PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 9/PER-DJPSDKP/2020
TENTANG
DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN,
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENANGKAPAN,
PEMBUDIDAYAAN DAN DISTRIBUSI LOBSTER (Panulirus
spp.), KEPITING (Scylla spp.), DAN RAJUNGAN (Portunus
spp.) DI WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA.
-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud
dengan:
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Direktur Jenderal ini meliputi :
a. Peraturan ini berlaku untuk Pengawas Perikanan
Direktorat Jenderal PSDKP dan Pemerintah Daerah; dan
-5-
BAB IV
TEKNIS PENGAWASAN
Pasal 4
Pengawasan Penangkapan, Pembudidayaan dan Distribusi
Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan
(Portunus spp.) di wilayah Negara Republik Indonesia
dilaksanakan oleh Pengawas Perikanan.
Pasal 5
Pengawas Perikanan sebagaimana dimaksud Pasal 4
melaksanakan tugas di:
a. WPPNRI;
b. kapal perikanan;
c. pelabuhan perikanan dan/atau Pelabuhan lainnya yang
ditunjuk;
d. pelabuhan tangkahan;
e. sentra kegiatan perikanan;
f. area pembenihan ikan;
g. area pembudidayaan ikan;
h. UPI; dan/atau
i. kawasan konservasi perairan.
Pasal 6
(1) Pengawas Perikanan dalam menjalankan tugas
pengawasan penangkapan, pembudidayaan dan distribusi
Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan
Rajungan (Portunus spp.) di wilayah Negara Republik
Indonesia wajib dilengkapi:
a. Surat Tugas dari atasan;
b. instrumen pengawasan; dan
-6-
Pasal 7
Pelaksanaan tugas Pengawas Perikanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan terhadap setiap orang yang
melakukan:
a. penangkapan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla
spp.), dan Rajungan (Portunus spp.);
b. pembudidayaan Lobster (Panulirus spp.), dan Kepiting
(Scylla spp.); dan
c. distribusi komoditas Lobster (Panulirus spp.), Kepiting
(Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.) di luar instalasi
karantina ikan dan di luar tempat pemasukan dan/atau
pengeluaran.
Pasal 8
(1) Pengawas Perikanan melakukan pengawasan kegiatan
penangkapan dengan cara memeriksa:
Pasal 9
(1) Pengawas Perikanan melakukan pengawasan kegiatan
pembudidayaan dengan cara memeriksa:
a. kesesuaian asal benih;
b. area pembudidayaan;
c. dokumen perizinan;
d. jumlah lobster yang dilepasliarkan;
e. jenis pakan; dan
f. jenis obat yang digunakan.
Pasal 11
Cara pengukuran karapas Lobster (Panulirus spp.), Kepiting
(Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.), sebagaimana
- 14 -
Pasal 12
(1) Hasil pengawasan penangkapan, pembudidayaan dan
distribusi Lobster (Panulirus spp), Kepiting (Scylla spp) dan
Rajungan (Portunus spp) sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8, Pasal 9 dan Pasal 10 dapat dituangkan dalam
Berita Acara Hasil Pengawasan.
(2) Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan sebagai dasar analisis untuk mengetahui
adanya indikasi pelanggaran perikanan yang telah
dilakukan.
(3) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
BAB V
TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN
Pasal 13
(1) Pengawas Perikanan melakukan analisa terhadap hasil
pengawasan penangkapan, pembudidayaan dan distribusi
Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan
Rajungan (Portunus spp.).
(2) Dalam hal ditemukan indikasi pelanggaran administrasi,
hasil analisa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan sebagai dasar untuk menjatuhkan sanksi
administratif.
(3) Pelanggaran administrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diberikan sanksi administrasi berupa:
a. peringatan/teguran tertulis;
b. paksaan pemerintah yang terdiri dari:
1) penghentian kegiatan penangkapan,
pembudidayaan, pengeluaran, pendidikan,
penelitian, pengembangan, pengkajian dan/atau
penerapan;
2) penyegelan;
- 15 -
BAB VI
PELAPORAN
Pasal 14
(1) Pengawas Perikanan yang melakukan kegiatan
pengawasan penangkapan, pembudidayaan dan distribusi
Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan
Rajungan (Portunus spp.) wajib membuat laporan dan
dokumentasi hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala UPT
PSDKP/Koordinator Satuan Pengawasan Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan paling lambat 3 (tiga) hari setelah
selesai pelaksanaan pengawasan.
(2) Format laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
(3) Pengawas Perikanan dapat menyampaikan laporan hasil
pengawasan melalui suatu sistem informasi dan
manajemen pengawasan perikanan.
(4) Koordinator Satuan Pengawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) melakukan rekapitulasi dan analisis hasil
pelaksanaan kegiatan pengawasan serta melaporkan
kepada Kepala UPT PSDKP sebagaimana tercantum dalam
lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Jenderal ini.
(5) Kepala UPT PSDKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (4) pemerintah daerah melakukan rekapitulasi,
analisis, dan kompilasi hasil pelaksanaan kegiatan
pengawasan, serta melaporkan kepada Direktur Jenderal
sebagaimana tercantum dalam lampiran V yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.
