Anda di halaman 1dari 4

Nama: Gianti Maria Angela Paridy Man

No. Regis: 22116005

Gempa Bumi Fukushima


Fukushima merupakan salah satu daerah di Jepang yang rawan akan bencana gempa. Selama ini sudah
tercatat dua gempa besar yang melanda Fukushima, gempa pertama adalah gempa bumi dan tsunami
Tohoku yang terjadi pada tahun 2011 sebuah gempa Bumi dorongan kuat berkekuatan 9,0 yang
mengakibatkan gelombang tsunami setinggi 10 meter (33 ft). Gempa ini berkekuatan 7 berdasarkan
skala intensitas seismik Badan Meteorologi Jepang di utara Prefektur Miyagi, Jepang.

Kekuatan 9,0 menjadikan gempa ini sebagai gempa terbesar yang mengguncang Jepang sepanjang
sejarah dan satu dari empat gempa terbesar di dunia sejak pencatatan gempa modern dimulai. Gempa
ini dianggap sebagai yang terbesar yang mengguncang Jepang dalam 1.200 tahun terakhir.

Kawasan hiposenter gempa ini memanjang dari lepas pantai Prefektur Iwate hingga Ibaraki. Badan
Meteorologi Jepang mengatakan bahwa gempa ini mungkin meretakkan zona patahan dari Iwate hingga
Ibaraki dengan panjang 400 kilometer (250 mi) dan lebar 200 kilometer (120 mi). Fukushima menjadi
salah satu prefektur yang terkena serangan gempa bumi dan tsunami ini.

Menurut Associated Press Jepang telah mengumumkan keadaan darurat setelah kegagalan sistem
pendingin di PLTN Fukushima I. Pejabat mengatakan tidak ada kebocoran radiasi atau bahan radioaktif.

Satu fasilitas di Fukushima mengalami kesalahan mekanis pada sistem pendingin reaktor setelah
dipadamkan dan suplai tenaga darurat gagal, namun tidak ada kebocoran radiasi. Lewat tengah malam
waktu setempat, dilaporkan bahwa The Tokyo Electric Power Company mempertimbangkan untuk
mengeluarkan gas superpanas dari reaktor ke atmosfer yang dapat mengakibatkan keluarnya radioaktif.
Inti reaktor masih panas sehingga pendinginan masih diperlukan. Seorang pejabat Japanese Nuclear and
Industrial Safety Agency melaporkan bahwa karena ketiadaan listrik, sistem pendingin darurat saat ini
dioperasikan dengan baterai yang bertahan selama delapan jam. Enam baterai lain telah diamankan dan
pemerintah dapat menggunakan helikopter militer untuk menerbangkannya. Keadaan darurat telah
diumumkan sebagai tindakan pencegahan. Lebih dari 2.000 penduduk yang menetap pada radius 3-
kilometer (1,9 mi) dari pembangkit listrik nuklir dievakuasi, sementara penduduk yang menetap di zona
3 hingga 10 kilometer (1,9 hingga 6,2 mi) diminta untuk mengungsi.

Pejabat Jepang telah mengumumkan keinginan mereka untuk mengeluarkan gas "sedikit radioaktif"
untuk menyeimbangkan tekanan di dalam reaktor.
Fukushima kembali diserang gempa pada tahun 2016, Gempa bumi yang menyerang Fukushima pada
tahun 2016 adalah sebuah gempa bumi berkekuatan 6.9 skala Richter yang mengguncang Jepang,
tepatnya di 37 km (23 mi) sebelah timur tenggara dari Namie, Prefektur Fukushima pada pukul 05:59 JST
22 November 2016 dengan kedalaman 11,4 km (7,1 mi). Guncangan memiliki intensitas maksimum VII
(Sangat Kuat) pada skala Mercalli.[4] Gempa ini awalnya dilaporkan berkekuatan 7,3 oleh Badan
Meteorologi Jepang, yang kemudian ditingkatkan menjadi 7,4, sedangkan United States Geological
Survey dan GFZ Potsdam menyatakan gempa tersebut berkekuatan 6.9.

Lima belas orang mengalami luka-luka akibat gempa bumi ini termasuk patah tulang dan luka akibat
runtuhan bangunan. Kerusakan properti yang terjadi masih dalam tingkat ringan. Terjadi sebuah
kebakaran di sebuah fasilitas penelitian yang terletak di Iwaki. Sebuah pemadaman listrik singkat
dilaporkan terjadi pada kurang lebih 1.900 rumah. Kereta lokal dan kereta cepat, termasuk Shinkansen,
tidak dapat digunakan hingga pemeriksaan keadaan jalur kereta selesai dilakukan.

Gempa bumi ini menyebabkan sistem pendingin pada reaktor ketiga Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Fukushima II berhenti beroperasi, meskipun sirkulasi kembali sekitar 100 menit kemudian. Tingkat
radiasi tidak mengalami perubahan selama terjadinya pemadaman singkat.
Gempa Bumi kembali mengguncang Fukushima baru-baru. Gempa berkekuatan magnitudo 6,3 melanda
pantai timur laut Jepang, termasuk wilayah Fukushima, pada Minggu malam, 4 Agustus 2019 pukul
19.23 waktu setempat. Untungnya, gempa tidak menelan korban jiwa dan tida ada kerusakan berarti.
Badan Meteorologi Jepang melaporkan, pusat gempa berada sekitar 31 mil di bawah dasar laut, di
sebelah timur Namie, di Fukushima timur. Demikian seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (5/8/2019).

Getaran terasa di seluruh Fukushima dan daerah Miyagi, serta di pusat Tokyo.

Anda mungkin juga menyukai