PERATURAN
KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 2/PER-BRSDM/2020
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN
PERCONTOHAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2020
1
3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :
30/PERMEN-KP/2014 tentang Mekanisme Kerja
dan Metode Penyuluhan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1135);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER
DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PERCONTOHAN
PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN
2020.
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 24 Maret 2020
KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER
DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN,
ttd
SJARIEF WIDJAJA
2
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA BADAN RISET DAN
SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN
PERIKANAN
NOMOR 2/PER-BRSDM/2020
TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PERCONTOHAN PENYULUHAN KELAUTAN
DAN PERIKANAN
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
pasal 26 ayat (3) penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pendekatan
partisipasif melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan
kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha. Sejalan dengan
itu, Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh
KP) Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan
(BRSDMKP) dalam menyebarluaskan materi penyuluhan mengembangkan
berbagai bentuk metode dan media penyuluhan. Salah satu metode
penyuluhan perikanan adalah demonstrasi cara atau demonstrasi hasil
melalui percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
30/Permen-KP/2014 tentang Mekanisme Kerja dan Metode Penyuluhan
Perikanan pasal 19, metode penyuluhan perikanan yang digunakan harus
memenuhi prinsip:
a. mampu mendorong tumbuhnya swadaya, dan kemandirian pelaku
utama dan pelaku usaha;
b. efisien dan efektif dalam penggunaan biaya, waktu dan tenaga;
c. menjamin keberlanjutan penyelenggaraan penyuluhan;
d. mendorong partisipasi aktif sasaran penyuluhan;
e. sesuai dengan kondisi sasaran penyuluhan;
f. memungkinkan dapat disampaikan materi yang sesuai, cukup dalam
jumlah dan mutu, tepat sasaran dan waktu, mudah diterima dan
dimengerti, penggunaan fasilitas dan media secara berhasil guna; dan
g. kerjasama dan partisipasi.
3
B. Tujuan
Pedoman pelaksanaan percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan disusun dengan tujuan sebagai pedoman dan acuan bagi Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, Unit Pelaksana Teknis
(UPT) BRSDMKP yang menangani penyuluhan perikanan, Dinas yang
menangani perikanan Kabupaten/Kota, Penyuluh Perikanan dan pelaku
utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan yang terlibat dalam
kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan.
C. Pengertian
Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan:
1. Percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan merupakan metode
penyuluhan untuk melakukan demonstrasi cara atau hasil teknologi
kelautan dan perikanan yang inovatif untuk memperlihatkan secara
nyata tentang pembinaan dan cara atau hasil penerapan teknologi
kelautan dan perikanan di lapangan sehingga dapat diterima oleh
pelaku utama dan pelaku usaha perikanan.
2. Demonstrasi Cara adalah peragaan suatu teknologi (bahan, alat atau
cara) dan/atau hasil penerapannya secara nyata dilakukan oleh
pemandu kepada pelaku utama dan pelaku usaha.
3. Demonstrasi Hasil adalah visualisasi praktek langsung dalam
penerapan teknologi di lahan dalam luasan tertentu untuk
memperlihatkan secara nyata tentang keunggulan teknologi agar
dengan mudah difahami dan ditiru oleh masyarakat pelaku utama.
4. Temu Lapang merupakan pertemuan antara pelaku utama dan pelaku
usaha dengan penyuluh perikanan dan/atau peneliti/ahli perikanan di
lapangan untuk mendiskusikan keberhasilan kegiatan perikanan
dan/atau teknologi yang sudah diterapkan dan/atau sebagai tindak
lanjut demonstarsi cara/demonstrasi hasil/uji coba lapang.
5. Penyuluh Perikanan adalah Penyuluh Perikanan Aparatur Sipil Negara,
Swasta, maupun Swadaya.
6. Penyuluh Perikanan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut
Penyuluh PNS adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang
pada satuan organisasi lingkup perikanan untuk melakukan kegiatan
penyuluhan.
