Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

BALAI BESAR TAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH

STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR (SOP)


PELAYANAN IJIN SIMAKSI

NO DOKUMEN : DK. /T6/TU/Tek.P2/7/2019


STATUS DOKUMEN
: MASTER COPY NO :

NOMOR REVISI : -
TANGGAL EFEKTIF : JULI 2019
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL KSDAE
PROSEDUR BALAI BESAR TAMAN NASIONAL TELUK
KEGIATAN PELAYANAN IJIN SIMAKSI CENDERAWASIH
No. Dok :

JULI 2019 Rev. 00

PROSEDUR KEGIATAN PELAYANAN IJIN SIMAKSI PADA BALAI BESAR TAMAN NASIONAL
TELUK CENDERAWASIH

A. Latar Belakang
Pemanfaatan kawasan konservasi sebagai objek wisata alam, dan Laboratorium penelitian serta
pendidikan pada dasarnya adalah memanfaatkan keunikan, kekhasan dan berbagai keindahan alam
yang umumya peka terhadap gangguan, oleh karenanya pemanfaatan yang dilaksanakan harus
terukur, terarah dan terdokumentasi dengan suatu perijinan yang legal.
Dalam rangka Pengawasan internal terhadap pemanfaatan kawasan konservasi, agar berjalan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, maka perlu dilakukan pembinaan pelayanan perijinan SIMAKSI dalam
kawasan baik untuk tujuan wisata, penelitian, pendidikan, jurnalistik maupun ekspedisi.
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pelayanan terutama perijinan SIMAKSI, perlu dibuat suatu
Standar Operasional Prosedur. Standar Operasional Prosedur adalah pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi pemerintah
berdasarkan indikator indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja, prosedur
kerja dan sistem kerja pada unit kerja Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih.

B. Maksud dan Tujuan


1. Memberikan keseragaman dan pedoman dalam melaksanakan pelayanan ijin SIMAKSI;
2. Menetapkan mekanisme sistem pengendalian internal untuk menjamin bahwa pelaksanaan
pelayanan ijin SIMAKSI telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan;
3. Mendukung pelaksanaan pemanfataan dan pelayanan dengan baik dalam rangka meningkatkan
efektivitas Pelayanan perijinan SIMAKSI dan membantu upaya mewujudkan tertib pengelolaan
administrasi perijinan.

C. Ruang Lingkup

1. Tata cara dan prosedur penerbitan Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi oleh Kepala Balai
Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih
2. Tata cara dan prosedur penerbitan Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi oleh Kepala Bidang
Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Wilayah Perpanjangan SIMAKSI
3. Prosedur SIMAKSI

D. Dasar
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati & Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor: 36 tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka
Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam;
4. Peraturan Pemerintah Nomor: 12 tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kehutanan;

1
5. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.7/IV-Set/2011 tentang Tata Cara
Masuk Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru.
6. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.48/Menhut-II/2010 Tentang
Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya Dan
Taman Wisata Alam;
7. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.36/Menhut-II/2014 tentang Tata Cara Penetapan Rayon di
TN, THR, TWA dan TB dalam rangka Pengenaan PNBP bidang Pariwisata Alam;
8. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.37/Menhut-II/2014 tentang Tata Cara Pengenaan,
Pemungutan dan Penyetoran PNBP bidang PHKA;
9. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.38/Menhut-II/2014 tentang Tata Cara Persyaratan Kegiatan
Tertentu Pengenaan Tarif Rp. 00,00 (Nol Rupiah) di KSA, KPA dan TB;
10. Keputusan Dirjen PHKA Nomor SK. 133/IV-SET/2014 tentang Penetapan Rayon di TN, THR, TWA
dan TB dalam rangka Pengenaan PNBP;

