Dan Pengunjung Taman.
3.1.5 Kesimpulan
Kesimpulan merupakan langkah akhir dari sebuah penelitian untuk penarikan intisari dari hasil analisis yang telah
dilakukan dalam sebuah penelitian. Dalam proses penarikan kesimpulan, diharapkan dapat menjawab tujuan akhir dari
penelitian ini yakni mengetahui Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL Dan Pengunjung Taman
Aktif.
A. Survey Primer
Survey primer adalah tinjauan lansung ke lapangan untuk melihat dan memahami kondisi fisik wilayah penelitian.
Adapun hasil dari survey primer dapat diperoleh dalam bentuk observasi, wawancara dan kuisioner. Terkait dengan cara
pengambilan data melalui survey primer akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Observasi (Pengamatan Langsung)
Menurut Sugiyono (2011), observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa
yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengkodean
serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan - tujuan empiris. Dasar
dari metode observasi pengamatan langsung yang dilakukan peneliti dilapangan yang diharapkan mampu menjawab
pertanyaan tentang Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Antara Pedagang Kaki Lima (PKL) Dengan Pengunjung Taman
di Kota Malang. Adapun tahapan observasi yang dilakukan antara lain : mengidentifikasi lokasi PKL yang terdapat pada
taman aktif di ruang terbuka publik Kota Malang. Dalam proses observasi, dilakukan pengamatan dan penilaian terhadap
persepsi antara pengunjung dan pedagang serta melihat sinergi antar keduanya. Observasi yang dilakukan pada wilayah
studi diantaranya adalah melihat titik lokasi pedagang-pedagang dan para pengunjung secara langsung pada lokasi studi
serta melihat fungsi kawasan taman aktif di ruang terbuka publik di Kota Malang.
Tabel 3.1
Data Primer Dengan Cara Observasi
No. Kebutuhan Data Bentuk Observasi
1. Kondisi taman aktif (Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Singha Merjosari, Taman Melakukan pengamatan langsung.
Slamet)
2. Kondisi PKL pada taman aktif Melakukan pengamatan langsung.
3. Pemanfaatan ruang publik taman aktif para pengunjung Melakukan pengamatan langsung.
4. Pemanfaatan ruang publik taman aktif para PKL Melakukan pengamatan langsung.
5. Pembagian segmen taman aktif Melakukan pengamatan langsung.
Sumber : Kajian Peneliti 2018
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menanyakan langsung kepada narasumber yang
membantu dan melengkapi pengumpulan data yang tidak dapat diungkapkan secara teknis observasi. Dengan metode
wawancara peneliti akan memberikan pertanyaan kepada para PKL dan pengunjung taman di taman aktif di Kota Malang.
Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara terbuka yang dititikberatkan untuk mengeksplorasi data-data dari
narasumber.
3. Kuisioner
Menurut Sugiyono (2008) “Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Kuisioner dalam penelitian ini
akan ditujukan kepada para PKL dan pengunjung taman pada lokasi studi. Diharapkan dengan kuisioner ini peneliti bisa
mendapatkan arahan jawaban yang diinginkan peneliti.
4. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan merekam kejadian atau situasi dilokasi penelitian yang berupa gambar (foto) untuk
menunjang dalam penelitian. Dalam hal ini pengambilan gambar akan dilakukan pada beberapa bagian lokasi studi yang
berkaitan dengan PKL di taman aktif Kota Malang. Dokumentasi yang dilakukan denga cara survey langsung ke lapangan
diantaranya adalah pengambilan foto/ gambar berupa :
a. Pedagang Kaki Lima
b. Taman Aktif Kota Malang
c. Foto responden (PKL dan pengunjung)
d. Foto kegiatan survey.
B. Survey Sekunder
Survey sekunder adalah kegiatan pengumpulan data-data dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau instansi
terkait dengan penelitian dan literatur-literatur yang mendukung pelaksanaan penelitian. Data yang dikumpulkan dalam
kegiatan survey sekunder berupa data terkait lokasi taman aktif di Kota Malang. Data tersebut dapat diperoleh dari Dinas
Lingkungan Hidup Kota Malang.
1. Literatur
Literatur/ studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari kepustakaan yang sesuai
dengan penelitian yang sedang dilakukan dan membantu merumuskan kebutuhan data penelitian, dalam hal ini
membutuhkan data teoritis, pendapat para ahli dalam berbagai bidang yang relevan dengan apa yang sedang kita kaji,
konsep-konsep teoritis, jurnal artikel penelitian terdahulu dan operasional penelitian. Adapun studi literatur untuk survey
sekunder dari penelitian ini adalah
a. Peraturan dan kebijakan mengenai ruang terbuka publik (Taman Aktif Kota Malang).
b. Peraturan dan kebijakan mengenai Pedagang Kaki Lima (Sektor Informal).
Menurut Miles dan Huberman (1994) dan Romadhony (2017) adapun penjelasan dari model interaktif yang
dikembangakn oleh Miles dan Huberman dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah tahap mengumpulkan seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi,
penelitian kepustakaan dan dokumentasi serta data-data sekunder lainnya.
2. Reduksi Data
Proses reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Proses reduksi data bukanlah proses
yang sekali jadi, tetapi sebuah proses yang berulang selama proses penelitian kualitatif berlangsung. Data yang
diperoleh dilapangan kemudian direduksi oleh peneliti dengan cara klasifikasi data, menelusuri tema-tema, membuat
gugus, membuat pertisi, menulis memo, dan selanjutnya dilakukan pilihan terhadap data yang diperoleh dilapangan,
kemudian dari data itu mana yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan permasalahan dan focus penelitian.
Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, samapai laporan akhir secara
lengkap tersusun.
3. Penyajian Data
Penyajain data dimaknai sebagai sekumpulan informasi yang tersusun, yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mencemari penyajian data ini, maka akan dapat dipahami
apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Artinya meneruskan analisis atau mencoba untuk mengambil
sebuah tindakan dengan memperdalam temuan tersebut. Hal ini dilakukan untk memudahkan bagi peneliti melihat
gambaran dan bagian-bagian tertentu dari data penelitian, sehingga dari data tersebtu dapat ditarik kesimpulan.
4. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan analisis interaktif keempat adalah menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi. Dari permulaan
pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola
penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akaibat, dan proposisi. Sedang verifikasi merupakan
kegiatan pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran penganalisis selama peneliti mencatat, atau suatu
tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau peninjauan kembali serta tukar pikiran antara teman sejawat untuk
mengembangkan “kesempatan inter subjektif” dengan kata lain makna yang muncul dari data harus diuji
kebenarannya (validitasnya), verifikasi dalam penelitian dilakukan secara kontinyu sepanjang penelitian verifikasi
oleh peneliti, dimaksudkan untuk menganalisis dan mencari makna dari informasi yang dikumpulkan dengan
mencari tema, pola hubungan, permasalahan yang muncul, hipotesis yang disimpulkan secara relative, sehingga
terbentuk proposisi tertentu yang bisa mendukung teori ataupun penyempurnaan teori.