- 17 -
BAB VII
PENUTUP
Pasal 15
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 22 Juni 2020
DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN
SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
Arif Hidayatullah
- 18 -
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN
PERIKANAN
NOMOR 9/PER-DJPSDKP/2020
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
PENANGKAPAN, PEMBUDIDAYAAN DAN
DISTRIBUSI LOBSTER (Panulirus spp.), KEPITING
(Scylla spp.), DAN RAJUNGAN (Portunus spp.) DI
WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA
6 cm
8 cm
12 cm
Gambar Pengukuran Karapas Kepiting (Scylla spp.)
- 19 -
10 cm
ttd.
Arif Hidayatullah
- 20 -
LAMPIRAN II
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN
PERIKANAN
NOMOR 9/PER-DJPSDKP/2020
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
PENANGKAPAN, PEMBUDIDAYAAN DAN
DISTRIBUSI LOBSTER (Panulirus spp.), KEPITING
(Scylla spp.), DAN RAJUNGAN (Portunus spp.) DI
WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA
( ) ( )
Lembar I : Direktur Jenderal PSDKP
Lembar II : Pemilik/Penanggung Jawab
Lembar III : Kepala UPT/Satuan Pengawasan SDKP
Lembar IV : Pengawas Perikanan
Nomor Pemeriksaan : KODE SATKER.BULANTAHUN.NOMOR URUT
- 21 -
LOGO
KOP INSTANSI
Unit Pelaksana Pengawasan
Implementing Unit Of Surveillance
BERITA ACARA HASIL PENGAWASAN PEMBUDIDAYAAN LOBSTER, KEPITING DAN RAJUNGAN
(OFFICIAL REPORT FOR INSPECTION OF AQUACULTURE OF LOBSTER, CRAB AND SWIMMING CRAB)
DIISI OLEH PENGAWAS PERIKANAN (FILLED BY FISHERIES INSPECTOR)
Sesuai Izin
Hasil Pemeriksaan
No Pemeriksaan Dokumen dan Fisik Usaha Data Pada Izin (Compliance)
(Inspection
. (document and Physical Inspection) (Data of License) (Ya/Tidak)
Result)
(Yes/No)
1 Nama Perusahaan/Perorangan
2 Nama Pemilik
3 Alamat Perusahaan/Pemilik
4 NIB (Nomor Induk Berusaha)
Nomor
SIUP/TDUPI/TPUPI/
5 Masa Berlaku
Dokumen penetapan
Instansi Penerbit
Jalan
Desa/Kelurahan
Kecamatan
6 Lokasi Usaha/area
Kabupaten/Kota
pembudidayaan
Provinsi
Titik Koordinat
Rencana Zonasi WP3K
Surat Persetujuan Nomor
7 pembudidayaan di Masa Berlaku
Provinsi lain Instansi Penerbit
8 Kuota penangkapan
9 Jenis komoditas yang dibudidayakan
Jumlah
Panjang Berat Bertelur/
Jumlah, ukuran, kondisi (bertelur/tidak) (ekor/kg
(cm) (gram) tidak
)
10 1. Jenis 1…
2. Jenis 2…
3. Dst..
Nomor
Surat Keterangan
Instansi Penerbit
Asal Ikan
11 Jenis dan Jumlah
(SKAI)/Benih
Ikan/Benih/Induk
Nama/Merk
No Pendaftaran
12 Pakan Ikan
Label
Nomor SKT
Kategori
Nama/Merk
Obat Ikan/ Bahan
13 No Pendaftaran
Kimia
Label
Nomor SKT
Jumlah Panen
Jumlah 2% dari panen
Ukuran (Panjang dan
14 Pelepasliaran
berat)
Lokasi (titik koordinat)
Waktu (DD/MM/YY)
Analisa Hasil Pemeriksaan :
(Inspection Analysis)
Tempat dan Tanggal Pemeriksaan
(Place and Date of Inspection)
Menyetujui Pengawas Perikanan,
Pemilik/Penanggung Jawab
( ) ( )
Lembar I : Direktur Jenderal PSDKP
Lembar II : Pemilik/Penanggung Jawab
Lembar III : Kepala UPT/Satuan Pengawasan SDKP
Lembar IV : Pengawas Perikanan
Nomor Pemeriksaan : KODE SATKER.BULANTAHUN.NOMOR URUT
- 22 -
ttd.
Arif Hidayatullah
TB. HAERU RAHAYU
- 23 -
LAMPIRAN III
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN
PERIKANAN
NOMOR 9/PER-DJPSDKP/2020
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
PENANGKAPAN, PEMBUDIDAYAAN DAN
DISTRIBUSI LOBSTER (Panulirus spp.), KEPITING
(Scylla spp.), DAN RAJUNGAN (Portunus spp.) DI
WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA
1. Teguran tertulis
Sanksi administrasi teguran tertulis adalah sanksi yang
diterapkan kepada penganggung jawab usaha dan/atau kegiatan
dalam hal penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan telah
melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan dan
persyaratan yang ditentukan dalam pengelolaan Lobster (Panulirus
spp.), Kepiting (Scylla spp.) dan Rajungan (Portunus spp.). Namun
pelanggaran tersebut baik secara tata kelola pengeloaan yang baik
mapun secara teknis masih dapat dilakukan perbaikan dan juga
belum menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian Lobster
(Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.) dan Rajungan (Portunus
spp.). Pelanggaran tersebut harus dibuktikan dan dipastikan
belum menimbulkan dampak negatif terhadap pengelolaan Lobster
(Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.) dan Rajungan (Portunus
spp.) berupa pemenuhan persyaratan administrasi, misalnya:
2. Paksaan Pemerintah
Paksaan pemerintah adalah sanksi administrasi berupa tindakan
nyata untuk menghentikan pelanggaran dan/atau memulihkan
dalam keadaan semula.
sesuai; dan
7) melakukan penangkapan dalam rangka pendidikan,
penelitian, pengembangan, pengkajian dan/atau penerapan
di Wilayah Negara Republik Indonesia tanpa dilengkapi
dokumen terkait peruntukan;
8) melakukan pembudidayaan Lobster (Panulirus spp.) dan/
atau Kepiting (Scylla spp.) yang asal benihnya tidak sesuai;
9) melakukan pembudidayaan Lobster (Panulirus spp.)
dan/atau Kepiting (Scylla spp.) yang area pembudidayaannya
tidak sesuai;
10) melakukan pelepasliaran Lobster (Panulirus spp.) hasil
pembudidayaan yang jumlahnya tidak sesuai ketentuan;
11) melakukan pembudidayaan Lobster (Panulirus spp.)
dan/atau Kepiting (Scylla spp.) menggunakan jenis obat dan
pakan ikan yang tidak sesuai ketentuan;
3. Pembekuan izin
Sanksi administrasi pembekuan izin penangkapan,
pembudidayaan dan/atau distribusi Lobster (Panulirus spp.),
Kepiting (Scylla spp.) dan Rajungan (Portunus spp.) adalah sanksi
yang berupa tindakan hukum untuk tidak memberlakukan
sementara izin tersebut yang berakibat pada berhentinya suatu
usaha dan/atau kegiatan. Pembekuan izin ini dapat dilakukan
dengan atau tanpa batas waktu.
5. Pencabutan izin;
Sanksi administrasi berupa pencabutan izin diterapkan terhadap
pelanggaran, misalnya:
7. denda administrasi
Yang dimaksud dengan sanksi administrasi denda adalah
pembebanan kewajiban untuk melakukan pembayaran sejumlah
uang tertentu dari setiap Orang yang melakukan penangkapan,
pembudidayaan, dan distribusi Lobster (Panulirus spp.), Kepiting
(Scylla spp.) dan Rajungan (Portunus spp.) karena tidak
melaksanakan paksaan pemerintah.
LAMPIRAN IV
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN
PERIKANAN
NOMOR 9/PER-DJPSDKP/2020
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN
PENANGKAPAN, PEMBUDIDAYAAN DAN
DISTRIBUSI LOBSTER (Panulirus spp.), KEPITING
(Scylla spp.), DAN RAJUNGAN (Portunus spp.) DI
WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Tujuan Kegiatan
D. Waktu dan Tempat
BAB II MATERI DAN METODE
A. Alat dan Bahan
B. Metode
BAB III HASIL KEGIATAN
A. Data dan Informasi
B. Analisis Data dan Informasi
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
A. Rekapitulasi data pengawasan
B. Dokumentasi pengawasan
ttd
........................................
NIP...................................
ttd.
Arif Hidayatullah
TB. HAERU RAHAYU
- 33 -
LAMPIRAN V
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER
DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 9/PER-DJPSDKP/2020
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENANGKAPAN,
PEMBUDIDAYAAN DAN DISTRIBUSI LOBSTER (Panulirus spp.),
KEPITING (Scylla spp.), DAN RAJUNGAN (Portunus spp.) DI
WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA
.....................................
NIP...............................
*)pilih salah satu.
- 34 -
Pakan
berlaku penerbit Kel Kota koor ang t ah penerbit dan Panen h 2% titik (DD/M
Obat
No Pengawas Perusa perusah
an aan izin dinat Jumlah koordin M/YY)
haan Pemilik
Ikan/ at
Benih/
Induk
1
2
3
.....................................
NIP...............................
*)pilih salah satu.
- 35 -
Nama Alamat NIB DOKUMEN PERIZINAN Jenis Jenis 1 .dst Lokasi Usaha Distribusi Tujuan distribusi Peruntukan Sarana Pengawas
Per Nama per No Masa Instansi Pjg Berat Bertelur/ Jmlh Jln Desa/ Kec Kab/ Prov Titik Domestik Jln Desa Kec Kab/ Prov Titik Angkut perikanan
No Tgl
usaha Pemilik usaha berlaku penerbit tidak Kel Kota koord / ekpor / Kel Kota koord
an an izin
1
2
3
4
5
.....................................
NIP...............................
*)pilih salah satu.
Arif Hidayatullah