Anda di halaman 1dari 14

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA


KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN
KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 3r{ / KEP-BRSDM I 2O2O

TENTANG

TATA KERJA PENYULUH PERIKANAN PNS, PENYULUH PERIKANAN BANTU,


DAN PENYULUH PERIKANAN SWADAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA


KELAUTAN DAN PERIKANAN,

Menimbang a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran


penlrrluhan dalam pendampingan dan
pemberdayaan pelaku utama dan pelaku usaha
kelautan dan perikanan, perlu adanya pembagian
peran antara Penyuluh Perikanan PNS, Penyuluh
Perikanan Bantu, dan Peny'uluh Perikanan
Swadaya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Kepala Badan tentang Tata Kerja
Penyuluh Perikanan Pegawai Negeri Sipil, Penyuluh
Perikanan Bantu, dal Penyuluh Perikanan
Swadaya;
Mengingat J. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2O15 Nomor 1 1 1),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 20 15
tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O17
Nomor 5);
2. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
31/PERMEN-KP l2Ol4 tentang Pedoman
Pemberdayaan Penl'uluh Perikanan Swasta dan
Penyuluh Perikanan Swadaya (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1136);
3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
30/ PERMEN-KP I 2014 tentang Mekanisme Kerja dan
Metode Penyuluhan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1135);
4. Peraturan Menteri Kelautan dan perikanan Nomor
6/PERMEN-KP|2OL7 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kelautan dan perikanan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220),
sebagaimana telah diubah dengan peraturan
Menteri Kelautan dan perikanan Nomor 7 Tahun
2018 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 317);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN KEPALA BADAN RISET DAN SUMBER DAYA
MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG TATA
KERJA PENYULUH PERIKANAN PEGAWAI NEGERI SIPIL,
PENYULUH PERIKANAN BANTU, DAN PEMULUH
PERIKANAN SWADAYA.
Kesatu Peraturan Kepala Badan tentang Tata Kerja penyuluh
Perikanan Pegawai Negeri Sipil, penyuluh perikanan
Bantu, dan Penyuluh perikanan Swadaya bertujuan
sebagai acuan bagi Penyrrluh perikanan dan Stakeholder
dalam meiaksanakan koordinasi dan mekanisme tugas
dalam pendampingan dan pemberdayaan kepada pelaku
utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan.
Kedua Peraturan Kepala Badan tentang Tata Kerja penyuluh
Perikanan Pegawai Negeri Sipil, penyuluh perikanan
Bantu, dan Penyuluh perikanan Swadaya sebagaimana
tercantum pada Lampiran merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Kepala Badan ini.
Ketiga Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 3 r^al6 2O2O
KEPALA BADAN RISET
DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN,

ttd
SJARIEF WIDJAJA
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian S ukum dal Organisasi,
Lampiran
Peratural Kepala Badan Riset
dan Sumber Daya Manusia
Kelautan dan Perikanan
Nomor !{/ xeP-BRSDM/ 2020
Tentang Tata Kerja Penyrluh Perikanan
Pegawai Negeri Sipil, Penyuluh Perikanan
Bantu, dan Peny'uluh Perikanan Swadaya

BAB I
PEITDAHULUAIT

A. Latar Belakang

Penyuluh Perikanan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup,


tugas, tanggungjawab dan wewenang secara penuh yang diberikan oleh
pejabat yang berwenang dalam proses pembelajaran bagi pelaku utama dan
pelaku usaha perikanan agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Untuk
melaksanakan fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis tersebut,
diperlukan Penyuluh Perikanan yang professional. Eksistensi Penyuluh
Perikanan yang profesional dibutuhkan untuk mendukung sumber daya
manusia unggul indonesia maju pada Tahun 2019-2024 derlgan misi
menyejahterakan masyarakat kelautan dan perikanan'

Konteks tenaga Peny'uluh awalnya dipersepsikan sebagai Pegawai Negeri


Sipil, namun saat ini telah terjadi pergeseran paradigma pelaksanaan
penl,uluhan di tataran lapang, tidak hanya oleh Peny'uluh Pegawai Negeri Sipil,
narnun telah dilaksanakan oleh kalangan pelaku utama dan pelaku usaha
kelautan dan perikanan yang memiliki kemampuan teknis, kompetensi dan
manajerial yang sangat maju dan memiliki kemampuan dalam
menyebarluaskan ilmu dan pengetahuan berbentuk materi penyuluhan.
Mereka dinomenkalturkan dengan Penrrluh Perikanan swadaya. selain itu,
kebutuhan akan Penyuluh Perikanan dilengkapi dengan Peny'uluh Perikanan
Bantu yang merupakan tenaga Penyuluh Perikanan yang setiap tahun direkrut
secara kontraktual.

secara faktual, jumlah Penyrrluh Perikanan yang ada belum memenuhi


kebutuhan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat pelaku
utama perikanan. Kekurangan kebutuhan Pen,'uluh Perikanan dipenuhi
melalui pengadaaan Penyuluh Perikanan Bantu dan pengangkatan dan
Penyuluh Perikanan Swadaya.

Dalam tataran lapang, Penymluh Perikanan Pegawai Negeri Sipil,


Penyuluh Perikanan Bantu, dan Penyuluh Perikanan Swadaya prinsipnya
selain melakukan penyrrluhan yang sama kepada nelayan, pembudidaya ikan,
pengolah dan pemasar hasil perikanan, dan petambak gararn, juga menyuluh
kepada pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga
pemerhati perikanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat. Oleh karena
itu, perlu ditetapkan mekanisme kerja dan koordinasi antara Penyuluh
Perikanan Pegawai Negeri Sipil, Penyuluh Perikanan Bantu, dan Penyuluh
Perikanan Swadaya melalui Peraturan Kepala Badan Riset dan Sumber Daya
Manusia Kelautan dan Perikanan.

B. Maksud dan Tujuan

Peraturan Kepala Badan Riset dan sumber Daya Manusia Kelautan dan
Perikanan ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam mekanisme pelaksanaan
tugas penyuluhan dan pendampingan kepada pelaku utama dan pelaku usaha
kelautan dan perikanan.

Sedangkan tujuan dari Peraturan Kepala Badan ini antara lain:

1. memberikan acuan kerja, tugas dan fungsi Penyuluh Perikanan PNS,

Penyuluh Perikanan Bantu, dan Penyuluh Perikanan Swadaya;

2. membangun mekanisme dan tata kerja Penyuluh Perikanan PNS, Penyuluh


Perikanan Bantu, dan Peny'uluh Perikanan Swadaya;

3. menetapkan hubungan koordinasi antara Penyuluh Perikanan PNS,

Penyuluh Perikanan Bantu, dan Penyuluh Perikanan Swadaya;

4. meningkatkan kinerja Penyuluh Perikanan yang efektif dan efisien


mendukung penyelenggaraan penyuluhan perikanan di kabupaten/kota;
dan

5. menjadi acuan bagi Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan


Perikanan, Unit Pelaksana Teknis yang mengurusi Penyrluhan Kelautan
dan Perikanan, dan stakeholder dalam mengevaluasi kinerja Peny'uluh
Perikanan.
C. Keluaran

Ditetapkannya Peraturan Kepala Badan sebagai acuan dalam


pendampingan dan pemberdayaan pelaku utama dan pelaku usaha kelautan
dan perikanan.

D. Sasaran

Sasaran Peraturan ini adalah :

1. Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai instansi pembina Peny'uluh


Perikanan;

2. Penyrrluh Perikanan Pegawai Negeri Sipil, Penyrrluh Perikanan Bantu, dan


Penyuluh Perikanan Swadaya; dan

3. Stakeholder pemanfaat hasil pelaksanaan penlmluhan dan pendampingan


kepada pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan'

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Peraturan ini meliputi :

l. Fungsi, Status, Pengangkatan, dan Penempatan Penlrrluh Perikanan


Pegawai Negeri Sipil, Penrrluh Perikanan Bantu, dan Penyuluh Perikanan
Swadaya; dan

2. Hubungan kerja dan koordinasi Penyuluhan antara Penyuluh Perikanan


Pegawai Negeri Sipil, Penyuluh Perikanan Bantu, dan Peny'uluh Perikanan
Swadaya.

F. Pengertian Umum
Dalam Peraturan Kepala Badan ini, yang dimaksud dengan:

1. Penlrrluhan Perikanan yang selanjutnya disebut Penyrrluhan adalah


proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka
mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup;

2. Kelembagaan Penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan/atau


masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan
penyuluhan;
3. Peny'uluh Perikanan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut
Penyuluh Perikanan PNS adalah pegawai negeri sipil dalam jabatan
fungsional yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan
penyuluhan;

4. Peny'uluh Perikanan Bantu, yang selanjutnya disingkat PPB adalah tenaga


teknis yang diberi tugas dan kewenangan oleh pejabat yang berwenang di
pusat untuk melaksanakan tugas Penyuluhan Perikanan dalam suatu
ikatan kerja selama jangka waktu tertentu;

