Anda di halaman 1dari 10

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM DAN EKOSISTEM


BALAI BESAR TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT
Jalan Basuki Rahmat No. 11 Kotak Pos 40 Sungai Penuh 37101 Jambi
Telp. (0748) 22250 Fax. (0748) 22300

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN


ASIAN WATERBIRD CENSUS

Disusun oleh:
BALAI BESAR TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT

SUNGAI PENUH, DESEMBER 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga proses penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis)
Pelaksanaan Kegiatan Asian Waterbird Census dapat berjalan dengan baik dan selesai
tepat pada waktunya. Juknis ini merupakan arahan atau panduan bagi pelaksanaan
kegiatan Asian Waterbird Census.
Penyusunan Juknis Pelaksanaan Kegiatan bertujuan untuk menjadi acuan/
pedoman dalam pelaksanaan Asian Waterbird Census lingkup Balai Besar TNKS agar
berhasil mencapai tujuan kerja sama dan output kegiatan sesuai target yang telah
direncanakan. Selain itu, juknis ini juga menjadi dasar pelaksanaan kegiatan Asian
Waterbird Census lingkup Balai Besar TNKS tahun 2020.
Semoga juknis ini dapat bermanfaat bagi pelaksana kegiatan dan pihak lain yang
memerlukannya. Kritik dan saran kami harapkan dari semua untuk upaya perbaikan
dan penyempurnaan nantinya, sehingga mendapatkan petunjuk pelaksanaan yang
ideal dan dapat diimplementasikan di lapangan dengan baik dan optimal.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan.......................................................................................1
C. Batasan Pengertian.......................................................................................2
D. Ruang Lingkup dan Sasaran.........................................................................2
BAB II. PROSEDUR PELAKSANAAN...................................................................3
A. Dasar Pelaksanaan.......................................................................................3
B. Pelaksanaan..................................................................................................3
1. Target Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan/ atau Output Kegiatan ........3
2. Maksud dan Tujuan Kegiatan.............................................................3
3. Waktu dan Lokasi..............................................................................4
4. Personil Pelaksana............................................................................4
5. Alat dan Bahan..................................................................................4
6. Metode..............................................................................................4
7. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan.........................................................4
C. Pelaporan......................................................................................................5
BAB III. PENUTUP..................................................................................................7

ii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sensus Burung Air atau Asian Waterbird Census merupakan kegiatan
tahunan yang dilakukan selama bulan Januari pada minggu kedua dan ketiga.
Banyaknya burung air di Indonesia, baik penetap maupun pendatang, membuat
kita harus melakukan penghitungan jenis dan jumlahnya.
Bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wetlands
International Indonesia menginisiasi kegiatan ini sejak tahun 1980-an. Dalam
laporan Status of Waterbirds in Asia: results of the Asian Waterbird Census 1987–
2007 dinyatakan ada 243 lokasi yang telah diamati di Indonesia. Sebanyak 45
lokasi selalu dipantau dengan jumlah jenis teridentifikasi 130 jenis burung air
penetap dan pengembara, serta beberapa jenis yang tidak termasuk burung air,
seperti satu jenis burung cikalang, empat jenis burung pemangsa, dan empat jenis
raja udang.
Sementara, berdasarkan pengamatan 2008 hingga 2015 yang tertuang
dalam dalam Buku The Asian Waterbird Census 2008–2015: results of coordinated
counts in Asia and Australasia, disebutkan, ada 98 jenis burung penetap dan
pengembara dari 112 ribu individu yang teramati di Indonesia. Rinciannya, 80 jenis
masuk kategori Risiko Rendah (Least Concern), 11 jenis Mendekati Terancam
Punah (Near Threatened), 5 jenis Genting (Endangered), dan 2 jenis Rentan
(Vulnerable). Untuk 2017, ada peningkatan sebanyak 142 lokasi dengan jumlah
103 jenis burung air penetap maupun pengembara yang terpantau.
Taman Nasional Kerinci Seblat bersama kelompok pengamat burung Kerinci
Birdwatching Club akan melakukan kegiatan sensus burung air di lokasi-lokasi
menjadi habitat burung air di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh, antara
lain Rawa Bento Kerinci (Wilayah Hilir), Jembatan Kerinduan di Kota Sungai Penuh
(Wilayah Tengah) dan Rawa Payo Lempur (Wilayah Mudik), maupun lokasi lain
yang kemungkinan menjadi habitat burung air. Lokasi ini belum masuk dalam lokasi
sensus burung air berdasarkan hasil Asian Waterbird Census sebelumnya,
sehingga sangat diperlukan informasi dari lokasi ini dalam rangka pengelolaan
habitat untuk satwa liar.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud disusunnya petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Asian Waterbird
Census ini adalah:

1. Agar pelaksanaan kegiatan Asian Waterbird Census lingkup BBTNKS dapat


terlaksana dengan efektif dan tepat sasaran.
2. Pelaksanaan kegiatan tersebut dapat mencapai target Indikator Kinerja Kegiatan
(IKK) dan/ atau output kegiatan BBTNKS.

