Anda di halaman 1dari 31

HIMPUNAN NELAYAN SELURUH INDONESIA

MANAJEMEN KELEMBAGAAN PERIKANAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Kelembagaan Perikanan

Oleh :
Abdul Naufal L. 230110150053
Doni Alvian 230110150077
Kristin Debora 230110150091
Brian Tri N.S. 230110150102
Fitrah Subakti 230110150114
Simon Dicky S. 230110150103
Egi Maudy R. 230110150171
Diaz Dwi L. 230110150184

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2018
DAFTAR ISI

BAB . Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii

I PROFIL HNSI .................................................................................................. 1


1.1 Sejarah HNSI ............................................................................................ 1
1.2 Visi – Misi HNSI...................................................................................... 3
1.3 Lambang HNSI......................................................................................... 4
1.4 Susunan Kepengurusan HNSI .................................................................. 4
1.5 Kartu Tanda Anggota HNSI ..................................................................... 9
1.6 Lagu Mars HNSI .................................................................................... 10
II PROGRAM KERJA DAN EVALUASI KINERJA .................................... 11
2.1 Program Kerja ........................................................................................ 11
2.1.1 Program di Bidang Organisasi ................................................................ 11
2.2.2 Program Pendidikan dan Pelatihan dan Penyuluhan .............................. 12
2.2.3 Program Pembinaan Nelayan Perikanan Tangkap .................................. 13
2.2.4 Program Pembinaan Nelayan Budidaya ................................................. 14
2.2.5 Program Pembinaan Nelayan Budidaya Rumput Laut dan Garam ........ 15
2.2.6 Program Pengendalian dan Harga Pemasaran ........................................ 15
2.2.7 Program Permodalan ............................................................................... 16
2.2.8 Program Pembinaan Koperasi................................................................. 16
2.2.9 Program Ketenagakerjaan ....................................................................... 16
2.2.10 Program Pembinaan Hukum, Perundang-Undangan dan Advokasi ....... 17
2.2.11 Program Pelestarian Alam dan Lingkungan Hidup ................................ 17
2.2 Evaluasi Kinerja HNSI ........................................................................... 18
2.2.1 Kinerja HNSI Studi Kasus Kabupaten Deli Serdang ............................. 19
2.2.2 Peran HNSI Dalam Mendukung Nawa Cita Jokowi dan
Nasib Nelayan ......................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 28

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1. Hasil Transformasi Penilaian Pengurus HNSI tentang Kinerja Organisasi
HNSI di Desa Bagan Serdang Tahun 2013 ..................................................... 19
2. Frekuensi Presentase Jumlah Sampel Pengurus HNSI terhadap Penilaian
Kinerja Organisasi HNSI di Desa Bagan Serdang ........................................... 20
3. Hasil Transformasi Penilaian Nelayan Sampel tentang Kinerja Organisasi
HNSI di Desa Bagan Serdang Tahun 2013 ...................................................... 20
4. Frekuensi Presentase Jumlah Nelayan Sampel terhadap Penilaian Kinerja
Organisasi HNSI di Desa Bagan Serdang ........................................................ 21
5. Sikap Nelayan terhadap Kinerja Organisasi Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia (HNSI) di Desa Bagan Serdang ....................................................... 22
6. Hubungan Pengalaman Melaut dengan Sikap Nelayan terhadap Kinerja
Organisasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) .............................. 22
7. Perilaku Nelayan terhadap Kinerja Organisasi Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia (HNSI) di Desa Bagan Serdang ....................................................... 23
8. Hubungan Pengalaman Melaut dengan Perilaku Nelayan terhadap Kinerja
Organisasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) .............................. 24

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


1. Lambang HNSI ........................................................................................... 4
2. Pelantikan Pengurus DPP HNSI Masa Bhakti 2018 - 2023 ........................ 9
3. Skema Prosedur Instalasi dan Registrasi Aplikasi HNSI............................ 9
4. Lagu Mars HNSI ....................................................................................... 10

iii
BAB I
PROFIL HNSI

1.1 Sejarah HNSI


Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) merupakan organisasi
masyarakat berbasis nelayan yang telah diformalkan pemerintah. HNSI bersifat
profesi, non politik, independen yang menganggap seluruh nelayan adalah anggota
HNSI. Eksistensi HNSI dititik beratkan pada pembinaan dan pemberdayaan serta
menyuarakan nasib nelayan , seperti subsidi BBM, pemberian kredit pemerintah,
bantuan dana bergulir, dan lain-lain. Dalam hal ini, HNSI memprovokasi
pemerintah maupun lembaga non pemerintah untuk peduli terhadap kehidupan
nelayan. Selain itu HNSI juga berfungsi sebagai sosial kontrol.
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) lahir pada tanggal 21 Mei 1973
sebagai proses perkembangan sejarah pergerakan kaum Nelayan Indonesia, yang
ditandai dengan penyatuan seluruh ormas-ormas Nelayan sebagai hasil konsensus
nasional dari pimpinan pusat seluruh ormas-ormas Nelayan yang ada pada saat itu
dengan Pemerintah Indonesia. Tercatat pada waktu, Organisasi Nelayan Golkar,
Gerakan Nelayan Marhaenis, Karyawan Nelayan Pancasila, DPP Gerakan Nelayan
Seluruh Indonesia (Gensi), PP Serikat Nelayan Muslimin Indonesia (Sernemi), PB
Serikat Nelayan Islam Indonesia (SNII) serta Himpunan Nelayan dibawah naungan
partai-partai politik dan himpunan-himpunan nelayan lain yang tersebar di seluruh
Indonesia yang tergabung dalam satu wadah perjuangan nelayan yaitu, Himpunan
Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dengan mengeluarkan Catur Krida sebagai
pedoman perjuangannya.
Pada zaman orde lama, nelayan dianggap sebagai salah satu Soko Guru
Revolusi, Anggapan yang relevan selama Indonesia tetap menjadi negara maritim.
Pergantian orde baru, anggapan nelayan sebagai salah satu Soko Guru Revolusi
ditransformasikan menjadi Soko Guru Pembangunan. Sebagai negara maritim,
nelayan sebagai pilar negara. Sebagai agraris, petani adalah pilarnya. Jika kedua
pilar ini melemah maka negara menjadi lemah.

