Anda di halaman 1dari 7

PENYAKIT AKIBAT KERJA

(Terpapar Radiasi, Mantan Pekerja Fukushima Derita Leukemia)

A. Kronologis

Pada bulan maret 2011, Terjadi gempa besar dan tsunami yang terjadi di
kawasan timur Jepang, selain menewaskan lebih dari 18 ribu jiwa, tsunami di pantai
timur laut Jepang yang dipicu gempa besar turut membanjiri sistem pendinginan
reaktor Fukushima, membuatnya meledak dan melepaskan radiasi yang meracuni
udara, laut, dan rantai makanan. Sehingga terjadinya bencana nuklir di Fukushima.
Reaktor nuklir, yang awalnya diciptakan untuk kesejahteraan warga Jepang, dan
diklaim telah memenuhi standar keselamatan, mengakibatkan malapetaka di Kota
Fukushima. Kawasan ini, tidak lagi aman ditempati dan tidak lagi mampu melindungi
warga dari dampak radioaktif nuklir, sampai beberapa tahun kemudian.
Pada tanggal 5 Juli 2012, Komisi Investigasi Independen Kecelakaan Nuklir
Fukushima (NAIIC) menemukan bahwa penyebab kecelakaan tersebut telah lama
diketahui, dan bahwa operator pabrik, Tokyo Electric Power Company (TEPCO),
telah gagal memenuhi persyaratan keselamatan dasar seperti risiko penilaian,
persiapan untuk mendapatkan kerusakan bangunan, dan pengembangan rencana
evakuasi. Pada tanggal 12 Oktober 2012, TEPCO mengakui untuk pertama kalinya
mereka telah gagal untuk mengambil tindakan yang diperlukan karena takut
mengundang tuntutan hukum atau demonstrasi yang melawan pabrik nuklirnya.
Pemerintah Jepang menyatakan bahwa untuk pertama kalinya seorang pekerja
di pembangkit listrik tenaga nuklir, Fukushima Daiichi, mengalami kanker yang
kemungkinan disebabkan dari paparan radiasi. Hal tersebut diumumkan pada
Selasa (20/10) sore WIB menurut situs Wall Street Journal, dikutip Rabu
(21/10/2015). Seorang pria berusia 30-an tahun, yang identitasnya dirahasiakan,

1
telah didiagnosis mengalami leukemia setelah bekerja di pabrik selama 18 bulan,
antara tahun 2011 dan 2013, tutur kementerian kesehatan dan tenaga kerja Jepang.
Dia melakukan pekerjaan konstruksi di pembangkit listrik, lokasi kecelakaan
terburuk yang pernah terjadi dalam sejarah penggunaan nuklir di Jepang, menyusul
krisis pada 2011, kata kementerian tersebut.
PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Fukushima mengalami kebocoran
setelah dilanda tsunami pada 2011. Kebocoran itu menyebabkan tersebarnya
radiasi yang membahayakan warga sekitar. Selama periode 2011-2013, pria
tersebut terkena dosis total 15,7 millisieverts radiasi.Menurut PBB, rata-rata pada
keadaan normal orang bisa terkena dosis radiasi dalam 2,4 millisieverts per tahun
selama kehidupan sehari-hari, karena radiasi alam dan buatan. Dan saat ini pekerja
di Fukushima itu sedang mendapatkan pengobatan rawat jalan.Sebanyak 44.537
orang bekerja di PLTN sejak kecelakaan itu. Menurut operator Tokyo Electric Power
Co, 15.408 orang dari mereka telah terkena radiasi melebihi 10 millisieverts.
Korban selanjutnya, Otoritas Jepang untuk pertama kalinya mengakui bahwa
seorang pekerja di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima, meninggal dunia
karena terpapar radiasi nuklir di usia 50 an. Konfirmasi disampaikan seorang
pejabat Jepang kepada Reuters, Rabu (5/9/2018). Pada Jumat (31/8) lalu,Tenaga
Kerja dan Kesejahteraan Jepang menetapkan bahwa kompensasi harus dibayarkan
kepada keluarga pria itu. Disebutkan pejabat ini, pekerja itu sudah sejak lama
bekerja di sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah Jepang. Setelah
terjadi kebocoran reaktor nuklir di Fukushima Daiichi yang dioperasikan Tokyo
Electric Power pada Maret 2011, pekerja itu diketahui sempat dua kali bekerja di
sana. Kemudian pada Februari 2016, pekerja itu didiagnosis menderita kanker paru-
paru. Menurut pejabat Jepang ini, otoritas Jepang sebelumnya telah menyatakan
bahwa paparan radiasi telah memicu penyakit yang diderita empat pekerja pada
pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima.

B. Hazard/ Faktor Risiko

No Kelompok Hazard Rekoknisi Dampak Pekerja


Hazard Berisiko
1. Hazard Kimia Paparan 1. Kanker 1. Pekerja
radiasi nuklir 2. Rusaknya sel- sel reaktor
kulit Fukushima
3. Kerusakan Kulit 2. Warga
4. Gangguan sekitar
2
perkembangan PLTN
anak Fukushima

C. Jumlah Korban

Bencana Fukushima diberi kategori tingkat 7 dari Skala Kejadian Nuklir


Internasional. Meskipun tidak ada korban jiwa yang terkait dengan radiasi karena
kecelakaan tersebut, jumlah kematian akibat kanker, menurut teori ambang batas
radiasi ambang batas linier, yang akan diakibatkan oleh kecelakaan tersebut
diperkirakan sekitar 130-640 orang pada beberapa tahun dan dekade ke depannya.
Komite Ilmiah Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Pengaruh Radiasi Atom dan
Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa tidak akan ada peningkatan
keguguran, kelahiran mati atau gangguan fisik dan mental pada bayi yang lahir
setelah kecelakaan tersebut. Namun, diperkirakan 1.600 kematian diyakini terjadi
karena kondisi evakuasi yang terjadi.
Untuk korban terkena penyakit akibat paparan radiasi saat ini diakuai ada 2
orang yaitu pada 2015 seorang pria berusia 30-an tahun, yang identitasnya
dirahasiakan, telah didiagnosis mengalami leukemia setelah bekerja di pabrik
selama 18 bulan, antara tahun 2011 dan 2013, yang kedua ialah korban meninggal
pertama yaitu seorang pekerja PLTN berusia 50an yang mengidap kanker paru-
paru. Menurut operator Tokyo Electric Power Co, 15.408 orang dari mereka telah
terkena radiasi melebihi 10 millisieverts.

D. Kerugian : Manusia, Aset, Lingkungan

a. Manusia
Bocornya reactor nuklir ini menyebabkan para pekerja dan warga sekitar
reaktor nuklir terpapar nuklir yang pastinya beresiko terkena penyakit seperti
kanker hancurnya sel- sel tubuh, kerusakan kulit, gagguan tumbuh kembang
anak dan lain- lain. Saat ini telah tercatat 2 korban terkena kanker akiban
terpaparan radiasi yaitu seorang pria berusia 30-an pada tahun 2015 dan korban
meninggal akibat kanker paru- paru berusia 50an, selain mereka menurut
operator Tokyo Electric Power Co, sebanyak 15.408 orang dari mereka telah
terkena radiasi melebihi 10 millisieverts.
b. Aset
Dr. David McNeill, koresponden Jepang untuk The Chronicle of Higher
Education, jurnalis The Independent dan Irish Times menginvestigasi
kemungkinan yang paling mengerikan dari kecelakaan nuklir di Fukushima serta
dampaknya pada manusia. Lebih dari 150.000 orang dievakuasi, mereka

3
kehilangan hampir segalanya, dan tidak mendapatkan kompensasi yang cukup
untuk membangun kembali kehidupan mereka. TEPCO, lembaga yang
berwenang dalam hal ini, tidak menyebutkan aturan rinci dan prosedur
bagaimana, serta kapan kompensasi akan dibayar. TEPCO malah berhasil
melarikan diri dari tanggung jawab penuh, dan gagal untuk memberikan
kompensasi baik pada warga masyarakat, atau pelaku sektor industri di sekitar
lokasi bencana
c. Lingkungan
Tragedi bocornya reaktor nuklir di Fukushima, Jepang, akibat gempa yang
terjadi mengakibatkan kebocoran , air radioaktif dari pabrik tersebut
kemungkinan mengalir ke laut. Hal itu juga memicu kekhawatiran krisis nuklir.
Tokyo Electric Power Company (TEPCO), operator dari reaktor tersebut
menyatakan bahwa sekitar 45 ton air yang terkontaminasi dengan zat radioaktif
cesium dan yodium cenderung mengalir ke laut dari sistem selokan yang juga
terkontaminasi dari unit kondensasi. Air yang bocor tersebut mengandung
radioaktif caesium 134 sekitar 16.000 becquerels per liter dan cesium 137 sekitar
29.000 becquerels, yang melebihi batas keselamatan oleh pemerintah.
Media lokal melaporkan, air yang terkontaminasi juga mungkin
mengandung zat-zat radioaktif lain seperti strontium, diketahui dapat
menyebabkan kanker tulang pada manusia.Air yang terkontaminasi itu bocor dari
unit desalinasi melalui celah di dinding beton ke selokan. Selokan itu
menghubungkan pipa saluran air yang mengalir bebas ke Samudera Pasifik. Air
yang terkontaminasi juga merupakan sisa bocoran dari unit desalinasi hasil
pompaan dari bangunan. Kantong-kantong pasir akan digunakan sebagai sarana
darurat untuk mencegah kebocoran lebih lanjut dari unit tersebut, tetapi itu bisa
memakan waktu hingga tiga minggu untuk mengetahui jumlah yang tepat dari air
radioaktif yang bocor. Tak ada korban jika dalam kebocoran tersebut namun
ratusan ribu warga dievakuasi.

E. Pengendalian Yang Telah Dilakukan

Tidak ada rencana yang jelas untuk melakukan dekomisioning pada pabrik
tersebut, tetapi perkiraan pengelolaan pabrik adalah 30 atau 40 tahun. Sebuah
penghalang dinding beku telah dibangun dalam upaya untuk mencegah kontaminasi
lebih lanjut terhadap air tanah, namun pada bulan Juli 2016 TEPCO
mengungkapkan bahwa dinding es telah gagal menghentikan aliran air tanah
mengalir dan bercampur dengan air yang mengandung radioaktif di dalam

4
bangunan reaktor yang rusak, TEPCO juga menambahkan bahwa mereka "secara
teknis tidak mampu menghalangi air tanah dengan dinding beku".

F. Saran

Kecelakaan nuklir Fukushima memperlihatkan kegagalan yang dalam dan


sistemik, dari lembaga yang seharusnya mengontrol tenaga nuklir dan melindungi
masyarakat dari kecelakaan tersebut. Setiap saat, kombinasi yang tak terduga dari
kegagalan teknologi, kesalahan manusia, atau bencana alam di reaktor manapun di
seluruh dunia bisa terjadi, yang dapat menyebabkan reaktor menjadi tak terkendali.
Di Fukushima misalnya, dalam waktu kurang dari 24 jam setelah gagalnya reaktor
pertama, ledakan hidrogen besar menghancurkan penghalang terakhir sejumlah
besar radiasi, sebelum akhirnya keluar ke udara terbuka.
Industri nuklir mengklaim, bahwa kemungkinan kecelakaan besar seperti
Fukushima sangatlah rendah. Dengan lebih dari 400 reaktor yang beroperasi di
seluruh dunia, probabilitas krisis inti reaktor, hanya mungkin terjadi satu kali dalam
250 tahun. Asumsi ini terbukti salah besar. Menurut analisis berbeda yang dilakukan
oleh Greenpeace International, kecelakaan nuklir dapat terjadi di suatu tempat di
seluruh dunia, kira-kira sekali setiap satu dekade.
Bencana ini memperlihatkan kegagalan sistemik di sektor nuklir untuk itu perlu
adanya perbaikan dalam hal darurat dan perencanaan evakuasi, kewajiban dan
kompensasi atas kerusakan, serta regulasi nuklir, berikut adalah beberapa contoh
kekagalan yang harus di perbaiki :
a. Perangkat lunak khusus yang digunakan untuk memprediksi bencana, tidak
digunakan dengan benar, untuk itu perlunya perbaikan system dan
pengaplikasian perangkat lunak tersebut
b. Prosedur evakuasi masyarakat rentan gagal, maka perlu adanya perencanaan
evakuasi yang lebih baik dari pemerintah maupun pihak terkait untuk mengurangi
dampak negatif.
“Pada saat bencana terjadi, evakuasi menjadi kacau sehingga banyak manusia
yang harus menanggung dampak radiasi. Dalam waktu dua minggu setelah
bencana nuklir terjadi, pemerintah meminta warga yang tinggal 20-30 kilometer
radius dari bencana, untuk sukarela mengungsi. Kemudian pada akhir April
2011, pemerintah memperpanjang zona evakuasi hingga 50 kilometer. Sekali
lagi pada bulan Juni, Juli, dan Agustus, pemerintah meminta lebih banyak orang
di luar zona evakuasi untuk mengungsi. Data pemerintah yang dirilis kemudian,
memaparkan fakta bahwa pemerintah harus mengevakuasi masyarakat hingga
250 kilometer dari kawasan bencana”.
c. Melakukan program-program dekontaminasi untuk membersihkan daerah yang
sangat terkontaminasi, yang efektif dan tidak memilii efek samping negatif.

5
Daftar Pustaka

“Begini Cara Radiasi Merenggut Nyawa Anda.alodokter,com.1November


2019.https://www.alodokter.com/begini-cara-radiasi-nuklir-merenggut-nyawa-anda

”Bencana nuklir fuskushima daiichi”. Wikipedia.org.23 oktober


2019.https://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_nuklir_Fukushima_Daiichi

“Jepang Akui 1 Orang Tewas Terpapar Radiasi Nuklir di Fukushima”.Detik.com.5


Septmber 2018.7 November 2019.

6
https://news.detik.com/internasional/d-4199040/jepang-akui-1-orang-tewas-terpapar-
radiasi-nuklir-di-fukushima

“Radioaktif dari PLTN Fukushima Jepang Bocor Lagi”.Liputan6.com.21 Februari 2014.1


November 2019.https://www.liputan6.com/global/read/833038/radioaktif-dari-pltn-
fukushima-jepang-bocor-lagi

“Tragedi Nuklir Terparah”.Liputan6.com.18 mei 2015.1 Nove,ber


2019.https://www.liputan6.com/news/read/2234651/5-tragedi-nuklir-terparah

Anda mungkin juga menyukai