PENGELOLAAN LINGKUNGAN
YANG LESTARI BERBUAH
PRESTASI
DISUSUN OLEH : SLAMAN
KKA 2022
GAMBARAN UMUM
Berawal dari
banyaknya
persoalan
dipesisir sekitar
th. 1986
tentang :
2. Perilaku
3. Ekonomi
masyarakat
Pada tahun itulah (1986) Langkah kecil saya
dimulai Bersama almarhum bapak saya
dengan penuh rasa ikhlas dan kemauan
besar perlahan-lahan melakukan
penanaman mangrove di area : 19 hektar
Niat baik saya (1988) justru menimbulkan
:
Kecemburuan
Multitafsir Kontroversi
sosial
Cemooh , hinaan , hujatan dan intimidasi selalu
mengiringi Langkah kehidupan saya dalam melakukan
penyelamatan pesisir
Aksi penolakan mereka yang paling menyakitklan di
tahun 1991:
1. Pos kerja dibakar, gedek beserta tali
2. Mangrove dirusak
3. Peralatan dibuang
5.Fitnah sana-sini
Di tahun 1997 para pemilik tambak ikan/ garam mulai sadar akan
kerusakan pesisir yang menimpa lahan tambaknya
1
2
Meniru menanam
ditambak masing- 3
Tensi kebenciannya
masing mulai menurun Namun masih
belum bisa
bergabung dengan
kegiatan kita
Tahun 2010 saya bisa bernafas dan tersenyum
secara bebas karena para ibu ibu perusak
mangrove direkrut menjadi kelompok peduli
mangrove (kub sabuk hijau)
Di 2010 saya bisa menyelamatkan 2 agenda
penting :
Penyuluhan kepada
Masyarakat,
04
Ekowisata dan Produk
Pemuda, Siswa,
Hasil Hutan Bukan Kayu
Mahasiswa dan
Tokoh Masyarakat
Pemberdayaan
Perlindungan Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistem 02 05 Masyarakat
Usaha Produktif Kopi,
Patroli Kawasan dan Teh dan Madu Mangrove
Pengamanan Tumbuhan
dan Satwa
Kondisi sebelumnya
1. Rumah penduduk dikawasan pesisir pantai selalu menjadi langganan air laut, dengan mudah air laut
memasuki pemukiman penduduk ketika air pasang.
2. Lokasi tambak ikan / lahan pegaraman menjadi rusak, tanggul – tanggul jebol karena tidak mampu
menahan terjangan air laut ( Abrasi ).
3. Para petambak ikan dan petani garam semuanya mengeluh, resah karena setiap melakukan kegiatan
dalam satu kali musim harus mengeluarkan uang jutaan rupiah guna memperbaiki tanggul tambak
yang rusak.
4. Kondisi sumber mata air ( sumur gali ) rata – rata asin sekali, sehingga tidak bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat.
5. Taraf hidup masyarakat nelayan dibawah garis kemiskinan.
6. Kondisi lingkungan pesisir pantai sangat panas dan gersang sehingga masyarakat dalam menjalani
aktifitas sehari – hari kurang nyaman.
7. Jarang / sedikit sekali menjumpai burung laut, karena habitat berupa tumbuhan mangrove belum
tumbuh subur.
DAMPAK KEGIATAN
3. Kondisi sumber mata air di perkampungan ( sumur gali ) sudah dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman dan
mencuci.
5. Mata pencarian masyarakat pesisir pantai cukup baik sehingga menambah pendapatan ekonomi masyarakat.
6. Tempat dijadikan studi banding / sebagai percontohan kabupaten yang lain dan menjadi tempat wisata bahari.
7. Burung-burung betah tinggal di kawasan mangrove karena sudah rimbun dan teduh.
Keikutsertaan dalam organisasi kemasyarakatan