5. Penyrrluh Perikanan Swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam


usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya
sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh;

6. Koordinator Penyuluh Perikanan adalah Peny'uluh Perikanan Pegawai


Negeri Sipit yang ditugaskan untuk mengkoordinasikan kegiatan
penyuluhan perikanan di Kabupaten/ Kota;

7. Rencana Kerja Penyuluhan Perikanan adalah jadwal kegiatan yang


disusun oleh Penyuluh Perikanan berdasarkan programa peny-rluhan;

8. Materi pen5,'uluhan adalah pesan dan/atau informasi yang akan


disampaikan oleh penyuluh perikanan kepada pelaku utama dan pelaku
usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi teknologi, sosial, manajemen,
ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan;
g. Programa Penymluhan adalah rencana tertulis yang disusun setiap tahun
secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan;

10. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh Perikanan adalah


Kementerian Kelautan Perikanan;

11. Indikator kinerja Penyrrluh Perikanan adalah segala hal yang dapat
dijadikan sebagai landasan atau dasar menentukan seorang penyuluh
perikanan telah bekerja sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan'
BAB II
FUNGSI DAN STATUS PEIM'LUH PERII(ANAN PI{S' PEIITTULUH
PERIKANAN BANTU, PENTULUH PERII(ANAN SWADAYA

A. Fungsi, Status dan PenemPatan

1. Fungsi Penyuluh Perikanan meliputi:


a. Enlightening: yaitu Kemampuan Penlrrluh memberikan pencerahan
kepada masyarakat. Tolak ukurnya adalah keberhasilan Penyuluh
memberikan pencerahan kepada Penyuluh Perikanan. Enlightening
diartikan sebagai upaya Penrrluh merubah perilaku dan sikap pelaku
utama dari tidak mau menjadi mau.

b. Ennchment: Setiap Penyuluh harus dapat memperkaya pelaku


utama/usaha dengan informasi dan teknologi, sehingga penyuluh lah
sumber pengetahuan. Enrichment diartikan sebagai upaya Penyuluh
merubah perilaku dan sikap pelaku utama dari tidak tahu menjadi
tahu. Sumber informasi dan pengetahuan yang diperoleh penyuluh
bersumber dari riset. Sinergi riset dan Penyuluh harus menghasilkan
desa inovasi.

c. Empouerment: Kemampuan Penyuluh dalam memberdayakan


masyarakat dan menginisiasi untuk menciptakan sesuatu dalam
rangka mengubah hidup pelaku utama dan pelaku usaha'
Empowerment diartikan sebagai upaya Penyuluh untuk meningkatkan
kapasitas dan keterampilan pelaku utama dan pelaku usaha.

2. Peran Peny'uluh Perikanan adalah:


a. Motivator;
b. Fasilitator;
c. Mediator; dan

d. Dinamisator.

3. Status Penyuluh Perikanan adalah:


a. Memiliki Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal) di UPT lingkup
BRSDMKP yang memiliki tugas dan fungsi penyuluhan, sehingga
pembinaan dan administrasi kepegawaian merupakan kewenangan
Satminkal Penyuluhan KP;
b. Ditugaskan pada Dinas yang menangani perikanan di Kabupaten/Kota;
c. Memiliki Wilayah kerja pada kawasan potensi perikanan di wilayah
keda binaan Satminkal Penyuluhan KP ; dan

d. Segala hal terkait disiplin Pegawai Negeri Sipil merujuk kepada


Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.

4. Pengangkatan Penyuluh Perikanan PNS dilaksanakan sesuai dengan


kebutuhan dan formasi yang tersedia, sedangkan Penetapan Peny'urluh
Perikanan Bantu, Penyuluh Perikanan Swadaya dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

5. Penempatan Penyuluh Perikanan Bantu dan Penyuluh Perikanan Swadaya


dilaksanakan sebagai mitra kerja Penyuluh Perikanan PNS. Penempatan
Penyuluh Perikanan Bantu, Penyuluh Perikanan Swadaya dan Peny'uluh
Perikanan Swasta, dilaksanakan untuk:

a. Meningkatkan kawasan dan sentra potensi perikanan;


b. diseminasi teknologi Perikanan; dan
c. peran serta kemitraan pelaku utama, pelaku usaha, dan swasta;

d. meningkatkan rumah tangga perikanan; dan

e. Pendampingan kegiatan pemberdayaan.

B. Pen5ruluh Perikanan PIiIS

T\rgas Penyuluh Perikanan PNS meliputi:

l. menl.usun Rencana Kerja Penyuluhan Perikanan;

2. melakukan pembinaan/peny'uluhan kepada pelaku utama dan/atau


pelaku usaha kelautan dan perikanan;

3. menumbuhkan kelompok pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan


dan perikanan;

4. melakukan penilaian kelas kemampuan kelompok pelaku utama


dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan;
5. meningkatkan kelas kelompok pelaku utama dan/atau pelaku usaha
kelautan dan perikanan;
6. melaksanakan pembinaan kepada Usaha Mikro dan Kecil sektor kelautan
dan perikanan;

7. melakukan pembinaan kepada koperasi dan/atau korporasi sektor


kelautan dan perikanan;

8. fasilitasi pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan


dalam akses permodalan/ pembiayaan usaha kelautan dan perikanan;

9. fasilitasi pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan


dalam akses pasar hasil perikanan;

10. fasilitasi pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan
dalam akses informasi dan teknologi kelautan dan perikanan yarg
dibutuhkan;

11. mensosialisasikan peraturan terkait kelautan dan perikanan kepada


pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan;

12. melakukan pendampingan kelompok dalam proses dan setelah


mendapatkan Bantuan Pemerintah;

13. melakukan pendataan dan/atau updating Pelaku Utama Kelautan dan


Perikanan dan pendataan produksi; dan

14. membuat laporan.


itu setiap jenjang jabatan Penyuluh Perikanan PNS melakukan
Selain
butir kegiatan sebagaimana tercantum dalam peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19 Tahun 2008 tentang Jabatan
Fungsional Penymluh Perikanan dan Angka Kreditnya.

C. Penyuluh Perikanan Bantu


Tugas PPB meliputi:

L men,'usun Rencana Kerja Penyrrluhan Perikanan;

2. melakukan pembinaan/penyrrluhan kepada pelaku utama dan/atau


pelaku usaha kelautan dan perikanan;

3. menumbuhkan kelompok pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan


dan perikanan;

4. melakukan penilaian kelas kemampuan kelompok pelaku utama


dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan;
5. meningkatkan kelas kelompok pelaku utama dan/atau pelaku usaha
kelautan dan perikanan;

6. melaksanakan pembinaan kepada Usaha Mikro dan Kecil sektor kelautan


dan perikanan;

7. melakukan pembinaan kepada koperasi dan/atau korporasi sektor


kelautan dan perikanan;

8. fasilitasi pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan


dalam akses permodalan/pembiayaan usaha kelautan dan perikanan;

9. fasilitasi pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan


dalam akses pasar hasil perikanan;

10. fasilitasi pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan
dalam akses informasi dan teknologi kelautan dan perikanan yang
dibutuhkan;

11. mensosialisasikan peraturan terkait kelautan dan perikanan kepada


pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan;

12. melakukan pendampingan kelompok dalam proses dan setelah


mendapatkan Bantuan Pemerintah;

13. melakukan pendataan dan/atau updating Pelaku Utama Kelautan dan


Perikanan dan pendataan produksi; dan

14. membuat laporan.

D. Penyuluh Perikanan Swadaya

Tugas Penyuluh Perikanan Swadaya meliputi:


1. menyusun rencana kerja penyuluhan perikanan yang dikoordinasikan
dengan kelembagaan penyrluhan perikanan setempat;
2. melaksanakan kegiatan penyuluhan perikanan sesuai dengan rencana
kerj a yang telah disusun;
3. mendampingi dan membina minimal I (satu) kelompok diwilayah kerja
yang berbeda dengan penyuluh perikanan
4. mengikuti kegiatan penyuluhan di wilayah kerjanya;
5. Melakukan koordinasi dengan Peny'uluh Perikanan, pelaku utama dan
pelaku usaha dalam rangka mewujudkan sinergitas kerja;
6. berperan aktif dalam menumbuhkembangkan kelembagaan pelaku utama
dan pelaku usaha;
7. menjalin kemitraan dengan Pelaku utama dan pelaku usaha perikanan;
8. menyampaikan informasi dan teknologi kepada pelaku utama dan pelaku
usaha;
9. melaksanakan proses pe mbelajaran secara partisipatif melalui berbagai
media penyuluhan; dan
10. menyusun laporan kegiatan penyrrluhan yang dilaksanakan.
BA"B III
HUBUNGAN KERJA PENYULUH PERIKANAN PNS, PPB, PEIIY('LUH
PERIKANAN SWADAYA

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Peny'uluh Perikanan PNS,


Penyuluh Perikanan Bantu, Penyuluh Perikanan Swadaya dan Penyuluh
Perikanan Swasta adalah mitra kerja dengan wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik di wilayah kerja masing-masing
maupun antar wilayah kerjanya sesuai dengan tugas masing-masing.

Koordinator Penyuluh
Parikanan
Penyuluh (-, i------'
Perikanan PNS

Pelaku Utama
dan Pelaku I 7

Usaha KP
v
Penyuluh Penyuluh
Perikanan
L '1. 8 ,r --::--------> Perikanan
swadaya Eantu
A

Keterangan Alur/Bagan:

,r315 Hubungan kerja pembinaan dan pengawasan Koordinator


Pen5,r-rluh Perikanan dengan Penyuluh Perikanan PNS,
Penl'uluh Perikanan Bantu, dan Penyrrluh Perikanan Swadaya;
Tugas Koordinator Peny,uluh Perikanan Kabupaten/Kota
sebagai berikut:
a. Mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan kelautan dan
perikanan di Kabupaten/ Kota;
b. Memberikan pelayanan informasi dan mengkomunikasikan
kegiatan penl,uluhan kepada Peny'uluh Perikanan di wilayah
kerja penyrrluh perikanan;
c. Membantu monitoring dan evaluasi kegiatan penlT rluhan
perikanan di wilayah kerja;
d. Merekapitulasi hasil pelaporan dari Penyuluh Perikanan
Bantu, Peny'uluh Perikanan Swadaya, dan Penl'uluh
Perikanan Swasta.
e. Menyampaikan laporan kegiatan penyuluhan perikanan
setiap semester Kepada Satminkal:
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Pusat yang
menangani penyuluhan sesuai tugas dan fungsinya.
2,4,6,7,8,9 : Hubungan kerja koordinatif dan konsultatif Penyuluh Perikanan
-------------> Bantu dengan Penyuluh Perikanan PNS, Penyuluh Perikanan
Swadaya.
a. Mengumpulkan dan mengolah data/informasi tentang
potensi wilayah, ekosistem perairan, atau permasalahan
individu, kelompok, maupun masyarakat perikanan;
b. Meny,usun Rencana Ke4'a Penyuluhan berbasis kebutuhan
pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan;
c. Memfasilitasi pelaku utama (KUB/Poklahsar/Pokdakan)
dalam pelaksanaan PRA dan Penl'usunan Programa
Penyrrluhan di tingkat kecamatan dan/atau
kabupaten/ kota;
d. Menyrrsun materi penyuluhan dalam bentuk media cetak,
media tertayang dan media terdengar;
e. Melakukan kunjungan pembinaan kepada pelaku utama
dan pelaku usaha;
f. Menumbuhkembangkan usaha dan kelembagaan pelaku
utama dan pelaku usaha perikanan;
g. Melakukan pemberdayaan, pembinaan teknis dan
manajemen kelompok pelaku utama perikanan melalui
fasilitasi pelatihan, bimbingan, dan
demonstrasi/ percontohan;
h. Melakukan pembinaan UMK dan Koperasi sektor Kelautan
dan Perikanan;
i. Memfasilitasi pelaku utama dan pelaku usaha sektor KP
untuk mendapatkan akses IPTEK, akses pasar, dan akses
modal; dan
j. Melaksanakan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan
penyrrluhan dan mendiskusikan konsep hasil evaluasi
dampak penyrluhan perikanan di wilayah kerja.
BAB IV
PENUTUP

Pedoman ini memberikan arah bagi penyuluh perikanan pNS, penyuluh


Perikanan Bantu, Penyrrluh Perikanan Swadaya dan penyuluh perikanan
Swasta dalam melaksanakan kegiatan pendampingan dan penyuluhan kepada
pelaku utama dan pelaku usaha Kelautan dan perikanan. penyesuaian-
penyesuaian dapat dilakukan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
yang ada pada pedoman ini. Tata kerja penyuluh perikanan pegawai Negeri
Sipil, Penyuluh Perikanan Swadaya dan penyuiuh perikanan Swasta
diharapkan dapat memberikan efektivitas dan efisisensi pendampingan bagi
pelaku utama dan pelaku usaha Kelautan dan perikanan. pusat pelatihan dan
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan sebagai instansi pembina penyrrluh
Perikanan melakukan pembinaan dan pemantauan kinerja akan tugas dan
fungsinya di tataran lapang dengan baik, tanpa menimbulkan ketergantungan
dan permasalahan di masa mendatang.

KEPALA BADAN RISET


DAN SUMBER DAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN,

trd

SJARIEF WIDJAJA
S aslinya
Kepala Bagian kum dan Or g€rmsasr,

Anda mungkin juga menyukai