PENDAHULUAN
Biak Numfor. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang terkait di
daerah, lembaga ilmiah, lembaga swadaya masyarakat, swasta dan perseorangan guna
(indigenous people) setempat yang berada di sekitar dan atau dalam lokasi wisata
bahari. Wisata bahari berhubungan dengan pemanfaatan potensi alam bahari yang
berada di daerah ini untuk dikembangkan menjadi kegiatan wisata bahari. Wisata
aktifitas yang memerlukan tempat dan peralatan yang memadai serta pengetahuan
yang cukup tentang suatu kawasan bahari. Masyarakat dipandang dapat terlibat dan
atau menunjang dalam kegiatan wisata bahari oleh wisatawan mancanegara dan
penyediaan peralatan wisata bahari, hiburan berupa tarian, dan kegiatan – kegiatan
(insitu) maupun masyarakat diluar wilayah (objek) wisata bahari. Kegiatan wisata
bahari idealnya pula akan meningkatkan pelibatan, partisipasi dan peran serta
masyarakat setempat secara aktif didalamnya, sebab masyarakat asli itu bermukim di
sekitar dan atau di dalam objek wisata bahari dilakukan, memiliki lokasi wisata
tersebut sesuai hak adatnya (hak ulayat), kehidupannya masih tergantung dari potensi
sumber daya alam yang ada di wilayahnya (natural endowment), serta kehidupan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 2
Padaido dan Biak Timur Daratan
pembangunan. Memfokuskan tentang dampak pada manusia sebagai akibat dari
daerah ini. Faktor ini merupakan indikator penting tentang sejauhmana program
Kepulauan Padaido Kabupaten Biak Numfor telah ditetapkan oleh pemerintah pusat
dan pemerintah daerah menjadi kawasan wisata bahari. Kondisi pesisir pantai,
terumbu karang (coral reef) dan lautan dinilai memiliki potensi alam yang sangat
potensial dan menarik untuk dikembangkan menjadi objek wisata bahari. Daya tarik
Biak Timur dan Kepulauan Padaido; (2) bagaimanakah kondisi umum pariwisata
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 3
Padaido dan Biak Timur Daratan
bahari di Biak Timur Daratan dan Kepulauan Padaido; (3) sejauhmana kesiapan dan
desanya; (5) seberapa banyak pendapatan masyarakat yang diterima dari kegiatan
wisata bahari di kampungnya (desanya); (6) faktor – faktor apa saja yang
menghambat pendapatan masyarakat dari sektor wisata bahari; dan (7) upaya – upaya
bahari.
1.2 Tujuan
kawasan pesisir dan terumbu karang (coral reef) di Biak Timur Daratan dan
Kepulauan Padaido, sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
Padaido.
(2) Mengetahui kondisi umum pariwisata bahari di Biak Timur Daratan dan
Kepulauan Padaido
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 4
Padaido dan Biak Timur Daratan
(5) Mengetahui faktor – faktor yang menghambat masyarakat terlibat dalam sektor
(6) Mengetahui pendapatan masyarakat yang diterima dari kegiatan wisata bahari di
kampungnya.
1.3 Sasaran
Istilah pariwisata secara populer telah digunakan masyarakat secara luas, baik
sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat – tempat tujuan di luar tempat
tinggal dan bekerja sehari – harinya serta kegiatan – kegiatan mereka selama berada
di tempat – tempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian untuk berbagai maksud,
orang ini dapat dilukiskan sebagai berikut; banyak orang meninggalkan tempat
kediaman atau rumah mereka untuk pergi buat sementara waktu ke tempat lain
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 5
Padaido dan Biak Timur Daratan
(orang – orang yang berbuat ini kebanyakan berasal dari luar negeri) dengan tujuan
benar – benar sebagai konsumen biasa dan sama sekali tanpa tujuan mencari nafkah
atau pekerjaan di tempat yang dikunjungi sementara itu. Orang – orang ini sebagai
orang konsumen yang tidak menghasilkan tetapi mengeluarkan uang mereka untuk
kebutuhan selama kunjungan mereka. Adanya orang – orang luar tersebut dalam
adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis,
pemerintah, tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang terkait di bidang
tersebut. Sesuai PATA (Pasific Asia Travel Association) dalam Twelft Annual
pada prinsipnya haruslah diartikan sebagai orang – orang yang sedang mengadakan
perjalanan dalam jangka waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 ( tiga ) bulan di
dalam suatu negeri yang bukan merupakan negeri dimana biasanya ia tinggal.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 6
Padaido dan Biak Timur Daratan
berbagai badan atau organisasi ( ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatik,
olahraga, keagamaan, dan sebagainya ).
3. Orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud bisnis.
4. Pejabat pemerintah dan orang – orang militer beserta keluarganya yang
diposkan disuatu negara lain hendaknya jangan dimasukkan dalam kategori ini;
tetapi apabila mereka mengadakan perjalanan ke negeri lain, maka hal ini dapat
digolongkan sebagai wisatawan ( PATA, 1963)
Wahab (1989) mengemukakan bahwa bentuk pariwisata dapat dibagi sebagai
berikut;
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 7
Padaido dan Biak Timur Daratan
(a) Pariwisata pria
(b) Pariwisata wanita
(7) menurut tingkat harga dan tingkat sosial
(a) Pariwisata taraf lux
(b) Pariwisata taraf menengah
(c) Pariwisata taraf jelata ( Wahab, 1989 ).
masyarakat.
perkembangan dan atau perubahan kondisi ekonomi setempat dan berbagai pihak
lainnya. Para wisatawan sebagai orang konsumen yang tidak menghasilkan tetapi
disuatu tempat wisata yang dalam hal ini adalah Biak Timur daratan dan Kepulauan
masyarakat dalam kegiatan dan usaha jasa yang dilakukan oleh masyarakat.
Pariwisata adalah gabungan gejala yang timbul dari interaksi wisatawan, swasta,
sosial ekonomi. Menurut Carley dan Bustello (1984:5) ruang lingkup dampak sosial
meliputi aspek demografi, sosial ekonomi, institusi dan psikologis dan sosial
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 8
Padaido dan Biak Timur Daratan
budaya. Dampak ekonomi meliputi angkatan kerja, kesempatan kerja, perubahan
oleh D’Amore (1986:2) merumuskan ruang lingkup studi dampak sebagai berikut:
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 14/ 1994 menyebutkan bahwa rona
1. Kesempatan kerja dan kesempatan berusaha (mis. guide, souvenir, makanan dan
minuman).
2. Pola pemilikan dan penguasaan sumber daya alam (penyewaan lokasi wisata
bahari untuk lembaga adat atau pemilik hak ulayat)
3. Tingkat pendapatan penduduk (masyarakat Biak timur daratan dan Kepulauan
Padaido)
4. Sarana dan prasarana perekonomian (mis. penyediaan sarana dan prasarana
wisata bahari di Biak Timur Daratan dan Kepulauan Padaido)
5. Pola pemanfaatan sumber daya alam (pola pemanfaatan objek wisata bahari di
Biak timur daratan dan Kepulauan Padaido)
Lang dan Armour (1981:89) mengemukakan bahwa perkiraan dampak adalah suatu
proses untuk menentukan siapa yang akan terkena dampak, dengan cara (melalui
proses) seperti apa dan untuk berapa lama dampak itu berlangsung. Secara ringkas
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 9
Padaido dan Biak Timur Daratan
peneliti harus menyajikan; (1) siapa yang terkena dampak (who are going to be
affected). Siapa menujukkan pada berapa orang yang terkena, ciri – ciri mereka
pendidikan ; SD, SMP, SMA, Akademi/ Universitas, suku bangsa ; Biak dan non
juga bisa menunjukkan satuan analisa; individu (kepala keluarga), keluarga (istri,
anak, menantu,dll) atau masyarakat; (2) dalam bentuk apa ( in what way ) mereka
terkena dampak, misalnya penduduk yang berada di sekitar atau dalam kawasan
penyedia honai/ pondokan, dll; dan (3) berapa lama dampak itu berlangsung.Dalam
dari segi ekonomi sangat penting diketahui, karena hampir semua negara (suatu
masyarakat) mengukur posisi dan manfaat pariwisata dalam suatu kaitannya dengan
Dalam pemahaman konseptual seperti ini maka penelitian ini berupaya untuk
wisata bahari di Biak timur daratan dan Kepulauan Padaido berdampak terhadap
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 10
Padaido dan Biak Timur Daratan
kondisi sosial ekonomi masyarakat, khususnya pendapatan keluarga. Indikator
Daratan dan Kepulauan Padaido. Pemilihan lokasi ini didasarkan oleh beberapa
pertimbangan; (1) ditetapkan sebagai daerah wisata bahari secara nasional dan
daerah; (2) terdapat kebijakan, program dan kegiatan wisata bahari di daerah ini; (3)
terdapat masyarakat asli yang berada disekitar dan dalam kawasan wisata bahari;
Tabel 1
Jumlah Responden pada lokasi penelitian di Biak Timur dan Padaido
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 11
Padaido dan Biak Timur Daratan
Metode Pengumpulan data
masyarakat di kedua wilayah wisata bahari yang diketahui pernah terlibat kegiatan
baik perkembangan dan persoalan pembangunan wisata bahari di daerah Biak timur
daratan, kepulauan Padaido dan Kabupaten Biak Numfor umumnya. Kesulitan yang
antara lain: (1) periode waktu penerimaan pendapatan dari sektor wisata
diperhitungkan 5 (lima ) tahun terakhir sehingga cukup sulit bagi masyarakat untuk
memastikan jumlah penerimaan pendapatan yang diterima secara pasti, tepat dan
rinci serta bentuk – bentuk pengeluaran pendapatan, (2) sumber pendapatan dari
sektor wisata bahari tidak secara terus menerus sepanjang tahun sehingga cukup
sulit untuk menentukan secara pasti rata-rata pendapatan selama 5 (lima) tahun
dalam bentuk uang tunai (cash), (4) tidak semua kegiatan wisata bahari di
lemah (terbatas), (6) kadang masyarakat tidak menyadari bahwa kegiatan dan
pendapatan yang dikerjakan dan diperoleh merupakan hasil dari sektor wisata
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 12
Padaido dan Biak Timur Daratan
bahari. Hambatan teknis lainnya adalah keadaan musim angin dan gelombang yang
terjadi dimana dalam sebulan cuaca bisa berubah dalam hitungan minggu.Bila
minggu pertama teduh dan tenang maka minggu berikutnya angin dan
bergelombang.
Tabel 2
Stakeholder Biak Timur Dan Padaido
Jabatan Stakeholder Keterangan Stakeholder Keterangan
Biak Timur Padaido
TOMAS 2 orang 5 orang Ka. Adat
LSM 1 orang Runsram 1 orang Runsram, Pengelola cottage
Pemerintahan 3 orang Kades, Sekdes 2 orang Camat, kades
Tabel 3
STAKEHOLDER KOTA BIAK
Jabatan Jumlah Keterangan
Stakeholder
DIPARDA 1 Ka. Diparda
BAPPEDA 1 Ka. Bappeda
COREMAP 2 Koord. MCS
AKADEMI 3 LIPI, Uncen
HOTEL 1 Manager Hotel Arumbai
TRAVEL 1 Manager Biak Paradise
DIVING CENTRE 1 Pemandu selam pada Biak Diving
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 13
Padaido dan Biak Timur Daratan
Pengumpulan data – data sekunder juga dilakukan di berbagai institusi yaitu;
lebih baik tentang semua aspek yang berhubungan dengan pembangunan wisata
Data primer yang diperoleh dari kuesioner diproses menggunakan SPSSpc untuk
mendapatkan berbagai hasil analisis antara lain; jenis , intensitas , ciri, determinan
responden, jenis imbalan jasa, bentuk pelayanan dan biayanya, serta jenis pekerjaan
dan jumlah pendapatan masyarakat dari sektor wisata bahari yang dibutuhkan untuk
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 14
Padaido dan Biak Timur Daratan
Bagan Alir Penelitian
Analisis Permasalahan
Pengolahan Data
Output Penelitian
• Laporan
• Peta Selam dan
gambar Wisata
Bahari
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 15
Padaido dan Biak Timur Daratan
BAB II
Secara geografis Kabupaten Biak Numfor terletak pada Bujur Timur 134° 47′ –
136°, dan Lintang Selatan pada 0° 55′ - 30°2′. Luas wilayah sekitar 3.130 km2.
Terdapat sekitar 66 pulau terdiri dari 3 (tiga) pulau besar yaitu Pulau Biak, Pulau
Supiori dan pulau Numfor, serta terdapat 62 pulau – pulau kecil yang berada di
sekitarnya, yang merupakan pulau – pulau terumbu, seperti Kepulauan Padaido atas,
Padaido bawah dan Supiori. Secara administrasi, sebelah Utara berbatasan dengan
samudera Pasifik, sebelah Timur berbatasan dengan samudera Pasifik, sebelah Barat
berbatasan dengan selat Woniai, dan sebelah selatan berbatasan dengan selat Yapen.
dari dataran rendah, landai, berbukit-bukit, dan berbentuk jajaran perbukitan dengan
ketinggian maksimum 150-200 meter diatas permukaan laut. Terdapat daerah dengan
serta lereng-lereng curam yang mencapai ketinggian 25-50 meter, serta lereng-lereng
karang dalam komposisi berteras dengan kemiringan lebih dari 20%. Gunung
tertinggi terdapat di Kepulauan Supiori (100-300 meter). Di sebelah Barat dan Utara
pulau Biak terdapat daerah yang bergelombang dengan ketinggian antara 100-200
membentang dari arah Barat ke Timur. Semakin ke sebelah Timur daerah ini
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 16
Padaido dan Biak Timur Daratan
di sepanjang garis pantai, diselingi dengan pantai berpasir yang panjangnya berkisar
100-200 meter.
Pulau-pulau kecil terdapat di sekeliling Pulau Biak dan Supiori, meliputi gugusan
atau di sekeliling pesisir pulau. Terdapat pulau-pulau yang datar dengan ketinggian
antara 0-5 meter dari permukaan laut, dikelilingi pantai pasir putih yang indah
(yenandir bepyun) sebagai objek wisata pantai. Pulau-pulau kecil ini dikelilingi coral
reef (rose) yang luas, seperti yang terdapat di Kepulauan Padaido dan Biak timur
daratan. Kondisi pasir putih dan dan terumbu karang (coral reef) ini kini telah
menjadi potensi wisata bahari yang dikembangkan oleh pemerintah daerah Biak
wilayah tersebut.
Iklim di daerah Biak Numfor, khususnya Biak Timur daratan dan Kepulauan
Padaido dipengaruhi oleh perubahan cuaca setiap tahun oleh karena bertiup angin
secara bergantian dari arah Timur ke Barat disebut wamuren (dalam bahasa daerah
setempat), dan dari arah Barat ke Timur disebut wambaren (dalam bahasa daerah
setempat). Kondisi angin setiap tahun sangat mempengaruhi pula perilaku atau
kegiatan masyarakat setempat didaerah perairan. Pada musim angin menciptakan dan
atau menyebabkan gelombang (ombak) besar yang sangat membatasi pergerakan atau
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 17
Padaido dan Biak Timur Daratan
Kepulauan Padaido tidak bisa berlangsung secara baik dan atau sangat terbatas. Pada
musim gelombang sekitar bulan September sampai dengan Januari setiap tahun
pelayaran, penangkaran ikan, mobilitas dari kepulauan Padaido ke kota Biak dan
sebaliknya serta penyeberangan antar pulau lainnya. Kondisi arus dipengaruhi pula
oleh kondisi musim atau angin juga sehingga mempengaruhi kegiatan dan atau
aktifitas masyarakat nelayan dan wisatawan manca negara maupun domestik. Kondisi
arus yang cukup bergerak kuat kurang menguntungkan atau memberi keamanan
sebagimana diungkapkan seorang anggota LSM yang biasa mengelola wisata bahari
Dalam kondisi geografis demikian maka kegiatan wisata bahari praktis hanya bisa
berlangsung sekitar 6 (enam) bulan dalan satu tahun. Kondisi seperti ini memang
berbeda dengan objek wisata bahari lainnya di Indondesia seperti Bali dan Menado
(bunaken) dimana kegiatan wisatanya bisa berlangsung setiap tahun. Pengaruh musim
ini berakibat pula terhadap semakin kecilnya dampak pembangunan pariwisata bahari
pariwisata, khususnya wisata bahari oleh karena secara internal memiliki potensi alam
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 18
Padaido dan Biak Timur Daratan
bahari yang sangat menarik untuk pengembangan wisata bahari. Kawasan terumbu
karang (coral reef), pesisir, dan biota laut yang ada di daerah ini merupakan salah
satu yang terbaik di dunia sehingga sangat menguntungkan secara ekonomi apabila
eksternal posisi geografis daerah ini juga tidak terlepas dari tata kawasan tersebut
internasional dan mancanegara. Pada saat ini wisatawan internasional ke wilayah ini
dibuka kembali maka akan sangat mendukung mobilitas turis manca negara ke objek-
Kabupaten Biak Numfor pada beberapa saat lalu masih memiliki kemungkinan
internasional yang melintas dan atau singgah memanfaatkan sarana dan prasarana
wisata bahari di Biak Numfor, khususnya wisata bahari di Biak Timur daratan dan
utama. Keadaan ini bisa dipertahankan dan dikembangkan apabila tersedia sarana dan
ke daerah ini. Hingga kini (Oktober 2002) penerbangan internasional melalui bandara
internasional Frans Kaisepo belum dibuka sejak ditutup beberapa tahun lalu.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 19
Padaido dan Biak Timur Daratan
Pengembangan penerbangan kota besar di Asia Tenggara dan Pasifik atau Australia
Utara, sebagai asal generasi wisatawan akan bisa diharapkan untuk menunjang
pengembangan wisata bahari di Biak Timur Daratan dan Kepulauan Padaido. Potensi
wisata di daerah ini bisa menjadi “pintu gerbang” yang berfungsi “mendistribusikan”
dan “menahan” wisatawan mancanegara dan atau domestik apabila materi wisata
bahari dapat semakin berkualitas atau berkembang di Biak Timur Daratan dan
serta tempat wisata bahari lainnya, sangat erat kaitannya dengan pengembangan
bahari. Wisatawan domestik secara ekonomi belum terlalu mampu untuk memberikan
dalam wisata bahari biasanya lebih banyak sehingga akan lebih bisa mendukung
Secara internal kondisi transportasi dari kota Biak ke lokasi wisata bahari di Biak
Timur Daratan sudah cukup bagus, karena merupakan jalan raya yang sudah beraspal.