Dalam penelitian ini, metode analisis model interaktif Miles dan Huberman bertujuan untuk menganalisis sasaran 3
peneliti yakni merumuskan bentuk sinergitas dan pembagian segmen pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan
pengunjung taman di 3 (tiga) lokasi studi yakni Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Singha Merjosari dan Taman Slamet.
INPUT
Persepsi PKL terhadap sinergitas pemanfaatan ruang public taman Persepsi pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaatan
aktif ruang public taman aktif
Karakteristik PKL Persepsi PKL Karakteristik pengunjung taman Persepsi Pengunjung taman
1. Sarana dagang 1. Komunikasi 1. Tujuan 1. Komunikasi
Kios Kesopanan Bermain Kesopanan
Warung semi permanen Keramahan Jalan-jalan Keramahan
Gerobak dorong Kemudahan Melihat-lihat taman Kemudahan
Jongkol/meja 2. Feedback (umpan balik) Nongkrong 2. Feedback (umpan balik)
Pikulan Kesenangan Berbelanja di PKL Kesenangan
Gelaran alas Kepuasan Kepuasan
2. Jenis dagang Kesukaan Kesukaan
Makanan 3. Kepercayaan 3. Kepercayaan
Minuman Kedekatan Kedekatan
Jasa Reliabilitas Reliabilitas
Barang
3. Cara dagang
Menetap PROSES
Statistik Deskriptif
Semi menetap
keliling
Sinergitas pemanfaatan ruang publik
taman aktif menurut pengunjung taman
Statistik Deskriptif
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kecamatan dengan luasan terbesar di Kota Malang adalah Kecamatan
Kedungkandang seluas 39,89 km2, Dalam tugas akhir ini, lokasi yang menjadi penelitian adalah Kota Malang. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat peta 4.1.
Lokasi yang berada di jantung kota ini membuatnya mudah diakses dari manapun, alamatnya sendiri berada di Jl.
Trunojoyo Kecamatan Klojen, Kota Malang. Akses menuju taman aktif ini juga cukup gampang, tempat parkir juga disediakan
untuk penggunjung yang membawa kendaraan pribadi, meski tidak terlalu luas penggunjung bisa memarkir mobil atau sepeda
motor di sebelah barat taman ini. Tidak hanya itu, taman trunojoyo juga menjadi salah satu perwujudan taman yang layak
dijadikan tempat bermain bagi anak-anak di Kota Malang yang juga dilengkapi dengan playground yang aman bagi anak-
anak. Fasilitas taman trunojoyo memiliki fasilitas yang cocok untuk keluarga. Diantaranya terdapat gazebo untuk bersantai
dan bercengkerama dan kadang sambil menikmati jajanan yang dibeli dari PKL, sarana playground untuk anak-anak untuk
usia 5-12 tahun dengan beragam wahana permainan, disediakan juga arena lapangan air mancur yang siap memanjakan anak-
anak bermain air. Bagi yang gemar membaca, terdapat juga perpustakaan yang terletak dibagian ujung taman dan bagi para
orang tua maupun remaja yang ingin menjaga kesehatan, bisa mencoba pijat refleksi batu yang telah disediakan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada peta 4.2.
Taman ini merupakan taman aktif yang cenderung memberikan fasilitas bagi para penggunjung yang ingin
melakukan olahraga. Bahkan hampir setiap pagi dan sore pengunjung datang untuk melakukan olahraga. Seperti halnnya track
jogging buat yang berolahraga lari, tempat foot therapy atau refleksi kaki, arena taman bugar, arena lapangan basket serta
fasilitas olahraga baru yaitu arena bermain skateboarding. Selain tempat untuk berolahraga, biasanya para pengunjung yang
telah selesai melakukan olahraga jogging atau lari-lari kecil melanjutkan olahraganya dengan olahraga lain seperti di arena
taman bugar yang telah menyediakan alat-alat untuk pembugaran tubuh jadi memudahkan para pengunjung untuk menghemat
uang di tempat gym. Di Taman Singha Merjosari juga memiliki tempat bersantai, banyaknya gazebo yang disediakan membuat
pengunjung yang tidak ingin berolahraga bisa bersantai-santai di gazebo tersebut sambil menikmati udara sejuk dan
pemandangan yang ada di taman tersebut. . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 4.3.
. Diantara setiap spot yang ada di dalam Taman Slamet, inilah yang paling disukai karena bentuknya yang unik.
Lorong ii seperti pergola yang bentuknya menyerupai gunung dan acak. Lampu-lampu yang ada di dalam lorong, membuat
lorong ini terlihat lebih keren dan selalu menjadi buruan para pengunjung untuk foto dengan latar lorong ini. Rindangnya
tempat ini membuat para pekerja kadang singgah untuk beristirahat sambil menikmati suasana serta kadang membeli makanan
dan minuman di para Pedagang Kaki Lima (PKL). Konsep taman ini memang sangat pas bila berada pada lingkungan
perumahan yang pada dasarnya banyak dihuni para keluarga yang ingin bersantai tanpa harus jauh-jauh untuk ingin bersantai.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 4.4.
Peta 4.2
Persebaran Taman Aktif Di Kota Malang
Peta 4.3.
Taman Cerdas Trunojoyo
Peta 4.4.
Taman Singha Merjosari
Peta 4.5.
Taman Slamet
4.3. Gambaran Umum Kondisi PKL
4.3.1 Kondisi PKL Pada Taman Cerdas Trunojoyo
Kondisi Pedagang Kaki Lima (PKL) pada taman Cerdas Trunojoyo cukup banyak didatangi oleh para pedagang
informal seperti PKL, dan PKL pada taman ini biasanya berjualan pada sebelah selatan dan barat taman. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada peta 4.6. Hal ini berdasarkan dari hasil survey lapangan yang ditunjukkan dari jenis sarana yang digunakan
oleh para PKL yang beraneka ragam muncul di daerah sekitar taman. PKL pada taman cerdas trunojoyo sebagian besar
menjajakan dagangannya yang berupa makanan, minuman dan mainan-mainan serta aksesosir-aksesoris yang tentunya dapat
menarik minat pengunjung di taman tersebut. Jumlah PKL pada taman ini sebanyak 12 PKL dan sarana dagangan yang
digunakan oleh para Pedagang Kaki Lima (PKL) rata-rata menggunakan gerobak dorong dan gerobak motor atau rombeng
motor seperti kata para pelaku PKL menyebutnya. Waktu berjualan para hawkers atau PKL pada taman Cerdas Trunojoyo ini
dimulai pada pukul 10.00 – 18.00 (WIB) dan pada taman ini para PKL melakukan cara usaha dagangnya dengan menetap di
tempat yang sama tiap harinya.Untuk melihat gambaran PKL dapat dilihat pada gambar berikut :
5.1 Persepsi PKL Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif
Analisa persepsi PKl terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
persepsi PKL dalam memanfaatkan ruang publik dalam penelitian ini yang dimaksud ialah taman aktif. Untuk lebih jelasnya
akan dijelaskan proses analisa yang dibagi dalam pemanfaatan ruang masing-masing taman.
5.1.1 Persepsi PKL Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada Taman Cerdas
Trunojoyo
Analisa persepsi PKL pada Taman Cerdas Trunojoyo dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada PKL
dengan sistem random/acak . Total sampel yang disebarkan pada Taman Cerdas Trunojoyo berjumlah 10 responden yang
seluruhnya 100%. Persepsi PKL terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif pada Taman Cerdas Trunojoyo.
Dari 10 responden diperoleh kesimpulan bahwa 70% sarana yang digunakan PKL adalah gerobak dorong dan 70% PKL
berjualan makanan serta 70% melakukan usaha dagangannya dengan menetap. Untuk persepsi PKL diketahui bahwa
kesopanan mempengaruhi komunikasi dengan calon pembeli dilihat dari presntase jawaban sebensar 70% mengatakan itu
berpengaruh dan 30% mengatakan tidak berpengaruh. Keramahan mempengaruhi komunikasi karena sebanyak 60%
responden mengatakan berpengaruh dan sebnayak 40% mengatakn itu tidak berpengaruh, untuk kemudahan pembeli sangat
berpengaruh yakni sebanyak 40% dan 20% mengatakan sangat berpengaruh dan berpengaruh namun 40% mengatakan tidak
berpengaruh.
Untuk kesenangan pembeli sangat mempengaruhi feedback (umpan balik) terhadap penjualan dibuktikan karena
sebanyak hampir 80% responden mengatakan sangat mempengaruhi dan 20% sisanya sangat tidak berpengaruh. Kepuasan
pembeli juga disebutkan sangat mempengaruhi dikarenakan hampir 80% responden mengatakan itu berpengaruh dan 20%
mengatakan tidak berpengaruh. Kesukaan pembeli juga sangat mempengaruhi feedback karena 30% responden menjawab
sangat berpengaruh dan 30% menjawab cukup berpengaruh dan 20% mengatakn itu tidak berpengaruh dalam feedback (umpan
balik). Pendekatan terhadap pembeli sangat berpengaruh terhadap kepercayaan pembeli, hal ini dibuktikan dengan jawaban
responden sebanyak 60% dan 40% menjawab tidak berpengaruh, serta tentunya dengan realibilitas (hal-hal yang diharapkan)
sangat mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap PKL hal ini dibuktikan dengan jawaban 50% dan 30% dari responden
dan 20% menjawab tidak berpengaruh terhadap kepercayaan. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan ruang pada taman, para
PKL berpresepsi bahwa mereka akan memasarkan dagangannya dengan cara menetap dengan jawaban responden sebanyak
50%, 40% mengatakan semi menetap dan 10 memilih untuk keliling dengan alasan tersendiri, dan mereka membutuhkan
tempat berjualan yang tidak terlalu luas dari hasil jawaban responden sebesar 60% dan dekat dengan pengunjung taman
memiliki hasil jawaban sebesar 60% dan sisa 40% memilih didepan taman.
5.1.2 Persepsi PKL Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada Taman Singha
Merjosari
Analisa persepsi PKL pada Taman Singha Merjosari dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada PKL
dengan system random/acak. Total sampel yang disebarkan pada Taman Singha Merjosari berjumlah 8 responden yang
seluruhnya 100%. Persepsi PKL terhadap pengunjung Taman Singha Merjosari terkait dengan sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif. Dari 8 respoonden diperoleh kesimpulan bahwa 100% responden berjualan dengan menggunakan gerobak
motor dan 80% berjualan makanan, 25% berjualan minuman serta sebanyak 75% dari mereka berjualan dengan cara semi
menetap.
Kesopanan pembeli menurut PKL berpengaruh karena 52.5% responden berasumsi itu berpengaruh, 25% mengatakn
itu cukup berpengaruh dan hanya 12.5% mengatakan itu tidak berpengaruh. Keramahan juga berpengaruh pada komunikasi
dengan 50% mengatan hal itu berpengaruh, 25% mengatakan itu cukup berpengaruh dan 25% sisanya tidak berpengaruh.
Kemudahan pembeli dalam komunikasi juga cukup berpengaruh hal ini dibuktikan dengan 50% dan 37,5% mengatakan itu
berpengaruh dan 12,5% responden menjawab tidak berpengaruh.
Kesenangan, kepuasan dan kesukaan pembeli merupakan tiga hal yang sangat berpengaruh dan berpengaruh pada
feedback (umpan balik), hal ini tentunya dibuktikan dengan jawaban responden sebanyak 87,5%, 75%, dan 87,5% jawaban
yang ada. Menurut PKL melakukan pendekatan dengan pembeli tidak berpengaruh kepada penjualan mereka, hal ini
dibukitikan dengan 50% mengatakan tidak berpengaruh dan hanya 25% mengatakan itu berpengaruh serta 25% lagi
mengatakan cukup berpengaruh. Tentunya dengan realibilitas (hal-hal yang diharapakan) dapat mempengaruhi kepercayaan
konsumen terhadap PKL hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban sebesar 87,5% dari responden dan 12,5% mengatak tidak
berpengaruh.
PKL berpresepsi bahwa mereka jika akan memasarkan dagangannya dengan cara menetap dengan jawaban
responden sebanyak 75%, dan mereka membutuhkan tempat berjualan yang cukup luas dan berada dekat dengan pengunjung
taman dan tentunya di dekat taman dalam melakukan pemanfaatan ruang publik tamanaktif untuk berdagang.
5.1.3 Persepsi PKL Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada Taman Slamet
Analisa persepsi PKL pada Taman Slamet dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada PKL dengan sistem
random/acak . Total sampel yang disebarkan pada Taman Cerdas Trunojoyo berjumlah 7 responden yang seluruhnya 100%.
Terkait persepsi PKL terhadap pengunjung taman terkait dengan sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif pada Taman
Slamet. Dari 7 respoonden diperoleh kesimpulan bahwa 57,2% responden berjualan dengan menggunakan gerobak motor dan
42,8% berjualan menggunakan gerobak dorong. Dalam hal jenis dagangan, 71,4% para PKL berjualan makanan serta sebanyak
71,4% dan 28,6% berjualan minuman. Dari cara mereka berjualan, 71,4% mereka berjualan dengan cara semi menetap dan
28,% berjualan secara keliling.
Kesopanan pembeli menurut PKL berpengaruh karena sebanyak 85,8% responden berasumsi itu berpengaruh dan
14,2% mengatakan cukup berpengaruh. Keramahan juga sangat berpengaruh dan berpengaruh pada komunikasi dengan jumlah
presentase responden yaitu sebanyak 42,8% dan 57,2%. Kemudahan pembeli dalam komunikasi dikatakan sangat berpengaruh
hal ini dibuktikan dengan jawaban responden sebesar 85,8% dan hanya 14,2% mengatak tidak berpengaruh.
Kesenangan dan kepuasan pembeli merupakan dua hal yang berpengaruh pada feedback (umpan balik), hal ini
tentunya dibuktikan oleh para responden sebanyak 71,4% dan 82,8% yang menjawab bahwa hal tersebut berpengaruh.
Kesukaan pembeli terhadap barang yang dibeli dari PKL sangat berpengaruh terhadap feedback (umpan balik), dengan melihat
bahwa sebanyak 28,6% responden menjawab sangat berpengaruh dan 57,2% menjawab berpengaruh serta 14,2% mengatakn
cukup berpengaruh. Menurut PKL melakukan pendekatan dengan pembeli cukup berpengaruh kepada penjualan mereka, hal
ini dibukitikan dengan presentase jawaban responden yaitu sebesar 57,2% mengatakan cukup berpengaruh. Berbeda dengan
realibilitas (hal-hal yang diharapakan), menurut para PKL, realibitas berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen terhadap
PKL hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban dari responden yaitu sebesar 57,2% dan 42,8% mengatakn tidak berpengaruh.
Pada Taman Slamet ini, PKL berpresepsi bahwa mereka jika akan memasarkan dagangannya dengan cara menetap
dibuktikan dengan jawaban para responden sebanyak 85,8% yang menjawab ingin menetap pada taman untuk memasarakan
dagangannya dan 14,2 menjawab semi menetap. Mereka membutuhkan tempat berjualan yang cukup luas dengan jumlah
jawaban sebesar 57,2% dan 42,8% menjawab tidak cukup luas. Para PKL menginginkan lokasi jualan berada pada depan
taman dengan melihat jumlah jawaban responden sebesar 71,4% yang menjawab depan taman dan yang lain menjawab 28,6%
berjualan dekat pengunjung taman.
5.2 Persepsi Pengunjung Taman Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif
Analisa persepsi Pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar persepsi pengunjung taman dalam memanfaatkan ruang publik khususnya taman aktif. Untuk lebih jelasnya
akan dijelaskan proses analisa yang dibagi dalam pemanfaatan ruang masing-masing taman.
5.2.1 Persepsi Pengunjung Taman Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada
Taman Cerdas Trunojoyo
Analisa persepsi pengunjung taman pada Taman Cerdas Trunojoyo dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner
kepada pengunjung taman dengan system random/acak. Total sampel yang disebarkan pada Taman Cerdas Trunojoyo
berjumlah 10 responden yang seluruhnya 100%. Persepsi pengunjung taman terhadap Taman Cerdas Trunojoyo dari 10
responden diperoleh kesimpulan bahwa 40% pengunjung taman datang untuk berjalan-jalan, 10% bermain-main, 30%
mengatakan nongkrong dan 20% mengatakan berbelanja pada PKL. Dan pengunjung taman berpendapat 60% kesopanan PKl
berpengaruh pada komunikasi mereka, 30% mengatakan cukup berpengaruh dan 10% mengatakn tidak berpengaruh. Selain
kesopanan, keramaham PKL cukup berpengaruh sebanyak 60% kepada komunikmasi dan 30% mengatakn itu berpengaruh
serta 10% mengatakn tidak berpengaruh. .Kemudahan PKL dalam berkomunikasi juga berpengaruh sebanyak 80%
mengatakan itu berpengaruh dan 20% mentakan cukup berpengaruh.
Kesenangan pengunjung taman terhadap feedback (umpan balik) pada barang yang dijual PKL cukup berpengaruh
sebanyak 40%, 30% mengatakan berpengaruh dan 10% lagi mengatakn tidak berpengaruh. Sedangkan kesenangan juga sangat
berpengaruh dibuktikan dengan presentase sebesar 30% dan 40% cukup berpengaruh serta 30% lainnya menjawab tidak
berpengaruh. Pada hal kepuasan, responden mengatakan itu berpengaruh dilihat dari presentase sebesar 70% dan 30%
menjawab tidak berpengaruh. Kesukaan juga berpengaruh dalam feedback (umpan balik) hal ini dibuktikan dengan 60%
jawaban dominan dari responden, 20% menjawab cukup berpengaruh dan 20% lagi menjawab tidak berpengaruh. Namun
untuk pendekatan terhadap PKL, pengunjung taman berpendapat bahwa pendekatan sebesar 20% berpengaruh, 40%
mengatakan cukup berpengaruh dan 40% mengatakan tidak berpengaruh. Tentunya dengan realibilitas (hal-hal yang
diinginkan) dapat dikatakan berpengaruh terhadap kepercayaan PKL terhadap konsumen hal ini dibuktikan dari jawaban
responden sebanyak 60% dan 40% menjawab cukup berpengaruh. Dari hasil kuisioner, menurut pengunjung taman tempat
ternyaman untuk berinteraksi dan menikmati dagangan yang mereka beli dari PKL adalah di dalam taman, hal ini dibuktikan
dengan hasil presentase jawaban dari responden yaitu sebanyak 40% dan 30% menjawab dekat dengan jualan PKL serta 10%
menjawab yang lainnya.
Berdasarakan hasil wawancara terkait kebutuhan para pengunjung taman akan PKL pada Taman Cerdas Trunojoyo,
semua responden menyatakan bahwa mereka membutuhkan PKL pada taman dikarenakan mereka para pengunjung tidak
hanya ingin jalan-jalan di taman ataupun melakukan kegiatan lain melainkan mereka juga membutuhkan makanan untuk
ngemil sembari jalan-jalan di taman serta terkadang membutuhkan minuman apabila mereka merasa haus.
5.2.2 Persepsi Pengunjung Taman Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada
Taman Singha Merjosari
Analisa persepsi pengunjung taman pada Taman Singha Merjosari dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner
kepada pengunjung taman dengan system random/acak. Total sampel yang disebarkan pada Taman Singha Merjosari
berjumlah 14 responden yang seluruhnya 100%. Persepsi pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik
taman aktif pada Taman Cerdas Trunojoyo dari 14 responden diperoleh kesimpulan bahwa 42,8% pengunjung Taman Singha
Merjosari datang untuk berjalan-jalan, 7,2% menjawab bermain, 14,3% menjawab nongkrong dan olahraga, 21,4% menjawab
berbelanja di PKL dan 14,2 menjawab berolahraga. Berdasarakan hasil wawancara terkait kebutuhan para pengunjung taman
akan PKL pada Taman Cerdas Trunojoyo, semua responden menyatakan bahwa mereka membutuhkan PKL pada taman
dikarenakan mereka para pengunjung tidak hanya ingin jalan-jalan di taman ataupun melakukan kegiatan lain melainkan
mereka juga membutuhkan makanan untuk ngemil sembari jalan-jalan di taman serta terkadang membutuhkan minuman
apabila mereka merasa haus.
Menurut pengunjung taman, kesopanan berpengaruh dalam komunikasi dilihat dari hasil presentase jawaban sebesar
85,7 dan 14,3% menjawab cukup berpengaruh. Keramahan dalam komunikasi juga dikatakan sangat berpengaruh dilihat
dengan hasil presentase sebesar 92,8% dan 7,2% menjawab cukup berpengaruh. Dalam hal kemudahan, kemudahan juga
berpengaruh dilihat dari hasil presentase sebesar 71,4% menjawab itu berpengaruh dan 28,6% menjawab cukup berpengaruh.
Pengaruh kesenangan dalam feedback (umpan balik) dapat dikatang sangat berpengaruh dilihat dari hasil 71,4% menjawab
berpengaruh dan 28,6% menjawab cukup berpengaruh. Dalam hal kepuasan, memliki hasil presentase jawaban sebesar 85,7%
mengatakan berpengaruh dan 14,3% menjawab cukup berpengaruh terhadap feedback (umpan balik). Sedangkan dalam hal
kesukaan juga berpengaruh terhadap feedback (umpan balik) dilihat dari hasil presentase sebesar 85,7% menjawab
berpengaruh dan 14,3% menjawab cukup berpengaruh.
Menurut pengunjung taman melakukan pendekatan dengan PKL itu berpengaruh dengan kepercayaan PKL terhadap
pengunjung taman, karena 57,1% responden menjawab berpengaruh dan 28,6% menjawab cukup berpengaruh dan 14,3%
menjawab tidak berpengaruh. Tentunya dengan realibilitas (hal-hal yang diinginkan) yang sangat berpengaruh terhadap
kepercayaan PKL terhadap konsumen hal ini dibuktikan dengan 64,2% dominan sangat berpengaruh, 21,4% menjawab cukup
berpengaruh dan 14,2% menjawab tidak berpengaruh.
Dari hasil kuisioner, pengunjung taman berpendapat bahwa tempat ternyaman untuk berinteraksi adalah di dekat
PKL itu sendiri, hal ini dibuktikan dengan jawaban responden sebanyak 57,1%, 28,6% menjawab di pinggir taman dan 14,3%
menjawab di taman. Tempat yang nyaman bagi pengunjung taman menikmati dagangan PKL adalah di dalam taman, dengan
jawaban pengunjung sebanyak 92,8% dan 7,2% menjawab dekat dengan PKL.
5.2.3 Persepsi Pengunjung Taman Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada
Taman Slamet
Analisa persepsi pengunjung taman pada Taman Slamet dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada
pengunjung taman dengan system random/acak. Total sampel yang disebarkan pada Taman Slamet berjumlah 10 responden
yang seluruhnya diperesentasekan menjadi 100%. Persepsi pengunjung taman pada Taman Cerdas Trunojoyo dari 10
responden diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata 40% pengunjung taman datang untuk berjalan-jalan dan nongkrong pada
Taman Slamet dan 20% menjawab berbelanja pada PKL. Pengunjung taman di Taman Slamet berpendapat bahwa sebesar
80% kesopanan PKL berpengaruh pada komunikasi mereka dan 20% menjawab tidak berpengaruh. Sedangkan keramaham
PKL juga cukup berpengaruh yaitu sebanyak 70% dan 20% mengatakan berpengaruh serta 10% mengatakan tidak
berpengaruh. Namun dalam hal kemudahan PKL dalam berkomunikasi, sebesar 60% rata-rata pengunjung berpendapat bahwa
itu berpengaruh dalam komunikasi dan 20% mengatakan cukup berpengaruh serta 20% mengatakan tidak berpengaruh.
Kesenangan pengunjung taman terhadap feedback (umpan balik) pada barang yang dijual PKL pada Taman Slamet
menyatakan bahwa itu berpengaruh, dilihat dari hasil rata-rata jawaban responden yaitu sebanyak 60% menjawab berpengaruh
dan 20% menjawab sangat berpengaruh serta 20% menjawab tidak berpengaruh. Sedangkan kepuasan terhadap feedback
(umpan balik) sebanyak 70% menjawab sangat berpengaruh dan berpengaruh serat 30% menjawa tidak berpengaruh.
Kesukaan terhadap feedback (umpan balik) juga sangat berpengaruh, dilihat dari jawaban responden sebesar 80% menjawab
sangat berpengaruh dan berpengaruh sedangkan 20% menjawab tidak berpengaruh. Namun untuk pendekatan terhadap PKL,
pengunjung taman atau responden berpendapat bahwa pendekatan tidak berpengaruh, dilihat dari rata-rata jawaban 80%
responden dan 20% menjawab cukup berpengaruh. Realibilitas (hal-hal yang diharapkan) terhadap kepercayaan PKL memiliki
rata-rata jawaban sebesar 60% yang dimana realibilitas (hal-hal yang diharapkan) berpengaruh terhadap kepercayaan PKL
kepada konsumen sedangkan 40% menjawab tidak berpengaruh. Dari hasil kuisioner, menurut pengunjung taman tempat
ternyaman untuk berinteraksi dan menikmati dagangan yang mereka beli dari PKL adalah di dalam taman, hal ini dibuktikan
dengan hasil presentase jawaban dari responden yaitu sebanyak 50% menjawab tempat ternyaman berinteraksi ialah di taman,
40% menjawab didekat jualan PKL dan 10% menjawab dipinggir taman. Dalam menikmati dagangan yang dibeli, 60%
menjawab tempat untuk menikmati dagangan yang dibeli ialah di taman sedangkan 40% menjawab didekat jualan PKL.
