Anda di halaman 1dari 7

Tugas 2.

Budidaya Ikan Air Payau

Perikananan merupakan semua kegiatan yang berkaitan dengan ikan, termasuk memproduksi
ikan, baik melalui penangkapan maupun budidaya atau mengolahnya untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Salah satu kegiatan tersebut adalah kegiatan usaha budidaya yang menjadi tiga bagian yaitu
usaha budidaya perairan laut, budidaya perairan payau dan budidaya perairan tawar. Daerah payau
merupakan daratan pantai dengan genangan-genangan air, campuran air asin dan air tawar, dengan
kadar garam antara 0,5 sampai 30 gram Berikut 5 spesies ikan air payau yang umum dibudidayakan di
Indonesia, antara lain :

1. Ikan Bandeng
a) Persiapan Kolam
Jika ingin budidaya ikan bandeng hal pertama yang perlu diperhatikan adalah pemilihan tempat
budidaya. Pemilihan tempat akan mempengaruhi keberhasilan dari budidaya ikan bandeng. Budidaya
ikan bandeng biasanya dilakukan di tambak karena lebih luas. Tambak yang akan digunakan sebagai
lokasi sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu hingga beberapa hari hingga bagian dasarnya retak.
b) Pemupukan Dasar Kolam
Saat lahan tambak retak-retak sebagian segera diberi pupuk agar menjaga kesuburan tanah.
Ikan bandeng mengkonsumsi lumut sehingga tanaman lumput yang ada dikolam akan tumbuh subur.
Pupuk yang digunakan harus bersifat organik.
c) Pengisian Air
Pengisian air tambak hingga tiga kali isi kemudian biarkan selama 2 minggu. Setelah 2 minggu
masukan benih kolam dengan plastiknya agar ikan bandeng dapat beradaptasi dan tidak stres. Apabila
sudah 2 jam buka plastik. Proses penebaran benih sebaiknya dilakukan saat pagi dan sore hari.
d) Pemberian Pakan
Setelah 2 minggu benih di tebar tidak perlu diberi makan karena benih ikan bandeng akan
memakan lumput yang ada di kolam. Setelah itu pemberian pakan dapat dilakukan dengan menaruh
karung goni yang dilubangi lemudian dimasikan ke dalam tambak ntuk memicu pertumbuhan lumut.
e) Pemanenan
Tindakan pemanenan ikan bandeng dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara selektif ataupun
panen total. Panen selektif yaitu dilakukan dengan membuang air tambak terlebih dahulu hingga
tersisa 70 %. Setelah itu dapat dilakukan penyisiran dengan menggunakan jaring. Ukuran ikan
bandeng dipisahkan sesuai kebutuhan konsumen. Sedangkan cara panen total dilakukan dengan
menguras air hingga 90 % dan tidak mempertimbangkan ukuran ikan yang dipanen.

Prospek : Budidaya ikan bandeng di Indonesia menunjukkan prospek yang baik, dimana pada tahun
2008 produksi bandeng mencapai 422.086 ton, lebih tinggi dari Filipina yang hanya 349.432 ton.
Kemudian produksi meningkat pada tahun 2012 yaitu sebesar 482.930 ton. Sehingga berdasarkan data
tersebut budidaya ikan bandeng sangat menguntungkan.

2. Ikan Kerapu
a) Pengolahan Lahan
Pengolahan tambak harus dilakukan sebelum benih di tebar. Pada tambak yang tanah dasar
tidak bisa kering sebiknya di hindari sebab sanggup menimbulkan masalah. Tanah dasar yang
sanggup dikeringkan menimbulkan banyak penimbunan zat-zat berbahaya bagi kerapu, apalagi kerapu
termasuk ikan yang sering berada di dasar perairan. Selain itu, pengolahan tanah dasar bertujuan
untuk mengurangi keberadaan mikroorganisme, membunuh bibit penyakit, dan menyuburkan media
budidaya.
b) Pengolahan Tanah
Pengolahan tambak yang biasa dilakukan ialah pembalikan dan pengeringan tanah. Tanah di
cangkul/di bajak hingga tanah kepingan atasnya terbalik menjadi di bawah. Pencangkulan tanah
dengan kedalaman sekitar 10-15 cm, kemudian di keringkan 3-4 hari, sesuai dengan kondisi lahannya.
Fungsi pembalikan tanah ialah untuk membantu suplai oksigen pada tanah sehingga kesuburan tanah
meningkat, membunuh mikroorganisme, dan menguapkan zat-zat beracun. Selanjutnya, tanah di buat
caren sedalam 20-40 cm dengan lebar 50-100 cm. Fungsinya untuk tempat berlindung ikan ketika
panas serta memudahkan pengaliran air dan panen.
c) Pemberantasan Hama
Biasanya banyak terdapat hama pengganggu yang muncul di tambak, contohnya ikan-ikan liar,
sumpil, ketam dan lumut. Hama tersebut harus di musnahkan biar tidak menjadi pengganggu atau
menjadi pesaing kerapu, pemberantasan hama sanggup memakai pestisida pabrik atau secara alami
menyerupai dengan saponin, rotenon, atau tembakau.
d) Pemupukan Kolam
Untuk menambahkan kesuburan perairan, perlu di lakukan pemupukan dengan pupuk sangkar
takaran 5.000-15.000 kg/ha. Selanjutnya, tambak di isi air dengan ketinggian 15 cm. Setelah di
diamkan selama 3-4 hari, air di tinggikan dan di pupuk anorganik TSP 100 kg/ha dan urea 150 kg/ha.
 menggemburkan tanah dasar atau media budidaya
 mendorong tumbuhnya plankton
 menjadi media tumbuh mikroorganisme
 menambah unsur hara/ esensil yang di butuhkan tanah
 menstabilkan suhu perairan
 menambah oksigen dalam tambak.
e) Pengisian Air Kolam
Pengisian air dilakukan sehabis tambak di beri pupuk organik. Biasanya air di masukkan hingga
ketinggian sekitar 80-120 cm, tergantung padat tebar dan besarnya benih yang di tebar.
f) Teknik Pembesaran
Dalam pembesaran, ada beberapa hal yang harus diperhatikan mulai dari penebaran benih,
tunjangan pakan, pemantau kesehatan, dan pengelolaan air.
g) Kualitas Benih
Kriterian benih kerapu yang baik di antaranya mempunyai badan yang utuh tanpa cacat. Tubuh
benih lurus tidak bengkok, kulit tubuhnya mulus tanpa luka yang mengambarkan adanya penyakit
atau mikroba yang menempel. Bila benih tersentuh akan menawarkan respon berupa gerakan gesit.
h) Penebaran Benih
Setelah kondisi tambak siap, penebaran benih sanggup dilakukan. Biasanya benih ditebar 3-7
hariu sehabis pemupukan organik. Waktu penebaran yang baik ialah ketika suhu tidak terlalu tinggi,
yaitu pada pagi hari ata sore hari. Penebaran di awali dengan aklimatisasi benih terlebih dahulu, yaitu
mengadaptasikan benih dengan tambak. Pertama, masukkan kantong benih ke dalam tambak,
kemudian biarkan terapung dipermukaan air sekitar 10-15 menit. Selanjutnya, kantong di buka secara
perlahan hingga air masuk ke dalamnya. Benih kerapu akan keluar sendiri dari plastik. Pada tebar
kerapu di tambak harusi diperhitungkan dengan matang. Jangan hingga penebarannya dengan
kepadatan tinggi sehingga membahayakan kehidupan ikan tersebut. Padat tebar benih kerapu di
tambak sebaiknya 3-4 ekor/m2.
i) Makanan Ikan Kerapu
Untuk kerapu yang merupakan karnivora, pakan yang kurang akan membuatnya menjadi
kanibal. Dengan demikian, pakan yang di berikan harus berkualitas dan kuantitasnya cukup. Pakan
yang di berikan untuk kerapu ada dua macam, yaitu pakan segar atau pakann pelet. Frekuensi
tunjangan pakan sebaiknya di sesuaikan dengan karakteristik kerapu. Pada waktu benih, sebaiknya
frekuensi tunjangan pakannya lebih banyak daripada kerapu dewasa mencapai 4-5 kali sehari,
sedangkan pada waktu remaja cukup 2 kali sehari. Porsi tunjangan pakan di sesuaikan dengan laju
pertumbuhan kerapu. Persentase tunjangan pakan di hitung dengan mengonversi bobot tubuhnya.
Sewaktu benih, pemberiannya lebih banyak daripada dewasa. Cara tunjangan pakan untuk kerapu
cukup dengan menebarkan pakan secara merata ke seluruh perairan. Sebagai catatan, air di tambak
sanggup di ganti setiap hari. Dengan menebarkan pakan secara merata tentunya akan menawarkan
kesempatan untuk kerapu memangsanya dan sanggup mengurangi tingkat kanibalisme.
j) Target produksi
Target produksi merupakan jumlah dan ukuran panen yang di inginkan. Target panen kerapu
biasanya minimal berada di angka 0,5 kg/ekor. Untuk kerapu macan, waktu yang di butuhkan untuk
memperoleh bobot tersebut sekitar 8 bulan pemeliharaan, sedangkan kerapu tikus membutuhkan
waktu 17 bulan semenjak gelondongan.
k) Pengelolaan Air
Pengelolaan air di sesuaikan dengan abjad ikan dan kondisi air tambak. Pada tambak yang
subur dan cukup hening menumbuhkan fitoplankton dan zooplankton. Nantinya, akan terbentuk rantai
kuliner di dalam tambak tersebut. Selain membentuk rantai makanan, plankton juga sanggup
berfungsi sebagai shelter dari penetrasi sinar matahari sehingga tidak eksklusif mengenai ikan.
Pergantian air untuk pembesaran sebaiknya sebanyak 3-10 % setiap harinya.

Prospek : Ikan Kerapu merupakan ikan laut yang hidup di terumbu karang dan memiliki harga jual
yang relatif tinggi yaitu mencapai US$ 20 (Rp 200.000,-) untuk setiap kilogramnya. Tingginya harga
jual tersebut menyebabkan eksploitasi sumberdaya kerapu yang tidak terkendali serta membahayakan
ekosistem perairan khususnya terumbu karang. Untuk menghindarkan terjadinya kepunahan terhadap
populasi ikan kerapu di alam, maka upaya mengalihkan usaha penangkapan ke usaha budidaya kerapu
di air payau merupakan langkah strategis yang perlu dilakukan.

3. Ikan Patin
a) Pemupukan
Pada kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin ditebarkan.
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami dan produktivitas kolam, yaitu
dengan cara merangsang pertumbuhan makanan alami sebanyak-banyaknya.Pupuk yang biasa
digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50-700 gram/m 2.
b) Pemberian Pakan
Faktor pemberia makanan. berpengaruh terhadap keberhasilan budi daya ikan patin adalah dari
aspek kandungan gizinya, jumlah dan frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2
kali sehari (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat
badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat
badan ikan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil
dari ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah Pelet dan bisa ditambahkan makanan
alami lainnya seperti kerang, keong emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami
yang diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga menghemat biaya
pemeliharaan.
c) Penanganan Hama Dan Penyakit
Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada
pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain
lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau
dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika
ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-
infeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-
infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan
organisme patogen.
d) Pemanenan Ikan Patin
Pemanenan perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan tidak mengalami
kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala apung akan
mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan ikan dimulai dibagian hilir
kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok
pada bagian hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan air yang
segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan Patin dalam bentuk segar dan hidup
lebih diminati oleh konsumen, karena itu diusahakann menjual dalam bentuk ini. Harga Ikan Patin Per
kilogram kurang lebih Rp 15.000.

Prospek : Indonesia bisa menjadi negara penghasil patin terbesar. Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) sudah memilih ikan Patin menjadi salah satu komoditas utama dalam program
industrialisasi perikanan budidaya. Untuk itu, komoditas ini akan terus dipacu peningkatan
produksinya dari tahun ke tahun. Indonesia mempunyai potensi lahan budidaya Patin lebih beragam
dan mudah untuk dieksplorasi.

4. Ikan Bawal
a) Persiapan Kolam untuk budidaya ikan Bawal
Persiapan kolam ikan bawal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan makanan alami dalam
jumlah yang cukup. Setelah dasar kolam benar-benar kering, dasar kolam perlu dikapur dengan kapur
tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg/100 meter persegi. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah,
juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan.
Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar
diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang
25 – 50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang
sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan. Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi
air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit
sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan
ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru bibit ikan ditebar (biasanya 7~10 hari setelah
pemupukan).
b) Pemilihan dan penebaran benih ikan bawal
Hanya dengan benih yang baik, ikan bawal akan hidup dan tumbuh dengan baik. Penebaran
benih Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi
stres saat berada dalam kolam. Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih
tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya
air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam
kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam
kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar dalam kolam ikan secara perlahan-lahan.
c) Kualitas Pakan Dan Cara Pemberian Ikan Bawal
Hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang kita
inginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang seimbang baik protein,
karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka
makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % berat
badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara
langsung.
d) Panen Hasil Ikan Bawal
Panen hasil usaha pembesaran dapat dilakukan setelah ikan bawal dipelihara 4-6 bulan, waktu
tersebut ikan telah mencapai ukuran kurang lebih 500 gram/ekor, dengan kepadatan 4 ekor/m2.
Biasanya alat yang digunakan berupa waring bemata lebar. Ikan hasil pemanenan sebaiknya
penampungannya dilakukan ditempat yang luas (tidak sempit) dan keadaan airnya selalu mengalir.