1
2

HNSI dibentuk sebagai wadah perjuangan nelayan. Secara politis,


orgnaisasi HNSI pada awalnya didorong atau lebih dikehendaki untuk melakukan
proses dopolitisasi terhadap masyarakat nelayan yang sebelumnya terkotak-kotak
dalam beberapa kelompok dengan orientasi kepentingan politik yang berbeda-beda.
Setelah proses ini berhasil diprakarsai, dan HNSI terbentuk menjadi sebuah
kekuatan yang menghimpun seluruh nelayan di Indonesia, ternyata dalam
perjalanannya hanya menjadi instrumen politik bagi kepentingan rezim Orde Baru.
Sehingga eksistensi HNSI yang diharapkan dapat mengartikulasikan kepentingan
nelayan, mengambil prakarsa untuk mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah agar
mengakomodir hukum adat dan memberikan hak-hak ekslusif kepada nelayan
selama itu tidak pernah tercapai. Seiring dengan kondisi politik saat itu, HNSI
sempat menjadi motor politik pada orde baru, namun ketika bergulirnya era
reformasi di Indonesia HNSI secar otomatis menjadi organisasi yang bersifat
profesi, non politik, dan independen, dimana menganggap seluruh nelayan adalah
anggota dari HNSI.
HNSI memandang hanya Pancasila dan UUD 1945 sebagai satu-satunya
azas dan landasan perjuangan untuk mewujudkan cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan yakni masyarakat adil dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Bagi HNSI, cita-cita luhur Bangsa Indonesia seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 harus dicapai melalui kegiatan
pembangunan disegala bidang, khususnya pembangunan kelautan dan perikanan
sebagai satu kesatuan dari pembangunan nasional. Pembangunan kelautan dan
perikanan yang didambakan oleh HNSI adalah pembangunan manusia Nelayan
seutuhnya dan masyarakat seluruhnya dalam rangka pembangunan wilayah laut,
pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil serta pemanfaatan sumberdaya yang
terkandung didalamnya secara terpadu sebagai bagian dari pembangunan nasional.
HNSI memiliki jaringan yang sangat kuat, infrastruktur yang dimiliknya
bisa dibilang kuat mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Kini , HNSI memiliki 39
DPD (Dewan Perwakilan Daerah) tingkat Provinsi, 359 DPC (Dewan Perwakilan
Cabang) tingkat Kabupaten/Kota serta tidak kurang 16,2 juta anggota HNSI yang
berada di sentra-sentra nelayan di Indonesia.
3

Sekretariat HNSI Pusat berlokasi di Jakarta dengan rincian identitas umum


sebagai berikut.
Nama Lembaga : Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia
Sekertariat : Jl. Ir. H. Juanda No. 2, Jakarta 10120, Indonesia
Telepon / Fax : 021 – 3813976
E – mail : dpphnsi@gmail.com
Website : http://www.hnsi.or.id

1.2 Visi – Misi HNSI


HNSI memiliki Visi “Berjuang meingkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
nelayan di Indonesia”, dengan Misi :
1) Menjadikan organisasi HNSI mandiri, kuat, professional, berwibawa dan
bermanfaat bagi anggota, masyarakat, bangsa dan negara;
2) Mengoptimalisasi pemanfaatan sumberdaya ikan dan sumberdaya laut,
pesisir pantai dan pulau – pulau kecil lainnya secara lestari dan
berkelanjutan; dan
3) Menjadi mitra pemerintah dan lembaga non pemerintah dalam
pembangunan kelautan dan perikanan serta berperan aktif dalam pertahanan
dan keamanan negara di laut.
Pencapaian Visi – Misi tersebut diperlukan strategi sebagai berikut.
1) Penguatan Kelembagaan HNSI secara menyeluruh dan terpadu mulai dari
tingkat Pusat, di Provinsi, di Kabupaten / Kota, di Kecamatan dan sampai di
tingkat Kelurahan / Desa atau Rukun Nelayan;
2) Melaksanakan pelatihan dan penyuluhan terhadap anggota;
3) Pemberdayaan, peningkatan pendapatan dan taraf hidup Nelayan;
4) Memberikan dukungan bantuan hukum dan advokasi;
5) Melakuan modernisasi dan perbaikan sistem perikanan di Indonesia; dan
6) Kerjasama dan sinergi dengan lembaga pemerintah dan lembaga non
pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
Nelayan.
4

1.3 Lambang HNSI


Berdasarkan keputusan rapat kerja DPP HNSI pada tanggal 08 Februari
2013 memutuskan bentuk dan warna logo HNSI sesuai ADART untuk menghindari
kerancuan penggunaan logo HNSI. Selanjutnya Lambang HNSI yang akan
dipergunakan secara baku adalah sesuai dengan gambar yang terlampir di bawah
ini.

Gambar 1. Lambang HNSI

1.4 Susunan Kepengurusan HNSI


Masa bhakti Pengurus Dewan Pimpinan Pusat HNSI berlangsung selama 5
tahun. Pemilihan Ketua Umum dalam Musyawarah Nasional HNSI ke – VI terjadi
secara akamasi dengan suara bulat dari seluruh 28 DPD dan DPC yang hadir.
Susunan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat HNSI dalam masa bhakti 2012 – 2017
adalah sebagai berikut.

SUSUNAN PENGURUS DEWAN PIMPINAN PUSAT HIMPUNAN


NELAYAN SELURUH INDONESIA MASA BHAKTI 2012-2017
(19 Desember 2012 – 2017)

A. Ketua Umum
Mayor Jenderal TNI Marinir (Purn) Dr. H. Yussuf Solichien Martadiningrat, Ph.D
5

B. Ketua Bidang
 Ketua Bidang Organisasi dan Hubungan
Antar Wilayah : Ir.H.Ulfana Murady,MM
 Ketua Bidang Perikanan dan Budidaya : Dr.Ir.Andi Tamsil
 Ketua Bidang pengelolaan Usaha Dr. Ir. Yulistyo Mudho, M.Sc.
Perikanan :
 Ketua Bidang Koperasi, Pemodalan, dan
Investasi : Ir.Irawan S.Leksono,MM
 Ketua Bidang Kebijakan,Pendidikan, dan
Pelatihan : Sunarko G.Atmodjo
 Ketua Bidang Kerjasama,Kemitraan, dan
Hubungan Luar Negeri : Ir.Rahmad Faiszal

C. Sekretaris Jendral
Sekretaris Jenderal : Dr.Ir.Anton Leonard SP,MM
Wakil Sekjen : Ondy A.Saputra,S.IP,M.SI
Wakil Sekjen : Misbah, SH
Wakil Sekjen : Ida Judiciana, SE
Wakil Sekjen : H. Sayuti