Berdasarakan hasil wawancara terkait kebutuhan para pengunjung taman akan PKL pada Taman Slamet, seluruh
responden (10 responden) menyatakan bahwa mereka membutuhkan PKL pada Taman Slamet dikarenakan mereka atau para
pengunjung tidak hanya ingin jalan-jalan, nongkong ataupun foto-foto di Taman Slamet melainkan mereka juga membutuhkan
makanan untuk ngemil sembari jalan-jalan atau nongkrong di Taman Slamet serta terkadang membutuhkan minuman apabila
mereka merasa haus untuk sebagai penunjang kegiatan yang mereka lakukan di Taman Slamet.
5.3 Analisa Bentuk Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL dan Pengunjung
Taman
Analisa bentuk sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman ini bertujuan
untuk mengetahui sinergitas yang terbentuk antara PKL dan pengunjung dalam pemanfaatan ruang publik taman aktif dan
mengetahui ruang yang dimanfaatkan oleh PKL dan pengunjung dari hasil rencana pembagian segmen taman aktif.
5.3.1. Bentuk Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL dan Pengunjung Taman
Bentuk sinergitas ditemukan dengan adanya 3 hubungan antar PKL dengan Pengunjung Taman. Hal ini dinilai dari
3 variabel penentu yaitu Komunikasi, Feedback dan Kepercayaan antara PKL dan Pengunjung Taman. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat penjelasan pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Bentuk Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif antara PKL dan Pengunjung Taman
Persepsi Pengunjung
Lokasi Variabel Persepsi PKL Hasil Kajian
Taman
T Kemudahan PKL
A Kemudahan pengunjung
dalam berkomunikasi
M mempengaruhi komunikasi
juga berpengaruh
A Kemudahan dengan PKL
dengan pengunjung
N (Berdasarkan data pada tabel
(Berdasarkan data pada
5.1, Hal. 70)
tabel 5.4, Hal. 81)
C Kesenangan terhadap
E Kesenangan pembeli sangat barang yang dibeli
R mempengaruhi feedback pengunjung taman
D Kesenangan (umpan balik) PKL berpengaruh terhadap
A (Berdasarkan data pada tabel feedback (umpan balik)
S 5.1, Hal. 70-71) (Berdasarkan data pada
Ditemukannya sinergitas
tabel 5.4, Hal. 82)
T berdasarkan Feedback (Umpan
Kepuasan terhadap
R Kepuasan pembeli juga Balik) antara PKL dan
barang yang dibeli
U disebutkan sangat Pengunjung Taman dibuktikan
sangat berpengaruh
N mempengaruhi terhadap dengan persepsi PKL maupun
Feedback Kepuasan terhadap feedback
O feedback (umpan balik) Pengunjung Taman yang
(umpan balik)
J (Berdasarkan data pada tabel berpendapat bahwa Kesenangan,
(Berdasarkan data pada
O 5.1, Hal. 70-71) Kepuasan dan Kesukaan sangat
tabel 5.4, Hal. 82)
Y berpengaruh pada Feedback
Kesukaan terhadap
O (Umpan Balik)
Kesukaan pembeli juga barang yang dibeli
sangat mempengaruhi sangat berpengaruh
Kesukaan feedback (umpan balik) terhadap feedback
(Berdasarkan data pada tabel (umpan balik)
5.1, Hal. 70-71) (Berdasarkan data pada
tabel 5.4, Hal. 82)
Pengunjung taman
Pendekatan terhadap berpendapat bahwa
pembeli sangat berpengaruh pendekatan cukup
Melakukan
terhadap kepercayaan berpengaruh terhadap Ditemukannya sinergitas
pendekatan
(Berdasarkan data pada tabel kepercayaan berdasarkan kepercayaan antara
5.1, Hal. 70-71) (Berdasarkan data pada PKL dan Pengunjung taman yang
Kepercayaan tabel 5.4, Hal. 82) menunjukan bahwa melakukan
Dengan realibilitas (hal-hal Dengan realibilitas pendekatan dan memenuhi
yang diharapkan) sangat (hal-hal yang reliabilitas mempengaruhi
Memenuhi mempengaruhi kepercayaan diinginkan) yang kepercayaan satu sama lain.
reliabilitas konsumen terhadap PKL berpengaruh terhadap
(Berdasarkan data pada tabel kepercayaan PKL
5.1, Hal. 70-71) terhadap konsumen
Persepsi Pengunjung
Lokasi Variabel Persepsi PKL Hasil Kajian
Taman
Ditemukannya sinergitas
berdasarkan kepercayaan antara
Pengunjung taman
Menurut PKL melakukan PKL dan Pengunjung taman yang
berpendapat bahwa
pendekatan dengan pembeli menunjukan bahwa melakukan
pendekatan
Melakukan berpengaruh terhadap pendekatan dan memenuhi
Kepercayaan berpengaruh terhadap
pendekatan kepercayaan reliabilitas mempengaruhi
kepercayaan
(Berdasarkan data pada tabel kepercayaan satu sama lain.
(Berdasarkan data pada
5.2, Hal. 75) Namun menurut PKL melakukan
tabel 5.5, Hal. 86)
pendekatan tidak berpengaruh
terhadap kepercayaan
Persepsi Pengunjung
Lokasi Variabel Persepsi PKL Hasil Kajian
Taman
Dengan memenuhi
Untuk realibilitas (hal-hal
realibilitas (hal-hal
yang diharapakan) cukup
yang diinginkan)
Memenuhi mempengaruhi kepercayaan
berpengaruh terhadap
reliabilitas konsumen terhadap PKL
kepercayaan
(Berdasarkan data pada tabel
(Berdasarkan data pada
5.2, Hal. 75)
tabel 5.5, Hal. 86)
Kesopanan PKl
Kesopanan pembeli menurut
berpengaruh pada
PKL berpengaruh terhadap
komunikasi mereka
Kesopanan komunikasi
dengan PKL
(Berdasarkan data pada tabel
(Berdasarkan data pada
5.3, Hal. 77)
tabel 5.6, Hal. 88-89)
Ditemukannya sinergitas
Keramahan juga sangat Keramaham PKL
berdasarkan Komunikasi antara
berpengaruh dan berpengaruh pada
PKL dan Pengunjung Taman.
berpengaruh pada komunikasi mereka
Komunikasi Keramahan Menurut PKL dan Pengunjung
komunikasi dengan PKL
Taman bahwa kesopanan,
(Berdasarkan data pada tabel (Berdasarkan data pada
keramahan, dan kemudahan
5.3, Hal. 77) tabel 5.6, Hal. 88-89)
berpengaruh terhadap komunikasi.
Kemudahan PKL
Kemudahan pembeli dalam
berpengaruh pada
komunikasi sangat
komunikasi mereka
Kemudahan berpengaruh
dengan PKL
(Berdasarkan data pada tabel
(Berdasarkan data pada
5.3, Hal. 77)
tabel 5.6, Hal. 88-89)
Untuk kesenangan Kepuasan terhadap
pengunjung berpengaruh barang yang dibeli
T terhadap feedback (umpan sangat berpengaruh
A Kesenangan balik) terhadap penjualan terhadap feedback
M mereka (umpan balik)
A (Berdasarkan data pada tabel (Berdasarkan data pada Ditemukannya sinergitas
N 5.3, Hal. 78) tabel 5.6, Hal. 89) berdasarkan Feedback (Umpan
Kepuasan pembeli juga Kepuasan terhadap Balik) antara PKL dan
S disebutkan sangat arang yang dibeli Pengunjung Taman dibuktikan
L mempengaruhi terhadap berpengaruh terhadap dengan persepsi PKL maupun
Feedback Kepuasan
A penjualan feedback (umpan balik) Pengunjung Taman yang
M (Berdasarkan data pada tabel (Berdasarkan data pada berpendapat bahwa Kesenangan,
E 5.3, Hal. 78) tabel 5.6, Hal. 89) Kepuasan dan Kesukaan
T Kesukaan terhadap berpengaruh pada Feedback
Kesukaan pembeli terhadap
barang yang dibeli (Umpan Balik)
barang yang dibeli dari PKL
sangat berpengaruh
sangat berpengaruh terhadap
Kesukaan terhadap feedback
feedback (umpan balik)
(umpan balik)
(Berdasarkan data pada tabel
(Berdasarkan data pada
5.3, Hal. 78)
tabel 5.6, Hal. 89)
Pengunjung taman
Menurut PKL melakukan
berpendapat bahwa
pendekatan dengan pembeli
pendekatan
Melakukan berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap
pendekatan kepercayaan
kepercayaan Ditemukannya sinergitas
(Berdasarkan data pada tabel
(Berdasarkan data pada berdasarkan kepercayaan antara
5.3, Hal. 79)
tabel 5.6, Hal. 90) PKL dan Pengunjung taman yang
Kepercayaan Realibilitas (hal-hal yang menunjukan bahwa melakukan
Memenuhi realibilitas
diharapakan), menurut para pendekatan dan memenuhi
(hal-hal yang
PKL, realibitas cukup reliabilitas mempengaruhi
diinginkan) sangat
Memenuhi berpengaruh terhadap kepercayaan satu sama lain.
berpengaruh terhadap
reliabilitas kepercayaan pengunjung
kepercayaan
terhadap PKL
(Berdasarkan data pada
(Berdasarkan data pada tabel
tabel 5.6, Hal. 90)
5.3, Hal. 79)
Sumber : Hasil Analisis Peneliti 2018
Berdasarkan analisa bentuk sinergitas di atas, disimpulkan bahwa adanya bentuk sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman pada Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Singha Merjosari, dan Taman
Slamet. Hal ini dibuktikan dengan adanya 3 variabel yang berpengaruh antara PKL dan pengunjung serta variable tersebut
secara keseluruhan memenuhi syarat sinergitas, yaitu komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan antara PKL dan
pengunjung taman yang saling berpengaruh.
C. Taman Slamet
Berdasarkan hasil observasi dan analisa peneliti terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif pada
Taman Slamet antara PKL dan pengunjung, Taman Slamet dibagi menjadi 2 (dua) bagian segmen, yaitu diantaranya :
1. Segmen 1
Segmen 1 (satu) Taman Slamet terletak pada bagian utara Taman Slamet. Dari bagian segmen 1 (satu) Taman Slamet
dimanfaatkan oleh pengunjung taman yang ingin melakukan kegiatan jalan-jalan, nongkrong, atau sekedar melihat-
lihat taman. Bagian segmen 1 (satu) Taman Slamet memiliki spot foto yang ramai dikunjungi oleh para pengunjung
dari kalangan muda hingga tua. Jarak yang lumayan jauh antara PKL dengan bagian segmen 1 (satu) membuat para
pengunjung hanya menikmati bagian segmen ini dengan bersantai atau sekedar foto-foto. Dari pemanfaatan ruang
pada segmen 1 (satu) Taman Slamet ini tidak ditemukan adanya sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif
antara PKL dan pengunjung di Taman Slamet.
2. Segmen 2
Bagian segmen 2 (dua) Taman Slamet terletak pada bagian selatan taman yang dimana pada bagian taman ini di
peruntukkan oleh para PKL yang melakukan usaha dagangannya sehingga bagian segmen 1 (satu) taman ini
berdekatan dengan para pengunjung taman. Bagian segmen 1 (satu) diperuntukkan oleh para pengunjung taman tidak
hanya untuk bersantai tetapi para pengunjung taman juga menikmati makanan atau minuman yang mereka beli dari
PKL pada bagian segmen ini. Adanya komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan antara PKL dan
pengunjung taman di bagian segmen 1 (satu) taman salmet ini memberikan bentuk sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif diantara keduanya.
Dari pembagian tiap segmen pada Taman Singha Merjosari, dapat disimpulkan bahwa sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman ditemukan pada segmen 2 (dua) dikarenakan dekatnya segmen ini
terhadap para PKL yang melakukan usaha dagangnya sehingga para pengunjung taman dengan mudah untuk melakukan
hubungan transaksi ekonomi dengan para PKL terkhusunya dengan hal sinergitas yang dimana mengacu pada komunikasi,
feedback (umpan balik) dan kepercayaan antara PKL dan pengunjung taman. Lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 5.3.
Segmen 1
Terdapat Perpustakaan taman
yang digunakan untuk tempat
membaca para pengunjung. Segmen 4
Pemanfaatan fasilitas dapat Terdapat area playground
dilakukan secara aktif. untuk anak-anak dan dekat
Tidak terdapat adanya sinergitas dengan segmen 3
pemanfaatan ruang publik taman Pemanfaatan fasilitas dapat
aktif antara PKL dan digunakan secara aktif.
pengunjung. Tidak terdapat adanya
sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara
PKL dan pengunjung.
Segmen 2 Segmen 3
Terdapat tempat duduk dan untuk Terdapat tempat duduk yang
para pengunjung yang ingin berdekatan dengan PKL dan
bersantai-santai.
tempat untuk menikmati
Pemanfaatan fasilitas dapat dilakukan
makanan atau minuman dari
secara aktif.
PKL
Tidak terdapat adanya sinergitas
pemanfaatan ruang publik taman aktif Terdapat tempat sampah
antara PKL dan pengunjung. yang dekat dengan
pengunjung.
Pemanfaatan fasilitas dapat
digunakansecara aktif.
Terdapat sinergitas
pemanfaatan ruang publik
taman aktif antara PKL dan
pengunjung taman.
