PENEBARAN BENIH/LARVA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
PADA BUDIDAYA IKAN SISTEM BIOFLOK
PELATIHAN BUDIDAYA IKAN SISTEM BIOFLOK
Disusun Oleh : SALEH BAIDILLAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) PERTANIAN A. PENDAHULUAN Teknologi bioflok menjadi salah satu alternatif pemecah masalah limbah budidaya intensif, teknologi ini yang paling menguntungkan karena selain dapat menurunkan limbah nitrogen anorganik dari sisa pakan dan kotoran, teknologi ini juga dapat menyediakan pakan tambahan berprotein untuk hewan budidaya sehingga dapat menaikkan pertumbuhan dan efisiensi pakan. Sehingga teknologi bioflok dapat dijadikan solusi dalam peningkatan Teknologi bioflok dilakukan dengan menambahkan karbohidrat organik kedalam media pemeliharaan untuk meningkatkan rasio C/N dan merangsang pertumbuhan bakteri heterotrof yang dapat mengasimilasi nitrogen anorganik menjadi biomasa bakteri. Teknologi budidaya ikan sistem bioflok melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaat mikroorganisme yang secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan. Prinsip dasar bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik yang terdiri dari kabon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen menjadi massa sludge berbentuk bioflok dengan memanfaatkan bakteri pembentuk gumpalan sebagai bioflok. Ikan nila merupakan komoditas budidaya perikanan air tawar yang dapat dibudidayakan menggunakan sistem biofloc. Usaha budidaya ikan nila termasuk usaha yang menguntungkan dan cepat untuk memperolah modalnya kembali. Sebab, perawatan ikan nila termasuk mudah, ukuran kolamnya tidak harus besar, bisa dijalankan di media kolam terpal, panennya cepat, dan harganya stabil di pasaran. Salah satu tahap budidaya ikan sistem biofloc adalah penebaran benih. Penebaran benih adalah proses memasukkan benih ikan nila kedalam wadah pemeliharaan. Proses penebaran benih harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Jika tidak dilakukan sesuai prosedur benih ikan dapat mengalami stress, sehingga dapat menimbulkan kematian ikan yang dipelihara. Padat tebar benih ikan nila berbeda-beda, tergantung kolamnya dan sistem budidayanya. Oleh karena itu, makalah ini akan dibahas teknis penebaran benih ikan nila menggunakan sistem biofloc.
Tugas 3 Saleh Baidillah
B. TAHAP PERSIPAAN ALAT DAN BAHAN Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam penebaran larva/benih adalah sebagai berikut : No Alat dan Bahan Bahan 1 Scopnet Benih ikan nila 2 Ayakan benih/baskom sortir 3 Wadah budidaya biofloc 4 Timbangan 5 Penggaris
C. TAHAP PENEBARAN BENIH
1. Menyeleksi benih Ciri-ciri umum benih ikan nila yang berkualitas baik antara lain sebagai berikut : a) Ukuran dan bentuk tubuh benih ikan seragam b) Organ tubuh lengkap c) Respon terhadap gangguan d) Posisi tubuh di dalam air normal e) Menghadap dan melawan arus ketika diberi arus f) Berwarna cerah g) Benih terlihat aktif dan gesit, h) Tidak cacat atau luka i) Tidak berpenyakit
Teknis seleksi benih nila sebagai berikut:
a) Benih nila digrading menggunakan baskom sortir b) Benih nila diukur menggunakan penggaris kemudian ditimbang c) Benih nila dengan ukuran 8-10 cm ditampung dalam ember atau bak penampungan sementara Data hasil seleksi benih
Panjang Benih Bobot benih
8-10 cm 9-10 gram
Tugas 3 Saleh Baidillah
2. Menghitung padat tebar Padat penebaran 100-150 ekor/ m3 Ukuran 8-10 cm (Sumber BBAT Sukabumi) Padat penebaran ikan nila sejumlah 150 ekor/m2 Dimensi Wadah Budidaya
Gambar 1. Desai Kolam Budidaya Ikan Sistem Bioflok
Tinggi kolam = 120 cm
Tinggi air media = 100 cm Diameter kolam = 200 cm
Volume air media = Л . r2.t
= 3,14x 100 x100 x 100 = 3.140.000 cm3 = 3.140 dm3 = 3.140 liter = 3,14 m3 Padat Penebaran = Jumlah ikan Volume Jumlah benih yang ditebar = Padat penebaran x Volume Jumlah Benih = 150 x 3,14 = 471 ekor
3. Prosedur menebar benih ikan nila
a) Benih ikan nila dihitung sejumlah 471 ekor dan dimasukkan dalam ember b) Benih ikan dilakukan akimatisasi sebelum di tebar pada wadah budidaya biofloc
Tugas 3 Saleh Baidillah
Aklimatisasi dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : 1) Ember penampungn yang berisi benih langsung dimasukkan kedalam kolam budidaya tidak dituang langsung tapi dibiarkan mengambang selama 15 menit. Hal ini dimaksudkan agar terjadi penyesuaian antara suhu didalam wadah dengan suhu air kolam budidaya. 2) Setelah 15 menit, ember dimiringkan ke media budidaya. Untuk mempercepat penyesuaian suhu dan pH, biarkan air kolam budidaya masuk kedalam wadah benih. 3) Akibat masuknya air kolam ke wadah, suhu dan pH air didalam wadah akan semakin mendekati suhu dan pH air kolam budidaya. Bila sudah sesuai, miringkan wadah benih sehingga benih keluar dengan sendirinya dan masuk dalam kolam budidaya. 4) Waktu yang tepat untuk menebar benih adalah pagi atau sore hari saat sinar matahari tidak terik. D. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan penebaran benih ikan nila pada media budidaya biofloc adalah tahapan penebaran benih nila meliputi menyiapkan bahan dan alat penebaran, seleksi benih, menghitung padat penebaran, dan melakukan prosedur menebar benih.