E. Definisi
1. Kawasan suaka alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di
perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem
penyangga kehidupan, seperti cagar alam dan suaka margasatwa.
2. Kawasan pelestarian alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun
di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya, seperti taman wisata alam, taman hutan raya dan taman
nasional.
3. Masuk kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam adalah perjalanan seorang atau
beberapa orang dari suatu tempat untuk memasuki kawasan suaka alam,dan kawasan
pelestarian alam.
4. Surat Izin masuk kawasan konservasi atau disebut SIMAKSI adalah izin yang diberikan oleh
pejabat yang berwenang kepada pemohon untuk masuk kawasan suaka alam dan kawasan
pelestarian alam.
5. Kawasan Pelestarian Alam yang dimaksud adalah kawasan Taman Nasional Teluk
Cenderawasih.
6. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis untuk memperoleh informasi, data, keterangan yang berkaitan dengan pemahaman
dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran suatu asumsi dan/atau hipotesis dibidang
ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk
memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang teruji kebenarannya untuk
meningkatkan fungsi, manfaat dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada
atau menghasilkan teknologi baru.
8. Ilmu pengetahuan adalah rangkaian pengetahuan yang digali, disusun, dan dikembangkan
secara sistematis dengan menggunakan pendekatan tertentu yang dilandasi oleh metodologi
ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif, kualitatif, maupun eksploratif untuk menerangkan
pembuktian gejala dan/atau gejala kemasyarakatan tertentu.
9. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
10. Pembuatan film adalah kegiatan membuat atau memproduksi film dalam bentuk film cerita,
non cerita, dan iklan baik komersial maupun non komersial.
2
11. Ekspedisi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang perorang atau sekelompok orang ke
suatu lokasi untuk misi atau tujuan tertentu.
12. Jurnalistik adalah kegiatan yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan
gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media
cetak, media eletronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
13. Mitra kerja adalah lembaga penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi pemerintah atau
swasta, lembaga swadaya masyarakat dalam negeri dan luar negeri, serta badan usaha di
bidang media massa yang berbadan hukum Indonesia atau asing
14. Kepala Balai Besar adalah Kepala Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih.
15. Kepala Bidang Teknis adalah Kepala Bidang Teknis Konservasi Taman Nasional pada Balai
Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih.
16. Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional adalah Kepala Bidang Pengelolaan Wilayah pada
Balai Besar Taman nasional Teluk Cenderawasih
17. Kepala Seksi adalah Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan pada Balai Besar Taman
Nasional Teluk Cenderawasih.
18. Koordinator Penelaah Penyaji Bahan Pelayanan, Promosi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya adalah Koordinator Penelaah, Penyaji Bahan Pelayanan, Promosi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya pada Bidang Teknis Balai Besar Taman Nasional Teluk
Cenderawasih.
19. Petugas Pemungut adalah petugas yang melakukan pungutan tarif masuk kawasan
konservasi.

F. Tata cara dan prosedur penerbitan surat izin masuk kawasan konservasi oleh Kepala
Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih

1) Permohonan yang diterima Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih, setelah dicatat
oleh Agendaris dan dilengkapi dengan lembar disposisi disampaikan kepada Kepala Bagian
Tata Usaha dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) hari;
2) Kepala Bagian Tata Usaha membaca permohonan dan meneruskan kepada Kepala Balai Besar
dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) hari;
3) Setelah permohonan diterima kepala Balai Besar, Kepala Balai Besar membaca, menelaah
permohonan dan memberikan disposisi pada lembar disposisi kepada Kepala Bidang Teknis
dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) hari;
4) Kepala Bidang Teknis setelah menerima disposisi, menugaskan Kepala Seksi. Selanjutnya
Kepala Seksi menugaskan Koordinator Penelaah, Penyaji Bahan Pelayanan, Promosi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya untuk menelaah proposal penelitian dan hasilnya
diteruskan kepada Kepala Seksi dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) hari;
5) Dalam hal proposal penelitian disetujui oleh Kepala Seksi, Koordinator Penelaah, Penyaji
Bahan Pelayanan, Promosi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya menyiapkan konsep
SIMAKSI untuk diteruskan kepada Kepala Balai Besar melalui Kepala Bidang Teknis dan
Kepala Bagian Tata Usaha dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) hari;
6) Konsep final SIMAKSI yang telah disetujui, ditandatangani oleh pemegang ijin setelah
dibubuhi materai Rp. 6.000 dan selanjutnya ditandatangani oleh Kepala Balai Besar dalam
waktu selambat-lambatnya 1 (satu) hari;
7) SIMAKSI yang telah ditandatangani oleh Kepala Balai Besar, diteruskan kepada Kepala Bagian
Tata Usaha. Kepala Bagian Tata Usaha meneruskan kepada Kepala Sub Bagian Umum untuk
diberi nomor dan dibubuhi stempel kantor Balai Besar dan disampaikan kepada Pemohon

3
beserta tembusannya disampaikan sesuai dengan daftar yang tercantum dalam waktu
selambat-lambatnya 1 (satu) hari.

G. Tata cara dan prosedur penerbitan Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi oleh Kepala
Bidang Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Wilayah

1) Permohonan yang diterima Bidang PTN Wilayah setempat, setelah dicatat oleh Agendaris dan
dilengkapi dengan lembar disposisi disampaikan kepada Kepala Bidang PTN Wilayah dalam
waktu selambat-lambatnya 1 (satu) hari;
2) Kepala Bidang PTN Wilayah membaca dan menelaah permohonan, kemudian memberikan
disposisi kepada Staf Bidang Wilayah dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) hari;
3) Staf Bidang PTN Wilayah setelah menerima disposisi, menelaah proposal dan menyampaiakan
hasil telaahannya kepada Kepala Bidang dalam waktu seambat-lambatnya 1 (satu) hari;
4) Dalam hal proposal disetujui oleh Kepala Bidang, staf Bidang PTN Wilayah menyiapkan konsep
SIMAKSI yang diteruskan kepada Kepala Bidang PTN dalam waktu selambat-lambatnya 1
(satu) hari;
5) Konsep final SIMAKSI yang telah disetujui oleh Kepala Bidang PTN, ditandatangani oleh
pemegang ijin setelah dibubuhi materai Rp. 6.000 dan selanjutnya ditandatangani oleh Kepala
Bidang PTN dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) hari;
6) SIMAKSI yang telah ditandatangani oleh Kepala Bidang PTN Wilayah, diteruskan kepada Staf
Bidang Wilayah untuk diberi nomor dan dibubuhi stempel kantor Bidang PTN Wilayah dan
disampaikan kepada Pemohon beserta tembusannya disampaikan sesuai dengan daftar yang
tercantum dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) hari.

Demikian disampaikan sebagai bahan pedoman dalam pelaksanaan Pelayanan Ijin SIMAKSI Lingkup Balai
Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih.

Manokwari, Juli 2019


Kepala Balai Besar,

Ir. Ben Gurion Saroy, M.Si


NIP. 19601127 199203 1001

4
NOMOR DOKUMEN DK. /T6/TU/Tek.P2/7/2019
TGL PEMBUATAN JULI 2019
TGL REVISI -
TANGGAL EFEKTIF JULI 2019
DISAHKAN OLEH KEPALA BALAI BESAR TAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH,

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP


DAN KEHUTANAN
DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM
BALAI BESAR TAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH Ir. BEN GURION SAROY,M.Si
NIP. 19601127 199203 1001
NAMA DOKUMEN STANDAR OPERASI DAN PROSEDUR PELAYANAN IJIN SIMAKSI
DASAR HUKUM: KUALIFIKASI PELAKSANAAN:
1. Peraturan Pemerintah Nomor: 12 tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis 1. Memiliki kemampuan pengolahan data sederhana.
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Kehutanan; 2. Mengetahui tugas dan fungsi sistem mekanisme pelayanan SIMAKSI
2. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.7/IV-Set/2011 tentang Tata Cara 3. Melaksanakan tugas dan fungsi mekanisme pelayanan dan admisnistrasi pelaporan
Masuk Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru.
KETERKAITAN: PERALATAN PERLENGKAPAN:
ATK, Komputer dan Printer

PERINGATAN: PENCATATAN DAN PENDATAAN:


Apabila mekanisme alur perijinan tidak sesuai maka akan menghambat efektifitas dan kinerja Disimpan data secara elektronik dan manual
Pelayanan dan mengurangi pelayanan prima kepada masyarakat.

Tahapan Alur Pelayanan di Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawasih


Pelaksana Mutu Baku Keterangan
KP2BPP
SDHAE Kelengkapan Out put
No Tahapan Kegiatan Pemohon KB KBTU KSU KBTK KSP2 PG
B
1 Agendaris menerima surat permohonan, diagenda dan memberi Berkas disposisi
lembar disposisi untuk diteruskan ke Kepala Bagian Tata Usaha kelengkapan

2. Kepala Bagian Tata Usaha menelaah dan meneruskan kepada Berkas disposisi
Kepala Balai Besar kelengkapan

3. Kepala Balai Besar menelaah dan meneruskan kepada Kepala Berkas disposisi
Bidang Teknis kelengkapan
4. Kepala Bidang Teknis selanjutnya meneruskan kepada Kepala Berkas
Seksi kelengkapan
5. Kepala Seksi meneruskan kepada Koordinator Penelaah, penyaji Berkas Konsep
Bahan pelayanan, Promosi SDAH dan E untuk menelaah dan kelengkapan simaksi
menyiapkan konsep SIMAKSI

6. SIMAKSI setelah ditandatangani oleh pemohon diteruskan simaksi simaksi


kepada Kepala Balai Besar untuk ditandatangani
1
7. Kepala Balai Besar setelah menandatangani SIMAKSI simaksi Simaksi
meneruskan kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

8. Kepala Bagian Tata Usaha meneruskan kepada Kepala Sub simaksi Stempel
Bagian Umum untuk distempel dan diberi nomor. dan
nomor
simaksi
9. Kepala Sub Bagian umum mengirimkan SIMAKSI kepada simaksi simaksi Tembusan
pemohon, dan menggandakan simaksi pengarsipan diperbanyak
oleh pemohon

10. Pemohon membayar Pungutan Tarif Masuk Kawasan sesuai Uang Karcis Ditandatangani
peraturan perundangan yang berlaku Pungutan dan petugas
Simaksi pemungut

KET: KBB= Kepala Balai Besar KBTU = Kepala Bagian Tata Usaha KSU = Kepala Subag Umum
KBTK= Kepala Bidang Teknis Konservasi TN KP2BPP SDHAE= Koordinator Penelaah, penyaji Bahan pelayanan, Promosi SDAHE
KSP2 = Kepala Seksi Pemanfatan dan Pelayanan PGT= Petugas Pemungut PNBP

Anda mungkin juga menyukai