Anda di halaman 1dari 50

SINERGITAS PEMANFAATAN RUANG PUBLIK TAMAN AKTIF

BERDASARKAN PERSEPSI PKL DAN PENGUNJUNG TAMAN


DI KOTA MALANG
(SYNERGY IN THE UTILIZATION OF ACTIVE PARK PUBLIC SPACES BASED
ON PERCEPTION OF HAWKERS AND PARK VISITORS
IN MALANG CITY)
Oleh :
Muhammad Fahri Muis, Arief Setijawan, Ida Soewarni
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Jl. Bendungan Sigura-Gura No. 2 Malang Telp. (0341) 551431, 553015
Email : muhammadfahri011@gmail.com

ABSTRAK
Syarat agar sinergitas dapat terbentuk ialah komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan. Adanya PKL di
kawasan taman aktif di Kota Malang merupakan larangan yang tertuang pada kebijakan pemerintah Kota Malang, tetapi
kebutuhan pengunjung akan PKL membuat hubungan PKL terhadap pengunjung taman aktif dapat menjadi suatu elemen-
elemen pendukung yang diharapkan dapat membentuk keserasian antara pengguna ruang public. Masalah tersebut tersebar di
3 taman aktif di Kota Malang diantaranya Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Singha Merjosari dan Taman Slamet. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif dilokasi tersebut.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode accindental sampling. Metode analisa data yang digunakan adalah metode statistik
deskriptif dan metode analisis model interaktif. Metode statistik deskriptif menguraikan persepi PKL dan pengunjung terhadap
sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif, metode analisi model interaktif Miles dan Huberman untuk menguraikan
bentuk sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung.
Berdasarkan hasil analisa, persepsi PKL dan pengunjung mengatakan bahwa komunikasi, feedback (umpan balik)
dan kepercayaan berpengaruh dalam sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif. Untuk bentuk sinergitas pemanfaatan
ruang publik aktif, berdasarkan hasil persepsi PKL dan pengunjung, pada 3 lokasi taman aktif ditemukan adanya sinergitas di
tiap lokasi taman aktif dan pembagian segmen taman aktif yang menunjukkan sinergitas tersebut terbentuk.

Kata Kunci : Sinergitas, Persepsi, PKL & Pengunjung, Taman Aktif

ABSTRACT
The requirement for synergy to be formed is communication, feedback and trust. The existence of hawkers in the
active park area in the city of Malang is a prohibition contained in the policies of the Malang City government, but the visitors'
need for PKL makes PKL relations to visitors of the active park can be a supporting element that is expected to form harmony
between public space users. These problems are spread in 3 active parks in Malang City including the Smart Trunojoyo Park,
Singha Merjosari Park and the Slamet Park. Therefore, this study aims to determine the form of synergy in the use of public
spaces for active parks in that location.
Data collection methods used in this study are observation, interviews, and questionnaires. The sampling technique
uses the accindental sampling method or accidental sample. Data analysis method used is descriptive statistical method and
interactivet analysis method. Descriptive statistical methods describe the hawkers 'and visitors' perceptions of the synergy of
the use of active park public spaces, the interactive analysis method describes the form of synergy in the use of active public
spaces between hawkers and visitors.
Based on the results of the analysis, the perception of street vendors and visitors said that communication, feedback
and trust affect the synergy of the use of active public spaces. For the form of synergy in the use of active public spaces, based
on the results of the perception of hawkers and visitors, in 3 active park locations synergies were found in each active park
location and the division of active park segments which indicated that synergy was formed

Keywords : Synergy, Perception, Hawkers & Park Visitors, Active Park


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara berkembang, baik itu dari segi ekonomi, infrastruktur dan juga dari segi peningkatan
populasi manusianya. oleh karena itu pemerintah perlu memberikan fasilitas umum seperti ruang publik di setiap daerah.
Semakin banyaknya ruang publik, maka bisa semakin menguntungkan masyarakat indonesia. Pada Provinsi Jawa-Timur
tepatnya pada Kota Malang, ruang publik dapat berguna sebagai sarana hiburan atau bisa menarik pengunjung atau masyarakat
yang sedang mencari kenyamanan. Terbentuknya ruang publik masih belum sesuai dengan harapan. Karena meningkatnya
kuantitas bangunan pemukiman atau gedung-gedung tinggi yang tidak di imbangkan dengan adanya ruang publik. Penataan
kota akan lebih baik jika memiliki banyak ruang publik, sebagai terwujudnya ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Ruang publik dapat diartikan sebagai ruang-ruang yang bisa dimanfaatkan serta mudah diakses oleh masyarakat dan digunakan
secara bersama antar individu dan kelompok dikarenakan timbulnya kebutuhan untuk bersosial dan sebagainya, sehingga dapat
menimbulkan hubungan yang baik dalam memanfaatkan ruang publik taman aktif.
Dalam pengertiannya ruang publik merupakan ruang yang mewadahi kepentingan publik atau masyarakat umum
misalnya melakukan komunikasi dengan kolega, pertemuan informal komunitas tertentu, bermain, jalan-jalan, melepas lelah,
melihat lihat taman dan penghijauan, sekedar melihat orang lewat atau memperhatikan kegiatan orang disekitar ruang tersebut,
bisa jadi hanya nongkrong menyaksikan hiruk pikuk kota sambil makan makanan kecil dan minuman yang dibawa sendiri atau
beli dari Pedagang Kaki Lima (PKL) didekatnya Edy (2005).
Taman kota merupakan suatu ruang milik bersama tempat melakukan aktivitas, itu sebabnya Carr dkk (1992)
mengkategorikan taman kota sebagai bagian dari ruang publik. Taman dapat diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan
ditata sedemikian rupa, baik sebagian maupun hasil rekayasa manusia untuk mendapatkan komposisi tertentu yang indah.
Taman kota merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa, sehingga mempunyai keindahan, kenyamanan, dan
keamanan bagi pemiliknya atau penggunanya. Taman kota sendiri diklasifikasikan lagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu terdiri
dari taman aktif dan taman pasif. Taman aktif mempunyai definisi yaitu merupakan taman yang memiliki fungsi sebagai tempat
olahraga, bersantai, bermain dan sebagainya dimana ada interaksi yang dilakukan oleh setiap individu serta kelompok dan
dilengkapi dengan elemen-elemen pendudkung taman. Sedangkan, taman pasif memiliki makna bahwa taman ini hanya
berfungsi sebagai elemen estetis atau keindahan saja, sehingga kebanyakan taman tersebut diajaga untuk mempertahankan
keindahannya.
Penggunaan ruang publik berupa taman aktif sekarang ini masih banyak terjadi permasalahan, permasalahan yang
dimaksud berupa adanya ketidakseimbangan antar elemen-elemen kota. Dan kebutuhan pengunjung taman akan terasa
berkurang dengan adanya ketidak seimbangan tersebut. Dalam pengertiannya, taman aktif dikatakan aktif karena adanya
interaksi yang sedang berlangsung pada taman tersebut tapi pemerintah diharapkan juga dalam membangun ruang publik
berupa taman aktif, perlu memikirkan setiap aspek-aspek pendukung, karena fasilitas mempengaruhi pengunjung untuk datang
ke objek ruang publik terutama taman aktif. Dengan ketersediaan fasilitas ini dapat menjadi bagian daya tarik dan
meningkatkan daya tarik suatu objek atau sebagai faktor pendorong jika penyediaannya tidak merusak keindahan alam dan
pemandangan pada taman aktif tersebut. Misalnya untuk mendukung kegiatan di taman aktif diperlukan adanya sarana tempat
parkir, adanya wc umum, adanya system keamanan dan sebagainya. Sedangkan untuk mendukung kegiatan para pengunjung
dalam melakukan kegiatan di taman aktif diperlukan adanya sarana komersial seperti food court (tempat makan) atau
diperlukan adanya Pedagang Kaki Lima (untuk selanjutnya akan ditulis sebagai PKL).
Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah orang dengan modal relative sedikit berusaha dibidang produksi dan penjualan
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu dalam masyarakat, usaha tersebut dilaksanakan ditempat yang
dianggap strategis dalam suasana lingkungan yang informal. Haryono (1986) dalam Raditya dan Dian (2016). Kota Malang
merupakan salah satu kota yang mempunyai taman aktif dengan jumlah 6 taman aktif. Taman aktif selain memilki fungsi
sebagai icon yang mempercantik suatu kota serta sebagai sarana untuk ruang publik tetapi taman aktif juga merupakan sebuah
kawasan yang bisa dimanfaatkan oleh PKL dalam mencari rejeki dengan melihat peluang yang ada pada ruang publik terutama
pada taman aktif yang dimana notabennya terdapat aktivitas antar individu maupun kelompok yang dimana bakal
memungkinkan untuk membutuhkan PKL untuk menunjang kegiatan para pengunjung taman.
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti bahwa kondisi pada beberapa taman aktif di Kota
Malang terdapat beberapa taman aktif yang masih terdapat keberadaan PKL. Dalam hal ini sebenarnya kebutuhan pengunjung
taman akan PKL merupakan aspek pendukung dalam melakukan kegiatan para pengunjung taman aktif. Kebijakan pemerintah
memberi keterbatasan PKL dalam melakukan usaha berdagang pada taman aktif membuat penurunan hubungan antara PKL
dengan pembeli yaitu pengunjung taman aktif tersebut. Pemanfaatan ruang yang dipakai oleh para PKL dan pengunjung taman
akan mempengaruhi hubungan dari individu tersebut. Sinergitas pemanfaatan ruang tersebut nantinya akan terbentuk dari tiap-
tiap rencana pembagian segmen ruang publik taman aktif dengan didasari pada kegaiatan atau aktivitas dari para PKL dan
pengunjung taman. Pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung akan dapat terbentuk pada masing-
masing bagian taman apabila terdapat hubungan diantara keduanya. Dari permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan
untuk merumuskan Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Berdasarkan Persepsi Pedagang Kaki Lima (PKL) Dan
Pengunjung Taman di Kota Malang.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam penelitian ini menitikberatkan pada bagaimana cara mengkaji hubungan atau sinergitas pemanfaatan ruang
publik berdasarkan persepsi Pedagang Kaki Lima (PKL) dengan pengunjung taman aktif sebagai penunjang kebutuhan
pengunjung taman dalam melakukan kegiatan dan untuk mengurangi kesan negatif terhadap Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
berada pada kawasan taman aktif di Kota Malang. Dari hal tersebut didaptlah rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Persepsi PKL terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif ?
2. Bagaimana Persepsi pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif ?
3. Bagaimana bentuk Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif antara PKL dan Pengunjung Taman ?

1.3. Tujuan dan Sasaran


Tujuan merupakan suatu hal-hal yang ingin dicapai pada sebuah penelitian dan sasaran merupakan langkah-langkah
yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut dari suatu penelitian.

1.3.1. Tujuan
Dalam penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk merumuskan bentuk sinergitas pemanfaatan ruang publik taman
aktif berdasarkan persepsi Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pengunjung taman di Kota Malang.

1.3.2. Sasaran
Untuk mengetahui sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif berdasarkan persepsi PKL dan pengunjung
taman, maka sasaran dalam penilitian ini ialah sebagai berikut :
1. Mengetahui Persepsi PKL terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif
2. Mengetahui Persepsi pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif
3. Merumuskan bentuk Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif antara PKL dan Pengunjung Taman.

1.4. Ruang Lingkup


Dalam ruang lingkup penelitian ini merupakan batasan-batasan dalam suatu penelitian. Ruang lingkup dibagi atas
ruang lingkup lokasi dan ruang lingkup materi.

1.4.1. Ruang Lingkup Lokasi


Lokasi dalam penelitian ini ialah Kota Malang. Kota Malang merupakan sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa
Timur dengan memiliki luas 145,3 Km2.. seacara astronomis Kota Malang terletaka pada koordinat 112o 06’ – 112o 07’ Bujur
Timur dan 7o 06’ – 8o 02’ Lintang Selatan. Jelasnya dapat dilihat pada peta 1.1. Adapun batas administrasi Kota Malang adalah
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Singosari
2. Sebelah Selatan : Kec. Tajinan dan Kec. Pakisaji
3. Sebelah Timur : Kec. Pakis dan Kec. Tumpang
4. Sebelah Barat : Kec. Wagir dan Kec. Dau
Kota Malang memiliki taman aktif yang sengaja disediakan oleh pihak pengelola bagi pengunjung seperti Alun-alun
Tugu, Alun-alun Merdeka, Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Pandanwangi, Taman Singha Merjosari dan Taman Slamet.
Secara mikro, pemilihan lingkup lokasi pada penelitian ini didasari oleh hasil observasi awal yang dilakukan peneliti, sehingga
didapatkannya lokasi-lokasi taman aktif yang menjadi lokasi studi peneliti. Observasi awal peneliti menggunakan 3 kriteria
dalam melakukan pemilihan lokasi studi, yaitu adanya interaksi pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan
pengunjung taman, adanya pemanfaatan ruang publik taman secara aktif dan adanya para PKL yang melakukan usaha
dagangnya pada taman aktif, Dari ketiga kriteria tersebut, peneliti menentukan 3 (tiga) lokasi ruang publik taman aktif yang
dijadikan sebagai lokasi penelitian, yaitu Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Singha Merjosari dan Taman Slamet (Peta 1.2).

1.4.2. Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam hal persepsi yang akan di bahas dalam penelitian ini terkait persepsi PKL dan pengunjung taman terhadap
sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif. Pada penelitian ini yang menjadi indikator dalam persepsi terkait
sinergitas ialah komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan.
2. Sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif berdasarkan persepi PKL dan pengunjung yang dimaksudkan ialah
mengidentifikasi pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung yang dapat memberikan bentuk
hubungan interaksi sehingga dapat dilihat keterhubungan yang dimana memanfaatakan ruang publik dalam melakukan
hal tersebut serta perencanaan pembagian segmen taman aktif terhadap sinergitas pemanfaatan ruang antara PKL dan
pengunjung.
1.5. Keluaran dan Kegunaan Yang Diharapkan
2.1. Keluaran (Output)
Keluaran merupakan hasil yang akan dicapai melalui sasaran. Pada penelitian ini terdapat 3 sasaran yaitu :
1. Mengetahui Persepsi PKL terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif
2. Mengetahui Persepsi pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif
3. Merumuskan bentuk Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL dan Pengunjung Taman
Dari sasaran diatas, adapun keluaran yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Teridentifikasinya persepsi PKL terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif
2. Teridentifikasinya persepsi pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif
3. Terumuskannya bentuk Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL dan Pengunjung Taman.

2.2. Manfaat Kegunaan Penelitian


Dalam sub bab ini akan dijelaskan mengenai manfaat dan kegunaan dari penelitian “Sinergitas Pemanfaatan Ruang
Publik Taman Aktif Berdasarkan Persepsi Pedagang Kaki Lima (PKL) Dengan Pengunjung Taman di Kota Malang” adalah
sebagai berikut :

A. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini menjelaskan tentang manfaat yang akan didapat oleh peneliti, pembaca, pemerintah serta
masyarakat.
1. Bagi peneliti, penelitian ini memberi pengetahuan dan wawasan mengenai hubungan interaksi (sinergitas) antara
PKL dan pengunjung taman dalam pemanfaatan ruang publik taman aktif. Bentuk hubungan interaksi (sinergitas)
antara PKL dan pengunjung taman dapat dijadikan referensi bagi para peneliti selanjutnya yang akan melakukan
penelitian dengan tema yang sama ataupun dalam hal pengembangan dan penataan PKL pada taman aktif.
2. masukan atau rekomendasi bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait hubungan interaksi (sinergitas)
antara PKL dengan pengunjung taman aktif dalam pemanfaatan ruang publik taman aktif serta dapat melakukan
kebijakan peraturan kepada PKL dan penataan bagi para PKL pada taman aktif di Kota Malang.
3. Bagi Masyarakat, memberikan pemahaman pada masyarakat tentang hubungan interaksi (sinergitas) antara PKL
dengan pengunjung taman dalam pemanfaatan ruang publik taman aktif. Apabila pemerintah melibatkan
masyarakat dalam pengolahannya, kedepannya diharapkan masyarakat dapat memberi masukan dan saran serta
turut dalam berpartisipasi dalam mendukung tindakan tersebut.
4. Diharapkan dengan diketahuinya sinergitas antara PKL dengan pengunjung, pemerintah dapat mengambil sikap
tentang keberadaan PKL pada taman aktif di Kota Malang.

B. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian dibagi menjadi dua yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, penelitian ini diharapkan
berguna bagi kalangan teoirits maupun kalangan praktis.
a. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman terhadap perkembangan disiplin ilmu
Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) terkhusus untuk yang berkaitan dengan sinergitas pemanfaatan ruang publik
taman aktif berdasarkan persepsi PKL dengan pengunjung taman aktif di Kota Malang.
b. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang terkait
dengan hubungan interaksi (sinergitas) dalam pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dengan pengunjung
taman aktif. Hal ini berkaitan dengan sumbangsih pemerintah serta para pakar-pakar dalam memberikan kebijakan
peraturan kepada PKL dan penataan berkelanjutan untuk PKL pada taman aktif dalam melakukan keserasian dengan
pengunjung taman.

1.6. Kerangka Pikir


Kerangka pikir merupakan tahapan awal alur pemikiran peneliti dalam menyusun apa yang akan diteliti. Dapat
dilihat pada diagram 1.1.
Peta 1.1
Batas Administrasi Kota Malang
Diagram 1.1 Kerangka Pikir

Latar Belakang
 Ruang publik merupakan ruang yang mewadahi kepentingan publik atau masyarakat umum melakukan komunikasi dengan kolega, bermain, jalan-
jalan, melepas lelah, melihat lihat taman,, bisa jadi hanya nongkrong menyaksikan hiruk pikuk kota sambil makan makanan kecil dan minuman yang
dibawa sendiri atau beli dari Pedagang Kaki Lima didekatnya. (Edy, 2005)
 Penggunaan ruang publik berupa taman aktif demi mendukung kegiatan para pengunjung taman diperlukan adanya sarana komersial seperti food
court (tempat makan) ataupun PKL.
 Kebutuhan pengunjung taman di taman aktif Kota Malang akan PKL dapat membentuk suatu hubungan yang menjadi nilai positif dalam melakukan
pemanfaatan ruang, dalam memenuhi kebutuhan pengujung para PKL masih dibatasi oleh kebijakan yang menjadi hal waspada bagi mereka. Tujuan
penelitian ini dimaksudkan untuk mencari bentuk hubungan atau sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif berdasarkan persepsi PKL dan
pengunjung taman di Kota Malang

Rumusan Masalah
1. Bagaimana Persepsi PKL terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif ?
2. Bagaimana Persepsi pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif ?
3. Bagaiamana bentuk Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL dan Pengunjung Taman ?

Sasaran 1 Sasaran 2
Mengetahui persepsi PKL terhadap sinergitas Mengetahui persepsi pengunjung taman terhadap
pemanfaatan ruang publik taman aktif sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif.

Metode Analisa Metode Analisa


Sasaran 1 Sasaran 2
Analisa Statistik Deskriptif Analisa Statistik Deskriptif

Keluaran Analisa Keluaran Analisa


Sasaran 1 Sasaran 2
Persepsi PKL terhadap sinergitas Persepsi pengunjung taman terhadap sinergitas
pemanfaatan ruang publik taman aktif pemanfaatan ruang publik taman aktif
Sasaran 3
Merumuskan bentuk sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif
antara PKL dan pengunjung taman.

Metode Analisa
Sasaran 3
Analisa Model Interatif Miles & Huberman

KELUARAN
Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman
Aktif Antara PKL dan Pengunjung Taman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sinergitas
Pamudji (1985) dalam Bayu, dkk (2017) sinergitas pada hakikatnya merupakan sebuah interaksi dari dua pihak atau
lebih yang saling berinteraksi dan menjalin hubungan yang bersifat dinamis guna mencapai tujuan bersama. Menurut Cash
Man (2014) sinergi merupakan membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan
yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.
Indikator dalam menganalisis sinergitas dalam penelitian ini mengacu pada Doctoroff (1977), yakni syarat utama
bagi suatu sistem sinergi yang ideal adalah mencakup indikator komunikasi yang efektif, feedback (umpan balik) yang cepat,
kepercayaan dan kreativitas. Menurut Akbar (2017) sinergitas dapat terbangun melalui dua cara yaitu komunikasi dan
koordinasi. Disamping adanya komunikasi dalam menciptakan sinergitas juga memerlukan koordinasi. Menurut Silalahi
(2011) dalam Akbar (2017) menjelaskan bahwa koordinasi adalah integrasi dari kegiatan-kegiatan individual dan unit-unit ke
dalam satu usaha bersama yaitu bekerja kearah tujuan bersama.
Melalui sinergitas, kerjasama dari paradigma (pola pikir) yang berbeda akan mewujudkan hasil lebih besar dan
efektif sehubungan proses yang dijalani menunjukkan tujuan yang sama dan kesepakatan demi hasil positif. Sinergitas adalah
proses yang harus dilalui masing-masing pihak, yang mana perlu waktu dan konsistensi. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk
membangun rasa saling percaya sehingga sinergitas terbangun sebagai kerja sama kreatif. Sinergitas dalam penelitian ini
merupakan suatu hubungan yang diinginkan dengan melihat kondisi bahwa adanya PKL di kawasan taman aktif di Kota
Malang merupakan larangan yang tertuang pada PERDA Kota Malang tetapi kebutuhan pengunjung akan PKL membuat
hubungan PKL terhadap pengunjung taman aktif menjadi suatu elemen-elemen pendukung yang diharapkan dapat membentuk
keserasian antara pengguna ruang public serta memberikan kesan positif terhadap penggunaan ruang public dan menciptakan
hubungan baru yang memberi keharmonisan dalam suatu kawasan.

Tabel 2.1.
Hasil Sintesa Sinergitas
Sumber Kata Kunci

Pamudji (1985) - Interaksi


- Menjalin hubungan

Cash Man (2014) - Membangun kerjasama

Doctoroff (1977) - Komunikasi yang efektif


- Feedback yang cepat
- Kepercayaan
- Kreativitas
Akbar (2017) - Komunikasi
- Koordinasi
Sumber : Hasil kajian peneliti, 2018

Berdasarkan hasil sintesa sinergitas diketahui bahwa sinergitas merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih
individu agar dapat menajalin serta membangun kerjasama yang ideal. Dalam hal membangun atau menjalin sinergitas terdapat
beberapa indikator yaitu komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan.

2.2. Ruang Publik


2.2.1. Pengertian Ruang Publik
Ruang publik merupakan ruang yang mewadahi kepentingan publik atau masyarakat umum misalnya melakukan
komunikasi dengan kolega, pertemuan infonnal komunitas tertentu, bennain, jalan jalan, melepas lelah, melihat lihat taman
dan penghijauan, sekedar melihat orang lewat atau memperhatikan kegiatan orang disekitar ruang tersebut, bisa jadi hanya
nongkrong menyaksikan hiruk pikuk kota sambil makan makanan kecil dan minuman yang dibawa sendiri atau beli dari
Pedagang Kaki Lima didekatnya (Edy, 2005).
Ruang publik yang dimaksud secara umum pada sebuah kota, menurut Project for Public Spaces in New York tahun
1984, adalah bentuk ruang yang digunakan manusia secara bersama-sama berupa jalan, pedestrian, taman-taman, plaza,
fasilitas transportasi umum (halte) dan museum. Pada umumnya ruang publik adalah ruang terbuka yang mampu menampung
kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang ini memungkinkan terjadinya
pertemuan antar manusia untuk saling berinteraksi. Karena pada ruang ini seringkali timbul berbagai kegiatan bersama, maka
ruang-ruang terbuka ini dikategorikan sebagai ruang umum. 1

2.2.2. Tujuan dan Fungsi Ruang Publik


Berdasarkan buku dari Stephen Carr (1992) tentang Public Space terdapat beberapa elemen dalam tujuan adanya
ruang public di suatu kawasan, diantaranya adalah:
1. Kesejahteraan Masyarakat
2. Peningkatan Visual (Visual Enhacement)
3. Peningkatan Lingkungan (Environmental Enhacement)
4. Pengembanagan Ekonomi (Economic Development)
5. Peningkatan Kesan (Image Enhacement)
Menurut Darmawan (2007:2) karena pentingnya fungsi ruang public dalam perencanaan kota, perlu diuraikan
sebagai berikut :
1. Sebagai pusat interaksi, komunikasi masyarakat, baik formal maupun informal seperti upacara bendera, sholat ied
pada hri idul fitri, dan peringatan-peringatan yang lain serta informal seperti pertemuan-pertemuan individual dan
lain sebagainya.
2. Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor-koridor, jalan jalan yang menuju ke arah ruang public tersebut dan
ruang pengikat dilihat dari struktur kota, sekaligus sebagai pembagi ruang-ruang fungsi bangunan di sekitarnya.
3. Sebagai tempat pedagang kaki lima yang menjajakan makanan dan minuman, pakaian, souvenir dan jasa
intertainment seperti tukang sulap, tarian kera dan sebagainya.
4. Sebagai paru-paru kota yang dapat menyegarkan Kawasan tersebut, sekaligus sebagai ruang evakuasi untuk
menyelamatkan masyarakat apabila terjadi bencana gempa atau yang lainnya.

2.2.3. Kriteria Ruang Publik


Ruang public yang menarik akan selalu dikunjungi oleh masyarakat luas dengan berbagai tingkat kehidupan sosial-
ekonomi-etnik, tingkat Pendidikan, perbedaan umur dan motivasi atau tingkat kepentingan yang berlainan (Darmawan,
2007:4). Menurut Darmawan (2007:4) kriteria ruang public secara esensial ada tiga macam yaitu sebagai berikut :
1. Meaningful
Dapat memberikan makna atau arti bagi masyarakat setempat secara individual maupun kelompok
2. Responsive
Tanggap terhadap semua keinginan pengguna dan dapat mengakomodir kegiatan yang ada pada ruang public.
3. Democratic
Dapat menerima kehadiran berbagai lapisan masyarakat dengan bebas tanpa ada diskriminasi.

2.2.4. Taman Aktif Sebagai Bagian Ruang Publik


Menurut Didit (2012) ruang public disuatu Kawasan dibedakan menjadi 2 (dua) berdasarkan sifatnya, yaitu :
1. Ruang Publik Terbuka
Ruang public yang terletak diluar bangunan, dapat dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap orang, serta mampu
memberikan kesempatan untuk terjadinya bermacam-macam kegiatan (multifungsi). Contoh ruang public terbuka antara
lain, jalan, jalur pedestrian, taman lingkungan, plaza, lapangan olahraga, taman kota, taman rekreasi, dan lain-lain.
2. Ruang Publik Tertutup
Ruang public tertutup tidak selamanya dapat didefinisikan sama dengan pendefinisian ruang public secara umum.
Bangunan-bangunan pemerintah seperti perpustakaan umum dan bangunan-bangunan lain yang sejenis juga termasuk
ruang public. Namun, tidak semua bangunan milik negara dapat didefinisikan seperti itu. Beberapa taman, mall, ruang
tunggu dan lainnya tutup ketika malam hari. Sehingga secara umum terutama waktu tertentu tempat-tempat seperti itu
tidak dapat dikatakan bisa digunakan untuk kepentingan public.
Berdasarkan sifat ruang public terbuka, taman kota merupakan salah satu bagian atau contoh dari ruang public
terbuka dari sekian banyaknya contoh yang ada. Dalam Didit (2012) Taman kota merupakan suatu ruang milik bersama
tempat melakukan aktivitas, itu sebabnya Carr dkk (1992) mengkategorikan taman kota sebagai bagian dari ruang public.
Taman dapat diartikan sebagai tanaman yang ditanam dan ditata sedemikian rupa, baik sebagian maupun hasil rekayasa
manusia untuk mendapatkan komposisi tertentu yang indah. Taman kota merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian
rupa, sehingga mempunyai keindahan, kenyamanan, dan keamanan bagi pemiliknya atau penggunanya.
Taman kota sendiri diklasifikasikan lagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu terdiri dari taman aktif dan taman pasif. Taman
aktif mempunyai definisi yaitu merupakan taman yang memiliki fungsi sebagai tempat olahraga, bersantai, bermain dan

1Muhammad Syafii, “Ruang Publik Menurut Ahli” https://www.scribd.com/doc/311906588/Ruang-Publik-Menurut-Ahli. Tanggal Akses


: 18 Februari 2018 pukul 23.40 WIB.
sebagainya dimana ada interaksi yang dilakukan oleh setiap individu serta kelompok dan dilengkapi dengan elemen-
elemen pendudkung taman. Sedangkan, taman pasif memiliki makna bahwa taman ini hanya berfungsi sebagai elemen
estetis atau keindahan saja, sehingga kebanyakan taman tersebut dijaga untuk mempertahankan keindahannya. Menurut
Freska dan Diah (2015) taman aktif adalah taman yang didalamnya dibangun suatu kegiatan pemakai taman sehingga
pemakai taman secara aktif menggunakan fasilitas didalamnya.

Tabel 2.5.
Hasil Sintesa Taman Aktif Sebagai Bagian Ruang Publik
Sumber Kata Kunci

Didit (2012) - Ruang public terbuka


- Ruang public tertutup

Didit (2012) - Taman kota merupakan suatu ruang milik


bersama tempat melakukan aktivitas

Carr dkk (1992) - Taman kota sebagai bagian dari ruang


public
Freska dan Diah (2015) - Suatu kegiatan pemakai taman sehingga
pemakai taman secara aktif menggunakan
fasilitas didalamnya.

Sumber : Hasil kajian peneliti, 2018

Berdasarkan hasil sintesa taman aktif sebagai ruang public, ditarik kesimpulan bahwa taman aktif berdasarkan ruang
public menurut sifatnya dibedakan menjadi dua yaitu ruang public terbuka dan ruang public tertutup. Ruang public terbuka
didalamnya terdapat taman kota dan pada taman kota terdapat 2 jenis taman yaitu taman aktif dan taman pasif. Maka taman
aktif merupakan bagian dari ruang public. Dalam pengertiannya taman aktif merupakan taman yang didalamnya terdapat
pemakai taman yang dimana menggunakan fasilitas didalamnya secara aktif dan terdapat interaksi kegiatan di dalam taman
tersebut.

2.3. Pedagang Kaki Lima (PKL) Sebagai Sektor Informal


2.3.1. Pengertian Pedagang Kaki Lima (PKL)
Menurut Haryono (1989) dalam (Raditya dan Dian, 2016), Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan salah satu bentuk
kegiatan sektor informal, dalam melakukan aktifitasnya seringkali memanfaatkan lokasi yang tidak diperuntukkan sebagi
tempat berjualan. Menurut PERDA Kota Malang No.1 Tahun 2000 tentang Pengaturan dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima
pada pasal 1 dijelaskan bahwa Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah pedagang yang melakukan usaha perdagangan non formal
dengan menggunakan lahan terbuka dan/atau tertutup, sebagian fasilitas umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah
sebagai tempat kegiatan usahanya baik dengan menggunakan peralatan bergerak maupun tidak bergerka sesuai waktu yang
telah ditentukan.
Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah pedagang kecil yang umumnya berperan sebagai penyalur barang-barang dan
jasa ekonomi kota, yang dilakukan cenderung berpindah-pindah dengan kemampuan modal yang kecil/terbatas, dalam
melakukan usaha tersebut menggunakan peralatan sederhana dan memiliki lokasi di tempat-tempat umum dengan tidak
mempunyai legalitas formal (Didit, 2012). Mc.Gee dan Yeung (1977:25) dalam Uzhma, Agus, dan Popi (2015) menyatakan
bahwa PKL dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang menjajakan barang dan jasa di tempat-tempat umum, terutama
di trotoar dan pinggir jalan.
Menurut Manning (1996) dalam Sumarwanto (2012) pengertian Pedagang Kaki Lima (PKL) berasal dari jaman Raffles
yaitu “5 (five) feets” yang berarti jalur pejalan kaki dipinggir jalan selebar lima kaki. Menurut Haryono (1986) dalam Raditya
dan Dian (2016) Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah orang dengan modal relative sedikit berusaha dalam dibidang produksi
dan penjualan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu dalam masyarakat, usaha tersebut dilaksanankan
ditempat yang dianggap strategis dalam suasana lingkungan yang informal.

Tabel 2.6.
Hasil Sintesa Pengertian Pedagang Kaki Lima (PKL)
Sumber Kata Kunci

PERDA Kota Malang No.1 Tahun 2000 - Pedagang yang melakukan usaha perdagangan non formal
- menggunakan lahan terbuka dan/atau tertutup

(Didit, 2012) - Penyalur barang-barang dan jasa ekonomi kota


- Cenderung berpindah-pindah dengan kemampuan modal yang kecil/terbatas
- Menggunakan peralatan sederhana
- Memiliki lokasi di tempat-tempat umum dengan tidak mempunyai legalitas
formal
Mc.Gee dan Yeung (1977:25) dalam Uzhma, - Kelompok orang yang menjajakan barang dan jasa di tempat-tempat umum,
Agus, dan Popi (2015) terutama di trotoar dan pinggir jalan.
Manning (1996) dalam Sumarwanto (2012) - Jalur pejalan kaki dipinggir jalan selebar lima kaki.

Haryono (1986) dalam Raditya dan Dian - Orang dengan modal relative sedikit
(2016)
Sumber : Hasil kajian peneliti, 2018

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian Pedagang Kaki Lima merupakan kegiatan sektor
informal yang melakukan kegiatan usaha berdagang pada lahan terbuka ataupun tertutup dan cenderung berpindah-pindah
tempat dengan menggunakan sarana perdagangan sebagai alat untuk membantu kelancaran dalam berdagang. Biasanya PKL
melakukan usaha berdagang di tempat-tempat umum seperti taman dan trotoar.

2.3.2. Karakteristik Umum Pedagang Kaki Lima (PKL)


A. Jenis Dagangan PKL
Menurut Mc. Gee dan Yeung (1977: 82-83), jenis dagangan PKL sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang ada di
sekitar kawasan dimana pedagang tersebut beraktivitas. Misalnya di suatu kawasan perdagangan, maka jenis dagangan yang
ditawarkan akan beranekaragam, bisa berupa makanan/minuman, barang kelontong, pakaian, dan lain-lain. Menurut Nelly,
dkk. (2016) jenis dagangan yang ditawarkan oleh Pedagang Kaki Lima (PKL) dokelompokkan menjadi 4 (empat) yaitu :
1. Makanan yang tidak dan belum diproses, termasuk makanan mentah, seperti daging, buah-buahan dan sayuran.
2. Makanan yang siap saji, seperti nasi dan lauk pauknya dan juga minuman.
3. Barang bukan makanan, mulai dari tekstil hingga obat-obatan.
4. Jasa, yang terdiri dari beragam aktifitas, misalnya tukang potong rambut dan lain sebagainya.

Tabel 2.7.
Hasil Sintesa Jenis Dagangan PKL
Sumber Kata Kunci

Mc. Gee dan Yeung (1977) - Makanan


- Minuman
- Barang Kelontong
- Pakaian
Nelly, dkk. (2016) - Makanan yang tidak dan belum diproses
- Makanan yang siap saji.
- Barang bukan makanan
- Jasa.
Sumber : Hasil kajian peneliti, 2018

Berdasarkan hasil sintesa didapat bahwa jenis dagangan PKL berupa makanan, minuman, barang dan jasa.

B. Bentuk Sarana Perdagangan PKL


Adapun sarana fisik untuk berdagang PKL menurut Waworoentoe (1973) dalam Widjajanti (2000: 39), dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Kios, jenis sarana ini biasanya dipakai oleh PKL yang tergolong menetap secara fisik tidak dapat dipindah‐
pindahkan, dengan bangunan berupa papan‐papan yang diatur.
2. Warung semi permanen, sarana fisik PKL ini berupa gerobak yang diatur berderet ditambah meja dan bangku
Panjang. Atap menggunakan terpal yang tidak tembus air.
3. Gerobak/kereta dorong, sarana ini ada dua jenis lagi yaitu yang beratap (sebagai perlindungan barang dagangan dari
pengaruh debu, panas, hujan) dan tidak beratap.
4. Jongkol/meja, bentuk sarana ini ada yang beratap dan ada yang tidak beratap. Biasanya dipakai oleh PKL yang lokasi
tergolong tetap.
5. Gelaran/alas, bentuk sarana ini adalah dengan menajajkan barang dagangan daiatas tikar atau alas yang digelar.
6. Pikulan/keranjang, biasanya digunakan oleh pedagang keliling (mobile hawkers) atau PKL yang semi menetap.
Dengan menggunakan satu atau dua buah keranjang dengan cara dipikul. Bentuk sarana ini bertujuan agar mudah
dibawa dan dipindah-pindahkan.
Tabel 2.8.
Hasil Sintesa Bentuk Sarana Perdagangan PKL
Sumber Kata Kunci

Waworoentoe (1973) dalam - Kios, jenis sarana ini secara fisik tidak dapat dipindah‐pindahkan
Widjajanti (2000: 39) - Warung semi permanen, sarana fisik PKL ini berupa gerobak yang diatur berderet
ditambah meja dan bangku Panjang
- Gerobak/kereta dorong, sarana ini ada dua jenis lagi yaitu yang beratap dan tidak
beratap.
- Jongkol/meja, bentuk sarana ini ada yang beratap dan ada yang tidak beratap
- Gelaran/alas
- Pikulan/keranjang, biasanya digunakan oleh pedagang keliling (mobile hawkers)
Sumber : Hasil kajian peneliti, 2018

Berdasarkan hasil sintesa didapat bahwa bentuk sarana PKL berupa kios,warung semi permanen,gerobak,jongkol/
meja, gelaran, dan pikulan.

C. Pola Pelayanan Aktifitas PKL


Menurut Mc. Gee dan yeung (1977:76) pola pelayanan ialah cara berlokasi aktivitas PKL dalam memanfaatkan
ruang kegiatannya sebagai tempat usaha. Pola pelayanan aktifitas PKL ialah sebagai berikut :
1. Sifat Pelayanan PKL
Menurut Mc. Gee dan Yeung (1977:82) sifat pelayanan PKL dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu:
a. Pedagang Menetap (Static)
Pedagang menetap yaitu suatu bentuk layanan yang mempunyai cara atau sifa menetap pada suatu lokasi tertentu.
b. Pedagang Semi Menetap (semi static)
Pedagang semi menetap (berpindah) merupakan suatu bentuk layanan pedagang yang mempunyai sifat menetap
yang sementara, yaitu hanya pada saat terntentu saja.
c. Pedagang Keliling (mobile)
Pedagang keliling yaitu suatu bentuk layanan pedagang dalam melayani konsumennya mempunyai sifat yang
selalu berusaha mendatangi atau mengejar konsumen.
Sedangkan Mc. Gee dan yeung (1977:76) menyatakan bahwa pola aktifitas PKL menyesuaikan terhadap irama dan
ciri kehidepan masyarakat sehari-hari. Penentuan periode waktu kegiatan PKL didasarkan pula atau sesuai dengan perilaku
kegiatan formal.
Tabel 2.10.
Hasil Sintesa Pola Pelayanan Aktifitas PKL
Sumber Kata Kunci

Mc. Gee dan Yeung (1977:76) - Sifat Pelayanan PKL


 Pedagang Menetap (Static)
 Pedagang Semi Menetap (semi static)
 Pedagang Keliling (mobile)
Sumber : Hasil kajian peneliti, 2018

Berdasarkan hasil sintesa pola pelayanan aktifitas PKL memiliki 3 sifat yaitu pedagang menetap, pedagang semi
menetap, dan keliling.

2.4. Pengertian Persepsi


Menurut Wojowasito dalam Budi (2006) persepsi adalah kata dalam Bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa
inggris precieve yang berarti melihat atau mengamati. Istilah persepsi sering disebut juga dengan pandangan, gambaran, atau
anggapan, sebab dalam persepsi terdapat tanggapan seseorang mengenai satu hal atau objek. 2 Persepsi mempunyai banyak
pengertian, diantaranya adalah :
1. Menurut Bimo Walgito, pengertian persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan
proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris.

2Hariyanto,“Pengertian Persepsi Menurut Ahli”, http://belajarpsikologi.com/pengertian-persepsi-menurut-ahli/. Tanggal akses 18


Februari 2018 pukul 18.00 WIB
2. Menurut Slameto (2010:102) = persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam
otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini
dilakukan lewat inderanya, yaitu indera pengelihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.
3. Menurut Robbins (2003:97) yang mendeskripsikan bahwa persepsi merupakan kesan yang diperoleh oleh individu
melalui panca indera kemudian di analisa (diorganisir), diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu
tersebut memperoleh makna.
4. Dalam kamus besar psikologi, persepsi diartikan sebagai suatu proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan
dengan menggunakan indra-indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada
dilingkungannya.3

2.5. Penelitian Terdahulu


Dalam subbab ini menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang terkait guna memberi arahan kepada peneliti dalam
menyusun penelitian ini. Terdapat 3 penelitian terdahulu yang dipakai untuk membantu peneliti menyusun penelitian ini,
diantaranya :
1. Budi (2006) membahas tentang kajian lokasi PKL berdasarkan Preferensi PKL serta persepsi masyarakat di Kota
Pemalang. Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel yaitu karakteristik PKL, lokasi PKL, persepsi dan preferensi.
Dari keempat variabel tersebut, peneliti menggunakan varibel karakteristik PKL yang bertujuan untuk menyusun
gambaran umum penelitian terkhusus kepada gambaran umum tentang PKL di lokasi studi.
2. Mukhtaromi, dkk (2014) dan Kurniawan (2017) melakukan penelitian tentang tema sinergitas. Kedua penelitian
terdahulu ini memakai variabel komunikasi, feedback (umpan balik), kepercayaan dan kreativitas. Variabel yang
akan diteliti pada penelitian ini adalah komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan yang disesuaikan
dengan lokasi studi.
Dari ketiga penelitian tersebut, variabel yang akan digunakan adalah karakteristik PKL, komunikasi, feedback
(umpan balik) dan kepercayaan digunakan untuk mengarahkan peneliti untuk mencapai hasil tujuan dari penelitian ini.

2.6. Landasan Penelitian


Landasan penelitian merupakan kajian dari semua refrensi yang ada yang disusun menjadi beberepa teori yang akan
dipakai sesuai dengan apa yang diinginkan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan variable yang diperoleh dari
kesimpulan sintesa pustaka dan penelitian terkait. Penelitian ini menitik beratkan pada cara bagaimana mendapatakan atau
membangun hubungan kerjasama antara PKL dan pengunjung taman dalam memenuhi kebutuhan akan pendukung kegiatan
di taman aktif.

2.6.1 Pedagang Kaki Lima dan Persepsi


Pengertian Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan kegiatan usaha berdagang yang melakukan kegiatan usaha pada
lahan terbuka (taman, trotoar, dll.) dan cenderung berpindah-pindah tempat dengan menggunakan sarana perdagangan (kios,
warung semi permanen, gerobak dorong. Jongkol/meja, gelaran, dan pikulan) sebagai alat untuk membantu kelancaran dalam
berdagang (Waworoentoe, 1973). Adapun jenis dagangan yang sering dijual ialah makanan, minuman, barang dan jasa (Nelly,
2016). Dalam melakukan usaha berdagang, PKL kadang memilih untuk berjualan secara menetap tetapi juga terdapat PKL
yang berjualan secara semi menetap dan bahkan PKL cenderung berjualan secara keliling (mobile). Dalam hal persepsi, yang
akan di bahas dalam penelitian ini terkait persepsi PKL kepada pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaaan ruang public
taman aktif. Pada penelitian ini yang menjadi indikator dalam persepsi terkait sinergitas ialah komunikasi (suatu proses
seseorang atau beberapa orang untuk melakukan interaksi secara lisan diantaranya keramahan, kesopanan dan kemudahan),
feedback (umpan balik) merupakan tanggapan atau respon kepada pengunjung taman (kesukaan, kepuasan dan kesenangan),
kepercayaan yang dimaksudkan ialah terkait adanya keyakinan antara PKL dan pengunjung taman (dalam hal kedekatan dan
reliabilitas).

2.6.2 Pengunjung Taman dan Persepsi


Pengunjung taman merupakan seseorang yang sedang melakukan kunjungan ke suatu ruang publik terbuka (taman
aktif) dengan memiliki tujuan tertentu misalnya bermain, jalan-jalan, melihat-lihat taman, nongkrong sambil makan makanan
kecil dan minuman yang dibawa sendiri atau beli dari PKL. Dalam hal persepsi, yang akan di bahas dalam penelitian ini terkait
persepsi pengunjung taman kepada PKL terhadap sinergitas pemanfaaan ruang public taman aktif. Dalam penelitian ini yang
menjadi indikator dalam persepsi terkait sinergitas ialah komunikasi (suatu proses seseorang atau beberapa orang untuk
melakukan interaksi secara lisan diantaranya keramahan, kesopanan dan kemudahan), feedback (umpan balik) merupakan
tanggapan atau respon kepada pengunjung taman (kesukaan, kepuasan dan kesenangan), kepercayaan yang dimaksudkan ialah
terkait adanya keyakinan antara PKL dan pengunjung taman (dalam hal kedekatan dan reliabilitas).

2.6.3 Taman Aktif

3
Ibid.
Dalam pengertiannya taman aktif merupakan taman yang didalamnya terdapat pemakai taman yang dimana
menggunakan fasilitas didalamnya secara aktif dan terdapat interaksi kegiatan pada taman tersebut.

2.6.4 Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif


Pemanfaatan ruang publik taman aktif ialah dimaksudkan sebagai usaha para PKL dan pengunjung taman dalam
melakukan kegiatan dengan memanfaatkan ruang publik taman aktif dengan harapan terciptanya atau terbangunnya kerjasama
hubungan yang ideal. Pada kondisinya ruang publik taman aktif memang merupakan tempat yang dapat dipakai oleh semua
oknum. PKL melakukan usaha berdagang di taman tersebut sedangkan pengunjung taman juga memiliki tujuan sendiri untuk
ke berkunjung ke taman.

2.6.5 Sinergitas Pemanfaaatan Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL dan Pengunjung Taman
Penelitian dilakukan untuk melihat keterhubungan antara PKL dan pengunjung taman sehingga bisa diketahui
seberapa besar tingkat kebutuhan pengunjung terhadap PKL begitupun sebaliknya, untuk itu perlu dilakukan identifikasi PKL
berdasarkan persepsi pengunjung dan identifikasi pengunjung berdasarkan PKL, diharapkan hasil penelitian dapat mengetahui
tingkat kepentingan PKL bagi pengunjung dan sebaliknya serta melihat sinergitas yang terbentuk dari tiap-tiap pembagian
segmen taman aktif.
Sinergitas merupakan bentuk hubungan antara PKL dan pengunjung yang diwujudkan dengan komunikasi, feedback
(umpan balik), dan kepercayaan agar dapat membangun kerjasama yang ideal. Dalam hal membangun atau menjalin sinergitas
pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman terdapat beberapa indikator yaitu komunikasi (suatu
proses seseorang atau beberapa orang untuk melakukan interaksi secara lisan sehingga terjadi hubungan baik diantaranya
kesopanan, keramahan dan kemudahan) antara PKL dan pengunjung taman apakah terjadi komunikasi yang baik dalam
memanfaatkan ruang publik taman aktif , feedback (umpan balik) antara PKL dan pengunjung taman diantaranya kesukaan,
kepuasan dan kesenangan terhadap para PKL melakukan usaha berdagang pada taman aktif dan para pengunjung yang menjadi
calon pembelinya, dan kepercayaan antara PKL dan pengunjung taman ialah adanya kedekatan dan reliabilitas (hal-hal yang
diinginkan). Hal-hal tersebut yang perlu dilakukan untuk membangun rasa saling percaya sehingga sinergitas terbangun
sebagai kerja sama kreatif. Dari bentuk sinergitas yang akan dicapai kemudian dilakukan pembagian segmen taman yang
menjadi tempat terbentuknya sinergitas tersebut. Dalam mewujudkan sinergitas antara PKL dan pengunjung taman dibutuhkan
ruang untuk berinteraksi dalam mendukung sinergitas tersebut. Diharapkan studi ini dapat menjawab kebutuhan ruang dan
penataan PKL pada taman aktif di kota malang serta dilakukan revisi kebijakan tentang aturan para PKL.

2.7. Variabel Peneltian


Variabel penelitian ini merupakan sesuatu yang akan diteliti, diamati, dan akan dicari oleh peneliti berdasarkan
dengan apa yang akan dijabarkan pada tabel. Menurut Doctoroff (1977) ada 4 syarat yang menjadi indikator dalam mencapai
sinergitas yaitu komunikasi yang efektif, feedback (umpan balik) yang cepat, kepercayaan dan kreativitas. Berbeda dengan
Akbar (2017) mengatakan bahwa untuk mencapai sinergitas dibutuhkan komunikasi dan koordinasi, sementara menutu
Pamudji (1985) mengatakan bahwa sinergitas ialah sebuah interaksi dalam menjalin hubungan.
Dalam penelitian ini variabel yang akan dipakai yaitu komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan
dikarenakan menyesuaikan dan menyimpulkan dengan kondisi pada objek penelitian dan subjek yang akan dituju dan variabel
yang tidak dipilih sudah memenuhi pada variabel yang dipakai. Seperti halnya interaksi sudah termasuk dalam komunikasi
feedback (umpan balik) dan kepercayaan.

Tabel 2.13. Variabel Penelitian


N Sasaran Variabel Variabel Amatan Metode
o Analisa
.
1 Menegetah 1. Komunikasi 1. Komunikasi Analisis
ui persepsi 2. Feedback - Kesopanan Statistik
PKL (umpan balik) - Keramahan Deskriptif
terhadap 3. Kepercayaan - Kemudahan
sinergitas 2. Feedback (umpan
pemanfaata balik)
n ruang - Kesenangan
public - Kepuasan
taman aktif - Kesukaan
3. Kepercayaan
- Kedekatan
- Reliabilitas
(hal-hal yang
diharapkan)
N Sasaran Variabel Variabel Amatan Metode
o Analisa
.
2 Mengetahu 1. Komunikasi 1. Komunikasi Analisis
persepsi 2. Feedback - Kesopanan Statistik
pengunjung (umpan balik) - Keramahan Deskriptif
taman 3. Kepercayaan - Kemudahan
terhadap 2. Feedback (umpan
sinergitas balik)
pemanfaata - Kesenangan
n ruang - Kepuasan
public - Kesukaan
taman aktif
3. Kepercayaan
- Kedekatan
- Reliabilitas
(hal-hal yang
diharapkan)

3 Merumuska - Persepsi PKL Analisis


n bentuk terhadap Model
sinergitas sinergitas Interakif
pemanfaata pemanfaatanrua Miles &
n ruang ng publik taman Huberma
publik aktif n
taman aktif - Persepsi
antara PKL pengunjung
dan taman terhadap
pengunjung sinergitas
taman di pemanfaatan
Kota ruang public
Malang. taman aktif
Sumber : Hasil Kajian Peneliti, 2018

Jadi, dalam penelitian ini akan digunakan 3 variabel dalam mengukur terbentuknya sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif, yaitu komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan.
BAB III
METODOLOGI

3.1. Tahapan Penelitian


Tahapan penelitian dalam memaksimalkan hasil yang diinginkan dari penelitian ini terdiri dari lima tahapan yaitu
tahapan awal berupa perumusan masalah, kajian studi literatur, pengumpulan data, analisa serta penarikan kesimpulan. Untuk
lebih jelasnya mengenai tahapan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

3.1.1 Perumusan Masalah


Permasalahan yang dibahas pada penelitian ini yaitu Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Berdasarkan
Persepsi PKL dan Pengunjung Taman. Pedagang kaki lima merupakan salah satu sektor informal yang penyebarannya banyak
terdapat di ruang-ruang publik perkotaan. Pada penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab persepsi baik dari sisi pengunjung
dan pedagang serta sinergi antara keduanya.

3.1.2 Studi Literatur


Kegiatan studi literature ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian ini seperti teori dan konsep, penerapan studi kasus, contoh serta hal-hal lain yang relevan dalam penelitian ini.
Sumber-sumber untuk studi literature ini dapat berupa judul/ tema, makalah penelitian, buku, jurnal internet, artikel, ataupun
sumber literature lainnya yang diperoleh dari :
A. Ruang Referensi dan Bank Data Planologi ITN Malang
B. Perpustakaan ITN Malang
C. Perpustakaan Umum Kota Malang
Berdasarkan hasil studi literature kemudian akan diperoleh landasan teori mengenai variabel-variabel penelitian untuk
mengidentifikasi sinergi pedagang kaki lima dengan pengunjung taman aktif di Kota Malang dan kemudian di cross-check
dengan kondisi dilokasi studi.

3.1.3 Pengumpulan Data


Dalam suatu penelitian, data memiliki peranan yang sangat penting sebab data merupakan suatu masukan untuk alur
proses penelitian. Kelengkapan dan keakuratan data akan sangat mempengaruhi proses analisa dan hasil penelitian. Dalam
pengumpulan data harus memperhatikan metode yang dipakai dalam pengumpulan data tersebut yang digunakan. Selain itu,
kebutuhan data juga harus disesuaikan dengan proses analisis serta variabel yang digunakan dalam penelitian.
Adapun data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
A. Persepsi PKL terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif
B. Persepsi pengunjung terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif.

3.1.4 Analisa
Analisa merupakan proses lanjutan setelah dilakukannya pengumpulan data yang digunakan untuk menganalisis data
yang telah diperoleh untuk menjawab masalah penelitian serta mencapai tujuan dan sasaran dari penelitian tersebut. Analisa
yang dilakukan adalah analisa statistic deskriptif dan analisa deskriptif korelasi untuk mengetahui Sinergitas Pemanfaatan
Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL Dan Pengunjung Taman.

3.1.5 Kesimpulan
Kesimpulan merupakan langkah akhir dari sebuah penelitian untuk penarikan intisari dari hasil analisis yang telah
dilakukan dalam sebuah penelitian. Dalam proses penarikan kesimpulan, diharapkan dapat menjawab tujuan akhir dari
penelitian ini yakni mengetahui Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL Dan Pengunjung Taman
Aktif.

3.2. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data terdiri dari tahapan persiapan dan teknik survey, tahapan persiapan merupakan tahapan
awal dalam mempersiapkan segala kebutuhan berupa data - data awal sebagai bahan persiapan survey, sedangkan teknik survey
merupakan tahapan pengumpulan data dan informasi yang terkait dengan tema penelitian dimana terdiri dari survey primer
dan survey sekunder.

3.2.1 Tahapan Persiapan


Pada tahapan ini dilakukan persipan – persiapan sebelum melakukan survey, berupa tinjauan pustaka dari literature
yang beragam disesuaikan dengan kebutuhan di dalam penelitian. Tinjauan pustaka berupa pemahaman awal terhadap kondisi
wilayah dengan membaca dan memahami buku referensi, penelitian-penelitian dan informasi terutama yang relevan dengan
kebutuhan studi untuk keperluan dalam penyusunan landasan teori dan sebagai bahan acuan mengenai kondisi wilayah studi
pada masa lampau dan sekarang.
3.2.2 Tahapan Survey
Tahapan survey merupakan tahapan pengumpulan data yang terdiri dari survey primer dan sekunder. Proses
pengumpulan data yang berasal dari sumber data primer atau sekunder. Pada tahap pengumpulan data ini dilakukan beberapa
tahapan yang menjadi sistem kerja dalam memperoleh data yang ada di lapangan. Adapun cara perolehan data dan informasi
dilakukan dengan melihat data-data yang dibutuhkan antara lain :

A. Survey Primer
Survey primer adalah tinjauan lansung ke lapangan untuk melihat dan memahami kondisi fisik wilayah penelitian.
Adapun hasil dari survey primer dapat diperoleh dalam bentuk observasi, wawancara dan kuisioner. Terkait dengan cara
pengambilan data melalui survey primer akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Observasi (Pengamatan Langsung)
Menurut Sugiyono (2011), observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa
yang akan diamati, kapan dan di mana tempatnya. Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengkodean
serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan - tujuan empiris. Dasar
dari metode observasi pengamatan langsung yang dilakukan peneliti dilapangan yang diharapkan mampu menjawab
pertanyaan tentang Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Antara Pedagang Kaki Lima (PKL) Dengan Pengunjung Taman
di Kota Malang. Adapun tahapan observasi yang dilakukan antara lain : mengidentifikasi lokasi PKL yang terdapat pada
taman aktif di ruang terbuka publik Kota Malang. Dalam proses observasi, dilakukan pengamatan dan penilaian terhadap
persepsi antara pengunjung dan pedagang serta melihat sinergi antar keduanya. Observasi yang dilakukan pada wilayah
studi diantaranya adalah melihat titik lokasi pedagang-pedagang dan para pengunjung secara langsung pada lokasi studi
serta melihat fungsi kawasan taman aktif di ruang terbuka publik di Kota Malang.

Tabel 3.1
Data Primer Dengan Cara Observasi
No. Kebutuhan Data Bentuk Observasi
1. Kondisi taman aktif (Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Singha Merjosari, Taman  Melakukan pengamatan langsung.
Slamet)
2. Kondisi PKL pada taman aktif  Melakukan pengamatan langsung.
3. Pemanfaatan ruang publik taman aktif para pengunjung  Melakukan pengamatan langsung.
4. Pemanfaatan ruang publik taman aktif para PKL  Melakukan pengamatan langsung.
5. Pembagian segmen taman aktif  Melakukan pengamatan langsung.
Sumber : Kajian Peneliti 2018

2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menanyakan langsung kepada narasumber yang
membantu dan melengkapi pengumpulan data yang tidak dapat diungkapkan secara teknis observasi. Dengan metode
wawancara peneliti akan memberikan pertanyaan kepada para PKL dan pengunjung taman di taman aktif di Kota Malang.
Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara terbuka yang dititikberatkan untuk mengeksplorasi data-data dari
narasumber.
3. Kuisioner
Menurut Sugiyono (2008) “Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Kuisioner dalam penelitian ini
akan ditujukan kepada para PKL dan pengunjung taman pada lokasi studi. Diharapkan dengan kuisioner ini peneliti bisa
mendapatkan arahan jawaban yang diinginkan peneliti.
4. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan merekam kejadian atau situasi dilokasi penelitian yang berupa gambar (foto) untuk
menunjang dalam penelitian. Dalam hal ini pengambilan gambar akan dilakukan pada beberapa bagian lokasi studi yang
berkaitan dengan PKL di taman aktif Kota Malang. Dokumentasi yang dilakukan denga cara survey langsung ke lapangan
diantaranya adalah pengambilan foto/ gambar berupa :
a. Pedagang Kaki Lima
b. Taman Aktif Kota Malang
c. Foto responden (PKL dan pengunjung)
d. Foto kegiatan survey.

B. Survey Sekunder
Survey sekunder adalah kegiatan pengumpulan data-data dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau instansi
terkait dengan penelitian dan literatur-literatur yang mendukung pelaksanaan penelitian. Data yang dikumpulkan dalam
kegiatan survey sekunder berupa data terkait lokasi taman aktif di Kota Malang. Data tersebut dapat diperoleh dari Dinas
Lingkungan Hidup Kota Malang.
1. Literatur
Literatur/ studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari kepustakaan yang sesuai
dengan penelitian yang sedang dilakukan dan membantu merumuskan kebutuhan data penelitian, dalam hal ini
membutuhkan data teoritis, pendapat para ahli dalam berbagai bidang yang relevan dengan apa yang sedang kita kaji,
konsep-konsep teoritis, jurnal artikel penelitian terdahulu dan operasional penelitian. Adapun studi literatur untuk survey
sekunder dari penelitian ini adalah
a. Peraturan dan kebijakan mengenai ruang terbuka publik (Taman Aktif Kota Malang).
b. Peraturan dan kebijakan mengenai Pedagang Kaki Lima (Sektor Informal).

3.2.3 Metode Pengambilan Sampel (Accidental/Convenience Sampling)


Dalam Rozaini (2003) sampel tidak sengaja atau accidental sampling merupakan sampel diambil atas dasar
seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehendaki tidak berdasarkan pertimbangan yang
dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Menurut Sabari (2010), sesuai dengan nama Teknik sampling
ini, sifat accidental dan convenience menjadi dasar utamanya. Kurang tepat apabila hanya dikatakan bahwa Teknik ini
mendasarkan pertimbangan tertentu/kriteria tertentu, karena semua Teknik sampling pasti mempunyai petimbangan tertentu
dan kriteria tertentu. Berdasarkan West (1970) dalam Sabari (2010) sifat convenient mempunyai pengertian suitingone’s time
and needs, yang berarti pas dengan waktu dan kebutuhan peneliti atau memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Dalam Sabari (2010) memberikan contoh bahwa upaya peneliti untuk mengetahui persepsi turis asing tentang
fasilitas yang tersedia pada suatu kawasan wisata tertentu. Dalam hal ini, peneliti tidak dapat mengetahui sampling frame nya,
sehingga semua turis asing yang berkunjung di tempat objek wisata tersebut dapat dijadikan sebagai anggota sampel. Peneliti
dapat melakukan wawancara pada setiap turis asing kapan saja dijumpai asalkan masih berada pada kawasan wisata yang
bersangkutan. Teknik sampling ini sangat mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan biaya yang banyakdan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang relative cepat, sehingga hasil penelitian dapat disajikan dalam waktu yang cepat pula.
Berdasarakan literature diatas dapat disimpulkan bahwa dalam memperoleh responden persepsi PKL dan pengunjung terhadap
sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif, akan digunakan metode sampel accidental/convenience dalam penentuan
jumlah responden yang dimana akan mengikuti kondisi yang ada di lokasi penelitian.

3.3. Metode Analisis Data


Pada sub-bab ini metode analisis data merupakan cara-cara yang digunakan untuk menganalisa data yang telah
diperoleh baik data primer maupun data sekunder untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Metode analisa data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan, lapangan, dan dokumentasi.
Metode analisa pada dasarnya menjawab setiap sasaran penelitian. Metode analisa data dalam tugas akhir Sinergitas
Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL dan Pengunjung Taman Di Kota Malang terdiri atas analisa deskriptif
(descriptive analysis) dan analisa model interaktif Miles dan Huberman (interactive analysis). Adapun tahapan analisa
penelitian yang dapat dilihat pada tabel 3.2 ialah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Tahapan Analisa Penelitan


No. Sasaran Teknik Analisia Tujuan Analisa Hasil
1. Mengidentifikasi persepsi PKL Analisa statistik Mengetahui persepsi PKL Persepsi PKL terhadap
terhadap sinergitas pemanfaatan deskriptif terhadap sinergitas pemanfaatan sinergitas pemanfaatan ruang
ruang public taman aktif. (descriptive ruang public taman aktif. public taman aktif.
analysis)
2. Mengidentifikasi persepsi Analisa statistik Mengetahui persepsi pengunjung Persepsi pengunjung taman
pengunjung taman terhadap deskriptif taman terhadap sinergitas terhadap sinergitas
sinergitas pemanfaatan ruang public (descriptive pemanfaatan ruang public taman pemanfaatan ruang public
taman aktif analysis) aktif taman aktif
3. Merumuskan bentuk sinergitas Analisa Model Mengetahui bentuk sinergitas Sinergitas pemanfaatan ruang
pemanfaatan ruang publik taman Interaktif Miles & pemanfaatan ruang publik taman publik taman aktif antara
aktif antara PKL dan pengunjung Huberman aktif antara PKL dan pengunjung PKL dan pengunjung taman
taman di Kota Malang. taman di lokasi penelitian di lokasi penelitian.
Sumber : Kajian Penelitian 2018

3.3.1 Metode Analisa Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan atau generalisasi
(Sugiyono,2015). Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram
lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean, perhitungan desil, persentil, perhitungan rata-rata, standar deviasi,
dan perhitungan persentase. Adapun penjelasan beberapa bentuk penyajian data tersebut menurut Suntoyo (1990) adalah
sebagai berikut :
1. Rata-rata hitung atau nilai tengah, merupakan salah satu ukuran pemusatan. Nilai tengah dibedakan atas data
berkelompok dan data tidak berkelompok.
 Rumus tidak berkelompok : 𝑥 = ∑ 𝑥𝑖/𝑛
 Rumus data berkelompok : 𝑥 = ∑ 𝑓𝑖 𝑋𝑖 / ∑ 𝑓𝑖
2. Tabel frekuensi, merupakan tabel yang menunjukan sebaran atau distribusi frekuensi data yang kita miliki yang tersusun
atas frekuensi tiap kelas atau katagori. Frekuensi menunjukkan banyaknya pengamatan dalam kelas atu kategori yang
bersangkutan.
3. Penentuan interval dalam kelas, untuk menentukan selang dalam kelas terlebih dahulu kita tentukan rentang (range) data
yang akan kita sederhanakan. Dimana :
Rs = m-n/b
Rs : Rentang skala
m : Skor tertinggi pada skala
n : Skor terendah pada skala
b : Jumlah kelas yang ingin dibuat
Metode analisa statistik deskriptif ini akan menganalisa sasaran 1 dan 2 yakni mengidentifikasi persepsi PKL dan
pengunjung terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif. Keluaran dari analisa ini adalah persepsi PKL dan
pengunjung terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif dalam bentuk prosentase.

3.3.2 Metode Analisa Model Interaktif Miles & Huberman


Analisis data dalam penelitian ini juga mengacu pada model analisis interaktif yang di kembangkan oleh Matthew
B. Miles dan A. Michael Huberman. Berikut ditampilkan gambaran bentuk analisis model interaktif :

Gambar 3.1 Analisa Model Interaktif


Sumber : Analisi Interaktif Miles dan Huberman (1994)

Menurut Miles dan Huberman (1994) dan Romadhony (2017) adapun penjelasan dari model interaktif yang
dikembangakn oleh Miles dan Huberman dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah tahap mengumpulkan seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi,
penelitian kepustakaan dan dokumentasi serta data-data sekunder lainnya.
2. Reduksi Data
Proses reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Proses reduksi data bukanlah proses
yang sekali jadi, tetapi sebuah proses yang berulang selama proses penelitian kualitatif berlangsung. Data yang
diperoleh dilapangan kemudian direduksi oleh peneliti dengan cara klasifikasi data, menelusuri tema-tema, membuat
gugus, membuat pertisi, menulis memo, dan selanjutnya dilakukan pilihan terhadap data yang diperoleh dilapangan,
kemudian dari data itu mana yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan permasalahan dan focus penelitian.
Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, samapai laporan akhir secara
lengkap tersusun.
3. Penyajian Data
Penyajain data dimaknai sebagai sekumpulan informasi yang tersusun, yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mencemari penyajian data ini, maka akan dapat dipahami
apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Artinya meneruskan analisis atau mencoba untuk mengambil
sebuah tindakan dengan memperdalam temuan tersebut. Hal ini dilakukan untk memudahkan bagi peneliti melihat
gambaran dan bagian-bagian tertentu dari data penelitian, sehingga dari data tersebtu dapat ditarik kesimpulan.
4. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan analisis interaktif keempat adalah menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi. Dari permulaan
pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola
penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akaibat, dan proposisi. Sedang verifikasi merupakan
kegiatan pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran penganalisis selama peneliti mencatat, atau suatu
tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau peninjauan kembali serta tukar pikiran antara teman sejawat untuk
mengembangkan “kesempatan inter subjektif” dengan kata lain makna yang muncul dari data harus diuji
kebenarannya (validitasnya), verifikasi dalam penelitian dilakukan secara kontinyu sepanjang penelitian verifikasi
oleh peneliti, dimaksudkan untuk menganalisis dan mencari makna dari informasi yang dikumpulkan dengan
mencari tema, pola hubungan, permasalahan yang muncul, hipotesis yang disimpulkan secara relative, sehingga
terbentuk proposisi tertentu yang bisa mendukung teori ataupun penyempurnaan teori.
Dalam penelitian ini, metode analisis model interaktif Miles dan Huberman bertujuan untuk menganalisis sasaran 3
peneliti yakni merumuskan bentuk sinergitas dan pembagian segmen pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan
pengunjung taman di 3 (tiga) lokasi studi yakni Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Singha Merjosari dan Taman Slamet.

