Anda di halaman 1dari 44

KEBIJAKAN BINA

CINTA ALAM
DI KAWASAN
KONSERVASI
oleh :
RUMCHANI AGUS SULISTIYO

Sub Direktortat
Kemitraan Konservasi,
Bina Daerah Penyangga dan
Bina Cinta Alam

Direktorat Pengelolaan Kawasan


Konservasi, DITJEN KSDAE
Gedung Manggala Wanabakti Blok
VII Lantai 7, Jakarta 10270

Dalam acara Bontek Bina Cinta Alam di Provinsi Jawa Timur, 21 Februari 2023
SEJARAH BCA DI
INDONESIA
(Peranan Dr. S.H. Koorders Sebagai Ilmuwan,
Generasi Muda Pecinta Alam, Sampai Terbentuknya
Bina Cinta Alam)

2
 Alasan pendirian perkumpulan perlindungan alam :
➢Fenomena perburuan Burung Cendrawasih telah memberikan
semangat dan pengalaman yang sangat berharga bagi gerakan
konservasi yang dimotori oleh perkumpulan perlindungan alam,
baik di Indonesia maupun di Dunia (1896-1900).
➢ Eksploitasi perburuan Burung Cenderawasih secara besar-besaran
telah menjadikan burung tersebut menjadi lambang dari
perkumpulan ini.

Malapetaka yang Menimpa Burung Cendrawasih di Maluku dan Papua.


Sumber: Nederlandsch Indische Vereeniging tot Natuurbescherming Jaar Verslag 1920 – 1921.
3
➢Ketidakpedulian pemerintah terhadap kegiatan
eksploitasi hutan untuk kepentingan ekonomi tanpa
ada upaya pelestarian.
➢Aktifitas kerusakan hutan yang diakibatkan oleh
kegiatan pertambangan, perkebunan, penebangan
liar dan perburuan liar pada areal-areal yang
berpotensikan tumbuhan dan satwa.
➢Tidak ada prakarsa dari Pemerintah Kolonial
Belanda untuk melindungi kawasan yang berpotensi
tumbuhan dan satwa dari aktifitas manusia.
➢Kawasan-kawasan yang telah dilakukan penelitian
oleh para ahli botani tidak mendapat perhatian dari
pemerintah untuk masa depannya.

4
Rombongan pemburu di tahun 1901
ketika Ujungkulon ditetapkan sebagai daerah pemburuan.
Sumber: Ujungkulon National Park, 2010.

Leopards, merupakan salah satu binatang


yang dijadikan
perebutan trophy oleh para pemburu di
Ujungkulon 1901.
Sumber: Ujungkulon National Park, 2010.

Pemburuan Harimau di sebuah bagian di Sumatera. 5


Sumber: Buletin Konservasi Alam, 2010.
 Semangat gerakan konservasi di Indonesia pertamakali
dimotori oleh Perkumpulan Perlindungan Alam yang
sangat peduli terhadap keutuhan dan pelestarian alam.
 Empat tradisi penting yang dikembangkan oleh para
penggerak konservasi yang dimotori Dr. S.H koorders :
➢ Riset.
➢ Kajian Lapangan.
➢ Dokumentasi.
➢ Jaringan Kerjasama.
 Sejarah Bina Cinta Alam dapat kita simak untuk dapat
memahami upaya masyarakat yang senantiasa mencoba
mengatasi persoalan-persoalan pada zamannya. Butir-
butir berharga dari tindakan para pendahulu kita dapat
dijadikan “guru pengalaman dan keteladanan” bagi
generasi muda kita yang akan meneruskan pemanfaatan
dan pelestarian hutan.
6
DASAR
HUKUM
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya
Bab IX Peranserta Masyarakat Pasal 37
Ayat ( 1) :
Peranserta rakyat dalam konservasi sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya diarahkan dan digerakkan oleh pemerintah
melalui berbagai kegiatan yang berdaya guna dan berhasil
guna
Ayat (2) :
Dalam mengembangkan peranserta rakyat sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), pemerintah menumbuhkan dan meningkatkan
sadar konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya
dikalangan rakyat melalui pendidikan dan penyuluhan
Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan

Bab X Peranserta Masyarakat Pasal 70


Butir (1) :
Masyarakat turut berperan serta dalam pembangunan di bidang
kehutanan

Butir (2) :
Pemerintah wajib mendorong peranserta masyarakat melalui berbagai
kegiatan dibidang kehutanan yang berdaya guna dan berhasil guna
Butir (3) :
Dalam rangka meningkatkan peranserta masyarakat,
pemerintah dan pemerintah daerah dapat dibantu
oleh Forum pemerhati kehutanan
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994
Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati
Pasal 13
Butir (a) :
Para pihak wajib mendorong pentingnya upaya
konservasi keanekaragaman hayati sebagai
propaganda melalui pendidikan
Butir (b) :
Mengembangkan program-program pendidikan dan
kesadaran masyarakat di bidang konservasi dan
pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor 15/Menlhk-II/2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan

Direktorat Pengelolaan Kawasan Konservasi menyelenggarakan


fungsi: (Pasal 152 – 159)
 penyiapan perumusan kebijakan di bidang bina cinta alam,
 pelaksanaan kebijakan di bidang bina cinta alam
 penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang bina cinta alam
 penyiapan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidang bina cinta alam
 pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang bina cinta
alam
 pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang bina cinta alam
Peraturan Lainnya
1. Peraturan Presiden Nomor : 22 Tahun 2009 tanggal 10 Agustus 2009
tentang Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN).
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.43/Menlhk/Setjen/Kum.1/5/2016 tentang Panduan Umum
Penyelenggaraan Lomba dan Apresiasi Wana Lestari
3. Keputusan Dirjen PHKA Nomor : SK 41/IV-Set/HO/2006 tanggal 22
Maret 2006 tentang Pedoman Pembentukan Kader Konservasi
4. Keputusan Dirjen PHKA Nomor : SK 45/IV-Set/HO/2006 tanggal 22
Maret 2006 tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Pencinta Alam
5. Keputusan Dirjen PHPA Nomor : 106/Kpts/DJ-VI/1996 tanggal 5
Nopember 1996 tentang Pedoman Pembentukan dan Organisasi
Forum Komunikasi Kader Konseravsi Indonesia FK3I di daerah Tingkat
I.
PENGERTIAN
VISI MISI
KEBIJAKAN
TUJUAN
SASARAN
DITJEN PHKA
DIREKTORAT PJLKKHL

DITJEN PSKL
DIREKTORAT KEMITRAAN
LINGKUNGAN

DITJEN KSDAE
DIREKTORAT PKK

16
Bina Cinta Alam
adalah segala
sesuatu upaya
penyadartahuan
masyarakat dalam
rangka
menumbuhkan dan
meningkatkan
pemahaman dan
kepedulian akan
pentingnya
konservasi sumber
daya alam hayati
dan ekosistemnya.
VISI :
Terwujudnya masyarakat sadar dan peduli konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

MISI :
➢ Mewujudkan peningkatan masyarakat dalam
mengelola sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya melalui kegiatan bina cinta alam
➢ Mewujudkan pengembangan kelembagaan,
kemitraan dan perencanaan bina cinta alam
Landasan Kebijakan :
➢ Pelaksanaan kegiatan bina cinta alam
secara luas adalah memberikan
pendidikan KSDAH & E kepada seluruh
lapisan masyarakat baik dilaksanakan
oleh pemerintah maupun non pemerintah
➢ Pendidikan KSDAH & E dilaksanakan
melalui pendidikan formal dan non formal
➢ Kegiatan
bina cinta alam adalah pendidikan
KSDAH & E sangat diperlukan dalam
menumbuhkan, meningkatkan pengetahuan
dan kepedulian serta motivasi masyarakat
dalam kegiatan KSDAH & E

➢ Pembinaan kegiatan bina cinta alam harus


mampu memberdayakan masyarakat dalam
meningkatkan pengetahuan , kepedulian, dan
kemauan untuk berperan serta dalam KSDAH &
E serta meningkatkan sosial ekonomi
masyarakat.
Tujuan dari kegiatan bina cinta alam adalah :
a. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran
konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya
b. Peningkatan penghayatan dan peran serta
masyarakat terhadap upaya konservasi

Sasaran bina cinta alam adalah :


Pembinaan manusia seutuhnya, yang meliputi
pembinaan untuk membangun rohani dan
jasmani, sehingga diperoleh moralitas hidup
yang tinggi terhadap konservasi sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya.
PROGRAM
1. Pembentukan Kader Konservasi oleh
pemerintah dan non pemerintah
2, Pembinaan Kader Konservasi dan
Kelompok Pencinta Alam
3. Penjenjangan Kader Konservasi
(Pedoman Penjenjangan Kader
Konservasi Tahun 2009)
4, Pembentukan dan Pembinaan Forum
Komunikasi Kader Konservasi Indonesia
(FK3I)
5. Pembinaan Pramuka Saka Wanabakti
dan Saka Kalpataru
6. Pembinaan dan Pemantauan Peranserta
Masyarakat dibidang KSDAH & E untuk Kader
Konservasi dan Kelompok Pencinta Alam
dalam rangka Lomba “Wana Lestari” yang
dilaksanakan secara rutin oleh Kementerian
Kehutanan.
8. Pemberdayaan Mitra Bina Cinta Alam (Kader
Konservasi, Kelompok Pencinta Alam, Pramuka,
kelompok Swadaya Masyarakat/kelompok Profesi)
9. Pendidikan Konservasi melalui kegiatan :
a. Visit to School
b. School Visit
c. Mulok KSDAH & E
10. Kemah Konservasi
(Pedoman Kemah Konservasi Tahun 2009)
11. Sosialisasi KSDAH & E kepada semua lapisan
masyarakat.
12. Jombore Konservasi Generasi Muda Pencinta Alam
(GEMPALA)
14. Rangkaian Hari Konservasi Alam
15. Pembuatan Data Base Mitra Bina Cinta Alam
(Kader Konservasi, Kelompok Pencinta Alam, Pramuka, Kelompok
Swadaya Masyarakat/ Kelompok Profesi)
16. Menjalin Kerjasama dengan Mitra Konservasi
dalam rangka Meningkatkan Pemberdayaan
Masyarakat disekitar kawasan konservasi, baik pemberdayaan
prilaku terhadap upaya KSDAH & E maupun pemberdayaan
secara ekonomi.
17. Membina dan menfasilitasi Forum Komunikasi Kader Konservasi
Indonesia (FK3I).
PEMBENTUKAN
KADER
KONSERVASI
ALAM
SURAT DIREKTUR
PENGELOLAAN
KAWASAN
KONSERVASI TERKAIT
PENOMORAN KADER
KONSERVASI ALAM
Kader Konservasi Alam adalah seseorang yang telah
dididik/ditetapkan sebagai penerus upaya
konservasi sumber daya alam yang memiliki
kesadaran dan ilmu pengetahuan tentang
konservasi sumber daya alam secara sukarela,
bersedia dan mampu menyampaikan pesan
konservasi kepada masyarakat

 STATUS ORANG → DIBUKTIKAN DENGAN KARTU KEANGGOTAAN


DAN ATAU SERTIFIKAT
 SYARAT MENDAPATKAN KARTU KEANGGOTAAN KADER
KONSERVASI:
▪ WARGA NEGARA INDONESIA
▪ DALAM KONDISI SEHAT
▪ BERKELAKUAN BAIK
▪ LULUS PENDIDIKAN ATAU DITETAPKAN OLEH KEPALA UPT
 CAKUPAN/POTENSI CALON KADER KONSERVASI: PELAJAR,
MAHASISWA, ANGGOTA PRAMUKA, ANGGOTA PECINTA ALAM,
ANGGOTA LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT, ANGGOTA
KELOMPOK MASYARAKAT (KELOMPOK TANI, KELOMPOK NELAYAN,
KELOMPOK PEDAGANG, DLL), ANGGOTA PROFESI (DOKTER,
GURU/DOSEN, PENELITI, OLAHRAGAWAN, DLL), ASN (PNS, TNI,
POLRI), KARYAWAN SWASTA, TOKOH MASYARAKAT/ADAT, TOKOH
AGAMA, MASYARAKAT UMUM.

 TINGKATAN KADER KONSERVASI:


▪ KADER KONSERVASI TINGKAT PEMULA/MUDA
▪ KADER KONSERVASI TINGKAT MADYA/CAKAP
▪ KADER KONSERVASI TINGKAT UTAMA/AHLI
MEKANISME PENETAPAN DAN
PENINGKATAN KADER MELALUI
PENDIDIKAN
• PEMULA/MUDA MADYA/CAKAP UTAMA/AHLI
• WNI berumur 17 – 55 • Kader Konservasi • Kader Konservasi
tahun pemula/Muda Madya/Cakap
• Berbadan sehat • Berbadan sehat • Berbadan sehat
• Berkelakuan baik • Berkelakuan baik • Berkelakuan baik
• Telah mengikuti • Telah mengikuti • Telah mengikuti
Pendidikan 25 JPL(25 x Pendidikan 50 JPL Pendidikan 90 JPL
45 menit) • Lulus tes tertulis dalam • Lulus tes tertulis dalam
• Lulus tes tertulis dalam masa Pendidikan masa Pendidikan
masa pendidikan
MEKANISME PENETAPAN DAN
PENINGKATAN KADER MELALUI
PENETAPAN
• PEMULA/MUDA MADYA/CAKAP UTAMA/AHLI
• WNI berumur 17 – 55 • Kader Konservasi • Kader Konservasi
tahun pemula/Muda Madya/Cakap
• Berbadan sehat • Berbadan sehat • Berbadan sehat
• Berkelakuan baik • Berkelakuan baik • Berkelakuan baik
• Ditetapkan oleh Kepala • Ditetapkan oleh Kepala • Ditetapkan oleh
UPT KSDAE UPT KSDAE Direktur Jenderal
KSDAE

PELAKSANAAN PENINGKATAN KADER TIDAK DAPAT


DILAKSANAKAN SECARA KOMBINASI (MASING-MASING
MEKANISME)
MATERI PENDIDIKAN
KELOMPOK PEMULA/MUDA MADYA/CAKAP UTAMA/AHLI

DASAR • Kehutanan umum • Kebijaksanaan KLHK di bidang • Kebijaksanaan KLHK di bidang


• Dasar-dasar KSDAHE KSDAHE
kepemimpinan • Kepemimpinan • Kepemimpinan
• Kependudukan dan lingkungan hidup • Kependudukan dan lingkungan hidup
• Sosiologi

INTI • Dasar-dasar ekologi • Ekologi • Ekologi


• Flora dan fauna • Flora dan fauna Indonesia • Flora dan fauna Indonesia
Indonesia • Pengelolaan sumberdaya alam dan • Pengelolaan sumberdaya alam hayati
• Dasar-dasar konservasi ekosistemnya dan ekosistemnya.
• Pembinaan Cinta Alam • Dasar-dasar komunikasi masyarakat • Kemitraan konservasi
• Metode pendekatan • Pembinaan Cinta Alam • Pembinaan cinta alam
terhadap masyarakat • Interpretasi konservasi • Pemanfaatan potensi kawasan
konservasi
• Interpretasi konservasi

PENUNJANG • Wisata alam


• PPPK dan SAR

PRAKTEK • Pendekatan terhadap • Kerjasama dengan masyarakat


LAPANG masyarakat • Ekologi
• Dasar-dasar ekologi • Pengenalan flora dan fauna
• Pengenalan flora dan • Dasar-dasar pengelolaan kawasan konservasi
fauna • Interpretasi konservasi

LAIN-LAIN • Laporan dan diskusi


TUGAS KKA
1. Melaksanakan upaya penyadartahuan masyarakat (kampanye) tentang konservasi sumberdaya
alam hayati dan ekosistem diantaranya melalui kegiatan pertemuan/FGD, pemasangan
poster/banner, Pendidikan formal dan informal, pameran, pembuatan film dan lain-lain.
2. Memberikan ide, gagasan atau inovasi untuk pengembangan pelaksanaan kegiatan bina cinta
alam.
3. Menerapkan disiplin pribadi untuk mencintai lingkungan hidup dengan berwawasan azas
konservasi.
4. Meningkatkan sikap dan jiwa keteladanan dalam upaya konservasi sumberdaya alam hayati
dan ekosistemnya.
5. Berperan aktif atau menjadi Narasumber dalam acara diskusi, seminar, penyuluhan dan lain-
lain melalui penyampaian informasi yang dapat mendorong atau memberikan semangat
kepada peserta dalam konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
6. Berperan aktif dalam menggerakan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran serta
mengamalkan upaya konservasi.
7. Meningkatkan wawasan, pengetahuan dan pengalaman di bidang konservasi atas inisiatif
sendiri baik melalui jalur kegiatan formal maupun non formal.
8. Berkoordinasi antara sesama Kader Konservasi Alam dalam rangka memikirkan masalah-
masalah upaya konservasi sekaligus berusaha memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
dalam bentuk kegiatan nyata.
9. Membuat dan menyampaikan laporan kegiatan yang berkaitan bina cinta alam kepada Unit
Pelaksana Teknis (UPT) KSDAE di wilayahnya masing-masing (Balai Besar/Balai KSDA, Balai
Besar/Balai Taman Nasional).
KEGIATAN-KEGIATAN KKA
 PEMBENTUKAN KADER KONSERVASI MELALUI KEGIATAN PENDIDIKAN
(UPT KSDAE, BALAI DIKLAT KEMENLHK, DIREKTORAT PKK)
- TARGET KEGIATAN ADALAH LEMBAGA ATAU KOMUNITAS POTENSI
CALON KKA
- NARASUMBER SERTA PELAKSANA KEGIATAN MELIBATKAN PIHAK UPT
KSDAE, UPT LITBANG KEMENLHK, SERTA KADER KONSERVASI ALAM
 PELAKSANAAN TUGAS KKA SESUAI DENGAN KOMPETENSI,
WEWENANG DAN KETENTUAN-KETENTUAN DALAM PROFESI SERTA
LEMBAGA/ORGANISASI MASING-MASING KKA
 APABILA KKA TURUT SERTA DALAM KEGIATAN DITJEN KSDAE, MAKA
KKA HARUS TERDAFTAR DALAM SURAT PENUGASAN DARI PIMPINAN
PELAKSANA KEGIATAN LINGKUP DITJEN KSDAE
 CONTOH KEGIATAN: SCHOOL VISIT, VISIT TO SCHOOL, KSDAE
MENGAJAR, DLL
HAK KKA
1. Mendapatkan sertifikat kelulusan Pendidikan atau surat keputusan
sebagai tanda penetapan sebagai KKA atau tanda peningkatan
jenjang KKA
2. Mendapatkan kartu anggota KKA sebagai tanda petunjuk identitas
KKA
3. Diikutsertakan dalam pelaksanaan kegiatan lingkup Ditjen KSDAE
sesuai dengan kompetensi, pengalaman dan tingkat KKA,
ketersediaan alokasi anggaran serta ketentuan dalam peraturan
4. Mendapatkan hadiah dan atau penghargaan dalam acara peringatan
konservasi alam atau lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
atau melalui tahapan penilaian, contoh: peringatan Hari Konservasi
Alam Nasional dan Lomba Wanalestari.
5. Ditingkatkan jenjang KKA –nya sesuai dengan ketentuan
6. Dapat memberikan pembinaan Kader Konservasi Alam yang lebih
rendah tingkatannya.
RENCANA KEGIATAN BCA THN 2023
TANTANGAN
1. Peraturan Terkait Bina Cinta Alam
2. Penyusunan NSPK
3. Updating Data
4. Penganggaran
5. Penyeragaman Bentuk
6. Pembinaan
7. Peningkatan SDM

Anda mungkin juga menyukai