7. Penyuluh Perikanan Bantu adalah tenaga teknis yang diberi tugas dan
kewenangan oleh pejabat yang berwenang di pusat dan/atau daerah
untuk melaksanakan tugas Penyuluhan dan Pemberdayaan
Masyarakat Kelautan dan Perikanan dalam suatu ikatan kerja selama
jangka waktu tertentu.
8. Pelaku Utama Kelautan dan Perikanan adalah nelayan, pembudidaya
ikan, pengolah ikan/pemasar ikan, petambak garam, dan pengelola
konservasi beserta keluarga intinya.
9. Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan adalah perorangan warga
negara Indonesia atau badan hukum yang dibentuk menurut hukum
Indonesia yang mengelola sebagian atau seluruh kegiatan usaha
kelautan dan perikanan dari hulu sampai hilir.
4
BAB II
PELAKSANAAN
A. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan ini adalah untuk mendiseminasikan teknologi kelautan dan
perikanan yang tepat guna dan berhasil guna sesuai kebutuhan sasaran
penyuluhan dalam rangka meningkatkan produksi di bidang kelautan dan
perikanan.
C. Jenis Percontohan
Kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan dapat
dilakukan demonstrasi hasil atau demonstrasi cara. Pada akhir kegiatan
dilakukan temu lapang.
D. Kriteria Lokasi
Calon lokasi yang akan ditetapkan oleh UPT BRSDM KP yang
menangani penyuluhan perikanan harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Kawasan sentra dan potensi kelautan dan perikanan;
2. Terdapat kelompok pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan
perikanan binaan Penyuluh Perikanan;
3. Terdapat Penyuluh Perikanan;
4. Secara teknis komoditas dan/atau usaha yang dikembangkan sesuai
dengan lokasi spesifik daerah;
5. Calon lahan milik pelaku utama;
6. Kemudahan akses transportasi dan komunikasi;
7. Kemudahan akses pasar; dan
8. Tidak mencemari lingkungan dan perairan.
5
F. Pembobotan dan Skoring Proposal
Dalam melakukan verifikasi proposal, Puslatluh KP menggunakan
indikator sebagai berikut:
1. Keberadaan sumber daya manusia:
a. Kelompok (10); dan
b. Penyuluh Perikanan (10).
2. Aspek teknis (kesesuaian dengan teknologi terekomendasi) (10);
3. Aspek ekonomis (secara analisa usaha menguntungkan) (10);
4. Aspek sosial (partisipasi masyarakat yang ditunjukkan dengan kelas
kelompok) (20);
5. Aspek lingkungan (ramah lingkungan) (10); dan
6. Kesesuaian dengan program prioritas Kementerian Kelautan dan
Perikanan (30).
G. Mekanisme Pelaksanaan
PUSLATLUH KP
6
7
SURAT
1 1 2 PERSETUJUAN
3
7
8
UPT YG MENANGANI TIM PELAKSANA
PENYULUHAN PERCONTOHAN
1 PERIKANAN
0
5
4 3
PELAKU
UTAMA 9
1
1 PENYULUH PERIKANAN KASIE
PROPOSAL
PERCONTOHAN PENYULUHAN
Tidak
1 1
Ya 2 2
6
Keterangan Gambar:
7
14. UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan perikanan menyampaikan
laporan kepada Puslatluh KP.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang (Menggambarkan proses Penyuluhan)
1.2 Tujuan
1.3 Sasaran
II. PELAKSANAAN
2.1 Waktu dan Tempat
2.2 Materi Percontohan
2.3 Pelaksanaan Kegiatan
2.3.1 Identifikasi lokasi, sasaran kelompok
2.3.2 Pembinaan Kelompok
2.3.3 Diseminasi Inovasi dan Temu Lapang
2.3.4 Bimbingan Lanjutan
2.4 Pembiayaan (RAB dan Analisa Usaha)
III. PENUTUP
8
Format 2. Format Berita Acara Serah Terima
KOP SURAT
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat dan ditandatangani oleh
Kedua Belah pihak untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
9
Lampiran : Berita Acara Serah Terima
Nomor : BA. /……………….…. /2020
Tanggal : ............. 2020
Kondisi
Tahun Jumlah HargaPero
No Uraian Pekerjaan
Perolehan Perolehan lehan (Rp) Rusak Rusak
Baik
Ringan Berat
10
Format 3. Surat Pernyataan Kepemilikan Lahan
SURAT PERNYATAAN
…….., (tgl/bln,thn)
Yang Memberikan Pernyataan
Matereaei
6000 + TTD
(…………………..)
