Hutan Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam) dengan mengikut sertakan
masyarakat. Sarana pariwisata dapat dibangun dalam zona pemanfaatan.
wilayah pada Balai Besar Taman Nasional Tipe A, Balai Besar Taman
Nasional Tipe B, Balai Taman Nasional Tipe A dan Balai Taman Nasional
Tipe B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dapat ditetapkan Resort
Pengelolaan Taman Nasional Wilayah yang merupakan jabatan non
struktural dengan keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Taman
Nasional.
Migrasi manusia
Perkembangan hewan Pemukiman
Pertanian Perdagangan daging
domestikasi
Serbuan spesies asing Perburuan satwaliar
Dampak erosi air Memancing Produksi kehidupan
Perbedaan kebijakan Eksploitasi Hasil liar (ikan, aquarium,
Dampak konflik Hutan tumbuhan,karang,dll)
Aktivitas krimnal Kayu Bakar Kayu
Pengaruh wisatawan Kebakaran Perdagangan kayu
Akses transportasi Penebangan untuk bakar komersial
Polusi kepentingan lokal Bahan bakar tambang
Perubahan iklim mineral lainnya
Isolasi
menyangkut hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan (PP No.45 Tahun
2004).
Struktur organisasi mengenai Polisi Kehutanan diatur dalam
Keputusan Bersama Menteri Kehutanan dan Kepala Kepolisian
Republik Indonesia Nomor: 10/Kpts II/93-Skep/07/I/93 tanggal 7
Januari 1993. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama tersebut,
Organisasi Polisi Hutan terdiri dari: 1) Satuan Tugas Wilayah yaitu
satuan tugas setingkat peleton yang terdiri atas 30 (tiga puluh) orang
anggota Jagawana, 2) Satuan Tugas Resort yaitu satuan tugas setingkat
regu yang terdiri atas 10 (sepuluh) orang.
Menurut ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri
Kehutanan dan Perkebunan Nomor : 597/Kpts-VI/1998 tanggal 18
Agustus 1998 tentang Satuan Tugas Operasional Jagawana disebutkan
bahwa Satuan Tugas Jagawana ialah Satuan Tugas Operasional yang
berkedudukan di Dinas Kehutanan Tingkat II/Cabang Dinas
Kehutanan/Balai Taman Nasional/Unit Balai Taman Nasional/Balai
Konservasi Sumberdaya Alam/Unit Konservasi Sumber Daya Alam.
Satuan Unit Jagawana ialah Unit Operasional Jagawana yang
berkedudukan di Resort Pemangkuan Hutan/Sub Seksi Konservasi
Balai/Unit Taman Nasional/Unit Konservasi Sumber Daya Alam.
5. Penyidikan
Serangkaian tindakan penyidik dalam hal mencari dan mengumpulkan
bukti-bukti untuk menjelaskan tentang tindak pidana di bidang hutan
dan kehutanan serta dalam rangka menemukan tersangka, dalam hal
dan menurut tata cara yang di atur dalam KUHP dan peraturan
perundangan lannya.
2.5.5. Sarana dan Prasarana Pengamanan
Di dalam pelaksanaan tugasnya Polisi Kehutanan dilengkapi dengan
sarana dan prasarana perlindungan. Yang termasuk sarana perlindungan
hutan dapat berupa alat pemadam kebakaran baik perangkat lunak maupun
perangkat keras, alat komunikasi, perlengkapan satuan pengaman hutan,
tanda batas kawasan hutan, plang/tanda-tanda larangan, alat mobilitas
antara lain dapat berupa kendaraan roda empat dan roda dua serta
kendaraan air. Yang termasuk prasarana perlindungan hutan dapat berupa
asrama satuan pengamanan hutan, rumah jaga, jalan-jalan pemeriksaan,
menara pengawas, dan parit batas (PP No.45 Tahun 2004).