1
Tujuan disusunnya petunjuk teknis Asian Waterbird Census lingkup
BBTNKS adalah sebagai pedoman atau arahan teknis bagi pelaksana kegiatan
tersebut.

C. Batasan Pengertian
1. Fauna adalah semua jenis SDA hewani yang hidup di darat, air, dan udara;
2. Census merupakan kegiatan cacah jiwa yang merupakan sebuah proses
mendapatkan informasi deskriptif tentang anggota sebuah populasi;
3. Waterbird adalah sekelompok burung air yang sering berada pada habitat
perairan.
4. Populasi adalah kelompok individu jenis tertentu di tempat tertentu yang secara
alami dan dalam jangka panjang mempunyai kecenderungan untuk mencapai
keseimbangan populasi secara dinamis sesuai dengan kondisi habitat beserta
lingkungannya.
5. CITES adalah Convention of International Trade of Endangered Species. Daftar
jenis satwaliar/tumbuhan dikategorikan ke dalam beberapa tingkat yang dikenal
dengan istilah Apendix
6. IUCN adalah International Union for Conservation of Nature merupakan lembaga
yang mendorong perlindungan jenis satwa, tumbuhan dan tempat yang bernilai
konservasi tinggi.

D. Ruang Lingkup dan Sasaran


Ruang lingkup Juknis kegiatan Asian Waterbird Census ini meliputi latar
belakang, maksud dan tujuan kegiatan, batasan pengertian, prosedur pelaksanaan
kegiatan yang meliputi dasar hukum, target Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan/
atau Output Kegiatan, maksud dan tujuan kegiatan, metodologi, tahapan
pelaksanaan dan pelaporan.
Sasaran Juknis kegiatan Asian Waterbird Census ini adalah:
1. Melalukan pengamatan jenis burung air
2. Melakukan analisa hasil kegiatan secara kualitatif dan kuantitatif sehingga
data-data dimaksud selanjutnya dapat dijadikan dasar perbandingan untuk
kegiatanselanjutnya.

2
BAB II. PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Dasar Pelaksanaan
1. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
Hayati dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan
Bangsa Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1994 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3556);
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan
dan Satwa;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan
dan Satwa Liar;
6. Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 1978 tentang Pengesahan Convention on
International Trade in Endangered Species (CITES) of Wild Fauna and Flora;
7. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-II/2003 tentang Tata Usaha
Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar;
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: 18/Men LHK-II/2015
tanggal 14 Maret 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan;
9. Peraturan Menteri LHK Nomor : P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri LHK Nomor: P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1
/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.

B. Pelaksanaan
1. Target Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan/ atau Output Kegiatan
Target kegiatan Asian Waterbird Census adalah untuk mencapai IKK Luas
kawasan yang diverifikasi sebagai Perlindungan Keanekaragaman Spesies dan
Genetik TSL seluas 42.411 ha. Sedangkan Output dari kegiatan adalah dokumen
laporan dan data hasil sensus burung air di kawasan TNKS.

2. Maksud dan Tujuan Kegiatan


Maksud dari Kegiatan Asian Waterbird Census adalah tersedianya data
yang valid terkait burung air dan tujuan yang ingin dicapai antara lain:
a. Menginventarisasi dan pendataan spesies satwa burung air

3
b. Persebaran burung air khususnya burung migran.

3. Waktu dan Lokasi


Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu kedua dan ketiga bulan Januari
setiap tahunnya. Lokasi kegiatan dilakukan di habitat burung air di kawasan TNKS
dan di sekitar kawasan TNKS.

4. Personil Pelaksana
Personil pelaksana kegiatan ini adalah pegawai Balai Besar TNKS yang
ditunjuk/ ditetapkan berdasarkan SPT Kepala Balai Besar TNKS. Kualifikasi
personil yang ditugaskan dalam kegiatan Asian Waterbird Census adalah personil
(Pengendali Ekosistem Hutan, Polisi Kehutanan, Penyuluh Kehutanan, staf) yang
menguasai teknik-teknik yang terkait dengan kegiatan dimaksud. Kegiatan ini
dilaksanakan bersama volunteer dan kelompok binaan TNKS (KBC, dsb).

5. Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan adalah;
a. Alat Tulis
b. Tally Sheet
c. Alat navigasi (kompas, peta, GPS)
d. Kamera dan Baterai alkaline A2 dan A3
e. Binocular dan monocular
f. Fieldguide burung
g. Perlengkapan lapangan (personal use, golok tebas, tali)

6. Metode
Dalam melakukan kegiatan Asian Waterbird Census menggunakan metode
jelajah (pencarian/area search). Data yang dicatat dapat berupa daftar jenis dalam
bentuk daftar 10, 15, 20 atau 25. Hasil yang didapat dari metode ini adalah
kekayaan jenis dan kelimpahan relative dari suatu wilayah yang disurvei.

7. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Tahapan kegiatan Asian Waterbird Census adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan Tally Sheet.
b. Mencatat setiap jenis yang dapat teridentifikasi dalam lembar data pengamatan.
Setiap jenis yang teridentifikasi dicatat hanya 1 kali dalam 1 daftar kemudian
lanjut mengisi nomor berikutnya dengan jenis lain.
c. Pencatatan jenis dilanjutkan sampai mencapai jumlah maksimal yang telah
ditentukan dalam lembar pengamatan. Contoh jumlah jenis maksimal dalam 1
lembar pengamatan adalah 15 jenis.
d. Jika lembar data sudah mencapai jumlah maksimal maka pengamat memulai
pencatatan pada lembar pengamatan yang baru
e. Analisis data:
4
- Data pada lembar pengamatan dikumpulkan menjadi 1 data utuh dari suatu
lokasi yang dikunjungi.
- Nilai kelimpahan relatif dari 1 spesies diperoleh dengan membagi jumlah
spesies yang ditemukan dengan jumlah jam pengamatan.

Lembar :
Lokasi :
Koordinat :
Tanggal :
Waktu Mulai :
Waktu Selesai :
No Spesies Identifikasi Keterangan
(Suara/Visual)
1
2
3
4
.
.
15

C. Pelaporan
1. Penyusunan dan penyampaian laporan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
melaksanakan tugas dan dibuat minimal 5 (lima) rangkap atau menyesuaikan
dengan jumlah di RKAKL dengan cover depan warna putih dilaminating dan
cover belakang disesuaikan dengan warna SPJ masing-masing PPK dengan
peruntukan:
- Kepala Balai Besar cq. Kepala Subbag Data, Evlap, dan Humas;
- Kepala Bidang Teknis Konservasi;
- Kepala Bidang PTN Wilayah;
- Kepala Seksi PTN Wilayah;
- Bendahara;
- Arsip pelaksana.
2. Format laporan
COVER (Khusus untuk kegiatan sumber dana HLN, harus ditambahkan logo
kerjasama jerman dan KFW)
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
SUSUNAN TIM PELAKSANA
BAB I. PENDAHULUAN

5
A. Latar belakang
B. Maksud dan Tujuan
BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Dasar Pelaksanaan
B. Waktu dan Tempat
C. Alat dan Bahan
D. Personil Pelaksana
E. Metode Pelaksanaan
F. Sumber dana
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan
B. Analisa dan Pembahasan
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- SK/ SPT Tim Pelaksana Kegiatan dari Kepala Balai Besar TNKS
- Tally sheet,
- Peta Lokasi Kegiatan,
- Tabel analisa/perhitungan
- Rencana Pelaksanaan Kegiatan
- Dokumentasi (minimal 10 atau sesuaikan dg RKAKL)
- CD berisikan : foto (minimal 10), soft file laporan (pdf & word), shp data
lapangan, data analisa (excel), data SMART (.zip)

6
BAB III. PENUTUP

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Asian Waterbird Census ini disusun sebagai


panduan untuk melaksanakan kegiatan tersebut sehingga diharapkan tercipta
persamaan persepsi dan pemahaman diantara seluruh jajaran pegawai Balai Besar
TNKS yang akan melaksanakannya. Selanjutnya diharapkan kegiatan tersebut
memperoleh hasil yang optimal sesuai maksud, tujuan, dan sasarannya. Apabila
terdapat petunjuk teknis yang mengatur kegiatan Asian Waterbird Census yang lebih
tinggi, maka petunjuk teknis ini gugur dengan sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai