Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL BANTUAN MODAL USAHA MAHASISWA (WIRAUSAHA)

FISIP UNILA 2022

Budidaya dan Breeding Ikan Mas Koki

Tim Pengusul :

 Ferdi Bimantoro (2016011058)


 Muhammad Gilar Buana H (2016011040)
 Azzam Giri (20560110060)

Jurusan Soisologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung 2022
BAB I
Pendahuluan

Ikan merupakan hewan yang banyak digemari. Tingginya permintaan akan ikan di Indonesia,
dan kekurangan pasokan ikan. Maka Budidaya Ikan adalah prospek yang cukup bagus untuk
dilakukan. disamping itu banyak pilihan akan budidaya ikan. kita dapat memilih budidaya
ikan apa yang cocok untuk kita budidayakan. Tidak hanya ikan untuk konsumsi saja yang
prospek budidayanya bagus tapi ikan hias tak kalah untuk selain permintaan tinggi, harga
ikan hias juga cukup tinggi, bahkan dapat mencapai jutaan. Banyak pilihan ikan apa yang
akan kita budidayakan.

Budidaya perairan adalah bentuk perikanan budidaya, untuk dipertentangkan dengan


penangkapan ikan. Di Indonesia, budidaya perairan dilakukan melalui berbagai sarana.
Kegiatan budidaya yang paling umum dilakukan adalah di kolam atau empang, tambak,
tangki, karamba, serta karamba apung.

Bibit ternak memang perlu dilakukan seleksi  untuk memperoleh bibit yang unggul. Seleksi
bibit tidak hanya terbatas pada penampilan fisik juga bisa dilihat garis keturunan. Biasanya
kita kesulitan menentukan garis keturunan bila melakukan pembelian ternak di pasar hewan.
Garis keturunan bisa kita kontrol jika kita melakukan kegiatan breeding sendiri atau
melaukan pencatatan (recording) dengan baik.

Dalam perkembangbiakan ternak harus dilakukan pencegahan terjadinya


perkawinan inbreeding agar bisa memperoleh bibit ikan yang berkualitas. Salah satu tujuan
inseminasi buatan adalah untuk mencegah inbreeding. Sehingga dapat kualitas pejantan
unggul untuk digunakan dalam inseminasi buatan mewujudkan peningkatan mutu genetik
ternak
BAB II
Gambaran Jenis Usaha

A. Sejarah Singkat
Ikan mas koki adalah jenis ikan hias air tawar yang banyak orang miliki. Biasanya diletakkan
sebagai hiasan ruangan di dalam akuarium. Tak hanya karena tampilannya yang lucu dan
cantik, perawatan ikan ms koki sangat sederhana dan tak perlu merogoh kocek terlalu dalam.
Selain memiliki banyak pilihan warna, ikan jenis ini juga memiliki banyak jenisnya.

B. Penyiapan Sarana dan Peralatan


1) Kolam
Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Kolam dibangun
di lahan yang landai dengan kemiringan 2–5% sehingga memudahkan pengairan
kolam secara gravitasi.

a) Kolam pemeliharaan induk


Luas kolam tergantung jumlah induk dan intensitas pengelolaannya. Sebagai contoh
untuk 100 kg induk memerlukan kolam seluas 500 meter persegi bila hanya
mengandalkan pakan alami dan dedak. Sedangkan bila diberi pakan pelet, maka untuk
100 kg induk memerlukan luas 150-200 meter persegi saja. Bentuk kolam sebaiknya
persegi panjang dengan dinding bisa ditembok atau kolam tanah dengan dilapisi
anyaman bambu bagian dalamnya. Pintu pemasukan air bisa dengan paralon dan
dipasang sarinya, sedangkan untuk pengeluaran air sebaiknya berbentuk monik.

b) Kolam pemijahan
Tempat pemijahan dapat berupa kolam tanah atau bak tembok. Ukuran/luas kolam
pemijahan tergantung jumlah induk yang dipijahkan dengan bentuk kolam empat
persegi panjang. Sebagai patokan bahwa untuk 1 ekor induk dengan berat 3 kg
memerlukan luas kolam sekitar 18 m2 dengan 18 buah ijuk/kakaban. Dasar kolam
dibuat miring kearah pembuangan, untuk menjamin agar dasar kolam dapat
dikeringkan. Pintu pemasukan bisa dengan pralon dan pengeluarannya bisa juga
memakai pralon (kalau ukuran kolam kecil) atau pintu monik. Bentuk kolam
penetasan pada dasarnya sama dengan kolam pemijahan dan seringkali juga untuk
penetasan menggunakan kolam pemijahan. Pada kolam penetasan diusahakan agar air
yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.

c) Kolam pendederan
Bentuk kolam pendederan yang baik adalah segi empat. Untuk kegiatan pendederan
ini biasanya ada beberapa kolam yaitu pendederan pertama dengan luas 25-500 m2
dan pendederan lanjutan 500-1000 m2 per petak.
Pemasukan air bisa dengan pralon dan pengeluaran/ pembuangan dengan pintu
berbentuk monik. Dasar kolam dibuatkan kemalir (saluran dasar) dan di dekat pintu
pengeluaran dibuat kubangan. Fungsi kemalir adalah tempat berkumpulnya benih saat
panen dan kubangan untuk memudahkan penangkapan benih. dasar kolam dibuat
miring ke arah pembuangan. Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi
(air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan.
2) Peralatan
Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan mas diantaranya
adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung
sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran,
timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg) cangkul, arit, pisau serta piring secchi
(secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan.

3) Persiapan Media
Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk
pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dll.
Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan
kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan
ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk
buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi,
bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing
dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.
C. Pembibitan
Pemilihan Bibit dan Induk
Usaha pembenihan ikan mas koki dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara
tradisional, semi intensif dan secara intensif. Dengan semakin meningkatnya
teknologi budidaya ikan, khususnya teknologi pembenihan maka telah dilaksanakan
penggunaan induk-induk yang berkualitas baik.
Keberhasilan usaha pembenihan tidak lagi banyak bergantung pada kondisi alam
namun manusia telah banyak menemukan kemajuan diantaranya pemijahan dengan
hipofisisasi, peningkatan derajat pembuahan telur dengan teknik pembunuhan buatan,
penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kuantitas dan kualitas air, teknik
kultur makanan alami dan pemurnian kualitas induk ikan. Untuk peningkatan
produksi benih perlu dilakukan penyeleksian terhadap induk ikan mas koki.

D. Pemeliharaan Pembesaran
Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
1) ikan mas 50%, ikan tawes 20%, dan mujair 30%, atau
2) ikan mas 50%, ikan gurame 20% dan ikan mujair 30%.
b) Monokultur
Pemeliharaan sistem ini merupakan pemeliharaan terbaik dibandingkan dengan
polikultur dan pada sistem ini dilakukan pemisahan antara induk jantan dan
betina.
1) Pemupukan
Pemupukan dengan kotoran kandang (ayam) sebanyak 250-500 gram/m2, TSP
10 gram/m2, Urea 10 gram/m2, kapur 25-100 gram/m2. Setelah itu kolam diisi
air 39-40 cm. Biarkan 5-7 hari. Dua hari setelah pengisian air, kolam
disemprot dengan insektisida organophosphat seperti Sumithion 60 EC,
Basudin 60 EC dengan dosis 2-4 ppm. Tujuannya untuk memberantas
serangga dan udang-udangan yang memangsa rotifera. Setelah 7 hari
kemudian, air ditinggikan sekitar 60 cm. Padat penebaran ikan tergantung
pemeliharaannya. Jika hanya mengandalkan pakan alami dan dedak, maka
padat penebaran adalah 100-200 ekor/m2, sedangkan bila diberi pakan pellet,
maka penebaran adalah 300-400 ekor/m2 (benih lepas hapa). Penebaran
dilakukan pada pagi/sore hari saat suhu rendah.

2) Pemberian Pakan
Dalam pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan
buatan. Pakan yang berkualitas baik mengandung zat-zat makanan yang
cukup, yaitu protein yang mengandung asam amino esensial, karbohidrat,
lemak, vitamin dan mineral. Perawatan larva dalam hapa sekitar 4-5 hari.
Setelah larva tidak menempel pada kakaban (3-4 hari kemudian) kakaban
diangkat dan dibersihkan. Pemberian pakan untuk larva, 1 butir kuning telur
rebus untuk 100.000 ekor/hari. Caranya kuning telur dibuat suspensi (1/4 liter
air untuk 1 butir), kuning telur diremas dalam kain kemudian diberikan pada
benih, perawatan 5-7 hari.

3) Pemeliharaan Kolam/Tambak
Dalam hal pemeliharaan ikan mas yang tidak boleh terabaikan adalah menjaga
kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak
tercemari/teracuni oleh zat beracun.

E. Penyakit
1) Parasit Jarum
Parasit jarum merupakan parasit yang paling umum menempel pada ikan mas
koki. Parasit jarum atau cacing jangkar yang dalam, biasanya menyerang insang
dan menusuk kulit ikan mas koki untuk bisa mendapatkan darah.
Gejala yang paling umum ketika ikan mas koki diserang oleh parasit jarum adalah
mengapit siripnya dan menabrakkan tubuhnya ke dinding akuarium agar bisa
terlepas dari serangan parasit jarum.

2) Bintik putih/White Spot


Penyakit ini ditandai dengan adanya bintik-bintik putih di sekujur tubuh yang
mirip gumpalan garam dan sirip yang saling melekat/menempel di tubuh.
Bintik putih disebabkan oleh infeksi protozoa bernama Ichthyophtirius yang
diperparah jika ikan dalam kondisi stres, daya tahan tubuh menurun, lingkungan
yang buruk, atau dalam masa adaptasi di lingkungan baru.

3) Busuk Sirip
Busuk sirip pada ikan disebabkan oleh infeksi jamur Saprogleniasis yang
membuat ikan seperti terbungkus kapas. Gejala awal dari busuk sirip adalah
adanya garis kemerahan pada pangkal sirip yang terus melebar hingga pangkal
ekor dan bisa menyebabkan sirip ikan menjadi terbelah atau selaput siripnya akan
menjadi gundul.

4) Penyakit Berenang Terbalik


Penyakit ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti infeksi bakteri, faktor
keturunan (genetik), pakan yang tidak hegenis, atau kualitas air yang kurang baik.

5) Cloudy Eye
Penyakit ini lebih sering menyerang jenis-jenis tertentu ikan mas koki yang
memiliki mata yang lebih menonjol karena lebih rentan terpapar bakteri, virus,
atau parasit lainnya.
Sesuai namanya, penyakit ini dapat menyebabkan mata ikan terlihat keruh atau
buram. Hal itu berdampak pada penglihatan ikan yang menjadi terganggu dengan
pola berenang dan menangkap makan yang tak beraturan.

F. Panen
Teknik pemanenan ikan mas koki saat penjualan pada umur lebih dari 3 bulan
biasanya secara berpasangan jantan dan betina dalam satu paket. Selanjutnya panen
besar dilakukan setelah koki mencapai umur lebih dari 5 bulan. Pada umur 5 bulan
ini, jika pemeliharaannya bagus, biasanya badan koki sudah sebesar telur ayam.
Menurut pengalaman penulis, biasanya penjualan pada umur ini dilakukan dengan
melihat harga pasar. Jika harga turun, koki belum dijual. Koki terus dipelihara selama
beberapa waktu lagi hingga harganya naik. Itupun tidak dijual semuanya. Biasanya
disisakan 100-200 ekor yang berkualitas bagus untuk dipelihara secara khusus hingga
mencapai kualitas lomba. Penjualan koki kualitas lomba biasanya dilakukan jika ada
hobiis yang mencari langsung koki kualitas lomba.
Harga koki kualitas lomba per ekor dapat mencapai puluhan hingga ratusan ribu
rupiah. Pemanenan koki tidak dapat dilakukan sembarangan. Jika tidak dilakukan
secara benar, pemanenan dapat merusak sirip, membuat stress, atau menimbulkan
luka.
Pemanenan koki yang berumur dibawah 5 bulan dapat dilakukan dengan
menggunakan sesek (serok) yang terbuat dari kain kasa lembut agar tidak merusak
Pemanenan koki yang berumur di atas 5 bulan dapat dilakukan dengan menangkap
koki secara hati - hati menggunakan tangan. Agar koki tidak terlalu lama berada
diluar air. Saat pemanenan peternak harus membawa wadah yang dapat ditaruh
dikolam. Wadah ini dapat berupa tudung saji atau bak plastic berlubang. Koki yang
tertangkap cepat - cepat dimasukkan ke dalamnya. Selanjutnya, koki ditempatkan
didalam bak plastic diluar kolam untuk dikemas.
Teknik pemanenan ikan mas koki pada saat pengangkutan, merupakan hal yang harus
diperhatikan pasca pemanenan koki. Pengangkutan ini meliputi teknik mengemas,
wadah pengemas, teknik membawa, dan teknik melepaskannya di media hidup yang
baru. Jika pengangkutan tidak dilakukan dengan benar, akibatnya akan fatal, koki
akan banyak yang mati. Biaya pengangkutan koki biasanya ditanggung oleh peternak
atau pembeli berdasarkan perjanjian yang diatur sebelumnya. Untuk pemesanan yang
diminta diantar, biasanya biaya pengangkutan dibebankan kepada peternak dengan
menambahkannya ke harga penjualan koki. Teknik Mengemas dan Wadah Pengemas.
Teknik pemanenan ikan mas koki pada saat mengemas koki dilakukan dengan
menggunakan wadah pengemas berupa kantung plastic berukuran tebal 0,5 mm.
kantung ini harus tebal, elastik, dan tidak mudah bocor. Sebaiknya kantung plastik
yang digunakan adalah kantung yang dibeli dalam bentuk gulungan.
Keuntungan menggunakaan kantung ini adalah harganya lebih murah dan ukurannya
bisa ditentukan sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, jika pengiriman menggunakan
mobil bak terbuka, ukuran kantung bisa disesuaikan dengan ukuran ruang dibagasi
pesawat.
BAB III
Laporan Keuangan

Laporan keuangan budidaya dan breeding ikan mas koki 1,5 m x 80cm (kapasitas 250
ekor/kolam supaya maksimal) selama sebulan
1. Biaya Produksi Bulan Juli
a) Pakan
 Cacing sutra 150 kg x Rp. 5.000,- = Rp. 750.000,-
 Pelet udang 10 kg x Rp. 25.000,- = Rp. 250.000,-
b) Listrik 1200w Rp. 150.000,-/ bulan
c) Isi ulang oksigen Rp, 20.000,-
d) Plastik packing 1kg 40x70cm Rp. 70.000
e) Obat bakteri starter PPA 201 1 liter x 2 botol = Rp. 150.000,-
f) Bubuk pomade 5gram Rp. 50.000,- x 15gram = Rp. 150.000,-
g) Garam ikan 150gram Rp. 15.000,- x 1Kg = Rp. 60.000,-
Total = Rp 1.600.000,-

2. Biaya Produksi Bulan Agustus


a) Pakan
 Cacing sutra 150 kg x Rp. 5.000,- = Rp. 750.000,-
 Pelet udang 10 kg x Rp. 25.000,- = Rp. 250.000,-
b) Listrik 1200w Rp. 150.000,-/ bulan
c) Isi ulang oksigen Rp, 20.000,-
d) Indukan baru
 Indukan betina 4 ekor x Rp. 400.000,- = Rp 1.600.000,-
 Indukan jantan 2ekor x Rp. 200.000,- = Rp. 400.000,-
e) Pembuatan kolam baru
 Kolam ukuran 1,5m x 80cm 1.500.000,- x 2kolam = Rp. 3.000.000,-
 Paralon
- Ukuran 1 inc 4m, 3 buah x Rp. 70.000,- = Rp. 210.000
- Ukuran 2 inc 4m, 3 buah x Rp. 80.000,- = Rp. 240.000
 Pompa kolam ikan 2 buah x Rp. 297.000,- = Rp. 594.000,-
 Aerator 1 Buah Rp. 540.000,-
 Selang Pompa 2 buah x Rp. 8.000,- = Rp. 16.000,-
 Selang aerator 2 buah x Rp. 6.000,- = Rp. 12.000,-
 Ember 2 buah x Rp. 80.000 = 160.000,-
 Karang Jahe 1 karung Rp. 120.000,- x 2 karung = Rp. 240.000,-
Total = Rp. 8.082.000,-
BAB IV
Lampiran Bukti Usaha dan Izin Usaha
A. Bukti Usaha
B. Izin Usaha

Anda mungkin juga menyukai