3.4. Kerangka Kerja


Kerangka kerja merupakan alur peneliti dalam melakukan tahapan-tahapan pengerjaan penelitian untuk mencapai
keluaran yang diinginkan. Kerangka kerja dapat dilihat pada diagram 3.1.
Diagram 3.1. Kerangka Kerja

INPUT

Persepsi PKL terhadap sinergitas pemanfaatan ruang public taman Persepsi pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaatan
aktif ruang public taman aktif

Karakteristik PKL Persepsi PKL Karakteristik pengunjung taman Persepsi Pengunjung taman
1. Sarana dagang 1. Komunikasi 1. Tujuan 1. Komunikasi
 Kios  Kesopanan  Bermain  Kesopanan
 Warung semi permanen  Keramahan  Jalan-jalan  Keramahan
 Gerobak dorong  Kemudahan  Melihat-lihat taman  Kemudahan
 Jongkol/meja 2. Feedback (umpan balik)  Nongkrong 2. Feedback (umpan balik)
 Pikulan  Kesenangan  Berbelanja di PKL  Kesenangan
 Gelaran alas  Kepuasan  Kepuasan
2. Jenis dagang  Kesukaan  Kesukaan
 Makanan 3. Kepercayaan 3. Kepercayaan
 Minuman  Kedekatan  Kedekatan
 Jasa  Reliabilitas  Reliabilitas
 Barang
3. Cara dagang
 Menetap PROSES
Statistik Deskriptif
 Semi menetap
 keliling
Sinergitas pemanfaatan ruang publik
taman aktif menurut pengunjung taman
Statistik Deskriptif

Sinergitas pemanfaatan ruang


publik taman aktif menurut PKL
PROSES

Analisis Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik


Model OUTPUT Taman Aktif Antara PKL dan
Interaktif Pengunjung Taman
BAB IV
GAMBARAN UMUM

4.1. Gambaran Umum Kota Malang


4.1.1. Batas Administrasi dan Pembagian Wilayah
Kota Malang merupakan salah satu kota yang teretak di jawa timur dan memiliki luas wilayah sebesar 145,3 km²
yang terdiri dari 5 kecamatan dan 57 kelurahan . Adapun batas administrasi dari Kota Malang adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso
b. Sebelah timur : Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang
c. Sebelah selatan : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji
d. Sebelah barat : Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau
Kota Malang terletak di dataran tinggi. Kota ini terletak pada ketinggian antara 440—667 meter di atas permukaan air
laut. kepadatan penduduk Kota Malang mencapai 6.200 jiwa/km2. Kota Malang terdiri terbagi atas 5 kecamatan, 55 kelurahan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini :
Tabel 4.1.
Pembagian Wilayah Kota Malang
No. Kecamatan Luas (km2) Jumlah Kelurahan
1. Klojen 8,83 10
2. Blimbing 17,77 11
3. Kedungkandang 39,89 12
4. Lowokwaru 22,6 12
5. Sukun 20,97 11
Jumlah 110,06 55
Sumber : Kota Malang Dalam Angka, 2017

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kecamatan dengan luasan terbesar di Kota Malang adalah Kecamatan
Kedungkandang seluas 39,89 km2, Dalam tugas akhir ini, lokasi yang menjadi penelitian adalah Kota Malang. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat peta 4.1.

4.2. Gambaran Umum Persebaran Taman Aktif


Penataan taman aktif di Kota Malang berkembang sangat pesat. Kita bisa mengitung beberapa taman yang ada di
Kota Malang, yang ditujukan untuk menambah lingkungan hijau atau ruang terbuka hijau dan menjadi tempat wisata keluarga
dalam kota yang tidak memerlukan biaya yang mahal. Berikut merupakan penjelasan tentang taman-taman aktif yang menjadi
lokasi penelitian studi yaitu Taman Trunojoyo, Taman Singha Merjosari dan Taman Slamet. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada peta 4.1.

4.2.1 Taman Cerdas Trunojoyo


Taman Trunojoyo, taman kota yang bernuansa “Singo Edan”. Taman Trunojoyo dibangun oleh Bentoel Group dan
baru diresmikan pada waktu pertengahan tahun 2014. Taman ini cukup ramai dikunjungi bahkan di hari-hari biasa, jadi jika
ingin menikmati taman ini lagi ramai-ramainya silahkan berkunjung kapan saja tetapi ketika ingin menikmati ketika suasana
senang, harus pintar-pintar mencari sela waktu.

Gambar 4.1 Taman Cerdas Trunojoyo


Sumber : Hasil Survey

Lokasi yang berada di jantung kota ini membuatnya mudah diakses dari manapun, alamatnya sendiri berada di Jl.
Trunojoyo Kecamatan Klojen, Kota Malang. Akses menuju taman aktif ini juga cukup gampang, tempat parkir juga disediakan
untuk penggunjung yang membawa kendaraan pribadi, meski tidak terlalu luas penggunjung bisa memarkir mobil atau sepeda
motor di sebelah barat taman ini. Tidak hanya itu, taman trunojoyo juga menjadi salah satu perwujudan taman yang layak
dijadikan tempat bermain bagi anak-anak di Kota Malang yang juga dilengkapi dengan playground yang aman bagi anak-
anak. Fasilitas taman trunojoyo memiliki fasilitas yang cocok untuk keluarga. Diantaranya terdapat gazebo untuk bersantai
dan bercengkerama dan kadang sambil menikmati jajanan yang dibeli dari PKL, sarana playground untuk anak-anak untuk
usia 5-12 tahun dengan beragam wahana permainan, disediakan juga arena lapangan air mancur yang siap memanjakan anak-
anak bermain air. Bagi yang gemar membaca, terdapat juga perpustakaan yang terletak dibagian ujung taman dan bagi para
orang tua maupun remaja yang ingin menjaga kesehatan, bisa mencoba pijat refleksi batu yang telah disediakan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada peta 4.2.

4.2.2 Taman Singha Merjosari


Taman Singha Merjosari merupakan taman kota yang dibangun sesuai dengan konsep delapan elemen atau kriteria
kota hijau. Luas taman yang mencapai ± 29 m2 ini bertujuan sebagai upaya pemenuhan amanat UU Penataan Ruang, sebagai
sarana interaksi sosial budaya, tempat bermain dan belajar bersama menuju kehidupan lestari serta mewujudkan taman yang
memiliki keseimbangan fungsi ekologi, hidrologis, kesehatan, sosial, dan ekonomis. Salah satu yang menjadi pembangunan
Kota Malang adalah Taman Singha Merjosari. Taman Singha Merjosari terletak di Jl. Mertojoyo Selatan No. 7, Kelurahan
Merjosari, Kecamatan Lowokwaru. Taman yang terletak di depan bekas pasar merjosari ini, diresmikan oleh walikota malang
pada saat 5 tahun lalu yaitu tahun 2013. Taman yang keberadaannya yang sangat dekat dengan permukiman warga ini membuat
taman selalu ramai dikunjungi khususnya pada hari-hari libur.

Gambar 4.3 Taman Singha Merjosari


Sumber : Hasil Survey

Taman ini merupakan taman aktif yang cenderung memberikan fasilitas bagi para penggunjung yang ingin
melakukan olahraga. Bahkan hampir setiap pagi dan sore pengunjung datang untuk melakukan olahraga. Seperti halnnya track
jogging buat yang berolahraga lari, tempat foot therapy atau refleksi kaki, arena taman bugar, arena lapangan basket serta
fasilitas olahraga baru yaitu arena bermain skateboarding. Selain tempat untuk berolahraga, biasanya para pengunjung yang
telah selesai melakukan olahraga jogging atau lari-lari kecil melanjutkan olahraganya dengan olahraga lain seperti di arena
taman bugar yang telah menyediakan alat-alat untuk pembugaran tubuh jadi memudahkan para pengunjung untuk menghemat
uang di tempat gym. Di Taman Singha Merjosari juga memiliki tempat bersantai, banyaknya gazebo yang disediakan membuat
pengunjung yang tidak ingin berolahraga bisa bersantai-santai di gazebo tersebut sambil menikmati udara sejuk dan
pemandangan yang ada di taman tersebut. . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 4.3.

4.2.3 Taman Slamet


Taman Slamet adalah taman yang terletak dalam lingkungan perumahan yang berada pada di wilayah Kelurahan
Gading Kasri, tepatnya di Jalan Taman Slamet, Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Malang. Taman Slamet terletak
di Jalan Slamet – Kota Malang yang dapat diakses dari Jalan Semeru (diantara Perpustakaan Kota Malang dan Stadion
Gajayana), Taman Slamet dapat ditempuh juga melalui Jalan Ijen (kurang lebih 150 meter sebelum traffick light Ijen Nirwana
atau dari Jalan Kawi di sebelah RSIA Melati Husada, berada tidak jauh dari Mall Olympic Garden (MOG).
Taman Slamet awalnya hanya berupa taman biasa dengan beberapa pohon yang di tengahnya terdapat jalur pejalan
kaki, namun selanjutnya direnovasi dengan konsep yang lebih unik sehingga tak hanya sebagai tempat bersantai saja namun
dapat pula dijadikan tempat berolahraga maupun tempat berwisata para kalangan muda-mudi.

Gambar 4.5 Taman Slamet


Sumber : Hasil Survey

. Diantara setiap spot yang ada di dalam Taman Slamet, inilah yang paling disukai karena bentuknya yang unik.
Lorong ii seperti pergola yang bentuknya menyerupai gunung dan acak. Lampu-lampu yang ada di dalam lorong, membuat
lorong ini terlihat lebih keren dan selalu menjadi buruan para pengunjung untuk foto dengan latar lorong ini. Rindangnya
tempat ini membuat para pekerja kadang singgah untuk beristirahat sambil menikmati suasana serta kadang membeli makanan
dan minuman di para Pedagang Kaki Lima (PKL). Konsep taman ini memang sangat pas bila berada pada lingkungan
perumahan yang pada dasarnya banyak dihuni para keluarga yang ingin bersantai tanpa harus jauh-jauh untuk ingin bersantai.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 4.4.
Peta 4.2
Persebaran Taman Aktif Di Kota Malang
Peta 4.3.
Taman Cerdas Trunojoyo
Peta 4.4.
Taman Singha Merjosari
Peta 4.5.
Taman Slamet
4.3. Gambaran Umum Kondisi PKL
4.3.1 Kondisi PKL Pada Taman Cerdas Trunojoyo
Kondisi Pedagang Kaki Lima (PKL) pada taman Cerdas Trunojoyo cukup banyak didatangi oleh para pedagang
informal seperti PKL, dan PKL pada taman ini biasanya berjualan pada sebelah selatan dan barat taman. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada peta 4.6. Hal ini berdasarkan dari hasil survey lapangan yang ditunjukkan dari jenis sarana yang digunakan
oleh para PKL yang beraneka ragam muncul di daerah sekitar taman. PKL pada taman cerdas trunojoyo sebagian besar
menjajakan dagangannya yang berupa makanan, minuman dan mainan-mainan serta aksesosir-aksesoris yang tentunya dapat
menarik minat pengunjung di taman tersebut. Jumlah PKL pada taman ini sebanyak 12 PKL dan sarana dagangan yang
digunakan oleh para Pedagang Kaki Lima (PKL) rata-rata menggunakan gerobak dorong dan gerobak motor atau rombeng
motor seperti kata para pelaku PKL menyebutnya. Waktu berjualan para hawkers atau PKL pada taman Cerdas Trunojoyo ini
dimulai pada pukul 10.00 – 18.00 (WIB) dan pada taman ini para PKL melakukan cara usaha dagangnya dengan menetap di
tempat yang sama tiap harinya.Untuk melihat gambaran PKL dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.7 Gambaran PKL Taman Cerdas Trunojouo


Sumber : Hasil Survey

4.3.2 Kondisi PKL Pada Taman Singha Merjosari


Kondisi Pedagang Kaki Lima (PKL) pada taman Singha Merjosari berjumlah sebanyak 10 PKL dan lumayan ramai.
PKL pada taman ini biasanya berjualan tepat di depan taman kearah timur taman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta
4.7. Para pelaku Pedagang Kaki Lima (PKL) rata-rata menetap ditaman tersebut dikarenakan banyaknya para pengunjung yang
ramai berkumpul di area timur taman. Hal ini berdasarkan hasil survey lapangan yang menunjukan jenis sarana yang digunakan
oleh PKL beraneka ragam seperti gerobak dorong, gerobak motor atau rombeng motor, hingga mobil pick-up yang
dimodifikasi untuk dipake berjualan. PKL pada taman Singha Merjosari sebagian besar menjajakan dagangannya yang berupa
makanan dan minuman yang tentunya dapat menarik minat pengunjung di taman tersebut apalagi para pengunjung yang ada
pada taman ini rata-rata melakukan aktifitas olahraga dan dengan adanya keberadaan para PKL ini membuat para pengunjung
sangat terbantu dalam penunjang kegiatan mereka. PKL pada taman singha Merjosari mulai berjualan pada pukul 09.00-18.00
(WIB) waktu maghrib. Jam jualan para Pedagang Kaki Lima (PKL) ini masih sering berbeda-beda dikarenakan mengikuti
datangnya para pengunjung taman. Untuk gambaran PKL pada taman Singha Merjosari dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.8 Gambaran PKL Taman Singha Merjosari


Sumber : Hasil Survey

4.3.3 Kondisi PKL Pada Taman Slamet


Kondisi Pedagang Kaki Lima (PKL) pada taman ini hanya ada 7 PKL yang berjualan dan terdapat pada 1 titik
kumpul. PKL pada taman ini biasanya berjualan tepat di depan taman lebih tepatnnya didaerah selatan taman. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada peta 4.8. Hal ini berdasarkan hasil survey lapangan yang menunjukan jenis sarana yang digunakan
oleh para PKL rata-rata yaitu memakai sarana dagang gerobak dorong. PKL pada taman Slamet menjajakan dagangannya yang
berupa makanan dan minuman yang yang sasaran pembelinya para anak-anak siswa SMA dan para karyawan-karyawan yang
sedang istirahat pada taman itu. Pedagang Kaki Lima (PKL) pada taman Slamet mulai berjualan pada pukul 13.00-16.00 (WIB)
atau hingga waktu maghrib.). Namun para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada pada taman ini tidak tiap hari muncul atau
berjualan pada taman itu dikarenakan pengunjung yang tidak tentu datang ke taman tersebut, sehingga para PKL melakukan
cara usaha dagangnya dengan semi menetap. Untuk gambaran PKL pada taman Slamet dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.9 Gambaran PKL Taman Slamet


Sumber : Hasil Survey
Peta 4.6.
Lokasi PKL Di Taman Cerdas Trunojoyo
Peta 4.7.
Lokasi PKL Di Taman Singha Merjosari
Peta 4.8.
Lokasi PKL Di Taman Slamet
4.4. Gambaran Umum Pembagian Segmen Taman Aktif
Dalam sub bab ini akan dijelaskan tentang gambaran umum terkait pembagian-pembagian segmen taman dalam
peruntukkannya dalam pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung. Pembagian segmen akan dijelaskan
berdasarkan tiap-tiap taman aktif yang menjadi lokasi peneliti. Berikut merupakan penjelasan pembagian segmen taman aktif
diantaranya taman cerdas trunojoyo, taman singha merjosari dan taman slamet.

4.4.1 Pembagian Segmen Taman Cerdas Trunojoyo


Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap interaksi pemanfaatan ruang publik taman aktif pada taman cerdas
trunojoyo antara PKL dan pengunjung, taman cerdas trunojoyo dibagi menjadi empat bagian segmen, yaitu diantaranya :
1. Segmen 1
Segmen 1 (satu) yaitu bagian taman tersebut terdapat perpustakaan yang disebut taman baca sehingga para
pengunjung yang gemar membaca dapat menggunakan taman baca tersebut.
2. Segmen 2
Segmen 2 (dua) pada bagian taman ini, ada beberapa tempat duduk yang teduh serta beberapa tanaman-tanaman.
3. Segmen 3
Segmen 3 (tiga), bagian barat dan selatan taman ini terdapat beberapa tempat duduk dan terdapat fasilitas tempat
sampah sehingga para pengunjung untuk membuang sisa makanan atau minuman mereka. Pada sebelah barat
segmen ini terdapat para PKL yang berjualan.
4. Segmen 4
Segmen 4 (empat) bagian taman ini diperuntukkan untuk anak-anak yang ingin bermain karena tersedia arena
playground pada taman cerdas trunojoyo ini.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 4.9.

4.4.2 Pembagian Segmen Taman Singha Merjosari


Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap interaksi pemanfaatan ruang publik taman aktif pada taman singha
merjosari antara PKL dan pengunjung, taman singha merjosari dibagi menjadi tiga bagian segmen, yaitu diantaranya :
1. Segmen 1
Pada segmen 1 (satu) di taman singha merjosari, terdapat PKL yang sedang berjualan. PKL dapat terlihat pada bagian
depan taman (segmen)
2. Segmen 2
Segmen 2 (dua) pada taman ini terdapat fasisilitas olahraga seperti lapangan bola basket dan arena skateboarding
membuat bagian segmen ini ramai di kunjungi oleh para mahasiswa dan keluarga. Segmen 2 (dua) taman ini ramai
dikunjungi pada saat sore hari dan bagian segmen ini terdapat wisata yang juga digemari oleh para keluarga dan anak-
anak.
3. Segmen 3
Bagian segmen 3 (tiga) dimanfaatkan oleh para pengunjung taman yang hanya sekedar ingin bersantai dan duduk-
duduk, adanya fasilitas gazebo Banyaknya pohon-pohon menambah bagian segmen ini menjadi semakin rindang dan
teduh.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 4.10.

4.4.3 Pembagian Segmen Taman Slamet


Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap interaksi pemanfaatan ruang publik taman aktif pada taman slamet antara
PKL dan pengunjung, taman slamet dibagi menjadi 2 (dua) bagian segmen, yaitu diantaranya :
1. Segmen 1
Segmen 1 (satu) taman slamet terletak pada bagian utara taman slamet. Bagian segmen 1 (satu) taman slamet
dimanfaatakan oleh pengunjung taman yang ingin melakukan kegiatan jalan-jalan, nongkrong, atau sekedar melihat-lihat
taman. Bagian segmen 1 (satu) taman slamet memiliki spot foto yang ramai dikunjungi oleh para pengunjung dari kalangan
muda hingga tua. para pengunjung menikmati bagian segmen ini dengan bersantai atau sekedar foto-foto.
2. Segmen 2
Bagian segmen 2 (dua) taman slamet terletak pada bagian selatan taman yang dimana pada bagian taman ini memang
di peruntukkan oleh para PKL yang sedang melakukan usaha dagangannya. Bagian segmen 2 diperuntukkan oleh para
pengunjung taman tidak hanya untuk bersantai tetapi para pengunjung taman juga menikmati makanan atau minuman
yang mereka beli dari PKL pada bagian segmen ini.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 4.11.
Peta 4.9.
Pembagian Segmen Taman Cerdas Trunojoyo
Peta 4.10.
Pembagian Segmen Taman Singha Merjosari
Peta 4.11.
Pembagian Segmen Taman Slamet
BAB V
ANALISA SINERGITAS PEMANFAATAN RUANG PUBLIK TAMAN AKTIF
BERDASARKAN PERSEPSI PKL DAN PENGUNJUNG TAMAN

5.1 Persepsi PKL Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif
Analisa persepsi PKl terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
persepsi PKL dalam memanfaatkan ruang publik dalam penelitian ini yang dimaksud ialah taman aktif. Untuk lebih jelasnya
akan dijelaskan proses analisa yang dibagi dalam pemanfaatan ruang masing-masing taman.

5.1.1 Persepsi PKL Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada Taman Cerdas
Trunojoyo
Analisa persepsi PKL pada Taman Cerdas Trunojoyo dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada PKL
dengan sistem random/acak . Total sampel yang disebarkan pada Taman Cerdas Trunojoyo berjumlah 10 responden yang
seluruhnya 100%. Persepsi PKL terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif pada Taman Cerdas Trunojoyo.
Dari 10 responden diperoleh kesimpulan bahwa 70% sarana yang digunakan PKL adalah gerobak dorong dan 70% PKL
berjualan makanan serta 70% melakukan usaha dagangannya dengan menetap. Untuk persepsi PKL diketahui bahwa
kesopanan mempengaruhi komunikasi dengan calon pembeli dilihat dari presntase jawaban sebensar 70% mengatakan itu
berpengaruh dan 30% mengatakan tidak berpengaruh. Keramahan mempengaruhi komunikasi karena sebanyak 60%
responden mengatakan berpengaruh dan sebnayak 40% mengatakn itu tidak berpengaruh, untuk kemudahan pembeli sangat
berpengaruh yakni sebanyak 40% dan 20% mengatakan sangat berpengaruh dan berpengaruh namun 40% mengatakan tidak
berpengaruh.
Untuk kesenangan pembeli sangat mempengaruhi feedback (umpan balik) terhadap penjualan dibuktikan karena
sebanyak hampir 80% responden mengatakan sangat mempengaruhi dan 20% sisanya sangat tidak berpengaruh. Kepuasan
pembeli juga disebutkan sangat mempengaruhi dikarenakan hampir 80% responden mengatakan itu berpengaruh dan 20%
mengatakan tidak berpengaruh. Kesukaan pembeli juga sangat mempengaruhi feedback karena 30% responden menjawab
sangat berpengaruh dan 30% menjawab cukup berpengaruh dan 20% mengatakn itu tidak berpengaruh dalam feedback (umpan
balik). Pendekatan terhadap pembeli sangat berpengaruh terhadap kepercayaan pembeli, hal ini dibuktikan dengan jawaban
responden sebanyak 60% dan 40% menjawab tidak berpengaruh, serta tentunya dengan realibilitas (hal-hal yang diharapkan)
sangat mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap PKL hal ini dibuktikan dengan jawaban 50% dan 30% dari responden
dan 20% menjawab tidak berpengaruh terhadap kepercayaan. Dalam kaitannya dengan pemanfaatan ruang pada taman, para
PKL berpresepsi bahwa mereka akan memasarkan dagangannya dengan cara menetap dengan jawaban responden sebanyak
50%, 40% mengatakan semi menetap dan 10 memilih untuk keliling dengan alasan tersendiri, dan mereka membutuhkan
tempat berjualan yang tidak terlalu luas dari hasil jawaban responden sebesar 60% dan dekat dengan pengunjung taman
memiliki hasil jawaban sebesar 60% dan sisa 40% memilih didepan taman.

5.1.2 Persepsi PKL Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada Taman Singha
Merjosari
Analisa persepsi PKL pada Taman Singha Merjosari dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada PKL
dengan system random/acak. Total sampel yang disebarkan pada Taman Singha Merjosari berjumlah 8 responden yang
seluruhnya 100%. Persepsi PKL terhadap pengunjung Taman Singha Merjosari terkait dengan sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif. Dari 8 respoonden diperoleh kesimpulan bahwa 100% responden berjualan dengan menggunakan gerobak
motor dan 80% berjualan makanan, 25% berjualan minuman serta sebanyak 75% dari mereka berjualan dengan cara semi
menetap.
Kesopanan pembeli menurut PKL berpengaruh karena 52.5% responden berasumsi itu berpengaruh, 25% mengatakn
itu cukup berpengaruh dan hanya 12.5% mengatakan itu tidak berpengaruh. Keramahan juga berpengaruh pada komunikasi
dengan 50% mengatan hal itu berpengaruh, 25% mengatakan itu cukup berpengaruh dan 25% sisanya tidak berpengaruh.
Kemudahan pembeli dalam komunikasi juga cukup berpengaruh hal ini dibuktikan dengan 50% dan 37,5% mengatakan itu
berpengaruh dan 12,5% responden menjawab tidak berpengaruh.
Kesenangan, kepuasan dan kesukaan pembeli merupakan tiga hal yang sangat berpengaruh dan berpengaruh pada
feedback (umpan balik), hal ini tentunya dibuktikan dengan jawaban responden sebanyak 87,5%, 75%, dan 87,5% jawaban
yang ada. Menurut PKL melakukan pendekatan dengan pembeli tidak berpengaruh kepada penjualan mereka, hal ini
dibukitikan dengan 50% mengatakan tidak berpengaruh dan hanya 25% mengatakan itu berpengaruh serta 25% lagi
mengatakan cukup berpengaruh. Tentunya dengan realibilitas (hal-hal yang diharapakan) dapat mempengaruhi kepercayaan
konsumen terhadap PKL hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban sebesar 87,5% dari responden dan 12,5% mengatak tidak
berpengaruh.
PKL berpresepsi bahwa mereka jika akan memasarkan dagangannya dengan cara menetap dengan jawaban
responden sebanyak 75%, dan mereka membutuhkan tempat berjualan yang cukup luas dan berada dekat dengan pengunjung
taman dan tentunya di dekat taman dalam melakukan pemanfaatan ruang publik tamanaktif untuk berdagang.
5.1.3 Persepsi PKL Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada Taman Slamet
Analisa persepsi PKL pada Taman Slamet dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada PKL dengan sistem
random/acak . Total sampel yang disebarkan pada Taman Cerdas Trunojoyo berjumlah 7 responden yang seluruhnya 100%.
Terkait persepsi PKL terhadap pengunjung taman terkait dengan sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif pada Taman
Slamet. Dari 7 respoonden diperoleh kesimpulan bahwa 57,2% responden berjualan dengan menggunakan gerobak motor dan
42,8% berjualan menggunakan gerobak dorong. Dalam hal jenis dagangan, 71,4% para PKL berjualan makanan serta sebanyak
71,4% dan 28,6% berjualan minuman. Dari cara mereka berjualan, 71,4% mereka berjualan dengan cara semi menetap dan
28,% berjualan secara keliling.
Kesopanan pembeli menurut PKL berpengaruh karena sebanyak 85,8% responden berasumsi itu berpengaruh dan
14,2% mengatakan cukup berpengaruh. Keramahan juga sangat berpengaruh dan berpengaruh pada komunikasi dengan jumlah
presentase responden yaitu sebanyak 42,8% dan 57,2%. Kemudahan pembeli dalam komunikasi dikatakan sangat berpengaruh
hal ini dibuktikan dengan jawaban responden sebesar 85,8% dan hanya 14,2% mengatak tidak berpengaruh.
Kesenangan dan kepuasan pembeli merupakan dua hal yang berpengaruh pada feedback (umpan balik), hal ini
tentunya dibuktikan oleh para responden sebanyak 71,4% dan 82,8% yang menjawab bahwa hal tersebut berpengaruh.
Kesukaan pembeli terhadap barang yang dibeli dari PKL sangat berpengaruh terhadap feedback (umpan balik), dengan melihat
bahwa sebanyak 28,6% responden menjawab sangat berpengaruh dan 57,2% menjawab berpengaruh serta 14,2% mengatakn
cukup berpengaruh. Menurut PKL melakukan pendekatan dengan pembeli cukup berpengaruh kepada penjualan mereka, hal
ini dibukitikan dengan presentase jawaban responden yaitu sebesar 57,2% mengatakan cukup berpengaruh. Berbeda dengan
realibilitas (hal-hal yang diharapakan), menurut para PKL, realibitas berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen terhadap
PKL hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban dari responden yaitu sebesar 57,2% dan 42,8% mengatakn tidak berpengaruh.
Pada Taman Slamet ini, PKL berpresepsi bahwa mereka jika akan memasarkan dagangannya dengan cara menetap
dibuktikan dengan jawaban para responden sebanyak 85,8% yang menjawab ingin menetap pada taman untuk memasarakan
dagangannya dan 14,2 menjawab semi menetap. Mereka membutuhkan tempat berjualan yang cukup luas dengan jumlah
jawaban sebesar 57,2% dan 42,8% menjawab tidak cukup luas. Para PKL menginginkan lokasi jualan berada pada depan
taman dengan melihat jumlah jawaban responden sebesar 71,4% yang menjawab depan taman dan yang lain menjawab 28,6%
berjualan dekat pengunjung taman.

5.2 Persepsi Pengunjung Taman Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif
Analisa persepsi Pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar persepsi pengunjung taman dalam memanfaatkan ruang publik khususnya taman aktif. Untuk lebih jelasnya
akan dijelaskan proses analisa yang dibagi dalam pemanfaatan ruang masing-masing taman.

5.2.1 Persepsi Pengunjung Taman Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada
Taman Cerdas Trunojoyo
Analisa persepsi pengunjung taman pada Taman Cerdas Trunojoyo dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner
kepada pengunjung taman dengan system random/acak. Total sampel yang disebarkan pada Taman Cerdas Trunojoyo
berjumlah 10 responden yang seluruhnya 100%. Persepsi pengunjung taman terhadap Taman Cerdas Trunojoyo dari 10
responden diperoleh kesimpulan bahwa 40% pengunjung taman datang untuk berjalan-jalan, 10% bermain-main, 30%
mengatakan nongkrong dan 20% mengatakan berbelanja pada PKL. Dan pengunjung taman berpendapat 60% kesopanan PKl
berpengaruh pada komunikasi mereka, 30% mengatakan cukup berpengaruh dan 10% mengatakn tidak berpengaruh. Selain
kesopanan, keramaham PKL cukup berpengaruh sebanyak 60% kepada komunikmasi dan 30% mengatakn itu berpengaruh
serta 10% mengatakn tidak berpengaruh. .Kemudahan PKL dalam berkomunikasi juga berpengaruh sebanyak 80%
mengatakan itu berpengaruh dan 20% mentakan cukup berpengaruh.
Kesenangan pengunjung taman terhadap feedback (umpan balik) pada barang yang dijual PKL cukup berpengaruh
sebanyak 40%, 30% mengatakan berpengaruh dan 10% lagi mengatakn tidak berpengaruh. Sedangkan kesenangan juga sangat
berpengaruh dibuktikan dengan presentase sebesar 30% dan 40% cukup berpengaruh serta 30% lainnya menjawab tidak
berpengaruh. Pada hal kepuasan, responden mengatakan itu berpengaruh dilihat dari presentase sebesar 70% dan 30%
menjawab tidak berpengaruh. Kesukaan juga berpengaruh dalam feedback (umpan balik) hal ini dibuktikan dengan 60%
jawaban dominan dari responden, 20% menjawab cukup berpengaruh dan 20% lagi menjawab tidak berpengaruh. Namun
untuk pendekatan terhadap PKL, pengunjung taman berpendapat bahwa pendekatan sebesar 20% berpengaruh, 40%
mengatakan cukup berpengaruh dan 40% mengatakan tidak berpengaruh. Tentunya dengan realibilitas (hal-hal yang
diinginkan) dapat dikatakan berpengaruh terhadap kepercayaan PKL terhadap konsumen hal ini dibuktikan dari jawaban
responden sebanyak 60% dan 40% menjawab cukup berpengaruh. Dari hasil kuisioner, menurut pengunjung taman tempat
ternyaman untuk berinteraksi dan menikmati dagangan yang mereka beli dari PKL adalah di dalam taman, hal ini dibuktikan
dengan hasil presentase jawaban dari responden yaitu sebanyak 40% dan 30% menjawab dekat dengan jualan PKL serta 10%
menjawab yang lainnya.
Berdasarakan hasil wawancara terkait kebutuhan para pengunjung taman akan PKL pada Taman Cerdas Trunojoyo,
semua responden menyatakan bahwa mereka membutuhkan PKL pada taman dikarenakan mereka para pengunjung tidak
hanya ingin jalan-jalan di taman ataupun melakukan kegiatan lain melainkan mereka juga membutuhkan makanan untuk
ngemil sembari jalan-jalan di taman serta terkadang membutuhkan minuman apabila mereka merasa haus.

5.2.2 Persepsi Pengunjung Taman Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada
Taman Singha Merjosari
Analisa persepsi pengunjung taman pada Taman Singha Merjosari dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner
kepada pengunjung taman dengan system random/acak. Total sampel yang disebarkan pada Taman Singha Merjosari
berjumlah 14 responden yang seluruhnya 100%. Persepsi pengunjung taman terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik
taman aktif pada Taman Cerdas Trunojoyo dari 14 responden diperoleh kesimpulan bahwa 42,8% pengunjung Taman Singha
Merjosari datang untuk berjalan-jalan, 7,2% menjawab bermain, 14,3% menjawab nongkrong dan olahraga, 21,4% menjawab
berbelanja di PKL dan 14,2 menjawab berolahraga. Berdasarakan hasil wawancara terkait kebutuhan para pengunjung taman
akan PKL pada Taman Cerdas Trunojoyo, semua responden menyatakan bahwa mereka membutuhkan PKL pada taman
dikarenakan mereka para pengunjung tidak hanya ingin jalan-jalan di taman ataupun melakukan kegiatan lain melainkan
mereka juga membutuhkan makanan untuk ngemil sembari jalan-jalan di taman serta terkadang membutuhkan minuman
apabila mereka merasa haus.
Menurut pengunjung taman, kesopanan berpengaruh dalam komunikasi dilihat dari hasil presentase jawaban sebesar
85,7 dan 14,3% menjawab cukup berpengaruh. Keramahan dalam komunikasi juga dikatakan sangat berpengaruh dilihat
dengan hasil presentase sebesar 92,8% dan 7,2% menjawab cukup berpengaruh. Dalam hal kemudahan, kemudahan juga
berpengaruh dilihat dari hasil presentase sebesar 71,4% menjawab itu berpengaruh dan 28,6% menjawab cukup berpengaruh.
Pengaruh kesenangan dalam feedback (umpan balik) dapat dikatang sangat berpengaruh dilihat dari hasil 71,4% menjawab
berpengaruh dan 28,6% menjawab cukup berpengaruh. Dalam hal kepuasan, memliki hasil presentase jawaban sebesar 85,7%
mengatakan berpengaruh dan 14,3% menjawab cukup berpengaruh terhadap feedback (umpan balik). Sedangkan dalam hal
kesukaan juga berpengaruh terhadap feedback (umpan balik) dilihat dari hasil presentase sebesar 85,7% menjawab
berpengaruh dan 14,3% menjawab cukup berpengaruh.
Menurut pengunjung taman melakukan pendekatan dengan PKL itu berpengaruh dengan kepercayaan PKL terhadap
pengunjung taman, karena 57,1% responden menjawab berpengaruh dan 28,6% menjawab cukup berpengaruh dan 14,3%
menjawab tidak berpengaruh. Tentunya dengan realibilitas (hal-hal yang diinginkan) yang sangat berpengaruh terhadap
kepercayaan PKL terhadap konsumen hal ini dibuktikan dengan 64,2% dominan sangat berpengaruh, 21,4% menjawab cukup
berpengaruh dan 14,2% menjawab tidak berpengaruh.
Dari hasil kuisioner, pengunjung taman berpendapat bahwa tempat ternyaman untuk berinteraksi adalah di dekat
PKL itu sendiri, hal ini dibuktikan dengan jawaban responden sebanyak 57,1%, 28,6% menjawab di pinggir taman dan 14,3%
menjawab di taman. Tempat yang nyaman bagi pengunjung taman menikmati dagangan PKL adalah di dalam taman, dengan
jawaban pengunjung sebanyak 92,8% dan 7,2% menjawab dekat dengan PKL.

5.2.3 Persepsi Pengunjung Taman Terhadap Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada
Taman Slamet
Analisa persepsi pengunjung taman pada Taman Slamet dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner kepada
pengunjung taman dengan system random/acak. Total sampel yang disebarkan pada Taman Slamet berjumlah 10 responden
yang seluruhnya diperesentasekan menjadi 100%. Persepsi pengunjung taman pada Taman Cerdas Trunojoyo dari 10
responden diperoleh kesimpulan bahwa rata-rata 40% pengunjung taman datang untuk berjalan-jalan dan nongkrong pada
Taman Slamet dan 20% menjawab berbelanja pada PKL. Pengunjung taman di Taman Slamet berpendapat bahwa sebesar
80% kesopanan PKL berpengaruh pada komunikasi mereka dan 20% menjawab tidak berpengaruh. Sedangkan keramaham
PKL juga cukup berpengaruh yaitu sebanyak 70% dan 20% mengatakan berpengaruh serta 10% mengatakan tidak
berpengaruh. Namun dalam hal kemudahan PKL dalam berkomunikasi, sebesar 60% rata-rata pengunjung berpendapat bahwa
itu berpengaruh dalam komunikasi dan 20% mengatakan cukup berpengaruh serta 20% mengatakan tidak berpengaruh.
Kesenangan pengunjung taman terhadap feedback (umpan balik) pada barang yang dijual PKL pada Taman Slamet
menyatakan bahwa itu berpengaruh, dilihat dari hasil rata-rata jawaban responden yaitu sebanyak 60% menjawab berpengaruh
dan 20% menjawab sangat berpengaruh serta 20% menjawab tidak berpengaruh. Sedangkan kepuasan terhadap feedback
(umpan balik) sebanyak 70% menjawab sangat berpengaruh dan berpengaruh serat 30% menjawa tidak berpengaruh.
Kesukaan terhadap feedback (umpan balik) juga sangat berpengaruh, dilihat dari jawaban responden sebesar 80% menjawab
sangat berpengaruh dan berpengaruh sedangkan 20% menjawab tidak berpengaruh. Namun untuk pendekatan terhadap PKL,
pengunjung taman atau responden berpendapat bahwa pendekatan tidak berpengaruh, dilihat dari rata-rata jawaban 80%
responden dan 20% menjawab cukup berpengaruh. Realibilitas (hal-hal yang diharapkan) terhadap kepercayaan PKL memiliki
rata-rata jawaban sebesar 60% yang dimana realibilitas (hal-hal yang diharapkan) berpengaruh terhadap kepercayaan PKL
kepada konsumen sedangkan 40% menjawab tidak berpengaruh. Dari hasil kuisioner, menurut pengunjung taman tempat
ternyaman untuk berinteraksi dan menikmati dagangan yang mereka beli dari PKL adalah di dalam taman, hal ini dibuktikan
dengan hasil presentase jawaban dari responden yaitu sebanyak 50% menjawab tempat ternyaman berinteraksi ialah di taman,
40% menjawab didekat jualan PKL dan 10% menjawab dipinggir taman. Dalam menikmati dagangan yang dibeli, 60%
menjawab tempat untuk menikmati dagangan yang dibeli ialah di taman sedangkan 40% menjawab didekat jualan PKL.
Berdasarakan hasil wawancara terkait kebutuhan para pengunjung taman akan PKL pada Taman Slamet, seluruh
responden (10 responden) menyatakan bahwa mereka membutuhkan PKL pada Taman Slamet dikarenakan mereka atau para
pengunjung tidak hanya ingin jalan-jalan, nongkong ataupun foto-foto di Taman Slamet melainkan mereka juga membutuhkan
makanan untuk ngemil sembari jalan-jalan atau nongkrong di Taman Slamet serta terkadang membutuhkan minuman apabila
mereka merasa haus untuk sebagai penunjang kegiatan yang mereka lakukan di Taman Slamet.

5.3 Analisa Bentuk Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL dan Pengunjung
Taman
Analisa bentuk sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman ini bertujuan
untuk mengetahui sinergitas yang terbentuk antara PKL dan pengunjung dalam pemanfaatan ruang publik taman aktif dan
mengetahui ruang yang dimanfaatkan oleh PKL dan pengunjung dari hasil rencana pembagian segmen taman aktif.

5.3.1. Bentuk Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Antara PKL dan Pengunjung Taman
Bentuk sinergitas ditemukan dengan adanya 3 hubungan antar PKL dengan Pengunjung Taman. Hal ini dinilai dari
3 variabel penentu yaitu Komunikasi, Feedback dan Kepercayaan antara PKL dan Pengunjung Taman. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat penjelasan pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Bentuk Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif antara PKL dan Pengunjung Taman

Persepsi Pengunjung
Lokasi Variabel Persepsi PKL Hasil Kajian
Taman

Untuk persepsi PKL


Kesopanan PKl
diketahui bahwa kesopanan
berpengaruh pada
pengunjung taman
komunikasi mereka
Kesopanan mempengaruhi komunikasi
dengan PKL
dengan PKL
(Berdasarkan data pada
(Berdasarkan data pada tabel
tabel 5.4, Hal. 81) Ditemukannya sinergitas
5.1, Hal. 70)
berdasarkan Komunikasi antara
PKL dan Pengunjung Taman.
Bahwa menurut PKL yang
Keramaham PKL mempengaruhi komunikasi ialah
Komunikasi Keramahan pengunjung kesopanan, keramahan dan
berpengaruh pada
mempengaruhi komunikasi kemudahan. dan untuk
komunikasi mereka
Keramahan dengan PKL Pengunjung Taman Kesopanan,
dengan PKL
(Berdasarkan data pada tabel Keramahan dan Kemudahan
(Berdasarkan data pada
5.1, Hal. 70) mempengaruhi komunikasi
tabel 5.4, Hal. 81)
mereka.

T Kemudahan PKL
A Kemudahan pengunjung
dalam berkomunikasi
M mempengaruhi komunikasi
juga berpengaruh
A Kemudahan dengan PKL
dengan pengunjung
N (Berdasarkan data pada tabel
(Berdasarkan data pada
5.1, Hal. 70)
tabel 5.4, Hal. 81)
C Kesenangan terhadap
E Kesenangan pembeli sangat barang yang dibeli
R mempengaruhi feedback pengunjung taman
D Kesenangan (umpan balik) PKL berpengaruh terhadap
A (Berdasarkan data pada tabel feedback (umpan balik)
S 5.1, Hal. 70-71) (Berdasarkan data pada
Ditemukannya sinergitas
tabel 5.4, Hal. 82)
T berdasarkan Feedback (Umpan
Kepuasan terhadap
R Kepuasan pembeli juga Balik) antara PKL dan
barang yang dibeli
U disebutkan sangat Pengunjung Taman dibuktikan
sangat berpengaruh
N mempengaruhi terhadap dengan persepsi PKL maupun
Feedback Kepuasan terhadap feedback
O feedback (umpan balik) Pengunjung Taman yang
(umpan balik)
J (Berdasarkan data pada tabel berpendapat bahwa Kesenangan,
(Berdasarkan data pada
O 5.1, Hal. 70-71) Kepuasan dan Kesukaan sangat
tabel 5.4, Hal. 82)
Y berpengaruh pada Feedback
Kesukaan terhadap
O (Umpan Balik)
Kesukaan pembeli juga barang yang dibeli
sangat mempengaruhi sangat berpengaruh
Kesukaan feedback (umpan balik) terhadap feedback
(Berdasarkan data pada tabel (umpan balik)
5.1, Hal. 70-71) (Berdasarkan data pada
tabel 5.4, Hal. 82)
Pengunjung taman
Pendekatan terhadap berpendapat bahwa
pembeli sangat berpengaruh pendekatan cukup
Melakukan
terhadap kepercayaan berpengaruh terhadap Ditemukannya sinergitas
pendekatan
(Berdasarkan data pada tabel kepercayaan berdasarkan kepercayaan antara
5.1, Hal. 70-71) (Berdasarkan data pada PKL dan Pengunjung taman yang
Kepercayaan tabel 5.4, Hal. 82) menunjukan bahwa melakukan
Dengan realibilitas (hal-hal Dengan realibilitas pendekatan dan memenuhi
yang diharapkan) sangat (hal-hal yang reliabilitas mempengaruhi
Memenuhi mempengaruhi kepercayaan diinginkan) yang kepercayaan satu sama lain.
reliabilitas konsumen terhadap PKL berpengaruh terhadap
(Berdasarkan data pada tabel kepercayaan PKL
5.1, Hal. 70-71) terhadap konsumen
Persepsi Pengunjung
Lokasi Variabel Persepsi PKL Hasil Kajian
Taman

(Berdasarkan data pada


tabel 5.4, Hal. 83)
Kesopanan PKL
Kesopanan pembeli menurut
berpengaruh pada
PKL berpengaruh terhadap
komunikasi mereka
Kesopanan komunikasi
dengan PKL
(Berdasarkan data pada tabel
(Berdasarkan data pada
5.2, Hal. 74)
tabel 5.5, Hal. 83)
Ditemukannya sinergitas
Keramaham PKL
Keramahan pembeli menurut berdasarkan Komunikasi antara
berpengaruh pada
PKL berpengaruh terhadap PKL dan Pengunjung Taman.
komunikasi mereka
Komunikasi Keramahan komunikasi Menurut PKL dan Pengunjung
degan PKL
(Berdasarkan data pada tabel Taman bahwa kesopanan ,
(Berdasarkan data pada
5.2, Hal. 74) keramahan , dan kemudahan
tabel 5.5, Hal. 83)
berpengaruh terhadap komunikasi.
Kemudahan PKL
Kemudahan pembeli dalam
berpengaruh pada
komunikasi juga cukup
komunikasi mereka
Kemudahan berpengaruh
T dengan PKL
(Berdasarkan data pada tabel
A (Berdasarkan data pada
5.2, Hal. 74)
M tabel 5.5, Hal. 85)
A Kepuasan terhadap
Untuk kesenangan pembeli
N barang yang dibeli
sangat mempengaruhi
sangat berpengaruh
feedback (umpan balik)
S Kesenangan terhadap feedback
terhadap penjualan
I (umpan balik)
(Berdasarkan data pada tabel
N (Berdasarkan data pada
5.2, Hal. 74-75) Ditemukannya sinergitas
G tabel 5.5, Hal. 85-86)
berdasarkan Feedback (Umpan
H Kepuasan terhadap
Kepuasan pembeli juga Balik) antara PKL dan
A barang yang dibeli
disebutkan sangat Pengunjung Taman dibuktikan
sangat berpengaruh
mempengaruhi terhadap dengan persepsi PKL maupun
M Feedback Kepuasan terhadap feedback
penjualan Pengunjung Taman yang
E (umpan balik)
(Berdasarkan data pada tabel berpendapat bahwa Kesenangan,
R (Berdasarkan data pada
5.2, Hal. 74-75) Kepuasan dan Kesukaan
J tabel 5.5, Hal. 85-86)
berpengaruh pada Feedback
O Kesukaan terhadap
(Umpan Balik)
S Kesukaan pembeli juga barang yang dibeli
A sangat mempengaruhi sangat berpengaruh
R Kesukaan feedback terhadap penjualan terhadap feedback
I (Berdasarkan data pada tabel (umpan balik)
5.2, Hal. 74-75) (Berdasarkan data pada
tabel 5.5, Hal. 85-86)

Ditemukannya sinergitas
berdasarkan kepercayaan antara
Pengunjung taman
Menurut PKL melakukan PKL dan Pengunjung taman yang
berpendapat bahwa
pendekatan dengan pembeli menunjukan bahwa melakukan
pendekatan
Melakukan berpengaruh terhadap pendekatan dan memenuhi
Kepercayaan berpengaruh terhadap
pendekatan kepercayaan reliabilitas mempengaruhi
kepercayaan
(Berdasarkan data pada tabel kepercayaan satu sama lain.
(Berdasarkan data pada
5.2, Hal. 75) Namun menurut PKL melakukan
tabel 5.5, Hal. 86)
pendekatan tidak berpengaruh
terhadap kepercayaan
Persepsi Pengunjung
Lokasi Variabel Persepsi PKL Hasil Kajian
Taman

Dengan memenuhi
Untuk realibilitas (hal-hal
realibilitas (hal-hal
yang diharapakan) cukup
yang diinginkan)
Memenuhi mempengaruhi kepercayaan
berpengaruh terhadap
reliabilitas konsumen terhadap PKL
kepercayaan
(Berdasarkan data pada tabel
(Berdasarkan data pada
5.2, Hal. 75)
tabel 5.5, Hal. 86)
Kesopanan PKl
Kesopanan pembeli menurut
berpengaruh pada
PKL berpengaruh terhadap
komunikasi mereka
Kesopanan komunikasi
dengan PKL
(Berdasarkan data pada tabel
(Berdasarkan data pada
5.3, Hal. 77)
tabel 5.6, Hal. 88-89)
Ditemukannya sinergitas
Keramahan juga sangat Keramaham PKL
berdasarkan Komunikasi antara
berpengaruh dan berpengaruh pada
PKL dan Pengunjung Taman.
berpengaruh pada komunikasi mereka
Komunikasi Keramahan Menurut PKL dan Pengunjung
komunikasi dengan PKL
Taman bahwa kesopanan,
(Berdasarkan data pada tabel (Berdasarkan data pada
keramahan, dan kemudahan
5.3, Hal. 77) tabel 5.6, Hal. 88-89)
berpengaruh terhadap komunikasi.
Kemudahan PKL
Kemudahan pembeli dalam
berpengaruh pada
komunikasi sangat
komunikasi mereka
Kemudahan berpengaruh
dengan PKL
(Berdasarkan data pada tabel
(Berdasarkan data pada
5.3, Hal. 77)
tabel 5.6, Hal. 88-89)
Untuk kesenangan Kepuasan terhadap
pengunjung berpengaruh barang yang dibeli
T terhadap feedback (umpan sangat berpengaruh
A Kesenangan balik) terhadap penjualan terhadap feedback
M mereka (umpan balik)
A (Berdasarkan data pada tabel (Berdasarkan data pada Ditemukannya sinergitas
N 5.3, Hal. 78) tabel 5.6, Hal. 89) berdasarkan Feedback (Umpan
Kepuasan pembeli juga Kepuasan terhadap Balik) antara PKL dan
S disebutkan sangat arang yang dibeli Pengunjung Taman dibuktikan
L mempengaruhi terhadap berpengaruh terhadap dengan persepsi PKL maupun
Feedback Kepuasan
A penjualan feedback (umpan balik) Pengunjung Taman yang
M (Berdasarkan data pada tabel (Berdasarkan data pada berpendapat bahwa Kesenangan,
E 5.3, Hal. 78) tabel 5.6, Hal. 89) Kepuasan dan Kesukaan
T Kesukaan terhadap berpengaruh pada Feedback
Kesukaan pembeli terhadap
barang yang dibeli (Umpan Balik)
barang yang dibeli dari PKL
sangat berpengaruh
sangat berpengaruh terhadap
Kesukaan terhadap feedback
feedback (umpan balik)
(umpan balik)
(Berdasarkan data pada tabel
(Berdasarkan data pada
5.3, Hal. 78)
tabel 5.6, Hal. 89)
Pengunjung taman
Menurut PKL melakukan
berpendapat bahwa
pendekatan dengan pembeli
pendekatan
Melakukan berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap
pendekatan kepercayaan
kepercayaan Ditemukannya sinergitas
(Berdasarkan data pada tabel
(Berdasarkan data pada berdasarkan kepercayaan antara
5.3, Hal. 79)
tabel 5.6, Hal. 90) PKL dan Pengunjung taman yang
Kepercayaan Realibilitas (hal-hal yang menunjukan bahwa melakukan
Memenuhi realibilitas
diharapakan), menurut para pendekatan dan memenuhi
(hal-hal yang
PKL, realibitas cukup reliabilitas mempengaruhi
diinginkan) sangat
Memenuhi berpengaruh terhadap kepercayaan satu sama lain.
berpengaruh terhadap
reliabilitas kepercayaan pengunjung
kepercayaan
terhadap PKL
(Berdasarkan data pada
(Berdasarkan data pada tabel
tabel 5.6, Hal. 90)
5.3, Hal. 79)
Sumber : Hasil Analisis Peneliti 2018
Berdasarkan analisa bentuk sinergitas di atas, disimpulkan bahwa adanya bentuk sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman pada Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Singha Merjosari, dan Taman
Slamet. Hal ini dibuktikan dengan adanya 3 variabel yang berpengaruh antara PKL dan pengunjung serta variable tersebut
secara keseluruhan memenuhi syarat sinergitas, yaitu komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan antara PKL dan
pengunjung taman yang saling berpengaruh.

5.3.2. Pembagian Segmen Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif


Dari hasil analisa pada tabel diatas, adapun perencanaan pembagian segmen taman aktif yang dituangkan dalam peta
taman aktif, dengan didasarkan pada hasil tiga variable yang berpengaruh terhadap sinergitas yakni komunikasi, feedback
(umpan balik) dan kepercayaan. Pembagian segmen taman aktif ini diperuntukkan agar dapat melihat pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara PKL dan pengunjung dalam hal sinergitas. Berikut merupakan hasil observasi dan analisa peneliti
dalam pembagian segmen pada taman aktif.

A. Taman Cerdas Trunojoyo


Berdasarkan hasil observasi dan analisa peneliti terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif pada
Taman Cerdas Trunojoyo antara PKL dan pengunjung, Taman Cerdas Trunojoyo dibagi menjadi empat bagian segmen, yaitu
diantaranya :
1. Segmen 1
Segmen 1 (satu) yaitu bagian taman tersebut hanya digunakan oleh para pengunjung taman yang ingin membaca
dikarenakan pada bagian segmen pertama tersebut hanya ada perpustakaan taman baca jadi para pengunjung yang
gemar membaca bisa langsung menuju ke taman baca tersebut. Jadi pada segmen pertama tidak ditemukan adanya
sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung.
2. Segmen 2
Segmen 2 (dua) pada bagian taman ini, para pengunjung memanfaatkan taman hanya dengan menikmati taman
sambil duduk-duduk dan bercerita karena pada bagian segmen kedua ini hanya ada beberapa tempat duduk yang
teduh serta beberapa tanaman-tanaman sehingga para pengunjung taman hanya sekedar duduk di taman tersebut dan
tidak ditemukan adanya sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman.
3. Segmen 3
Segmen 3 (tiga), bagian barat dan selatan taman ini terdapat beberapa tempat duduk yang dimana secara tidak
langsung berdekatan dengan para PKL dan pada bagian taman ini para pengunjung sering menikmati makanan atau
minuman yang mereka beli pada PKL. Para pengunjung yang habis berbelanja pada PKL biasanya langsung ke
bagian taman ini dikarenakan dekatnya fasilitas tempat sampah sehingga para pengunjung cukup dekat untuk
membuang sisa makanan atau minuman mereka. Dari hasil observasi dan hasil jawaban dari pembagian kuisioner
kepada pengunjung taman dan PKL pada taman ini, dapat dikatakan bahwa terdapat sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman.
4. Segmen 4
Segmen 4 (empat) bagian taman ini diperuntukkan untuk anak-anak yang ingin bermain karena disediakan arena
playground pada Taman Cerdas Trunojoyo ini, dekatnya bagian ini dengan segmen 3 (tiga) membuat para orang tua
anak-anak tidak cukup banyak menuggu pada bagian segmen 3 (tiga) sehingga pada segmen 4 (empat) taman ini
tidak ditemukan adanya sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif.
Dari pembagian tiap segmen pada Taman Cerdas Trunojoyo, dapat disimpulkan bahwa sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman ditemukan pada segmen 3 (tiga) dikarenakan dekatnya segmen ini
terhadap para PKL sehingga membuat para PKL dan pengunjung taman dengan mudah untuk melakukan hubungan dengan
para PKL terkhusunya dengan hal sinergitas yang dimana mengacu pada komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan
antara PKL dan pengunjung taman. Lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 5.1.

B. Taman Singha Merjosari


Berdasarkan hasil observasi dan analisa peneliti terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif pada
Taman Singha Merjosari antara PKL dan pengunjung, Taman Singha Merjosari dibagi menjadi tiga bagian segmen, yaitu
diantaranya :
1. Segmen 1
Pada segmen 1 (satu) pada Taman Singha Merjosari, berdasarkan hasil observasi para pengunjung taman yang
sedang melakukan kegiatan di taman ini, sering menikmati dagangan yang dijual para PKL di bagian segmen 1
(satu). Lokasi PKL yang terletak pada bagian segmen 1 (satu) ini membuat para pengunjung taman dengan mudahnya
untuk melakukan transaksi ekonomi dengan para PKL sehingga para pengunjung yang habis melakukan kegiatan
maupun yang belum bisa menikmati makanan atau minuman yang mereka beli di bagian segmen 1 (satu). Dekatnya
para PKL dengan pengunjung taman di bagian segmen 1 (satu) ini memberikan bentuk hubungan atau sinergitas
diantara keduanya dan dibuktikan juga dengan adanya komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan diantara
PKL dan pengunjung taman.
2. Segmen 2
Segmen 2 (dua) pada taman ini berdasarkan hasil observasi di lapangan, diperuntukkan oleh para pengunjung taman
untuk melakukan rekreasi dan melakukan kegiatan olahraga. Adanya fasisilitas olahraga seperti lapangan bola basket
dan arena skateboarding membuat bagian segmen ini ramai di kunjungi oleh para mahasiswa dan keluarga. Segmen
2 (dua) taman ini ramai dikunjungi pada saat sore hari dan bagian segmen ini terdapat wisata yang juga digemari
oleh para keluarga dan anak-anak sehingga bagian segmen taman ini memang dimanfaatkan hanya oleh pengunjung
taman dan tidak terjalin sinergitas pemanfaatan ruang antara PKL dan pengunjung pada bagian segmen 2 (dua) ini.
3. Segmen 3
Bagian segmen 3 (tiga) dimanfaatkan oleh para pengunjung taman yang hanya sekedar ingin bersantai dan duduk-
duduk, adanya fasilitas gazebo membuat bagian segmen taman ini nyaman untuk dinikmati oleh para pengunjung.
Banyaknya pohon-pohon menambah bagian segmen ini menjadi semakin rindang dan teduh. Bagian segmen 3 (tiga)
ini lumayan jauh dengan para PKL sehingga tidak ada pengunjung yang membawa makanan atau minuman yang
mereka beli dari PKL ke bagian segmen 3 (tiga) taman ini dan membuat sinergitas pemanfaatan ruang publik taman
aktif antara PKL dan pengunjung tidak terbentuk.
Dari pembagian tiap segmen pada Taman Singha Merjosari, dapat disimpulkan bahwa sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman ditemukan pada segmen 1 (satu) dikarenakan dekatnya segmen ini
terhadap para PKL sehingga membuat para PKL dan pengunjung taman yang telah selesai melakukan kegiatannya, dengan
mudah untuk melakukan hubungan transaksi ekonomi dengan para PKL terkhusunya dengan hal sinergitas yang dimana
mengacu pada komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan antara PKL dan pengunjung taman. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada peta 5.2.

C. Taman Slamet
Berdasarkan hasil observasi dan analisa peneliti terhadap sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif pada
Taman Slamet antara PKL dan pengunjung, Taman Slamet dibagi menjadi 2 (dua) bagian segmen, yaitu diantaranya :
1. Segmen 1
Segmen 1 (satu) Taman Slamet terletak pada bagian utara Taman Slamet. Dari bagian segmen 1 (satu) Taman Slamet
dimanfaatkan oleh pengunjung taman yang ingin melakukan kegiatan jalan-jalan, nongkrong, atau sekedar melihat-
lihat taman. Bagian segmen 1 (satu) Taman Slamet memiliki spot foto yang ramai dikunjungi oleh para pengunjung
dari kalangan muda hingga tua. Jarak yang lumayan jauh antara PKL dengan bagian segmen 1 (satu) membuat para
pengunjung hanya menikmati bagian segmen ini dengan bersantai atau sekedar foto-foto. Dari pemanfaatan ruang
pada segmen 1 (satu) Taman Slamet ini tidak ditemukan adanya sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif
antara PKL dan pengunjung di Taman Slamet.
2. Segmen 2
Bagian segmen 2 (dua) Taman Slamet terletak pada bagian selatan taman yang dimana pada bagian taman ini di
peruntukkan oleh para PKL yang melakukan usaha dagangannya sehingga bagian segmen 1 (satu) taman ini
berdekatan dengan para pengunjung taman. Bagian segmen 1 (satu) diperuntukkan oleh para pengunjung taman tidak
hanya untuk bersantai tetapi para pengunjung taman juga menikmati makanan atau minuman yang mereka beli dari
PKL pada bagian segmen ini. Adanya komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan antara PKL dan
pengunjung taman di bagian segmen 1 (satu) taman salmet ini memberikan bentuk sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif diantara keduanya.
Dari pembagian tiap segmen pada Taman Singha Merjosari, dapat disimpulkan bahwa sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman ditemukan pada segmen 2 (dua) dikarenakan dekatnya segmen ini
terhadap para PKL yang melakukan usaha dagangnya sehingga para pengunjung taman dengan mudah untuk melakukan
hubungan transaksi ekonomi dengan para PKL terkhusunya dengan hal sinergitas yang dimana mengacu pada komunikasi,
feedback (umpan balik) dan kepercayaan antara PKL dan pengunjung taman. Lebih jelasnya dapat dilihat pada peta 5.3.
Segmen 1
 Terdapat Perpustakaan taman
yang digunakan untuk tempat
membaca para pengunjung. Segmen 4
 Pemanfaatan fasilitas dapat  Terdapat area playground
dilakukan secara aktif. untuk anak-anak dan dekat
 Tidak terdapat adanya sinergitas dengan segmen 3
pemanfaatan ruang publik taman  Pemanfaatan fasilitas dapat
aktif antara PKL dan digunakan secara aktif.
pengunjung.  Tidak terdapat adanya
sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara
PKL dan pengunjung.

Segmen 2 Segmen 3
 Terdapat tempat duduk dan untuk  Terdapat tempat duduk yang
para pengunjung yang ingin berdekatan dengan PKL dan
bersantai-santai.
tempat untuk menikmati
 Pemanfaatan fasilitas dapat dilakukan
makanan atau minuman dari
secara aktif.
PKL
 Tidak terdapat adanya sinergitas
pemanfaatan ruang publik taman aktif  Terdapat tempat sampah
antara PKL dan pengunjung. yang dekat dengan
pengunjung.
 Pemanfaatan fasilitas dapat
digunakansecara aktif.
 Terdapat sinergitas
pemanfaatan ruang publik
taman aktif antara PKL dan
pengunjung taman.

Peta 5.1
Peta Pembagian Segmen Taman Cerdas Trunojoyo
Segmen 3
 Terdapat fasilitas gazebo untuk
bersantai-santai
 Terdapat banyak pohon
membuat segmen 3 semakin
rindang dan teduh
 Pemanfaatan fasilitas
dilakukan secara aktif.
 Tidak terdapat adanya
sinergitas pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara PKL
dan pengunjung.
Segmen 2
 Terdapat fasilitas rekreasi untuk para
pengunjung yang ingin berwisata
 Terdapat fasilitas olahraga bagi para
pengunjung yang ingin berolahraga
 Terdapat arena skateboarding yang ramai
dikunjungi para kalangan remaja dan anak- Segmen 1
anak.  Terdapat fasilitas tempat parkir bagi
 Pemanfaatan fasilitas dilakukan secara aktif. para pengunjung yang membawa
 Ramai dikunjungi saat sore hari oleh para motor.
keluarga dan anak – anak  Terdapat PKL yang berjualan.
 Tidak terdapat sinergitas pemanfaatan ruang  Terdapat tempat bagi pengunjung
antara PKL dan pengunjung pada bagian untuk menikmati dagangan PKL
segmen 2 (dua)  Terdapatnya sinergitas pemanfaatan
ruang publik taman aktif antara PKL
dan pengunjung taman pada bagian
segmen 1 (satu) ini.

Peta 5.2
Peta Pembagian Segmen Taman Singha Merjosari
Segmen 1
 Terdapat tempat duduk bagi para
pengunjung yang ingin bersantai-
santai
 Terdapat spot foto bagi para
pengunjung taman
 Tidak terdapat PKL pada bagian
segmen ini.
 Pemanfaatan fasilitas dilakukan
secara aktif.
 Tidak ditemukan adanya sinergitas
pemanfaatan ruang publik taman
aktif antara PKL dan pengunjung di
bagian segmen ini.

Segmen 2
 Terdapat tempat duduk bagi
para pengunjung yang ingin
bersantai ataupun minikmati
makanan atau minuman yang
dibeli dari PKL.
 Pemanfaatan fasilitas dilakukan
secara aktif.
 Terdapat sinergitas
pemanfaatan ruang publik
taman aktif antara PKL dan
pengunjung pada bagian
segmen ini.

Peta 5.3
Peta Pembagian Segmen Taman Slamet
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Focus dalam penelitian ini sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung, yang dimana
dalam mengukur sinergitas mengacu pada 3 variabel, yakni komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan. Kesimpulan
penelitian akan dijelaskan mengenai hasil akhir dari analisis peneliti terkait dengan sinergitas pemanfaatan ruang publik taman
aktif antara PKL dan pengunjung. hasil akhir akan dibahas berdasarkan lokasi dari 3 (tiga) taman aktif diantaranya taman
cerdas trunojoyo, taman singha merjosari dan taman slamet.

6.1.1. Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada Taman Cerdas Trunojoyo
Ditemukannya sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung diantaranya berdasarkan
komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan. Bahwa menurut PKL yang mempengaruhi komunikasi ialah kesopanan,
keramahan dan kemudahan dan untuk pengunjung taman kesopanan, keramahan dan kemudahan dalam berbelanja
mempengaruhi komunikasi mereka. Sinergitas berdasarkan kepercayaan antara PKL dan Pengunjung taman yang menunjukan
bahwa melakukan pendekatan dan memenuhi reliabilitas mempengaruhi kepercayaan satu sama lain untuk melakukan
sinergitas. Untuk sinergitas berdasarkan variabel feedback (umpan balik) antara PKL dan pengunjung taman dibuktikan dengan
persepsi PKL maupun pengunjung taman yang berpendapat bahwa kesenangan, kepuasan dan kesukaan sangat berpengaruh
pada feedback (umpan balik).
Sinergitas pemanfaatan ruang publik antara PKL dan pengunjung taman ditemukan pada segmen 3 (tiga) taman cerdas
trunojoyo dikarenakan dekatnya segmen ini terhadap para PKL sehingga membuat para PKL dan pengunjung taman dengan
mudah untuk melakukan hubungan dengan para PKL terkhusunya dengan hal sinergitas yang dimana mengacu pada
komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan antara PKL dan pengunjung taman.

6.1.2. Sinergitas Pemanfaatan Ruang Publik Taman Aktif Pada Taman Singha Merjosari
Ditemukannya sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman berdasarkan
dengan 3 variable sinergitas yaitu komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan. Menurut PKL dan pengunjung taman
bahwa kesopanan, keramahan, dan kemudahan berpengaruh terhadap komunikasi. Sinergitas berdasarkan feedback (umpan
balik) antara PKL dan pengunjung taman dibuktikan dengan persepsi PKL maupun pengunjung taman yang berpendapat
bahwa kesenangan, kepuasan dan kesukaan berpengaruh pada feedback (umpan balik). Sinergitas berdasarkan kepercayaan
antara PKL dan pengunjung taman yang menunjukan bahwa melakukan pendekatan dan memenuhi reliabilitas mempengaruhi
kepercayaan satu sama lain.
Sinergitas pemanfaatan ruang publik antara PKL dan pengunjung taman ditemukan pada segmen 1 (satu) taman
singha merjosari dikarenakan dekatnya segmen ini terhadap para PKL sehingga membuat para PKL dan pengunjung taman
dengan mudah untuk melakukan hubungan dengan para PKL terkhusunya dengan hal sinergitas yang dimana mengacu pada
komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan antara PKL dan pengunjung taman.

6.1.3. Sinergitas Pada Taman Slamet


Ditemukannya sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antar PKL dan pengunjung berdasarkan dengan 3
variable sinergitas yaitu komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan.. Menurut PKL dan Pengunjung Taman bahwa
kesopanan , keramahan , dan kemudahan berpengaruh terhadap komunikasi. Sinergitas berdasarkan feedback (umpan balik)
antara PKL dan pengunjung taman dibuktikan dengan persepsi PKL maupun pengunjung taman yang berpendapat bahwa
kesenangan, kepuasan dan kesukaan berpengaruh pada feedback (umpan balik). Sinergitas berdasarkan kepercayaan antara
PKL dan pengunjung taman yang menunjukan bahwa melakukan pendekatan dan memenuhi reliabilitas mempengaruhi
kepercayaan satu sama lain.
Sinergitas pemanfaatan ruang publik antara PKL dan pengunjung taman ditemukan pada segmen 2 (dua) taman
slamet dikarenakan dekatnya segmen ini terhadap para PKL sehingga membuat para PKL dan pengunjung taman dengan
mudah untuk melakukan hubungan dengan para PKL terkhusunya dengan hal sinergitas yang dimana mengacu pada
komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan antara PKL dan pengunjung taman.

6.2 Rekomendasi
Berdasarkan analisis pada Bab 5 bahwa ditemukan adanya hubungan interaksi (sinergitas) dalam pemanfaatan ruang
publik taman aktif antara PKL dan pengunjung taman, sehingga keberadaan PKL memang dibutuhkan oleh pengunjung taman
pada taman-taman aktif di Kota Malang. Dari kesimpulan tersebut maka diusulkan adanya PKL yang dapat melayani
pengunjung taman dengan demikian PKL dapat diatur sehingga tidak merusak fungsi dan keserasian taman aktif. Adapun studi
lanjut dan tidak lanjut untuk mendukung keberadaan PKL di taman aktif maka dibutuhkan :
1. Penelitian tentang kebijakan pemerintah daerah terhadap Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada pada ruang publik
taman aktif.
2. Penelitian tentang konsep penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) pada kawasan ruang publik taman aktif.
Berdasarkan penelitian ini, dapat dilihat bahwa terdapat sinergitas pemanfaatan ruang publik taman aktif antara PKL
dan pengunjung. Variabel komunikasi, feedback (umpan balik) dan kepercayaan ditemukan berpengaruh diantara PKL dan
pengunjung di semua lokasi studi peneliti diantaranya Taman Cerdas Trunojoyo, Taman Singha Merjosari dan Taman Slamet.
Ketiga variabel pengukur sinergitas ini dapat diterapkan dan dikembangkan di taman-taman aktif lain di Kota Malang yang
ingin mencari bentuk hubungan interaksi (sinergitas) dalam melakukan pemanfaatan ruang publik taman aktif.

Anda mungkin juga menyukai