Prospek : Tingginya permintaan pasar akan ikan bawal masih belum terpenuhi karena kurangnya
jumlah pasokan ikan bawal yang rendah. Hal ini dapat dijadikan peluang bisnis bagi pembudidaya,
dapat dijadikan sebagai ikan hias, ikan konsumsidan ikan pemancingan. Ikan bawal juga memiliki
beberapa kelebihan yaitu pertumbuhannya yang cepat, sangat toleran terhadap perubahan lingkungan
dan tahan terhadap serangan penyakit.

5. Ikan Kakap
a) Pemilihan habitat dan lokasi pemeliharan
Kakap memiliki toleransi terhadap salinitas yang cukup tinggi. Kakap dapat dipelihara di segala
tipe air termasuk air payau. Tempat pemeliharan kakap dapat dilakukan di tambak, kolam, bahkan di
pinggir pantai.Dalam budi daya ikan kakap yang perlu diperhatikan adalah kualitas air juga amat
penting dalam pemeliharaan. Kakap merupakan ikan tropis. Oleh karena itu, pastikan bahwa suhu
kolam berkisar antar 27–32 derajat Celcius. Pastikan juga bahwa kolam tidak terlalu keruh. Jika Anda
memilih untuk memelihara kakap di tambak pinggir laut, pastikan bahwa arus air tidak terlalu deras
karena dapat merusak tambak.
b) Pemberian pakan
Pemberian pakan dapat dilakukan dengan memberikan ikan rucah atau ikan teri. Kakap juga
akan memakan makhluk kecil seperti plankton, cumi-cumi, udang, dan ikan kecil lainnya. Kakap
memiliki ketahanan dalam mencerna protein dalam jumlah besar jika dibandingkan dengan ikan
lainnya. Jangan pernah memberikan makanan yang memiliki kandungan karbohidrat ataupun serat
karena hal itu dapat memengaruhi pencernaan ikan. Ikan kakap juga dapat diberi makan pelet.
Meskipun ikan yang diberi makan secara alami cenderung lebih nikmat dagingnya daripada ikan yang
mengonsumsi pelet.
c) Reproduksi kakap
Pada umumnya, kakap merupakan ikan hermafrodit yang mampu mengubah jenis kelaminnya
berdasarkan beberapa faktor variabilitas. Pada awal pertumbuhannya, kakap yang telah berumur
sekitar 1–2 tahun cenderung akan menumbuhkan testikel sehingga berkelamin jantan. Namun, ikan
akan berubah menjadi betina ketika mencapai umur 5–6 tahun. Masa reproduksi biasanya akan terjadi
di kala musim penghujan. Pada masa pemijahan kita akan dapat membedakan mana ikan yang jantan
dan betina berdasarkan ukuran. Ikan jantan biasanya akan terlihat lebih kecil dan ramping daripada
yang betina. Setelah matang gonad, ikan kakap akan dapat dibuahi dan menghasilkan telur dan bibit-
bibit baru.
d) Cara panen kakap
Pada saat proses pemanenan, alat yang dibutuhkan adalah jala ataupun serokan. Jangan
menggunakan alat panen yang mampu melukai ikan atau merusak lingkungan seperti bom ikan atau
obat kimia. Teknik yang berbahaya akan merusak hasil panen. Teknik panen sendiri ada dua, yaitu
panen selektif dan panen total. Panen selekif hanya memanen sebagian ikan, sedangkan panen total
berarti memanen seluruh hasil ikan. Setelah memelihara kurang lebih satu tahun, ikan yang sudah
mencapai berat sekitar 500–1.000 gram sudah dapat dipanen. Apabila ada ikan yang melebehi 1 kg,
akan lebih baik jika ikan tersebut dijadikan ikan induk.

Prospek : Ikan kakap merupakan jenis ikan tropis yang sangat cocok dengan Indonesia. Ikan ini
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, baik sebagai ikan hias ukuran 5-10 cm maupun ikan
konsumsi dengan bobot lebih dari 500 gram sehingga sangat mengguntungkan untuk dibudidayakan.

Anda mungkin juga menyukai