Peta 5.1
Peta Pembagian Segmen Taman Cerdas Trunojoyo
Segmen 3
Terdapat fasilitas gazebo untuk
bersantai-santai
Terdapat banyak pohon
membuat segmen 3 semakin
rindang dan teduh
Pemanfaatan fasilitas
dilakukan secara aktif.
Tidak terdapat adanya
sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara PKL
dan pengunjung.
Segmen 2
Terdapat fasilitas rekreasi untuk para
pengunjung yang ingin berwisata
Terdapat fasilitas olahraga bagi para
pengunjung yang ingin berolahraga
Terdapat arena skateboarding yang ramai
dikunjungi para kalangan remaja dan anak- Segmen 1
anak. Terdapat fasilitas tempat parkir bagi
Pemanfaatan fasilitas dilakukan secara aktif. para pengunjung yang membawa
Ramai dikunjungi saat sore hari oleh para motor.
keluarga dan anak – anak Terdapat PKL yang berjualan.
Tidak terdapat sinergitas pemanfaatan ruang Terdapat tempat bagi pengunjung
antara PKL dan pengunjung pada bagian untuk menikmati dagangan PKL
segmen 2 (dua) Terdapatnya sinergitas pemanfaatan
ruang publik taman aktif antara PKL
dan pengunjung taman pada bagian
segmen 1 (satu) ini.
Peta 5.2
Peta Pembagian Segmen Taman Singha Merjosari
Segmen 1
Terdapat tempat duduk bagi para
pengunjung yang ingin bersantai-
santai
Terdapat spot foto bagi para
pengunjung taman
Tidak terdapat PKL pada bagian
segmen ini.
Pemanfaatan fasilitas dilakukan
secara aktif.
Tidak ditemukan adanya sinergitas
pemanfaatan ruang publik taman
aktif antara PKL dan pengunjung di
bagian segmen ini.
Segmen 2
Terdapat tempat duduk bagi
para pengunjung yang ingin
bersantai ataupun minikmati
makanan atau minuman yang
dibeli dari PKL.
Pemanfaatan fasilitas dilakukan
secara aktif.
Terdapat sinergitas
pemanfaatan ruang publik
taman aktif antara PKL dan
pengunjung pada bagian
segmen ini.
Peta 5.3
Peta Pembagian Segmen Taman Slamet
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Focus dalam penelitian ini sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung, yang dimana
dalam mengukur sinergitas mengacu pada 3 variabel, yakni komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan. Kesimpulan
penelitian akan dijelaskan mengenai hasil akhir dari analisis peneliti terkait dengan sinergitas pemanfaatan ruang publik taman
aktif antara PKL dan pengunjung. hasil akhir akan dibahas berdasarkan lokasi dari 3 (tiga) taman aktif diantaranya taman
cerdas trunojoyo, taman singha merjosari dan taman slamet.
6.1.1. Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada Taman Cerdas Trunojoyo
Ditemukannya sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung diantaranya berdasarkan
komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan. Bahwa menurut PKL yang mempengaruhi komunikasi ialah kesopanan,
keramahan dan kemudahan dan untuk pengunjung taman kesopanan, keramahan dan kemudahan dalam berbelanja
mempengaruhi komunikasi mereka. Sinergitas berdasarkan kepercayaan antara PKL dan Pengunjung taman yang menunjukan
bahwa melakukan pendekatan dan memenuhi reliabilitas mempengaruhi kepercayaan satu sama lain untuk melakukan
sinergitas. Untuk sinergitas berdasarkan variabel feedback (umpan balik) antara PKL dan pengunjung taman dibuktikan dengan
persepsi PKL maupun pengunjung taman yang berpendapat bahwa kesenangan, kepuasan dan kesukaan sangat berpengaruh
pada feedback (umpan balik).
Sinergitas pemanfaatan ruang publik antara PKL dan pengunjung taman ditemukan pada segmen 3 (tiga) taman cerdas
trunojoyo dikarenakan dekatnya segmen ini terhadap para PKL sehingga membuat para PKL dan pengunjung taman dengan
mudah untuk melakukan hubungan dengan para PKL terkhusunya dengan hal sinergitas yang dimana mengacu pada
komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan antara PKL dan pengunjung taman.
6.1.2. Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada Taman Singha Merjosari
Ditemukannya sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman berdasarkan
dengan 3 variable sinergitas yaitu komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan. Menurut PKL dan pengunjung taman
bahwa kesopanan, keramahan, dan kemudahan berpengaruh terhadap komunikasi. Sinergitas berdasarkan feedback (umpan
balik) antara PKL dan pengunjung taman dibuktikan dengan persepsi PKL maupun pengunjung taman yang berpendapat
bahwa kesenangan, kepuasan dan kesukaan berpengaruh pada feedback (umpan balik). Sinergitas berdasarkan kepercayaan
antara PKL dan pengunjung taman yang menunjukan bahwa melakukan pendekatan dan memenuhi reliabilitas mempengaruhi
kepercayaan satu sama lain.
Sinergitas pemanfaatan ruang publik antara PKL dan pengunjung taman ditemukan pada segmen 1 (satu) taman
singha merjosari dikarenakan dekatnya segmen ini terhadap para PKL sehingga membuat para PKL dan pengunjung taman
dengan mudah untuk melakukan hubungan dengan para PKL terkhusunya dengan hal sinergitas yang dimana mengacu pada
komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan antara PKL dan pengunjung taman.
6.2 Rekomendasi
Berdasarkan analisis pada Bab 5 bahwa ditemukan adanya hubungan interaksi (sinergitas) dalam pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman, sehingga keberadaan PKL memang dibutuhkan oleh pengunjung taman
pada taman-taman aktif di Kota Malang. Dari kesimpulan tersebut maka diusulkan adanya PKL yang dapat melayani
pengunjung taman dengan demikian PKL dapat diatur sehingga tidak merusak fungsi dan keserasian taman aktif. Adapun studi
lanjut dan tidak lanjut untuk mendukung keberadaan PKL di taman aktif maka dibutuhkan :
1. Penelitian tentang kebijakan pemerintah daerah terhadap Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada pada ruang publik
taman aktif.
2. Penelitian tentang konsep penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) pada kawasan ruang publik taman aktif.
Berdasarkan penelitian ini, dapat dilihat bahwa terdapat sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL
dan pengunjung. Variabel komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan ditemukan berpengaruh diantara PKL dan
pengunjung di semua lokasi studi peneliti diantaranya Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Singha Merjosari dan Taman Slamet.
Ketiga variabel pengukur sinergitas ini dapat diterapkan dan dikembangkan di taman-taman aktif lain di Kota Malang yang
ingin mencari bentuk hubungan interaksi (sinergitas) dalam melakukan pemanfaatan ruang publik taman aktif.