Jalan menuju kampung (desa) Saba, Wadibu, Anggopi, Anggaduber, Animi, Tanjung
Barari dapat ditempuh melalui rute jalan raya dari Kota Biak. Waktu yang dibutuhkan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 20
Padaido dan Biak Timur Daratan
setiap wisatawan dari kota Biak ke tempat-tempat wisata (kampung-kampung) itu
sekitar 45-65 menit sehingga tidak terlalu lama. Sarana transportasi yang dapat
dipakai seperti kendaraan umum dan kendaraan roda dua. Sarana dan prasarana
trasportasi yang dapat dipakai seperti kendaraan umum dan kendaraan roda dua.
kegiatan wisata bahari di Biak Timur Daratan, walaupun memang dipahami kondisi
transportasi yang baik itu hanya merupakan salah satu faktor penunjang
pengembangan wisata bahari di daerah ini, masih ada determinan lainnya yang
mancanegara dan domestik yang ke Biak Timur daratan menggunakan mobil sewaan,
Sarana transportasi ke Kepulauan Padaido dari kota Biak selama ini menggunakan
perahu tempel (motor Jonson) yang jadwal keberangkatannya tidak tetap. Biasanya
jadwal keberangkatan masyarakat pulang pergi dari kota Biak ke Kepulauan Padaido
ini disesuaikan dengan kepentingan pemilik perahu, kecuali apabila ada seseorang
dan atau suatu kelompok orang mampu menyewa perahu motor maka ia dapat saja
kegiatan wisata bahari. Terdapat kebiasaan masyarakat apabila “hari pasar” maka
rumah tangga untuk dipasarkan didaerah perkotaan Biak. Wisatawan sebagian besar
ada pula wisatawan yang ikut bersama-sama rute perjalanan masyarakat menuju
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 21
Padaido dan Biak Timur Daratan
ketempat wisata bahari yang ingin mereka tuju. Biaya sewa (charter) perahu motor
untuk perjalanan dari Biak Kota ke Kepulauan Padaido Atas sekitar Rp.500.000-Rp.
600.000, dan apabila hari pasar maka biaya per orang biasanya sekitar Rp. 30.000
dengan waktu tempuh yang dibutuhkans sekitar 3-3,5 jam lamanya, sedangkan biaya
ke Padaido Bawah dari kota Biak kota apabila menyewa satu perahu biasanya sekitar
Rp. 300.000-Rp. 400.000 sedangkan untuk sewa per orang hanya sekitar Rp. 30.000.
Tabel 4
Waktu dan Cara Pencapaian Lokasi Wisata
Di Biak Timur daratan dan Kepulauan Padaido
Kondisi morfologi pantai daerah ini sebagai kawasan wisata bahari di Biak
sangat curam. Pada lokasi yang landai terutama di kampung Bosnik sebagai salah satu
objek wisata bahari paling terkenal di Biak Numfor hingga kini masih banyak
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 22
Padaido dan Biak Timur Daratan
dijumpai bekas-bekas kapal perang yang kandas, rusak dan menjadi besi tua. LIPI
(1996) menemukan Porites yang berbentuk boulder banyak dijumpai dan tumbuh
rapat di atas bekas kapal-kapal tersebut. Di sekitar Hotel Marauw yang pernah
menjadi hotel bertaraf internasional di Biak Numfor bahkan di Provinsi Papua, yang
sekarang disebut masyarakat Biak sebagai rumah atau hotel “hantu” karena tidak
digunakan atau berfungsi lagi karena bangkrut. Pada kawasan pantai di depan bekas
hotel bertaraf internasional ini yang pernah direncanakan menjadi tempat kasino
internasional tetapi ditolak masyarakat ini, pada kedalaman 1 (satu) meter tutupan
karangnya sangat padat (hampir 100%) dan berkurang pada kedalaman 3 (tiga) meter.
Pada kedalaman itu jenis karang yang mendominasinya adalah Montipora dan
Acropora.
Daerah pantai lainnya di Biak Timur daratan berbentuk pantai curam dimana pada
mencapai 26 meter sehingga sangat cocok untuk olahraga selam sebagai salah satu
objek wisata bahari di kawasan ini. Jenis karang (coral reef) yang dijumpai di daerah
ini adalah 42 jenis, semua jenis ini menjadi objek-objek penyelaman yang menarik
untuk para wisatawan yang tertarik dengan kegiatan menyelam sambil menikmati
keindahan alam bawah laut. Sedangkan jenis ikan yang dijumpai sebanyak 155 jenis.
Ikan Napoleon (Cheillinus undulatus) dan beberapa ikan hias (Chromis sp, Caesiosp)
masih banyak di jumpai di kawasan laut di daerah ini. Potensi dan keanekaragaman
ikan laut ini menjadi salah satu potensi wisata bahari di kawasan ini.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 23
Padaido dan Biak Timur Daratan
Secara umum kondisi terumbu karang di kawasan ini masih cukup baik dengan
potensi bahan dasar pembuatan bom (bom bekas Perang Dunia II) dan beredarnya
bahan beracun (mis. potas)yang digunakan masyarakat Biak untuk menangkap ikan.
serta pesisir pantai pasir putih yang indah memang dimanfaatkan untuk kegiatan
wisata bahari, seperti olah raga selam, snorkeling, dan rekreasi pantai. Tetapi selama
ini, pantai disini lebih banyak atau sering digunakan oleh wisatawan domestik
memanfaatkan kawasan ini untuk wisata bahari relatif masih terbatas. Pengembangan
domestik pun perlu diperhatikan. Kondisi sosial,politik dan keamanan yang kurang
kondusif pada beberapa tahun terakhir ini memang menjadi salah satu hambatan
yang terus berkembang, semakin padat dan meluas serta semakin dekat dengan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 24
Padaido dan Biak Timur Daratan
wilayah pantai wisata juga telah dan atau akan mengurangi rasa nyaman, kebebasan
kurang bersahabat karena berlaku mabuk, kurang bersahabat atau faktor lainnya
wilayah yang tegas kawasan wisata bahari turut pula mempengaruhi kegiatan wisata
di daerah ini.
Padaido dan kawasan yang terletak di bagian kawasan Biak Timur daratan ini
memiliki berbagai karakteristik yang sesuai dengan jenis kegiatan wisata. Hasil
keanekaragaman hayati yang ada yang dipandang masih baik, bahkan mungkin
semakin baik bersamaan dengan semakin baiknya pula pengetahuan, pemahaman dan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 25
Padaido dan Biak Timur Daratan
kesadaran serta perilaku masyarakat terhadap potensi bahari di wilayahnya.
Pengawasan yang semakin meningkat terhadap penggunaan bom dan bahan beracun
secara signifikan telah meningkatkan perbaikan potensi bahari di wilayah ini. Dalam
berbagai penelitian di wilayah ini memang menemukan ratusan bekas bom yang
dilakukan masyarakat untuk menangkap dan memperoleh ikan dalam jumlah yang
banyak.
Kondisi dan jenis terumbu karang, pantai pasir putih dan keanekaragaman hayati
di kawasan ini tidak jauh berbeda dengan kawasan pantai di Biak Timur daratan.
Luas terumbu karang datarnya sekitar 9.252 Ha dan terumbu karang yang dibawah
permukaan laut > 5 meter dengan luas sekitar 328,2 Ha. Terdapat 3 (tiga) lagoon
yang terletak disebelah pulau-pulau pada puncak terumbu karang pada kedalaman air
laut sekitar 15-25 meter dengan luas sekitar 3.595 Ha. Roman utama dari terumbu
karang di Kepulauan Padaido adalah kehadiran tutupan lamun (rumput laut) pada
puncak terumbu karang seluas 529 Ha dan jenis yang paling banyak adalah Enhalus
ditumbuhi kedua jenis ini. Wilayah-wilayah terumbu karang ini hampir sebagian
mencapai puluhan sampai ratusan jenisnya, seperti di Pulau Pakreki sekitar 55 jenis
dengan ikan karang mencapai 194 jenis, di Pulau Wundi jenis terumbu karang 49
jenis dan jenis ikan sebanyak 50 jenis, Pulau Auki jenis terumbu karang sebanyak 14
jenis dan jenis ikan sekitar 104 jenis, sedangkan kawasan pantai Biak Timur
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 26
Padaido dan Biak Timur Daratan
ditemukan 42 jenis terumbu karang dan jenis ikan sebanyak 155 jenis. Rata-rata nilai
kecerahan air di Kepulauan ini memenuhi syarat untuk dijadikan wisata bahari. Hal
ini lebih banyak disebabkan tidak adanya pengaruh sedimentasi dari daratan serta
tidak banyak aktivitas lainnya. Morfologi pantai di hampir seluruh pulau-pulau besar
dapat dikembangkan sebagai kegiatan wisata bahari. Berbagai kegiatan wisata bahari
Apabila masyarakat setempat dapat merasakan manfaat dari lingkungan bahari yang
racun dapat diminimalkan. Tetapi dengan belum terlalu majunya kegiatan wisata
bahari di kawasan ini oleh karena berbagai hambatan dan keterbatasan maka bisa
dikatakan masyarakat secara umum masih belum terlalu menjaga kelestarian atau
potensi alam bahari di wilayahnya secara baik. Kondisi ini bisa diperhatikan dari
potensi wisata bahari di wilayahnya seperti penggunaan bom ikan, penggunaan potas
Potensi wisata bahari di Biak Timur Daratan dan Kepulauan Padaido telah
dikembangkan menjadi berbagai jenis objek wisata bahari seperti wisata bahari alam
bawah laut dan tempat rekreasi pantai. Kondisi alami dan keindahan terumbu karang
di daerah ini termasuk menduduki peringkat 35 terbaik didunia. Biak Diving sebagai
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 27
Padaido dan Biak Timur Daratan
sebuah biro pelayanan jasa penyelaman dan Lembaga Swadaya Masyarakat
wisatawan mancanegara dan domestik. Beberapa instruktur selam berasal dari eks
pemandu selam hotel Marauw yang kini telah tutup. Keterlibatan langsung Lembaga
“…. Swasta belum berperan secara baik dalam pengembangan wisata bahari
di Biak Timur daratan dan Kepulauan Padaido. Pemerintah daerah hingga
kini masih dalam taraf pemberian penyuluhan sadar wisata dan
pembangunan sarana dan prasarana penunjang wisata bahari, sedangkan
swasta yang berperan adalah yayasan Runsram dalam melakukan pelatihan
dan penyuluhan pada masyarakat dan menjadi salah satu pihak penyedia
jasa pelayanan wisata bahari di dua daerah dimaksud, lebih khusus di
Kepulauan Padaido…”.
“…. LSM memang sebaiknya ikut serta dalam pembinaan masyarakat sebab
mungkin pola yang digunakan LSM lebih tepat daripada pemerintah. LSM
yang sering turun adalah yayasan Runsram yang juga bekerjasama dengan
COREMAP dan Yayasan Kehati (pimpinan Prof. Dr. Emil Salim) dalam
pemberdayaan masyarakat. Walaupun di masyarakat sendiri ada yang
menerima dan tidak menerima. Didalam masyarakat Biak sendiri kadang
yang menjadi “provokator” adalah oknum cendekiawan dan orang-orang
pejabat dan biasanya keluarganya sendiri. Khusus untuk wisata bahari di
Kepulauan Padaido memang menghadapi kendala geografis seperti periode
musim gelombang ….” (Kepala DIPARDA Biak Numfor, 2002).
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 28
Padaido dan Biak Timur Daratan
Pernyataan pejabat pemerintah daerah ini mengindikasikan bahwa wisata bahari
objek wisata bahari walaupun sudah berkembang dan ditunjang berbagai pihak tetapi
secara internal dan eksternal serta fisik dan non fisik. Kedua kawasan wisata bahari
ini memang telah menjadi objek wisata yang berkembang dengan dinamika
sangat diperlukan.
Diving) dan masyarakat telah menetapkan dan mengetahui tempat dan jenis wisata
bahari di Biak Timur dan Kepulauan Padaido sesuai potensi kawasan itu masing-
Saba,Marauw, Wadibu dan Tanjung Barari dengan jenis objek wisata adalah wisata
bahari dan alam dengan daya tarik utama adalah alam bawah laut dan rekreasi pantai.
Sedangkan Desa Anggaduber jenis objeknya selain wisata bahari dan alam termasuk
Kampung Wundi, Pasi, Mbromsi, Pulau Dawi, Meosmangguandi, Yeri, dan Pakreki
dengan objek wisata adalah wisata bahari dan rekreasi pantai, khususnya di Kampung
Wundi selain wisata alam dan rekreasi juga ada wisata dengan objek wisata sejarah.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 29
Padaido dan Biak Timur Daratan
Tabel 5
FASILITAS PENUNJANG WISATA BAHARI & PENGELOLA
DI BIAK TIMUR
LOKASI FASILITAS PENGELOLA
Kampung Saba Homestay 2 bh, penyewaan alat snorkling, masyarakat,
penyewaan perahu dan pemandu Runsram - BPE
Tabel 6
FASILITAS PENUNJANG WISATA BAHARI & PENGELOLA
DI PADAIDO
LOKASI FASILITAS PENGELOLA
Kampung Wundi Cottage 1 bh, penyewaan perahu, pemandu, pos Kades,
polisi, MCK, radio panggil (SSB) masyarakat
Kampung Pasi penyewaan perahu, MCK masyarakat
Kampung Mbromsi homestay 12 bh, penyewaan perahu, pemndu, masyarakat
MCK, radio panggil (SSB)
Pulau Dawi (Kampung Cottge 2 bh, penyewaan perahu dan pemandu, masyarakat,
Nyansoren) sanggar seni tarian, MCK Runsram
mencakup wisata alam bawah laut, tempat rekreasi pantai, sanggar seni, sejarah,
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 30
Padaido dan Biak Timur Daratan
atraksi tarian yospan, atraksi kus-kus, dan atraksi burung, sehingga beberapa
diantaranya adalah objek wisata penunjang atau pelengkap wisata bahari, yang
berdasarkan penduduk setempat di daerah ini belum berfungsi pula secara baik dalam
penunjangnya adalah wisata bahari di Kampung Wundi yang banyak ditunjang oleh
pemerintah daerah Biak Numfor, Pulau Dawi yang hampir seluruhnya dikembangkan
oleh Runsram (LSM), dan Kampung Mbromsi, sedangkan di Biak Timur daratan
yang sudah lebih maju adalah di Tanjung Barari (dikembangkan pemerintah daerah),
Kampung Saba,Wadibu, dan Anggaduber (DIPARDA Biak Numfor, 2002 dan data
(Runsram) yang juga dibantu pendanaannya dari organisasi NGO internasional dan
nasional, serta dunia swasta. Kondisi ini menunjukkan masyarakat kawasan terumbu
karang belum banyak dan atau mampu terlibat dalam mengembangkan fasilitas
penunjang wisata bahari didaerahnya. Dalam posisi masyarakat seperti ini sudah
dapat diperkirakan kuat dampak positif dari perkembangan wisata bahari akan paling
banyak dinikmati oleh orang atau kelompok non masyarakat setempat (insitu) seperti
pihak LSM Runsram, Biak Diving, hotel, travel dan pemerintah melalui restribusi atas
banyak dikembangkan oleh LSM Runsram, sedangkan untuk kawasan Biak Timur
lebih banyak dikembangkan oleh pihak Biak Diving. Kondisi ini pada taraf tertentu
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 31
Padaido dan Biak Timur Daratan
turut mempengaruhi kemajuan perkembangan wisata bahari di daerah ini. Idealnya
pihak manapun dapat melakukan aktifitas atau pengembangan wisata daerah di setiap
Idealnya pula semua pihak yang sekarang melakukan berbagai program dan
kegiatan wisata bahari di daerah ini perlu secara bersama memikirkan dan
mengembangkan pola atau model pengembangan wisata bahari yang lebih banyak
pandangan masyarakat bahwa kawasan bahari mereka hanya digunakan dan atau
dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat luar. Dalam posisi pandang masyarakat ini
maka kemungkinan masyarakat tidak akan berusaha secara baik untuk terlibat,
menganggap wisata bahari bukan bagian dari kehidupan mereka, merasa wisata
bahari hanya untuk orang kota saja, dan pada tahap tertentu dukungan masyarakat
terhadap pengembangan wisata bahari akan menurun, dan apabila ini yang terjadi
maka masyarakat bisa saja kemudian menutup, membatasi, dan atau mengurangi
akses orang luar terhadap pemanfaatan atau pengembangan kawasan wisata alam
yang ada di daerahnya. Kondisi seperti ini pada taraf tertentu sudah mulai nampak.
“…. Selama ini masyarakat kita tidak terlalu memperoleh hasil dari kegiatan
wisata bahari yang ada di desa kami. Hampir semua kegiatan wisata disini
hanya dilakukan oleh beberapa orang tertentu atau kelompok tertentu saja dari
kota sana, sehingga yang untung orang luar itu bukan kitorang (kami orang
kampung) …” (masyarakat,2002).