D. Bendahara Umum
Bendahara Umum : Eva Eliza Wibisono
Wakil Bendahara Umum : Krishna Kamil,SE. AK, MBA
Wakil Bendahara Umum : Lydia Assegaf, SE
Wakil Bendahara Umum : Endah Suwani
Wakil Bendahara Umum : Blonda Johan Anggara,SE,MM
6

E. Departemen - Departemen
1) Departemen Organisasi, Kelembagaan dan Kaderisasi
 Mirwan Pulungan (Ketua)
a) Ridwan Simansjah
b) Asri Cipta Utama,SH
2) Departemen Penyerasian Hubungan Antar Wilayah
 Ir. Muhammad Billamar (Ketua)
a) James Then, SE.MM
b) Baihaki Agengsela
3) Departemen Perikanan Tangkap
 Rendra Purdiansa, SH (Ketua)
a) Wannan Simamora, SH
b) Wanto Asnim
4) Departemen Perikanan Budidaya
 Ir. Agus A.Budhiman, M.Aq (Ketua)
a) Ir. Muhammad Husen
b) Ir. Eddy Sudartanto, MS
5) Departemen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
 Dr. Rusman Ghazzali (Ketua)
a) Erwin Hartono Suminto
b) Hadi Komarullah
6) Departemen Energi dan Sarana Prasarana Perikanan
 Siswaryudi Heru, S.Sos (Ketua)
a) H. said Alwan
b) Hilal Fakhruddin
7) Departemen Permodalan dan Investasi Perikanan
 Pahrel Simatupang (Ketua)
a) Rico Menayang, MBA
b) Eko Wijaya Parsito
7

8) Departemen Koperasi dan UKM Perikanan


 Ir. Prasetyawati, MM (Ketua)
a) Mochamad Toha, SE
b) Muhammad Yasin, SE
9) Departemen Kebijakan dan Regulasi
 Prof. Dr.H.M. Havidz Alma, MS (Ketua)
a) Dr.Ir.Nimmi Zulbalnarni, S.Pi, M.Si
b) Dr.Sunarta,SH,MS
10) Departemen Pendidikan, Pelatihan dan Sertifikasi
 Dr. Ir. Nyoman Suyasa (Ketua)
a) Heru Nuryadin
b) Esti Purnawirani, S.Pd.
11) Departemen Kerjasama dan Kemitraan
 Ir. Suryadi Saman, M.Sc (Ketua)
a) Ir. Semmy M.Luhukay, MM
b) Ir. Semmy M. Luhukay, MM
12) Departemen Hubungan Luar Negeri
 Dra. Kuswinarni Soenardi (Ketua)
a) Dra. Widyastuti Handayani
b) Wawan Koswora
13) Departemen Hukum dan Advokasi
 Purwoko J. Soemantri, SH, Mihum (Ketua)
a) H. Deddy Mulyadi Muis, SH
b) Dorel Amir, SH
c) Hj. Dwi Ratna Kartika SH, M.Kn
14) Departemen Humas dan Informatika
 Atep Abdurofiq, M.Si (Ketua)
a) Estiana F.Dewi, S.Kom
b) Karyadi
8

15) Departemen Tenaga Kerja Nelayan


 Djodie Soepriatman, MM, MBA (Ketua)
a) Ariasa Adibroto, M. Si
b) Roy Tumpal
16) Departemen Pemberdayaan Perempuan Nelayan
 Sandra Paramarthi, S.Sos (Ketua)
a) Dra.Mutiah Alhasany
b) Meliana Pancarani
17) Departemen Pemuda dan Anak Nelayan
 Adri Manan, SE (Ketua)
a) Harry Haryono
b) Kiky Yudha Ismunar, SE
18) Departemen Pemukiman, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup
 Drh.Abadi Sutisna (Ketua)
a) Dr. Ipong Wijaya Hembingputra
b) Jasmin Kartiasa Setiawan
19) Departemen Kawasan Pesisir, Pantai dan Pulau Kecil
 Dr.Ir.H.Transtoto Handadhari, SHA, M.Sc (Ketua)
1) Ir. Dasminto, M.Si
2) Steven Pallah, M.Si
20) Departemen Penelitian, Pengembangan Perikanan
 Dr.Ir Suradi Wijaya Saputra, MS (Ketua)
1) Dr. Ir. Fadly Tantu

Pada tanggal 7 Mei2018, dalam Musyawarah Nasional ke – VII, dilantik


Pengurus DPP HNSI dengan Ketua Umum dijabat oleh Dr. H. Yussuf Solichien
Martadiningrat, Ph.D dalam masa bhakti 2018 – 2023. Pelantikan dilakukan pada
tanggal 18 Agustus 2018.
9

Berikut adalah gambar Pelantikan Pengurus DPP HNSI pada masa bhakti
2018 – 2023.

Gambar 2. Pelantikan Pengurus DPP HNSI Masa Bhakti 2018 - 2023

1.5 Kartu Tanda Anggota HNSI


Kartu tanda anggota HNSI sudah ditingkatkan menjadi kartu serbaguna.
selain sebagai tanda anggota, cara daftar dan memperoleh KTA multi guna ini dapat
dilakukan melalui ponsel Android dengan mengunduh aplikasi HNSI dengan skema
prosedur pada gambar di bawah ini:

Gambar 3. Skema Prosedur Instalasi dan Registrasi Aplikasi HNSI


10

1.6 Lagu Mars HNSI


Lagu Mars HNSI diciptakan oleh Johan Murad, S.IP dengan nada dan lirik
yang tertuang dalam gambar berikut.

Gambar 4. Lagu Mars HNSI


BAB II
PROGRAM KERJA DAN EVALUASI KINERJA

2.1 Program Kerja


Program – program kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan oleh HNSI
mencakup bidang organisasi, pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, peningkatan
pendapatan, taraf hidup dan kesejahteraan, permodalan, koperasi dana
ketenagakerjaan serta hukum, perundang-undangan dan advokasi serta pelestarian
lingkungan hidup.
2.1.1 Program di Bidang Organisasi
HNSI melaksanakan konsolidasi anggota dengan memantapkan pembinaan
anggota agar merasa ikut memiliki (melu handarbeni) dan ikut bertanggung jawab
atas kehidupan organisasi.
1) Melaksanakan konsolidasi structural dan mekanisme kerja yang
mencakup:
a) Pemantapan struktur organisasi sampai ke tingkat ranting dan rukun
nelayan di seluruh Indonesia;
b) Menampilkan dan menempatkan kader – kader yang mempunyai
dedikasi pengabdian terhadap kaum nelayan, untuk menempati
pimpinan organisasi disetiap tingkatan dan setiap kegiatan
pembangunan kelautan dan perikanan terutama bagi generasi muda dan
perempuan; serta
c) Mengusahakan agar pengurus organisasi dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawab dengan penuh ketulusan, kerelaan, dedikasi, loyalitas
dan disiplin yang tinggi.
2) Mengadakan pendidikan dan pelatihan kader HNSI yang
diselenggarakan oleh HNSI di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten / kota.
3) Meningkatkan penerbitan bulletin dan jurnal HNSI baik kuantitas,
kualitas maupun penyebarannya, sehingga benar-benar sampai di rukun – rukun
nelayan dan anggota HNSI.

