Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam proses pemijahan ikan mas koki ini
adalah sebagai berikut:
a) Kolam Induk, tempat untuk merawat indukan ikan mas koki.
b) Kolam Larva, tempat untuk merawat anakan ikan mas koki.
c) Akuarium, tempat untuk proses pemijahan indukan ikan mas koki.
d) Selang, untuk menyiphon atau menguras air kolam ikan mas koki.
e) Ember, wadah untuk proses penetasan artemia dan pemindahan
indukan ikan mas koki dari kolam ke dalam akuarium.
f) Aerator, sebagai penyuplai oksigen baik indukan maupun larva ikan
mas koki.
g) Timbangan Digital, untuk menimbang garam, artemia, bobot indukan
dan berat telur ikan mas koki.
h) Penggaris, untuk mengukur panjang SL,FL, dan TL indukan ikan
mas koki.
i) Kanebo, sebagai alas tempat pengukuran panjang SL, FL dan TL
indukan ikan mas koki.
j) Beaker Glass, sebagai wadah pada saat penimbangan garam,
artemia dan berat bobot indukan ikan mas koki.
k) Mikroskop, untuk mengamati telur ikan mas koki.
l) Cawan Petri, tempat menyimpan telur ikan mas koki pada saat
proses pengamatan telur.
m) Tandon, tempat menampung air yang diendapan untuk mengisi
kembali air yang telah dikuras atau diganti.
n) Selang aerasi, untuk menyalurkan oksigen dari aerator kedalam
kolam maupun akuarium.

24
25

3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada saat proses pemijahan ikan
mas koki adalah sebagai berikut:
a) Indukan Ikan Mas Koki, Sebagai sampel uji yang akan dipijahkan.
b) Artemia, Sebagai pakan alami untuk larva yang telah menetas dari
telur setelah tiga hari.
c) Garam, Untuk peningkatan salinitas air.
d) Pelet, Sebagi pakan buatan untuk indukan ikan mas koki.
e) Eceng Gondok, Sebagai substrat telur ikan mas koki.
f) Air, Sebagai media hidup ikan.

3.2 Metode Kerja


Metode pelaksaan yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan ini
adalah metode deskriptif. Menurut Cholid & Abu (2007), metode deskriptif
yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah
yang ada sekarang berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisis
dan menginterpretasikan data-data tersebut.

3.3 Metode Pengambilan Data


Metode Pengumpulan data pada Praktik Kerja Lapangan ini
dilakukan dengan dua macam data, yaitu pengambilan data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan
langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukanya. Sedangkan data sekunder adalah data
yang didapat oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber
yang telah ada (Hasan 2012).

3.3.1 Data Primer


Data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya langsung,
baik dengan cara mencatat hasil observasi, wawancara serta partisipasi
aktif.
a) Observasi
26

Observasi atau pengamatan adalah alat pengumpulan data


yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara
sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Chloid & Abu 2007).
Sedangkan menurut (Hasan 2012), observasi adalah pemilihan,
pengubahan, pencatatan dan pengodean. Serangkaian bentuk
perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme in situ,
sesuai dengan tujuan-tujuan empiris dari masing-masing organisme.
b) Wawancara
Dalam memperoleh informasi dari pihak-pihak yang terkait
tidaklah cukup dengan cara observasi, karena dapat dilakukan
dengan cara wawancara. Menurut (Effendi 2012), wawancara
merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini,
hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi
dan memengaruhi arus informasi. Faktor-faktor tersebut adalah
pewawancara, responden, topic penelitian yang tertuang dalam
daftar pertanyaan dan situasi wawancara.
c) Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif adalah sebuah teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan dari
masyarakat yang diteliti untuk dapat melihat dan mengalami gejala-
gejala yang ada seusai maknanya dengan yang diberikan atau
dipahami oleh para warga yang ditelitinya (Patilima 2006). Pada
teknik pembenihan ikan mas koki (Carassius auratus), seluruh
kegiatan yang diikuti meliputi persipan kolam, persiapan substrat
seleksi indukan, persiapan pemijahan, pengambilan larva, data-data
hasil proses pembenihan serta kegiatan lainnya yang berkaitan
dengan Praktik kerja lapangan yang dilakukan.

3.3.2 Data Sekunder


Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data
27

ini, bisanya diperoleh dari perpustakaan atau laporan-laporan peneliti


terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia (Hasan 2012).

3.4 Pengambilan Data dan Pengolahan Data


a) Pengambilan Data
Mengambil data Praktik Kerja Lapangan (PKL) secara langsung di
lapangan. Data yang diambil sesuai dengan data lapangan.
b) Pegolahan Data
Data yang dperoleh hasil Praktik Kerja Lapangan (PKL) langsung
diolah dan dijadikan laporan (PKL).

3.5 Rumus yang Digunakan


 Fekunditas
𝑊0−𝑊𝑡
𝐹𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑊𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟
𝐵𝑢𝑡𝑖𝑟

W0 = Berat Awal Sebelum Melakukan Pembenihan (gram)


Wt = Berat Akhir Setelah Melakukan Pembenihan (gram)

 Hatching Rate (HR)


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑡𝑎𝑠 (𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟)
% 𝐻𝑅 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟)
 Survival Rate (SR)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 (𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟)
%𝑆𝑅 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑡𝑎𝑠 (𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟)

 Break Event Point (BEP)


biaya total (rupiah)
Harga = total produksi (butir)
biaya total (rupiah)
Produksi = harga jual benih (rupiah)

 B/C Ratio
Total penerimaan (rupiah)
B/C ratio = biaya total (rupiah)
28

 Payback Period
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 (𝑟𝑢𝑝𝑖𝑎ℎ)
Payback period = Laba (rupiah)

3.6 Prosedur Kerja


Proses pemeliharaan induk merupakan tahapan awal yang harus
dilakukan. Ikan mas koki dijadikan induk pada usia 7 bulan. Setelah
diseleksi, induk dapat ditebar dan diberi pakan sehari sekali.
Sebelum dipijahkan, terlebih dahulu dilakukan sampling kematangan
induk. Setelah berlangsung pemijahan, induk-induk dimasukkan ke
akuarium pemeliharaan yang berbeda. Telur-telur yang dihasilkan akan
menetas 3-4 hari setelah pemijahan (Kiyoku, 2011).
Menurut Budiman dan Lingga (2005), larva-larva ikan mas koki
dipindahkan ke akuarium pemeliharaan setelah berumur 3-4 hari. Larva
diberi pakan pada umur 4-10 hari. Benih ikan mas koki umur 10 hari ditebar
ke bak pemeliharaan.

3.6.1 Pemeliharaan Induk


a) Persiapan Wadah Pemeliharaan:
1. Ikan mas koki dapat dijadikan induk apabila sudah mencapai
umur lebih dari tujuh bulan.
2. Wadah pemeliharaan ikan mas koki berupa kolam berukuran 3 m
x 1,5 m x 50 cm.
3. Pengisian air setinggi 30 cm pada kolam indukan ikan mas koki.
4. Kemudian dipasang aerasi ke dalam wadah pemeliharaan.
b) Pakan dan Pemberian Pakan Induk
1. Pakan yang diberikan untuk induk adalab pakan buatan (pellet)
2. Pemberian pakan induk dilakukan sekali sehari yaitu pada pagi
ban pukul 07.00 -08.00 WIB.
3. Pemberian pakan dilakukan dengan cara menebar secara
merata dan dosis yang diberikan sekitar 3 % dan total berat
badan ikan.
29

c) Pengelolaan Kualitas Air


1. Agar air di akuarium tidak keruh dan terjadi pertukaran, didalam
akuarium pemeliharaan induk dipasang pompa air berukuran
kecil.
2. Setiap 3 hari sekali dilakukan pergantian air sebanyak 80 % (160
liter), pencucian dinding dan dasar akuarium serta pencucian
saringan.
d) Pencegahan Hama dan Penyakit
Untuk mencegah timbulnya hama dan penyakit pada ikan
mas koki dengan cara rajin membersihkan wadah pemeliharaan,
menjaga kualitas air lingkungan perairan tetap stabil dan normal.
e) Sampling Kematangan Induk
1. Sehari sebelum dipijahkan induk-induk ikan mas koki baik jantan
maupun betina dipuasakan.
2. Sampling induk matang gonad yang siap untuk dipijahkan cukup
dengan melihat ciri-ciri berikut:
 Induk ikan jantan pada sirip dada terdapat bintik putih bulat
menonjol bila diraba sangat kasar, dilihat di anusnya
berbentuk oval dan kecil dan bila distriping akan keluar cairan
putih susu yang disebut sperma.
 Sedangkan ciri induk ikan betina duburnya besar, menonjol,
bentuknya bulat dan bila diraba bagian perutnya akan terasa
lembek.
3.6.2 Pemijahan
a) Pemijahan dilakukan pada akuarium berukuran 100 x 50 x 50 cm.
b) Akurium diisi air setinggi 30 cm, diberi aerasi dan substrat eceng
gondok sebagai tempat peletakan telur.
c) Induk mas koki memijah ditandai dengan induk jantan menggosok-
gosokkan tubuhnya kebagian belakang tubuh induk betina.
30

d) Setelah cukup lama terjadi percumbuan, induk betina akan segera


mengeluarkan telur bersamaan dengan sperma induk jantan
disekitar substrat eceng gondok, kaca dan dasar aluminium.
e) Proses pemijahan biasanya terjadi pada pukul 04.00-06.00 WIB.
f) Setelah proses pemijahan telah selesai, induk-induk diangkat dan
ditimbang bobot akhirnya.

3.6.3 Penetasan Telur


a) Telur-telur hasil pemijahan dibiarkan didalam akuarium pemijahan.
b) Telur-telur ikan mas koki akan menetas 2-3 hari setelah pemijahan.

3.6.4 Pemeliharaan Larva


a) Larva-larva ikan mas koki dibiarkan didalam akuarium pemijahan
dan dipelihara setelah berumur 3-4 hari.
b) Akuarium yang digunakan adalah ukuran 100 x 50 x 50 cm.
c) Air akuarium disiphon dan diganti dengan air baru yang telah
diendapkan setinggi 20 cm kemudian diberi aerasi.

3.6.5 Pemberian Pakan


a) Larva ikan maskoki mulal berumur 4-10 hari diberi pakan alami
berupa artemia yang telah terlepas dari cangkangnya.
b) Cara pemberian dilakukan sedikit demi sedikit.
c) Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada pukul 08.00
pagi dan 16.00 sore WIB.

3.6.6 Pengelolaan Kualitas Air


Setiap tiga hari sekali dilakukan pergantian air sebanyak 50% dari
total volume air akuarium, pencucian dinding dan dasar akuarium.

3.6.7 Pemeliharaan Benih


a) Benih ikan mas koki umur sepuluh hari sudah dapat ditebar ke dalam
akuarium pendederan atau pembesaran.
b) Frekuensi pemberian pakan berupa pelet halus yang diberikan 2 kali
sehari, pada pukul 9.00 dan 16.00.

Anda mungkin juga menyukai