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 32
Padaido dan Biak Timur Daratan
Cara pandang masyarakat setempat (insitu) terhadap program dan kegiatan wisata
wisatawan mancanegara yang dilakukan dinas terkait selama ini. Semakin tinggi
kunjungan wisatawan ke daerah ini maka diharapkan akan semakin tinggi pula
sementara waktu yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di negara yang
sebagai berikut (a) waktu senggang (leisure) seperti rekreasi, liburan, kesehatan,
studi, agama dan olah raga; dan (b) dunia usaha, keluarga, misi dan pertemuan; dan
(2) pelancong (excursionist) yaitu pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal
kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya (termasuk pelancong dengan kapal
pesiar).
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 33
Padaido dan Biak Timur Daratan
Pada umumnya seorang yang melakukan perjalanan wisata itu dapat dikatakan
dicatat oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor dari beberapa sumber data
melakukan kegiatan wisata bahari di Biak Timur daratan dan Kepulauan Padaido.
Semakin tinggi jumlah kunjungan wisatawan maka semakin tinggi pula dampaknya
wisatawan bahari (mancanegara dan nusantara) maka diharapkan akan semakin tinggi
masyarakat setempat di Biak Timur daratan dan Kepulauan Padaido. Tetapi harus
diakui bahwa masyarakat belum terlalu siap untuk terlibat dan menunjang oleh karena
Masyarakat asli setempat memang belum terlalu siap atau mampu untuk
seperti menyangkut penginapan, transportasi, makan dan minum serta sarana dan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 34
Padaido dan Biak Timur Daratan
prasarana penunjang wisata bahari lainnya. Padahal aspek-aspek ini sangat
mengharapkan masyarakat dapat lebih berperan dan terlibat dalam wisata bahari
daerah ini akan tetapi pihak pemerintah daerah kelihatannya belum mendukungnya
pula secara baik. Kondisi ini bisa diperhatikan dari program dan kegiatan serta dana
penunjang yang relatif masih terbatas dilakukan pemerintah daerah. Disisi lain
investasi swasta dalam pembangunan wisata bahari hingga kini walaupun sudah ada
“…. Memang sudah ada swasta yang mengembangkan sarana dan prasarana
penunjang wisata bahari akan tetapi belum ada pengaruhnya langsung pada
masyarakat setempat. Hotel hanya menangani travel saja dan hanya pulang
pergi. Ada pengusaha dari Timika yang telah membangun usaha diving
center (Biak diving) namun masyarakat belum merasakan dampaknya secara
ekonomi. Keterlibatan masyarakat setempat sangat minim. Kendala lainnya
adalah belum ada sarana akomodasi yang memadai. Sudah ada rapat
koordinasi dengan departemen lain namun hanya sebatas wacana
saja….”(Kepala DIPARDA Biak Numfor, 2002).
Keberadaan potensi dan objek wisata, khususnya wisata bahari memang telah
menarik para wisatawan untuk datang di wilayah ini. Data wisatawan mancanegara
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 35
Padaido dan Biak Timur Daratan
Tabel 7
Perkembangan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Biak Numfor
Tahun 1992 – 2001
Data diatas adalah data wisatawan yang berkunjung ke berbagai jenis objek wisata di
Biak Timur daratan dan Kepulauan Padaido. Belum diketahui pasti dari jumlah
wisatawan tersebut berapa persen yang melakukan kegiatan wisata bahari di Biak
Timur daratan dan Kepulauan Padaido, tetapi berbagai sumber mengatakan tidak
terlalu banyak wisatawan yang menuju ke Biak Timur Daratan, terutama sejak daerah
ini dilanda gelombang tsunami yang merusak permukiman masyarakat dan fasilitas
sosial umum lainnya. Perasaan takut,was-was, dan tidak nyaman para wisatawan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 36
Padaido dan Biak Timur Daratan
akibat bencana alam tersebut turut mempengaruhi volume kedatangan wisatawan ke
Kepulauan Padaido. Daerah Kepulauan ini juga biasa terjadi kecelakaan laut seperti
akibat gelombang besar dan arus laut yang deras mengakibatkan perahu masyarakat
tenggelam dan hilang bersama sejumlah masyarakat yang berada didalam perahu,
nusantara. Pelibatan multi pihak yang terkait dalam wisata bahari hotel,travel biro,
Daerah asal negara wisatawan mancanegara juga menunjukkan tingkat variasi yang
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 37
Padaido dan Biak Timur Daratan
KUNJUNGAN WISATAWAN DI KABUPATEN BIAK NUMFOR
TAHUN 1992 - 2001
NO ASAL NEGARA 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001
1 AMERIKA 980 1,362 1,073 290 142 851 1,117 256 286 109
2 AUSTRALIA 139 256 184 155 95 155 268 51 76 39
3 AUSTRIA - - - - - 71 41 17 61 16
4 BANGLADES - - - - - - - 2 20 2
5 BELANDA 876 1,349 1,307 1,476 692 883 776 190 334 238
6 BELGIA 38 75 58 96 30 198 92 16 11 25
7 BRASILIA - - - - - - 7 1 16 -
8 DENMARK - - - - - 11 12 8 23 4
9 FINLANDIA - - - - - 3 - - - -
10 HONGKONG - - - - - - - - - -
11 INGGRIS 65 170 190 139 41 248 168 52 6 21
12 ITALIA - - - - - 56 182 56 23 34
13 JEPANG 278 356 254 417 351 419 215 180 239 41
14 JERMAN 87 135 258 270 367 353 476 203 118 67
15 KANADA 69 142 176 61 45 299 86 36 107 10
16 KOREA 20 31 79 144 157 301 137 68 130 74
17 MALAYSIA 33 75 73 50 29 26 73 42 77 81
18 NEW COLEDONIA - - - - - - - - 4 34
19 NEW ZEALAND 43 55 32 41 6 92 52 1 8 6
20 NIGERIA - - - - - 1 - - 1 -
21 NORWEGIA - - - - - 9 6 - 5 -
22 PERANCIS 78 127 144 155 99 156 70 85 55 14
23 PORTUGAL - - - - - - - - 10 -
24 RRC - - - - - 7 1 14 26 2
25 SINGAPURA 19 35 61 12 27 72 5 14 14 13
26 SWEDIA 13 35 29 40 16 37 36 19 44 8
27 SWISS 44 73 40 53 13 18 80 29 13 11
28 TAIWAN - 3 10 17 14 28 6 6 9 7
29 THAILAND - - - - - 15 25 31 5 6
30 POLANDIA - - - - - - 34 39 3 -
31 PAPUA NEW GUINEA - - - - - 80 1 4 6 -
32 YUGOSLAVIA - - - - - - 14 - 1 -
33 ARGENTINA - - - - - - 10 - 3 -
34 MEXICO - - - - - - - - - -
35 LAIN - LAIN NEGARA 2,535 3,538 815 404 1,436 725 281 77 61 8
Sumber : DIPARDA Kabupaten Biak Numfor
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 38
Padaido dan Biak Timur Daratan
Penurunan jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Biak Numfor mulai
terjadi pada sekitar tahun 1998 akhir, dimana bertepatan dengan ditutupnya
penerbangan internasional ini juga kemudian disusul ditutupnya pula Hotel Marauw
yaitu sebuah hotel bertaraf internasional di Biak Numfor yang memang semula salah
terlihat sangat berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan ke daerah ini, selain
aspek lainnya seperti misalnya gejolak sosial politik (pergerakan kemerdekaan) yang
pengembangan wisata bahari di wilayah ini memang sangat kompleks, beragam dan
Biak Timur daratan dan Kepulauan Padaido memang tidak sama. Terdapat kampung-
kampung yang tingkat kunjungannya tinggi tetapi ada pula yang sangat jarang terjadi.
masyarakatpun akan lebih tinggi dibanding desa lainnya. Walaupun demikian tidak
masyarakat tertentu pula dari desa itu yang bisa mendapatkan tambahan pendapatan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 39
Padaido dan Biak Timur Daratan
“….kunjungan wisatawan asing kampung ini sangat jarang sehingga
masyarakat kampung lebih banyak yang terlibat dalam melayani wisatawan
domestik (lokal). Masyarakat dapat pula memperoleh tambahan pendapatan
dari tarif masuk desa yang sudah diberlakukan seperti kendaraan roda dua
sebesar Rp. 1000,-, taxi (angkot) Rp.2000,- dan tarif bus sebesar Rp. 5000,-.
Disamping itu penduduk dapat pula memperoleh tambahan pendapatan dari
hasil penjualan makanan, minuman, dan penyewaan perahu….”(AR, Desa
Wadibu,2002)
Belum terlalu baiknya kondisi sarana dan prasarana serta pengelolaan wisata
bahari juga menyebabkan belum berkembangnya pula secara baik wisata bahari di
daerah ini. Biasanya bersamaan dengan perkembangan pariwisata bahari selalu diikuti
Numfor yang mudah diperoleh dan dibawa oleh wisatawan. Pada saat ini di kota Biak
jumlah art shop yang bercirikan daerah Biak belum terlalu menonjol dan berkembang
secara baik. Art shop yang berkembang di kota Biak bisa dikatakan masih bercirikan
art shop Papua umumnya yang banyak diwarnai dengan patung seperti patung asmat
yang memang sudah terkenal secara nasional dan internasional, ukiran, panahan, dan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 40
Padaido dan Biak Timur Daratan
Tabel 9
Art Shop di Kota Biak dan Biak Timur
NO NAMA Jenis dan asal barang Alamat Pengelola Keterangan
1 Iriani art shop Kapak batu, gelang, alas Jl. Imam Bapak Herman 25% yang
piring,koteka,patung (wamena), Bonjol, Biak laku terjual
tifa,noken,patung,perahu,
gntungan kunci (biak),kain batik,
t'shrit (jayapura), panah,noken
(nabire)
2 Mutiara sari art Bingkai mutiara, kerang (maluku), Jl. Selat Bapak 25% yang
shop rumah adat (toraja), kapak batu, Makassar, Biak Pattahalang laku terjual
alas piring, gelang (wamena),
keranjang, piring dari kulit kayu,
sisir bambu, kalung dari kerang
laut, gantungan kunci, patung
(biak), gordyn dari manik-manik
(sorong)
3 Pusaka art hop Patung (wamena), tifa, gambar Jl. Selat Bapak Abu 25% yang
diatas kulit kayu (biak), gantungan Makassar, Biak Karim laku terjual
kunci (biak timur)
4 Antika art shop Piring antik (cina), piring (biak), Jl. Erlangga, Bapak Hj. Basri 25% yang
alas piring dari rotn (wamena) Biak laku terjual
5 Bandara Frans Patung (wamena), tifa, gambar Jl. Moh. Yamin, 25% yang
Kaisiepo art shop diatas kulit kayu, gantungan kunci Biak laku terjual
(biak)
6 Sederhana art shop Patung,gelang (wamena),tifa, Pasar Inpres, 25% yang
gantungan kunci(biak) Biak laku terjual
7 Pengrajin Wainjil Perahu adat, tifa + cenderawasih, Anggopi, Biak Sergius Penjualan
patung duduk, patung tempel Timur Rumbewas berdasarkan
pesanan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 41
Padaido dan Biak Timur Daratan
Keberadaan art shop ini menunjukkan bahwa pemilik art shop ini semuanyya
masyarakat asal Sulawesi Selatan yang memang menonjol dalam sektor perdagangan,
barang-barang yang dijual sebagian besar bukan produk dari daerah Biak Numfor
melainkan berasal dari daerah-daerah lain yang memang sudah terkenal produk
souvenir-nya, barang dagangan ini kini jarang dibeli orang dan wisatawan
mancanegara serta wisatawan domestik, barang kerajinan dari masyarakat Biak Timur
Daratan ada yang dijual dan atau dititipkan yaitu ukiran anak kunci, sedangkan ukiran
atau kerajinan tangan dari masyarakat kepulauan Padaido tidak ada. Kondisi ini
Biak Timur daratan dan kepulauan Padaido kurang dapat mengembangkan motivasi,
produksi rumah tangga dan kelompok untuk dipasarkan pada wisatawan mancanegara
masyarakat melalui art shop dan atau produksi kerajinan masyarakat kurang
dari Biak Numfor memang telah dibuat oleh pengrajin lokal, sehingga sudah terdapat
berbagai kemajuan yang cukup berarti, walaupun demikian masih sangat terbatas dari
segi kualitas, kuantitas, artistik dan daya tariknya. Seorang aktivis LSM asal Biak
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 42
Padaido dan Biak Timur Daratan
yang banyak terlibat dalam pengelolaan wisata bahari di Kepulauan Padaido
cenderamata.
Dengan adanya bakat alam (alamiah), pelatihan dan pendampingan yang dikelola oleh
lainnya maka beberapa anggota masyarakat memang telah mampu membuat batik
(beberapa orang saja), ukiran kayu dan anyaman namun masih terbatas
kemampuannya untuk membuat desain baru, artistik, dan kualitas yang lebih baik.
Timur Daratan dan Kepulauan Padaido yang memiliki keahlian dalam membuat
kerajinan tangan dari bahan-bahan alam seperti ukiran, pahatan, dan anyaman.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 43
Padaido dan Biak Timur Daratan
Umumnya keahlian ini diperoleh dari generasi sebelumnya. Produksi cenderamata
karena mengalami kerugian. Banyak barang-barang di art shop menjadi rusak karena
Anggopi Biak Timur, dalam hal ini Dinas Perindustrian untuk kepentingan pameran
pada tingkat daerah dan nasional yang biasanya pula dilakukan setahun sekali.
ini menyebabkan pula para pengrajin mengalihkan pekerjaan pada pembuatan barang-
barang kebutuhan rumah tangga seperti tempat tidur, lemari, meja,kursi,bufet dan
Anggopi antara lain jenis perahu adat (Rp. 25.000 per buah), Tifa dan burung
cenderawasih (Rp. 50.000,- per buah), patung duduk (Rp. 25.000,- per buah), dan
ibu rumah tangga seperti pembuatan tikar dari pohon sagu dengan harga yang
bervariasi mulai dari Rp. 70.000,-(tikar kecil) sampai dengan Rp. 100.000,- ukuran
besar. Penjualan biasa di pasar-pasar umum kota Biak. Kualitas dan nilai artistiknya
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 44
Padaido dan Biak Timur Daratan
memang tikar buatan masyarakat ini masih dianggap kalah baik dengan jenis
kerajinan yang sama buatan masyarakat dari Kalimantan yang banyak pula di jual di
pasar Biak sehingga masih diperlukan ketrampilan dan pengetahuan tambahan dalam
memproduksi tikar yang lebih baik kualitasnya. Tikar ini memang tidak diproduksi
masyarakat setempat untuk kebutuhan para wisatawan tetapi lebih untuk kepentingan
umumnya tidak laku terjual, seperti jenis kalung, tas anyaman, tifa, panah, perahu
kecil (mini), hiasan rambut dari kerang, dan lainnya. Kendala utama yang dihadapi
kerajinannya ketika waktu pasar di kota Biak sehingga diperuntukkan lebih kepada
Souvenir yang di tempat wisata bahari maju di daerah lainnya sudah menjadi
diantaranya pengembangan wisata memang terkait erat pula dengan kualitas tenaga
spesifikasi dari Biak tersendiri. Secara umum memang kualitas tenaga kerja yang
menunjang pariwisata bahari di Biak Numfor, khususnya di Biak Timur daratan dan
Kepulauan Padaido masih cukup lemah sehingga perlu mendapat perhatian dari
semua pihak terkait. Pengembangan wisata bahari tidak akan baik apabila
sumberdaya manusia yang menunjang wisata bahari masih seperti sekarang. Kondisi
ini bisa menyebabkan dampak program pembangunan wisata bahari terhadap sosial
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 45
Padaido dan Biak Timur Daratan
ekonomi masyarakat kawasan terumbu karang, khususnya pendapatan keluarga
serangkaian acuan bagi pemerintah, swasta dan masyarakat untuk melakukan dan atau
didukung dengan kebijakan Pemerintah Daerah Tingkat I Irian Jaya (kini Papua)
Sesuai rencana pemerintah daerah Propinsi Papua, maka Biak Numfor akan
dijadikan koridor (gerbang masuk) untuk pengembangan daerah tujuan wisata di Irian
kota Biak yaitu Frans Kaisepo dan Manuhua, satu di Pulau Owi dan satu di pulau
Association) dari Jepang tahun 1990 untuk membuat rencana pengembangan awal
(preliminary development plan). Tahun 1991 PT. Biak Irian Tourism Development
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 46
Padaido dan Biak Timur Daratan
bekerjasama dengan Pusat Studi lingkungan (PSL) UNCEN melakukan studi analisis
dampak lingkungan pengembangan daerah wisata Marauw-Biak Timur. Studi ini juga
dilakukan oleh PT. Gubah Laras bersama Direktorat Jenderal Pariwisata yang lebih
memfokuskan perhatian pada peluang pasar, potensi alam dan budaya yang akan
Hotel Marauw yang sudah membeli lahan seluas sekitar 325 Ha itu dan yang
ini, kini sudah tidak berfungsi lagi alias bangkrut dan kini telah menjadi “rumah
terencana dan profesional. Tetapi kegagalan berbagai kebijakan daerah, nasional dan
wisata bahari diderah ini. Padahal selama ini dibukanya penerbangan internasional
Biak Numfor mencapai ribuan orang. Tercatat sampai pada akhir tahun 1998
wisatawan internasional mencapai 4.271 orang dan pada tahun 2002 turun menjadi
hanya 2.379 orang wisatawan. (DIPARDA Biak Numfor, 2002). Berbagai usaha
untuk membuka kembali penerbangan internasional terus dilakukan tetapi hingga kini
akan terjadi peningkatan kembali jumlah wisatawan yang datang ke kota karang (atol)
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 47
Padaido dan Biak Timur Daratan
ini. Selain hotel Marauw sebenarnya sudah tersedia pula sejumlah hotel, travel biro
dan jasa lainnya yang hingga kini siap untuk melayani wisatawan mancanegara dan
1. Pemerintah daerah
sejak lama telah melakukan berbagai kebijakan, program dan kegiatan, seperti; (1)
partisipasi atau keterlibatan masyarakat setempat dalam kegiatan wisata bahari, (4)
pemberian ijin pengembangan wisata bahari kepada semua pihak, (5) melakukan
pembangunan sarana dan prasarana wisata bahari di beberapa desa di Biak Timur dan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 48
Padaido dan Biak Timur Daratan
Berbagai kebijakan pembangunan kepariwisataan ini salah satunya ditujukan
terumbu karang. Pada taraf tertentu memang telah terjadi proses perbaikan
program pembangunan wisata bahari. Tetapi proses perbaikan itu belum disertai
dengan perbaikan ekonomi masyarakat yang lebih bermakna sebagai dampak dari
banyak dihadapi masyarakat setempat pada tingkat internal masyarakat sendiri dan
aspek eksternal yang juga turut mempengaruhi pengembangan wisata bahari di daerah
ini.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 49
Padaido dan Biak Timur Daratan
Pemerintah Kabupaten Biak Numfor masih perlu melakukan berbagai program yang
dengan memberikan bantuan dana serta barang kepada masyarakat. Kegiatan lainnya
adalah pelatihan diving kepada sejumlah anggota masyarakat bulan Juli 2002.
Timur sebagai pengembangan wisata bahari melalui kegiatan sosialisasi sadar wisata
bagi masyarakat sebanyak dua kali. Pembangunan cottage di pulau Wundi dan
Mnurwar. Serta pelatihan diving dilakukan COREMAP pada bulan Februari 2002
tentang keindahan alam bawah laut seperti aneka terumbu karang, aneka jenis ikan,
kerang, dan tanaman laut seperti rumpu laut,akar bahar, dan lainnya. Rencananya film
ini akan ditayangkan pada route penerbangan garuda yang melewati 46 negara di
cottage di Pulau Wundi dan dikelola oleh Kepala Kampung setempat. Tetapi kembali
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 50
Padaido dan Biak Timur Daratan
pada kunjungan wisatawan di kawasan wisata bahari sebagaimana diungkapkan
“….di Pulau Dawi sudah ada homestay yang dibuat berdasarkan kerjasama
antara yayasan Runsram dan keluarga Bapak Zefnat Rumbiak, sedangkan
yang di Desa Wundi dibuat oleh DIPARDA dan dikelola oleh Kepala
Kampung. Kunjungan wisatawan asing dan domestik di Pulau Dawi
memang cukup tinggi tetapi di Desa Wundi jarang ada kunjungan
wisatawan. Sambutan masyarakat bagus dengan keramahtamahan yang
ditunjukkan dan diikuti dengan penjualan beberapa kerajinan masyarakat,
makanan dan minuman, namun kerajinan ini belum ditekuni sebagai sesuatu
mata pencaharian pokok masyarakat. Ada pendapatan tambahan dari
kegiatan wisata bahari walaupun memang tidak banyak. Kelompok
masyarakat yang lebih diuntungkan dalam kegiatan wisata bahari adalah
pemilik transportasi, biro perjalanan, hotel, dan penyedia pelayanan jasa
wisata lainnya”.
sejak lama melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam berbagai hal, seperti
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 51
Padaido dan Biak Timur Daratan
terumbu karang,(5) upaya pengembangan ekonomi masyarakat melalui pembuatan
dan pengkajian wisata bahari, dan (8) program dan kegiatan penunjang wisata bahari
lainnya.
termasuk bawah laut bagi kepentingan pariwisata. Pembentukan BPE ini dilakukan
disetiap kampung pada Biak Timur dan kawasan Kepulauan Padaido tetapi belum
berbasis potensi sumberdaya alam bahari. Kelompok ini berperan pula menyediakan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 52
Padaido dan Biak Timur Daratan
penunjang di pulau Dawi dan beberapa tempat lainnya dilakukan dan atau digerakkan
oleh lembaga ini dengan bantuan penyandang dana. Dalam posisi demikian lembaga
profit oriented yang pada satu sisi dapat menjadi contoh bagi masyarakat, tetapi disisi
lain bisa membatasi masyarakat setempat dalam terlibat dalam kegiatan wisata bahari
Padaido. Tingginya aktivitas LSM ini di Kepulauan Padaido pada taraf tertentu pula
masyarakat di wilayah ini, maka lembaga ini pada taraf tertentu telah melakukan
berbagai upaya berarti. Tetapi upaya itu masih perlu terus dilakukan dari sisi lainnya,
seperti bagaimana agar masyarakat tidak hanya menjadi penyedia kelapa muda dan
bahari seperti wisatawan (mancanegara dan nusantara) tidak dijadikan tontonan bagi
masyarakat yang membuat rasa tidak atau kurang aman,nyaman, senang dan bebas
menikmati aktivitas wisata baharinya. Pengetahuan dan pemahaman tentang aspek ini
perlu diberitahukan pada masyarakat sehingga tercipta suatu nilai dan sistem sosial
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 53
Padaido dan Biak Timur Daratan
Bagaimana pula agar tidak semua kebutuhan turis dipenuhi oleh turis itu sendiri.
Upaya-upaya ini akan membuat dampak wisata bahari terhadap perbaikan sosial
3. Biak Diving
Kegiatan wisata penyelaman saat ini banyak dilakukan wisatawan bersama Biak
Diving sebagai pemandu. Menurut pihak Biak diving mereka selama ini selalu
membawa wisatawan ke desa terdekat lokasi penyelaman untuk istirahat dan makan
minum, dan biasanya makanan yang diingini wisatawan adalah ikan dan makanan
laut lainnya serta kelapa muda, dan biasanya mengharapkan masyarakat setempat
di Pulau Wundi dan Dawi serta tergantung dari waktu yang dimiliki wisatawan. Jika
wisatawan hanya punya waktu satu hari untuk menyelam maka setelah aktivitas
peta-peta selam (terlampir) yang telah ada akan membutuhkan waktu sekitar 7-14
hari, sehingga akomodasi dekat lokasi penyelaman sangat dibutuhkan dan diharapkan
akan disediakan oleh masyarakat setempat sehingga dari sisi ini masyarakat setempat
Para instruktur penyelam di Biak diving adalah eks penyelam yang dipersiapkan
bahari saat hotel Marauw beroperasi sudah ramai peminatnya, bahkan telah membuka
web site untuk menjaring tamu datang berwisata bahari di Biak Numfor, namun
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 54
Padaido dan Biak Timur Daratan
setelah hotel ini ditutup wisatawan menjadi menurun. Padahal melalui telepon dan
internet sudah banyak calon wisatawan yang menanyakan dan ingin datang untuk
masyarakat dalam kegiatan wisatawan bahari di hotel ini, ketika itu, cukup banyak
yang bisa menambah pendapatan penduduk setempat. Tetapi masalah yang kadang-
sekitar tempat penyelaman yang melarang areal kawasan terumbu karang di kunjungi
baharinya, sehingga ada indikasi didalam masyarakat sendiri terdapat perbedaan dan
tidak terjadi persoalan pula antara pihak penyelenggara wisata bahari (Biak diving)
wisata bahari yang pada akhirnya pula akan mempengaruhi tingkat dampak positif
Model penyelenggaraan wisata bahari yang dilakukan pihak Biak diving memang
penyelenggara. Pendapatan yang diterima pihak pengusaha ini jauh lebih banyak
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 55
Padaido dan Biak Timur Daratan
dapat ditempuh oleh pihak Biak diving untuk supaya masyarakat dapat lebih
Apabila masyarakat merasa mendapatkan aspek positif dari kegiatan wisata bahari di
daerahnya maka sangat mungkin sekali untuk menunjang setiap kegiatan wisata
semakin tinggi pula dampak positif wisata bahari terhadap masyarakat tersebut.
kesejahteraan masyarakat.
Pernyataan pihak Biak diving ini menunjukkan bahwa masyarakat belum bisa terlibat
secara lebih bermakna dalam kegiatan wisata bahari di daerah ini. Apabila
masyarakat hanya bisa berpartisipasi melalui penyediaan ikan segar dan air kelapa
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 56
Padaido dan Biak Timur Daratan
muda maka merupakan indikator bahwa dampak pembangunan pariwisata bahari
Biak diving memiliki alat-alat terdiri dari 10 (sepuluh) set scuba diving, tabung
sebanyak 20 buah dan satu buah kompresor. Menurut keterangan hingga kini sudah
sekitar 50 (lima puluh) kali disewakan oleh wisatawan asing untuk melakukan
daratan. Pendapatan atau pemasukan sebulan sekitar Rp. 650.000,- x 2 (orang) = Rp.
berlangsung setiap hari tetapi tergantung dari tingkat kunjungan dan minat dari
wisatawan. Kadangkala 3 (tiga) bulan tidak ada tamu atau terkadang hanya ada satu.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 57
Padaido dan Biak Timur Daratan
(6) Equipment rental
(a) fins,mask,snorkel Rp. 60.000,-/day
(b) BCD Rp. 80.000,-/day
(c) Regulator Rp. 80.000,-/day
(d) Wetsuit Rp. 65.000,-/day.
Paket-paket wisata bahari ini menunjukkan Biak diving sudah mengelola kegiatan
wisata bahari secara baik dan profesional, hanya hingga kini tingkat kunjungan
memanfaatkan pelayanan jasa yang sudah disiapkan. Dalam paket-paket ini memang
terlihat hampir semua kebutuhan wisatawan telah dipenuhi atau disediakan dari pihak
mencari ikan segar dan air kelapa muda pada saat wisatawan menikmati kebutuhan
Pihak travel (Biak Paradise) juga mengemukakan hal yang kurang lebih sama
dengan Biak diving bahwa selama ini memang yang lebih diuntungkan dalam wisata
bahari adalah pihak swasta yang mampu menyediakan sarana dan prasarana wisata
pariwisata bahari dapat memberikan dampak positif yang lebih banyak kepada
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 58
Padaido dan Biak Timur Daratan
atau group wisata yang akan mendukung setiap kegiatan wisata di
daerahnya…..”(Travel Biak Paradise (B),2002).
Biak Timur daratan dan Kepulauan Padaido masih sangat rendah, walaupun sudah
disebabkan oleh faktor yang beragam, kompleks dan dimensional. Dalam pemahaman
seperti ini maka dampak pembangunan wisata bahari terhadap perbaikan kondisi
karang masih sangat rendah. Kondisi ini perlu diperhatikan dan dicermati semua
pihak terkait dalam kerangka membangun strategi dan kebijakan pembangunan wisata
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 59
Padaido dan Biak Timur Daratan
bahari yang lebih mampu memberikan kontribusi ekonomi lebih baik terhadap
masyarakat setempat.
Apabila masyarakat terus tidak dan atau kurang diuntungkan dalam program
pengembangan dan pengelolaan wisata bahari, maka bisa saja akan terjadi dimana
harus menjadi kelompok yang terus dikorbankan, kurang diperhatikan dan kurang
dalam proses pembangunan akan semakin menimbulkan gap yang semakin besar
antara “pemilik” sumberdaya alam dengan para pengusaha wisata bahari di wilayah
itu. Pengembangan kebijakan dan tindakan yang lebih berpihak pada masyarakat asli
bahari didaerahnya.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 60
Padaido dan Biak Timur Daratan
BAB III
program dan kegiatan wisata bahari. Tetapi pada taraf tertentu masyarakat masih ada
yang turut berpartisipasi dan atau terlibat dalam kegiatan wisata bahari di daerahnya.
merupakan suatu cara untuk mengetahui dan memahami pula sejauhmana dampak
mendapatkan imbalan jasa bernilai ekonomi seperti uang, barang dan lainnya atas
tanggapan masyarakat desa kawasan terumbu karang terhadap kegiatan wisata bahari
selama ini.
Padaido yang pernah terlibat atau berpartisipasi dalam kegiatan wisata bahari dapat
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 61
Padaido dan Biak Timur Daratan
group), kedaerahan, dan karakteristik penduduk lainnya. Aspek ini merupakan salah
satu cara untuk melihat bagaimana dampak pembangunan wisata bahari terhadap
masyarakat kawasan terumbu karang di Biak timur daratan dan Kepulauan Padaido.
dilihat dari sisi status mereka dalam keluarga dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 10
Status Keluarga dalam masyarakat di Biak Timur dan Padaido
No Status Keluarga Frekuensi Prosentase
Jumlah 78 100
Sumber : Data Survei 2002
Catatan : 4 (empat) responden tidak menjawab jelas
Data ini menunjukkan para kepala keluarga yang paling banyak terlibat dalam
kegiatan wisata bahari dan disusul kaum ibu rumah tangga. Apabila dikaitkan dengan
stakeholder di daerah perkotaan Biak bahwa masyarakat hanya bisa terlibat dalam
mencari ikan segar dan buah kelapa muda maka memang aktivitas ini paling banyak
dilakukan oleh kaum laki-laki dan kemudian ditunjang oleh kaum perempuan.
Mencari atau mengail ikan di laut lepas sesuai adat kebiasaan memang hanya bisa
atau pantas dilakukan oleh kaum laki-laki oleh karena dari sisi sosial budaya atau adat
istiadat dipandang merupakan pekerjaan laki-laki dan tidak pantas atau layak
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 62
Padaido dan Biak Timur Daratan
pada para wisatawan dilakukan oleh kaum perempuan dan bukan oleh kaum laki-laki.
Kaum perempuan sesuai “kodratnya” yang ditentukan oleh adat istiadatnya maka
diwajibkan untuk memasak dan menyediakannya pada keluarga dan atau para turis
yang ingin mengkonsumsi ikan masak atau ikan bakar segar. Dalam masyarakat Biak
memang ada nilai sosial budaya yang masih bertahan dan ditaati oleh masyarakat
tentang pembagian kerja sesuai gender tentang jenis pekerjaan yang “layak” atau
“pantas” dilakukan oleh kaum laki-laki dan tidak “layak” atau “pantas” dilakukan
oleh kaum perempuan. Perempuan juga dipandang kurang pantas secara sendirian
untuk mendekati atau bersama-sama dengan orang lain (wisatawan} secara sendirian
Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan wisata bahari sesuai jenis kelamin maka
paling banyak kaum laki-laki (84,1%) dan perempuan lebih sedikit (15,9%).
nilai dan sistem adat istiadat masyarakat memang kemudian menyebabkan kaum
perempuan akan sulit terlibat banyak dalam kegiatan wisata bahari di daerahnya di
bidang kaum laki – lakinya. Cara –cara pergaulan antara kaum perempuan dan laki –
laki dengan orang di luar masyarakat adatnya atau dengan orang asing (wisatawan )
sudah diatur dan mengatur secara cukup ketat setiap perilaku kebiasan masyarakat
adat disini walaupun demikian , oleh karena kaum laki – laki yang terlibat paling
banyak adalah kepala keluarga maka hasil pendapatan yang diperolehnya kemudian
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 63
Padaido dan Biak Timur Daratan
merupakan pendapatan keluarga yang nantinya akan dikonsumsi atau dimanfatkan
Tabel 11
Status masyarakat Biak timur dan Padaido
No Status Masyarakat Frekuensi Prosentase
Jumlah 77 100
Sumber : Data survei 2002
Catatan : 5 (lima) responden tidak menjawab jelas
diketahui bahwa anggota masyarakat biasa yang paling banyak terlibat dalam
kegiatan wisata bahari di desanya itu umumnya mereka adalah anggota dan atau
masyarakat biasa ini pula yang umumnya sudah mendapatkan berbagai bimbingan,
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 64
Padaido dan Biak Timur Daratan
penyuluhan dan pelatihan dari berbagai pihak seperti Lembaga Swadaya Masyarakat
Data ini menunjukkan pula bahwa proses pemberdayaan dan penguatan masyarakat
wisata bahari dikampungnya, sangat penting dan strategis sehingga perlu terus
kegiatan wisata bahari. Bagi masyarakat yang sudah mendapat pengetahuan dan
pelatihan tentang wisata bahari, akan memahami bagaimana cara atau strategi untuk
Biasanya pula setiap Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sudah memiliki para
pemandu dan orang-orang khusus yang akan segera dihubungi untuk mempersiapkan
nusantara. Dalam kondisi demikian, memang para anggota masyarakat lainnya tidak
memiliki jaringan atau hubungan dengan sesuatu instansi, maka mereka sangat sulit
terlibat dalam suatu kegiatan wisata bahari. Dalam posisi seperti ini, anggota
masyarakat biasa yang akan banyak memperoleh pendapatan dari kegiatan wisata
bahari adalah mereka yang mampu membangun hubungan dengan pihak-pihak yang
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 65
Padaido dan Biak Timur Daratan
3.1.3 Pendidikan Masyarakat
Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan wisata bahari di daerah ini berdasarkan
Tabel 12
Pendidikan Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan wisata bahari
Di Biak Timur dan Padaido
No Pendidikan Frekuensi Prosentase
1. SD 21 26,6
2. SLTP 31 39,2
3. SLTA 24 30,4
4. Diploma/ Akademi 3 3,8
Jumlah 79 100
Sumber : Data Survei 2002
Catatan : 3 (tiga) responden tidak menjawab dengan jelas
Temuan ini bisa memberikan pemahaman lebih spesifik, seperti anggota masyarakat
dengan pendidikan rendah pun (SD) dapat terlibat dalam kegiatan wisata bahari di
pengetahuan, tetapi cukup hanya mampu untuk mencari ikan yang banyak atau bisa
memanjat pohon kelapa untuk memetik buahnya. Dalam proses keterlibatan ini maka
Bisa dipastikan bahwa seseorang warga kampung dengan pendidikan yang baik
akan lebih mampu untuk melibatkan diri dalam kegiatan wisata bahari yang
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 66
Padaido dan Biak Timur Daratan
masyarakat yang terlibat dalam kegiatan wisata bahari memiliki pendidikan SLTP ke
atas. Pelibatan diri dalam kegiatan wisata bahari memang membutuhkan beberapa
kemampuan seperti tidak ada hambatan psikologis untuk berhubungan dengan orang
dengan baik, memiliki keahlian khusus dalam aspek kepariwisataan bahari (guide),
mempunyai hubungan atau jaringan (networking) dengan orang atau pihak yang
tertentu (adat) atas kawasan wisata, masuk dalam sebuah institusi atau lembaga yang
mengelola kegiatan wisata bahari dan mampu menyediakan sarana dan prasarana
wisata bahari.
Warga masyarakat yang terlibat dalam kegiatan wisata bahari di daerahnya ternyata
Tabel 13
Pekerjaan Pokok Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan wisata bahari
Di Biak Timur dan Padaido
No Pekerjaan Frekuensi Prosentase
1. Nelayan 35 45,5
2. Petani 32 41,6
3. Buruh 1 1,3
4. Pegawai Negeri 5 6,5
5. Pengrajin 1 1,3
6. Lainnya 3 3,9
Jumlah 77 100
Sumber : Data survei 2002
Catatan : 5 (lima) responden tidak menjawab jelas
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 67
Padaido dan Biak Timur Daratan
Hal yang cukup menggembirakan, ternyata anggota masyarakat yang memiliki
pekerjaan pokok sebagai nelayan dan petani adalah yang paling banyak terlibat dalam
kegiatan wisata bahari di daerahnya. Kondisi ini bisa merupakan indikator, bahwa
kegiatan wisata bahari berdampak pada penambahan pekerjaan dan atau menambah
sebagai nelayan dan petani tradisional masyarakat asli setempat, karena hampir
seluruh (94,2%) anggota masyarakat terlibat adalah suku bangsa Biak dan hanya
sedikit (5,8%) suku bangsa non Biak. Temuan ini menunjukkan bahwa program
Tingginya keterlibatan masyarakat asli Biak dalam kegiatan wisata bahari di daerah
ini, bisa terjadi karena hampir seluruh masyarakat yang tinggal di kedua kawasan
terumbu karang ini adalah masyarakat asli suku Biak, kawasan laut terumbu karang
memang dikuasai secara adat masyarakat asli, sehingga hanya mereka pulalah yang
pertama dan memiliki keleluasaan untuk terlibat, dan masyarakat non Biak yang
tingkat keterlibatan masyarakat tinggi dalam kegiatan wisata bahari ini, akan tetapi
yang diperoleh dari pengelolaan wisata bahari itu sendiri seperti Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Biak Diving, travel dan hotel, yang juga hampir seluruh
Rumsram yang hampir semua pengurusnya pemuda asli Biak dan memiliki akses
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 68
Padaido dan Biak Timur Daratan
Lembaga adat dan masyarakat adat memang memiliki kekuasaan yang besar
bahari yang akan dikembangkan di daerah ini, perlu mendapat persetujuan dari
lembaga atau masyarakat adat. Pengaruh lembaga adat dalam kegiatan wisata bahari
bisa diperhatikan dari pemberian ijin oleh lembaga adat untuk melakukan semua
kegiatan usaha wisata bahari, model kerjasama dengan lembaga adat, dan pemberian
imbalan kepada masyarakat adat atas kegiatan wisata bahari yang dilakukan oleh
pihak manapun. Warga non Biak yang akan terlibat dalam kegiatan wisata bahari
biasanya perlu mendapat ijin dari pihak adat. Masyarakat migran inipun sudah sangat
memahami kekhususan ini, sehingga tidak akan melakukan kegiatan apapun tanpa
persetujuan pihak adat. Pihak pemerintah pun apabila akan mengembangkan suatu
program pembangunan wisata bahari, perlu bekerjasama dengan pihak adat setempat.
Dalam posisi budaya seperti ini, maka masyarakat adat memiliki peluang dan
kesempatan yang lebih besar dalam melibatkan diri ke dalam kegiatan wisata bahari
kabupaten lain di Propinsi Papua maupun luar propinsi Papua. Wewenang, kekuasaan
dan peluang ini memang belum termanfaatkan secara baik karena berbagai kendala
lembaga sosial, sistem sosial dan kemampuan sosial ekonomi masyarakat. Lembaga
adat dan masyarakat adat ideal nya memang harus mampu menyediakan atau
bahwa wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu ke
tempat atau daerah yang sama sekali masih asing baginya. Karena jauh dari tempat
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 69
Padaido dan Biak Timur Daratan
tinggalnya maka ia memerlukan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan, hingga ia kembali ke rumahnya. Oleh karena itu sebelum seseorang wisatawan
(a). fasilitas transportasi yang akan membawanya dari dan ke daerah tujuan wisata
(c). fasilitas catering services, yang dapat memberi pelayanan mengenai makanan dan
(d). objek dan atraksi wisata yang ada di daerah tujuan yang akan dikunjunginya.
(e). aktivitas rekreasi yang dapat dilakukan di tempat yang akan dikunjungi tersebut.
(f). fasilitas perbelanjaan, dimana ia dapat membeli barang pada umumnya dan
(g).tempat atau toko, dimana ia dapat membeli atau reparasi kamera dan mencuci
Kebutuhan yang diperlukan wisatawan wisata bahari memang sangat beragam dan
perlu disediakan oleh semua pihak (pemerintah, swasta dan masyarakat) yang terlibat
dalam usaha jasa wisata bahari. Masyarakat setempat yang memiliki atau mempunyai
otoritas atas sebuah kawasan wisata bahari memang belum cukup untuk dapat terlibat
setempat memang belum terlalu mampu menyediakan prasarana dan sarana wisata
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 70
Padaido dan Biak Timur Daratan
mengembangkan diri dan kemampuan, agar dapat menyediakan prasarana dan sarana
dampak positif dari wisata bahari.Dalam kenyataannya, hampir semua prasarana dan
sarana penunjang pariwisata ini hanya mampu dikembangkan secara maksimal oleh
berbagai prasarana dan sarana wisata bahari sudah mulai sanggup disiapkan oleh
kelompok masyarakat pendatang yang sudah lama puluhan tahun berada dan tinggal
di pulau karang ini. Pemilik hotel, biro perjalanan, agen wisata, catering, penyediaan
partisipasi dan terlibat dalam kegiatan wisata bahari yang diselenggarakan disetiap
kampung. Tetapi dari sisi jenis keterlibatan maka pendapatan yang akan diperoleh
“… selama ini memang yang diuntungkan dari pihak hotel atau swasta,
karena wisatawan menginap di hotel dan melakukan kegiatan wisata
setelah itu kembali lagi ke hotel. Pemerintah harus memberikan
kemudahan, penyediaan sarana dan prasarana serta dana karena
masyarakat secara finansial juga tidak sanggup.Selain mempersiapkan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 71
Padaido dan Biak Timur Daratan
sumber daya manusia (pelatihan-pelatihan), dana juga dibutuhkan baik
dari pihak pemerintah maupun swasta … “(Hotel Arumbai (JR), 2002).
bahari oleh pemerintah daerah, swasta, lembaga swadaya masyarakat, lembaga agama
seperti penduduk asli setempat, lembaga swadaya masyarakat dan lembaga adat (civil
bidang wisata bahari tidak akan berdampak baik sebagaimana diharapkan bersama.
daerah ini sehingga perlu mendapat perhatian dari semua pihak terkait.
masyarakat setempat kawasan terumbu karang masih rendah dalam kegiatan wisata
bahari di kampungnya masing-masing, tetapi pada taraf tertentu sudah ada partisipasi
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 72
Padaido dan Biak Timur Daratan
dan keterlibatan masyarakat. Umumnya semakin tinggi dampak pembangunan
bahari di daerah ini dapat memberikan kontribusi ekonomi yang lebih luas dan berarti
jaringan atau hubungan kerja dengan pihak-pihak yang terlibat dalam program wisata
bahari, dan ketepatan strategi, kebijakan dan program pembangunan wisata bahari
yang dikembangkan pemerintah daerah dan swasta akan sangat menentukan tinggi
dan rendahnya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan wisata bahari di daerah ini.
tingkat kunjungan wisatawan, daerah tujuan wisata yang dipilih wisatawan, kegiatan
dipahami bahwa perubahan musim gelombang dan tidak musim gelombang yang
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 73
Padaido dan Biak Timur Daratan
kegiatan wisata bahari di daerah tujuan wisata bahari ini. Kegiatan wisata bahari
praktis terhenti pada saat musim gelombang yang berlangsung hampir 6(enam) bulan
dalam setahun.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 74
Padaido dan Biak Timur Daratan
barang wisatawan). Masyarakat sebenarnya kurang sekali terlibat, karena
kegiatan wisata baharinya dilakukan ditempat lain (Pulai Dawi). Masyarakat
tidak memperoleh pendapatan karena wisatawan tidak singgah di sini (Pulau
Pasi), sehingga kurang dapat memperbaiki kondisi sosial ekonomi
masyarakat desa ini … “ (Kepala Kampung Pasi (TK), 2002).
positif lebih banyak memang membutuhkan waktu lama. Berbagai upaya yang
dampaknya sudah ada dalam kehidupan masyarakat secara psikologis, sosial, budaya,
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 75
Padaido dan Biak Timur Daratan
3.2.1 Model Keterlibatan Masyarakat
Biak Timur daratan dan Kepulauan Padaido tentunya melalui berbagai cara, sehingga
pemahaman terhadap aspek ini akan memberikan pengetahuan yang lebih mendalam
tentang bagaimana masyarakat dapat terlibat dan menunjang kegiatan wisata bahari di
peran atau fungsi masyarakat dalam menunjang program wisata bahari di daerah ini.
Tabel 14
Model Keterlibatan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Bahari
Jumlah 79 100
ini dilakukan atau terjadi atas usaha sendiri masyarakat secara mandiri. Hal ini bisa
dalam kegiatan wisata bahari. Kelompok masyarakat itu sadar apabila tidak berusaha
sendiri, maka tidak akan dapat terlibat serta memahami dan menyadari bahwa
masyarakat yang sudah memiliki pengetahuan, pandangan dan wawasan yang baik
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 76
Padaido dan Biak Timur Daratan
memiliki kemampuan yang baik dalam mengembangkan relasi sosial dengan
anggota masyarakat lainnya, serta memiliki pengetahuan atau pengalaman yang lebih
kategori ini adalah, kelompok masyarakat yang memiliki akses dan litigimasi
terhadap wilayah kegiatan wisata bahari serta secara ekonomi mampu menyediakan
sejumlah sarana dan prasarana penunjang wisata bahari seperti transportasi, makanan
karena memiliki hubungan sosial dan atau relasi kerja dengan para penyelenggara
atau agen wisata bahari di Kabupaten Biak Numfor. Para penyelenggara wisata bahari
baharinya. Kelompok masyarakat ini yang mempunyai akses atau kekuasaan terhadap
wilayah wisata bahari yang sering digunakan oleh wisatawan, seperti anggota
masyarakat pemilik hak ulayat yang berkuasa atas wilayah laut tempat kegiatan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 77
Padaido dan Biak Timur Daratan
organisasi di kampung dan anggota masyarakat yang memang secara sengaja dididik
penyelenggara wisata bahari untuk terlibat dan menunjang kegiatan wisata bahari di
daerahnya. Kelompok anggota masyarakat ini biasanya sudah dihubungi oleh pihak
mengetahui apa yang harus dilakukan apabila para wisatawan datang ke daerahnya.
Kelompok masyarakat yang cukup banyak terlibat dalam kegiatan wisata bahari
adalah anggota masyarakat yang ditunjuk oleh pihak aparat kampung (kepala
kampung) untuk turut terlibat dalam suatu kegiatan wisata bahari di kampungnya.
penyuluhan tentang wisata bahari yang dilakukan oleh pihak pemerintah Kabupaten
Biak Numfor atau Lembaga Swadaya Masyarakat. Dalam kondisi seperti ini maka
dilakukan sesuka hati masyarakat, tetapi ada ketentuan-ketentuan yang harus ditaati
oleh semua orang. Seseorang tidak bisa dengan leluasa terlibat dalam suatu kegiatan
wisata bahari apabila tidak memiliki wewenang khusus. Pembatasan keterlibatan ini
wisata bahari juga tidak dialami oleh semua masyarakat. Keterlibatan anggota
masyarakat juga dipengaruhi oleh ijin yang diberikan lembaga masyarakat adat
setempat terhadap seseorang anggota masyarakat, walaupun untuk kasus ini tergolong
rendah jumlahnya.
Temuan ini menunjukkan pula tidak semua anggota masyarakat dapat terlibat dalam
kegiatan wisata bahari yang ada di daerahnya. Kelompok masyarakat ini jelas
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 78
Padaido dan Biak Timur Daratan
merupakan masyarakat kebanyakan di kampung-kampung, walaupun mungkin
sesungguhnya mereka ingin sekali terlibat dalam kegiatan wisata bahari didaerahnya.
yang tidak terlalu banyak, sehingga memang tidak banyak membutuhkan keterlibatan,
partisipasi atau peran masyarakat dalam sebuah kegiatan wisata bahari. Jumlah
wisatawan yang sedikit dan tidak terlalu sering datang berpengaruh pula terhadap
jumlah pelayanan yang diperlukan, jumlah kebutuhan makanan dan minuman yang
dibutuhkan, jumlah guide yang terbatas, dan kebutuhan sarana dan prasarana
penunjang yang juga tidak terlalu banyak. Kondisi ini memang yang lebih banyak
terjadi dalam kegiatan wisata bahari di daerah ini. Dalam kondisi ini pula wajar saja
apabila anggota masyarakat yang terlibat dalam kegiatan wisata bahari di suatu
itu-itu juga. Dalam pemahaman seperti itu pulalah maka dapat dipahami apabila
digunakan untuk menganalisis sejauh mana dan semampu apa anggota masyarakat
kampung dapat terlibat dalam kegiatan wisata bahari dan memperoleh pendapatan
kegiatan wisata bahari turut mempengaruhi pula tinggi rendahnya pendapatan yang
diperoleh dari keterlibatannya dalam suatu kegiatan wisata bahari. Data ini juga
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 79
Padaido dan Biak Timur Daratan
penting untuk memahami sejauhmana masyarakat mampu mengembangkan
pembangunan kepariwisataan di daerah ini. Kondisi ini pula dapat digunakan untuk
pendapatan masyarakat dari sektor wisata bahari sangat tergantung pula pada jenis-
pendapatan masyarakat dari sektor ini memang tergantung dari beberapa aspek, selain
terhadap wisatawan, tingkat kepuasan para wisatawan, dan lama tinggal wisatawan di
Tabel 15
Jenis Keterlibatan Masyarakat Dalam Kegiatan
Wisata Bahari di Biak Timur Daratan dan Kepulauan Padaido
No Jenis Keterlibatan Frekuensi Prosentase
Total 77 100
Sumber : Data survei, 2002
Catatan : 5 (lima) responden tidak menjawab
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 80
Padaido dan Biak Timur Daratan
Data tabel menunjukkan jenis keterlibatan masyarakat asli setempat kawasan
jumlah frekuensi yang tinggi tidak bisa sekaligus menggambarkan pula jumlah
wisata bahari di kampungnya, seperti sebagai penyedia tenaga untuk porter akan
transportasi antar kota Kabupaten Biak Numfor dengan tempat-tempat wisata bahari
Jenis pekerjaan dan atau keterlibatan masyarakat kampung kawasan terumbu karang
yang paling banyak (20,8%) adalah sebagai tenaga guide sehingga menarik untuk
dianalisis, karena jenis pekerjaan ini membutuhkan keahlian tertentu seperti bisa
menguasai sedikit bahasa asing (Inggris) apabila itu dilakukan untuk wisatawan
mancanegara (asing). Hal ini dimungkinkan apabila anggota masyarakat yang terlibat
itu sudah pernah mengikuti kursus atau pelatihan bahasa asing yang dilakukan oleh
tempat-tempat aman, tepat dan paling indah untuk melakukan kegiatan penyelaman.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 81
Padaido dan Biak Timur Daratan
Penyediaan jasa transportasi juga menunjukkan angka terbanyak kedua (19,5%)
jenis keterlibatan masyarakat kampung. Jenis kegiatan ini bisa berarti penyediaan jasa
transportasi untuk kegiatan lokal atau sekitar kegiatan wisata bahari di kampung
mobilitas di derah perairan wisata bahari dalam jarak yang jauh dan membutuhkan
pengangkutan barang atau orang dalam jumlah yang lebih banyak. Jenis pekerjaan ini
klasifikasi tinggi. Apabila jumlah barang dan orang banyak serta jarak mobilitas jauh
dan tinggi maka bisa dipastikan penyedia jasa ini akan memperoleh pendapatan jutaan
dari para wisatawan sekali terlibat. Para wisatawan atau penyelenggara wisata
pasti memang berapa proporsi anggota masyarakat yang hanya menyediakan perahu
Jenis kegiatan atau pekerjaan yang juga cukup banyak atau menonjol (14,3%)
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 82
Padaido dan Biak Timur Daratan
daerah ini, maka hampir bisa dipastikan masyarakat tidak mengenal sektor
Kondisi yang menarik pula adalah adanya anggota masyarakat yang dapat
mengembangkan diri untuk terlibat dalam beberapa jenis pekerjaan yang berkaitan
sarana dan prasarana transportasi untuk wisatawan, menyediakan homestay dan jasa
ini menunjukkan bahwa ada beberapa orang kampung di Biak Timur daratan dan
masyarakat ini bisa dikategorikan sebagai kelompok inti masyarakat (core societies}
yang paling berhasil dan paling banyak memperoleh pendapatan dari pengembangan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 83
Padaido dan Biak Timur Daratan
kegiatan wisata bahari di kampungnya atau di distriknya. Kelompok masyarakat ini
lainnya.
Jenis pekerjaan lainnya yang cukup banyak (15,6%) ditemukan, adalah jenis
memahami secara baik dimana jenis keterlibatannya disebut sebagai suatu jenis
pekerjaan dalam kgiatan wisata bahari. Kelompok ini ternyata tidak menganggap
yang berarti bagi dirinya dan atau keluarganya. Termasuk dalam kategori ini adalah
anggota masyarakat yang hanya ikut-ikut saja secara sukarela dalam suatu kegiatan
wisata bahari di daerahnya. Kelompok ini beranggapan bahwa mengikuti atau terlibat
dalam suatu kegiatan wisata bahari hanya sebagai suatu hobby, kesenangan dan main-
main saja, sehingga walau tidak diberi uangpun oleh wisatawan dipandang tidak apa-
apa.
“ … kalau saya itu hanya senang-senang saja ikut bule-bule para wisatawan
itu, saya sudah senang dan bangga apabila bisa pergi-pergi bersama dengan
wisatawan asing, yang penting saya bisa makan dan minum. Kita kan bangga
juga bisa bersama-sama dengan wisatawan di daerah ini. Jadi, uang itu bukan
tujuan, dikasih atau tidak dikasih bagi saya sama saja. Hitung-hitung bisa
meningkatkan kemampuan bahasa Inggris dan pengalaman bergaul dengan
wisatawan asing, yang pada akhirnya menguntungkan juga buat kita nanti … “
(pemuda, 2002).
“ … banyak hal yang bisa kita peroleh dengan melibatkan diri dalam kegiatan
wisatawan mancanegara itu, sehingga tidak perlu harus selalu mengejar uang,
malah terkadang dapat menurunkan tingkat kepercayaan wisatawan terhadap
kitorang … “ (pemuda kampung, 2002).
Tergolong kelompok masyarakat ini yang paling banyak ditemukan, adalah kaum
muda kampung dan kota yang mempunyai pendidikan relatif cukup baik. Tetapi
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 84
Padaido dan Biak Timur Daratan
sebenarnya kelompok ini kurang menyadari bahwa sesungguhnya apabila kehadiran
wisata bahari pariwisata itu maka adalah layak saja apabila para wisatawan itu
memberikan imbalan atas jasanya. Perspektif berpikir begini mungkin belum terlalu
dipahami secara baik oleh kelompok masyarakat ini, padahal jumlah anggota
masyarakat yang terlibat dengan posisi pekerjaan seperti ini cukup banyak. Pada sisi
lain, sebenarnya pandangan hidup seperti ini malah bisa sebaliknya dapat
dimanfaatkan oleh para wisatawan yang biasa agak sulit dalam memberikan imbalan
jasa yang memadai atau wajar kepada pihak-pihak yang membantunya, sebab tidak
bisa disangkal pula ada banyak juga wisatawan yang pandai memanfaatkan jasa
masyarakat kampung guna menekan pengeluaran biaya atas kegiatan wisata yang
kampung terhadap para wisatawan umumnya dalam bentuk yang masih sederhana,
wisatawan umumnya masih dalam penyediaan makanan “rakyat” dan atau “makanan
alamiah” seperti papeda, keladi,ubi jalar, singkong (bakar dan rebus), ikan, udang,
cumi-cumi dan kepiting segar yang langsung ditangkap oleh masyarakat setempat dan
disediakan khusus untuk wisatawan. Selain itu untuk minuman umumnya masyarakat
hanya menyediakan air kelapa muda yang memang disenangi oleh umumnya
penyediaan makanan dan minuman seperti menjadi salah satu ciri khas dan daya tarik
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 85
Padaido dan Biak Timur Daratan
tersendiri dalam kegiatan wisata bahari di daerah ini. Secara alamiah memang sumber
daya alam laut di wilayah ini menyediakan berbagai makanan dan minuman yang
pendapatan melalui jenis pekerjaan ini tergolong tidak terlalu besar, karena cukup
banyak juga kebutuhan wisatawan dibawa dari daerah perkotaan, terutama jenis
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 86
Padaido dan Biak Timur Daratan
Tabel 16
Intensitas Keterlibatan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Bahari
Di Biak Timur Daratan dan Kepulauan Padaido
Tahun 2002
Jumlah 80 100
Sumber: Data survei, 2002
Catatan : 2 (dua) responden tidak menjawab
Temuan ini menunjukkan tidak semua kegiatan wisata bahari di satu kampung itu
sebab tidak semua anggota masyarakat selalu terlibat adalah (1) penyelenggara wisata
jaringan kerja berbeda akan tidak dapat terlibat,(2) terdapat sejumlah anggota
masyarakat yang memiliki keahlian yang sama sehingga apabila salah satunya
terlibat, maka lainnya tidak dapat lagi terlibat, (3) kemungkinan para wisatawan
telah membawa beberapa orang dari kota yang bisa menggantikan tenaga kerja di
kampung tempat wisata, (4) para penyelenggara wisata bahari telah menyiapkan
semua kebutuhan para wisatawan dari perkotaan, (5) sesuai pengalaman sebelumnya
masyarakat tidak dapat memberikan pelayanan standard atau sesuai yang diinginkan
para wisatawan, dan (6) keberadaan anggota masyarakat di kampung yang tidak
Walaupun demikian, cukup banyak anggota masyarakat yang selalu terlibat dalam
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 87
Padaido dan Biak Timur Daratan
kinan memang sudah disiapkan oleh pemerintah kabupaten, distrik (kecamatan) dan
yang memiliki jaringan tetap dengan para penyelenggara wisata bahari di Kabupaten
Biak Numfor. Mereka telah dididik secara khusus oleh berbagai instansi untuk
pendapatan keluarga.
“ … beberapa orang yang terlibat secara intensif dalam kegiatan wisata bahari
di Biak Timur daratan dan Kepulauan Padaido, memang merupakan orang-
orang yang semula pernah bekerja di Hotel Marauw yang bekerja sebagai
pemandu wisata dan para penyelam, sehingga mereka telah memiliki
pendidikan, pelatihan, ketrampilan dan pengalaman yang sangat baik dalam
kegiatan wisata bahari … “ (agen wisata bahari, 2002).
“ … ada pula anggota masyarakat di kampung ini yang menjadi anggota tetap
suatu lembaga swadaya masyarakat, seperti Rumsram, mereka tinggal di
kampung atau di pulau Dawi dan apabila ada kelompok wisatawan yang
dikelola oleh lembaganya, maka otomatis mereka terlibat dalam sepanjang
kegiatan wisata bahari di kampungnya … “ (anggota masyarakat kampung,
2002).
kampung kawasan terumbu karang yang pernah terlibat dalam kegiatan wisata bahari,
akan tetapi keterlibatannya jarang sekali. Kelompok ini bisa dikatakan hanya secara
kebetulan saja terlibat dalam kegiatan wisata bahari, mereka tidak berhubungan
secara resmi dengan agen penyelenggara wisata bahari di perkotaan. Bisa dipastikan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 88
Padaido dan Biak Timur Daratan
karena keterlibatannya jarang sekali, maka pendapatan yang dihasilkan tidak akan
banyak. Keterlibatannya juga diperkirakan kuat hanya pada sektor jasa yang tidak
banyak menghasilkan uang. Jenis anggota masyarakat, kelompok ini cukup banyak
kawasan terumbu karang di Biak Timur daratan dan Kepulauan Padaido merupakan
kepada semua pihak terkait tentang dinamika perkembangan wisata bahari di daerah
ini. Dalam sisi sosial budaya masyarakat kampung misalnya maka dapat dipastikan
bahwa kaum laki-laki akan lebih banyak terlibat dibanding kaum perempuan dalam
kegiatan wisata bahari di kampung. Hal ini disebabkan sesuai sistem dan nilai adat
Dalam pemahaman seperti ini pula, maka bisa dipastikan bahwa kepala keluarga
(laki-laki) akan lebih banyak terlibat dibanding para ibu rumah tangga. Budaya
dalam sektor publik. Sistem pembagian kerja sesuai gender dalam kehidupan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 89
Padaido dan Biak Timur Daratan
memang kehidupan masyarakat masih terikat kuat dengan sistem dan nilai sosial
budaya tradisional.
Tabel 17
Ciri Keterlibatan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Bahari
Di Biak Timur Daratan dan Kepulauan Padaido Tahun 2002
Data tabel dan ungkapan diatas memang menunjukkan keterlibatan kaum laki-laki
tentang anak-anak lebih dipahami sebagai anak laki-laki dibanding anak perempuan,
walaupun memang ada kegiatan wisata bahari yang melibatkan kaum perempuan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 90
Padaido dan Biak Timur Daratan
seperti memasak dan menyediakan makanan dan minuman untuk wisatawan.
melibatkan beberapa anggota keluarga terdekat lainnya, dan atau masih ada
atau sepupu, ibu Rumah Tangga dengan anak-anaknya serta ibu Rumah Tangga
dengan familinya atau sepupunya. Kondisi ini pula pada satu sisi bisa menunjukkan
kampungnya.
tentunya ditentukan oleh aspek yang beragam dan kompleks pula. Dalam konteks ini
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 91
Padaido dan Biak Timur Daratan
Tabel 18
Determinan Keterlibatan Masyarakat Dalam Kegiatan Wisata Bahari
Di Biak Timur Daratan dan Kepulauan Padaido
(dalam perspektif masyarakat kampung)
No Determinan Keterlibatan Masyarakat Frekuensi Prosentase
Berdasarkan data tabel diatas dipahami bahwa sebagian masyarakat terlibat dalam
kegiatan wisata bahari di kampungnya oleh karena memiliki sesuatu keahlian atau
bahari di kampungnya, memiliki atau mempunyai hubungan kerja dan atau jaringan
kerja dengan para pengelola program atau kegiatan wisata bahari di perkotaan Biak
Numfor, anggota masyarakat yang mempunyai hak ulayat atas kawasan wisata bahari
yang dijadikan kegiatan wisata bahari, dan anggota masyarakat kampung yang
Secara spesifik dapat dikatakan bahwa anggota masyarakat yang paling intensif
dalam melibatkan diri dalam kegiatan wisata bahari, khususnya wisatawan asing yang
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 92
Padaido dan Biak Timur Daratan
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan bahasa asing (Inggris), (2) memiliki
sarana dan prasarana penunjang wisata bahari, (3) anggota masyarakat sebagai
pemilik wilayah adat di kawasan wisata bahari, dan (4) anggota masyarakat yang
memiliki hubungan kerja atau bekerja dalam suatu institusi atau agen pengelola
wisata bahari di daerah ini. Sedangkan latar belakang lainnya walaupun berpengaruh
tetapi tidak terlalu kuat mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang memasuki
membatasi anggota masyarakat kampung lainnya untuk terlibat dalam kegiatan wisata
kemampuan diatas maka bisa dipastikan akan terus tidak dapat terlibat dalam kegiatan
“…..terus terang saja kitorang (kami) begini susah untuk terlibat dalam
kegiatan wisata bahari yang ada di kampung ini karena banyak hal, seperti
kitorang tidak tahu bahasa Inggris sedikitpun, sehingga bagaimana mungkin
kitorang mau terlibat, dorang (wisatawan) mau tanya barang sederhana saja
kitorang sutara tahu apa-apa. Jadi memang harus bisa sedikit-sedikitlah,
sebab pada umumnya mereka itu tidak tahu bahasa Indonesia….”(anggota
masyarakat,2002)
wisata bahari menjadi aspek penting yang perlu terus dikembangkan oleh semua
Masyarakat, agar masyarakat secara keseluruhan dan lebih maksimal dapat terlibat
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 93
Padaido dan Biak Timur Daratan
dalam kegiatan wisata bahari di kampungnya sehingga kemudian akan dapat
wisata bahari di daerah ini. Tanpa keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam
keterlibatan masyarakat perlu dilakukan secara integrated, multi disiplin dan holistik,
tidak bisa hanya pada satu atau dua sisi saja pendekatan. Persoalan psikologis, sosial,
masyarakat saja tidak mudah untuk dipecahkan sehingga dalam pemahaman demikian
dan kemauan bersama semua pihak ( multi pihak) terkait untuk berjuang bersama-
Persoalan pada tingkat institusi pemerintah hingga kini juga tidak mudah untuk
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 94
Padaido dan Biak Timur Daratan
realisasi konsep kebijakan ini hingga kini dipandang belum terlalu baik oleh kalangan
“….. perlu ada kerjasama yang lebih baik antara semua pihak yang bergerak
di sektor kepariwisataan di daerah ini. Pemerintah daerah propinsi Papua,
Kabupaten Biak Numfor serta swasta nasional dan daerah misalnya harus
lebih diberi peran yang lebih aktif dan leluasa dalam mengembangkan sektor
kepariwisataan. Kasus Hotel Marauw yang ditutup menjadi salah satu contoh
dimana salah satu penunjang utama sektor pariwisata di daerah ini menjadi
terbengkalai, padahal investasi yang ditanamkan dalam hotel bertaraf
internsional itu menjadi sia-sia, bahkan kini dijuluki masyarakat sebagai
“rumah hantu”…..” (tokoh masyarakat,2002).
“…..daerah kabupaten ini disebut-sebut orang sebagai kota wisata, tetapi aneh
juga, oleh karena kita sangat jarang melihat orang-orang bule di daerah ini.
Perlu pemikiran kembali tentang strategi, kebijakan dan program
pembangunan kepariwisataan di daerah ini….”(Tokoh masyarakat Propinsi
Papua,2002).
setempat di kawasan terumbu karang hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari
perlu mendapat perhatian dari semua pihak terkait seperti masyarakat sendiri (civil
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 95
Padaido dan Biak Timur Daratan
BAB IV
daerah ini. Proses pengembangan pembangunan di segala bidang pada taraf tertentu
berbagai persoalan tetapi tetap bertahan dan terus bergerak maju ke depan. Jumlah
hotel yang terus bertambah hingga kini merupakan hasil kalkulasi ekonomi akan terus
berkembangnya sektor kepariwisataan di Kabupaten ini. Kini (di tahun 2002) telah
selesai dibangun pula sebuah hotel berbintang dan berdasarkan diskusi dengan
pengurus hotel terungkap bahwa pembangunan hotel baru merupakan implikasi dari
kepariwisataan ke depan akan lebih baik, apalagi apabila terjadi perubahan strategi
Numfor (Frans Kaisepo) langsung dengan Hawai (Honolulu) atau Amerika Serikat.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 96
Padaido dan Biak Timur Daratan
Keberadaan dan masih beroperasinya terus agen-agen wisata bahari di daerah
Keberadaan sarana dan prasarana penunjang wisata bahari yang dikembangkan pihak
pengembangan sektor kepariwisataan kini dan masa depan dipandang sebagai sektor
usaha yang masih menjanjikan secara ekonomi dalam pembangunan daerah ini.
indikator lain bahwa sektor ini masih terus berjalan, walaupun pada taraf yang masih
belum terlalu baik. Penjualan beberapa barang souvenir, walaupun tidak banyak tetapi
pembangunan kepariwisataan.
mancanegara dan domestik masih terus berkunjung atau berdatangan, walaupun tidak
menunjukkan daerah ini masih menjadi daerah tujuan utama atau sasaran antara
terumbu karang dan potensi laut lainnya sudah menyebar ke hampir seluruh penjuru
dunia sebagai bagian dan akibat dari program-program pemasaran paket wisata bahari
yang selama ini dikembangkan oleh pemerintah daerah, swasta dan lembaga swadaya
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 97
Padaido dan Biak Timur Daratan
masyarakat (LSM). Sejumlah wisatawan yang datang ke wilayah ini juga
dan Kepulauan Padaido belum dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat
kampung di daerah ini. Sebagian masyarakat asli di kawasan terumbu karang di Biak
Timur daratan dan Kepulauan Padaido belum bisa memperoleh pendapatan tambahan
pembangunan wisata bahari selama ini. Kelompok masyarakat yang sudah mampu
ekonomi dengan beberapa klasifikasi seperti klasifikasi rendah, sedang dan tinggi.
Jenis keterlibatan masyarakat dalam kegiatan wisata bahari disini, dipisahkan dengan
pembangunan ini. Kelompok terakhir ini memperoleh pendapatan jauh lebih banyak
Kelompok masyarakat yang selama ini sudah mampu melibatkan diri dan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 98
Padaido dan Biak Timur Daratan
Tabel 19
Kontribusi Sektor Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat (Responden) di Biak
Timur daratan dan Kepulauan Padaido.
Jumlah 78 100
masyarakat. Kontribusi sektor wisata bahari memang masih dinikmati oleh sebagian
kecil masyarakat kampung di dua kawasan tersebut, tetapi sebagian besar (82,1%)
masyarakat kampung yang sudah terlibat itu berpendapat dan atau beranggapan
memang belum maksimal dibanding masyarakat kota yang secara ekonomi sudah
“ … para pemilik hotel dan punya fasilitas kegiatan wisata bahari yang
hingga kini lebih diuntungkan. Koordinasi dan kerjasama antara pemilik
modal dan masyarakat , memang belum berkembang dengan baik.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 99
Padaido dan Biak Timur Daratan
Pemerintah daerah perlu lebih menciptakan peluang kepada masyarakat
kampung, agar dapat lebih banyak memperoleh keuntungan ekonomi ...“
(Yayasan Rumsram, 2002)
memang dipandang banyak pihak karena masalah sumber daya manusia, kerjasama
dan lemahnya sosial ekonomi masyarakat. Disisi lain, walaupun memberikan dampak
positif bagi sekelompok masyarakat kawasan ini, tetapi karena kontribusinya masih
relatif kecil diantara anggota masyarakat sendiri ada yang masih melihat sektor
pembangunan sebagai sesuatu yang belum bisa digunakan sebagai pekerjaan utama
atau pekerjaan pokok keluarga, sehingga wajar apabila ada masyarakat yang
walaupun sudah terlibat dalam kegiatan wisata bahari di kampungnya, tetapi masih
belum percaya benar dengan keunggulan sektor ini dibanding sektor usaha yang
selama ini dilakukan masyarakat kampung seperti menjadi nelayan dan petani
tradisional.
dipetakan menjadi kawasan wisata bahari. Ditemukan ada anggota masyarakat yang
membatasi perilaku dan kebiasaan masyarakat kampung. Perlu dipahami bahwa salah
satu strategi pengembangan wisata bahari di daerah ini, adalah dibatasinya beberapa
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 100
Padaido dan Biak Timur Daratan
menjaring, cungkilisasi, balobe, penggunaan potas, akar tuba dan bom untuk
Tabel 20
Pandangan Masyarakat Tentang Penggunaan Kawasan Terumbu Karang Dalam
Pembangunan Wisata Bahari di Biak Timur Daratan dan Kepulauan Padaido
Termasuk dalam kelompok masyarakat ini adalah mereka yang memiliki intensitas
lainnya, atau memiliki kegiatan wisata bahari yang lebih tinggi dibanding anggota
yang walaupun pernah terlibat dalam kegiatan wisata bahari di kampung, tetapi
mungkin karena memperoleh pendapatan tidak banyak atau tidak memuaskan, maka
keluarga, karena tidak lagi dapat memancing atau mencari ikan secara bebas. Bisa
saja daerah yang diperuntukkan sebagai tempat wisata justru memiliki potensi laut
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 101
Padaido dan Biak Timur Daratan
Belum baiknya pengembangan wisata bahari menimbulkan pemahaman sebagian
menyebabkan masyarakat tidak secara leluasa untuk mencari ikan, udang, cumi-
cumi atau kepiting di wilayah perairan adatnya. Bagi masyarakat yang kurang
lebih menyusahkan ekonomi keluarga. Dalam kondisi ini maka apabila program
wisata bahari tidak membaik, maka bisa saja jumlah orang yang beranggapan
bertambah jumlahnya, sehingga akan menjadi persoalan baru dan serius bagi
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 102
Padaido dan Biak Timur Daratan
“…..masyarakat belum menikmati hasil pembangunan wisata bahari
dengan baik. perlu memberdayakan masyarakat, memberikan pekerjaan
kepada masyarakat seperti penyediaan tempat, penyediaan perahu,
penyewaan homestay, penyediaan makanan dan minuman, objek perlu
diperbaiki dan ditata dari bahan yang alami saja. Buat kelompok atau
pribadi untuk menata objek wisata dan daya tarik wisata….”. (Travel Biak
Paradise (B),2002)
memperoleh pendapatan dari wisata bahari masih rendah dan meyebabkan masih
Temuan ini bisa menjadi masukan penting bagi semua pihak bahwa apabila proses
perkembangan wisata bahari masih seperti sekarang ini, maka bisa saja terjadi
kemudian mengurangi dukungannya, dan apabila ini terjadi maka bisa merupakan
suatu pukulan, tantangan atau hambatan bagi upaya-upaya yang selama ini
dilakukan dengan susah payah dan tidak sedikit. Disinilah kontuinitas program
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 103
Padaido dan Biak Timur Daratan
“…..ada memang bule (wisatawan mancanegara) yang datang ke kampung
ini tetapi terbatas. Ada yang mendapatkan pendapatan dari kegiatan ini
tetapi sedikit saja dan itu pun jarang. Apalagi sekarang wisatawan sudah
jarang sekali datang….”(pengelola homestay Desa Nyansoren (ZR), 2002).
“…..pendapatan dari wisata bahari ada tetapi sedikit saja, apalagi kegiatan
wisata sudah tidak seperti dahulu lagi.Masyarakat biasanya sebatas menjual
cenderamata. Biasanya orang-orang tertentu saja yang terlibat dengan orang-
orang kota sebagai penyelenggara wisata….”(anggota masyarakat Desa pasi
(W),2002).
wisata itu dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih baik dari
sebelumnya, walaupun untuk itu mereka harus berkorban untuk melakukan aktivitas
perdagangan (kios), jasa transportasi antar pulau, pegawai negeri, pegawai swasta,
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 104
Padaido dan Biak Timur Daratan
4.2 Perubahan Perilaku Ekonomi Masyarakat
keuntungan ekonomi yang diharapkan, maka pandangannya tidak akan terlalu baik
terhadap sektor ini, bahkan mungkin sebaliknya. Perkembangan dan atau perubahan
ekonomi masyarakat.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 105
Padaido dan Biak Timur Daratan
Tabel 21
Perubahan/ Perkembangan Pendapatan Responden
Dari Sektor Wisata Bahari
Di Biak Timur Daratan dan Kepulauan Padaido
kampung yang serba terbatas kondisi sosial ekonominya maka sekecil apapun atau
berapapun saja pendapatan tambahan dari sektor ekonomi baru dalam lingkungan
Pendapatan masyarakat kampung yang selama ini memang masih rendah, karena
pendapatan masyarakat hanya diperoleh dari jenis pekerjaan yang secara ekonomi
memiliki tingkat dan nilai ekonomi rendah. Masih rendahnya sumberdaya manusia
dalam kondisi yang serba terbatas taraf ekonominya sepanjang hidup. Kondisi ini
Numfor dan Provinsi Papua pada umumnya. Masyarakat masih banyak yang hidup
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 106
Padaido dan Biak Timur Daratan
“….program pembangunan ini tidak dapat memperbaiki kondisi ekonomi
masyarakat desa oleh karena hanya berguna bagi masyarakat yang
mengantar turis atau orang yang terlibat dalam kegiatan itu. Masyarakat
kurang terlibat karena turis jarang sekali datang dan kalaupun terlibat
hanya sebagai penyewa perahu jonson dan pemandu…..”(kepala Desa
Pasi(TK),2002).
Bagi masyarakat kota yang umumnya kehidupan sosial ekonominya lebih baik
pendapatan yang sedikit dan jarang diterima dari salah satu sektor usaha merupakan
suatu kejadian ekonomi yang memberikan nilai ekonomi dan perkembangan berarti
memiliki kondisi sosial ekonomi rendah atau sangat sederhana, maka mendapatkan
uang dalam jumlah sedikit pun akan sangat berharga atau berarti sekali dalam
kehidupannya. Dalam pemahaman seperti ini, maka berapa pun jumlah uang dan
seberapapun jarangnya pendapatan yang diperoleh dari sektor wisata bahari, maka
kampung Kepulauan Padaido dan Biak Timur daratan. Pemasukan pendapatan dari
masyarakat. Pada tahap yang lebih maju adalah masyarakat kampung mendukung
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 107
Padaido dan Biak Timur Daratan
sangat penting, dan apabila kemudian ditindaklanjuti dengan menyiapkan
kemampuan diri untuk terlibat dalam kegiatan wisata bahari yang merupakan suatu
nilai, sistem dan perilaku ekonomi baru dalam kehidupannya, maka dipandang
sebagai adanya perubahan yang cukup bermakna dalam sistem kehidupan ekonomi
kearah yang lebih tinggi membutuhkan proses waktu yang tidak singkat dan
ekonomi masyarakat juga berarti mampu mengubah pola kehidupan ekonomi yang
sudah mapan dalam kehidupan dari generasi ke generasi. Berarti pula berubahnya
sistem dan nilai sosial budaya (adat istiadat) masyarakat yang selama ini menjadi
Pada pemahaman seperti ini maka bisa dikatakan pembangunan sektor wisata
bahari di daerah ini telah berdampak cukup besar terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat, suatu perubahan yang terkadang tidak bisa dipahami baik oleh sebagian
masyarakat pula. Masyarakat kampung disini memang tidak dapat diharapkan untuk
mampu secara cepat menyediakan semua fasilitas termaju penunjang wisata bahari
di kampungnya. Kemampuan itu hanya dimiliki oleh kelompok pemodal besar yang
kemampuan sederhana yang ada pada mereka. Segmen usaha masyarakat kampung
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 108
Padaido dan Biak Timur Daratan
kampung tidak akan mendapatkan pendapatan yang besar dari sektor pembangunan
ini.
wisatawan. Para costumer atau pengguna jasa wisata bahari adalah kelompok
masyarakat yang memiliki kondisi sosial, budaya, dan ekonomi lebih maju, sehingga
dalam menikmati pelayanan jasa dituntut sejumlah standar kehidupan yang biasa
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 109
Padaido dan Biak Timur Daratan
dalam kehidupannya. Dalam posisi ini maka dampak pembangunan pariwisata bahari
suatu strategi, kebijakan, program dan kegiatan wisata bahari yang lebih berpihak
kampung dalam kegiatan wisata bahari berbeda-beda seperti jenis, bentuk dan jumlah
imbalan yang diberikan wisatawan terhadap masyarakat. Aspek ini perlu dipahami
bisa memberikan imbalan jasa dalam jumlah yang besar, ada juga yang memberikan
dalam jumlah terbatas atau minim, ada pula yang memberikan bukan dalam bentuk
uang cash. Biasanya masyarakat menerima saja sejumlah uang atau sesuatu barang
yang diberikan para wisatawan dan tidak memberikan patokan tertentu, kecuali pada
layanan jasa yang sudah ditetapkan tarifnya oleh penyedia jasa wisata bahari.
Tabel 22
Jenis Imbalan Jasa Wisatawan Terhadap Masyarakat Di Kampung
Di Biak Timur daratan dan Kepulauan Padaido
No Jenis Imbalan Jasa Wisatawan Frekuensi Prosentase
1. Uang 73 92,4
2. Barang berharga/perhiasan 2 2,5
3. Bentuk Souvenir 1 1,3
4. Makan dan Minum saja 2 2,5
5. Tidak diberikan 1 1,3
Jumlah 79 100
Sumber : Data Survai,2002
Catatan : 3(tiga) responden tidak menjawab
Hampir semua bentuk imbalan jasa atas keterlibatan masyarakat kampung dalam
kegiatan wisata bahari diberikan para wisatawan dalam bentuk uang cash sedangkan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 110
Padaido dan Biak Timur Daratan
dalam bentuk lainnya seperti barang-barang berharga, bentuk souvenir, dan dalam
bentuk makanan dan minuman saja ternyata hanya sedikit sekali. Kondisi ini kurang
lebih sama dengan tempat-tempat wisata lainnya di Indonesia. Dari sisi masyarakat
juga umumnya lebih senang apabila imbalan jasa yang diberikan dalam bentuk uang
Pada satu sisi pemberian imbalan jasa dalam bentuk uang ini sekaligus memberikan
penguatan atas asumsi bahwa pada taraf tertentu telah terjadi dampak ekonomi
bagi masyarakat di kampung yang terlibat dalam kegiatan wisata, walaupun memang
harus diakui proporsi jumlah anggota masyarakat yang hingga kini pernah terlibat dan
mendapatkan pendapatan tertentu dari sektor wisata bahari masih relatif sedikit. Hal
ini berbeda dengan para pengelola wisata bahari yang lebih banyak mendapatkan
pendapatan (income) atas kegiatan wisata selama ini di Kabupaten Biak Numfor.
Belum ada memang analisis atau perhitungan berapa sesungguhnya pendapatan real
masyarakat yang diperoleh dari sektor pembangunan ini, demikian pula para
yang diperoleh dari sektor wisata bahari selama ini, maka kurang dari setengah
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 111
Padaido dan Biak Timur Daratan
(39,2%) mengatakan sudah cukup puas dengan pendapatan yang diterima dari sektor
tetapi lebih banyak (43%) masyarakat yang mengatakan pendapatan dari sektor ini
keluarga, bahkan terdapat sejumlah masyarakat (17,7%) yang pernah terlibat dalam
sejumlah faktor seperti jarangnya para turis yang datang ke kampungnya, merasa
jarang terlibat dalam keseluruhan kegiatan wisata bahari yang ada di kampungnya,
imbalan jasa yang diberikan jumlahnya sedikit, dan mengetahui lebih banyak jumlah
pendapatan yang diberikan pada orang lain (yang juga terlibat) dibanding imbalan
(pokok) masyarakat seperti makan dan minum keluarga. Masyarakat yang kondisi
sosial ekonomi rendah maka hampir seluruh pengeluaran atas pendapatan yang
umumnya pula pendapatan yang diperoleh tersebut hanya dapat memenuhi kebutuhan
dasar dan dalam jumlah terbatas pula. Hal ini terjadi pada hampir semua penduduk
miskin atau kurang mampu secara ekonomi, sedangkan pengeluaran untuk kebutuhan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 112
Padaido dan Biak Timur Daratan
sekunder dan tersier jarang dilakukan oleh karena pendapatan dari sektor ini memang
pembangunan sektor wisata di daerah ini telah memberikan peran cukup baik bagi
lainnya dalam prosentase yang lebih kecil diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan
seperti membeli minuman coca cola, pepsi, fanta, lemon, dan beer, makanan ringan
seperti biscuit, gula-gula, bakso, mie pangsit, membeli rokok serta menikmati fasilitas
dimanfaatkan untuk pengembangan sektor usaha lainnya yang selama ini menjadi
pesisir pantai Biak Timur daratan. Pendapatan sektor ini walaupun sebagian besar
mengatakan tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga atau rumah tangga, tetapi
pendapatan yang “sedikit” tersebut juga digunakan untuk membeli peralatan nelayan
dipahami oleh karena memang sistem mata pencaharian pokok keseharian penduduk
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 113
Padaido dan Biak Timur Daratan
tradisional dan nelayan yang lebih maju perlengkapannya menggunakan motor tempel
atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai motor jonson. Pekerjaan sebagai nelayan
nelayan bisa dilakukan karena harga sejumlah peralatan nelayan memang murah
seperti mata kail dan tali nelon. Perilaku ekonomi masyarakat ini berkembang karena
kampungnya memang belum dapat dijadikan sebagai sumber mata pencaharian pokok
keluarga sehari-hari.
Pengeluaran lain dari pendapatan sektor wisata ini digunakan masyarakat untuk
membeli peralatan pertanian seperti pisau, parang, linggis, dan pacul. Peralatan ini
juga tidak terlalu memiliki nilai ekonomis yang tinggi (mahal) sehingga dapat dibeli
dengan biaya yang relatif rendah. Fungsi peralatan ini juga hampir sama dengan
peralatan nelayan oleh karena selain sebagai nelayan tradisional maka masyarakat di
daerah ini juga umumnya memiliki kebun atau ladang dalam skala yang tidak terlalu
luas, yang ditanami berbagai tanaman seperti ketela pohon (kasbi), keladi, petatas,
pepaya, dan sejumlah jenis tanaman sayur-sayuran seperti bayam, kacang panjang,
ada sisa produksi pertanian itu akan dijual ke pasar pada hari-hari pasar di kota Biak
Numfor.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 114
Padaido dan Biak Timur Daratan
Pengeluaran lain yang disebut masyarakat untuk keperluan keluarga yang
membeli garam, gula, kopi, susu (sekali-kali), vetsin (mis.ajinomoto, sasa), bumbu,
dan rokok, tetapi walaupun demikian tidak semua kebutuhan “kecil-kecil” ini
pembelian barang-barang kebutuhan keluarga ini lebih banyak berasal dari sektor
pendapatan lainnya.
“……ah pemasukan dari sektor wisata bahari di daerah ini tidak terus-
terus, bahkan bisa dikatakan jarang terjadi. Biasanya sudah lama lagi
baru kita dapat pemasukan pendapatan dari kunjungan wisatawan ke
kampung ini, itupun apabila kita terlibat atau dilibatkan oleh agen
pengadaan wisata bahari….”(anggota masyarakat desa,2002)
masih dianggap sebagai pendapatan yang belum terlalu berarti dalam menunjang
memang masih terbanyak dari sektor nelayan dan pertanian. Pada “hari-hari pasar”
Padaido dan Biak Timur daratan menuju ke pasar-pasar di kota untuk memasarkan
berbagai produksi keluarga. Kegiatan perdagangan lebih banyak dilakukan oleh kaum
ini masih dipengaruhi oleh sistem pembagian kerja sesuai gender, sistem dan nilai
dan “cocok” dilakukan atau dikerjakan oleh laki-laki, dan pekerjaan yang dipandang
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 115
Padaido dan Biak Timur Daratan
“tidak layak”,”kurang pantas” dan “kurang tepat” dilakukan oleh kaum perempuan.
Sistem pembagian kerja sesuai gender ini masih sangat mempengaruhi sistem dan
pekerjaan kaum laki-laki dan perempuan di daerah ini. Pekerjaan sebagai pedagang
atau memasarkan hasil produksi rumah tangga di pasar dalam pandangan masyarakat
kaum laki-laki. Indikator masih kuatnya pembagian kerja ini adalah dominannya
pemahaman masyarakat kampung seperti ini maka kaum laki-laki akan merasa malu
asli kawasan terumbu karang dapat diperhatikan dari sejauhmana dan atau semampu
apa kalangan masyarakat dapat menyediakan akomodasi yang diperlukan dan atau
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 116
Padaido dan Biak Timur Daratan
langkah maju yang patut dihargai, sebab merupakan suatu adopsi inovasi baru yang
inovasi ini memang masih belum terlalu baik, tetapi sudah merupakan langkah maju
pembangunan kepariwisataan.
Di Kepulauan Padaido atas terdapat dua cottage di Pulau Dawi yang dikelola oleh
Bapak Zefnat Rumbiak, yang juga adalah pengurus Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) Runsram. Jumlah kunjungan ke tempat wisata ini dari tahun 1998 berdasarkan
buku tamu yang ada berjumlah 68 kali dan hampir seluruhnya wisatawan
mancanegara dengan lama tinggal sekitar dua hari sampai dengan seminggu, namun
ada pula wisatawan yang pernah tinggal sampai dua minggu, bahkan pernah ada satu
keluarga wisatawan asing yang tinggal sampai satu bulan. Faktor keindahan alami
bentuk pelayanan jasa yang diberikan merupakan alasan wisatawan tinggal lebih lama
dari jadwal yang sebelumnya sudah direncanakan. Biasanya para wisatawan yang
datang hanya merencanakan untuk tinggal selama satu sampai dua hari, namun
setelah melihat alam serta aktivitas yang dapat dilakukan, maka lama tinggalnya
cottage dan pelayanan jasa wisata lainnya di Pulau Dawi Kepulauan Padaido terhadap
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 117
Padaido dan Biak Timur Daratan
Tabel 23
Bentuk Pelayanan dan Biayanya di Dawi Island Cottage
Di Kepulauan Padaido Atas
No Item Price
A. Transportation
B. Accomodation
1. Room Rp. 50.000 per person per night
2. Cooking fee Rp. 30.000 per day
3. Water for bath Rp. 5.000 per person per day
C. Food
1. Pelagis fish Rp. 7.500 per kilo
2. Demersal fish Rp. 10.000 per kilo
3. Lobster Rp. 60.000 per kilo
4. Crabs Rp. 25.000 per kilo
5. Coconut Rp. 1.000 once
D. Shows
1. Kus-kus Rp. 25.000
2. Yospan dance Rp. 250.000
Sumber : Data primer,2002.
Pihak swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terlihat sudah mampu
Indonesia. Belum diketahui secara pasti dari mana modal pembangunan homestay dan
semua fasilitas penunjangnya, sebab ada donor agency yang biasa memberikan dana
Cottage) juga kurang lebih sama pelayanan jasa wisata baharinya yang menyangkut
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 118
Padaido dan Biak Timur Daratan
accommodation yaitu room cottage seharga Rp. 25.000 per day dan cooking fee Rp.
kampung ini, maka aspek yang perlu diperhatikan adalah (1) menyangkut adanya
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 119
Padaido dan Biak Timur Daratan
makanan spesifik yang merupakan ciri khas makanan di suatu wilayah wisata bahari
sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, (2) ketersediaan artinya
apabila para wisatawan membutuhkannya maka sudah siap disajikan, (3) menyangkut
kebersihan yaitu makanan dan minuman harus dipandang sebagai makanan dan
minuman yang bersih dan tidak menimbulkan perasaan kurang bersih dan tidak
disekeliling, serta piring dan gelasnya dipandang kurang bersih), (5) harga makanan
dan minuman yang tidak terlalu mahal menurut kemampuan para wisatawan, (6)
makanan dan minuman tersebut masih dalam kondisi segar, dan (7) tempat pelayanan
makanan dan minuman perlu pada tempat-tempat yang dipandang wajar dan
aspek-aspek pokok makanan dan minuman ini bisa menyebabkan para wisatawan
akan membawa semua atau sebagian besar kebutuhan makan dan minumnya dari
daerah perkotaan, yang berarti pula akan menutup satu sisi usaha kegiatan ekonomi
masyarakat yang bisa mendatangkan pendapatan cukup baik dalam kegiatan wisata
bahari. Kondisi ini cukup terlihat dalam kegiatan wisata bahari di daerah ini, sehingga
dan minuman yang biasanya disediakan oleh pihak penyelenggara wisata bahari.
Kompetisi untuk menyajikan makanan dan minuman yang berkualitas dan spesifik
memang terpaksa terjadi karena ia merupakan salah satu kompetisi ekonomi yang
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 120
Padaido dan Biak Timur Daratan
4.6 Penyediaan Makanan dan Minuman
Dampak dari pengembangan wisata bahari di daerah ini terhadap kondisi sosial
(domestik) di Biak Timur daratan dan kepulauan Padaido umumnya dalam bentuk
makanan tradisional khas lokal seperti keladi, petatas, papeda, ubi kayu, ikan, udang
besar (lobster), cumi-cumi dan kepiting serta minuman air kelapa muda, sebagai suatu
bentuk pelayanan jasa akomodasi yang mampu dilakukan masyarakat asli setempat
terhadap wisatawan bahari. Saat ini proses penjualan atau pemasaran kelapa muda
oleh masyarakat asli setempat yang memiliki dusun (kebun) kelapa paling banyak
saat liburan atau minggu. Wisata bahari yang umum berlangsung hampir setiap
musim liburan adalah jenis wisatawan domestik rekreasi pantai dari masyarakat kota
rekreasi pantai, sedangkan bentuk wisata bahari lainnya seperti menyelam jarang
keluarga seperti di pinggiran pantai tempat wisata umum seperti di Bosnik, Biak
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 121
Padaido dan Biak Timur Daratan
Timur daratan. Kelapa muda per buah Rp. 1.500,- per buah di Biak Timur sedangkan
di Kepulauan Padaido seharga Rp.1.000,- per buah. Penyediaan kelapa muda oleh
sebagaimana pula yang banyak terjadi di lokasi wisata bahari di kabupaten lainnya.
menginginkan ikan segar dibanding kelapa muda. Harga ikan segar di Padaido atas
seharga Rp. 7.500,- per kilogram sehingga lebih murah dibanding di Padaido Bawah
yaitu sebesar Rp. 10.000,- per kilogram. Di Pulau Dawi sebagai kawasan wisata
paling populer di Kepulauan Padaido Atas untuk mencari ikan, udang (lobster) dan
kepiting masih cukup mudah didapat sehingga menjadi salah satu daya tarik utama
wisatawan datang ke tempat wisata ini. Dalam posisi harga seperti itu maka dapat
terbatas dan keterlibatan masyarakat kampung pada setiap kegiatan wisata bahari di
daerahnya juga terbatas, atau bahkan banyak yang langsung ditangani para penyedia
jasa yang lebih banyak berasal dari masyarakat perkotaan Biak. Masyarakat setempat
yang mampu disediakan oleh para penyedia jasa wisata swasta lainnya.
Perhitungan pendapatan masyarakat dari sektor wisata bahari memang cukup sulit
untuk dipastikan karena beberapa hal, seperti periode waktu penerimaan pendapatan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 122
Padaido dan Biak Timur Daratan
dari sektor wisata diperhitungkan 5 (lima) tahun terakhir sehingga cukup sulit bagi
masyarakat untuk memastikan jumlah penerimaan, periode yang lama itu membuat
sulit bagi anggota masyarakat yang pernah terlibat untuk mengingat secara pasti, tepat
pendapatan dari sektor wisata bahari tidak secara terus menerus sepanjang tahun
sehingga cukup sulit untuk menentukan secara pasti rata-rata pendapatan selama 5
(lima) tahun terakhir, penerimaan pendapatan dari sektor wisata terkadang biasanya
bukan dalam bentuk uang tunai (cash), tidak semua kegiatan wisata bahari di
pendapatan masyarakat sebenarnya. Kondisi ini menyebabkan data dan analisis dalam
karang dari sektor pariwisata bahari bukanlah merupakan angka yang terlalu pasti
kegiatan wisata bahari dalam periode waktu lima tahun terakhir ini merupakan salah
satu cara untuk memahami sejauhmana dampak pembangunan wisata bahari terhadap
Model analisis dampak ini memang hanya merupakan salah satu cara memahami
penduduk kampung kawasan terumbu karang. Analisis ini memang perlu didalami
lagi menggunakan model analisis lainnya sehingga bisa ditemukan jawaban yang
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 123
Padaido dan Biak Timur Daratan
Tabel 23
Jenis Pekerjaan dan Pendapatan masyarakat dari Sektor Wisata Bahari
Di Biak Timur Daratan dan Kepulauan Padaido
Kabupaten Biak Numfor
No Jenis Pekerjaan < 100.000 Pendapatan (Rp) > 250.000
100.000 – 250.000
Biak Timur Daratan
1. Guide/ pemandu 9 (22,5) 2 (5) 1 (2,5)
2. Porter/ buruh 1 (2,5) - -
3. Homestay/ pondokan 4 (10) 3 (7,5) -
4. Rumah makan 2 (5) 1 (2,5) -
5. Jasa Transportasi 5 (12,5) 1 (2,5) 1 (2,5)
6. Penyewaan peralatan 4 (10) - -
7. Pemandu & penyewaan - - 1 (2,5)
8. Homestay & jasa transport 1 (2,5) - -
9. Lainnya 3 (7,5) - 1 (2,5)
Jumlah 29 (72,5) 7 (17,5) 4 (10)
Kepulauan Padaido
1. Guide/ pemandu 4 (11,4) - -
2. Porter/ buruh 3 (8,6) - -
3. Homestay/pondokan 1 (2,9) 2 (5,7) 1 (2,9)
4. Jasa transportasi 6 (17,1) - 1 (2,9)
5. Pemandu & Homestay 1 (2,9) - -
6. Pemandu & Transportasi 3 (8,6) - -
7. Homestay & Jasa Transportasi 2 (5,7) - 3 (8,6)
8. Lainnya 7 (17,1) 1 (2,9) -
Jumlah 27 (77,1) 3 (8,6) 5 (14,3)
Biak Timur daratan. Walaupun pendapatan terbanyak masyarakat kurang dari seratus
ribu rupiah, yang bisa berarti pula pendapatan masyarakat dari sektor pembangunan
ini masih tergolong relatif kecil. Dengan tanpa memungkiri kemungkinan adanya data
dari masyarakat (responden) yang kurang terlalu tepat tentang pendapatannya dari
sektor wisata bahari, tetapi dengan diperkuat pengamatan dan wawancara mendalam
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 124
Padaido dan Biak Timur Daratan
pembangunan sektor pariwisata bahari ditemukan cukup beragam yang bisa
diperoleh dari keterlibatan dan atau partisipasi masyarakat dalam kegiatan wisata
Walaupun pendapatan masyarakat dari sektor bahari masih rendah tetapi sektor ini
sudah memberikan kontribusi yang cukup berarti pada sejumlah anggota masyarakat
Sebagian besar masyarakat yang pernah terlibat dalam kegiatan wisata bahari di
kampungnya memperoleh pendapatan rata-rata kurang dari Rp. 100.000,- pada setiap
kali keterlibatannya. Dalam kategori ini ditemukan indikasi hampir sebagian dari
Pendapatan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan wisata bahari sebanyak antara
Rp. 100.000 – Rp. 250.000 walaupun relatif kecil jumlahnya akan tetapi merupakan
pendapatan terbanyak kedua. Pendapatan masyarakat dari sektor wisata bahari sekitar
di atas Rp. 250.000,- jumlahnya paling sedikit. Kondisi ini tentunya berbeda dengan
masyarakat kota yang terlibat dalam menyediakan sarana dan prasarana pendukung
penyelenggaraan kegiatan wisata bahari seperti hotel, biro perjalanan, dan agen
seluruhnya memang sifatnya hanya sebagai pelengkap dari kegiatan wisata bahari
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 125
Padaido dan Biak Timur Daratan
yang dikembangkan masyarakat kota yang secara ekonomi memang jauh lebih
Penyediaan homestay dan jasa transportasi laut merupakan jenis pekerjaan yang
pendapatan yang lebih besar dibanding jenis pekerjaan lainnya dalam kegiatan wisata
bahari. Ditemukan pula sejumlah masyarakat yang menerima pendapatan dari sektor
wisata bahari atas keterlibatannya dalam dua jenis pekerjaan sekaligus, sehingga
lebih dari satu jenis pekerjaan. Pendapatan masyarakat dari sektor wisata bahari di
kegiatan wisata bahari selama ini serendah apapun akan tetapi telah menunjukkan
masih perlu dianalisis lebih lanjut dan mendalam dengan menggunakan berbagai
metode yang lebih bisa menjelaskan kondisi sebenarnya, akan tetapi temuan ini sudah
kampung-kampung Kepulauan Padaido dan Biak Timur daratan. Kondisi ini sudah
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 126
Padaido dan Biak Timur Daratan
terlibat atau melibatkan diri dalam kegiatan wisata bahari di daerahnya. Diantara
pendapatan sedang dan ada pula anggota masyarakat yang hanya menerima imbalan
uang dalam jumlah sedikit, bahkan ada yang hanya menerima dalam bentuk barang.
kampung sifatnya homogen yaitu umumnya sebagai nelayan tradisional dan petani
tradisional, sedangkan jenis pekerjaan lainnya walaupun ada tetapi tergolong masih
berbagai jenis pekerjaan penduduk seperti guide (pemandu), porter (buruh), homestay
peralatan wisata bahari, dan industri rumah tangga seperti pembuatan souvenir. Jenis-
jenis pekerjaan ini sebelumnya belum dikenal dalam sistem kehidupan masyarakat
kampung. Walaupun memang harus diakui bahwa masih sedikit masyarakat yang
pula telah berpengaruh langsung pada tingkat pendapatan penduduk dari sektor ini.
Jaringan kerja kegiatan wisata bahari antara kelompok masyarakat kota dengan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 127
Padaido dan Biak Timur Daratan
wisata bahari juga merupakan aspek lainnya yang turut menentukan tingkat
keterlibatan, partisipasi, peran serta dan tingkat pendapatan masyarakat kampung dari
sektor unggulan pembangunan ini. Pembangunan wisata bahari juga turut dipengaruhi
oleh rasa aman, rasa nyaman, rasa tentram dan kepuasan wisatawan domestik dan
mancanegara dalam melakukan kegiatan wisata baharinya, selain itu hal seperti sikap,
perilaku, kebiasaan dan relasi (hubungan) sosial masyarakat kampung terhadap para
dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan dalam masyarakat sendiri, berbagai
ini juga berarti upaya untuk mengurangi dan atau menekan semaksimal mungkin
beragam persoalan yang ditemui dalam bidang pembangunan ini. Semua orang
Numfor ini bisa memberikan semakin banyak dampak positifnya terhadap perbaikan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 128
Padaido dan Biak Timur Daratan
BAB V
5.1 Kesimpulan
penyediaan makanan dan minuman (mis. ikan, udang, kepiting, keladi, petatas,
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 129
Padaido dan Biak Timur Daratan
(perahu motor dan perahu tradisional), pemandu (guide), perlengkapan wisata
masyarakat, pemandu wisata, hotel, travel biro, dan pihak diving center.
wilayah ini.
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 130
Padaido dan Biak Timur Daratan
10. Sarana dan prasarana wisata bahari yang disediakan dan dikembangkan
masyarakat kampung kawasan terumbu karang masih terbatas dan belum cukup
11. Masyarakat kota hingga saat ini masih merupakan pengelola dominan (utama)
(LSM), hotel, travel agent dan biro perjalanan wisata bahari daerah ini sehingga
12. Keterlibatan masyarakat kampung dalam kegiatan wisata bahari dipengaruhi oleh
dan etos kerja sehingga perlu mendapat perhatian dari semua pihak terkait.
1. Pemerintah daerah (state), swasta (private sector), dan civil society (Lembaga
program promosi potensi wisata bahari melalui media elektronik (radio, televisi,
internet), media cetak (majalah, bulletin, brosur, leaflet), dan spanduk/ papan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 131
Padaido dan Biak Timur Daratan
dalam kerangka mengembangkan berbagai program strategis penunjang
saluran atau jalur utama perjalanan wisatawan mancanegara yang pernah ada dan
Marauw yang kini hampir menjadi “barang rongsokan” dan “rumah hantu”,
kawasan Biak Timur daratan dan Kepulauan Padaido. Seperti perbaikan kolam
renang dan restoran yang dapat dibuka untuk masyarakat yang ingin datang
berkunjung. Dengan demikian sarana dan prasarana yang ada di hotel tersebut
6. Pemerintah daerah perlu menjalin kerjasama yang lebih baik dan berkelanjutan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 132
Padaido dan Biak Timur Daratan
7. Pembuatan usaha jasa pariwisata yaitu travel agent lokal didaerah Biak Timur
daratan dan Padaido mengingat usaha ini sangat berpotensi untuk dikembangkan.
Usaha ini dilakukan dengan turut melibatkan agent wisata dari kota yang telah
8. Pengelolaan usaha objek dan daya tarik wisata bahari yang berbasis masyarakat
hasilnya dapat berupa kebijakan dan peraturan yang kemudian ditetapkan oleh
10. Perlunya pendidikan, pelatihan dan penyuluhan terhadap masyarakat kota yang
mampu secara ekonomi dan tertarik dalam kegiatan wisata bahari dimana pada
akhirnya akan menjadi calon wisatawan bahari domestik potensial yang akan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 133
Padaido dan Biak Timur Daratan
11. Perlunya penyiapan sarana dan prasarana untuk mendukung mengembangkan
wisata bahari, misalnya penyediaan peralatan snorkeling dan alat selam dengan
12. Perlu disediakan transportasi laut yang memadai yang menghubungkan jalur Biak
13. Semua pihak perlu membangun atau menciptakan rasa aman, nyaman dan
14. Perlu suatu kebijakan pembangunan daerah dan atau peraturan daerah tentang
pembangunan wisata bahari yang lebih mampu memberikan peran dan fungsi
15. Menekan serendah mungkin atau meniadakan sama sekali perilaku atau kebiasaan
ikan lainnya yang merusak terumbu karang (coral reef) sebagai objek penting
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 134
Padaido dan Biak Timur Daratan
Dampak Kegiatan Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat Kawasan Terumbu Karang di Kepulauan 135
Padaido dan Biak Timur Daratan