11
12

4) Membentuk dan mendayagunakan kegiatan Yayasan Kesejahteraan


Nelayan (YKN) untuk membantu upaya pemberdayaan, peningkatan taraf hidup
dan kesejahteraan Nelayan.
5) Meningkatkan dan menyempurnakan kegiatan – kegiatan Lembaga
Bantuan Hukum Nelayan (LBH-Nelayan) HNSI di semua tingkat, agar benar-benar
dapat mengabdikan diri pada kepentingan Nelayan dan masyarakat pesisir.
6) Membentuk dan mendayagunakan Badan Khusus Perempuan Nelayan
dan Pemuda Nelayan di semua tingkat Organisasi.
7) Meningkatkan hubungan kerjasama dengan badan – badan / lembaga –
lembaga yang bergerak dalam pembangungan kelautan dan periakanan baik di
dalam negeri maupun di luar negeri.
8) Mengupayakan dan mengefektifkan keikutsertaan HNSI dalam badan
– badan yang dibentuk oleh pemerintah, seperti Dewan Kelautan Indonesia (Dekin),
Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamia), Badan Nasional Pengelola
Perbatasan (BNPP) dan lain-lain.
9) Menempatkan kader-kader HNSI dalam badan – badan yang dibentuk
oleh pemerintah di tingkat Desa seperti LKMD, LMD, PKK, Karang Taruna, KUD,
kelompok – kelompok Nelayan dan lain sebagainya. Meningkatkan hubungan
kerjasama dengan organisasi Nelayan Negara ASEAN dan negara-negara anggota
OKI.
10) Menjamin hubungan kerjasama dengan perwakilan Negara sahabat dan
badan – badan internasional yang bergerak di bidang kelautan dan perikanan yang
berada di Indonesia.

2.2.2 Program Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan


Mencakup upaya kerjasama dengan pihak lain unutk mengadakan pusat
pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perikanan baik di pusat maupun di daerah –
daerah yang memungkinkan sebagai pusat pembinaan dan pengendalian program
pendidikan HNSI.
13

1) Mengupayakan kerjasama dengan pihak lain untuk mengadakan pusat


pendidikan, pelatihan dan penyuluhan perikanan, baik di skala pusat maupun di
daerah-daerah.
2) Mendorong, membina dan mengupayakan pengembangan pendidikan
pada sekolah kejuruan perikanan yang diasuh HNSI dan ikut serta memperluas
pendidikan dan sekolah kejuruan perikanan dan kelautan untuk pembangunan
sektor perikanan dan kelautan berkelanjutan di masa mendatang.
3) Meningkatkan keterampilan dalam mengelola usaha bidang perikanan
dan pemanfaatan teknologi terbaru kepada masyarakat dan nelayan di pesisir
dengan mengadakan pelatihan dan penyuluhan.
4) Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi Nelayan dan masyarakat
pesisir agar mampu mengembangkan teknologi, baik teknologi tradisional maupun
teknologi baru yang tepat guna.
5) Mengintensifkan penyuluhan bersama-sama dengan pemerintah dalam
rangka peningkatan produksi perikanan mulai kegiatan penangkapan dan budidaya
hulu sampai dengan kegiatan industri pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
dengan mengutamakan usaha deversifikasi vertikal dan horizontal.
6) Meningkatkan penyuluhan terhadap Nelayan dan masyarakat pesisir
untuk meningkatkan kesadaran berkooperasi dan meninggalkan pola hidup
konsumtif dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahterannya.

2.2.3 Program Pembinaan Nelayan Perikanan Tangkap


Program ini dilaksanakan dengan cara menanamkan kesadaran kepada
Nelayan perikanan tangkap bahwa peningkatan produksi perikanan tidak saja
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidupnya, tetapi juga
merupakan pengabdian Nelayan terhadap bangsa dan Negara dalam rangka
mencapai ketahanan pangan nasional.
1) Membina Nelayan agar mampu menyerap kemajuan teknologi yang
terus berkembang dalam perikanan tangkap, muai dari teknologi mesin, alat
tangkap dan alat bantu penangkapan yang lebih efektif dan efisien serta teknologi
handling dan sisem pendinginan ikan hasil tangkapanya.
14

2) Mengusahakan perbaikan secara terus menerus terhadap mutu


penangkapan dan hasil produksi perikanan tangkap
3) Memberikan penyuluhan yang lebih efektif terhadap perlakuan hasil
perikanan agar mutu terjamin dan memiliki harga jual yang tinggi.
4) Mengusahakan arus informasi terkait pasar ikan, potensi ikan di daerah
tertentu dan informasi cuaca agar dapat diperoleh oleh nelayan secara cepat dan
tepat.
5) Meningkatkan kemampuan kelompok Nelayan untuk membangun
kapal-kapal ikan yang lebih besar dan dapat beroperasi di Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia (ZEEI) yang banyak dikuasai oleh kapal-kapal asing yang mencuri ikan
kita.
6) Memperjuangkan dan mengupayakan agar pemerintah membentuk
Badan Pengatur Tata Niaga Ikan, agar pasokan dan harga ikan dapat dikendalikan
dan tidak merugikan Nelayan serta untuk mencegah impor ikan yang tidak
dperlukan.
7) Memperjuangkan agar pemerintah tetap memberikan subsidi BBM bagi
Nelayan dan melaksanakan program bantuan untuk Nelayan.
8) Mengusahakan agar arus informasi tentang pasar ikan, potensi ikan di
wilayah tertentu dan cuaca dapat diakses oleh Nelayan dan menjangkau ke sentra-
sentra Nelayan secara cepat dan tepat.
9) Memberikan penyuluhan yang lebih efektif terhadap perlakuan hasil
perikanan agar mutu ikan terjamin dengan harga yang lebih tinggi.
10) Mengusahakan adanya asuransi Nelayan dapat diprogramkan oleh
pemerintah atau lembaga non pemerintah.

2.2.4 Program Pembinaan Nelayan Budidaya


Program ini diselenggarakn dengan menanamkan kesadaran kepada kaum
Nelayan budidaya bahwa peningkatan produksi perikanan budidaya tidak saja
bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidupnya, tetapi juga
merupakan pengabdian Nelayan terhadap bangsa dan Negara dalam rangka
15

meningkatkan daya saing bangsa di bidang perikanan serta untuk mencapai


ketahanan pangan nasional.
1) Menanamkan kesadaran pembudidaya bahwa kegiatan budidaya juga
sebagai bentuk pengabdian kepada negara dan meningkatkan daya saing bangsa dan
ketahanan pangan.
2) Membina pembudidaya agar mampu melakukan intensifikasi,
diversifikasi dan rehabilitasi lahan budidaya untuk meningkatkan produksi dan
pendapatannya.
3) Melakukan penyuluhan dan mempecepat alih teknologi budidaya dan
teknologi pasca panen agar mutu terjaga dan harga jual tinggi.
4) Mengusahakan sarana produksi memadai dan harga terjangkau bagi
nelayan budidaya, termasuk benih, pakan dan obat-obatan bagi kegiatan budidaya.

2.2.5 Program Pembinaan Nelayan Budidaya Rumput Laut dan Garam


Program ini dilakukan dengan cara memperjuangkan adanya penyebaran
bibit unggul rumput laut secara merata di seluruh Indonesia.
1) Memperjuangkan penyebaran bibit rumput laut secara merata di seluruh
Indonesia.
2) Memperbanyak penyediaan dan pemeliharaan wilayah pesisir pantai
untuk kegiatan budidaya rumput laut dan garam.
3) Meningkatkan penanaman dan pemeliharaan rumput laut, baik kualitas
dan kuantitasnya dan mengupayakan standarisasi harga bibit rumput laut.
4) Mengusahakan sarana dan sistem pemasaran yang memadai dan
menjamin terhadap hasil budidaya rumput laut dan garam terkait kepastian usaha
dan harga yang menguntungkan bagi pelaku budidaya rumput laut dan garam.

2.2.6 Program Pengendalian dan Harga Pemasaran


Program ini mengusahakan agar dalam penetapan harga berbagai jenis ikan,
rumput laut dan garam oleh pemerintah dapat merangsang Nelayan untuk
meningkatkan produksinya.
16

2.2.7 Program Permodalan


Program ini meliputi pemupukan modal di sentra – sentra nelayan serta
penyediaan dan penyaluran kredit.
1) Mengupayakan pemupukan modal di sentra-sentra nelayan, serta
penyediaan dan penyaluran kredit.
2) Memberikan pengarahan terhadap pengelolaan modal yang diusahakan
oleh nelayan dan masyarakat pesisir agar dapat berkembang dan dirasakan
manfaatnya langsung oleh yang bersangkutan.

2.2.8 Program Pembinaan Koperasi


Program ini dilaksanakan dengan memasyarakatkan, menumbuhkan dan
menyehatkan koperasi Nelayan agar benar-benar mampu menjadi wahana ekonomi
dari oleh dan untuk Nelayan dan masyarakat pesisir.
1) Memasyarakatkan, menumbuhkan dan menyehatkan koperasi nelayan
agar dapat benar-benar menjadi sarana ekonomi oleh dan untuk nelayan dan
masyarakat pesisir.
2) Meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan mental para pengurus
koperasi nelayan, agar dapat mengembangkan kegiatan koperasi secara baik dan
benar dan menjaga koperasi agar tetap demokratis bagi anggotanya dan
menghindari campur tangan pihak lain yang dapat merugikan nelayan dan
masyarakat pesisir.
3) Mendewasakan kehidupan berkoperasi dalam lingkungan nelayan dan
masyarakat pesisir serta menciptakan iklim yang sehat terhadap petumbuhan
koperasi di sentra-sentra nelayan.

2.2.9 Program Ketenagakerjaan


Program ini diselenggarakan dengan mengadakan pengamatan dan/atau
penelitian terhadap tersedianya lapangan kerja di sentra – sentra Nelayan, sehingga
dapat diketahui secara tepat kemampuan sector kelautan dan perikanan dalam
menyerap tenaga kerja yang ada.
17

1) Membina dan melatih tenaga kerja nelayan yang tidak tertampung


disektor perikanan dan kelautan untuk diarahkan pada bidang kegiatan non kelautan
dan perikanan.
2) Menciptakan lapangan kerja baru di sentra-sentra nelayan dan
mengusahakan adanya proyek-proyek padat karya yang mampu menyerap tenaga
kerja ketika musim paceklik ikan.
3) Meningkatkan mutu dan keterampilan tenaga kerja nelayan dan
mempersiapkan tenaga kerja nelayan baru yang berkualitas.

2.2.10 Program Pembinaan Hukum, Perundang-Undangan dan Advokasi


Program ini mencakup kegiatan mendorong segera dikeluarkan peraturan
perundang-undangan yang baru atau revisi peraturan perundang-undangan tentang
Kelautan Indonesia yang mengatur semua aspek kehidupan dan penghidupan di dan
atau lewat laut, reivisi Undang-Undang tentang Perikanan dan revisi Undang –
Undang tentang Pengelolaan Pantai, Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil.
1) Mengedukasi nelayan dan masyarakat pesisir tentang perundang-
undangan dalam bidang perikanan dan kelautan.
2) Mendorong dan mengupayakan adanya revisi dan pembaharuan
peraturan perundangan-undangan tentang Kelautan dan Perikanan, terkait
pengelolaan pantai, pesisir dan pulau-pulau kecil, serta keamanan dan keselamatan
nelayan di laut.
3) Membantu memberikan advokasi kepada nelayan dan masyarakat
pesisir demi keberlangsungan usaha.mereka.

2.2.11 Program Pelestarian Alam dan Lingkungan Hidup


Program ini dilaksanakan dengan mengintensifkan penerangan dan
penyuluhan untuk mempertebal kesadaran Nelayan dan masyarakat pesisir akan arti
pentingnya kelestarian sumber alam dan lingkungan hidup kelautan dan perikanan
bagi kehidupan bangsa saat ini dan di masa mendatang.
18

1) Mengintensifkan penerangan dan penyuluhan untuk mempertebal


kesadaran nelayan dan masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan sumber daya alam dan lingkungan hidup sektor perikanan dan kelautan.
2) Membina masyarakat pesisir yang menempati wilayah lahan-lahan
kritis dan wilayah konservasi serta wilayah rawan bencana agar dapat dimukimkan
kembali ke wilayah yang lebih aman yang ditetapkan pemerintah
3) Memperjuangkan agar sektor pariwisata tidak mengganggu
kepentingan dan hajat hidup nelayan dan tidak merusak kelestarian lingkungan laut,
pesisir dan pulau-pulau kecil.

2.2 Evaluasi Kinerja HNSI


Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang sering diartikan
sebagai penampilan, unjuk rasa, atau prestasi. Para ahli mengemukakan beberapa
definisi tentang konsep kinerja. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program / kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning
suatu organisasi (Mahsun 2006).
Dalam menilai kinerja organisasi harus dikembalikan pada tujuan atau
alasan dibentuknya suatu organisasi. Indikator yang masih bertalian dengan
sebelumnya adalah seberapa besar efisiensi pemanfaatan input. Hal ini bertujuan
untuk meraih keuntungan itu dan seberapa besar effectivity process (proses
efektivitas) yang dilakukan untuk meraih keuntungan tersebut (Keban 2004).
Penelitian terkait HNSI telah dilakukan di daerah Deli Serdang dengan hasil
penelitian menunjukkan kinerja HNSI Deli Serdang dari penilaian oleh pengurus
HNSI berjalan baik dan dari penilaian oleh nelayan berjalan tidak baik. Terdapat
perbedaan antara penilaian kinerja HNSI Deli Serdang oleh pengurus HNSI dengan
penilaian kinerja HNSI Deli Serdang oleh nelayan. Sikap nelayan terhadap kinerja
HNSI adalah negatif. Diantara karakteristik sosial ekonomi nelayan (umur, tingkat
pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tanggungan keluarga, dan tingkat
pendapatan), hanya karakterisitk tingkat pendapatan nelayan yang berhubungan
dengan sikap nelayan terhadap kinerja HNSI. Perilaku nelayan terhadap kinerja
19

HNSI adalah tidak mendukung. Diantara karakteristik sosial ekonomi nelayan


(umur, tingkat pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tanggungan keluarga, dan
tingkat pendapatan), tidak ada yang berhubungan dengan perilaku nelayan terhadap
kinerja HNSI. Adapun Pembahasan lebih rinci yang telah dibuat yaitu sebagai
berikut :
2.2.1 Kinerja HNSI Studi Kasus Kabupaten Deli Serdang
Setiap organisasi harus memiliki informasi tentang kinerja organisasi.
Informasi tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang
dilakukan organisasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan atau
belum. Akan tetapi dalam kenyataannya banyak organisasi yang justru kurang atau
bahkan tidak jarang ada yang tidak mempunyai informasi tentang kinerja dalam
organisasinya (Bryson 2002).
Penilaian kinerja Organisasi HNSI di daerah penelitian dengan responden
yang merupakan pengurus HNSI dapat dilihat pada Tabel 1. berikut.

Tabel 1. Hasil Transformasi Penilaian Pengurus HNSI tentang Kinerja Organisasi


HNSI di Desa Bagan Serdang Tahun 2013
No Uraian Nilai Yang Nilai Yang Ketercapaian
Indikator Diharapkan Diperoleh (%)
1. Context 4 – 12 10 83,35
2 Input 4 – 12 10,33 86,10
3. Process 4 – 12 11,33 94,42
4. Product 4 – 12 10,67 88,92

Berdasarkan data pada Tabel 1, secara keseluruhan dapat dilihat bahwa


kinerja organisasi HNSI di daerah penelitian diperoleh nilai sebesar 42,33 dengan
persentase sebesar 88,20% dan dengan nilai yang diharapkan sebesar 48. Hal ini
dapat diartikan bahwa kinerja organisasi HNSI di daerah penelitian berjalan baik
dan hampir sesuai dengan apa yang diharapkan.
20

Frekuensi presentase penilaian oleh sampel pengurus HNSI berdasarkan


kinerja organisasi HNSI di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. berikut.

Tabel 2. Frekuensi Presentase Jumlah Sampel Pengurus HNSI terhadap Penilaian


Kinerja Organisasi HNSI di Desa Bagan Serdang
Kriteria Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
Baik 3 100
Kurang Baik 0 0
Tidak Baik 0 0
Jumlah 3 100

Berdasarkan data pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa dari total 3 orang
sampel yang merupakan pengurus HNSI Kabupaten Deli Serdang, secara
keseluruhan menilai kinerja organisasi HNSI di daerah penelitian tergolong
kategori baik dan tidak ada sampel yang menilai kinerja HNSI Kabupaten Deli
Serdang tergolong kurang baik maupun tidak baik.
Frekuensi presentase penilaian oleh sampel pengurus HNSI berdasarkan
kinerja organisai NSI di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Transformasi Penilaian Nelayan Sampel tentang Kinerja


Organisasi HNSI di Desa Bagan Serdang Tahun 2013
Kriteria Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
Baik 2 5,41
Kurang Baik 2 5,41
Tidak Baik 33 89,18
Jumlah 37 100

Bardasarkan data pada Tabel 3, dapat dilihat bahwa kinerja organisasi HNSI
di daerah penelitian berdasarkan penilaian nelayan sampel diperoleh nilai sebesar
17,29 dengan persentase sebesar 41,17% dan dengan nilai yang diharapkan sebesar
42. Hal ini dapat diartikan bahwa kinerja organisasi HNSI di daerah penelitian
berjalan tidak baik dan belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
21

Frekuensi presentase penilaian oleh nelayan sampel berdasarkan kinerja


organisasi HNSI di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Frekuensi Presentase Jumlah Nelayan Sampel terhadap Penilaian Kinerja


Organisasi HNSI di Desa Bagan Serdang
Kriteria Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
Baik 2 5,41
Kurang Baik 2 5,41
Tidak Baik 33 89,18
Jumlah 37 100

Berdasarkan data pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa dari total 37 nelayan
sampel terdapat 2 nelayan sampel (5,41%) yang menilai kinerja organisasi HNSI di
daerah penelitian tergolong kategori baik. Sebanyak 2 nelayan sampel (5,41%)
menilai kinerja organisasi HNSI di daerah penelitian tergolong kategori kurang
baik. Dan sisanya yaitu sebanyak 33 nelayan sampel (89,18%) menilai kinerja
organisasi HNSI di daerah penelitian tergolong kategori tidak baik