Mengetahui:
11
Format 4. Perjanjian Kerja Sama
KOP SURAT
PERJANJIAN KERJASAMA
antara
(Nama Satminkal)
dengan
(Nama Kelompok)
Nomor :…………………………….
Kedua belah pihak menyatakan telah setuju dan sepakat untuk melakukan
krja sama percontohan penyuluhan, yang dituangkan pada ketentuan dan
syarat-syarat dalam pasal-pasal di bawah ini :
Pasal 1
DASAR PERJANJIAN
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
12
Pasal 3
RUANG LINGKUP
Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN MASING-MASING PIHAK
Pasal 5
JANGKA WAKTU
Pasal 6
TEMPAT/LOKASI KEGIATAN PERJANJIAN
(Diisi lokasi percontohan)
Pasal 7
HASIL PERJANJIAN
Pasal 8
PEMBAYARAN
13
Pasal 9
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
Pasal 10
PERSELISIHAN
1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya
akan diselesaikan secara musyawarah/mufakat.
2.Jika perselisihan ini tidak dapat diselesaikan secara musyawarah/mufakat,
maka perselisihan dapat diselesaikan secara hukum melalui Arbitrase atau
Pengadilan yang disepakati oleh kedua belah pihak, putusan mana
mengikat secara mutlak untuk tingkat pertama dan terakhir.
Pasal 11
LAIN-LAIN
1. Bea dan materai/pajak dan pungutan lainnya yang timbul akibat perjanjian
ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
2. Perubahan atas perjanjian ini dapat dilakukan dengan persetujuan kedua
belah pihak.
3. perjanjian dapat dianggap batal apabila salah satu pihak atau kedua
belah pihak tidak memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah disepakati.
4. Perjanjian ini dapat sewaktu-waktu dibatalkan secara sepihak oleh PIHAK
PERTAMA, apabila lahan tersebut akan digunakan untuk keperluan tugas
pokok dan fungsi Balai dan diberitahukan kepada PIHAK KEDUA, 3 (tiga)
bulan sebelum pembatalan, sehingga tidak menimbulkan kerugian PIHAK
KEDUA.
5. Barang-barang, alat, fasilitas yang digunakan PIHAK KEDUA dalam
operasional sewa lahan menjadi milik PIHAK PERTAMA apabila sewa lahan
berakhir.
6. Setelah naskah perjanjian ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak,
maka segala sesuatunya yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan
kegiatan di lapangan menjadi hak dan kewajiban PIHAK KEDUA, sepanjang
tidak bertentangan dengan pasal 4, angka 2 huruf a,b,c, dan d.
7. Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan diatur lebih lanjut
oleh kedua belah pihak.
14
Pasal 12
PENUTUP
Perjanjian ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak di Mamuju pada hari
dan tanggal tersebut di atas dan dibuat dalam rangkap 4 (empat) diantaranya
bermaterai cukup, yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang
sama.
