Anda di halaman 1dari 30

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA


KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN
KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 2/PER-BRSDM/2020
TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN
PERCONTOHAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2020

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA


KELAUTAN DAN PERIKANAN,
Menimbang : a. dalam rangka diseminasi teknologi kelautan dan
perikanan serta penerapan metode penyuluhan
partisipatif kepada pelaku utama dan pelaku usaha
kelautan dan perikanan, perlu dilakukan kegiatan
Percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan;

b. bahwa untuk mewujudkan keberhasilan kegiatan


Percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan,
perlu disusun petunjuk pelaksanaan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Kepala Badan Riset dan
Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan
tentang Petunjuk Pelaksanaan Percontohan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Tahun 2020;

Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang


Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
111), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 2 Tahun 2017 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 5);
2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
06/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
220), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan No 7/PERMEN-
KP/2018 tentang (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 317);

1
3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :
30/PERMEN-KP/2014 tentang Mekanisme Kerja
dan Metode Penyuluhan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1135);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER
DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERCONTOHAN
PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN
2020.

Pasal 1

Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Percontohan Penyuluhan Kelautan dan


Perikanan Tahun 2020, sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala Badan ini.

Pasal 2

Petunjuk Pelaksanaan Percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan


Tahun 2020 merupakan petunjuk dan acuan bagi Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Unit Pelaksana Teknis Badan Riset dan
Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan yang menangani penyuluhan
perikanan, Dinas Kabupaten/Kota yang menangani perikanan, Penyuluh
Perikanan, kelompok pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan
perikanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan
kelautan dan perikanan.

Pasal 3

Biaya Kegiatan Percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Tahun 2020


bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada Satuan Kerja
Unit Pelaksana Teknis Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan
Perikanan yang menangani penyuluhan perikanan Tahun Anggaran 2020.

Pasal 4

Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Maret 2020
KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER
DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN,

ttd

SJARIEF WIDJAJA

2
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN RISET DAN
SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN
PERIKANAN
NOMOR 2/PER-BRSDM/2020
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PERCONTOHAN PENYULUHAN KELAUTAN
DAN PERIKANAN
TAHUN 2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
pasal 26 ayat (3) penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pendekatan
partisipasif melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan
kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha. Sejalan dengan
itu, Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh
KP) Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan
(BRSDMKP) dalam menyebarluaskan materi penyuluhan mengembangkan
berbagai bentuk metode dan media penyuluhan. Salah satu metode
penyuluhan perikanan adalah demonstrasi cara atau demonstrasi hasil
melalui percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
30/Permen-KP/2014 tentang Mekanisme Kerja dan Metode Penyuluhan
Perikanan pasal 19, metode penyuluhan perikanan yang digunakan harus
memenuhi prinsip:
a. mampu mendorong tumbuhnya swadaya, dan kemandirian pelaku
utama dan pelaku usaha;
b. efisien dan efektif dalam penggunaan biaya, waktu dan tenaga;
c. menjamin keberlanjutan penyelenggaraan penyuluhan;
d. mendorong partisipasi aktif sasaran penyuluhan;
e. sesuai dengan kondisi sasaran penyuluhan;
f. memungkinkan dapat disampaikan materi yang sesuai, cukup dalam
jumlah dan mutu, tepat sasaran dan waktu, mudah diterima dan
dimengerti, penggunaan fasilitas dan media secara berhasil guna; dan
g. kerjasama dan partisipasi.

Inovasi teknologi kelautan dan perikanan terus berkembang. Dalam


rangka diseminasi inovasi teknologi kelautan dan perikanan oleh Penyuluh
Perikanan kepada pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan
perikanan diperlukan kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan. Percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan terdiri atas
kegiatan demonstrasi cara atau demonstrasi hasil kegiatan usaha kelautan
dan perikanan. Pada akhir kegiatan diharapkan dapat dilaksanakan temu
lapang antara tenaga ahli, Penyuluh Perikanan dan pelaku utama
dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan untuk mendiskusikan
terkait percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan.

3
B. Tujuan
Pedoman pelaksanaan percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan disusun dengan tujuan sebagai pedoman dan acuan bagi Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Unit Pelaksana Teknis
(UPT) BRSDMKP yang menangani penyuluhan perikanan, Dinas yang
menangani perikanan Kabupaten/Kota, Penyuluh Perikanan dan pelaku
utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan yang terlibat dalam
kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan.

C. Pengertian
Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan merupakan metode
penyuluhan untuk melakukan demonstrasi cara atau hasil teknologi
kelautan dan perikanan yang inovatif untuk memperlihatkan secara
nyata tentang pembinaan dan cara atau hasil penerapan teknologi
kelautan dan perikanan di lapangan sehingga dapat diterima oleh
pelaku utama dan pelaku usaha perikanan.
2. Demonstrasi Cara adalah peragaan suatu teknologi (bahan, alat atau
cara) dan/atau hasil penerapannya secara nyata dilakukan oleh
pemandu kepada pelaku utama dan pelaku usaha.
3. Demonstrasi Hasil adalah visualisasi praktek langsung dalam
penerapan teknologi di lahan dalam luasan tertentu untuk
memperlihatkan secara nyata tentang keunggulan teknologi agar
dengan mudah difahami dan ditiru oleh masyarakat pelaku utama.
4. Temu Lapang merupakan pertemuan antara pelaku utama dan pelaku
usaha dengan penyuluh perikanan dan/atau peneliti/ahli perikanan di
lapangan untuk mendiskusikan keberhasilan kegiatan perikanan
dan/atau teknologi yang sudah diterapkan dan/atau sebagai tindak
lanjut demonstarsi cara/demonstrasi hasil/uji coba lapang.
5. Penyuluh Perikanan adalah Penyuluh Perikanan Aparatur Sipil Negara,
Swasta, maupun Swadaya.
6. Penyuluh Perikanan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut
Penyuluh PNS adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
pada satuan organisasi lingkup perikanan untuk melakukan kegiatan
penyuluhan.
7. Penyuluh Perikanan Bantu adalah tenaga teknis yang diberi tugas dan
kewenangan oleh pejabat yang berwenang di pusat dan/atau daerah
untuk melaksanakan tugas Penyuluhan dan Pemberdayaan
Masyarakat Kelautan dan Perikanan dalam suatu ikatan kerja selama
jangka waktu tertentu.
8. Pelaku Utama Kelautan dan Perikanan adalah nelayan, pembudidaya
ikan, pengolah ikan/pemasar ikan, petambak garam, dan pengelola
konservasi beserta keluarga intinya.
9. Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan adalah perorangan warga
negara Indonesia atau badan hukum yang dibentuk menurut hukum
Indonesia yang mengelola sebagian atau seluruh kegiatan usaha
kelautan dan perikanan dari hulu sampai hilir.

4
BAB II
PELAKSANAAN

A. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan ini adalah untuk mendiseminasikan teknologi kelautan dan
perikanan yang tepat guna dan berhasil guna sesuai kebutuhan sasaran
penyuluhan dalam rangka meningkatkan produksi di bidang kelautan dan
perikanan.

B. Jenis Inovasi Teknologi


Percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan dilaksanakan
dengan inovasi teknologi yang akan didemonstrasikan (perikanan tangkap,
perikanan budidaya, pengolahan, usaha garam rakyat) baik untuk
pengembangan usaha maupun untuk peningkatan kesadaran dalam
kelestarian lingkungan perairan.
Kriteria jenis inovasi yang dipilih :
1. Secara teknologi dapat dikuasai;
2. Secara ekonomi menguntungkan;
3. Secara sosial dapat diterima masyarakat; dan
4. Ramah lingkungan.

Jenis teknologi yang digunakan merupakan teknologi terekomendasi


atau teknologi terbaru yang belum pernah dilaksanakan pada wilayah
kerja Penyuluh Perikanan.

C. Jenis Percontohan
Kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan dapat
dilakukan demonstrasi hasil atau demonstrasi cara. Pada akhir kegiatan
dilakukan temu lapang.

D. Kriteria Lokasi
Calon lokasi yang akan ditetapkan oleh UPT BRSDM KP yang
menangani penyuluhan perikanan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Kawasan sentra dan potensi kelautan dan perikanan;
2. Terdapat kelompok pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan
perikanan binaan Penyuluh Perikanan;
3. Terdapat Penyuluh Perikanan;
4. Secara teknis komoditas dan/atau usaha yang dikembangkan sesuai
dengan lokasi spesifik daerah;
5. Calon lahan milik pelaku utama;
6. Kemudahan akses transportasi dan komunikasi;
7. Kemudahan akses pasar; dan
8. Tidak mencemari lingkungan dan perairan.

E. Kriteria kelompok calon Penerima


1. Kelompok binaan Penyuluh Perikanan yang telah menjalankan
usahanya minimal 2 tahun;
2. Kelas Pemula yang sudah dindampingi minimal 2 tahun atau
diprioritaskan Kelas Madya; dan
3. Belum pernah menerima kegiatan percontohan penyuluhan kelautan
dan perikanan.

5
F. Pembobotan dan Skoring Proposal
Dalam melakukan verifikasi proposal, Puslatluh KP menggunakan
indikator sebagai berikut:
1. Keberadaan sumber daya manusia:
a. Kelompok (10); dan
b. Penyuluh Perikanan (10).
2. Aspek teknis (kesesuaian dengan teknologi terekomendasi) (10);
3. Aspek ekonomis (secara analisa usaha menguntungkan) (10);
4. Aspek sosial (partisipasi masyarakat yang ditunjukkan dengan kelas
kelompok) (20);
5. Aspek lingkungan (ramah lingkungan) (10); dan
6. Kesesuaian dengan program prioritas Kementerian Kelautan dan
Perikanan (30).

Sedangkan untuk skoringnya menggunakan 3 kategori, yaitu:


1. kurang;
2. cukup; dan
3. baik.

Dengan demikian, rekomendasi yang dihasilkan adalah:


1. Disetujui tanpa perbaikan : >234 – 300;
2. Disetujui dengan perbaikan : >167 – 234; dan
3. Ditolak : 100 - 167

G. Mekanisme Pelaksanaan

PUSLATLUH KP
6

7
SURAT
1 1 2 PERSETUJUAN
3
7
8
UPT YG MENANGANI TIM PELAKSANA
PENYULUHAN PERCONTOHAN
1 PERIKANAN
0
5
4 3
PELAKU
UTAMA 9

1
1 PENYULUH PERIKANAN KASIE
PROPOSAL
PERCONTOHAN PENYULUHAN

Tidak
1 1
Ya 2 2

PROPOSAL TERSELEKSI PELAPORAN

Gambar 1. Mekanisme Pelaksanaan Percontohan Penyuluhan Kelautan


dan Perikanan

6
Keterangan Gambar:

1. Puslatluh KP menyampaikan Petunjuk Pelaksanaan Percontohan


Penyuluhan Perikanan ke UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan
perikanan;
2. UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan perikanan
menginformasikan kegiatan percontohan kepada Penyuluh Perikanan;
3. Penyuluh Perikanan membuat dan mengusulkan proposal kegiatan
percontohan ke UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan perikanan
(proposal ditandatangani oleh Penyuluh Perikanan dan ketua kelompok),
Outline proposal sebagaimana terlampir dalam Format 1;
4. UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan perikanan menyeleksi
usulan proposal kegiatan percontohan;
5. UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan perikanan menyampaikan
usulan proposal kegiatan percontohan yang telah diseleksi ke Puslatluh
KP;
6. Puslatluh KP memverifikasi proposal, membuat persetujuan atau
rekomendasi perbaikan atau penolakan untuk kemudian disampaikan ke
UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan perikanan;
7. Apabila proposal ada catatan perbaikan, maka UPT BRSDM KP yang
menangani penyuluhan perikanan menyampaikan kepada Penyuluh
Perikanan agar melakukan perbaikan proposal untuk kemudian dikirim
kembali ke Puslatluh KP;
8. Apabila proposal ditolak Puslatluh KP, maka UPT BRSDM KP yang
menangani penyuluhan perikanan menyampikan kepada Penyuluh
Perikanan bahwa proposalnya ditolak. Selanjutnya UPT BRSDM KP yang
menangani penyuluhan perikanan mengusulkan proposal baru kepada
Puslatluh KP;
9. Apabila proposal disetujui, UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan
perikanan menetapkan SK Tim pelaksana, lokasi dan jenis inovasi
teknologi percontohan;
10. Kepala UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan perikanan
menugaskan Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa untuk melakukan
pengadaan bahan percontohan;
11. Kepala UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan perikanan
menyerahkan bahan percontohan kepada Pelaku Utama dan
menandatangani BAST serah terima, Format BAST sebagaimana terlampir
dalam Format 2. Selain itu Pelaku Utama juga membuat pernyataan
kepemilikan lahan sebagaimana Format 3. Sebelum menyerahan bahan
percontohan Kepala UPT BRSDM KP dan Ketua Kelompok Penerima
menandatangani Perjanjian Kerjasama, sebagaimana terlampir dalam
Format 4;
12. Pelaku Utama didampingi Penyuluh Perikanan melaksanakan kegiatan
percontohan. Pada akhir kegiatan dilaksanakan kegiatan Temu Lapang.
Hasil Produksi/Panen dari kegiatan percontohan dituangkan dalam Berita
Acara Produksi/Panen dan kemudian Penanggung Jawab Kegiatan
Percontohan menyerahkan uang hasil kegaitan perocntohan kepada
Bendahara UPT BRSDM KP yang dituangkan dalam Berita Acara Serah
Terima Hasil Percontohan. Berita Acara Produksi/Panen sebagaimana
dalam Format 5 dan Berita Acara Serah Terima Hasil Percontohan
sebagaiama dalam Format 6;
13. Penyuluh Perikanan membuat dan menyampaikan laporan kegiatan
percontohan kepada UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan
perikanan; dan

7
14. UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan perikanan menyampaikan
laporan kepada Puslatluh KP.

Format 1. Outline Proposal Percontohan Penyuluhan Kelautan dan


Perikanan
OUTLINE
PROPOSAL

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang (Menggambarkan proses Penyuluhan)
1.2 Tujuan
1.3 Sasaran
II. PELAKSANAAN
2.1 Waktu dan Tempat
2.2 Materi Percontohan
2.3 Pelaksanaan Kegiatan
2.3.1 Identifikasi lokasi, sasaran kelompok
2.3.2 Pembinaan Kelompok
2.3.3 Diseminasi Inovasi dan Temu Lapang
2.3.4 Bimbingan Lanjutan
2.4 Pembiayaan (RAB dan Analisa Usaha)
III. PENUTUP

8
Format 2. Format Berita Acara Serah Terima

KOP SURAT

BERITA ACARA SERAH TERIMA

BAHAN PERCONTOHAN PENYULUHAN

Nomor : BA. /…………….…./2020


Pada hari ini tanggal ..…………bulan……….tahun Dua Ribu Dua Puluh,
yang bertandatangan di bawah ini:

I Nama : Pihak I (Kepala UPT BRSDM KP yang


menangani penyuluhan perikanan)
NIP :
Jabatan :
Alamat :
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, yang selanjutnya disebut
PIHAK KESATU.
II Nama : Pihak II (Ketua Kelompok)
NIK :
Jabatan :
Alamat :
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok perikanan
penerima bahan percontohan penyuluhan, yang selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA.

PARA PIHAK sepakat untuk melakukan serah terima bahan percontohan


penyuluhan, bahwa PIHAK KESATU telah menyerahkan kepada PIHAK
KEDUA dan PIHAK KEDUA telah menerima dari PIHAK KESATU bahan
percontohan penyuluhan dengan rincian dan spesifikasi seperti tersebut
dalam lampiran Berita Acara Serah Terima ini.

Dengan dilakukannya Serah Terima ini, maka tanggung jawab dan


pengelolaan atas bahan percontohan penyuluhan seperti tersebut dalam
lampiran Berita Acara Serah Terima ini, menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.

Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dan ditandatangani oleh
Kedua Belah pihak untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU

(Ketua Kelompok) (Kepala UPT BRSDM KP)

9
Lampiran : Berita Acara Serah Terima
Nomor : BA. /……………….…. /2020
Tanggal : ............. 2020

Kondisi
Tahun Jumlah HargaPero
No Uraian Pekerjaan
Perolehan Perolehan lehan (Rp) Rusak Rusak
Baik
Ringan Berat

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU

(Ketua Kelompok) (Kepala UPT BRSDM KP)

10
Format 3. Surat Pernyataan Kepemilikan Lahan

SURAT PERNYATAAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini


Nama :
Nomor Identitas (KTP/SIM) :
Alamat :
Pekerjaan :

Menyatakan bahwa benar lahan yang akan digunakan untuk


pelaksanaan kegiatan Percontohan Penyuluhan adalah milik atas nama
saya (pribadi)/kelompok dan tidak ada biaya sewa lahan dan lainnya.

…….., (tgl/bln,thn)
Yang Memberikan Pernyataan

Matereaei
6000 + TTD

(…………………..)

Mengetahui:

(Lurah/Kades) Kepala Dinas Perikanan


Kabupaten/Kota

11
Format 4. Perjanjian Kerja Sama

KOP SURAT

PERJANJIAN KERJASAMA
antara
(Nama Satminkal)
dengan
(Nama Kelompok)

Nomor :…………………………….

Pada hari ini ………………tanggal .......... bulan ………….. tahun ……………..,


kami yang bertanda tangan dibawah ini :

(Nama Kepala Satminkal) :…………………Selanjutnya dalam perjanjian


ini disebut PIHAK PERTAMA.

(Nama Ketua Kelompok) :................................................disebut


PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak menyatakan telah setuju dan sepakat untuk melakukan
krja sama percontohan penyuluhan, yang dituangkan pada ketentuan dan
syarat-syarat dalam pasal-pasal di bawah ini :

Pasal 1
DASAR PERJANJIAN

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 4355);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 4609)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 4855);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang
pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2014 tentang Penerimaan Negara
Bukan Pajak.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN

Kerja Sama diberikan ke PIHAK KEDUA dalam hal pelaksanaan kegiatan


percontohan Penyuluhan yaitu :
1. Melaksanakan dan mengaplikasikan percontohan KKP
2. Penyampaian hasil dan Manfaat Kegitan Percontohan
3. Membuat laporan Perkembangan Kemajuan Percontohan

12
Pasal 3
RUANG LINGKUP

Perjanjian ini memanfaatkan lahan pembudidaya yang tidak dipergunakan


secara maksimal untuk digunakan sebagai lahan percontohan Budidaya
Udang Vaname dengan menggunakan Probiotik Rica.

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN MASING-MASING PIHAK

1. Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA


a. Menyediakan lahan untuk percontohan 1500 M2
b. Melaksanaka kegiatan Percontohan .
c. Membuat Laporan dan Progres Kegiatan Percontohan.
d. Menyerahkan Separuh Keuntungan dari Kegiatan tersebut untuk
disetor ke Kas Negara

2. Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA


a. Melakukan Pembayaran Pembelian Bahan Percontohan
b. Melakukan pendampingan teknologi hasil Riset untuk diterapkan dalam
kegiatan percontohan;
c. Melakukan peninjauan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
percontohan;.
d. Melakukan koordinasi dengan PIHAK PERTAMA sebagai upaya
pengendalian pelaksanaan percontohan.

Pasal 5
JANGKA WAKTU

Jangka waktu pelaksanaan percontohandimulai sejak …………….. sampai


dengan ………………. serta dapat diperpanjang berdasarkan persetujuan
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

Pasal 6
TEMPAT/LOKASI KEGIATAN PERJANJIAN
(Diisi lokasi percontohan)

Pasal 7
HASIL PERJANJIAN

Hasil pengelolaan percontohan jika berhasil akan digunakan untuk modal


siklus berikutnya dan sebagian disetor ke kas Negara.

Pasal 8
PEMBAYARAN

Pembayararan disetor/dibayarkan pada saat didapatkan hasil panen


dibuktikan dengan kwitansi dan berita acara penerimaan hasil panen.

13
Pasal 9
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang termasuk keadaan memaksa adalah peristiwa-peristiwa sebagai


berikut :
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, serangan hama dan banjir).
b. Kebakaran yang tidak disengaja atau bukan suatu kesalahan
c. Perang huru hara, politik, pemogokan, pemberontakan, dan epidemi
yang secara keseluruhan ada hubungannya dengan perjanjian ini.

2. Apabila terjadi keadaan memaksa PIHAK KEDUA harus memberitahukan


kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat lambatnya 7 (tujuh) hari
sejak terjadinya ”keadaan memaksa” disertai bukti-bukti yang sah,
demikian juga pada waktu ”keadaan memaksa” berakhir.

Pasal 10
PERSELISIHAN

1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya
akan diselesaikan secara musyawarah/mufakat.
2.Jika perselisihan ini tidak dapat diselesaikan secara musyawarah/mufakat,
maka perselisihan dapat diselesaikan secara hukum melalui Arbitrase atau
Pengadilan yang disepakati oleh kedua belah pihak, putusan mana
mengikat secara mutlak untuk tingkat pertama dan terakhir.

Pasal 11
LAIN-LAIN

1. Bea dan materai/pajak dan pungutan lainnya yang timbul akibat perjanjian
ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
2. Perubahan atas perjanjian ini dapat dilakukan dengan persetujuan kedua
belah pihak.
3. perjanjian dapat dianggap batal apabila salah satu pihak atau kedua
belah pihak tidak memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah disepakati.
4. Perjanjian ini dapat sewaktu-waktu dibatalkan secara sepihak oleh PIHAK
PERTAMA, apabila lahan tersebut akan digunakan untuk keperluan tugas
pokok dan fungsi Balai dan diberitahukan kepada PIHAK KEDUA, 3 (tiga)
bulan sebelum pembatalan, sehingga tidak menimbulkan kerugian PIHAK
KEDUA.
5. Barang-barang, alat, fasilitas yang digunakan PIHAK KEDUA dalam
operasional sewa lahan menjadi milik PIHAK PERTAMA apabila sewa lahan
berakhir.
6. Setelah naskah perjanjian ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak,
maka segala sesuatunya yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan
kegiatan di lapangan menjadi hak dan kewajiban PIHAK KEDUA, sepanjang
tidak bertentangan dengan pasal 4, angka 2 huruf a,b,c, dan d.
7. Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan diatur lebih lanjut
oleh kedua belah pihak.

14
Pasal 12
PENUTUP

Perjanjian ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak di Mamuju pada hari
dan tanggal tersebut di atas dan dibuat dalam rangkap 4 (empat) diantaranya
bermaterai cukup, yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang
sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

(Ketua Kelompok) (Kepala UPT BRSDM KP)

15
Format 5. Berita Acara Produksi/Panen

KOP SURAT

BERITA ACARA PRODUKSI/PANEN

NOMOR: …………………

Pada hari ini, ………….. tanggal …………… bulan ………… tahun Dua Ribu Dua
Puluh, Kami

(Nama ) : Penanggung Jawab Kegiatan Percontohan

Menerangkan bahwa :

Telah dilakukan panen udang vaname sebanyak 200 kg (size 90.ekor/kg), hasil
percontohan Budidaya Udang Vaname menggunakan Probiotik Rica, yg
dilaksanakan di tambak percontohan Kelompok Pembudidaya Perikanan
Padaidi yang berlokasi di Desa Papalang, Kecamatan Papalang, Kabupaten
Mamuju.

Demikian Berita Acara Panen dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui,

Kepala Balai, Penanggung Jawab

(Nama) (Nama)

Saksi :

1. ……………….. 1……………….

2. ……………….. 2. ………………….

16
Format 6. Berita Acara Serah Terima Hasil Percontohan

KOP SURAT

BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PERCONTOHAN

NOMOR: …………………….

Pada hari ini ………. Tanggal …………… bulan …………..tahun Dua Ribu Dua
Puluh, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

1. (Nama PJ) : Sebagai Penanggung Jawab Kegiatan


Percontohan disebut sebagai PIHAK
PERTAMA
2. (Nama Bendahara) : Bendahara penerimaan / Khusus Balai
……………. bertindak untuk dan atas nama
Jabatan tersebut dan selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA Telah menyerahkan uang sebesar ………… sebagai penjualan


hasil percontohan berupa ……….. sebanyak ………. kepada PIHAK KEDUA
dan PIHAK KEDUA telah meneriman dengan baik dan cukup untuk
selanjutnya segera disetor ke Kas Negara …………. Penyerahan sejumlah uang
tersebut dan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA disaksikan oleh
masing-masing yang membutuhkan tanda tangan pada bagian bawah berita
acara ini.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

(Bendahara) (Nama PJ)


NIP.............. NIP...............

Mengetahui,
Kepala Balai,

(Nama)
NIP……

17
H. Organisasi Pelaksana

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan KP


dibentuk organisasi pelaksana oleh UPT BRSDM KP yang menangani
penyuluhan perikanan.
Organisasi pelaksana Percontohan Penyuluhan terdiri dari:
1. Pengarah : Kepala Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan KP
2. Penanggung Jawab : Kepala UPT BRSDM KP yang
menangani penyuluhan perikanan
3. Ketua : Kepala Seksi Penyuluhan

4. Pendamping : Penyuluh Perikanan

5. Pelaksana : Pelaku Utama KP

Uraian tugas dan tanggung jawab:


1. Pengarah
a. Memberikan arahan kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan; dan
b. Memberikan persetujuan usulan kegiatan percontohan penyuluhan
kelautan dan perikanan dari UPT BRSDM KP yang menangani
penyuluhan perikanan.

2. Penanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan Percontohan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan;
b. Menyampaikan usulan proposal kegiatan percontohan yang telah
disetujui ke Puslatluh KP
c. Menginformasikan kegiatan percontohan kepada Penyuluh
Perikanan;
d. Menetapkan Tim atau Kepanitiaan pelaksanaan kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan;
e. Melakukan koordinasi, komunikasi rencana pelaksanaan
Percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan kepada Dinas yang
menangani perikanan di Kabupaten/Kota; dan
f. Melakukan monitoring dan evaluasi Percontohan Penyuluhan
Kelautan dan Perikanan.

3. Ketua
a. Mengusulkan Pelaksanaan Percontohan Penyuluhan Perikanan
kepada Kepala UPT BRSDM KP yang menangani Penyuluhan
Kelautan dan Perikanan;
b. menyeleksi usulan proposal kegiatan percontohan;
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Percontohan
Penyuluhan Perikanan; dan
d. Menyusun dan menyampaikan laporaran hasil evalusi kegiatan
percontohan.

4.Pendamping
a. Melakukan Identifikasi materi dan lokasi kegiatan percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan;
18
b. Menyusun Proposal /Rencana Kerja;
c. Konsultasi, komunikasi dengan sumber teknologi;
d. Fasilitator dan pendamping pelaku utama pelaksana percontohan;
e. Mengusulkan kelompok/pelaku utama perikanan calon pelaksana
kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan kepada
Kepala UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan perikanan;
f. Melaksanakan pendampingan percontohan dan Temu Lapang; dan
g. Menyusun Laporan Akhir kegiatan Percontohan;

5.Pelaksana
a. Menyiapkan lahan percontohan milik sendiri/kelompok;
b. Melaksanakan kegiatan percontohan dengan menerapkan teknologi
bersama dengan penyuluh perikanan sesuai anjuran/rekomendasi,
petunjuk langkah kerja yang telah disepakati, atau disetujui pada
proposal; dan
c. Mencatat semua perkembangan teknologi yang diterapkan dalam
percontohan didamping atau bersama sama dengan penyuluh
perikanan;

I. Pembiayaan
Alokasi penganggaran pelaksanaan Percontohan Penyuluhan KP
dicantumkan dalam proposal yang menjelaskan secara spesifik mengenai
jenis teknologi yang akan diterapkan, rincian/spesifikasi dan nilai
alat/barang yang akan dijadikan percontohan serta lokasi percontohan.
Lokasi, Jenis Teknologi dan penganggaran yang akan diterapkan
sebagaimana Tabel 1. Hasil samping percontohan pada siklus pertama
dibayarkan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP) sesuai
peraturan yang berlaku.

19
Tabel 1. Lokasi, Jenis Teknologi dan Anggaran Percontohan Kelautan dan Perikanan Tahun 2020

ANGGARAN
LOKASI PERCONTOHAN BAHAN
NO SATMINKAL USULAN PERCONTOHAN PENYULUHAN KP
PRAKTEK
Kab/Kota Provinsi (RP)
1 BPPP
Budidaya udang vanname skala rumah
Medan 1 Aceh Timur Aceh
tangga 54,300,000

Sumatera
2 Budidaya maggot sebagai pakan alternatif Kota Binjai
Utara 59,300,000

3 Budidaya maggot sebagai pakan alternatif Rokan Hulu Riau


68,000,000

Pembenihan ikan gabus dan budidaya Sumatera


4 Kota Padang
cacing sutera Barat 22,625,000

Pembesaran Ikan Nila dengan aplikasi Kepulauan


5 Bintan
Probiotik pada pakan Riau 23,095,000
2 BRPPUPP
Budidaya Patin dengan pakan mandiri Sumatera
Palembang 1 Oku Timur
fermentasi Selatan 40,000,000

2 Minapadi Merangin Jambi


40,000,000

Pembesaran kerapu cantrang dengan Bangka


3 Kep. Babel
keramba jaring apung Selatan 47,000,000

20
Budidaya kakap putih dlm KJA dg
4 penggunaan probiotik dan vitamin pada Pesawaran Lampung
47,000,000
pakan

5 Garam sistem tunel Kaur Bengkulu


32,000,000
3 BRPBATPP
Bogor 1 Pendederan Ikan Sidat Sukabumi Jawa barat
40,000,000

Pakan Mandiri pada Budidaya ikan kerapu Kepulauan


2 DKI
hibrid Seribu 49,532,000

3 Usaha Budidaya Maggot Serang Banten


40,000,000
4 BPPP Tegal
Kota Kalimantan
1 Pengembangan Usaha Pembesaran Lobster
Bontang Timur 65,000,000

Jawa
2 Budidaya Maggot BSF dan Pemanfaatannya Temangung
Tengah 55,000,000

Budidaya Ikan Air Tawar (lele kolam terpal) Kalimantan


3 Sanggau
Bioflock Barat 60,000,000

DI
4 Budidaya Pakan Alami Cacing Sutera Kulonprogo
Yogyakarta 35,000,000
5 BPPP
Jawa
Banyuwangi 1 Budidaya Lobster Banyuwangi
Timur 35,000,000

21
Pembenihan Ikan haruan dengan sitem Kota Kalimantan
2
jaring bertingkat Banjarbaru Selatan 65,000,000
6 BBRBLPP
Lombok
Gondol 1 Inovasi Pakan Pembesaran Lobster Pasir NTB
Timur 81,400,000

Budidaya Teripang Pasir, Holothuria scabra Kotawaringin Kalimantan


2
dengan Sistem Kurungan Jaring Tancap Barat Tengah 95,588,000

Polikultur Komoditas Ikan Laut Ekonomis Kota


3 Bali
Penting Denpasar 74,894,000

Produksi Garam Rakyat Melalui Teknologi


4 Kab Kupang NTT
Tunnel 81,294,000
7 BRPBAPPP
Probiotik Alami meningkatkan kapasitas
Maros 1 Polman Sulbar
tambak udang 45,619,000

Pembuatan pakan bahan baku lokal tambak Konawe


2 Sultra
tradisional probiotik Utara 45,619,000

Polikultur udang dan bandeng mengunakan Pangkajene


3 Sulsel
probiotik rica Kepulauan 41,019,000
8 BPPP Bitung
Budidaya Udang Vaname di Karamba Jaring Sulawesi
1 Banggai
Apung Tengah 21,046,000

2 Inovasi garam sistem tunnel Pohuwato Gorontalo


27,830,119

22
Kota Sulawesi
3 Budidaya ikan lele sistem Bioflok
Kotamobagu Utara 65,000,000

Kalimantan
4 Kebun Bibit Rumput Laut Sistem Seleksi Nunukan
Utara 79,720,000
9 BPPP
Ambon 1 Pembesaran Ikan Lele Sistem Bioflok Nabire Papua
45,206,000

Pembesaran Ikan Lele pada Kolam Terpal Papua


2 Kota Sorong
dengan menggunakan Aerator Barat 49,945,000

Pembesaran Ikan Kuwe di Karamba Jaring Seram


3 Maluku
Apung Bagian Barat 49,225,000
Diversifikasi olahan ikan dan pemasaran
Maluku
4 (Abon ikan, stik tulang ikan, sambal roa, Kota Ternate
Utara 10,000,000
ikan cakalang guru rica)
JUMLAH 34

23
BAB III
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Pengertian Monitoring dan Evaluasi


Monitoring merupakan bentuk pengendalian suatu pelatihan
dapat dilaksanakan dengan melaksankan kegiatan monitoring. Fungsi
pengendalian (controlling) adalah fungsi terakhir dari proses
manajemen. Fungsi ini sangat penting dan menentukan pelaksanaan
proses manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-
baiknya. Pengendalian ini berkaitan erat sekali dengan fungsi
perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan hal yang saling mengisi,
karena: pengendalian harus terlebih dahulu direncanakan.
Pengendalian baru dapat dilakukan jika ada rencana; pelaksanaan
rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan dengan baik atau
tidak setelah pengendalian atau penilaian dilakukan. Dengan
demikian peran pengendalian ini sangat menentukan baik atau
buruknya pelaksanaan suatu rencana.
Monitoring merupakan fungsi manajemen dan menjadi salah
satu standar baku dalam kegiatan pendampingan pelaku usaha.
Monitoring yang dilaksanakan oleh Pusat Pelatihan dan Penyuluhan
KP merupakan proses pengamatan dan penilaian terhadap persiapan
suatu kegiatan pelatihan yang disesuaikan dengan rencana yang telah
ditetapkan, sehingga tindakan korektif terhadap masalah dapat
dilakukan sejak dini. Jadi fokus monitoring disini meliputi input dan
proses perencanaan.
Selama ini pengukuran dan penilaian terhadap ketiga komponen
monitoring dan evaluasi tersebut masih bersifat parsial, sehingga
output dan outcome yang dihasilkan belum menggambarkan kondisi
yang sebenarnya, yang disebabkan antara lain:
1. Penyelenggaraan kegiatan unit percontohan penyuluhan kelautan
dan perikanan belum sepenuhnya berbasis kompetensi;
2. Tumpang tindih pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi
antara Puslat KP dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kab/kota;
3. Pelaksana monitoring dan evaluasi unit percontohan penyuluhan
kelautan dan perikanan belum menggunakan pedoman monitoring
dan evaluasi yang standar;dan
4. Arus informasi dan pelaporan hasil monitoring dan evaluasi masih
belum jelas.
Oleh karena itu, Petunjuk Teknis Monitoring dan Evaluasi Unit
Percontohan Penyuluhan KP yang sudah ada perlu dikembangkan
guna meningkatkan kualitas kinerja Puslatluh KP dan pelaksana
pelatihan serta pelayanan bagi masyarakat kelautan dan perikanan.

B. Monitoring
1. Metodologi
Monitoring pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan
kelautan dan perikanan ini adalah suatu proses sistematis dan
berkelanjutan dalam pengumpulan, analisis, dan penggunaan
informasi untuk pengendalian dan pengambilan keputusan dengan
maksud untuk memastikan pelaksanaan kegiatan percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan yang sedang berjalan dapat

24
berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana, dan
untuk mengukur ketepatan dan deviasi, serta tingkat capaian
aktual dengan menggunakan standar (variabel) berupa indikator
kinerja yang telah ditetapkan di tahap perencanaan.
Monitoring dilaksanakan secara berkesinambungan dan
berkala 2 kali dalam 1 tahun yang melibatkan fungsi-fungsi dari
organisasi pelaksana percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan, yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan akhir kegiatan, dengan variabel yang dimonitor antara lain
adalah :
a. Tugas dan tanggung jawab organisasi pelaksana;
b. Lokasi percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan;
c. Jenis inovasi teknologi;
d. Tingkat capaian kinerja dibandingkan dengan target rencana
kinerja;dan
e. Kendala/permasalahan yang dihadapi.

Monitoring dilaksanakan dengan teknik sebagai berikut :


a. Wawancara, adalah proses pengumpulan data dengan cara
berkomunikasi atau bertatap muka dengan
responden/stakeholder untuk menggali informasi yang lebih
mendalam;
b. Pertemuan secara berkala yang melibatkan penyuluh penyuluh
di kab/kota, untuk menghimpun progress serta kendala dan
permasalahan setiap bulannya;
c. Observasi, adalah proses pengumpulan data dengan
pengamatan langsung untuk melihat program yang sedang
berjalan maupun hasil-hasilnya;
d. Analisa Dokumen, dilakukan untuk uji silang antara jawaban
yang disampaikan oleh responden dengan kesesuaian dokumen
yang ada.

2. Tugas Monitoring
Monitoring pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan
kelautan dan perikanan melibatkan fungsi-fungsi berikut:
a. Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP :
1) Menyusun dan menetapkan instrumen monitoring.
2) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan monitoring
pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan kelautan
dan perikanan yang dilaksanakan oleh UPT BRSDM KP
yang menangani penyuluhan perikanan.
3) Mengolah dan menganalisis data hasil monitoring, serta
menyusun laporan akhir monitoring.
b. UPT BRSDM KP yang Menangani Penyuluhan Perikanan :
1) Menyediakan dokumen penetapan usulan pelaksanaan.
2) Menyediakan SK Tim atau Kepanitiaan pelaksanaan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan.
3) Menyediakan laporan hasil monitoring, berupa tingkat
capaian pekerjaan dan kendala/permasalahan yang
dihadapi.
c. Ketua Pelaksana, Pendamping, dan Pelaksana Percontohan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan :

25
1) Memberikan data dan informasi yang dibutuhkan secara
obyektif.
2) Menjadi Responden atau obyek monitoring percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan.
d. Tim Monitoring :
1) Melakukan monitoring percontohan penyuluhan kelautan
dan perikanan dengan teknik observasi ke lokasi
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan dan
wawancara menggunakan instrumen monitoring
percontohan penyuluhan kepada Responden;
2) Mengumpulkan, melakukan tabulasi, dan menganalisis
instrumen monitoring, mendokumentasikan kegiatan serta
menyampaikan laporan monitoring kepada Kepala Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan KP selaku Pengarah; dan
3) Petugas monitoring terdiri dari pejabat/staf Pusat Pelatihan
dan Penyuluhan KP dan UPT BRSDM KP yang menangani
penyuluhan KP.

C. Evaluasi
1. Metodologi
Evaluasi pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan
kelautan dan perikanan merupakan proses pengukuran dan
penilaian pencapaian tujuan (dampak) kegiatan percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan, sesuai tujuannya untuk
melakukan demonstrasi cara atau hasil teknologi kelautan dan
perikanan yang inovatif untuk memperlihatkan secara nyata
tentang pembinaan dan cara atau hasil penerapan teknologi
kelautan dan perikanan di lapangan, apakah dapat diterima/tidak
oleh pelaku utama dan pelaku usaha perikanan.
Evaluasi ini akan mengungkap keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan kegatan dan permasalahan/kendala yang
dihadapi pada kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan yang telah selesai dilaksanakan, untuk memberikan
umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan. Hasil dari
evaluasi akan memberikan manfaat dalam merancang kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan yang lebih baik
di masa depan.
Evaluasi dapat dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun atau 1
siklus produksi setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan, dengan variabel
yang dievaluasi antara lain adalah :
a. Relevansi, yaitu sejauh mana kegiatan percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan yang dilaksanakan oleh
UPT yang menangani penyuluhan perikanan sejalan dengan
prioritas dan kebijakan.
b. Efektivitas, yaitu suatu ukuran sejauh mana kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan mencapai
tujuannya sebagai metode penyuluhan untuk melakukan
demonstrasi cara atau hasil teknologi kelautan dan perikanan
yang inovatif untuk memperlihatkan secara nyata tentang
pembinaan dan cara atau hasil penerapan teknologi kelautan

26
dan perikanan di lapangan dapat diterima oleh pelaku utama
dan pelaku usaha perikanan.
c. Efisiensi, yaitu untuk mengukur keluaran secara kualitatif dan
kuantitatif dalam hubungan dengan masukan.
d. Dampak, yaitu perubahan positif yang dihasilkan dari kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan yang secara
langsung diterima oleh pelaku utama dan pelaku usaha
perikanan.
e. Keberlanjutan, yaitu mengukur apakah manfaat kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan dapat terus
dirasakan oleh pelaku utama dan pelaku usaha perikanan
setelah kegiatan dan anggaran tidak diberikan lagi.
Evalusi dilaksanakan dengan teknik sebagai berikut :
a. Observasi.
Observasi adalah kunjungan secara langsung yang dilakukan
oleh Tim Evaluasi ke lokasi percontohan penyuluhan kelautan
dan perikanan, sehingga semua kegiatan yang sedang
berlangsung atau obyek yang ada diobservasi, serta kondisi
penunjang yang ada mendapat perhatian secara langsung.
b. Wawancara.
Wawancara adalah pengumpulan informasi yang dilakukan
oleh Tim Evaluasi yang ditujukan kepada responden yang
berasal dari pelaku utama dan pelaku usaha perikanan,
sebagai penerima manfaat dari kegiatan percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan.
Petugas Evaluator terdiri dari pejabat/staf Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan KP dan UPT BRSDM KP yang menangani
penyuluhan KP.

2. Tugas Evaluasi
Evaluasi kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan melibatkan fungsi-fungsi berikut:
a. Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP :
1) Menyusun dan menetapkan instrumen evaluasi pasca
kegiatan percontohan.
2) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan evalusi pelaksanaan
kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan
yang dilaksanakan oleh UPT BRSDM KP yang menangani
penyuluhan perikanan.
3) Mengolah dan menganalisis data hasil evaluasi, serta
menyusun laporan akhir evaluasi pasca kegiatan
percontohan.
b. UPT BRSDM KP yang Menangani Penyuluhan Perikanan :
1) Menyediakan laporan hasil evaluasi akhir, berupa tingkat
capaian pekerjaan dibandingkan dnegan target kinerja yang
ditetapkan.
2) Menyediakan informasi kendala/permasalahan yang
dihadapi selama pelaksanaan kegiatan.
c. Ketua Pelaksana, Pendamping, dan Pelaksana percontohan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan :
1) Memberikan data dan informasi yang dibutuhkan secara
obyektif.

27
2) Memantau pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Petunjuk
Teknis.
3) Menjadi Responden atau obyek evaluasi percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan.
d. Tim Evaluasi:
1) Melakukan evaluasi percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan dengan teknik observasi ke lokasi percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan, dan wawancara,
menggunakan instrumen efektivitas keberhasilan
pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan kepada
Responden.
2) Mengumpulkan, melakukan tabulasi, dokumentasi dan
menganalisis instrumen evaluasi, serta menyampaikan
laporan evaluasi kepada Kepala Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan KP selaku Pengarah.

3. Mengukur Indikator Efektivitas Keberhasilan Percontohan


Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

NO INDIKATOR ATRIBUT BOBOT

A Relevansi
1. Sesuai Kebutuhan 6
2. Mudah Dipahami 8
3. Paket Teknologi 6
B Efektivitas
1. Informasi Teknologi 5
2. Akses Teknologi 5
C Efisiensi
1. Komponen 6
Teknologi
2. Biaya Murah 8
3. Prosedur Teknologi 6
D Dampak Teknologi
1. Peningkatan 10
Teknologi
2. Peningkatan 10
Pendapatan
3. Peningkatan Nilai 10
Tambah
E Keberlanjutan
1. Difusi Teknologi 8
2. Aplikasi Teknologi 8
3. Implementasi
9
Teknologi
BOBOT 100%

Metode Penilaian hasil akhir dari indeks Pengukuran Kebijakan


Instansi Pemerintah adalah sebagai berikut:
1. 0-20% hasilnya tidak berpengaruh bagi pelaku utama
2. 20-40% hasilnya kurang berpengaruh bagi pelaku utama
3. 40-60% hasilnya berpengaruh bagi pelaku utama

28
4. 60-80% hasilnya dapat berpengaruh bagi pelaku utama
5. 80-100% hasilnya sangat berpengaruh bagi pelaku utama

D. Pelaporan
Laporan pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan
kelautan dan perikanan disusun untuk menggambarkan pelaksanaan
kegiatan mulai tahap persiapan, pelaksanaan, akhir kegiatan,
bimbingan lanjutan oleh Penyuluh Perikanan, kendala/permasalahan
selama pelaksanaan kegiatan, dan efektifitas serta dampak
pelaksanaan kegiatan bagi pelaku utama dan pelaku usaha perikanan.
Laporan pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan
kelautan dan perikanan dibuat oleh Penanggung Jawab kegiatan dan
disampaikan kepada kepada Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan
Kelautan dan Perikanan selaku Pengarah, selambat-lambatnya 14 hari
setelah berakhirnya kegiatan percontohan. Format Laporan
sebagaiamana terlampir dalam Format 7.

Format 7. Format Laporan Akhir

LAPORAN AKHIR

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sasaran
II. PELAKSANAAN
2.1 Waktu dan Tempat
2.2 Materi Percontohan
2.3 Pelaksanaan Kegiatan
III. HASIL PELAKSANAAN
3.1 Percontohan
3.2 Temu Lapang
3.3 Bimbingan Lanjutan
3.4 Analisa Usaha
IV. EVALUASI PELAKSANAAN
4.1 Materi Percontohan
4.2 Penyelenggaraan Kegiatan
4.3 Permasalahan dan Saran
4.4 Rencana Tindak Lanjut
V. PENUTUP

29
BAB V
PENUTUP

Percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan sebagai salah


satu metode penyuluhan diharapkan menjadi kegiatan Penyuluh
Perikanan dalam mempermudah proses adopsi suatu inovasi kelautan
dan perikanan mengingat pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan
perikanan melihat secara nyata perkembangan kegiatan dan hasilnya.
Panduan pelaksanaan ini diharapkan menjadi acuan bagi Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Unit
Pelaksana Teknis (UPT) BRSDM KP yang menangani penyuluhan
perikanan, Dinas yang menangani perikanan Kabupaten/Kota, Penyuluh
Perikanan, serta kelompok pelaku utama dan/atau pelaku usaha
kelautan dan perikanan dalam rangka pelaksanaan kegiatan percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan.

KEPALA BADAN RISET DAN


SUMBER DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN,

ttd

SJARIEF WIDJAJA

30

Anda mungkin juga menyukai