A. Sikap Nelayan terhadap Kinerja Organisasi HNSI di Desa Bagan


Serdang
Sikap nelayan terhadap kinerja organisasi Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia (HNSI) di Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten
Deli Serdang diperlihatkan oleh jawaban nelayan terhadap pernyataan-pernyataan
yang diberikan yang masing-masing jawaban memiliki skor tertentu. Interpretasi
terhadap skor masing-masing responden dilakukan dengan mengubah skor tersebut
ke dalam skor standar yang mana dalam hal ini digunakan Model Skala Likert
(Skor T). Dengan mengubah skor pada skala sikap menjadi skor T, menyebabkan
skor ini mengikuti distribusi skor yang mempunyai mean sebesar T= 50 dan
standar deviasi S = 14,17 sehingga apabila skor standar ≥ 50, berarti mempunyai
sikap yang positif. Jika skor standar < 50, berarti mempunyai sikap negatif.
22

Sikap Nelayan terhadap kinerja organisasi HNSI di daerah penelitian dapat


dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Sikap Nelayan terhadap Kinerja Organisasi Himpunan Nelayan Seluruh
Indonesia (HNSI) di Desa Bagan Serdang
No. Kategori Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1. Positif 11 29,73
2. Negatif 26 70,27
Jumlah 37 100

Berdasarkan data pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa dari 37 nelayan sampel,
jumlah nelayan yang menyatakan sikap positif sebanyak 11 orang (29,73%) dan
yang menyatakan sikap negatif sebanyak 26 orang (70,27%). Mayoritas sikap
nelayan sampel adalah negatif sehingga, dapat dikatakan bahwa sikap nelayan
terhadap kinerja organisasi HNSI di daerah penelitian adalah negatif.

B. Hubungan Karakteristik Nelayan dengan Sikap Nelayan terhadap


Kinerja HNSI di Desa Bagan Serdang
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara karakteristik nelayan
(umur, tingkat pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tanggungan keluarga dan
tingkat pendapatan) dengan sikap nelayan terhadap kinerja HNSI Kabupaten Deli
Serdang di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hubungan Pengalaman Melaut dengan Sikap Nelayan terhadap Kinerja


Organisasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI)
No. Karakteristrik Nilai t Nilai t table Interpretasi
Nelayan
hitung (α; 0,05)
1. Umur 0,90 1,69 Tidak ada hubungan
2. Tingkat Pendidikan 0,47 1,69 Tidak ada hubungan
3. Pengalaman Melaut 0,06 1,69 Tidak ada hubungan
Jumlah Tanggungan
4. Keluarga -1,86 1,69 Tidak ada hubungan
5. Tingkat Pendapatan 2,36 1,69 Ada hubungan

Berdasarkan data pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa diantara karakteristik


nelayan (umur, tingkat pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tanggungan
23

keluarga dan tingkat pendapatan), hanya tingkat pendapatan yang memiliki


hubungan dengan sikap nelayan terhadap kinerja HNSI Kabupaten Deli Serdang.

C. Perilaku Nelayan terhadap Kinerja Organisasi HNSI di Desa Bagan


Serdang
Interpretasi respons perilaku dilakukan berdasarkan jumlah skor masing-
masing nelayan sampel dengan menggunakan metode Semantik Diferensial.
Interpretasi skor perilaku dari tujuh kontinum akan dibagi ke dalam tiga kategori
perilaku berdasarkan jumlah masing-masing skor, yaitu perilaku mendukung, netral
(ragu-ragu), hingga tidak mendukung terhadap kinerja organisasi HNSI di daerah
penelitian. Perilaku Nelayan terhadap kinerja organisasi HNSI di daerah penelitian
dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Perilaku Nelayan terhadap Kinerja Organisasi Himpunan Nelayan


Seluruh Indonesia (HNSI) di Desa Bagan Serdang
No. Kategori Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Mendukung 0 0
2. Netral (Ragu-Ragu) 0 0
3. Tidak Mendukung 37 100

Jumlah 37 100

Berdasarkan data pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa dari 37 nelayan sampel,
jumlah nelayan yang berperilaku mendukung dan berperilaku netral sebanyak 0
orang nelayan sampel (0%) sehingga dapat dikatakan tidak ada nelayan sampel
yang mendukung maupun berperilaku netral terhadap kinerja HNSI di daerah
penelitian. Sebanyak 37 orang nelayan sampel (100%) berperilaku tidak
mendukung terhadap kinerja organisasi HNSI di daerah penelitian. Dapat dikatakan
bahwa secara mutlak perilaku seluruh nelayan sampel terhadap kinerja organisasi
HNSI di daerah penelitian adalah tidak mendukung.
24

D. Hubungan Karakteristik Nelayan dengan Perilaku Nelayan terhadap


Kinerja HNSI di Desan Bagan Serdang
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara karakteristik nelayan
(umur, tingkat pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tanggungan keluarga dan
tingkat pendapatan) dengan perilaku nelayan terhadap kinerja HNSI Kabupaten
Deli Serdang di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hubungan Pengalaman Melaut dengan Perilaku Nelayan terhadap


Kinerja Organisasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI)
No. Karakteristrik Nilai t Nilai t table Interpretasi
Nelayan hitung (α; 0,05)
1. Umur 1.36 1,69 Tidak ada hubungan
2. Tingkat Pendidikan 0,59 1,69 Tidak ada hubungan
3. Pengalaman Melaut -0.24 1,69 Tidak ada hubungan
Jumlah Tanggungan
4. Keluarga 1.66 1,69 Tidak ada hubungan
5. Tingkat Pendapatan -0.65 1,69 Tidak ada hubungan

Berdasarkan data pada Tabel 8, dapat dilihat bahwa diantara karakteristik


nelayan (umur, tingkat pendidikan, pengalaman melaut, jumlah tanggungan
keluarga dan tingkat pendapatan) tidak ada yang memiliki hubungan dengan
perilaku nelayan terhadap kinerja HNSI Kabupaten Deli Serdang.

2.2.2 Peran HNSI Dalam Mendukung Nawa Cita Jokowi dan Nasib
Nelayan
Agenda Nawa Cita pemerintahan Jokowi diharapkan dapat diwujudkan
untuk mencapai cita-cita Indonesia, yang berdaulat, mandiri dab berkepribadian.
Namun tulisan ini akan mengulas tentang beberapa agenda Nawa Cita yang
dirasakan mendesak untuk segera dilaksanakan oleh Pemerintahan Jokowi dalam
rangka meningkatkan pendapatan, taraf hidup dan kesejahteraan nelayan Indonesia.
1. Pertama, saat ini negara tidak hadir untuk membantu, mendukung dan
melindungi nelayan. Yang ada justru nelayan menjadi bulan-bulanan aparat
25

penegak hukum dilaut. Banyak Institusi penegak hukum dilaut lebih


menyengsarakan nelayan. Lepas dari mulut harimau masuk buaya itulah kiasan
betapa sengsaranya nelayan. Program jangka pendek yang harus dilakukan oleh
Pemerintah Jokowi adalah :
a) Mengeluarkan Inpres tentang Perlindungan Nelayan, untuk
menegaskan kembali Inpres No.15/2011 tentang Perlingdungan
Nelayan yang tidak berjalan.
b) Mengeluarkan Kepres tentang Kebijakan Kelautan ( Ocean Policy)
c) Mengeluarkan Kepres tentang Pemberian Fasilitas Kredit Lunak untuk
Indrustri Jasa Maritim dan Usaha Perikanan.
d) Kepres tentang Pem-berian Subsidi BBM untuk Nelayan dan Subsidi
Benih, Pakan dan obat-obatan bagi Nelayan Budidaya.
e) Gerakan Nasional Mak-an Ikan untuk Mencerdaskan bangsa.
f) Penataan batas wilayah perbatasan dengan negara tetangga.
g) Peningkatan kerjasama regional dan internasional dibidang kelautan
dan perikanan.
2. Kedua, dengan Program pembangunan desa nelayan terpadu ini tidak
akan berhasil tanpa dukungan pemerintah daerah. Oleh karena itu revisi UU No.
32/2004 tentang Pemerintahan Daerah harus segera direvisi agar Pemerintah Pusat
memiliki kewenangan dalam memperlancar program-program kerakyatannya
didaerah.
3. Ketiga, hukumdan penegakan hukum dilaut yang lemah
mengakibatkan maraknya illegal fishing. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
Pemerintahan Jokowi pada jangka pendek hendaknya :
a) Mengeluarkan Kepres tentang Pembentukan Badan Keamanan Laut
Nasional (BKLN), sehingga dilaut hanya ada dua institusi penegak
hukum, yaitu BKLN dan TNI AL sesuai fungsi asasinya.
b) Perancangan Gerakan Nasional Pemberantasan Illegal Fishing.
Disamping itu perlunya dibangun sinergi yang kuat antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah provinsi, Kabupaten dan Kota dalam
pembangunan sektor maritim dan pemberantasan illegal fis-hing.
26

4. Keempat, masyarakat pada umumnya memandang nelayan adalah


seorang sosok yang kurus, miskin, tidak sehat dan tidak berpendidikan. Itulah
sebabnya HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) sebagai wadah perjuangan
kaum nelayan berupaya dan berjuang agar nelayan. Yang sehat, berpendidikan dan
sejahtera. Dengan program Nawa Cita ini, nelayan Indonesia berharap agar
Pemerintahan Jokowi yang kuat agar program Kartu Indonesia Pintar dan Indonesia
Sehat segera diwujudkan. Demikian juga pembangunan rumah susun bersubsidi
dan jaminan sosial tidak hanya diberikan kepada buruh dan petani, namun juga
berluka bagi nelayan dan keluarganya. Pemerintah juga diharapkan membuka satu
juta lahan perikanan budidaya disepanjang pantai Indonesia.
5. Kelima, Pemerintahan Jokowi akan membangun infrastruktur jalan,
pelabuhan niaga, bandara , kawasan indrustri baru dan pasar tra-disional. Sebagai
negara mari-tim yang salah satu pilar negaranya adalah nelayan, seyogyanya
Pemerintahan Jokowi jugamembangun infrastruktur yang berkaitan dengan
indrustri perikanan laut. Saat ini nelayan sangat membutuhkan pelabuhan
perikanan, pasar ikan, tempat pelelangan ikan, pabrik es, cold strorage serta
pembangunan kawasan industri perikanan terpadu (minapolitan).
6. Keenam, program pendirian Bank Petani/Nelayan dan UMKM dan
pembangunan gudang dan fasilitas pengolahan pasca panen ditiap sentra tani dan
nelayan merupakan program yang sangat ditunggu kaum nelayan. Untuk
mewujudkan program Nawa-cita ini, kami berharap bahwa pemerintahan Jokowi
melaksanakan :
a) Pada tahap awal cukup mengeluarkan Kepres agar salah satu Bank pelat
merah (kami menyarakan BRI) untuk melayani dan mendukung permo-
dalan untuk nelayan dan petani.
b) Memperkuat fungsi Bulog untuk mengendalikan produksi dan harga
ikan nasional dengan membangun cold storage di sebtra-sentra nelayan.
c) Melaksanakan revisi UU Perbankan agar dapat memberikan kredit
langsung kepada nelayan dan petani dengan bunga rendah, cicilan
ringan dan tanpa agunan seperti Kredit Usaha Tani, Kredit Usaha
Nelayan dan Kredit Credit Candak Kulak pada era Orde Baru.
27

7. Ketujuh, untuk mendukung program revolusi karakter bangsa ini


khususnya bagi kaum nelayan , diperlukan pembangunan sekolah sekolah mulai
tingkat SD,SMP sampai SMU/SMK di sentra-sentra nelayan. Disamping itu perlu
diperbanayak Program Pendidikan Non-Reguler Paket A, B dan C, agar anak-anak
nelayan bisa belajar setelah membantu orang tuanyamenangkap ikan di laut. Selain
itu diperbanyak pula penyuluh-penyuluh perikanan di desa-desa nelayan sangat
kurang dan dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA

Asni, Yusak M., dan Luhut S. 2013. Sikap dan Perilaku Nelayan terhadap Kinerja
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) (Kasus : Desa Bagan Serdang
Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang). Journal of Agriculture and
Agribusiness Socioeconomics. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Keban, Yeremias T, 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik ( Konsep,


Teori dan Isu). Gava Medi: Yogyakarta.

Mahsun, M. 2006, Pengukuran Kinerja Sektor Publik,.BPFE. Yogyakarta:


Yogyakarta.

Maryunianta, Yusak. 2013. Sikap Dan Perilaku Nelayan Terhadap Kinerja


Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI). Journal On Social Economic
Of Agriculture And Agribusiness. Vol.2 No.6

Simansjah, Ridwan. Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia. http://hnsi-


okk.blogspot.com/2013/01/program-kerja-dept-okk-2012-2017.html
(Diakses pada tanggal 12 September 2018).

Tim Redaksi Departemen Humas dan Informatika.2015. Jurnal HNSI: Himpunan


Nelayan Seluruh Indonesia. Edisi Mei 2015. Penerbit: Dewan Pimpinan Pusat
HNSI. Jakarta.

28

Anda mungkin juga menyukai