15
Format 5. Berita Acara Produksi/Panen
KOP SURAT
NOMOR: …………………
Pada hari ini, ………….. tanggal …………… bulan ………… tahun Dua Ribu Dua
Puluh, Kami
Menerangkan bahwa :
Telah dilakukan panen udang vaname sebanyak 200 kg (size 90.ekor/kg), hasil
percontohan Budidaya Udang Vaname menggunakan Probiotik Rica, yg
dilaksanakan di tambak percontohan Kelompok Pembudidaya Perikanan
Padaidi yang berlokasi di Desa Papalang, Kecamatan Papalang, Kabupaten
Mamuju.
Mengetahui,
(Nama) (Nama)
Saksi :
1. ……………….. 1……………….
2. ……………….. 2. ………………….
16
Format 6. Berita Acara Serah Terima Hasil Percontohan
KOP SURAT
NOMOR: …………………….
Pada hari ini ………. Tanggal …………… bulan …………..tahun Dua Ribu Dua
Puluh, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Mengetahui,
Kepala Balai,
(Nama)
NIP……
17
H. Organisasi Pelaksana
2. Penanggung Jawab
a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan Percontohan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan;
b. Menyampaikan usulan proposal kegiatan percontohan yang telah
disetujui ke Puslatluh KP
c. Menginformasikan kegiatan percontohan kepada Penyuluh
Perikanan;
d. Menetapkan Tim atau Kepanitiaan pelaksanaan kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan;
e. Melakukan koordinasi, komunikasi rencana pelaksanaan
Percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan kepada Dinas yang
menangani perikanan di Kabupaten/Kota; dan
f. Melakukan monitoring dan evaluasi Percontohan Penyuluhan
Kelautan dan Perikanan.
3. Ketua
a. Mengusulkan Pelaksanaan Percontohan Penyuluhan Perikanan
kepada Kepala UPT BRSDM KP yang menangani Penyuluhan
Kelautan dan Perikanan;
b. menyeleksi usulan proposal kegiatan percontohan;
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Percontohan
Penyuluhan Perikanan; dan
d. Menyusun dan menyampaikan laporaran hasil evalusi kegiatan
percontohan.
4.Pendamping
a. Melakukan Identifikasi materi dan lokasi kegiatan percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan;
18
b. Menyusun Proposal /Rencana Kerja;
c. Konsultasi, komunikasi dengan sumber teknologi;
d. Fasilitator dan pendamping pelaku utama pelaksana percontohan;
e. Mengusulkan kelompok/pelaku utama perikanan calon pelaksana
kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan kepada
Kepala UPT BRSDM KP yang menangani penyuluhan perikanan;
f. Melaksanakan pendampingan percontohan dan Temu Lapang; dan
g. Menyusun Laporan Akhir kegiatan Percontohan;
5.Pelaksana
a. Menyiapkan lahan percontohan milik sendiri/kelompok;
b. Melaksanakan kegiatan percontohan dengan menerapkan teknologi
bersama dengan penyuluh perikanan sesuai anjuran/rekomendasi,
petunjuk langkah kerja yang telah disepakati, atau disetujui pada
proposal; dan
c. Mencatat semua perkembangan teknologi yang diterapkan dalam
percontohan didamping atau bersama sama dengan penyuluh
perikanan;
I. Pembiayaan
Alokasi penganggaran pelaksanaan Percontohan Penyuluhan KP
dicantumkan dalam proposal yang menjelaskan secara spesifik mengenai
jenis teknologi yang akan diterapkan, rincian/spesifikasi dan nilai
alat/barang yang akan dijadikan percontohan serta lokasi percontohan.
Lokasi, Jenis Teknologi dan penganggaran yang akan diterapkan
sebagaimana Tabel 1. Hasil samping percontohan pada siklus pertama
dibayarkan sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP) sesuai
peraturan yang berlaku.
19
Tabel 1. Lokasi, Jenis Teknologi dan Anggaran Percontohan Kelautan dan Perikanan Tahun 2020
ANGGARAN
LOKASI PERCONTOHAN BAHAN
NO SATMINKAL USULAN PERCONTOHAN PENYULUHAN KP
PRAKTEK
Kab/Kota Provinsi (RP)
1 BPPP
Budidaya udang vanname skala rumah
Medan 1 Aceh Timur Aceh
tangga 54,300,000
Sumatera
2 Budidaya maggot sebagai pakan alternatif Kota Binjai
Utara 59,300,000
20
Budidaya kakap putih dlm KJA dg
4 penggunaan probiotik dan vitamin pada Pesawaran Lampung
47,000,000
pakan
Jawa
2 Budidaya Maggot BSF dan Pemanfaatannya Temangung
Tengah 55,000,000
DI
4 Budidaya Pakan Alami Cacing Sutera Kulonprogo
Yogyakarta 35,000,000
5 BPPP
Jawa
Banyuwangi 1 Budidaya Lobster Banyuwangi
Timur 35,000,000
21
Pembenihan Ikan haruan dengan sitem Kota Kalimantan
2
jaring bertingkat Banjarbaru Selatan 65,000,000
6 BBRBLPP
Lombok
Gondol 1 Inovasi Pakan Pembesaran Lobster Pasir NTB
Timur 81,400,000
22
Kota Sulawesi
3 Budidaya ikan lele sistem Bioflok
Kotamobagu Utara 65,000,000
Kalimantan
4 Kebun Bibit Rumput Laut Sistem Seleksi Nunukan
Utara 79,720,000
9 BPPP
Ambon 1 Pembesaran Ikan Lele Sistem Bioflok Nabire Papua
45,206,000
23
BAB III
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
B. Monitoring
1. Metodologi
Monitoring pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan
kelautan dan perikanan ini adalah suatu proses sistematis dan
berkelanjutan dalam pengumpulan, analisis, dan penggunaan
informasi untuk pengendalian dan pengambilan keputusan dengan
maksud untuk memastikan pelaksanaan kegiatan percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan yang sedang berjalan dapat
24
berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana, dan
untuk mengukur ketepatan dan deviasi, serta tingkat capaian
aktual dengan menggunakan standar (variabel) berupa indikator
kinerja yang telah ditetapkan di tahap perencanaan.
Monitoring dilaksanakan secara berkesinambungan dan
berkala 2 kali dalam 1 tahun yang melibatkan fungsi-fungsi dari
organisasi pelaksana percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan, yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan akhir kegiatan, dengan variabel yang dimonitor antara lain
adalah :
a. Tugas dan tanggung jawab organisasi pelaksana;
b. Lokasi percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan;
c. Jenis inovasi teknologi;
d. Tingkat capaian kinerja dibandingkan dengan target rencana
kinerja;dan
e. Kendala/permasalahan yang dihadapi.
2. Tugas Monitoring
Monitoring pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan
kelautan dan perikanan melibatkan fungsi-fungsi berikut:
a. Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP :
1) Menyusun dan menetapkan instrumen monitoring.
2) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan monitoring
pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan kelautan
dan perikanan yang dilaksanakan oleh UPT BRSDM KP
yang menangani penyuluhan perikanan.
3) Mengolah dan menganalisis data hasil monitoring, serta
menyusun laporan akhir monitoring.
b. UPT BRSDM KP yang Menangani Penyuluhan Perikanan :
1) Menyediakan dokumen penetapan usulan pelaksanaan.
2) Menyediakan SK Tim atau Kepanitiaan pelaksanaan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan.
3) Menyediakan laporan hasil monitoring, berupa tingkat
capaian pekerjaan dan kendala/permasalahan yang
dihadapi.
c. Ketua Pelaksana, Pendamping, dan Pelaksana Percontohan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan :
25
1) Memberikan data dan informasi yang dibutuhkan secara
obyektif.
2) Menjadi Responden atau obyek monitoring percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan.
d. Tim Monitoring :
1) Melakukan monitoring percontohan penyuluhan kelautan
dan perikanan dengan teknik observasi ke lokasi
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan dan
wawancara menggunakan instrumen monitoring
percontohan penyuluhan kepada Responden;
2) Mengumpulkan, melakukan tabulasi, dan menganalisis
instrumen monitoring, mendokumentasikan kegiatan serta
menyampaikan laporan monitoring kepada Kepala Pusat
Pelatihan dan Penyuluhan KP selaku Pengarah; dan
3) Petugas monitoring terdiri dari pejabat/staf Pusat Pelatihan
dan Penyuluhan KP dan UPT BRSDM KP yang menangani
penyuluhan KP.
C. Evaluasi
1. Metodologi
Evaluasi pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan
kelautan dan perikanan merupakan proses pengukuran dan
penilaian pencapaian tujuan (dampak) kegiatan percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan, sesuai tujuannya untuk
melakukan demonstrasi cara atau hasil teknologi kelautan dan
perikanan yang inovatif untuk memperlihatkan secara nyata
tentang pembinaan dan cara atau hasil penerapan teknologi
kelautan dan perikanan di lapangan, apakah dapat diterima/tidak
oleh pelaku utama dan pelaku usaha perikanan.
Evaluasi ini akan mengungkap keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan kegatan dan permasalahan/kendala yang
dihadapi pada kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan yang telah selesai dilaksanakan, untuk memberikan
umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan. Hasil dari
evaluasi akan memberikan manfaat dalam merancang kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan yang lebih baik
di masa depan.
Evaluasi dapat dilaksanakan 2 kali dalam 1 tahun atau 1
siklus produksi setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan, dengan variabel
yang dievaluasi antara lain adalah :
a. Relevansi, yaitu sejauh mana kegiatan percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan yang dilaksanakan oleh
UPT yang menangani penyuluhan perikanan sejalan dengan
prioritas dan kebijakan.
b. Efektivitas, yaitu suatu ukuran sejauh mana kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan mencapai
tujuannya sebagai metode penyuluhan untuk melakukan
demonstrasi cara atau hasil teknologi kelautan dan perikanan
yang inovatif untuk memperlihatkan secara nyata tentang
pembinaan dan cara atau hasil penerapan teknologi kelautan
26
dan perikanan di lapangan dapat diterima oleh pelaku utama
dan pelaku usaha perikanan.
c. Efisiensi, yaitu untuk mengukur keluaran secara kualitatif dan
kuantitatif dalam hubungan dengan masukan.
d. Dampak, yaitu perubahan positif yang dihasilkan dari kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan yang secara
langsung diterima oleh pelaku utama dan pelaku usaha
perikanan.
e. Keberlanjutan, yaitu mengukur apakah manfaat kegiatan
percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan dapat terus
dirasakan oleh pelaku utama dan pelaku usaha perikanan
setelah kegiatan dan anggaran tidak diberikan lagi.
Evalusi dilaksanakan dengan teknik sebagai berikut :
a. Observasi.
Observasi adalah kunjungan secara langsung yang dilakukan
oleh Tim Evaluasi ke lokasi percontohan penyuluhan kelautan
dan perikanan, sehingga semua kegiatan yang sedang
berlangsung atau obyek yang ada diobservasi, serta kondisi
penunjang yang ada mendapat perhatian secara langsung.
b. Wawancara.
Wawancara adalah pengumpulan informasi yang dilakukan
oleh Tim Evaluasi yang ditujukan kepada responden yang
berasal dari pelaku utama dan pelaku usaha perikanan,
sebagai penerima manfaat dari kegiatan percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan.
Petugas Evaluator terdiri dari pejabat/staf Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan KP dan UPT BRSDM KP yang menangani
penyuluhan KP.
2. Tugas Evaluasi
Evaluasi kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan melibatkan fungsi-fungsi berikut:
a. Pusat Pelatihan dan Penyuluhan KP :
1) Menyusun dan menetapkan instrumen evaluasi pasca
kegiatan percontohan.
2) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan evalusi pelaksanaan
kegiatan percontohan penyuluhan kelautan dan perikanan
yang dilaksanakan oleh UPT BRSDM KP yang menangani
penyuluhan perikanan.
3) Mengolah dan menganalisis data hasil evaluasi, serta
menyusun laporan akhir evaluasi pasca kegiatan
percontohan.
b. UPT BRSDM KP yang Menangani Penyuluhan Perikanan :
1) Menyediakan laporan hasil evaluasi akhir, berupa tingkat
capaian pekerjaan dibandingkan dnegan target kinerja yang
ditetapkan.
2) Menyediakan informasi kendala/permasalahan yang
dihadapi selama pelaksanaan kegiatan.
c. Ketua Pelaksana, Pendamping, dan Pelaksana percontohan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan :
1) Memberikan data dan informasi yang dibutuhkan secara
obyektif.
27
2) Memantau pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Petunjuk
Teknis.
3) Menjadi Responden atau obyek evaluasi percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan.
d. Tim Evaluasi:
1) Melakukan evaluasi percontohan penyuluhan kelautan dan
perikanan dengan teknik observasi ke lokasi percontohan
penyuluhan kelautan dan perikanan, dan wawancara,
menggunakan instrumen efektivitas keberhasilan
pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan kepada
Responden.
2) Mengumpulkan, melakukan tabulasi, dokumentasi dan
menganalisis instrumen evaluasi, serta menyampaikan
laporan evaluasi kepada Kepala Pusat Pelatihan dan
Penyuluhan KP selaku Pengarah.
A Relevansi
1. Sesuai Kebutuhan 6
2. Mudah Dipahami 8
3. Paket Teknologi 6
B Efektivitas
1. Informasi Teknologi 5
2. Akses Teknologi 5
C Efisiensi
1. Komponen 6
Teknologi
2. Biaya Murah 8
3. Prosedur Teknologi 6
D Dampak Teknologi
1. Peningkatan 10
Teknologi
2. Peningkatan 10
Pendapatan
3. Peningkatan Nilai 10
Tambah
E Keberlanjutan
1. Difusi Teknologi 8
2. Aplikasi Teknologi 8
3. Implementasi
9
Teknologi
BOBOT 100%
28
4. 60-80% hasilnya dapat berpengaruh bagi pelaku utama
5. 80-100% hasilnya sangat berpengaruh bagi pelaku utama
D. Pelaporan
Laporan pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan
kelautan dan perikanan disusun untuk menggambarkan pelaksanaan
kegiatan mulai tahap persiapan, pelaksanaan, akhir kegiatan,
bimbingan lanjutan oleh Penyuluh Perikanan, kendala/permasalahan
selama pelaksanaan kegiatan, dan efektifitas serta dampak
pelaksanaan kegiatan bagi pelaku utama dan pelaku usaha perikanan.
Laporan pelaksanaan kegiatan percontohan penyuluhan
kelautan dan perikanan dibuat oleh Penanggung Jawab kegiatan dan
disampaikan kepada kepada Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan
Kelautan dan Perikanan selaku Pengarah, selambat-lambatnya 14 hari
setelah berakhirnya kegiatan percontohan. Format Laporan
sebagaiamana terlampir dalam Format 7.
LAPORAN AKHIR
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sasaran
II. PELAKSANAAN
2.1 Waktu dan Tempat
2.2 Materi Percontohan
2.3 Pelaksanaan Kegiatan
III. HASIL PELAKSANAAN
3.1 Percontohan
3.2 Temu Lapang
3.3 Bimbingan Lanjutan
3.4 Analisa Usaha
IV. EVALUASI PELAKSANAAN
4.1 Materi Percontohan
4.2 Penyelenggaraan Kegiatan
4.3 Permasalahan dan Saran
4.4 Rencana Tindak Lanjut
V. PENUTUP
29
BAB V
PENUTUP
ttd
SJARIEF WIDJAJA
30