Anda di halaman 1dari 12

TEKNIK PELAKSANAAN PANEN UDANG

Penulis :

M. Idham Shilman, S.pi, M.si


Yusuf Tatang Johari, S.St.Pi, M.si
Agus Setiawan S.Pi,M.Si
Pokok Bahasan

1. Persiapan panen
a. Mencari Pembeli/ Informasi Harga Jual
b. Membuat Estimasi Hasil Panen
c. Menetapkan Metode Pelaksanaan
2. Penanganan pasca panen
a. Syarat Mutu Udang Yang Baik
b. Teknik Sampling Saat Panen
c. Teknik penanganan udang hasil panen
3. Evaluasi usaha
a. Menentukan variabel
b. Teknik perhitungan analisa hasil produksi
Pembahasan

A. Hal Yang Harus Diperhatikan :


1. Pertimbangan Umum.
a. Kondisi Udang ( Umur, MBW, ADG, Kesehatan / Mortalitas , dll )
b. Harga jual dan tambahan waktu / biaya.
c. Waktu untuk pemeliharaan siklus berikutnya (perkiraan musim).
2. Berdasarkan sifatnya, panen di bagi menjadi :
a. Panen Keseluruhan ( Total Harvest ).
b. Panen Parsial ( Partial Harvest ).
3. Metode Panen :
a. Dengan menggunakkan pintu panen
b. Dengan menggunakan jaring listrik.
c. Dengan menggunakan jaring dan jala.
4. Langkah-langkah yang harus diperhatikan jika ingin panen

a. Tahap persiapan panen


Check kondisi udang (mortalitas di tanggul dan dsar kolam)
Hubungi bagian GA untuk menginformasikan rencana panen ke cold
storage ( tanggal, waktu, size, biomass, pwnggunaan antibiotic
terakhir),
hubungi juga bgian accounting untuk menanyakan kepastiannya.
Peresiapkan perlengkapan panen (ruang panen, keranjang, es, dan
angkutan) dan peresiapkan tim panen.
Persiapkan pompa besar dan kecil, persiapkan lampu penerangan bila
panen
malam hari, dan persipakan tempat penimbangan saat sampling.
Persiapkan satu orang piket untuk kegiatan membuang air, sehingga
tepat
surut (30-40 cm.) saat tim panen datang.

b. Proses panen
Proses panen harus berlangsung cepat dan tepat, tim panen harus selalu
diarahkan dan apbila ada masalah harus segera dicarikan solusinya.
Usahakan agar tidak terjadi kerusakan udang saat terjadi proses panen.
Kerusakan dapat terjadi karena terinjak, terjepit atau kekeringan akobat
terlambat ditangani.
Segera bersihkan dan kemaskan udang pada tempatnya.

Pemberian kapur tohor sebelum panen, kolam diberi


kapur tohor 50 kg sekitar 12 jam sebelum panen,
tujuannya agar udangdalam keadaan keras kulitnya
B. Sampling Udang
Sampling udang untuk semua tingkat teknologi adalah sama.
Sampling
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui berat rata-rata udang per
periode
tertentu (dalam hari), tingkat kesehatan udang, menduga tingkat
kehidupan
(survival rate SR) sehingga dapat diketahui perkiraan total bioma
udang di dalam
tambak.
C. Pemanenan Udang

Udang dipanen bila sudah memenuhi syarat untuk di konsumsi dan


mempunyai nilai
ekonomis. Udang dengan berat rata-rata 25 – 30 gram atau size 40 -
30 sudah
mempunyai nilai ekonomis.
itu sebaiknya udang dipanen pada pagi hari sebelum
matahari terik.
Selalu pastikan bahwa alat, tenaga manusia dan prosedur sudah
tepat agar nilai ekonomis udang tetap terjaga
E. Pemasaran

Udang windu (Penaeus monodon) pasarannya


adalah pasar internasional dengan daerah target wilayah
subtropics seperti Amerika dan Jepang.
Tetapi umumnya pihak tambak menjual udangnya
kepada penampung udang atau Cold Storage, baik dari
daerah sekitar maupun dari luar daerah.
Dari penampung barulah udang yang telah mencukupi
target ekspor dikirimkan. Jadi negosiasi pihak tambak
biasanya hanya sebatas dengan penampung udang, yaitu
pihak penampung akan datang ke tambak dan memesan
petak yang diinginkan, lalu mengambil sampel udangnya
dan bila ditemukan kesepakatan maka dilakukanpanen
pada saat yang memungkinkan, biasanya transaksi
dilakukan pada saat setelah sortir udang selesai.
F. Evaluasi Usaha

Musim tanam direncanakan 2 kali dalam satu tahun. Tanam


pertamadirencanakan pada bulan Pebruari dan seterusnya
sesuai dengan pola tanam yang dijadwalkan.
Pola tanam perlu direncanakan agar tidak terjadi pemupukan
jadwal dalam penggunaan air, pembuangan air, kebutuhan
pakan dan sarana produksi lainnya.
Analisa Penggunaan Saprodi dan Penerimaan dapat dilihat pada
Tabel.
Tabel . Analisa Penggunaan Saprodi dan Penerimaan

No komponen jumlah satuan


1 Luas lahan 5.000 m2
2 Live zone 4.500 m2
3 Jumlah tebar 200,000 ekor
4 Rata-rata tebar 44 ekor
5 Survival rate(SR) 70 %
6 Jumlah populasi 140,000 ekor
7 Berat panen(MBW) 25 gram
8 biomas 3.500 kiligram
9 harga 50.000 rupiah
10 penerimaan 175,000,000 Rupiah/siklus
11 Pola tebar 12 Siklus/tahun
12 Konfersi pakan(FCR) 1,5
13 Jumlah pakan 5,250 kilogram
Sekian
dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai